Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Saat ini gaya hidup modern dengan pilihan menu makanan dan cara hidup yang kurang
sehat semakin menyebar ke seluruh lapisan masyarakat, sehingga menyebabkan terjadinya
peningkatan jumlah penyakit degeneratif yaitu penyakit yang tidak menular akan tetapi
dapat diturunkan. Salah satu penyakit degeneratif yang memerlukan penanganan secara tepat
dan serius adalah diabetes mellitus (DM).

Salah satu komplikasi penyakit diabetes melitus yang sering dijumpai adalah kaki
diabetik (diabetic foot), yang dapat bermanifestasikan sebagai ulkus, infeksi dan gangren
dan artropati Charcot (Reptuz, 2009; dikutip Andarwanti, 2009). Ada dua tindakan dalam
prinsip dasar pengelolaan diabetic foot yaitu tindakan pencegahan dan tindakan rehabilitasi.
Tindakan rehabilitasi meliputi program terpadu yaitu evaluasi tukak, pengendalian kondisi
metabolik, debridemen luka, biakan kuman, antibiotika tepat guna, tindakan bedah
rehabilitatif dan rehabilitasi medik. Tindakan pencegahan meliputi edukasi perawatan kaki,
sepatu diabetes dan senam kaki (Yudhi, 2009).

Senam kaki merupakan latihan yang dilakukan bagi Penyandang DM atau bukan
Penyandang untuk mencegah terjadinya luka dan membantu melancarkan peredaran darah
bagian kaki (Soebagio, 2011). (Anggriyana & Atikah, 2010). Perawat sebagai salah satu tim
kesehatan, selain berperan dalam memberikan edukasi kesehatan juga dapat berperan dalam
membimbing Penyandang DM untuk melakukan senam kaki sampai dengan Penyandang
dapat melakukan senam kaki secara mandiri (Anggriyana & Atikah, 2010).

Gerakan-gerakan senam kaki ini dapat memperlancar peredaran darah di kaki,


memperbaiki sirkulasi darah, memperkuat otot kaki dan mempermudah gerakansendi kaki.
Dengan demikian diharapkan kaki Penyandang diabetes dapat terawat baik dan dapat
meningkatkan kualitas hidup Penyandang diabetes (Anneahira, 2011).
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Diabetes Melitus?
2. Apa saja tipe Diabetes Melitus?
3. Apa saja tanda dan gejala Diabetes Melitus?
4. Apa faktor penyebab Diabetes Melitus?
5. Apa saja komplikasi Diabetes Melitus?
6. Bagaimana cara pengobatan dan penanganan Diabetes Melitus?
7. Bagaimana cara perawatan pada pasien Diabetes Melitus?
8. Apa itu senam kaki diabetik?
9. Apa manfaat senam kaki diabetik?
10. Apa indikasi dan kontraindikasi senam kaki diabetik?
11. Bagaimana prosedur pelaksanaan senam kaki diabetik?

C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian dengan Diabetes Melitus
2. Mengetahui tipe Diabetes Melitus
3. Mengetahui tanda dan gejala Diabetes Melitus
4. Mengetahui faktor penyebab Diabetes Melitus
5. Mengetahui komplikasi Diabetes Melitus
6. Mengetahui cara pengobatan dan penanganan Diabetes Melitus
7. Mengetahui cara perawatan pada pasien Diabetes Melitus
8. Mengetahui pengertian senam kaki diabetik
9. Mengetahui manfaat senam kaki diabetik
10. Mengetahui indikasi dan kontraindikasi senam kaki diabetik
11. Mengetahui prosedur pelaksanaan senam kaki diabetik
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Diabetes Melitus 


Diabetes melitus, DM (bahasa Yunani: διαβαίνειν, diabaínein, tembus atau pancuran air)
(bahasa Latin: mellitus, rasa manis) yang juga dikenal di Indonesia dengan istilah penyakit
kencing gula adalah kelainan metabolis yang disebabkan oleh banyak faktor, dengan
simtoma berupa hiperglisemia kronis dan gangguan metabolisme karbohidrat, lemak dan
protein, sebagai akibat dari:
1. defisiensi sekresihormoninsulin, aktivitas insulin, atau keduanya
2. defisiensi transporter glukosa.
3. atau keduanya.

