Anda di halaman 1dari 55

BAB III

TINJAUAN KASUS

3.1 Identitas Pasien

Nama : An. B.N

Umur : 1 Tahun 1 Bulan

Jenis Kelamin : Perempuan

Alamat : Jl.xxx

Tanggal masuk : 5 September 2021

Tanggal keluar : 7 September 2021

No. Rekam Medik : 0014**

3.2 Anamnesa

Seorang pasien berinisial An. B.N dibawa oleh

keluarganya ke Rumah Sakit otak DR.DRS.M.Hatta

Bukittinggi dengan keluhan Kejang 2 kali durasi 2-3


menit, sebelumnya pasien demam dan diare dengan

frekuensi 4 kali dalam sehari SMRS.

3.2.1 Riwayat Penyakit Sekarang

- Kejang 2 kali durasi 2-3 menit SMRS

- Diare akut tanpa dehidrasi

3.2.2 Riwayat Penyakit Dahulu

- tidak penah kejang sebelumnya

- pasien lahir genap bulan

- pasien sudah mendapat imunisasi BCG, POLIO

dan DPT

3.2.3 Riwayat Penyakit Keluarga

- Berdasarkan wawancara dengan keluarga pasien,

ibu pasien pernah mengalami kejang saat masih

kecil.
- Dari 3 bersaudara hanya pasien sendiri yang

pernah mengalami kejang

3.3 Pemeriksaan Fisik

Hasil pemeriksaan fisik di Rumah Sakit pada

tanggal 5 September 2021 :

a. Pemeriksaan fisik

Kondisi Umum : Sedang

Kesadaran : Compos Mentis

Frekuensi Nadi : 120 x/ menit

Frekuensi Nafas : 24 x / menit

Suhu : 38,2oC

Tekanan Darah : tidak diukur

Berat Badan : 9 kg

b. Pemeriksaan Khusus
Tingkat kesadaran : Composmentis

(CM)

GCS : E4V5M6

3.4 Pemeriksaan Penunjang

3.4.1 Data Laboratorium

Test 06-09- Normal Keterangan

2021
Hemoglobin 12 12-16 Normal

mg/dl mg/dl(anak)
Leukosit 4460 5000-10000 Rendah

/Ul /uL
Hematokrit 34.1 % 37-43% Rendah
Trombosit 299.000 150-400 Normal

uL x103 /uL
GDR 68 100–200 Rendah

mg/dL
3.5 Diagnosa

Pasien masuk dengan diagnosa kejang demam

kompleks dan diare akut tanpa dehidrasi

3.6 Terapi Farmakologi

Saat di IGD

- IVFD RL tetes 105/KgBB

- Zinc 1 x 20 mg dilarutkan dalam air

- PCT drops ( Proxion ) 4 x 1 cc

- Diazepam oral 3 x 2,7 mg

- Oralit 45-90 cc / BAB/ Muntah

3.6 PENATALAKSANAAN

3.6.1 Monitoring Kondisi Pasien

Kondisi 05/09/2021 06/09/2021 07/09/2021

Pasien
Kejang Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada
Frekuensi Ada Ada Tidak Ada
Suhu 38.2 36 36
3.6.2 Pemakaian Obat di Ruang

Perawatan

Aturan Waktu P
Nama Obat Rute
No pakai 5-9-2021 6-9-2

1. IVFD RL 105 IV √ √
cc/kgBB/24
Jam
2. Paracetamol Bila Peroral √ √
(proxion) demam
3. Diazepam 3x 2,7 mg Peroral √ √

4. zinc 1 x 20 mg Peroral √ √

5. Oralit 40-95 cc Peroral √ sto

3.7 Follow Up

- Hari ke-1 (5 september 2021) di Bangsal

Anak

S : Kejang 2 kali SMRS, durasi

kejang 1-2 menit , 1 hari

sebelumnya pasien demam

dan diare, batuk (-)

O : GCS = E4V5M6 CM, S=

38℃, BB= 9 KG, batuk (-),


muntah (-), BAB mencret 4

kali

A : Resiko kejang berulang

P : Menejemen Kejang

- Hari ke-2 (6 september 2021) di Bangsal

Anak

S : Kejang 2 kali SMRS, durasi

kejang 1-2 menit , 1 hari

sebelumnya pasien demam dan

frekuensi diare 4 kali, batuk (-)


O : Kondisi Umum = sedang , T =

36.5℃, BB = 8,4 kg

A : Kejang demam komplek,

diare tanpa dehidrasi

P : IVFD RL 10 tetes/menit

Proxion drop 3 x 1 cc

Diazepam 3 x 2,7 mg

MLT 900

Zinc 1 x 20 mg

Oralit 45-900 cc / BAB /

Muntah
- Hari ke-3 (7 september 2021) di Bangsal

Anak

S : Demam (-), kejang (-), diare

akut (-)

