Anda di halaman 1dari 49

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.

F G1P0A0
HAMIL 41 MINGGU PERIODE 25-28 AGUSTUS 2021
di RUMAH SAKIT PERKEBUNAN JEMBER

Ela Kusuma Wardani

NIM : 2001032030

PROGRAM STUDI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAHJEMBER
2021
HALAMAN PERSETUJUAN

Asuhan Keperawatan Pada Ny. G1P0A0 hamil 41 minggu Telah Dilaksanakan


Pada tanggal 23-28 Agustus 2021 Di Ruang VK RS Perkebunan Jember

Oleh
Nama : Ela KusumaWardani
Nim : 2001032030

Jember, 28 Agustus
2021

Pembimbing Ruangan Pembimbing Akademik

( Sri Wahyuni, S.Kep Ners, S.E )


NIP. 51901098 ( Ns. Awatiful Azza, M. Kep., Sp.Kep.Mat. )
NIP. 19701213 200501 2001

Kepala Ruangan PJMK Departemen

( Febriana Kartikawati, SST. ) ( Ns. Awatiful Azza, M. Kep., Sp.Kep.Mat. )


NIP.51901167 NIP. 19701213 200501 2001
LAPORAN PENDAHULUAN

A. Konsep Persalinan Normal


1. Pengertian Persalinan
Persalinan merupakan serangkaian kejadian pengeluaran bayi yang sudah
cukup bulan, disusul dengan pengeluaran plasenta dan selaput janin dari
tubuh ibu melalui jalan lahir atau melalui jalan lain, berlangsung dengan
bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan ibu sendiri) ( Kurniarum A, 2016)
Secara umum persalinan adalah serangkaian kejadian yang berakhir
dengan pengeluaran bayi yang cukup bulan 37-42 minggu lahir spontan,
tanpa komplikasi baik pada ibu maupun janin, disusul dengan pengeluaran
plasenta dan selaput janin dari tubuh ibu.Persalinan dimulai (inpartu) sejak
uterus berkontraksi dan menyebabkan perubahan pada serviks (membuka
dan menipis) dan berakhir dengan lahirnya plasenta dengan lengkap.(Ai
Nurasiah, 2014 : 36)

2. Etiologi
Terjadinya persaliann sampai saat ini belum diketahui secara pasti karena
itu masih merupakan teori-teori yang kompleks. Banyak factor yang
memegang peranan penting dan bekerja sama sehingga terjadi persalinan.
Factor-faktor tersebut adalah sebagai berikut humoral, pengaruh
prostaglandin, struktur uterus, sirkulasi uterus, pengaruh syaraf, dan
nutrisi, bila nutrisi pada janin berkurang maka hasil konsepsi akan segera
dikeluarkan. (Naomy, 2013;3)
Beberapa teori yang memungkinkan terjadinya persalianan adalah:
a. Teori keregangan
Otot Rahim mempunyai kemampuan meregang dalam batas tertentu,
setelah melewati batas waktu tersebut terjadi kontraksi sehingga
persalinan dapat dimulai.Keadaan uterus yang terus membesar menjadi
tegang mengakibatkan iskemia otot-otot uterus.
b. Teori penurunan progesterone
Proses penuaan plasenta dimulai umur kehamilan 28 minggu, dimana
terjadi penimbunan jaringan ikat, pembuluh darah mengalami
penyempitan dan buntu. Villy kariales mengalami perubahan-perubahan
dan produksi progesterone mengalami penurunan sehingga otot Rahim
lebih sensitive terhadap oksitosin.Akibat otot Rahim mulai berkontraksi
setelah tercapai tingkat penurunan progesterone tertentu.
c. Teori oksitosin internal
Oksitosin dikeluarkan oleh kenjar hypopisis posterior.Perubahan
keseimbangan estrogen dan progesterone dapat mengubah sensifitas
otot Rahim, sehingga sering terjadi kontraksi Braxton-
hicks.Menurunnya konsentrasi progesterone akibat tuanya kehamilan,
maka oksitosin dapat meningkatkan aktivitas sehingga persalinan
dimulai.
d. Teori prostaglandin
Konsentrasi prostaglandin meningkat sejak umur kehamilan 15 minggu,
yang dikeluarkan oleh desidua. Pemberian prostaglandin pada saat
hamil dapat menimbulkan kontraksi otot Rahim, sehingga terjadi
persalinan. Prostaglandin dianggap dapat merupakan pemicu terjadinya
persalinan.(Naomy, 2013;4-5)

3. Faktor-Faktor Mempengaruhi Persalinan


a. Passage (jalan lahir)
Ukuran panggul bagian keras dibentuk oleh 4 buah tulang yaitu:
1) 2 buah tulang Os coxae (tulang pangkal paha) terdiri dari:
(1) Os-ilium
(2) Os-ischium
(3) Os pubis
2) 1 buah tulang Os sacrum (tulang kelangkang)
3) 1 buah tulang Os coccyges (tulang ekor)
Tulang panggul dipisahkan oleh pintu atas panggul menjadi 2 yaitu:
1) Pelvis mayor (panggul palsu)
Panggul palsu adalah bagian diatas panggul dan tidak berkaitan
dengan persalinan.
2) Pelvis minor (panggul sejati)
Bentuk pelvis ini menyerupai suatu saluran sumbu melengkung
kedepan.Bagian ini merupakan bagian yang menyerupai peranan
penting, karena untuk meramalkan dapat atau tidaknya bayi
melewatinya. Pelvis minor terdiri dari : pintu atas panggl, ruang
tengah panggul, dan pintu bawah panggul.
(Naomy, 2013;21)
Ukuran-ukuran panggul adalah:
1) Panggul luar
(1) Distansia Spinarum yaitu diameter antara dua spina iliaka
interior superior kanan dan kiri, normalnya 24-26 cm
(2) Distansia kristarum yaitu diameter antara kedua krista iliaka
kanan dan kiri, normalnya 28-30 cm
(3) Distansia Boudeloque/ konjugata eksterna yaitu antara lumbal
ke 5 dengan tepi atas simfisis pubis, normalnya 18-20 cm.
Ketiga ukuran panggul ini diukur menggunakan jangka panggul.
b. Power
Power atau kekuatan adalah tenaga ibu yang digunakan untuk dapat
membuka serviks dan mendorong janin kebawah. Dalam proses
persalinan yang terdiri dari his dan kontraksi uterus dan untuk
meneran. Power merupakan kekuatan utama ibu yang dihasilkan oleh
adanya kontraksi dan retraksi otot-otot rahim.Faktor-faktor yang perlu
diperhatikan saat his adalah:
1) Frekuensi his
Jumlah his dalam waktu tertentu biasanya permenit atau persepuluh
menit.
2) Intensitas his
Kekuatan his diukur dalam mmHg.Intensitas dan
frekuensikpntraksi uterus bervariasi selamapersalinan, semakin
meningkat waktu persalinan semakin maju.
3) Durasi atau lama his
Lamanya setiap His berlangsung diukur dengan detik, misalnya 40
menit.
4) Datangnya his
Apakah datangnya sering, teratur, atau tidak.
5) Interval his
Jarak antara his satu dengan his berikutnya misalnya his dating
setiap 5 sampai 7 menit.(Naomy, 2013;24)
Karakteristik dan sifat his adalah:
1) His pendahuluan
Tidak teratur dan tidak kuat menyebabkan timbulnya “show” atau
lender darah.
2) His kala I
Pembukaan menjadi lengkap, his mulai teratur dan lebih kuat dan
ibu merasa sakit.
3) His kala II
His sangat kuat, lebih teratur dan lebih lama sehingga sangat
berguna untuk mempercepat keluarnya janin.
4) His kala III
Kontraksi menurun, dan tidak seberapa ibu merasa sakit karena
berguna untuk mengeluarkan plasenta.
5) His kala IV
Kontraksi berangsur-angsur melemah.(Naomy, 2013 :25)

Tabel 2.10 Perbedaan Kontraksi Pada Persalinan Sejati dan Kontraksi Pada
Persalinan Palsu

Kontraksi Pada Persalinan Sejati Kontraksi Pada Persalinan Palsu

Kontraksi dengan interval teratur Kontraksi terjadi dengan


Interval secara bertahap memendek interval tidak teratur
Nyeri dipunggung dan abdomen Interval tetap lama
Servik membuka
Nyeri tidak hilang dengan sedasi Nyeri diperut bawah

Servik belum membuka


Nyeri mereda dengan sedasi
Sumber : (Ai Nurasiah, dkk, 2014 : 29)
c. Passanger (janin)
Bagian tengkorak janin terdiri:

1) Os frontalis (tulang dahi)

2) Os parietalis (tulang ubun-ubun)

3) Os temporalis (tulang pelipis)

4) Os oksipitalis (tulang belakang kepala)

Bagian muka terdiri:

Os nasalis (tulang hidung), Os maksilaris (tulang rahang atas), Os

mandibularis ( tulang rahang bawah), Os zygomatik (tulang pipi).

