Anda di halaman 1dari 27

Injil Matius

Penulis kitab ini ialah Matius. Waktu penulisan Antara tahun 80-an di abad
pertama. Alamat Pengarang dapat dikatakan bahwa kita ini berasal di Pela yang
terdapat di daerah sebelah timur Yordan tempat Komunitas Kristen Yahudi di
Yesrusalem. Tempat Penulisan Kemungkinan di Antiokhia. Injil Matius ditulis untuk
ditujukan kepada komunitas Kristen Yahudi. Tujuannya untuk menunjukkan kepada
mereka bahwa Yesuslah Mesias yang dinubuatkan oleh Perjanjian Lama. Itu
sebabnya, kita menemukan beberapa peristiwa di sekitar kelahiran dan kehidupan
Yesus bahkan sampai kematian-Nya dikomentari oleh penulis sebagai penggenapan
Perjanjian Lama.

Pokok-pokok penting Injil Matius menjadi penghubung yang sangat penting


antara Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Matius memulai dengan menelusuri
silsilah Yesus melalui Yusuf; kelahiran Yesus oleh perawan Maria, pembaptisan
Yesusoleh Yohanes Pembaptis, dan percobaan atas Yesus oleh Iblis di padang gurun.
Yesus berbicara lebih banyak di dalam Matius daripada di kitab Injil lain. Khotbah
pengajaran-Nya di bukit di pasal 5-7; pengutusan ke-12 rasul (pasal 10);
perumpamaan tentang Kerajaan Sorga (13); persekutuan dalam Kerajaan Sorga (18)
dan khotbah tentang akhir zaman yang akan datang (pasal 24-25). Penghiatan,
pengadilan, penyaliban, penguburan dan kebangkitan-Nya, semua hal tersebut terjadi
pada mingu-minggu terakhir dalam kehidupan Yesus. Matius mengakhiri dengan
panggilan Agung bagi semua orang percaya. Yesus datang untuk menyelematkan
orang Yahudi maupun non Yahudi, Hanya ada satu Allah yang benar dengan bentuk
3 pribadi, yaitu Trinitas : Allah Bapa, Anak dan Allah Roh Kudus, Standar Allah itu
tinggi, tetapi contoh yang Ia berikan bagi kita adalah sempurna, yaitu Kristus, Kristus
itu cukup bagi apa pun keperluan kita, Jalan Allah tinggi tak terbatas, jauh lebih
tinggi dari jalan dunia, Yesus dengan rela menyerahkan nyawa-Nya untuk menebus
dunia yang berdosa dengan pengorbanan-Nya yang sempurna dan berkenan kepada
Allah.
Injil Markus

Penulis kitab ini yaitu Markus. Waktu penulisan sebelum kehancuran


Yerusalem (70 M.) jaidi tulis antara tahun 67 dan 69 Masehi. Sehingga yang
dimaksud dengan pengarang karya ini, adalah orang yang dari masa kemasa menjadi
pendamping paulus, Tempat penulisan Roma (kemungkinan ketika Petrus dan
Markus berada dalam penjara) Ditujukan kepada, secara umum kepada semua orang
non Yahudi, tetapi terutama kepada orang Roma. Tujuan utama penulisan Injil
Markus adalah untuk menyatakan Yesus sebagai Anak Manusia, Anak Allah, dan
Juruselamat setiap orang yang percaya dan bertobat.
Dan yang menjadi pokok penting ialah Injil Markus menberikan gambaran
yang hidup atas Yesus dengan pengajaran, penyembuhan, dan pelayanan-Nya
terhadap kebutuhan orang-orang. Yesus merupakan contoh yang sempurna dan
korban yang sempurna bagi manusia disepanjang masa. Pelayanan-Nya kepada
umum termasuk ketika Ia memperlihatkan kekuasaan ilahi-Nya atas penyakit, alam,
setan-setan dan bahkan maut. Mujizat mujizat ini juga menunjukkan belas kasihan
Yesus terhadap dunia yang sedang terluka. Namun, perlawanan dan kebencian
terhadap Yesus bertumbuh dari pihak Imam Besar, orang-orang Farisi, dan Saduki.
Pada akhirnya, Yesus bersedia membiarkan terjadinya penangkapan dan penyaliban
atas diri-Nya. Akan tetapi kebangkitan-Nya memeteraikan kemenangan puncak bagi
semua yang percaya kepada-Nya untuk menyelamatkan mereka. Yesus peduli
terhadap seluruh aspek hidup kita, Tindakan Yesus sesuai dengan perkataanNya,
maka kita pun harus berbuat demikian jika kita ingin menjadi seorang saksi yang baik
bagi-Nya, Kematian Yesus Di atas Kayu Salib membayar harga setiap dosa kita
hanya bila kita berpaling kepada-Nya dengan hati yang bertobat dan
mempercayaiNya sebagai Juruselamat, Tidak ada sebuah pribadi pun yang terlalu
rendah dan berada di luar jangkauan tangan kasih Allh.
Injil Lukas

Acuan yang paling tua ditemukan dalam Irenaeus yang mengatakan bahwa
Lukas pendapaing paulus menuliskan injil yang diberikan paulus itu dalam sebuah
buku jadi penulis Yaitu Lukas, waktu penulisannya mungkin dalam generasi kristen
ketiga sekitar tahun 90 M. Tempat penulisan kemungkinan di Kaiserean atau di
Roma. Yang ditujukan secata spesifik kepada Teofilus, secara khusus kepada orang
orang Yunani; dan secara umum kepada semua orang non Yahudi.
Dan yang menjadi pokok pentingnya ialah Lukas disebut sebagai “Kitab
paling indah yang pernah ditulis”. Ia menulis dengan bercerita kepada kita tentang
orang tua Yesus; kelahiran saudara sepupu-Nya, Yohanes Pembaptis; perjalanan
Maria dan Yusuf ke Bethlehem dan silsilah Yesus dari Yusuf. Pelayanan Yesus
kepada umum mengungkapkan belas kasihan dan pengampunanNya yang sempurna
melalui kisah orang Samaria yang baik hati (Pasal 10); anak yang hilang (pasal 15);
orang kaya dan Lazarus (pasal 16), Ketika orang banyak percaya atas kasih Yesus
yang tanpa prasangka, yang melampaui semua batas batas manusia, banyak pula yang
menentang dan melawan pernyataan-Nya. Para pengikut Yesus di dorong untuk
menghitung harga pemuridan mereka, ketika musuh musuh-Nya berusaha
membunuh-Nya di atas kayu salib. Akhirnya, Yesus pun dikhianati, diadili, dijatuhi
hukuman mati, dan disalibkan. Akan tetapi, kubur tidak dapat menahan-Nya!
Kebangkitan-Nya menjamin kelanjutan pelayanan-Nya untuk mencari dan
menyelamatkan yang hilang (19:10). Setelah kemunculan-Nya pada sejumlah
kesempatan kepada murid-murid-Nya, Roh Kudus pun dijanjikan dan Kristus naik
kepada Bapa. Begitu juga dengan. Yesus mengerti kelemahan, godaan dan percobaan
atas diri kita, Yesus datang untuk menyelamatkan baik orang Yahudi maupun non
Yahudi, Yesus menyelamatkan orang-orang yang terbuang …. dan yang diterima
masyarakat, Yesus datang untuk menyelamatkan baik yang miskin dan kaya Yesus
datang untuk menyelamatkan baik orang dewasa maupun kanak-kanak, Yesus datang
untuk menyelamatkan baik pria maupun wanita,Yesus datang untuk menyelamatkan
orang baik.
Injil Yohanes

