Anda di halaman 1dari 20

Nama : M.

Raisya Kesha

NIM : 200610066

Kelompok : 5

MODUL 6

Farmakologi dan Radiologi Sistem Pencernaan

SKENARIO 6 : Salah Obat

Tn. M, 67 tahun, sering mengalami nyeri sendi lutut dan pinggang. Di saat nyerinya
kambuh, alih-alih ke dokter, ia sering membeli sendiri jamu/obat yang berdasarkan
pengalamannya mujarab untuk menyembuhkan berbagai macam penyakit. Suatu hari ia
mengalami keluhan nyeri perut hebat disertai mual dan muntah. Merasa sakitnya cukup berat
ia pun meminum sejumlah obat yang digerusnya sendiri, terdiri dari antibiotik, antinyeri-
antispasmodik, antiinflamasi nonsteroid, kortikosteroid, antimual-muntah dan jamu,
kemudian dicampurkan ke dalam segelas air hangat. Bukannya semakin membaik, Tn. M
malah merasa semakin pusing, mual bahkan muntah darah, sampai akhirnya ia tak sadarkan
diri dan terpaksa dilarikan ke rumah sakit terdekat. Di Rumah sakit, Tn. M segera
mendapatkan penanganan awal dan menjalani serangkaian pemeriksaan lab termasuk tes
toksikologi. Ia juga menjalani pemeriksaan radiologis untuk mendukung diagnosis. Setelah
menjalani perawatan selama beberapa hari, Tn. M pun berangsur membaik. Dokter yang
menanganinya memperingatkan Tn. M agar tidak sembarangan mengkonsumsi obat, apalagi
mengkombinasi beberapa jenis obat sekaligus. Dokter juga menjelaskan apa yang terjadi
setelah obat ditelan dan bagaimana respon tubuh terhadap obat tersebut. Mendengarkan
penjelasan dokter tersebut, Tn. M berjanji untuk tidak lagi mengulangi perbuatannya tersebut.
Bagaimana anda menjelaskan kondisi yang dialami Tn. M dan reaksi yang ditimbulkan oleh
obat-obatan tersebut?

Jump 1 terminologi

1. Antibiotic
Kelompok obat yang digunakan untuk mengatasi dan mencegah infeksi bakteri. Obat
ini bekerja dengan cara membunuh dan menghentikan bakteri berkembang biak di
dalam tubuh. Antibiotik tidak dapat digunakan untuk mengatasi infeksi akibat virus,
seperti flu.
2. Antinyeri
Golongan obat yang biasa di gunakan untuk meredakan nyeri akibat radang sendi,
cedera, sakit gigi, sakit kepala, atau nyeri haid, sekaligus bisa mengatasi demam.
3. Obat antispasmodik adalah obat yang membantu mengurangi atau menghentikan
kejang otot pada organ pencernaan yang menjadi salah satu gejala dari Irritable Bowel
Syndrom (IBS), yaitu penyakit yang menyerang usus.
4. Obat anti-inflamasi nonsteroid naila adalah kelas obat yang sama-sama memberikan
efek analgesik dan antipiretik, dan dalam dosis yang lebih tinggi berefek anti-
inflamasi. Istilah "nonsteroid" membedakan obat ini dari anti-inflamasi lain yaitu
"steroid",
5. Kortikosteroid
Obat yang mengandung hormon steroid yang berguna untuk menambah hormon
steroid dalam tubuh bila diperlukan, dan meredakan peradangan atau inflamasi, serta
menekan kerja sistem kekebalan tubuh yang berlebihan.
6. Toksikolog
Ilmu yang mempelajari tentang efek merugikan berbagai bahan kimia dan fisik pada
semua sistem kehidupan.
7. Radiologi
Bagian dari ilmu kedokteran yang mempelajari tentang teknologi pencitraan, baik
gelombang elektromagnetik maupun gelombang mekanik guna memindai bagian
dalam tubuh manusia untuk mendeteksi suatu penyakit.naila

