Anda di halaman 1dari 45

KALKULUS

VARIASI
Simak Pertanyaan

Bidang Bentuk kurva


apakah yang
menunjukkan jarak
terpendek yang
B menghubung-kan
titik A dan titik B
dalam bidang datar
di samping ?
A
Simak Pertanyaan

Bidang
Tentu mudah
jawabnya, yaitu
B kurva C yang
berbentuk garis
C lurus yang
menghubungkan
A langsung A dan B.
Persoalan kurva yang menandai jarak terpendek yang
menghubungkan dua titik dalam bidang yang dikenal sebagai “
Geodesic” tercakup dalam persoalan nilai “maksimum” atau
“minimum” suatu fungsi, atau lebih umum disebut sebagai
persoalan nilai “Stasioner”.

Menurut kalkulus dasar, syarat perlu suatu fungsi f(x) bernilai


stasioner adalah :

df
=0
dx
Dalam Fisika, persoalan nilai stasioner (maksimum/minimum)
suatu fungsi banyak dijumpai, dan analisis sifat stasioner suatu
kuantitas fisika banyak menghasilkan hukum dan prinsip.

Contoh
A B
Sinar datang dari titik
A menuju cermin
datar dan dipantulkan
ke titik B. Dari sekian Cermin
banyak lintasan yang datar
dapat dilalui sinar,
hanya satu lintasan
yang sesungguhnya
akan dilalui sinar.
Lintasan manakah itu ???
Prinsip Fermat : Sinar datang dari titik A menuju cermin dan
dipantulkan ke titik B akan menempuh satu lintasan tertentu
yang jaraknya terpendek atau waktu tempuhnya tersingkat

Dari prinsip ini lahirlah hukum Snelius tentang pemantulan


cahaya

Sudut Datang = Sudut Pantul


Bukti N

A B

a l2 b
l1
θ θ’ Cermin
x d-x datar

l = l1 + l2

l = a + x + b + (d − x )
2 2 2 2

Menurut Fermat l harus terpendek


Bukti
Menurut kakulus syarat perlu suatu kuantitas minimum adalah turunan
pertama bernilai nol (0), dalam hal ini :
dl
=0
dx

=  a + x 2 + b 2 + (d − x )  = 0
dl d  2 2

dx dx  

1
2 (a 2
+x ) (2 x ) + (b + (d − x ) )
2 −1 / 2 1
2
2 2 −1 / 2
2(d − x )(− 1) = 0
x

(d − x ) =0
a +x b 2 + (d − x )
2 2 2

x
=
(d − x )
a +x b 2 + (d − x )
2 2 2

Sin θ = Sin θ’ θ = θ’ Hukum Snellius


Dalam Kalkulus Variasi, kuantitas atau fungsi yang dibuat
stasioner dinyatakan dalam notasi integral (I) sebagai berikut :
x2

I = ∫ F ( x, y, y ') dx ;
dy
y' =
x1
dx
Pada persoalan awal yaitu kurva yang menandai jarak
terpendek yang menghubungkan dua titik dalam bidang
I = S = ∫ dS y
dS
I = S = ∫ dx + dy
2 2 dy
dx
2
 dy 
I =S =∫ 1 +   dx x
 dx 
dy
F (x, y, y') = 1+ y' ;
I = S = ∫ 1 + y ' dx ;
2
y' = dy
2
y' =
dx dx
Penanganan persoalan ini dilakukan dengan Prinsip Variasi
sehingga teknik ini disebut Kalkulus Variasi :

Dalam persoalan ini ingin diketahui kurva y = f(x) yang menandai jarak
terpendek atau kuantitas berikut bernilai paling kecil :

dy
I = S = ∫ 1 + y '2 dx ; y' =
dx

Dengan prinsip Variasi, kurva y(x) divariasikan nilainya di atas maupun


di bawah nilai sesungguhnya. Variasi ini diwakili oleh suatu fungsi
sembarang η(x) seperti pada gambar berikut.
Y

Y(x)
(x2,y2)

(x1,y1)
y(x) Y(x) = y(x) + εη(x)

x
η
ε Adalah suatu parameter

η(x) adalah suatu fungsi


sembarang yang berkelakuan
η(x) baik diantara x1 dan x2.
nilainya nol di x = x1 dan di x =
x2
x1 x2 x
Dengan variasi ini, maka sekarang kita menginginkan kuantitas berikut
bernilai minimum
x2

I = ∫ 1 + Y '2 dx
x1

Dan I sekarang menjadi fungsi parameter ε; jika ε = 0 maka Y = y(x).