Tradisi gereja belakangan yang menyebut bahwa Yohanes anak Zebedeus


sebagai pengarangnya. Karya ini kemungkinan ditulis di Timur (daerah Siria), dan
waktu penulisan menjelang akhir abad pertengahan. Ditujukan kepada semua orang
non Yahudi dan orang Kristen.

Dan pokok-pokok pentingnya ialah Jika Lukas mengambarkan Yesus sebagai


“anak manusia”, Yohanes mempresentasikanNya dengan keilahianNya sebagai
“Anak Allah”. Hubungan Yesus dengan Bapa ditekankan ketika Ia mengajar,
menyembuhkan orang sakit, berdoa, dan melayani. Mujizat yang ditulis dalam
Yohane termasuk mengubah air menjadi anggur (2:1-11), memberi makan 5000
orang (6:1-14), berjalan di atas air (6:16-21), membangkitkan Lazarus (11:1-46).
Meskipun demikian, sebagai tambahan akan keberadaanNya sebagai Allah, segi
kemanusiaan Yesus juga ditunjukkan saat Ia lelah, lapar, haus, dan sedih yang
mendalam. Yesus menyebut diri-Nya dengan “Aku inilah ….” sebanyak 7 kali yang
dengan jelas menunjukkan pernyataanNya akan keilahianNya dan jalan kepada
keselamatan. Setelah kematian dan kebangkitanNya, kemunculan Tuhan sebelum
kenaikanNya ke sorga diceritakan dengan sangat terperinci.
Kisah Para Rasul

Kitab Kisah Para Rasul merupakan lanjutan dari Injil Lukas yang ditulis oleh
seorang kafir yang dikenal sebagai tabib Lukas yang kekasih (Kolose 4:14).
Tulisannya ini ditujukan kepada Teofilus, yang juga adalah orang kafir.
Kitab ini mencatat pekerjaan-pekerjaan Roh Kudus yang Ia laksanakan melalui
beberapa dari para rasul dan orang-orang percaya yang lain dalam membangun
GerejaNya di wilayah Kerajaan Romawi sejak dari peristiwa Kenaikan Kristus
sampai kepada pemenjaraan Paulus di Roma. Penulis Lukas, Tempat Penulisan :
Kemungkinan di Efesus. Mulanya ditujukan kepada : Teofilus dan orang Kristen non
Yahudi lainnya.
Kitab ini memuat kisah pelayanan Kristus melalui hidup para murid-Nya. Roh
kudus yang turun pada hari pentakosta memberi kuasa dan keberanian untuk
menolong orang-orang Kristen dalam bersaksi ke seluruh dunia tentang Juruselamat
yang telah bangkit. Kitab ini mengambarkan kepemimpinan Petrus atas Gereja
Yahudi; kematian Stefanus (pasal 7); aniaya yang hebat melawan Kekristenan di
bawah pimpinan Saulus (pasal 8); dan pertobatan Saulus (Paulus) diperjalanan
menuju Damaskus (pasal 9). Paulus memimpin 3 perjalanan penginjilan yang luas
untuk mengajar dan mengabarkan Injil. Kitab ini berakhir dengan perjalanan Paulus
ke Roma , dimana ia dipenjarakan. Namun, Kekristenan telah tersebar luas seperti
api, dari Yerusalem ke seluruh Kekaisaran Romawi. Sekarang tidak ada apa pun yang
dapat menghentikan Kabar Baik itu!
Allah tidak akan meminta kita untuk melakukan sesuatu tanpa memberikan
kita kemampuan melakukan sesuatu tanpa memberikan kita kemampuan untuk
melakukannya dengan baik. Pertumbuhan gereja akan terus berlangsung dan
mempunyai arti penting dengan pimpinan Roh Kudus. Mustahil untuk mempunyai
kehidupan Kristen yang berhasil di luar Roh Kudus. Orang-orang Kristen yang taat
akan pimpinan Allah akan mempunyai kesempatan yang luar biasa untuk bercerita
tentang Yesus.
Surat Paulus kepada Jemaat di Roma

Rasul Paulus belum pernah mengunjungi jemaat di Roma ketika ia menulis


suratini. Surat ini ditulisnya dari Korintus dalam perjalanan pengabaran Injil yang
ketiga. Surat ini banyak mengungkap mengenai pokok-pokok penting menyangkut
kehidupan Kristen: Mulanya ditujukan kepada : Orang-orang Kristen di Roma, baik
Yahudi maupun non Yahudi (dengan jumlah penduduk lebih dari satu juta orang,
Roma merupakan pusat dari salah satu kerajaan terbesar yang pernah dikenal oleh
dunia). Yang waktu penulisannya antara tahun 56 dan 58 Masehi.

