Anda di halaman 1dari 4

POLTEKKES KEMENKES TANJUNGPINANG

JL. Arief Rahman Hakim No 1 Tlp. 0771-24086 Fax 0771-312060


Tanjungpinang Kepulauan Riau Kode Pos 29124
Email : poltekkestanjungpinang@yahoo.co.id

ANAMNESA & PEMERIKSAAN FISIK KARDIOVASKULER (JANTUNG)

Nama Mahasiswa : __________________________________


NIM : __________________________________
Semester/Kelas : III/ ______________________________ ( A atau B)
Hari/Tanggal : __________________________________

NILAI
NO ASPEK YANG DINILAI BOBOT Ya Tidak
A FASE PRA INTERAKSI
1 Cek catatan perawatan dan catatan medis klien
Siapkan peralatan :
1. Stetoskop
2. Jam detik
2 3. Buku catatan
B FASE ORIENTASI :
1 Salam terapeutik & panggil klien dengan namanya
Perkenalkan diri, tanyakan keluhan klien & melakukan
anamnesa :
2 Tanyakan keluhan terkait jantungnya
Jelaskan pada klien/keluarga tentang tindakan yang akan
3
dilakukan, tujuan dan prosedurnya
4. Berikan kesempatan klien untuk bertanya
5. Lakukan kontrak waktu
C. FASE KERJA
1 Cuci tangan
Atur posisi klien ( berbaring telentang ) dengan badan bagian
atas sedikit terangkat dan Minta klien untuk tidak bicara
2 selama pemeriksaan
3 Menutup sampiran/ menjaga privasi klien
4 Inspeksi
a. Bentuk dinding dada
b. Periksa warna kulit dalam tubuh, anggota tubuh dan
membrane mukosa (bibir) terdapat sianosis/ tidak
c. Inspeksi mata terhadap palpebra xantoma/bintik kuning
lunak/plague kelopak mata/ konjungtiva (anemis/tidak)/
sklera (ikterik)
d. Inspeksi kuku jari terhadap warna, sudut pada dasar kuku
e. Bentuk Prekordium: simestris kanan dan kiri. Prekordium
yang cekung dapat terjadi akibat perikarditis
menahun, fibrosis atau atelektasis paru, scoliosis atau
kifoskoliosis dan akibat penekanan oleh benda yang
seringkali disandarkan pada dadadalam melakukan
pekerjaan( pemahat tukang kayu dsb). Prekordium yang
gembung dapat terjadi akibat dari pembesaran jantung,
efusi epikardium, efusi pleura, tumor paru, tumor
mediastinum dan scoliosis atau kifoskoliosis.
f. Denyut apek jantung (iktus kordis), terlihat pada ICS V sisi
kiri agak medial dari linea midclavicularis kanan.
g. Inspeksi adanya edema pada daerah sekitar scapula,
abdomen, sacrum, pergelangan tangan dan kaki.
5 Palpasi
a. Palpasi keseluruhan dada terhadap : iktus kordis, getaran,
lokasi dan luas iktus kordis, serta nyeri tekan. Impuls dapat
dipalpasi pada area inter kosta V mid clavikula
b. Nadi: Bandingkan satu sisi dengan yang lainnya, perhatikn
palpasi pada area carotid, radialis, femoralis, politeal,
tibialis posterior dan dorsalis pedis. Rasakan denyutannya
ada/ tidak ada, lemah/ kuat, frekuensi dalam 1 menit.
0 = Tidak ada
+ 1 = Menurun, lmah, halus
+ 2 = Normal
+ 3 = Penuh, meloncat
c. Palpasi terhadap edema perifer, edema dinilai pada skala
empat :
+ 1 = 0 – ¼ inci
+ 2 = ¼ - ½ inci
+ 3 = ½ - 1 inci
+ 4 = lebih dari satu inci
d. Memeriksa JVP. Diukur saat posisi setengah duduk. Vena
jugularis interna berdasarkan lokasi di medial dari caput
clavicula muskulus sternokleidomastoideus.
ukur tinggi antara sudut sternum dan tempat palpasi yang
tertinggi pada vena jugularis internal dengan menggunakan
penggaris
6 Perkusi
a. Batas jantung kanan. Perkusi secara berurutan antar ICS.
Disini agak sulit menentukan batas jantung karena
letaknya agak jauh dari dinding depan thorak. Batas bawah
kanan jantung adalah di sekitar ruang interkostal III-IV
kanan,di line parasternalis kanan. Sedangkan batas atasnya
di ruang interkostal II kanan linea parasternalis kanan.
b. Batas Jantung kiri. Perkusi secara berurutan antar ICS.
Perubahan antara bunyi sonor dari paru-paru ke redup
relatif kita tetapkan sebagai batas jantung kiri. Dengan cara
tersebut kita akan dapatkan tempat iktus, yaitu normal
pada ruang interkostale V kiri agak ke medial dari linea
midklavikularis sinistra, dan agak di atas batas paru-hepar.
Ini merupakan batas kiri bawah dari jantung. Batas jantung
sebelah kiri yang terletak di sebelah cranial iktus,pada
ruang interkostal II letaknya lebih dekat ke sternum
daripada letak iktus cordis ke sternum, kurang lebih ruang
interkostal II kiri di linea parasternalis kiri

7 Auskultasi
a. Hilangkan kebisingan ruangan
b. Gunakan stetoskop untuk mendengarkan bunyi jantung
pada 4 bunyi katup jantung.
 Katup mitral: ICS V/ 1jari dibawah garis midclavicula
 Katup trikuspidalis: ICS 4, garis parasternalis sinistra
 Katup pulmonal: ICS II garis parasternalis sinistra
 Katup aorta: ICS II garis parasternalis dekstra
c. Bunyi jantung I dan II terdengar seperti bunyi “lup dup” .
dilakukan pada iktus kordis (mitral) pada ICS IV dan V
 Bunyi jantung I: menutupnya katup atrioventrikularis
(mitral &tricuspid)
 Bunyi jantung II: menutupnya katup aorta dan a.
pulmonalis
d. Dengarkan juga apakah ada bunyi tambahan, seperti mur-
mur, bunyi ekstra bernada rendah S3 (galop ventricular)
timbul setelah S2 dan S4 (gallop atrial) timbul setelah S1
8 Kembalikan klien ke posisi semula
9 Bereskan alat
10 Mencuci tangan
D FASE TERMINASI DAN EVALUASI
1 Mengevaluasi hasil test dan respon klien
2 Memberikan reinforcement positif
3 Melakukan kontrak waktu untuk tindakan selanjutnya
4 Akhiri pertemuan dengan salam teraupetik
E FASE DOKUMENTASI
Mencatat hasil test dan respon klien selama dan sesudah
1 tindakan
Total

NILAI AKHIR = NILAI A + NILAI B + NILAI C + NILAI D + NILAI E × 100 = .................


Bobot keseluruhan

Catatan Pembimbing /Penguji :


_____________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________
Tanjungpinang, .......................................................
PENGUJI,

( _____________________________)

Anda mungkin juga menyukai