Persoalan sekarang adalah membuat I(ε) memiliki nilai minimum
ketika ε = 0. Dengan kata lain :

dI
= 0; ε=0

Jika kita lakukan diferensiasi I terhadap ε, didapat :


x2
dI 1 1  dY ' 
=∫ 2Y '  dx
dε x1 2 1 + Y '2  dε 
Dan jika kita lakukan diferensiasi persamaan Y(x) terhadap x,
didapat :

Y ' ( x ) = y ' ( x ) + εη ' (x )

= η ' (x )
dY '
didapat

Jika hasil terakhir ini disubstitusi ke prs dI/dε dan mengambil


dI/dε = 0 ketika ε = 0, maka didapat :

y ' (x )η ' (x )
x2
 dI 
  =
 dε  ε = 0

x1 1 + y '2
dx = 0
Kita dapat mengintegrasi secara by part (parsial) terhadap
integral ini, sebagai berikut :

y ' (x )η ' (x )
x2
 dI 
  =
 dε  ε = 0

x1 1 + y' 2
dx = 0

dv =η ' ( x ) dx
y'
u= ,
1 + y' 2

d  y ' 
du =  dx, v =η ( x )
dx  1 + y '2 
 
dan
x2
d  y ' 
x2
 dI 
η (x ) − ∫η (x )
y'  dx = 0
  =
 dε ε =0 1 + y' 2
x1
dx  1 + y '2 

x 1
didapat ≠0
=0
x2
d  
x2
 
η (x ) − ∫η (x )
dI y ' y'  dx = 0
  =
 dε  ε = 0 1 + y' 2
x1
dx  1 + y '2



x1

d  y ' 
=0
sehingga
dx  1 + y '2 
 

y'
atau =C
1 + y' 2
y ' = C 1 + y '2

( )
y ' 2 = C 2 1 + y '2 = C 2 + C 2 y '2
( )
y '2 1 − C 2 = C 2

C2
y' =
2
= 2

(
1− C 2
K
)
y' = K

dy
=K
dx
dy = K dx
Merupakan persamaan
y = ∫ Kdx = Kx + B garis lurus linier seperti
yang diramalkan di awal
Kembali ke kuantitas Persamaan
x2 Euler
I = ∫ F ( x, y, y ') dx,
x1

Tapi Y ( x ) = y ( x ) + εη ( x )
x2
sehingga I (ε ) = ∫ F ( x, Y , Y ') dx
x1

Jika I diturunkan terhadap ε, didapat


 ∂F dY ∂F dY ' 
x2
dI
= ∫ +  dx
dε x1  ∂Y dε ∂Y ' dε 

 ∂F ∂F
x2

= ∫  η (x ) + η ' ( x ) dx
dI
atau
dε x1  ∂Y ∂Y ' 
Untuk ε = 0 maka dI/dε = 0

 ∂F ∂F
x
 dI 
2

  = ∫  η ( x ) + η ' (x ) dx = 0
 dε ε =0 x1  ∂y ∂y ' 
Jika kita lakukan proses integrasi untuk suku kedua didapat :
0
x2
∂F ∂F d  ∂F 
x2 x2

∫x ∂y' η ' (x ) dx = ∂y' η (x ) − x∫ dx  ∂y' η (x ) dx


1 x1 1

Maka :

 ∂F d ∂F 
x
 dI 
2

  = ∫ −  η ( x ) dx = 0
 dε ε =0 x1  ∂y dx ∂y ' 

atau d ∂F ∂F
− =0 Persamaan Euler
dx ∂y ' ∂y
Dalam persoalan kurva yang menandai jarak minimum yang
menghubungkan dua buah titik dalam bidang, yakni :
x2