Kitab Roma, yang merupakan kitab terpanjang dari 13 surat dalam perjanjian
Baru yang ditulis oleh Paulus merupakan sebuah diskusi thelogi yang teliti tentang
keselamatan dan doktrin tentang pembenaran hanya oleh iman saja. Secara sistematis
Paulus mencerminkan rasa syukurnya atas keselamatan dari Allah memalui
kemurahanNya ketika Ia menbedakan secara menyolok antara hukum dan kasih
karunia, dan ketetapan hati untuk membuat Kristus dikenal oleh siapapun dimana-
mana. Urusan antara Allah dan bangsa Israel dan maksudNya atas orang orang
Yahudi disebutkan dengan terperinci. Kebenaran di laur perbuatan digambarkan lebih
jauh melalui contoh kehidupan Abraham (pasal 4). Akhirnya penerapan praktis
tentang tugas-tugas orang kristen dan etika juga diberikan.
Surat Paulus yang Pertama kepada Jemaat di Korintus

Penulis kitab ini ialah Rasul Paulus yang ditulis dari Efesus pada perjalanan
penginjilan ketiga. Yang waktu penulisannya antara tahun 55 dan 57 Masehi, yang
ditujukan kepada gereja yang ada di Efesus.
Keluarga Kloe melaporkan kepada Paulus adanya perselisihan dalam gereja di
Korintus. Gereja itu kemudian mengirim 3 orang utusan kepada Paulus bersama
sebuah surat mencari hikmat tentang beberapa hal serta pertanyaan-pertanyaan yang
ada di dalam gereja. Secara sistematis surat dari Paulus kepada jemaat di Korintus
menjawab beberapa pokok persoalan , seperti perpecahan dalam jemaat, kebobrokan
moral, perkara hukum, tantangan atas kerasulan Paulus, persembahan daging kepada
berhala, pernikahan, perceraian, dan perjamuan kudus. Pengajaran juga diberikan
mengenai karunia roh (pasal 12), kasih dalam Kristen (pasal 13), dan kebangkitan
(pasal 15). Sebagai tambahan atas nasihat nasihat paulus tentang kedisiplinan, ia juga
memberi saran praktis kepada jemaat pada saat memberi pernyataan bahwa Injil
adalah kuasa dan hikmat Allah.
Pokok-pokok penting dalam kitab I Korintus ini ialah Hanya Kristus saja yang
dapat menyucikan dosa kita dan memberi hak untuk berdiri benar dihadapan Allah.
Hanya orang Kristen yang dapat memberi kasih yang sejati. Kasih yang sejati adalah
sebuah keputusan, tindakan, dan sebuah komitmen. Allah tidak akan pernah
membiarkan kita dicobai melebihi kekuatan kita untuk menanggungnya. Saudara laki-
laki dan perempuan dalam Kristus bersama-sama dalam sebuah kesatuan yang tidak
ada di dalam dunia. Orang-orang Kristen dewasa kadang-kadang perlu untuk
membatasi kebebasan pribadi mereka bagi kepentingan mereka yang lebih lemah.
Orang-orang beriman menerima karunia-karunia untuk memuliakan Allah dan
membangun tuuh Kristus dalam kasih. Yesus Kristus menaruh perhatian dalam
semua aspek hidup kita dan merupakan jawaban bagi semua masalah kita.
Surat Paulus yang Kedua kepada Jemaat di Korintus

Penulis kitab in ialah Rasu Paulus setelah kunjungannya ke Korintus yang


ditulus tahun 55 dan 57 Masehi, beberapa bulan setelah I Korintus. Yang tempat
penulisannya di Makedonia, yang tujuannya untuk jemaat-jemaat yang ada di
Korintus.

Pokok penting dalam kitab ini ialah Surat yang sangat pribadi dari Paulus ini
mengungkapkan emosi, ambisi dan kasihnya yang sepenuh hati kepada jemaat.
Paulus menjelaskan secara rinci kariernya dan beberapa percobaan yang telah dengan
sabar dihadapinya dengan melayani Kristus, terutama duri dalam daging untuk
membuatnya tetap rendah hati. Ia kemudian menceritakan kebutuhan untuk
mengumpulkan persembuhan uang bagi jemaat di Mekadonia. Ia menekankan
sukacita akan pemberian yang murah hati. Akhirnya, Paulus mempertahankan
keabsahan pelayanan kerasulan dan panggilannya dari Allah.

Kitab II Korintus ini yangkiota kenal sekarang ini merupakan suatu yang utuh.
Pertama-tama diarahkan kepada hubungan pikiran antara pasal 1-9 dan 10-13, tetapi
tidak ada penjelasan benar memuaskan tentang bagaimana Paulus menulis pasal 10-
13 dalam surat yang sama setelah pasa 1-9.

Sehingga kita dapat membedakan mana unsur-unsur surat perujukan,


apologia, serangan keras, dua surat mengenai pengumpulan dana dan ajuran
apokaliptis (kemungkinan tidak berasa dari Paulus). Kunjungan Paulus yang pasti
amat singkat ke Korintus sehingga Paulus jelastidak mampu menangani situasi yang
ia temukan disana.
Surat Paulus kepada Jemaat di Galatia

Diberitahu bahwa sewaktu menulis surat ini rasu Paulus mungkin sudah dua
kali ke Galatia, namun Konteksnya menunjukan bahwa kata itu dimaksudkan untuk
mengacu kepada suatu kunjungan yang bukan terakhir kalinya. Karena itu kunjungan
terakhir Paulus ke Galatia tak mungkin sudah lama berselang, kunjungan di Galilea
dengan bantuan dua perikop Kisah Para Rasul. Dan kitab ini ditulis pada Antara
tahun 49 dan 55 Masehi oleh Rasul Paulus, yang kemungkinan tempat penulisannya
di Antiokia atau Efesus. Tujuan atau maksud Paulus yang terutama adalah untuk
menghindarkan orang-orang Galatia agar tidak memeluk Kekristenan yang palsu.

Surat Galatia ini adalah tulisan yang amat penuh dengan perasaan, nama
pengirimnya jelas dan singkat: Paulus. Kemudian ia menandaskan bahwa ia adalah
seorang rasul bukan karena manusia.

Paulus mengunakan surat ini untuk mengigatkan orang-orang Kristen bahwa


mereka adalah ahli waris Allah sebagai anak-anak-Nya. Warisan ini tidak didapat
oleh perbuatan, tetapi hanya oleh iman dalam Yesus Kristus. Paulus, yang juga orang
Yahudimembuktikan pengajaran yang salah yang mengatakan bahwa orang Kristen
non Yahudi harus masuk kedalam “Yudaisme” dan mengikuti dengan ketat setiap
hukum Musa. Paulus meringkas Injil lalu menerangkan bagaimana Abraham
diselamatkan oleh iman sekitar 400 tahun sebelum hukum Taurat dinyatakan melalui
Musa. Setelah mempertahankan kelayakannnya sebagai seorang Rasul, Paulus
menutup dengan berbicara mengenai berjalan dalam Roh dan buah Roh.
Surat Paulus kepada Jemaat di Efesus

Tujuan risalat ini ialah memberikan petunjuk mengenai Una Sancta.


