Kelompok : 4
Mahidin 1413010006
Yulis Setiawati 1413010012
Alevia Miranti P. 1413010022
Ely Latifah 1413010024
Abdul Khalik Adam 1413010025
Dhimar Dwi Y. N. 1413010028
Nadya Ratu A. F. 1413010031
Angga Negara 1413010033
Ririn Pratiwi Nunsi 1413010040
Anindya Ryan Pramudya 1413010043
2017
REFERAT
PROSPEK PEMBIAYAAN KESEHATAN MELALUI ASURANSI
KESEHATAN
Kelompok : 4
2017
ii
KATA PENGATAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-
Penulisan referat ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk
mendapatkan nilai pada blok elektif asuransi kesehatan pada Program Studi
Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak dalam
penyusunan proposal skripsi ini, sangat sulit menyelesaikan proposal skripsi ini.
Oleh karena itu, pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada
Akhir kata, semoga Allah SWT memberikan balasan atas segala kebaikan
semua pihak yang telah membantu. Semoga proposal skripsi ini membawa
Penulis
iii
DAFTAR ISI
KATA PENGATAR...............................................................................................iii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................5
A. Latar Belakang...........................................................................................5
B. Tujuan........................................................................................................6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................7
BAB III PENUTUP...............................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................21
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
5
dirasakan oleh masyarakat miskin,yang akan semakin terdorong kepada
kemiskinan akibat tidak adanya perlindungan finansialterhadap kesehatan.
Salah satu rekomendasi kunci dari laporan tersebut adalah agar negara-
negaramengembangkan asuransi kesehatan dengan cakupan populasi yang
luas. Agar dapatmempunyai cakupan populasi yang luas, maka sistem
kesehatan dalam suatu negara harusdisusun dalam suatu tatanan yang
terintegrasi antara sistem pelayanan itu sendiri dengansistem pembiayaan.
B. Tujuan
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
7
B. Tujuan Pembiayaan Kesehatan
8
mendapat imbalan berupa uang jasa medik untuk pelayanan yang
diberikannya kepada pasien yang besar-kecilnya ditentukan dari
negosiasi. Semakin banyak jumlah pasien yang ditangani, semakin
besar pula imbalan yang akan didapat dari jasa medik yang
ditagihkan ke pasien. Dengan demikian, secara tidak langsung PPK
didorong untuk meningkatkan volume pelayanannya pada pasien
untuk mendapatkan imbalan jasa yang lebih banyak.Sering
terjadi moral hazard dimana provider akan sengaja secara
berlebihan member layanan kesehatan dengan tujuan
meningkatkan pendapatan dari layanan tersebut
Keuntungan dari sistem Fee for Service
Penanganan yang diberikan dokter cendrung lebih maksimal dan
tidak terkesan terbatas – batas(WHO,2009).
2. Health Insurance
Sistem ini diartikan sebagai sistem pembayaran yang dilakukan
oleh pihak ketiga atau pihak asuransi setelah pencari layanan kesehatan
berobat.Sistem health insurance ini dapat berupa system kapitasi dan
system Diagnose Related Group (DRG system). Sistem kapitasi
merupakan metode pembayaran untuk jasa pelayanan kesehatan dimana
PPK menerima sejumlah tetap penghasilan per peserta untuk pelayanan
yang telah ditentukkan per periode waktu. Pembayaran bagi PPK
dengan system kapitasi adalah pembayaran yang dilakukan oleh suatu
lembaga kepada PPK atas jasa pelayanan kesehatan dengan pembayaran
di muka sejumlah dana sebesar perkalian anggota dengan satuan biaya
(unit cost) tertentu. Salah satu lembaga di Indonesia adalah Badan
Penyelenggara JPKM (Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat).
Masyarakat yang telah menajdi peserta akan membayar iuran dimuka
untuk memperoleh pelayanan kesehatan paripurna dan berjenjang
dengan pelayanan tingkat pertama sebagai ujung tombak yang
memenuhi kebutuhan utama kesehatan dengan mutu terjaga dan biaya
9
terjangkau. Sistem kedua yaitu DRG (Diagnose Related Group) tidak
berbeda jauh dengan system kapitasi di atas.Pada system ini,
pembayaran dilakukan dengan melihat diagnosis penyakit yang dialami
pasien. PPK telah mendapat dana dalam penanganan pasien dengan
diagnosis tertentu dengan jumlah dana yang berbeda pula tiap diagnosis
penyakit. Jumlah dana yang diberikan ini, jika dapat dioptimalkan
penggunaannya demi kesehatan pasien, sisa dana akan menjadi
pemasukan bagi PPK(Depkes RI, 2013).