(Naomy, 2013;27)

Sutura yang merupakan srela ruang antara dua tulang:

1) Sutura frontalis (antara kedua tulang frontal)

2) Sutura sagitalis (antara kedua tulang parietal kiri dan kanan)

3) Sutura koronaris (antara tulang parietal dan oksipital)

4) Sutura lamboidea (antara tulang parietal dan oksipital)

(Naomy, 2013;28)

Ubun-ubun terdiri dari:

1) Ubun-ubun besar (frontale mayor)

Merupakan pertemuan antara sutura sagitalis, sutura frontalis,

dan sutura koronaria, berbentuk segi empat panjang. Frontale ini

menutup pada usia bayi 18 bulan(Naomy, 2013;28)

2) Ubun-ubun kecil (frontale minor)


Berbentuk segitiga dengan puncak segitiga runcing searah muka

janin dan dasar segitiga searah dengan punggung janin,

merupakan pertemuan antara sutura sagitalis dengan sutura

lamboidea. Frontal ini menutup pada usia bayi 6-8 minggu.

(Naomy, 2013;28)

Ukuran diameter:

1) Diameter oksipito-frontalis: 12 cm

2) Diameter mento-oksipitalis: 13,5 cm

3) Diameter sub oksipito-bregmatika: 9,5 cm

4) Diameter biparietalis: 9,5 cm

5) Diameter bitemporalis: 8 cm

(Naomy, 2013;28)

Ukuran circumferensia (keliling):

(1)Circumferensia fronto-oksipitalis: 34 cm

(2)Circumferensia mento-oksipitalis: 35 cm

(3)Circumferensia sub oksipito-bregmatika: 32 cm

(Naomy, 2013;28)

Ukuran lainnya:

(1)Bahu : jarak 12 cm, lingkaran bahu 34 cm

(2)Bokong : lebar 12 cm, lingkaran bokong 27 cm.

(Naomy, 2013;28)

Istilah yang dipakai dalam kedudukan janin dalam Rahim:

(1) Presentasi, bagian janin yang pertama kali masuk pintu atas

panggul (kepala, bokong, bahu dan lain-lain)


(2) Letak janin, hubungan antara sumbu janin dengan sumbu ibu

(memanjang atau melintang)

(3) Sikap, menunjukkan hubungan bagian janinn dengan sumbu

janin (akstensi atau fleksi)

(4) Posisi, bagian janin yang ada dibagian bawah uterus sebela kiri,

kanan, belakang, atau depan (ubun-ubun kecil kiri depan dan

lain-lain).

(Naomy, 2013;29)

d. Penolong
Peran dan penolong persalinan adalah mengantisipasi dan menangani
komplikasi yang mungkin terjadi pada dan janin. Dalam hal ini proses
tergantung dari kemampuan skill dan kesiapan penolong dalam
menghadapi proses persalinan serta aspek konseling dan pemberian
informasi yang jelas dibutuhkan oleh ibu bersalin untuk mengurangi
tingkat kecemasan ibu dan keluarga.(Ai Nurasiah, dkk, 2014 : 49).
e. Psikologis
Banyaknya wanita normal bisa merasakan kegairahan dan
kegembiraan disaat merasa kesakitan awal menjelang kelahiran
bayinya. Perasaan positif ini berupa kelegaan hati, seolah-olah pada
saat itu bener-bener terjadi realitas “kewanitaan sejati”.
Psikologis meliputi:

1) Melibatkan psikologis ibu, emosi dan persiapan intelektual

2) Pengalaman bayi sebelumnya

3) Kebiasaan dari adat istiadat dari masyarakat tertentu

4) Dukungan dari orang dekat pada kehidupan ibu.

Psikologis sanngat menentukan apakah suatu persalinan sangat

pisik dapat diprediksi akan berjalan lancer atau tidak, meskipun


yang saling berpeeran utama adalah power, passage dan passanger.

Tetapi bukan berarti bahwa psikologis ibu hamil dan factor

penolong tidak ikut menentukan.(Ai Nurasiah, dkk, 2014 : 48).

4. Tanda – Tanda Persalinan


a. Menjelang minggu ke 36, pada primigravida terjadi penurunan fundus
uteri karena kepala janin sudah masuk pintu atas panggul (PAP) yang
disebabkan oleh Braxton Hicks, ketegangan dinding perut, ketegangan
ligamentum rotundum, dan gaya berat janin sehingga kepala kearah
bawah. Masuknya kepala janin ke pintu atas panggul dirasakan ibu
hamil dengan terasa ringan dibagian atas ( rasa sesak mulai berkurang)
terjadi kesulitaan saat berjalan dan sering kencing. Gambaran
penurunan bagian terendah janin sangat jelas pada primigravida,
sedangkan ada multigravida kurang jelas karena kepala janin baru
masuk pintu atas panggul menjelang persalinan
b. Adanya Kontraksi Rahim
Terjadinya his persalinan. Pada saat hamil muda sering terjadi Braxton
Hicks. Kontraksi ini dapat dikemukakan sebagai keluhan, karena
diraskan sakit dan menggangu. Kontraksi ini terjadi karena perubahan
keseimbangan estrogen dan progesterone dan memberikan kesempatan
rangsangan oksotosin.Dengan makin tua kehamilan maka pengeluaran
estrogen dan progesterone semakin berkurang, sehingga oksitosin
dapat menimbulkan kontraksi yang sering disebut sebagai his
(kontraksi his) palsu. Secara umum tanda awal bahwa ibu hamil untuk
melahirkan adalah mengejangnya rahim atau di kenal dengan istilah
kontraksi. Kontraksi tersebut berirama teratur dan involunter umumnya
kontraksi bertujuan untuk menyiapkan mulut rahim untuk membesar
dan meningkatkan aliran darah di dalam plasenta. Setiap kontraksi
uterus memiliki tiga fase yaitu :
1) Increment : Ketika intentitas terbentuk
2) Acme : Puncak atau Maximum
3) Deccement : ketika otot relaksasi
c. Keluarnya Lendir Bercampur Darah
Lendir disekresi sebagai hasil poliferasi kelenjar lendir serviks pada
wal kehamilan. Lendir mulanya menyumbat leher rahim, sumbatan
yang tebal pada mulut rahim terlepas, sehingga menyebabkan
keluarnya lendir yang berwarna kemerahan bercampur darah dan
terdorong keluaroleh kontraksi yang membuka mulut rahim yang
menandakan bahwa mulut rahim lunak dan membuka. Lendir inilah
yang dimaksud sebagai blood slim.
d. Keluarnya Air Ketuban
Proses paling menjelang persalina adalah pecahnya air ketuban.
Ketuban mulai pecah sewaktu-waktu sampai pada saat persalinan.
Kebocoran cairan amniotik bervariasi dari yang mengalir deras sampai
yang menetes sedikit demi sedikit sehingga dapat ditahan dengan
memakai pembalut yang bersih. Tidak ada rasa sakit yang menyertai
pemecahan ketuban dan aliranya tergantung pada ukuran dan
kemungkinan kepala bayi telah memasuki rongga panggul atau pun
belum.
e. Pembukaan Serviks
Membukanya leher rahim sebagai respon terhadap kontraksi yang
berkembang. Tanda ini tidak dirasakan oleh pasien tetapi dapat
diketahui dengan pemeriksaan dalam. Petugas akan melakukan
pemeriksaan untuk menentukan pematangan, penipisan, dan
pembukaan leherrahim. Serviks menjadi matang selama periode yang
berbeda-beda sebelum persalinan, kematangan serviks mengindikasi
kesiapanya untuk persalinan.
f. Terjadi Lightening
Menjelang minggu ke 36 tanda primigravida terjadi penurunan fundus
uteri karena kepala bayi sudah masuk pintua atas panggul yang
disebabkan brakton his, ketegangan dinding perut, ketegangan
ligamentum rotundum, gaya berat janin dimana kepala ke arah bawah.
Masuknya bayi ke pintu atas panggul menyebabkan ibu merasakan
sesak dibagian bawah, terjadinya kesulitan saat berjalan dan sering
kencing.(Oktarina,2016:16)

5. Patofisiologis

Kehamilan (37-42 minggu)