O : Kodisi umum : sedang , T :

36℃, BB : 9 kg

A : Kejang demam komplek,

diare akut

P : pasien sore pulang

3.8 Obat pulang


Nama Obat Jumlah Dosis Frekuensi
Diazepam 10 2.7 mg 3 kali
Praxion 1 1 cc 3 kali

Drop
syr 1 1 sdt 1 kali
Oralit 2 45-90 cc Bab / muntah stop
BAB IV
DISKUSI

4.1 Drug Related Problem

P
JENIS
NO ANALISA MASALAH
PERMASALAHAN

1. Korelasi antara terapi 1. Adakah obat tanpa T


obat-dengan penyakit indikasi medis? k
2. Adakah pengobatan yang t
tidak dikenal?
3. Adakah kondisi klinis T
yang tidak diterapi? dan t
apakah kondisi tersebut
membutuhkan terapi T
obat ? k
d
Pembahasan:
1. Parasetamol diindikasi untuk demam
2. Oralit diindikasi untuk mencegah dan mengobati
3. Diazepam diindikasi untuk kejang demam
4. Zinc diindikasi untuk membantu mengatasi diare
pemberian cairan untuk rehidrasi.
5. Ringer laktat diindikasi sebagai sumber elektroli

2 Pemilihan obat yang 1. Bagaimana pemilihan T


sesuai obat? Apakah sudah p
efektif dan merupakan
obat terpilih pada kasus O
ini? u
2. Apakah pemilihan obat
tersebut relative aman? O
3. Apakah terapi obat dapat d
ditoleransi oleh pasien? p
3 Regimen dosis 1. Apakah dosis, frekwensi
dan cara pemberian T
sudah p
mempertimbangkan
efektifitas keamanan
dan kenyamanan serta
sesuai dengan kondisi
pasien?
2. Apakah jadwal
pemberian dosis bisa
memasikmalkan efek
terapi, kepatuhan,
meminimaIkan efek
samping,interaksi obat,
dan regimen yang
komplek?
3. Apakah lama terapi
sesuai dengan
indikasi ?
4 Duplikasi terapi 1. Apakah ada duplikasi T
terapi p

5. Alergi obat atau 1. Apakah pasien alergi


intoleran atau intoleran terhadap T
salah satu obat (atau P
bahan kimia yang
berhubungan dengan
pengobatanya)?
2. Apakah pasien telah
tahu yang harus
dilakukan jika terjadi
alergi serius?
6. Efek merugikan obat 1. Apakah ada gejala /
permasalahan medis yang E
diinduksi obat? d
p
7. Interaksi dan 1. Apakah ada interaksi T
Kontraindikasi obat dengan obat? in
Apakah signifikan in
secara kilnik? p
2. Apakah ada interaksi
obat dengan makanan?
Apakah bermakna
secara klinis?
3. Apakah ada interaksi
obat dengan data
laboratorium?Apakah
ber-makna secara
klinis?
4. Apakah ada pemberian
obat yang kontra
indikasi dengan
keaadaan pasien?
4.2 Rencana Asuhan Kefarmasian
4.2.1 Hasil Pemantauan Efek Terapi
Frekuensi Hasil
Nilai yang
Nama obat parameter pemantaua
diinginkan 5-9-2021
n
FD RL Cairan tubuh Cairan Tiap hari Cairan tubuh
tubuh terpenuhi
terpenuhi

racetamol Suhu tubuh <36˚C Tiap 8 jam 38,2

azepam Kesadaran Kondisi Tiap hari Kejang tidak


pasien pasien berulang
semakin
membaik
nc Frekuensi Tiap hari Mencegah
BAB diare
berulang
alit Mengganti Tidak Hanya 1 hari Tidak
cairan tubuh dehidrasi saja dehidrasi

