Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH

ALAT KONTRASEPSI “PIL KB”

MATA KULIAH : KEPERAWATAN MATERNITAS

DISUSUN OLEH :

1. NOVRI YANTI HARAHAP NIM 19010032


2. NURZAKIAH MAHRANI NIM 19010033
3. PUTRI DWI ASTUTI NIM 19010036
4. YUSRIL RAMADHAN NIM 19010060
5. HAMDANI ALFADLI NIM 19010063
6. ASWIN MUNANDAR NIM 19010070
7. MINTA ITO RAMBE NIM 19010071

UNIVERSITAS AUFA ROYHAN KOTA PADANGSIDIMPUAN


PRODI S1 ILMU KEPERAWATAN SEMESTER 4
T.A 2020/2021

BAB I

PENDAHULUAN
1. Latar Belakang

Pil KB merupakan salah satu kontrasepsi hormonal yang bertujuan untuk mencegah terjadinya
kehamilan yang ditambahkan ke dalam tubuh seorang wanita dengan cara diminum (pil) Tujuan
dari konsumsi pil KB adalah untuk mencegah, menghambat dan menjarangkan terjadinya
kehamilan yang memang tidak diinginkan. Untuk itu kepatuhan mengkonsumsi pil KB secara
teratur sesuai dengan dengan petunjuk tenaga kesehatan harus dilakukan. Kepatuhan
mengkonsumsi pil KB bertujuan agar manfaat konsumsi pil KB yaitu mencegah menghambat
dan menjarangkan terjadinya kehamilan bisa dirasakan.

Ketidakpatuhan dalam mengkonsumsi pil KB tidak bisa menjamin bahwa akseptor pil KB
terhindar dari kehamilan. Hal ini dikarenakan pengkonsumsian yang tidak teratur emnjadikan pil
KB tidak bisa bekerja secara optimal. Akan tetapi fenomena di lapangan menunjukkan bahwa
sering kali akseptor pil KB tidak patuh dalam melakukan keteraturan mengkonsumsi pil KB.
Ketidakpatuhan ini disebabkan karena kurangnya pengetahuan mereka tentang pil KB. Mereka
cenderung menghemat pengkonsumsian dengan meminum pil KB dibawah ukuran yang
disarankan. Kebiasaan ini menyebabkan masih mungkin akseptor pil KB mengalami kehamilan
yang tidak diinginkan (Depkes RI, 2001).

Menurut WHO, tahun 2009 hampir 380 juta pasangan menjalankan keluarga berencana dan 65-
75 juta diantaranya terutama di negeri berkembang menggunakan kontrasepsi hormonal yaitu pil
KB. Akan tetapi 5% dari jumlah tersebut penggunanya adalah tidak melakukan pengkonsumsian
secara teratur sehingga beresiko terjadinya kehamilan (Depkes RI, 2001).

Pil KB berisi kombinasi hormon estrogen dan progesteron untuk mencegah ovulasi (pelepasan
telur selama siklus bulanan). Seorang wanita tidak bisa hamil jika dia tidak berovulasi karena
tidak ada telur untuk dibuahi. Pil KB juga bekerja dengan menebalkan lendir di sekitar leher
rahim, yang membuatnya sulit bagi sperma untuk memasuki rahim dan mencapai setiap telur
yang telah muncul. Hormon-hormon dalam pil KB terkadang juga dapat mempengaruhi lapisan
rahim, sehingga sulit bagi telur untuk menempel ke dinding rahim.Pada jenis pil yang lain dapat
mengubah periode menstruasi adalah pil progesteron berdosis rendah, atau kadang-kadang
disebut juga pil mini. Jenis pil KB ini berbeda dari pil lain yang hanya berisi satu jenis hormon
progesterone. Pil mini bekerja dengan mengubah lendir serviks dan dinding rahim, dan terkadang
juga mempengaruhi ovulasi juga.(Arum, D dan Sujiyatini, 2009)

BAB II
PENJABARAN TENTANG ALAT KONTRASEPSI “PIL KB”

1. Pengertian

Pil KB (oral contraceptives pill) merupakan alat kontrasepsi hormonal yang berupa obat dalam
bentuk pil yang dimasukkan melalui mulut (diminum), berisi hormon esterogen dana tau
progesteron, yang bertujuan untuk mengendalikan kelahiran atau mencegah kehamilan dengan
menghambat pelepasan sel telur dari ovarium setiap bulannya. Pil KB atau oral contraceptives
pill secara umum tidak sepenuhnya melindungi wanita dari infeksi penyakit menular seksual dan
akan efektif serta aman apabila digunakan secara benar dan konsisten. (Marmi, 2016).

