Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan karunia-Nya
makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini disusun sebagai tugas untuk
mata kuliah Pendidikan dan Budaya Anti Korupsi
Keberhasilan penulis dalam penulisan makalah ini tentunya tidak lepas dari bantuan
berbagai pihak. Untuk itu penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
semua pihak yang telah membantu terselesaikannya makalah ini. Penulis menyadari bahwa
dalam penulisan makalah ini masih jauh dari sempurna dan masih banyak kekurangan yang
masih perlu diperbaiki, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi
kesempurnaan makalah ini, sehingga dapat bermanfaat bagi siapapun yang membacanya.
Penulis
DAFTAR ISI
Cover i
Kata Pengantar ii
BAB I
1.3 Tujuan 2
1.4 Manfaat 3
BAB II
BAB III
3.1 Kesimpulan 21
3.2 Saran 21
Daftar Pustaka 22
BAB I
PENDAHULUAN
Korupsi adalah setiap orang yang dikategorikan melawan hukum, melakukan perbuatan
memperkaya diri sendiri, menguntungkan diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi,
menyalahgunakan kewenangan maupun kesempatan atau sarana yang ada padanya karena
jabatan atau kedudukan yang dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara.
(Undang-Undang No.31 Tahun 1999). Dewasa ini di Indonesia banyak terjadi kasus korupsi
yang menyebabkan keterpurukan dalam berbagai aspek kehidupan. Semakin merajalelanya kasus
korupsi yang ada mnimbulkan banyak kesenjangan. Korupsi membawa banyak efek negatif bagi
suatu neg Seperti dalam bidang ekonomi, politik, sosial, budaya, hukum, pertahanan dan
Dilihat dari sudut pandang pertahanan dan keamanan nasional, korupsi dapat memberi
dampak negatif bagi ketahanan dan keamanan nasional. Ketahanan Nasional (Tannas) Indonesia
adalah kondisi dinamis bangsa Indonesia yang meliputi segenap aspek kehidupan nasional yang
terintegrasi, yaitu kesatuan menyeluruh dalam kehidupan nasional suatu bangsa baik unsur sosial
maupun alamiah, baik bersifat potensional maupun fungsional. Ketahanan nasional berisi
nasional dalam menghadapi dan mengatasi segala tantangan, ancaman, hambatan, dan gangguan
baik yang datang dari luar maupun dari dalam dan Negara untuk menjamin identitas, integritas,
kelangsungan hidup bangsa dan Negara, serta perjuangan mencapai tujuan nasional. Dalam
pengertian tersebut, Ketahanan Nasional adalah kondisi kehidupan nasional yang harus
diwujudkan. Hakikat Ketahanan Nasional Indonesia adalah keuletan dan ketangguhan bangsa
Dengan adanya korupsi yang mengganggu kondisi pertahanan dan keamanan nasional,
membuat ketidakstabilan dalan bidang pertahanan dan keamanan nasional. Penulis akan
1.2 Tujuan
1.2.3 Untuk mengetahui hubungan korupsi dengan pertahanan dan keamanan negara
Makalah ini diharapkan dapat menjelaskan dampak korupsi dalam bidang pertahanan dan
keamanan nasional, agar selanjutnya dampak ini dapat dicegah melalui pendidikan anti korupsi.
