Anda di halaman 1dari 14

FOOD SAFETY MANAGEMENT SYSTEM

ISO 22000

RINGKASAN
ISO atau Organisasi Standar Internasional dapat didefinisikan sebagai suatu asosiasi
global yang terdiri dari badan-badan standar internasional yang beranggotakan tidak kurang
dari 140 negara. ISO merupakan suatu organisasi di luar pemerintahan (Non-Government
Organization/NGO).
Tujuan dari ISO 22000:2005 adalah untuk menyediakan satu standar yang dikenal
secara internasional untuk sistem manajemen keselamatan pangan yang dapat diterapkan
dalam produk pangan. Didalamnya berisi standard / elemen yang memungkinkan suatu
organisasi / industri dalam melakukan perbaikan yang bersifat kontinyu (continual
improvement) sekaligus menjamin keamanan produknya untuk dikonsumsi.

LATAR BELAKANG
ISO 22000 merupakan Standar Internasional dalam manajemen keamanan pangan.
Konsekuensi dari makanan yang tidak aman dapat menjadi serius, standar manajemen
keamanan pangan (ISO) dapat membantu organisasi mengidentifikasi dan bahaya keamanan
kontrol makanan. Karena banyak produk makanan yang berulang kali melintasi batas lintas
nasional, sehingga Standar Internasional diperlukan untuk menjamin keamanan rantai
pasokan pangan global. Selain itu, Perusahaan makanan atau minuman dituntut untuk
memperhatikan

aspek

kesehatan

dan

keselamatan

pelanggannya,

sehingga

harus

meningkatkan pengendalian control internalnya terutama dalam proses produksi. Sistem


penjaminan mutu yang paling mapan dan paling banyak digunakan di seluruh lembagalembaga di dunia adalah system penjaminan mutu International Organization for
Standarization (ISO).

RUMUSAN MASALAH
A. Apa definisi dari ISO 22000
B. Apa tujuan dan manfaat dari ISO 22000
C. Apa saja turunan dari ISO 22000
D. Bagaimana cara mendapatkan sertifikasi ISO 22000

PEMBAHASAN
A.

Pengertian ISO
Sistem penjaminan mutu yang paling mapan dan paling banyak digunakan di seluruh

lembaga-lembaga di dunia adalah system penjaminan mutu International Organization for


Standarization (ISO). Istilah ISO diambil dari bahasa Yunani isos yang berarti sama, atau
standar. Oleh karenanya ISO digunakan sebagai standar mutu yang dikeluarkan oleh
International Organization for Standardization atau Badan Standar Internasional. ISO yang
berdiri pada 1947 bersifat organisasi non pemerintah yang berpusat di Jenewa, Swiss
(Arvanitoyannis, 2009) .
ISO atau Organisasi Standar Internasional dapat didefinisikan sebagai suatu asosiasi
global yang terdiri dari badan-badan standar internasional yang beranggotakan tidak kurang
dari 140 negara. ISO merupakan suatu organisasi di luar pemerintahan (Non-Government
Organization/NGO) yang berdiri sejak tahun 1947. Misi dari ISO adalah untuk mendukung
pengembangan standardisasi dan kegiatan-kegiatan terkait lainnya dengan harapan untuk
membantu perdagangan internasional, dan juga untuk membantu pengembangan kerjasama
secara global di bidang ilmu pengetahuan, teknologi dan kegiatan ekonomi. Kegiatan pokok
ISO

adalah

menghasilkan

kesepakatan-kesepakatan

internasional

yang

kemudian

dipublikasikan sebagai standar internasional (Arvanitoyannis, 2009) .

Jenis-Jenis ISO
Berdasarkan sejarah perkembangan ISO, awalnya ISO terbentuk guna menjamin
kualitas mutu dari suatu produk yang dihasilkan oleh suatu perusahaan atau menjamin jasa
yang di berikan. Namun seiring perkembangan zaman dan semakin luasnya berbagai hal yang
berkaitan dengan wilayah yang harus distandarisasi, maka semakin banyak pula jenis-jenis
standar baru yang ada dan diimplementasikan pada berbagai negara. Standar-standar ISO
yang berkaitan dengan berbagai bidang tersebut tampak pada table berikut : (Arvanitoyannis,
2009) .

