F G1P0A0
HAMIL 41 MINGGU PERIODE 25-28 AGUSTUS 2021
di RUMAH SAKIT PERKEBUNAN JEMBER
NIM : 2001032030
Oleh
Nama : Ela KusumaWardani
Nim : 2001032030
Jember, 28 Agustus
2021
2. Etiologi
Terjadinya persaliann sampai saat ini belum diketahui secara pasti karena
itu masih merupakan teori-teori yang kompleks. Banyak factor yang
memegang peranan penting dan bekerja sama sehingga terjadi persalinan.
Factor-faktor tersebut adalah sebagai berikut humoral, pengaruh
prostaglandin, struktur uterus, sirkulasi uterus, pengaruh syaraf, dan
nutrisi, bila nutrisi pada janin berkurang maka hasil konsepsi akan segera
dikeluarkan. (Naomy, 2013;3)
Beberapa teori yang memungkinkan terjadinya persalianan adalah:
a. Teori keregangan
Otot Rahim mempunyai kemampuan meregang dalam batas tertentu,
setelah melewati batas waktu tersebut terjadi kontraksi sehingga
persalinan dapat dimulai.Keadaan uterus yang terus membesar menjadi
tegang mengakibatkan iskemia otot-otot uterus.
b. Teori penurunan progesterone
Proses penuaan plasenta dimulai umur kehamilan 28 minggu, dimana
terjadi penimbunan jaringan ikat, pembuluh darah mengalami
penyempitan dan buntu. Villy kariales mengalami perubahan-perubahan
dan produksi progesterone mengalami penurunan sehingga otot Rahim
lebih sensitive terhadap oksitosin.Akibat otot Rahim mulai berkontraksi
setelah tercapai tingkat penurunan progesterone tertentu.
c. Teori oksitosin internal
Oksitosin dikeluarkan oleh kenjar hypopisis posterior.Perubahan
keseimbangan estrogen dan progesterone dapat mengubah sensifitas
otot Rahim, sehingga sering terjadi kontraksi Braxton-
hicks.Menurunnya konsentrasi progesterone akibat tuanya kehamilan,
maka oksitosin dapat meningkatkan aktivitas sehingga persalinan
dimulai.
d. Teori prostaglandin
Konsentrasi prostaglandin meningkat sejak umur kehamilan 15 minggu,
yang dikeluarkan oleh desidua. Pemberian prostaglandin pada saat
hamil dapat menimbulkan kontraksi otot Rahim, sehingga terjadi
persalinan. Prostaglandin dianggap dapat merupakan pemicu terjadinya
persalinan.(Naomy, 2013;4-5)
Tabel 2.10 Perbedaan Kontraksi Pada Persalinan Sejati dan Kontraksi Pada
Persalinan Palsu
(Naomy, 2013;27)
(Naomy, 2013;28)
(Naomy, 2013;28)
Ukuran diameter:
1) Diameter oksipito-frontalis: 12 cm
5) Diameter bitemporalis: 8 cm
(Naomy, 2013;28)
(1)Circumferensia fronto-oksipitalis: 34 cm
(2)Circumferensia mento-oksipitalis: 35 cm
(Naomy, 2013;28)
Ukuran lainnya:
(Naomy, 2013;28)
(1) Presentasi, bagian janin yang pertama kali masuk pintu atas
(4) Posisi, bagian janin yang ada dibagian bawah uterus sebela kiri,
lain-lain).
(Naomy, 2013;29)
d. Penolong
Peran dan penolong persalinan adalah mengantisipasi dan menangani
komplikasi yang mungkin terjadi pada dan janin. Dalam hal ini proses
tergantung dari kemampuan skill dan kesiapan penolong dalam
menghadapi proses persalinan serta aspek konseling dan pemberian
informasi yang jelas dibutuhkan oleh ibu bersalin untuk mengurangi
tingkat kecemasan ibu dan keluarga.(Ai Nurasiah, dkk, 2014 : 49).
e. Psikologis
Banyaknya wanita normal bisa merasakan kegairahan dan
kegembiraan disaat merasa kesakitan awal menjelang kelahiran
bayinya. Perasaan positif ini berupa kelegaan hati, seolah-olah pada
saat itu bener-bener terjadi realitas “kewanitaan sejati”.