4.3 Asuhan kefarmasian

Nama Manifestasi Cara Monitoring


Obat ESO Mengatas Pasien
i ESO
Paraceta jarang - Pasien Penggunaan jangka panjang
mol terjadi efek dianjur dosis berlebihan atau overdosis d
samping, kan menyebabkan kerusakan hati,
tetapi minum pengobatan pada keadaan da
dilaporkan paraset karena keracu
terjadi reaksi amol (http://pionas.pom.go.id/monogra
hipersensitiv setelah arasetamol-asetaminofen)
itas, ruam makan
kulit, untuk
kelainan mengur
darah angi
(termasuk efek
trombositop sampin
enia, g.
leukopenia, Karena
neutropenia) paraset
, hipotensi amol
juga merupa
dilaporkan kan
pada infus, bagian
golong
.
an obat
NSAID
untuk
mengur
angi
efek
sampin
g pada
lambun
g
(maag)
- Diminu
m bila
demam
atau
kapan
perlu.
Diazepa Efek -Jangan -Pernafasan, Kardiovaskular, dan me
m samping minum status (status kejiwaan); per
pada obat orthostasis
susunan tanpa -(http://pio.binfar.kemkes.go.id/)
saraf pusat : resep
rasa lelah, dokter
ataksia, rasa dan
malas, menggu
vertigo, sakit nakan
kepala, obat
mimpi buruk melebih
dan efek i dosis
amnesia. yang
Efek lain: telah
gangguan diberika
pada saluran n
pencernaan, -Sebaiknya
konstipasi, saat
nafsu makan mengko
berubah, nsumsi
anoreksia, obat
penurunan pasien
atau tidak
kenaikan melaku
berat badan, kan
mulut aktifitas
kering, atau
salivasi, istirahat
sekresi untuk
bronkial atau mengur
rasa pahit angi
pada mulut. efek
sampin
g

Oralit - 1.Buat larutan sesuai petunjuk


kemasan/pembungkus.
2. Rehidrasi harus diberikan den
cepat dalam 3 sampai 4 jam (kec
pada dehidrasi hipernatraemia, rehid
harus dilakukan dengan lebih lam
dalam 12 jam). Pasien harus dia
ulang (reassessed) setelah rehidrasi
dan jika masih terjadi dehid
pemberian cairan (rehidrasi) cepat h
dilanjutkan.
Monitoring perbaikan pada g
dehidrasi
(http://pio.binfar.kemkes.go.id/)
RL pemberian Evaluasi klinis dan pemeriksaan
dosis besar laboratorium secara berkala pen
dapat untuk memonitor perub
menyebabka keseimbangan cairan, konsen
n elektrolit, dan keseimbangan as
penumpukan basa pada terapi parenteral y
natrium dan berlangsung lama atau bila kon
udem. pasien memerlukan eval
Penyimpangan konsentrasi elekt
yang berarti dari normal h
diperhatikan, bila perlu inf
alternatif diberi
(http://pio.binfar.kemkes.go.id/)
4.4 Pembahasan

Kejang demam berhubungan dengan

kenaikan suhu tubuh lebih dari 38oC yang tidak

disebabkan oleh infeksi sistem saraf pusat (SSP),

tanpa adanya riwayat kejang neonatal atau kejang

tanpa sebab sebelumnya, dan tidak memenuhi

kriteria kejang simptomatik lainnya. Secara umum

terdapat dua jenis kejang demam, yaitu kejang

demam sederhana (KDS), yang mencakup hampir

80% kasus dan kejang demam kompleks (KDK).

Kejang demam merupakan jenis kejang yang paling

banyak terjadi pada anak, mengenai 2-5% anak

berusia 6 bulan sampai 5 tahun dengan puncak onset

antara usia 18-22 bulanPada kasus yang ditemukan

di RSOMH Bukittinggi bangsal anak yaitu seorang


pasien berinisial An. B.N dibawa oleh keluarganya

ke Rumah Sakit otak DR.DRS.M.Hatta Bukittinggi

melalui Instalasi Gawat Darurat (IGD) pada tanggal

5 september 2021 pada pukul 21.45 dengan keluhan

Kejang 2 kali durasi 2-3 menit, sebelumnya pasien

demam dan diare dengan frekuensi 4 kali dalam

sehari SMRS.

Dari hasil pemeriksaan fisik umum pasien

didapat keadaan umum pasien sedang, kesadaran

Compos Mentis, frekuensi nadi 120 x/menit,

frekuensi nafas 24 x/menit, suhu tubuh 38,2 oC, dan

berat badan 9 kg.


Terapi yang diberikan pada pasien di IGD

adalah IVFD RL Sebagai sumber elektrolit dan air

untuk hidrasi pada pasien, parasetamol (praxion )

sebagai anti piretik sebagai pereda demam, diazepam

2,7mg untuk mengatasi kejang, zinc untuk

menggantikan kandungan zinc alami tubuh yang

hilang tersebut dan mempercepat penyembuhan diare.

Zinc juga meningkatkan sistim kekebalan tubuh sehingga

dapat mencegah risiko terulangnya diare selama 2-3 bulan

setelah anak sembuh dari diare. Zinc diberikan satu kali

sehari selama 10 hari berturut-turut. Pemberian zinc

harus tetap dilanjutkan meskipun diare sudah

berhenti. Hal ini dimaksudkan untuk meningkatkan

ketahanan tubuh terhadap kemungkinan berulangnya

diare pada 2-3 bulan ke depan. Zinc aman


dikonsumsi bersamaan dengan oralit. Zinc diberikan

satu kali sehari sampai semua tablet habis (selama 10

hari) sedangkan oralit diberikan setiap kali anak

buang air besar sampai diare berhenti. dan oralit

untuk mencegah dan mengobati dehidrasi (kehilangan

cairan dan elektrolit) akibat diare dan muntah. Oralit

diberikan untuk mengganti cairan dan elektrolit dalam

tubuh yang terbuang saat diare. Walaupun air sangat

penting untuk mencegah dehidrasi, air minum tidak

mengandung garam elektrolit yang diperlukan untuk

mempertahankan keseimbangan elektrolit dalam

tubuh sehingga lebih diutamakan oralit. Campuran

glukosa dan garam yang terkandung dalam oralit

dapat diserap dengan baik oleh usus penderita diare.