B.

Tujuan dan Manfaat ISO 22000 (Food Safety Management System)


Perusahaan makanan atau minuman dituntut untuk memperhatikan aspek kesehatan

dan keselamatan pelanggannya, sehingga harus meningkatkan pengendalian control


internalnya terutama dalam proses produksi. Pada bulan September tahun 2005 Organisasi
Internasional untuk Standarisasi menerbitkan Standar ISO 22000 : 2005. Tujuannya adalah
untuk harmonisasi persyaratan system keamanan pangan secara global, sehingga aplikasinya
dapat dilakukan di semua organisasi dalam rantai makanan. Standar ini juga mensyaratkan
pemenuhan persyaratan konsumen serta peraturan dan perundang-undangan.
Secara konsep ISO 22000 berisi persyaratan bagi Sistem Manajemen Keamanan Pangan
yang dibangun berdasarkan empat elemen kunci, yaitu : (Arvanitoyannis, 2009) .

Komunikasi Interaktif

Manajemen Sistem

Prerequisite Program (PRP)

Prinsip HACCP

ISO 22000 merupakan standar yang dikeluarkan oleh Organisasi Standar


Internasional, yang berkaitan dengan masalah food safety. Standar ini ditujukan kepada
organisasi-organisasi yang berada dalam rantai makanan, supaya terdapat standar
internasional yang harmonis. Manfaat yang didapat dari ISO 22000 adalah : (Arvanitoyannis,
2009) .

Meningkatkan proses internal secara berkesinambungan yang dibutuhkan untuk


menyediakan makanan yang aman secara konsisten

Memberikan suatu kepercayaan diri pada organisasi dan manajemen bahwa praktik
dan prosedur yang dilakukan sudah berjalan dengan baik dan efektif.

Memberikan kepercayaan bagi pelanggan juga stakeholder yang lain bahwa


organisasi memberikan produk makanan yang aman, dan mengontrol bahaya dan
risiko yang timbul dari produk makanan tersebut

Melakukan peningkatan kinerja secara berkesinambungan, dimana system manajemen


food safety ini selalu dikaji dan update, sehingga seluruh aktivitas yang terkait dengan
nyaber jalan secara optimal dan efektif

Menjamin kontrol yang cukup di seluruh tahapan supply chain demi menghindari
bahaya dalam food safety

Meningkatkan kualitas sumber daya manusia, karena memperoleh training mengenai


standar-standar yang diterapkan dalam ISO 22000

Menjalin hubungan yang baik dengan pelanggan, supplier, hingga regulator

Keuntungan penerapan ISO 22000 bagi perdagangan internasional antara lain: (Kurniawan,
2011)
1. Semua organisasi yang telah memenuhi ISO 22000 memiliki kesempatan yang sama untuk
bersaing satu sama lain di kancah perdagangan bebas maupun perdagangan regional.
2. Adanya standar nasional maupun regional yang beragam dapat menciptakan batasan teknis
terhadap perdagangan, meskipun selalu ada persetujuan politik untuk menangani kuota
import.
3. Standar internasinal memiliki arti teknis yang penting dimana pesetujuan perdagangan
politis dapat diperkirakan

Keuntungan penerapan ISO 22000 bagi organisis antara lain: (Kelana, 2009)
1. Terjalinnya komunikasi yang terarah dan terorganisasi antar mitra bisnis.
2. Pengoptimasian sumberdaya baik internal maupun sepanjang rantai pangan.
3. Sistem pendokumentasian yang lebih baik.
4. Perencanaan proses lebih baik dan mampu mengurangi verifikasi pasca proses.
5. Pengendalian yang dinamis dan efisien terhadap bahaya keamanan pangan.
6. Semua ukuran pengendalian diterapkan ke analisis bahaya.
7. Manajemen yang sistematis dari program-program prasyarat (Prerequisite programmes).
8. Memiliki dasar yang sah untuk pengambilan keputusan.
9. Pengendalian terfokus kepada apa yang diperlukan sehingga mampu menyimpan
sumberdaya dengan mengurangi biaya lebih dari system audit.