Jump 2 Rumusan Masalah dan Hipotesa

1. Saat tuan M meminum obat yang di campurkannya sendiri kenapa keadaan tuan M
semakin pusing bahkan sampai muntah darah ?
Karena kita tidak boleh mencampurkan obat sembarangan tanpa resep dari
dokter, walaupun obat akan aman dikonsumsi apabila digunakan sesuai resep dokter.
Tidak hanya menimbulkan efek samping, beberapa jenis obat bebas terkadang tidak
boleh dikonsumsi oleh orang yang memiliki penyakit atau kondisi medis tertentu.
Sebagai contoh, obat pilek dekongestan tidak boleh dikonsumsi oleh orang yang
memiliki hipertensi karena dapat menimbulkan efek samping berupa peningkatan
tekanan darah. obat Antibiotik umumnya aman jika dikonsumsi sesuai petunjuk dan
resep dokter. Namun, kadang memang bisa timbul beberapa efek samping jika tidak
sesuai petunjuk seperti:
- Mual dan muntah
- Diare
- Infeksi jamur
- Sakit perut
- Sakit kepala atau pusing
Efek samping yang muncul akibat antibiotik bisa berbeda-beda, tergantung pada
jenis, dosis, dan lama penggunaan antibiotik.
2. Berdasarkan scenario,dijelaskan bahwa Tn.M mengkonsumsi obat kortikosteroid dan
nonsteroid sekaligus.Bagaimanakah perbedaan kerja kedua obat tersebut?
Jadi steroid (SAID) dengan nonsteroid (NSAID) sama-sama sebagai obat anti
inflamasi. Namun,mereka memiliki cara kerja yang berbeda.
- Steroid
Steroid ini terbagi 2,ada yang glukokortiraoid dan ada yang
kortikosteroid.Kerjanya yaitu ddengan menghambat fosfolipase,dimana
fosfolipase ini berperan penting dalam pembentukan asam araktidonat(untuk
mediator inflamasi).Jadi jika diberikan steroid,maka dia akan membantu
pengerjaan dari anti inflamasi.Sehingga,akan terjadi penyembuhan.
- Nonsteroid
Nonsteroid ini terbagi 2,yaitu ada yang selektif dan non selektif.Kerjanya
adalah nonsteroid selektif akan menghambat cox 2 dan non selektif akan
menghambat cox 1 dan juga cox2.Cox 2 ini berperan dalam melindungi
mukosa lambung.Jadi jika dia dihambat,maka akan terjadi iritasi lambung.
Sehingga,pada pemberian obat non steroid,dianjurkan untuk memberikan obat
anti iritasi lambung,contohnya antasida.Dimana fungsinya adalah untuk
mencegah agar tidak terjadi iritasi lambung.

Pada scenario,dijelaskan bahwa Tn.M mengalami muntah darah. Nah,


kemungkinan ini adalah efek samping dari penggunaan obat non steroid.

3. Pada skenario, tn. M menjalani pemeriksaan lab salah satunya tes toksikologi karena
diduga tn. M mengalami keracunan. Lantas apa saja faktor yang mempengaruhi
toksisitas obat bagi tubuh?
1. Faktor intrinsik racun
Faktor intrinsik racun merupakan faktor yang berasal dari racun itu sendiri.
Faktor-faktor ini yaitu:
a. Faktor kimia.
Faktor kimia merupakan interaksi bahan kimia didalam tubuh dan
menimbulkan efek. Efek yang terjadi dapat dibedakan dalam :
 Efek aditif yakni pengaruh yang saling memperkuat akibat kombinasi
dari dua zat kimia atau lebih.
 Efek sinergi yaitu suatu keadaan dimana pengaruh gabungan dari dua
zat kimia jauh lebih besar dari jumlah masing-masing efek bahan
kimia.
 Potensiasi yaitu apabila suatu zat yg seharusnya tidak memiliki efek
toksik akan tetapi apabila zat ini ditambahkan pada zat kimia lain maka
akan mengakibatkan zat kimia lain tersebut menjadi lebih toksik.
 Efek antagonis yakni apabila dua zat kimia yg diberikan bersamaan,
maka zat kimia yg satu akan melawan efek zat kimia yg lain.
b. Kondisi pemejaan

2. Faktor intrinsik makhluk hidup

a. Keadaan Fisiologi

• Berat badan.

