Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

ASESMEN PEMBELAJARAN

OLEH
KELOMPOK : 6
Josua Tusi 1901140249
Samson Richardo Kase 1901140369
Ermi Riani Kawa 1901140370
Rubeb Bekamau 1901140372

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
KUPANG
2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena oleh rahmat-Nya
kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah kami dengan baik. Untuk memenuhi tugas mata
kuliah Konsep Dasar Asesmen Pembelajaran. Selain sebagai tugas, makalah ini juga bertujuan
untuk para pembaca dapat mengerti dan memahami mengenai konsep Asesmen Autentik,bentuk-
bentuk Asesmen Autentuk, serta prinsip-prinsip penilaian Autentik.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini tentu masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran demi kesempurnaan
makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Atas perhatiannya Kami mengcapkan terimakasih

Kupang, September 2021

penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG......................................................................................... 1
B. RUMUSAN MASALAH.................................................................................... 2
C. TUJUAN.............................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
A. DEFINSI DAN MAKNA ASESMEN AUTENTIK.......................................... 3
B. BENTUK PENILAIAN AUTENTIK................................................................ 4
C. PRINSIP-PRINSIP PENILAIAN AUTENTIK.................................................7
D. PROSEDUR PENILAIAN AUTENTIK........................................................... 8
BAB III PENUTUP
A. KESIMPULAN.................................................................................................. 10
B. SARAN.............................................................................................................. 10
DAFTAR RUJUKAN ................................................................................................... 11
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam pendidikan, asesmen seharusnya didasarkan pada pengetahuan kita tentang belajar
dan tentang bagaimana kompetensi berkembang dalam materi pelajaran yang kita ajarkan.Hal
ini merupakan kebutuhan yang sangat jelas untuk membuat suatu asesmen dimana pendidik
dapat mempergunakannya untuk meningkatkan kegiatan pendidikan dan mengawasi hasil
belajar dan mengajar yang kompleks.
Dari beberapa penelitian ditemukan bahwa para guru mengajar untuk memberikan
keterampilan pada siswa untuk belajar dan mempraktekkan bagaimana mengaplikasikan
pengetahuan dan keterampilannya untuk tujuan yang nyata dan jelas.Penilaian kinerja yang
berkisar dari jawaban yang relative pendek sampai pada proyek jangka panjang yang meminta
para siswa untuk memperagakan hasil kerjanya, dan hal ini membutuhkan peran serta
pemikiran tingkat tinggi siswa untuk menyatukan beberapa keterampilan yang berbeda-beda.
Dalam suatu sistem penilaian yang lengkap, bagaimana-pun semestinya terdapat
keseimbangan antara penilaian kinerja yang lebih pendek dan juga lebih panjang.Asesmen
dapat digunakan untuk melihat keberhasilan KBM yang dilakukan sebagai acuan dalam
membuat kegiatan/program baru dalam rangka mengembangkan keterampilan dan
pengetahuan para siswa dan juga para guru, juga sebagai bahan petimbangan dalam membuat
suatu kebijakan-kebijakan.Penilaian hasil belajar yang dilakukan oleh pendidik dan satuan
pendidikan merupakan penilaian internal (internal assessment),sedangkan penilaian yang
diselenggarakan oleh pemerintah merupakan penilaian eksternal (external assessment).
Penilaian kelas merupakan penilaian internal yang dilaksanakan oleh pendidik dalam hal
ini guru di kelas atas nama satuan pendidikan untuk menilai kompetensi peserta didik pada
saat dan akhir pembelajaran. Sistem penilaian hasil belajar yang diterapkan dalam kurikulum
sekolah adalah sistem penilaian otentik atau lebih dikenal dengan nama asesmen otentik.
Penilaian otentik ini harus dipahami secara mendalam oleh guru-guru mengingat bahwa setiap
pengukuran kompetensi peserta didik tidak cukup hanya dengan tes objektif saja, karena tes
tersebut tidak dapat menunjukkan seluruh kompetensi yang dikuasai siswa. Penilaian autentik
merupakan penilaian yang secara langsung bermakna, dalam arti bahwa apa yang dinilai
adalah merupakan sesuatu yang benar-benar diperlukan siswa dalam kehidupan nyata sehari-
hari. Oleh karena itu, sangat penting sekali adanya penilaian autentik.Untuk lebih jelasnya
mengenai masalah Asesmen Autentik (Penilaian Autentik) akan dijelaskan dalam makalah ini.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas matakuliah Telaah Kurikulum.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana definisi dan makna Asesmen Autentik?
2. Bagaimana bentuk penilayan Asesmen Autentik?
3. Bagaimana Prinsip-Prinsip Penilaian Autentik?