Psikologis meliputi:
5. Patofisiologis
Tanda-tanda inpartu
Proses Persalinan
b. Kala II
Dimulai dari pembukaan lengkap (10 cm) sampai bayi lahir. Proses ini
berlangsung 2 jam pada primigravida dan 1 jam pada multigravida.
Pada kala ini his menjadi lebih kuat dan cepat, > 5x/10 menit.Dalam
kondisi yang normal pada kala ini kepala janin sudah masuk dalam
ruang panggul, maka pada saat itu his dirasakan pada tekanan pada otot-
otot dasar panggul, yang secara reflektoris menimbulkan rasa ingin
mengejan.Kemudian perineum mulai menonjol dan menjadi lebar
dengan membukanya anus.Labia mulai membuka dan tidak lama lagi
kepala janin tampak dalam vulva pada saat ada his.Dengan kekuatan his
dan mengejan maksimal kepala janin dilahirkan dengan suboksiput
dibawa simfilis dan dahi, muka dan dagu melewati perineum. Setelah
his istirahat sebentar sebentar, maka his akan mulai lagi untuk
mengeluarkan anggota badan bayi.
c. Kala III
Dimulai segera setelah bayi baru lahir sampai lahirnya plasenta, yang
berlangsung tidak lebih dari 30 menit.Setelah bayi lahir uterus teraba
keras dengan fundus uteri agak diatas pusat.Beberapa menit kemudian
uterus berkontraksi lagi untuk melepaskan plasenta dari
dindingnya.Plasenta lepas biasanya dalam waktu 6 sampai 15 menit
setelah bayi lahir spontan dengan tekanan pada fundus uteri dan keluar
yang disertai darah.
d. Kala IV
Dimulai dari saat lahirnya plasenta sampai 2 jam pertama post partum.
Observasi yang harus dilakukan pada kali ini adalah:
1) Tingkat kesadaran ibu
2) Pemeriksaan tanda-tanda vital
3) Kontraksi uterus
4) Jumlah perdarahan
(Ai Nurasiah, dkk, 2014: 5)
7. 58 LANGKAH APN
I. TANDA/ GEJALA KALA II IV. TOLONG
KEPALA
1. Do-ran 19. Lindungi
20. Cek
Tek-nus
21. Tunggu
Per-jol
BAHU
Vul-ka
22. Biparietal
BADAN
23. Sangga
24. Susur
8. Pemeriksaan Penunjang
a. USG
b. Pemeriksaan Hb
9. Penatalaksanaan
Menurut Wiknjosastro (2005), penatalaksanaan yang diberikan untuk
penanganan plasenta previa tergantung dari jenis plasenta previanya yaitu:
1. Kaji kondisi fisik klien
4. Mengobservasi perdarahan
5. Memeriksa tanda vital
6. Memeriksa kadar Hb
8. Berikan betametason untuk pematangan paru bila perlu dan bila fetus
masih premature
B. Konsep Asuhan Keperawatan
1. KALA I (fase laten)
a. Pengakajian
1) Integritas ego
Klien tampak tenang atau cemas
2) Nyeri atau ketidaknyamanan
Kontraksi regular, terjadi peningkatan frekuensi durasi atau
keparahan
3) Seksualitas
Servik dilatasi 0-4 cm mungkin ada lender merah muda kecoklatan
atau terdiri dari flek lendir.
b. Diagnosa Keperawatan
1) Ansietas b/d krisis situasi kebutuhan tidak terpenuhi.
2) Kurang pengetahuan tentang kemajuan persalinan b/d kurang
mengingat informasi yang diberikan, kesalahan interpretasi
informasi.
3) Risiko tinggi terhadap infeksi maternal b/d pemeriksaan vagina
berulang dan kontaminasi fekal.
4) Risiko tinggi terhadap kekurangan cairan b/d masukan dan
peningkatan kehilangan cairan melalui pernafasan mulut.