• Jenis kelamin

• Umur

• kehamilan

• Status gizi

• Genetik

b. Keadaan Patologi

c. Kapasitas Fungsional Cadangan

d. Penyimpanan racun dalam diri makhluk hidup

e. Toleransi dan resistensi


4. Apa saja klasifikasi obat saluran pencernaan?
- Obat penyakit tukak peptic
Ex : antacid ( oabt untuk sekresi asam lambung )
Yang termasuk antacid : natrium bicarbonate, calcium carbonate, aluminium
hydroxide, magnesium hydroxide.
- Obat antiemetic ( mual dan muntah )
- Antihistamine H1 : mengatasi mual muntah karena mabuk perjalanan
- Phenothiazine : merupakan antagonis reseptor dopamine
- Ondansetron, granisetron, dolasetron : mengatasi mual pada penggunaan obat
antikanker
- Pencahar / laxant
- Obat antidiare
- Adsorbent, oploid, larutan rehidrasi, antibakteri caca
5. Bagaimana kah kondisi tubuh tuan M terhadap reaksi reaksi obat yang timbul akibat
obat yang dikonsumsi nya?
interaksi obat didefinisikan sebagai modifikasi efek suatu obat akibat obat lain yang
diberikan pada awalnya atau diberikan bersamaan, sehingga keefektifan atau
toksisitas satu obat atau lebih berubah (Fradgley, 2003).dalam kasus di skenario
tertera bahwa tn.M meracik obatnya sendiri sehingga banyak kemungkinan yang
terjadi bisa seperti kelebihan dosis ataupun efek samping dari obat yang ia konsumsi
sehingga membuat kondisi tubuhnya memburuk bahkan sampai tak sadarkan diri .Hal
ini terjadi karena tubuh tuan M memberikan Feedback negatife terhadap obat yang ia
konsumsi
6. Apa saja jenis pemeriksaan radiologi untuk sistem pencernaan ?
Untuk mendeteksi gangguan pada saluran cerna, prosedur pemeriksaan radiologi yang
perlu dilakukan adalah:
- Rontgen perut (abdomen). 
- Barium meal.
- Barium enema (colon in loop). 
- Lopografi. 
- Fistulografi. 
- CT kolonoskopi. 
- ERCP. 
- CT/MRI saluran cerna.
7. Mengapa seseorang tidak boleh mengonsumsi obat dan mengombinasikan beberapa
jenis obat tertentu seperti yang dilakukan Tn.M?
Dua atau lebih obat yang diberikan pada waktu bersamaan dapat memberikan
efek masing-masing atau saling berinteraksi. Interaksi tersebut dapat bersifat
potensiasi atau antagonis satu obat oleh obat lainnya, atau kadang dapat memberikan
efek yang lain. Contoh nya berupa :
1. Antikoagulan dan aspirin
Antikoagulan merupakan obat yang paling sering diresepkan untuk mengurangi
pembekuan darah di arteri. Sementara aspirin merupakan obat yang paling sering
digunakan sebagao pereda nyeri. Ketika keduanya dikonsumsi bersamaan maka dapat
memicu efek aditif yang menimbulkan pendarahan internal dan eksternal.
2. Obat penghilang rasa sakit dan anti kecemasan
Obat anti kecemasan yang sering diresepkan antara lain kodein, morfin, dan beberapa
merek seperti percocet dan vicodin juga berperan sebagai penghilang rasa sakit. Jika
dikonsumsi bebarengan dengan obat penghilang rasa sakit lainnya maka dapat
meningkatkan toksisitas.

Seringkali penggunaan dua obat ini secara bersamaan menyerang sistem


pernapasan, jantung hingga mengakibatkan kematian.
3. Acetaminophen dan Opioid
Kedua jenis obat ini sangat populer tetapi juga sangat berbahaya. Ketika dikonsumsi
bebarengan dalam jumlah yang lebih tinggi dari dosis yang dianjurkan dapat
menimbulkan efek yang mematikan.

Sebuah studi yang dilakukan 2005 silam dari University of Washington Medical
Centre di Seattle menemukan bahwa 38 persen orang yang mengalami gagal hati akut
disebabkan karena mengonsumsi lebih dari satu pil yang mengandung acetaminophen
dan opioid.
4. Obat batuk dan Antihistamin
Beberapa obat batuk mengandung zat yang sama, jika dikonsumsi keduanya secara
bersamaan maka dapat meningkatkan dosis obat yang seharusnya dikonsumsi.
Tentunya hal ini dapat memperkuat efek sedatif yang memicu ketergantungan.
Gejala orang yang mengalami efek sedatif antara lain merasakan kantuk
berkepanjangan sehingga sulit beraktivitas dan merusak konsentrasi kerja
Sehingga, seseorang tidak boleh mengombinasikan obat tanpa adanya resep dokter
8. Bagaimana proses yang terjadi setelah obat di telan hingga dikeluarkan kembali?
1. Absorpsi: proses obat diserap oleh tubuh
2. Distribusi; obat dialirkan ke selurutuh tubuh
3. Metabolisme: obat di transformasikan direseptor organ target
4. Ekskresi: obat dieliminasi dan dikeluarkan oleh tubuh
9. Bagaimana prosedur pemeriksaan radiologi?
Untuk mendektesi gangguan pada saluran cerna, prosedur pemeriksaan
radiologi yang perlu dilakukan adalah
-rotgen perut
-barium meal
-barium enema
-lopografi
-CT/MRI saluran cerna
Bagi kita yang melakukan pemeriksaan radiologi untuk saluran cerna, ada
bbrapa hal yang harus diperhatikan , terutama sebelum menjalani pemeriksaan, maka
berkonsultasi dengan dokter dan ikuti saran saran yang diberikan seputaran
pemeriksaaan biasanya persiapan yang mungkin disarankan sebelum menjalani
pemeriksaan adalah:
- Puasa
- Minum banyak dan menahan agar tidak buang air kecil
- Melepas aksesoris yang melekat ditubuh
- Mengenakan pakaian khusus
Setelah pemeriksaan selesai biasanya akan bisa beraktivitas seperti biasa.

