Anda di halaman 1dari 11

SEJARAH BPUPKI

Disusun Oleh:

NAMA : EUGINA GOK ASI TRI NAIBORHU

NIM : 2013363005

PERTEMUAN :1

PRODI : DIV Manajemen Informasi Kesehatan

DOSEN PENGAMPU : ABDUL MALIK RITONGA,SH

TINGKAT : II

MATAKULIAH : PANCASILA

UNIVERSITAS IMELDA MEDAN

2021
SEJARAH PEMBENTUKAN BPUPKI DAN TOKOH-TOKOH PENDIRINYA SERTA
PERAN DARI MASING-MASING TOKOH

Pengertian BPUPKI

BPUPKI atau badan penyelidik usaha-usaha persiapan kemerdekaan Indonesia adalah sebuah


badan yang dibentuk oleh pihak jepang pada tanggal 29 april 1945. Badan ini dibentuk
dengan alasan mendapatkan dukungan dari bangsa Indonesia supaya mau membantu bangsa
jepang dengan menjanjikan kemerdekaan bagi Bangsa Indonesia. Badan ini diketuai oleh
Kanjeng Raden Tumenggung (K.R.T) Radjiman Wedyodiningrat serta wakilnya yaitu
Ichibangase Yoshio (orang jepang) dan Raden Pandji Soeroso. Badan ini beranggotakan
67 orang. BPUPKI mempunyai tugas yakni mempelajari dan menyelidiki hal-hal yang
bersifat dengan aspek-aspek politik ekonomi, tata pemerintahan serta hal lain yang
dibutuhkan untuk persiapan kemerdekaan Indonesia.

Tak lama kemudian BPUPKI pun dibubarkan dibentuk sebuah badan baru untuk
menggantikan BPUPKI. Badan tersebut yakni PPKI atau Panitia persiapan kemerdekaan
Indonesia (Dokuritsu Junbi Inkai) dengan jumlah anggota 21 orang dengan ketuanya yaitu Ir.
Soekarno , wakilnya Drs. M. Hatta dan Mr. Ahmad Soebardjo sebagai penasehat PPKI.

Anggota dari PPKI tersebut dipilih dengan mewakili berbagai etnis yang mewakili Indonesia
diantaranya yakni : 12 orang asal jawa, 3 orang asal sumatera, 2 orang asal Sulawesi, 1 orang
asal Kalimantan, 1 orang asal Sunda Kecil (Nusa Tenggara), 1 orang asal Maluku dan
terakhir 1 orang etnis Tionghoa.

Sejarah Pembentukan BPUPKI

Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia atau (Jepang: Dokuritsu Junbi
Cosakaiatau dilafalkan Dokuritsu Zyunbi Tyoosakai) adalah sebuah badan yang dibentuk
oleh pemerintah pendudukan balatentara Jepangpada tanggal 29 April 1945bertepatan dengan
hari ulang tahun KaisarHirohito.
Badan ini dibentuk sebagai upaya mendapatkan dukungan bangsa Indonesia dengan
menjanjikan bahwa Jepangakan membantu proses kemerdekaan Indonesia. BPUPKI
beranggotakan 63 orang yang diketuai oleh Radjiman Wedyodiningratdengan wakil ketua
Hibangase Yosio (orang Jepang) dan R.P. Soeroso.

Adapun Sejarah Pembentukan BPUPKI secara formil, termuat dalam Maklumat Gunseikan


nomor 23 tanggal 29 Mei 1945, dilihat dari latar belakang dikeluarnya Maklumat No. 23 itu
adalah karena kedudukan Facisme (kekuasaan) Jepang yang sudah sangat terancam.

Maka sebenarnya, kebijaksanaan Pemerintah Jepang dengan membentuk BPUPKI bukan


merupakan kebaikan hati yang murni tetapi Jepang hanya ingin mementingkan dirinya
sendiri, yaitu pertama; Jepang ingin mempertahankan sisa-sisa kekuatannya dengan cara
memikat hati rakyat Indonesia,dan yang kedua; untuk melaksanakan politik kolonialnya.

Di luar anggota BPUPKI, dibentuk sebuah Badan Tata Usaha (semacam sekretariat) yang


beranggotakan 60 orang. Badan Tata Usaha ini dipimpin oleh R.P.Soeroso, dengan wakil
Abdoel Gafar Pringgodigdo dan Masuda (orang Jepang)

Pada tanggal 7 Agustus 1945, Jepang membubarkan BPUPKI dan membentuk Panitia
Persiapan Kemerdekaan Indonesia atau (Jepang: Dokuritsu Junbi Inkai) dengan anggota
berjumlah 21 orang sebagai upaya pencerminan perwakilan etnis [1]terdiri

berasal dari 12 orang dari Jawa, 3 orang dari Sumatra, 2 orang dari Sulawesi, 1 orang dari
Kalimantan, 1 orang dari Nusa Tenggara, 1 orang dari maluku, 1 orang dari Tionghoa.

