Anda di halaman 1dari 6

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN, SIKAP DAN KEBIASAAN MAKAN PAGI

DENGAN STATUS GIZI ANAK

DISUSUN OLEH
ASWIN MUNANDAR PAKPAHAN
NIM 19010070

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN PROGRAM SARJANA


FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS AUFA ROYHAN
DI KOTA PADANGSIDIMPUAN\
T.A 2021/2022
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Makan merupakan kebutuhan primer bagi setiap makhluk hidup termasuk manusia. Dengan
makan, manusia mendapatkan sumber energi yang digunakan untuk menjalankan aktivitasnya
sepanjang hari. Salah satu waktu makan yang perlu diperhatikan ialah sarapan atau makan
pagi. Sarapan merupakan makanan yang dimakan setiap pagi atau suatu kegiatan yang
penting untuk dilakukan sebelum melakukan aktivitas yang lain setiap hari.1 Sarapan sebagai
pemasok energi awal, khususnya sebagai sumber energi glukosa bagi otak, sangat dianjurkan
bagi semua orang. Glukosa sangat berpengaruh dalam mekanisme daya ingat kognitif
(memori) seseorang karena menjadi bahan bakar bagi otak.
Menurut Departemen Kesehatan, sarapan bagi siswa Sekolah Dasar bermanfaat memberi
tenaga agar mereka dapat belajar dengan baik, tumbuh dengan lincah dan pintar serta
melindungi tubuh mereka agar tidak mudah sakit serta mempengaruhi prestasi belajar dan
kognitif mereka.
Anak sekolah merupakan sasaran strategis dan peningkatan gizi masyarakat. Dalam usaha
untuk memenuhi peningkatan gizi, maka pertama-tama anak sekolah perlu diberi
pengetahuan tentang pemenuhan gizi, yaitu : fungsi makanan bagi tubuh. Fungsi makanan
yaitu sebagai berikut: mengatur fungsi tubuh, mengganti sel-sel tubuh yang rusak,
membangun protoplasma, menghasilkan energi dan kalori, dan melindungi tubuh dari
serangan penyakit (Soekirman,2000).
Sarapan atau makan pagi adalah menu makanan pertama yang dikonsumsi seseorang.
Biasanya orang makan malam sekitar pukul 19:00 dan baru makan lagi paginya sekitar pukul
06:00. Berarti selama sekitar 10-12 jam mereka puasa. Dengan adanya puasa itu, cadangan
gula darah (glukosa) dalam tubuh seseorang hanya cukup untuk aktivitas dua sampai tiga jam
di pagi hari. Tanpa sarapan seseorang akan mengalami hipoglikemia atau kadar glukosa di
bawah normal. Hipoglikemia mengakibatkan tubuh gemetaran, pusing dan sakit
berkonsentrasi. Itu semua karena kekurangan glukosa yang merupakan sumber energi bagi
otak (Mahilal, 2006). Sarapan pagi bagi anak usia sekolah sangatlah penting karena waktu
sekolah adalah aktivitas yang membutuhkan energi dan kalori yang cukup besar. Sarapan
pagi harus memenuhi sebanyak 1/4 kalori sehari (Soediatama, 2010). Kebiasaan makan pagi
termasuk ke dalam salah satu 13 pesan dasar gizi seimbang. Bagi anak sekolah, makan pagi
dapat meningkatkan konsentrasi belajar dan memudahkan menyerap pelajaran sehingga
meningkatkan prestasi belajar (Depkes, 2005). Gizi adalah suatu proses organisme
menggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal melalui proses digesti, absorpsi,
transportasi, penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zatzat yang tidak digunakan untuk
mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal dari organ-organ, serta
menghasilkan energi (Supariasa 2013).
Menurut WHO (Almatsier, 2010) proporsi pemenuhan zat-zat gizi dalam sehari berasal dari:
sarapan memberikan 14%, makan siang memberikan 44%, makan selingan memberikan 14%
(masing-masing 7% untuk selingan pagi dan sore), dan makan malam memberikan 28%. Jika
tidak ada makanan selingan dipagi hari, proporsi sarapan adalah 20% dari kebutuhan zat gizi
dalam sehari. Jumlah ini tentu bukan merupakan nilai mutlak, tetapi tergantung pula pada
faktor umur, tinggi dan berat badan maupun aktivitas yang dilakukan sehari-hari.
Penilaian status gizi adalah upaya mengiterprestasikan semua informasi yang diperoleh
melalui penilaian antropometri, konsumsi makanan, biokimia, dan klinik (Almatsier,2010).
Pada dasarnya status gizi dapat dibedakan menjadi dua yaitu secara langsung dan tidak
langsung. Penilaian secara langsung meliputi : Antropometri, biokimia, klinis dan biofisik.
Penilaian tidak langsung meliputi : survei konsumsi makanan, statistic vital dan faktor
ekologi (Supariasa,2013).
Di Indonesia permasalahan kesehatan yang masih banyak adalah kematian anak usia
bawah lima tahun (balita), karena keadaan gizi yang kurang baik atau bahkan buruk.
Sebuah riset menunjukkan setidaknya 3,5 juta anak meninggal tiap tahun karena
kekurangan gizi serta buruknya kualitas makanan . Sementara masalah gizi di Indonesia
mengakibatkan lebih dari 80% kematian anak.Datalain menunjukkan lebih dari
sepertiga (36,1%) anak usia sekolah di Indonesia tergolong pendek ketika
memasuki usia sekolah yang merupakan indikator adanya kurang gizi kronis.
Penurunan jumlahanak yang mengalami stunted (short stature) digunakan sebagai
indikator malnutrisi kronik yang menggambarkan riwayat kurang gizi anak dalam
jangka waktu lama) ini tidak terlalu signifikan setiap tahunnya. Sebagai gambaran
untuk anak gizi kurang tahun 2007 sebesar 18,4%, tahun 2010 sebesar 17,9%,
sedangkan yang stunting tahun 2007 sebesar 36,8%, dan tahun 2010 ini turun
sedikit menjadi 35,6% .

