Anda di halaman 1dari 11

KIMIA KLINIK II

LIPID, LIPOPROTEIN DAN DISLIPIDEMIA

DOSEN PEMBIMBING
Dr. dr. I GUSTI AGUNG DEWI SARIHATI, M.BIOMED

OLEH
THITANIA FARAZ NATA ( P07134019120 )
NOMOR ABSEN 15
KELAS / SEMESTER
5C

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES DENPASAR
JURUSAN TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS
TAHUN 2021
A. LIPID
Lipid merupakan kelompok senyawa yang penting sebagai sumber cadangan energi
utama bagi makhluk hidup, seperti triasilgliserol. Disamping itu juga berperan sebagai
insulator yang berfungsi sebagai penahan panas agar suhu tubuh dapat dipertahankan
dalam keadaan normal. Fosfolipid dan kolesterol, senyawa-senyawa penting yang
membentuk membran sel dan prekursor hormon seksual. Lipid juga ada yang berperan
sebagai vitamin yaitu vitamin-vitamin yang larut dalam lipid seperti A, D, E, K.
Lemak adalah kelompok senyawa heterogen yang berkaitan, baik secara aktual
maupun potensial dengan asam lemak. Lipid mempunyai sifat umum yang relatif tidak
larut dalam air dan larut dalam pelarut non polar seperti eter, kloroform, dan benzena.
Dalam tubuh, lemak berfungsi sebagai sumber energi yang efisien secara langsung dan
secara potensial bila disimpan dalam jaringan adiposa. Lemak berfungsi sebagai penyekat
panas dalam jaringan subkutan dan sekeliling organ-organ tertentu, dan lipin nonpolar
bekerja sebagai penyekat listrik yang memungkinkan perambatan cepat gelombang
depolarisasi sepanjang syaraf bermialin. Klasifikasi lemak terdiri dari lemak sederhana,
lemak campuran dan lemak turunan (derived lipid) yaitu :
a. Lemak sederhana adalah ester asam lemak dengan berbagai alkohol. Lemak
sederhana terdiri dari lemak dan lilin. Lemak merupakan ester asam lemak dengan
gliserol. Lemak dalam tingkat cairan dikenal sebagai minyak oli. Lilin (waxes)
adalah ester asam lemak dengan alkohol monohidrat yang mempunyai berat
molekul lebih besar.
b. Lipid campuran adalah ester asam lemak yang mengandung gugus tambahan
selain alkohol dan asam lemak. Lipid campuran terdiri dari fosfolipid, glikolipid
dan lipid campuran lain. Fosfolipid merupakan lipid yang mengandung residu
asam fosfat sebagai tambahan asam lemak dan alkohol. Fosfolipid juga memiliki
basa yang mengandung nitrogen dan pengganti (substituen) lain. Pada banyak
fosfolipid, misalnya gliserofosfolipid, alkoholnya adalah gliserol, tetapi pada yang
lain, misalnya sfingofosfolipid, alkoholnya adalah sfingosin. Glikolipid adalah
campuran asam lemak dengan karbohidrat yang mengandung nitrogen tetapi tidak
mengandung asam fosfat. Lipid campuran lain seperti sulfolipid dan aminolipid.
Lipoprotein juga dapat ditempatkan dalam katagori ini.
c. Lemak turunan adalah zat yang diturunkan dari golongan-golongan diatas dengan
hidrolisis. Ini termasuk asam lemak (jenuh dan tidak jenuh), gliserol, steroid,
alkohol disamping gliserol dan sterol, aldehida lemak dan benda keton. Gliserida
(asil-gliserol), kolesterol dan ester kolesterol dinamakan lipid netral karena tidak
bermuatan.