Tanda-tanda inpartu

Proses Persalinan

Kala I Kala II Kala III


Kala IV
Kontraksi Uterus Pelepasan Plasenta
Post partum
Partum
Partus Resiko Pendarahan
Nyeri Akut Kerja jantung Defisit Volume Cairan Resiko
Pendarahan
Kelelahan O2
Gangguan respirasi
Resiko Infeksi
6. Tahapan Persalinan
Persalianan dibagi atas 4 tahap. Pada kala I disebut juga kala
pembukaan, kala II disebut juga pengeluaran, kala III disebut
juga kala uri, kala IV adalah 2 jam setelah plasenta keluar.

a. Kala I (Kala Pembukaan)


Kala I persalinan dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus yang teratur
dan timbul his dimana ibu telah mengeluarkan lender yang bersemu
darah (bloody show). Lender tersebut yag berasal dari kanalis servikalis
meningkat (frekuensi dan kekuatannya) hingga serviks membuka
lenkap (10cm)
Kala I persalinan terdiri dari dua fase yaitu:
1) Fase Laten
(1) Dimulai sejak awal berkontraksi yang menyebabkan penipisan
dan pembukaan serviks secara bertahap
(2) Berlangsung hingga serviks membuka sampai 3cm atau kurang
dari 4 cm
(3) Pada umumnya fase ini berlangsung lebih kurang 8 jam
(4) Kontraksi mulai teratur tetapi lamanya diantara 20-30 detik
2) Fase Aktif
(1) Frekuensi dan lama kontraksi uterus akan meningkat secara
bertahap dimana terjadi tiga kali atau lebih dalam waktu 10
menit dan berlangsung selama 40 detik atau lebih
(2) Dari pembukaan 4 cm mencapai pembukaan lengkap atau 10 cm
dan akan terjadi dengan kecepatan rata-rata 1 cm per jam pada
nulipara atau primigravida atau lebih dari 1 cm hingga 2 cm
pada multiparitas
(3) Terjadi penurunan bagian terbawah janin
Dalam fase ini masih dibagi menjadi 3 fase yaitu:
1) Fase akselerasi: pembukaan dari 3 cm menjadi 4 cm, berlangsung
selama 2 jam
2) Fase dilatasi: pembukaan dari 4 cm menjadi 9 cm berlangsung
cepat yaitu selama 2 jam
3) Fase deselerasi: pembukaan dari 9 cm sampai 10 cm berlangsung
selama 2 jam

b. Kala II
Dimulai dari pembukaan lengkap (10 cm) sampai bayi lahir. Proses ini
berlangsung 2 jam pada primigravida dan 1 jam pada multigravida.
Pada kala ini his menjadi lebih kuat dan cepat, > 5x/10 menit.Dalam
kondisi yang normal pada kala ini kepala janin sudah masuk dalam
ruang panggul, maka pada saat itu his dirasakan pada tekanan pada otot-
otot dasar panggul, yang secara reflektoris menimbulkan rasa ingin
mengejan.Kemudian perineum mulai menonjol dan menjadi lebar
dengan membukanya anus.Labia mulai membuka dan tidak lama lagi
kepala janin tampak dalam vulva pada saat ada his.Dengan kekuatan his
dan mengejan maksimal kepala janin dilahirkan dengan suboksiput
dibawa simfilis dan dahi, muka dan dagu melewati perineum. Setelah
his istirahat sebentar sebentar, maka his akan mulai lagi untuk
mengeluarkan anggota badan bayi.
c. Kala III
Dimulai segera setelah bayi baru lahir sampai lahirnya plasenta, yang
berlangsung tidak lebih dari 30 menit.Setelah bayi lahir uterus teraba
keras dengan fundus uteri agak diatas pusat.Beberapa menit kemudian
uterus berkontraksi lagi untuk melepaskan plasenta dari
dindingnya.Plasenta lepas biasanya dalam waktu 6 sampai 15 menit
setelah bayi lahir spontan dengan tekanan pada fundus uteri dan keluar
yang disertai darah.
d. Kala IV
Dimulai dari saat lahirnya plasenta sampai 2 jam pertama post partum.
Observasi yang harus dilakukan pada kali ini adalah:
1) Tingkat kesadaran ibu
2) Pemeriksaan tanda-tanda vital
3) Kontraksi uterus
4) Jumlah perdarahan
(Ai Nurasiah, dkk, 2014: 5)

7. 58 LANGKAH APN
I. TANDA/ GEJALA KALA II IV. TOLONG
KEPALA
1. Do-ran 19. Lindungi
20. Cek
Tek-nus
21. Tunggu
Per-jol
BAHU
Vul-ka
22. Biparietal
BADAN
23. Sangga
24. Susur

II. SIAP ALAT VII. PENANGANAN BBL


25. Nilai-Letak
2. Cek alat : oksi, spuit 26. Kering
27. Cek Fundus
SIAPKAN DIRI
28. Beritahu
3. Celemek 4. Cuci
29. Suntik Oksi
5. Sarung 6. Oksi 30. Jepit
31. Potong-Ikat
32. Kontak kulit
33. Tutup
III. PASTIKAN PEMBUKAAN VIII. MANAJEMEN AKTIF KALA III
LENGKAP PTT
34. Pindah
7. Bersih 8.PD 35. Posisi
9. Celup 10. DJJ 36. Regangkan
Plasenta
37. Tarik
38. Putar
Massase
39. Massase
IV. SIAP IBU DAN KELUARGA IX. PERDARAHAN ?
40. Plasenta
11. Ibu 41. Robekan
12. Bapak/keluarga X. PASCA TINDAKAN 17
PIMPIN 42. Kontraksi
13. His (+) - Pimpin 43. Biarkan bayi diatas perut ibu
- Puji 44. Timbang,tetes mata, vit K
His (-) - Istirahat 45. Imunisasi Hepatitis B
- Minum EVAL
46. Konraksi
- DJJ
47. Ajar
14. Posisi yang nyaman 48. Darah
49. Nadi
50. Nilai nafas dan suhu
BERSIH/AMAN
51. Alat
52. Buang
53. Ibu
54. Nyaman
55. Dekontaminasi
56. Celup
57. Cuci
PARTOGRAF
58. Catat
V. SIAP TOLONG
15. Handuk
16. Bokong
17. Buka
18. Sarung

8. Pemeriksaan Penunjang
a. USG
b. Pemeriksaan Hb

9. Penatalaksanaan
Menurut Wiknjosastro (2005), penatalaksanaan yang diberikan untuk
penanganan plasenta previa tergantung dari jenis plasenta previanya yaitu:
1. Kaji kondisi fisik klien

2. Menganjurkan klien untuk tidak coitus

3. Menganjurkan klien istirahat

4. Mengobservasi perdarahan
5. Memeriksa tanda vital

6. Memeriksa kadar Hb

7. Berikan cairan pengganti intravena RL

8. Berikan betametason untuk pematangan paru bila perlu dan bila fetus
masih premature
B. Konsep Asuhan Keperawatan
1. KALA I (fase laten)
a. Pengakajian
1) Integritas ego
Klien tampak tenang atau cemas
2) Nyeri atau ketidaknyamanan
Kontraksi regular, terjadi peningkatan frekuensi durasi atau
keparahan
3) Seksualitas
Servik dilatasi 0-4 cm mungkin ada lender merah muda kecoklatan
atau terdiri dari flek lendir.
b. Diagnosa Keperawatan
1) Ansietas b/d krisis situasi kebutuhan tidak terpenuhi.
2) Kurang pengetahuan tentang kemajuan persalinan b/d kurang
mengingat informasi yang diberikan, kesalahan interpretasi
informasi.
3) Risiko tinggi terhadap infeksi maternal b/d pemeriksaan vagina
berulang dan kontaminasi fekal.
4) Risiko tinggi terhadap kekurangan cairan b/d masukan dan
peningkatan kehilangan cairan melalui pernafasan mulut.
5) Risiko tinggi terhadap koping individu tidak efektif b/d
ketidakadekuatan sistem pendukung.
c. Intervensi Keperawatan
DIAGNOSA
NO NOC NIC
KEPERAWATAN
1. Ansietas b/d krisis Telah dilakukan asuhan 1. Orientasikan klien pada
situasi kebutuhan keperawatan selama lingkungan, staf dan
tidak terpenuhi ……..diharapkan ansietas prosedur
pasien berkurang dengan 2. Berikan informasi tentang
kriteria hasil: perubahan psikologis dan
1. TTV fisiologis pada persalinan
2. Pasien dapat 3. Kaji tingkat dan penyebab
mengungkapkan ansietas
perasaan cemas-nya 4. Pantau tekanan darah dan
3. Lingkungan sekitar nadi sesuai indikasi
pasien tenang dan 5. Anjurkan klien
kondusif mengungkapkan perasaannya
6. Berikan lingkungan yang
tenang dan nyaman untuk
pasien

