Anda di halaman 1dari 5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS

2.1 Keong Mas (Pomacea canaliculata)

Keong emas (Pomacea canaliculata) biasa hidup di kolam, sawah irigasi,


rawa atau lahan yang tergenang. Keong mas (Pomacea canaliculata) dapat hidup
hingga ± 3 tahun dengan siklus hidup ± 60 hari. Keong mas (Pomacea
canaliculata) merupakan spesies yang kosmopolitan, yaitu spesies yang
distribusinya sangat luas dan mudah beradaptasi, dan merupakan siput air tawar
berasal dari Amerika Selatan. Keong mas (Pomacea canaliculata) dikenal di
Indonesia dengan sifatnya yang khas tahan terhadap kekeringan.
Keong mas (Pomacea canaliculata) berkembangbiak secara ovivar dan
menghasilkan telur. Pada malam hari, telur diletakkan menempel pada tumbuhan,
tepian parit sawah dan benda-benda lain (ranting, bilah bambu, dan batu) diatas
permukaan air setelah telur dikeluarkan, dengan tujuan untuk menghindari
predator akuatik, atau sebagai respon dari rendahnya kadar oksigen di habitat
akuatiknya. Setelah inkubasi selama 7– 14 hari telur menetas tumbuh menjadi
keong muda setelah berumur 15-25 hari. Umur 49 – 59 hari, keong telah dewasa
dan telah siap untuk menerima pasangan, dan menghasilkan keturunan dalam
jumlah yang relatif banyak. Waktu kawin terjadi siang hari dengan durasi 3
hingga 4 jam di tempat yang rimbun dan tergenang air sepanjang tahun.
Kemampuan reproduksinya yang tinggi, terlihat dari jumlah telur yang dihasilkan
mulai dari 1000-1200 perbulan (Ir. Pracaya, 2008 : 236)
Keong mas (Pomacea canaliculata) merupakan moluska yang di tetapkan
sebagai Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) atau hama utama pada tanaman
padi (Oryza sativa) di sawah. Keong mas merupakan hama karena menjadi
pemakan tanaman padi di areal persawahan dan telurnya yang menempel pada
batang padi menyebabkan tanaman padi mati.

5
6

Berikut ini merupakan klasifikasi dari keong mas (Pomacea canaliculata)


(Cowie, 2006).
Phylum : Mollusca
Classis : Gastropoda
Subclass : Prosobranchia
Ordo : Megagastropoda
Familia : Ampullariidae
Genus : Pomacea
Species : Pomacea canaliculata L. Gambar 1 : Keong Mas
(Pomacea canaliculata)

2.2 Eceng Gondok (Eichornia crassipes)

Eceng gondok merupakan tumbuhan yang mengambang di permukaan air,


memiliki daun yang tebal dan gelembung yang membuatnya mengapung. Tinggi
eceng gondok sekitar 0,4-0,8 m. Daunnya tunggal dan berbentuk oval. Ujung dan
pangkalnya meruncing, pangkal tangkai daun menggelembung. Permukaan
daunnya licin dan berwarna hijau. Bunganya termasuk bunga majemuk, berbentuk
bulir, kelopaknya berbentuk tabung. Bijinya berbentuk bulat dan berwarna hitam.
Akarnya merupakan akar serabut. Tumbuhan enceng gondok tersebut memiliki
kemampuan untuk beradaptasi dari perubahan ekstrim laju air, perubahan kadar
nutrisi, pH (derajat keasaman tanah), temperatur dan ketinggian air. Pertumbuhan
eceng gondok yang cepat sering dianggap gulma di perairan, karena dapat
menutupi permukaan danau dalam waktu singkat sehingga mengganggu aktivitas
dalam air. Gangguan yang diakibatkan oleh tanaman eceng gondok adalah dapat
menyebar di area yang luas dan menutupi permukaan air, dapat mengurangi
cahaya yang masuk ke dalam badan air yang mengakibatkan berkurangnya
kandungan oksigen terlarut yang ada dalam air (Sudarmo Subiyakto, 1995)
Eceng gondok dapat menindungi permukaan air menjadi gelap dan tidak
disukai oleh keong mas. Selain itu eceng gondok mengandung komponen kimia
yang larut di dalam air dan berdampak negatif terhadap keong mas, yaitu saponin,
flavonoid, folifenol, tanin, asam sianida, triterpenoid, alkaloid, dan kaya kalsium.
Untuk meracuni keong mas, saponin dan tannin merupakan senyawa yang paling
7

kuat (Ir.Pracaya, 2008). Senyawa kimia tersebut seperti saponin, alkaloid,


flavonoid juga ditemukan pada tanaman mindi, nimba, bijih teh dan pada tahun
2005 telah diteliti penggunaannya yang dapat menyebabkan mortalitas terhadap
keong mas.
Johnly dan Suryanto (2010), telah melakukan penelitian untuk menentukan
kandungan fenolik, flavonoid, dan tanin pada eceng gondok. Hasil menyebutkan
bahwa total fenolik daun eceng gondok 26.327 mg/kg, batang 600 mg/kg, akar
1300 mg/kg. Total flavonoid daun eceng gondok 3,3 mg/kg, batang 1,0 mg/kg,
akar 1,3 mg/kg. Total tanin daun eceng gondok 25.300 mg/kg, batang 300 mg/kg,
akar 1400 mg/kg. Dari hasil analisa kimia enceng gondok diperoleh bahan organik
78,47%, C organik 21,23 %, N total 0,28 %, P total 0,0011 %, dan K total 0,016
%, sehingga enceng gondok bisa di manfaatkan sebagai pupuk organik karena di
dalam enceng gondok terpadat unsur-unsur yang sangat dibutuhkan oleh tanaman.
Berikut merupakan klasifikasi tanaman eceng gondok (Eichornia crassipes)
adalah sebagai berikut (Sudarma Subiyakto, 1995) :
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Commelinales
Famili : Pontederiaceae
Genus : Eichornia kunth Gambar 2 : Tumbuhan Eceng
Spesies : Eichornia crassipes Gondok (Eichornia crassipes)