Efektivitas Efektivitas pada penggunaan yang sempurna adalah 99,5- 99,9% dan 97%.
(Handayani, 2010).. Pil kombinasi Combination oral contraceptive adalah pil KB yang
mengandung sintesis hormon estrogen dan progesterone yang mencegah kehamilan dengan cara
menghambat terjadinya ovulasi (pelepasan sel telur oleh indung telur) melalui penekanan
hormone LH dan FSH, mempertebal lender mukosa serviks, dan menghalangi pertumbuhan
lapisan endometrium. Estrogen bekerja primer untuk membantu pengaturan hormone realizing
factors di hipotalamus, membantu pertumbuhan dan pematangan dari ovum di dalam ovarium
dan merangsang perkembangan endometrium. Progesterone bekerja primer menekan dan
melawan isyarat-isyarat dari hipotalamus dan mencegah pelepasan ovum yang terlalu
dini/premature dari ovarium, serta juga merangsang perkembangan dari endometrium. Dasar dari
pil kombinasi adalah meniru proses-proses alamiah. Pil akan menggantikan produksi normal
estrogen dan progesterone oleh ovarium. Pil akan menekan hormone ovarium selama siklus haid
yang normal, sehingga juga menekan realizing-factors di otak dan nakhirnya mencegah ovulasi.

2. Profil Pil KB

Profil dari kontrasepsi pil KB yaitu:

1) Efektif dan reversible.

2) Harus diminum setiap hari.

3) Pada bulan-bulan pertama efek samping berupa mual dan perdarahan bercak yang tidak
berbahaya dan segera akan hilang.

4) Efek samping sangat serius sangat jarang terjadi.

5) Dapat dipakai oleh semua ibu usia reproduksi, baik yang sudah mempunyai anak maupun
belum.
6) Tidak dianjurkan pada ibu yang menyusui.

7) Dapat dipakai sebagai kontrasepsi darurat.

3. Cara Kerja Pil KB

(1)Mencegah implantasi Kadar estrogen dan progesteron yang berlebihan atau kurang/inadekuat
atau keseimbangan estrogen-progesteron yang tidak tepat, menyebabkan pola endometrium yang
tidak normal sehingga menjadi tidak baik untuk implantasi.

(2)Menghambat ovulasi POK dapat menekan ovulasi, oleh sebab itu POK harus diminum setiap
hari agar efektif karena dimetabolisir dalam 24 jam. Bila akseptor lupa minum 1 ata 2 tablet,
maka terjadi peninggian hormone-hormon alamiah, yang selanjutnya mengakibatkan ovum
menjadi matang lalu dilepaskan.

(3)Mengentalkan lender serviks. Preparat hormon steroid menyediakan mekanisme kontraseptif


sekunder yang dapat melindungi terhadap kehamilan meskipun terjadi ovulasi, misalnya lender
serviks menjadi lebih kental dan seluler, sehingga merupakan barrier fisik terhadap penetrasi
spermatozoa. Pada saat yang bersamaan. Perubahan-perubahan kelenjar dalam endometrium
timbul lebih awal dan dengan intensitas lebih besar, sehingga endometrium tidak berada dalam
fase yang sesuai dengan ovulasi dan kurang dapat mendukung ovum yang mungkin dilepaskan
dan mengalami fertilisasi.

(4)Memperlambat transportasi ovum. Kombinasi VCantara hormone esterogen dan progesteron


dapat menjadikan pergerakan tuba terganggu, sehingga transportasi telur dengan sendirinya akan
terganggu pula.

