Anda di halaman 1dari 23

KAJIAN PAPER

Bd.5.004
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Agama
Dosen Pengampu : Dr. Dada Suhaida, M.Pd

DISUSUN OLEH :
Nyemas Putri Widya Nengsi
(201091033)

POLTEKKES KEMENKES PONTIANAK


JURUSAN KEBIDANAN
PRODI SARJANA TERAPAN
2020
Kata Pengantar
Puji syukur kita panjatkan kehadirat ALLAH SWT, karena hanya dengan izin,
rahmat dan kuasa-Nyalah saya masih diberikan kesehatan sehingga dapat menyelesaikan
kajian paper ini.
Pada kesempatan ini tak lupa penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-
besarnya kepada semua pihak terutama kepada Dosen pengajar Mata Kuliah Agama yang
telah memberikan tugas ini.
Saya sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan kita. Saya juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini terdapat
kekurangan-kekurangan dan masih jauh dari apa yang diharapkan.
Untuk itu, saya berharap dan kritik, saran dan usulan demi perbaikan kajian paper ini
di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa sarana yang
membangun. Semoga kajian paper sederhana ini dapat bermanfaat bagi siapa pun yang
membacanya.

Pontianak, Desember 2020


Penulis

Nyemas Putri Widya Nengsi

i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar........................................................................................................................i
Daftar Isi.................................................................................................................................ii
BAB I Tuhan Yang Maha Esa dan Ketuhanan
A. Teori Tentang ALLAH...............................................................................................1
B. Pembuktian Wujud Adanya ALLAH.........................................................................1
C. Pembuktian Adanya ALLAH dalam Kehidupan Sehari hari.....................................3
BAB II Manusia
A. Konsep Manusia.........................................................................................................5
B. Pandangan Islam Tentang Manusia............................................................................5
C. Tujuan Penciptaan Manusia.......................................................................................6
D. Hubungan Manusia Dengan Tuhan............................................................................6
E. Hubungan Manusia Dengan Manusia........................................................................7
F. Hubungan Manusia Dengan Dosa..............................................................................7
BAB III Moral
A. Pengertian Moral........................................................................................................8
B. Manusia dan Moral.....................................................................................................8
C. Faktor yang Menyebabkan Penurunan Moral............................................................9
D. Dampak Pelanggaran Moral.....................................................................................10
E. Solusi dari Pelanggaran Moral.................................................................................10
BAB IV Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
A. Ilmu Pengetahuan dan Tekhnologi dalam Islam......................................................12
B. Hubungan Ilmu Pengetahuan dan Tekhnologi dengan Agama................................12
C. Hubungan Iman dan Penerapan IPTEK...................................................................13
D. Hasil Hasil IPTEK yang Diciptakan Manusia dalam Dunia Kesehatan..................13
BAB V Kerukunan Antar Umat Beragama
A. Konsep Sikap Manusia dalam Kerukunan Antar Beragama....................................15
B. Upaya Menciptakan Kerukunan Antar Beragama....................................................15
C. Sikap Toleransi dan Intoleransi Antar Beragama.....................................................16
BAB VI Masyarakat
A. Konsep Masyarakat..................................................................................................18
B. Partisipasi Masyarakat Muslim dan Non Muslim dalam Kegiatan Masyarakat......18
Kesimpulan...........................................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
TUHAN YANG MAHA ESA DAN KETUHANAN

A. Teori Tentang ALLAH


Tuhan adalah zat yang esa, esa disini sudah mencakup hal diatas, bukan hanya
bertumpu kepada zatnya sendiri. Tuhan tidaklah merasakan sakit seperti apa yang
dirasakan makhluknya, dan tidak lapar serta tidak mengantuk dan lelah. Karna hal itu
semua ada karena diciptakan tuhan sebagai qadrat makhluk.
Tuhan dalam Islam tidak hanya Maha Agung dan Maha Kuasa, namun juga
Tuhan yang personal: Menurut Al-Quran, Dia lebih dekat pada manusia daripada urat nadi
manusia. Dia menjawab bagi yang membutuhkan dan memohon pertolongan jika mereka
berdoa pada-Nya. Di atas itu semua, Dia memandu manusia pada jalan yang lurus, “jalan
yang diridhai-Nya”.
Istilah Tuhan dalam sebutan Al-Quran digunakan kata ilaahun, yaitu setiap yang
menjadi penggerak atau motivator, sehingga dikagumi dan dipatuhi oleh manusia. Orang
yang mematuhinya di sebut abdun (hamba). Kata ilaah (tuhan) di dalam Al-Quran
konotasinya ada dua kemungkinan, yaitu  Allah, dan selain Allah. Subjektif (hawa nafsu)
dapat menjadi ilah (tuhan). Benda-benda seperti : patung, pohon, binatang, dan lain-lain
dapat pula berperan sebagai ilah. Demikianlah seperti dikemukakan pada surat Al-Baqarah
(2) : 165.
Tuhan (ilah) ialah sesuatu yang dipentingkan (dianggap penting) oleh manusia
sedemikian rupa, sehingga manusia merelakan dirinya dikuasai olehnya.
Perkataan tersebut hendaklah diartikan secara luas oleh kita. Tercakup di dalamnya yang
dipuja, dicintai, diagungkan, diharap-harapkan dapat memberikan kemaslahatan atau
kegembiraan, dan termasuk pula sesuatu yang ditakuti akan mendatangkan bahaya atau
kerugian
B. Pembuktian Wujud Adanya ALLAH
Para salafush sholeh atau tiga generasi Muslim awal dan terbaik, meyakini bahwa
Allah memiliki wajah, tangan dan kaki, hanya saja hal-hal tersebut sangatlah berbeda
dengan makhluk ciptaan-Nya. Kemudian mereka meyakini pula Allah berada di
atas 'Arsy dan tidak ada satu pun dari makhluk yang serupa dengan-Nya.
Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin menjelaskan: “Wajah (Allah)
merupakan sifat yang terbukti keberadaannya berdasarkan dalil al-kitab, as-sunnah dan
kesepakatan ulama salaf.” Ia menyebutkan ayat ke-27 dalam surah Ar-Rahman. Ia

