Kelompok 2
Kelompok 2
Disusun oleh :
Arsyiva Putri Azhari (200610012)
Nasywa Fawwaza (200610021)
Afifa Khairotin Nuha (200610025)
Cut Nana (200610060)
Liza Ulhaq (200610061)
Nur Azizah Azzahra (200610068)
Pendidikan Kedokteran
Fakultas Kedokteran
Universitas Malikussaleh
Lhokseumawe
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT. karena atas rahmat, karunia
serta kasih sayangNya kami dapat menyelesaikan makalah mengenai Pengertian Islam
dan Ruang Lingkupnya serta Hubungan Makhluk dengan Khalik ini dengan sebaik
mungkin. Sholawat serta salam semoga tetap tercurah kepada Nabi terakhir, penutup para
Nabi sekaligus satu-satunya uswatun hasanah kita, Nabi Muhammad SAW. tidak lupa
pula saya ucapkan terima kasih kepada ustadz Zarkasyi. SHI.MHI selaku dosen mata
kuliah Muatan Kuliah Dasar Umum Keagamaan Islam.
Dalam penulisan makalah ini, kami menyadari masih banyak terdapat kesalahan
dan kekeliruan, baik yang berkenaan dengan materi pembahasan maupun dengan Teknik
pengetikan, walaupun demikian, inilah usaha maksimal kami selaku para penulis
usahakan.
Semoga dalam makalah ini para pembaca dapat menambah wawasan ilmu
pengetahuan dan diharapkan kritik yang membangun dari para pembaca guna
memperbaiki kesalahan sebagaimana mestinya.
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Manusia adalah makhluk ciptaan yang memiliki hubungan makhluk-khalik secara
fitrah, untuk menjadikan hubungan tersebut berjalan dengan baik, maka manusia
dianugerahkan berbagai potensi yang dipersiapkan untuk kepentingan pengaturan
hubungan tersebut. Anugerah antara lain berupa dorongan naluri, perangkat inderawi,
kemampuan akal, fitrah agama yang jika dikembangkan melalui bimbingan yang baik
maka akan mampu mengantarkan manusia mencapai sukses dalam kehidupannya
sebagai makhaluk yang taat mengabdi pada penciptanya.
1.3 Tujuan
1. Memahami pengertian islam
2. Memahami ruang lingkup islam
3. Memahami masalah makhluk dengan khalik
2
BAB II
PEMBAHASAN
Makna penyerahan terlihat dan terbukti pada alam semesta. Secara langsung
maupun tidak langsung alam semesta adalah islam, dalam arti kata alam semesta
menyerahkan diri kepada Sunnatullah atau ‘hukum alam’, seperti matahari terbit dari
timur dan terbenam di barat yang berlaku sepanjang zaman karena dia menyerah
(islam) kepada sunatullah yang telah ditetapkan oleh Allah Swt. Ditegaskan dalam al-
Quran Surat Ali ‘Imran (3): 83:
Artinya: “Maka apakah mereka mencari agama yang lain dari agama Allah, padahal
kepada-Nyalah (mereka) menyerah diri, segala apa yang (ada) di langit dan di bumi,
baik dengan suka maupun terpaksa. Dan hanya kepada Allahlah mereka kembali
(mati).” (QS. Ali ‘Imran [3]: 83).1
3
Dengan demikian Islam mengandung pengertian serangkaian peraturan yang
didasarkan pada wahyu yang diturunkan oleh Allah Swt. kepada para nabi/rasul untuk
ditaati dalam rangka memelihara keselamatan, kesejahteraan, dan perdamaian bagi
umat manusia yang termaktub dalam kitab suci. Islam merupakan satu-satunya agama
yang diturunkan oleh Allah Swt. kepada manusia melalui para nabi/rasul-Nya mulai
dari Nabi Adam a.s. hingga Nabi Muhammad saw. Inti ajaran Islam yang dibawa oleh
para nabi ini adalah satu, yaitu tauhid, yakni mengesakan Allah atau menuhankan
Allah yang Esa. Tidak ada satu pun di antara para nabi Allah yang mengajarkan
prinsip ketuhanan yang bertentangan dengan tauhid.
Makna asal Islam adalah menerima segala perintah dan larangan Allah swt, yang
diturunkan melalui wahyu yang disampaikan oleh para Nabi. Oleh sebab itu, manusia
harus menyerahkan dirinya kepada Allah secara totalitas. Dikarenakan Allah tidak
pernah membiarkan satu ummat pun yang tidak diutus Rasul kepada mereka untuk
memberikan penjelasan dan membedakan antara yang baik dan buruk sekaligus untuk
membedakan antara hak dan batil.
Islam adalah agama akhir yang telah mendapat jaminan dari sisi Allah akan
kebenarannya. Agama yang selalu mendorong manusia untuk mempergunakan
akalnya untuk memahami ayat-ayat kauniyah (Sunnatullah) yang terbentang di alam
semesta, dan memahami ayat-ayat qur’aniyah yang terdapat didalam al-qur’an.