Oralit diberikan sampai diare berhenti. (DEPKES,

2011)

Selain Penatalaksanaan terapi kejang demam

kompleks dan diare akut terdiri dari terapi non

farmaologi dan farmakologi. Terapi non farmakologi

seperti istirahat yang cukup untuk menghindari

terjadinya perforasi usus yang dapat memperburuk

keadaan pasien. Kemudian pasien juga diberikan

terapi parasetamol bila demam dan zinc sekali sehari

sebagai vitamin dan suplemen yang berguna untuk

mencegah dehidrasi.

Pada kasus Ditinjau dari indikasi dan

pemilihan obat, obat yang diterima pasien telah tepat

dan tidak terdapat masalah dan sesuai dengan

literatur. Interval, frekuensi, rute dan lama pemberian


obat pada pasien juga sudah tepat. Obat yang

diberikan kepada pasien sesuai dengan yang tercatat

pada rekam medik, hal ini tidak ada kesalahan dalam

penulisan obat, obat yang diterima pasien juga dinilai

kompatibel dan pasien mendapatkan semua obat yang

diresepkan.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

 Berdasarkan kasus di atas dapat disimpulkan

bahwa dari data anamnesa, pemeriksaan fisik

dan pemeriksaan labor, diagnosa utama kejang

demam kompleks dan diare akut. Tujuan dari

penatalaksanaan pada kejang demam

kompleks dan diare akut adalah untuk

mencegah dan mengobati kejang berulang

 Dan tidak ada drug related problem pada

kasus.

5.2 Saran

Disarankan pasien menjaga pola makan,

istirahat atau mengurangi aktivitas (perbanyak


istirahat), memperbanyak minu air putih, menjaga

lingkungan sekitar tetap bersih.


1. Martindale, The Complete Drug Reference
(35 th edition). 2007. In Scan C.
Sweerman.London: The Pharmaceutical Press.
2. Depkes RI. (2011). Buku Saku Petugas
Kesehatan: Lintas Diare Lima Langkah
Tuntaskan Diare. Jakarta: Departemen
Kesehatan RI.
3. pio.binfar.kemkes.go.id
2. Informasi Obat

ama Generik Parasetamol

Nama
Acetaminophen; N-Acetyl-p-aminophenol; 4-
dan
Hydroxyacetanilide; N-(4-Hydroxyphenyl) aceta
Struktur
C H NO  = 151.2. 1

Kimia
8 9 2

Rumus
Bangun
skri

Ph. Eur. 6.2(Paracetamol). Serbuk kristal putih a


putih. Sedikit larut dalam air; bebas larut dalam
Fisikoki sangat larut dalam dichloromethane.
mia USP 31(Acetaminophen). Serbuk kristal putih, ti
Larut dalam air panas 1:20, alkohol 1:10, sodium
1:15.

Keterang
Tidak ada data
an Lain

longan Analgesik, Antipiretik


Alphamol, Dumin/Dumin RT, Farmadol, Fasgo
Ikacetamol, Kamolas, Moretic, Naprex, Nasamo
ma Dagang Pamol, Panadol, Praxion, Progesic,Pyrex, Pyrido
Tamoliv, Tempra, Xepamol, Decolsin*, Bodrex*,
Oskadon*, Sanaflu*, Supraflu*, Paramex*

