Anda di halaman 1dari 18

TRIGGER CASE 2

RESUME ASUHAN KEPERAWATAN PADA GANGGUAN SISTEM


PERKEMIHAN “Benigna Prostat Hiperplasia (BPH)”
Diajukan sebagai syarat untuk Memenuhi Mata Kuliah Sistem Perkemihan
Dosen Pengampu: Titin Hidayatin, S.Kep, Ns., M.Kep.

DISUSUN OLEH

ALFA ERA RAHMA FARESTY


R.18.01.003

YAYASAN INDRA HUSADA

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ( STIKes ) INDRAMAYU

2021
Pengkajian dilakukan 15 Mei 2019, dengan nama Tn S dengan usia 62 tahun,
alamat Jl. Gemilang Negara Tulang Bawang 003/004 Bunga Mayang, di rawat
dengan diagnosa medis benigna prostat hiperplasia (BPH) nomor RM 14-80-00 di
ruang bedah RSUD Waled Cirebon.

Pasien datang ke RS pada tanggal 13 Mei 2019 pada pukul 11.20 WIB melalui
Unit Gawat Darurat (UGD) RSUD Waled Cirebon. Sudah 1 bulan mengeluh
mengalami sakit saat berkemih, berkemih pada malam hari sampai 10x,
mengalami anyang–anyangan. Dengan hasil tanda – tanda vital tekanan darah
130/80 mmHg, suhu 37,3o c, nadi 89x/menit, dan pernapasan 23x/menit, karena
keluhan yang di rasakan sampai pasien harus dibawa ke RS, kemudian pada
tanggal 15 Mei 2019 pada pukul 21. 45 WIB dilakukan tindakan pembedahan
untuk menginsisi kelenjar prostat, yang bertujuan mengurangi keluhan – keluhan
yang dirasakan pasien.

Pada tanggal 15 Mei 2019 pada pukul 21.50 WIB pasien dilakukan tindakan
operasi BPH, didapatkan data hasil pengkajian yaitu pasien mengeluh nyeri pada
daerah luka post op, nyeri seperti di sayat-sayat dengan skala nyeri 7(1-10).

Saat dilakukan pengkajian ditemukan data pasien tampak meringis kesakitan


memegangi daerah luka, nyeri bertambah ketika pasien bergerak, karena rasa
nyerinya sehingga pasien mengalami bedrest ditempat tidur, dan segala
kegiatannya di bantu oleh keluarga. Pasien mengatakan tidak mempunyai riwayat
alergi obat, makanan, tidak mempunyai riwayat kecelakaan, patah tulang, tidak
mempunyai riwayat sakit berat/kronis, tidak mempunyai riwayat operasi, pasien
tidak pernah di rawat di rumah sakit .

Pasien mengatakan bahwa keluarganya dahulu tidak ada yang mempunyai riwayat
sakit BPH Saat dilakukan pengkajian didapatkan data pasien mengatakan tidak
nafsu makan, makan hanya 3 sendok setiap makan karena merasa mual, tidak
mempunyai alergi makan, diit tinggi kalori tinggi protein, dan pasien tidak
mengalami penurunan berat badan. Pasien terpasang kateter three way ukuran
24F, urine berwarna kuning kemerahan, pasien mengeluh merasa nyeri karena di
pasang kateter.

Pasien mengatakan sudah 2 hari tidak Bab, terakhir Bab kemarin pagi hari dengan
konsistensi keras Insensible Water Lose (IWL) = 15 x 72 kg = 1.080 cc/24jam
Pasien mengatakan tidak bisa tidur dan sering terbangun pada malam hari karena
nyeri. Waktu tidurnya tidak cukup, tidur hanya 6 jam/hari.

Pasien mengatakan mengalami keterbatasan gerak karena terpasang kateter,


irigasi dan infus. semua kegiatan pasien di bantu keluarga. Skala aktivitas pasien 2
(memerlukan bantuan dan pengawasan orang lain).

Berdasarkan hasil pemeriksaan yang dilakukan Tn S diperoleh data tekanan darah


120/70 mmHg, nadi 90x/menit lokasi pemeriksaan nadi radialis dengan kualitas
kuat dan irama teratur, pernapasan 20x/menit, suhu 37,2o c dan TB/BB 162 cm/
72 kg.

Pada pemeriksaan nadi radialis didapatkan data nadi: 89 x/menit dengan frekuensi
nadi dengan irama teratur, akral teraba hangat, warna kulit normal, tidak pucat,
tidak sianosis, capilary revil time (CRT) <3 detik.

