Anda di halaman 1dari 10

PERBEDAAN PENGETAHUAN SUAMI TENTANG ASI EKSKLUSIF DAN DUKUNGAN

SUAMI ANTARA IBU YANG MEMBERIKAN DAN YANG TIDAK MEMBERIKAN ASI
EKSLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PANDANWANGI BLIMBING MALANG

(THE DIFFERENCE OF HUSBAND’S KNOWLEDGE ABOUT EXCLUSIVE


BREASTFEEDING AND THEIR SUPPORT AMONG WOMEN WHO FEED THEIR BABIES
WITH EXCLUSIVE BREASTFEEDING AND THOSE WHO DO NOT ON PANDANWANGI
LOCAL GOVERNMENT CLINIC REGION BLIMBING MALANG)

Laily Yuliatun1*), Maghfiratul Laily2)

1)
Jurusan Keperawatan Fakultas kedokteran Universitas Brawijaya
2)
Mahasiswa Jurusan Keperawatan Fakultas kedokteran Universitas Brawijaya
Jl. Veteran malang 65145
*)
e-mail: laily.arifin@yahoo.co.id

ABSTRAK
Keberhasilan pemberian ASI eksklusif dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor eksternal
antara lain tingkat pengetahuan suami tentang ASI eksklusif dan dukungan suami bagi ibu menyusui.
Penelitian bertujuan untuk membuktikan perbedaan pengetahuan suami tentang ASI eksklusif dan
dukungan suami antara ibu yang memberikan dengan yang tidak memberikan ASI eksklusif. Jenis
penelitian termasuk cross sectional study dengan populasi penelitian yaitu pasangan suami istri yang
memiliki bayi yang berusia 6-7 bulan. Sample didapat dengan cara purposive sampling sebanyak 38
responden. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner dengan jenis pertanyaan tertutup. Uji analisis
statistik menggunakan mann whitney. Hasil penelitian menunjukkan 81% responden memiliki tingkat
pengetahuan yang baik tentang ASI eksklusif dan 45% responden cukup mendukung ibu untuk
menyusui. Pengetahuan suami tentang ASI eksklusif diperoleh nilai signifikansi p = 0,037 (p < 0,05),
sedangkan untuk dukungan suami diperoleh nilai signifikansi p = 0,001 (p < 0,05). Ada perbedaan
pengetahuan suami tentang ASI eksklusif dan dukungan suami antara ibu yang memberikan dengan
ibu yang tidak memberikan ASI eksklusif. Disarankan untuk dilaksanakan kerjasama lintas sektoral
dalam perancangan program yang dapat menunjang edukasi mengenai pentingnya ASI eksklusif bagi
bayi pada ibu hamil dan keluarganya, terutama suami. Serta bagi penelitian selanjutnya agar meneliti
faktor-faktor lain yang mempengaruhi pemberian ASI eksklusif.
Kata kunci : pengetahuan, dukungan, suami, ASI eksklusif

1
ABSTRACT
The success of exclusive breastfeeding supplies influenced by internal and external factors. Father’s
knowledge level about exclusive breastfeeding and father’s support for breastfeeding mother are
include in external factor. This research intends to prove that there is a difference of husband’s
knowledge about exclusive breastfeeding and their support among women who feed their babies with
exclusive breastfeeding and those who do not. This research is a crossectional study with population
of this research is married couples who have baby ages 6-7 months. The number of sample in this
research is 38 respondents chosen with purposive sampling technique. Research data is collected by
questionnaire with close ended question type, and then analized with mann whitney test. The result of
this research showed that 81% respondents have good knowledge level about exclusive breastfeeding
and 45% respondents are adequatly support mother to breastfeed. Result of knowledge level produces
a significance by p = 0,037 (p < 0,05), whereas for father’s support produces a significance by p =
0,001 (p < 0,05). From both of sinificance value, it may be concluded that Ho is rejected. So there is a
difference of husband’s knowledge about exclusive breastfeeding and their support among women who
feed their babies with exclusive breastfeeding and those who do not. Suggestion from this research is
to performed collaboration to design programs that can raise education about importance of exclusive
breasfeeding to pregnant mother dan her family, particularly her husband. And for the next research
to analized the other factors that related to exclusive breastfeeding supplies.
Keywords: knowledge, support, father, exclusive breastfeeding