Jump 4 Skema
Jump 5 Learning Objectives

1. Pengantar farmakologi

2. Farmakokinetik

a. Transportasi obat ( absorpsi, distribusi, metabolisme, ekskresi )

3. Farmakodinamik

a. Interaksi obat

b. Toksikologi obat

4. Klasifikasi obat saluran cerna

5. Radiologi saluran cerna

JUMP 6 SEARCH INFORMATION

LO 1 Penghantar Farmakologi
Farmakologi adalah ilmu yang memelajari pengetahuan obat dengan seluruh aspeknya,
baik sifat kimiawi maupun fisikanya, kegiatan fisiologi, resorbsi, dan nasibnya dalam
organisme hidup. Obat didefinisikan sebagai senyawa yang digunakan untuk mencegah,
mengobati, mendiagnosis penyakit atau gangguan, atau menimbulkan kondisi tertentu.
Misalnya, membuat seseorang infertile, atau melumpuhkan otot rangka selama pembedahan.
Ilmu khasiat obat ini mencakup beberapa bagian, yaitu farmakognosi, biofarmasi,
farmakokinetika, dan farmakodinamika, toksikologi, dan farmakoterapi.
Farmakognosi adalah cabang ilmu farmakologi yang memelajari sifat-sifat tumbuhan dan
bahan lain yang merupakan sumber obat. Farmakoterapi adalah cabang ilmu yang
berhubungan dengan penggunaan obat dalam pencegahan dan pengobatan penyakit. Dalam
farmakoterapi ini dipelajari aspek farmakokinetik dan farmakodinamik suatu obat yang
dimanfaatkan untuk mengobati penyakit tertentu. Toksikologi adalah ilmu yang memelajari
keracunan zat kimia termasuk obat, zat yang digunakan dalam rumah tangga, industri
maupun lingkungan hidup lain, seperti insektisida, pestisida, dan zat pengawet. Dalam
cabang ilmu ini juga dipelajari juga cara pencegahan, pengenalan dan penanggulangan kasus-
kasus keracunan.
Biofarmasi adalahbagian ilmu yangmeneliti pengaruh formulasi obat terhadap efek
terapeutiknya. Farmakologi terbagi menjadi 2 subdisiplin, yaitu :
1. Farmakokinetik ialah apa yang dialami obat yang diberikan pada suatu makhluk hidup,
yaitu absorbsi (A), distribusi (D), metabolisme atau biotransformasi (M), dan ekskresi (E)
2. Farmakodinamik merupakan pengaruh obat terhadap sel hidup, organ atau makhluk hidup.
Obat-obat yang digunakan pada terapi dapat dibagi dalam empat golongan besar, yaitu obat
farmakodinamik, obat kemoterapetik, obat tradisional dan obat diagnostik. Obat
farmakodinamik bekerja meningkatkan atau menghambat fungsi suatu organ. Misalnya,
furosemide sebagai diuretic meningkatkan kerja ginjal dalam produksi urin atau hormone
estrogen pada dosis tertentu dapat menghambat ovulasi dari ovarium. Obat kemoterapetik
bekerja terhadap agen penyebab penyakit, seperti bakteri, virus, jamur atau sel kanker. Obat
ini mempunyai sebaiknya memiliki kegiatan farmakodinamika yang sekecil-kecilnya
terhadap organisme tuan rumah dan berkhasiat membunuh sebesar-besarnya terhadap
sebanyak mungkin parasite (cacing, protozoa) dan mikroorganisme (bakteri dan virus).
Misalnya, pirantel pamoat membunuh cacing pada dosis yang aman bagi manusia. Obat
tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berasal dari tumbuhan, hewan, mineral,
sediaan sarian (galenik) atau campuran dari bahan tersebut yang secara turun-temurun telah
digunakan untuk pengobatan berdasarkan pengalaman. Misalnya, daun kumis kucing, minyak
ikan, ekstrak daun mengkudu, dan lain-lain. Obat diagnostik merupakan obat pembantu untuk
melakukan diagnosis (pengenalan penyakit). Misalnya, dari saluran lambung usus (barium
sulfat) dan saluran empedu (natrium miopanoat dan asam iod organik lainnya).