B. LIPOPROTEIN
Lipoprotein merupakan senyawa yang berperan dalam proses transport lipid dari
serum menuju jaringan, terutama dalam bentuk trigliresida dan kolesterol yang diperoleh
dari diet atau disintesis de novo. lipoprotein adalah senyawa gabungan antara lipid dan
protein. Di dalam tubuh, dapat ditemukan dua bentuk lipoprotein, yaitu lipoprotein
struktural dan lipoprotein fungsional. Lipoprotein struktural merupakan komponen
membran sel, sedangkan lipoprotein fungsional terdapat dalam darah terutama dalam
plasma atau yang lebih sering dikenal sebagai lipoprotein plasma. Secara lebih rinci,
dikatakan bahwa lipoprotein plasma merupakan senyawa kompleks yang terlarut dalam
plasma, di mana fraksi protein (apolipoprotein) berperan sangat penting dalam mencegah
pembentukan gumpalan (agregat) yang disebabkan oleh ketidakstabilan fraksi lipid dalam
plasma.
Fungsinya mengangkut lipid dari berbagai jaringan (di tempat mereka disintesis) ke
jaringan lain untuk digunakan atau disimpan pada jaringan pengumpul lipid (jaringan
adipose). Selama dalam pengangkutan di darah inilah, tampak jelas pentingnya peranan
apolipoprotein. Lipid plasma yaitu kolesterol, trigliserida, fosfolipid dan asam lemak
bebas, berasal dari eksogen (diet) dan dari sintesis endogen. Kolesterol dan trigliserida
adalah dua jenis lipid yang relatif mempunyai makna klinis yang penting sehubungan
dengan proses aterogenesis. Karena lipid tidak larut dalam plasma, lipid akan terikat pada
protein sebagai mekanisme transpor dalam serum. Asam lemak bebas ditransport dalam
bentuk berikatan dengan albumin. Trigliserida, kolesterol dan fosfolipid berikatan dengan
protein, dimana ikatan ini akan menghasilkan empat kelas utama lipoprotein, yaitu :
1) Kilomikron
2) Lipoprotein densitas sangat rendah / very low density lipoprotein (VLDL)
3) Lipoprotein densitas rendah / low density lipoprotein (LDL)
4) Lipoprotein densitas tinggi / high density lipoprotein (HDL)
Dari keempat kelas lipoprotein yang ada, LDL memiliki kadar kolesterol yang paling
tinggi, kilomikron dan VLDL kaya akan trigliserida. Kadar protein tertinggi terdapat pada
HDL.
C. PROSES METABOLISME DAN TRANSPORT LIPOPROTEIN
Kolesterol dari makanan dan empedu masuk ke lumen usus dan teremulsifikasikan
oleh asam empedu menjadi micelles. Micelles akan terikat pada enterosit intestinal,
kemudian kolesterol dan sterol lainnya akan berpindah dari micelles menuju enterosit
melalui sterol transporter. Trigliserida yang disintesis dari asam lemak yang diserap
bersama dengan kolesterol dan apolipoprotein B-48 tergabung menjadi kilomikron.
Kilomikron kemudian akan dilepaskan ke sirkulasi limfatik dan akan dikonversi menjadi
kilomikron remnant (melalui hilangnya trigliserida), dan kemudian akan di ambil oleh
reseptor LDL hepatik-terkait protein / hepatic LDL receptor-related protein (LRP).
Partikel remnat ini akan mensuplai kebutuhan kolesterol hepatik yang bersumber dari
diet. Fungsi lain dari kilomikron adalah juga sebagai penghantar trigliserida dari diet
menuju otot skelet dan jaringan adipose.