LATAR BELAKANG
Keberhasilan pemberian ASI eksklusif dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor
eksternal antara lain tingkat pengetahuan suami tentang ASI eksklusif dan dukungan suami bagi ibu
menyusui.
UNICEF menyatakan 30.000 kematian bayi di Indonesia dan 10 juta kematian anak balita di
dunia tiap tahun bisa dicegah melalui pemberian ASI secara eksklusif selama enam bulan sejak
kelahirannya. Akan tetapi tingkat kesadaran masyarakat untuk memberikan ASI kepada bayinya masih
sangat memprihatinkan. Survei demografi kesehatan Indonesia pada 2002 menunjukkan pemberian
ASI pada bayi satu jam setelah kelahiran menurun dari 8% menjadi 3,7%. Pemberian ASI ekslusif
selama enam bulan menurun dari 42,2% menjadi 39,5%, sedangkan penggunaan susu formula
meningkat tiga kali lipat menjadi 32,5% (Nuryati, 2008).
ASI eksklusif adalah perilaku yang hanya memberikan ASI saja kepada bayi sampai berumur
enam bulan tanpa makanan dan minuman ain kecuali obat (Baskoro, 2008). ASI merupakan makanan
terbaik bagi bayi usia 0-6 bulan karena mengandung semua bahan yang diperlukan oleh bayi. Bayi
baru lahir bisa memenuhi unsur penting untuk kekebalannya hanya dari ASI (Wong, 1995). Proses
menyusui seharusnya menjadi hubungan segitiga antara ibu, bayi, dan ayah. Peran yang bisa dilakukan
ayah misalnya jika bayi ingin menyusu, ayah yang menggendong untuk diserahkan kepada ibu.

2
Pedersen dalam literatur families as learning environtment for children, mengemukakan bahwa
kemampuan seorang ibu menyusui anaknya juga sangat dipengaruhi oleh perilaku suaminya. Dan
banyak penelitian terbaru lainnya yang menemukan bahwa kehadiran dan dukungan penuh cinta dari
suami sangat membantu istrinya untuk menjalankan perannya sebagai ibu (Simarmata, 2009).
Banyaknya jumlah ASI yang diproduksi seorang ibu sangat bergantung pada kondisi emosi ibu.
Kinerja myoepithel dalam memompa ASI keluar sangat tergantung pada hormon oksitosin yang
dikirim oleh otak. Sedangkan oksitosin bisa keluar jika ibu merasa tenang dan disayang oleh suami
serta mendapat dukungan dari orang-orang di sekelilingnya (Roesli, 2004).
Solusi yang dapat diberikan terkait dengan pengetahuan dan dukungan suami tentang ASI
eksklusif yaitu kerjasama lintas sektoral dalam perancangan program yang dapat menunjang edukasi
mengenai pentingnya ASI eksklusif bagi bayi pada ibu hamil dan keluarganya terutama suami.

