Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH PRAKTIK

INDEPENDEN PERAWAT
(Etika Keperawatan)

Disusun oleh :

Ifan Purnomo
Ayul Rahardiani
Devi Khuroti Istikha
Dina Rizki Heppy L.S
Okta Firmanda
Sindy Karinawati
Vivi Aprilia

Tahun Ajaran 2012/2013


Kata pengantar :

Rasa syukur yang dalam kami sampaikan ke hadiran Tuhan Yang Maha
Pemurah, karena berkat kemurahanNya makalah ini dapat kami selesaikan
sesuai yang diharapkan.Dalam makalah ini kami membahas “Pendiri Praktik
Independen Perawat”, suatu permasalahan yang ada pada seorang perawat
tentang pendirian praktik independen perawat.

Makalah ini dibuat dalam rangka memperdalam pemahaman masalah pendirian


praktik independen perawat yang sangat diperlukan dalam memahami peran
perawat dan sekaligus melakukan apa yang menjadi tugas siswa/siswi yang
mengikuti mata pelajaan “Etika Keperawatan”.

Dalam proses pendalaman materi pendirian prraktik independen perawat ini,


tentunya kami mendapatkan bimbingan, arahan, koreksi dan saran, untuk itu
rasa terima kasih yang dalam-dalamnya kami sampaikan :

• Bu. Juwita Ari Saputri S.Kep Ns selaku pembimbing mata pelajaran Etika
Kepeawatan
• Rekan-rekan sekalian yang memberi banyak masukan kepada kami

Demikian makalah ini kami buat semoga bermanfaat,

Blitar, 07 Maret 2013


Penyusun
Pendirian Praktik Independen Perawat
Perawat adalah seseorang yang telah menyelesaikan program pendidikan baik
didalam maupun di luar negeri  pendidikan keperawatan baik yang diakui oleh
Pemerintah Republik Indonesia sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Menurut
Persatuan Perawat Nasional Indonesia, praktik keperawatan adalah tindakan pemberian
asuhan perawat profesional baik secara mandiri maupun kolaborasi, yang disesuaikan
dengan lingkup wewenang dan tanggung jawabnya berdasarkan ilmu keperawatan.
Standar praktek keperawatan adalah batas ukuran baku minimal yang harus dilakukan
perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan. Standar praktek keperawatan ini
digunakan untuk mengetahui proses dan hasil pelayanan keperawatan yang diberikan
kepada pasien sebagai fokus utamanya.
Perawat mempunyai beberapa fungsi salah satunya adalah fungsi independen. Dimana
fungsi independen praktik kerja perawat telah ditentukan oleh Pemerintah yang telah
memberikan kesempatan kepada perawat untuk praktik mandiri sejak tahun 2001 melalui
kepmenkes 1239 meski saat itu belum boleh memasang papan nama. Kemudian pada
tahun 2010 di terbitkan lagi permenkes 148 tentang izin praktek keperawatan mandiri yg
membolehkan perawat praktik keperawatan dan terapi koplementer sekaligus boleh
memasang papan nama. Dalam permenkes ini pula disebutkan bahwa perawat boleh
memberikan obat-obat berlogo hijau dan biru. Tetapi dalam praktiknya perawat
mempunyai undang-undang, sebagai berikut:

A. Undang - Undang Praktik Keperawatan :


Pasal 1 Ayat :
1. Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang  merupakan bagian integral
dari pelayanan kesehatan, didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan ditujukan kepada
individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat baik sehat maupun sakit  yang mencakup
seluruh proses kehidupan manusia.
2. Praktik keperawatan adalah tindakan mandiri perawat melalui kolaborasi dengan sistem
klien dan tenaga kesehatan lain dalam memberikan asuhan keperawatan sesuai lingkup
wewenang dan tanggung jawabnya pada berbagai tatanan pelayanan kesehatan, termasuk
praktik keperawatan individual dan berkelompok
3. Asuhan keperawatan adalah proses atau rangkaian kegiatan pada praktik keperawatan
baik langsung atau tidak langsung diberikan kepada sistem klien di sarana dan tatanan
kesehatan lainnya, dengan menggunakan pendekatan ilmiah keperawatan  berdasarkan
kode etik dan standar praktikkeperawatan
4. Perawat adalah seseorang yang telah menyelesaikan program pendidikan baik didalam
maupun di luar negeri  pendidikan keperawatan baik yang diakui oleh Pemerintah
Republik Indonesia sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

5. Perawat terdiri dari perawat vokasional dan perawat profesional.


6. Perawat vokasional adalah seseorang yang telah lulus pendidikan Diploma III
Keperawatan dan Sekolah Perawat Kesehatan yang terakreditasi dan diakui oleh pejabat
yang berwenang.
7. Perawat profesional adalah seseorang yang lulus dari pendidikan tinggi keperawatan dan
terakreditasi, terdiri dari ners generalis, ners spesialis dan ners konsultan.