2. Kurang pengetahuan Telah dilakukan asuhan 1. Kaji persiapan,tingkat


tentang kemajuan keperawatan pengetahuan dan harapan
persalinan b/d kurang selama….,pengetahuan klien
mengingat informasi pasien tentang persalinan 2. Beri informasi dan kemajuan
yang diberikan, meningkat dengan criteria persalinan normal
kesalahan interpretasi hasil: 3. Demonstrasikan teknik
informasi. 1. Pasien dapat pernapasan atau relaksasi
mendemonstrasikan dengan tepat untuk setiap
teknik pernafasan dan fase persalinan
posisi yang tepat untuk
fase persalinan
3. Resiko tinggi terhadap Telah dilakukan asuhan 1. Kaji latar belakang budaya
infeksi maternal b/d keperawatan klien.
pemeriksaan vagina selama….diharapkan 2. Kaji sekresi vagina, pantau
berulang dan infeksi maternal dapat tanda-tanda vital.
kontaminasi fekal. terkontrol dengan criteria 3. Tekankan pentingnya
hasil: mencuci tangan yang baik.
1. TTV 4. Gunakan teknik aseptic saat
2. Tidak terdapat tanda- pemeriksaan vagina.
tanda infeksi 5. Lakukan perawatan perineal
setelah eliminasi.
4. Resiko tinggi terhadap Telah dilakukan asuhan 1. Pantau masukan dan
kekurangan cairan b/d keperawatan haluaran.
masukan dan selama…,diharapkan 2. Pantau suhu setiap 4 jam
peningkatan cairan seimbang dengan atau lebih sering bila suhu
kehilangan cairan kriterian hasil: tinggi, pantau tanda-tanda
melalui pernafasan 1. TTV vital. DJJ sesuai indikasi.
mulut. 2. Input dan output cairan 3. Kaji produksi mucus dan
seimbang turgor kulit.
3. Turgor kulit baik 4. Kolaborasi pemberian cairan
parenteral.
5. Pantau kadar hematokrit.
5. Reiko tinggi terhadap Telah dilakukan asuhan 1. Tentukan pemahaman dan
koping individu tidak keperawatan harapan terhadap proses
efektif b/d selama…..,diharapkan persalinan
ketidakadekuatan koping pasien efektif 2. Anjurkan mengungkapkan
system pendukung. dengan criteria hasil: perasaan
1. Pasien dapat 3. Beri anjuran kuat thd
mengungkapkan mekanisme koping positif
perasaannya dan
4. Bantu relaksasi
2. KALA I (fase aktif)
a. Pengkajian
1) Aktivitas istirahat
Klien tampak kelelahan.
2) Integritas ego
Klien tampak serius dan tampak hanyut dalam persalinan ketakutan
tentang kemampuan mengendalikan pernafasan.
3) Nyeri atau ketidaknyamanan
Kontraksi sedang, terjadi 2, 5-5 menit dan berakhir 30-40 detik.
4) Keamanan
Irama jantung janin terdeteksi agak di bawah pusat, pada posisi
vertexs.
5) Seksualitas
Dilatasi servik dan 4-8 cm (1, 5 cm/jam pada multipara dan 1,2/ jam
pada primipara)
b. Diagnosa Keperawatan
1) Nyeri akut berhubungan dengan tekanan mekanik dari bagian
presentasi.
2) Perubahan eliminasi urin b/d perubahan masukan dan kompresi
mekanik kandung kemih.
3) Risiko tinggi terhadap koping individu tidak efektif b/d krisis
situasi.
4) Risiko tinggi terhadap cedera maternal b/d efek obat-obatan
pertambahan mobilitas gastrik.
5) Risiko tinggi terhadap kerusakan gas janin b/d perubahan suplay
oksigen dan aliran darah
c. Intervensi Keperawatan
DIAGNOSA
NO NOC NIC
KEPERAWATAN
1. Nyeri akut berhubungan Se Telah dilakukan asuhan 1. Kaji derajat
dengan tekanan mekanik keperawatan ketidaknyamanan secara
dari bagian presentasi. selama…..,diharapkan verbal dan nonverbal    
nyeri terkontrol dengan 2. Pantau dilatasi servik
criteria hasil: 3. Pantau tanda vital dan DJJ
1. TTV 4. Bantu penggunaan teknik
2. Pasien dapat pernapasan dan relaksasi
mendemonstrasikan 5. Bantu tindakan
kontrol nyeri kenyamanan spt.
6. Gosok punggung, kaki
7. Anjurkan pasien berkemih
1-2 jam
8. Berikan informasi tentang
ketersediaan analgesic
9. Dukung keputusan klien
menggunakan obat-
obatan/tidak
10. Berikan  lingkungan yang
tenang
2. Perubahan eliminasi urin Se Telah dilakukan asuhan 1. Palpasi di atas simpisis
b/d perubahan masukan keperawatan pubis
dan kompresi mekanik selama….,diharapkan 2. Monitor masukan dan
kandung kemih. eliminasi urine pasien haluaran
normal dengan criteria 3. Anjurkan upaya berkemih
hasil: sedikitnya 1-2 jam
1. Cairan seimbang 4. Posisikan klien tegak dan
2. Berkemih teratur cucurkan air hangat di atas
perineum
5. Ukur suhu dan nadi, kaji
adanya peningkatan
6. Kaji kekeringan kulit dan
membrane mukosa
3. RiResiko tinggi terhadap Se Telah dilakukan asuhan 1. Tentukan pemahaman dan
koping individu tidak keperawatan harapan terhadap proses
efektif b/d krisis situasi. selama….,diharapkan persalinan
koping pasien efektif 2. Anjurkan mengungkapkan
dengan criteria hasil: perasaan
1. Pasien dapat 3. Beri anjuran kuat terhadap
mengungkapkan mekanisme koping positif
peraannya dan bantu relaksasi 
4. Resiko tinggi terhadap Se Telah dilakukan asuhan 1. Pantau aktivitas uterus
cedera maternal b/d efek keperawatan secara manual
obat-obatan pertambahan selama….,diharapkan 2. Lakukan tirah baring saat
mobilitas gastrik. cidera terkontrol dengan persalinan menjadi intensif
criteria hasil: 3. Hindari meninggikan klien
1. TTV tanpa perhatian
2. Aktivitas uterus baik 4. Tempatkan klien pada
3. Posisi pasien nyaman posisi tegak, miring ke kiri
5. Berikan perawatan perineal
selama 4 jam
6. Pantau suhu dan nadi
7. Kolaborasi pemberian
antibiotik (IV)
5. Resiko tinggi terhadap Se Telah asuhan 1. Kaji adanya kondisi yang
kerusakan gas janin b/d keperawatan menurunkan situasi uteri
perubahan suplay oksigen selama….,diharapkan plasenta
dan aliran darah janin dalam kondisi baik 2. Pantau DJJ dengan segera
dengan criteria hasil: bila pecah ketuban
1. DJJ 3. Instuksikan untuk tirah
2. Presentasi kepala (+) baring bila presentasi tidak
3. Kontraksi uterus masuk pelvis
teratur 4. Pantau turunnya janin pada
jalan lahir
5. Kaji perubahan DJJ selama
kontraksi

3. KALA II
a. Pengkajian
1) Aktivitas/ istirahat
- Melaporkan kelelahan
- Melaporkan ketidakmampuan melakukan dorongan sendiri /
teknik relaksasi
- Lingkaran hitam di bawah mata
2) Sirkulasi
Tekanan darah meningkat 5-10 mmHg
3) Integritas ego
Dapat merasakan kehilangan kontrol / sebaliknya
4) Eliminasi
Keinginan untuk defekasi, kemungkinan terjadi distensi kandung
kemih
5) Nyeri / ketidaknyamanan
- Dapat merintih / menangis selama kontraksi
- Melaporkan rasa terbakar / meregang pada perineum
- Kaki dapat gemetar selama upaya mendorong
- Kontraksi uterus kuat terjadi 1,5 – 2 menit
6) Pernafasan
Peningkatan frekwensi pernafasan
7) Seksualitas
- Servik dilatasi penuh (10 cm)
- Peningkatan perdarahan pervagina
- Membrane mungkin rupture, bila masih utuh
- Peningkatan pengeluaran cairan amnion selama kontraksi
b. Diagnosa Keperawatan
1) Nyeri akut b/d tekanan mekanis pada bagian presentasi
2) Perubahan curah jantung b/d fluktasi aliran balik vena
3) Risiko tinggi terhadap kerusakan integritas kulit b/d pada interaksi
hipertonik
c. Intervensi Keperawatan
DIAGNOSA
NO NOC NIC
KEPERAWATAN
1. N Nyeri akut b/d tekanan Se telah dilakukan asuhan 1. Identifikasi derajat
mekanis pada bagian keperawatan ketidaknyamanan
presentasi selama….,diharapkan nyeri 2. Berikan tanda/ tindakan
terkontrol dengan criteria kenyamanan seperti
hasil: perawatan kulit, mulut,
1. TTV perineal dan alat-alat
2. Pasien dapat tahun yang kering
mendemostrasikan nafas 3. Bantu pasien memilih
dalam dan teknik mengejan posisi yang nyaman
untuk mengedan
4. Pantau tanda vital ibu
dan DJJ
5. Kolaborasi pemasangan
kateter dan anastesi
2. P Perubahan curah Se telah dilakukan asuhan 1. Pantau tekanan darah
jantung b/d fluktasi keperawatan dan nadi tiap 5 – 15
aliran balik vena selama…..,diharapkan menit
kondisi cardiovaskuler pasien 2. Anjurkan pasien untuk
membaik dengan criteria inhalasi dan ekhalasi
hasil: selama upaya mengedan
1. TD dan nadi 3. Anjurkan klien /
2. Suplay O2 tersedia pasangan memilih posisi
persalinan yang
mengoptimalkan
sirkulasi
3. Risiko tinggi terhadap Setelah asuhan keperawatan 1. Bantu klien dan
kerusakan integritas selama….,diharapkan pasangan pada posisi
kulit b/d pada interaksi integritas kulit terkontrol tepat
hipertonik dengan criteria hasil: 2. Bantu klien sesuai
1. Luka perineum tertutup kebutuhan
(epiostomi) 3. Kolaborasi epiostomi
garis tengah atau medic
lateral
4. Kolaborasi terhadap
pemantauan kandung
kemih dan kateterisasi

