Anda di halaman 1dari 7

Room6TM4

Nama Anggota Kelompok :

 Novita Damayanti (MENJAWAB NO.1)


 Lucky Nur Haliza (MENJAWAB NO.2)
 Semua Anggota (MENJAWAB NO.3)
 Nabila Ayu Bathari (MENJAWAB NO.4)
 Fadhila Nur Afifah (MENJAWAB NO.5)

1. Novita Damayanti_Ilmu Kesejahteraan Sosial (200910301021)

No Ahli Pengertian Identitas Nasional


1. Soedarsono (2002) Identitas nasional yaitu Jati diri adalah siapa diri
sesungguhnya.” Makna identitas dalam konteks ini
digambarkan sebagai jati diri individu manusia. Jati diri
sebagai sifat dasar manusia. Dinyatakannya bahwa jati diri
merupakan lapis pertama yang nantinya menentukan karakter
seseorang dan kepribadian seseorang.

2. Tilaar (2007) Identitas nasional berkaitan dengan pengertian bangsa.


Menurutnya, bangsa adalah suatu keseluruhan alamiah dari
seseorang karena daripadanyalah seorang individu
memperoleh realitasnya. Artinya, seseorang tidak akan
mempunyai arti bila terlepas dari masyarakatnya. Dengan
kata lain, seseorang akan mempunyai arti bila ada dalam
masyarakat. Dalam konteks hubungan antar bangsa,
seseorang dapat dibedakan karena nasionalitasnya sebab
bangsa menjadi penciri yang membedakan bangsa yang satu
dengan bangsa lainnya.

3. Menurut Kaelan identitas nasional pada hakikatnya adalah manisfestasi nilai-


(2007) nilai budaya yang tumbuh dan berkembang dalam aspek
kehidupan satu bangsa (nation) dengan ciri-ciri khas, dan
dengan ciri-ciri yang khas tadi suatu bangsa berbeda dengan
bangsa lain dalam kehidupannya.

4. Menurut Koenta Identitas Nasional merupakan “ manifestasi nilai-nilai budaya


Wibisono (2005) yang tumbuh dan berkembang pada aspek kehidupan sebuah
bangsa (nasion) dengan ciri khasnya, yang membuat berbeda
dengan bangsa lain dalam kehidupannya”.

5. Dean A. Mix Sandra Identitas nasional adalah suatu bangsa yang mempunyai
M. Hawley Nation- bangunan politik seperti ketentuan-ketentuan perbatasan
state teritorial pemerintah yang sah, pengakuan bangsa lain, dan
sebagainya.

2. Lucky Nur Haliza_Pendidikan dan Sastra Bahasa Indonesia_(210210402109)


Benarkah Identitas nasional itu menjadi salah satu determinan dalam
pembangunan bangsa dan karakter ?
Jawab : Ya benar hal ini dikarenakan Identitas Nasional merupakan ciri khas yang
menjadi jati diri suatu negara. Jika suatu negara tidak memiliki Identitas Nasional,
maka tentunya negara tersebut tidak akan dikenal oleh bangsa lain. Bahkan penduduk
dari negara tersebut belum tentu mengenali negaranya sendiri. Pembangunan bangsa
dan karakter tidak akan berjalan jika suatu negara tersebut tidak memiliki Identitas
Nasional. Untuk membangun sebuah bangsa tanpa adanya Identitas Nasional tentunya
sangat tidak mungkin. Adanya Identitas Nasional akan menjadi faktor yang sangat
penting dalam membangun sebuah bangsa. Karakter akan tumbuh jika Identitas
Nasional dimiliki oleh suatu bangsa. Sikap Nasionalisme dan Patriotisme akan
dimiliki oleh penduduk suatu bangsa jika mereka mengetahui Identitas Nasional
bangsa mereka.