Pembukaannya disusun dengan Ucapan Syukur. Disini pengarang munggunakan
banyak sekali bahan yang ada pengarang menulis sebagai “Paulus” dan dengan
demikian menunjukan bahwa ia ingin berdiri dalam tradisi paulus.

Kitab ini ditulis oleh rasul Pulus antara tahun 60 dan 61 Masehi. Yang
tujuannya untuk orang-orang kristen di Efesus Dalam perjalanan pengabaran Injilnya
yang ketiga, Paulus tinggal di Efesus dan selama dua tahun berkhotbah dan mengajar
di sana (Kisah 19:1,8-10; 20:31).

Selama ia tinggal di sana banyak orang bertobat dan memutuskan untuk


meninggalkan penyembahan kepada Diana dan menjadi orang-orang Kristen yang
sejati:

Efesus tidak membahas masalah masalah atau situasi khusus dalam gereja.
Sebaliknya, Efesus ditulis untuk memberi dorongan kepada Tubuh Kristus agar
semakin dewasa di dalam-Nya. Paulus menunjukkan gambaran rencana dan tujuan
Allah sejak dunia diciptakan. Semua keistimewaan dan kesatuan Kristus berikan pada
orang percaya menyiapkan mereka setiap hari untuk peperangan rohani. Bimbingan
praktis diberikan untuk hubungan suami-istri (pasal 5); orang tua dan anak-anak, serta
majikan da hamba (pasal 6). PAulus membagikan bahwa bila seorang Kristen ingin
berhasil, ia harus mula mula menyadari kekayaan kedudukan di dalam Kristus, dan
kuasa didapatkan bila ia “memakai senjata Allah selengkapnya” (6:11)
Surat Paulus kepada Jemaat di Filipi

Paulus mendirikan gereja di Filipi pada perjalanan penginjilan yang kedua.


Disini kita hanya menentukan gagasan-gagasannya, dan tak ada petunjuk tentang
fungsi mereka. Tetapi kita tak bole menyimpulkan fungsi tersebut dalam terang apa
yang berlangsung pada gagasan teks ini. Setelah itu muncul himbauan-himbauan dan
tingkah laku yang layak.

Paulus menjalin himbauan kasih yang rendah hati, kesatuan dan kesiapan
untuk untuk menderita, dengan nyayian kristus. Tetapi disampingitu ia pun berharap
bisa pergi sendiri kesana. Paulus menuntut bahwa apapuntingkat kesempurnaan yang
telah dicapai, hal itu harus terbuktu dalam gereja itu

Kita hanya dapat menduga-duga bagaimana hubungan waktu antara ketiga


surat Filipi tersebut, kitab iniditulis oleh rasul Paulus yang tempat penulisannya dari
penjara Roma, yang tujuannya untuk jemaat di Filipi.

Pokok penting dalam hal ini ialah Surat yang hangat dan penuh kasih sayang
dari Paulus ini memuji orang-orang Filipi atas iman dan dukungan mereka. Ia
menasehati mereka untuk memusatkan hidup mereka dalam Kristus dan merasa puas
dalam segala keadaan. Paulus hanya memiliki sedikit kesempatan untuk menjawab
masalah-masalah di dalam gereja, meskipun ada dua orang wanita yang sedang
bertengkar yaitu Euodia dan Sintikhe, dinasehati untuk menyelesaikan perbedaan
diantara mereka (pasal 4). Paulus menetapkan tujuan yang paling mulia di hadapan
mereka:intuk hidup dalam kesatuan ilahi dan kasih, menjadi kuat di dalam doa, dan
dengan penuh sukacita mengikuti teladan Juruselamat mereka, yaitu Yesus Kristus.
Surat Paulus kepada Jemaat di Kolose

Singkat saja yang menyebut Paulus sebagai pengirimnya bersama-sama


dengan Timotius, Ini memberikan kesan mengenai adanya suatu persekutuan yang
harmonis, tetapi sudah tentu hal yang harmonis yang tidak menghilangkan kenyataan
bahwa didalam atau sekitarnya.

Dan Paulus juga melihat keadaan gereja di Kolose pada waktu itu, sehingga
kedudukannya diungkapkan dalam memperkuat wewenang Epafras yang
dibelakangnya

Kitab ini di tulis sekitar tahun 60-61 Masehi, oleh rasul Paulus yang tempat
penulisan dari penjara di Romawi, yang tujuannya untuk jemaat di Kolose. Gereja di
Kolose juga diperhadapkan dengan beberapa orang percaya dari kalangan Yahudi
yang masih percaya bahwa orang-orang Kristen dituntut agar tetap mentaati hukum-
hukum Musa dan juga adanya orang-orang lain yang mempraktekkan penyembahan
kepada malaikat-malaikat. Karena itu Paulus mengemukakan tentang kecukupan
Kristus yang dapat memenuhi segala sesuatu.

Jika mereka mengikuti teladan Kristus, peraturan-peraturan untuk hidup suci


ini memberi mereka kebebasan dari peraturan-peraturan manusia.
Surat Paulus yang Pertama kepada Jemaat di Tesalonika

Surat Paulus yang belakangan pembukaan surat ini relatif singkat Silvanuis
dan Timotius disebutkan bersama-sama dengan Paulus dalam mengirimkan surat itu.
Penerimanya ialah jemaat di Tesalonika, Ibu kota Makedonia sebuah Provinsi
Romawi. Alasan tujuan penulisan kitab ini ialah secara khusu alasan tadi tidak
menjelaskan mengapa bagian pertama begitu panjang lebar isinyaatau mengapa
Paulus menerangkan dengan amat terinci masalah-masalah yang begitu dikenal oleh
gereja. Ketika Paulus tiba di Tesalonika ia datang dari suatu penganiayaan, karena itu
tinjauan terrinci tentang masa lalu bukan Cuma sekedar kenagan historis.

Paulus juga mengutarakan sesuatu yang dikenal, namun tidak mencolok jelas.
Surat I Tesalonika ini merupakan surat penggembalaan kepada gereja di Tesalonika
yang dialamatkan untuk menaggapi keadaan sesungguhnya yang dijumpai gereja.
Kita ini ditulis oleh rasul Paulus pada tahun 50-51 Masehi yang tempat penulisannya
di Korintus yang tujuannya kepada jemaat di Tesalonika.