Tujuan dari ISO 22000:2005 adalah untuk menyediakan satu standar yang dikenal
secara internasional untuk sistem manajemen keselamatan pangan yang dapat diterapkan
dalam produk pangan. Didalamnya berisi standard / elemen yang memungkinkan suatu
organisasi / industri dalam melakukan perbaikan yang bersifat kontinyu (continual
improvement) sekaligus menjamin keamanan produknya untuk dikonsumsi. Adapun
keuntungan dari penerapan ISO 22000:2005 adalah sebagai berikut:
1. Menjamin keamanan produk yang dihasilkan industri

2. Meningkatkan kepercayaan dan kepuasan pelanggan


3. Meningkatkan produktivitas dan efisiensi organisasi
4. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia
5. Menjamin sistem perbaikan yang berkesinambung
6. Sebagai media untuk pengambilan keputusan yang faktual
7. Meningkatkan hubungan saling menguntungkan dengan pemasok

C.

Turunan ISO 22000


Turunan ISO 22000 berisi sejumlah standar masing-masing dan berfokus pada aspek

yang berbeda dari manajemen keamanan pangan.


a. ISO 22000: 2005 menetapkan persyaratan untuk sistem manajemen keamanan pangan
dimana sebuah organisasi dalam kebutuhan rantai makanan untuk menunjukkan
kemampuannya

mengendalikan bahaya keamanan pangan dalam rangka untuk

memastikan makanan yang aman pada saat dikonsumsi manusia. Hal ini berlaku
untuk semua organisasi, terlepas dari ukuran, yang terlibat dalam setiap aspek dari
rantai makanan dan ingin menerapkan sistem yang secara konsisten menyediakan
produk yang aman. Sarana memenuhi persyaratan ISO 22000: 2005 dapat dicapai
melalui penggunaan sumber daya internal dan / atau eksternal.
ISO 22000: 2005 menetapkan persyaratan yang memungkinkan suatu organisasi :
-

Untuk

merencanakan,

melaksanakan,

mengoperasikan,

memelihara

dan

memperbaharui sistem manajemen keamanan pangan yang bertujuan untuk


menyediakan produk yang, menurut tujuan penggunaannya, aman bagi
konsumen,
- Untuk menunjukkan kepatuhan dengan persyaratan keamanan pangan hukum dan
peraturan yang berlaku,
- Untuk mengevaluasi dan menilai kebutuhan konusumen dan mendemonstrasikan
kesesuaian dengan persyaratan konsumen yang telah disetujui bersama yang
berhubungan dengan keamanan pangan, dalam rangka meningkatkan kepuasan
konsumen,
- Untuk berkomunikasi secara efektif mengenai isu keamanan pangan kepada
pemasok, konsumen dan pihak yang berkepentingan terkait dalam rantai makanan,
- Untuk memastikan bahwa organisasi sesuai dengan kebijakan keamanan pangan
yang disebutkan,