4
Antara ketiga aspek tersebut diatas saling berkaitan satu sama lain. Aqidah atau
iman merupakan keyakinan yang mendorong seorang muslim untuk melaksanakan
syariah. Apabila syariah telah dijalankan berdasarkan aqidah maka akan lahir akhlak
yang baik.
5
2. Islam Tatanan Lengkap untuk Kehidupan
Islam bukanlah agama yang efisiensinya hanya dalam kehidupan individu semata,
sebagaimana yang digambrkan oleh kebanyakan orang. Akan tetapi, islam adalah
suatu tatanan lengkap untuk kehidupan umat manusia, didalam berbagai bidang
dan dimensi kehidupan, baik kehidupan individu atau pun kehidupan bersama
(masyarakat), sekaligus dalam kehidupan rohani dan jasmani, baik dalam
lapangan ekonomi, politik, legislasi, kebudayaan, nasional dan internasional.
6
2.4 Hubungan Makhluk Hidup dengan Sang Khalik
Al-Qur’an adalah sumber utama ajaran Islam dan merupakan pedoman hidup bagi
setiap Muslim. Al-Qur’an bukan sekedar memuat petunjuk tentang hubungan
manusia dengan Tuhannya, tetapi juga mengatur hubungan manusia dengan
sesamanya (hablummin-Allah wa hablum min-annas), bahkan hubungan manusia
dengan alam sekitarnya. Untuk memahami ajaran islam secara sempurna (kaffah),
maka langkah pertama yang harus dilakukan adalah memahami kandungan isi al-
Qur’an dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari secara sungguh-sungguh
dan konsisten.1
Manusia memang dicipta oleh Tuhan untuk mengabdikan hidupnya kepada Tuhan
semesta alam. Manusia diciptakan hanya untuk berorentasi (mengarahkan
pandangannya) kepada penciptanya. Sang pencipta yang menumbuhkan dan
mengembangkan manusia, Dia memelihara, menjaga dan mendidik manusia. Dia pula
7
yang memberi petunjuk hidup kepada manusia. Oleh karena itu, hanya kepada Dia
manusia beribadah.
Di atas telah diterangkan bahwa ibadah mencakup perbuatan dan tindakan untuk
melayani, menghambakan diri, mengikatkan diri, mencintai, memuliakan dan
menyembah, karena tuhan adalah al-Haq, yang maha benar. sumber kebenaran.
Hanya Tuhan yang dilayani manusia dalam hidup ini. Artinya, manusia hendaknya
berusaha berbuat benar seperti yang telah ditunjukan oleh Tuhan. Dengan demikian,
manusia juga menghambakan diri kepada yang maha benar, yaitu Tuhan. Jika
manusia melayani Tuhan maka Tuhanpun akan melayani manusia, bila manusia
berdzikir kepada Tuhan maka Tuhanpun berdzikir kepada manusia.
Hubungan mistik antara Tuhan dan manusia, hubungan yang dapat terjalin dengan
baik dan erat apabila hati nurani seseorang bersih dan ikhlas serta cinta ditujukan
kepada Tuhan, begitu juga sebaliknya bahwa Tuhan menjanjikan rahmat, jalandan
kebahagiaan bagi manusia yang melaksanakan perintah-perintah-Nya dan menjauhi
larangan-Nya, serta manusia yang selalu menyempatkan waktunya untuk berdzikir
(mengingat) kepada-Nya.
8
Segala puji bagi Allah yang mengkhususkan pertolongan-Nya untuk hamba-
hambaNya yang terbaik sehingga mendapatkan kemuliaan dan kebahagiaan yang
telah mensucikan kepada kehidupan dunia, telah mengantarkan mereka untuk
mencintai kesantunan, keilmuan, dan bersih dari daki-daki yang mengotori.
Kalau kita ketahui ada tiga amalan bagi manusia dalam usaha pendekatan diri
dengan Khaliq:
ان الطريق شريعة وطريقة وحقيقة فامسع هال مثال. ‚Inilah jalan penghidup keyakinan Syariat,
Thariqat,haqiqat‛.
Melalui jalan ini seseorang akan mudah mengawasi ketaqwaanya dan menjauhi
hawa nafsu tiga jalan ini secara bersama-sama menjadi sarana bagi orang-orang
beriman menuju akhirat tanpa boleh meninggalkan salah satu dari tiga jalan ini.
