Anda di halaman 1dari 17

P3A 5

Rating Tools
Anggota Kelompok:

1. Fadhilah Putri W 19.A1.0011


2. Nafla Cantika 19.A1.0068
3. Ulysess Marvels 19.A1.0059
4. Sandra Ayu P 19.A1.0107
5. Clara Amaylia 19.A1.0046
GREEN BUILDING
Green building adalah gedung yang
menggabungkan konsep tata letak lahan yang baik,
energi listrik yang efisien, penggunaan air yang
hemat, kondisi ruangan yang nyaman, material
gedung yang ramah lingkungan, serta sikap dalam
membangun dan mengoperasikan gedung secara
green. Konsep green building akan mengurangi
konsumsi energi secara signifikan melalui beberapa
metode desain pasif dan desain aktif.

Sertifikasi untuk green building di Indonesia


dinamakan greenship. Secara umum ada 5 jenis
sertifikasi bergantung pada cakupan areanya:
bangunan baru, bangunan eksisting, ruang interior,
kawasan, dan rumah.
NEW BUILDING
Dari namanya “new building”, adalah sertifikasi pada
bangunan baru yang ingin dirancang dan
dikonstruksi.

Kategori penilaian greenship untuk Bangunan Baru


ada 6.

1. Tepat guna lahan (ASD)

2. Konservasi dan Efisiensi Energi (EEC)

3. Konservasi air (WAC)

4. Sumber dan Daur Ulang Material (MRC)

5. Kenyamanan dan Kesehatan dalam ruangan (IHC)

6. Manajemen Lingkungan Bangunan (BEM)


Rating Tools:
WAC
Water Conservation
Hasu Haus - Somdoon
Architects
Water Conservation
Water conservation atau konservasi diperlukan pada bangunan bertingkat
tinggi karena penggunaan air memasuki masa krisis. WAC memiliki
beberapa kategori menurut bangunanhijau.com ada sebagai berikut.

a. Water metering atau meteran air


b. Water calculation atau perhitungan penggunaan air
c. Water use reduction atau pengurangan penggunaan air
d. Water fixture atau fitur air
e. Water recycling atau daur ulang air
f. Alternative water resources atau penampungan air hujan
g. Water efficiency landscaping atau efisiensi pengairan lansekap
WAC: Hasu Haus - Somdoon Architects
Hasu Haus menerapkan konsep pengelolaan
sumber air alternatif pada bangunannya yang
memanfaatkan air hujan sebagai fasilitas yang
memperindah bangunan. Perairan ini
menerapkan konsep grey water yang berasal
dari air hujan yang kemudian diolah untuk
memenuhi kebutuhan non-potable seperti
menyiram tanaman, mencuci, dan kebutuhan
outdoor lainnya.
Selain menerapkan konsep
penghematan energi listrik
pada bangunan, gedung KKP
Rating Tools: menerapkan konsep water

WAC recycling system dengan


memanfaatkan daur ulang
air kotor untuk keperluas
Water Conservation
flushing dan menyiram
-Gedung KKP- tanaman. Terbukti
penggunaan air bersih
dihemat 30-40%
Sedangkan untuk
mengurangi dampak banjir
Rating Tools: disekitar site, gedung kkp

WAC melengkapi 26 sumur


resapan dengan
masing-masing kapasitas
Water Conservation
3,6m2 serta water rain
-Gedung KKP- reservoir berkapasitas
250m2
Rating Tools:
MRC
Material Resources and Cycle
Material Resources and Cycle

Material Resources and Cycle atau Sumber dan Siklus Material yang selanjutnya disingkat menjadi MRC merupakan
salah satu kategori penilaian dalam green building. Pada dasarnya, material adalah sumber daya yang diolah dan
dibentuk sesuai dengan kebutuhan manusia atau dengan kata lain, kita bisa mengendalikan proses pembentukan
material. Proses pembentukan material harus diperhatikan karena proses ini, baik selama prosesnya berlangsung
maupun saat akhir masa penggunaan, akan berdampak terhadap kesehatan lingkungan. Tidak hanya itu, bagaimana
cara proses itu berlangsung juga akan menentukan keberlangsungan ekonomi dan kesejahteraan sosial karena
perkembangan industri pembuatan material mempengaruhi kesejahteraan pekerja dan masyarakat di sekitarnya.
Semua ini merupakan dampak global yang ditimbulkan dari pembuatan material.

Kriteria MRC :

1. MRC P, Fundamental Refrigerant atau Refrigeran Fundamental


2. MRC 1, Building and Material Reuse atau Penggunaan Gedung dan Material Bekas
3. MRC 2, Environmentally Friendly Processed Material atau Material melalui Proses Ramah Lingkungan
4. MRC 3, Non-ODS Usage atau Penggunaan Bahan yang tidak Mengandung BPO
5. MRC 4, Certified Wood atau Kayu Bersertifikat
6. MRC 5, Prefab Material atau Material Pra Fabrikasi
- Penilaian dalam MRC 1 pada bangunan ini adalah penggunaan material bekas baik dari
bangunan lama maupun tempat lain diharapkan setara atau minimal 10% dari total biaya
material. Material bekas tersebt dapat berupa bahan struktur utama, fasad, plafon, lantai,
partisi, kusen dan dinding.

