Anda di halaman 1dari 13

NAMA : RIRIN WULANDARI TOIB KOTEN

NIM : P00324020039
TUGAS : ANATOMI & FISIOLOGI
DESEN PEMBIMBING : DR. Nurmmiati

PERKEMBANGAN SEL DARAH:


Warna merah pada darah karena oksigen yang dibawah oleh sel darah dengan pH sekitar
7,73-7,45. Temperatur darah sekitar 380c. Volume darah total untuk orang dewasa dengan
BB: 66-80 kg± 5 liter.
FUNGSI:
Sebagai alat transportasi
Sebagai sistem imun(pertahanan)
Mengatur suhu tubuh
Mengatur keseimbangan pH
Mengedarkan hormon
Menutup luka dibantu oleh keping-keping darah.
Plasma darah:
Merupakan komponen darah yang berbentuk cairan. Plasma darah mengisi sekitar 55-
60% dari volume darah dalam tubuh. Komponen plasma darah ±92% air 8%
karbon dioksida, glukosa, asam amino, (protein), vitamin, lemak, serta garam mineral.
Fungsinya :
1. Mengangkut sel-sel darah untuk kemudian diedarkan keseluruh tubuh bersama
nutrisi.
2. Mengangkut hasil limbah tubuh
3. Mengangkut antibodi
4. Mengangkut protein pembeku
5. Mengangkut bahan kimia seperti hormon dan protein untuk menjaga
keseimbangan cairan tubuh. Protein pembeku yang dibawa oleh plasma, nantinya
akan bekerja sama dengan trombosit untuk mempercepat proses pembekuan
darah.
SUSUNAN DARAH:

a. Sel darah merah (eritrosit)


Adalah jenis sel darah yang paling banyak dan berfungsi untuk mengikat oksigen
yang diperlukan untuk oksidasi jaringan-jaringan tubuh lewat darah dalam hewan
bertulang belakang. Ciri-cirinya dalam 1 cm3 terdapat 5,5 juta sel, elastik dan
fleksibel, bersirkulasi selama 120 hari, dan mengandung 300 juta molekul
hemoglobin(Hb).
b. Sel darah putih (leokosit)
Merupakan bagian dari sistem kekebalan tubuh yang berfungsi untuk melindungi diri
dari infeksi atau penyakit. Sel darah putih diproduksi dari sel punca hematopoietik
pada sumsum tulang. Ciri-cirinya: ukurannya lebih besar dari sel darah merah,
memiliki inti nukleus, dalam 1 cm darah terdapat 4000-10.000 sel darah putih,
sebagian besar leukosit berada didalam jaringan bukan dalam aliran darah. Leukosit
berfungsi untuk melindungi tubuh terhadap invasi benda asing termasuk bakteri dan
virus. Memiliki sifat diapedesis yaitu kemampuan untuk menembus pori-pori
membran kapiler dan masuk kedalam jaringan.
c. Keping darah (trombosit)
Adalah fragmen sitoplasmik tanpa inti berdiameter 2-4, berbentuk cakram bikonveks
yang terbentuk dalam sumsum tulang. Trombosit berjumlah 250.000-400.000/mm 3.
Merupakan fragmen tanpa nukleus, ukuran trombosit mencapai setengah ukuran sel
darah merah, masa hidupnya 5-9 hari. Sitoplasma terbungkus suatu membran plasma
dan mengandung berbagai jenis granula, trombosit berfungsi membantu mekanisme
pembekuan darah.
SISTEM LIMFATIK
Sistem limfatik adalah suatu sistem sirkulasi sekunder yang berfungsi mengalirkan limfa atau
getah bening dalam tubuh. Kelenjar getah bening adalah sebuah jaringan berbentuk oval
didalam tubuh yang bertindak sebagai penghasil dan penyaring cairan yang disebut sebagai
getah bening (limfosit). Getah bening ini berfungsi dalam pengeluaran sel-sel mati, dan yang
paling utama sebagai alat pertahanan terhadap infeksi atau mematikan kuman penyakit yang
masuk kedalam tubuh.