Kelamahan/kerugian dari system Health Insurance
Kelemahan dari system Health Insurance adalah dapat terjadinya
underutilization dimana dapat terjadi penurunan kualitas dan
fasilitas yang diberikan kepada pasien untuk memperoleh
keuntungan sebesar-besarnya.Selain itu, jika peserta tidak banyak
bergabung dalam system ini, maka resiko kerugian tidak dapat
terhindarkan.
Keuntungan dari system Health Insurance
Namun dibalik kelemahan, terdapat kelebihan system ini
berupa PPK mendapat jaminan adanya pasien (captive market),
mendapat kepastian dana di tiap awal periode waktu tertentu, PPK
taat prosedur sehingga mengurangi terjadinya multidrug dan
multidiagnose. Dan system ini akan membuat PPK lebih kea rah
preventif dan promotif kesehatan.
Ikatan Dokter Indonesia (IDI) menilai, pembiayaan kesehatan
dengan sistem kapitasi dinilai lebih efektif dan efisien menurunkan
angka kesakitan dibandingkan sistem pembayaran berdasarkan layanan
(Fee for Service) yang selama ini berlaku.Namun, mengapa hal ini
belum dapat dilakukan sepenuhnya oleh Indonesia?Tentu saja masih
ada hambatan dan tantangan, salah satunya adalah sistem kapitasi yang
belum dapat memberikan asuransi kesehatan bagi seluruh rakyat tanpa
terkecuali seperti yang disebutkan dalam UU No. 40 Tahun 2004
tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN). Sampai saat ini,
10
perusahaan asuransi masih banyak memilah peserta asuransi dimana
peserta dengan resiko penyakit tinggi dan atau kemampuan bayar
rendah tidaklah menjadi target anggota asuransi. Untuk mencapai
terjadinya pemerataan, dapat dilakukan universal coverage yang bersifat
wajib dimana penduduk yang mempunyai resiko kesehatan rendah akan
membantu mereka yang beresiko tinggi dan penduduk yang mempunyai
kemampuan membayar lebih akan membantu mereka yang lemah
dalam pembayaran. Hal inilah yang masih menjadi pekerjaan rumah
bagi sistem kesehatan Indonesia(Mukti & Moertjahjo. 2010).
11
upaya kesehatan perorangan dengan mengupayakan masyarakat rentan
dan keluarga miskin, daerah terpencol, perbatasan, pulau-pulau terluar
dan terdepan, serta yang tidak diminati swasta. Prioritas pembiayaan oleh
pemerintah lainnya adalah program-program kesehatan yang mempunyai
daya ungkit tinggi terhadap peningkatan derajat kesehatan(Azwar, 2010).
3. Adil dan Transparan
Setiap dana kesehatan digunakan secara nertanggung jawab berdasarkan
prinsip pengelolaan kepemerintahan yang baik, transparan, dan mengacu
pada peraturan perindangan yang berlaku. Dana kesehatan diarahkan
untuk pembiayaan upaya kesehatan perorangan dan masyarakat memalui
pengembangan sistem jaminan kesehatan sosial, sehingga dapat
menjamin terpelihara dan terlindunginya masyarakat dalam memenuhi
kebutuhan dasar kesehatan(Azwar, 2010).
12
pemanfaatan atau penggunaannya oleh pihak pemakai jasa layanan
kesehatan tersebut.
3. Bantuan biaya dari dalam dan luar negeri. Sumber pembiayaan
kesehatan, khususnya untuk penatalaksanaan penyakit – penyakit tertentu
cukup sering diperoleh dari bantuan biaya pihak lain, misalnya oleh
organisasi sosial ataupun pemerintah negara lain. Misalnya bantuan dana
dari luar negeri untuk penanganan HIV dan virus H5N1 .
