Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

SEJARAH DAN PERKEMBANGAN ILMU KALAM (TEOLOGI ISLAM)


Diajukan sebagai
Tugas Mata Kuliah Teologi Islam

Disusun Oleh:

Naufal Fahzuri NIM:21402102

Cusnul afifah Fajriah NIM:21402104

Ahmad Taufiqi NIM:21402103

Dosen Pembimbing:
Bapak. Bayu Fernandi, Lc,M.Hum

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) KEDIRI

PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI

DAN BISNIS ISLAM

Sejarah Dan Perkembangan Ilmu Kalam(Teologi Islam). 1


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................... i

DAFTAR ISI.................................................................................................................... ii

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.............................................................................................. 1
C. Tujuan.................................................................................................................. 1

BAB II: PEMBAHASAN

A. Ilmu kalam di awal sejarah pemikiran islam.................................................... 2


B. Sejarah ilmu kalam............................................................................................. 4
C. Perkembangan ilmu kalam................................................................................ 6

BAB III : PENUTUP

A. Kesimupulan....................................................................................................... 7

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................... 8

Sejarah Dan Perkembangan Ilmu Kalam(Teologi Islam). 2


BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG.


Ilmu kalam atau teologi islam mulai berkembang setelah zaman Rasulullah SAW. Ilmu
kalam berkembang sangat pesat dengan munculnya aliran-aliran seperti Syi’ah dan Khawarij.
Tidak hanya itu, semakin meluasnya wilayah islam juga mempengaruhi perkembangan ilmu
kalam. Sehingga semakin banyak pula aliran-aliran yang muncul yang berlandaskan ilmu
kalam. Bahkan hinggga kini masih terus berkembang.
Ilmu kalam memliki pengertian yang cukup luas, yaitu ilmu yang mempelajari tentang
pengetahuan rasional dan argumentasi dialektika. Dengan demikian kalam mencoba
menjelaskan dengan spekulatif, pendekatan argumentatif tentang tuhan dan relasi-Nya denga
alam semesta dari awal penciptaan hingga akhir masa.
Ilmu kalam memiliki sejarah yang cukup panjang. Tidak hanya itu, banyak sekali tokoh-
tokoh yang berpengaruh dalam perkembangannya. Berawal dari perluasan wilayah umat
islam hingga ke Persia dan Romawi yang mengakibatkan percampuran budaya sehingga
mulai muncul cabang ilmu baru yang disebut ilmu kalam. Dalam sejarah perkembangan
pemikiran islam, ilmu kalam lahir lebih belakangan dibanding ilmu keislaman lainnya,
seperti ilmu hadist dan ilmu fiqih. Bahkan hingga kini ilmu kalam masih terus dipelajari dan
dikembangkan di seluruh penjuru dunia khusunya negara-negara islam.
Dari penjelasan diatas, sejarah perkembangan ilmu kalam sangat menarik umtuk
dipahami dan dipelajari khususnya diranah mahasiswa. Bagi orang awam mungkin sedikit
asing ditelinga. Namun, bagi kalangan pesantren lebih-lebih santri, ilmu kalam merupakan
ilmu yang lumrah untuk dipelajari dan di kembangkan dikawasannya. Oleh karena itu, kami
ingin menjelaskan sejarah dan perkembangan ilmu kalam agar dapat menambah wawasan
kepada mahasiswa lain.

1.2. RUMUSAN MASALAH


1. Bagaimana ilmu kalam diawal pemikiran islam?
2. Bagaimana sejarah awal munculnya ilmu kalam(Teologi Islam)?
3. Bagaimana perkembangan Ilmu Kalam(Teologi Islam) hingga sekarang?

