Oleh :
RAHMI (14034019)
NIM.14034019
DOSEN PEMBINMBING: Dr.Ahmad Fauzi.,M.Si
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2016
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sumatera Barat terdiri dari dataran rendah di pantai barat dan dataran
tinggi vulkanik yang di bentuk oleh Bukit Barisan. Dataran tinggi vulkanik ini
berpotensi menghasilkan mineral-mineral yang dapat di manfaatkan.
Berdasarkan hasil studi Fiantis dkk (2010) terhadap abu vulkanik gunung
Talang di Sumatera Barat diketahui bahwa abu vulkanik mengandung senyawa-
senyawa seperti SiO2, Al2O3, Fe2O3, TiO2, MnO, CaO, MgO, Na2O, K2O, P2O5,
serta beberapa unsur minor seperti Zr, Sr, dan V.
Dalam beberapa dekade terakhir, struktur nano oksida dari logam transisi
telah menarik perhatian peneliti-peneliti di dunia karena aplikasinya secara luas
dalam bidang teknologi modern. Secara khusus, hematit (α-Fe3O4) sangat
menjanjikan dalam berbagai aplikasi karena stabilitas termal yang tinggi di
bawah kondisi ruangan, ramah lingkungan dan biaya produksi yang rendah.
Namun pada zaman sekarang ini telah banyak dibuat bagian yang lebih
berukuran kecil dibandingkan nano yaitu dapat berupa komposit dan film tipus.
Disini penulis akan focus pada film tipis karena untuk nano material telah
dilakukan oleh kakak tingkat sebelumnya dan saya lebih teratik pada pembuatan
film tipis dengan metoda spin coating yang membatasi pada sifat mekaniknya.
Fe3O4 dari bahan alam seperti dalam mineral vulkanik belum banyak
dieksplorasi secara intensif, pada hal potensi Fe3O4 dalam mineral vulkanik
cukup besar. Proses memberi fungsi pada Fe3O4 menjadi material fungsional
perlu dilakukan agar kebutuhanFe3O4 dalam industri teknologi modern
berbiaya murah dapat terpenuhi. Akhir-akhir ini, penggunaan material
fungsional cukup signifikan, karena material fungsional sangat dibutuhkan
dalam teknologi modern dan garis depan dalam penelitian material (Chung,
2010). Aplikasi dari material fungsional ini mencakup aplikasi pada listrik,
dielektrik, elektromagnetik, optikal, dan magnetik. Saat ini, material fungsional
sudah banyak diadopsi dalam divais elektronik modern (Yu dkk, 2015).
Pembuatan sol gel pada lapisan tipis pada mulanya film FZT dengan
metoda sol gel dengan metoda spin coating. Struktur dan ukuran lapisan tipis
fe3o4 mempengaruhi sifat kemagnetannya. Sifat inilah yang dibutuhkan dalam
aplikasi material pada bahan elektronik. Oleh sebab itu ukuran partikel yang
nano sangat dibutuhkan dalam penelitian ini, oleh sebab itu penelitian ini sangat
penting untuk dilakukan.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari penelitian ini adalah:
1. Bagaimana cara mengkarakterisasi film tipis magnetid dari bahan
mineral vulkanik dengan metoda spin coating?
2. Bagaimana sifat mekanik film tipis fe3o4 magnetid dari bahan mineral
vulkanik dengan metoda spin coating?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk :
1. Mengkarakterisasi mekanik film tipis Fe3O4 yang berasal dari mineral
vulkanik yang dengan metoda spin coating
2. Melakukan karakteristisasi film tipis Fe3O4 darii bahan mineral vulkanik
dengan metoda spin coating.
D. Hipotesis
Berdasarkan teri yang diketahui hipotesis yang dapat diambil adalah:
1. Waktu miling dari Fe3O4 menentukan sifat magnetid nya
2. Semakin tipis film tipisnya maka semakin bagus sifat mekaniknya.
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Kajian teori
Besi (II) oksida (FeO) atau oksida besi juga dikenal sebagai wustite
dalam bentuk mineral. Bubuk oksida hitam ini dapat menyebabkan
ledakan seperti mudah terbakar.