Pada tahun 1944 saipan jatuh ke tangan sekutu.dengan pasukan jepang di Papua Nugini
Kepulauan Solomon,dan Kepulauan Marshall yang berhasil di pukul mundur oleh
pasukan sekutu.Dalam situasi kritis tersebut,pada tanggal 1 maret 1945 Letnan Jendral
Kumakici Harada, pimpinan pemerintah pendudukan jepang di jawa, mengumumkan
pembentukan badan penyelidik Usaha-usaha persiapan kemerdekan INDONESIA (Dokuritsu
Junbi Cosakai) . pengangkatan pengurus ini di umumkan pada tanggal 29 april 1945 .
Dr.Radjiman Wediodiningrat diangkat sebagai (Kaico), sedangkan yang duduk sebagai ketua
muda (fuku kico) pertama di jabat oleh seorang jepang , Shucokai cirebon yang bernama
Icibangase . R .P .Suroso diangkat sebagai kepala sekertariat dengan di bantu oleh Toyohiti
Masuda dan Mr. A. G .

Pringodigdo pada tanggal 28 mei 1945 dilangsungkan upacara peresmian badan penyelidik
Usaha-Usaha persiapan kemerdekaan bertempat di gedung Cuo sangi in, jalan pejambon
(Sekarang GedungDepartemen Luar negri) ,jakarta.

Upacara peresmian itu dihadiri pula oleh dua pejabat jepang yaitu jendral Itagaki (panglima
tentara ke tujuh yang bermarkas di singapura) dan letnan jendral nagano (panglima tentara
Keenam belas yang baru ). Pada kesempatan itu di kibarkan bendera jepang ,Hinomaru oleh
Mr.A.G. pringgodigdo yang disusul dengan pengibaran bendera merah putih oleh toyohiko
Masuda.

Untuk mendapatkan simpati dan dukungan dari bangsa Indonesia maka sebagai realisasi atas
janji tersebut maka dibentuklah suatu Badan yang bertugas menyelidiki usaha-usaha
persiapan kemerdekaan Indonesia yaitu Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan
kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) atau Dekoritsu Zyunbi Tioosakaiyang tugasnya
menyelidiki segala sesuatu hal untuk persiapan kemerdekaan Indonesia.

Pada hari itu juga di umumkan nama-nama ketua, wakil ketua serta sebagian para anggota

Ketua (kaicoo) : Dr. K.R.T Radjiman Wediodiningrat


Ketua Muda (Fuku Kaicoo Tokubetsu Iin) : Hibangse Yosio (OrangJepang)
Ketua Muda ( Fuku kaico): R.P. Soeroso ( Merangkap Kepala atau Zimokyoku Kucoo)
Anggota 60 orang :

Disamping itu, pada tanggal 29 april 1945 jepang memperbolehkan berkibarnya bendera
merah putih berdampingan dengan bendera Jepang.

Anggota BPUPKI
Dalam suatu perkumpulan, organisasi, badan atau LSM membutuhkan anggota supaya suatu
badan tersebut bisa berjalan dengan baik. BPUPKI mempunyai jumlah anggota sebanyak 67
orang. Beberapa diantarnya yaitu sebagai berikut :

 K.R.T. Radjiman Wedyodiningrat (ketua)


 R.P. Soeroso (Wakil Ketua)
 Ichibangse Yoshio (Wakil Ketua), orang jepang
 Ir. Soekarno
 Drs. Moh. Hatta
 Mr. Muhammad Yamin
 Prof. Dr. Mr. Soepomo
 KH. Wachid Hasyim
 Abdoel Kahar Muzakir
 Mr. A.A. Maramis
 Abikoesno Tjokrosoejo
 H. Agoes Salim
 Mr. Achmad Soebardjo
 Prof. Dr. P.A.A. Hoesein Djajadiningrat
 Ki Bagoes Hadikusumo
 A.R. Baswedan
 Soekiman
 Abdoel Kaffar
 R.A.A. Poerbonegoro Soemitro Kolopaking
 K.H. Ahmad Sanusi
 K.H. Abdul Salim
 Liem Koen Hian
 Tang Eng Hoa
 Oey Tiang Tjoe
 Oey Tjong Hauw
 Yap Tjwan Bing.
Tugas BPUPKI

Tugas Utama BPUPKI

Tugas utama BPUPKI yaitu untuk mempelajari serta menyelidiki hal hal penting yang
berhubungan dengan berbagai hal yang menyangkut pembentukan Negara Indonesia.

