PENGEMBANGAN BAHASA Pertemuan 12
PENGEMBANGAN BAHASA Pertemuan 12
Dosen Pengampu:
DISUSUN OLEH :
Kelompok 2
Arnika Simanjuntak
Febriyanti Purba
Gabriella Simatupang
Khairunisa
Rindu Anugrah Sitopu
Tri Novantri Sitanggang
Vivi Chairunisa
Widya Ayu
2021
A. Pengertian Keterampilan Membaca
(1)Tahap Fantasi (magical stage). Pada tahap ini, anak mulai belajar menggunakan
buku. Ia berpikir bahwa buku itu penting, membolak-balik buku dan kadang-kadang
anak membawa buku kesukaannya. Pada tahap pertama ini, guru harus menunjukkan
model atau contoh tentang perlunya membaca, membacakan sesuatu pada anak,
membicarakan buku pada anak.
(2)Tahap Pembentukan Konsep Diri (self concept stage). Anak memandang dirinya
sebagai pembaca, dan mulai melibatkan diri dalam kegiatan membaca, pura-pura
membaca buku, memberi makna pada gambar atau pengalaman sebelumnya dengan
buku, menggunakan bahasa buku meskipun tidak cocok dengan tulisan. Pada tahap
ini, guru harus memberikan rangsangan dengan membacakan sesuatu kepada anak.
Hendaknya anda memberikan akses pada buku-buku yang diketahui anak-anak,
melibatkan anak membacakan berbagai buku.
(3)Tahap Membaca Gambar (Bridging reading sttage). Pada tahap ini, anak menjadi
sadar pada cetakan yang tampak serta dapat menemukan kata yang sudah dikenal,
dapat mengungkapkan katakata yang memiliki makna dengan dirinya, dapat
mengulang kembali cerita yang tertulis, dapat mengenal cetakan kata dari puisi, serta
mengenal abjad. Pada tahap ketiga ini, guru membacakan sesuatu pada anak-anak,
menghadirkan berbagai kosa kata pada lagu dan puisi dan memberikan kesempatan
pada anak untuk menulis sesering mungkin.
(4) Tahap Pengenalan Bacaan (Take-off reader stage). Anak mulai menggunakan tiga
sistem isyarat (graphoponic, semantic, dan syntatic) secara bersama-sama. Anak
tertarik pada bacaan, mulai mengingat kembali cetakan pada konteknya, berusaha
mengenal tanda-tanda pada lingkungan serta membaca berbagai tanda seperti kotak
susu, pasta gigi, atau papan iklan. Pada tahap ini guru masih tetap membacakan
sesuatu untuk anak-anak sehingga mendorong anak membaca sesuatu pada berbagai
situasi. Anda jangan memaksa anak membaca huruf secara sempurna. (5) Tahap
Membaca Lancar ( Independent reader stage ). Pada tahap ini, anak dapat membaca
berbagai jenis buku yang berbeda secara bebas. Menyusun pengertian dari tanda,
pengalaman dan isyarat yang dikenalnya, dapat membuat perkiraan bacaan-bacaan.
Bahan-bahan yang berhubungan secara langsung dengan pengalaman anak semakin
mudah membaca. Pada tahap ini, guru masih tetap membacakan berbagai jenis buku
pada anak-anak. Tindakan ini akan mendorong agar dapat memperbaiki bacaannya.
Membantu menyeleksi bahan-bahan bacaan yang sesuai serta membelajarkan cerita
yang berstruktur
1. Lingkungan
2. Perkembangan teknologi
Banyaknya fitur-fitur yang terdapat dalam sebuah gadged secara otomatis tidak akan
membuat sipembaca fokus. Bagaimanapun tampilan dan keutamaan yang ditonjolkan
oleh ebook, membaca buku dengan eksemplar tidak akan pernah tergantikan.
3. Copy Paste
Salah satu budaya yang sering terjadi dikalangan pelajar adalah copy paste.
Copy paste sering terjadi apabila pelajar ataupun kalangan pengguna teknologi
lainnya menggunakan komputer ataupun internet untuk mencari tugas, artikel, berita
ataupun informasi yang dibutuhkan.
Budaya copy paste sangat berpengaruh terhadap minat baca, karena dengan copy
paste para pengguna teknologi merasa mudah dan diuntungkan, sehingga membaca
tidak lagi dihiraukan.
5. Kurangnya Motivasi
1. Mengenalkan huruf dengan cara menyenangkan, Jika anak mama belum sama
sekali mengenal huruf, atau kurang menguasai, tahap pertama untuk mengajari anak
adalah mengenalkan huruf A sampai Z.
Buatlah anak mama hafal ketika menjumpai salah satu bentuk huruf A sampai Z
tersebut. Selain itu, pastikan juga bahwa si Kecil dapat mengucapkan huruf-huruf
tersebut dengan benar.
Misalnya ketika ia melihat bentuk huruf "B", maka secara spontan anak mama
langsung bisa mengucapkan kalau huruf tersebut berbunyi "be".
2. Ajarkan anak menghafal suku kata, Kemudian jika anak mama sudah mengusai dan
mengenal huruf, ajaklah ia menghafal suku kata. Biarkan anak menghafal suku kata
dari konsonan B hingga Z, yang diikuti huruf vokal a,i,u,e,o.
Contoh : ba, bi, bu, be, bo sampai za, zi, zu, ze, zo. Biarkan ia hafal dan terbiasa
dengan suku kata tersebut.
Meski masih menghafal dan belum bisa membaca, setidaknya anak belum bisa
dikatakan bisa membaca. Kemudian ke tahap selanjutnya.
Misalnya seperti bo-la, bu-ku, pa-pi, ma-mi, cu-ka, dan lain sebagainya. Pada tahap
ini jangan dulu mengenalkan anak dengan suku kata yang berakhiran huruf mati.
Tujuanya adalah agar mereka menguasai tahap ini terlebih dahulu. Apabila anak
masih sulit memahaminya, coba ajari terlebih dahulu sampai terbiasa dan memahami
suku katanya, seperti:
4. Mengajari anak huruf mati, Apabila sudah menguasai tahap sebelumnya, kini
saatnya Mama mengajarkan kepada anak tentang huruf mati, Mengajari anak huruf
mati bisa dengan mengenalkan terlebih dahulu huruf-huruf mati, seperti "ng", "ny",
dan huruf konsonan lainnya apabila dijadikan huruf mati.
5. Melatih anak untuk membaca kata utuh, Mulanya mungkin anak akan kesulitan
untuk tidak mengeja, jadi harus mengeja terlebih dahulu. Nah, peran Mama di sini
harus giat melatih si Kecil supaya dapat cepat membaca tanpa mengeja
D. Kesimpulan