Besi (III) oksida (Fe2O3) atau oksida besi juga dikenal sebagai bijih
besi (bentuk alfa) atau maghemite (bentuk gamma) dalam bentuk
mineral. Sebagai bahan kimia industri ini umumnya disebut rouge.
Setelah dimurnikan, besi oksida digunakan sebagai lapisan dalam
media audio dan komputer. Dalam lingkungan yang kering atau alkali,
besi oksida itu dapat menyebabkan pengvasifan dan menghambat karat,
namun juga merupakan komponen utama karat.
Besi (II, III) oksida (Fe3O4) atau besi oksida besi juga dikenal sebagai
magnetite atau magnet dalam bentuk mineral (RM Cornell,2003).
Gambar 2.1
Struktur spinel
Fe3O4
1. Kubik
2. Heksagonal
Magnetit mempunyai rumus kimia Fe3O4 dan mempunyai struktur
spinel dengan sel unit kubik yang terdiri dari 32 ion oksigen, di mana
celahcelahnya ditempati oleh ion Fe2+ dan Fe3+. Delapan ion Fe3+ dalam
tiap sel berada paa bagian tetrahedral (A), karena berlokasi di tengan sebuah
tetrahedron yang keempat sudutnya ditempati ion oksigen (Gambar 2.3a).
sisanya delapan ion Fe3+ dan delapan ion Fe2+ berada pada bagian
oktahedral (B), karena ion-ion oksigen disekitarnya menempati sudutsudut
sebuah oktahedron (Gambar 2.3b) yang sudut-sudutnya ditempati oleh enam
atom oksigen (Hook, J, R & Hall, H, E, 1991). Tiap-tiap unit sel berisi sejumlah
ion, di mana secara kompleks sulit dibayangkan. Satu sel terbagi menjadi 8
oktan (kubus spinel), masing-masing berukuran a/2 (Gambar 2.3c), empat
oktan yang berarsir memiliki ukuran isi yang sama, begitu pula dengan cara
yang sama, tetrahedral di oktan terarsir dan octahedral di oktan tidak
terarsir (Cullity, B. D. 1972). Bentuk heksagonal dari Fe3O4 dapat dilihat
pada Gambar 2.4.
Gambar 2.2 struktur kubik ferit (cullity, B. D.1972), (a) posisi ion logam
dalam kristal tetrahedral (A), (b) posisi ion logam dalam octahedral (B), (c)
gabungan tetrahedral dan octahedral, (d) kubik magnet.
Gambar 2.4. struktur heksagonal Fe3O4 (Lemire.C, 2004). (a). gambar sisi
samping dan atas Fe3O4(1 1 1). (b) gambar STM Fe3O4(1 1 1) dari film (size
300 × 300 nm2) dengan ukuran atomik sebesar 3 × 3 nm2.
Partikel nano magnetik memiliki sifat fisis dan kimia yang bervariasi
dan dapat diaplikasikan dalam berbagai bidang. Salah satu partikel magnetik
tersebut yang dapat dijadikan berukuran nanometer adalah besi oksida seperti
Fe3O4 (magnetit). Lao et al., 2004, meneliti bahwa partikel nano ini dapat
dimanfaatkan sebagai material untuk kegunaan sistem pengangkutan obat-
obatan (Drug Delivery System = DDS), Magnetic Resonance Imaging (MRI),
dan terapi kanker. Agar dapat diaplikasikan dalam bebagai bidang tersebut,
sangatlah
penting untuk mempertimbangkan ukuran partikel, sifat magnetik, dan sifat
permukaan dari partikel nano itu sendiri.
(a) (b)
2007 memilih metode kopresipitasi dalam air. Di antara sekian metode sintesis
tersebut, metode kopresipitasi yang paling sederhana karena prosedurnya lebih
mudah dilakukan dan memerlukan suhu reaksi yang rendah (<100 oC). Metode
kopresipitasi merupakan proses kimia yang membawa suatu zat terlarut ke
bawah sehingga terbentuk endapan yang dikehendaki. Teknik ini sering dipakai
untuk memisahkan analit dari pengotornya.