REGULASI OBAT
Obat merupakan bahan yang di regulasi oleh pemerintah, dalam hal ini oleh Badan POM.
Tujuan regulasi adalah melindungi konsumen dari efek yang merugikan karena kualitas atau
keamanannya. Di Indonesia obat yang beredar dikelompokkan dalam 5 kelompok sebagai
berikut.
1. Obat Keras Obat golongan ini hanya dapat dibeli dengan resep dokter. Obat golongan ini
dianggap tidak aman atau penyakit yang menjadi indikasi obat tidak mudah didiagnosis oleh
orang awam. Obat golongan ini bertanda dot merah.Contoh obat keras adalah antibiotika,
antihistaminika untuk pemakaian dalam dan semua obat suntik. Psikotropika adalah zat atau
obat baik alamiah atau sintetis, bukan narkotika yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh
selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental
dan perilaku. Contoh zat psikotropik adalah fenobarbital, diazepam, dan amitriptilin.
2. Obat Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik
sintetis maupun semisintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran,
hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan menimbulkan
ketergantungan. Golongan narkotika penjualannya diawasi secara ketat untuk membatasi
penyalahgunaannya. Obat golongan ini bertanda palang merah. Contoh obat golongan
narkotika adalah kodein yang juga dapat menekan batuk.
3. Obat keras terbatas Obat ini dapat dibeli di apotek atau di toko obat dan harus dalam
bungkusan aslinya dan tertera penandaan, misalnya “P6 Awas obat keras, hanya untuk bagian
luar dari badan”. Obat golongan ini bertanda dot biru. Contoh obat keras terbatas adalah
Caladin lotion, Cenfresh tetes mata.
4. Obat bebas Obat bebas adalah obat yang dapat dibeli tanpa resep dokter dalam bungkusan
dari pabrik yang membuatnya secara eceran. Obat golongan ini bertanda dot hijau. Contoh
obat bebas adalah Panadol tablet, obat batuk hitam.
5. Obat tradisional Yakni obat yang mengandung tanaman obat herbal. Ada 3 kategori obat
tradisional di Indonesia, yaitu :
1. Jamu, yaitu obat yang masih berbentuk simplisia.
2. Herbal terstandar, obat herbal terstandar adalah sediaan obat bahan alam yang telah
dibuktikan keamanan dan khasiatnya secara ilmiah dengan uji praklinik dan bahan
bakunya telah di standardisasi.
3. Fitofarmaka, Fitofarmaka adalah sediaan obat bahan alam yang telah dibuktikan
keamanan dan khasiatnya secara ilmiah dengan uji praklinik dan uji klinik, bahan
baku dan produk jadinya telah di standardisasi.
Sumber : bppsdm.kemkes.go.id

LO 2 Farmakokinetik ( Absorbsi, Distribusi, Metabolisme, Ekskresi )


Sumber : Modul Farmakologi Unimal

LO 3 Farmakodinamik ( Interaksi Obat Dan Toksilogi Obat )


A. Interaksi Obat
Dua atau lebih obat yang diberikan pada waktu bersamaan dapat memberikan efek
masing-masing atau saling berinteraksi. Interaksi tersebut dapat bersifat potensiasi atau
antagonis satu obat oleh obat lainnya, atau kadang dapat memberikan efek yang lain.
Interaksi obat yang merugikan sebaiknya dilaporkan kepada Badan/Balai/Balai Besar
POM seperti halnya dengan reaksi obat merugikan lainnya.
Interaksi obat dapat bersifat farmakodinamik atau farmakokinetik.

a. Interaksi Farmakodinamik
Interaksi farmakodinamik adalah interaksi antara obat-obat yang  mempunyai efek
farmakologi atau efek samping yang serupa atau yang berlawanan. Interaksi ini dapat
disebabkan karena kompetisi pada reseptor yang sama, atau terjadi antara obat-obat
yang bekerja pada sistem fisiologik yang sama. Interaksi ini  biasanya dapat
diperkirakan berdasarkan sifat farmakologi  obat-obat yang berinteraksi. Pada
umumnya, interaksi yang terjadi dengan suatu obat akan terjadi juga dengan obat
sejenisnya. Interaksi ini terjadi dengan intensitas yang berbeda pada kebanyakan
pasien yang mendapat obat-obat yang saling berinteraksi.
b. Interaksi  Farmakokinetik
Yaitu interaksi yang terjadi apabila satu obat mengubah absorpsi, distribusi,
metabolisme, atau ekskresi obat lain. Dengan demikian interaksi ini meningkatkan
atau mengurangi jumlah obat yang tersedia (dalam tubuh) untuk dapat menimbulkan
efek farmakologinya. Tidak mudah untuk memperkirakan interaksi jenis ini   dan
banyak diantaranya hanya mempengaruhi pada sebagian kecil pasien yang mendapat
kombinasi obat-obat tersebut. Interaksi farmakokinetik yang terjadi pada satu obat
belum tentu akan terjadi pula dengan obat lain yang sejenis, kecuali jika memiliki
sifat-sifat  farmakokinetik yang sama .
Interaksi farmakokinetik dapat digolongkan menjadi beberapa kelompok :
 Mempengaruhi absorpsi
 Menyebabkan perubahan pada  ikatan protein
 Mempengaruhi metabolisme.
 Mempengaruhi ekskresi ginjal