Allah mengharapkan orang beriman untuk menjadi teladan bagi mereka yang
belum percaya. Poko penting dalam kitab ini ialah Allah mengharapkan orang
beriman untuk menjadi teladan bagi mereka yang belum percaya. Aniaya bukanlah
alasan untuk meninggalkan Allah. Kemenangan puncak kita ada di dalam Kristus.
Kedatangan Kristus yang kedua kalinya pasti terjadi. Orang Kristen wajib berdoa
bagi gereja serta pemimpin-pemimpin mereka. Hidup dalam kesucian adalah
kehendak Allah bagi setiap orang percaya.
Surat Paulus yang Kedua kepada Jemaat di Tesalonika

Kita tidak menemukan kesejajaran yang demikian sama pada surat-surat


Paulus, jemaat membicarakan sama positifnya sama seperti dalam I Tesalonika, tetapi
di Paulus memuji Jemaat Tesalonika dengan gereja-gereja lainnya dalam hal ini saja I
Tesalonika membuktikan dirinya sebagai surat yang pertama. Selain itu, ada unsur-
unsur dalam II Tesalonika Membuktikan dirinya sebagai Surat yang kemudian.
dalam periode setela Paulus, salah satu pengarang berupaya menghempang
penyimpangan Gnostik, ketika ajaran itu memasuki jemaat, ini berarti
disini digunakan pendekatan gaya Paulus tetapi semua itu disajikan
bukanlah dan gaya khas Paulus. Surat ini kemungkinan besar ditulis tak lama setelah
tahun 70, yang tujuannya
kepada orang percaya di Tesalonika.

Dalam surat kepada jemaat Tesalonika ini, Paulus menekankan betapa


pentingnya orang-orang Kristen mengunakan waktunya dengan bijaksana. Mereka
menerima pujian atas pertumbuhan rohani mereka dan menerima janji penghakiman
atas penganiayaan mereka. Peristiwa yang akan terjadi pada hari Tuhan telah
diceritakan secara garis besar, termasuk kemurtadan besar yang akan terjadi. Paulus
menasehati jemaat Tesalonika untuk tetap setia dalam pelayanan kerena kedatangan
Kristus tidak diketahui. Namun, kepastian mutlak dari kedatangan-Nya telah
diketahui dan inilah inti pengajaran Paulus.
Surat Paulus yang Pertama kepada Timotius

Paulus menulis surat 1 Timotius sesudah peristiwa-peristiwa yang tercantum


dalam pasal terakhir Kisah Para Rasul. Hukuman penjara yang pertama kali dialami
Paulus di Roma, rupanya berakhir dengan kebebasan. Paulus meninggalkan Roma
menuju ke arah barat ke Spanyol dan di sana melaksanakan pelayanan yang sudah
lama dicita-citakannya (bd. Rom 15:23-24,28). Berdasarkan data dalam Surat-Surat
Penggembalaan ini, Paulus kemudian kembali ke daerah Laut Aegea (khususnya
Kreta, Makedonia, dan Yunani) untuk pelayanan selanjutnya.

Sementara waktu ini (sekitar tahun 64-65 M), Paulus menugaskan Timotius
sebagai wakil rasuli untuk melayani di Efesus, dan Titus di Kreta. Dari Makedonia,
Paulus menulis surat yang pertama kepada Timotius, dan beberapa waktu kemudian
dia menulis kepada Titus. Setelah itu, Paulus kembali ditawan di Roma, ketika dia
menulis surat yang kedua kepada Timotius, tidak lama sebelum dia mati syahid pada
tahun 67/68 M (lihat 2Tim 4:6-8).

Kitab ini ditulis oleh rasul Paulus sekitar tahun 65 M, yang tempat penulisan
kemungkinan di penjara Romawi.

Tujuan dari kitab ini Timotius sendiri mengenai kehidupan pribadi dan
pelayanannya, mendorong Timotius untuk mempertahankan kemurnian Injil dan
standarnya yang kudus dari pencemaran oleh guru palsu; dan memberikan
pengarahan kepada Timotius mengenai berbagai urusan dan persoalan gereja di
Efesus.
Surat Paulus yang Kedua kepada Timotius

Surat ini ditulis oleh rasul Paulus, yang waktu penulisannya sekita 66-67 M,
kitab ini di Tulis dalam penjara Romawi, dimana Kaisar Nero menghentikan
perkembangan kekristenan di Roma pada waktu itu. Tujuan dari kitab ini ialah
mengetahui bahwa Timotius pemalu serta menghadapi kesukaran, dan karena
menyadari akan kemungkinan penganiayaan berat dari luar gereja dan adanya guru-
guru palsu di dalam gereja, Paulus menasihatkan Timotius agar dia memelihara Injil,
memberitakan Firman Allah, menanggung kesukaran dan melaksanakan tugas-
tugasnya.

Bagaimanapun kondisi Paulus yang menyedihkan, perhatian utamanya adalah


Timotius dan pelayanannya karena ia yakin bahwa ketika kematiannya telah tiba,
Allah akan memberikan kepadanya sebuah rumah yang kekal, yang menanti di sorga.
Paulus memperingatkan Timotius untuk tidak pernah merasa malu akan Injil,
melainkan terus tabah dalam iman dan ketaatan. Kemudian ia memberikan petunjuk
bahwa pada hari hari akhir akan muncul suatu keadaan yang menghancurkan karena
manusia berpaling dari Allah, karena manusia memuliakan dosa, dan bahwa ia harus
menghindari mereka yang merugikan pelayanan terhadap Kristus. Firman Allah
dinyatakan sebagai kuasa dan inspirasi Allah untuk menyelesaikan dan
memperlengkapi orang beriman bagi pelayanan. Paulus mengakhiri dengan meminta
Timotius untuk segera datang menjenguknya segera.
Surat Paulus kepada Titus

Surat ini disebut surat pengembalaan. Surat ini ditulis sekitar tahun 65-66 M,
oleh rasul Paulus, yang mulanya ditujukan kepada Titus. Dan tempat penulisnya
Tidak pasti (kemungkinan dari Yunani atau Makedonia).

Tujuan dari surat ini, terutama untuk menugaskan Titus, menata apa yang
ditinggalkan Paulus di Kreta, termasuk penetapan penatua (Tit 1:5); membantu
jemaat tumbuh dalam iman, pengetahuan akan kebenaran, dan kesalehan (Tit 1:1);
membungkam guru-guru palsu (Tit 1:11); dan datang kepada Paulus setelah ia diganti
oleh Artemas atau Tikhikus (Tit 3:12).