SISTEM PENCERNAAN
Sistem pencernaan manusia adalah sistem yang membantu dalam mencerna makanan yang
dikonsumsi sehingga mudah dicerna oleh tubuh yang berguna untuk menghasilkan energi
bagi seluruh anggota tubuh. Organ sistem pencernaan adalah sbb:
1. Mulut, untuk mengunyah makanan menjadi lebih halus
2. Kerongkongan, berperan mengantarkan makanan yang sudah ditelan
3. Lambung mempunyai 3 fungsi yaitu: tempat menyimpan makanan sementara sebelum
disalurkan keorgan selanjutnya, memecah dan mengaduk makanan dengan
mekanisme gerak peristaltik, dan mencerna dan mengahasilkan makanan dengan
bantuan enzim dalam lambung.
4. Usus halus terdapat 3 bagian yaitu: duadenum(usus 12 jari) berperan dalam proses
pencernaan secara kimiawi dengan bantuan getah empedu dan getah pankreas. Usus
kosong(jejunum) untuk membantu proses pencernaan makanan secara kimiawi
melalui enzim-enzim yang dihasilkan dinding usus seperti disakarida(maltase, laktase,
dan sukrase), aminopeptidase, dipeptidase, serta entrokinase. Ileum berperan dalam
menyelesaikan proses penyerapan nutrisi dan menyerap asama empedu untuk dapat
didaur ulang lagi.
5. Usus besar berbentuk seperti huruf U terbalik yang panjangnya sekitar 5-6 meter.
Terdapat 3 bagian utama usus besar yaitu: sekum(cecum) untuk menyerap nutrisi
yang tidap diserap oleh usus halus. Kolon berfungsi sebagai tempat cairan dan garam
diserap. Rektum berfungsi untuk tempat penyimpan tinja sebelum dikeluarkan oleh
anus. Fungsi utama usus besar adalah membuang air dan garam yang tidak dapat
dicerna dan membentuk limbah padatan yang dapat dikeluarkan.
6. Anus berfungsi untuk proses defekasi feses dan mengatur keluarnya feses.
PENGERTIAN METABOLISME, ANABOLISME, DAN KATABOLISME

Anabolisme merupakan pertukaran pertukaran zat pada organisme yang meliputi proses
fisika dan kimia, pembentukan, dan penguraian zat didalam badan yang memungkinkan
berlangsungnya hidup. Proses metabolisme ada 2 yaitu: Anabolisme adalah pembentukkan
molekul-molekul kompleks dari molekul sederhana, contohnya fotosintesis. Sedangkan
Katabolime penguraian molekul-molekul kompleks menjadi molekul-molekul sederhana,
contohnya respirasi.
Enzim pencernaan diproduksi secara alami oleh sistem pencernaan di dalam tubuh.
Mereka bertugas memecah komponen makanan seperti lemak, karbohidrat, dan protein.
Tujuannya adalah agar nutrisi yang berasal dari makanan dapat diserap ke dalam aliran darah
untuk menunjang fungsi sel-sel tubuh.