I = ∫
x1
1 + y '2 dx

maka F ( x, y , y ') = 1 + y ' 2

∂F y' ∂F
dan = , =0
∂y ' 1 + y' 2 ∂y
Sehingga persamaan Eulernya :

d ∂F ∂F d  y ' 
=0
− =0 dx  1 + y '2 
dx ∂y ' ∂y  

Sama seperti sebelumnya


Latihan Soal
Tentukan y=f(x) sehingga kuatitas-kuantitas berikut bernilai
stasioner, dengan menggunakan persamaan Euler !

x2

1. ∫
x1
x 1 + y '2 dx

x2
ds
2. ∫
x1
x

x2

3. ∫ e x 1 + y '2 dx
x1
Penggunaan Persamaan Euler

a. Variabel lain
Varibel r dan θ

∫ F (r , θ , θ ' ) dr ; θ ' = dθ
dr
d  ∂F  ∂F
 − =0
dr  ∂θ '  ∂θ

Varibel s dan p

∫ F (s, p, p') ds ; p ' = dp


ds
d  ∂F  ∂F
  − =0
ds  ∂p '  ∂p
Variabel t dan x

∫ F (t , x, x& ) dt ; x& = dx
dt
d  ∂F  ∂F
 − =0
dt  ∂x&  ∂x

dst................
Contoh Soal
Tentukan lintasan yang akan dilalui sinar cahaya jika indeks
bias (dalam koordinat polar) sebanding dengan r-2 !

−2
∫ n ds = ∫ ds
r

∫ r −2
dr 2
+ r 2
dθ 2
= ∫ r −2
1 + r θ ' dr
2 2

F = r −2 1 + r 2θ '2 = F (r , θ ')

Persamaan Euler :

d ∂F ∂F
− =0
dr ∂θ ' ∂θ
∂F
∂θ '
 1
(
= r − 2  − 1 + r 2θ '2 ) (2r θ ')
−1/ 2 2

 2 

∂F θ'
=
∂θ ' 1 + r 2θ '2

∂F
=0 Karena F bukan fungsi θ
∂θ

d  θ' 
 −0=0
dr  1 + r 2θ '2 

θ'
=C
1+ r θ ' 2 2
θ ' = C 1 + r 2θ '2

θ '2 = C 2 (1 + r 2θ '2 )= C 2 + C 2 r 2θ '2

θ '2 (1 − C 2 r 2 )= C 2

C2
θ' =
2

(
1 − C 2r 2 )
θ'
=C
1− r θ '
2 2

C
θ '=
1 − C 2r 2
dθ C
=
dr 1 − C 2r 2

C
dθ = dr
2 2
1− C r

C
θ =∫ dr
1− C r 2 2

θ = Arc Sin Cr + B
b. Integral Pertama dari Persamaan Euler

Persamaan Euler untuk F(x,y,y’) adalah

d  ∂F  ∂F
  − =0
dx  ∂y '  ∂y

Jika F bukan fungsi y, yakni F(x,y’), maka :


∂F
∂F
=0
∂y
Sehingga persamaan Eulernya menjadi :

d  ∂F  ∂F
  = 0 atau =C
dx  ∂y '  ∂y '
Keadaan ini disebut integral pertama dari persamaan Euler
Integral Pertama dari Persamaan Euler

Jika suatu persoalan dapat diarahkan ke bentuk integral pertama


persamaan Euler, maka pengerjaannya akan lebih mudah dan lebih
sederhana.
Cara yang dapat ditempuh agar suatu persoalan mengarah ke
integral pertama persamaan Euler adalah melakukan pertukaran
variabel, yaitu pertukaran variabel bebas dengan variabel terikat
seperti berikut :
−1
dx  dy  1
x' = =   =
dy  dx  y'
dan

dx
dx = dy = x' dy
dy
Tentukan dan selesaikan persamaan Euler agar kuantitas berikut
stasioner !

