Anda di halaman 1dari 25

KAJIAN PAPER

Bd.5.004
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Agama
Dosen Pengampu : Dr. Dada Suhaida, M.Pd

DISUSUN OLEH :
Novi Dwi Utami
(201091028)

POLTEKKES KEMENKES PONTIANAK


JURUSAN KEBIDANAN
PRODI SARJANA TERAPAN
2020
Kata Pengantar
Puji syukur kita panjatkan kehadirat ALLAH SWT, karena hanya dengan izin,
rahmat dan kuasa-Nyalah saya masih diberikan kesehatan sehingga dapat menyelesaikan
kajian paper ini.
Pada kesempatan ini tak lupa penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-
besarnya kepada semua pihak terutama kepada Dosen pengajar Mata Kuliah Agama yang
telah memberikan tugas ini.
Saya sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan kita. Saya juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini terdapat
kekurangan-kekurangan dan masih jauh dari apa yang diharapkan.
Untuk itu, saya berharap dan kritik, saran dan usulan demi perbaikan kajian paper ini
di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa sarana yang
membangun. Semoga kajian paper sederhana ini dapat bermanfaat bagi siapa pun yang
membacanya.

Pontianak, Desember 2020


Penulis

Novi Dwi Utami

i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar........................................................................................................................i
Daftar Isi.................................................................................................................................ii
BAB I Tuhan Yang Maha Esa dan Ketuhanan
A. Teori Tentang ALLAH...............................................................................................1
B. Pembuktian Wujud Adanya ALLAH.........................................................................1
C. Pembuktian Adanya ALLAH dalam Kehidupan Sehari hari.....................................2
BAB II Manusia
A. Konsep Manusia.........................................................................................................4
B. Pandangan Islam Tentang Manusia............................................................................4
C. Hakekat Manusia........................................................................................................5
D. Hubungan Manusia Dengan Tuhan............................................................................6
E. Hubungan Manusia Dengan Manusia........................................................................6
F. Hubungan Manusia Dengan Dosa..............................................................................6
BAB III Moral
A. Pengertian Moral........................................................................................................7
B. Manusia dan Moral.....................................................................................................7
C. Faktor yang Menyebabkan Penurunan Moral............................................................8
D. Perwujudan Moral dalam Kehidupan.........................................................................9
E. Dampak Pelanggaran Moral.......................................................................................9
F. Solusi dari Pelanggaran Moral...................................................................................9
BAB IV Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
A. Ilmu Pengetahuan dan Tekhnologi dalam Islam......................................................11
B. Hubungan Ilmu Pengetahuan dan Tekhnologi dengan Agama................................12
C. Hubungan Iman dan Penerapan IPTEK...................................................................12
D. Hasil Hasil IPTEK yang Diciptakan Manusia dalam Dunia Kesehatan..................13
BAB V Kerukunan Antar Umat Beragama
A. Konsep Sikap Manusia dalam Kerukunan Antar Beragama....................................14
B. Upaya Menciptakan Kerukunan Antar Beragama....................................................15
C. Sikap Toleransi dan Intoleransi Antar Beragama.....................................................16
BAB VI Masyarakat
A. Konsep Masyarakat..................................................................................................18
B. Proses dan Asal Usul Masyarakat............................................................................18
C. Partisipasi Masyarakat Muslim dan Non Muslim dalam Kegiatan Masyarakat......19
ii
Kesimpulan...........................................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
TUHAN YANG MAHA ESA DAN KETUHANAN

A. Teori Tentang ALLAH


Tuhan dipahami sebagai zat Maha Kuasa dan asas dari suatu kepercayaan. Tidak
ada kesepakatan bersama mengenai konsep ketuhanan sehingga ada berbagai konsep
ketuhanan meliputi teisme, deisme, panteisme, dan lain lain. Dalam
konsep Islam, Tuhan disebut Allah dan diyakini sebagai Zat Maha Tinggi Yang Nyata dan
Esa, Pencipta Yang Maha Kuat dan Maha Tahu, Yang Abadi, Penentu Takdir, dan Hakim
bagi semesta alam
Tuhan dalam Islam tidak hanya Maha Agung dan Maha Kuasa, namun juga
Tuhan yang personal: Menurut Al-Quran, Dia lebih dekat pada manusia daripada urat
nadi manusia. Dia menjawab bagi yang membutuhkan dan memohon pertolongan jika
mereka berdoa pada-Nya. Di atas itu semua, Dia memandu manusia pada jalan yang lurus,
“jalan yang diridhai-Nya.”Islam mengajarkan bahwa Tuhan dalam konsep Islam
merupakan Tuhan sama yang disembah oleh kelompok agama Abrahamik lainnya
seperti Kristen dan Yahudi. Namun, hal ini tidak diterima secara universal oleh kalangan
kedua agama tersebut.
Tuhan (ilah) ialah sesuatu yang dipentingkan (dianggap penting) oleh manusia
sedemikian rupa, sehingga manusia merelakan dirinya dikuasai olehnya.
Perkataan tersebut hendaklah diartikan secara luas oleh kita. Tercakup di dalamnya yang
dipuja, dicintai, diagungkan, diharap-harapkan dapat memberikan kemaslahatan atau
kegembiraan, dan termasuk pula sesuatu yang ditakuti akan mendatangkan bahaya atau
kerugian.
Berdasarkan definisi di atas dapat dipahami, bahwa Tuhan itu bisa berbentuk apa
saja, yang dipentingkan oleh manusia. Yang pasti ialah manusia tidak mungkin atheis,
tidak mungkin tidak ber-Tuhan. Berdasarkan logika al-Qur’an setiap manusia pasti
mempunyai sesuatu yang dipertuhankannya. Dengan demikian, orang-orang komunis pada
hakikatnya ber-Tuhan juga.
B. Pembuktian Wujud Adanya ALLAH
Banyak sekali ayat yang terkandung dalam Al-Quran yang menjelaskan tentang
keberadaan Allah sebagai tuhan semesta alam seperti yang terkandung dalam surah Ali-
Imran ayat 62 yang artinya “sesungguhnya ini adalah kisah yang benar. Tidak ada Tuhan
selain Allah, dan sungguh Allah Maha Perkasa , Maha Bijaksana.