- Untuk mendemonstrasikan kesesuaian kepada pihak yang berkepentingan yang


relevan
- Untuk mendapatkan sertifikat atau registrasi sistem manajemen keamanan pangan
oleh organisasi eksternal, atau membuat penilaian diri atau self-deklarasi
kesesuaian dengan ISO 22000: 2005.
b. ISO 22005: 2007 memberikan prinsip-prinsip dan menetapkan persyaratan dasar
untuk desain dan implementasi pakan dan makanan sistem traceability. Hal ini dapat
diterapkan oleh organisasi yang beroperasi pada setiap langkah dalam rantai pakan
dan makanan. Hal ini dimaksudkan untuk menjadi cukup fleksibel yang
memungkinkan organisasi pakan dan organisasi makanan mencapai tujuan
teridentifikasikan.
Sistem traceability adalah alat teknis untuk membantu organisasi agar sesuai dengan
tujuan yang ditetapkan, dan berlaku bila diperlukan untuk menentukan sejarah atau
lokasi produk atau komponen yang relevan.
c. ISO / TS 22002-1: 2009 menetapkan persyaratan untuk penetapan, penerapan dan
pemeliharaan program prasyarat (PRP) untuk membantu dalam mengendalikan
bahaya keamanan pangan.
ISO / TS 22002-1: 2009 ini berlaku untuk semua organisasi, terlepas dari ukuran atau
kompleksitas yang terlibat dalam langkah pembuatan rantai makanan dan ingin
menerapkan PRP sedemikian rupa untuk memenuhi persyaratan yang ditentukan
dalam ISO 22000: 2005, Pasal 7.
ISO / TS 22002-1: 2009 tidak dirancang atau dimaksudkan untuk digunakan di bagian
lain dari rantai suplai makanan.
Operasi manufaktur makanan yang beragam di alam dan tidak semua dari persyaratan
yang ditentukan dalam ISO / TS 22002-1: 2009 berlaku untuk sebuah pendirian
individu atau proses tersebut.
d. ISO / TS 22002-3: 2011 menetapkan persyaratan dan pedoman untuk desain,
implementasi, dan dokumentasi dari program prasyarat (PRPs) yang menjaga
lingkungan higienis dan membantu dalam mengendalikan bahaya keamanan pangan
dalam rantai makanan.
ISO / TS 22002-3: 2011 ini berlaku untuk semua organisasi (termasuk pertanian
individu atau kelompok peternakan), terlepas dari ukuran atau kompleksitas yang
terlibat dalam langkah-langkah pertanian dari rantai makanan dan ingin menerapkan
PRPs sesuai dengan ISO 22000: 2005, 7.2. Jika sebuah organisasi menggunakan ISO /

TS 22002-3: 2011 sebagai acuan untuk mendeklarasikan kesesuaian dengan atau


mencari sertifikasi ISO 22000: 2005, penyimpangan darinya (yaitu di mana
pengecualian yang dibuat atau tindakan alternatif diimplementasikan ) harus
dibenarkan dan didokumentasikan. Diharapkan penyimpangan tersebut tidak akan
mempengaruhi kemampuan organisasi untuk memenuhi persyaratan dari ISO 22000.
e. ISO / TS 22003: 2007 mendefinisikan aturan-aturan yang berlaku untuk audit dan
sertifikasi sistem manajemen keamanan pangan (FSMS) sesuai dengan persyaratan
yang diberikan dalam ISO 22000: 2005 (atau set lain persyaratan FSMS khusus), dan
memberikan informasi yang diperlukan dan kepercayaan kepada konsumen tentang
sertifikasi cara pemasok mereka yang telah diberikan.
Sertifikasi FSMS tidak membuktikan keamanan atau kesesuaian produk dari suatu
organisasi dalam rantai makanan. Namun, ISO 22000: 2005 mensyaratkan organisasi
untuk memenuhi semua keamanan makanan terkait persyaratan hukum dan peraturan
yang berlaku melalui sistem manajemen

D.

Cara Mendapatkan Sertifikasi ISO 22000

Requirements for applying ISO 22000


Dikutip dari: ISO/TS 22004:2005 dan ISO/TS 22004:2014

Klausa 4: Food safety managements system


ISO 22000 menggunakan kompetensi eksternal diluar dari apa yang ISO butuhkan untuk
memastikan bahwa program yang ada dikembangkan dan diimplementasikan, dipantau, terus
diperbaiki dan diperbaharui untuk bias mematuhi ISO 22000. ISO 22000 juga membolehkan
organisasi apapun, secara spesifik organisasi kecil atau kurang berkembang untuk
mengimplementasikan kombinasi pre-requisite programme (s) (PRPs) secara eksternal dan
dikembangkan. Selain PRP(s) yang perlu diimplementasikan adalah HACCP.

