ABSTRACT
This paper was discussing about ISO 22000. ISO 22000 is an international standard that
defines the requirements of a food safety management system covering all organizations in the
food chain from “farm to table”. The standard combines generally recognized key elements to
ensure food safety along the food chain, including: interactive communication, system
management, control of food safety hazards through pre-requisite programmes and HACCP
plans, continual improvement and updating of the food safety management system. ISO
22000:2005 is also for companies seeking to integrate their quality management system, for
example ISO 9001:2000 and British Retail Consortium (BRC).
Keywords: ISO 22000, HACCP, ISO 9001:2000, British Retail Consortium
Korespondensi :
Wawan Kurniawan
E-mail : wawankurniawan@yahoo.com
Pada Gambar 1 dan Gambar 2 terlihat l. GMP standard for Corrugated &
bahwa sepanjang rantai proses dari farm to Solid Board
table memerlukan manajemen yang baik. m. AG 9000
Manajemen penanganan sepanjang rantai n. Friesland Coberco FSS
tersebut sebagai berikut (Thaher, 2005) : o. SQF
1. GAP (Good Agriculture Practices) p. GMP
pada usaha pertanian q. GTPz
2. GHP (Good Handling Practices) pada r. GMO
kegiatan pascapanen. s. GFSI Guide
3. GMP (Good Manufacturing Practices) t. Irish HACCP
pada kegiatan manufaktur u. ZTFGV
4. GDP (Good Distribution Practices) v. ISO 14001
pada kegiatan distribusi w. BRC
5. GRP (Good Retailing Practices) pada x. ISO 9001
pengeceran barang Harmonisasi dengan sistem-sistem
6. GCP (Good Catering Practices) tersebut diartikan sebagai adanya
sebagai petunjuk bagi konsumen kesamaannya dengan prinsip ISO 22000,
contohnya sistem Nestle NQS adalah sistem
standar keamanan pangan untuk industri
3. HARMONISASI ANTARA IS0 22000 Nestle sendiri yang beberapa negara
DAN SISTEM MANAJEMEN mengakuinya sehingga bagi Nestle sendiri
LAINNYA penerapan ISO 22000 akan mudah karena
Færgemand dan Anne-Marie prinsipnya keamanan pangannya hampir
Crowley (2005) mengemukakan ISO 22000 sama. Sedangkan untuk ISO 14000
dapat diharmonisasikan dengan sistem harmonisasi dapat diterapkan terutama
manajemen lainnya seperti: misalnya pada sistem penelusuran
a. Nestlé NQS (traceability) terhadap proses produksi
b. McDonalds system produk pangan yang tidak boleh mencemari
c. FAMI-QS atau merusak lingkungan.
d. Eurepgap
Untuk kaum muslim sistem yang
e. DS 3027
dianut adalah sistem halal. Salah contoh
f. Kraft food system
dari sistem ini adalah apakah misalnya
g. Aldi system
dalam penyembelihan ternak berdasarkan
h. M&S system
kaidah Islami. Perhatian terhadap sistem
i. DS 3027
halal ini tidak hanya di Indonesia tetapi
j. EFSIS
juga di negara-negara Arab dan negara-
k. Waiterose system
negara yang penduduk Muslimnya banyak.
Sementara Yahudi Kosher Dietary Laws
merupakan
sistem keamanan pangan untuk kaum on Microbiological Criteria for Food
Yahudi. (NACMCF). Di Indonesia penerapan sistem
(www.yanoconsulting.com/files/STLE.ppt) HACCP menggunakan standar SNI 01-
Berikut ini akan diberikan contoh 4852-1998 (Thaheer, 2005)
perbandingan antara sistem manajemen ISO Inti dari sistem HACCP sendiri
22000 dengan ISO 9001 dan British Retail pada prinsipnya adalah:
Consortium (BRC).