3. Di Jawab Oleh Semua Anggota


Kemukakan komentar dan pendapat kritis Anda tentang pembentukan identitas
nasional secara sosiologis menurut ungkapan di atas. Kemudian kaitkan
ungkapan tersebut dengan kondisi faktual Indonesia dengan pembuktian
empiris tentang kesesuaiannya.
Jawaban :
Secara sosiologis, identitas nasional telah terbentuk dalam proses interaksi,
komunikasi, dan persinggungan budaya secara alamiah baik melalui perjalanan
panjang menuju Indonesia merdeka maupun melalui pembentukan intensif pasca
kemerdekaan. Identitas nasional pasca kemerdekaan dilakukan secara terencana oleh
Pemerintah dan organisasi kemasyarakatan melalui berbagai kegiatan seperti upacara
kenegaraan dan proses pendidikan dalam lembaga pendidikan formal atau non formal.
Dalam kegiatan tersebut terjadi interaksi antaretnis, antarbudaya, antarbahasa,
antargolongan yang terus menerus dan akhirnya menyatu berafiliasi dan
memperkokoh NKRI.
Apabila negara diibaratkan sebagai individu manusia, maka secara sosiologis,
individu manusia Indonesia akan dengan mudah dikenali dari atribut yang melekat
dalam dirinya. Atribut ini berbeda dari atribut individu manusia yang berasal dari
bangsa lain. Perbedaan antarindividu manusia dapat diidentifikasi dari aspek fisik dan
psikis. Aspek fisik dapat dikenali dari unsur-unsur seperti tinggi dan berat badan,
bentuk wajah/muka, kulit, warna dan bentuk rambut, dan lain-lain. Sedangkan aspek
psikis dapat dikenali dari unsur-unsur seperti kebiasaan, hobi atau kesenangan,
semangat, karakter atau watak, sikap, dan lain-lain.
Ada suatu ungkapan yang menyatakan bahwa baiknya sebuah negara
ditentukan oleh baiknya keluarga, dan baiknya keluarga sangat ditentukan oleh
baiknya individu. Merujuk pada ungkapan tersebut maka dapat ditarik simpulan
bahwa identitas individu dapat menjadi representasi dan penentu identitas nasional.
Oleh karena itu, secara sosiologis keberadaan identitas etnis termasuk identitas diri
individu sangat penting karena dapat menjadi penentu bagi identitas nasional.

4. Nabila Ayu Bhatari_Pendidikan IPA_(210210104082)


Jika dikatakan bahwa Bhinneka Tunggal Ika merupakan salah satu bentuk
identitas nasional, pencerminan dalam hal apa sajakah penggunaan identitas itu
oleh warga negara Indonesia?
Jawab:
Bhinneka Tunggal Ika merupakan bentuk identitas nasional, yaitu termasuk jati diri,
ciri-ciri atau karakteristik perasaan atau keyakinan tentang kebangsaan yang
membedakan bangsa Indonesia dengan bangsa lain. Makna Bhinneka Tunggal Ika
adalah meskipun berbeda-beda tetapi pada hakikatnya bangsa Indonesia tetap satu
kesatuan. Hal tersebut dapat lebih dijabarkan sebagai berikut:
a. Bangsa Indonesia menyadari bahwa keragaman, baik suku bangsa, agama, ras,
antargolongan, bukan merupakan unsur pemecah. Melainkan faktor potensi atau
modal terbentuknya persatuan dan kesatuan Indonesia.
b. Bangsa Indonesia menyadari bahwa semboyan Bhinneka Tunggal Ika mendorong
lahirnya persatuan dan kesatuan Indonesia yang semakin kokoh. Karena
pengalaman sejarah bahwa semangat kedaerahan hanya akan memecah belah
bangsa Indonesia sehingga mudah dikuasai oleh bangsa lain.
c. Bangsa Indonesia menyadari bahwa di tengah arus globalisasi yang sangat cepat
dan terjadinya percampuran budaya diperlukan penyaringan. Agar persatuan dan
kesatuan bangsa tetap utuh dan semangat berbeda tetapi tetap satu atau Bhinneka
Tunggal Ika.
d. Bangsa Indonesia menyadari sepenuhnya bahwa Bhinneka Tunggal Ika merupakan
salah satu pilar selain UUD RI 1945 dan NKRI demi kokohnya kehidupan
berbangsa dan bernegara Indonesia.