1 + y '2
I =∫ dx
y
Dari soal dapat ditentukan F sebagai berikut :

1 + y '2
F ( x , y , y ') =
y
sehingga

∂F
=
1
2 (1 + y' ) (2 y') =
2 −1 / 2
y'
∂y ' y y 1 + y '2

∂F − 1 + y '2 1
y −1/ 2 1 + y '2
= 2
=−
∂y y 2 y 3/ 2
Dengan demikian persamaan Eulernya menjadi :

d  ∂F  ∂F
  − =0
dx  ∂y '  ∂y
atau

d  y'   1 + y '2
 −−

 =0
dx  y 1 + y '2   2 y 3/ 2
 

Tampak tidak sederhana bukan ?? Dan mencari


solusinya tidak cukup mudah
Coba sekarang lakukan pertukaran variabel bebas dengan terikat sbb:

1 + y '2 dx = 1 + y '2 x' dy = x'2 + 1 dy

Sekarang kuantitas yang dibuat stasioner menjadi :

1 + x '2
I =∫ dy
y
Sehingga F nya sekarang berubah menjadi :

1 + x '2
F ( y , x ') =
y
Dengan demikian persamaan Eulernya menjadi :

d  ∂F  ∂F
 − =0
dy  ∂x'  ∂x
Dan d  x' 
−0=0
dy  y 1 + x' 

∂F
=0
∂x
Sehingga persamaan Eulernya menjadi :

d  x' 
−0=0
dy  y 1 + x' 

x'
=C
y 1 + x' 2

Tampak lebih mudah diselesaikan dari sebelum dilakukan


pertukaran variabel
Beberapa variabel terikat; Persamaan Lagrange

Dalam persoalan nilai stasioner ini sesungguhnya tidak perlu terbatas


pada sebuah variabel terikat, melainkan bisa terdiri atas beberapa
variabel terikat.

Ingat kembali pada kalkulus dasar, bahwa jika y = f(x), maka syarat perlu
agar f(x) bernilai stasioner adalah :

dy
=0
dx
Dan jika suatu z = f(x,y) maka untuk kondisi ini, syarat stasioner adalah :

∂z ∂z
=0 dan =0
∂x ∂y
Beberapa variabel terikat; Persamaan Lagrange

Analog dengan itu terjadi pula dalam kalkulus variasi. Misalkan kita
diberikan sebuah F yang merupakan fungsi dari :
dy dz
y, z , dx , dx , x,
dan kita ingin mencari dua kurva y = y(x) dan z = z(x) yang membuat :

I = ∫ F ( x , y , z , y ' , z '); y ' = dy z ' = dz


dx dx
bernilai stasioner. Maka nilai integral I bergantung pada y(x) dan z(x).
Untuk kasus ini terdapat dua persamaan Euler, satu untuk y dan satu
lagi untuk z, seperti berikut

d  ∂F  ∂F d  ∂F  ∂F
  − =0 dan  − =0
dx  ∂y '  ∂y dx  ∂z '  ∂z
Prinsip Hamiltonian dalam Mekanika
Dalam Fisika Dasar, hukum II Newton merupakan persamaan
fundamental dalam membahas gerak benda.
r r
∑ F = ma
Dalam mekanika lanjut, persoalan gerak benda dianalisis dari sudut
pandang yang berbeda, yang disebut prinsip Hamiltonian

Prinsip ini menyatakan bahwa suatu partikel atau sistem partikel selalu
bergerak pada suatu lintasan sedemikian rupa sehingga :
t2

I = ∫ L dt
bernilai stasioner, dengan : t1

L disebut Lagrangian, T energi kinetik partikel, V


L = T −V energi potensial partikel
Persamaan Lagrange

Untuk persoalan ini terdapat persamaan Euler, yang lebih dikenal


sebagai persamaan Euler-Lagrange atau persamaan Lagrange, yang
jumlahnya bergantung pada jumlah variabel terikat. Untuk 3 Dimansi
maka persamaan Lagrange-nya dalam sistem kartesian adalah :

d  ∂L  ∂L
 − =0
dt  ∂x&  ∂x
d  ∂L  ∂L
  − =0
dt  ∂y&  ∂y
d  ∂L  ∂L
 − =0
dt  ∂z&  ∂z
Contoh Soal

Sebuah benda dijatuhkan secara bebas dari ketinggian tertentu dekat


permukaan bumi. Tentukan persamaan gerak benda yang jatuh bebas
tersebut !