1
menjelaskan di dalam kitabnya yang lain: “Nash-nash yang menetapkan wajah dari al-
kitab dan as-sunnah tidak terhitung banyaknya, semuanya menolak ta’wil
kaum Mu'tazilah yang menafsirkan wajah dengan arah, pahala atau dzat.
Banyak sekali ayat yang terkandung dalam Al-Quran yang menjelaskan tentang
keberadaan Allah sebagai tuhan semesta alam seperti yang terkandung dalam surah Ali-
Imran ayat 62 yang artinya “sesungguhnya ini adalah kisah yang benar. Tidak ada Tuhan
selain Allah, dan sungguh Allah Maha Perkasa , Maha Bijaksana.
Keesaan Allah SWT adalah mutlak. Ia tidak dapat didampingi atau disejajarkan
dengan yang lain. Sebagai umat Islam, yang mengikrarkan kalimat syahadat Laa ilaaha illa
Allah harus menempatkan Allah SWT sebagai prioritas utama dalam setiap tindakan dan
ucapannya.
a. Dalil Fitrah
Yaitu perasaan alami yang tajam pada manusia bahwa ada dzat yang maujud,
yang tidak terbatas dan tidak berkesudahan, yang mengawasi segala sesuatu, mengurus
dan mengatur segala yang ada di alam semesta, yang diharapkan kasih sayang-Nya dan
ditakuti kemurkaan-Nya. Hal ini digambarkan oleh Allah SWT dalam QS. 10:22.
b. Dalil Akal
Yaitu dengan tafakkur dan perenungan terhadap alam semesta yang
merupakan manifestasi dari eksistensi Allah SWT. Orang yang memikirkan dan
merenungkan alam semesta akan menemukan empat unsur alam semesta :
1. Ciptaan-Nya
Bila kita perhatikan makhluk yang hidup di muka bumi, kita akan
menemukan berbagai jenis dan bentuk, berbagai macam cara hidup dan cara
berkembang biak (QS. 35:28). Semua itu menunjukkan adanya zat yang
menciptakan, membentuk, menentukan rizki dan meniupkan ruh kehidupan (QS.
29:19,20). Bagaimanapun pintarnya manusia, tentu ia tidak akan dapat membuat
makhluk yang hidup dari sesuatu yang belum ada. Allah SWT menantang manusia
untuk membuat seekor lalat jika mereka mampu (QS. 22:73). Nyatalah bahwa tiada
yang dapat menciptakan alam semesta ini kecuali Allah Yang Maha Tinggi dan
Maha Hidup.
2. Kesempurnaan
Kalau kita perhatikan, akan terlihat bahwa alam ini sangat tersusun rapi,
diciptakan dalam kondisi yang sangat sempurna tanpa cacat.Hal ini menunjukkan
adanya kehendak agung yang bersumber dari Sang Pencipta. Sebagai contoh,
2
seandainya matahari memberikan panasnya pada bumi hanya setengah dari panasnya
sekarang, pastilah manusia akan membeku kedinginan. Dan seandainya malam lebih
panjang sepuluh kali lipat dari malam yang normal tentulah matahari pada musim
panas akan membakar seluruh tanaman di siang hari dan di malam hari seluruh
tumbuhan membeku. Firman Allah:
“Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Kamu sekali-kali
melihat pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang.
Maka lihatlah berulang-ulang, adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang?
Kemudian pandanglah sekali lagi, niscaya penglihatanmu akan kembali kepadamu
dengan tidak menemukan sesuatu cacat dan penglihatanmu itu pun dalam keadaan
payah.” (QS. 67:3,4)
3. Perbandingan Ukuran Yang Tepat Dan Akurat (QS. 25:2)
Alam ini diciptakan dalam perbandingan ukuran, susunan, timbangan dan
perhitungan yang tepat dan sangat akurat. Bila tidak, maka tidak akan mungkin para
ilmuwan berhasil menyusun rumus-rumus matematika, fisika, kimia bahkan biologi.
4. Hidayah (Tuntunan dan Bimbingan) (QS. 20:50)
Allah memberikan hidayah (tuntunan dan petunjuk) kepada makhluk-Nya
untuk dapat menjalankan hidupnya dengan mudah, sesuai dengan karakteristiknya
masing-masing. Pada manusia sering disebut sebagai ilham dan pada hewan disebut
insting/naluri.
Eksistensi Allah terlihat dalam banyak sekali fenomena-fenomena
kehidupan. Barangsiapa yang membaca alam yang maha luas ini dan memperhatikan
penciptaan langit dan bumi serta dirinya sendiri, pasti ia akan menemukan bukti-
bukti yang jelas tentang adanya Allah SWT. Firman Allah :
“Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan)
Kami di segenap ufuk dan pada diri mereka sendiri, sehingga jelaslah bagi mereka
bahwa al-Quran itu adalah benar.” (QS.41:53)
C. Pembuktian Adanya ALLAH Dalam Kehidupan Sehari Hari
Banyak sekali bukti-bukti yang dapat digunakan untuk menunjukkan bahwa
Tuhan adalah Wujud (ada). Bukti klasik yang sering digunakan adalah tentang adanya
alam semesta. Setiap sesuatu  yang ada tentu diciptakan dan pencipta adalah Allah SWT
Tuhan pencipta alam semesta. Pembuktian dengan pendekatan seperti diatas sebenarnya
bukanlah hal baru lagi. Jauh sebelum umat Islam menggunakan pembuktian semacam itu,

