Anda di halaman 1dari 6

PENGEMBANGAN BAHASA

“KETERAMPILAN MENULIS DAN METODE PENGEMBANGAN”

Dosen Pengampu:

Srihnayanti S.Pd,M.Pd / Isa Hidayati S. Pd, M. Pd

DISUSUN OLEH :

Kelompok 2
 Arnika Simanjuntak
 Febriyanti Purba
 Gabriella Simatupang
 Khairunisa
 Rindu Anugrah Sitopu
 Tri Novantri Sitanggang
 Vivi Chairunisa
 Widya Ayu

PENDIDIKAN GURU. PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2021
A. Pengertian Keterampilan Membaca

Pengertian keterampilan membaca sering diartikan sebagai bakat alami. dimana


hanya orang yang berbakat saja yang bisa membaca. Padahal tidak demikian. Setiap
orang pada dasarnya memiliki dorongan. Dalam konteks ini adalah dorongan
membaca. Keterampilan membaca memiliki empat aspek yang terdiri dari
keterampilan berbicara, keterampilan mendengarkan, keterampilan membaca dan
keterampilan menulis. Dimana keempat aspek tersebut jika menjadi kebiasaan, akan
memberikan banyak keuntungan. Terutama bagi kamu yang yang fokus di dunia
akademik, literasi. 

Pengertian keterampilan membaca menurut Tarigan juga bergantung dari kemampuan


linguistic. Dimana membaca adalah proses untuk membaca sandi menggabungkan
kata-kata tulis. Dimana kata-kata tersebut biasa saja, namun jika sudah disatukan bisa
membentuk sebuah makna dan pesan yang penuh makna memiliki faedah yang luar
biasa. Singkat kata, seseorang yang tidak memiliki keterampilan membaca yang baik,
sulit rasanya untuk mendapatkan pesan bermakna dari apa yang dibaca.
Ketidakmampuan untuk mendapatkan pesan dari membaca ini memang dipengaruhi
oleh banyak sebab.

B. Tahapan membaca AUD

Perkembangan kemampuan membaca pada anak berlangsung dalam beberapa tahap


(Widyastuti, 2017)

(1)Tahap Fantasi (magical stage). Pada tahap ini, anak mulai belajar menggunakan
buku. Ia berpikir bahwa buku itu penting, membolak-balik buku dan kadang-kadang
anak membawa buku kesukaannya. Pada tahap pertama ini, guru harus menunjukkan
model atau contoh tentang perlunya membaca, membacakan sesuatu pada anak,
membicarakan buku pada anak.

(2)Tahap Pembentukan Konsep Diri (self concept stage). Anak memandang dirinya
sebagai pembaca, dan mulai melibatkan diri dalam kegiatan membaca, pura-pura
membaca buku, memberi makna pada gambar atau pengalaman sebelumnya dengan
buku, menggunakan bahasa buku meskipun tidak cocok dengan tulisan. Pada tahap
ini, guru harus memberikan rangsangan dengan membacakan sesuatu kepada anak.
Hendaknya anda memberikan akses pada buku-buku yang diketahui anak-anak,
melibatkan anak membacakan berbagai buku.
(3)Tahap Membaca Gambar (Bridging reading sttage). Pada tahap ini, anak menjadi
sadar pada cetakan yang tampak serta dapat menemukan kata yang sudah dikenal,
dapat mengungkapkan katakata yang memiliki makna dengan dirinya, dapat
mengulang kembali cerita yang tertulis, dapat mengenal cetakan kata dari puisi, serta
mengenal abjad. Pada tahap ketiga ini, guru membacakan sesuatu pada anak-anak,
menghadirkan berbagai kosa kata pada lagu dan puisi dan memberikan kesempatan
pada anak untuk menulis sesering mungkin.

(4) Tahap Pengenalan Bacaan (Take-off reader stage). Anak mulai menggunakan tiga
sistem isyarat (graphoponic, semantic, dan syntatic) secara bersama-sama. Anak
tertarik pada bacaan, mulai mengingat kembali cetakan pada konteknya, berusaha
mengenal tanda-tanda pada lingkungan serta membaca berbagai tanda seperti kotak
susu, pasta gigi, atau papan iklan. Pada tahap ini guru masih tetap membacakan
sesuatu untuk anak-anak sehingga mendorong anak membaca sesuatu pada berbagai
situasi. Anda jangan memaksa anak membaca huruf secara sempurna. (5) Tahap
Membaca Lancar ( Independent reader stage ). Pada tahap ini, anak dapat membaca
berbagai jenis buku yang berbeda secara bebas. Menyusun pengertian dari tanda,
pengalaman dan isyarat yang dikenalnya, dapat membuat perkiraan bacaan-bacaan.
Bahan-bahan yang berhubungan secara langsung dengan pengalaman anak semakin
mudah membaca. Pada tahap ini, guru masih tetap membacakan berbagai jenis buku
pada anak-anak. Tindakan ini akan mendorong agar dapat memperbaiki bacaannya.
Membantu menyeleksi bahan-bahan bacaan yang sesuai serta membelajarkan cerita
yang berstruktur

C. Faktor yang mempengaruhi minat membaca

1. Lingkungan

Lingkungan merupakan hal yang sangat berpengaruh dalam kehidupan


seseorang, dimana kepribadian dan pola fikir seseorang akan terbentuk dari
lingkungannya. Lingkungan yang baik dipengaruhi oleh orang-orang yang akan
memberikan dorongan positif disetiap aspek kehidupannya.