5) Risiko tinggi terhadap koping individu tidak efektif b/d
ketidakadekuatan sistem pendukung.
c. Intervensi Keperawatan
DIAGNOSA
NO NOC NIC
KEPERAWATAN
1. Ansietas b/d krisis Telah dilakukan asuhan 1. Orientasikan klien pada
situasi kebutuhan keperawatan selama lingkungan, staf dan
tidak terpenuhi ……..diharapkan ansietas prosedur
pasien berkurang dengan 2. Berikan informasi tentang
kriteria hasil: perubahan psikologis dan
1. TTV fisiologis pada persalinan
2. Pasien dapat 3. Kaji tingkat dan penyebab
mengungkapkan ansietas
perasaan cemas-nya 4. Pantau tekanan darah dan
3. Lingkungan sekitar nadi sesuai indikasi
pasien tenang dan 5. Anjurkan klien
kondusif mengungkapkan perasaannya
6. Berikan lingkungan yang
tenang dan nyaman untuk
pasien
3. KALA II
a. Pengkajian
1) Aktivitas/ istirahat
- Melaporkan kelelahan
- Melaporkan ketidakmampuan melakukan dorongan sendiri /
teknik relaksasi
- Lingkaran hitam di bawah mata
2) Sirkulasi
Tekanan darah meningkat 5-10 mmHg
3) Integritas ego
Dapat merasakan kehilangan kontrol / sebaliknya
4) Eliminasi
Keinginan untuk defekasi, kemungkinan terjadi distensi kandung
kemih
5) Nyeri / ketidaknyamanan
- Dapat merintih / menangis selama kontraksi
- Melaporkan rasa terbakar / meregang pada perineum
- Kaki dapat gemetar selama upaya mendorong
- Kontraksi uterus kuat terjadi 1,5 – 2 menit
6) Pernafasan
Peningkatan frekwensi pernafasan
7) Seksualitas
- Servik dilatasi penuh (10 cm)
- Peningkatan perdarahan pervagina
- Membrane mungkin rupture, bila masih utuh
- Peningkatan pengeluaran cairan amnion selama kontraksi
b. Diagnosa Keperawatan
1) Nyeri akut b/d tekanan mekanis pada bagian presentasi
2) Perubahan curah jantung b/d fluktasi aliran balik vena
3) Risiko tinggi terhadap kerusakan integritas kulit b/d pada interaksi
hipertonik
c. Intervensi Keperawatan
DIAGNOSA
NO NOC NIC
KEPERAWATAN
1. N Nyeri akut b/d tekanan Se telah dilakukan asuhan 1. Identifikasi derajat
mekanis pada bagian keperawatan ketidaknyamanan
presentasi selama….,diharapkan nyeri 2. Berikan tanda/ tindakan
terkontrol dengan criteria kenyamanan seperti
hasil: perawatan kulit, mulut,
1. TTV perineal dan alat-alat
2. Pasien dapat tahun yang kering
mendemostrasikan nafas 3. Bantu pasien memilih
dalam dan teknik mengejan posisi yang nyaman
untuk mengedan
4. Pantau tanda vital ibu
dan DJJ
5. Kolaborasi pemasangan
kateter dan anastesi
2. P Perubahan curah Se telah dilakukan asuhan 1. Pantau tekanan darah
jantung b/d fluktasi keperawatan dan nadi tiap 5 – 15
aliran balik vena selama…..,diharapkan menit
kondisi cardiovaskuler pasien 2. Anjurkan pasien untuk
membaik dengan criteria inhalasi dan ekhalasi
hasil: selama upaya mengedan
1. TD dan nadi 3. Anjurkan klien /
2. Suplay O2 tersedia pasangan memilih posisi
persalinan yang
mengoptimalkan
sirkulasi
3. Risiko tinggi terhadap Setelah asuhan keperawatan 1. Bantu klien dan
kerusakan integritas selama….,diharapkan pasangan pada posisi
kulit b/d pada interaksi integritas kulit terkontrol tepat
hipertonik dengan criteria hasil: 2. Bantu klien sesuai
1. Luka perineum tertutup kebutuhan
(epiostomi) 3. Kolaborasi epiostomi
garis tengah atau medic
lateral
4. Kolaborasi terhadap
pemantauan kandung
kemih dan kateterisasi
4. KALA III
a. Pengkajian
1) Aktivitas / istirahat
Klien tampak senang dan keletihan
2) Sirkulasi
- Tekanan darah meningkat saat curah jantung meningkat dan
kembali normal dengan cepat
- Hipotensi akibat analgetik dan anastesi
- Nadi melambat
3) Makan dan cairan
Kehilangan darah normal 250 – 300 ml
4) Nyeri / ketidaknyamanan
Dapat mengeluh tremor kaki dan menggigil
5) Seksualitas
- Darah berwarna hitam dari vagina terjadi saat plasenta lepas
- Tali pusat memanjang pada muara vagina
b. Diagnosa Keperawatan
1) Risiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan b/d kurang
masukan oral, muntah.