4. KALA III
a. Pengkajian
1) Aktivitas / istirahat
Klien tampak senang dan keletihan
2) Sirkulasi
- Tekanan darah meningkat saat curah jantung meningkat dan
kembali normal    dengan cepat
- Hipotensi akibat analgetik dan anastesi
- Nadi melambat
3) Makan dan cairan
Kehilangan darah normal 250 – 300 ml
4) Nyeri / ketidaknyamanan
Dapat mengeluh tremor kaki dan menggigil
5) Seksualitas
- Darah berwarna hitam dari vagina terjadi saat plasenta lepas
- Tali pusat memanjang pada muara vagina
b. Diagnosa Keperawatan
1) Risiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan b/d kurang
masukan oral, muntah.
2) Nyeri akut b/d trauma jaringan setelah melahirkan
3) Risiko tinggi terhadap cedera maternal b/d posisi selama persalinan
c. Intervensi Keperawatan
DIAGNOSA
NO NOC NIC
KEPERAWATAN
1. Risiko tinggi terhadap Se telah dilakukan asuhan 1. Instruksikan klien untuk
kekurangan volume keperawatan mendorong pada kontraksi
cairan b/d kurang selama….,diharapkan cairan 2. Kaji tanda vital setelah
masukan oral, muntah. seimbang denngan criteria pemberian oksitosin
hasil: 3. Palpasi uterus
1. TTV 4. Kaji tanda dan gejala shock
2. Darah yang keluar ± 200 5. Massase uterus dengan
– 300 cc perlahan setelah
pengeluaran plasenta
6. Kolaborasi pemberian
cairan parentral
2. Nyeri akut b/d trauma Se telah dilakukan asuhan 1. Bantu penggunaan teknik
jaringan setelah keperawatan pernapasan
melahirkan selama….,diharapkan nyeri 2. Berikan kompres es pada
terkontrol dengan criteria perineum setelah
hasil: melahirkan
1. Pasien dapat control nyeri 3. Ganti pakaian dan liner
basah
4. Berikan selimut
penghangat
5. Kolaborasi perbaikan
episiotomy
3. Risiko tinggi terhadap Se telah dilakukan asuhan 1. Palpasi fundus uteri dan
cedera maternal b/d keperawatan massase dengan perlahan
posisi selama persalinan selama….,diharapkan cidera 2. Kaji irama pernafasan
terkontrol dengan criteria 3. Bersihkan vulva dan
hasil: perineum dengan air dan
1. Plasenta keluar utuh larutan antiseptic
2. TTV 4. Kaji perilaku klien dan
perubahan system saraf
pusat
5. Dapatkan sampel darah tali
pusat, kirim ke
laboratorium untuk
menentukan golongan
darah bayi
6. Kolaborasi pemberian
cairan parenteral

5. KALA IV
a. Pengkajian
1) Aktivitas
Dapat tampak berenergi atau kelelahan
2) Sirkulasi
Nadi biasanya lambat sampai (50-70x/menit) TD bervariasi,
mungkin lebih rendah pada respon terhadap analgesia/anastesia,
atau meningkat pada respon pemberian oksitisin atau HKK,edema,
kehilangan darah selama persalinan 400-500 ml untuk kelahiran
pervagina 600-800 ml untuk kelahiran saesaria

3) Integritas Ego
Kecewa, rasa takut mengenai kondisi bayi, bahagia
4) Eliminasi
Haemoroid, kandung kemih teraba di atas simfisis pubis
5) Makanan/cairan
Mengeluh haus, lapar atau mual
6) Neurosensori
Sensasi dan gerakan ekstremitas bawah menurun pada adanya
anastesi spinal
7) Nyeri/ketidaknyamanan
Melaporkan nyeri, missal oleh karena trauma jaringan atau
perbaikan episiotomy, kandung kemih penuh, perasaan dingin atau
otot tremor
8) Keamanan
Peningkatan suhu tubuh
9) Seksualitas
Fundus keras terkontraksi pada garis tengah terletak setinggi
umbilicus, perineum bebas dan kemerahan, edema, ekimosis, striae
mungkin pada abdomen, paha dan payudara.
b. Diagnosa Keperawatan
1) Nyeri akut b/d efek hormone, trauma,edema jaringan, kelelahan
fisik dan psikologis, ansietas
2) Resiko tinggi kekurangan volume cairan b/d kelelahan/ketegangan
miometri
3) Perubahan ikatan proses keluarga b/d transisi/peningkatan anggota
keluarga
c. Intervensi Keperawatan

DIAGNOSA
NO NOC NIC
KEPERAWATAN
1. Nyeri akut b/d efek Setelah dilakukan asuhan 1. Kaji sifat dan derajat
hormone, trauma,edema keperawatan ketidaknyamanan
jaringan, kelelahan fisik selama….,diharapkan 2. Beri informasi yang tepat
dan psikologis, ansietas nyeri terkontrol dengan tentang perawatan selama
criteria hasil: periode pascapartum
1. Pasien dapat control 3. Lakukan tindakan
nyeri kenyamanan
4. Anjurkan penggunaan teknik
relaksasi
5. Beri analgesic sesuai
kemampuan
2. Resiko tinggi kekurangan Setelah dilakukan asuhan 1. Tempatkan klien pada posisi
volume cairan b/d keperawatan rekumben
kelelahan/ketegangan selama….,diharapkan 2. Kaji hal yang memperberat
miometri cairan simbang dengan kejadian intrapartal
criteria hasil: 3. Kaji masukan dan haluaran
1. TD 4. Perhatikan jenis persalinan
2. Jumlah dan warna dan anastesi, kehilangan
lokhea daripada persalinan
5. Kaji tekanan darah dan nadi
setiap 15 menit
6. Dengan perlahan massase
fundus bila lunak
7. Kaji jumlah, warna dan sifat
aliranlokhea
8. Kolaborasi pemberian cairan
parentral

3. Perubahan ikatan proses Setelah dilakukan asuhan 1. Anjurkan klien untuk


keluarga b/d keperawatan menggendong, menyentuh
transisi/peningkatan selama…..,diharapkan bayi
anggota keluarga proses keluarga baik 2. Observasi dan catat interaksi
dengan criteria hasil: bayi
1. Ada kedekatan ibu 3. Anjurkan dan bantu
dengan bayi pemberian ASI, tergantung
pada pilihan klien
DAFTAR PUSTAKA
Naomy. 2013. Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru Lahir. Makassar:
In Media
Nikmah Ismail. 2015. Laporan PendahuluanAsuhan Persalinan Normal (APN).
From : www.academia.edu. Diakses pada tanggal 30 maret 2019

Oktarina, Mika.2016.Buku Ajar Asuahan Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru


Lahir. Yogyakarta: CV BUDI UTAMA

Nurasiah, Ai dan Ani Rukmawati.2014. Asuhan Persalinan Normal Bagi


Bidan. Bandung : PT Refika Aditama.
Wiknjosostro. (2002). Ilmu Kebidanan Edisi III. Jakarta: Yayasan Bima
pustaka Sarwana Prawirohardjo.
Kurniarum A, 2016. Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi baru lahir.
Modul bahan ajar kebidanan. Bppsdmk.kemkes.go.id
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER FAKULTAS
ILMU KESEHATAN PROGRAM STUDI NERS
Jl. Karimata No. 49 Telp.(0331) 336728 Fax. 337957 Kotak
Pos 104 Jember 68121 Website : http://www.unmuhjember.ac.id,
E-mail : Kantorpusat@unmuhjember.ac.id