1
a. Dalil Fitrah
Yaitu perasaan alami yang tajam pada manusia bahwa ada dzat yang maujud,
yang tidak terbatas dan tidak berkesudahan, yang mengawasi segala sesuatu, mengurus
dan mengatur segala yang ada di alam semesta, yang diharapkan kasih sayang-Nya dan
ditakuti kemurkaan-Nya. Hal ini digambarkan oleh Allah SWT dalam QS. 10:22.
b. Dalil Akal
Yaitu dengan tafakkur dan perenungan terhadap alam semesta yang
merupakan manifestasi dari eksistensi Allah SWT. Orang yang memikirkan dan
merenungkan alam semesta akan menemukan empat unsur alam semesta :
1. Ciptaan-Nya
Bila kita perhatikan makhluk yang hidup di muka bumi, kita akan
menemukan berbagai jenis dan bentuk, berbagai macam cara hidup dan cara
berkembang biak (QS. 35:28). Semua itu menunjukkan adanya zat yang
menciptakan, membentuk, menentukan rizki dan meniupkan ruh kehidupan (QS.
29:19,20). Nyatalah bahwa tiada yang dapat menciptakan alam semesta ini kecuali
Allah Yang Maha Tinggi dan Maha Hidup.
2. Kesempurnaan
Kalau kita perhatikan, akan terlihat bahwa alam ini sangat tersusun rapi,
diciptakan dalam kondisi yang sangat sempurna tanpa cacat.Hal ini menunjukkan
adanya kehendak agung yang bersumber dari Sang Pencipta. Sebagai contoh,
seandainya matahari memberikan panasnya pada bumi hanya setengah dari panasnya
sekarang, pastilah manusia akan membeku kedinginan.
3. Perbandingan Ukuran Yang Tepat Dan Akurat (QS. 25:2)
Alam ini diciptakan dalam perbandingan ukuran, susunan, timbangan dan
perhitungan yang tepat dan sangat akurat. Bila tidak, maka tidak akan mungkin para
ilmuwan berhasil menyusun rumus-rumus matematika, fisika, kimia bahkan biologi.
4. Hidayah (Tuntunan dan Bimbingan) (QS. 20:50)
Allah memberikan hidayah (tuntunan dan petunjuk) kepada makhluk-Nya
untuk dapat menjalankan hidupnya dengan mudah, sesuai dengan karakteristiknya
masing-masing. Pada manusia sering disebut sebagai ilham dan pada hewan disebut
insting/naluri.
C. Pembuktian Adanya ALLAH Dalam Kehidupan Sehari Hari
Bukti bukti adanya Tuhan diantaranya adalah bahwa umat yang beriman kepada
ALLAH dengan keimanan yang sebenar benarnya, mereka itulah ummat yang tertinggi
2
dari yang lainnya perihal ilmu pengetahuan dan lebih banyak pula peradaban dan tata
kesopanannya. Selain itu juga pasti lebih suci jiwanya, lebih bersih hatinya, lebih banyak
pengorbanannya dan lebih suka mengalahkan diri sendiri dan paling banyak memberi
kemanfaatan kepada sesame manusia. Pada kondisi ini, kita secara fitriah mengharapkan
adanya sosok lain yang memiliki kemampuan lebih dari kita untuk datang dan
memberikan pertolongan kepada kita. Contoh pembuktian adanya ALLAH dalam
kehidupan sehari hari :
1. Tidak ada ciptaan yang sesempurna ciptaan ALLAH Swt.
2. ALLAH Swt. slalu memberikan rezeki
Allah Swt. akan selalu memberikan rezeki kepada setiap makhluk-Nya, baik yang
meminta maupun yang melupakan-Nya.
3. Diciptakan alam semesta dan seisinya
4. Diturunkannya Kitab Al-Qur'an
Al-Qur'an adalah kitab Allah yang menjelaskan bahwa Allah Swt. benar-benar ada.
Tentang Allah Swt. ditegaskan pada Q.S al-An'am/6 ayat 102, yaitu
"Itulah Allah, Tuhan kamu; tidak ada Tuhan selain DIa; pencipta segala sesuatu, maka
sembahlah Dia; Dialah pemelihara segala sesuatu."
5. Allah Swt. Yang Maha Pengampun
Sebanyak apa pun dosa manusia, Allah Swt akan mengampuninya dan memberi
kesempatan untuk memperbaiki kesalahan-kesalahannya.
6. Allah Swt. mengutus para rasul-Nya
Allah Swt. mengutus para rasul-Nya agar manusia tidak tersesat, memberi kabar
gembira dan juga peringatan bahwa Allah Swt. itu ada.

3
BAB II
MANUSIA
A. Konsep Manusia
Manusia merupakan makhluk yang paling menakjubkan, makhluk yang unik
multi dimensi, serba meliputi, sangat terbuka, dan mempunyai potensi yang agung.
Pemahaman manusia yang tidak utuh tentang manusia dapat berakibat fatal bagi perlakuan
seseorang terhadap sesamanya. Maka, agar dapat dipahami tentang hakekat manusia
secara utuh, ada beberapa pendapat atau pandangan tentang manusia ini.
a. Aliran Materialisme
Aliran ini memandang manusia sebagai kumpulan dari organ tubuh, zat
kimia dan unsur biologis yang semuanya itu terdiri dari zat dan materi. Manusia
berasal dari materi, makan,minum, memenuhi kebutuhan fisik-biologis dan seksual
dari materi.
b. Aliran Spiritualisme atau Serba Roh
Aliran ini berpandangan hakekat manusia adalah roh atau jiwa, sedang zat
atau materi adalah manifestasi dari roh atau jiwa. Aliran ini berpandangan bahwa
bahwa ruh lebih berharga lebih tinggi nilainya dari materi.
c. Aliran Dualisme
Aliran ini menganggap bahwa manusia itu pada hakikatnya terdiri dari dua substansi,
yaitu jasmani dan rohani, badan dan roh. Kedua substansi ini masing-masing
merupakan unsur asal yang adanya tidak tergantung satu sama lain.
B. Pandangan Islam Tentang Manusia
Al-Qur'an memperkenalkan tiga istillah kunci (key term) yang digunakan untuk
menunjukkan arti pokok manusia, yaitu al-insan, basyar dan Bani Adam2.
a. Kata al-insan
Pertama, manusia sebagai makhluk berfikir. Kedua, makhluk pembawa
amanat. Ketiga, manusia sebagai makhluk yang bertanggung jawab pada semua yang
diperbuat. Kata insan digunakan al-Qur'an untuk menunjukkan kepada manusia
dengan seluruh totalitasnya, jiwa dan raga.
b. Kata basyar
Kata ini memberikan referensi kepada manusia sebagai makhluk biologis
yang mempunyai bentuk tubuh yang mengalami pertumbuhan dan perekembangan
jasmani. Kata basyar adalah jamak dari kata basyarah yang berarti kulit. "Manusia