Dari makna Bhinneka Tunggal Ika, terdapat banyak pencerminannya dalam


penggunaan identitas nasional oleh warga negara Indonesia, yaitu:

1. Mengakomodasi sifat pluralistic


Dilihat dari keanekaragaman yang ada, Indonesia adalah bangsa dengan
tingkat pluralistik terbesar di dunia. Ini membuat bangsa Indonesia disegani oleh
bangsa lain. Tapi bila kondisi plural tidak dimanfaatkan dengan baik, maka sangat
mungkin akan terjadi disintegrasi (terpecah-belah) di dalam bangsa. Jumlah
agama, ras, suku bangsa, bahasa, adat dan budaya yang ada di Indonesia sangat
banyak dan beragam. Sikap saling toleran, saling menghormati, saling mencintai,
dan saling menyayangi menjadi hal mutlak yang dibutuhkan oleh segenap rakyat
Indonesia. Supaya tercipta masyarakat yang tentram dan damai.
2. Perilaku inklusif
Seseorang harus menganggap bahwa dirinya sedang berada di dalam suatu
populasi yang luas. Sehingga tidak melihat dirinya melebihi dari yang lain, begitu
juga dengan kelompok. Kepentingan bersama lebih diutamakan daripada sebuah
keuntungan pribadi atau kelompoknya. Kepentingan bersama bisa membuat
segala komponen merasa puas dan senang. Masing-masing kelompok mempunyai
peranan masing-masing di dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
3. Tidak mencari menang sendiri
Perbedaan pendapat adalah hal yang lumrah terjadi. Apalagi dengan
diberlakukannya sistem demokrasi yang menuntut segenap rakyat bebas
mengungkapkan pendapat masing-masing. Oleh karena itu, untuk mencapai
prinsip keBhinnekaan maka seseorang harus saling menghormati antara satu
pendapat dengan pendapat yang lain. Perbedaan ini tidak untuk dibesar-besarkan
tetapi untuk dicari suatu titik temu dengan mementingkan suatu kepentingan
bersama.
4. Musyawarah untuk mufakat
Perbedaan pendapat antarkelompok dan pribadi harus dicari solusinya dengan
cara musyawarah. Segala macam perbedaan dibicarakan untuk mencapai satu
kepentingan. Prinsip mencari inti kesamaan harus diterapkan di dalam
musyawarah. Dalam musyawarah, segala macam gagasan yang timbul akan
diakomodasikan dalam kesepakatan. Sehingga kesepakatan itu yang mencapai
mufakat antar pribadi atau kelompok.
5. Dilandasi rasa kasih sayang dan rela berkorban
Sesuai dengan pedoman sebaik-baik manusia yaitu yang bermanfaat bagi
manusia lainnya, rasa rela berkorban harus diterapkan di dalam kehidupan sehari-
hari. Rasa rela berkorban ini akan terbentuk dengan dilandasi oleh rasa saling
kasih mengasihi, dan sayang menyayangi. Jauhi rasa benci karena akan
menimbulkan konflik dalam kehidupan.
Jadi, inti dari pencerminannya yaitu:
1. Tidak diskriminasi terhadap siapapun
2. Berlaku adil terhadap terhadap siapapun
3. Menghindari perkelahian/pertikaian yang dapat merugikan diri sendiri dan
orang lain
4. Saling menghormati walaupun berbeda agama, suku, ras dan budaya
5. Tidak menghina atau merendahkan orang lain
6. Hidup rukun di lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat
7.
5. Fadhilah Nur Afifah_ Pendidikan IPA_(210210104054)
Tindakan Malaysia mengklaim kebudayaan Indonesia mencerminkan krisis identitas
untuk mempertahankan eksistensin negara Malaysia itu sendiri. Tercatat ada 10
budaya Indonesia yang diklaim oleh Malaysia, salah satunya berupa :
 Batik
Untuk mengakhiri polemik, Pemerintah Indonesia akhirnya