FORMAT PENGKAJIAN INTRANATAL

Rumah Sakit : RS Perkebunan Jember


Ruangan : Permata Bunda
Tgl/Jam MRS : 24-08-2021 jam 00.00 WIB
Dx. Medis : G1P0A0 hamil 41 minggu
No. Register : 41684
Pengkajian oleh : Ela kusuma
Tgl/Jam Pengkajian : 25-08-2021 jam 16.00 WIB

I. BIODATA
Nama Klien : Ny. A Nama Suami : Tn. M
Umur : 26 tahun Umur : 31th
Suku / Bangsa : Jawa Suku / Bangsa : Jawa
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Pekerjaan : Karyawan
swasta
Agama : Islam Agama : Islam
Penghasilan :- Penghasilan : 4 juta per
bulan
Gol. Darah :- Gol. Darah : -
Alamat : Mastrip Sumbersari Alamat : Mastrip
Sumbersari

II. RIWAYAT KESEHATAN


1. Keluhan Utama (permulaan his, keadaan ketuban, pengeluaran
pervaginam) Pasien mengatakan hamil pertama, sudah lewat dari
HPL. Mengeluh perut kenceng-kenceng hilang timbul.
2. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien mengatakan hamil pertama, sudah lewat dari HPL
(22/8/2021). Di rumah sakit pasien dirawat di ruang bersalin dan
dilakukan pemeriksaan dalam / VT buka 7 cm, cairan ketuban utuh.
Jam 12.45 ibu merasa mules dan kenceng-kencengnya semakin
cepat serta ingin BAB, dilakukan VT buka 9cm, eff 75%, buka 1
cm, ketuban (+), DJJ 136x/mnt HIS 4-5x10’ 40’’. Bayi lahir
spontan dengan apgar score 8.
3. Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien mengatakan selama hamil pasien tidak pernah sakit parah.
Dulu waktu awal kehamilan sempat pusing dan mual-mual.
4. Riwayat Kesehatan Keluarga
Pasien mengatakan di dalam keluarganya tidak ada riwayat penyakit
kronis seperti tekanan darah tinggi, kencing manis ataupun menular.

5. Riwayat Psikososial
Pasien mengatakan khawatir nanti saat persalinan tidak bisa
mengedan. Hubungan pasien dengan orang disekitarnya sangat baik.
6. Pola-pola Fungsi Kesehatan
a. Pola persepsi & tata laksana hidup sehat
Pasien mengatakan bahwa sebelum sakit ketika mengalami
gangguan pada kesehatannya, ia langsung memeriksakan
kesehatannya ke puskesmas atau tenaga kesehatan terdekat.
b. Pola nutrisi & metabolisme
Selama hamil pasien selalu makan rutin 3x sehari dengan gizi
seimbang. 1 porsi habis dan tidak ada keluhan saat makan.
Pasien juga minum susu. Saat masuk rumah sakit, pasien juga
selalu menghabiskan porsi makannya.
c. Pola aktivitas
Selama hamil, pasien selalu melakukan aktivitas sehari-hari
secara mandiri seperti mengajar di SD, dirumah menyapu,
memasak, menonton TV. Pasien aktif mengikuti senam yoga
seminggu sekali yang diadakan oleh bidan Erna. Saat masuk
rumah sakit, pasien duduk-duduk di kursi, tidur dengan bantal 1,
miring kanan dan kiri.
d. Pola eliminasi
Selama hamil, pasien BAK lebih sering saat kehamilan 8 bulan.
BAK 8-9 x per hari. BAB dengan frekuensi 1x per hari rutin
setiap pagi, konsistensi lunak berbentuk, dan warna kecoklatan.
Saat masuk rumah sakit, pasien masih sering BAK dan belum
BAB.
e. Pola persepsi sensoris
Pasien dapat melihat dengan baik, mendengar dengan baik, dan
membedakan rasa dengan baik.
f. Pola konsep diri
Gambaran diri : pasien ingin segera melahirkan
Ideal diri : pasien mengatakan bahagia akan menjadi seorang ibu
Harga diri : pasien senang bisa memberi suami seorang anak
Peran diri : pasien ingin segera bayinya keluar dan ingin pulang
Identitas diri : pasien khawatir karena tidak mengetahui proses
persalinan
g. Pola hubungan & peran
Pasien mengatakan bahwa ia memiliki hubungan dan peran
sangat baik bersama keluarga dan orang-orang sekitarnya.
h. Pola reproduksi & seksual
Pasien menarche pada usia 12 tahun, nyeri saat menstruasi, dan
tidak pernah mengalami penyakit seksual.
i. Pola penanggulangan stres / Koping – Toleransi stres
Pasien khawatir tidak bisa mengedan saat persalinan. Pasien
sering cerita sama suaminya.
7. Riwayat Pengkajian Obstetri, Prenatal dan Intranatal
a. Riwayat penggunaan kontrasepsi
Pasien mengatakan bahwa tidak pernah menggunakan
kontrasepsi baik pil maupun suntik.

b. Riwayat menstruasi
Menarche : usia 12 tahun
Lamanya : 7 hari
Siklus : 28 hari
Hari pertama haid terakhir : 28-02-2021
Dismenorhoe :-
Fluor albus : -
c. Riwayat kehamilan terdahulu
Hamil ini
d. Riwayat kehamilan sekarang
Pasien mengatakan bahwa pada saat usia kehamilan trimester 1,
pasien melakukan pemeriksaan ke posyandu sebanyak 3x, pasien
diberikan terapi antasida dan Fe. Pasien mengalami gejala,
seperti pusing, mual, muntah dan tidak nafsu makan. Saat usia
kehamilan trimester 2, pasien melakukan pemeriksaan ke
posyandu sebanyak 3x, pasien diberikan terapi kalk, as folat dan
Fe. gejala tersebut sedikit berkurang, dan pada saat usia
kehamilan memasuki trimester 3, pasien melakukan pemeriksaan
ke posyandu sebanyak 4x. Pasien di USG pada trimester 3 ini.
Kemungkinan bayinya laki-laki, Pasien tidak mengalami gejala
apapun yang menyimpang, hanya khawatir dengan kondisinya
karena belum ada tanda-tanda persalinan.
e. Riwayat persalinan lalu
Hamil ini
8. Pemeriksaan fisik ( Inspeksi, Palpasi, Auskultasi, Perkusi )
a. Keadaan Umum
Keadaan umum cukup, Kesadaran pasien compos mentis
b. Tanda-tanda vital
Suhu Tubuh : 36.5 ˚C
Denyut Nadi : 88 x/mnt
Respirasi : 20 x/mnt
Tensi / Nadi : 120/80 mmHg ; 88 x/mnt
BB/TB : 85 kg/ 165 cm
c. Kepala & leher
konjungtiva tidak anemis, bibir merah muda, tidak ada
pembesaran kelenjar tyroid, tidak ada distensi vena jugularis, dan
tidak ada pembesaran kelenjar limfe
d. Thorax / Dada
Pemeriksaan paru, yaitu simetris, tidak ada lesi, suara nafas
vesikuler. Pada pemeriksaan jantung, S1 dan S2 tunggal. Nyeri
dada (-), irama jantung regular
e. Pemeriksaan payudara
Puting menonjol, belum ada pengeluaran colostrum, tidak
terdapat benjolan.
f. Abdomen
Tidak ada bekas sectio caesar atau operasi lainnya. tidak ada
pembesaran abdomen yang abnormal
- Pemeriksaan Leopold
Leopold 1 : TFU 32 cm
Leopold II : Punggung kiri
Leopold III : presentasi terbawah janin kepala, kepala belum
masuk PAP
Lepold IV : 5/5 , seluruh bagian jari masih meraba kepala,
kepala belum masuk PAP
- His : 2x dalam 10 menit lamanya 20 detik
- DJJ : 120 x/mnt
- Kesimpulan : Usia kehamilan 41-42 minggu, Tunggal, Hidup,
Inpartu dengan presentasi kepala
g. Genetalia dan anus
- Keluaran pervaginam : lendir

- Vagina Toucher : ( jam 09.00 oleh : dokter,


Hasil : pembukaan 1 cm)
- Ketuban : positif
- Anus : kotor
Kesimpulan : inpartu kala I presentasi kepala
h. Punggung
Tidak terdapat kifosis, lordosis, ataupun skoliosis.
i. Ekstremitas
Tidak terdapat oedema di bagian ekstremitas. Dan kekuatan otot
normal, skala 5, gerakan normal dengan tekanan penuh, tidak ada
varises.
j. Integumen
Tidak ada kelainan
f. Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan USG
Hasil USG: tampak janin usia kehamilan 41-42 minggu,

