Anda di halaman 1dari 20

CRITICAL BOOK REPORT

KEPEMIMPINAN
DOSEN PENGAMPU: Dr. M. Nasir M.Si.

OLEH:

Rospita Simamora
7193143010

PENDIDIKAN BISNIS B
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena atas berkat,
rahmat, dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas Critical Book Report
ini dengan baik. Dengan tema “Kepemimpinan” tugas ini disusun dengan tujuan
untuk melengkapi tugas mata kuliah Kepemimpinan.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr, M, Nasir M.Si.
selaku Dosen pengampu dalam mata kuliah Kepemimpinan yang telah bersedia
membimbing dan mengarahkan penulis dalam penyusunan tugas ini.
Penulis berharap agar CBR yang telah disusun ini dapat memberikan
inspirasi bagi pembaca dan penulis yang lain. Penulis juga berharap agar Makalah
ini menjadi acuan yang baik dan berkualitas.
Dalam penyusunan CBR ini, penulis merasa masih terdapat banyak
kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun demi kesempurnaan CBR ini.
Akhir kata semoga Critical Book Report ini dapat bermanfaat. Atas segala
perhatian semua rekan, penulis mengucapkan terima kasih.

Medan, Nopember 2019

Rospita Simamora

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG MASALAH.....................................................................1
B. TUJUAN PENULISAN........................................................................................1
C. MANFAAT PENULISAN....................................................................................1
D. IDENTITAS BUKU.............................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................................3
A. INTISARI BUKU.................................................................................................3
1. Intisari Buku Utama...........................................................................................3
2. Intisari Buku Pembanding..................................................................................9
B. ANALISIS ISI BUKU........................................................................................13
1. Analisis Buku Utama........................................................................................13
2. Analisis Buku Pembanding..............................................................................14
BAB III PENUTUP........................................................................................................15
A. KESIMPULAN...................................................................................................15
B. REKOMENDASI...............................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................17

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH


Suatu organisasi akan berhasil atau bahkan gagal sebagian besar
ditentukan oleh kepemimpinan dan manajemennya. pemimpin itu adalah
penggembala, dan setiap pengembala akan ditanyakan tentang perilaku
pengembalaannya. Ungkapan ini membuktikan bahwa seorang pemimpin
apapun wujudnya, dimanapun letaknya akan selalu mempunyai beban
untuk mempertanggungjawabkan kepemimpinannya.
Kepemimpinan dibutuhkan manusia, karena adanya suatu
keterbatasan dan kelebihan-kelebihan tertentu pada manusia. Di satu pihak
manusia terbatas kemampuannya untuk memimpin, di pihak lain ada orang
yang mempunyai kelebihan kemampuan untuk memimpin. Disinilah
timbulnya kebutuhan akan pemimpin dan kepemimpinan.
Konsep kekuasaan amat dekat dengan konsep kepemimpinan.
Kekuasaan merupakan sarana bagi pemimpin untuk mempengaruhi
perilaku pengikut-pengikutnya. Setiap organisasi apapun bentuk dan
namanya, adalah suatu sistem yang memungkinkan setiap orang dapat
mengembangkan kekuasaannya untuk berbuat sesuatu atau tidak
melakukan sesuatu. Setiap manajer, atau administrator, atau pemimpin
adalah seseorang yang diharapkan melaksanakan beberapa jenis kekuasaan
di dalam atau diatas suatu organisasi.

B. TUJUAN PENULISAN
1. Agar mampu meringkas isi buku.
2. Agar mampu membandingkan buku yang satu dengan yang lain.
3. Agar mampu mengkritisi buku dan memberi saran yang baik

C. MANFAAT PENULISAN
1. Menambah wawasan pengetahuan tentang materi yang terdapat dalam
Kepemimpinan.
2. Mempermudah pembaca mendapat inti dari sebuah buku yang telah
dilengkapi dengan ringkasan buku, pembahasan isi buku, serta
kekurangan dan kelebihan buku tersebut.
3. Melatih mahasiswa merumuskan serta mengambil kesimpulan-
kesimpulan atas buku-buku yang dianalisis.

1
D. IDENTITAS BUKU
1. Buku Utama
Judul : Kepemimpinan

Penulis : Triantoro Safaria

ISBN : 979-3289-61-9

Penerbit : Graha Ilmu

Tahun Terbit : 2004

Jumlah Halaman : xii + 232 halaman

2. Buku Pembanding
Judul : Kepemimpinan Budaya
Organisasi dan Manajemen
Strategik

Penulis : Prof. Dr, M.H. Matondang,


SE., MA.