dikasi Nyeri ringan sampai sedang dan demam

rhatian Pada
nggunaan Off Tidak ada data
bel

sis, Cara Oral , 0.5-1 g setiap 4-6 jam untuk maksimal 4 g


makaian, 2 bulan 60 mg untuk pasca - imunisasi demam ,
ekuensi dan setelah 6 jam jika perlu ;
ma Pemberian Neonat 28-32 minggu usia postmenstrual 20 mg
dosis tunggal kemudian 10-15 mg / kg setiap 8-1
diperlukan; maks. 30 mg / kgsehari dalam dosis
Neonat lebih dari 32 minggu usia postmenstrual
sebagai dosis tunggal kemudian 10-15 mg / kgtia
perlu; maks. 60 mg / kg sehari dalam dosis terba
Anak 1-3 bulan 30-60 mg setiap 8 jam sebagai ;
tahun 60-120 mg , 1-6 tahun 120-250 mg , 6 - 12
500 mg , dosis ini dapat diulang setiap 4-6 jam b
diperlukan ( maks. 4 dosis dalam 24 jam ) Infus
lebih dari 15 menit ,
DEWASA dan ANAK lebih dari 50 kg , 1 g setiap
maks . 4 g sehari ;
DEWASA dan ANAK 10-50 kg , 15 mg / kg setiap
,maks . 60 mg / kg sehari , neonatus dan ANAK
10 kg , 7,5 mg / kg setiap 4-6 jam , maks . 30 mg
Rektum , DEWASA dan ANAK lebih dari 12 tahu
gsetiap 4-6 jam untuk maks . 4 g sehari-hari; Ne
minggu usia postmenstrual 20 mg / kg sebagai d
kemudian 15 mg / kg setiap 12 jam yang diperluk
mg / kg sehari dalam dosis terbagi Neonat lebih
minggu usia postmenstrual 30 mg / kg sebagai d
kemudian 20 mg / kg setiap 8jam yang diperluk
mg / kg sehari dalam dosis terbagi
Anak 1-3 bulan 30-60 mg setiap 8 jam sebagai ,
tahun 60 -125 mg , 1-5 tahun 125-250 mg , 5-12 t
500 mg , dosis ini dapat diulang setiap 4-6 jam s
( maks. 4 dosis dalam 24 jam )3,4

Onset : <1 jam Duration: 4-6 jam


Absorbsi : tidak sempurna
Metabolisme : Terapi dosis lazim, dimetabolism
menjadi sulfate dan glucuronide
Waktu paruh : berkepanjangan diikuti toksik ne
rmakologi
5jam; anak: 1-3jam
Waktu puncak, serum: Oral: 10-60 menit; tertun
tinggi
Ekskresi : Urine (2%- 5% tidak berubah; 55% me
glucuronide ; 30% metabolit sulphate)

bilitas dan Sediaan harus disimpan pada suhu 15-30° C. Sed


nyimpanan larutan atau suspensi tidak boleh dibekukan
ntraindikasi Hipersensitiv terhadap parasetamol atau kompo

Hati-hati pada pasien yang sudah berkurang fun


ginjal, dan ketergantungan pada alkohol
Toksisitas parasetamol dapat disebabkan dari pe
dosis tunggal yang toksik, dari penggunaan beru
ringatan dan atau yang besar, atau penggunan obat yang kronis
rhatian Pengaruh Terhadap Kehamilan Faktor risiko : B
Pengaruh Terhadap Ibu Menyusui Diekskresikan
susu ibu dalam konsentrasi rendah
Pengaruh Terhadap Anak-anak Konsultasikan d
pada penggunaan obat > 5 hari

Efek samping dalam dosis terapi jarang; kecuali


aksi Obat yang
kelainan darah, pankreatitis akut pernah dilapor
dak Dikehendaki
penggunaan jangka panjang

Antikonvulsan (Hydantoin), Barbiturat, Carbam


menurunkan metabolisme parasetamol
Cholestyramine Resin: meningkatkan absorbsi
Dengan
parasetamolImatinib: menurukan konsentrasi s
Obat
parasetamolIsoniazid:meningkatkan toksisitas p
erak Lain
Vitamin K Antagonists (eg, warfarin): Parasetam
meningkatkan efek Vitamin K Antagonists. Utam
1,3g/hari selama > 1 minggu 2

Dengan
Absorbsi menurun dengan adanya makanan
Makanan
Efek samping dalam dosis terapi jarang; kecuali
onitoring Pasien kelainan darah, pankreatitis akut pernah dilapor
penggunaan jangka panjang

Tablet : 500mg, 600mg, 650mg, 1000mg


Syrup : 120mg/ml, 250mg/ml
ntuk dan Drop : 60mg/0,6ml, 100mg/ml
kuatan Sediaan Rectal : tube 125mg/2,5ml, 250mg/4ml
Supp : 125mg/supp; 250mg/supp
Infus 100ml : 1000 mg/100 ml

1. Martindale 36th ed., p. 108


2.Drug Information Handbook 17th ed
ftar Pustaka 3. BNF 61, p. 259
4. BNFC 2011-2012, p. 200
5. MIMS 2013, p 151-155

ma Generik Oralit

skripsi Nama dan Struktur


Natrium klorida, kalium klorid
Kimia

Rumus Bangun

Fisikokimia Oralit mengandung alkalinisin


mengantisipasi asidosis; sedik
(kira-kira 250 mmol/liter) unt
kemungkinan induksi diare os
Komposisi larutan rehidrasi or
rasional adalah bahwa absorps
tergabung pada transport aktif
tersebut secara teori meningka
ketika rasio karbohidrat: natriu