BAB II
PEMBAHASAN
Kata Korupsi berasal dari bahasa latin, Corruptio-Corrumpere yang artinya busuk,
rusak, menggoyahkan, memutarbalik atau menyogok. Menurut Dr. Kartini Kartono, korupsi
adalah tingkah laku individu yang menggunakan wewenang dan jabatan guna mengeduk
keuntungan, dan merugikan kepentingan umum. Korupsi menurut Huntington (1968) adalah
perilaku pejabat publik yang menyimpang dari norma-norma yang diterima oleh masyarakat,
dan perilaku menyimpang ini ditujukan dalam rangka memenuhi kepentingan pribadi. Maka
dapat disimpulkan korupsi merupakan perbuatan curang yang merugikan negara dan
Pertahanan dan Keamanan Indonesia adalah kesemestaan daya upaya seluruh rakyat
Indonesia sebagai satu sistem Pertahanan dan Keamanan Negara, dalam mempertahankan dan
mengamankan negara demi kelangsungan hidup dan kehidupan bangsa dan negara kesatuan
pertahanan dan keamanan secara nasional merupakan salah satu fungsi utama dari pemerintah
dan negara Indonesia dengan TNI- POLRI sebagai intinya guna menciptakan keamanan bangsa
pertahanan dan keamanan bangsa Indonesia yang berisi keuletan dan ketangguhan yang
mengatasi segala ancaman, gangguan, hambatan dan tantangan yang datang dari luar maupun
dari dalam baik secara langsung maupun tidak langsung membahayakan identitas, integritas dan
kelangsungan hidup bangsa dan negara NKRI berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
Wujud Ketahanan Pertahanan dan Keamanan tercermin dalam kondisi daya tangkal bangsa
yang dilandasi kesadaran bela negara seluruh rakyat yang mengandung kemampuan memelihara
stabilitas pertahanan dan keamanan negara yang dinamis, mengamankan pembangunan dan
bentuk ancaman. Analog dengan pengertian Ketahanan Nasional maka Ketahanan Pertahanan
dan Keamanan pada hakikatnya adalah keuletan dan ketangguhan bangsa dalam mewujudkan
kesiapsiagaan serta upaya bela negara, suatu perjuangan rakyat semesta, dalam mana seluruh
potensi dan kekuatan ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya, militer dan kepolisian disusun
Korupsi telah menjadikan bangsa Indonesia tidak memiliki ketahanan nasional yang
tangguh pada seluruh aspek kehidupan nasional, baik aspek statis yaitu tri gatra (geografi,
demografi dan sumber kekayaan alam) maupun aspek yang dinamis panca gatra (ideologi,
politik, ekonomi, sosial budaya, dan pertahanan keamanan). Karena korupsi, Undang –undang
Nomor 28 tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi
menjadi tidak berarti sama sekali. Korupsi merupakan tindakan kriminalitas yang merusak
Ketahanan Nasional yang notabene sebagai pedoman perkembangan suatu negara khususnya
NKRI. Tidak dapat dipungkiri apabila Korupsi semakin berkembang luas, akan memberikan
Perkara Korupsi, Kolusi dan nepotisme yang banyak menimpa para pejabat, baik dari
kalangan eksekutif, yudikatif maupun legislatif menunjukkan tidak hanya mandulnya Undang-
undang Nomor 28 tahun 1999, tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas dari
Korupsi, Kolusi dan nepotisme, tetapi juga semakin tidak tertibnya nilai-nilai kehidupan sosial
masyarakat. Kasus korupsi yang diduga melibatkan para menteri, gubernur, bupati, dan lain
sebagainya menunjukkan bahwa para pejabat negara yang diharapkan menjadi teladan bagi
masyarakat luas mengenai tertib hukum dan tertib sosial, ternyata justru mereka yang harus
duduk dikursi pesakitan dengan tuntutan tindak pidana korupsi. Kasus Bulog dan kasus dana non
bugeter DKP yang begitu kusut hanyalah sedikit dari sekian banyak perkara korupsi di negara
yang berupaya mewujudkan good goverment and clean goverment sebagai salah satu cita-cita
reformasi.
Dari hasil analisis yang dilakukan dengan menggunakan pisau analisa Ketahanan Nasional
yang mengacu kepada Wawasan Nusantara sebagai bagian dari Paradigma Nasional di samping
Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, korupsi telah menciptakan terjadinya kerawanan
pangan, penurunan kredibilitas pemerintah, dan bahkan korupsi telah menciptakan pengeroposan
Korupsi telah menjadikan bangsa Indonesia tidak memiliki ketahanan nasional yang tangguh
pada seluruh aspek kehidupan nasional, baik aspek statis yaitu tri gatra (geografi, demografi dan
sumber kekayaan alam) maupun aspek yang dinamis panca gatra (ideologi, politik, ekonomi,
sosial budaya, dan pertahanan keamanan). Kondisi inilah yang menjadikan bangsa Indonesia
Dari artikel yang kami temukan, terdapat beberapa pendapat mengenai korupsi dan
ketahanan nasional. Berikut mennurut Samsuri, Ssos. MM. mengatakan konsep ketahan nasional
adalah keseimbangan dan keserasian dalam kehidupan sosial melingkupi seluruh aspek
kehidupan secara utuh dan menyeluruh berlandaskan falsafah bangsa, ideologi negara, konstitusi,
dan wawasan nasional. Menurutnya, fenomena pendangkalan, dan erosi pemaknaan ketahanan
nasional dalam kehidupan di masyarakat jangan didiamkan berlarut-larut dan perlu segera
dibenahi melalui berbagai macam kegiatan, salah satunya melalui kegiatan seminar atau diskusi.
