Anda di halaman 1dari 13

PERILAKU YANG BERISIKO TERJADINYA HIV AIDS

(Untuk memenuhi tugas mata kuliah keperawatan HIV AIDS


Bpk Rolly Rondonuwu, S.Kep,Ns,Sp.KMB)

OLEH
KELOMPOK III
KELAS B NERS LANJUTAN

AMELIA RAHIM
INDRIANI PONONGOA
NURLAILA HALID
PRIAN PAKAYA
WINDAWATI HUMOLA

POLTEKKES KEMENKES MANADO


PRODI NERS LANJUTAN
2021
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan

karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Perilaku yang

Beresiko Terjadinya HIV AIDS” tepat pada waktunya.

Makalah ini disajikan berdasarkan pengamatan dan penyeleksian dari berbagai sumber.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan HIV AIDS. Untuk itu,

pada kesempatan yang berbahagia ini perkenankan penulis mengucapkan terima kasih kepada

pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini. Semoga Tuhan Yang Maha Esa

melimpahkan anugrah-Nya kepada pihak yang telah membantu penyelesaian makalah ini.

Penulis menyadari sesungguhnya bahwa makalah ini masih ada kekurangan dan masih

jauh dari sempurna. Oleh karena itu penulis mengharapkan segala kritik dan saran yang

bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini.

Gorontalo, 24 Juli 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................... ii
DAFTAR ISI........................................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................... 1
A. Latar Belakang......................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................................... 3
A. Seks Bebas...................................................................................................... 3
B. Napza.............................................................................................................. 5
BAB III PENUTUP.............................................................................................................. 7
A. Simpulan.................................................................................................................. 7
B. Saran........................................................................................................................ 7
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
HIV dan AIDS merupakan penyakit yang menjadi momok paling menakutkan

di kalangan remaja dewasa ini. Dengan terjangkitnya penyakit HIV maupun AIDS,

masa depan para remaja akan suram karena menyebabkan kematian. Salah satu

penyebab dari terjangkitnya atau penularan HIV dan AIDS adalah karena pergaulan

bebas. Dalam pergaulan bebas tentunya para remaja melakukan apa saja tanpa

pengawasan dari orang tua.

Penyebab HIV dan AIDS bisa dari terjangkit secara langsung mapun dari segi

penularan. Jika ditinjau dari sudut pergaulan bebas, maka banyak yang bisa ditelaah

lebih dalam lagi. Terutama di kalangan remaja. Remaja merupakan usia yang sangat

rentan menyangkut pergaulan bebas serta dampak atau akibat yang ditimbulkan dari

pergaulan bebas itu sendiri.

Penyakit AIDS adalah penyakit seksual menular yang paling ditakuti. Pasalnya,

sampai saat ini belum ada obat yang bisa dikatakan efektif untuk mengatasinya. Di

Indonesia, jumlah kasus Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan Acquired

Immune Deficiency Syndrome (AIDS) terus meningkat dalam kurun waktu 10 tahun

terakhir ini.

Menurut Direktur Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan,

Sigit Priohutomo, peningkatan ini sejalan dengan makin banyaknya masyarakat yang

sadar dan melakukan tes HIV. Sehingga, makin banyak yang terdeteksi dan bisa

menjalani pengobatan. Data Kemenkes menyebutkan bahwa dari 2005 sampai

1
September 2015, ada 184.929 laporan kasus HIV. Jumlah kasus HIV tertinggi yaitu di

DKI Jakarta 38.464 kasus, Jawa Timur 24.104, Papua 20.147, Jawa Barat 17.075 dan

Jawa Tengah 12.267 kasus.

Sedangkan faktor risiko penularan HIV terbanyak adalah karena hubungan seks

tidak aman pada heteroseksual sebanyak 46,2 persen, penggunaan jarum suntik tidak

steril 3,4 persen dan homoseksual sesama pria 24,4 persen. Penderita HIV/AIDS

terbanyak adalah ibu rumah tangga, kemudian profesi tidak diketahui dan selanjutnya

karyawan.

Narkoba merupakan singkatan dari (Narkotika, Psikotropika dan Bahan Adiktif

lainnya). Terminologi narkoba familiar digunakan oleh aparat penegak hukum seperti

polisi (termasuk didalamnya Badan Narkotika Nasional), jaksa, hakim dan petugas

Pemasyarakatan. Selain narkoba, sebutan lain yang menunjuk pada ketiga zat tersebut

adalah Napza yaitu Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif. Istilah napza biasanya

lebih banyak dipakai oleh para praktisi kesehatan dan rehabilitasi. Akan tetapi pada

intinya pemaknaan dari kedua istilah tersebut tetap merujuk pada tiga jenis zat yang

sama.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan seks bebas ?
2. Apa yang dimaksud dengan penyalahgunaan napza ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu seks bebas
2. Untuk mengatehui apa yang dimaksud dengan penyalahgunaan napza