Badan Kesehatan Dunia (WHO


merekomendasikan larutan ya
mmol/litre natrium dan 111 mm
Keterangan Lain
jenis sediaan ini telah terbukti
efektif di negara-negara sedan
dimana diare umumnya diebab

longan Larutan elektrolit , nutrisi dll

ma Dagang Oralit. 4

Mencegah dan mengobati dehi


dikasi cairan dan elektrolit) akibat di
(kolera) dan travellers gastroen

rhatian Pada Penggunaan Off


Tidak ada data
bel

sis, Cara Pemakaian, Frekuensi Pada dasarnya diberikan secar


n Lama Pemberian sebagai larutan.  Ada juga yang
2
tergantung pada kehilangan ca
Untuk dewasa: 3 jam pertama
selanjutnya setiap kali diare 3
Anak-anak 5-12 tahun: 3 jam p
larutan (200 ml), selanjutnya s
gelas.
Anak 1-5 tahun: 3 jam pertama
selanjutnya setiap kali diare 1 g
Bayi s/d 1 tahun: 3 jam pertam
selanjutnya setiap kali diare 1/
2 atau 1-1½ kali volume minum

Natrium klorida dan kalium kl


dengan baik di saluran pencern
kehilangan elektrolit, mengore
rmakologi keseimbangan elektrolit.
Kelebihan natrium sebagian be
melalui ginjal, dan sejumlah ke
dan keringat.1

Larutan dari beberapa garam n


Natrium klorida, dapat menye
bilitas dan Penyimpanan partikel padat dari wadah gela
ada partikelnya tidak boleh dig
Simpan ditempat kering. 2

Oral jangan diberikan pasien d


ntraindikasi ileus. Pasien dengan hipersens
pernapasan yang parah. Injeks
epidural tidak boleh digunakan
pemberian yang kontraindikas
seperti infeksi pada tempat pen
perdarahan diatesis yang tidak
penggunaan antikoagulan atau
kortikosteroid injeksi dalam 2

1. Buat larutan sesuai petunjuk


kemasan/pembungkus. 2

2. Rehidrasi harus diberikan d


3 sampai 4 jam (kecuali pada d
hipernatraemia, rehidrasi haru
dengan lebih lambat, dalam 12
ringatan dan atau Perhatian diamati ulang (reassessed) sete
dan jika masih terjadi dehidras
(rehidrasi) cepat harus dilanju
3. Larutan Natrium klorida tid
untuk merangsang muntah (em
berbahaya, kematian akibat hi
pernah dilaporkan. 1

Efek samping yang sering terja


keseimbangan elektrolit: gangg
elektrolit akibat kelebihan natr
juga diakibatkan oleh efek anio
aksi Obat yang Tidak Dikehendaki
Retensi natrium berlebih di da
terjadi ketika ekskresi natrium
terganggu.
Hal ini memicu terakumulasin
ekstraseluler untuk memperta
plasma normal yang dapat me
paru dan perifer berikut konse
Hipernatraemia (peningkatan
plasma) biasanya dihubungkan
kurangnya asupan (intake) cai
kehilangan banyak cairan.
Jarang terjadi jika digunakan p
tetapi dapat terjadi pada pengg
natrium klorida (saline) hipert
merangsang muntah atau untu
dan setelah terjadi kesalahan f
bayi.
Hipernatraemia juga dapat ter
penggunaan salin hipertonik y
secara intravena.
Efek paling serius dari hiperna
dehidrasi otak yang dapat men
somnolence dan kebingungan
berkembang menjadi konvulsi
dan kematian.
Gejala lainnya meliputi rasa ha
produksi saliva (ludah) dan air
berkeringat, takikardi, hiperte
sakit kepala, pusing, gelisah, ce
kejang otot dan kekakuan. Efe
gastrointestinal dikaitkan deng
larutan hipertonik atau sejuml
klorida meliputi mual, muntah
perut.
Penggunaan garam klorida sec
dapat menyebabkan hilangnya
efek pengasaman. 1

Larutan yang terlalu pekat dap


hiperkalemia.  Kalau terlalu ba
2

dapat menimbulkan edema pa


Efek paling serius dari hiperna
dehidrasi otak yang dapat men
somnolence dan kebingungan
berkembang menjadi konvulsi
dan kematian.
Gejala lainnya meliputi rasa ha
produksi saliva (ludah) dan air
berkeringat, takikardi, hiperte
sakit kepala, pusing, gelisah, ce
kejang otot dan kekakuan.