“Dan dalam persoalan pemikiran Ahmadiyah juga harus diluruskan demi ketentraman kehidupan
masyarakat Kabupaten Cirebon, karena hal demikian juga merupakan salah satu korupsi
pemikiran,” paparnya.
Sementara itu, Agus Alamsyah menuturkan bentuk korupsi sangat banyak salah satu
contohnya mengambil atau menyerobot hak orang lain pun bisa dikatakan korupsi. “Sebenarnya
penyebab dari orang korupsi adalah karena kemiskinan yang membelenggu baik itu miskin harta,
miskin hati, dan miskin iman serta kerakusan dan keserakahan. Oleh karenanya adanya
ketahanan sosial masyarakat seperti mempunyai kemampuan untuk mengendalikan konflik yang
KH. Noor Zein menambahkan, tindak pidana korupsi masih sering terjadi perbedaan
penafsiran baik antara aparat penegak hukum (polisi, jaksa dan hakim) maupun dengan pejabat
daerah. Hal tersebut merupakan persoalan yang perlu dikaji kembali, sehingga dapat
diformulasikan model penegakan hukum di daerah agar lebih efesien dan efektif.
Praktek korupsi seakan menjadi penyakit menular yang tidak ditakuti seperti halnya flu
burung. Adakalanya disebabkan karena pemenuhan kebutuhan seperti yang dilakukan oleh
pegawai rendahan, tapi ada juga yang karena pengaruh budaya materialistis menumpuk kekayaan
seperti koruptor-koruptor dari kalangan pejabat tinggi yang kehidupannya sudah lebih dari
"mewah". Karena adanya pemerataan korupsi maka tidak salah kalau orang mengatakan bahwa
korupsi sudah menjadi bagian dari budaya bangsa Indonesia. Artinya pokok permasalahan dari
korupsi adalah bagaimana pola pikir masyarakat dalam pemenuhan kebutuhan ekonomi? Apakah
dilatarbelakangi budaya materi dengan menumpuk kekayaan atau secukupnya sesuai kebutuhan
dan bila berlebih akan disalurkan bagi yang membutuhkan sebagaimana ajaran agama dan etika
moral.
Hal ini berarti bicara bagaimana pola tingkah laku, peresapan ajaran agama, moralitas dan
hal-hal lain yang mempengaruhi mental seseorang. Begitu pula halnya dengan kolusi dan
nepotisme yang akar permasalahannya terletak pada kekalahan dari idealisme sosial yang berisi
nilai-nilai yang dapat menciptakan keteraturan dalam masyarakat. Kolusi dan nepotisme telah
menjadi kebiasaan dalam struktural masyarakat kita. Hal ini bisa kita amati dalam kehidupan
sehari-hari. Pekerjaan merupakan barang yang mahal saat ini. Tapi untuk sebagian orang yang
melewati jalan belakang ini sangatlah mudah. Misalnya cukup dengan membayar sejumlah uang
dalam jumlah besar atau dengan membawa surat sakti dari "orang kuat" atau melobi keluarga
dekat yang berada dalam struktur lapangan kerja yang diinginkan. Bila ini diimbangi dengan
kualitas yang bagus tidak masalah, walaupun rasa keadilan tetap masih ternodai. Tapi kalau
kualitasnya jelek, ini sama saja dengan menempatkan orang yang bukan ahlinya yang kelak
justru akan menambah pada kehancuran. Parahnya hal ini seakan telah menjadi prosedural bukan
Pertanyaan berikutnya, apa ada jaminan pelaku tersebut dijerat oleh hukum? Atau justru
lepas dan ia akan terus membina kondisi ini dan akan terjadi regenerasi terus-menerus. Lalu
apakah masyarakat akan menentang jalur-jalur belakang ini atau justru lahir sikap pembiaran
karena ternyata juga telah menjadi bagian dalam kehidupan masyarakat saat ini. Jadi jelaslah
bahwa upaya preventif dari pemberantasan KKN adalah dengan menciptakan tertib sosial dalam
arti adanya tertib nilai-nilai yang harus diaplikasikan dalam struktur masyarakat. Dengan
berubahnya pola tingkahlaku yang sesuai dengan nilai-nilai keadilan, agama dan etika moral
akan lebih efektif dibandingkan hanya dengan aplikasi Undang-undang saja. Jadi perlu adanya
keseimbangan antara tertib sosial dan tertib hukum untuk dapat mencapai reformasi yang
mensejahterakan masyarakat.
