Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH

Bendungan Asi
Guna menyelesaikan tugas kelompok Asuhan Kebidanan Nifas dan Menyusui
Dosen Pengampu : Ibu fithriany S.ST, M.kes
Disusun oleh :
Helna Fadilah ( Kelompok 4)

Mata kuliah : Asuhan Kebidanan Nifas dan Menyusui

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES KEMENKES ACEH
PRODI DIII KEBIDANAN BANDA ACEH
TAHUN AJARAN 2020/2021
BAB I
PENDAHULUAN

A. Definisi Bendungan Asi


Bendungan ASI adalah pembendungan air susu karena penyempitan duktus
laktiferi atau kelenjar-kelenjar tidak dikosongkan dengan sempurna karena kelainan pada
puting susu. Bendungan air susu adalah terjadinya pembengkakan pada payudara karena
peningkatan aliran vena dan limfe sehingga menyebabkan bendungan ASI dan rasa nyeri
disertai kenaikan suhu badan. Bendungan ASI ini terjadi karena adanya penyempitan
duktus laktiferus pada payudara ibu dan dapat terjadi apabila ibu memiliki kelainan
puting susu (misalnya puting susu datar, terbenam dan cekung).

Bendungan ASI terjadi akibat bendungan berlebihan pada limfatik dan vena
sebelum laktasi.Bendungan payudara disebabkan karena menyusui yang tidak kontinu,
sehingga sisa ASI terkumpul pada daerah duktus.Hal ini dapat terjadi pda hari ketiga
setelah melahirkan. Selain itu, penggunaan bra yang ketat serta keadaan putting susu
yang tidak bersih dapat menyebabkan sumbatan pada duktus (Walyani; Purwoastuti,
2015 :160)

B. Faktor Penyebab Bendungan ASI


Beberapa faktor yang menyebabkan bendungan ASI yaitu :
1) Pengosongan payudara tidak sempurna Dalam masa laktasi, terjadi peningkatan produksi
ASI pada ibu yang produksi ASI-nya berlebihan apabila bayi sudah kenyang dan selesai
menyusu dan payudara tidak dikosongkan, maka masih terdapat sisa ASI didalam
payudara.Sisa ASI tersebut jika tidak dikeluarkan dapat menimbulkan bendungan ASI.
2) Faktor hisapan bayi yang tidak aktif Pada masa laktasi, bila ibu tidak menyusukan
bayinya sesering mungkin atau bayi tidak aktif mengisap, maka menimbulkan bendungan
ASI.
3) Faktor posisi menyusui yang tidak benar. Teknik yang salah dalam menyusui dapat
mengakibatkan puting susu menjadi lecet dan menimbulkan rasa nyeri pada saat bayi
menyusu, akibatnya ibu tidak mau menyusu bayinya dan terjadi bendungan ASI.
4) Puting susu terbenam Puting susu terbenam akan menyulitkan bayi dalam menyusu
karena bayi tidak dapat mengisap puting dan areola sehingga bayi tidak mau menyusu dan
akibatnya terjadi bendungan ASI.
C. Pencegahan Bendungan ASI
Upaya pencegahan bendungan ASI adalah :
1) Menyusui bayi segera setelah melahirkan dengan posisi dan perlengkatan yang benar.
2) Menyusui bayi tanpa jadwal.
3) Keluarkan ASI dengan tangan/pompa bila produksi melebihi kebutuhan bayi.
4) Jangan memberikan minuman lain pada bayi.
5) Lakukan perawatan payudara pasca persalinan (massase dan sebagainnya).
6) Menyusui sesering mungkin.