4
dinamai basyar karena kulitnya tampak jelas, dan berbeda dengan kulit binatang yang
lain".
c. Kata al-Nas
Kata ini mengacu kepada manusia sebagai makhluk sosial. Penjelasan konsep
ini dapat ditunjukkan dalam dua hal. Pertama, banyak ayat yang menunjukkan
kelompok-kelompok sosial dengan karakteristiknya masing-masing yang satu dengan
yang lain belum tentu sama. Kedua, pengelompokkan manusia berdasarkan mayoritas,
yang umumnya menggunakan ungkapan aktsara n-nas (sebagian besar manusia)
(Hasan, 2004: 131-132).
C. Hakikat Manusia
Hakekat Manusia (Menurut Islam - Mohammad Sholihuddin, M.HI)
Manusia terdiri dari sekumpulan organ tubuh, zat kimia, dan unsur biologis yang
semuanya itu terdiri dari zat dan materi Secara Spiritual manusia adalah roh atau jiwa.
Secara Dualisme manusia terdiri dari dua subtansi, yaitu jasmani dann ruhani (Jasad dan
roh). Potensi dasar manusia menurut jasmani ialah kemampuan untuk bergerak dalam
ruang yang bagaimanapun, di darat, laut maupun udara. Dan jika dari Ruhani, manusia
mempunyai akal dan hati untuk berfikir (kognitif), rasa (affektif), dan perilaku
(psikomotorik). Manusia diciptakan dengan untuk mempunyai kecerdasan.
1. Makhluk yang memiliki tenaga dalam yang dapat menggerakkan hidupnya untuk
memenuhi kebutuhan-kebutuhannya;
2. Individu yang memiliki sifat rasional yang bertanggung jawab atas tingkah laku
intelektual dan sosial.yang mampu mengarahkan dirinya ke tujuan yang positif mampu
mengatur dan mengontrol dirinya serta mampu menentukan nasibnya;
3. Makhluk yang dalam proses menjadi berkembang dan terus berkembang tidak pernah
selesai (tuntas) selama hidupnya;
4. Individu yang dalam hidupnya selalu melibatkan dirinya dalam usaha untuk
mewujudkan dirinya sendiri, membantu orang lain dan membuat dunia lebih baik untuk
ditempati;
5. Suatu keberadaan yang berpotensi yang perwujudanya merupakan ketakterdugaan
dengan potensi yang tak terbatas;
6. Makhluk Tuhan yang berarti ia adalah makhluk yang mengandung kemungkinan baik
dan jahat;

5
7. Individu yang sangat dipengaruhi oleh lingkungan turutama lingkungan sosial, bahkan
ia tidak bisa berkembang sesuai dengan martabat kemanusiaannya tanpa hidup di dalam
lingkungan sosial.
8. Makhluk yang berfikir. Berfikir adalah bertanya, bertanya berarti mencari jawaban,
mencari jwaban berarti mencari kebenaran.
D. Hubungan Manusia Dengan Tuhan
Sebagai makhluk Allah, manusia mendapat amanat Allah, yang harus
dipertanggung jawabkan di hadapanNya. Tugas hidup yang dipikul manusia di muka bumi
adalah tugas kekhalifaan, yaitu tugas kepemimpinan; wakil Allah di muka bumi untuk
mengelola dan memelihara alam. Hubungan manusia dengan Allah telah diatur dalam Al
Quran dan Al Khadist. Manusia mempunyai kewajiban menyembah kepada Allah dan
tidak boleh menyekutukannya. Seperti yang telah dijelaskan dalam Q.S. Az-Zariyat ayat
56.
E. Hubungan Manusia Dengan Manusia
Antara manusia dan manusia terdapat hubungan yang sangat kompleks, keduanya
saling berinteraksi, saling membutuhkan, saling melengkapi dan saling bergantung satu
sama lain. Contohnya, hubungan manusai dengan manusia dalam kehidupan sehari hari.
Hubungan dari kedua ini dapat juga menghasilkan karya karya besar dari akal dan pikiran
manusia masing masing.
Tanpa bantuan manusia lainnya, manusia tidak mungkin bisa berjalan dengan
tegak. Dengan bantuan orang lain, manusia bisa menggunakan tangan, bisa berkomunikasi
atau bicara, dan bisa mengembangkan seluruh potensi kemanusiaannya. Manusia juga
sangat dianjurkan agar dapat menjalin hubungan yang baik antar sesamanya. Hal ini
dijelaskan dalam Al-Quran, surah Al-Hujurat ayat 10-12
F. Hubungan Manusia Dengan Dosa
Manusia tidak pernah luput dari namanya dosa. Akan tetapi kerena oleh kasih
Tuhan kita kembali diperdamaikan dengan Allah. Kita kembali diingatkan bahwa jika
kehidupan kita masih dikuasai dengan dosa, maka kitapun akan terus jauh dari hadapan
Allah. Allah kembali menyelamatkan kita dari setiap kehidupan kita yang telah tidak
berkenan dihadapan –Nya. Kita bersyukur Allah tidak pernah melihat betapa besar
kesalahan dan dosa kita terhadap Allah,Ia tidak pernah membuat hidup kita untuk terus
dikuasai oleh dosa.