Macam-macam Enzim Pencernaan dan Fungsinya

Tubuh memproduksi berbagai macam enzim pencernaan untuk memecah nutrisi di dalam
makanan yang Anda konsumsi agar dapat diserap. Berbeda jenis nutrisi, berbeda juga enzim
pencernaannya. Berikut beberapa macam enzim pencernaan yang ada di tubuh:
 Amilase
Enzim amilase diproduksi di kelenjar liur, pankreas, dan usus halus. Enzim ini
bertugas memecah zat pati atau karbohidrat menjadi gula (glukosa). Saat makanan
yang mengandung karbohidrat dikunyah, kelenjar liur di dalam mulut akan
menghasilkan amilase.
Setelah tertelan, makanan tersebut akan dicerna lebih lanjut di usus halus oleh
enzim amilase yang dihasilkan oleh pankreas. Di dalam usus, amilase terus
memecah molekul zat pati hingga menjadi glukosa, yang nantinya akan diserap ke
dalam sirkulasi darah melalui dinding usus halus.
 Protease
Enzim protease adalah enzim pencernaan yang bertugas untuk memecah protein
dalam makanan menjadi asam amino. Enzim ini diproduksi di lambung, pankreas,
dan usus halus. Terdapat beberapa jenis enzim protase, yaitu pepsin (enzim
pencernaan utama di lambung), tripsin, dan kimotripsin.
 Lipase
Lipase adalah enzim yang memiliki tugas memecah lemak menjadi asam lemak
dan gliserol (zat gula yang mengandung alkohol). Organ tubuh yang berperan
dalam menghasilkan enzim ini adalah pankreas dan lambung. Enzim lipase juga
ditemukan di dalam ASI, fungsinya untuk membantu bayi mencerna molekul
lemak saat menyusu.
 Maltase
Enzim ini diproduksi oleh usus halus dan memiliki fungsi untuk menghancurkan
maltosa. Zat gula maltosa ini banyak ditemukan pada tumbuhan, seperti biji-
bijian, gandum dan ubi.
 Laktase
Laktase adalah jenis enzim pencernaan yang memecah gula laktosa. Gula ini
ditemukan dalam susu dan makanan atau minuman yang terbuat dari susu. Orang
dengan intoleransi laktosa sering kali disarankan untuk mengonsumsi enzim
laktase tambahan saat mengonsumsi susu.
 Sukrase
Sukrase adalah enzim yang diproduksi oleh usus halus. Fungsi enzim ini adalah
memecah sukrosa menjadi gula sederhana, seperti fruktosa dan glukosa. Gula
sukrosa banyak ditemukan pada tanaman, seperti tebu, sorgum, dan bit gula.
Sukrosa juga ditemukan pada madu, namun dalam jumlah sedikit.
 Peranan enzim pencernaan memang sangat penting bagi proses pencernaan dalam
tubuh Anda. Akan tetapi, kerja enzim pencernaan bisa terganggu jika Anda
sedang demam, mengonsumsi obat-obatan tertentu, atau menjalani diet khusus.
Selain itu, radang pankreas (pankreatitis), penyakit Gaucher, dan fenilketonuria
juga dapat membuat fungsi enzim pencernaan menjadi terganggu.
 Jika mengalami penyakit tersebut, mungkin Anda membutuhkan suplemen enzim
pencernaan. Selain untuk membantu proses pencernaan, suplemen ini juga dapat
membantu meringankan keluhan terkait gangguan enzim pencernaan yang Anda
alami. Namun, pastikan Anda berkonsultasi dengan dokter sebelum
mengonsumsinya.
CAIRAN DAN ELEKTROLIT
Cairan tubuh adalah larutan yang terdiri dari air (pelarut) dan zat tertentu (zat terlarut)
sedangkan elektrolit adalah zat kimia yang menghasilkanpartikel-partikelbermuatan listrik
yang disebut ion jika berada dalam larutan.

Cairan Cairan elektrolit tubuh dibagi dalam dua kelompok:


1.intraseluler (CIS)
Adalah cairan yang berada didalam sel diseluruh tubuh.
2.Cairan ekstraseluler (CES)
Adalah cairan yang berada diluar sel.

Jenis dan jumlah cairan tubuh:


vCairan tubuh: 60%
1.Cairan intraseluler: 40%
2.Cairan ekstraseluler: 20%
a.Cairan intertisial: 15%
b.Plasma darah: 5%

Fungsi cairan tubuh:


1.Sarana untuk mengangkut zat-zat makanan ke sel-sel
2.Mengeluarkan buangan-buangan sel
3.Membentuk dalam metabolism sel
4.Sebagai pelarut untuk elektrolit dan non elektrolit
5.Membantu memelihara suhu tubuh
6.Membantu pencernaan
7.Mempermudah eliminasi
8.Mengangkut zat-zat seperti  (hormone, enzim, SDP, SDM

Komposisi cairan tubuh:


1.Air
Adalah senyawa utma dari tubuh manusia. Rata-rata pria dewasa hampir 60%  dari berat
badannya adalah air dan rata-rata wanita mengandung 55% air dari berat badannya.
2.Solute (terlalut)
Cairan tubuh mengandung dua jenis substrat terlalut (zat terlalut) elektrolit dan non
elektrolit.
a.Elektrolit
Substansi yang berdiasosiasi (terpisah) didalam larutan dan akan menghantarkan arus
listrik. Elektrolot berdisosiasi menjadi ion positif dan negatif
·Kation: ion-ion yang membentuk muatan positif dalam larutan. Kation ekstaseluler
utama adalah natrium (Na), sedangkan kation intraseluler utama adalah kalium (K)
·Anion: ion-ion yang membentuk muatan negatif dalam larutan. Anion ekstaseluler utama
adalah klorida (Cl), sedangkan anion intraseluler utama adalah ion fosfat (PO43)
b.Non elektrolit
Substansi seperti glukosa dan urea yang tidak berdisosiasi dalam larutan. Larutan non
elektrolit lainnya yang secara klinis penting mencakup kreatinin dan bilirubun.