Tugas BPUPKI Berdasarkan Sidang

 Bertugas membahas mengenai Dasar Negara


 Sesudah sidang pertama, BPUPKI membentuk reses selama satu bulan
 Bertugas membentuk Panitia Kecil (panitia delapan) Yang bertugas menampung
saran-saran dan konsepsi dari para anggota
 Bertugas untuk membantu panita sembilan bersama panita kecil
 Panita sembilan menghasilkan Jakarta Charter atau Piagam Jakarta

Tujuan BPUPKI

 Bertujuan untuk menarik simpati rakyat indonesia supaya membantu jepang dalam
perang melawan sekutu dengan cara memberikan janji kemerdekaan kepada
indonesia, melaksanakan politik kolonialnya didirikan pada tanggal 1 maret 1945.

 Bertujuan untuk mempelajari dan menyelidiki hal penting berhubungan dengan


pembentukan negara Indonesia merdeka atau mempersiapkan hal-hal penting
mengenai tata pemerintahan Indonesia merdeka.

Sidang BPUPKI

Sidang Pertama

Sidang pertama BPUPKI diadakan di sebuah gedung yakni gedung Chuo Sang In di Jalan
Pejambon 6 Jakarta yang sekarang dikenal dengan gedung Pancasila. Rapat pertama dibuka
pada tanggal 28 Mei 1945 dan dimulai pada keesokan harinya yakni pada tanggal 29 Mei
1945 yang bertemakan Dasar Negara. Lalu pada sidang pertama ini ada 3 orang yang
memberikan pendapat mengenai Dasar Negara,  Mereka yaitu Mr. Muhammad Yamin, Prof.
Dr. Mr. Soepomo dan Ir. Soekarno.

Pada tanggal 29 Mei 1945 Mr. Muhammad Yamin mengemukakan lima asas dari dasar
Negara, yaitu sebagai berikut :

 Peri Kebangsaan
 Peri Kemanusiaan
 Peri Ketuhanan
 Peri Kerakyatan
 Kesejahteraan Rakyat

Dua hari kemudian, Prof. Dr.Mr. Soepomo pada tanggal 31 Mei 1945 mengajukan Dasar
Negara Indonesia yaitu sebagai berikut:

 Persatuan
 Mufakat dan Demokrasi
 Keadilan Sosial
 Kekeluargaan
 Musyawarah

Pada tanggal 1 Juni 1945, Ir. Soekarno pun mengajukan lima asas Negara yang sekarang kita
kenal dengan nama Pancasila.

 Kebangsaan Indonesia
 Internasionalisme dan Peri Kemanusiaan
 Mufakat atau Demokrasi
 Kesejahteraan Sosial
 Ketuhanan Yang Maha Esa

Menurut Ir. Soekarno, kelima asas tersebut masih bisa diperas menjadi Ekasila atau Trisila.
Selanjutnya Lima Asas tersebut disebut dengan Pancasila dengan urutan yang berbeda. Lalu,
pada pembentukan sila tersebut menjadi perdebatan diantara peserta yang menghadiri siding
BPUPKI. Perdebatan ini membahas penetapan aturan Islam dalam Indonesia yang baru.

Sidang pertama BPUPKI berakhir pada tanggal 1 Juni 1945 dan belum menghasilkan suatu
keputusan apapun akhir dari Dasar Negara Indonesia Merdeka hingga diadakan masa reses
selama 1 bulan.

Pada tanggal 22 Juni 1945, BPUPKI membentuk panitia kecil yang beranggotakan 9 orang
dan disebut dengan panitia Sembilan. Anggota dari panitia Sembilan yaitu:

1. Ir. Soekarno
2. Drs. Moch. Hatta
3. Mr. Achmad Soebardjo
4. Mr. Muhammad Yamin
5. KH. Wachid Hasyim
6. Abdul Kahar Muzakir
7. Abikoesno Tjokrosoejoso
8. H. Agus Salim
9. Mr. A.A. Maramis

Seudah dilakukannya musyawarah dengan Panitia Sembilan, menghasilkan suatu rumusan


yang mendeskripsikan maksud dan tujuan dari pembentukan Negara Indonesia Merdeka.
Oleh Mr. Muhammad Yamin, rumusan tersebut dinamakan Jakarta Charter atau Piagam
Jakarta. Rumusan tersebut yaitu sebagai berikut :

 Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya


 Kemanusiaan yang adil dan beradab
 Persatuan Indonesia
 Kerakyatan yang dipimpim oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyarawatan
perwakilan
 Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

Sidang Kedua BPUPKI


Pada rapat kedua dari BPUPKI berlangsung pada tanggal 10-17 Juli 1945 dengan topic
bahasan yakni bentuk Negara, wilayah Negara, kewarganegaraan, rancangan Undang-
Undang Dasar, ekonomi dan keuangan, pembelaan Negara, pendidikan serta pengajaran.