Jember, 28 agustus 2021

Ela Kusuma Wardani


LAPORAN PERSALINAN
I. Kala I / Pembukaan ostium uteri ( pemeriksaan toucher dan
sebagainya)
Tgl./Jam : 23-8-2021 jam 10.00
a. Pasien mengeluh kenceng-kenceng tapi masih jarang, tampak gelisah dan
wajahnya meringis, tegang.
b. Pengukuran skala nyeri 5. his 2x10’15”, DJJ 150 x/mnt, pembukaan 1,
eff 25%, tensi 120/70 mmHg, nadi 84 x/mnt, suhu 36˚C. Penurunan
bagian terbawah janin dan belum masuk rongga panggul
c. Pasien diberikan misoprostol ¼ tablet pervaginam, Terapi Infus RL 500
ccdrip Alinamin 1 ampul habis dalam 8 jam
d. Cefxon 2x 1 gram I.V dan Dexametason 2x 10mg (2 ampul) I.V
e. Pasien BAK dikamar mandi,

f. Pada tanggal 23-8-2021 jam 22.30WIB Pro Induksi dengan terapi


Misoprostol ¼ tablet (50mcg) , Infus RL + Oksitosin ½ ampul mulai 4
tpm maksimal 40 tpm
g. Pada tanggal 24-8-2021 : keadaan umum ibu cukup, terapi induksi
dinaikkan Infus RL+ Oksitosin ½ ampul 16 tpm.
h. Pada tanggal 24-8-2021 pukul 09.30 WIB perut kenceng-kenceng makin
sering, dilakukan VT buka 4-5 cm, eff 50%, presentasi kepala (+), HIS
2x10 menit 30 detik. diobservasi, tensi 120/80 mmHg, nadi 88 x/mnt,
suhu 37C,
i. Pada tanggal 24-8-2021 pukul 12.45 ibu mengatakan ingin meneran
seperti mau BAB, mengeluarkan darah dan lendir, keinginan pasien
untuk meneran, his 4-5x 10’40”, pembukaan 9cm, eff 75%, Ketuban (+),
perineum menonjol, DJJ 148x/mnt, ibu siap dipimpin persalinan.
Siapkan partus spontan
j. Pasien siap dipimpin persalinan

II. Kala II / Pengeluaran Bayi


Tgl./Jam : 24-8-2021/ jam 13.00 WIB
a. Pasien merintih kesakitan, kenceng-kenceng semakin sering dan rasa
ingin meneran.
b. Hasil didapatkan sudah terdapat tanda-tanda kala II yaitu ada dorongan
untuk meneran, tekanan pada anus, perineum menonjol dan vulva
membuka, didapatkan pembukaan lengkap, ketuban warna meconial dan
penipisan 100%, His 5x10’40”, DJJ : 155 x/mnt.
c. Persalinan berlangsung selama kurang lebih 30 menit.
d. Pertama proses kelahiran kepala bayi dan tidak terdapat lilitan tali pusat,
selanjunya dibantu proses kelahiran badan bayi, setelah bayi dilahirkan,
kemudian bayi dibersihkan di atas perut ibu dan dilakukan pemotongan
tali pusat, kemudian bayi dilakukan IMD. Setelah itu dilakukan
penimbangan dan pengukuran panjang badan (BB 3380gram, PB 48cm).
Bayi juga diberikan injeksi Vit K, Hb 0 dan salep mata.
e. Bayi lahir pukul 13.26 WIB, bayi berjenis kelamin laki-laki, langsung
nangis, AS 8, Anus (+), cacat (-).

III. Kala III / Pengeluaran Uri


Tgl./Jam : 23-8-2021/ jam 13.30
Kala III mulai setelah proses pengeluaran bayi selesai, kemudian dilanjutkan
pengeluaran plasenta, yang sebelumnya dilakukan injeksi oksitosin 1 Ampul
(10 unit) / IM. pasien nyeri perut bagian bawah dan mules, meringis
kesakitan, plasenta pasien belum lahir, pemeriksaan TFU setinggi pusat, dan
uterus lembek. Selanjutnya ketika sudah terjadi peregangan tali pusat, maka
dilanjutkan dengan proses pengeluaran plasenta. Setelah plasenta dikeluarkan
lalu dilakukan pemeriksaan kelengkapan pada plasenta untuk memastikan
tidak ada jaringan yang tertinggal dan dilanjutkan dengan membersihkan ibu.
Perdarahan yang keluar pada saat proses melahirkan kurang lebih 200cc,
konjungtiva merah muda, bibir pucat, diperoleh keadaan placenta utuh dan
lengkap. Selanjutnya dilakukan heacting perineum bekas episotomi. Ibu
didistraksikan untuk melihat bayinya yang di IMD. Selain itu ditenangkan
dan disuruh relaksasi nafas dalam.
IV. Kala IV / mulai pengeluaran Uri sampai 2 jam post partum (kontraksi uteri,
TFU, pengeluaran darah pervaginam, observasi tanda-tanda vital/keadaan
umum ibu)
Kala IV mulai setelah proses persalinan baik persalinan bayi dan plasenta
selesai. Kala IV yaitu merupakan fase observasi post partum, dimana
observasi dilakukan setiap 15 menit pada 1 jam pertama dan setiap 30 menit
pada 1 jam kedua. pasien mengatakan perih di daerah vagina, diobservasi
tekanan darah, 110/70 mmHg, nadi 88 x/mnt, temperature 37 ˚C, tinggi
fundus uteri 2 jari dibawah pusat, kontraksi uterus keras, kandung kemih
kosong dan perdarahan dalam batas normal, pasien tampak lebih tenang dan
tampak lela
ANALISA DATA

KALA I
NO DATA ETIOLOGI MASALAH
1. DS : Klien mengatakan kwahatir Kurang terpapar Ansietas
dengan kandugannya informasi
Klien mengatakan hamil pertama
dan sudah lewat dari hari
taksiran lahiran
DO :
- Klien selalu bertanya tentang
kandungannya
-Klien tampak tegang
-Klien tampak bingung

KALA II
NO DATA ETIOLOGI MASALAH
1. DS : pasien mengatakan kenceng- Kontraksi uterus Nyeri persalinan
kenceng
DO :
- his 4-5x 10’45”
- wajah meringis
- pembukaan 10
- gelisah
- ada dorongan untuk meneran
- tekanan pada anus
- perineum menonjol
- vulva membuka

2. DS : - Induksi persalinan Risiko cidera pada


DO :
janin
- DJJ 138 x/mnt Kalsifikasi placenta
- his 4-5x 10’ 45 “

DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN SESUAI PRIORITAS


KALA 1
1. Ansietas berhubungan dengan kurang terpapar informasi d.d ibu sering
bertanya tentang kandungannya, primipara
KALA 2
2. Nyeri melahirkan berhubungan dengan kontraksi uterus d.d ibu
mengatakan perut kenceng-kenceng terus
3. Risiko cedera pada janin berhubungan dengan induksi persalinan
RENCANA TINDAKAN
TGL/JAM DIAGNOSA TUJUAN RENCANA TINDAKAN RASIONAL PARAF
KEPERAWATAN DAN
KRITERIA
HASIL
25-8-2021 Ansietas Tujuan : 1. Bina hubungan saling 1. Menjalin hubungan Ela
berhubungan Setelah di lakukan percaya trust dan akrab
Jam 16.30
dengan kurang tindakan 2. Identifikasi sumber diantara pasien dan
terpaparnya Keperawatan ansietas petugas
informasi selama 1x24 jam 3. Berikan penjelasan 2. Sebagai dasar
diharapkan pasien tentang bagaimana proses intervensi selanjutnya
tidak mengalami persalinan dan cara 3. Informasi yang tepat
Ansietas meneran yang baik dapat meningkatkan
Kriteria hasil : 4. Observasi: pemahaman klien
Klien rileks a. Tingkat ansietas 4. Tindakan lebih efektif
Klien tidak sering b. Pemahaman klien dipantau melalui
bertanya tentang persalinan Perubahan cemas,
Klien paham c. Strategi mengurangi pengetahuan dan cara
tentang cemas mengurangi cemas
penyakitnya