Gambar 1. Struktur lipoprotein

Hati memenuhi kebutuhan kolesterolnya sebagian besar (60%) melalui sintesis de novo
dari Asetilkoenzim A. Kecepatan sintesis ditentukan pada langkah awal yaitu sintesis asam
mevalonic dari hidroksimetilglutaril CoA (HMG CoA) dengan HMG CoA reduktase sebagai
rate-limiting enzyme (gambar 3). Pada sistem endogen, VLDL yang kaya akan trigliserida
disekresi oleh hati dan dikonversi menjadi IDL dan kemudian menjadi LDL yang kaya akan
ester kolesterol. Sejumlah LDL akan masuk ke ruang subendothelial arteri akan teroksidasi
dan kemudian akan dimakan oleh makrofag, yang akan menjadi sel gabus (foam cells).
Kilomikron, kilomikron remnant, VLDL, IDL dan LDL dapat diidentifikasi melalui
apoprotein primer (ApoB, ApoC, ApoE) yang ditemukan pada mereka.
D. DISLIPIDEMIA
Dalam keadaan dislipidemia, metabolisme lipoprotein juga menjadi abnormal, yang
biasanya ditandai oleh produksi lipoprotein yang berlebihan atau bahkan sebaliknya
penurunan lipoprotein. Keadaan ini sebenarnya tidak dapat dirasakan oleh sipenderita,
sampai kemudian munculnya berbagai komplikasi yang mengikutinya. Dislipidemia
terdiri atas beberapa macam: Dislipidemia Primer, yaitu dislipidemia yang disebabkan
oleh kelainan penyakit genetik dan bawaan yang dapat menyebabkan kelainan kadar
lipida dalam darah. Dislipidemia Sekunder, yaitu dislipidemia yang disebabkan oleh suatu
keadaan seperti hiperkolesterolemia yang diakibatkan oleh berbagai hal.
Keadaan dislipidemia dapat didiagnosis melalui tes darah yang meliputi pengukuran
kadar kolesterol, kolesterol total (KT), kolesterol high density lipoprotein (HDL),
trigliserida (TG), low density lipoprotein (LDL) dalam plasma atau serum. Berbagai
komponen tersebut diukur dan dihitung menurut rumus: KT–LDL – (TG/5). Teori ini
merupakan ketetapan baku di mana: kolesterol total dikurangi dengan low density
lipoprotein dikurangi dengan seperlima kadar trigliserida Low Density Lipoprotein (LDL)
dan kolesterol total (KT) merupakan salah satu parameter yang menjadi fokus utama
dalam diagnosis dislipidemia.
Dislipidemia yang tidak terkontrol dengan baik dapat memicu aterosklerosis. Jadi,
yang membedakan antara hiperkolesterolemia dengan dislipidemia adalah pada
hiperkolesterolemia, dengan terjadinya peningkatan kolesterol serum melebihi 200 mg/dl
setelah sembilan sampai dua belas jam puasa. Sebaliknya, pada dislipidemia di samping
kriteria untuk hiperkolesterolemia itu, juga terjadi peningkatan kolesterol LDL-serum >
160 mg/dl, trigliserida serum sebesar 150 mg/ dl, atau kolesterol HDL-serum < 40 mg/dl
untuk laki-laki dan< 50 mg/dl untuk perempuan (Goldberg, 2008). Simptom tingginya
kolesterol pada dislipidemia tidak dapat dirasakan oleh seorang penderita dislipidemia,
tetapi hanya dapat diketahui dengan menjalani test kolesterol darah secara rutin. Diet
kolesterol tinggi dapat menginduksi dislipidemia di samping juga dapat dipicu oleh faktor
genetik. Dislipidemia maupun hiperkolesterolemia pada akhirnya memicu stress berupa
keadaan tidak seimbangnya antioksidan yang telah ada di dalam tubuh dengan asupan
antioksidan dari luar tubuh.
Faktor genetik merupakan salah satu faktor pencetus terjadinya dislipidemia. Dalam
ilmu genetika, disebutkan bahwa gen untuk sifat – sifat tertentu (spesifi c–trait)
diturunkan secara berpasangan, yaitu kita memperoleh satu gen dari ibu dan satu gen dari
ayah. Dengan demikian, kadar dislipidemia yang tinggi dapat diakibatkan oleh faktor
dislipidemia primer karena faktor kelainan genetik. Faktor Kegemukan erat hubungannya
dengan peningkatan risiko sejumlah komplikasi yang dapat terjadi sendiri– sendiri atau
bersamaan. Kegemukan disebabkan oleh ketidakseimbangan antara energi yang masuk
bersama makanan, dengan energi yang dipakai untuk berbagai kegiatan. Kelebihan energi
ini ditimbun dalam sel lemak yang membesar. Pada orang yang kegemukan, terjadi output
trigliserida Very Low Density Lipoprotein (VLDL) yang tinggi dan kadar trigliserida
plasma yang lebih tinggi lagi (Murray, 2003). Trigliserida yang berlebihan dalam
sirkulasi juga dapat mempengaruhi lipoprotein lain. Bila trigliserida LDL dan HDL
mengalami lipolisis, akan terbentuk small dense LDL dan HDL. Abnormalitas ini secara
tipikal ditandai oleh kadar kolesterol HDL yang rendah