6
BAB III
MORAL
A. Pengertian Moral
Didalam moral terdapat perbuatan/tingkah laku/ucapan seseorang dalam
menjalankan interaksi dengan manusia. Jika yang dilakukan seseorang itu sesuai dengan
nilai rasa yang berlaku di masyarakat tersebut dan dapat diterima serta mampu
menyenangkan lingkungan masyarakatnya, maka orang itu dapat dikatakan memiliki nilai
mempunyai moral yang baik, begitu juga sebaliknya. Moral juga dapat juga diartikan
sebagai sikap, perilaku, tindakan, perbuatan yang dilakukan seseorang pada saat mencoba
melakukan sesuatu berdasarkan pengalaman, tafsiran, suara hati, serta nasihat.
Moral secara ekplisit merupakan berbagai hal yang memiliki hubungan dengan
proses sosialisasi individu tanpa adanya moral manusia tidak akan bisa melakukan proses
sosialisasi. Moral pada zaman sekarang memiliki nilai implisit karena banyak orang yang
memiliki moral atau sikap amoral itu dari sudut pandang yang sempit. Moral itu
merupakan salah satu sifat dasar yang diajarkan pada sekolah-sekolah serta manusia harus
mempunyai moral jika ia masih ingin dihormati antar sesamanya. Moral adalah nilai ke-
absolutan dalam kehidupan bermasyarakat secara utuh. Penilaian terhadap moral sendiri
dapat diukur dari kebudayaan masyarakat setempat.
Islam sebagai agama moral sudah kaya akan konsep, baik terkait dengan
ketuhanan maupun kemanusiaan, konsep relasi yang sehat secara vertical dan horizontal,
seperti konsep tauhid, keadilan, persamaan, toleransi, sampai yang terkait dengan
kebersihan. Konsep ini diturunkan dan disyariatkan adalah sebagai ajaran moral demi
terciptanya relasi yang sacral vertical antara manusia dengan Tuhannya dan relasi
harmonis, dinamis, dan konstruktif fungsional horizontal yang duniawi antara manusia
dengan manusia, serta dengan makhluk di dunia.
B. Manusia dan Moral
Ada beberapa unsur dari kaidah moral yaitu :
a. Hati Nurani
Hati nurani merupakan penghayatan tentang baik atau buruk mengenai
perilaku manusia dan hati nurani ini selalu dihubunngkan dengan kesadaran manusia
dan selalu terkait dalam dengan situasi kongkret.
b. Kebebasan dan tanggung jawab
Kebebasan adalah milik individu yang sangat hakiki dan manusiawi dan
karena manusia pada dasar nya adal;ah makhluk bebas. Tetapi didalam kebebasan itu
7
juga terbatas karena tidak boleh bersinggungan dengan kebebasan orang lain ketika
mereka melakukan interaksi
c. Nilai dan Norma Moral
Nilai dan moral akan muncul ketika berada pada orang lain dan ia akan
bergabung dengan nilai lain seperti agama, hukum, dan budaya. Nilai moral terkait
dalam tanggung jawab seseorang. Nilai moral dapat menentukan apakah seseorang
bererilaku baik atau buruk dari sudut etis.
C. Faktor yang Menyebabkan Turunnya Moral
1. Penyalalah gunaan sebagian ajaran moral
Mereka yang telah dirasuki ketamakan, terutama apabila mempunyai kekuatan
dan pengaruh, tidak akan ragu-ragu dalam memakai segala cara untuk mencapai
tujuannya. Penelitian ilmiah, terlepas dari kebenaran landasannya, terkadang
di[ergunakan untuk melakukan penindasan, tirani, menyiksa kelas buruh.
2. Penyalahgunaan Konsep-Konsep Moral
Seringkali ditemui, kemerdekaan ditindas atas nama kemerdekaan, dan
ketidakadilan diterapkan atas nama keadilan dan persamaan. Setiap hal yang baik dan
bermamfaat bisa disalahgunakan. Meskipun demikian, bagaimanapun nama keadilan
itu disalahgunakan tidak akan sama halnya dengan ketidakadila itu sendiri. Keduanya
tetap berbeda. Demikian juga, bagaimanapun nama kemerdekaan disalahterapkan,
tetapi kemerdekaan sejati tidak akan sama dengan perbudakan.
3. Masuknya Budaya Westernisasi (budaya kebarat-baratan)
Masuknya budaya barat bisa dikatakan sebagai penyebab turunnnya moral
bangsa Indonesia saat ini. Sebenarnya budaya tersebut tidaklah salah, yang salah adalah
individu yang tidak mampu menyaring hal-hal yang baik untuk dirinya.
4. Perkembangan Teknologi
Turunnya moral bangsa Indonesia juga diakibatkan oleh perkembangan
teknologi saat ini. Dengan kemudahan akses internet, banyak orang memanfaatkan
fasilitas tersebut untuk mencari gambar atau video porno.
5. Lemahnya Mental Generasi Bangsa
Penurunan kualitas moral dari generasi bangsa juga dapat  disebabkan karena
lemahnya mental dari generasi bangsa yang terbentuk sejak dini, sehingga membentuk
karakter yang kurang baik.
6. Kurangnya Materi Aplikasi tentang Budi Pekerti

8
Kurangnya materi pengapliasian dari budi pekerti adalah salah satu penyebab
turunnya moral bangsa kita baik itu dalam bangku sekolah, dan kurangnya perhatian
dari guru sebagai pendidik dalam hal pembentukan karakter peserta didik, sehingga
peserta didik lebih banyak terfokus pada aspek kognitif dan kurang memperhatikan
aspek afektif dalam pembelajaran
D. Perwujudan Moral dalam Kehidupan
Dalam mewujudkan nilai-nilai moral/akhlak yang mulia ada beberapa kewajiban
yang perlu ditunaikan:
1. Membersihkan hati serta mensucikan hubungan dengan Allah SWT.
2. Memperhatikan seluruh perintah dan larangan agama.
3. Belajar melawan kehendak diri dan menaklukkannya kepada kehendak Allah SWT.
4. Setelah sanggup berjuang melawan hawa nafsu sendiri, harus sanggup berjuang dengan
musuh-musuh yang hendak menghinakan agama atau melanggar batas-batas
keyakinanya.
5. Menegakkan persaudaraan di dalam Islam, bertolong-tolongan di antara sesama
muslim.
E. Dampak Pelanggaran Moral
Bangsa dan Negara adalah sumber potensial dari suatu Negara, mereka turut
bertanggung jawab atas berhasil tidaknya pembangunan yang sedang berlangsung.
Dampak Negatif dari krisis moral terhadap kehidupan remaja antara lain :

1. Melakukan hubungan seks bebas dan penyalahgunaan narkoba, merokok serta


meminum-minuman keras.

2. Tingat kesopanan  mereka terhadap orang yang lebih tua dari mereka semakin
menurun bahkan mereka berani melawan orang tuanya sendiri.

3. Suka berkelahi atau sering melakukan perbuatan anarkis (tawuran antar


pelajar/mahasiswa).