B. Toksilogi Obat
Toksikologi analitis berkaitan dengan deteksi, identifikasi dan pengukuran obat-obatan
dan senyawa asing lainnya (xenobiotik) dan metabolitnya pada spesimen biologis dan
yang terkait. Metode analisis tersedia untuk berbagai senyawa yang sangat beragam:
dapat berupa bahan kimia, pestisida, obat-obatan, penyalahgunaan obat-obatan (drugs
abuse) dan racun alami.
Toksikologi analitik dapat membantu dalam diagnosis, manajemen dan dalam beberapa
kasus pencegahan keracunan. Selain itu, laboratorium toksikologi analitik dapat
dilibatkan dalam berbagai kegiatan lain seperti penilaian paparan setelah kejadian kimia,
pemantauan obat terapeutik, analisis forensik, dan pemantauan penyalahgunaan obat-
obatan. Mereka mungkin juga terlibat dalam penelitian, misalnya dalam menentukan sifat
farmakokinetik dan toksinokinetik zat atau keefektifan rejimen pengobatan baru.
Sehubungan dengan hal itu, pengetahuan dasar tentang toksikologi klinis dan forensik
sangat penting. Terlebih seorang analis laboratorium harus bisa berkomunikasi secara
efektif dengan klinisi, ahli patologi, petugas pemadam kebakaran, polisi dan, mungkin
juga orang lain. Selain itu, pemahaman yang baik tentang kimia klinis, farmakologi dan
farmakokinetik sangat diharapkan.
Toksikologi modern merupakan bidang yang didasari oleh multi disiplin ilmu, ia dengan
dapat dengan bebas meminjam bebarapa ilmu dasar, guna mempelajari interaksi antara
tokson dan mekanisme biologi yang ditimbulkan. Ilmu toksikologi ditunjang oleh
berbagai ilmu dasar, seperti kimia, biologi, fisika, matematika. Kimia analisis dibutuhkan
untuk mengetahui jumlah tokson yang melakukan ikatan dengan reseptor sehingga dapat
memberikan efek toksik. Bidang ilmu biokimia diperlukan guna mengetahui informasi
penyimpangan reaksi kimia pada organisme yang diakibatkan oleh xenobiotika.
Perubahan biologis yang diakibatkan oleh xenobiotika dapat diungkap melalui bantuan
ilmu patologi, immunologi, dan fisiologi. Untuk mengetahui efek berbahaya dari suatu zat
kimia pada suatu sel, jaringan atau organisme memerlukan dukungan ilmu patologi, yaitu
dalam menunjukan perubahan wujud atau perubahan makroskopi, mikroskopi, atau
submikroskopi dari normalnya. Perubahan biologi akibat paparan toksin dapat
termanisfestasi dalam bentuk perubahan sistem kekebalan (immun) tubuh, untuk itu
diperlukan bidang ilmu immunologi guna lebih dalam mengungkap efek toksik pada
sistem kekebalan organisme.
Dalam lingkup toksikologi sering digunakan beberapa istilah yang mirip yaitu, racun, toksin,
toksikan yang memiliki arti yang mirip tetapi berbeda. Berikut beberapa definisi yang perlu
dipahami.
1. Racun
Menurut Taylor, “Racun adalah setiap bahan atau zat yang dalam jumlah tertentu bila
masuk ke dalam tubuh akan menimbulkan reaksi kimiawi yang akan menyebabkan
penyakit dan kematian”. Menurut Dorland Dictionary: Racun adalah setiap zat yang
bila dalam jumlah sedikit ditelan atau dihirup atau diserap atau dioleskan atau
disuntikkan ke dalam tubuh atau dihasilkan dalam tubuh, memiliki aksi kimiawi dan
menyebabkan kerusakan pada struktur atau gangguan fungsi yang menimbulkan
gejala, penyakit atau kematian.
2. Toksin
Racun (poison) adalah zat yang memiliki efek berbahaya pada organisme hidup.
Sedangkan toksin adalah racun yang diproduksi oleh organisme hidup. “Bisa”(venom)
adalah racun yang disuntikkan dari organisme hidup ke makhluk lain. “Bisa” (venom)
adalah toksin dan toksin adalah racun, tidak semua racun adalah toksin, tidak semua
toksin adalah venom.
3. Venom atau “bisa”
Racun dan “bisa” (venom) adalah toksin, karena toksin didiskripsikan secara
sederhana sebagai bahan kimia yang diproduksi secara biologis yang mengubah
fungsi normal organisme lain.
4. Toksikan
Apa perbedaan toksin dan toxicant? Toksin adalah produk alami seperti yang
ditemukan pada jamur beracun, atau racun ular. Toksikan adalah produk buatan
manusia, produk buatan yang dipaparkan ke lingkungan karena aktivitas manusia;
Contohnya adalah produk limbah industri dan pestisida.
5. Toksoid
Toksoid adalah toksin yang tidak aktif atau dilemahkan. Toksin adalah racun yang
dibuat oleh organisme lain yang bisa membuat kita sakit atau membunuh kita. Dengan
kata lain, toksin beracun. Toksoid tidak lagi beracun tetapi masih sebagai imunogenik
sebagai toksin dari mana ia berasal.
6. Xenobiotik
Xenobiotik berasal dari bahasa Yunani: Xenos yang artinya asing. Xenobiotik adalah
zat asing yang secara alami tidak terdapat dalam tubuh manusia. Contoh: obat obatan,
insektisida, zat kimia.
Sumber : bppsdmk.kemkes.go.id
LO 4 Klasifikasi Obat Saluran Cerna
Terdapat beberapa klasifikasi dari obat sistem pencernaan diantaranya : Antitukak,
Antipasmodik, Antasida, Antiemetik , Antikolinergik, Hepatoprotektor , Prokinetik,
Antidiare , Laksatif.
ANTITUKAK
Tukak lambung adalah suatu kondisi patologis pada lambung, duodenum, esofagus
bagian bawah, dan stroma gastro enterostomi (setelah bedah lambung. Tujuan terapi
tukak lambung ialah meringankan atau menghilangkan gejala mempercepat
penyembuhan, mencegah komplikasi yang serius (hemoragik ,ferforasi, abstruksi), dan
mencegah kambuh.
Adapun pembagian dari antitukak contohnya antasida.Antasida digunakan untuk