C. Tujuan
1. Untuk memahami definisi dan makna Asesmen Autentik.
2. Untuk memahami bentuk dan penilayan Asesmen Autentik.
3. Untuk mengetahui prinsip-prinsip penilayan Asesmen Autentik.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definsi dan Makna Asesmen Autentik


Asesmen autentik adalah pengukuran yang bermakna secara signifikan atas hasil belajar
peserta didik untuk ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuan.Istilah asesmen merupakan
sinonim dari penilaian, pengukuran, pengujian, atau evaluasi. Istilah autentik merupakan
sinonim dari asli, nyata, valid, atau reliabel. Dalam kehidupan akademik keseharian, frasa
asesmen autentik dan penilaian autentik sering dipertukarkan. Akan tetapi, frasa pengukuran
atau pengujian autentik, tidak lazim digunakan(Sigit, 2014).
Secara konseptual asesmen autentik lebih bermakna secara signifikan dibandingkan
dengan tes pilihan ganda terstandar sekali pun. Ketika menerapkan asesmen autentik untuk
mengetahui hasil dan prestasi belajar peserta didik, guru menerapkan kriteria yang berkaitan
dengan konstruksi pengetahuan, aktivitas mengamati dan mencoba, dan nilai prestasi luar
sekolah(Sigit, 2014).
Untuk mendapatkan pemahaman cukup komprehentif mengenai arti asesmen autentik,
berikut ini dikemukakan beberapa definisi. Dalam American Librabry Association
asesmen autentik didefinisikan sebagai proses evaluasi untuk mengukur kinerja, prestasi,
motivasi, dan sikap-sikap peserta didik pada aktifitas yang relevan dalam
pembelajaran.  Dalam Newton Public School, asesmen autentik diartikan sebagai penilaian
atas produk dan kinerja yang berhubungan dengan pengalaman kehidupan nyata peserta didik.
Wiggins mendefinisikan asesmen autentik sebagai upaya pemberian tugas kepada peserta
didik yang mencerminkan prioritas dan tantangan yang ditemukan dalam aktifitas-
aktifitas pembelajaran, seperti meneliti, menulis, merevisi dan membahas artikel, memberikan
analisa oral terhadap peristiwa, berkolaborasi dengan antarsesama melalui debat, dan
sebagainya(Sigit, 2014).
Asesemen autentik adalah asesemen yang melibatkan siswa di dalam tugas-tugas autentik
yang bermanfaat, penting, dan bermakna. Menurut Hibbart, berbagai tipe asesemen autentik
adalah : (1) asesemen kinerja, (2) observasi dan pertanyaan, (3) presentasi dan diskusi, (4)
proyek dan investigasi, (5) portofolio dan jurnal.
Penilaian autentik bertujuan mengevaluasi kemampuan siswa dalam konteks dunia nyata.
Dengan kata lain, siswa belajar bagaimana mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan ke
dalam tugas-tugas yang autentik. Melalui penilaian autentik ini, diharapkan berbagai
informasi yang /benar dan akurat dapat terjaring berkaitan dengan apa yang benar-benar
diketahui dan dapat dilakukan oleh siswa(Sigit, 2014).
Penilaian nyata (authentic assessement) menilai pengetahuan dan keterampilan (performance)
yang diperoleh siswa. Penilaian tidak hanya guru, tetapi bisa juga teman lain atau orang lain.
Karakteristik penilaian nyata (authentic assessment) sebagai berikut:
a. Dilaksanakan selama dan sesudah prses pembelajaran berlangsung
b. Bisa digunakan untuk formatif atau sumatif
c. Yang diukur keterampilan dan performansi, bukn mengingat fakta
d. Berkesinambungan
e. Terintegrasi, dan dapat digunakan sebagai feedback
Prinsip yang harus diterapkan dalam penilaian autentik adalah sebagai berikut:
 Penilaian autentik mengacu pada ketercapaian standar nasional (didasarkan pada
indikator).
 Penilaian autentik harus menyeimbangkan tiga ranah. Penilaian yang dilakukan cukup
member cakupan terhadap aspek pengetahuan (kognitif), sikap (afektif), dan
keterampilan (psikomotor) secara seimbang(Lindayani, 2014).
Berbagai metode dan instrument, baik formal maupun nonformal digunakan dalam
penilaian untuk mengumpulkan informasi.Informasi yang dikumpulkan menyangkut semua
perubahan yang terjadi, baik secara kualitatif maupun kuantitatif.Penilaian dapat dilakukan
selama pembelajaran berlangsung (penilaian proses) dan setelah pembelajaran usai
dilaksanakan (penilaian hasil /produk).
 Penilaian informal, bisa berupa komentar-komentar guru yang diberikan/diucapkan
selama proses pembelajaran.
 Penilaian proses formal, merupakan suatu teknik pengumpulan informasi yang dirancang
untuk mengidentifikasi dan merekam pengetahuan dan keterampilan peserta didik.
Asesemen autentik terdiri atas berbagai teknik penilaian.Pertama, pengukuran langsung
keterampilan peserta didik yang berhubungan dengan hasil jangka panjang pendidikan,
seperti kesuksesan di tempat kerja.Kedua, penilaian atas tugas-tugas yang memerlukan
keterlibatan yang luas dan kinerja yang kompleks.Ketiga, analisis proses yang digunakan
untuk menghasikan respons peserta didik atas perolehan sikap, keterampilan, dan
pengetahuan yang ada(Sigit, 2014).