4. Gabungan anggaran pemerintah dan masyarakat. Sistem ini banyak
diadopsi oleh negara-negara di dunia karena dapat mengakomodasi
kelemahan – kelemahan yang timbul pada sumber pembiayaan kesehatan
sebelumnya. Tingginya biaya kesehatan yang dibutuhkan ditanggung
sebagian oleh pemerintah dengan menyediakan layanan kesehatan
bersubsidi. Sistem ini juga menuntut peran serta masyarakat dalam
memenuhi biaya kesehatan yang dibutuhkan dengan mengeluarkan biaya
tambahan.
13
membebani ekonomi rumah tangga. Kejadian sakit yang mengakibatkan
bencana ekonomi bagi pasien atau keluarganya biasa disebut atastrophic
illness(Ilyas, Y. 2005).
14
b. Asuransi bipartied; Penyedia Pelayanan Kesehatan dapat merupakan
milik atau dikontrol oleh perusahaan asuransi.
15
4. Ditinjau dari kepemilikan badan penyelenggara
Ditinjau dari kepemilikan bada n penyelenggara, asuransi kesehatan dibagi
atas:
a. Asuransi kesehatan pemerintah (Government Health Insurance) yaitu
asuransi kesehatan milik pemerintah atau pengelolaan dana dilakukan
oleh pemerintah. Keuntungan yang diperoleh khususnya bagi
masyarakat kurang mampu karena mendapat subsidi dari pemerintah.
Di lain pihak, biasanya mutu pelayanan kurang sempurna sehingga
masyarakat merasa tidak puas.
b. Asuransi kesehatan swasta (Private Health Insurance) yaitu asuransi
kesehatan milik swasta atau pengelolaan dana dilakukan oleh suatu
badan swasta. Keuntungan yang diperoleh biasanya mutu pelayanan
relatif lebih baik, sedangkan kerugiannya sulit dilakukan pengamatan
terhadap penyelenggaranya.
5. Ditinjau dari peranan badan penyelenggara asuransi
Ditinjau dari peranan badan penyelenggara asuransi, asuransi kesehatan
dibagi atas:
a. Hanya bertindak sebagai pengelola dana
Bentuk ini berkaitan dengan model tripartied, merupakan bentuk klasik
dari asuransi kesehatan. Bentuk ini akan merugikan atau
menguntungkan tergantung dari kombinasi deng an sistem pembayaran
yang dijalankan. Jika dikombinasikan dengan reimbursment, akan
merugikan. Sebaliknya jika dikombinasi dengan prepayment akan
menguntungkan.
b. Badan penyelenggara asuransi juga bertindak sebagai penyelenggara
pelayanan kesehatan.
Jenis ini sesuai dengan bentuk bipartied, keuntungan yang diperoleh
adalah pengamatan terhadap biaya kesehatan dapat ditingkatkan
sehingga terjadi penghematan. Kerugiannya pelayanan kesehatan
yang diberikan tergantung dari badan penyelenggara bukan kebutuhan
masyarakat.
16
6. Ditinjau dari jenis pelayanan yang ditanggung
Ditinjau dari jenis pelayanan yang ditanggung, asuransi kesehatan dapat
dibedakan atas:
a. Menanggung seluruh jenis pelayanan kesehatan, baik pengobatan
(kurative), pemulihan (rehabilitative), peningkatan (promotive)
maupun pencegahan (preventive). Dengan demikian pelayanan yang
diberikan bersifat menyeluruh (comprehensive) dengan tujuan untuk
meningkatkan derajat kesehatan peserta sehingga peserta jarang sakit
dan secara timbal balik akan menguntungkan badan penyelenggara
asuransi.
b. Menanggung sebagian pelayanan kesehatan, biasanya yang
membutuhkan biaya besar misalnya perawatan di rumah sakit atau
pelayanan kesehatan yang biayanya kecil misalnya pelayanan
kesehatan di puskesmas.
7. Ditinjau dari jumlah dana yang ditanggung
Ditinjau dari jumlah dana yang ditanggung, asuransi kesehatan dibagi atas:
a. Seluruh biaya kesehatan yang diperlukan ditanggung oleh badan
penyelenggara. Keadaan ini dapat mendorong pemanfaatan yang
berlebihan oleh peserta terutama bila keadaan peserta kurang.
b. Hanya sebagian biaya kesehatan yang ditanggung oleh badan
penyelenggara. Dengan cara ini dapat mengurangi pemanfaatan yang
berlebihan atau moral hazard ditinjau dari pihak peserta karena
peserta asuransi harus memberikan kontribusi yang telah ditetapkan
bila memakai layanan kesehatan (cost sharing).