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Seks Bebas
Dari data di atas, kita jadi tahu bahwa HIV/AIDS bisa menjangkiti siapa saja,
tidak pandang profesi, gender dan orientasi seksual. Perlu digarisbawahi, penularan
infeksi yang mematikan ini paling banyak terjadi karena perilaku seks yang berisiko
tinggi.
Menurut situs kesehatan WebMD, selain berpotensi menjadi media penular
infeksi seksual seperti HIV/AIDS, perilaku seks yang berisiko tinggi juga meningkatkan
kemungkinan terjadinya kehamilan yang tidak diinginkan.
Selain itu, berbahaya bagi remaja dan anak jika mereka memiliki hubungan seks
sebelum yang bersangkutan cukup dewasa untuk memahami apa itu perilaku seks yang
bertanggungjawab.
Contoh perilaku seks berisiko tinggi, yang tidak hanya dapat menularkan HIV
tapi juga bisa menularkan penyakit seksual menular lainnya, antara lain adalah:
1. Hubungan intim tanpa kondom, baik itu kondom wanita maupun pria. Pengecualian
untuk hubungan jangka panjang antara orang dewasa, berdasarkan kesepakatan
bersama, dan setia hanya kepada pasangannya.
2. Hubungan seks oral (genital dengan mulut) tanpa pelindung, kecuali pada mereka
yang setia hanya pada pasangannya.
3. Aktivitas seksual dini, terutama di usia sebelum 18 tahun.
4. Perilaku seksual anal, atau berhubungan seks dengan orang yang melakukan seks
anal dengan orang lain, terutama jika dilakukan tanpa menggunakan pelindung.
5. Memiliki pasangan yang berisiko tinggi (pasangan tidak setia atau faktor-faktor
lainnya).

3
6. Tidak setia pada pasangan.
7. Melakukan hubungan seks untuk mendapat narkoba atau uang atau barang pengganti
lainnya, atau memiliki pasangan yang melakukan hubungan seks demi narkoba atau
uang atau barang pengganti lainnya.
8. Melakukan hubungan seks untuk mendapat narkoba atau uang atau barang pengganti
lainnya, atau memiliki pasangan yang melakukan hubungan seks demi narkoba atau
uang atau barang pengganti lainnya.

Alasan mengapa orang berperilaku seks berisiko tinggi adalah:


1. Tidak paham tentang infeksi seksual menular dan cara penularannya.
2. Tidak berkomunikasi dengan pasangan mengenai perilaku seks yang aman dan
bertanggungjawab.
3. Tidak tahu cara melindungi dirinya dari infeksi seksual menular.
4. Tidak paham gejala-gejala infeksi seksual.
5. Tidak berobat ketika sudah terjangkit infeksi seksual menular.
6. Tidak atau kurang memiliki akses terhadap layanan dan penyuluhan kesehatan
mengenai penyakit seksual menular.
7. Mengonsumsi alkohol, narkoba, dan melakukan hubungan seks. Masih menurut
situs kesehatan WebMD, narkoba dan alkohol merusak penilaian dan akal sehat,
membuat seseorang menjadi lebih mungkin melakukan hubungan seks yang tidak
aman.

HIV/AIDS menular hanya melalui kontak langsung darah, cairan sperma, cairan
vagina, cairan anus dan ASI (air susu ibu), demikian menurut Badan Kesehatan Dunia
atau WHO. Semua perilaku seksual atau non-seksual yang tidak aman, yang
memungkinkan terjadinya kontaminasi cairan-cairan tersebut antar individu, berpotensi
menjadi media penyebaran HIV atau virus penyebab AIDS.

B. Napza
Konsumsi obat-obatan terlarang lebih berperan penting dalam penularan HIV
dari pada penggunaan obat melalui suntikan. Alasan seseorang yang berada dibawah
pengaruh obat tertentu lebih cenderung melakukan perilaku berisiko, seperti
melakukan seks tanpa kondom dengan orang-orang yang memiliki HIV.

Faktanya, darah yang terinfeksi HIV juga dapat masuk ke larutan obat dengan

4
berbagai cara:

 Menggunakan alat suntik yang terkontaminasi darah untuk


menyiapkan obat.
 Menggunakan kembali air untuk melarutkan obat.
 Menggunakan kembali tutup botol, sendok/wadah lainnya.
 Menggunakan kembali sebagian kecil kapas/fillter rokok yang
dapat menyumbat jarum.