E. PATOFISIOLOGI DISLIPIDEMIA
1. Jalur Metabolisme Eksogen
Makanan berlemak yang dikonsumsi terdiri atas trigliserida dan kolesterol. Selain
kolesterol yang berasal dari makanan, dalam usus juga terdapat kolesterol dari hati
yang diekskresikan bersama empedu ke usus halus. Baik lemak di usus halus yang
berasal dari makanan maupun organ hati disebut dengan lemak eksogen yang
sebagian diperoleh dari asupan makan. Trigliserida dan kolesterol dalam usus halus
akan diserap ke dalam enterosit mukosa usus halus. Trigliserida akan diserap sebagai
asam lemak bebas sedang kolesterol sebagai kolesterol teresterifi kasi.

Di dalam usus halus, asam lemak bebas akan diubah lagi menjadi trigliserida,
sedangkan kolesterol mengalami esterifi kasi menjadi kolesterol ester dan keduanya
bersama-sama dengan fosfolipid dan apoliprotein membentuk lipoprotein yang
dikenal sebagai kilomikron. Kilomikron masuk ke dalam saluran limfa dan akhirnya
melalui duktus torasikus (saluran limfa) masuk ke dalam aliran darah. Trigliserida
dalam kilomikron mengalami hidrolisis oleh enzim lipoprotein lipase yang berasal
dari endotel pembuluh darah menjadi asam lemak bebas/free fa y acid (FFA) dan non-
esterifi ed fa y acid (NEFA). Asam lemak bebas dapat disimpan sebagai trigliserida
kembali di jaringan lemak (adiposa), tetapi bila terdapat dalam jumlah yang banyak,
sebagian akan diambil oleh hati menjadi bahan untuk pembentukan trigliserida hati.
Kilomikron yang sudah kehilangan sebagian besar trigliserida akan menjadi
kilomikron remnant (kilomikron sisa) yang mengandung ester kolesterol dan dibawa
ke hati.

2. Jalur Metabolisme Endogen


Trigliserida dan kolesterol yang disintesis di hati disekresikan ke dalam sirkulasi
sebagai lipoprotein B100 yang merupakan alat transportasi lemak di dalam aliran
darah. Dalam sirkulasi, trigliserida di fraksi VLDL akan mengalami hidrolisis oleh
enzim lipoprotein lipase (LPL), dan mengubah VLDL menjadi IDL (intermediate
Density Lipoprotein) yang juga akan mengalami hidrolisis dan berubah menjadi LDL
(Low Density Lipoprotein). Sebagian dari VLDL, IDL dan LDL akan mengangkut
ester kolesterol kembali ke hati.
LDL adalah lipoprotein yang paling banyak mengandung kolesterol. Sebagian dari
kolesterol di LDL akan dibawa ke hati dan jaringan steroidogenik lainnya seperti
kelenjar adrenal, testis, dan ovarium yang mempunyai reseptor untuk kolesterol–LDL.
Sebagian lagi dari kolesterol– LDL akan mengalami oksidasi dan ditangkap oleh
reseptor scavenger (reseptor yang bisa membawa kembali kelebihan lemak ke hati) di
makrofag dan akan menjadi sel busa (foam cell). Makin banyak kadar kolesterol-LDL
dalam plasma makin banyak yang akan mengalami oksidasi dan ditangkap oleh sel
makrofag. Jumlah kolesterol yang akan teroksidasi tergantung pada kadar kolesterol
yang terkandung di LDL. Beberapa keadaan yang mempengaruhi tingkat oksidasi
antara lain: meningkatnya jumlah LDL seperti pada sindrom metabolik dan diabetes
mellitus. Kadar kolesterol - HDL, makin tinggi kadar HDL, maka HDL bersifat
protektif terhadap oksidasi LDL.