Dengan Obat Lain Tidak ada data


eraksi
Dengan Makanan Tidak ada data

onitoring Pasien Perbaikan pada gejala dehidra

ntuk dan Kekuatan Sediaan Serbuk oral

ftar Pustaka 1. Martindale : The Complete D


35th edition.
2. Informatorium Obat Generi
Depke RI, 1989 p.159
3. BNF 54thed (elect.version)
4. MIMS Indonesia, Petunjuk K
2006/2007 p 28.
a Generik Zinc (Seng)

Cynk; Zincum; Zink.Zn = 65.3


Nama dan Struktur
Sulphate; Zinci sulfas; Zincum
Kimia
Zinksulfat.ZnSO4,7H2O = 287

Rumus Bangun

USP 31 (Zinc Sulfat). Mengand


tujuh molekul airhidrasi. Berw
transparan, prisma, atau jarum
ipsi terjadi sebagai butiran, bubuk
berwarna putih. Tidak berbau
Fisikokimia berkembang di udara kering. S
dalam air (heptahidrat); bebas
(monohydrate); praktislarut d
(monohydrate); larut dalam al
(heptahidrat);bebas larut dala
(heptahidrat). .1

Keterangan Lain Larutan 5% dalam air memilik

ngan Suplemen 2

Interzinc, L-zinc, Orezing, Zin


a Dagang
Zirea, Zinc Diar. 4

Kekurangan zinc atau supleme


asi
seng-lemah 3
tian Pada Penggunaan Off Label

Dewasa
Recommended Daily Allowanc
Oral: 15 mg / hari
Kekurangan zinc:
Oral: 110-220 mg seng sulfat (
elemental zinc) / dosis 3 kali /
TPN: I.V .:Metabolik akut: 4,5
hariMetabolik stabil: 2,5-4 mg
dengan kehilangan cairan dari
12,2 mg zinc / L larutan TPN,
zinc 17,1 mg (ditambahkan ke
IV) per kg feses atau output ile
Lansia sama dosis dewasa.Ana
, Cara Pemakaian, Frekuensi dan
Direkomendasikan saku haria
Pemberian
Oral:Lahir sampai 6 bulan: 3 m
zinc / hari6-12 bulan: 5 mg ele
hari1-10 tahun: 10 mg element
hari> 11 tahun: 15 mg element
hariKekurangan zinc:
Oral: Bayi dan Anak-anak: 0.5
zinc / kg / hari dibagi 1-3 kali
yang lebih besar mungkin dipe
gangguan penyerapan usus ata
yang berlebihan dari sengPare
I.V .:Bayi (prematur, berat lah
sampai dengan 3 kg): 300 mcg
dan Anak <5 tahun: 100 mcg /
Penyerapan seng dari saluran
adalahtidak sempurna, dan be
adanya beberapakonstituen m
phytates. bioavailabilitasseng
antara sumber yang berbeda,t
sampai 30%. Zinc didistribusik
akologi
tubuh dengan konsentrasi tert
pada otot, tulang, kulit, mata,
prostat. Diekskresikan dalam f
regulasi kerugian fekal adalah
seng homoeostasis. Sebagian k
lewat urin dan keringat 1

Cairan oral (injeksi digunakan


itas dan Penyimpanan
dalam kulkas. 2

aindikasi

Terakumulasi di ginjal , penur


ginjal dapat terjadi secara aku
gatan dan atau Perhatian melewati plasenta; kategori C.
dalam air susu; risiko minima
ada informasi yang tersedia 3

Nyeri perut, dispepsia, mual,m


si Obat yang Tidak Dikehendaki iritasi lambung; cepat marah,
lesu3

aksi Dengan Obat Lain Antibiotik kuinolon: Garam Zi


menurunkan penyerapan kuin
tetrasiklin: Garam Zinc dapat
penyerapan derivat tetrasiklin
doxycycline. Trientine: Dapat
konsentrasi serum dari Garam
Zinc dapat menurunkan konse
Trientine.  2

Dengan Makanan Hindari makanan tinggi kalsiu

toring Pasien

Tablet : 20 mg
k dan Kekuatan Sediaan Sirup : 10 mg / 5 ml 60 ml, 100
ml 60 ml.3

1. Martindale 36th ed, p.2014.


2. Drug Information Handboo
r Pustaka
3. BNF 2014 p.690
4. MIMS Volume 14, 2013, p.2
Natrium klorida, natrium
Generik
klorida, dan kalsium klori

Formula dari masing-masing


Laktat;
Natrium klorida: NaCl Na lakt
Kalium klorida: KCl
Nama dan Struktur
Kalsium klorida dihidrat: CaC
Kimia
Kandungan elektrolit (meq/L)
Laktat 28
pH 6,2 (6,0 - 7,5)
Osmolaritas: 275
psi
Rumus Bangun

Injeksi Ringer laktat adalah in


mengandung pirogen, tidak m
Fisikokimia ostatik atau antimikrobial. Pro
untuk pemberian secara intrav
dosis tunggal