mengurangi nyeri dan rasa terbakar di hulu hati karena hiperasiditas pada gastritis atau
ulcer.Antasida yang diberikan peroral umumnya berbentuk cairan atau tablet kunyah guna
mempercepat distribusi dan mengikat asam. Antasida tergolong obat bebas, mengandung
magnesium (Mg+), Aluminium (Al+++), atau Kalsium (Ca++), Simitikon. Antasida
berasal dari bahasa lemah, yang jika bereaksi dengan asam lambung di GI membentuk air
dan garam. Karena ION H+ membentuk air (H2O) menyebabkan jumlahnya berkurang
sehingga keasaman lambung menurun atau pH meningkat. Ketika pH lambung mencapai
4-5, aktifitas pepsin terhambat yang juga bermanfaat dalam mengurangi iritasi
mukosa.Mekanisme kerja semua antasida hampir sama sehingga pemilihannya didasarkan
pada kapasitas netralisasi, efek samping atau karena adanya penambahan zat-zat tertentu.
Mekanisme kerja semua antasida hampir sama sehingga pemilihannya didasarkan pada
kapasitas netralisasi, efek samping atau karena adanya penambahan zat-zat misalnya
penambahan simetikon atau dimetil polisiloksan dalam kesediaannya berfungsi
mendorong flatus (dapat mengurangi CO2) sehingga mengurangi terjadinya forasi pada
tukak.Kebanyakkan kerja antasida bersifat lokal karena hanya sebagian kecil dari zat
aktifnya yang diabsorbsi. Karena merupakan basa lemah maka jika berikatan dengan
asam yang ada dilambung menyebabkan keasaman berkurang. Disamping itu, antasida
juga dapat mengikat atau mengubah derajat ionisasi obat lain yang diberikan bersamaan
sehingga dapat berpengaruh pada absorbinya. Untuk itu, sebaiknya jika ada obat yang
harus diminunm bersamaan dengan antasida hendaknya diberi jeda minimal 1
jam.Sodium Bikarbonat (NaHCO3) dan kalsium karbonat (CaCO3) merupakan antasida
sistemik yang sekarang sudah sangat jarang digunakan. Obat ini dapat menyebabkan
alkalisis karena Na+ dan Ca++ dapat absorbsi.Kelebihan Ca (O2)2 menyebabkan urine
bersifat basa, kelebihan Na+ menyebabkan retensi cairan yang berakibat udem dan
tekanan darah naik.Selain itu, penggunaan NaHCO3 dapat meningkatkan CO2 disaluran
pencernaan yang berakibat distensi dan sendawa atau meningkatkan parforasi
(memperparah penutup tukak yang ada.
Reaksi antara antasida dengan HCl dilambung adalah,
Mg(OH)2 + 2HCl MgCl2 + 2 H2O
CaCO3 + 2 HCl CaCl2 + H2CO3
H2CO3 H2O + CO2
Al(OH)3 + 3HCl AlCl3 + 3H2O
NaHCO3 + 2HCl NaCl + H2CO3
H2CO3 H2O + CO2
Konstipasi merupakan efek samping dari antasida yang mengandung almunium (Al)
dan kalsium (Ca) karena dapat menghambat absorpsi air dan fosfat. Sedangkan diare
merupankan efek samping antasida yang mengandung magnesium (Mg). oleh karena itu,
kebanyakan antasida mengandung kombinasi Al dan Mg untuk saling meniadakan efek
samping utamanya. Antasida jika digunakan dalam perut kosong efeknya akan bedurasi
sekitar 30 menit tetapi jika di gunakan 1 jam setelah makan aktivitasnya dapat
berlangsung sekitar 2-3 jam. Hal ini di sebabkan karena makanan berfungsi sebagai baffer
dan menghambat kekosongan lambung. Golongan Obat Antitukak :
· TRANSKUILIER(Obat penenang)
Transkuiliser memliki efek yang minimal dalam mencegah dan mengobati tukak, obat ini
mengurangi perangsangan vagal dan menurunkan kecemasan, Librax, suatu kombinasi
ansiolitik klordiasepoksid (librium) dan antikolinergik clidinium (Qarzan), dipakai dalam
mengobati tukak. Adapun Golongan Obat Penenang :
1. Dari golongan benzodiazepin
Yang paling sering digunakan adalah golongan benzodiazepin.Obat ini mempercepat
relaksasi mental dan fisik dengan cara mengurangi aktivitas saraf di dalam otak.Tetapi
benzodiazepin bisa menyebabkan ketergantungan fisik dan pemakaian pada alkoholik
harus sangat hati-hati.Obat cemas dari golongan benzodiazepin adalah alprazolam,
klordiazepoksid (chlordiazepoxide), lorazepam, oksazolam (oxazolam), klobazam
(clobazame) dan diazepam.
2. Buspirone
Obat cemas dari golongan azaspirodekanedion adalah buspiron (buspirone). Obat cemas
ini nerupakan antiansietas yang efek sedatifnya relatif ringan dan tidak bereaksi dengan
alkohol. Diduga resiko timbulnya toleransi dan ketergantungan juga kecil.Efeknya baru
timbul setelah 10-15 hari, sehingga hanya digunakan untuk mengobati penyakit
kecemasan menyeluruh.
3. Hydroxyzine
Sedangkan obat cemas dari golongan piperazine adalah hydroxyzine.Hydroxyzine
diindikasikan untuk menghilngkan gejalaansietas dan ketegangan yang berhubungan
dengan psikoneurosis atau terapi tambahan untuk penyakit lainnya yang menyebabkan
kecemasan.Hydroxyzine dapat menyebabkan kantuk dan menghilangkan kesadaran,
sehingga dianjurkan untuk tidak mengendarai kendaraan atau mengoperasikan
mesin.Hydroxyzine dapat menyebabkan kekeringan pada mulut, hidung da tenggorokan.
Jika kekeringan berlanjut hingga lebih dari dua minggu anda harus periksakan ke dokter
anda atau dokter gigi karena kekeringan yang lama dapat menyebabkan penyakit gigi.
LO 5 Radiologi Saluran Cerna
Radiologi adalah suatu jenis pemeriksaan yang dilakukan dengan menggunakan teknologi
pencitraan, untuk membantu dokter melihat kondisi bagian dalam tubuh. Pemeriksaan ini
biasanya dilakukan untuk mendiagnosis dan mengobati suatu penyakit. 
Untuk mendeteksi gangguan pada saluran cerna, prosedur pemeriksaan radiologi yang perlu
dilakukan adalah :