Ternyata korupsi di Indonesia memang sulit untuk di berantas, karena hukuman dan sangsi
yang terlalu ringan jika di bandingkan dengan hasil uang negara yang mereka korupsi, sehingga
tidak akan memberikan efek jera kepada para pelakunya. Pemberantasan korupsi menjadi
semakin sulit karena para aparat penegak hukum yang ditugasi melaksanakan pemberantasan
korupsi justru memanfaatkan situasi dan ikut bermain dalam kasus yang mereka tangani,
sehingga para koruptor tidak terlalu memperhitungkan secara serius tentang resiko dari
perbuatan korupsi.
Korupsi di Bidang Pertahanan dan Keamanan belum dapat disentuh oleh agen-agen
pemberantas kosupsi. Akibatnya tidak banyak kasus korupsi yang terungkap dan sampai kepada
putusan pengadilan yang terungkap di media masa, namun apakah hal tersebut berarti institusi
Pertahanan dan Keamanan Indonesia, TNI dan Polri dapat dikatakan bebas dari kasus korupsi?
Kesimpulan seperti itu tidak dapat diambil begitu saja. Kasus yang sedang hangat dibicarakan
akhir-akhir ini adalah kasus Simulator SIM yang melibatkan Irjen Polisi Djoko Susilo. Diluar
kasus tersebut, kinerja kepolisian yang berhubungan langsung dengan masyarakat sipil pun
secara persepsi masih kental dengan tindakan korupsi mulai dari uang damai, penyuapan,
maupun jasa pengamanan illegal. Lain hal nya di tubuh Tentara Nasional Indonesia, selama ini
terkesan tidak terjamah oleh aparat penegak hukum dalam hal penanganan pidana Korupsi. ICW
meberitakan dalam situsnya, telah ada bukti awal dan laporan terkait paling tidak untuk lima
kasus korupsi yang diserahkan ke pihak Kejaksaan Agung namun belum diadakan penyelidikan,
yang dijadikan alasan tentunya undang-undang yang membatasi kewenangan kejaksaan untuk
menggandeng Mabes TNI untuk membentuk tim penyidik koneksitas. Lalu kenapa KPK tidak
turun tangan menangani kasus-kasus seperti ini? Bukan kah KPK lembaga yang dibentuk secara
khusus dan peraturan yang mengatur kewenangannya pun diatus secara khusus (lex spesialis)?
Disini terlihat bahwa, sampai sekarang ranah Korupsi di Bidang Pertahanan dan Keamanan
muncul akibat tidak adanya transparansi dalam pengambilan keputusan di tubuh angkatan
bersenjata dan kepolisian serta nyaris tidak berdayanya hukum saat harus berhadapan dengan
oknum TNI/Polri yang seringkali berlindung di balik institusi Pertahanan dan Keamanan.
Tim peneliti dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia yang dipimpin oleh Dr. Indria
Samego (1998) mencatat empat kerusakan yang terjadi di tubuh ABRI akibat korupsi:
nasional. Ini untuk mendapatkan legitimasi kekuasaan dari rakyat bahwa ABRI memang
sangat peduli pada pembangunan ekonomi. Padahal, pada kenyataannya ABRI memiliki
2. Perilaku bisnis perwira militer dan kolusi yang mereka lakukan dengan para pengusaha
keturunan Cina dan asing ini menimbulkan ekonomi biaya tinggi yang lebih banyak
keseluruhan.