METODE
Jenis penelitian ini merupakan observasional analitik dengan metode cross sectional. Sample
diambil dengan cara purposive sampling dengan jumlah sample sebanyak 38 pasangan suami-istri
yang dibagi menjadi dua kelompok yaitu: 19 pasangan suami-istri yang memberikan ASI eksklusif
kepada bayinya dan 19 pasangan suami-istri yang tidak memberikan ASI eksklusif kepada bayinya.
Karakteristik responden meliputi: 1) pasangan suami-istri yang mempunyai bayi berusia 6-7 bulan; 2)
pasangan suami-istri yang tidak buta huruf; 3) pasangan suami-istri yang bersedia menjadi responden;
4) pasangan suami-istri yang tinggal dalam satu rumah setiap harinya.
Penelitian ini dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Pandanwangi Kelurahan Pandanwangi
Kecamatan Blimbing Kabupaten Malang pada bulan Januari 2010.
Instrumen untuk mengukur tingkat pengetahuan suami tentang ASI eksklusif dan dukungan
suami dengan menggunakan kuesioner yang disusun sendiri oleh peneliti.
Kemudian data hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan uji statistik mann whitney,
untuk mengetahui adanya perbedaan pengetahuan suami tentang ASI eksklusif dan dukungan suami
antara ibu yang memberikan dengan yang tidak memberikan ASI eksklusif dengan tingkat
kepercayaan alfa ≤ 0,05.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil
Karakteristik Responden Berdasar Pendidikan, Pekerjaan, Usia, Tingkat Pengetahuan Suami,
Dukungan Suami

3
PENDIDIKAN SUAMI
13% 8%
SD
32% SMP
47% SMA
PT

Gambar 1. Distribusi responden berdasarkan tingkat pendidikan suami

PENDIDIKAN ISTRI
8%
SD
19%
26% SMP
SMA
47%
PT

Gambar 2. Distribusi responden berdasarkan tingkat pendidikan istri

PEKERJAAN SUAMI

PETANI
39%
PEGAWAI NEGERI
61%
PEGAWAI SWASTA
WIRASWASTA

Gambar 3. Distribusi responden berdasarkan pekerjaan suami

PEKERJAAN ISTRI

3% PETANI

26% PEGAWAI NEGERI


53% PEGAWAI SWASTA
18%
WIRASWASTA

IBU RUMAH TANGGA

Gambar 4. Distribusi responden berdasarkan pekerjaan istri

4
USIA SUAMI

39% 21-30
61% 31-40

Gambar 5. Distribusi responden berdasarkan usia suami

USIA ISTRI
3%

16% 21-30
31-40
81% >40

Gambar 6. Distribusi responden berdasarkan usia istri

TINGKAT PENGETAHUAN SUAMI


3%

16% TIDAK BAIK


KURANG BAIK
81% CUKUP
BAIK

Gambar 7. Distribusi responden berdasarkan tingkat pengetahuan suami tentang ASI eksklusif

DUKUNGAN SUAMI
11%

18% TIDAK MENDUKUNG


26% KURANG MENDUKUNG

45% CUKUP MENDUKUNG

MENDUKUNG

Gambar 8. Distribusi responden berdasarkan dukungan suami

Dari gambar 1 dan 2 didapatkan rata-rata pendidikan suami dan istri adalah SMA. Pada
gambar 3 dan 4 didapatkan suami sebagian besar bekerja sebagai pegawai suasta dan istri sebagai ibu

5
rumah tangga. Pada gambar 5 dan 6 didapatkan masing-masing suami maupun istri rata-rata berusia
antara 21-30 tahun.
Pada gambar 7 didapatkan tingkat pengetahuan suami tentang ASI eksklusif masing-masing
pada kelompok ibu yang memberikan ASI eksklusif diperoleh data yaitu tingkat pengetahuan baik
(95%), sedangkan pada kelompok ibu yang tidak memberikan ASI eksklusif diperoleh data yaitu
tingkat pengetahuan baik (69%). Pada gambar 8 didapatkan dukungan suami pada ibu yang
memberikan ASI eksklusif yaitu cukup mendukung (45%).