Sejarah Dan Perkembangan Ilmu Kalam(Teologi Islam). 3


1.3. TUJUAN
1. Mengetahui pemikiran ilmu kalam diawal pemikiran islam.
2. Mengetahui sejarah awal munculnya Ilmu Kalam(Teologi Islam).
3. Mengetahui perkembangan Ilmu kalam(Teologi Islam)hingga sekarang.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Ilmu Kalam di Awal Sejarah Pemikiran Islam


Pada awal-awal setelah pemikiran islam ilmu kalam, tidak seperti ilmu fikih, kurang
mendapat perhatian bahkan tidak disetujui dikalangan muslimin. Sikap umat tersebut tidak
lepas dari penggaruh pola pembinaan dimasa-masa awal islam itu sendiri, yaitu masa
Rasulullah dan para sahabat

Sejarah Dan Perkembangan Ilmu Kalam(Teologi Islam). 4


Pada masa Rasulullah SAW, penamaan pembinaan dan cara penerimaan keimanan
cukup melalui hati, al-tashdiq bi al-qalb. Sementara itu, suatu keimanan sudah dipandang
cukup dengan mengimani apa yang harus diimani secara global, tanpa membicarakannya
lebih jauh dan mempertanyakannya secara detail dan mendalam. Para sahabat tidak pernah
mempertanyakan lebih jauh masalah-masalah keimanan. Mereka telah puas mengimani
melalui pembenaran hati terhadap apa yang disampaikan Rasulullah tanpa mempersoalkan
dan mempertimbangkan melalui analis. Dimasa Rasulullah tidak seorangpun sahabat
mempertanyakan, misalnya, cara Allah beristiwa di’arasy seperti yang dikemukakan didalam
QS.Thaha(20):5.
Sekiranya ada yang dipertanyakan hal tersebut, demikian Ahmad Mahmud Shubhi,
niscaya ia akan menerima jawaban seperti yang diberikan oleh Imam Malik, bahwa
“istiwa”itu jelas bagaimananya tidak dapat diketahui, mempertanyakannya adalah bid’ah dan
mengimaninya adalah wajib.
Kenyataan Rasulullah tidak pernah membicarakan masalah keamanan secara perinci,
melainkan menganjurkan umat cukup mengimaninya tanpa banyak bertanya, menyebabkan
para sahabat dan tabi’in tidak berkenan bahkan melarang membicarakan masalah keimanan
secara kalami, dalam arti memperbicangkannya secara detail berdasarkan argument dan
analisis rasional. Bagaimana Imam Malik misalnya, salah satu tokoh tabi’in, menyampaikan
fatwa kepada para muridnya seraya berkata “mereka adalah yang memperbincangkan perihal
nama, sifat, kalam, ilmu dan kekuasaan Allah, mereka membicarakan apa yang sengaja tidak
dibicarakan oleh para sahabat dan tabi,in sikap senada diperlihatkan oleh Imam Abu Hanafi.
Demikian, kalam sama sekali tidak mendapatkan tempat dimasa-masa awal islam.
Pada zaman Rasulullah, sahabat dan generasi tabi’in mengimani materi pokok akidah yang
disampaikan oleh Rasulullah secara global dan sepenuh hati tanpa mempertanyakan secara
detail dan terperinci apalagi mempermasalahkan atau memperdebatkannya.
Sebagaimana yang terjadi di dalam sejarah setiap agama, penamaan dan pembinaan
keimanan pada masa awal islam memang sudah dirasa cukup dengan mengimani materi
akidah secara global dan meyakininya melalui hati. Seseorang misalnya, cukup mengimani
sepenuh hati akan keberadaan Allah Yang Maha Esa, dan tanpa mempertanyakan bagaimana
konsep keesaan tersebut seharusnya dipahami dan dijelaskan.
Dengan demikian, tidak adanya kepedulian membicarakan masalah-masalah kalam
secara teoritis rasional pada periode-periode awal ini, sangat mungkin bukan karena hal itu
terlarang melainkan karena belum diperlukan. Keberadaan ilmu kalam ketika itu belum
diperlukan. Keberadaan ilmu kalam ketika itu belum dirasa perlu, karena masalah bahasanya