3
Plato telah mengemukakan teori dalam bukunya Timaeus yang mengatakan bahwa tiap-
tiap benda yang terjadi mesti ada yang menjadikan.
Bukti bukti adanya Tuhan diantaranya adalah bahwa umat yang beriman kepada
ALLAH dengan keimanan yang sebenar benarnya, mereka itulah ummat yang tertinggi
dari yang lainnya perihal ilmu pengetahuan dan lebih banyak pula peradaban dan tata
kesopanannya. Selain itu juga pasti lebih suci jiwanya, lebih bersih hatinya, lebih banyak
pengorbanannya dan lebih suka mengalahkan diri sendiri dan paling banyak memberi
kemanfaatan kepada sesame manusia. Pada kondisi ini, kita secara fitriah mengharapkan
adanya sosok lain yang memiliki kemampuan lebih dari kita untuk datang dan
memberikan pertolongan kepada kita.
Allah zat yang menciptakan kita, bagaimana kita bisa cinta kepada Allah kalau
kita tidak mengenal-Nya. Bagaimana kita bisa khusyuk beribadah kalau kita tidak
mengerti tujuan ibadah kita. Maka dari itu, mengenal Allah SWT adalah hal yang sangat
krusial dalam pencapaian nilai kesempurnaan kita. Contoh pembuktian adanya ALLAH
dalam kehidupan sehari hari :
1. Tidak ada ciptaan yang sesempurna ciptaan ALLAH Swt.
2. ALLAH Swt. slalu memberikan rezeki
Allah Swt. akan selalu memberikan rezeki kepada setiap makhluk-Nya, baik yang
meminta maupun yang melupakan-Nya.
3. Diciptakan alam semesta dan seisinya
4. Diturunkannya Kitab Al-Qur'an
Al-Qur'an adalah kitab Allah yang menjelaskan bahwa Allah Swt. benar-benar ada.
Tentang Allah Swt. ditegaskan pada Q.S al-An'am/6 ayat 102, yaitu
"Itulah Allah, Tuhan kamu; tidak ada Tuhan selain DIa; pencipta segala sesuatu, maka
sembahlah Dia; Dialah pemelihara segala sesuatu."
5. Allah Swt. Yang Maha Pengampun
Sebanyak apa pun dosa manusia, Allah Swt akan mengampuninya dan memberi
kesempatan untuk memperbaiki kesalahan-kesalahannya.
6. Allah Swt. mengutus para rasul-Nya
Allah Swt. mengutus para rasul-Nya agar manusia tidak tersesat, memberi kabar
gembira dan juga peringatan bahwa Allah Swt. itu ada.

4
BAB II
MANUSIA
A. Konsep Manusia
Pemahaman manusia yang tidak utuh tentang manusia dapat berakibat fatal bagi
perlakuan seseorang terhadap sesamanya. Maka, agar dapat dipahami tentang hakekat
manusia secara utuh, ada beberapa pendapat atau pandangan tentang manusia ini.
a. Aliran Materialisme
Aliran ini memandang manusia sebagai kumpulan dari organ tubuh, zat
kimia dan unsur biologis yang semuanya itu terdiri dari zat dan materi. Manusia
berasal dari materi, makan,minum, memenuhi kebutuhan fisik-biologis dan seksual
dari materi.
b. Aliran Spiritualisme atau Serba Roh
Aliran ini berpandangan hakekat manusia adalah roh atau jiwa, sedang zat
atau materi adalah manifestasi dari roh atau jiwa. Aliran ini berpandangan bahwa
bahwa ruh lebih berharga lebih tinggi nilainya dari materi.
c. Aliran Dualisme
Aliran ini menganggap bahwa manusia itu pada hakikatnya terdiri dari dua substansi,
yaitu jasmani dan rohani, badan dan roh. Kedua substansi ini masing-masing
merupakan unsur asal yang adanya tidak tergantung satu sama lain.
B. Pandangan Islam Tentang Manusia
Al-Qur'an memperkenalkan tiga istillah kunci (key term) yang digunakan untuk
menunjukkan arti pokok manusia, yaitu al-insan, basyar dan Bani Adam2.
a. Kata al-insan
Pertama, manusia sebagai makhluk berfikir. Kedua, makhluk pembawa
amanat. Ketiga, manusia sebagai makhluk yang bertanggung jawab pada semua yang
diperbuat. Kata insan digunakan al-Qur'an untuk menunjukkan kepada manusia
dengan seluruh totalitasnya, jiwa dan raga.
b. Kata basyar
Kata ini memberikan referensi kepada manusia sebagai makhluk biologis
yang mempunyai bentuk tubuh yang mengalami pertumbuhan dan perekembangan
jasmani. Kata basyar adalah jamak dari kata basyarah yang berarti kulit. "Manusia
dinamai basyar karena kulitnya tampak jelas, dan berbeda dengan kulit binatang yang
lain".
c. Kata al-Nas
5
Kata ini mengacu kepada manusia sebagai makhluk sosial. Penjelasan konsep
ini dapat ditunjukkan dalam dua hal. Pertama, banyak ayat yang menunjukkan
kelompok-kelompok sosial dengan karakteristiknya masing-masing yang satu dengan
yang lain belum tentu sama. Kedua, pengelompokkan manusia berdasarkan mayoritas,
yang umumnya menggunakan ungkapan aktsara n-nas (sebagian besar manusia)
(Hasan, 2004: 131-132).
C. Tujuan Pencpitaan Manusia
1. Bahwa manusia tidak berasal dari jenis hewan sebagaimana dikatakan dalam teori
evolusi, melainkan berasal dari Adam yang diciptakan dari tanah.
2. Dibandingkan dengan makhluk lain, manusia memiliki bentuk fisik yang lebih baik,
sekalipun ini bukan perbedaan yang fundamental (Q.S at-Tin:4).
3. Manusia mempunyai jiwa dan rohani, yang didalamnya terdapat rasio, emosi dan
konasi. Dengan akal, manusia berfikir dan berilmu, dan dengan ilmu manusia menjadi
maju. Bahkan dengan ilmu manusia menjadi lebih mulia daripada jin dan malaikat,
sehingga mereka diminta oleh Allah untuk sujud, menghormati kepada manusia, yakni
Adam a.s (Q.S al-Baqarah: 31-34).
4. Untuk mencapai kemulian martabat manusia tersebut, manusia perlu berusaha
sepanjang hidupnya melawan hawa nafsunya sendiri yang mendorong pada kejahatan.
5. Manusia diangkat oleh Allah sebagai khalifah di muka bumi dengan tugas menjadi
penguasa yang mengelola dan memakmurkan bumi beserta isinya dengan
sebaikbaiknya (Q. S al-Baqarah : 30) Diciptakannya segala sesuatu di muka bumi ini
oleh Allah adalah untuk kepentingan manusia itu sendiri (Q.S al-Baqarah: 29)
6. Manusia diberi beban untuk beragama (Islam) sebagai pedoman dalam melaksanakan
tugas kekhalifaannya. Karenanya, manusia akan diminta pertanggung jawaban atas
pelaksanaan tugasnya tersebut (Q.S al-Qiyamah: 36).
D. Hubungan Manusia Dengan Tuhan
Allah menciptakan manusia hanya untuk menyembah Allah semata yang
memiliki peran yang sangat ideal yaitu memakmurkan bumi dan memelihara serta
mengembangkannya untuk kemaslahatan hidup manusia. Namun Allah akan meminta
pertanggung jawaban sesuai dengan peranan manusia tersebut yang dilakukan selama di
dunia.
Sebagai makhluk Allah, manusia mendapat amanat Allah, yang harus
dipertanggung jawabkan di hadapanNya. Tugas hidup yang dipikul manusia di muka bumi
adalah tugas kekhalifaan, yaitu tugas kepemimpinan; wakil Allah di muka bumi untuk
6
mengelola dan memelihara alam. Hubungan manusia dengan Allah telah diatur dalam Al
Quran dan Al Khadist. Manusia mempunyai kewajiban menyembah kepada Allah dan
tidak boleh menyekutukannya. Seperti yang telah dijelaskan dalam Q.S. Az-Zariyat ayat
56.
E. Hubungan Manusia Dengan Manusia
Antara manusia dan manusia terdapat hubungan yang sangat kompleks, keduanya
saling berinteraksi, saling membutuhkan, saling melengkapi dan saling bergantung satu
sama lain. Contohnya, hubungan manusai dengan manusia dalam kehidupan sehari hari.
Hubungan dari kedua ini dapat juga menghasilkan karya karya besar dari akal dan pikiran
manusia masing masing.
Tanpa bantuan manusia lainnya, manusia tidak mungkin bisa berjalan dengan
tegak. Dengan bantuan orang lain, manusia bisa menggunakan tangan, bisa berkomunikasi
atau bicara, dan bisa mengembangkan seluruh potensi kemanusiaannya. Manusia juga
sangat dianjurkan agar dapat menjalin hubungan yang baik antar sesamanya. Hal ini
dijelaskan dalam Al-Quran, surah Al-Hujurat ayat 10-12
F. Hubungan Manusia Dengan Dosa
Terkadang kita tidak pernah sadar atau menyadari betapa Allah sangat
menyayangi kita. Kita tidak pernah bersyukur bahwa Tuhan tidak mau kita jau dari
hadapan-Nya, ini sangat jelas betapa basarnya dosa kita dihadapan Tuhan,dan kalau kita
melihat kita benar-benar tidak layak dihadapan-Nya. Dan bagaimana kita lihat betapa
besarnya pengorbanan Allah untuk menyelamatkan kita dari setiap dosa-dasa kita.
Manusia tidak pernah luput dari namanya dosa. Akan tetapi kerena oleh kasih
Tuhan kita kembali diperdamaikan dengan Allah. Kita kembali diingatkan bahwa jika
kehidupan kita masih dikuasai dengan dosa, maka kitapun akan terus jauh dari hadapan
Allah. Allah kembali menyelamatkan kita dari setiap kehidupan kita yang telah tidak
berkenan dihadapan –Nya. Kita bersyukur Allah tidak pernah melihat betapa besar
kesalahan dan dosa kita terhadap Allah,Ia tidak pernah membuat hidup kita untuk terus
dikuasai oleh dosa.