Berdasarkan penelitian Damayanti (2017) Faktor lingkungan juga mempengaruhi status gizi
pada anak salah satunya sanitasi pada lingkungan salah satunya penggunaan air bersih,
dimana air yang tidak bersih dapat menyebabkan diare yang dapat mempengaruhi status gizi
pada anak, bahwa balita yang mengalami kejadian diare memilki ketersediaan air bersih yang
kurang sebanyak 37 orang (63,8%) dan balita yang tidak mengalami diare memiliki
ketersediaan air bersih yang baik sebanyak 24 (75,0%). Berdasarkan hasil uji chi squre
didapat hasil bahwa p value< α (0,001 < 0,05) yang berarti terdapat hubungan ketersediaan
air bersih dengan kejadian diare pada balita. Hasil OR adalah 5,286 (2,018-13,843)) yang
berarti keluarga yang tidak memiliki ketersediaan air bersih 5 kali beresiko terkena diare pada
balita..
Salah satu cara untuk memperoleh status kesehatan dan gizi yang baik yaitu dengan
membiasakan sarapan pagi. Sarapan pagi merupakan waktu makan yang sangat
penting diberikan kepada anak usia sekolah, maka dari itu orang tua harus selalu
memberikan dan juga membiasakan anak untuk sarapan setiap pagi. Karena dengan
sarapan pagi banyak manfaat yang bisa kita peroleh dan dapat melatih anak untuk
disiplinPenduduk Indonesia masih banyak yang tidak sarapan, bahkan sebagian besar
dari mereka yang sarapan, mutu sarapannya masih rendah. Analisis data RISKESDAS 2010
yang dilakukan terhadap konsumsi pangan pada 35.000 anak usia sekolah dasar,
menunjukkan bahwa 26,1% anak hanya sarapan dengan minuman (air, teh, dan
susu) dan sebesar 44,6% anak yang sarapan hanya memperoleh asupan energi kurang
dari 15% Angka Kebutuhan Gizi (AKG).Bagi anak yang tidak sarapan mempunyai
risiko terhadap status gizi. Akibat dari anak yang tidak sarapan pagi adalah
menurunkan kemampuan kognisi, obesitas, menurunkan konsentrasi, sindrom
metabolic, dan tubuh menjadi lemas Terdapat hubungan antara kebiasaan sarapan
pagi terhadap prestasi belajar dengan ρ= 0,03. Penelitian lain yang berjudul hubungan
makan pagi dan tingkat konsumsi zat gizi dengan daya konsentrasi siswa sekolah
dasar menunjukkan bahwa ada hubungan signifikan antara kebiasaan sarapan dengan
daya konsentrasi belajar (p < 0,01) dan antara asupan zat gizi (kalori (p < 0,05),
karbohidrat (p < 0,05), protein (p < 0,05) dan zat besi (p < 0,05)) dengan daya
konsentrasi belajar.
Terdapat hubungan yang signifikan antara sarapan pagi dengan konsentrasi siswa.
Namun sayangnya ada berbagai alasan yang seringkali menyebabkan anak-anak tidak
sarapan pagi. Ada yang merasa waktu sangat terbatas karena jarak sekolah cukup
jauh, terlambat bangun pagi, atau tidak ada selera untuk sarapan pagi. Oleh karena
itu anak harus dibiasakan sarapan sebelum memulai aktivitas sehari-harinyasebagai
primary care yang mempunyai keterlibatan langsung dalam perawatan dan
pemberian nutrisi pada anak mempunyai peran yang sangat penting pada
pemenuhan gizi. Di dalam memberikan nutrisi, ibu mempunyai peran untuk
merencanakan variasi makanan, menyediakan daftar menu yang diperlukan anak dan
keluarga,mengidentifikasi kebutuhan nutrisi yang diperlukan anak.Untuk mengetahui
pengetahuan ibu tentang gizi sangat penting dilakukan .Berdasarkan studi pendahuluan di
SDN Gisikdrono 01 Semarang terdapat anak usia 10-12 tahun yaitu kelas 4 sebanyak
34 anak, kelas 5 sebanyak 36 anak, dan kelas 6 sebanyak 32 anak. Kelas 4 terdiri
dari 17 anak laki-laki dan 17 anak perempuan, kelas 5 terdiri dari 24 anak laki-laki
dan 12 anak perempuan, kelas 6 terdiri dari 12 anak laki-laki dan 20 anak perempuan.
Mayoritas anak sekolah sarapan pagi yaitu 60% dan 40% anak sekolah tidak sarapan pagi
karena beberapa orang tua anak tidak menyiapkan makanan untuk sarapan pagi dan
tidak membawakan bekal ke sekolah.Melihat hal tersebut saya tertarik untuk melakukan
penelitian mengenai pengaruh tentang sarapan pagi dengan status gizi pada anak usia
sekolah dalam meningkatkan status gizi anak usia sekolah.