1. Pengukuran pencegahan
(preventive measure)
4. PERBANDINGAN ISO 22000 2. Pengawasan proses (in
DENGAN ISO 9001, HACCP DAN process inspection)
BRITISH RETAIL CONSORTIUM 3. Pengawasan dan pengendalian produk
(BRC) Terdapat beberapa hal penting yang
1 1. Sistem Manajemen ISO 9001 menjadi dasar dalam pengaplikasian suatu
sistem HACCP, yaitu:
ISO 9001 adalah standar
internasional untuk sistem manajemen a. Prinsip Dasar dalam HACCP
kualitas, Standar ini dapat diaplikasikan Prinsip HACCP harus distandarisasi
oleh tiap industri yang menghasilkan sehingga dapat memudahkan dalam
produk maupun jasa, dan tidak hanya pengaplikasiannya oleh industri pangan dan
berlaku bagi industri pangan. Tujuan utama juga memudahkan pemantauan penerapan
sistem ISO 9001 adalah memenuhi HACCP oleh instansi yang berwenang
kepuasan konsumen. Standar ini meliputi: termasuk pihak industri itu sendiri.
1. Cakupan Secara umum terdapat tujuh prinsip
2. Referensi normatif dasar yang dikembangkan dalam HACCP.
3. Definisi-definisi Ketujuh prinsip dasar tersebut menurut
4. Persyaratan sistem kualitas Fardiaz (1996), meliputi :
5. Komitmen manajemen Prinsip 1 : Analisis bahaya/penetapan
6. Manajemen sumber bahaya (bahan/kondisi bahaya)
7. Realisasi produk dan resiko penetapan bahaya,
8. Pengukuran, analisis dan serta risiko yang berhubungan
pengembangan. dengan bahan pangan mulai
Sistem HACCP dapat diterapkan dari pemeliharaan,
bersamaan dengan ISO 9001 karena penanganan, pemilihan bahan
keamanan produk adalah salah satu kriteria baku dan bahan tambahan,
produk yang harus dipenuhi produsen penyimpanan bahan,
pangan. pengolahan. distribusi, dan
konsumsi
1.2. Sistem HACCP Prinsip 2 : Menetapkan titik kendali kritis
Sistem HACCP pertama kali (CCP/ Critical Control Point),
dikembangkan pada tahun 1960 oleh yang diperlukan untuk
Pillsburry Co., yang dirancang sebagai mengendalikan bahaya yang
usaha untuk memasok bahan makanan bagi telah diidentifikasi.
program ruang angkasa AS. Selanjutnya Prinsip 3 : Menetapkan batas kritis
konsep HACCP mengalami berbagai (Critical Limit), yang harus
perkembangan yang dimulai tahun 1971 dipenuhi untuk setiap CCP
atas rekomendasi National Academy of yang telah ditetapkan.
Science (US NASA). Sistem HACCP telah Prinsip 4 : Menetapkan prosedur
disahkan secara meluas ke seluruh dunia pemantauan untuk setiap CCP
oleh berbagai organisasi dunia. Sampai saat dan batas kritis, termasuk
ini terdapat beberapa standar untuk sistem pengamatan, pengukuran dan
HACCP, diantaranya standar yang pencatatan.
dikeluarkan oleh Codex Alimentaris Prinsip 5 : Menentukan tindakan koreksi
Commision (CAC) dan National yang harus dilakukan jika
Committee
terjadi penyimpangan terhadap Berikut diberikan contoh sangat
CCP dan batas kritis dari hasil sederhana pada penerapan HACCP pada
pemantauan. pembuatan telor mata sapi di suatu warung
Prinsip 6 : Menetapkan prosedur makan. Proses ini terdiri dari:
penyusunan sistem pencatatan
yang efektif sebagai 1) Memecahkan telur
dokumentasi dari rancangan 2) Memasukkan ke penggorengan
HACCP. 3) Diangkat dari penggorengan
Prinsip 7 : Menetapkan prosedur dimasukkan ke dalam kantong plastik.