ISBN : 978-979-756-400-1

Penerbit : Graha Ilmu

Tahun Terbit : 2008

Jumlah Halaman : xvi + 142


halaman

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. INTISARI BUKU
1. Intisari Buku Utama
BAB 1 APA ITU KEPEMIMPINAN
“Kepemimpinan merupakan salah satu fenomena yang paling
mudah diobservasi, tetapi menjadi salah satu hal yang paling sulit untuk
dipahami” (Richard L. Daft, 1999). Mendefinisikan kepemimpinan
merupakan suatu masalah yang kompleks dan sulit, karena sifat dasar
kepemimpinan itu sendiri memang sangat kompleks. Akan tetapi,
perkembangan ilmu saat in telah membawa banyak kemajuan sehingga
pemahaman tentang kepemimpinan menjadi lebih sistematis dan objektif.
Kepemimpinan adalah sebuah hubungan yang saling mempengaruhi
diantara pemimpin dan pengikut (bawahan) yang menginginkan perubahan
nyata yang mencerminkan tujuan bersamanya (Joseph C. Rost., 1993).
Saat ini kenyataan yang dihadapi oleh organisasi dan
kepemimpinan sangat banyak perbedaannya dengan apa yang dihadapi
beberapa dekade lalu. Saat ini pemimpin dan organisasi dihadapkan pada
perubahan yang cepat, kompetisi yang ketat, globalisasi, perampingan
organisasi, perubahan ekonomi, social, dan kondisi pemerintahan.
Pemimpin dan organisasi dihadapkan pada tantangan yang lebih berat
akibat kemajuan teknologi yang cepat, deregulasi, kebijakan pemerintah
yang terbuka, sampai kompleksnya masalah ketenagakerjaan.
Pada dasarnya setiap manusia menyukai hal-hal yang stabil dan
bias diprediksi atau bahkan pasti. Banyak orang yang menolak perubahan
karena didalam perubahan selalu terdapat ketidakpastian, keresahan, dan
kesulitan untuk memprediksikan sesuatu.
Pemimpin masa lalu yang memiliki posisi kekuasaan besar percaya
bahwa bawahan harus diberi tahu untuk bekerja, bagaimana cara
melakukannya, kapan mengerjakannya, dan siapa yang harus
mengerjakannya. Struktur organisasi yang kaku, pekerjaan yang monoton
dan detai-detail kerja yang terjabar secara teliti akan menunjukkan bahwa
orang-orang yang berada diatas lebih berkuasa dari anggota organisasi
yang berada di bawah. Itu berarti segalanya berada dalam kendali.
Ada 7 alasan pokok kegagalan seorang pemimpin, yaitu:
a) Tidak sensitif, tidak peduli, suka melakukan intimidasi, omong besar
b) Dingin, menjaga jarak, dan arogan
c) Mengkhiadati kepercayaan pribadi
d) Terlalu ambisius, egoistik, bermain politik, mementingkan diri sendiri
e) Mempunyai masalah kinerja dengan dunia bisnis

3
f) Tidak mampu mendelegasikan dan membangun tim kerja

BAB 2 KEPEMIMPINAN DAN MANAJEMEN


Konsep kepemimpinan dan manajemen terkadang sering
dipertukarkan dan disamakan satu dengan lainnya, walaupun kenyataan
keduanya sangat berbeda satu dengan lainnya. Manajemen dan
kepemimpinan dapat digunakan sevara bergantian. Manajer terkadang
berperan sebagai pemimpin dan pemimpin terkadang juga berperan
sebagai manajer, tetapi keduanya merupakan proses yang berbeda.
Planning bertujuan untuk mendefinisikan tujuan dan sasaran
organisasi, mengembangkan strategi untuk mencapainy, membuat alokasi
pendanaan, menciptakan kebijakan dan prosedur. Organizing bertujuan
untuk membentuk struktur organisasi, memberikan wewenang dan
tanggung jawab serta hubungan antara struktur organisasi dan menetapkan
tugas-tugas yang harus dikerjakan; mengelompokkan beberapa pekerjaan
menjadi satu departemen yang akan berbeda dengan departemen lainnya.
Staffing mencakup proses seleksi dan rekrutmen calon karyawan untuk
posisi yang sudah ditetapkan di dalam struktur organisasi, memberikan
pengetahuan dan pelatihan gara mereka mampu bekerja secara baik dalam
tugasnya. Directing termasuk menggunakan pengaruh dan memberikan
hadiah untuk memotivasi karyawan agar bekerja dengan maksimal dan
menuju arah yang tealah ditetapkam oleh organisasi. Controlling bertujuan
untuk menetapkan standar kerja, membangun sistem pelaporan,
memonitor aktivitas karyawan, dan melakukan tindakan koreksi jika
terjadi kesalahan.
Menurut Werren G. Bennis, ada perbedaan yang mencolok antar
manajer dan pemimpin. Bennis menegaskan bahwa ”untuk bertahan hidup
di abad 21 ini, kita membutuhkan seorang pemimpin generasi baru,
pemimpin dan bukan manajer! Perbedaannya sangatlah mencolok.
Pemimpin menaklukkan hambatan-hambatan yang mengancam
organisasi, seperti perubahan yang serba cepat, ketidakpastian,
kekacauan dunia, dan perubahn itu sendiri, dan pemimpin akan
menyelamatkan kita semua jika kita percaya sepenuhnya, sementara
menajer menyerah kalah dengan itu semua.”
BAB 3 PENDEKATAN TEORI SIFAT, PERILAKU, DAN
HUBUNGAN
Pemahaman awal tentang kepemimpinan terfokus pada
karakteristik sifat yang dimiliki seorang pemimpin. Sifat merupakan salah
satu karakteristik yang spesifik yang dimiliki oleh individu, seperti
kepercayaan diri, kejujuran, kecerdasan, dan keberanian. Menurut teori
sifat, hanya individu yang memiliki sifat-sifat tertentulah yang bias
menjadi seorang pemimpin. Invidu tersebut lebih dikenal sebagai seorang
super (greatman). Teori ini menegaskan ide bahwa beberapa individu