 Rontgen perut (abdomen).


 Barium meal.
 Barium enema (colon in loop). 
 Lopografi. 
 Fistulografi. 
 CT kolonoskopi. 
 ERCP. 
 CT/MRI saluran cerna.

Saat akan melakukan pemeriksaan radiologi untuk saluran cerna, ada beberapa hal penting
yang perlu diperhatikan. Terutama sebelum menjalani pemeriksaan, berkonsultasilah dengan
dokter dan ikuti saran-saran yang diberikan seputar pemeriksaan. Biasanya, persiapan yang
mungkin disarankan sebelum menjalani pemeriksaan adalah :

1. Puasa. Peserta yang akan menjalani USG perut juga akan diminta puasa selama 8-12
jam. Makanan yang belum tercerna bisa membuat gambar yang dihasilkan kurang
jelas.
2. Minum banyak dan menahan untuk tidak buang air kecil. Untuk pemeriksaan USG
panggul, kamu akan diminta banyak minum hingga kandung kemih penuh.
3. Melepas aksesoris yang menempel di tubuh. Kamu akan diminta melepas semua
aksesoris logam yang dikenakan sebelum memasuki ruang pemeriksaan, seperti
perhiasan, jam tangan, kacamata, dan gigi palsu.
4. Mengenakan pakaian khusus. Setelah memasuki ruangan, kamu akan diminta
mengenakan pakaian khusus yang telah disediakan.

Sumber : fkunissula.ac.id

Anda mungkin juga menyukai