B. Bentuk penilaian autentik.


 Asesmen Autentik dan Tuntutan Kurikulum 2013
Penilaian autentik adalah komponen penting bagi dunia pendidikan khususnya sejak
dari reformasi pendidikan. Wiggins (1993) menegaskan bahwa metode penilaian tradisional
untuk mengukur prestosi, seperti tes pilihan ganda, benar / salah, menjodohkan, dan lain lain
telah gagal mengetahui kinerja peserta didik yang sesungguhnya. Tessemacam ini telah
gagal memperoleh gambaran yang utuh mengenai sikap, keterampilan, dan pengetahuan
peserta didik dikaitkan dengan kehidupan nyata mereka diluar sekolah atau masyarakat
(Sigit,2014). Seiring berjalannya waktu banyak sekali perubahan dalam dunia pendidikan
khususnya dalam pembaruan kurikulum. Sejak diterapkannya system kurikulum 2013 pada
tahun 2014 yang oleh mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhammad Nuh.
Berikut adalah bagaimana hubungan penilaian autentik dengan Kurikulum 2013:
Asesmen autentik memiliki relevansi kuat terhadap pendekatan ilmiah dalam pembelajaran
sesuai dengan tuntutan Kurikulum 2013. Karena, asesmen semacam ini mampu
menggambarkan peningkatan hasil belajar peserta didik, baik dalam rangka mengobservasi,
menalar, mencoba, membangun jejaring, dan lain-lain.
Asesmen autentik cenderung focus pada tugas-tugas komplek satau kontekstual,
memungkinkan peserta didik untuk menunjukkan kompetensi mereka dalam pengaturan yang
lebih autentik. Karenanya, asesmen autentik sangat relevan dengan pendekat antematik
terpadu dalam pembejajaran, khususnya jenjang sekolah dasar atau untuk mata pelajaran
yang sesuai.
Asesmen autentik adalah penilaian kinerja, portofolio, dan penilaian proyek. Asesmen
autentik adakalanya disebut penilaian responsif, suatu metode yang sangat popular untuk
menilai proses dan hasil belajar peserta didik yang miliki ciri-ciri khusus, mulai dari mereka
yang mengalami kelainan tertentu, memiliki bakat dan minat khusus, hingga yang jenius.
Asesmen autentik dapat juga diterapkan dalam bidang ilmu tertentu seperti seni atau ilmu
pengetahuan pada umumnya, dengan orientasi utamanya pada proses atau hasil
pembelajaran.
Asesmen autentik sering dikontradiksikan dengan penilaian yang menggunkan standar tes
berbasis norma, pilihan ganda, benar–salah, menjodohkan, atau membuat jawaban singkat.
Tentu saja, pola penilaian seperti ini tidak digantikan dalam proses pembelajaran, karena
memang lzim digunakan dan memperoleh legitimasi secara akademik.
Asesmen autentik dapat dibuat oleh guru sendiri, guru secara tim, atau guru bekerja sama
dengan peserta didik.
Dalam asesmen autentik, sering kali pelibatan siswa sangat penting. Asumsinya, peserta
didik dapat melakukan aktivitas belajar lebih baik ketika mereka tahu bagaimana akan
dinilai. Peserta didik diminta untuk merefleksikan dan mengevaluasikin kerja mereka sendiri
dalam rangka meningkatkan pemahaman yang lebih dalam tentang tujuan pembelajaran serta
mendorong kemampuan belajar yang lebih tinggi.
Pada asesmen autentik guru menerapkan criteria yang berkaitan dengan konstruksi
pengetahuan, kajian keilmuan, dan pengalaman yang diperoleh dari luar sekolah.
Asesmen autentik mencoba menggabungkan kegiatan guru mengajar, kegiatan
Siswa belajar, motivasi dan keterlibatan peserta didik, serta keterampilan belajar. Karena
penilaian itu merupakan bagian dari proses pembelajaran, guru dan peserta didik berbagi
pemahaman tentang kriteria kinerja. Dalam beberapa kasus, peserta didik bahkan
berkontribusi untuk mendefinisikan harapan atas tugas-tugas yang harus mereka lakukan.
Asesmen autentik sering kali digambarkan sebagai penilaian atas perkembangan peserta
didik, karena berfokus pada kemampuan mereka berkembang untuk belajar bagaimana
belajar tentang subjek.
Asesmen autentik harus mampu menggambarkan sikap, keterampilan, dan pengetahuan
apa yang sudah atau belum dimiliki oleh peserta didik, bagaimana mereka menerapkan
pengetahuannya, dalam harapan mereka sudah atau belum mampu menerapkan perolehan
belajar, dan sebagainya. Atas dasar itu, guru dapat mengidentifikasi materi apa yang sudah
layak dilanjutkan dan untuk material papula kegiatan remedial harus dilakukan
(Dahlan,2014).
C. Prinsip-Prinsip Penilaian Autentik
Evaluasi hasil belajar dapat dikatakan berhasil dengan baik apabila dalam
pelaksanaannya berpegang pada prinsip. Adapun prinsip-prinsip Penilaian Autentik
diantaranya ada tiga,yaitu:prinsip keseluruhan,prinsip keseimbangan, dan prinsip objektivitas.
Dalam penilaian autentik, gambaran perkembangan belajar siswa harus diketahui oleh guru
agar guru mengetahui proses belajar yang telah terlaksana. Sebab apabila data yang
dikumpulkan guru mengindikasikan bahwa siswa mengalami kemacetanbelajar, maka guru
bias mengambil tindakan yang tepat berdasarkan prinsip-prinsip yang berlaku diantaranya:

a. Objektif, berarti penilaian berbasis pada standar dan tidak dipengaruhi factor
subjektivitas penilai.
b. Terpadu, berarti penilaian oleh pendidik dilakukan secara terencana ,menyatu dengan
kegiatan pembelajaran, dan berkesinambungan.
c. Ekonomis, berarti penilaian yang efisien dan efektif dalam perencanaan, pelaksanaan,
dan pelaporannya.
d. Transparan, berarti prosedur penilaian, criteria penilaian, dan dasar pengambilan
keputusan dapat diakses oleh semua pihak.
e. Akuntabel, berarti penilaian dapat dipertanggungjawabkan kepada pihak internal
sekolah maupun eksternal untuk aspek teknik, prosedur, dan hasilnya.
f. Edukatif, berarti mendidik dan memotivasi peserta didik dan guru.

Adapun prinsip lainnya yaitu:

Penilaian harus mengukur semua aspek pembelajaran, mulai dari

a. proses, kinerja dan produk.


b. Penilaian dilaksanakan selama dan sesudah proses pembelajaran berlangsung.
c. Menganut berbagai cara dan sumber.
d. Tes merupakan salah satu alat pengumpulan data penilaian.
e. Tugas harus sesuai kehidupan nyata siswa yang dialami.
f. Mengacup adanya kemampuan.
g. Proses berkelanjutan.
h. Didaktis (tesdannontes).
i. Menggali informasi (keputusan danumpanbalik).