8. Ners generalis adalah seseorang yang telah menyelesaikan program pendidikan Ners.
9. Ners Spesialis adalah seseorang yang telah menyelesaikan program pendidikan spesialis
keperawatan 1.

10. Ners Konsultan adalah seseorang yang telah menyelesaikan program pendidikan spesialis
keperawatan 2.

11. Registered Nurse  disingkat RN adalah perawat profesional yang teregistrasi.


12.   Licensed Practical Nurs disingkat LPN adalah perawat vokasional yang teregistrasi.
13.  Konsil Keperawatan Indonesia adalah suatu badan otonom yang bersifat independen
14.   Sertifikasi adalah proses pengakuan terhadap program pendidikan dan pelatihan
keperawatan dalam menyelenggarakan program pendidikan dan pelatihan di seluruh
Indonesia yang dilaksanakan oleh organisasi profesi.

15.   Sertifikat kompetensi adalah surat tanda pengakuan terhadap kemampuan seorang
perawat untuk menjalankan praktik  keperawatan di seluruh Indonesia setelah lulus uji
kompetensi oleh konsil keperawatan.

16.   Registrasi adalah pencatatan resmi oleh konsil keperawatan Indonesia terhadap perawat
yang telah memiliki sertifikat kompetensi.

17.   Registrasi ulang adalah pencatatan ulang terhadap perawat yang telah diregistrasi setelah
memenuhi persyaratan yang berlaku.

18. Surat Izin Praktik Perawat (SIPP) adalah bukti tertulis yang kepada perawat  diberikan
oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kotayang akan menjalankan praktik keperawatan
setelah memenuhi persyaratan.

19.   SIPP I (satu) adalah bukti tertulis yang diberikan oleh Dinas kepada perawat vokasional
yang  Kesehatan Kabupaten/Kotatelah memenuhi persyaratan.

20.   SIPP II (dua) adalah bukti tertulis yang diberikan oleh Dinas kepada perawat profesional
yang  Kesehatan Kabupaten/Kotatelah memenuhi persyaratan

21.   Sarana pelayanan kesehatan adalah tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan
upaya pelayanan kesehatan.

22.   Klien dan atau pasien adalah setiap orang yang melakukan konsultasi masalah
kesehatannya untuk memperoleh pelayanan kesehatan yang diperlukan baik secara
langsung maupun tidak langsung kepada perawat.

23.   Organisasi profesi adalah Persatuan Perawat Nasional Indonesia.


24. Kolegium keperawatan adalah kelompok perawat profesional (generalis dan perawat
spesialisasi) sesuai bidang keilmuan keperawatan yang dibentuk oleh organisasi profesi
keperawatan.
25.   Komite adalah badan kelengkapan konsil yang dibentuk untuk melaksanakan tugas-tugas
konsil.
26. Menteri adalah menteri yang tugas dan tanggung jawabnya di  bidang kesehatan

B. Lingkup Praktik Keperawatan

Pasal 4
Lingkup praktik keperawatan adalah :
1. Memberikan asuhan keperawatan pada individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat dalam menyelesaikan masalah kesehatan sederhana dan kompleks.
2. Memberikan tindakan keperawatan langsung, terapi komplementer, penyuluhan
kesehatan, nasehat, konseling, dalam rangka penyelesaian masalah kesehatan
melalui pemenuhan kebutuhan dasar manusia dalam upaya memandirikan klien.
3. Memberikan pelayanan keperawatan di sarana kesehatan dan kunjungan rumah.
4. Memberikan pengobatan dan tindakan medik terbatas, pelayanan KB, imunisasi,
pertolongan persalinan normal.
5. Melaksanakan program pengobatan dan atau tindakan medik secara tertulis dari
dokter.
6. Melaksanakan Program Pemerintah dalam bidang kesehatan

C. Registrasi dan Lisensi Perawat

Pasal 26
1) Setiap perawat yang akan melakukan praktik keperawatan di Indonesia harus
memiliki Surat Tanda Registrasi Perawat yang diterbitkan Konsil melalui mekanisme
uji kompetensi oleh konsil.
2) Surat Tanda Registrasi Perawat sebagaimana ayat (1) terdiri atas 2 (dua) kategori:

