Anda di halaman 1dari 9

TATA KRAMA ACARA SUAP-SUAPAN DAN CACAP-CACAPAN - Hayati Yas

Budaya

Rangkaian acara pernikahan di Palembang dilengkapi dengan acara suap-suapan dan cacap-
cacapan. Sebagaimana budaya di daerah lain, acara suap-suapan menjadi ciri khas pelengkap
sebuah akad nikah, dimana pengantin pria memberikan sesuapan hidangan (biasanya nasi
kuning) kepada pengantin wanita dan begitu pula sebaliknya. Namun, di daerah Palembang,
acara ini tidak sebatas suap-suapan antara pengantin pria dan wanita saja, melainkan pula
orang tua dan kakek nenekpun, ikut memberikan suapan dengan diiringi nasihat yang penuh
hikmah. Setelah suap-suapan dilaksanakan, dilanjutkan acara cacap-cacapan, dimana air
menjadi simbol utama kehidupan dipercikan kepada kedua pengantin. Berikut ini naskah tata
krama acara suap-suapan dan cacap-cacapan yang dilakukan pada acara pernikahan di kota
Palembang.
Semoga bermanfaat.
Sumber: Yas Budaya’s File, 2004
Dipublikasikan oleh: Beranda Rumah Alif

TATA KRAMA ACARA SUAP-SUAPAN DAN CACAP-CACAPAN

Rangkaian adat pernikahan

____________ binti ____________


dengan
___________bin __________

Hari : __________________
Tanggal : __________________
Waktu : __________________
Tempat : __________________
-----------------------------------------------------------

PEMANDU ( MC ) :
Assalamu’alaikum wr.wb
Dengan nama ALLAH, TUHAN PENGASIH DAN PENYAYANG. Segala Puji bagi
Allah. Rahmat dan keselamatan, semoga senantiasa tercurah kepada junjungan kita Nabi
Besar Muhammad Saw, Rasul pilihan.
Syukur Alhamdulillah kita panjatkan kehadirat Allah Swt., dengan Rahmat-NYA,
sampailah kita kepada acara adat yang melengkapi acara pernikahan :
_____________ binti _____________
dengan
___________________bin___________________
Hadirin yang berbahagia !
Suap – suapan adalah simbol dari suatu proses kehidupan. Dimana kedua mempelai
sejak lahir kedunia hingga dewasa diasuh, di pelihara dan di besarkan ayah
bundanya, dengan penuh kasih dan sayang.
Ananda berdua diasuh dengan kasih sayang, di beri pendidikan agar menjadi orang
berguna, sampai pada saatnya, ananda mampu hidup mandiri. Sejak akad nikah tadi,
pada hakikatnya, selesailah tugas ayah bundamu.
Ananda berdua sudah siap mandiri, membangun dan membina rumah tangga
sebagai suami istri.
Suapan ini, .......... adalah suapan akhir dari orang tuamu, seraya melepas ananda
berdua memasuki bahtera rumah tangga. Mengarungi samudra kehidupan yang tiada
tahu batasnya.
Kami orang tua, hanya mampu merasakan dan melepas ananda berdua dengan
iringan do’a :
SEMOGA ANANDA SUAMI ISTRI, HIDUP SEJAHTERA, DALAM
LIMPAHAN BAROKAH DAN RIDHO ALLAH SUBHANAHU WA TA’
ALA....... AMIIIN !
------------------------------------------------
Bapak bapak, Ibu ibu yang berbahagia !
Untuk acara suap suapan ini, kami mohon kepada ibu ibu yang kami sebut namanya
untuk memberikan suapan kepada kedua mempelai.
Pertama, Kepada ibu (nama:.............................) ibu kandung mempelai wanita, kami
silahkan memberi suapan kepada menantu terlebih dahulu yaitu (nama mempelai pria)
dengan iringan pantun :
Ambil pucuk bambu temiang
Batang padi tumbuh sebatang
Kepada (pengantin pria) ibu berpesan
Ananda (pengantin wanita) jangan kau sia siakan

Suapan berikutnya diberikan kepada (nama mempelai wanita) dengan iringan pantun :
Pagi hari menumbuk padi
Sudah di tumbuk lalu di tampi
Hari ini (pengantin wanita) ibu suapi
Kalau esok suaplah sendiri