2) Nyeri akut b/d trauma jaringan setelah melahirkan
3) Risiko tinggi terhadap cedera maternal b/d posisi selama persalinan
c. Intervensi Keperawatan
DIAGNOSA
NO NOC NIC
KEPERAWATAN
1. Risiko tinggi terhadap Se telah dilakukan asuhan 1. Instruksikan klien untuk
kekurangan volume keperawatan mendorong pada kontraksi
cairan b/d kurang selama….,diharapkan cairan 2. Kaji tanda vital setelah
masukan oral, muntah. seimbang denngan criteria pemberian oksitosin
hasil: 3. Palpasi uterus
1. TTV 4. Kaji tanda dan gejala shock
2. Darah yang keluar ± 200 5. Massase uterus dengan
– 300 cc perlahan setelah
pengeluaran plasenta
6. Kolaborasi pemberian
cairan parentral
2. Nyeri akut b/d trauma Se telah dilakukan asuhan 1. Bantu penggunaan teknik
jaringan setelah keperawatan pernapasan
melahirkan selama….,diharapkan nyeri 2. Berikan kompres es pada
terkontrol dengan criteria perineum setelah
hasil: melahirkan
1. Pasien dapat control nyeri 3. Ganti pakaian dan liner
basah
4. Berikan selimut
penghangat
5. Kolaborasi perbaikan
episiotomy
3. Risiko tinggi terhadap Se telah dilakukan asuhan 1. Palpasi fundus uteri dan
cedera maternal b/d keperawatan massase dengan perlahan
posisi selama persalinan selama….,diharapkan cidera 2. Kaji irama pernafasan
terkontrol dengan criteria 3. Bersihkan vulva dan
hasil: perineum dengan air dan
1. Plasenta keluar utuh larutan antiseptic
2. TTV 4. Kaji perilaku klien dan
perubahan system saraf
pusat
5. Dapatkan sampel darah tali
pusat, kirim ke
laboratorium untuk
menentukan golongan
darah bayi
6. Kolaborasi pemberian
cairan parenteral
5. KALA IV
a. Pengkajian
1) Aktivitas
Dapat tampak berenergi atau kelelahan
2) Sirkulasi
Nadi biasanya lambat sampai (50-70x/menit) TD bervariasi,
mungkin lebih rendah pada respon terhadap analgesia/anastesia,
atau meningkat pada respon pemberian oksitisin atau HKK,edema,
kehilangan darah selama persalinan 400-500 ml untuk kelahiran
pervagina 600-800 ml untuk kelahiran saesaria
3) Integritas Ego
Kecewa, rasa takut mengenai kondisi bayi, bahagia
4) Eliminasi
Haemoroid, kandung kemih teraba di atas simfisis pubis
5) Makanan/cairan
Mengeluh haus, lapar atau mual
6) Neurosensori
Sensasi dan gerakan ekstremitas bawah menurun pada adanya
anastesi spinal
7) Nyeri/ketidaknyamanan
Melaporkan nyeri, missal oleh karena trauma jaringan atau
perbaikan episiotomy, kandung kemih penuh, perasaan dingin atau
otot tremor
8) Keamanan
Peningkatan suhu tubuh
9) Seksualitas
Fundus keras terkontraksi pada garis tengah terletak setinggi
umbilicus, perineum bebas dan kemerahan, edema, ekimosis, striae
mungkin pada abdomen, paha dan payudara.