Uji Mann Withney (Pengetahuan Suami Tentang ASI Eksklusif)


Tabel 1. Uji mann withney (pengetahuan suami tentang asi eksklusif)
Status ASI Eksklusif N Mean Rank Sum of Rank
Pengetahuan suami Bukan ASI eksklusif 19 16,97 322,50
tentang ASI eksklusif ASI eksklusif 19 22,03 418,50
Total 38

Pengetahuan Suami Tentang ASI Eksklusif


Mann-whitney U 132,500
Wilcoxon W 322,500
Z -2,081
Asymp. Sig. (2-tailed) 0,037
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] 0,163a

Uji Mann Withney (Dukungan Suami)


Tabel 2. Uji mann withney (dukungan suami)
Status ASI Eksklusif N Mean Rank Sum of Rank
Dukungan suami Bukan ASI eksklusif 19 13,71 260,50
ASI eksklusif 19 25,29 480,50
Total 38

Dukungan Suami
Mann-whitney U 70,500
Wilcoxon W 260,500
Z -3,413
Asymp. Sig. (2-tailed) 0,001

6
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] 0,001a

Dari tabel 1 didapatkan hasil analisis statistik menggunakan uji mann whitney untuk data
tingkat pengetahuan suami tentang ASI eksklusif diperoleh nilai Asymp. Sig. (2- tailed) (probabilitas)
sebesar 0,037.
Sedangkan dari tabel 2 didapatkan hasil untuk data dukungan suami diperoleh nilai Asymp.
Sig. (2- tailed) (probabilitas) sebasar 0,001.
Kedua nilai Asymp. Sig. (2- tailed) (probabilitas) tersebut lebih kecil dari nilai alfa (alfa ≤
0,05) sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan pengetahuan suami tentang ASI eksklusif
dan dukungan suami antara ibu yang memberikan dengan yang tidak memberikan ASI eksklusif.

Pembahasan
Tingkat Pengetahuan Suami Tentang ASI Eksklusif
Dari data yang diperoleh dapat diketahui bahwa sebagian besar suami memiliki tingkat
pengetahuan yang baik tentang ASI eksklusif. Hal ini bisa dikaitkan dengan tingkat pendidikan suami
yang sebagian besar adalah tamatan SMA, dimana pendidikan akan memberikan pengaruh kepada
tingkatan pengetahuan seseorang. Dengan pendidikan yang tinggi akan mempengaruhi tingkat
penguasaan yang lebih tinggi terhadap materi yang harus dikuasai.
Faktor lain yang juga berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan seseorang adalah usia.
Karena usia dapat mempengaruhi memori atau daya ingat yanng dimiliki seseorang. Semakin tua umur
seseorang maka proses perkembangan mentalnya akan bertambah baik. Dengan demikian, semakin
matang tingkat perkembangan seseorang akan mempengaruhi cara orang tersebut untuk mendapatkan
pengetahuan.
Namun demikian masih ada suami yang mempunyai tingkat pengetahuan yang kurang baik
mengenai ASI eksklusif. Hal ini bisa disebabkan selain oleh tingkat pendidikan yang rendah, juga
dipengaruhi oleh nilai-nilai budaya yang dianut suami. Dimana suami beranggapan bahwa urusan
menyusui dan merawat anak adalah urusan istri. Jadi suami tidak perlu tahu mengenai segala urusan
menyusui dan merawat anak karena tidak akan ada gunanya.

Dukungan Suami
Dukungan dapat diartikan sebagai suatu keadaan yang bermanfaat bagi individu yang
diperoleh dari orang lain yang dapat dipercaya. Salah satu sumber dukungan yang paling dibutuhkan
oleh ibu menyusui adalah dukungan dari suaminya. Dari data penelitian ini terlihat frekuensi tertinggi
usia ibu terdapat pada rentang usia 21-30 tahun. Dimana menurut Friedman pada usia ini seseorang
masih mempunyai emosi yang labil. Jadi sudah sepantasnya seorang suami memberikan dukungannya
bagi istrinya yang sedang menyusui bayi mereka. Dengan dukungan tersebut ibu menyusui akan

7
merasa bahwa suaminya memperhatikan, menghargai, dan mencintainya. Dengan demikian ibu
menyusui akan lebih memiliki motivasi untuk menyusui bayinya.
Akan tetapi masih ada suami yang kurang mendukung bahkan tidak mendukung istrinya untuk
menyusui. Hal ini bisa disebabkan karena suami yang masih mengambil pekerjaan sampingan lain di
luar pekerjaan pokoknya sebagai buruh pabrik seperti menjadi supir dan kuli bangunan. Dengan
demikian, intensitas pertemuan suami, istri dan anak akan semakin jarang. Ketidakhadiran suami
secara fisik, apabila terjadi terlalu sering akan mengurangi waktu suami untuk memberikan dukungan
kepada istrinya yang sedang menyusui.