Dokumen
Dokumen yang diperlukan untuk FSMS adalah: meeting statutory, criteria regulasi untuk
konsumen. Pada beberapa situasi, dokumentasi elektronik juga diperlukan. Dokumen yang
dibutuhkan akan berbeda untuk tiap-tiap organisasi, bergantung terhadap seberapa besar dan
kompleks aktivitas serta kompetensi personal organisasi tersebut, PRP(s)dan HACCP juga
mempengaruhi hal ini. Semua prosedur yang dilakukan harus didokumentasikan,
implementasikan dan dikaji serta ditinjau ulang oleh organisasi yang bersangkutan, termasuk

juga spesifikasi produk, HACCP, PRP(s) dan prosedur operasilainnya, juga termasuk kontrak
dengan organisasi lainnya. Dokumen harus ada dan valid saat dibutuhkan (dengan format
diatas kertas, elektronik atau foto).

Klausa 5: Managements responsibility

Management commitment
Organisasi yang ada menyediakan bukti komitmen management terhadap FSMS yang
termasuk inisiatif kewaspadaan dan kepemimpinan yang dihubungkan dengan pengembangan
dan implementasi system.

Food safety policy


Ini adalah basis dari semua FSMS. Objektif yang ada diukur dengan identifikasi dan
implementasi dari aktifitas untuk mengembangkan lebih lanjut aspek yang ada. Objektif yang
diberikan hari spesifik, dapat diukur, dapatdicapai, relevan dan tertata secara waktu.

Food safety team leader


Pusat dari FSMS yang dilakukan dan harus lah seorang anggota dari organisasi yang
bersangkutan dan harus memahami food safety issues. Tanggungjawab food safety leader
tidak boleh kontradiktif antara tanggungjawab kepada organisasi dengan food safety.
Tanggung jawab yang dimaksud adalah untuk berhadapan dan memberikan public
information terhadap anggota-anggotaataupelakueksternalpadamasalah yang menyangkut
FSMS. Direkomendasikan food safety leader memiliki pengetahuan umum tentang
management hygiene dan prinsip aplikasi HACCP.

Komunikasi
Komunikasi yang terjadi secara internal atau external dan sebagai bagian dari FSMS.
Komunikasi eksternal bertujuan untuk menukar informasi dengan harapan jika ada bahaya
terjadi dapat teratasi dengan satu perlakuan melalui skema food chain yang diaplikasikan.
Komunikasi ini juga adalah metode untuk suatu organisasi dan organisasi eksternal yang
bersangkutan bersedia, yang dibuktikan dengan kontrakatau bentuk lainnya terhadap
persyaratan food safety dan kapabilitas dari pihak yang bersetuju untuk melakukan hal
tersebut. Channel untuk komunikasi yang ada dilengkapi dengan statutory serta peraturan dan

organisasi lainnya harus menjalankan dasar untuk penerimaan public pada lever food safety
agar menjamin kepercayaan organisasi yang ada. Training personalia juga dibutuhkan.
Sistem komunikasi internal dari organisasi harus mempunyai data yang cukup, relevan dan
bias diakses oleh semua personalia yang terlibat dalam banyak prosedur serta operasi yang
dilakukan. Food safety team leader mempunyai peran besar pada area ini menyangkut FSMS.
Komunikasi terhadap personalia di dalam organisasi harus dilakukan secara jelas dan tepat
waktu pada saat pengembangan dan peluncuran produk baru, dan juga saat perubahan yang
disengaja menyangkut bahan baku serta bahan lain yang lalu system produksi dan proses
serta criteria konsumen. Secara spesifik, perhatian harus diberikan terhadap perbuhana
statutory komunikasi dan kebutuhan regulasinya, bahaya baru atau re-emerging dan metode
untuk megendaikan bahaya baru tersebut.