Pokok penting dalam surat ini, Permintaan Paulus dalam surat ini adalah
supaya Titus menunjuk penatua yang cakap dalam setiap kota untuk meminpin orang-
orang percaya di pulau Kreta. Desakan yang khusus ini diberikan kepada orang-orang
tua dan muda, pria dan wanita, untuk hidup benar karena mereka menantikan
kedatangan Yesus Kristus kembali. Orang-orang percaya didorong untuk melakukan
pekerjaan baik, tetapi diperingatkan untuk mengigat bahwa mereka dibenarkan oleh
karena kemurahan dan anugerah Allah. Paulus mengunakan surat ini untuk memberi
Titus kebijaksanaan rohani yang diperlukan untuk meminpin gereja dengan efektif.
Surat Paulus kepada Filemon

Gagasan utama dari surat ini ialah kenyataan baru yang sudah masuk dalam
ke dalam seseorang yang berada didalam Kristus. Hal ini sudah tentu akn melahirkan
akibat-akibat dalam hubungan antara tuan dan hamba, namun demikian keadaan
resmi seperti ini tidak ditumbangkan. Paulus menulis surat ini dari penjara , Paulus
barang kali kemudian menulis suratnya yang ketiga kepada jemaat di Filipi-dan yang
pasti juga surat korintus-setelah pembebasannya. Surat ini di tulis pada tahun 61 dan
62 Masehi, yang tujuannya Filemon, juga kepada Apfia dan Arkhipus (kemungkinan
adalah istri dan putera Filemon), dan juga kepada jemaat di Kolose yang bertemu di
rumah Filemon.

Pokok penting dalam surat paulus ini dia memohon dengan sangat supaya
Filemon, sebagai saudara dalam Kristus (ayat File 1:8-9,20-21) menerima Onesimus
kembali, bukan sebagai hamba tetapi sebagai saudara dalam Kristus (ayat File 1:15-
16). Paulus menyatakan bahwa Onesimus (yang artinya "berguna") yang dahulu
"tidak berguna", tetapi sekarang "berguna" bagi Paulus dan Filemon (ayat File 1:10-
12). Paulus ingin Onesimus dapat tinggal di Roma, tetapi sebaliknya mengirimnya
kembali kepada tuan yang memilikinya (ayat File 1:13-14). Paulus menawarkan diri
sebagai pengganti untuk hutang Onesimus dan mengingatkan Filemon tentang hutang
budinya kepada Paulus (ayat File 1:17-19). Surat ditutup dengan salam dari beberapa
teman sekerja di Roma (ayat File 1:23-24) dan pengucapan syukur (ayat File 1:25).
Surat kepada Orang Ibrani

Ibrani bukanlah suatu terjemahan dari bahasa Ibrani, melaikan ditulis dalam
bahasa Yunani. Ibrani tentunya telah ditulis sebelum tahun 96 Masehi. Karena Surat 1
Clement mengutipnya, kendatipun tidak secara khusus mengacu kepadanya. Kendati
demikian kenyataan ini bukanlah alasan untuk mengusulkan tanggal sebelum tahun
70 M., karena pokok permasalahannya adalah soal teologis, bukan historis.

Penulis kitab ini tidak disebutkan begitu juga dengan tempat penulisan Tidak
diketahui pasti (kemungkinan Roma). Surat Ibrani terutama ditulis kepada orang-
orang Kristen Yahudi yang sedang mengalami penganiayaan dan keputusasaan.
Penulis berusaha untuk memperkuat iman mereka kepada Kristus dengan
menjelaskan secara teliti keunggulan dan ketegasan penyataan Allah dan penebusan
di dalam Yesus Kristus. Ia menunjukkan bahwa penyediaan penebusan di bawah
perjanjian yang lama sudah digenapi dan tidak terpakai lagi karena Yesus telah
datang dan menetapkan suatu perjanjian yang baru oleh kematian-Nya yang
mengerjakan perdamaian.

Pokok penting dalam kitab ini Surat Ibrani ini lebih mirip dengan suatu
khotbah daripada sebuah surat. Penulis menggambarkan karyanya ini sebagai "kata-
kata nasihat" Ibr 13:22. Keunggulan Yesus Kristus atas para nabi dan malaikat. 1:1-
2:18. Keunggulan Yesus Kristus atas Musa. 3:1-4:13. Yesus Kristus, Imam yang
lebih ungul. 4:14-7:28. Keunggulan perjanjian dan pengorbanan Yesus Kristus. 8:1-
10:18. Ketaatan melalui iman. 10:19-12:29. Petunjuk penutup. 13:1-25.
Surat Yakobus

Faktor-faktor serupa harus dipertimbangkan dalam mencoba menetukan


masalah kepengarangan. Kemungkinan yang paling tepat hanyalah Yakobus anak
Zebedeus dan Yakobus saudara Yesus, tetapi yang menulis kitab ini oleh Yakobus
Saudara Yesus, karena Yakobus anak Zebedus disisikan karena mati syahid sekitar
tahun 44 M.

Kitab ini di tulis pada tahun 45 – 49 Masehi, yang tempat penulisannya di


Yerusalem. Yang tujuannya, untuk membangun semangat orang percaya Yahudi yang
sedang menderita berbagai pencobaan yang menguji iman mereka, memperbaiki
berbagai pengertian yang salah mengenai sifat iman yang menyelamatkan, dan
menasihatkan dan membina pembacanya mengenai hasil-hasil praktis iman mereka
dalam hidup yang benar dan perbuatan yang baik.

Hal penting dalam Surat ini; Pendahuluan. 1:1. Ujian dan percobaan. 1:2-18.
Karakteristik iman yang sejati. 1:19-2:26. Batu sandungan. 3:1-5:6. Iman yang
membawa kemenangan. 5:7-20.
Surat Petrus yang Pertama

Surat pertama Petrus ini dikenal baik dan dibaca secara luas oleh jemaat mula-
mula, surat ini ditulis oleh rasul Petrus, sudah jelas bahwa waktu penulisanya
sebelum ia meningal yakni pada masa penganiayaan orang-orang kristen yang
dimulai oleh Kaisar Nero tahun 64 atau 65, yang tempat penulisanya di Roma (secara
simbolik mengacu kepada Babilon).