Keterangan Lain Tidak ada data

an Cairan intravena

Dagang Infusan-RL

Sebagai sumber elektrolit dan


si
pasien dewasa dan anak
an Pada Penggunaan Off Label Tidak ada data

Dosis ditentukan oleh dokter,


badan, dan kondisi klinis pasi
Cara Pemakaian, Frekuensi dan
Pemberian cairan harus berda
Pemberian
cairan pemeliharaan yang dih
cairan pengganti untuk setiap

kologi Natrium, sebagai kation utam


selular, berfungsi terutama un
distribusi air, keseimbangan c
osmotik cairan tubuh.
Natrium bersama dengan klor
mengatur keseimbangan asam
Kalium, kation utama cairan i
dalam penggunaan karbohidr
dan sangat penting dalam pen
dan kontraksi otot, terutama p
Klorida, anion utama ekstra se
mengikuti natrium, dan perub
asam-basa tubuh mencermink
konsentrasi klorida.
Kalsium, suatu kation yang pe
kerangka tulang dan gigi dalam
kalsium fosfat dan kalsium ka
ion, kalsium penting untuk me
penggumpalan darah, fungsi j
regulasi "neuromuscular irrita
Natrium laktat adalah suatu g
dalam bentuk levo, oleh liver d
bikarbonat , dan bentuk dextr
glikogen.
Laktat secara perlahan dimeta
CO  dan H O, dengan 1 ion hid
2 2

bikarbonat. Reaksi ini tergant


selular.

Simpan pada suhu kamar 25°C


Larutan ini tidak mengandung
antibak terial atau buffer tamb
as dan Penyimpanan
untuk injeksi dosis tunggal. Ap
diperlukan, sisa larutan yang t
dibuang.pH 6,2 (6,0 - 7,5)

Larutan ini kontraindikasi bila


kalium, kalsium, laktat atau k
berbahaya. Pemberian laktat k
indikasi pasien dengan metabolik asid
alkalosis yang parah, dan pada
hati yang parah atau kondisi a
mempengaruhi metabolisme l

atan dan atau Perhatian Larutan mengandung laktat ti


pengobatan asidosis laktat.
Gunakan hati-hati pada pasien
metabolik atau alkalosis perna
dimana ada peningkatan kada
penggunaan laktat terganggu,
yang parah.
Pemberian larutan IV dapat m
cairan yang menyebabkan tere
serum elektrolit, overhidrasi,
edema paru.
Gunakan secara hati-hati pada
jantung, insufisiensi ginjal yan
kondisi klinis dimana terjadi r
edema.
Gunakan dengan sangat hati-h
hiperkalemia, gagal ginjal par
dimana terjadi retensi kalium

Obat yang Tidak Dikehendaki Reaksi alergi atau gejala anafi


lokal atau umum dan pruritus
muka, dan/atau laring; batuk,
bernafas telah dilapor kan den
Laktat. Kejadian ini lebih ting
Reaksi yang mungkin terjadi k
teknik pemberian berupa dem
suntikan, trombosis vena atau
hipervolemi. Gejala bisa akiba
kekurangan satu atau lebih ion
Hipernatremia dikaitkan deng
eksaserbasi gagal jantung akib
volume cairan ekstraselular ya
Reaksi yang dilaporkan denga
yang mengandung kalium term
nyeri abdominal dan diare. Bi
gejala yang muncul seperti pa
absen reflex, paralisis otot ata
lemah, hipotensi, aritmia jant
abnormalitas elektrokardiogra
Bila kekurangan kalium berda
fungsi neuromuskular, ileus in
klorida dalam jumlah besar be
ion bikarbonat, menyebabkan
kalsium tinggi yang abnormal
depresi, amnesia, sakit kepala
disorientasi, sinkop, halusinas
dan skeletal, disfagia, aritmia
kalsium menyebabkan neurom
hyperexcitability, termasuk k

Karena mengandung ion kalsi


dengan menggunakan infus se
darah karena kemungkinan te
Untuk meminimalkan resiko k
Dengan Obat Lain inkompatibilitas akibat penca
ksi dengan zat-zat aditif yang mu
larutan akhir harus diamati un
atau endapan segera setelah p
pemberian, dan secara berkala

Dengan Makanan Tidak ada data

ring Pasien Evaluasi klinis dan pemeriksa


secara berkala penting untuk m
keseimbangan cairan, konsent
keseimbangan asam-basa pad
berlangsung lama atau bila ko
memerlukan evaluasi. Penyim
elektrolit yang berarti dari nor
bila perlu infusan alternatif di

dan Kekuatan Sediaan Infusan-RL 500 ml

Pustaka AHFS 2008 via www.drugs.co


2011

Anda mungkin juga menyukai