Berbagai penyakit, sindrom dan simtoma dapat terpicu oleh diabetes mellitus, antara lain:
Alzheimer, ataxia-telangiectasia, sindrom Down, penyakit Huntington, kelainan
mitokondria, distrofi miotonis, penyakit Parkinson, sindrom Prader-Willi, sindrom Werner,
sindrom Wolfram, leukoaraiosis, demensia, hipotiroidisme, hipertiroidisme, hipogonadisme,
dan lain-lain.

DM yaitu kelainan metabolik akibat dari kegagalan pankreas untuk mensekresi insulin
(hormon yang responsibel terhadap pemanfaatan glukosa) secara adekuat. Akibat yang
umum adalah terjadinya hiperglikemia. DM merupakan sekelompok kelainan heterogen yang
ditandai oleh kelainan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia yang disebabkan
defisiensi insulin atau akibat kerja insulin yang tidak adekuat (Brunner & Suddart).

Kadar gula darah sepanjang hari bervariasi, meningkat setelah makan dan kembali
normal dalam waktu 2 jam. Kadar gula darah yang normal pada pagi hari setelah malam
sebelumnya berpuasa adalah 70-110 mg/dL darah. Kadar gula darah biasanya kurang dari
120-140 mg/dL pada 2 jam setelah makan atau minum cairan yang mengandung gula
maupun karbohidrat lainnya.
B. Tipe-tipe Diabetes Militus
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengklasifikasikan bentuk diabetes mellitus
berdasarkan perawatan dan simtoma:
1. Diabetes tipe 1, yang meliputi simtoma ketoasidosis hingga rusaknya sel beta di dalam
pankreas yang disebabkan atau menyebabkan autoimunitas, dan bersifat idiopatik.
Diabetes mellitus dengan patogenesis jelas, seperti fibrosis sistik atau defisiensi
mitokondria, tidak termasuk pada penggolongan ini.
2. Diabetes tipe 2, yang diakibatkan oleh defisiensi sekresi insulin, seringkali disertai
dengan sindrom resistansi insulin
3. Diabetes gestasional, yang meliputi gestational impaired glucose tolerance, dan menurut
tahap klinis tanpa pertimbangan patogenesis, dibuat menjadi:

Insulin requiring for survival diabetes, seperti pada kasus defisiensi peptida-C.

1. Insulin requiring for control diabetes. Pada tahap ini, sekresiinsulin endogenus tidak
cukup untuk mencapai gejala normoglicemia, jika tidak disertai dengan tambahan
hormon dari luar tubuh.
2. Not insulin requiring diabetes.

C. Tanda dan gejala Diabetes Militus


Tanda awal yang dapat diketahui bahwa seseorang menderita DM atau kencing manis
yaitu dilihat langsung dari efek peningkatan kadar gula darah, dimana peningkatan kadar
gula dalam darah mencapai nilai 160 – 180 mg/dL dan air seni (urine) penderita kencing
manis yang mengandung gula (glucose), sehingga urine sering dilebung atau dikerubuti
semut.
Penderita kencing manis umumnya menampakkan tanda dan gejala dibawah ini meskipun
tidak semua dialami oleh penderita :