7
BAB III
MORAL
A. Pengertian Moral
Moral ialah suatu kondisi atau sifat yang telah meresap dalam jiwa dan telah
menjadi kepribadian, hingga dari situ timbul berbagai macam perbuatan dengan cara
mudah dan spontan tanpa dibuat dan tanpa memerlukan pemikiran. Apabila dari kondisi
tadi timbul kelakuan yang baik dan terpuji menurut pandangan syari’at dan akal pikiran,
maka ia dinamakan budi pekerti yang mulia dan sebaliknya apabila yang lahir kelakuan
yang buruk, maka disebutlah budi pekerti yang tercela.
Selain itu juga disyari’atkan, bahwa suatu perbuatan dapat dinilai baik jika
timbulnya perbuatan itu dengan mudah sebagai suatu kebiasaan tanpa memerlukan
pemikiran. Mengenai syari’at tersebut, Asmara AS menegaskan bahwa dalam menetapkan
suatu perbuatan, itu lahir dalam kehendak dan disengaja sehingga dapat nilai baik atau
buruk ada dua syarat yang perlu diperhatikan (Asmara,1994:11).
1. Situasi memungkinkan adanya pilihan (bukan karena paksaan) adanya kemauan bebas,
sehingga tidak dilakukan dengan sengaja.
2. Tahu apa yang dilakukan yakni mengenai nilai baik buruknya.
Suatu perbuatan dapat dikatakan baik atau buruk manakala memenuhi syarat-
syarat di atas. Dalam Islam, faktor kesengajaan merupakan penentu tingkah laku dalam
penetapan nilai tingkah laku/tindakan seseorang. Seorang muslim tidak berdosa karena
melanggar syari’at, jika ia tidak tahu bahwa ia berbuat salah menurut hukum Islam.
B. Manusia dan Moral
Moral juga diartikan sebagai sikap, perilaku, tindakan, perbuatan yang dilakukan
seseorang pada saat mencoba melakukan sesuatu berdasarkan pengalaman, tafsiran, suara
hati, serta nasihat. Didalam moral terdapat perbuatan/tingkah laku/ucapan seseorang dalam
menjalankan interaksi dengan manusia. Jika yang dilakukan seseorang itu sesuai dengan
nilai rasa yang berlaku di masyarakat tersebut dan dapat diterima serta mampu
menyenangkan lingkungan masyarakatnya, maka orang itu dapat dikatakan memiliki nilai
mempunyai moral yang baik, begitu juga sebaliknya. Ada beberapa unsur dari kaidah
moral yaitu :
a. Hati Nurani
Hati nurani merupakan penghayatan tentang baik atau buruk mengenai
perilaku manusia dan hati nurani ini selalu dihubunngkan dengan kesadaran manusia
dan selalu terkait dalam dengan situasi kongkret.
8
b. Kebebasan dan tanggung jawab
Kebebasan adalah milik individu yang sangat hakiki dan manusiawi dan
karena manusia pada dasar nya adal;ah makhluk bebas. Tetapi didalam kebebasan itu
juga terbatas karena tidak boleh bersinggungan dengan kebebasan orang lain ketika
mereka melakukan interaksi
c. Nilai dan Norma Moral
Nilai dan moral akan muncul ketika berada pada orang lain dan ia akan
bergabung dengan nilai lain seperti agama, hukum, dan budaya. Nilai moral terkait
dalam tanggung jawab seseorang. Nilai moral dapat menentukan apakah seseorang
bererilaku baik atau buruk dari sudut etis.
C. Faktor yang Menyebabkan Turunnya Moral
1. Penyalalah gunaan sebagian ajaran moral
Mereka yang telah dirasuki ketamakan, terutama apabila mempunyai kekuatan
dan pengaruh, tidak akan ragu-ragu dalam memakai segala cara untuk mencapai
tujuannya. Penelitian ilmiah, terlepas dari kebenaran landasannya, terkadang
di[ergunakan untuk melakukan penindasan, tirani, menyiksa kelas buruh.
2. Penyalahgunaan Konsep-Konsep Moral
Seringkali ditemui, kemerdekaan ditindas atas nama kemerdekaan, dan
ketidakadilan diterapkan atas nama keadilan dan persamaan. Setiap hal yang baik dan
bermamfaat bisa disalahgunakan. Meskipun demikian, bagaimanapun nama keadilan
itu disalahgunakan tidak akan sama halnya dengan ketidakadila itu sendiri. Keduanya
tetap berbeda. Demikian juga, bagaimanapun nama kemerdekaan disalahterapkan,
tetapi kemerdekaan sejati tidak akan sama dengan perbudakan.
3. Masuknya Budaya Westernisasi (budaya kebarat-baratan)
Masuknya budaya barat bisa dikatakan sebagai penyebab turunnnya moral
bangsa Indonesia saat ini. Sebenarnya budaya tersebut tidaklah salah, yang salah adalah
individu yang tidak mampu menyaring hal-hal yang baik untuk dirinya.
4. Perkembangan Teknologi
Turunnya moral bangsa Indonesia juga diakibatkan oleh perkembangan
teknologi saat ini. Dengan kemudahan akses internet, banyak orang memanfaatkan
fasilitas tersebut untuk mencari gambar atau video porno.