Pasien saat ini terpasang irigasi NaCl untuk mencegah pembekuan darah,
terpasang selang drainase pada abdomen dextra, konjungtiva berwarna merah
muda, akral teraba hangat Pada sistem urogenitalia tidak terdapat distensi
kandung kemih, pasien menggunakan kateter three way ukuran 24F (Foley),
dengan keadaan genital bersih.

Terdapat luka sayatan op BPH di sebelah umbilikus sinstra dengan panjang


sayatan ±10cm, terdapat selang drainase di bagian abdomen dexstra, luka tampak
basah, luka tampak kemerahan, tidak terdapat pus, tidak terdapat tanda tanda
radang, tidak ada luka dekubitus, dan tidak ada tanda- tanda perdarahan.

Pasien mengalami keterbatasan gerakan karena terpasang infus kateter dan


drainase, tidak ada riwayat fraktur, tonus otot kuat, tidak ada kelainan pada tulang
dan sendi dan tidak menggunakan alat bantu jalan.
Data penunjang: Hb 10,6 gr/dl

Data pengpbatan:

a. Terapi infus Ringer laktat 20 tpm makro

b. Terapi tiofusin 20 tpm makro

c. Ondansentron 3 x 1 mg

d. Ketorolac 3 x 30 mg

e. Meropenem® 2 x 1 gr f. tranexsamat® 3x 500mg


Resume Asuhan Keperawatan Pada Tn.S Gangguan Sistem Perkemihan Di
Rs Rsud Waled Cirebon

Nama Mahasiswa : Alfa Era Rahma Faresty


Tanda Tangan : Alfa
Tanggal Pengkajian : 15 Mei 2019
Tanggal Masuk RS : Mei 2019 pukul 11.20 WIB
No. Medical Record : 14-80-00

A. IDENTITAS KLIEN
Nama Pasien : Tn. S
Umur : 62 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pendidikan : Tidak terkaji
Agama : Tidak terkaji
Pekerjaan : Tidak terkaji
Suku Bangsa : Tidak terkaji
Diagnosa Medis : Benigna Prostat Hiperplasia (BPH)
Alamat : Jl. Gemilang Negara Tulang Bawang
003/004 Bunga Mayang

B. DATA SUBJEKTIF
Pasien mengeluh nyeri pada daerah luka post op, nyeri seperti di sayat-sayat.
Pasien mengatakan tidak mempunyai riwayat alergi obat, makanan, tidak
mempunyai riwayat kecelakaan, patah tulang, tidak mempunyai riwayat sakit
berat/kronis, tidak mempunyai riwayat operasi, pasien tidak pernah di rawat
di rumah sakit . Pasien mengatakan bahwa keluarganya dahulu tidak ada yang
mempunyai riwayat sakit BPH Saat dilakukan pengkajian didapatkan data
pasien mengatakan tidak nafsu makan, makan hanya 3 sendok setiap makan
karena merasa mual, tidak mempunyai alergi makan, diit tinggi kalori tinggi
protein, dan pasien tidak mengalami penurunan berat badan.
Pasien mengatakan sudah 2 hari tidak Bab, terakhir Bab kemarin pagi hari
dengan konsistensi keras Insensible Water Lose (IWL) = 15 x 72 kg = 1.080
cc/24jam Pasien mengatakan tidak bisa tidur dan sering terbangun pada
malam hari karena nyeri. Waktu tidurnya tidak cukup, tidur hanya 6 jam/hari.

Pasien mengatakan mengalami keterbatasan gerak karena terpasang kateter,


irigasi dan infus. semua kegiatan pasien di bantu keluarga. Skala aktivitas
pasien 2 (memerlukan bantuan dan pengawasan orang lain).

Pasien mengalami keterbatasan gerakan karena terpasang infus kateter dan


drainase, tidak ada riwayat fraktur, tonus otot kuat, tidak ada kelainan pada
tulang dan sendi dan tidak menggunakan alat bantu jalan.

C. DATA OBJEKTIF
Skala nyeri 7(1-10). Pasien tampak meringis kesakitan memegangi daerah
luka, nyeri bertambah ketika pasien bergerak, karena rasa nyerinya sehingga
pasien mengalami bedrest ditempat tidur, dan segala kegiatannya di bantu
oleh keluarga. Pasien terpasang kateter three way ukuran 24F, urine berwarna
kuning kemerahan, pasien mengeluh merasa nyeri karena di pasang kateter.