b. Diagnosa Keperawatan
1) Nyeri akut b/d efek hormone, trauma,edema jaringan, kelelahan
fisik dan psikologis, ansietas
2) Resiko tinggi kekurangan volume cairan b/d kelelahan/ketegangan
miometri
3) Perubahan ikatan proses keluarga b/d transisi/peningkatan anggota
keluarga
c. Intervensi Keperawatan
DIAGNOSA
NO NOC NIC
KEPERAWATAN
1. Nyeri akut b/d efek Setelah dilakukan asuhan 1. Kaji sifat dan derajat
hormone, trauma,edema keperawatan ketidaknyamanan
jaringan, kelelahan fisik selama….,diharapkan 2. Beri informasi yang tepat
dan psikologis, ansietas nyeri terkontrol dengan tentang perawatan selama
criteria hasil: periode pascapartum
1. Pasien dapat control 3. Lakukan tindakan
nyeri kenyamanan
4. Anjurkan penggunaan teknik
relaksasi
5. Beri analgesic sesuai
kemampuan
2. Resiko tinggi kekurangan Setelah dilakukan asuhan 1. Tempatkan klien pada posisi
volume cairan b/d keperawatan rekumben
kelelahan/ketegangan selama….,diharapkan 2. Kaji hal yang memperberat
miometri cairan simbang dengan kejadian intrapartal
criteria hasil: 3. Kaji masukan dan haluaran
1. TD 4. Perhatikan jenis persalinan
2. Jumlah dan warna dan anastesi, kehilangan
lokhea daripada persalinan
5. Kaji tekanan darah dan nadi
setiap 15 menit
6. Dengan perlahan massase
fundus bila lunak
7. Kaji jumlah, warna dan sifat
aliranlokhea
8. Kolaborasi pemberian cairan
parentral
I. BIODATA
Nama Klien : Ny. A Nama Suami : Tn. M
Umur : 26 tahun Umur : 31th
Suku / Bangsa : Jawa Suku / Bangsa : Jawa
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Pekerjaan : Karyawan
swasta
Agama : Islam Agama : Islam
Penghasilan :- Penghasilan : 4 juta per
bulan
Gol. Darah :- Gol. Darah : -
Alamat : Mastrip Sumbersari Alamat : Mastrip
Sumbersari
5. Riwayat Psikososial
Pasien mengatakan khawatir nanti saat persalinan tidak bisa
mengedan. Hubungan pasien dengan orang disekitarnya sangat baik.
6. Pola-pola Fungsi Kesehatan
a. Pola persepsi & tata laksana hidup sehat
Pasien mengatakan bahwa sebelum sakit ketika mengalami
gangguan pada kesehatannya, ia langsung memeriksakan
kesehatannya ke puskesmas atau tenaga kesehatan terdekat.
b. Pola nutrisi & metabolisme
Selama hamil pasien selalu makan rutin 3x sehari dengan gizi
seimbang. 1 porsi habis dan tidak ada keluhan saat makan.
Pasien juga minum susu. Saat masuk rumah sakit, pasien juga
selalu menghabiskan porsi makannya.
c. Pola aktivitas
Selama hamil, pasien selalu melakukan aktivitas sehari-hari
secara mandiri seperti mengajar di SD, dirumah menyapu,
memasak, menonton TV. Pasien aktif mengikuti senam yoga
seminggu sekali yang diadakan oleh bidan Erna. Saat masuk
rumah sakit, pasien duduk-duduk di kursi, tidur dengan bantal 1,
miring kanan dan kiri.
d. Pola eliminasi
Selama hamil, pasien BAK lebih sering saat kehamilan 8 bulan.
BAK 8-9 x per hari. BAB dengan frekuensi 1x per hari rutin
setiap pagi, konsistensi lunak berbentuk, dan warna kecoklatan.