1. untuk perawat vokasional, Surat Tanda Registrasi Perawat  disebut dengan


Lisenced Vocasional Nurse (LVN)
2. untuk perawat profesional, Surat Tanda Registrasi Perawat  disebut dengan
Registered Nurse (RN)
3) Untuk melakukan registrasi awal, perawat harus memenuhi persyaratan :

1. memiliki ijazah perawat Diploma atau SPK untuk Lisenced Vocasional  Nurse
(LVN)
2. memiliki ijazah Ners, atau Ners Spesialis untuk Registered Nurse (RN)
3. lulus uji kompetensi yang diselenggarakan oleh konsil
4. Rekomendasi Organisasi Profesi
Pasal 27
1. Dalam menjalankan praktik keperawatan di Indonesia, lisensi praktik perawat
diberikan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang disebut dengan Surat Ijin
Perawat yang terdiri dari Surat Ijin Perawat Vokasional (SIPV) atau Surat Ijin
Perawat Profesional (SIPP)
2. Perawat vokasional yang telah memenuhi persyaratan LVN berhak memperoleh
SIPV  dan dapat melakukan praktik keperawatan di sarana pelayanan kesehatan
bersama.
3. Perawat profesional yang telah memenuhi persyaratan RN berhak memperoleh SIPP
dan dapat melakukan praktik keperawatan di sarana pelayanan kesehatan dan praktik
mandiri.
4. Lisenced vocasional Nurse (LVN) dengan latar belakang Diploma III Keperawatan
dan pengalaman kerja sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun di sarana pelayanan
kesehatan dapat mengikuti uji kompetensi Registered Nurse(RN).

D. Penyelenggaraan Praktik Keperawatan

Pasal 36
Praktik keperawatan dilakukankan berdasarkan pada kesepakatan antara perawat dengan
klien dalam upaya untuk peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, pemeliharaan
kesehatan, kuratif, dan pemulihan kesehatan.
Pasal 37
Dalam melaksanakan praktik keperawatan, perawat yang telah memililki SIPV atau SIPP
berwenang untuk:

1. melaksanakan asuhan keperawatan yang meliputi pengkajian, penetapan


diagnosis keperawatan, perencanaan, melaksanakan tindakan keperawatan dan
evaluasi keperawatan;
2. tindakan keperawatan sebagaimana dimaksud pada huruf a meliputi:
intervensi/tritmen keperawatan, observasi keperawatan, pendidikan dan
konseling kesehatan;
3. dalam melaksanakan asuhan keperawatan sebagaimana dimaksud huruf a dan
huruf b harus sesuai dengan standar asuhan keperawatan yang ditetapkan oleh
organisasi profesi;
4. melaksanakan intervensi keperawatan seperti yang tercantum dalam pasal 4.

Pasal 38
Dalam melaksanakan praktik keperawatan, perawat yang telah memiliki SIPV berwenang
untuk :

1. melakukan tindakan keperawatan dibawah pengawasan perawat yang


memiliki SIPP
2. melaksanakan asuhan keperawatan sebagaimana dimaksud dalam pasal 37
huruf a harus sesuai dengan standar asuhan keperawatan yang ditetapkan oleh
organisasi profesi;
Pasal 39
(1)   Dalam keadaan darurat yang mengancam kehidupan atau nyawa klien dan atau pasien,
perawat dapat melakukan tindakan diluar kewenangan.
(2) Dalam keadaan luar biasa/bencana, perawat dapat melakukan tindakan diluar kewenangan
untuk membantu mengatasi keadaan luar biasa atau bencana tersebut.
(3)   Perawat yang bertugas di daerah yang sulit terjangkau dapat melakukan tindakan diluar
kewenangannya sebagai perawat.
(4)  Ketentuan mengenai daerah yang sulit terjangkau ditetapkan oleh pemerintah pusat atau
pemerintah daerah melalui peraturan tersendiri.
Pasal 40
(1)   Praktik keperawatan dilakukan oleh perawat profesional (RN) dan perawat vokasional
(LVN).
(2) LVN dalam melaksanakan tindakan keperawatan dibawah pengawasan RN.
(3)   Perawat dapat mendelegasikan dan atau menyerahkan tugas kepada perawat lain yang
setara kompetensi dan pengalamannya.
Pasal 41
Pimpinan sarana pelayanan kesehatan dilarang mempekerjakan perawat yang tidak
memiliki SIPV atau SIPP untuk melakukan praktik keperawatan di sarana pelayanan
kesehatan tersebut.
Daftar Pustaka :

file:///D:/MAPEL%20XI%20KP1/etika/undang-undang-tentang-praktik.html

internet

Anda mungkin juga menyukai