Pada rapat kedua ini dibentuk panitia yang berjumlah 19 orang yang membahas rancangan
undang-undang dasar yang diketuai oleh Ir. Soekarno sendiri sobat. Tak lupa pula dibentuk
Panitia Pembelaan Tanah Air yang diketuai oleh Abikoesno Tjokrosoejoso dan Panitia
Ekonomi dan Keuangan yang diketuai oleh Drs. Moch. Hatta.

Berdasarkan hasil pemungutan suara, wilayah Indonesia Merdeka sudah ditentukan. Wilayah


tersbut mencakup wilayah Hindia Belanda dulu, ditambah dengan Malaya, Borneo Utara,
Papua, Timor-Portugis serta pulau-pulau disekitarnya.

Pada tanggal 11 Juli 1945 Panitia Perancang UUD membentuk lagi panitia kecil yang
beranggota 7 orang, yaitu:

1. Prf. Dr. Mr. Soepomo


2. Mr. Wongsonegoro
3. Mr. Achmad Soebardjo
4. Mr. A.A. Maramis
5. Mr. R.P. Singgih
6. H. Agus Salim
7. Dr. Soekiman

Persidangan Kedua BPUPKI pada tanggal 14 Juli 1945, dalam rangka menerima laporan
Panitia Perancang UUD , Ir. Soekarno melaporkan tiga hasil, yaitu sebagai berikut :

 Pernyataan Indonesia Merdeka


 Pembukaan UUD
 Batang Tubuh dari UUD

NAMA TOKOH PENDIRI BPUPKI DAN PERAN

1. Ir. Soekarno
Sebagai anggota BPUPKI, sebagai ketua Panitia Persiapan Kemerdekaan
Indonesia ("PPKI"), berperan dalam mengusulkan rumusan dasar negara Indonesia,
yang diberi nama Pancasila. Selain Muh Yamin, Ir Sukarno juga menyampaikan usul
dasar negara. Usul ini disampaikan pada 1 Juni 1945 yang kemudian dikenal sebagai
hari lahir Pancasila. Usul Sukarno sebenarnya tidak hanya satu melainkan tiga buah
usulan calon dasar negara yaitu lima prinsip, tiga prinsip, dan satu prinsip. Sukarno
pula-lah yang mengemukakan dan menggunakan istilah “Pancasila” (secara harfiah
berarti lima dasar) pada rumusannya ini atas saran seorang ahli bahasa (Muhammad
Yamin) yang duduk di sebelah Sukarno. Oleh karena itu rumusan Sukarno di atas
disebut dengan Pancasila, Trisila, dan Ekasila. Soekarno juga berperan sebagai ketua
Penyelidik Usul-Usul/Perumus Dasar Negara atau panitia sembilan yang berhasil
merumuskan Piagam Jakarta, dan lainnya. 

2. Drs. Mohammad Hatta
Sebagai anggota BUPKI, sebagai Ketua Panitia Perancang Keuangan dan
Perekonomian, sebagai anggota Penyelidik Usul-Usul/Perumus Dasar Negara atau
penitia sembilan yang berhasil merumuskan Piagam Jakarta, memberi usulan tentang
wilayah Negara. 

3. Dr. Rajiman Wediodiningrat
Sebagi ketua Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia
(BPUPKI)

4. Mr. Mohammad Yamin
Pada sesi pertama persidangan BPUPKI yang dilaksanakan pada 29 Mei – 1 Juni
1945 beberapa anggota BPUPKI diminta untuk menyampaikan usulan mengenai
bahan-bahan konstitusi dan rancangan “blue print” Negara Republik Indonesia yang
akan didirikan. Pada tanggal 29 Mei 1945 Mr. Mohammad Yamin menyampaikan
usul dasar negara dihadapan sidang pleno BPUPKI baik dalam pidato maupun secara
tertulis yang disampaikan kepada BPUPKI.
5. Prof. Dr. R. Supomo
Supomo duduk sebagai anggota Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan
Indonesia. Setelah BPUPKI dibubarkan dan dibentuk PPKI, Ia juga sebagai Ketua
Panitia Kecil Perancang Undang-Undang Dasar, dan lainnya

6. Mr.Ahmad Soebardjo
Beliau termasuk tokoh penting dalam sejarah perjuangan Indonesia dalam
memproklamasikan kemerdekaan. Terkenal sebagai konseptor naskah teks proklamasi
dan pembukaan UUD 1945.  Ia  merupakan salah satu anggota panitia kecil atau
panitia sembilan yang berhasil merumuskan Piagam Jakarta dan juga sebagai anggota
PPKI. Beliau juga merupakan konseptor yang ikut menyumbangkan pikirannya dalam
penyusunan naskah proklamasi kemerdekaan, yaitu pada kalimat pertama yang
berbunyi : “ Kami bangsa Indonesia dengan ini menyatakan kemerdekaan Indonesia”.

Anda mungkin juga menyukai