Saat masuk rumah sakit, pasien masih sering BAK dan belum
BAB.
e. Pola persepsi sensoris
Pasien dapat melihat dengan baik, mendengar dengan baik, dan
membedakan rasa dengan baik.
f. Pola konsep diri
Gambaran diri : pasien ingin segera melahirkan
Ideal diri : pasien mengatakan bahagia akan menjadi seorang ibu
Harga diri : pasien senang bisa memberi suami seorang anak
Peran diri : pasien ingin segera bayinya keluar dan ingin pulang
Identitas diri : pasien khawatir karena tidak mengetahui proses
persalinan
g. Pola hubungan & peran
Pasien mengatakan bahwa ia memiliki hubungan dan peran
sangat baik bersama keluarga dan orang-orang sekitarnya.
h. Pola reproduksi & seksual
Pasien menarche pada usia 12 tahun, nyeri saat menstruasi, dan
tidak pernah mengalami penyakit seksual.
i. Pola penanggulangan stres / Koping – Toleransi stres
Pasien khawatir tidak bisa mengedan saat persalinan. Pasien
sering cerita sama suaminya.
7. Riwayat Pengkajian Obstetri, Prenatal dan Intranatal
a. Riwayat penggunaan kontrasepsi
Pasien mengatakan bahwa tidak pernah menggunakan
kontrasepsi baik pil maupun suntik.
b. Riwayat menstruasi
Menarche : usia 12 tahun
Lamanya : 7 hari
Siklus : 28 hari
Hari pertama haid terakhir : 28-02-2021
Dismenorhoe :-
Fluor albus : -
c. Riwayat kehamilan terdahulu
Hamil ini
d. Riwayat kehamilan sekarang
Pasien mengatakan bahwa pada saat usia kehamilan trimester 1,
pasien melakukan pemeriksaan ke posyandu sebanyak 3x, pasien
diberikan terapi antasida dan Fe. Pasien mengalami gejala,
seperti pusing, mual, muntah dan tidak nafsu makan. Saat usia
kehamilan trimester 2, pasien melakukan pemeriksaan ke
posyandu sebanyak 3x, pasien diberikan terapi kalk, as folat dan
Fe. gejala tersebut sedikit berkurang, dan pada saat usia
kehamilan memasuki trimester 3, pasien melakukan pemeriksaan
ke posyandu sebanyak 4x. Pasien di USG pada trimester 3 ini.
Kemungkinan bayinya laki-laki, Pasien tidak mengalami gejala
apapun yang menyimpang, hanya khawatir dengan kondisinya
karena belum ada tanda-tanda persalinan.
e. Riwayat persalinan lalu
Hamil ini
8. Pemeriksaan fisik ( Inspeksi, Palpasi, Auskultasi, Perkusi )
a. Keadaan Umum
Keadaan umum cukup, Kesadaran pasien compos mentis
b. Tanda-tanda vital
Suhu Tubuh : 36.5 ˚C
Denyut Nadi : 88 x/mnt
Respirasi : 20 x/mnt
Tensi / Nadi : 120/80 mmHg ; 88 x/mnt
BB/TB : 85 kg/ 165 cm
c. Kepala & leher
konjungtiva tidak anemis, bibir merah muda, tidak ada
pembesaran kelenjar tyroid, tidak ada distensi vena jugularis, dan
tidak ada pembesaran kelenjar limfe
d. Thorax / Dada
Pemeriksaan paru, yaitu simetris, tidak ada lesi, suara nafas
vesikuler. Pada pemeriksaan jantung, S1 dan S2 tunggal. Nyeri
dada (-), irama jantung regular
e. Pemeriksaan payudara
Puting menonjol, belum ada pengeluaran colostrum, tidak
terdapat benjolan.