Data tekanan darah 120/70 mmHg, nadi 90x/menit lokasi pemeriksaan nadi
radialis dengan kualitas kuat dan irama teratur, pernapasan 20x/menit, suhu
37,2o c dan TB/BB 162 cm/ 72 kg.

Pada pemeriksaan nadi radialis didapatkan data nadi: 89 x/menit dengan


frekuensi nadi dengan irama teratur, akral teraba hangat, warna kulit normal,
tidak pucat, tidak sianosis, capilary revil time (CRT) <3 detik.

Pasien saat ini terpasang irigasi NaCl untuk mencegah pembekuan darah,
terpasang selang drainase pada abdomen dextra, konjungtiva berwarna merah
muda, akral teraba hangat Pada sistem urogenitalia tidak terdapat distensi
kandung kemih, pasien menggunakan kateter three way ukuran 24F (Foley),
dengan keadaan genital bersih.
Terdapat luka sayatan op BPH di sebelah umbilikus sinstra dengan panjang
sayatan ±10cm, terdapat selang drainase di bagian abdomen dexstra, luka
tampak basah, luka tampak kemerahan, tidak terdapat pus, tidak terdapat
tanda tanda radang, tidak ada luka dekubitus, dan tidak ada tanda- tanda
perdarahan.

Data penunjang: Hb 10,6 gr/dl

Data pengpbatan:

a. Terapi infus Ringer laktat 20 tpm makro

b. Terapi tiofusin 20 tpm makro

c. Ondansentron 3 x 1 mg

d. Ketorolac 3 x 30 mg

e. Meropenem® 2 x 1 gr f. tranexsamat® 3x 500mg

D. ANALISA DATA
Tgl, Data Senjang Penyebab / Masalah TTD dan
Jam (DS dan DO) Etiologi Keperawatan Nama
Jelas

15 Mei DS BPH  Post Nyeri Akut Alfa


2019, Pasien mengeluh Operasi  (D.0077)
21.50 nyeri pada daerah TURP
luka post operasi Prostatektomi
Pasien mengatakan  Trauma
nyeri seperti di bekas insisi 
sayat – sayat Nyeri Akut
pasien mengatakan
tidak nafsu makan,
makan hanya 3
sendok setiap
makan karena
merasa mual

DO
Pasien tampak
meringis kesakitan
memegangi daerah
luka, dengan skala
nyeri 7 (1-10)
Dengan TTV TD :
120/70 mmHg, N:
90x/menit, RR:
20x/menit S:
37,2ᵒc
15 Mei DS BPH  Post Resiko Infeksi Alfa
2019, Pasien mengeluh Operasi  (D.0142)
21.50 nyeri pada daerah TURP
luka post operasi Prostatektomi
DO  Trauma
Terdapat luka bekas insisi 
sayatan op BPH di Efek prosedur
sebelah umbilikus invasive 
sinstra dengan Resiko Infeksi
panjang sayatan
±10cm
Pasien terpasang
irigasi NaCl untuk
mencegah
pembekuan darah,
terpasang selang
drainase pada
abdomen dextra
luka tampak basah,
luka tampak
kemerahan
Pasien terpasang
kateter three way
ukuran 24F, urine
berwarna kuning
kemerahan, pasien
mengeluh merasa
nyeri karena di
pasang kateter.
15 Mei DS BPH  Post Gangguan Pola Alfa
2019, Pasien mengatakan Operasi  Tidur
21.50 tidak bisa tidur dan TURP (D.0055)
sering terbangun Prostatektomi
pada malam hari  Trauma
karena nyeri. bekas insisi 
Waktu tidurnya Nyeri 
tidak cukup, tidur Gangguan Pola
hanya 6 jam/hari. Tidur
DO
-
15 Mei DS BPH  Post Resiko Pendarahan Alfa
2019, pasien mengeluh Operasi  (D.0012)
21.50 nyeri pada daerah TURP
luka post op, nyeri Prostatektomi
seperti di sayat-  Trauma
sayat bekas insisi 
DO Resiko
Pasien saat ini Pendarahan
terpasang irigasi
NaCl untuk
mencegah
pembekuan darah,
terpasang selang
drainase pada
abdomen dextra
15 Mei DS BPH  Post Nausea Alfa
2019, Pasien mengatakan Operasi  Efek (D.0076)
21.50 tidak nafsu makan, agen
makan hanya 3 farmakologis 
sendok setiap Nausea
makan karena
merasa mual
DO
-
15 Mei DS BPH  Post Gangguan Alfa
2019, Pasien mengeluh Operasi  Mobilitas Fisik
21.50 nyeri pada daerah TURP (D.0054)
luka post op Prostatektomi
Pasien mengatakan  Trauma
mengalami bekas insisi 
keterbatasan Nyeri 
gerakan karena Keterbatasan
terpasang infus gerak 
kateter dan Gangguan
drainase Mobiitas Fisik
DO
pasien mengalami
bedrest ditempat
tidur, dan segala
kegiatannya di
bantu oleh
keluarga
Skala aktivitas
pasien 2
(memerlukan
bantuan dan
pengawasan orang
lain).
15 Mei DS BPH  Post Kostipasi Alfa
2019, Pasien mengatakan Operasi  (D.0049)
21.50 sudah 2 hari tidak Ketidakcukupan
Bab, terakhir Bab diet 
kemarin pagi hari Konstipasi
dengan konsistensi
keras
DO
-

