DISUSUN OLEH
2021
Pengkajian dilakukan 15 Mei 2019, dengan nama Tn S dengan usia 62 tahun,
alamat Jl. Gemilang Negara Tulang Bawang 003/004 Bunga Mayang, di rawat
dengan diagnosa medis benigna prostat hiperplasia (BPH) nomor RM 14-80-00 di
ruang bedah RSUD Waled Cirebon.
Pasien datang ke RS pada tanggal 13 Mei 2019 pada pukul 11.20 WIB melalui
Unit Gawat Darurat (UGD) RSUD Waled Cirebon. Sudah 1 bulan mengeluh
mengalami sakit saat berkemih, berkemih pada malam hari sampai 10x,
mengalami anyang–anyangan. Dengan hasil tanda – tanda vital tekanan darah
130/80 mmHg, suhu 37,3o c, nadi 89x/menit, dan pernapasan 23x/menit, karena
keluhan yang di rasakan sampai pasien harus dibawa ke RS, kemudian pada
tanggal 15 Mei 2019 pada pukul 21. 45 WIB dilakukan tindakan pembedahan
untuk menginsisi kelenjar prostat, yang bertujuan mengurangi keluhan – keluhan
yang dirasakan pasien.
Pada tanggal 15 Mei 2019 pada pukul 21.50 WIB pasien dilakukan tindakan
operasi BPH, didapatkan data hasil pengkajian yaitu pasien mengeluh nyeri pada
daerah luka post op, nyeri seperti di sayat-sayat dengan skala nyeri 7(1-10).
Pasien mengatakan bahwa keluarganya dahulu tidak ada yang mempunyai riwayat
sakit BPH Saat dilakukan pengkajian didapatkan data pasien mengatakan tidak
nafsu makan, makan hanya 3 sendok setiap makan karena merasa mual, tidak
mempunyai alergi makan, diit tinggi kalori tinggi protein, dan pasien tidak
mengalami penurunan berat badan. Pasien terpasang kateter three way ukuran
24F, urine berwarna kuning kemerahan, pasien mengeluh merasa nyeri karena di
pasang kateter.
Pasien mengatakan sudah 2 hari tidak Bab, terakhir Bab kemarin pagi hari dengan
konsistensi keras Insensible Water Lose (IWL) = 15 x 72 kg = 1.080 cc/24jam
Pasien mengatakan tidak bisa tidur dan sering terbangun pada malam hari karena
nyeri. Waktu tidurnya tidak cukup, tidur hanya 6 jam/hari.
Pada pemeriksaan nadi radialis didapatkan data nadi: 89 x/menit dengan frekuensi
nadi dengan irama teratur, akral teraba hangat, warna kulit normal, tidak pucat,
tidak sianosis, capilary revil time (CRT) <3 detik.
Pasien saat ini terpasang irigasi NaCl untuk mencegah pembekuan darah,
terpasang selang drainase pada abdomen dextra, konjungtiva berwarna merah
muda, akral teraba hangat Pada sistem urogenitalia tidak terdapat distensi
kandung kemih, pasien menggunakan kateter three way ukuran 24F (Foley),
dengan keadaan genital bersih.
Data pengpbatan:
c. Ondansentron 3 x 1 mg
d. Ketorolac 3 x 30 mg
A. IDENTITAS KLIEN
Nama Pasien : Tn. S
Umur : 62 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pendidikan : Tidak terkaji
Agama : Tidak terkaji
Pekerjaan : Tidak terkaji
Suku Bangsa : Tidak terkaji
Diagnosa Medis : Benigna Prostat Hiperplasia (BPH)
Alamat : Jl. Gemilang Negara Tulang Bawang
003/004 Bunga Mayang
B. DATA SUBJEKTIF
Pasien mengeluh nyeri pada daerah luka post op, nyeri seperti di sayat-sayat.