9
5. Lemahnya Mental Generasi Bangsa
Penurunan kualitas moral dari generasi bangsa juga dapat  disebabkan karena
lemahnya mental dari generasi bangsa yang terbentuk sejak dini, sehingga membentuk
karakter yang kurang baik.
6. Kurangnya Materi Aplikasi tentang Budi Pekerti
Kurangnya materi pengapliasian dari budi pekerti adalah salah satu penyebab
turunnya moral bangsa kita baik itu dalam bangku sekolah, dan kurangnya perhatian
dari guru sebagai pendidik dalam hal pembentukan karakter peserta didik, sehingga
peserta didik lebih banyak terfokus pada aspek kognitif dan kurang memperhatikan
aspek afektif dalam pembelajaran
D. Dampak Pelanggaran Moral
Bangsa dan Negara adalah sumber potensial dari suatu Negara, mereka turut
bertanggung jawab atas berhasil tidaknya pembangunan yang sedang berlangsung.
Dampak Negatif dari krisis moral terhadap kehidupan remaja antara lain :

1. Melakukan hubungan seks bebas dan penyalahgunaan narkoba, merokok serta


meminum-minuman keras.

2. Tingat kesopanan  mereka terhadap orang yang lebih tua dari mereka semakin
menurun bahkan mereka berani melawan orang tuanya sendiri.

3. Suka berkelahi atau sering melakukan perbuatan anarkis (tawuran antar


pelajar/mahasiswa).

4. cara berpakain tidak benar.

5. Sering membohongi orang tua.

6. Perkembangan ilmu pengetahuan teknologi dengan membuka situs porno dan lain-lain.
E. Solusi Dari Pelanggaran Moral
Ada beberapa solusi yang dapat dilakukan untuk mengatasi permasalahan yang
ada pada generasi penerus pada saat ini, diantaranya adalah :
1. Untuk meghindari salah pergaulan, kita harus pandai memilah dan memilih teman
dekat.
2. Peran orang tua sangat penting dalam pembentukan karakter seseorang, terutama dalam
mengenalkan pendidikan agama sejak dini.
3. Memperluas wawasan dan pengetahuan akan sangat berguna untuk menyaring
pengaruh buruk dari lingkungan, misalnya kebiasaan merokok.

10
4. Diadakannya pembinaan moral dan akhlak, diharapkan, dengan bekal pembinaan moral
dan akhlak yang baik dan kuat, mereka nantinya tidak mudah terjerumus dipengaruhi
hal yang negatif lagi.
5. Meningkatkan iman dan takwa dengan cara bersyukur, bersabar, dan beramal sholeh.
6. Melakukan kegiatan-kegiatan yang sifatnya positif, seperti ikut dalam suatu
perkumpulan remaja masjid, ikut pengajian-pengajian rutin, pagelaran seni, serta
olahraga, karena hal tersebut juga dapat meminimalkan untuk seorang anak terjun
kedalam kegiatan0kegiatan yang sifatnya mubadir (sia-sia), semua jenis kegiatan
rutin,selama kegiatan tersebut bersifat positif serta dapat juga untuk mengukir prestasi.