1. Jumlah urine yang dikeluarkan lebih banyak (Polyuria).

2. Sering atau cepat merasa haus/dahaga (Polydipsia).

3. Lapar yang berlebihan atau makan banyak (Polyphagia).


4. Frekuensi urine meningkat/kencing terus (Glycosuria).

5. Kehilangan berat badan yang tidak jelas sebabnya.

6. Kesemutan/mati rasa pada ujung syaraf ditelapak tangan & kaki.

7. Cepat lelah dan lemah setiap waktu.

8. Mengalami rabun penglihatan secara tiba-tiba.

9. Apabila luka/tergores (korengan) lambat penyembuhannya.

10. Mudah terkena infeksi terutama pada kulit.

D. Faktor penyebab Diabetes Militus


Penyakit diabetes bisa disebabkan oleh beberapa faktor pemicu,diantaranya:
1. Pola makan
Makan secara berlebihan dan melebihi jumlah kadar kalori yang dibutuhkan oleh tubuh
dapat memacu timbulnya diabetes mellitus. konsumsi makan yang berlebihan dan tidak
diimbangi dengan sekresi insulin dalam jumlah yang memadai dapat menyebabkan
kadar gula dalam darah meningkat dan pastinya akan menyebabkan diabetes melitus.
2. Obesitas (kegemukan)
Orang gemuk dengan berat badan lebih dari 90 kg cenderung memiliki peluang lebih
besar untuk terkena penyakit diabetes militus. Sembilan dari sepuluh orang gemuk
berpotensi untuk terserang diabetes mellitus.
3. Faktor genetis
Diabetes mellitus dapat diwariskan dari orang tua kepada anak. Gen penyebab diabetes
mellitus akan dibawa oleh anak jika orang tuanya menderita diabetes mellitus.
Pewarisan gen ini dapat sampai ke cucunya bahkan cicit walaupun resikonya sangat
kecil.
4. Bahan-bahan kimia dan obat-obatan
Bahan-bahan kimia dapat mengiritasi pankreas yang menyebabkan radang pankreas,
radang pada pankreas akan mengakibatkan fungsi pankreas menurun sehingga tidak ada
sekresi hormon-hormon untuk proses metabolisme tubuh termasuk insulin. Segala jenis
residu obat yang terakumulasi dalam waktu yang lama dapat mengiritasi pankreas.
5. Penyakit dan infeksi pada pancreas
Infeksi mikroorganisme dan virus pada pankreas juga dapat menyebabkan radang
pankreas yang otomatis akan menyebabkan fungsi pankreas turun sehingga tidak ada
sekresi hormon-hormon untuk proses metabolisme tubuh termasuk insulin. Penyakit
seperti kolesterol tinggi dan dislipidemia dapat meningkatkan resiko terkema diabetes
mellitus.
6. Pola hidup
Pola hidup juga sangat mempengaruhi faktor penyebab diabetes mellitus. Jika orang
malas berolah raga memiliki resiko lebih tinggi untuk terkena penyakit diabetes mellitus
karena olah raga berfungsi untuk membakar kalori yang berlebihan di dalam tubuh.
Kalori yang tertimbun di dalam tubuh merupakan faktor utama penyebab diabetes
mellitus selain disfungsi pankreas. Badan Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan, kasus
diabetes di negara-negara Asia akan naik hingga 90 persen dalam 20 tahun ke depan.
“Dalam 10 tahun belakangan, jumlah penderita diabetes di Hanoi, Vietnam, berlipat
ganda. Sebabnya? Di kota ini, masyarakatnya lebih memilih naik motor dibanding
bersepeda,” kata Dr Gauden Galea, Penasihat WHO untuk Penyakit Tidak Menular di
Kawasan Pasifik Barat. Kesimpulannya, mereka yang sedikit aktivitas fisik memiliki
risiko obesitas lebih tinggi dibanding mereka yang rajin bersepeda, jalan kaki, atau
aktivitas lainnya.
7. Teh manis
Penjelasannya sederhana. Tingginya asupan gula menyebabkan kadar gula darah
melonjak tinggi. Belum risiko kelebihan kalori. Segelas teh manis kira-kira
mengandung 250-300 kalori (tergantung kepekatan). Kebutuhan kalori wanita dewasa
rata-rata adalah 1.900 kalori per hari (tergantung aktivitas). Dari teh manis saja kita
sudah dapat 1.000-1.200 kalori. Belum ditambah tiga kali makan nasi beserta lauk pauk.
Patut diduga kalau setiap hari kita kelebihan kalori. Ujungnya: obesitas dan diabetes.
8. Gorengan
Karena bentuknya kecil, satu gorengan tidak cukup buat kita. Padahal gorengan adalah
salah satu faktor risiko tinggi pemicu penyakit degeneratif, seperti kardiovaskular,
diabetes melitus, dan stroke. Penyebab utama penyakit kardiovaskular (PKV) adalah
adanya penyumbatan pembuluh darah koroner, dengan salah satu faktor risiko utamanya
adalah dislipidemia. Dislipidemia adalah kelainan metabolisme lipid yang ditandai
dengan peningkatan kadar kolesterol total, LDL (kolesterol jahat) dan trigliserida, serta
penurunan kadar HDL (kolesterol baik) dalam darah. Meningkatnya proporsi
dislipidemia di masyarakat disebabkan kebiasaan mengonsumsi berbagai makanan
rendah serat dan tinggi lemak, termasuk gorengan.
9. Suka ngemil
Kita mengira dengan membatasi makan siang atau malam bisa menghindarkan diri dari
obesitas dan diabetes. Karena belum kenyang, perut diisi dengan sepotong atau dua
potong camilan seperti biskuit dan keripik kentang. Padahal, biskuit, keripik kentang,
dan kue-kue manis lainnya mengandung hidrat arang tinggi tanpa kandungan serta
pangan yang memadai. Semua makanan itu digolongkan dalam makanan dengan
glikemik indeks tinggi. Sementara itu, gula dan tepung yang terkandung di dalamnya
mempunyai peranan dalam menaikkan kadar gula dalam darah.
10. Kurang tidur.
Jika kualitas tidur tidak didapat, metabolisme jadi terganggu. Hasil riset para ahli dari
University of Chicago mengungkapkan, kurang tidur selama 3 hari mengakibatkan
kemampuan tubuh memproses glukosa menurun drastis. Artinya, risiko diabetes
meningkat. Kurang tidur juga dapat merangsang sejenis hormon dalam darah yang
memicu nafsu makan. Didorong rasa lapar, penderita gangguan tidur terpicu menyantap
makanan berkalori tinggi yang membuat kadar gula darah naik.
11. Sering stress
Stres sama seperti banjir, harus dialirkan agar tidak terjadi banjir besar. Saat stres
datang, tubuh akan meningkatkan produksi hormon epinephrine dan kortisol supaya
gula darah naik dan ada cadangan energi untuk beraktivitas. Tubuh kita memang
dirancang sedemikian rupa untuk maksud yang baik. Namun, kalau gula darah terus
dipicu tinggi karena stres berkepanjangan tanpa jalan keluar, sama saja dengan bunuh
diri pelan-pelan.
12. Kecanduan rokok
Sebuah penelitian di Amerika yang melibatkan 4.572 relawan pria dan wanita
menemukan bahwa risiko perokok aktif terhadap diabetes naik sebesar 22 persen.
Disebutkan pula bahwa naiknya risiko tidak cuma disebabkan oleh rokok, tetapi
kombinasi berbagai gaya hidup tidak sehat, seperti pola makan dan olahraga.