Pasien mengatakan tidak mempunyai riwayat alergi obat, makanan, tidak
mempunyai riwayat kecelakaan, patah tulang, tidak mempunyai riwayat sakit
berat/kronis, tidak mempunyai riwayat operasi, pasien tidak pernah di rawat
di rumah sakit . Pasien mengatakan bahwa keluarganya dahulu tidak ada yang
mempunyai riwayat sakit BPH Saat dilakukan pengkajian didapatkan data
pasien mengatakan tidak nafsu makan, makan hanya 3 sendok setiap makan
karena merasa mual, tidak mempunyai alergi makan, diit tinggi kalori tinggi
protein, dan pasien tidak mengalami penurunan berat badan.
Pasien mengatakan sudah 2 hari tidak Bab, terakhir Bab kemarin pagi hari
dengan konsistensi keras Insensible Water Lose (IWL) = 15 x 72 kg = 1.080
cc/24jam Pasien mengatakan tidak bisa tidur dan sering terbangun pada
malam hari karena nyeri. Waktu tidurnya tidak cukup, tidur hanya 6 jam/hari.
C. DATA OBJEKTIF
Skala nyeri 7(1-10). Pasien tampak meringis kesakitan memegangi daerah
luka, nyeri bertambah ketika pasien bergerak, karena rasa nyerinya sehingga
pasien mengalami bedrest ditempat tidur, dan segala kegiatannya di bantu
oleh keluarga. Pasien terpasang kateter three way ukuran 24F, urine berwarna
kuning kemerahan, pasien mengeluh merasa nyeri karena di pasang kateter.
Data tekanan darah 120/70 mmHg, nadi 90x/menit lokasi pemeriksaan nadi
radialis dengan kualitas kuat dan irama teratur, pernapasan 20x/menit, suhu
37,2o c dan TB/BB 162 cm/ 72 kg.
Pasien saat ini terpasang irigasi NaCl untuk mencegah pembekuan darah,
terpasang selang drainase pada abdomen dextra, konjungtiva berwarna merah
muda, akral teraba hangat Pada sistem urogenitalia tidak terdapat distensi
kandung kemih, pasien menggunakan kateter three way ukuran 24F (Foley),
dengan keadaan genital bersih.
Terdapat luka sayatan op BPH di sebelah umbilikus sinstra dengan panjang
sayatan ±10cm, terdapat selang drainase di bagian abdomen dexstra, luka
tampak basah, luka tampak kemerahan, tidak terdapat pus, tidak terdapat
tanda tanda radang, tidak ada luka dekubitus, dan tidak ada tanda- tanda
perdarahan.
Data pengpbatan:
c. Ondansentron 3 x 1 mg
d. Ketorolac 3 x 30 mg
D. ANALISA DATA
Tgl, Data Senjang Penyebab / Masalah TTD dan
Jam (DS dan DO) Etiologi Keperawatan Nama
Jelas
DO
Pasien tampak
meringis kesakitan
memegangi daerah
luka, dengan skala
nyeri 7 (1-10)
Dengan TTV TD :
120/70 mmHg, N:
90x/menit, RR:
20x/menit S:
37,2ᵒc
15 Mei DS BPH Post Resiko Infeksi Alfa
2019, Pasien mengeluh Operasi (D.0142)
21.50 nyeri pada daerah TURP
luka post operasi Prostatektomi
DO Trauma
Terdapat luka bekas insisi
sayatan op BPH di Efek prosedur
sebelah umbilikus invasive
sinstra dengan Resiko Infeksi
panjang sayatan
±10cm
Pasien terpasang
irigasi NaCl untuk
mencegah
pembekuan darah,
terpasang selang
drainase pada
abdomen dextra
luka tampak basah,
luka tampak
kemerahan
Pasien terpasang
kateter three way
ukuran 24F, urine
berwarna kuning
kemerahan, pasien
mengeluh merasa
nyeri karena di
pasang kateter.