11
BAB IV
ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI
A. Ilmu Pengetahuan dan Tekhnologi dalam Islam
Ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan dua sosok yg tidak dapat dipisahkan
satu sama lain. Ilmu adl sumber teknologi yg mampu memberikan kemungkinan
munculnya berbagai penemuan rekayasa dan ide-ide. Adapun teknoogi adl terapan atau
aplikasi dari ilmu yg dapat ditunjukkan dalam hasil nyata yg lbh canggih dan dapat
mendorong manusia utk berkembang lbh maju lagi. Sebagai umat Islam kita harus
menyadari bahwa dasar-dasar filosofis utk mengembangkan ilmu dan teknologi itu bisa
dikaji dan digali dalam Alquran sebab kitab suci ini banyak mengupas keterangan-
keterangan mengenai ilmu pengetahuan dan teknologi.
Seperi kita ketahui, teknologi kini telah merembet dalam kehidupan kebanyakan
manusia bahkan dari kalangan atas hingga menengah kebawah sekalipun. Dimana upaya
tersebut merupakan cara atau jalan di dalam mewudkan kesejahteraan dan meningkatkan
harkat dan martabat manusia. Atas dasar kreatifitas, akalnya, manusia mengembangkan
iptek dalam rangka untuk mengolah SDA yang di berikan oleh Tuhan Yang Maha Esa.
Dimana dalam pengembangan iptek harus didasari terhadap moral dan kemanusiaan yang
adil dan beradab, agar semua masyarakat mengecam IPTEK  secara merata. Disatu sisi
telah terjadi perkembangan yang sangat baik sekali di aspek telekomunikasi, namun
oelaksanaan pembangunan IPTEK masih belum merata.
Masih banyak masyarakat kurang mampuyang putus harapannya untuk
mendapatkan pengetahuan dan teknologi. Hal itu dikarenakan tingginy biaya pendidikan
yang harus mereka tanggung. Makadari itu pemerintah perlu menyikapi dan menanggapi
masalah-masalah tersebut, agar peranan IPTEK dapat bertujuan untuk meningkatkan SDM
yang ada. Perkrmbangan IPTEK disamping bermanfaat untukkemajuan hidup Indonesia
juga memberikan dampak negatif. Hal yang perlu diperhatikan dalam penerapan IPTEK
untuk menekan dampaknya seminimal mungkin antara lain:

1. Menjaga keserasian dan keseimbangan dengan lingkungan setempat.

2. Teknologi yang akan diterapkan hendaknya betul-betul dapat mencegah timbulnya


permasalahan di tempat itu.

3. Memanfaatkan seoptimal mungkin segala sumber daya alam dan sumber daya
manusia yang ada.
B. Hubungan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dengan Agama

12
Peran Islam dalam perkembangan iptek adalah bahwa Syariah Islam harus
dijadikan standar pemanfaatan iptek. Ketentuan halal-haram (hukum-hukum syariah
islam) wajib dijadikan tolak ukur dan pemanfaatan iptek, bagaimana pun juga bentuknya.
Iptek yang boleh dimanfaatkan adalah yang telah dihalalkan oleh syariah islam.
Sedangkan Iptek yang tidak boleh dimanfaatkan adalah yang telah diharamkan. Keimanan
dan ketaqwaan kepada Allah SWT hanya akan muncul bila diawali dengan pemahaman
ilmu pengetahuan dan pengenalan terhadap Tuhan Allah SWT dan terhadap alam semesta
sebagai tajaliyat (manifestasi) sifat-sifat KeMahaMuliaan, Kekuasaan dan KeagunganNya.
Kebenaran IPTEK menurut Islam adalah sebanding dengan kemanfaatannya
IPTEK itu sendiri. IPTEK akan bermanfaat apabila
1) Mendekatkan pada kebenaran Allah dan bukan menjauhkannya
2) Dapat membantu umat merealisasikan tujuan-tujuannya (yang baik)
3) Dapat memberikan pedoman bagi sesame
4) Dapat menyelesaikan persoalan umat.
Dalam konsep Islam sesuatu hal dapat dikatakan mengandung kebenaran apabila
ia mengandung manfaat dalam arti luas. Ada beberapa kemungkinan hubungan antara
agama dan iptek:

1. Berseberangan atau bertentangan.


2. Bertentangan tapi dapat hidup berdampingan secara damai
3. Tidak bertentangan satu sama lain
4. Saling mendukung satu sama lain, agama mendasari pengembangan iptek atau iptek
mendasari penghayatan agama.
C. Hubungan Iman dan Penerapan IPTEK
Keutuhan antara iman, ilmu dan amal atau syariah dan akhlak dengan
menganalogikan dinul Islam bagaikan sebatang pohon yang baik. Ini merupakan gambaran
bahwa antara iman, ilmu dan amal merupakan suatu kesatuan yang utuh tidak dapat
dipisahkan antara satu sama lain. Iman diidentikkan dengan akar dari sebuah phon yang
menupang tegaknya ajaran Islam, ilmu bagaikan batang pohon yang mengeluarkan dahan.
Dahan dan cabang-cabang ilmu pengetahuan. Sedangkan amal ibarat buah dari pohon itu
ibarat dengan teknologi dan seni. IPTEK yang dikembangkan di atas nilai-nilai iman dan
ilmu akan menghasilkan amal shaleh bukan kerusakan alam.
D. Hasil Hasil IPTEK yang Diciptakan Manusia dalam Dunia Kedokteran/Kesehatan

13
1. Tahun 2001 (iPod, Hati Buatan)
Dr Kenneth Matsumura dan Alin Foundation menemukan hati buatan dengan
merancang sebuah perangkat yang menggunakan sel-sel dari hati hewan.
2. Tahun 2002 (Perangkat Kontrol Kelahiran)
Menggunakan sarung tangan kulit, Ryan Patterson, menciptakan sebuah
perangkat yang dapat mengidentifikasi gerakan tangan pemakainya dan mengirimkan
mereka secara nirkabel ke sebuah monitor genggam sebagai kata-kata.
3. Tahun 2008 (Alat Pengujian DNA Pribadi, Lensa Bionic)
Melalui kotak tes air liur DNA dapat memperkirakan link genetik Anda ke
lebih dari 90 sifat-sifat turun temurun mulai dari kebotakan smpai penyakit kronis.
4. Artificial Intelligence (AI)
Artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan memungkinkan mesin untuk
melaksanakan berbagai fungsi seperti manusia. Dalam bidang kesehatan, AI dapat
berupa chatbot  atau asisten virtual yang bisa berfungsi sebagai administrator
atau customer service. AI juga bisa berupa mesin untuk melakukan diagnosis penyakit
atau pemeriksaan tertentu. Bahkan, kini tengah dikembangkan robot untuk membantu
dokter dalam melakukan operasi-operasi dengan tingkat ketelitian yang tinggi.
5. Perangkat Medis Berbasis Augmented Reality (AR) dan Virtual Reality (VR)
Pada 2018, kemunculan teknologi kesehatan berbasis AR dan VR mengubah
cara pasien dirawat dan diobati. Bagi anak-anak dengan autisme, misalnya, teknologi
ini membantu mereka belajar bagaimana menjelajahi dunia. Bagi
pasien Alzheimer dan demensia, teknologi AR dan VR bisa membantu memunculkan
kembali ingatan dan kesenangan dengan mengembalikannya ke waktu, suara,
pengalaman dan peristiwa penting di masa lalu.