Sejarah Dan Perkembangan Ilmu Kalam(Teologi Islam). 5


tidak koefisien atau kurang menyentuh kebutuhan keberagamaan keseharian umat, yang
ketika itu lebih mengutamakan tindak ketaatan yang bersifat ibadah amaliah.
Membuka peluang pembahasan kalam dikalangan Muslim tidak menguntungkan
secara sosiologis. Masyarakat muslimin pada periode awal sangat membutuhkan
persaudaraan dan persatuan, dan ini bias terancam apabila muslimin sudah tenggelam dalam
saling pendapat dan berdebat hujat yang dapat menimbulkan pertentangan dan perpecahan.
Tidak menguntungkan bagi islam dan umatnya, yang pada tahap awal perkembangannya
sudah harus menghadapi suasana perdebatan dan saling pendapat yang dapat menjurus
kepada perpecahanan.
Dengan demikian, tidak adanya perhatian baik adanya perhatian, namun masih tetap
adanya larangan terhadap pembicaraan tentang masalah akidah secara kalami di masa
Rasulullah dan para khulafa al-rasyidin tidak harus dipahami sebagai larangan  mutlak
terhadap ilmu kalam dan atau dijadikan alasan untuk menolak keberadaan ilmu tersebut.
Kenyataan yang demikian rasanya lebih tepat dipahami secara kontekstual dari sudut
pandang metode pembinaan umat yang ditempuh oleh Rasulullah dan para sahabat. Pada
masa awal Islam ini, yang diperlukan adalah terwujudnya umat yang satu dan bersatu di
bawah kualitas pemahaman dan intensitas rasional terhadap masalah-masalah keagamaan,
lebih-lebih masalah akidah yang sangat abstrak, yang dibuka sejak dini jelas tidak
menguntungkan bagi perkembangan agama islam yang baru lahir. Perbincangan rasional
terhadap persoalan keagamaan otomatis menimbulkan perbedaan, dan perpecahan umat jelas
merupakan sebuah petaka. Pendek kata, baik secara agamis, maupun politis, keberadaan ilmu
kalam di awal sejarah islam memang belum diperlukan. Bahkan keberadaannya ketika itu
dapat merugikan islam dan umatnya.

Namun itu adalah hal yang sangat wajar apabila pada perkembangan berikutnya, umat
islam segera pindah dari tahap penerimaan akidah melalui hati kepada tahap penerimaan
akidah melalui pemikiran dan analisis rasional. Kondisi tersebut dikarenakan kecenderungan
mempertanyakan dan menganalisis suatu masalah, termasuk masalah keimanan, adalah suatu
hal yang sangat alami pada manusia.

B. Sejarah Ilmu Kalam

Dalam sejarahnya, benih ilmu kalam muncul sejak Nabi SAW masih hidup. Fakta adanya
sahabat yang bertanya kepada Nabi SAW tentang “al-qadar” sebuah tema yang pada masa
selanjutnya menjadi topik pembicaraan kalam, merupakan argument yang memperkuat

Sejarah Dan Perkembangan Ilmu Kalam(Teologi Islam). 6


pernyataan ini (Al-Ghazali,1985:63). Pun jika kita sepakat dengan penjelasan Louis Gardet
dan Anawati (dalam Machine, 1999) bahwa ilmu kalam tumbuh seiring dengan adanya kajian
terhadap teks al-Qur’an. Namun, ilmu kalam mulai mempunyai bentuknya yang definiti sejak
masa kebangunannya yang ditandai dengan masuknya pengaruh filsafat Yunani.