Factor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan cairan dan elektrolit


1.Usia
2.Jenis kelemin
3.Sel-sel lemak
4.Stress
5.Sakit
6.Temperature lingkungan
7.Diet

Jenis-jenis cairan infuse


1.Cairan hipotonik
Adalah osmolaritasnya lebih redang dibandungkan serum (konsentrasi ion Na+ lebih
randah dibandingkan serum. Cairan ini digunakan apda keadaan sel mengalami dehidrasi
misalnya pada pasien cuci darah (dialisis) dalam terapi diuretik, juga pada pasien
hiperglkemia (pada gula dara tinggi) dengan ketoaksidosis diabetic.
2.Isotonic
Adalah osmoaritas (tingkat kepekatan) cairannya mendekati serum (bagian cair dari
komponen darah) sehingga terus berada dipembuluh darah. Bermanfaat bagi pasien yang
mengalami hipervolemi (kekurangan cairan tubuh sehingga tekanan darah terus terus
menurun). Memiliki resiko overload contohnya RL dan NaCL 0.9%.
3.Cairan hipertonik
Adalah osmolaritasnya lebih tinggi dibandingkan serum sehingga menarik cairan dan
elektrolit dari jaringan dan sel kedalam pembuluh darah. Mampu menstabilkan tekanan
dararh menstabilkan, meningkatkan produksi urin, dan menguru edema (bengkaak).

Tindakan untuk mengatasi masalah/gangguan kebutuhan cairan dan elektrolit.

·Pemberian cairan melalui per-oral atau intravena (infus)


Tindakan keperawatan ini dilakukan pada klien yang memerlukan masukan cairan
melalui intravena (infus). Pemberian infus dapat diberikan pada pasien yang mengalami
pengeluaran cairan atau nutrisi yang berat. Tindakan ini memerlukan kesterilan mengingat
langsung berhubungan dengan pembuluh darah.

Pemberian melalui infus dengan memasukan kedalam vena (pembuluh darah pasien)
diantara vena lengan (vena cefalisa basilica dan mediana cubitti) atau vena yang ada dikepala
seperti vena temporalis frontalis (khususnya untuk anak-anak). selain pemberian infus pada
pasien yang mengalami pengeluaran cairan juga dapat dilakukan pada pasien schock,
intoksikasi berat, pra dan pasca bedah, sebelum tranfusi darah atau pasien yang
membutuhkan pengobatan tertentu.

·Langkah atau Prosedur


a.Alat
 Baki yang telah dialasi
 Perlak dan pengalasnya
 Pengalas (handuk kecil)
 Bengkok
 Tiang infus
 Sarung tangan ( handskun)
 Tourniquet
 Kapas alcohol
 Cairan infus yang diperlukan
 Infus set
 Abocat
 Plester
 Kasa steril
 Gunting plester
 Betadin
b.Persiapan pasien
 Identifikasi pasien
 Memberitahu pasien tentang tindakan yang akan dilakukan
 Menyiapkan lingkungan
 Mengobservasi reaksi pasien
 Pasang penutup tirai
 Atur posisi pasien senyaman mungkin
 Pasang perlak dan pengalasnya dibawah daerah yang akan dipasang infus
c.Langkah –langkah
 Mencuci tangan
 Pakai sarung tangan
 Gantungkan pletboth pada tiang infus
 Bukan kemasan steril infus set
 Atur klem rol sekitar 2-4 cm dibawah bilik drip dan tutup klem yang ada pada
aluran infus
 Tusukan pipa saluran infus kedalam botol cairan dan tabung tetesan diisi etengah
dengan cara memencet tabung tetesan infuse
 Buka klem dan alirkan cairan keluar sehingga tidak ada udara pada selang infuse
lalu tutup kembali (klem)
 Cari dan pilih vena yang akan dipasang infuse
 Letakan tourniquet 10-12 cm diatas tempat yang akan ditusuk
 Disinfeksi daerah pemasangan dengan kapas alcohol 70% secara sirkular
 Tusukan jarum abocath ke vena dengan lubang jarum menghadap keatas (bila
berhasil darah akan keluar dan dapat dilihat dipipa abocath
 Dorong pelan–pelan abocath masuk kedalam vena, tarik pelan-pelan jarum
abocath sehingga semua pelastik abocath masuk semua kedalam vena
 Sambungkan segera abocath dengan selang infus
 Lepaskan tourniquet dan longgarkan tourniquet untuk melihat kelancaran tetesan
sudah lancer, pangkal jarum direkatkan pada kulit dengan lester(piksasi)
 Atur tetesan sesuai dengan kebutuhan
 Tutup tempat tusukan dengan kasa steril dan beri plester
 Bereskan alat dan lepas sarung tangan
 Cuci tangan
 Dokumentasi tindakan yang sudah dilakukan