D. Tanda dan Gejala Bendungan ASI


Perlu dibedakan antara payudara bengkak dan payudara penuh/bendungan ASI.
Pada payudara bengkak adalah payudara udem, sakit, puting susu kencang, kulit
mengkilap walau tidak merah, dan ASI tidak keluar kemudian badan menjadi demam
setelah 24 jam. Sementara pada payudara penuh/bendungan ASI adalah payudara terasa
berat ,panas, dan keras,bila ASI dikeluarkan tidak terjadi demam (Dewi ; Sunarsih,
2011:40).
Tanda dan gejala yang selalu ada adalah payudara nyeri dan bengkak pada hari
ke 3-5 postpartum, sedangkan tanda gejala yang terkadang ada adalah kedua payudara
bengak (Walyani ; Purwoastuti, 2015:160).
Mastitis adalah kelanjutan dari bendungan ASI, pada mastitis payudara ibu yang
menyusui terkena radang, membengkak, memerah, dan sakit.Jika hal semacam ini terjadi
penyusuan harus dihentikan. Pada sebagia besar kasus mastitis disebabkan oleh statis
ASI, bukan infeksi meskipun infeksi juga bias terjadi (Fraser, 2009 : 743) .
Umumnya satu atau lebih bagian yang berdekatan meradang (sebagai akibat
dipaksanya ASI masuk ke dalam jaringan ikat payudara) dan tampak sebagai daerah yang
memisahkan antara sisi yang memerah dan sisi yang membengkak.Jika ASI juga dipaksa
masuk aliran darah, nadi, dan suhu wanita tersebut dapat naik dan pada beberapa kasus
gejala mirrip flu, yang sebagian mencakup menggigil atau kaku. Ada atau tidaknya gejala
sistematis tidak membantu membedakan antara mastitis akibat infeksi atau non infeksi
(Fraser, 2009 : 743) .

E.. Penanganan Bendungan ASI


1). Bila ibu menyusu bayinya
 Susukan sesering mungkin.
 Kedua payudara disusukan.
 Kompres hangat payudara sebelum disusukan.
 Keluarkan sedikit ASI sebelum menyusui agar payudara lebih lembek,
sehingga lebih mudah memasukkannya ke dalam mulut bayi.
 Bila bayi belum dapat menyusu, ASI dikeluarkan dengan tangan atau pompa
dan berikan pada bayi dengan sendok.
 Tetap mengeluarkan ASI sesering yang diperlukan sampai bendungan teratasi.
 Untuk mengurangi rasa sakit dapat diberi kompres hangat dan dingin.
 Bila ibu demam dapat diberikan obat penurun demam dan pengurang rasa
sakit.
 Lakukan pemijatan pada daerah payudara yang bengkak, bermanfaat untuk
memperlancar pengeluaran ASI.
 Pada saat menyusui, sebaiknya ibu tetap rileks.
 Makan makanan bergizi untuk meningkatkan daya tahan tubuh dan perbanyak
minum.
 Bila perlu berikan parasetamol 500 mg per oral setiap 4 jam.
 Lakukan evaluasi setelah 3 hari untuk mengetahui hasilnya.

2). Bila Ibu Tidak Menyusui


 Sangga payudara
 Kompres dingin pada payudara untuk mengurangi pembengkakan dan rasa
sakit.
 Bila perlu berikan parasetamol 500 mg per oral setiap 4 jam.
 Jangan dipijat atau menggunakan kompres hangat pada payudara
SOAP
Bendungan Asi
Subjektif (S)
1. Ibu mengatakan payudaranya sudah tidak bengkak dan nyeri lagi
2. Ibu mengatakan bayinya sudah aktif menyusui
3. Ibu mengatakan ASI nya sudah lancar keluar

Objektif (O)
1. Keadaan umum ibu baik
2. Kesadaran composmentis
3. Tanda-tanda vital
Tekanan darah : 120/80 mmHg
Nadi : 80x/menit
Suhu : 36, 70C
Pernapasan : 20x/menit

4. Payudara Payudara tidak tampak bengkak lagi, tidak ada nyeri tekan saat palpasi, pengeluaran
ASI lancar.
5. Abdomen TFU pertengahan pusat-simphysis, tidak ada nyeri tekan pada perut bagian bawah.
6. Genetalia Tampak pengeluaran lokia sanguinolenta

Assesment (A) Ny “K” post partum hari keenam dengan riwayat bendungan ASI

Planning (P) Tanggal 03 mei 2017


1. Menyampaikan kondisi ibu bahwa keadaannya sudah membaik dan keadaan payudaranya
sudah sembuh. Hasil: ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan dan ibu merasa senang
2. Menganjurkan ibu untuk memberikan ASI eksklusif kepada bayinya selama 6 bulan.
hasil: ibu bersedia melakukannya
3. Menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi makanan yang bergizi Hasil: ibu bersedia
melakukannya
4. Melaukan pendokumentasian Hasil: telah dilakukan pendokumentasian

Anda mungkin juga menyukai