Atas kerja keras dan tekad bulat Rasulullah untuk menciptakan agama islam yang
senantiasa membawa perdamaian antara sesama akhirnya dapat tercapai, pada masa
pertumbuhan islam yang dipimpin rasulullah, tidak ada perpecahan sama sekali antar sesama,
setelah wafatnya rasulullah ( 632M) dan semakin berkembangnya umat islam , akhirnya
ummat islam mulai pecah belah. Awal mula terjadi perpecahan dikalangan islam pada masa
kekhalifaan Ali Bin Abi Thalib yang dipicu oleh terbunuhnya Ustman Bin Affan yang
menjadi khalifah sebelumnya, Ali yang menjadi khalifah pada saat itu tidak mau melakukan
Qishas atas terbunuhnya Ustman, dikarenakan masih belum jelas tentang siapa pelakunya,
dari hal tersebut terjadilah peperangan dikalangan ummat islam, yakni Ali dengan kalangan
Aisyah yang disebut perang jamal yang akhirnya dimenangkan oleh sayydina Ali dan perang
siffin atas pemberontakan Muawwiyah terhadap kekhalifaan Ali yang berakhir dangan
perdamaian atas politik Muawwiyah yang mengangkat mushaf sebagai tanda perdamaian atas
hukum Allah. Pada Akhirnya kedua-duanya ( Ali Dan Muawwiyah) diputuskan
dengan  tahkim dari pihak Ali di wakili oleh Abu musa Asy’ari dan dari pihak Muawwiyah di
wakili oleh Amar bin Ash, atas siasat Amar bin Ash akhirnya Ali terjatuh dari kepemimpinan
dengan keadaan terpaksa dan Muawwiyah tetap pada jabatannya, dimana dari kejadian
tersebut yang menyebabkan kontroversi dikalangan umat islam yang tidak ada ujungnya. Dari
sini timbulah bermacam-macam pengklaiman para firqah diantarannya ialah Menurut Harun
Nasution, kemunculan persoalan kalam dipicu oleh persoalan politik yang menyangkut
peristiwa pembunuhan Utsman Bin Affan yang bermula pada penolakan Muawiyah atas
kekhalifahan Ali Bin Abi Thalib. Ketegangan tersebut mengkristal menjadi perang Siffin
yang berakhir dengan keputusan tahkim. Sikap Ali menerima tipu muslihat Amr bin Al ash,
utusan dari pihak Muawiyah dalam tahkim. Kelompok yang awalnya berada dengan Ali
menolak keputusan tahkim tersebut mereka menganggap Ali telah berbuat salah atas
keputusan tersebut sehingga mereka meninggalkan barisannya, kelompok ini dikenal dengan
nama khawarij, yaitu orang yang keluar dan memisahkan diri.

Diluar pasukan yang membelot Ali, adapula yang sebagian besar tetap mendukung
Ali. Mereka inilah yang kemudiaan memunculkan kelompok syiah. Harun lebih bahwa

Sejarah Dan Perkembangan Ilmu Kalam(Teologi Islam). 7


persoalan kalam pertama muncul adalah persoalan siapa yang kafir dan siapa yang bukan
kafir.

Sementara itu menurut Dr. M. Yunan yusuf masalah ilmu kalam ini timbul berawal
dari masalah politik yaitu ketika Usman Bin Affan wafat terbunuh dalam suatu
pemberontakan . Sebagai gantinya Ali dicalonkan sebagai khalifah namun pencalonan Ali ini
banyak mendapat pertentangan dari para pemuka sahabat di Mekah. Tantangan kedua datang
dari Muawiyah, gubernur Damaskus salah seorang keluarga dekat Usman bin Affan. Ia pun
tidak mau pengangkatan Ali sebagai khalifah. Muawiyah menuntut untuk menghukum para
pembunuh Usman bin Affan.

Firqah atau sekte adalah kaum yang mengikuti pemahaman atau pendapat seorang
ulama  yang  pemahaman  atau  pendapatnya telah keluar dari pemahaman jama’ah
muslimin .Hingga sampai terjadinya peristiwa tahkim yang membuat Muawiyah naik tahta
secara illegal. Ketika Ali membiarkan hal itu terjadi sebagian tentara Ali tidak menyetujui hal
tersebut.mereka memandang Ali telah berbuat salah dan berdosa dengan menerima keputusan
tahkim itu. Akhirnya mereka menganggap Ali dan Muawiyah telah kafir. Dan hal itu
berkembang bukan lagi menjadi masalah politik namun telah menjadi masalah teologi.
Mereka inilah yang dikenal dengan kaum Khawarij.

C. Perkembangan Ilmu Kalam

Menurut Michael Foucault setiap ilmu pengetahuan memiliki hubungan dengan


kekuasaan, begitupun dengan perkembangan ilmu kalam pada masyarakat muslim tidak dari
pertentangan politik pada zamannya. Secara garis besar, perkembangan ilmu kalam terbagi
menjadi 2 periode yakni periode pertentangan antar klan(Bani) dalam bangsa Arab dan
periode perkembangan pemikiran islam yang telah bersinggungan dengan pemikiran filsafat.