3. Orientasi komersial pada sebagian perwira militer ini pada gilirannya juga menimbulkan
rasa iri hati perwira militer lain yang tidak memiliki kesempatan yang sama. Karena itu,
jabatan di perusahaan negara atau milik ABRI memberikan sumbangsihnya pada mereka
4. Suka atau tidak suka, orientasi komersial akan semakin melunturkan semangat
dan nasionalisme dan janji ABRI, khususnya Angkatan Darat, sebagai pengawal
kepentingan nasional dan untuk mengadakan pembangunan ekonomi bagi seluruh bangsa
Indonesia lambat laun akan luntur dan ABRI dinilai masyarakat telah beralih menjadi
pengawal bagi kepentingan golongan elite birokrat sipil, perwira menengah ke atas, dan
kelompok bisnis besar (baca: keturunan Cina). Bila ini terjadi, akan terjadi pula dikotomi,
tidak saja antara masyarakat sipil dan militer, tetapi juga antara perwira yang profesional
Adapun dampak-dampak yang nyata terlihat dari adanya korupsi di bidang Pertahanan dan
Indonesia adalah negara nomor 15 terluas di dunia, dengan luas daratan keseluruhan
1.919.440 km dan luas lautan 3.2 juta km2. Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di
dunia yang mempunyai 17.508 pulau. Indonesia terbentang antara 6 derajat garis lintang utara
sampai 11 derajat garis lintang selatan, dan dari 97 derajat sampai 141 derajat garis bujur
timur serta terletak antara dua benua yaitu benua Asia dan Australia/Oceania. Posisi strategis
ini mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap kebudayaan, sosial, politik, dan
ekonomi.
Wilayah Indonesia terbentang sepanjang 3.977 mil antara Samudra Hindia dan Samudra
Pasifik. Apabila perairan antara pulau-pulau itu digabungkan, maka luas Indonesia akan
dengan luas 132.107 km persegi, Kalimantan (pulau terbesar ketiga di dunia) dengan luas
539.460 km persegi, Sulawesi dengan luas 189.216 km persegi, dan Papua dengan luas
421.981 km persegi.
Dengan penduduk yang 230 juta jiwa, tentara yang melindungi negara berjumlah 316.00
tentara aktif dan 660.000 cadangan, atau hanya sekitar 0,14% dibandingkan dengan jumlah
penduduk. Dengan bentuk negara kepulauan seperti ini tentunya masalah kerawanan hankam
menjadi sesuatu yang sangat penting. Alat pertahanan dan SDM yang handal akan sangat
membantu menciptakan situasi dan kondisi hankam yang kondusif. Kondisi hankam yang
kondusif ini merupakan dasar dan penting bagi perkembangan dan pertumbuhan ekonomi di
kawasan tersebut.
Saat ini kita sering sekali mendapatkan berita dari berbagai media tentang bagaimana
negara lain begitu mudah menerobos batas wilayah Negara Indonesia, baik dari darat, laut
maupun udara. Hal ini mengindikasikan bahwa sistem pertahanan dan keamanan Indonesia
masih sangat lemah. Tentunya hal ini sangat berhubungan dengan alat dan SDM yang ada.
Sudah seharusnya Negara Indonesia mempunyai armada laut yang kuat dan modern
untuk melindungi perairan yang begitu luasnya, serta didukung oleh angkatan udara dengan
pesawat-pesawat canggih yang cukup besar yang mampu menghalau pengganggu kedaulatan
dengan cepat, tentunya juga harus dibarengi dengan kualitas dan integritas yang tinggi dari
TNI yang kita banggakan.Tentunya ini membutuhkan anggaran yang besar. Apabila anggaran
dan kekayaan negara ini tidak dirampok oleh para koruptor maka semua itu akan bisa
diwujudkan. Dengan ini Indonesia akan mempunyai pertahanan dan keamanan yang baik
Kasus korupsi di Indonesia sudah mencapai segala lini. Tidak hanya permainan di bagian
keuangan negara seperti Bank. Korupsi juga sempat menyambangi sisi religious negara ini.
Sebut saja kasus korupsi pengadaan Al Quran, kasus korupsi anggaran haji atau kasus korupsi
penyelewengan dana catering haji. Ketika hampir sisi sudah dikuasai oleh korupsi, lantas kita
mau apa?