(5) Menekan perkembangan telur yang telah dibuahi. Progesteron dan estrogen juga berfungsi
untuk menyiapkan penanaman (implantasi) zigot pada uterus bila terjadi pembuahan. Apabila
terjadi ketidakseimbangan antar hormon esterogen dan progesteron, maka akan terjadi gangguan
implantasi dan berujung pada gangguan perkembangan zigot.

4. Manfaat Pil KB
1) Memiliki efektifitas yang tinggi (hampir mempunyai efektifitas tubektomi), bila digunakan
tiap hari.

2) Risiko terhadap kesehatan sangat kecil.

3) Tidak mengganggu hubungan seksual.

4) Siklus haid menjadi teratur, banyaknya darah haid berkurang (mencegah anemia), tidak terjadi
nyeri haid.

5) Dapat digunakan jangka panjang selama masih ingin menggunakannya untuk mencegah
kehamilan.

6) Dapat digunakan sejak usia remaja hingga menopause.

7) Mudah dihentikan setiap saat.

8) Kesuburan segera kembali setelah penggunaan pil dihentikan.

9) Dapat digunakan sebagai kontrasepsi darurat.

10) Membantu mencegah: kehamilan ektopik, kanker ovarium dan endometrium, kista ovarium,
penyakit radang panggul, efek Samping.

5. Efektifitas

Efektifitas pil kombinasi lebih dari 99 persen, apabila digunakan dengan benar dan konsisten. Ini
berarti, kurang dari 1 orang dari 100 wanita yang menggunakan pil kombinasi akan hamil setiap
tahun nya. Namun pada pemakaian yang kurang seksama, efektivitasnya masih mencapai 93%.
Menurut Hartono (2004), angka kegagalan teoritis POK sebesar 0,1 %, sedangkan angka
kegagalan POK secara praktik adalah sebesar 0,7-7%. Metode ini juga merupakan metode yang
paling reversible, artinya bila pengguna ingin hamil bisa langsung berhenti minum pil dan
biasanya bisa langsung hamil dalam waktu 3 bulan.

6. Jenis KB
Pil menurut Sulistyawati (2013) yaitu

1) Monofasik: pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengamdung hormon aktif estrogen
atau progestin, dalam dosisi yang sama, dengan 7 tablet tanpa hormon aktif, jumlah dan
porsihormonnya konstan setiap hari.

2) Bifasik: pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormon aktif estrogen,
progestin, dengan dua dosis berbeda 7 tablet tanpa hormon aktif, dosis hormon bervariasi.

3) Trifasik: pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormon aktif estrogen atau
progestin, dengan tiga dosis yang berbeda 7 tablet tanpa hormon aktif, dosis hormon bervariasi
setiap hari.

7. Efek Samping

1) Peningkatan risiko trombosis vena, emboli paru, serangan jantung, stroke dan kanker leher
rahim.

2) Peningkatan tekanan darah dan retensi cairan.

3) Pada kasus-kasus tertentu dapat menimbulkan depresi, perubahan suasanahati danpenurunan


libido.Mual (terjadi pada bulan pertama) dan kembung.Perdarahan bercak atau spotting(terjadi
pada 3 bulan pertama).

4) Pusing.

5) Amenorea.

6) Nyeri payudara.

7) Kenaikan berat badan.

8)Gangguan Siklus haid

9)Perubahan libido yang drastic dan tidak menentu

10)Gangguan fungsi hati

8. Waktu mulai menggunakan pil KB


1) Setiap saat selagi haid, untuk meyakinkan kalau wanita tersebut tidak hamil.

2) Hari pertama sampai hari ke-7 siklus haid.

3) Boleh menggunakan hari ke-7 sampai hari ke–8, tetapi perlu menggunakan metode
kontrasepsi yang lain (kondom) mulai hari ke–8 sampai hari ke–14 atau tidak melakukan
hubungan seksual sampai menghabiskan paket pil KB tersebut.

4) Setelah melahirkan.

5) Setelah 6 bulan memberi ASI eksklusif.

6) Setelah 3 bulan tidak menyusui

7) Pasca keguguran (segera atau dalam waktu 3 hari)

8) Pil dapat segera dikonsumsi tanpa perlu menunggu haid, bila berhenti menggunakan
kontrasepsi injeksi.

Anda mungkin juga menyukai