Kedua, kepada ibu .................... ibu kandung mempelai pria, kami silahkan
memberikan suapan kepada menantu terlebih dulu yaitu (PENGANTIN WANITA),
dengan iringan pantun :
Buah mangga rasanya manis
Tumbuh didekat pohon durian
Agar rumah tangga tetap harmonis
Ciptakan suasana saling pengertian
Suapan selanjutnya di berikan kepada (PENGANTIN PRIA) dengan iringan pantun :
Burung pipit terbang sekawan
Hinggap bertengger di rumpun padi
Kepada (pengantin pria) ibu berpesan
Binalah keluargamu setulus hati

Suapan Ketiga, kami silahkan kepada ibu.................... nenek mempelai wanita untuk
memberikan suapan kepada cucu laki laki lebih dulu, dengan pantun :
Bulan purnama di malam indah
Saatnya remaja becanda ria
Cucunda seumpama seorang nakhoda
Arahkan bahteramu ke pulau bahagia
Suapan berikutnya diberikan kepada cucunda (pengantin wanita), dengan iringan
pantun :
Pindang salai ikan tenggiri
Dibeli dari pasar Bengkulu
Pandai pandailah menjadi istri
Agar suami sayang selalu

Hadirin yang berbahagia, suapan berikut ini akan di berikan oleh


Ibu..................nenek mempelai laki laki memberikan suapan kepada cucunda
(pengantin wanita) lebih dahulu, dengan iringan pantun :
Dari Samarinda pulau Kalimanrtan
Pergi berlayar menuju Palembang
Kepada cucunda nenek berpesan
Berbuatlah baik agar orang senang
Selanjutnya suapan kepada cucunda (pengantin pria), dengan iringan pantun :
Banyak rumput di halaman
Biduk kehilir singgah di kuala
Agar hidup merasa tentram
Banyaklah berzikir mengingat Allah
Suapan ke lima, diberikan oleh ibu .................. dari keluarga mempelai wanita,
memberi suapan kepada (pengantin pria), dengan iringan pantun :
Puasa Asyura sepuluh Muharam
Buka puasa makan Kurma
Supaya ananda jiwanya tentram
Jangan lupakan tuntunan agama
Selanjutnya suapan diberikan kepada (pengantin wanita) , dengan iringan pantun :
Naik biduk perahu papan
Hanyut terapung di air pasang
Walau sibuk dengan pekerjaan
Jangan lupa ngaji sembayang
Hadirin yang berbahagia !! Suapan terakhir akan di berikan oleh ibu .............. dari
keluarga mempelai Pria.
Suapan pertama diberikan kepada (pengantin wanita), dengan iringan pantun :
Hari Selasa menanam mangga
Hari Rabu menyiram batangnya
Jagalah rahasia rumah tangga
Agar rukun dalam keluarga
Selanjutnya suapan diberikan kepada (pengantin pria), dengan iringan pantun :
Terkenal kayunya di Kalimantan
Ulin namanya harganya mahal
Agar hidup di ridhoi Tuhan
Carilah nafkah barang yang halal

Hadirin yang berbahagia !!


Demikianlah selesai sudah acara suap – suapan. Beralih kita keacara cacap cacapan.

Hadirin yang berbahagia !


Air adalah sumber kehidupan. Air merupakan penawar dan pendingin. Bila pikiran
kita sedang kusut dan kemelut , ambilah air segera berwudhu ........
Insyaallah, emosi yang bergejolak akan reda, pikiran kusut jadi tenang, akalpun dapat
berjalan ..........
Air dengan sifatnya yang sejuk, lambang kesabaran dalam menghadapi setiap
permasalahan.
Dengan cacapan air di kepala, kita hadapi setiap permasalahan, dengan pikiran
tenang dan hati yang sabar.
Inilah lebih kurang makna dari cacap cacapan yang akan kita laksanakan berikut ini.
Kami mohon kepada bapak bapak yang namanya kami sebut, kiranya berkenan untuk
mencacapi ubun ubun kedua mempelai.
Pertama, kepada Bapak .......................... Ayah Kandung mempelai wanita, kami
silahkan mencacapi ubun ubun mempelai Pria lebih dulu dengan iringan pantun :
Ambil air Batanghari Sembilan
Beri ramuan bunga setaman
Cacapan dikepala penyejuk perasaan
Agar sabar menghadapi zaman
Selanjutnya cacapan kepada ananda (pengantin wanita), dengan iringan pantun:
Menganyam atap daun purun
Pohon beringin tumbuh di halaman
Air dicacap di ubun ubun
Penawar, pendingin, penenang perasaan