8. Ditinjau dari cara pembayaran kepada penyelenggara pelayanan kesehatan
Ditinjau dari cara pembayaran kepada penyelenggara pelayanan kesehatan,
asuransi kesehatan terbagi atas:
a. Pembayaran berdasarkan jumlah kunjungan peserta yang
memanfaatkan pelayanan kesehatan (reimbursment). Dengan
17
demikian jumlah peserta berbanding lurus dengan jumlah uang yang
diterima oleh penyelenggara pelayanan kesehatan.
b. Pembayaran berdasarkan kapitasi yaitu berdasarkan jumlah
anggota/penduduk yang dilayani, berdasarkan konsep wilayah.
9. Ditinjau dari waktu pembayaran terhadap PPK
Ditinjau dari waktu pembayaran terhadap PPK, asuransi kesehatan
terbagi atas:
a. Pembayaran setelah pelayanan kesehatan selesai diselenggarakan
(Retrospective Payment), biasanya dihitung berdasarkan service by
service atau patient by patient.
b. Pembayaran di muka (pre payment) yaitu diberikan sebelum
pelayanan diselenggarakan, biasanya perhitungan berdasarkan kapitasi
dengan pelayanan komprehensif dengan tujuan penghematan dan
mengurangi moral hazard dari penyelenggara pelayanan kesehatan.
10. Ditinjau dari jenis jaminan
Ditinjau dari jenis jaminan, asuransi kesehatan dibagi atas:
a. Jaminan dengan uang, yaitu asuransi yang membayar dengan
mengganti biaya pelayanan yang diberikan.
b. Jaminan yang diberikan tidak berupa uang (Managed Care),
contohnya: JPKM, Askes.
18
Kematian (JKM) dan Jaminan Pensiun (JP). Program JK diselenggarakan
secara nasional, berdasar prinsip asuransi sosial dan ekuitas. Tujuannya
adalah untuk memberikan manfaat pemeliharaan kesehatran dan perlindungan
dalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatan.
Prinsip asuransi sosial program JK dalam SJSN meliputi kepesertaan
yang bersifat wajib dan non diskriminatif bagi kelompok formal, iuran
berdasar persentase pendapatan menjadi beban bersama antara pemberi dan
penerima kerja sampai batas tertentu, sehingga ada kegotong-royongan antara
yang kaya-miskin, resiko sakit tinggi-rendah, tua-muda dengan manfaat
pelayanan medik yang sama (prinsip ekuitas), dan pelayanan dapat diakses
secara nasional (portabilitas), bersifat komprehensif, dengan manfaat
pelayanan kesehatan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif, termasuk
obat dan bahan medis habis pakai. Pengelolaannya dilakukan dengan prinsip
kehati-hatian, nirlaba, transparansi dan akuntabilitas yang tinggi. Dana
program merupakan dana amanat yang digunakan sebesar-besarnya untuk
kepentingan peserta(Mukti & Moertjahjo. 2010).
Kekhususan program JK dalam SJSN adalah bahwa Badan
Penyelenggara harus mengembangkan sistem pelayanan kesehatan, sistem
kendali mutu pelayanan dan sistem pembayaran pelayanan kesehatan untuk
meningkatkan efisiensi jaminan kesehatan. Penyelenggaraan jaminan
kesehatan menerapkan prinsip-prinsip managed healthcare concept, misalnya
penerapan konsep dokter keluarga, konsep rujukan, konsep wilayah serta
pembayaran prospektif (Prospective Payment System) misalnya kapitasi,
tariff paket, dan DRG’s (Diagnosis Related Groups). Pelayanan obat
diberikan sesuai dengan daftar dan harga tertinggi obat-obatan, serta bahan
medis habis(Mukti & Moertjahjo. 2010).
19
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Pemerintah diharapkan lebih tegas dalam mengawasi regulasi
pembiayaan kesehatan oleh asuransi kesehatan agar tidak ada pihak yang
merasa dirugikan dalam hal materi, waktu, dan tenaga.
20
DAFTAR PUSTAKA
21