4
dilahirkan memiliki sifat-sifat tertentu yang secara alamiah menjadikan
mereka seorang pemimpin.
Efek dari asumsi X dan Y adalah munculnya apa yang dinamakan
sebagai fenomena ramalan yang yang terpenugi dengan sendirinya (self-
fullfilingprophecy), yaitu pemimpin membuat perkiraan, berasumsi
sebelumnya, berprasangka atau merumuskan keyakinan yang menjadi
kenyataan karena pemimpin meramalkannya dan bertindak seakan-akan
itu benar.
BAB 4 TEORI PENDEKATAN KONTINGENSI
Pendekatan kontingensi menegaskan bahwa sesuatu hal tergantung
pada hal lainnya sehingga untuk menjadi pemimpin yang efektif harus ada
kecocokan antara perilaku pemimpin dan gaya pemimpin pada kondisi dan
situasi di dalam organisasi.
Penelitian pertama dari model kontingensi dilakukan oleh Fielder
dan sejawatmya yang mencari hubungan antara gaya kepemimpinan
dengan situasi organisasional. Pokok teori Fielder ini berfokus pada
apakah seorang pemimpin menekankan pada gaya orientasi-hubungan atau
gaya orientasi-tugas. Untuk mengetahui apakah seorang pemimpin
bergaya orientasi pada hubungan atau tugas, Fielder menggunakan suatu
kuisioner yang diberi nama skala rekan kerja yang paling sedikit disukai.
Pendekatan kontingensi lain tentang kepemimpinan adalah teori
path-goal. Teori ini menekankan tanggung jawab pemimpin untuk
meningkatkan motivasi karyawan agar tujuan personal dan organisasional
tercapai. Prmimpin meningkatkan motivasi bawahan dengan cara: (1)
mengklarifikasikan jalan (path) menuju reward (hadiah) yang tersedia,
atau (2) meningkatkan reward yang diinginkan dan diharapkan oleh
bawahan.

BAB 5 KEPEMIMPINAN STRATEGIS VISIONER


Tugas pemimpin adalah menciptakan sinergi yang solid melalui
visi, misi, strategi, dan arsitektur organisasi yang disiapkan sebagaisarana
mencapai tujuan tertinggi. Kepemimpinan strategis bertanggung jawab
untuk menciptakan harmoni antara tuntutan lingkungan eksternal (dunia)
dengan visi, misi, strategi, dan implementasi organisasi.
Visi dapat dianggap sebagai impian yang ingin diwujudkan untuk
mencerminkan ambisi, daya Tarik besar, hasrat, semangat, dan keadaan
atau perwujudan ideal di masa depan. Visi mengandung tantangan besar
yang harus dihadapi oleh organisasi, dan dianggap sebagai bintan
penunjuk (guiding star) yang mengarahkan langkah setiap orang untuk
mewujudkannya.
Misi adalah tujuan pokok organisasi yang luas dan alasan
mendasar bagi eksistensi organisasi. Misi menjelaskan nilai-nilai pokok

5
perusahaan dan alasan-alasan dasar adanya perusahaan, yang kemudian
menjadi dasar bagi terciptanya sebuah visi organisasi.
Untuk menciptakan organisasi yang kuat, membutuhkan cara untuk
menerjemahkan visi, misi, nilai-nilai, dan tujuan menjadi tindakan konkret
yang berupa suatu strategi. Strategi adalah rencana aksi global yang
menggambarkan alokasi sumber daya dan aktivitas lainnya untuk
menghadapi lingkungan dan menolong organisasi mencapai tujuan
tertingginya.