E. DIAGNOSA KEPERAWATAN MENURUT PRIORITAS


1. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik (prosedur
pembedahan)
2. Risiko infeksi berhubungan dengan efek prosedur invasif
3. Gangguan pola tidur berhubungan dengan efek nyeri post op benigna
prostat hyperplasia (BPH) ditandai
4. Risiko perdarahan berhubungan dengan tindakan pembedahan
5. Nausea berhubungan dengan efek agen farmakologis
6. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan Nyeri (post op benigna
prostat hyperplasia (BPH)
7. Konstipasi berhubungan dengan ketidakcukupan diet

F. PERENCANAAN KEPERAWATAN / INTERVENSI KEPERAWATAN


Perencanaan Keperawatan TTD
dan
No.Dx Nama
Tujuan Rencana Tindakan Rasional
Jelas

Nyeri Setelah dilakuka Observasi Alfa


Asuhan 1. Identifikasi lokasi
Akut 1. Untuk mengetahui
keperawatan karakteristik durasi lokasi karakteristik
D.0077 selama 3 x 24
frekuensi kualitas durasi frekuensi
jam Nyeri Akut
intensitas nyeri kualitas intensitas nyeri
teratasi dengan
2. Untuk mengetahui
kriteria hasil :
skala nyeri
Indikator 2. Identifikasi skala
1. Keluhan nyeri nyeri 3. Untuk mengetahui
4 (Menurun) 3. Identifikasi respon respon nyeri non verbal
nyeri non verbal 4. Untuk mengetahui
2. Meringis 5
faktor yang
(Menurun) 4. Identifikasi faktor memperberat dan
3. Nafsu Makan yang memperberat memperingan nyeri
dan memperingan 5. Untuk mengetahui efek
5 (Membaik)
nyeri samping penggunaan
4. Mual 5 5. Monitor efek samping
analgetik
(Menurun) penggunaan analgetik
1. Agar mengurangi rasa
nyeri
Terapeutik
1. Berikan teknik non
farmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
(mis. TENS, hipnosis,
akupresur, terapi
musik, biofeedback,
terapi pijat,
aromaterapi, teknik
imajinasi, terbimbing,
kompres
2. Untuk mengontrol
hangat/dingin,terapi lingkungan yang
bermain) memperberat rasa nyeri
2. Kontrol lingkungan
yang memperberat
rasa nyeri (mis. Suhu
ruangan, 3. Untuk memfasilitasi
istirahat dan tidur
pencahayaan,
4. Untuk
kebisingan) mempertimbangkan
3. Fasilitasi istirahat dan jenis dan sumber nyeri
tidur dalam pemilihan
strategi meredakan
4. Pertimbangan jenis nyeri
dan sumber nyeri
dalam pemilihan
1. Agar klien mengerti
strategi meredakan penyebab periode dan
nyeri pemicu nyeri
2. Agar klien mengerti
Edukasi strategi meredakan
1. Jelaskan penyebab nyeri
3. Agar bisa memonitor
periode dan pemicu
nyeri secara mandiri
nyeri 4. Agar bisa mengerti
2. Jelaskan strategi cara
meredakan nyeri mengemenggunakan
analgetik secara tepat
3. Anjurkan memonitor 5. Agar kien mengerti
nyeri secara mandiri teknik non
farmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
4. Anjurkan
menggunakan
analgetik secara tepat Untuk meredakan rasa
nyeri menggunakan
5. Ajarkan teknik non analgetik
farmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
Kalaborasi
Kolaborasi pemberian
analgetik
Resiko Setelah dilakuka Observasi Alfa
Asuhan Monitor tanda dan gejala
Infeksi Untuk mengetahui tanda
keperawatan infeksi lokal dan sistemik dan gejala infeksi lokal
D.0142 selama 3 x 24
dan sistemik
jam Resiko
infekai teratasi Terapeutik
dengan kriteria 1. Batasi jumlah Agar terhindar dari infeksi
hasil : pengunjung dari lingkungan luar
Indikator 2. Cuci tangan sebelum Untuk menghindari bakteri
1. Nyeri 4 dan sesudah kontak luar masuk kedalam
(Cukup dengan pasien dan
Menurun) lingkungan pasien
2. Kemerahan 5
(Menurun) Edukasi
3. Drainase 1. Jelaskan tanda dan Untuk mengetahui tanda
Purulen 5 gejala infeksi dan gejala infeksi
(Menurun) 2. Ajarkan cara mencuci Untuk mengatahui cara
4. Nafsu makan tangan dengan benar mencuci tangan dengan
5 (Meningkat) benar
3. Ajarkan cara Untuk mengerti tentang
memeriksa kondisi cara memeriksa kondisi
luka atau luka operasi luka atau luka operasi

