Bank di Indonesia sendiri belum banyak yang sudah menerapkan penuh layanan
perbankan digital. Dengan kemudahan yang ditawarkan dalam layanan perbankan digital
diharapkan bank-bank di Indonesia segera menerapkan layanan perbankan digital untuk
memberikan kemudahan dan kenyamanan bagi nasabah-nasabahnya.
Digital bankin ini dikembangkan bersamaan dengan dunia fintech. Mesin ATM atau
Anjungan Tunai Mandiri adalah salah satu akarnya. Dilansir dari laman Securities, mesin ini
pertama kali muncul di tahun 1960 an. Saat itu, untuk pertama kalinya seorang nasabah
sudah tidak perlu lagi ke bank untuk bisa mengakses rekening bank nya.
Nah, hadirnya internet juga turut mengubah dunia perbankan. Namun, pada
awalnya dunia digital in hanya bisa digunakan di balik layar bank saja, seperti untuk
memantau rekening ataupun mengirim uang saja.
Jaringan ini baru pertama kali ditawarkan pada nasabah di tahun 1990 an. Kala itu,
transaksi bank sama seperti transfer dana pada umumnya yang bisa dilakukan secara online.
Perlahan-lahan, perkembangan dunia digital pun terus maju, dan pengguna smartphone
pun semakin banyak.
Pada akhirnya, bank pun semakin banyak memiliki layanan online dan bermigrasi
sepenuhnya ke layanan internet.
Layanan rekening online sangat mudah untuk diakses. Kita bisa mengaksesnya
dimanapun dan kapanpun kita berada. Bahkan saat kita rebahan pun, selama memiliki akses
internet, maka kita akan selalu bisa membuka rekening kita
Seluruh hal tersebut tentunya sangat praktis dan tentu beda dengan bank
konvensional. Kita harus menunggu jam buka bank bila ingin memiliki akses perbankan
secara penuh. Layanan online juga akan lebih mempercepat kegiatan transaksi, sehingga
kita sudah tidak perlu lagi menunggu antrian yang lama.
Selain itu, perusahaan keuangan digital pun sudah tidak perlu lagi menyewa kantor,
membayar listrik ataupun biaya lainnya, dan hal tersebut akan berdampak baik pada kita, itu
artinya, bank tidak memerlukan pemasukan lebih dan tidak perlu meminta banyak dari kita.
Jadi, ayo ucapkan selamat tinggal pada biaya administrasi bank yang mahal. Terlebih lagi,
bunga simpanan yang kita terima pun bisa lebih banyak.
Kelebihan dari bank digital di atas tentu disertai dengan kekurangannya. Salah
satunya adalah dari internet itu sendiri. Sudah bukan rahasia lagi bila terkadang koneksi
internet mengalami gangguan teknis yang membuat kita tidak bisa menggunakannya.
Terlebih lagi, dalam dunia internet juga ada saja pihak yang tidak bertanggung jawab
yang banyak melakukan tindak kejahatan. Mereka bisa saja membobol rekening kita atau
mencuri data pribadi kita.
Selain itu, adanya akses secara terus menerus ke rekening kita juga akan membuat
kita semakin boros. Belum lagi dengan kehadiran e–commerce yang sering menyerang kita
dengan diskonnya yang berlimpah.
Tentunya seluruh hal tersebut masih bisa kita cegah, seperti dengan memilih
lembaga keuangan digital yang lebih terpercaya. Selain itu, kita juga bisa menempatkan
separuh uang kita di sana, dan sisanya ditabung pada rekening non digital.
Suatu bank yang berencana untuk menyelenggarakan layanan digital banking harus
terlebih dahulu mendapatkan persetujuan dari Otoritas Jasa Keuangan. Dalam hal ini, maka
bank bisa mengajukan suatu permohonan persetujuan pada layanan digital banking dengan
berbagai proses berikut ini.
1. Persiapan Dokumen
• Hasil analisa bisnis yang berketerkaitan dengan proyeksi produk layanan digital banking
yang baru dan juga diterbitkan dalam periode satu tahun yang akan datang.
Bank terkait harus mengajukan persetujuan layanan digital banking nya pada
otoritas jasa keuangan sekurang-kurangnya 2 bulan sebelum implementasi dilakukan.
Dalam hal ini, pihak penyelenggara atau bank, harus bisa tunduk dan mentaati
seluruh ketentuan yang sudah diatur dalam ketentuan Otoritas Jasa Keuangan terkait
menerapkan manajemen risiko dalam menggunakan informasi oleh bank umum.
5. Implementasi
Pihak penyelenggara, dalam hal ini bank, harus melakukan implementasi rencana
layanan digital banking nya paling lama selama 6 bulan semenjak diberikan persetujuan oleh
pihak OJK. Bila bank terkait tidak melakukan implementasi dalam kurun waktu yang
sebelumnya sudah ditentukan, maka bentuk persetujuan dari OJK akan dicabut atau hangus.
Sehingga, jika bank tersebut ingin mengajukan layanan digital banking, maka bank
tersebut harus bisa mengajukan permohonannya kembali pada pihak OJK.
1. Internet Banking
Setiap nasabah bisa melakukan kegiatan transaksi perbankan, baik itu dalam hal
tunai ataupun non tunai dengan menggunakan laptop atau smartphone yang sudah
terkoneksi internet.
1. Transfer dana;
2. Phone Banking
Transaksi perbankan juga masih bisa dilakukan dengan menggunakan telepon, yang
mana pihak nasabah harus menghubungi contact center bank nya. Lalu, pihak bank yang
menyediakan tenaga kerja atau staf khusus akan melakukan transaksi nasabah ataupun
program otomatis yang bisa berinteraksi dengan nasabah agar bisa menjalankan transaksi
yang nasabah tersebut inginkan
Jenis- jenis transaksi phone banking yang dapat dilakukan oleh nasabah, antara lain:
1. Transfer dana;
2. Informasi saldo;
3. Mutasi rekening;
3. SMS Banking
SMS Banking adalah suatu layanan transaksi perbankan yang bisa dilakukan oleh
nasabah menggunakan telepon seluler dengan format short message service (SMS). Dengan
layanan ini, maka nasabah bisa mengirim SMS pada nomor telepon bank ataupun
menggunakan aplikasi yang dipasang oleh pihak bank pada ponsel nasabah yang
bersangkutan.
1. Transfer dana;
2. Informasi Saldo;
3. Mutasi rekening
4. Mobile banking
Mobile banking adalah suatu layanan perbankan yang bisa diakses secara langsung
dengan menggunakan ponsel seperti halnya sms banking. Bedanya adalah tingkat
kecanggihannya yang terhitung sangat tinggi. Nantinya, pihak bank akan melakukan
kerjasama dengan operator seluler yang nantinya di dalam sim card GSM sudah dipasang
suatu program khusus agar bisa melakukan transaksi perbankan. Proses transaksi nasabah
akan menjadi lebih mudah dengan menggunakan mobile banking daripada sms banking
1. Transfer dana;
2. Informasi saldo;
3. Mutasi rekening;