BAB 6 KOMUNIKASI KEPEMIMPINAN


Bagi seorang pemimpin ketrampilan berkomunikasi merupakan hal
yang tidak bias ditawar-tawar lagi, dan merupakan hal yang mutlak untuk
dikuasai secara baik. Pemimpin harus sukses dalam mengkomunikasikan
visinya kepada orang lain. Pemimpin bias juga menanamkan keyakinan
pada bawahannya dengan mendefinisikan makna yang lebih tinggi dari
setiap aktivitas di dalam organisasi.
Komunikasi dapat didefinisikan sebagai sebuah proses
penyampaian informasi, pengertian, dan pemahaman antara pengirim dan
penerima. Peran manajer sangat berbeda dengan peran pemimpin dalam
hal proses komunikasi. Manajer lebih banyak berperan sebagai pemroses
informasi yang memfokuskan pada pengkomunikasian data-data spesifik,
fakta-fakta, statistic-statistik, keputusan-keputusan baik secara tertulis
maupun secara lisan.

BAB 7 KEPEMIMPINAN DAN BUDAYA ORGANISASI


Budaya organisasi didefinisikan sebagai seperangkat nilai-nilai
pokok, asumsi, pemahaman dan cara berpikir yang dimiliki bersama oleh
anggota organisasi dan diajarkan kepada anggota bam (Luthans, 1995).
Budaya organisasi pada konsep yang paling dasar adalah pola-pola asumsi
yang dimiliki bersama tentang bagaimana pekerjaan diselesaikan dalam
sebuah organisasi.
Budaya organisasi mempunyai sejumlah karakteristik pokok yang
disepakati oleh para ahli (Luthans, 1995), yaitu:
1) Perilaku yang bisa diobservasi. Perilaku ini bisa dilihat dari proses
interaksi yang terjadi diantara para anggota organisasi, seperti mereka
menggunakan Bahasa yang sama, cara bersikap yang sama atau ritual-
ritual yang berhubungan dengan kegiatan organisasi.
2) Norma. Norma merupakan sejumlah standar perilaku yang menjadi
batasan, dan harus dipatuhi oleh para anggota organisasi.
3) Nilai-nilai dominan. Nilai-nilai ini merupakan ciri dan organisasi yang
membedakannya dengan organisasi lainnya, dan organisasi
melembagakan nilai-nilai ini dan mengharapkan anggota untuk
menjiwainya.

6
4) Filosofi. Ini merupakan seperangkat keyakinan dasar dan kepercayaan
yang dipegang kuat oleh organisasi
5) Peraturan. Merupakan pedoman yang ketat yang tercantum secara
tertulis di dalam kebijakan organisasi.
6) Iklim organisasi. Merupakan suasana umum yang dirasakan oleh
anggota organisasi, melalui bangunan fisik, setting ruang kerja, cara
anggota berinteraksi satu sama lainnya, proses komunikasi yang
terjadi, dan lain sebagainya.
Budaya organisasi mempunyai dua fungsi utama, yaitu pertama,
sebagai proses integrasi internal di mana anggpta-anggota organisasi dapat
bersatu padu sehingga mereka akan mengerti bagaimana berinteraksi satu
dengan lainnya. Fungsi kedua dari budaya organisasi adalah sebagai
proses adaptasi eksternal, di mana budaya akan menentukan bagaimana
organisasi memenuhi tuhuan-tujuannya dan berhubungan dengan pihak
luar.

BAB 8 KEPEMIMPINAN DAN ORGANISASI PEMBELAJAR


Pada organisasi pembelajar setiap anggota organisasi terlibat dalam
mengidentifikasikan masalah dan ikut pulamemcahkan maslah tersebut
dengan solusi yang efektif. Keadaan ini membuat organisasi secara terus-
menerus mampu mencoba, memajukan dan meningkatkan kemampuannya
untuk sukses menghadapi persaingan global.
Pada organisasi pembelajar, pemimpin menekankan pemberdayaan
karyawan dan mendorong kolaborasi melewati berbagai departemen dan
organisasi. Nilai utama dari organisasi pembelajaran adalah pemecahan
masalah, berlawanan dengan organisasi tradisional yang dibentuk untuk
mencapai kinerja yang efisien.
Struktur organisasi pada mulanya sangat hirarki, dengan sistem
yang tersentralisasi. Organisasi ini bersifat sangat mekanistik, dengan
prosedur formal yang ketat, tugas yang terstandar, dan terpisahnya
departemen yang satu dengan departemen yang lainnya. Namun, pada
perkembangan selanjutnya struktur organisasi menjadi ramping, bersifat
horizontal, penekanannya pada proses kerja, dan adanya tanggung jawab
yang besar dari bawahan karena pemimpin memberikan wewenangnya
secara penuh.