Pemberian ASI Eksklusif


Dari kuesioner yang dibagikan kepada kelompok ibu yang tidak memberikan ASI eksklusif
kepada bayinya diperoleh data makanan yang biasa diberikan kepada bayi diantaranya adalah pisang,
susu formula, dan bubur bayi. Adapun alasan dari para ibu mengapa memberikan makanan-makanan
tersebut adalah karena merasa ASI tidak keluar, ASI yang keluar tidak lancar atau sedikit, puting susu
yang belum keluar, ibu yang harus bekerja, bayi yang masih menangis setelah disusui karena masih
lapar dan ASI saja tidak cukup, serta melatih mengenalkan makanan pada anak.
Berdasarkan pembahasan di atas dapat terlihat bahwa tingkat pengetahuan ibu mengenai
menyusui masih belum baik.

Perbedaan Pengetahuan Suami Tentang ASI Eksklusif Antara Ibu Yang Memberikan Dengan
Yang Tidak Memberikan ASI Eksklusif
Dari perhitungan statistik dengan uji mann whitney diperoleh hasil bahwa ada perbedaan
tingkat pengetahuan suami tentang ASI eksklusif antara ibu yang memberikan dengan yang tidak
memberikan ASI eksklusif. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Academy Breastfeeding Medicine (ABM) yang berkesimpulan bahwa menyusui adalah proses bertiga
dimana ayah memegang peranan penting.
Pasangan suami istri merupakan satu kesatuan yang dalam setiap urusan rumah tangganya
akan selalu berkomunikasi. Begitu juga dengan pemberian ASI bagi bayi mereka. Walaupun bukan
tokoh sentral dalam pemberian ASI, seorang suami tetap bisa berperan aktif dan bersinergi dengan ibu
untuk menyususi bayinya.
Suami yang memiliki tingkat pengetahuan yang baik tentang ASI eksklusif akan cenderung
memiliki perhatian yang lebih untuk ibu menyusui. Notoatmodjo (2003) mengatakan bahwa salah satu
faktor predisposisi dari perilaku adalah faktor pengetahuan, sehingga akan ada hubungan yang positif
antara pengetahuan suami tentang ASI eksklusif dengan perilakunya bagi ibu menyusui.

Perbedaan Dukungan Suami Antara Ibu Yang Memberikan Dengan Yang Tidak Memberikan
ASI Eksklusif

8
Dengan perhitungan uji mann whitney pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terdapat
perbedaan dukungan suami antara ibu yang memberikan dengan yang tidak memberikan ASI
eksklusif. Hasil penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh organisasi
kesehatan dunia (WHO) yang menyebutkan bahwa macetnya proses pemberian ASI disebabkan oleh
banyak hal, diantaranya bayi yang tidak bisa menghisap, posisi menyusui yang salah, ibu yang merasa
tidak nyaman, serta suami dan lingkungan yang tidak mendukung.
Bagi sebagian ibu, menyusui bukanlah hal yang mudah. Banyak ibu baru yang kelelahan dan
stres serta tidak yakin mampu memberikan air susunya sendiri untuk bayinya. Proses menyusui akan
menjadi proses yang berat dan melelahkan bagi ibu. Masalah psikologis ibu seperti ini bisa
mempengaruhi ibu sehingga tidak bisa menyusui anaknya.
Di saat ibu cemas dan kelelahan, suami dapat berperan mengulurkan dukungan dengan
memberikan pujian dan dorongan bagi ibu. Dengan adanya suami yang selalu memberikan dukungan
baik dukungan informasi, emosional, instrumental dan penilaian, seorang ibu akan lebih bersemangat
dalam memberikan ASI eksklusif kepada bayinya.
Walaupun poses menyusui terkadang terasa berat dan melelahkan bagi ibu, dengan adanya
dukungan dari suaminya akan terasa lebih ringan dan menyenangkan karena ibu merasa memiliki
teman yang selalu siap untuk membantu dan mendengarkan keluhan dan masalah yang dihadapinya
seputar menyusui.