14
BAB V
KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA
A. Konsep Sikap Manusia Dalam Kerukunan Antar Beragama
Kerukunan antar umat beragama tidak mungkin akan lahir dari sikap fanatisme
buta dan sikap tidak peduli atas hak keberagaman dan perasaan orang lain. Tetapi dalam
hal ini tidak diartikan bahwa kerukunan hidup antar umat beragama member ruang untuk
mencampurkan unsur-unsur tertentu dari agama yang berbeda , sebab hal tersebut akan
merusak nilai agama itu sendiri. Kerukunan antar umat beragama itu sendiri juga bias
diartikan dengan toleransi antar umat beragama.
Dalam toleransi itu sendiri pada dasarnya masyarakat harus bersikap lapang dada
dan menerima perbedaan antar umat beragama. Selain itu masyarakat juga harus saling
menghormati satu sama lainnya misalnya dalam hal beribadah, antar pemeluk agama yang
satu dengan lainnya tidak saling mengganggu. Departemen agama juga menjadikan
kerukunan antar umat beragama sebagai tujuan pembangunan nasional bangsa Indonesia.
Untuk itulah kerukunan hidup antar umat beragama harus kita jaga agar tidak
terjadi konflik-konflik antar umat beragama. Ajaran Islam yang mengungkapkan hidup
damai, rukun dan toleran, diantaranya beberapa poin di bawah ini :
1. Manusia adalah mahluk sosial yang diciptakan berbeda-beda
2. Perbedaan keyakinan tidak bisa dipungkiri.
3. Tidak ada paksaan dalam beragama.
4. Mengikuti Keteladanan Rasulullah
B. Upaya Menciptakan Kerukunan Antar Beragama
Dalam terminologi yang digunakan oleh Pemerintah secara resmi, konsep
kerukunan hidup beragama mencakup 3 kerukunan. yaitu : kerukunan intern umat
beragama, kerukunan antar umat yang berbeda-beda agama, dan kerukunan antara
(pemuka) umat beragama dengan Pemerintah. Tiga kerukunan tersebut biasa disebut
dengan istilah "Tri Kerukunan”. Dalam memantapkan kerukunan hidup umat beragama
perlu dilakukan suatu upaya-upaya yang mendorong terjadinya kerukunan hidup umat
beragama secara mantap dalam bentuk :
1. Memperkuat dasar-dasar kerukunan internal dan antar umat beragama, serta antar umat
beragama dengan pemerintah.

15
2. Membangun harmoni sosial dan persatuan nasional dalam bentuk upaya mendorong
dan mengarahkan seluruh umat beragama untuk hidup rukun dalam bingkai teologi
dan implementasi dalam menciptakan kebersamaan dan sikap toleransi.
3. Menciptakan suasana kehidupan beragama yang kondusif dalam rangka memantapkan
pendalaman dan penghayatan agama serta pengamalan agama yang mendukung bagi
pembinaan kerukunan hidup intern dan antar umat beragama.
4. Melakukan eksplorasi secara luas tentang pentingnya nilai-nilai kemanusiaan dari
seluruh keyakinan plural umat manusia yang fungsinya dijadikan sebagai pedoman
bersama dalam melaksanakan prinsip-prinsip berpolitik dan berinteraksi sosial satu
sama lainnya dengan memperlihatkan adanya sikap keteladanan.
5. Melakukan pendalaman nilai-nilai spiritual yang implementatif bagi kemanusiaan
yang mengarahkan kepada nilai-nilai Ketuhanan, agar tidak terjadi penyimpangan-
penyimpangan nilai-nilai sosial kemasyarakatan maupun sosial keagamaan.
6. Menempatkan cinta dan kasih dalam kehidupan umat beragama dengan cara
menghilangkan rasa saling curiga terhadap pemeluk agama lain, sehingga akan tercipta
suasana kerukunan yang manusiawi tanpa dipengaruhi oleh faktor-faktor tertentu.
7. Menyadari bahwa perbedaan adalah suatu realita dalam kehidupan bermasyarakat,
oleh sebab itu hendaknya hal ini dijadikan mozaik yang dapat memperindah fenomena
kehidupan beragama.
C. Sikap Sikap Toleransi Agama dan Intoleransi Antar Agama
a. Sikap Toleransi
1. Mengecilkan suara Radio/Tape/HP saat oranglain sedang beribadah
Seperti yang kita ketahui bahwa di Indonesia terdapat beberapa agama, mulai dari
agama islam, kristen, hindu, budha dan lain-lain. Jika pemeluk agama tertentu sedang
beribadah sebaiknya volume radio/tape, hp dikecilkan agar tidak mengganggu orang
tersebut saat beribadah
2. Tidak menghina dan mengejek ajaran agama orang lain
Salah satu sikap toleransi dalam kehidupan sehari hari dilingkungan yang memiliki
penganut agama yang berbeda adalah dengan tidak menghina dan mengejek.
3. Berteman dengan siapa saja meskipun berbeda agama
Dalam lingkungan sekolah dan masyarakat seringkali kita menjumpai seseorang yang
berbeda agama dengan kita, dalam kondisi tersebut sebaiknya anda tetap berteman
dengan orang tersebut meskipun anda berbeda agama
4. Menghormati perayaan keagamaan yang berbeda agama dengan kita
16
Setiap agama memiliki hari perayaanm saat hari perayaan agama tertentu yang berbeda
dengan agama anda maka sebaiknya anda tetap menghormati dan menghargai
perayaan agama lain tersebut.
5. Menolong orang lain meskipun berbeda agama
Sikap saling tolong menolong adalah perilaku terpuji, jangan memandang siapa yang
akan anda tolong namun sebaiknya anda selalu berusaha menolong setiap orang
meskipun berbeda agama dengan anda.
6. Menjaga keamanan penganut agama lain meskipun mereka minoritas
Di Indonesia agama islam merupakan agama yang memiliki penganut terbanyak atau
mayoritas, namun meskipun mayoritas kita harus tetap menjaga keamanan penganut
agama lain.
7. Silahturahmi dengan tetangga meskipun berbeda agama
Sebagai seorang tetangga yang baik maka sangatlah penting untuk senantiasa menjaga
silahturahmi, silahturahmi harus tetap dijaga meskipun kita berbeda agama
8. Tidak menghina rasa atau suku tertentu
Toleransi adalah saling menghargai, salah satu caranya adalah dengan tidak menghina
ras atau suku tertentu, karena seperti yang kita ketahui di Indonesia ada banyak rasa
tau suku, jadi sebaiknya memunculkan sikap saling menghormati terhadap sesama
meskipun berbeda suku.
9. Tidak memaksa orang lain memeluk agama yang kita yakini
Agama adalah masalah keyakinan, jadi setiap orang memiliki keyakinan berbeda
berdasarkan agama yang dipeluknya, jangan pernah memaksa orang lain memeluk
agama yang kita yakini karena itu merupakan sikap tidak baik, namun jika anda ingin
orang lain mengerti agama yang anda yakini maka sampaikan dengan baik dan bijak.
10. Tidak menghala halangi penganut agama lain dalam beribadah
Terakhir contoh sikap toleransi adalah dengan tidak menghalangu orang lain dalam
beribadah karena hal tersebut merupakan sikap yang tidak mencerminkan toleransi.
b. Sikap Intoleransi
1. Tidak menghargai dan mengejek antar umat beragama
2. Menghalangi penganut agama lain dalam beribadah
3. Menghina dan bahkan memaksa penganut agama lain untuk memeluk agama
mayoritas
4. Membeda bedakan antar umat beragama