BAB 9 KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI


Definisi pertama motivasi adalah dorongan yang bersifat internal
atau eksternal pada diri individu yang menimbulkan antusiasme dan
ketekunan untuk mengejar tujuan-tujuan spesifik, (Daft,1999). Definisi
kedua adalah motivasi diartikan sebagai sebuah proses yang dimulai dari
adanya kekurangan baik secara fisiologis maupun psikologis yang
memunculkan perilaku atau dorongan yang diarahkan untuk mencapai
sebuah tujuan spesifik atau intensif.

7
Motif primer mempunyai ciri sebagai motif yang dibawa sejak
lahir atau bersidat fisiologis. Motif ini tidak bisa dipelajari dan bukan
merupakan hasil dari proses belajar.
Motif umum terletak diwilayah abu-abu dari dua kuntinum antara
motif primer dan motif sekunder.
Motif sekunder merupakan kebutuhan yang muncul akibat proses
belajar. Artinya manusia memiliki kebutuhan ini diakibatkan hasil
interaksinya dengan lingkungan, sehingga menghasilkan pemahaman baru.
Teori keadilan dikemukakan oleh seorang psikolog social J. Stacy
Adams yang menegaskan bahwa masukan terpenting bagi kinerja dan
kepuasan individu adalah tingkat keadilan atau ketidakadilan yang
mereka terima didalam pekerjaan dan organisasinya.
BAB 10 KEPEMIMPINAN DAN PEMBERDAYAAN
Salah satu penelitian menyimpulkan bahwa pemberdayaan
karyawan akan membuat pemimpin mampu menciptakan organisasi yang
unik dengan kemampuan kinerja yang tinggi. Keuntungan dari penerapan
konsep pemberdayaan berhubungan secara lamgsung denhgan munculnya
potensi motivasi yang besar dari karyawan sehingga mampu memacu
kemajuan organisasi.
Ada empat kondisi dasar yang harus terpenuhi untuk menjadikan
pemberdayaan sebagai budaya organisasional dan menjadi bisa
dioperasionalkan yaitu partisipasi, inovasi, akses pada invormasi, dan
akuntabilitasi.
Ada perbedaan antara manjemen dan kepemimpinan dalam
menerapkan metode untuk meningkatkan motivasi bawahan. Kebanyakan
manajemn hanya berfokus pada pemenuhan motif ekstrinsik seperti
pemberian hadiah berupa bonus dan gaji.
Manjemen hanya menerapkan prinsif hadiah dan hukuman yang
merupakan pemenuhan kebutuhan tingkat rendah sehingga kinerja yang
dihasilkan pun masih dalam taraf rata-rata. Sedangkan kepemimpinan
menfokuskan pada pemenuhan kebutuhan tingkat tinggi, melalui
pemberdayaan melalui motif intrinsik, sehingga kinerja yang dihasilkan
oleh bawahan akan lebih maksimal dibandingkan dengan penerapan
metode pemenuhan motif oleh manajemen. Akibat yang ingin dicapai oleh
kepemimpinan adalah perkembangan dan kemajuan bawahan secara
optimal.