Prestasi belajar anak dipengaruhi oleh banyak faktor diantaranya adalah konsentrasi.
Konsentrasi bisa dimaksimalkan jika tubuh mempunyai pasokan energi yang cukup untuk
otak. Salah satu pasokan energi yang baik bagi otak adalah nutrisi yang didapatkan saat
sarapan. Karena makanan yang di asup di pagi hari bertugas mendongkrak kadar gula darah.
Sedangkan gula darah merupakan sumber utama energy otak dan sel darah. Oleh karena itu
sarapan berfungsi utuk memulihkan cadangan energi dan kadar gula darah (Sukmaniah,
2009).
Sejalan dengan pendapat tersebut, menurut Slameto (2015) konsentrasi belajar dapat juga
dipengaruhi oleh asupan nutrisi yaitu dengan makan pagi atau biasa disebut dengan sarapan.
Makan pagi atau sarapan mempunyai peranan penting bagi anak sekolah, yaitu untuk
pemenuhan gizi dipagi hari, dimana anak-anak berangkat kesekolah dan mempunyai aktivitas
yang sangat padat di sekolah. Apabila anak-anak terbiasa sarapan pagi, maka akan
berengaruh terhadap kecerdasan/intelegensi otak, terutama daya ingat anak sehingga dapat
mendukung konsentrasi belajar anak kearah yang lebih baik. Sarapan merupakan pasokan
energy untuk otak yang paling baik agar dapat berkonsentrasi di sekolah. Jadi dapat
disimpulkan nutrisi memiliki peran penting dalam tingkat konsentrasi anak belajar

.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, terdapat masalahmasalah antara lain
1. Tidak semua keluarga memiliki pola makan yang sehat dan pola makan anak yang
tidak teratur.
2. Keadaan gizi anak yang tidak merata.
3. Adakah hubungan sarapan anak dengan konsentrasi belajar anak

C. TUJUAN UMUM
Adapun tujuan umum yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan
gambaran mengenai sarapan anak dan konsentrasi belajar anak
D. TUJUAN KHUSUS
1. Untuk mengetahui kondisi sarapan anak Untuk mengetahui profil konsentrasi belajar
anak
2. Untuk mengetahui hubungan antara sarapan anak dengan konsentrasi belajar anak

E. MANFAAT PENELITIAN
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Manfaat teoritis Penelitian ini dapat memberi dan menambah wawasan khususnya bagi
orang tua dalam memilih menu sarapan anak.
2. Manfaat praktis
a. Bagi peneliti
1. Memberikan gambaran mengenai hubungan sarapan anak dan
konsentrasi belajar anak di kelas.
2. Memberikan informasi dan pengalaman dalam memilih menu sarapan
anak di kemudian hari.
b. Bagi orang tua Orang tua dapat memahami dan menambah wawasan akan
sarapan anak.
c. Bagi lembaga Taman Kanak-Kanak dan Sekolah Hasil penelitian ini diharapkan
bisa menjadi masukan untuk pihak pendidik agar dapat memberikan penyuluhan
lebih dalam pada orang tua akan pentingnya sarapan anak dan konsentrasi
belajar anak.
d. Bagi peneliti selanjutnya Dapat menjadi acuan bagi peneliti selanjutnya untuk
menggunakan metode lain seperti eksperimen dalam pemilihan menu sarapan
anak untuk mendapatkan data yang lebih akurat
REFERENSI
1. Nastiti Puspita Kaloka, 2017. Hubungan Antara Sarapan Anak Dengan Konsentrasi
Belajar Anak
2. Aprillia Tamitha Hoata,Dkk,2021, Hubungan Kebiasaan Sarapan Pagi Dan Status
Gizi Terhadap Prestasi Belajar Siswa Sekolah Dasar
3. Mohamad Annas.2011. Hubungan Kesegaran Jasmani, Hemoglobin, Status Gizi, dan
Makan Pagi terhadap Prestasi Belajar
4. Eko Purwanti .2011.Kebutuhan Sarapan Anak Sekolah

Anda mungkin juga menyukai