13. Menggunakan pil kontrasepsi


Kebanyakan pil kontrasepsi terbuat dari kombinasi hormon estrogen dan progestin, atau
progestin saja. Pil kombinasi sering menyebabkan perubahan kadar gula darah. Menurut
dr Dyah Purnamasari S, Sp PD, dari Divisi Metabolik Endokrinologi RSCM, kerja
hormon pil kontrasepsi berlawanan dengan kerja insulin. Karena kerja insulin dilawan,
pankreas dipaksa bekerja lebih keras untuk memproduksi insulin. Jika terlalu lama
dibiarkan, pankreas menjadi letih dan tidak berfungsi dengan baik.
14. Keranjingan soda
Dari penelitian yang dilakukan oleh The Nurses’ Health Study II terhadap 51.603
wanita usia 22-44 tahun, ditemukan bahwa peningkatan konsumsi minuman bersoda
membuat berat badan dan risiko diabetes melambung tinggi. Para peneliti mengatakan,
kenaikan risiko itu terjadi karena kandungan pemanis yang ada dalam minuman
bersoda. Selain itu, asupan kalori cair tidak membuat kita kenyang sehingga terdorong
untuk minum lebih banyak.

E. Komplikasi
Komplikasi jangka lama termasuk penyakit kardiovaskular (risiko ganda), kegagalan
kronis ginjal (penyebab utama dialisis), kerusakan retina yang dapat menyebabkan kebutaan,
serta kerusakan saraf yang dapat menyebabkan impotensi dan gangren dengan risiko
amputasi. Komplikasi yang lebih serius lebih umum bila kontrol kadar gula darah buruk.

Komplikasi jangka panjang dari diabetes

Organ/jaringan
Yg terjadi Komplikasi
yg terkena
Plak aterosklerotik terbentuk &
menyumbat arteri berukuran besar
atau sedang di jantung, otak, tungkai Sirkulasi yg jelek menyebabkan
& penis. penyembuhan luka yg jelek & bisa
Pembuluh darah Dinding pembuluh darah kecil menyebabkan penyakit jantung,
mengalami kerusakan sehingga stroke, gangren kaki & tangan,
pembuluh tidak dapat mentransfer impoten & infeksi
oksigen secara normal & mengalami
kebocoran