8
2. Intisari Buku Pembanding

BAB 1 KEPEMIMPINAN
Pemimpin adalah seseorang yang mampu mempengaruhi orang
lain untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu yang diinginkan
sesuai yang diinginkan
Kepemimpinan adalah suatu proses dalam mempengaruhi orang
lain agar mau atau tidak melakukan sesuatu yang diinginkan. Ada juga
yang mengatakan bahwa kepemimpinan (leadership) adalah hubungan
interaksi antara pengikut (follower) dan pemimpin dalam mencapai tujuan
bersama.
Ada tiga gaya kepemimpinan, yaitu Gaya kepemimpinan
memberitahu (telling); Gaya kepemimpinan berkonsultasi (consulting);
Gaya kepemimpinan berpartisipasi (participating); dan Gaya
kepemimpinan mendelegasikan (delegating).
Teori lahirnya pemimpin, yaitu
1) Teori Genetik (heredity theory), mengatakan bahwa pemimpin lahir
karena mewarisi bakat yang diturunkan oleh orang tua dan atau
leluhur.
2) Teori Sosial, yang mengatakan bahwa pemimpin bukan diwariskan
tetapi diciptakan (the leader is made), pemimpin bukan warisan tetapi
dibentuk.
3) Teori ekologi, pemimpin diciptakan oleh lingkungan.
BAB 2 BUDAYA ORGANISASI
Berbagai literature mendefinisikan bahwa organisasi dengan
berbagai versi. Stephen P. Robins misalnya mengatakan “bahwa budaya
organisasi mengacu ke suatu sistem makna bersama yang dibentuk oleh
anggota-anggotanya sekaligus pembeda organisasi itu dengan organisasi
lain”.
Ciri-ciri kebudayaan:
1) Kebudayaan merupakan hasil belajar dalam pergaulan dan tidak
berlaitan dengan ciri-ciri biologis (jeturunan).
2) Kebudayaan merupakan sistem nilai yang dianut dan dihayati bersama
oleh segenap anggota kelompok social bersangkutan.
3) Kebudayaan hidup dari generasi ke generasi dan berkembang sejalan
dnegan perkembangan generasi.

9
4) Kebudayaan bersifat simbolik dan muncul atas dasar kemampuan
orang-orang dalam menciptakan pelbagai lambing yang mnegandung
nilai.
5) Kebudayaan mempunyai pola, keteraturan, dan terintegrasi sebagai
suatu kebulatan.
6) Kebudayaan bersifat adaptif karena merupakan manifestasi dan
mekanisme adptasi manusia terhadap lingkungan.
10 karakteristik yang dapat dipakai untuk mengukur keberadaan
budaya (Robins,1990) yaitu:
1) Inisiatif individu. Tingkat tanggung jawab, kebebasan, dan
kemandirian yang dimiliki individu;
2) Toleransi terhadap tindakan berisiko. Sejauh mana para pegawai
dianjurkan untuk bertidak agresif, inovatif, dan mengambil risiko;
3) Arah, sejauh mana organisasi tersebut menciptakan dengan jelas
sasaran dan harapan mengenai prestasi;
4) Integrasi. Tingkat sejauh mana unit-unit dalam organisasi didorong
untuk bekerja dengan cara yang terkoordinasi;
5) Dukungan dari manajemen. Tingkat sejauh mana para manajer
memberi komunikasi yang jelas, bantuan, serta dukungan terhadap
bawahan mereka;
6) Control. Jumlah peraturan dan pengawasan langsung yang digunakan
untuk mengawasi dan mengendalikan perilaku pegawai;
7) Identitas. Tingkat sejauh mana para anggota mengidentifikasi dirinya
secara keseluruhan dengan organisasinya ketimbang dengan kelompok
kerja tertentu atau dengan bidang keahlian professional;
8) Sistem imbalam. Tingkat sejauh mana alokasi imbalan didasrkan atas
kriteria prestasi pegawai sebagai kebalikan dari senioritas, sikap pilih
kasih, dan sebagainya;
9) Toleransi terhadap konflik. Tingkat sejauh mana para pegawai di
dorong untuk mengemukakan konflik dan kritik secara terbuka;
10) Pola-pola komunikasi. Tingkat sejauh mana komunikasi organisasi
dibatasi oleh hirarki kewenangan yang formal.
Kekuatan budaya organisasi ditentukan oleh kedalaman
penghayatan nilai-nilai inti, kejelasan pengaturannya, dan keluasan
penyebarannya dikalangan segenap anggota. Semakin banyak jumlah
anggota yang menerima dan menghayati nilai-nilai inti, menyepakati
makna dan kepentingannya, dan semakin besar komitmen para anggota
terhadap nilai-nilai tersebut maka akan semakin kuat pula budaya
organisasi tersebut.
BAB 3 MANAJEMEN STRATEGIK
Manajemen strategic adalah suatu proses manajemen untuk meraih
peluang dengan mobilisasi semua potensi sumber daya yang ada guna
mencapai sasaran utama yaitu: keunggulan dan daya saing jangka panjang,