f. Abdomen
Tidak ada bekas sectio caesar atau operasi lainnya. tidak ada
pembesaran abdomen yang abnormal
- Pemeriksaan Leopold
Leopold 1 : TFU 32 cm
Leopold II : Punggung kiri
Leopold III : presentasi terbawah janin kepala, kepala belum
masuk PAP
Lepold IV : 5/5 , seluruh bagian jari masih meraba kepala,
kepala belum masuk PAP
- His : 2x dalam 10 menit lamanya 20 detik
- DJJ : 120 x/mnt
- Kesimpulan : Usia kehamilan 41-42 minggu, Tunggal, Hidup,
Inpartu dengan presentasi kepala
g. Genetalia dan anus
- Keluaran pervaginam : lendir
KALA I
NO DATA ETIOLOGI MASALAH
1. DS : Klien mengatakan kwahatir Kurang terpapar Ansietas
dengan kandugannya informasi
Klien mengatakan hamil pertama
dan sudah lewat dari hari
taksiran lahiran
DO :
- Klien selalu bertanya tentang
kandungannya
-Klien tampak tegang
-Klien tampak bingung
KALA II
NO DATA ETIOLOGI MASALAH
1. DS : pasien mengatakan kenceng- Kontraksi uterus Nyeri persalinan
kenceng
DO :
- his 4-5x 10’45”
- wajah meringis
- pembukaan 10
- gelisah
- ada dorongan untuk meneran
- tekanan pada anus
- perineum menonjol
- vulva membuka
25-8-2021 Nyeri persalinan Tujuan : 1. Siapkan alat partus steril 1. Sebagai persiapan Ela
yang berhubungan Pasien mampu 2. Posisikan ibu dorsal memulai tindakan
Jam 10.00
dengan proses beradaptasi dengan recumbent menolong persalinan
persalinan nyeri setelah 2 jam 3. Jelaskan kepada ibu 2. Mempermudah
post partum bahwa semakin sering kelancaran proses
kontraksi semakin bagus persalinan
Kriteria hasil : untuk kemajuan 3. Membantu
- nyeri yang persalinan mendapatkan
dirasakan ibu 4. Tanyakan kepada ibu gambaran jelas
tidak ada yang bagaimana nyeri yang tentang kemajuan
patologis dirasakan kala II
- bayi lahir lahir 5. Berikan minum saat ibu 4. nyeri persalinan
selamat tanpa tidak ada his merupakan fisiologis
komplikasi 5. Memenuhi kebutuhan
- Kala II tidak cairan dan memberi
ada energi dalam
komplikasi menghadapi
proses persalinan
25-8-2021 Risiko cidera pada Tujuan : 1. Motivasi ibu tidak 1. Mencegah rupture Ela
janin yang Cidera pada janin meneran saat tidak ada 2. Pemenuhan
berhubungan tidak terjadi dalam his kecukupan
dengan induksi periode kala II 2. Bimbing ibu dalam oksigen dalam
persalinan Kriteria hasil : pengambilan nafas tubuh
- AS ≥7 panjang 3. Pencegahan
- bayi lahir lahir 3. Pantau Apgar score terhadap asfiksia
selamat tanpa setelah lahiran
komplikasi
- Kala II tidak
ada
komplikasi
IMPLEMENTASI
E:
- pasien tampak tenang, rileks,
kelelahan
- jumlah perdarahan 200 cc
- pasien IMD
- kontraksi uterus keras
- placenta utuh
25-8- Kala IV S : pasien merasa lega bayinya Ela
sudah lahir,
2021
pasien mengatakan perih daerah
Jam vagina
14.30
O:
- tensi 110/70 mmHg
- nadi 88 x/mnt
- skala nyeri 1-3
- tampak lelah
- tampak tenang
- temperature 36,2 ˚C
- tinggi fundus uteri 2 jari setinggi
pusat
- kontraksi uterus keras
- kandung kemih kosong
- perdarahan 100cc
I:
1. Mengajarkan teknik distraksi
relaksasi
2. Menganjurkan pasien untuk
masase daerah pusat
3. Memberikan lingkungan
yang nyaman
4. Membantu ADL pasien
5. Memantau perdarahan,
kandung kemih, uterus
6. Mengajarkan cara menyusui
dengan benar
7. Memberikan air minum
E:
Jam
- Tekanan darah : 120/80 mmHg
16.15 - Nadi : 80 x/mnt
- Temperature : 36,5 ˚C
WIB
- Tinggi fundus uteri : 2 jari dibawah
pusat
- kontraksi uterus (+)
- Kandung kemih : kosong
- Perdarahan terakhir : 50cc
- ibu masih tampak lelah
LAMPIRAN PARTOGRAF