2. Perkembangan teknologi

Perkembangan teknologi sangat memberikan dampak positif bagi berbagai


kalangan, terutama kalangan akademisi dan pelajar. Teknologi tentunya juga
memberikan dampak negatif bagi sipengguna teknologi tersebut, salah satunya adalah
dengan adanya teknologi, buku yang biasanya dibaca dengan jumlah eksemplar yang
tebal tak terlihat lagi, karena sudah dikemas dalam bentuk ebook dalam aplikasi
gadged, sehingga minat untuk membaca buku dalam bentuk eksemplar sudah
menurun dan pengguna teknologi lebih sering membuka gadged dari pada membuka
buku.

Banyaknya fitur-fitur yang terdapat dalam sebuah gadged secara otomatis tidak akan
membuat sipembaca fokus. Bagaimanapun tampilan dan keutamaan yang ditonjolkan
oleh ebook, membaca buku dengan eksemplar tidak akan pernah tergantikan.

3. Copy Paste

Salah satu budaya yang sering terjadi dikalangan pelajar adalah copy paste.
Copy paste sering terjadi apabila pelajar ataupun kalangan pengguna teknologi
lainnya menggunakan komputer ataupun internet untuk mencari tugas, artikel, berita
ataupun informasi yang dibutuhkan.

Budaya copy paste sangat berpengaruh terhadap minat baca, karena dengan copy
paste para pengguna teknologi merasa mudah dan diuntungkan, sehingga membaca
tidak lagi dihiraukan.

4. Sarana kurang memadai

Sarana membaca sangat mendorong seseorang untuk membaca. Diantara sarana


membaca adalah buku bacaan, lokasi/tempat membaca yang nyaman. Buku bacaan
yang menarik serta tempat membaca yang nyaman juga akan memberikan daya tarik
tersendiri kepada pembaca.

5. Kurangnya Motivasi

Motivasi merupakan dorongan, ajakan dan ketertarikan seseorang akan sesuatu.


Motivasi membaca sangat dibutuhkan untuk memdorong seseorang gemar dalam
membaca. Jika seseorang sudah mengetahui dan memahami manfaat dari membaca,
maka seseorang akan menyadari betapa pentingnya membaca dan ketertarikannya
akan semakin tinggi untuk membaca.

D. Metode pengembangan membaca

1. Mengenalkan huruf dengan cara menyenangkan, Jika anak mama belum sama
sekali mengenal huruf, atau kurang menguasai, tahap pertama untuk mengajari anak
adalah mengenalkan huruf A sampai Z.
Buatlah anak mama hafal ketika menjumpai salah satu bentuk huruf A sampai Z
tersebut. Selain itu, pastikan juga bahwa si Kecil dapat mengucapkan huruf-huruf
tersebut dengan benar.

Misalnya ketika ia melihat bentuk huruf "B", maka secara spontan anak mama
langsung bisa mengucapkan kalau huruf tersebut berbunyi "be".

2. Ajarkan anak menghafal suku kata, Kemudian jika anak mama sudah mengusai dan
mengenal huruf, ajaklah ia menghafal suku kata. Biarkan anak menghafal suku kata
dari konsonan B hingga Z, yang diikuti huruf vokal a,i,u,e,o.

Contoh : ba, bi, bu, be, bo sampai za, zi, zu, ze, zo. Biarkan ia hafal dan terbiasa
dengan suku kata tersebut.

Meski masih menghafal dan belum bisa membaca, setidaknya anak belum bisa
dikatakan bisa membaca. Kemudian ke tahap selanjutnya.

3. Mengajak anak membaca suku kata bervariasi, Tahap selanjutnya adalah


mencarikan kata yang terdapat suku kata bervariasi untuk mengajak anak membaca
dan mengenalkannya.

Misalnya seperti bo-la, bu-ku, pa-pi, ma-mi, cu-ka, dan lain sebagainya. Pada tahap
ini jangan dulu mengenalkan anak dengan suku kata yang berakhiran huruf mati.

Tujuanya adalah agar mereka menguasai tahap ini terlebih dahulu. Apabila anak
masih sulit memahaminya, coba ajari terlebih dahulu sampai terbiasa dan memahami
suku katanya, seperti:

ba, ca, da, fa, ga, dan seterusnya

bi, ci, di, fi, gi, dan seterusnya

bu, cu, du, fu, gu, dan seterusnya

be, ce, de, fe, ge, dan seterusnya

bo, co, do, fo, go, dan seterusnya

4. Mengajari anak huruf mati, Apabila sudah menguasai tahap sebelumnya, kini
saatnya Mama mengajarkan kepada anak tentang huruf mati, Mengajari anak huruf
mati bisa dengan mengenalkan terlebih dahulu huruf-huruf mati, seperti "ng", "ny",
dan huruf konsonan lainnya apabila dijadikan huruf mati.

5. Melatih anak untuk membaca kata utuh, Mulanya mungkin anak akan kesulitan
untuk tidak mengeja, jadi harus mengeja terlebih dahulu. Nah, peran Mama di sini
harus giat melatih si Kecil supaya dapat cepat membaca tanpa mengeja

D. Kesimpulan

Pengertian keterampilan membaca menurut Tarigan juga bergantung dari kemampuan


linguistic. Dimana membaca adalah proses untuk membaca sandi menggabungkan
kata-kata tulis. Dimana kata-kata tersebut biasa saja,

Anda mungkin juga menyukai