Adapun menurut beberapa ahli diantaranya terkait prinsip-prinsip penilaian autentik adalah:

Menurut Kokom Komalasari, menjelaskan bahwa prinsip-prinsip. Penilaian autentik antara


lain:

 Validitas, yaitu penilaian autentik dapat menilai apa yang seharusnya dinilai dengan
menggunakan alat yang sesuai untuk mengukur kompetensi siswa.
 Reliabilitas, yaitu penilaian autentik memiliki konsistensi (keajegan) hasil
penilaian.misalnya, guru melakukan penilaian secara unjuk kerja penilaian akan sama
jika dilakukan berulang kali dengan keadaan yang relative sama.
 Menyeluruh, yaitu penilaian autentik dilakukan secara menyeluruh yang mencakup
semua kompetensi yaitu sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
 Berkesinambungan, yaitu penilaian autentik dilakukan secara terencana, bertahap, dan
terus menerus untuk memperoleh gambaran pencapaian kompetensi siswa dalam
kurun waktu tertentu.
 Objektif, yaitu penilaian autentik harus adil, terencana, dan menerapkan criteria yang
jelas dalam pemberian skor.
 Mendidik, yaitu proses dan hasil dalam penilaian autentik dapat Dijadikan dasar untuk
memotivasi, memperbaiki proses pembelajaran Bagi guru,meningkatkan kualitas
belajar, dan membinakan siswa agar tumbuh dan berkembang secara optimal.

D. Prosedur Penilaian Autentik

1. Penentuan standar
Guru harus memilih standar kopetensi yang akan dinilai, mulai dari sikap, pengetahuan
atau keterampilan
2. Penentuan tugas Autentik
Setelah menentukan apa yang dinilai, maka guru akan member tugas yang akan diberikan
kepada siswa Contoh, misalnya guru telah menemukan kompetensi yang akan dinilai
adalah keterampilan, maka guru bias menugaskan siswa untuk presentasi atau membuat
eksperimen atau bahkan menyanyi dll.
Pembuatan criteria Guru akan membuat aturan atau criteria yang akan guru nilai
Contoh:misalnya siswa telah melakukan presentasi maka criteria apa yang dinilai dari
tugas presentas itersebut, apakah kepercayaan diri siswa dalam mengungkapkan gagasan
atau dari cara berdiri atau hal lain.
3. Pembuatan Rubrik
Adalah panduan dari kriteria, jika criteria telah dibuat maka guru akan menjabarkan
secara detail dari criteria yang telah dibuat.
Contoh: misalnya guru telah membuat criteria berupa kepercayaan diri siswa dalam
presentasi maka guru bias menjabarkan lebih kecil seperti dari intonasi siswa, bahasa
tubuh siswa, ataupun cara siswa menangapi pertanyaan dsb.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Penilaian Autentik adalah jenis penilaian yang mencakup tiga ranah yaitu ranah kognitif
(pengetahuan), ranah afektif (sikap), dan psikomotorik (keterampilan).Penilaian autentik
juga merupakan hasil perkembangan dari berbagai jenis penilaian karena jenis penilaian
terdahulu dirasa belum secara efektif digunakan untuk mengetahui kompetensi siswa atau
peserta didik.
Penilaian autentik sangatlah erat hubungannya dengan Kurikulum 2013, karena dalam
Kurikulum 2013 menuntut pendidik untuk menilai siswa atau peserta didiknya berdasarkan
tiga ranah yaitu ranah kognitif (pengetahuan), ranah afektif (sikap), dan psikomotorik
(keterampilan).

Saran
Demikianlah makalah yang kami buat, tentu saja tidak luput dari kesalahan dan
kekeliruan dari makalah ini.Untuk itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari berbagai pihak.Semoga makalah ini bermanfat bagi kitaserta dapat menjadi
rujukan ataupun media belajar bagi siapa saja yang ingin mempelajari “Asesemen Autentik
(Penilaian Autentik)”.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. tt. Penilaian Otentik | Kajian Sosiolinguistik: Kajian Teoretis dan Praktis.
Tersedia pada: http://wordpress.com/evaluasi-pembelajaran-bahasa/penilaian-otentik/. diakses
pada tanggal 24 Oktoberber 2013
Dantes, Nyoman. 2008. Hakikat Asesmen Otentik Sebagai Penilaian Proses Dan Produk
Dalam Pembelajaran Yang Berbasis Kompetensi. Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha
Rizfadli. 2009. Asesmen Otentik. Tersedia pada: http://rizfadli.blogspot.com
/2009/12/asesmen-otentik.html. diakses pada tanggal 24 Oktoberber 2013
Syofiana.Mardiah.2010.Autentik Asesmen. Tersedia pada: http://sofya6.blogspot.com
/2010/11 /autentik-asesmen.html. diakses pada tanggal 24 Oktoberber 2013

Anda mungkin juga menyukai