Haqiqat tanpa Syariat menjadi batal, dan Syariat tanpa haqiqat menjadi kosong. Dapat
dimisalkan disini, bahwa apabila ada orang memerintahkan sahabatnya, mendirikan
shalat, maka ia akan menjawab, mengapa harus shalat? Bukankah sejak zaman Azali
dia sudah ditetapkan takdirnya? Apabila ia telah ditetapkan sebagai orang yang
beruntung tentu ia akan masuk surga walaupuin tidak shalat. Sebaliknya, apabila ia
ditetapkan sebagai orang yang celaka, maka ia akan masuk Neraka walaupun
mendirikan shalat. Ini adalah contoh Haqiqat tanpa Syari’at. Sedangkan Syari’at tanpa
Haqiqat, adalah sifat orang yang beramal hanya memeperoleh Surga, ini adalah
9
Syari’at yang kosong, walaupun ia yakin, baginya ada atau tidak adanya Syari’at sama
saja keadaannya, karena masuk Surga itu adalah semata-mata anugrah Allah
Hal ini menunjukan bahwa kehidupan spiritual tidak hanya ada dalam keadaan
mata tertutup, didalam batin, kehidupan spiritual melihat kedalam dan keluar diri,
serta mencari yang dikasihi dimanapun, meskipun demikian Tuhan tidak bisa hadir
dalam diri seorang kekasih jika unsur cinta tidak ada dalam dirinya, seorang yang
membenci musuhnya seraya menyayangi temannya tidak bisa menyebut Tuhan
sebagai kekasihnya, karena ia tidak tahu Tuhan, saat cinta mekar sepenuhnya, orang
akan memperhatikan teman dengan penuh perhatian, melihat musuh dengan penuh
maaf dan mengamati orang asing dengan penuh simpati, cinta terdapat dalam setiap
hal yang aspeknya dan dalam kemekaran yangpenuh itulah cinta dipersembahkan
kepada Tuhan. Demikianlah kemudian ia mengenal Tuhan sebagai kekasih, sebagai
idealnya, dan dengan itu kendati ia mengabaikan cinta dunia yang kecil, dalam
realitasnya ia mengetahui bagaimana mencintai saat ia mencapai tahapan cinta mekar
sepenuhnya.4
Inilah yang bisa digambarkan dari cinta (hubungan dengan Tuhan yang sempurna)
dan yang sesungguhnya, amalan lahir seperti ibadah Mahdzah dan amalan batin
seperti dzikir,sabar, wa’ra, dan lain-lain harus selalu menyertai manusia, karena
dengan demikian Tuhanpun akan memberikan apa yang kita pinta, tapi kesempurnaan
hubungan antara manusia dengan Tuhan tersebut terjadi pada kehidupan para ahli
Tasawuf masa lalu.
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Islam adalah agama Allah yang diwahyukan kepada para Rasul sebagai hidayah
dan rahmat Allah bagi umat manusia sepanjang masa, yang menjamin kesejahteraan
hidup material dan spiritual, dunia, dan ukhrawi. Agama Islam yaitu agama yang
dibawa oleh Nabi Muhammad SAW sebagai Nabi akhir zaman. Ajaran yang
diturunkan Allah tercantum dalam Al-Quran dan Sunnah Nabi yang Shahih (Maqbul)
berupa perintah, larangan dan petunjuk untuk kebaikan hidup manusia di dunia dan
akhirat.
Manusia memang dicipta oleh Tuhan untuk mengabdikan hidupnya kepada Tuhan
semesta alam. Manusia diciptakan hanya untuk berorentasi (mengarahkan
pandangannya) kepada penciptanya. Sang pencipta yang menumbuhkan dan
mengembangkan manusia, Dia memelihara, menjaga dan mendidik manusia. Dia pula
yang memberi petunjuk hidup kepada manusia. Oleh karena itu, hanya kepada Dia
manusia beribadah.
3.2 Saran
Diharapkan setiap individu dapat memahami pengertian Islam dan ruang
lingkupnya serta hubungan antara makhluk dengan Sang Pencipta. Pemahaman yang
baik tentunya akan disertai dengan implementasi pada sehari-hari. Hal inilah yang
diharapkan dapat terwujud pada setiap individu yang membaca makalah ini.5
11
DAFTAR PUSTAKA
1. Fauzah Nur Aksa, S.Ag M, Unimal Press. Modul Pendidikan Agama Islam.; 2014.
2. Dr. Marzuki MA. Konsep Agama Islam. Konsep Agama Islam. Published online 2010:1-
50.
3. Sahuri S, Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya untuk. Eksistensi Manusia
Sebagai Khalifah di Muka Bumi Menurut Ibn Katsir. Eksistensi Mns Sebagai Khalifah di
Muka Bumi Menurut Ibn Katsir. 2017;1:1-6.
4. Dr. Hj. A. Rosmiaty Azis MPI. Ilmu Pendidikan Islam.; 2019. http://repositori.uin-
alauddin.ac.id/13856/1/Ilmu Pendidikan Islam.pdf
5. Windarto AP, Hartama D, Wanto A, et al. Menyusun Makalah yang Baik dan Benar.
AKSIS J Pendidik Bhs dan Sastra Indones. 2018;2(2):1-18.
12