KESIMPULAN DAN SARAN


Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa: 1) umumnya sebagian besar suami memiliki
tingkat pengetahuan yang baik tentang ASI eksklusif; 2) sebagian besar suami termasuk dalam
kategori cukup dalam mendukung istrinya selama pemberian ASI eksklusif; 3) ada perbedaan
pengetahuan suami tentang ASI eksklusif antara ibu yang memberikan dengan yang tidak memberikan
ASI eksklusif; 4) ada perbedaan dukungan suami antara ibu yang memberikan dengan yang tidak
memberikan ASI eksklusif.
Saran yang dapat diberikan yaitu: 1) perlu dilaksanakan kerjasama lintas sektoral dalam
perancangan program yang dapat menunjang edukasi mengenai pentingnya ASI eksklusif bagi bayi
pada ibu hamil dan keluarganya, terutama suami; 2) perlu dilakukan penelitian lanjutan mengenai
faktor-faktor lain yang mempengaruhi pemberian ASI eksklusif.

DAFTAR PUSTAKA
Alimul, A. 2007. Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah. Jakarta: Salemba Medika.
Alkatiri, S. 2008. Sekali Lagi Khasiat ASI. http://majalah.tempointeraktif.com.
Arikunto, S. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.
Baskoro, A. 2008. ASI Panduan Praktis Ibu Menyusui. Yogyakarta: Banyu Media.
Bobak. 2005. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Jakarta: EGC.

9
Budiasih, K.S. 2008. Handbook Ibu Menyusui. Bandung: PT Karya Kita.
Muchtadi, D. 1996. Gizi untuk Bayi: ASI, Susu Formula dan Makanan.
Februhartanty, J. 2008. Dukungan Ayah Dalam Praktek Pemberian ASI Masih Minim.
http://www.forum.kompas.com.
Kuntjoro, Z. 2002. Dukungan Sosial pada Lansia. http://www.e-psikologi.com.
Mardiati, I. 2006. ASI Eksklusif Pada Ibu yang Bekerja. http://ikatandokteranakindonesia.com.
Meliono, I. 2007. MPKT Modul 1. Jakarta: Penerbitan FEUI.
Nizar, E. 2009. Ibu Baru Digoda Oleh Perusahaan Susu Formula Secara Ilegal. http://www.aimi-
asi.org.
Notoatmodjo. 1993. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Notoatmodjo. 2001. Pengantar Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: Andi
Offset.
Notoatmodjo. 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Rineka Cipta.
Nursalam & Pariani. 2001. Pendekatan Praktis Metodologi Riset Keperawatan. Jakarta: CV Info
Medika.
Nursalam. 2003. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba
Medika.
Nuryati, S. 2008. Susu Formula Dan Angka Kematian Bayi. http://www.unisosdem.org.
Reilly, J. 2006. Air Susu Ibu Versus Susu Botol. http://www.mail-archieve.com.
Roesli, U. 2004. Ayah Ikut Campur, ASI pun Berlimpah. http://www.forum.kompas.com.
Rohsiswatmo, R. 2007. Bakteri Baik Di Dalam ASI. http://www.parentsindonesia.com.
Setiadi. 2007. Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Simarmata, M. 2009. Mempererat Bonding Antara Bayi dan Ayahnya. http://cybermed.cbn.net.id.
Siswono. 2008. Mencerdaskan Anak Dengan ASI. http://www.gizi.net.
Sugiono. 1999. Statistik untuk Penelitian. Bandung: Alva Beta.
Wong, D.L. 2004. Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik. Jakarta: EGC.

10

Anda mungkin juga menyukai