Terjadi kerusakan pada pembuluh Gangguan penglihatan & pada


Mata
darah kecil retina akhirnya bisa terjadi kebutaan

·  Penebalan pembuluh darah ginjal

Fungsi ginjal yg buruk


Ginjal ·  Protein bocor ke dalam air kemih
Gagal ginjal

·  Darah tidak disaring secara normal

·  Kelemahan tungkai yg terjadi


secara tiba-tiba atau secara perlahan
Kerusakan saraf karena glukosa tidak
Saraf dimetabolisir secara normal & karena ·  Berkurangnya rasa, kesemutan &
aliran darah berkurang nyeri di tangan & kaki

·  Kerusakan saraf menahun

Tekanan darah yg naik-turun


Kerusakan pada saraf yg
Sistem saraf
mengendalikan tekanan darah & ·  Kesulitan menelan & perubahan
otonom
saluran pencernaan fungsi pencernaan disertai serangan
diare

Kulit Berkurangnya aliran darah ke kulit & ·  Luka, infeksi dalam (ulkus
hilangnya rasa yg menyebabkan
diabetikum)
cedera berulang
·  Penyembuhan luka yg jelek

Mudah terkena infeksi, terutama


Darah Gangguan fungsi sel darah putih
infeksi saluran kemih & kulit

Glukosa tidak dimetabolisir secara


·  Sindroma terowongan karpal
Jaringan ikat normal sehingga jaringan menebal
Kontraktur Dupuytren
atau berkontraksi

F. Cara pengobatan dan penanganan Diabetes Militus


Penderita diabetes tipe 1 umumnya menjalani pengobatan therapi insulin
(Lantus/Levemir, Humalog, Novolog atau Apidra) yang berkesinambungan, selain itu adalah
dengan berolahraga secukupnya serta melakukan pengontrolan menu makanan (diet).
Pada penderita diabetes mellitus tipe 2, penatalaksanaan pengobatan dan penanganan
difokuskan pada gaya hidup dan aktivitas fisik. Pengontrolan nilai kadar gula dalam darah
adalah menjadi kunci program pengobatan, yaitu dengan mengurangi berat badan, diet, dan
berolahraga. Jika hal ini tidak mencapai hasil yang diharapkan, maka pemberian obat tablet
akan diperlukan. Bahkan pemberian suntikan insulin turut diperlukan bila tablet tidak
mengatasi pengontrolan kadar gula darah.

G. Perawatan Preventif
1. Identifikasi
Penderita membawa keterangan tentang : jenis DM, komplikasi, regimen    
Pengobatan
2. Vaksinasi
Merupakan tindakan yang baik terutama terhadap pnemokokus dan influensa
3. Tidak merokok
4. Deteksi dan Penatalaksanaan hipertensi dan hiperlipidemia
5. Perawatan kaki.

H. Definisi Senam Kaki Diabetik


Senam kaki adalah kegiatan atau latihan yang dilakukan oleh pasien diabetes melitus
untuk mencegah terjadinya luka dan membantu melancarkan peredaran darah bagian kaki.
(S,Sumosardjuno,1986)
Ada 3 alasan mengapa orang dengan diabates lebih tinggi resikonya mengalami masalah
kaki yaitu:
1. Sirkulasi darah kaki dari tungkai yang menurun (gangguan pembuluh darah)
2. Berkurangnya perasaan pada kedua kaki (gangguan saraf)
3. Berkurangnya daya tahan tubuh terhadap infeksi
Senam kaki ini sangat dianjurkan untuk penderita diabetes yang mengalami gangguan
sirkulasi darah dan neuropathy di kaki, tetapi disesuaikan dengan kondisi dan kemampuan
tubuh penderita. Latihan senam kaki DM ini dapat dilakukan dengan cara menggerakkan
kaki dan sendi-sendi kaki misalnya berdiri dengan kedua tumit diangkat, mengangkat dan
menurunkan kaki. Gerakan dapat berupa gerakan menekuk, meluruskan, mengangkat,
memutar keluar atau ke dalam dan mencengkram pada jari-jari kaki (Soegondo, et al. 2004).

I. Manfaat
Secara garis besar manfaat dari senam kaki diabetik adalah:
1. Memperbaiki sirkulasi darah
2. Memperkuat otot-otot kecil
3. Mencegah terjadinya kelainan bentuk kaki
4. Meningkatkan kekuatan otot betis dan paha
5. Mengatasi keterbatasan gerak sendi

J. Indikasi dan Kontraindikasi


1. Indikasi
Senam kaki ini dapat diberikan kepada seluruh penderita Diabetes mellitus dengan tipe 1
maupun 2. Namun sebaiknya diberikan sejak pasien didiagnosa menderita Diabetes
Mellitus sebagai tindakan pencegahan dini.
2. Kontraindikasi
a) Klien mengalami perubahan fungsi fisiologis seperti dipsneu atau nyeri dada.
b) Orang yang depresi, khawatir atau cemas.