4. cara berpakain tidak benar.

5. Sering membohongi orang tua.

6. Perkembangan ilmu pengetahuan teknologi dengan membuka situs porno dan lain-lain.
F. Solusi Dari Pelanggaran Moral
Ada beberapa solusi yang dapat dilakukan untuk mengatasi permasalahan yang
ada pada generasi penerus pada saat ini, diantaranya adalah :

9
1. Untuk meghindari salah pergaulan, kita harus pandai memilah dan memilih teman
dekat.
2. Peran orang tua sangat penting dalam pembentukan karakter seseorang, terutama dalam
mengenalkan pendidikan agama sejak dini.
3. Memperluas wawasan dan pengetahuan akan sangat berguna untuk menyaring
pengaruh buruk dari lingkungan, misalnya kebiasaan merokok.
4. Diadakannya pembinaan moral dan akhlak, diharapkan, dengan bekal pembinaan moral
dan akhlak yang baik dan kuat, mereka nantinya tidak mudah terjerumus dipengaruhi
hal yang negatif lagi.
5. Meningkatkan iman dan takwa dengan cara bersyukur, bersabar, dan beramal sholeh.
6. Melakukan kegiatan-kegiatan yang sifatnya positif, seperti ikut dalam suatu
perkumpulan remaja masjid, ikut pengajian-pengajian rutin, pagelaran seni, serta
olahraga, karena hal tersebut juga dapat meminimalkan untuk seorang anak terjun
kedalam kegiatan0kegiatan yang sifatnya mubadir (sia-sia), semua jenis kegiatan
rutin,selama kegiatan tersebut bersifat positif serta dapat juga untuk mengukir prestasi.

10
BAB IV
ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI
A. Ilmu Pengetahuan dan Tekhnologi dalam Islam
Iptek singkatan dari Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Kata ilmu adalah
pengetahuan tentang suatu bidang yang disusun secara bersistem menurut metode metode
tertentu yang dapat digunakan untuk menerangkan gejala-gejala tertentu di (bidang
pengetahuan) itu. Pengetahuan berasal dari kata “tahu” atau disebut juga mengerti. Dalam
pandangan Al-Quran, ilmu adalah keistimewaan yang menjadikan manusia unggul
terhadap makhluk-makhluk lain guna menjalankan fungsi kekhalifahan.
Untuk meningkatkan kualitas ketakwaannya kepada Allah, usaha pengembangan
IPTEK merupakan bagian dari pengabdian kepada Allah, agar tidak ada kegiatan yang
sia-sia yang berakhir di kehidupan dunia semata saja. Pengembangan IPTEK harus
memenuhi ketentuan seperti :
1. Niat karena Allah.
Karena menuntut ilmu sebagai kewajiban untuk umat muslim, maka mengembangkan
IPTEK merupakan ketaatan seorang muslim terhadap kewajiban tersebut. Dan setiap
usaha yang didasari karena Allah akan iklas dan ketundukan pada aturan Allah.
2. Mengintegrasikan pengetahuan yang disediakan oleh Allah.
Dalam bentuk ayat-ayat kauniyah dan ayat-ayat tanziliah. Ayat kauniliah adalah
pengetahuan yang terhampar di alam kehidupan dan ayat tanziliah adalah wahyu
Allah yang diturunkan kepada Rasulullah saw berupa Al-Qur’an.
3. Berorientasi pada kemaslahatan umat manusia.
Rasulullah saw mengingatkan bahwa sebaik-baiknya manusia adalah orang yang
paling tinggi kebaikannya terhadap orang lain.
4. Menjaga keseimbangan alam.
Dalam kegiatan meneliti (iptek) jangan sampai menimbulkan kerusakan yang dapat
mengganggu keseimbangan alam yang justru akan merugikan manusia sendiri.
5. Menyadari bahwa Iptek adalah hasil kerja manusia yang tidak menghasilkan
kebenaran mutlak. Karena kebenaran yang mutlak hanya lah datang dari Allah Yang
Maha Mutlak. Maka dari itu kebenaran iptek berada di bawah kebenaran mutlak yang
ditunjukkan oleh Allah.
6. Berorientasi pada ridha Allah.
11
Tujuan tertinggi dari setiap amal usaha manusia adalah tercapainya ridha Allah
terhadap amal usahanya tersebut.
B. Hubungan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dengan Agama
Peran Islam dalam perkembangan iptek pada dasarnya ada 2 (dua). Pertama,
menjadikan Aqidah Islam sebagai paradigma ilmu pengetahuan. Paradigma inilah yang
seharusnya dimiliki umat Islam, bukan paradigma sekuler seperti yang ada sekarang.
Paradigma Islam ini menyatakan bahwa Aqidah Islam wajib dijadikan landasan pemikiran
(qa’idah fikriyah) bagi seluruh ilmu pengetahuan. Ini bukan berarti menjadi Aqidah Islam
sebagai sumber segala macam ilmu pengetahuan, melainkan menjadi standar bagi segala
ilmu pengetahuan. Maka ilmu pengetahuan yang sesuai dengan Aqidah Islam dapat
diterima dan diamalkan, sedang yang bertentangan dengannya, wajib ditolak dan tidak
boleh diamalkan.   Kedua, menjadikan Syariah Islam (yang lahir dari Aqidah Islam)
sebagai standar bagi pemanfaatan iptek dalam kehidupan sehari-hari. Standar atau kriteria
inilah yang seharusnya yang digunakan umat Islam, bukan standar manfaat
(pragmatisme/utilitarianisme) seperti yang ada sekarang. Standar syariah ini mengatur,
bahwa boleh tidaknya pemanfaatan iptek, didasarkan pada ketentuan halal-haram (hukum-
hukum syariah Islam).
Dalam konsep Islam sesuatu hal dapat dikatakan mengandung kebenaran apabila
ia mengandung manfaat dalam arti luas. Ada beberapa kemungkinan hubungan antara
agama dan iptek:

1. Berseberangan atau bertentangan.


2. Bertentangan tapi dapat hidup berdampingan secara damai
3. Tidak bertentangan satu sama lain
4. Saling mendukung satu sama lain, agama mendasari pengembangan iptek atau iptek
mendasari penghayatan agama.
Kebenaran IPTEK menurut Islam adalah sebanding dengan kemanfaatannya
IPTEK itu sendiri. IPTEK akan bermanfaat apabila
1) Mendekatkan pada kebenaran Allah dan bukan menjauhkannya
2) Dapat membantu umat merealisasikan tujuan-tujuannya (yang baik)
3) Dapat memberikan pedoman bagi sesame
4) Dapat menyelesaikan persoalan umat.
C. Hubungan Iman dan Penerapan IPTEK

12
Keutuhan antara iman, ilmu dan amal atau syariah dan akhlak dengan
menganalogikan dinul Islam bagaikan sebatang pohon yang baik. Ini merupakan gambaran
bahwa antara iman, ilmu dan amal merupakan suatu kesatuan yang utuh tidak dapat
dipisahkan antara satu sama lain. Iman diidentikkan dengan akar dari sebuah phon yang
menupang tegaknya ajaran Islam, ilmu bagaikan batang pohon yang mengeluarkan dahan.
Dahan dan cabang-cabang ilmu pengetahuan. Sedangkan amal ibarat buah dari pohon itu
ibarat dengan teknologi dan seni. IPTEK yang dikembangkan di atas nilai-nilai iman dan
ilmu akan menghasilkan amal shaleh bukan kerusakan alam.
D. Hasil Hasil IPTEK yang Diciptakan Manusia dalam Dunia Kedokteran/Kesehatan
1. Tahun 2001 (iPod, Hati Buatan)
Dr Kenneth Matsumura dan Alin Foundation menemukan hati buatan dengan
merancang sebuah perangkat yang menggunakan sel-sel dari hati hewan.
2. Tahun 2002 (Perangkat Kontrol Kelahiran)
Menggunakan sarung tangan kulit, Ryan Patterson, menciptakan sebuah
perangkat yang dapat mengidentifikasi gerakan tangan pemakainya dan mengirimkan
mereka secara nirkabel ke sebuah monitor genggam sebagai kata-kata.
3. Tahun 2008 (Alat Pengujian DNA Pribadi, Lensa Bionic)
Melalui kotak tes air liur DNA dapat memperkirakan link genetik Anda ke
lebih dari 90 sifat-sifat turun temurun mulai dari kebotakan smpai penyakit kronis.
4. Artificial Intelligence (AI)
Artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan memungkinkan mesin untuk
melaksanakan berbagai fungsi seperti manusia. Dalam bidang kesehatan, AI dapat
berupa chatbot  atau asisten virtual yang bisa berfungsi sebagai administrator
atau customer service. AI juga bisa berupa mesin untuk melakukan diagnosis penyakit
atau pemeriksaan tertentu. Bahkan, kini tengah dikembangkan robot untuk membantu
dokter dalam melakukan operasi-operasi dengan tingkat ketelitian yang tinggi.
5. Perangkat Medis Berbasis Augmented Reality (AR) dan Virtual Reality (VR)
Pada 2018, kemunculan teknologi kesehatan berbasis AR dan VR mengubah
cara pasien dirawat dan diobati. Bagi anak-anak dengan autisme, misalnya, teknologi
ini membantu mereka belajar bagaimana menjelajahi dunia.

13
BAB V
KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA
A. Konsep Sikap Manusia Dalam Kerukunan Antar Beragama
Kerukunan antar umat beragama adalah suatu kondisi sosial ketika semua
golongan agama bisa hidup bersama tanpa menguarangi hak dasar masing-masing untuk
melaksanakan kewajiban agamanya. Masing-masing pemeluk agama yang baik haruslah
hidup rukun dan damai. Karena itu kerukunan antar umat beragama tidak mungkin akan
lahir dari sikap fanatisme buta dan sikap tidak peduli atas hak keberagaman dan perasaan
orang lain. Tetapi dalam hal ini tidak diartikan bahwa kerukunan hidup antar umat
beragama member ruang untuk mencampurkan unsur-unsur tertentu dari agama yang
berbeda , sebab hal tersebut akan merusak nilai agama itu sendiri.
Kerukunan antar umat beragama itu sendiri juga bias diartikan dengan toleransi
antar umat beragama. Dalam toleransi itu sendiri pada dasarnya masyarakat harus bersikap
lapang dada dan menerima perbedaan antar umat beragama. Selain itu masyarakat juga
harus saling menghormati satu sama lainnya misalnya dalam hal beribadah, antar pemeluk
agama yang satu dengan lainnya tidak saling mengganggu. Departemen agama juga
menjadikan kerukunan antar umat beragama sebagai tujuan pembangunan nasional bangsa
Indonesia. Keharmonisan dalam komunikasi antar sesama penganut agama adalah tujuan
dari kerukunan beragama, agar terciptakan masyarakat yang bebas dari ancaman,
kekerasan hingga konflik agama.
Untuk itulah kerukunan hidup antar umat beragama harus kita jaga agar tidak
terjadi konflik-konflik antar umat beragama. Terutama di masyarakat Indonesia yang
multikultural dalam hal agama, kita harus bisa hidup dalam kedamaian, saling tolong
menolong, dan tidak saling bermusuhan agar agama bisa menjadi pemersatu bangsa
Indonesia yang secara tidak langsung memberikan stabilitas dan kemajuan negara.
Kerukunan antar umat beragama tidak mungkin akan lahir dari sikap fanatisme
buta dan sikap tidak peduli atas hak keberagaman dan perasaan orang lain. Tetapi dalam
hal ini tidak diartikan bahwa kerukunan hidup antar umat beragama member ruang untuk
mencampurkan unsur-unsur tertentu dari agama yang berbeda , sebab hal tersebut akan