10
dengan mengantisipasi perubahan-perubahan yang terjadi di lingkungan
intern dan ekstern perusahaan.
Fungsi strategi, yaitu:
1) Strategi Sebagai Rencana
Strategi menjadi arah tindakan-pedoman yang digunakan untuk
menghadapi tantangan lingkungan tertentu.
2) Strategi Sebagai Siasat
Dianggap sebagai maneuver menghadapi pesaing (Porter
1980;1985)
3) Strategi Sebagai Pola (Pattern)
Sebagai pola dari suatu rangkaian tindakan untuk menghadapi
tantangan/ancaman atau memanfaatkan peluangyang terdapat
dilingkungan.
4) Strategi Sebagai Kedudukan (Position)
Penempatan perusahaan dilingkungan makro. Strategi menjadi
media yang menjabatani perusahaan dengan lingkungan.
Strategi sebagai perspektif
Strategi menjadi perwujudan cara melihat dan pemahaman
lingkungan.
Untuk menghadapi persaingan dalam era globalisasi pimpinan
perusahaan harus memperhatikan 5C sebagai berikut:
1) Customer
a. Kualitas harga
b. Design kemasan
c. Nilai pendekatan kepada customer
d. Speed delivery
e. Zero defect
2) Competition
No one player can master anything
“tidak ada satu perusahaan yang dapat bertahan dengan teknologi
yang dikuasainya”
3) Company
Diperlukan adanya “BRAND NAME” bagi suatu perusahaan untuk
menghadapi persaingan global.
4) Country
Perlu pemilihan Negara yang dapat merupakan daerah yang
suburdan aman bagi investasi dan pengembangan prusahaan
tersebut.
5) Currency
Menginginkan penggunaan mata uang yang tidak terlalu mudah
berfluktuasi untuk mengurangi risiko akibat ketidak stabilan nilai
tukarnya.
Dalam melakukan analisis manajemen secara menyeluruh
(komprehensip) salah satu instrument yang digunakan adalah analisis
SWOT. Analisis SWOT adalah suatu proses merinci dan menilai keadaan

11
lingkungan eksternal dan lingkungan internal strengths (kekuatan) dan
weaknesses (kelemahan) serta merinci dan menilai keadaan lingkungan
eksternal.

1. Identifikasi factor internal


a) Strength
 Factor personalia : expert, skill, SDM
 Factor pemasaran : range of product, pangsa pasar
 Factor produksi : mesin modern, lab modern, teknologi
maju
 Factor administrasi : keuangan dan pemodalan yang
cukup
b) Wealness
 Factor pemasaran : mellaui ornag lain, bergantung pada
pihak luar
 Factor produksi : produksi baru tidak berkembang,
kemasan tidak menarik, harga terlalu mahal
2. Identifikasi factor eksternal
a) Opportunity (Environmental opportunity)
 Potensi pasar masih besar
 Akan terjadi pergeseran pola D dan S shifting demand
 Pengembangan produk baru
 Adanya pengakuan/dukungan pemain atas produk
 Kepercayaan masyarakat untuk persediaan
b) Threats (environmental Threats)
 Persaingan yang kurang etis dalam promosi
 Pengawasan ketat dari pemerintah
 Bahan baku masih import
 Pesaing yang menghasilkan produk lama
 Perubahan kurs mata uang asing (fluktuasi valuta asing)
BAB 4 STUDI KASUS
Pembahasan dari studi kasus:
1. Banyak pemimpin yang sangat menguasai teori manajemen serta
mampu menerapkannya tanpa melihat kondisi rill di lapangan
2. Seorang pemimpin harus mampu memahami suatu permasalahan
dan mencari solusi terbaik dengan tetap berpegang pada visi dan
misi organisasi

12
BAB 5 BAHAN PENYEGARAN DAN DISKUSI
1. Apa definisi manajemen strategik?
Suatu kesatuan rencana yang didesain bersifat menyeluruh dan
terpadu untuk menjamin tercapainya sasaran-sasaran pokok
(objectives).
2. Apa manfaat mempelajari manajemen strategik?
Untuk memiliki pengetahuan, kemampuan dan ketrampilan yang
diperlukan dalam memadukan konsep, metode dan teknik yang
sudah dipelajari secara multy disiplinair, guna menganalisis
kondisi eksternal dan internal perusahaan, kemudian dapat
merumuskan strategi demi tercapainya sasaran-sasaran pokok
perusahaan.
3. Apa manfaat strategic manajemen bagi perusahaan?
a. Perusahaan dapat mengantisipasi kondisi dinamika perubahan
yang akan dating.
b. Perusahaan dapat menyiapkan dan merumuskan sasaran-
sasaran yang akan dicapai serta memberi arah yang jelas bagi
karyawan.
c. Perusahaan dapat melaksanakan tugasnya lebih efektif.
d. Perusahaan lebih mampu bersaing dan mengungguli pesaing
yang lain apabila menggunakan manajemen strategik.

B. ANALISIS ISI BUKU


1. Analisis Buku Utama
 Kelebihan
a) Cover buku menarik, cover didominasi oleh warna hijau
dan jingga.
b) Jenis tulisan yang digunakan tidak terlalu kecil sehingga
tidak sulit untuk dibaca.
c) Materi yang terdapat dalam buku sangat lengkap.
d) Memuat banyak teori-teori dari para ahli.
e) Tanda-tanda baca dalam setiap kalimat dibuku sudah baik.

