Anda di halaman 1dari 4

PROSEDUR DETEKSI DINI DAN

RUJUKAN BALITA GIZI BURUK ATAU


YANG BERISIKO GIZI BURUK
No.Dokumen : 440/UKM.SOP.
/PKM-STM/XII/2020
SOP No.Revisi : 00
Tanggal Terbit : 18 Januari 2021
Halaman : 1/5

UPTD
PUSKESMAS
SETIAMULYA Siti Jubaidah, SKM, M.Si
NIP 197205191993022003
Deteksi dini dan rujukan kasus balita gizi buruk, gizi kurang atau yang
berisiko gizi buruk baik secara aktif maupun pasif yang melibatkan
1. Pengertian
semua komponen masyarakat, khususnya orang tua, tokoh masyarakat,
kader dan anggota masyarakat yang terlatih lainnya
Balita gizi buruk atau yang berisiko gizi buruk dapat dideteksi dini dan
2. Tujuan dirujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes) untuk
mendapatkan perawatan yang cepat dan tepat
SK Kepala UPTD Puskesmas Setiamulya Nomor: 440/ADM.TU.SK.
3. Kebijakan /PKM-STM/XII/2020 Tentang Pengelolaan dan Pelaksanaan Program di
UPTD Puskesmas Setiamulya.
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor:
4. Referensi 828/MENKES/SK/IX/2008 tentang Petunjuk Teknis Standar Pelayanan
Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota;
5. Prosedur/ 1. penemuan kasus gizi buruk dapat :
Langkah- a. Secara pasif
langkah Yaitu balita gizi buruk ditemukan saat datang ke posyandu atau ke
faskes lainnya
b. Secara Aktif
Yaitu penemuan kasus oleh masyarakat atau petugas saat
kunjungan rumah atau pelacakan kasus.
2. Balita yang datang ke posyandu atau ke fasilitas kesehatan dengan:
- BB tidak naik
- BB di bawah garis merah (BGM)
- Lila warna kuning atau merah
Perlu dirujuk ke Puskesmas/ faskes untuk dilakukan konfirmasi status
gizi dan di ukur antropometrinya mengunakan indicator BB/PB atau
BB/TB dan atau LILA
3. Bayi / balita yang ditemukan saat kunjungan rumah atau saat)
pelacakan kasus dengan kondisi :
- Bayi terindikasi mengalami hambatan pertumbuhan
- balita 6-59 bulan dengan lila warna kuning (<11,5-12,5 cm) atau
warna merah <11,5
- balita dengan pitting edema bilateral
- balita tampak kurus
- bayi < 6bulan yang mengalami kesulitan menyusui baik
disebabkan karena faktor bayi maupun faktor ibu.
Perlu dirujuk ke Puskesmas untuk dilakukan konfirmasi status gizi
dengan pemeriksaan klinis dan antropometrinya mengunakan indikator
BB/PB atau BB/TB dan atau LILA
4. Penentuan gizi Gizi buruk berdasarkan gejala klinis yaitu edema
bilateral yang bersifat pitting, minimal di kedua punggung kaki.
5. Cara pemeriksaan edema bilateral:
- Lakukan pemeriksaan kedua pungung kaki atau tangan atau
kedua tungkai
- Tekan lembut dengan ibu jari pada bagian punggung kaki atau
tangan atau bagian bawah kaki atau tungkai dan hitung hingga
3 detik, kemudian angkat ibu jari
- Jika lekukan bekas tekanan tertinggal pada kedua kaki atau
tangan atau tungkai, ini menunjukkan anak mengalami edama
6. Balita gizi kurang bila ada satu atau lebih tanda berikut::
- BB/TB (BB/PB) -3 SD s.d <-2 SD
- LILA 11,5 cm - <12,5 cm
- Tidak ada edema
7. Balita gizi kurang disarankan untuk datang secara rutin ke posyandu
untuk dipantau berat badannya dan diberikan konseling PMBA dan
pemberian makan sesuai dengan usia anak untuk mencegah
terjadinya gizi buruk
8. Balita menderita Gizi buruk bila ada satu atau lebih tanda :
- Edema bilateral
- Antropometri BB/TB (BB/PB) <-3 SD
- Lila < 11,5 cm ( usia 6-59 bln)
9. Layanan balita gizi buruk:
- Gizi buruk dengan komplikasi medis diberikan layanan rawat
inap
- Gizi buruk tanpa komplikasi diberikan layanan rawat jalan
10.Tanda-tanda komplikasi medis:
- Anokreksia
- Dehidrasi berat (muntah terus menerus, diare)
- Letargi atau penurunan kesadaran
- Demam tinggi
- Pneumonia berat (sulit bernafas atau bernafas cepat)
- Anemia berat
11. Bayi < 6 bulan menderita gizi buruk apabila ditemukan ada satu
atau lebih tanda berikut :
- BB/PB < -3SD
- Ada edema
12. Bayi < 6 bulan perlu rawat inap di RS apabila ditemukan satu atau
lebih tanda berikut :
- BB/PB < -3 SD
- Ada edema
- Terlalu lemah untuk menyusu
- BB tidak naik atau BB turun
- Terdapat tanda-tanda komplikasi medis
13. Bayi < 6 bln atau ≥6 bln dengan BB < 4kg dirujuk ke RS untuk
mendapatkan pelayanan rawat inap di RS
14. Bayi dan balita gizi buruk yang di rawat di RS atau Puskesmas
dipantau dan dievaluasi :
a. Tidak Membaik
Evaluasi dan cari faktor penyebab bila perlu dirujuk ke
fasyankes atau tempat rujukan yang lebih tinggi
b. Membaik
Apabila bayi dan balita dirawat inap pada fase rehabilitasi
maka di pindahkan ke layanan rawat jalan
c. Sembuh
Pengawasan dari Puskesmas dan anjuran control serta
pemantaua pertumbuhan rutin di Posyandu.
6. Diagram Alir
7. Hal-hal yang
harus
diperhatikan
Unit Gizi
8. Unit / Ruang
Unit KIA
Terkait
Posyandu
9. Dokumen - Formulir Pasien
Terkait - Formulir pencatatan dan pelaporan
10. Rekaman No. Yang Diubah Isi Perubahan Tgl. Mulai diberlakukan
Historis
Perubahan

Anda mungkin juga menyukai