K. Prosedur Pelaksanaan
1. Persiapan Alat : Kertas Koran 2 lembar, Kursi (jika tindakan dilakukan dalam posisi
duduk), hanskun.
2. Persiapan Klien : Kontrak Topik, waktu, tempat dan tujuan dilaksanakan senam kaki
3. Persiapan lingkungan : Ciptakan lingkungan yang nyaman bagi pasien, Jaga privacy
pasien
4. Prosedur Pelaksanaan :
a) Perawat cuci tangan
b) Jika dilakukan dalam posisi duduk maka posisikan pasien duduk tegak diatas bangku
dengan kaki menyentuh lantai

Gambar 1. Pesien duduk di atas kursi


c) Dengan Meletakkan tumit dilantai, jari-jari kedua belah kaki diluruskan keatas lalu
dibengkokkan kembali kebawah seperti cakar ayam sebanyak 10 kali
Gambar 2. Tumit kaki di lantai dan jari-jari kaki diluruskan ke atas
d) Dengan meletakkan tumit salah satu kaki dilantai, angkat telapak kaki ke atas. Pada
kaki lainnya, jari-jari kaki diletakkan di lantai dengan tumit kaki diangkatkan ke atas.
Cara ini dilakukan bersamaan pada kaki kiri dan kanan secara bergantian dan diulangi
sebanyak 10 kali.

Gambar 3. Tumit kaki di lantai sedangkan telapak kaki di angkat


e) Tumit kaki diletakkan di lantai. Bagian ujung kaki diangkat ke atas dan buat gerakan
memutar dengan pergerakkan pada pergelangan kaki sebanyak 10 kali.
Gambar 4. Ujung kaki diangkat ke atas
f) Jari-jari kaki diletakkan dilantai. Tumit diangkat dan buat gerakan memutar dengan
pergerakkan pada pergelangan kaki sebanyak 10 kali.

Gambar 5. Jari-jari kaki di lantai


g) Angkat salah satu lutut kaki, dan luruskan. Gerakan jari-jari kedepan turunkan
kembali secara bergantian kekiri dan ke kanan. Ulangi sebanyak 10 kali.
h) Luruskan salah satu kaki diatas lantai kemudian angkat kaki tersebut dan gerakkan
ujung jari kaki kearah wajah lalu turunkan kembali kelantai.
i) Angkat kedua kaki lalu luruskan. Ulangi langkah ke 8, namun gunakan kedua kaki
secara bersamaan. Ulangi sebanyak 10 kali.
j) Angkat kedua kaki dan luruskan,pertahankan posisi tersebut. Gerakan pergelangan
kaki kedepan dan kebelakang.
k) Luruskan salah satu kaki dan angkat, putar kaki pada pergelangan kaki , tuliskan pada
udara dengan kaki dari angka 0 hingga 10 lakukan secara bergantian. Gerakan ini
sama dengan posisi tidur.
Gambar 6. Kaki diluruskan dan diangkat
l) Letakkan sehelai koran dilantai. Bentuk kertas itu menjadi seperti bola dengan kedua
belah kaki. Kemudian, buka bola itu menjadi lembaran seperti semula menggunakan
kedua belah kaki. Cara ini dilakukan hanya sekali saja
 Lalu robek koran menjadi 2 bagian, pisahkan kedua bagian koran.
 Sebagian koran di sobek-sobek menjadi kecil-kecil dengan kedua kaki
 Pindahkan kumpulan sobekan-sobekan tersebut dengan kedua kaki lalu letakkan
sobekkan kertas pada bagian kertas yang utuh.
 Bungkus semuanya dengan kedua kaki menjadi bentuk bola
DAFTAR PUSTAKA

Banyumas.2015.Manfaatsenamkakidiabetik.http://banyumasnews.com/8762-manfaat-dan
cara-senam-kaki-untuk-penderita-diabetes-mellitus/.Diakses tanggal 20 Juli 2018

Winardi,Aswerdi.2012.SenamkakiDiabetik.http://aswediners.blogspot.co.id/2012/12/senam-
kaki-diabetik.html. Diakses tanggal 20 Juli 2018

Anda mungkin juga menyukai