Rumus menghitung tetes infus


1.Macro
Keterangan : 1cc = 20 tetes/menit
·Tetes infuse macro
Tetes/menit = jumlah cairan x 20/lama infus x 60
·Lama infus macro
Lama infus = ( jumlah cairan x 20) / (tetes/menit x 60)
2.Micro
Keterangan : 1cc = 60 tetes/menit
·Tetes infus micro
Tetes/menit = (Jumlah cairan x 60) / (lama infus x 60)
·Lama infus micro
Lama infus = ( jumlah cairan x 60) / ( tetes/menit x 60)
Sumber : buku saku praktikum (kebutuhan dasar manusia)

Metabolisme berasal dari bahasa Yunani metabolismos yang berarti perubahan.


Sebagaimana asal namanya, metabolisme semua reaksi kimia yang terjadi dalam organisme
termasuk pada tingkatan sel.
Metabolisme memiliki tiga tujuan, yaitu :
1. Konversi makanan menjadi energi untuk melakukan proses seluler;
2. Konversi makanan/bahan bakar menjadi bahan penyusun protein, lipid, asam nukleat
dan beberapa karbohidrat;
3. Pembuangan limbah nitrogen. Reaksi yang dikatalis oleh enzim ini memungkinkan
organisme dapat tumbuh dan berkembang biak, mempertahankan strukturnya, dan
merespons lingkungannya, mempertahankan strukturnya, dan merespons
lingkungannya.
Metabolisme merupakan salah satu ciri makhluk hidup. Pada manusia, metabolisme akan
mencerna makanan untuk kemudian diolah menjadi energi. Selain bertujuan untuk
membentuk energi, metabolisme memiliki fungsi sebagai berikut :
1. Mengganti sel atau jaringan yang rusak
2. Respirasi jaringan pada tubuh
3. Pertumbuhan jaringan tubuh
4. Penyusun unit pembangun sel
5. Menghasilkan energi, dari perubahan zat-zat makanan yang ada pada tubuh
Berdasarkan tujuannya, metabolisme dibagi menjadi dua bentuk, yaitu anabolisme dan
dan katabolisme.
a. Anabolisme terjadi ketika reaksi kimia menyusun senyawa sederhana menjadi senyawa
kompleks. Anabolisme membutuhkan energi untuk menyusun senyawa tersebut
menjadi senyawa kompleks dan bersifat eksergonik. Salah satu bentuk anabolisme
adalah proses fotosintesis yang terjadi pada tumbuhan.
b. Katabolisme terjadi ketika reaksi kimia mengurai senyawa kompleks menjadi senyawa
sederhana. Katabolisme akan menghasilkan energi ketika mengurai senyawa
kompleks tersebut menjadi senyawa sederhana dan bersifat endergonik. Salah satu
bentuk katabolisme adalah proses respirasi pada makhluk hidup.
Proses metabolisme pada makhluk hidup terdiri atas tiga bagian.
1. Metabolisme Karbohidrat
Metabolisme karbohidrat mencakup penguraian (katabolisme), sintesis (anabolisme), dan
perubahan bentuk karbohidrat dalam tubuh organisme. Bentuk karbohidrat, yaitu glukosa
akan diurai menjadi senyawa gula sederhana yaitu monosakarida.
Saat makanan dicerna dalam tubuh, karbohidrat akan melalui proses hidrolisis, yaitu
proses penguraian menggunakan bantuan air. Pencernaan karbohidrat tersebut terjadi dengan
cara mengurai senyawa kompleks polisakarida menjadi senyawa sederhana monosakarida.
Ketika makanan dikunyah di dalam mulut, makanan akan bercampur dengan air liur yang
mengandung enzim ptialin yang akan menghidrolisis pati menjadi sebuah maltosa dan gugus-