Kalaborasi
Kolaborasi pemberian Untuk terhindar dari
infeksi
imunisasi

Gangg Setelah dilakuka Observasi Alfa


Asuhan 1. Identifikasi pola Untuk mengetahui pola
uan
keperawatan aktivitas dan tidur aktivitas dan tidur
Pola selama 3 x 24 2. Identifikasi faktor Untuk mengetahui faktor
jam Gangguan pengganggu tidur pengganggu tidur
Tidur
Pola Tidur
D.0055 teratasi dengan Terapeutik
kriteria hasil : 1. Modifikasi Agar tidak mengandung
Indikator lingkungan (mis. tidur
1. Keluhan sulit pencahayaan,
tidur 5 kebisingan, suhu,
(Meningkat) keras, dan tempat
2. Keluhan tidur)
sering terjaga 2. Tetapkan jadwal tidur Agar tidur terjadwal
5 (Meningkat) 3. Lakukan prosedur Agar meningkatkan
3. Keluhan pola untuk meningkatkan kenyaman tidur
tidur berubah kenyamanan
5 (Meningkat)
4. Keluhan Edukasi
istirahat tidak 1. Jelaskan pentingnya Untuk mengetahui
cukup 5 tidur cukup selama pentingnya tidur cukup
(Meningkat) sakit selama sakit
2. Anjurkan menetapkan Agar pasien bisa
kebiasaan waktu tidur menetapkan kebiasaan
waktu tidur

Resiko Setelah dilakuka Observasi Alfa


Asuhan Monitor tanda dan gejala Untuk mengetahui tanda
Pendar
keperawatan pendarahan dan gejala pendarahan
ahan selama 3 x 24
jam Resiko Terapeutik
D.0012 Agar mempertahankan
Pendarahan 1. Pertahanan bedrest
teratasi dengan lama pendarahan bedrest lama pendarahan
kriteria hasil : 2. Batasi tindakan Untuk membatasi tindakan
Indikator invasif invasif
1. Nyeri 4 (
2. Drainase Edukasi Agar pasien mengerti
purulen 5 1. Jelaskan tanda dan
tanda dan gejala
(Menurun) gejala pendarahan
pendarahan
3. Peradangan
Agar meningkatkan
luka 5 2. Anjurkan peningkatan
asupan cairan untuk
(Menurun) asupan cairan untuk menghindari konstipasi
menghindari
konstipasi
3. Anjurkan Agar pasien bisa
meningkatkan asupan meningkatkan asupan
makanan dan vitamin makanan dan vitamin K
K
4. Anjurkan segera Agar pasien bisa segera
melapor jika terjadi melapor jika terjadi
pendarahan pendarahan