14
merusak nilai agama itu sendiri. Kerukunan antar umat beragama itu sendiri juga bias
diartikan dengan toleransi antar umat beragama.
Dalam toleransi itu sendiri pada dasarnya masyarakat harus bersikap lapang dada
dan menerima perbedaan antar umat beragama. Selain itu masyarakat juga harus saling
menghormati satu sama lainnya misalnya dalam hal beribadah, antar pemeluk agama yang
satu dengan lainnya tidak saling mengganggu. Departemen agama juga menjadikan
kerukunan antar umat beragama sebagai tujuan pembangunan nasional bangsa Indonesia.
Untuk itulah kerukunan hidup antar umat beragama harus kita jaga agar tidak
terjadi konflik-konflik antar umat beragama. Ajaran Islam yang mengungkapkan hidup
damai, rukun dan toleran, diantaranya beberapa poin di bawah ini :
1. Manusia adalah mahluk sosial yang diciptakan berbeda-beda
2. Perbedaan keyakinan tidak bisa dipungkiri.
3. Tidak ada paksaan dalam beragama.
4. Mengikuti Keteladanan Rasulullah
B. Upaya Menciptakan Kerukunan Antar Beragama
Dalam memantapkan kerukunan hidup umat beragama perlu dilakukan suatu
upaya-upaya yang mendorong terjadinya kerukunan hidup umat beragama secara mantap
dalam bentuk :
1. Memperkuat dasar-dasar kerukunan internal dan antar umat beragama, serta antar umat
beragama dengan pemerintah.
2. Membangun harmoni sosial dan persatuan nasional dalam bentuk upaya mendorong
dan mengarahkan seluruh umat beragama untuk hidup rukun dalam bingkai teologi
dan implementasi dalam menciptakan kebersamaan dan sikap toleransi.
3. Menciptakan suasana kehidupan beragama yang kondusif dalam rangka memantapkan
pendalaman dan penghayatan agama serta pengamalan agama yang mendukung bagi
pembinaan kerukunan hidup intern dan antar umat beragama.
4. Melakukan eksplorasi secara luas tentang pentingnya nilai-nilai kemanusiaan dari
seluruh keyakinan plural umat manusia yang fungsinya dijadikan sebagai pedoman
bersama dalam melaksanakan prinsip-prinsip berpolitik dan berinteraksi sosial satu
sama lainnya dengan memperlihatkan adanya sikap keteladanan.
5. Melakukan pendalaman nilai-nilai spiritual yang implementatif bagi kemanusiaan
yang mengarahkan kepada nilai-nilai Ketuhanan, agar tidak terjadi penyimpangan-
penyimpangan nilai-nilai sosial kemasyarakatan maupun sosial keagamaan.

15
6. Menempatkan cinta dan kasih dalam kehidupan umat beragama dengan cara
menghilangkan rasa saling curiga terhadap pemeluk agama lain, sehingga akan tercipta
suasana kerukunan yang manusiawi tanpa dipengaruhi oleh faktor-faktor tertentu.
7. Menyadari bahwa perbedaan adalah suatu realita dalam kehidupan bermasyarakat,
oleh sebab itu hendaknya hal ini dijadikan mozaik yang dapat memperindah fenomena
kehidupan beragama.
C. Sikap Sikap Toleransi Agama dan Intoleransi Antar Agama
a. Sikap Toleransi
1. Mengecilkan suara Radio/Tape/HP saat oranglain sedang beribadah
Seperti yang kita ketahui bahwa di Indonesia terdapat beberapa agama, mulai dari
agama islam, kristen, hindu, budha dan lain-lain. Jika pemeluk agama tertentu sedang
beribadah sebaiknya volume radio/tape, hp dikecilkan agar tidak mengganggu orang
tersebut saat beribadah
2. Tidak menghina dan mengejek ajaran agama orang lain
Salah satu sikap toleransi dalam kehidupan sehari hari dilingkungan yang memiliki
penganut agama yang berbeda adalah dengan tidak menghina dan mengejek.
3. Berteman dengan siapa saja meskipun berbeda agama
Dalam lingkungan sekolah dan masyarakat seringkali kita menjumpai seseorang yang
berbeda agama dengan kita, dalam kondisi tersebut sebaiknya anda tetap berteman
dengan orang tersebut meskipun anda berbeda agama
4. Menghormati perayaan keagamaan yang berbeda agama dengan kita
Setiap agama memiliki hari perayaanm saat hari perayaan agama tertentu yang berbeda
dengan agama anda maka sebaiknya anda tetap menghormati dan menghargai
perayaan agama lain tersebut.
5. Menolong orang lain meskipun berbeda agama
Sikap saling tolong menolong adalah perilaku terpuji, jangan memandang siapa yang
akan anda tolong namun sebaiknya anda selalu berusaha menolong setiap orang
meskipun berbeda agama dengan anda.
6. Menjaga keamanan penganut agama lain meskipun mereka minoritas
Di Indonesia agama islam merupakan agama yang memiliki penganut terbanyak atau
mayoritas, namun meskipun mayoritas kita harus tetap menjaga keamanan penganut
agama lain.
7. Silahturahmi dengan tetangga meskipun berbeda agama

16
Sebagai seorang tetangga yang baik maka sangatlah penting untuk senantiasa menjaga
silahturahmi, silahturahmi harus tetap dijaga meskipun kita berbeda agama
8. Tidak menghina rasa atau suku tertentu
Toleransi adalah saling menghargai, salah satu caranya adalah dengan tidak menghina
ras atau suku tertentu, karena seperti yang kita ketahui di Indonesia ada banyak rasa
tau suku, jadi sebaiknya memunculkan sikap saling menghormati terhadap sesama
meskipun berbeda suku.
9. Tidak memaksa orang lain memeluk agama yang kita yakini
Agama adalah masalah keyakinan, jadi setiap orang memiliki keyakinan berbeda
berdasarkan agama yang dipeluknya, jangan pernah memaksa orang lain memeluk
agama yang kita yakini karena itu merupakan sikap tidak baik, namun jika anda ingin
orang lain mengerti agama yang anda yakini maka sampaikan dengan baik dan bijak.
10. Tidak menghala halangi penganut agama lain dalam beribadah
Terakhir contoh sikap toleransi adalah dengan tidak menghalangu orang lain dalam
beribadah karena hal tersebut merupakan sikap yang tidak mencerminkan toleransi.
b. Sikap Intoleransi
1. Tidak menghargai dan mengejek antar umat beragama
2. Menghalangi penganut agama lain dalam beribadah
3. Menghina dan bahkan memaksa penganut agama lain untuk memeluk agama
mayoritas
4. Membeda bedakan antar umat beragama