Pagi ini saya membaca sebuah link berita tentang dugaan kasus penyelewengan dana untuk
pengadaan alat di TNI oleh Menteri Pertahanan. Link berita tersebut adalah
http://www.thejakartapost.com/news/2014/12/10/red-flag-raised-over-arms-deal.html. Sungguh
saya sangat kaget, walaupun saya tahu bahwa korupsi sudah menjalar kemana-mana. Bagaimana
tidak kaget, TNI salah satu garda terdepan membela Indonesia telah dirasuki korupsi. Saya tidak
Dugaan korupsi ini terletak pada anggaran pembelian sistem roket multi-launcher (MLS) yang
dibeli dari Avibras (perusahaan aerospacial dari Brazil). Anggaran diduga melebihi sebesar US $
134.900.000 dengan nilai MLS sebesar US $ 405.000.000. Inspetorat dalam tubuh TNI sendiri
sudah menandai beberapa kejanggalan dalam proses ini. Selain itu, sudah melanggar peraturan
MLS yang dibeli dari Avibras ini juga tidak memenuhi ekspektasi dan standar yang diinginkan di
Indonesia. Avibras hanya menyediakan 8 sistem kontrol api dan memberikan 7 dari 38
kebutuhan suplai amunisi kendaraan. Hal ini sangat-sangat merugikan negara Indonesia, terlebih
di bidang pengamanan. Kita tidak ingin bukan, Indonesia menjadi sangat lemah ketika diserang
Dugaan korupsi sebesar US $ 134.900.000 ini dikarenakan Avibras sudah mengadakan kerja
sama terlebih dahulu dengan PT. Poris Duta Sarana. Dimana kesepakatan mereka sangat
merugikan negara ini. Bayangkan, uang sebesar itu bisa untuk pengadaan barang untuk 1
batalion TNI. Hal ini diperparah dengan statement Jendral Moeldoko pada berita
http://www.news.viva.co.id/news/read/528101-moeldoko–kpk-tak-bisa-usut-pembelian-alutsista-
“Tidak bisa (KPK periksa TNI). Ada sesuatu yang tidak bisa dibuka, seperti belanja senjata
“Karena itu pengadaan alutsista harus dirahasiakan. Tetapi yang tidak memiliki value rahasia,
Dua pernyataan tersebut mengundang banyak spekulasi. Bisa saja memang untuk kerahasiaan
negara hal tersebut tidak bisa dibocorkan begitu saja. Tetapi spekulasi lainnya, memang terjadi
korupsi dibalik kerahasiaan tersebut. Walaupun Jendral Moeldoko terus menerus menyangkal
bahwa dalam tubuh TNI tidak akan ada korupsi. Di sisi lain itu bisa saja terjadi kan?
Di akhir artikel ini saya ingin menambahkan sebuah informasi. Informasi ini berasal dari teman
saya bahwa ada campur tangan sosok “anak” dalam ini semua. “anak” itu terkenal dimana-mana
dan ayahnya adalah sosok “king maker” sesungguhnya di Indonesia ini. Tapi sebelum terlalu
jauh dan dituduh fitnah. Saya hanya ingin mengatakan bahwa semua hal bisa terjadi. Bahkan
untuk sebuah hal yang dianggap baik, belum tentu itu baik.
Sekian
Indonesia dalam posisinya berbatasan dengan banyak negara, seperti Malaysia, Singapura,
China, Philipina, Papua Nugini, Timor Leste dan Australia. Perbatasan ini ada yang
berbentuk perairan maupun daratan. Daerah-daerah perbatasan ini rata-rata terisolir dan
mempunyai fasilitas yang sangat terbatas, seperti jalan raya, listrik dan energi, air bersih dan
sanitasi, gedung sekolah dan pemerintahan dan sebagainya. Kondisi ini mengakibatkan
masyarakat yang hidup di wilayah perbatasan harus menanggung tingginya biaya ekonomi.
Kemiskinan yang terjadi di daerah-daerah tapal batas dengan negara lain, seperti yang terjadi
masyarakat lebih cenderung dekat dengan negara tetangga Malaysia karena negara tersebut
lebih banyak memberikan bantuan dan kemudahan hidup bagi mereka. Bahkan masyarakat
tersebut rela untuk berpindah kewarganegaraan menjadi warga negara Malaysia apabila
Hal ini akan semakin menimbulkan kerawanan pada perbatasan dan berakibat melemahnya
garis batas negara. Kondisi ini ternyata hampir merata terjadi di wilayah perbatasan
Indonesia. Perekonomian yang cenderung tidak merata dan hanya berpusat pada perkotaan
Sisi lain dari permasalahan perbatasan, Indonesia mencatat kerugian yang sangat besar dari
sektor kelautan, seperti yang dilansir oleh kementerian Kelautan dan Perikanan RI yang
menyatakan bahwa Indonesia mengalami kerugian 9,4 Triliun Rupiah per tahun akibat
Nelayan asing dari Malaysia, Vietnam, Philipina, Thailand sering sekali melanggar Zona
Ekonomi Eksklusif (ZEE) Indonesia dan meneruk kekayaan laut yang ada di dalamnya. Hal
ini terjadi berulang kali dan sepertinya Indonesia belum mampu mengatasi masalah ini.