Tujuannya Petrus menulis surat pengharapan yang penuh dengan sukacita ini
untuk memberikan kepada orang percaya pandangan yang ilahi dan abadi bagi
kehidupan di bumi dan untuk memberikan bimbingan praktis kepada mereka yang
mulai mengalami penderitaan yang berat sebagai orang Kristen di dalam masyarakat
kafir. Petrus khawatir kalau-kalau orang percaya membangkitkan ketidaksenangan
pemerintah dan menasihatkan mereka untuk mengikuti teladan Yesus dalam
menderita dengan tidak bersalah, benar, dan luhur.

Poko pentinga dalam hal ini bahwa mereka mempunyai suatu panggilan yang
mulia dan warisan sorgawi di dalam Yesus Kristus (1Pet 1:2-5); bahwa iman dan
kasih mereka di dalam hidup ini akan diuji dan dimurnikan sehingga akan
mengakibatkan pujian, hormat, dan kemuliaan pada saat kedatangan Tuhan (1Pet 1:6-
9); bahwa keselamatan yang besar ini sudah dinubuatkan oleh nabi-nabi PL (1Pet
1:10-12); dan orang percaya harus hidup kudus, jelas berbeda dari dunia yang tidak
selamat di sekitar mereka (1Pet 1:13-21). Orang percaya, yang terpilih dan
dikuduskan (1Pet 1:2) merupakan bayi-bayi yang bertumbuh yang memerlukan susu
murni Firman Allah (1Pet 2:1-3), batu-batu hidup yang sedang dibangun menjadi
suatu rumah rohani (1Pet 2:4-10), dan orang asing yang mengembara melewati
negara asing (1Pet 2:11-12); mereka harus hidup dengan hormat dan rendah hati
dalam hubungan mereka dengan setiap orang selama perjalanan ini (1Pet 2:13--3:12).
Surat Petrus yang Kedua

Kitab ini ditulis oleh rasul Paulus yang tahun penulisannya 66 dan 68 Masehi,
tempat penulisan di kemungkinan di Roma. Yang tujuannya untuk menasihati orang
percaya agar mereka dengan tekun mengejar kesalehan dan pengenalan yang benar
akan Kristus, dan untuk membeberkan dan menolak tindakan yang berakal busuk dari
para nabi dan guru palsu di kalangan gereja di Asia Kecil yang sedang meruntuhkan
kebenaran rasuli. Petrus meringkaskan maksudnya dalam 2Pet 3:17-18 ketika dia
menasihati orang percaya yang sejati, untuk waspada supaya mereka tidak "terseret
ke dalam kesesatan orang-orang yang tak mengenal hukum" (2Pet 3:17), dan

Surat ini berisi pernyataan yang paling kuat dalam Alkitab mengenai
pengilhaman, keterandalan, dan kekuasaan Kitab Suci (2Pet 1:19-21). Pasal dua dan
surat Yudas sangat mirip dalam pengecaman guru palsu. Mungkin Yudas, yang
kemudian menghadapi persoalan yang sama dengan guru-guru palsu, menggunakan
bagian-bagian dari ajaran Petrus yang diilhami untuk mengatakan hal yang sama.
Pasal tiga merupakan salah satu pasal PB yang agung tentang kedatangan Kristus
yang kedua. Petrus secara tidak langsung menunjuk kepada tulisan Paulus sebagai
Firman Allah dengan menyebutkannya dalam hubungan dengan "tulisan-tulisan yang
lain" (2Pet 3:15-16).
Surat Yohanes yang Pertama

Penulis kitab ini ialah Yohanes, yang waktu penulisannya 85-95 Masehi.
Kemungkinan di Efesus tempat penulisannya.tujuan dari surat 1 Yohanes ini ialah
untuk membeberkan dan menyangkal doktrin dan etika yang salah dari para guru
palsu, dan untuk menasihati anak-anak rohaninya agar mengejar suatu kehidupan
persekutuan yang kudus dengan Allah dalam kebenaran, dalam sukacita penuh (1Yoh
1:4) dan kepastian (1Yoh 5:13) hidup kekal, melalui iman yang taat kepada Yesus
sebagai Putra Allah (1Yoh 4:15; 1Yoh 5:3-5,12), dan dengan kehadiran Roh Kudus
(1Yoh 2:20; 1Yoh 4:4,13). Beberapa orang percaya bahwa surat ini juga ditulis untuk
menemani Injil Yohanes.

Surat ini mendefinisikan kehidupan Kristen dengan memakai istilah yang


bertentangan dan dengan seakan-akan tidak memberikan peluang kompromi di antara
terang dan gelap, kebenaran dan kebohongan, kebenaran dan dosa, kasih dan
kebencian, mengasihi Allah dan mengasihi dunia, anak-anak Allah dan anak-anak
setan. Yang penting, surat ini merupakan satu-satunya kitab PB yang berbicara
mengenai Yesus sebagai pengantara (Yun. _parakletos_) kita dengan Bapa pada saat
kita sebagai orang yang sungguh percaya berbuat dosa (1Yoh 2:1-2; bd. Yoh 14:16-
17,26; Yoh 15:26; Yoh 16:7-8).

Berita yang disampaikan surat ini didasarkan hampir seluruhnya pada


kesaksian rasuli dan bukan pada penyataan PL dahulu; petunjuk kepada PL jelas tidak
ada. Karena surat ini menyampaikan Kristologi berhubungan dengan penyangkalan
suatu bentuk ajaran sesat tertentu, maka itu berfokus pada penjelamaan dan darah
(yaitu, salib) Yesus tanpa menyebutkan kebangkitan-Nya secara khusus. Gaya
penulisannya sederhana dan berulang sewaktu Yohanes membahas berbagai istilah
seperti "terang", "kebenaran", "percaya", "tetap tinggal", "mengenal", "mengasihi",
"kebenaran", "kesaksian", "lahir dari Allah", dan "hidup kekal".
Surat Yohanes yang Kedua

Yohanes menulis 85-95 Masehi, dan tempat penulisan kemungkinan di


Efesus. Surat ini untuk mengingatkan "Ibu yang terpilih" itu tentang hal memberi
tumpangan, salam atau sokongan kepada pekerja keliling (guru, penginjil, dan nabi)
yang sudah menyimpang dari kebenaran rasuli dan menyebarkan ajaran palsu, agar
dia tidak ikut berperan dalam menyebarkan ajaran yang salah sehingga ikut bersalah.
Surat ini mengecam ajaran palsu yang sama dengan yang dikecam dalam surat 1
Yohanes.