Cacapan kedua, kami silahkan kepada Bapak ............................ Ayah kandung


mempelai Pria, memberi cacapan kepada menantu dengan iringan pantun :
Ketan kunyit panggang ayam
Masakan (pengantin wanita) gadis Palembang
Supaya hidup aman dan tentram
Rajin rajinlah ngaji sembayang
Cacapan berikutnya kepada ananda (pengantin pria), dengan
iringan pantun :
Dari Palembang ke Samarinda
Membeli sarung tenunan Sutra
Kalaulah sedang hidup bahagia
Janganlah lupa bersyukur pada Allah

Cacapan ketiga, kami silahkan Kakek mempelai wanita, Bapak......................, untuk


memberikan cacapan kepada mempelai Pria, dengan iringan pantun :
Naik kapal dari Samarinda
Pergi berlayar menuju Palembang
Kepada mempelai kami berfatwa
Berbuatlah baik agar orang senang
Selanjutnya cacapan diberikan kepada cucunda (pengantin wanita), dengan iringan
pantun :
Pergi ke pantai mencari lokan
Naik perahu mengarung lautan
Kepada mempelai berdua kami do’akan
Semoga hidup penuh kedamaian

Hadirin yang berbahagia !!


Cacapan selanjutnya kami silahkan pula Kakek mempelai Pria, Bapak ...........................
untuk mencacap ubun ubun cucunda (pengantin wanita) terlebih dulu dengan untaian
pantun :
Bunga Melati sunting karangan
Rendam di air untuk cacapan
Rajinlah sujud kepada Tuhan
Mohon selamat dalam kehidupan
Kepada cucunda (pengantin pria), kakek berpesan :
Bunga Kenanga sunting idaman
Harum mewangi sebarkan aroma
Kepada cucunda kakek do’akan
Semoga hidup, mawaddah warohmah

Hadirin yang berbahagia !!


Cacapan selanjutnya , kami silahkan dari keluarga mempelai Wanita,
Bapak ..........................., memberi cacapan lebih dulu kepada (pengantin pria), dengan
pesan :
Burung kenari terbang melayang
Dikejar elang hinggap ke dahan
Cintai istri dengan kasih sayang
Insyaallah kehidupan di ridhoi Tuhan
Selanjutnya kepada mempelai wanita, kami berpesan :
Kalau menjala di sungai Musi
Bawalah kail untuk cadangan
Hendaklah sabar menghadapi suami
Kesalahan kecil jangan di besarkan.

Cacapan selanjutnya kami persilahkan kepada keluarga mempelai Pria,


Bapak .................... terlebih dahulu mencacapi mempelai wanita, dengan iringan pesan
:
Kelapa muda namanya dogan
Airnya manis pelepas dahaga
Kalau suami sedang bepergian
Jagalah rahasia rumah tangga
Kepada mempelai Pria kami berpesan :
Mengolah tanah dengan bajak
Tanah di tanami padi pesemaian
Membina keluarga hendaklah bijak
Niscaya tentram dalam kehidupan

Demikianlah hadirin, selesai sudah acara cacap cacapan Dan selesailah pula acara adat
suap suapan dan cacap cacapan bunga adat budaya lama melengkapi acara pernikahan
_______________ binti ___________________
dengan
___________________ bin ___________________

Sebelum acara ini ditutup dengan do’a bersama kami persembahkan seuntai pantun
kepada mempelai :
Kapal merapat ditepi dermaga
Membongkar muatan rotan saga
Agar berkat harta dan benda
Jangan lupa zakat dan sedekah
==
Daun kerakap dalam penginangan
Kapur sirih sebagai tambahan
Agar selamat dalam kehidupan
Dekatkan diri kepada Tuhan

Hadirin yang berbahagia !!


Marilah kita memohon ridho dan berkah kepada ALLAH
SUBHANAHU WA TA’ALA dengan memanjatkan do’a bersama.
Untuk memimpin do’a ini kami mohon kepada :
Yth : ..................................................
Do’a : ......................................................................... Amin !!
Pemandu ( MC ) :
( Penutup ) : Naik kereta arah ke Lahat
Pergi kesawah memetik jamur
Selesai sudah acara adat
Budaya lama warisan leluhur
==
Listrik mati malampun gelap
Hendak berjalan kaki tersandung
Kepada hadirin mohon maaf
Kepada Tuhan mohon ampun

Wassalamu’alaikum warohmatullahi wa barakatuh.

Anda mungkin juga menyukai