Emergency preparedness and response


Organisasi yang bersangkutan haru waspada terhadap situasi bahaya yang potensial, adapun
potensi-potensi tersebut adalah kebakaran, banjir, sabotase dan bioterorisme, kegagalan
listrik, kecelakaan transportasi serta kontaminasi dari lingkungan

Management review
Management review menyediakan management dengan kesempatan untuk menilai performa
dari organisasi yang bersangkutan saat pembicaraan objektif berlangsung dengan tidak
menyinggung atau dengan menhargai food safety policy dan keseluruhan dari FSMS.

Klausa 6: Resource management

Human Resource
Training harus dijaga pada tingkatan yang menjamin semua karyawan mengetahui
tanggungjawab yang diberikan untuk mejaga FSMS. Detail yang harus ada pada training
meliputi konteks program yang diikuti, nama dan kualifikasi dari trainer, penilaian terakhir
untuk trainees dan penetapan waktu untuk training kembali

Infrastruktur
Infrastruktur dari organisasi yang ada meliputi bangunan, perlatan pemrosesan dan
kegunannya, area yang mengelilingi dan kegiatan lainnya yang menunjang.

Work environment
Lingkungan pekerjaan yang ada bias mengikutkan perlakuan yang dapat dilakukan untuk
mencegah kontaminasi, kebutuhan area untuk pengerjaan, pakaian protektif dan lokasi serta
adanya fasilitas untuk karyawan.

Klausa 7: Planning and realization of safe products

General
ISO 22000 membutuhkan organisasi yang ada untuk menjadi dinamis dan sistematis pada
prosesnya dalam membuat pengembangan dari FSMS. Ini dapat dicapai dengan
pengembangan, implemenasi, montoring dari aktifitas yang dijalani, pemeliharaan dan
verifikasi dari langkah-langkah untuk mengendalikan hal-hal yang terjadi, memperbaharui
proses makan dan proses lingkungannya.
ISO 22000 melakukan restrukturisasi konsep tradisional dari pembagian ukuran untuk
pengendalian menjadi dua bagian (PRP(s) dan CCP) dengan urutan yang logis untuk
pengembangan, implementasi dan pengendalian dari FSMS. Parameter untuk pengen dalian
dibagi menjadi tiga bagian lagi:
1. PRP(s) yang menata kondisi dasar dan aktifitas
2. Operational PRP(s) yang menata parameter pengendalian pada saat identifikasi
analisis bahaya untuk mengendalikan bahaya yang telah teridentifikasi terhadap
tingkatan yang masih bias ditolerir, yang dimana, perlakuan ini tidak diatur oleh
HACCP.
3. Rencana HACCP untuk mengatur parameter perlakuan terhadap analisis bahaya
secara pasti dan perlu untuk mengendalikan bahaya kembali pada level yang ditolerir,
yang juga diaplikasikan terhadap CCP.

Hazards analysis
Hazards analysis yang ada termasuk:
1. Identifikasi bahaya dan determinasi infkatan yang masih bias ditolerir
2. Penilaian bahaya
3. Seleksi dan penilaiaan dari usaha kendali

Establish the operational PRP(s)


Establish the HACCP Plan
1. Identifikasi dari CCP
2. Determinasi batas kritis untuk CCP
3. Sistem untuk monitoring CCP
4. Aksi yang dilakukan saat hasilnya melebihi batas kritis
Updating of preliminary information and documents specifying the PRPs dan HACCP
Verification Planning
Traceability System

Klausa 8: Validasi, verifikasi dan perbaikan mutu dari FSMS

General
Persyaratan pada klausa ini mengarah pada aktifitas yang perlu didemonstrasikan saat FSMS
di desain dan ternyata dapatdiandalkan dan dapat serta bias melaksanakannya pada tingkatan
yang diharapkan. Bagian ini adalah tanggungjawab dari management organisasi untuk
meyakinkan FSMS yang didesain memproduksi kendali yang diharapkan, dapat dioperasikan
saat didesai, dan diperbaharui jika ada informasi baru yang diberikan.
FSMS harus dikembangkan menggunakan prinsip suara scientific. Maksud dari koleksi
informasi untuk desain system biasanya didapat dari institusi akademik, agen siperaturan,
asosiasi perdagangan, konsultan dan bagian apapun yang telah menerima edukasi pada area
proses dan prodkusi pangan. Saatu kuran kendali kombinasi didesain diatas kertas, hasil yang
ada harus segera divalidasi.