25-8-2021 Nyeri persalinan Tujuan : 1. Siapkan alat partus steril 1. Sebagai persiapan Ela
yang berhubungan Pasien mampu 2. Posisikan ibu dorsal memulai tindakan
Jam 10.00
dengan proses beradaptasi dengan recumbent menolong  persalinan
persalinan nyeri setelah 2 jam 3. Jelaskan kepada ibu 2. Mempermudah
post partum bahwa semakin sering kelancaran proses
kontraksi semakin bagus persalinan
Kriteria hasil : untuk kemajuan 3. Membantu
- nyeri yang persalinan mendapatkan
dirasakan ibu 4. Tanyakan kepada ibu gambaran jelas
tidak ada yang bagaimana nyeri yang tentang kemajuan
patologis dirasakan kala II
- bayi lahir lahir 5. Berikan minum saat ibu 4. nyeri persalinan
selamat tanpa tidak ada his merupakan fisiologis
komplikasi 5. Memenuhi kebutuhan
- Kala II tidak cairan dan memberi
ada energi dalam
komplikasi menghadapi
proses persalinan

25-8-2021 Risiko cidera pada Tujuan : 1. Motivasi ibu tidak 1. Mencegah rupture Ela
janin yang Cidera pada janin meneran saat tidak ada 2. Pemenuhan
berhubungan tidak terjadi dalam his kecukupan
dengan induksi periode kala II 2. Bimbing ibu dalam oksigen dalam
persalinan Kriteria hasil : pengambilan nafas tubuh
- AS ≥7 panjang 3. Pencegahan
- bayi lahir lahir 3. Pantau Apgar score terhadap asfiksia
selamat tanpa setelah lahiran
komplikasi
- Kala II tidak
ada
komplikasi
IMPLEMENTASI

TGL/JAM Dx TINDAKAN KEPERAWATAN PARAF


25-8-2021 1 1. Membina hubungan saling percaya Ela
R/ klien menyambut dengan hangat
2. Mendiskusikan dengan klien apa yang menjadi
sumber ansietas
R/ pasien mengatakan khawatir saat persalinan
tidak bisa mengedan dengan kuat
3. Memberikan edukasi tentang proses persalinan
dan teknik mengurangi rasa cemas
R/ pasien sangat kooperatif saat diberikan
edukasi, pasien mampu menjawab sebagian besar
pertanyaan dari educator
4. Mengobservasi dan mengevaluasi perubahan
status ansietas
R/ Pasien tampak tenang, ekspresi wajah rileks
dan pasien memahami proses persalinan

TGL/JAM Dx TINDAKAN KEPERAWATAN PARAF


25-8-2021 1. Menyiapkan alat partus steril
Jam 12.45 2, 3 2. Memposisikan ibu dorsal recumbent
Jam 13.00 R/ ibu kooperatif
3. Menjelaskan kepada ibu bahwa semakin sering
kontraksi semakin bagus untuk kemajuan
persalinan
R/ ibu memahami yang dikatakan bu bidan dan
perawat
4. Mengajarkan cara meneran dengan benar
(mengejan dg menggunakan otot perut saat his
datang, tanpa mengangkat bokong biar tidak
terjadi robekan pada perineum)
R/ Pasien memahami
5. Memantau kondisi bayi saat jeda his
R/menilai DJJ bayi, DJJ: 148x/mnt
6. Memotivasi ibu tidak meneran saat tidak ada his
R/ ibu mengangguk
7. Membimbing ibu dalam pengambilan nafas
panjang
R/ ibu patuh
8. Memantau Apgar score setelah lahiran
R/
Appearance (warna kulit): pink= 2
Pulse 148x/mnt= >100 = 2
Grimace/ reflek = 2
Activity = aktif = 1-2
RR = menangis kuat = 2
Total 7-8
9. Membersihkan bayi dan memberikan inisiasi
menyusu dini
R/ ibu tersenyum bahagia melihat bayinya ada di
pelukannya
10. Membersihkan ibu, mengganti infus RL drip
Oksitosin ½ ampul 16 tpm
11. Membereskan alat-alat partus
R/ Ruangan bersih
EVALUASI
TGL/JAM DIAGNOSA CATATAN PARAF
KEPERAWATAN
PERKEMBANGAN
25-8-2021 Ansietas S: Ibu mengatakan memahami Ela
(Kala 1 fase tentang cara persalinan yang
Jam 17.30 laten) benar
O:
wajah tegang (-)
Ekspresi rileks (+)
Dari beberapa pertanyaan
yang diajukan kepada Ibu
tentang persalinan, sebagian
besar dijawab benar oleh ibu
25-8-2021 Nyeri melahirkan S : pasien mengatakan nyeri dan Ela
mules2 terus menerus
Jam 13.00 (kala 2)
O:
- Keadaan umum lemah
- Tensi 120/70 mmHg
- Nadi 88 x/mnt
- HIS 4-5x 10’ 40’’
- skala nyeri 7
A : ibu bisa mengadaptasi
nyerinya
P : Rencana tindakan dilanjutkan
25-8-2021 Nyeri melahirkan S : pasien mengatakan sudah Ela
lega bayinya keluar dan sudah
Jam 13.28 (kala 2)
gak sesakit yang tadi
O:
- Keadaan umum lemah
- Tensi 120/70 mmHg
- Nadi 88 x/mnt
- HIS (+)
- skala nyeri 2
A : Ibu bisa mengadaptasi
nyerinya, masalah teratasi
Masalah risiko cedera janin tidak
menjadi aktual
P : Intervensi nyeri dihentikan
Intervensi risiko cedera janin
dihentikan
25-8-2021 Kala III S : Pasien mengatakan mules ela
O:
Jam 13.30
- TFU setinggi pusat
- uterus teraba keras
- perdarahan 200 cc
- skala nyeri 1-3
- tampak meringis menahan
sakit
- tampak bingung
A : Muncul masalah baru
1. Nyeri Akut yang
berhubungan dengan
iskemia otot-otot uterus
P:
1. Ajarkan distraksi
relaksasi
2. Jelaskan tentang kondisi
saat pengeluaran placenta
3. Anjurkan kepada ibu saat
placenta lahir agar rileks
4. Pantau jumlah perdarahan
5. Kaji tanda dan gejala
klinis ketidakadekuaan
perfusi perifer
6. Berikan terapi supportif
7. Jelaskan pentingnya IMD
8. observasi kontraksi uterus
9. observasi keadaan
placenta
I:
1. Mengajarkan distraksi
dengan melihat bayinya,
menginstruksikan ibu
menarik nafas dalam
2. Menjelaskan tentang
kondisi saat pengeluaran
placenta
3. Menganjurkan kepada ibu
saat placenta lahir agar
rileks
4. Memantau jumlah
perdarahan
5. Mengkaji tanda dan
gejala klinis
ketidakadekuaan perfusi
perifer
6. Memberikan terapi
supportif
7. Mengobservasi kontraksi
uterus
8. Mengobservasi keadaan
placenta

E:
- pasien tampak tenang, rileks,
kelelahan
- jumlah perdarahan 200 cc
- pasien IMD
- kontraksi uterus keras
- placenta utuh
25-8- Kala IV S : pasien merasa lega bayinya Ela
sudah lahir,
2021
pasien mengatakan perih daerah
Jam vagina
14.30
O:
- tensi 110/70 mmHg
- nadi 88 x/mnt
- skala nyeri 1-3
- tampak lelah
- tampak tenang
- temperature 36,2 ˚C
- tinggi fundus uteri 2 jari setinggi
pusat
- kontraksi uterus keras
- kandung kemih kosong
- perdarahan 100cc

A : Muncul masalah baru


1. Nyeri akut yang berhubungan
dengan pasca trauma pada
perineum
2. Kelelahan yang berhubungan
proses pasca meneran
3. Ketidakefektifan menyusui
yang berhubungan dengan
kurang terpapar informasi
P:
1. Ajarkan teknik distraksi
relaksasi
2. Anjurkan pasien untuk
masase daerah pusat
3. Berikan lingkungan yang
nyaman
4. Bantu ADL pasien
5. Pantau perdarahan, kandung
kemih, uterus, TTV
6. ajarkan cara menyusui
dengan benar
7. Berikan air minum

I:
1. Mengajarkan teknik distraksi
relaksasi
2. Menganjurkan pasien untuk
masase daerah pusat
3. Memberikan lingkungan
yang nyaman
4. Membantu ADL pasien
5. Memantau perdarahan,
kandung kemih, uterus
6. Mengajarkan cara menyusui
dengan benar
7. Memberikan air minum

E:
Jam
- Tekanan darah : 120/80 mmHg
16.15 - Nadi : 80 x/mnt
- Temperature : 36,5 ˚C
WIB
- Tinggi fundus uteri : 2 jari dibawah
pusat
- kontraksi uterus (+)
- Kandung kemih : kosong
- Perdarahan terakhir : 50cc
- ibu masih tampak lelah
LAMPIRAN PARTOGRAF

Anda mungkin juga menyukai