Anda di halaman 1dari 2

A.

Ganja
Ganja (Cannabis) adalah nama singkatan untuk tanaman Cannabis sativa. Istilah
ganja umumnya mengacu kepada pucuk daun, bunga dan batang dari tanaman yang
dipotong, dikeringkan dan dicacah dan biasanya dibentuk menjadi rokok. Nama lain
untuk tanaman ganja adalah marijuana, grass, weed, pot, tea, Mary jane dan produknya
hemp, hashish, charas, bhang, ganja, dagga dan sinsemilla (Camellia, 2010)
Ganja adalah tumbuhan budidaya penghasil serat, namun lebih dikenal karena
kandungan zat narkotika pada bijinya yaitu THC. Tanaman ganja biasanya dibuat
menjadi rokok marijuana. Berdaun menjari dengan bunga jantan dan betina ada di
tanaman berbeda (berumah dua). Bunganya kecil-kecil berbentuk kelompok di ujung
ranting. Ganja hanya tumbuh di pegunungan tropis dengan elevasi di atas 1.000 meter di
atas permukaan laut (Moffat, et al. 2004). Ada tiga jenis ganja yaitu Cannabis sativa,
Cannabis indica, dan Cannabis ruderalis. Ketiga jenis ganja ini memiliki kandungan
tetrahidrokanabinol (THC) berbeda-beda (BNN, 2015).

B. Efek ganja dan mekanisme


Komponen utama ganja adalah Delta-9-tetrahydrocannabinol (Δ9-THC). Tanaman
ganja mengandung lebih dari 400 bahan kimia, di mana sekitar 60 secara kimia
berhubungan dengan Δ9-THC. Pada manusia, Δ9-THC diubah dengan cepat menjadi 11-
hidroksi-Δ9-THC, metabolit yang aktif di sistem saraf pusat (SSP).
Bila ganja diisap, efek euforia muncul dalam hitungan menit, puncaknya sekitar
30 menit, dan 2 sampai 4 jam terakhir. Beberapa efek kognitif dan motorik berlangsung
5 sampai 12 jam. Ganja juga bisa dikonsumsi secara oral saat disiapkan dalam makanan,
seperti brownies dan kue. Sekitar dua sampai tiga kali lebih banyak ganja harus
dikonsumsi secara oral untuk menjadi sekuat ganja yang dikonsumsi dengan menghirup
asapnya. Pengguna ganja reguler yang peka terhadap efek ganja akan menunjukkan
peningkatan kapasitas sintesis dopamin yang meningkat, dan ini akan terkait langsung
dengan tingkat keparahan gejala psikotik seperti ganja.
Kerja ganja dan bahan aktifnya Δ9-tetrahydrocannabinol (THC) pada rangkaian
reward ada pada reseptor kannabinoid, yang merupakan tempat di mana kannabinoid
endogen dimanfaatkan secara alami sebagai neurotransmiter retrograde. Ganja dihisap
untuk mengantarkan kannabinoid yang berinteraksi dengan reseptor kannabinoid otak
sendiri untuk memicu pelepasan dopamin dari sistem reward mesolimbik. Reseptor CB1
bisa menjadi perantara tidak hanya sifat penguat ganja, tapi juga alkohol dan sampai
batas tertentu sifatnya zat psikoaktif yang lain (termasuk mungkin beberapa makanan).
Efek konsumsi atau penggunaan ganja terhadap tubuh antara lain akan
mengganggu kerja otak dalam berpikir, memicu kanker paru-paru karena kandungan tar
pada ganja yang 3 kali lebih banyak dari tar pada tembakau, selain merugikan fisik ganja
juga dapat mengganggu kesehatan mental.

Anda mungkin juga menyukai