Kalaborasi
1. Kolaborasi pemberian Untuk mengontrol
obat pengontrol pendarahan
pendarahan
2. Kalaborasi pemberian Agar menambah darah
produk darah yang kurang
Nausea Setelah dilakuka Observasi Alfa
Asuhan 1. Identifikasi Untuk mengetahui
D.0076
keperawatan pengalaman mual pengalaman mual
selama 3 x 24 2. Identifikasi faktor Untuk mengetahui faktor
jam Nausea penyebab mual penyebab mual
teratasi dengan 3. Monitor mual (mis. Untuk mengetahui
kriteria hasil : frekuensi, durasi, dan frekuensi, durasi, dan
Indikator tingkat keparahan) tingkat keparahan mual
1. Nafsu makan 4. Monitor asupan Untuk mengetahui asupan
5 (Meningkat) nutrisi dan kalori nutrisi dan kalori
2. Keluhan mual
5 (Menurun) Terapeutik
1. Kendalikan faktor Untuk mengendalikan
lingkungan penyebab faktor lingkungan
mual penyebab mual
2. Berikan makanan Untuk pemenuhan nutrisi
dalam jumlah kecil pasien
dan menarik

Edukasi
1. Anjurkan istirahat dan Agar pasien bisa istirahat
tidur yang cukup dan tidur yang cukup
2. Ajarkan penggunaan Agar pasien menggunakan
teknik non teknik non farmakologis
farmakologis untuk untuk mengatasi mual
mengatasi mual

Kolaborasi
Kolaborasi pemberian untuk mengurangi rasa
antiemetik mual

Gangg Setelah dilakuka Observasi Alfa


Asuhan 1. Identifikasi adanya Untuk mengetahui adanya
uan
keperawatan nyeri atau keluhan nyeri atau keluhan fisik
Mobilit selama 3 x 24 fisik lainnya lainnya
jam Gangguan 2. Modifikasi toleransi Agar bisa memodifikasi
as Fisik
Mobilitas Fisik fisik melakukan toleransi fisik melakukan
D.0054 teratasi dengan pergerakan
kriteria hasil : 3. Monitor kondisi Untuk mengetahui kondisi
Indikator umum selama umum selama melakukan
1. Nyeri 4 melakukan mobilisasi mobilisasi
(Cukup
Menurun) Terapeutik
2. Gerakan 1. Fasilitasi aktivitas Agar pasien bisa di
Tebatas 5 mobilisasi dengan alat fasilitasi aktivitas
(Menurun) bantu mobilisasi dengan alat
bantu
Agar pasien bisa
2. Fasilitasi melakukan melakukan pergerakan
pergerakan
Agar bisa membantu
3. Libatkan keluarga pasien dalam
untuk membantu meningkatkan pergerakan
pasien dalam
meningkatkan
pergerakan

Edukasi
1. Jelaskan tujuan dan Agar pasien mengerti
prosedur mobilisasi tentang tujuan dan
prosedur mobilisasi
2. Anjurkan melakukan Agar pasien bisa
mobilisasi dini melakukan mobilisasi dini
3. Ajarkan mobilisasi Agar paien bisa
sederhana yang harus melakukan mobilisasi
dilakukan sederhana yang harus
dilakukan

Kostip Setelah dilakuka Observasi Alfa


Asuhan 1. Periksa tanda dan
asi Untuk mengetahui tanda
keperawatan gejala konstipasi
D.0049 selama 3 x 24 dan gejala konstipasi
jam Nyeri Akut 2. Periksa pergerakan Untuk mengetahui
teratasi dengan usus, karakteristik pergerakan usus,
kriteria hasil : feses karakteristik feses
Indikator 3. Identifikasi faktor Untuk mengetahui faktor
1. Konsistensi risiko konstipasi risiko konstipasi
feses 5
(Membaik) Terapeutik
2. Kontrol Anjurkan diet tinggi serat Agar pasien bisa
pengeluaran melakukan diet tinggi serat
feses 5 Edukasi
(Meningkat) 1. Anjurkan peningkatan Agar pasien bisa
3. Keluhan asupan cairan peningkatan asupan cairan
defekasi lama 2. Jelaskan etiologi Agar pasie bisa mengerti
dan sulit 5 masalah dan alasan tentang etiologi masalah
(Menurun) tindakan dan alasan tindakan
3. Latih buang air besar Agar pasien bisa buang air
secara teratur besar secara teratur

Kalaborasi
1. Konsultasi dengan tim Agar bisa mengerti dan
medis tentang mengetahui untuk
penurunan atau penurunan atau
peningkatan frekuensi peningkatan frekuensi
suara usus suara usus
2. Kalaborasi Agar BAB lancar
penggunaan obat
pencahar

Anda mungkin juga menyukai