mendaftarkan batik ke UNESCO untuk mendapatkan pengakuan.
 Lagu Rasa Sayange
Polemik klaim lagu "Rasa Sayange"diakhiri oleh Pemerintah
Malaysiapada 11 November 2007, Menteri Kebudayaan, Kesenian, dan
Warisan Budaya Malaysia, Rais Yatim mengakui bahwa Rasa Sayange adalah
milik Indonesia.
 Reog Ponorogo
Usai mengklaim Lagu Rasa Sayange, prilaku Malaysia yang suka
mengklaim budaya Indonesia berlanjut. Namun masalah ini tidak berlanjut ke
UNESCO karena Pemerintah Diraja Malaysia melakukan klarifikasi. Duta
Besar Malaysia untuk Indonesia Datuk Zainal Abidin Muhammad Zain
membantah bahwa Pemerintah Malaysia tidak pernah mengklaim Reog
Ponorogo. Reog Ponorogo sendiri kata dia bukan sebagai budaya asli
negaranya.
 Wayang Kulit
Malaysia pernah mengklaim wayang kulit sebagai budayanya. Padahal
sudah jelas wayang kulit ini adalah budaya khas Jawa. Pertunjukan wayang
kulit telah diakui oleh UNESCO pada tanggal 27 November 2003, sebagai
karya kebudayaan yang mengagumkan dalam bidang cerita narasi.
 Kuda Lumping
Tarian ini berasal dari Jawa. Namun, orang-orang Jawa
mewariskannya kepada anak-anaknya yang sudah menetap di Malaysia
sehingga diklaim sebagai budaya warisan negeri Jiran.
 Rendang Padang
Klaim Rendang Padang tak berlangsung lama karena dalam catatan
sejarah masakan ini bukanlah produk asli Malaysia. Masakan Rendang berasal
dari Sumatera Barat.
 Keris
Keris merupakan salah satu senjata para raja Majapahit. Wilayah yang
paling banyak memakai keris adalah Jawa, Madura, Nusa Tenggara, Sumatera,
Pesisir Kalimantan dan Sulawesi. Malaysia tak bisa mengklaimnya karena
sejarah membuktikan budaya Indonesia. Bukti keris merupakan budaya
Indonesia terdapat di Candi Borobudur. Dalam satu panel relief Candi
Borobudur (abad ke-9) yang memperlihatkan seseorang memegang benda
serupa keris.
 Angklung
Angklung adalah budaya khas dari masyarakat Sunda, Jawa Barat,
Indonesia. Warisan leluhur ini juga pernah diklaim oleh Malaysia. Polemik
klaim Malaysia berakhir setelah alat musik ini terdaftar sebagai Karya Agung
Warisan Budaya Lisan dan Nonbendawi Manusia di UNESCO sejak
November 2010.
 Tari Pendet dan Tari Piring
Tari piring adalah salah satu seni tari tradisional di Minangkabau yang
berasal dari Kota Solok, Provinsi Sumatera Barat.Sementara Tari Pendet dari
Bali. Namun yang paling menonjol klaim Malaysia pada Tari Pendet. Sebab
tari ini dijadikan sebagai iklan promosi kunjungan ke Malasyia “Visit
Malaysia Years”.
 Gamelan Jawa
Gamelan Jawa merupakan alat musik khas Jawa yang biasa digunakan
untuk mengiringi pertunjukan wayang.

Pengklaiman budaya Indonesia oleh Malaysia seperti ini kemungkinan dapat


terjadi lagi apabila masyarakat dan pemerintah indonesia kurang kesadaran untuk
melestarikan budaya nasional, dan tidak adanya aturan yang jelas untuk mengatur
bagaimana jalannya perlindungan kebudayaan meskipun setiap budaya memiliki hak
ciptanya sendiri. Selain itu, Pengklaiman budaya Indonesia oleh Malaysia akan terus
menerus ada apabila rakyat Indonesia tidak melestarikan, serta mencintai
kebudayaannya. Oleh karena itu kita harus mengajari dan mempelajari salah satu
budaya tersebut secara generasi ke generasi selanjutnya, sebagai salah satu cara
supaya mepertahankan budaya kita tidak diklaim oleh negara lain terutama Malaysia.

Anda mungkin juga menyukai