Validasi dari kombinasi parameter pengendalian


Validasi yang ada meliputi:
1. Acuan terhadap validasi yang dilaksanakan oleh orang lain menggunakan literature
scientific atau pengalaman
2. Eksperimen terhadap yang ada untuk stimulasi kondisi yang dimaksud
3. Data biologi, kimia dan fisik dikoleksi saat kondisi operasi normal
4. Survey dengan desain statistic
5. Model matematika, dan
6. Penggunaan panduan yang telah diakui oleh pihak berwenang.

Kontrol dari monitoring dan pengukuran


Konsep yang diambil adalah kalibrasi. Kalibrasi dari thermometer atau deteksi metal lainnya
biasa digunakan pada industry pangan dan bias dijadikan contoh. Kalobrasi thermometer
bergantung terhadap tiga aspek:
1. Tipe thermometer
2. Derajat atau keakuratan yang dibutuhkan
3. jarak thermometer saat thermometer dioperasikan.
Termometer yang ada harus dicek menggunakan thermometer yang dapat dilacak kembali
referensinya. ISO/IEC 17025 memberikan panduan lebih atas survey interkalibrasi dan teknik
jaminan laboratorium lainnya.

Verifikasi FSMS
Laporan verifikasi harus mencakup:
1. Sistem
2. Personel yang memasukkan dan memperbaharui data
3. Status dari rekaman (tulisan, foto, video) yang diasosiasikan dengan akifitas
monitoring
4. Sertifkasi dari peralatan monitoring yang ada telah dikalibrasi dengan baik dan dalam
kondisi yang baik untuk dipergunakan
5. Hasil dari peninjauan rekaman dan sample yang telah dianalisis.

Aktifitas yang perlu diverifikasi contohnya adalah:


1. Peninjauan rekaman dari monitoring
2. Peninjauan penyimpangan dan resolusinya atau perlakuan pembenaran, termasuk
handling dari produk yang terpengaruh
3. Kalibrasi thermometer atau peralatan pengukur kritis lainnya
4. Secara visual melakukan inspeksi dari operasi untuk observasi apakah usaha kendali
sudah diatasi
5. Tes secara analisis atau audit prosedur monitoring
6. Secara acak mengoleksi dan menganalisis sampel dari in-process atau produk akhir
7. Sampling dari lingkungan dan hal lainnya
8. Menilai complain konsumen atau konsumen tersebut untuk menentukan apakah
mereka berkaitan terhadap performa dari usaha Kendali untuk membuktikan sesuatu
yang belum diidentifikasi atau penambahan usaha kendali lainnya.