Kondisi ini semakin jelas, bahwa negara seluas 1,9 juta km persegi ini ternyata hanya dijaga
oleh 24 kapal saja, dan dari 24 kapal tersebut hanya 17 kapal yang dilengkapi dengan senjata
yang memadai, seperti yang dijelaskan oleh Syahrin Abdurahman, Dirjen Pengawasan
Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (Ditjen PSDKP), Kementerian Kelautan dan
Selain itu wilayah tapal batas ini sangat rawan terhadap berbagai penyelundupan barang-
barang illegal dari dalam maupun luar negeri, seperti bahan bakar, bahan makanan,
elektronik, sampai penyelundupan barang-barang terlarang seperti narkotika, dan senjata dan
amunisi gelap. Selain itu juga sangat rawan terjadinya human trafficking, masuk dan
keluarnya orang-orang yang tidak mempunyai izin masuk ke wilayah Indonesia atau
Kita bisa bayangkan, andaikan kekayaan negara tidak dikorupsi dan dipergunakan untuk
membangun daerah-daerah perbatasan, maka negara ini akan semakin kuat dan makmur.
3. Menguatnya Sisi Kekerasan Dalam Masyarakat
Kondisi kemiskinan pada akhirnya memicu berbagai kerawanan sosial lainnya yang semakin
masyarakat secara alamiah akan menggunakan insting bertahan mereka yang sering kali
Masyarakat menjadi sangat apatis dengan berbagai program dan keputusan yang dibuat oleh
pemerintah, karena mereka menganggap hal tersebut tidak akan mengubah kondisi hidup
mereka. Hal ini mengakibatkan masyarakat cenderung berusaha menyelamatkan diri dan
yang negatif.
Akumulasi dari rasa tidak percaya, apatis, tekanan hidup, kemiskinan yang tidak berujung,
jurang perbedaan kaya dan miskin yang sangat dalam, serta upaya menyelamatkan diri
sendiri menimbulkan efek yang sangat merusak, yaitu kekerasan. Setiap orang cenderung
keras yang pada akhirnya perkelahian masal pemuda, mahasiswa dan anak sekolah setiap
hari kita dapatkan beritanya di koran dan televisi. Penyelesaian berbagai masalahpun pada
akhirnya lebih memilih kekerasan dari pada jalur hukum, karena sudah tidak ada lagi
kepercayaan kepada sistem dan hukum. Belum lagi permasalahan lain yang lebih dahsyat
yang dihubungkan dengan agama dan kepercayaan. Kekerasan seperti ini mengakibatkan
perang saudara yang sangat merugikan baik material maupun bahkan berimbas kepada
budaya dan tatanan masyarakat, seperti yang pernah terjadi di Ambon, Poso dan beberapa
wilayah di Indonesia.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Korupsi adalah perilaku pejabat publik yang menyimpang dari norma-norma yang
diterima oleh masyarakat, dan perilaku menyimpang ini ditujukan dalam rangka
Pertahanan dan Keamanan Indonesia adalah kesemestaan daya upaya seluruh rakyat
Indonesia sebagai satu sistem Pertahanan dan Keamanan Negara, dalam mempertahankan
dan mengamankan negara demi kelangsungan hidup dan kehidupan bangsa dan negara
Dampak nyata yang terlihat dari adanya korupsi di bidang Pertahanan dan Keamanan
3.2 Saran
Dengan menulis makalah ini, penulis mengharapkan kepada pembaca agar dapat
mengetahui dampak korupsi terhadap HANKAM dan dapat dijadikan sebagai motivatir
agar kita tidak terjerumus oleh hal-hal korupsi dan dapat menambah wawasan dan
pemikiran yang intelektual khususnya dalam mata kuliah anti korupsi sehingga kita dapat
http://gebriellucifer.blogspot.com/2011/08/korupsi-dan-ketahanan-negara.html) 9 Maret
2015
http://snezanayofanda.blogspot.com/2013/06/pengaruh-aspek-pertahanan-dan-