2.3 Pestisida Alami

Pestisida alami yang berasal dari bahan-bahan yang terdapat di alam


tersebut di ekstraksi, diproses, atau di buat menjadi konsentrat dengan tidak
mengubah struktur kimianya. Berbeda dengan pestisida sintesis yang umumnya
bersumber dari bahan minyak bumi yang di ubah struktur kimianya untuk
memperoleh sifat-sifat tertentu sesuai dengan keinginan.
Pestisida alami di kelompokkan menjadi 3 golongan yaitu :
2.1 Pestisida Botani (botanical pesticides) yang berasal dari ekstrak
tanaman.
8

2.2 Pestisida biologis (biological pesticides) yang mengandung


mikroorganisme pengganggu OPT, seperti bakteri patogenik, virus, dan
jamur.
2.3 Pestisida berbahan mineral anorganik yang terdapat pada kulit bumi,
biasanya bahan mineral berbentuk Kristal tidak mudah menguap dan
besifat stabil secara kimia seperti belerang dan kapur.
Keuntungan menggunakan pestisida alami dibandingkan pestisida sintetis
adalah ramah lingkungan. Label ramah lingkungan yang di lekatkan pada ketiga
jenis pestisida alami tersebut sebenarnya mengacu pada 2 hal. Pertama residu
pestisida lebih cepat terurai oleh komponen-komponen alam, sehingga tidak akan
menyebabkan pencemaran air dan tanah. Kedua, daya racun dari pestisida alami
bersifat selektif. Artinya pestisida alami hanya mematikan OPT jenis tertentu dan
relative aman bagi musuh alami ,manusia, mamalia, dan ikan (Ir Novisan 2002).
Meskipun disebut ramah lingkungan tidak berarti pestisida alami memiliki daya
racun (toksisitas) yang rendah. Pestisida alami juga tidak akan menyebabkan
kekebalan pada OPT (Organisme Pengganggu Tanaman) jika pemakaiannya
dilakukan secara bijaksana.

2.4 Kerangka Berpikir

Pestisida Sintetis Tidak ramah lingkungan dan


tidak selektif sasaran

Pestisida

Pestisida Alami dari ekstrak Ramah lingkungan


daun Eceng gondok dan selektif sasaran

Membasmi Keong Mas


(Pomaceacanaliculata) Berdampak positif
1. Hewan Molusca terhadap tanaman padi
2. Merupakan hama di area sawah
3. Lebih aktif pada malam hari

Gambar 3 : Kerangka Berpikir


9

Pestisida sangat diperlukan oleh petani dalam membasmi hama di sawah,


salah satunya adalah keong mas. Keong mas merupakan hewan molusca yang
keberadaannya merupakan hama bagi petani di sawah. Keong mas disebut hama
karena menjadi pemakan tanaman padi di areal persawahan dan telurnya yang
menempel pada batang padi menyebabkan tanaman padi mati. Dengan
Keberadaannya yang banyak dan tingkah lakunya yang cenderung lebih aktif di
malam hari menyebabkan pengendalian keong mas sangat sulit dilakukan.
Pemakaian pestisida sintetis saat ini masih dijadikan senjata utama dalam upaya
pengendalian hama keong mas, padahal pemakaian pestisida sintetis sangat
berbahaya dan dapat merusak lingkungan. Disamping harganya yang lebih mahal,
pemakaian pestisida sintetis ini juga sering kali tidak selektif sasaran sehingga
membahayakan makhluk lain yang bukan sasarannya.
Dengan demikian diperlukan cara yang lebih aman dalam mengendalikan
hama keong mas tersebut, salah satunya yaitu menggunakan pestisida alami. Salah
satu bahan inovatif yang dapat digunakan dalam pembuatan pestisida alami ini
adalah daun Eceng gondok. Pertumbuhan eceng gondok yang cepat menyebabkan
populasinya sangat banyak dan sering dianggap gulma, sehingga sangat tepat
memanfaatkannya salah satunya seperti menjadi pestisida alami dalam
mengurangi hama keong mas. Dengan menggunakan pestisida eceng gondok
maka akan lebih ramah lingkungan dan lebih selektif sasaran selain itu pestisida
alami dari daun eceng gondok dapat memberikan dampak positif terhadap
pertambahan tinggi padi.

2.5 Hipotesis
"Ekstrak enceng gondok dapat berperan sebagai pestisida alami dalam
mengurangi hama keong mas (Pomacea canaliculata) dan berpengaruh positif
terhadap pertumbuhan tanaman padi"

Anda mungkin juga menyukai