Dengan Hukum II Newton


m r
y
∑ F = ma
Resultan gaya yang bekerja pada
benda adalah gaya berat :
h
F = W = − mg
W g
sehingga : r r
− mg = ma y
r r
ay = − g
Contoh Soal

v0 = 0
m
Kecepatan benda sbg fungsi waktu
r
v y = ∫ − g dt
r
h v y = − gt
W g posisi benda sbg fungsi waktu
r r
y = ∫ v dt
y = ∫ (− gt ) dt
r

r
y = − 12 gt 2 + y0
Contoh Soal

Sebuah benda dijatuhkan secara bebas dari ketinggian tertentu dekat


permukaan bumi. Tentukan persamaan gerak benda yang jatuh bebas
tersebut !

Dengan prinsip Hamiltonian


m
L = T −V
Dengan :

h T = 12 my& 2 V = mgy
W g
sehingga :

L = 12 my& 2 − mgy
Persamaan Lagrange

d  ∂L  ∂L
  − =0
dt  ∂y&  ∂y

∂L ∂L
= my& = − mg
∂y& ∂y
d
(my& ) − (− mg ) = 0
dt

(m&y&) + (mg ) = 0
ay = − g
Sama seperti sebelumnya
Prinsip Variasi Van Baak dalam Rangkaian DC
Dalam Fisika Dasar, teorema simpal Kirchoff merupakan teorema
fundamental dalam membahas rangkaian listrik arus searah (DC).

∑ ε + ∑ iR = 0
Dari sudut pandang lain, persoalan rangkaian arus listrik DC dapat
diselesaikan menggunakan prinsip Variasi Van Baak

Prinsip ini menyatakan bahwa arus listrik akan mengalir ke suatu


percabangan rangkaian sedemikian rupa sehingga :

S = Pd − 2 Pg
bernilai stasioner, dengan :
n n
Pd = ∑ ik2 Rk Pg = ∑ ε k ik
k =1 k =1
Syarat perlu :

∂S
=0
∂ik

k = jumlah cabang dalam rangkaian


Contoh soal

Gunakan prinsip variasi untuk menyelesaikan persoalan rangkaian listrik


berikut ini. Tentukan kuat arus listrik yang mengalir pada setiap cabang
rangkaian di bawah ini !

R2 = 1 Ω
i1 i2
i3

R3 =3 Ω
ε2 = 1V
ε1 = 2V
ε3 = 3V

R1 = 2 Ω
Jawab

Prinsip Variasi Baak : S = Pd – 2 Pg

Pd = ∑ ik Rk = 2i1 + 3i3 + i2 
2 2 2 2

 i3 = i1 + i2
Pg = ∑ ε k ik = 2i1 + 3i3 + i2 
S = 2i1 + 3i3 + i2 − 4i1 − 6i3 − 2i2
2 2 2

S = 2i1 + 3(i1 + i2 ) 2 + i2 − 4i1 − 6( i1 + i2 ) − 2i2


2 2

S = S (i1 , i2 )

∂S
= 0 → 4i1 + 6(i1 + i2 ) − 4 − 6 = 0
∂i1
∂S
= 0 → 6(i1 + i2 ) + 2i2 − 6 − 2 = 0
∂i2
Jawab

10i1 + 6i2 = 10 5i1 + 3i2 = 5 15i1 + 9i2 = 15


6i1 + 8i2 = 8 3i1 + 4i2 = 4 15i1 + 20i2 = 20

− 11i2 = −5
5
i2 = A
5i1 = 5 − 3i2 11
5 i3 = i1 + i2
5i1 = 5 − 3 
 11  5 8
55 − 15
i3 = +
5i1 = 11 11
11 13
40 i3 = A
5i1 = 11
11
8
i1 = A
11

Anda mungkin juga menyukai