Contoh Perusahaan dengan Sertifikat ISO


Sertifikat
NRBU
1612

Nama Badan Usaha

Jenis

Nomor

Tahun
Badan ISO Akhir
Valid

ADHI KARYA (Persero) Tbk, PT

ISO 9001 : 2008

947106

URS

2012

BANGUN CIPTA
KONTRAKTOR,PT

ISO 9001 : 2000

01 100
008966

TUV CERT

2006

3427

BALFOUR BEATTY SAKTI


INDONESIA, PT

ISO 9001 : 2008

FS 34913

BSI

2012

5236

CONBLOC INFRATECNO, PT

ISO 9001 : 2000

2803011

IKRCS

2012

1483

HUTAMA KARYA (Persero), PT

ISO 9001 : 2000

Q11771

SGS

2011

1872

ISTAKA KARYA (Persero), PT

ISO 9001 : 2008

ID03/0243

SGS

2012

9203

JAGAT BAJA PRIMA UTAMA, PT

ISO 9001 : 2000

Q19476

SGS

2004

3000

JAYA KONSTRUKSI MANGGALA


PRATAMA Tbk, PT

ISO 9001 : 2008

ID/0546

SGS

2013

1712

KALIRAYA SARI, PT

ISO 9001 : 2000

QSC 00295

SUCOFINDO
ICS

2010

1701

KADI INTERNATIONAL, PT

ISO 9001 : 2008

16 100 0510

TUVNORD

2011

9535

KELSRI, PT

ISO 9001 : 2000

212970

BVQI

2010

1903

MOELADI, PT

ISO 9001 : 2008

QEC20545

QEC

2012

1613

NINDYA KARYA (Persero), PT

ISO 9001 : 2008

QSC 00083

SUCOFINDO

2012

3116

ODG WORMALD INDONESIA,


PT.

ISO 9001 : 2000

117386

BVQI

2005

1486

PEMBANGUNAN PERUMAHAN
(Persero) Tbk, PT

ISO 9001 : 2008

JKT0939125

LRQA

2012

85567

AMARTA KARYA (Persero), PT

ISO 9001 : 2008

QSC00034

SUCOFINDO

2012

1795

BRANTAS ABIPRAYA (Persero),


PT

ISO 9001 : 2000

JKT
0402635

Lloyds

2011

1792

BAM DECORIENT INDONESIA,


PT

ISO 9001 : 2008

JKT0500106

LRI

2011

4962

PATRA TEKNIK, PT

ISO 9001 : 2008

226-99/37

B4T-QSC

2012

1331

FAJAR PARAHIYANGAN, PT

ISO 9001 : 2000

QSC00369

SUCOFINDO

2013

1790

FINDOMUDA DESAINCIPTA, PT

ISO 9001 : 2000

10464

URS

2010

536

SINARPERKASA
LAKSANAPERMATA, PT

ISO 9001 : 2000

500125

LRQA

3423

JAYA OBAYASHI, PT

ISO 9001 : 2008

402875

LRQA

2011

3423

ISO 9001 : 1994

902429

LRQA

2007

1901

LEIGHTON CONTRACTORS
INDONESIA, PT

ISO 9001 : 2000

403217 C

LRQA

2005

KESIMPULAN
ISO digunakan sebagai standar mutu yang dikeluarkan oleh International
Organization for Standardization atau Badan Standar Internasional. Awalnya ISO terbentuk
guna menjamin kualitas mutu dari suatu produk yang dihasilkan oleh suatu perusahaan atau
menjamin jasa yang di berikan. Namun seiring perkembangan zaman dan semakin luasnya
berbagai hal yang berkaitan dengan wilayah yang harus distandarisasi, maka semakin banyak
pula jenis-jenis standar baru yang ada dan diimplementasikan pada berbagai negara. ISO
22000 merupakan standar yang dikeluarkan oleh Organisasi Standar Internasional, yang
berkaitan dengan masalah food safety. Tujuan dari ISO 22000:2005 adalah untuk
menyediakan satu standar yang dikenal secara internasional untuk sistem manajemen
keselamatan pangan yang dapat diterapkan dalam produk pangan.

DAFTAR PUSTAKA
Arvanitoyannis, I. S. 2009. HACCP and ISO 22000 Application to Foods of Animal Origin.
Oxford : Wiley Blackwell
ISO/TS 22004:2005 dan ISO/TS 22004:2014
Kelana, Hans Putra. 2009. Kajian Sistem Manajemen Terpadu (ISO 9001:2000 dan ISO
22000:2005) Di Perusahaan Gula Rafinasi Melalui Magang Di Perusahaan
Jasa Konsultasi, Premysis Consulting, Jakarta. Skripsi Program Sarjana
Fakultas Teknologi Pertanian. Institut Pertanian Bogor: Bogor.
Kurniawan, Wawan. 2011. Sistem Manajemen Keamanan Pangan ISO 22000 Untuk Industri
Yang Berhubungan Dengan Pangan. Jurnal Keilmuan Teknik Industri
Volume 1 Nomor 2, Juli 2011. ISSN 1411-6340.

Anda mungkin juga menyukai