Surat ini menggaris bawahi suatu peringatan yang juga terdapat dalam 1
Yohanes mengenai bahaya guru palsu yang menyangkal penjelmaan Yesus Kristus
dan menyimpang dari berita rasuli (ayat 2Yoh 1:7-8). Yohanes memuji "Ibu yang
terpilih" dan anak-anaknya yang "hidup dalam kebenaran" (ayat 2Yoh 1:4). Kasih
yang sejati terwujud dalam menaati perintah Kristus dan mengasihi sesama (ayat
2Yoh 1:6). Kasih Kristen harus membedakan di antara kebenaran dan kesalahan dan
tidak membuka pintu bagi guru palsu (ayat 2Yoh 1:7-9). Menerima guru palsu
dengan ramah berarti berpartisipasi dalam kesalahan mereka (ayat 2Yoh 1:10-11).
Surat ini singkat karena Yohanes merencanakan untuk berkunjung kepada ibu ini
untuk berbicara "berhadapan muka" (ayat 2Yoh 1:12).
Surat Yohanes yang Ketiga

Surat ini kemungkinan besar ditulis dari Efesus pada bagian akhir tahun 80-an
atau awal 90-an, dan di tulis oleh Yohanes.

Tujuannya ialah Yohanes menulis surat ini untuk memuji Gayus atas
kesetiaannya menyediakan tumpangan dan bantuan bagi para pekerja keliling yang
dapat diandalkan, serta mengingatkan si pemberontak Diotrefes secara tidak langsung
dan mempersiapkan jalan untuk kunjungannya sendiri.

Hal penting dalam surat ini memberikan pengertian mengenai beberapa segi
sejarah gereja mula-mula menjelang akhir abad pertama. Terdapat beberapa
persamaan mencolok di antara 2 Yohanes dengan surat ini. Meskipun demikian,
kedua surat tersebut berbeda dalam satu aspek penting: 3 Yohanes menganjurkan
penyediaan tumpangan dan bantuan bagi pekerja keliling yang dapat dipercaya,
sedangkan 2 Yohanes mendorong agar tumpangan dan dukungan tidak disediakan
bagi pekerja yang tidak dapat dipercaya sehingga orang percaya tidak dituduh
mendukung perbuatan jahat.
Surat Yudas

Surat ini ditulis oleh Yudas, hamba Yesus Kristus, saudara Yakobus, namun
tidak mungkin bahwa Yudas saudara Yesus itu benar-benar merupakan pengarang
naskah ini. Surat Yudas ini ditulis tahun 70-80 M. Penerima surat ini tidak disebutkan
secara khusus, tetapi mungkin sama dengan penerima surat 2 Petrus.

Tujuan dari surat Yudas ini untuk sangat mengingatkan orang percaya
mengenai ancaman serius dari para guru palsu dan pengaruh mereka yang merusak di
dalam gereja, dan untuk menantang orang percaya yang sejati dengan keras supaya
mereka bangkit dan "berjuang untuk mempertahankan iman yang telah disampaikan
kepada orang-orang kudus" (ayat Yud 1:3).

Sehingga pokok penting dalam surat ini ialah Surat ini berisi celaan yang
paling blak-blakan dan bersemangat dari PB terhadap para guru palsu. Itu
menggarisbawahi betapa seriusnya ancaman ajaran palsu terhadap iman yang sejati
dan hidup yang kudus bagi segala angkatan. Surat ini menunjukkan kesenangan untuk
memberikan ilustrasi dengan memakai rangkaian tiga -- misalnya: tiga contoh
penghukuman dalam PL (ayat Yud 1:5-7), tiga ciri guru palsu (ayat Yud 1:8), dan
tiga contoh orang tidak kudus dalam PL (ayat Yud 1:11) Di bawah pengaruh penuh
dari Roh Kudus, Yudas dengan leluasa menunjuk kepada sumber-sumbernya.
Wahyu kepada Yohanes

Pengarang memperkenalkan dirinya kepada para pembacanya dengan nama


Yohanes. Setelah Rasul Paulus dijatuhi hukuman, terjadilah penganiayaan yang
semakin dahsyat terhadap seluruh orang-orang Kristen di wilayah kerajaan Romawi.
Di tengah penganiayaan inilah Rasul Yohanes yang telah lanjut usinya itu dibuang ke
pulau Patmos (Wahyu 1:9), yang adalah sebuah pulau kecil yang berbatu-batu yang
panjangnya kira-kira sepuluh mil dan lebarnya enam mil dan terletak kira-kira 35 mil
di sebelah barat daya pantai Asia Kecil (Turki sekarang). Dalam pembuangan ini,
Yohanes menerima Wahyu dari Yesus Kristus (Wahyu 1:1) mengenai tujuh jemaat
yang disebutkan dalam kitab ini.

Kitab ini ditulis pada 90-96 M oleh Yohanes, di Pulau Patmos laut Aegea,
yang tujuannya untuk tujuh jemaat itu menyatakan bahwa suatu penyimpangan yang
parah dari standar kebenaran rasuli sedang terjadi di antara banyak jemaat di Asia.
Atas nama Kristus, Yohanes menulis kitab ini untuk menegur tindakan kompromi dan
dosa mereka, serta menghimbau mereka untuk bertobat dan berbalik kepada kasih
mereka yang mula-mula. Mengingat penganiayaan yang diakibatkan oleh karena
Domitianus memuja dirinya sendiri, kitab Wahyu telah dikirim kepada jemaat-jemaat
guna meneguhkan iman, ketetapan hati, dan kesetiaan mereka kepada Yesus Kristus,
serta untuk memberi semangat kepada mereka agar mereka menjadi pemenang dan
tinggal setia sampai mati sekalipun. Akhirnya, kitab ini telah ditulis untuk
memperlengkapi orang percaya sepanjang zaman dengan segi pandangan Allah
terhadap perang yang sengit melawan gabungan kekuatan Iblis dengan
menyingkapkan hasil sejarah yang akan datang. Kitab ini secara khusus menyingkap
tujuh tahun terakhir yang mendahului kedatangan Kristus kali kedua. Allah akan
menang dan membenarkan orang yang kudus dengan mencurahkan murka-Nya atas
kerajaan Iblis; ini akan diikuti oleh kedatangan Kristus kali kedua.

Anda mungkin juga menyukai