- Untuk itulah disusun MRC 2 agar jejak ekologi dari proses ekstraksi bahan mentah dan proses
produksi material dapat dikurangi. Dalam penilaian MRC 2, material yang digunakan untuk
bangunan baru setidaknya harus memiliki sertifikat SML, hasil proses daur ulang serta bahan
baku utamanya berasal dari sumber daya terbarukan dengan masa pemulihan yang cepat.

- Penilaian dalam kriteria MRC 3 ini adalah refrigeran yang digunakan pada seluruh sistem
pendingin gedung baru harus memiliki nilai potensi perusakan ozon sama dengan nol atau
tidak merusak sama sekali.

- Oleh karena itu, MRC 4 ini dibuat dengan harapan kayu yang digunakan dalam pembangunan
bangun baru memiliki sertifikat yang legal sesuai dengan Peraturan Pemerintah tentang asal
kayu dan sah terbebas dari perdagangan kayu ilegal.
- Syarat untuk memenuhi penilaian MRC 5 adalah desain yang menggunakan material
modular atau pra fabrikasi minimal sebesar 30% dari total biaya material. Diharapkan
dengan adanya kriteria MRC 5 ini bisa meningkatkan efisiensi dalam penggunaan
material serta mengurangi sampah konstruksi dalam perancangan dan pembangunan
bangunan baru.

- Untuk itu, pada kriteria MRC 6 ini targetnya adalah penggunaan material yang lokasi asal
bahan baku utama dan pabrikasinya berada dalam radius 1000km dari lokasi proyek
minimal 50% dari total biaya material. Selain itu, material yang berasal dari wilayah
Indonesia minimal 80% dari total biaya material. Dengan begitu, jejak karbon dari moda
transportasi untuk distribusi pada bangunan baru tersebut dapat dikurangi.
Sequis Center termasuk
kedalam gedung pertama
Rating Tools: diIndonesia yang

MRC menerapkan konsep


“Green Bulding” melalui
penggunaan bahan GRC
Material Resources and Cycle
(GlassFiber Reinforce
-Sequis Center- Cement) sebagai shading
CBD Sudirman, Jakarta Selatan pada fasad bangunan.
Indoor Health and Comfort
Indoor Health and Comfort merupakan bagian hal yang penting dalam Green Building.
Dikarenakan hal ini merupakan bangunan yang ada di Indonesia masih memprioritaskan dari
segi menghemat energi listrik tanpa mempertimbangkan kesehatan dan kenyamanan pengguna.
Dengan aktivitas manusia yang menghabiskan 80% dari waktu mereka dihabiskan di dalam
ruangan.

Kategorei IHC pada bangunan terbagi menjadi 1 kriteria persyaratan dan 7 kriteria penilaian,
yaitu :
1. IHC P, Outdoor Air Introduction atau Introduksi Udara Luar
2. IHC 1, CO2 Monitoring atau Pemantauan Kadar CO2
3. IHC 2, Environment Tobacco Smoke Control atau Kendali Asap Rokok di Lingkungan
4. IHC 3, Chemical Pollutants atau Polutari Kimia
5. IHC 4, Outside View atau Pemandangan ke Luar Gedung
6. IHC 5, Visual Comfort atau Kenyamanan Visual
7. IHC 6, Thermal Comfort atau Kenyamanan Termal
8. IHC 7, Acoustic Level atau Tingkat Kebisingan
Condotel Boutique Village
merupakan suatu condotel
Rating Tools: di Indonesia yang
menerapkan konsep green
MRC building yang
memanfaatkan material
Material Resources and Cycle
ramah lingkungan dengan
bahan alam dan ramah
Condotel Boutique Village
karbon.
Jalan Sersan Bajuri, Cihideung,Bandung
Rating Tools: Babylon Garden
menghadirkan
IHC pengalaman pengguna
seperti berada dioasis dan
menemukan air,
Indoor health and comfort tumbuhan, dan
kenyamanan natural
-Babylon Garden- selama musim panas.
Pada ruang huniannya,
babylon garden
memperhatikan aspek
Rating Tools: introduksi udara luar,
kenyamanan visual dan
IHC pemandangan keluar
bangunan yang baik dengan
Indoor health and comfort adanya balkon ditiap kamar.
Luas ruanganpun cukup
-Babylon Garden besar untuk menjaga
konsentrasi CO2 ditiap
ruangan

Anda mungkin juga menyukai