Pada periode pertama, persoalan ilmu kalam berkaitan dengan kepemimpinan didalam
islam, pertentangan politik dan perbutan kekuasaan pasca wafatnya Rasulullah SAW
mengakibatkan peperangan antar sesame umat islam. Pertumpahan darah dan tindak
kekerasan bahkan saling fitnah ini pun kemudian memunculkan pertanyaan tentang kualitas
keimanan sesorang apakah ia masih layak disebut sebagai mukmin ataukah kafir. Disnilah
kemudian berkembang golongan takfiri yakni sekelompok orang yang menganggap bahwa
diluar golongannya adalah orang kafir yang boleh untuk ditumpahkan darahnya.

Sejarah Dan Perkembangan Ilmu Kalam(Teologi Islam). 8


Pada periode kedua, pemikiran dan perdebatan dalam pemikiran islam memasuki
ranah teoritis tentang konsep-konsep sebagaimana seharusnya memahami konsep tauhid,
keadilan, etika, hukum, dsb. Pada periode kedua ini pula agama islam secara langsung telah
berhadapan dengan khazanah pemikiran lain, seperti filsafat, matematika, astronomi dsb,
meskipun periode kedua diskursus yang digunakan lebih rasional dan filosofis, akan tetapi
saling klaim kebenaran dalam masih merupakan alat utama dalam melegalkan tindak
kekerasan terhadap kelompok lain yang lebih kecil dan memiliki pemahaman yang berbeda
dengan mayoritas waktu itu.

Dari kurun waktu periode perkembangan ilmu kalam setidaknya terdapat tiga doktrin
utama yang menjadi tema besar dalam perdebatan kalam, yakni doktrin kekuasaan ortodoksi,
dan keselamatan. Doktrin kekuasaan merupakan doktrin yang berkaitan dengan kekuasaan
Tuhan terhadap tidak keberdayaan manusia. Doktrin ortodoksi merupakan doktrin kebenaran
yang dipegang oleh para ulama yang memegang kekuasaan dengan kaum minoritas yang
memiliki pemikiran yang berbeda dan dianggap melakukan tindakan bid’ah. Adapun doktrin
keselamatan merupakan doktrin yang membahas tentang keselamatan yang dimiliki yang
hanya dimiliki oleh agama islam, sedangkan diluar agama islam individu maupun social akan
mendapatkan kutukan atau laknat baik dunia maupun akhirat kelak

Sejarah Dan Perkembangan Ilmu Kalam(Teologi Islam). 9


BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN

Dari pemaparan diatas dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut;

1. Keberadaan ilmu kalam pada zaman Rasulullah merupakan suatu hal yang belum
dirasa perlu, karena adanya pembahasan yang kurang menyentuh dalam pokok
keberagamaan, dan lebih mengutamakan ketaatan yang bersifat ibadah.
2. Sejarah awal kemunculan ilmu kalam yakni dari adanya seorang seorang sahabat yang
bertanya kapada Rasullah SAW sebuah tema “Al-qadar” saat itu pun, hal tersebut
mejadi publik perbincangan agama islam, pada zaman Rasulullah SAW.
3. Perkembangan ilmu kalam(Teologi Islam) khususnya masyarakat islam, tidak dari
politik dan zamannya, melainkan secara garis besarnya ilmu kalam terbagi menjadi
dua periode:
 Periode pertama, adanya persoalan yang berkaitan dengan kepemimpinan
islam.
 Periode kedua, adanya perdebatan dan pemikiran islam yang memasuki ranah
teoritis, sebagaiaman seorang muslim harus memiliki konsep tauhid, keadilan,
etika, hukum, dsb.

Sejarah Dan Perkembangan Ilmu Kalam(Teologi Islam). 10


DAFTAR PUSTAKA

Jamrah Suryana, Studi Ilmu Kalam” Kencana, 2015.

Mubarok Frenky,Wacana Teologi Islam, adab, 2021.

Zaini Ahmad, Mengurai Sejarah Timbulnya Pemikiran Ilmu Kalam Dalam Islam”, Journal
Aklak dan Tasawuf 1(1), 167-187, 2015.

Sejarah Dan Perkembangan Ilmu Kalam(Teologi Islam). 11

Anda mungkin juga menyukai