 Kekurangan
a) Tidak disertai dengan rangkuman
b) Bab 4 Teori Pendekatan Kontingensi pada halaman 65
diulang lagi di halaman berikutnya yang berarti bab 4 ada
dua halaman.
c) Ada beberapa halaman yang tidak tersedia yaitu halan 67-
70
d) Terdapat banyak kesalahan penulisan kata.
e) Terdapat beberapa kalimat yang sulit dimengerti.

13
2. Analisis Buku Pembanding
 Kelebihan
a) Cover buku menarik, cover didominasi oleh warna biru.
b) Memuat banyak teori pendapat dari para ahli.
c) Penggunaan tanda baca sudah baik.
d) Buku ini sangat bagus karena menyediakan materi yang
menggunakan Bahasa singkat, jelas dan padat.
e) Buku mudah dipahami karena menggunakan kalimat yang
mudah dimengerti, tidak berbeli-belit sehingga mudah
dimengerti para pembaca.

 Kelemahan
a) Buku ini memiliki bab yang sedikit, hanya terdapat 5 bab
sehingga materi pembelajaran yang disampaikan kurang
lengkap
b) Ada beberapa bab yang disertai dengan kesimpulan tetapi
beberapa bab lainnya tidak disertai kesimpulan.

14
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Kepemimpinan adalah aktivitas untuk mempengaruhi perilaku
orang lain agar mereka mau diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu.
Disini dapat ditangkap suatu pengertian bahwa jika seseorang telah mulai
berkeinginan untuk mempengaruhi perilaku orang lain, maka di sini
kegiatan kepemimpinan itu telah dimulai. Pengaruh dan kekuasaan dari
seseorang pemimpin mulai tampak relevansinya. Demikian pula peranan
pemimpin di dalam mengatasi konflik. Itulah sebabnya buku ini
membicarakan ketiganya.
Membicarakan kepemimpinan dapat dimulai dari mana saja. Di
sini saya memulainya dari sudut pandangan ilmu perilaku sosial organisasi
yang diutarakan oleh para tokoh yang include. Karena itu seringkali
kepemimpinan dipertautkan dengan manajemen.
Konsep kepemimpinan dan manajemen terkadang sering
dipertukarkan dan disamakan satu dengan lainnya, walaupun kenyataan
keduanya sangat berbeda satu dengan lainnya. Manajemen dan
kepemimpinan dapat digunakan sevara bergantian. Manajer terkadang
berperan sebagai pemimpin dan pemimpin terkadang juga berperan
sebagai manajer, tetapi keduanya merupakan proses yang berbeda.
Dalam hubungannya dengan perilaku pemimpin ini, ada dua hal
yang biasanya dilakukan olehnya terhadap pengikut, yakni : perilaku
mengarahkan dan perilaku mendukung. Perilaku mengarahkan hanya
dalam komunikasi satu arah, sedangkan perilaku mendukung diartikan
dalam komunikasi dua arah.
Oleh karena fungsi kepemimpinan yang lazim ialah membuat
keputusan, dengan gaya kepemimpinan tersebut akan tampak jika
dipraktekkan dalam hal melakukan pembuatan keputusan. Posisi kontrol
atas pemecahan masalah atau pembuatan keputusan dipegang bergantian
antara pemimpin dan bawahannya, sehingga penampilan, bobot, dan
perilakunya disenangi dan diterima oleh bawahannya. Bawahan
menyukainya dan menganggapnya sebagai sumber informasi, dan tempat
bertanya. Pemimpin sering mendiskusikan masalah bersama-sama
bawahan, sehingga tercapai kesepakatan. Pembuatan keputusan
didelegasikan kepada bawahan. Sumber kekuasaan yang ada padanya
kekuasaan keahlian dan informasi.

15
B. REKOMENDASI
Diharapkan setelah membaca Critical Book Report ini pembaca
lebih mengerti tentang menjadi seorang pemimpin yang baik dan benar
dan apa saja yang terkandung didalamnya sehingga kita dapat memahami
tentang teori sikap, perilaku, dan gaya menjadi seorang pemimpin yang
baik, benar, dan bertanggung jawab.

16
DAFTAR PUSTAKA

Safaria, Triantoro. 2004. Kepemimpinan. Yogyakarta: Graha Ilmu

Matondang. 2008. Kepemimpinan Budaya Organisasi dan Manajemen


Strategik. Yogyakarta: Graha Ilmu

17

Anda mungkin juga menyukai