verifikasi untuk menyakinkan, Dalam contoh ini prinsip HACCP
bahwa sistem HACCP sudah memperhatikan apakah telurnya misalnya
dilakukan secara efektif. terdapat bekas kotoran, dalam proses
b. Langkah-langkah dalam penggorengannya apakah penggorengannya
Perencanaan dan Penerapan HACCP higienis atau tergores (mengelupas)
Terdapat beberapa langkah yang sehingga dapat mengkontaminasi ke telur,
umumnya dilakukan dalam Perencanaan berapa kali minyak goreng dipakai, dan jika
dan Penerapan HACCP pada industri. dimasukkan ke dalam plastik pada waktu
Menurut Fardiaz (1996), aplikasi sistem masih panas dari penggorengan dapat
HACCP terdiri dari tahapan-tahapan mengakibatkan kontaminasi dari platik
sebagai berikut: tersebut serta apakah ada rambut si petugas
warung yang masuk ke dalam telur tersebut.
1) Menyusun tim HACCP, dalam tim ini
biasanya terdiri dari multidisiplin, Kalau dari contoh sederhana di atas
seperti bidang teknik, produksi, saja sudah ada beberapa faktor yang
jaminan mutu, dan lain-lain. menentukan kualitas pangan layak atau
2) Membuat keterangan mengenal produk tidak dikonsumsi. Bisa dibayangkan tentu
makanan (deskripsi produk), termasuk akan jauh lebih banyak lagi faktor penentu
cara formulasi, cara penyimpanan, dan kualitas pangan dalam suatu industri
lain-lain. pangan yang besar.
3) Identifikasi mengenai cara
penggunaan/konsumsi clan 1.3. British Retail Consortium (BRC)
konsumennya termasuk jenis
konsumen, seperti orang tua, orang Menurut UU Keamanan Pangan
sakit, anak-anak, bayi dan lain-lain. Inggris tahun 1990, pedagang atau
4) Menyusun diagram alir mengenai proses distributor seperti halnya semua pihak yang
5) Verifikasi diagram alir terlibat dalam rantai pasokan pangan,
memiliki hak untuk melakukan pencegahan
Sedangkan prinsip-prinsip sebagai yang tepat atas kesalahan dalam
berikut: Prinsip 1 : Analisis bahaya pengembangan, produksi, distribusi,
Prinsip 2 : Identifikasi CCP/titik kendali promosi dan penjualan produk pangan ke
kritis setiap proses konsumen. BRC adalah suatu organisasi
Prinsip 3 : Menetapkan batas kritis untuk perdagangan Inggris yang didirikan atas
setiap CCP prakarsa beberapa pemilik perusahaan
Prinsip 4 : Menetapkan cara pemantauan supermarket atau swalayan di Inggris, yaitu
CCP Tesco, Mark & Spencer dan Sainsbury’s.
Prinsip 5 : Menetapkan tindakan koreksi Tidak semua memiliki supermarket atau
jika terjadi penyimpangan dari swalayan menjadi standar BRC sebagai
batas kritis. persyaratan dagang. Organisasi ini
Prinsip 6 : Menetapkan prosedur menetapkan berbagai persyaratan bagi
pencatatan yang efektif yang produsen atau pemasok produk pangan
dijadikan sebagai dokumen yang ingin menjual produknya di
sistem HACCP. supermarket Inggris (BRC, 2006) dalam
Prinsip 7 : Menyusun prosedur verifikasi Friana (2006).
untuk membuktikan bahwa Persyaratan harus dipenuhi oleh
sistem HACCP telah berjalan produsen dalam negeri, produsen luar
dengan benar. negeri atau eksportir. Meskipun standar
BRC
bukanlah peraturan yang dibuat oleh pangan ekspor (BRC, 2001) dalam Friana
pemerintah Inggris, sertifikat standar BRC (2006).
tetap menjadi salah satu persyaratan
kelengkapan izin resmi pengiriman produk Perbandingan antara ISO 22000, BRC, dan
ISO 9001 dapat dilihat pada tabel 2.