17
BAB VI
MASYARAKAT
A. Konsep Masyarakat
Menurut Ralph Linton masyarakat merupakan setiap kelompok manusia yang
telah hidup dan bekerja bersama cukup lama sehingga mereka dapat mengatur diri mereka
dan menganggap diri mereka sebagai suatu kesatuan sosial dengan batas yang dirumuskan
dengan jelas.
Masyarakat beradab dan sejahtera dapat diartikan sebagai civil society atau
masyarakat madani.  Meskipun memiliki makna dan sejarah sendiri tetapi keduanya
merujuk pada semangat yang sama sebagai masyarakat yang adil, terbuka, demokratis dan
sejahtera dengan kesadaran ketuhanan yang tinggi yang diterapkan  dalam kehidupan
sosial.
B. Partisipasi Masyarakat Muslim dan Non Muslim dalam Kegiatan Masyarakat
1. Saling membantu masyarakat di sekitar tanpa membedakan yang tertimpa musibah
2. Saling berbagi makanan kepada masyarakat sekitar
3. Saling merangkul dan mengajak masyarakat untuk melakukan kebaikan
4. Bergabung dengan organisasi dan politik di masyarakat
5. Berpastisipasi dalam membangun fasilitas yang dibutuhkan oleh masyarakat
6. Ikut melaksanakan dan menegakkan hukum yang berlaku
7. Saling mengingatkan dan mencegah untuk tidak berbuat kejahatan

18
Kesimpulan
Tuhan adalah zat yang esa, esa disini sudah mencakup hal diatas, bukan hanya
bertumpu kepada zatnya sendiri. Tuhan tidaklah merasakan sakit seperti apa yang dirasakan
makhluknya, dan tidak lapar serta tidak mengantuk dan lelah. Dia menjawab bagi yang
membutuhkan dan memohon pertolongan jika mereka berdoa pada-Nya. Di atas itu
semua, Dia memandu manusia pada jalan yang lurus, «jalan yang diridhai-Nya.
Allah menciptakan manusia hanya untuk menyembah Allah semata yang memiliki
peran yang sangat ideal yaitu memakmurkan bumi dan memelihara serta mengembangkannya
untuk kemaslahatan hidup manusia. Namun Allah akan meminta pertanggung jawaban sesuai
dengan peranan manusia tersebut yang dilakukan selama di dunia. Sebagai makhluk
Allah, manusia mendapat amanat Allah, yang harus dipertanggung jawabkan di hadapanNya. 
Moral ialah suatu kondisi atau sifat yang telah meresap dalam jiwa dan telah
menjadi kepribadian, hingga dari situ timbul berbagai macam perbuatan dengan cara mudah
dan spontan tanpa dibuat dan tanpa memerlukan pemikiran. 
Dimana dalam pengembangan iptek harus didasari terhadap moral dan kemanusiaan
yang adil dan beradab, agar semua masyarakat mengecam IPTEK secara merata. Disatu sisi
telah terjadi perkembangan yang sangat baik sekali di aspek telekomunikasi, namun
oelaksanaan pembangunan IPTEK masih belum merata. Hal itu dikarenakan tingginy biaya
pendidikan yang harus mereka tanggung. Makadari itu pemerintah perlu menyikapi dan
menanggapi masalah-masalah tersebut, agar peranan IPTEK dapat bertujuan untuk
meningkatkan SDM yang ada.
Kerukunan antar umat beragama itu sendiri juga bias diartikan dengan toleransi
antar umat beragama. Selain itu masyarakat juga harus saling menghormati satu sama lainnya
misalnya dalam hal beribadah, antar pemeluk agama yang satu dengan lainnya tidak saling
mengganggu.

19
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, Prof. DR. Rosihon, M.Ag, dkk. 2009. Pengantar Studi Islam. Jakarta : Pustaka Setia.
Mujilan, dkk. 2018. Agama Islam (membangun pribadi muslim moderat). UNIVERSITAS
INDONESIA.
Raharja, Palembang
Utang Ranunwijaya, (et al). 2007). Pustaka Pengetahuan Al-Quran, jilid 3. PT Rehal Publika
: Jakarta.
Yulia Djahir,dkk. 2010. Buku Ajar MPK Ilmu Sosial Budaya Dasar. Indralaya:UNSRI

20

Anda mungkin juga menyukai