Selain itu, penyalahgunaan dan kecanduan obat juga dapat memperburuk


gejala HIV, seperti menyebabkan cedera saraf dan kerusakan kognitif. Selain itu
mengonsumsi alkohol / obayt-obatan lain dapat mempengaruhi sistem imun dan
mempercepat perkembangan penyakit.

a. Zat dan Obat


 Alkohol
 Kokain
 Methamphetamine
 Inhalansia

b. Jenis Napza

1. Narkotika
zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintetis
maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran,
hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat
menimbulkan ketergantungan.
 Narkotika golongan 1: berpotensi sangat tinggi menyebabkan ketergantungan .
tidak digunakan untuk terapi ( pengobatan ) . Contoh : heroin , kokain , dan ganja
(Putauw adalah heroin tidak murni berupa bubuk) .
 Narkotika golongan 2 : berpotensi tinggi menyebabkan ketergantungan .
Digunakan pada terapi sebagai pilihan terakhir. Contoh : morfin , tetidin , dan
metadon .
 Narkotika golongan 3 : berpotensi ringan menyebabkan ketergantungan dan banyak
digunakan dalam terapi . Contoh : kodein.
2. Psikotoprika

5
zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika, yang berkhasiat
psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan
perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku
 Psikotropika golongan 1 : amat kuat menyebabkan ketergantungan dan tidak
digunakan dalam terapi . Contoh MDMA ( ekstasi ) , LSD dan STP .
 Psikotropika golongan 2 : kuat menyebabkan ketergantungan digunakan amat
terbatas pada terapi . Contoh ; amfetamin , metamfetamin ( sabu ) , fensiklidin
dan ritalin.
 Psikotropika golongan 3 : potensi sedang menyebabkan ketergantungan , banyak
digunakan dalam terapi . Contoh ; pentobarbital dan flunitrazepam.
 Psikotropika golongan 4: potensi ringan menyebabkan ketergantungan dan sangat
luas digunakan dalam terapi . Contoh ; diazepam , klobazam , fenobarbital ,
barbital , klorazepam , klordiazepoxide dan nitrazepam ( nifam , piL KB /koplo ,
DUM , MG , Lexo , rohyp , dan lain-lain )

6
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Remaja merupakan usia dimana informasi akan berbagai hal perlu untuk diketahui.
Terlebih di usia ini para remaja cenderung ingin mengetahui lebih banyak tentang hal-hal
baru. Banyak remaja yang ingin mencoba hal-hal baru tersebut tidak tahu bahwa yang
mereka lakukan adalah hal negatif dan dapat merugikan diri mereka. Salah satunya adalah
seks bebas yang dapat merugikan karena mempunyai resiko tinggi tertular HIV/AIDS.
Ingat, seks di luar nikah merupakan hal yang terlarang dalam Islam dan merupakan satu
bentuk perbuatan zina. Namun pada sebagian besar negara-negara barat yang para
remajanya memang sudah menganut pergaulan bebas, pengetahuan yang mendalam
tentang seks dan akibat yang ditimbulkan perlu diketahui. Para remaja muslim sebaiknya
menghindari pergaulan bebas atau pada lebih khususnya seks bebas yang dapat
mengakibatkan HIV/AIDS.

Setelah mengetahui lebih dalam tentang HIV/AIDS tentunya anda akan berpikir
dua kali untuk melakukan kegiatan seks bebas tersebut. Jika anda sudah membentengi diri
anda dengan mendekatkan diri kepada Allah SWT niscaya anda akan terlindung dari
perbuatan- perbuatan yang akan merugikan diri anda sendiri. Tapi tidak ada salahnya jika
anda mengetahui bagaimana pencegahan yang harus dilakukan untuk meminimalisir
tersebarnya HIV/AIDS terutama secara penularan. Selain itu dengan membaca makalah
ini, pengetahuan anda seputar seks bebas dan HIV/AIDS akan bertambah.
B. Saran
Walaupun pergaulan bebas tidak terlepas dari pengawasan orang tua, namun
pergaulan dan lingkungan tempat anda bermain bisa menjadi faktor utama anda

7
melakukan pergaulan bebas itu sendiri. Maka yang berperan paling penting disini adalah
diri anda sendiri. Bagaimana anda bisa mengatur pergaulan anda secara cerdas dan
cermat, memilih teman dalam bergaul agar tidak terperosok ke hal-hal yang buruk dan
dapat merugikan diri anda. Jika anda sudah mengerti konsep akan bahaya yang
ditimbulkan dari pergaulan bebas, maka anda akan terhindar dari hal-hal yang dapat
merugikan diri anda tersebut. Sebaiknya anda dibekali oleh pengetahuan dan pemahaman
dari berbagai banyak hal agar anda bisa mengukur perbuatan yang anda lakukan.

8
DAFTAR PUSTAKA

Agustin, Risa. Kamus Ilmiah Populer. Surabaya : Penerbit Serba Jaya


Hutapea, Ronald . 2009 . AIDS & PMS dan Perkosaan . Jakarta : PT Rineka Cipta 3.

9
10

Anda mungkin juga menyukai