Nanopartikel oksida besi (hematit dan magnetit) disiapkan melalui jalur sol
gel dan untuk mengidentifikasi Parameter yang mempengaruhi nanosize partikel.
Persiapan untuk partikel nanosize ini dengan sedikit dimodifikasi Metode untuk
kesederhanaan yang lebih besar. Campuran terdiri dari dua larutan, yang
pertama, 100 ml (0,1 M) besi nitrat Fe (NO 3) 3. 9H 2 O (4.039g) digunakan
sebagai solusi prekursor, dan gelated dengan menggunakan 100 ml mono
terhidrasi sitrat Asam (C 6 H 8 O 7) solusi (0,2 M) dari (3.842g) sebagai molekul
ligan, dan air secara tunggal suling sebagai pelarut.
Gambar 4. Pola difraksi sinar-X untuk serbuk grafit hasil proses milling
dengan variasi waktu (0-100 jam) (Yunasfi, 2009).
Spin Coating merupakan salah satu metode pembuatan lapisan tipis dengan
menggunakan putaran. Metode spin coating cukup sederhana, dapat dilakukan
pada suhu kamar, dan efektif untuk pembuatan lapisan tipis (Hikam, 2002). Pada
penelitian ini larutan di aging selama 48 jam. Aging adalah penyimpanan larutan
dalam kurun waktu tertentu yang bertujuan untuk mendapatkan kondisi optimal
dari larutan sebelum dideposisikan pada substrat. Dalam penelitian ini akan
dilakukan sintesis lapisan fe3o4 menggunakan metode elektrodeposisi dan spin
coating Putama (2014).
Sifat magnetid secara mikroskopik adalah akibat dari momen magnet yang
berkaitan dengan electron-elektron individual. Setipa electron dalam atom
mempunyai momen magnet yang bersasal dari dua sumber. Yang pertama berasal
dari gerakan electron yang mengelilingi inti.
Momen magnet memiliki dua arah yaitu up dan down karena itu setiap
electron dalam atom memiliki momen magnet spin.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
B. Variabel Penelitian
1. Variabel bebas: variasi waktu milling yang diberikan 20 jam, 40 jam, dan
60 jam.
2. Variabel kontrol : lamanya proses milling pada setiap siklus dilakukan
selama 5 menit, kemudian proses dihentikan selama 5 menit untuk
menghindari kerusakan pada alat milling akibat naiknya suhu motor yang
terlalu tinggi.
3. Variabel terikat: bentuk morfologi, dan ukuran(ketebalan) kristal.
C. Prosedur Penelitian
mulai
Analisis data
selesai
DAFTAR PUSTAKA
Adnan, Rusul, dkk. 2016. Study Of Anneling Temperature On Prepared Iron Oxide
Nanoparticles By Sol-Gel Method. College of science.dapartement of
phisich
Cornell, RM, dkk (2003). The Iron Oxides: Structure, Properties, Reactions,
Occurrences and Uses. Wiley VCH.http://en.wikipedia.org/wiki/Iron_o
xide
Darminto,dkk (2002). Fisika Zat Padat II. Institut Teknologi Sepuluh Nopember:
Surabaya
Jurusan pendidikan fisika. 2013. Pembuatan Sensor Gas Hydrogen Berbasis Film
Tipis Denagn Teknik Sol Gel Spin Coating Untuk Komponen Pada System
Pendeteksi Kebocoran Gas. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia
Nurul, dkk. 2016. Analisis Struktur Lapisan Fe3o4 Pada Subsrat Logam Tembaga
Dengan Metoda Spin Coating. Surabaya:Kampus ITS
Riyanto, agus, dkk. 2013. Analisis Struktur Kristal Dan Sifat Magnetic Pada
Nanopartikel Magnetid (Fe3o4) Sebagai Bahan Biosensor Surface Plasmon
Resonance. Yogyakarta. Universitas Gajah Mada