gugus glukosa kecil yang terbentuk dari tiga sampai sembilan gugus glukosa.
Setelah makanan tersebut ditelan dan masuk ke dalam lambung, makanan tersebut akan
bercampur dengan zat yang akan diseksresi lambung. Kemudian, makanan tersebut akan
masuk ke dalam duodendum dan bercampur dengan getah pankreas.
Hasil akhir dari metabolisme karbohidrat adalah senyawa-senyawa gula dalam bentuk
fruktosa, glukosa, monosakarida, dan manosa. Senyawa-senyawa ini kemudian akan
diabsorsi melalui dinding usus dan akan terbawa oleh hati oleh darah.
2. Metabolisme Lemak
Metabolisme lemak adalah proses di mana asam lemak akan dicerna kemudian
dipecahkan untuk menghasilkan energi atau disimpan di dalam tubuh sebagai cadangan
energi. Proses metabolisme lemak terjadi di dalam usus dan dibantu oleh enzim lipase yang
terkandung di dalam usus.
Ketika makanan masuk ke dalam usus, usus akan mengalami kontraksi yang merangsang
keluarnya hormon koleistokinin. Hormon tersebut merangsang kantong empedu berkontraksi
dan menghasilkan cairan empedu. Cairan empedu mengandung garam yang berfungsi untuk
mengemulsi lemak menjadi butiran lemak dengan ukuran yang lebih kecil.
Ukuran butiran lemak yang lebih kecil akan memudahkan proses hidrolisis lemak oleh
lipas yang diproduksi pankreas. Proses metabolisme sebagian besar terjadi dalam usus namun
jga dapat terjadi pada hati, sel-sel otot, dan sel-sel lemak untuk dipakai sebagai energi atau
disimpan sebagai energi cadangan.
3. Metabolisme Protein
Metabolisme protein merupakan proses kimia dan fisik yang mencakup pada perubahan
(anabolisme) protein menjadi asam amino dan penguraian (katabolisme) asam amino pada
protein.
Asam amino yang telah tersebar melewati darah dan masuk dalam jaringan tubuh, akan
disintesis kembali menjadi protein. Protein ini berfungsi untuk mempertahankan fungsi sel-
sel yang masih normal.
Pada metabolisme, asam amino akan melakukan pelepasan gugus amino, kemudian
perubahan kerangka karbon dalam molekul asam amino. Proses pelepasan gugus amino
terjadi pada deaminasi dan transmisi oksidatif.
Deaminasi oksidatif menggunakan dehidrogenese dalam katalis, sedangkan jika transmisi
yaitu proses katabolisme asam amino yang melibatkan gugus amino pada satu asam amino
terhadap asam amino yang lain.
Asam amino tidak dapat disimpan pada tubuh manusia. Jika jumlah asam amino
berlebihan atau terjadi kurangnya sumber energy lain, tubuh manusia akan menggunakan
asam amino dalam sumber energy.
Tidak seperti lemak dan karbohidrat, asam amino membutuhkan pelepasan gugus amino
yang bertempat di deaminasi nitrogen α-amino didalam asam – asam amino.
Protein adalah produk yang dihasilkan oleh ekspresi informasi genetic merupakan
polimer asam amino yang terikat pada satu sama lain dalam ikatan dalam sel hidup.
Nah, menarik sekali, bukan? Ternyata metabolisme tidak hanya berperan penting bagi
tubuh kita, namun juga bagi makhluk hidup lainnya.

Anda mungkin juga menyukai