15 Mei DS BPH Post Gangguan Pola Alfa
2019, Pasien mengatakan Operasi Tidur
21.50 tidak bisa tidur dan TURP (D.0055)
sering terbangun Prostatektomi
pada malam hari Trauma
karena nyeri. bekas insisi
Waktu tidurnya Nyeri
tidak cukup, tidur Gangguan Pola
hanya 6 jam/hari. Tidur
DO
-
15 Mei DS BPH Post Resiko Pendarahan Alfa
2019, pasien mengeluh Operasi (D.0012)
21.50 nyeri pada daerah TURP
luka post op, nyeri Prostatektomi
seperti di sayat- Trauma
sayat bekas insisi
DO Resiko
Pasien saat ini Pendarahan
terpasang irigasi
NaCl untuk
mencegah
pembekuan darah,
terpasang selang
drainase pada
abdomen dextra
15 Mei DS BPH Post Nausea Alfa
2019, Pasien mengatakan Operasi Efek (D.0076)
21.50 tidak nafsu makan, agen
makan hanya 3 farmakologis
sendok setiap Nausea
makan karena
merasa mual
DO
-
15 Mei DS BPH Post Gangguan Alfa
2019, Pasien mengeluh Operasi Mobilitas Fisik
21.50 nyeri pada daerah TURP (D.0054)
luka post op Prostatektomi
Pasien mengatakan Trauma
mengalami bekas insisi
keterbatasan Nyeri
gerakan karena Keterbatasan
terpasang infus gerak
kateter dan Gangguan
drainase Mobiitas Fisik
DO
pasien mengalami
bedrest ditempat
tidur, dan segala
kegiatannya di
bantu oleh
keluarga
Skala aktivitas
pasien 2
(memerlukan
bantuan dan
pengawasan orang
lain).
15 Mei DS BPH Post Kostipasi Alfa
2019, Pasien mengatakan Operasi (D.0049)
21.50 sudah 2 hari tidak Ketidakcukupan
Bab, terakhir Bab diet
kemarin pagi hari Konstipasi
dengan konsistensi
keras
DO
-
Kalaborasi
Kolaborasi pemberian Untuk terhindar dari
infeksi
imunisasi
Kalaborasi
1. Kolaborasi pemberian Untuk mengontrol
obat pengontrol pendarahan
pendarahan
2. Kalaborasi pemberian Agar menambah darah
produk darah yang kurang
Nausea Setelah dilakuka Observasi Alfa
Asuhan 1. Identifikasi Untuk mengetahui
D.0076
keperawatan pengalaman mual pengalaman mual
selama 3 x 24 2. Identifikasi faktor Untuk mengetahui faktor
jam Nausea penyebab mual penyebab mual
teratasi dengan 3. Monitor mual (mis. Untuk mengetahui
kriteria hasil : frekuensi, durasi, dan frekuensi, durasi, dan
Indikator tingkat keparahan) tingkat keparahan mual
1. Nafsu makan 4. Monitor asupan Untuk mengetahui asupan
5 (Meningkat) nutrisi dan kalori nutrisi dan kalori
2. Keluhan mual
5 (Menurun) Terapeutik
1. Kendalikan faktor Untuk mengendalikan
lingkungan penyebab faktor lingkungan
mual penyebab mual
2. Berikan makanan Untuk pemenuhan nutrisi
dalam jumlah kecil pasien
dan menarik
Edukasi
1. Anjurkan istirahat dan Agar pasien bisa istirahat
tidur yang cukup dan tidur yang cukup
2. Ajarkan penggunaan Agar pasien menggunakan
teknik non teknik non farmakologis
farmakologis untuk untuk mengatasi mual
mengatasi mual
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian untuk mengurangi rasa
antiemetik mual
Edukasi
1. Jelaskan tujuan dan Agar pasien mengerti
prosedur mobilisasi tentang tujuan dan
prosedur mobilisasi
2. Anjurkan melakukan Agar pasien bisa
mobilisasi dini melakukan mobilisasi dini
3. Ajarkan mobilisasi Agar paien bisa
sederhana yang harus melakukan mobilisasi
dilakukan sederhana yang harus
dilakukan
Kalaborasi
1. Konsultasi dengan tim Agar bisa mengerti dan
medis tentang mengetahui untuk
penurunan atau penurunan atau
peningkatan frekuensi peningkatan frekuensi
suara usus suara usus
2. Kalaborasi Agar BAB lancar
penggunaan obat
pencahar