17
BAB VI
MASYARAKAT
A. Konsep Masyarakat
Masyarakat adalah sejumlah manusia yang merupakan satu kesatuan golongan
yang berhubungan tetap dan mempunyai kepentingan yang sama.Seperti; sekolah,
keluarga,perkumpulan, negara semua adalah masyarakat.
Dalam ilmu sosiologi kita kita mengenal ada dua macam masyarakat, yaitu
masyarakat paguyuban dan masyarakat petambayan.Masyarakat paguyuban terdapat
hubungan pribadi antara anggota- anggota yang menimbulkan suatu ikatan batin antara
mereka.Kalau pada masyarakat patambayan terdapat hubungan pamrih antara anggota-
angota nya.
Masyarakat beradab dan sejahtera dapat diartikan sebagai civil society atau
masyarakat madani.  Meskipun memiliki makna dan sejarah sendiri tetapi keduanya
merujuk pada semangat yang sama sebagai masyarakat yang adil, terbuka, demokratis dan
sejahtera dengan kesadaran ketuhanan yang tinggi yang diterapkan  dalam kehidupan
sosial.
B. Proses dan Asal Usul Masyarakat
1. Adanya Manusia yang hidup bersama.
2. Didalam ilmu sosial tak ada ukuran yang mutlat atau angka yg pasti untuk menentukan
berapa jumlah manusia yang harus ada. Akan tetapi secara teoritis, angka minimnya
adalah dua orang yang hidup bersama.
3. Bercampur untuk waktu yg cukup lama . Kumpulan dari manusia tidaklah sama dengan
kumpulan benda-benda mati seperti kursi, meja dsb. Oleh karena dengan berkumpulnya
manusia, maka akan timbul manusia-manusia baru. Manusia itu juga dapat bercakap-
cakap, merasa dan mengerti, mereka juga mempunyai keinginan untuk menyampaikan
kesan-kesan atau perasaan-perasaannya. Akibat hidup bersama maka timbullah sistem

18
komunikasi dan peraturan-peraturan yang mengatur hubungan antara manusia dalam
kelompok tersebut.
4. Mereka sadar bahwa mereka merupakan suatu kesatuan.
5.  Mereka merupakan suatu sistem hidup bersama . Sistem kehidupan bersama
menimbulkan kebudayaan, oleh karena setiap anggota kelompok merasa dirinya terikat
satu dengan lainnya.

C. Partisipasi Masyarakat Muslim dan Non Muslim dalam Kegiatan Masyarakat


1. Saling membantu masyarakat di sekitar tanpa membedakan yang tertimpa musibah
2. Saling berbagi makanan kepada masyarakat sekitar
3. Saling merangkul dan mengajak masyarakat untuk melakukan kebaikan
4. Bergabung dengan organisasi dan politik di masyarakat
5. Berpastisipasi dalam membangun fasilitas yang dibutuhkan oleh masyarakat
6. Ikut melaksanakan dan menegakkan hukum yang berlaku
7. Saling mengingatkan dan mencegah untuk tidak berbuat kejahatan

19
Kesimpulan
Bukti bukti adanya Tuhan diantaranya adalah bahwa umat yang beriman kepada
ALLAH dengan keimanan yang sebenar benarnya, mereka itulah ummat yang tertinggi dari
yang lainnya perihal ilmu pengetahuan dan lebih banyak pula peradaban dan tata
kesopanannya. Pada kondisi ini, kita secara fitriah mengharapkan adanya sosok lain yang
memiliki kemampuan lebih dari kita untuk datang dan memberikan pertolongan kepada
kita. akan selalu memberikan rezeki kepada setiap makhluk-Nya, baik yang meminta maupun
yang melupakan-Nya.
Moral itu merupakan salah satu sifat dasar yang diajarkan pada sekolah-sekolah
serta manusia harus mempunyai moral jika ia masih ingin dihormati antar sesamanya. Islam
sebagai agama moral sudah kaya akan konsep, baik terkait dengan ketuhanan maupun
kemanusiaan, konsep relasi yang sehat secara vertical dan horizontal, seperti konsep
tauhid, keadilan, persamaan, toleransi, sampai yang terkait dengan kebersihan. Konsep ini
diturunkan dan disyariatkan adalah sebagai ajaran moral demi terciptanya relasi yang sacral
vertical antara manusia dengan Tuhannya dan relasi harmonis, dinamis, dan konstruktif
fungsional horizontal yang duniawi antara manusia dengan manusia, serta dengan makhluk di
dunia.
Masing-masing pemeluk agama yang baik haruslah hidup rukun dan damai. Tetapi
dalam hal ini tidak diartikan bahwa kerukunan hidup antar umat beragama member ruang
untuk mencampurkan unsur-unsur tertentu dari agama yang berbeda , sebab hal tersebut akan
merusak nilai agama itu sendiri. Dalam toleransi itu sendiri pada dasarnya masyarakat harus
bersikap lapang dada dan menerima perbedaan antar umat beragama. Selain itu masyarakat
juga harus saling menghormati satu sama lainnya misalnya dalam hal beribadah, antar
pemeluk agama yang satu dengan lainnya tidak saling mengganggu.
Masyarakat adalah sejumlah manusia yang merupakan satu kesatuan golongan yang
berhubungan tetap dan mempunyai kepentingan yang sama. Masyarakat paguyuban terdapat
20
hubungan pribadi antara anggota- anggota yang menimbulkan suatu ikatan batin antara
mereka. Meskipun memiliki makna dan sejarah sendiri tetapi keduanya merujuk pada
semangat yang sama sebagai masyarakat yang adil, terbuka, demokratis dan sejahtera dengan
kesadaran ketuhanan yang tinggi yang diterapkan dalam kehidupan sosial. Dengan
menganalisa lembaga di masyarakat, maka Plato berhasil menunjukkan hubungan fungsionil
antara lembaga tersebut yang hakekatnya suatu kesatuan yang menyeluruh..

DAFTAR PUSTAKA
Anwar, Prof. DR. Rosihon, M.Ag, dkk. 2009. Pengantar Studi Islam. Jakarta : Pustaka Setia.
Imam Ghazali, Fudhailurrahman(penterjemah), pyting (tim Sahara). 2008. Ringkasan Ihya
Ulumuddin. PT Sahara Publishers : Jakarta
Mujilan, dkk. 2018. Agama Islam (membangun pribadi muslim moderat). UNIVERSITAS
INDONESIA Raharja, Palembang
Utang Ranunwijaya, (et al). 2007). Pustaka Pengetahuan Al-Quran, jilid 3. PT Rehal
Publika : Jakarta
Yulia Djahir,dkk. 2010. Buku Ajar MPK Ilmu Sosial Budaya Dasar. Indralaya:UNSRI

21

Anda mungkin juga menyukai