3. Jalur Reverse Cholesterol Transport


HDL dilepaskan sebagai partikel kecil yang minim kolesterol, terdiri atas
apoliprotein (apo) A, C, dan E, yang disebut dengan HDL nascent (minim kolesterol).
HDL nascent berasal dari usus halus dan hati, mempunyai bentuk gepeng dan
mengandung apoliprotein tipe A1. HDL nascent mendekati makrofag untuk
mengambil kolesterol yang tersimpan. Setelah mengambil kolesterol dari makrofag,
HDL nascent berubah menjadi HDL berisi kolesterol dan berbentuk bulat. Agar dapat
diambil oleh HDL nascent, kolesterol (kolesterol bebas) di bagian dalam dari
makrofag harus dibawa ke permukaan membran sel makrofag oleh suatu transporter
yang disebut adenosine triphosphate-binding casse e transporter-1 atau disingkat
ABC-1 (Sorace P. et al., 2006). Setelah mengambil kolesterol bebas dari sel
makrofag, kolesterol bebas akan diesterifi kasi menjadi kolesterol ester enzim/lecithin
cholesterol acyl transferase (LCAT). Selanjutnya, sebagian kolesterol ester yang
dibawa oleh HDL akan mengambil dua jalur. Jalur pertama ialah ke hati dan
ditangkap oleh scavenger receptor class B type 1 (dikenal dengan SR-B1). Jalur kedua
dari VLDL dan IDL dengan bantuan cholesterol ester transfer protein (CETP).
Dengan demikian, fungsi HDL sebagai “penyiap” kolesterol dari makrofag
mempunyai dua jalur, yaitu langsung ke hati dan jalur tidak langsung melalui VLDL
dan IDL untuk membawa kolesterol kembali ke hati. Bila kadar HDL rendah, kondisi
itu harus diimbangi dengan olah raga yang teratur. Olah raga membuat otot dan
rangka tubuh bergerak, denyut jantung meningkat sehingga darah beserta oksigen dan
nutrisi bisa disalurkan dengan baik ke seluruh tubuh. Jarang berolah raga membuat
distribusi oksigen ke seluruh tubuh terganggu. Dampaknya, otot tubuh akan
kekurangan oksigen sehingga membuat badan terasa pegal-pegal dan kaku.

4. Metabolisme Terbentuknya Malondialdehid


Malondialdehid merupakan produk akhir dari peroksidasi lipid pada membran sel,
sebagai proses degradasi asam lemak tak jenuh jamak (asam arakhidonat) yang
merupakan prekusor membran. Menurut Leibler et al. (1997), malondialdehida
(MDA) merupakan produk enzimatis dan non enzimatis dari pemecahan
prostaglandin endoperoksida dan produk akhir dari lipid peroksidasi. MDA
merupakan molekul reaktif yang memiliki rumus molekul C3H4O2 dan dikenal
sebagai penanda (marker) peroksidasi lipid.

F. KLASIFIKASI DISLIPIDEMIA
1. Klasifikasi Fenotipik
Tabel 1. Kadar lipid serum normal menurut NCEP (National Cholesterol Education Program)
ATP III (Adult Treatment Panel III) (2000); (dalam mg/dl)
Kolesterol Total
<200 Optimal
200-239 Diinginkan
≥240 Tinggi
Kolesterol LDL
<100 Optimal
100-129 Mendekati optimal
130-159 Diinginkan
160-189 Tinggi
≥190 Sangat tinggi
Kolesterol HDL
<40 Rendah
≥60 Tinggi
Trigliserida
<150 Optimal
150-199 Diinginkan
200-499 Tinggi
≥500 Sangat tinggi

Tabel 2. ATP III Clinical Identification of the Metabolic Syndrome

Risk Factor Defining level


Triglycerides ≥ 150 mg/dl
HDL Cholesterol
Men < 40 mg/dl
Women < 50 mg/dl
Dislipidemia campuran yaitu campuran hiperkolesterolemia dan hipertrigliseridemia
2. Klasifikasi Patogenik
 Dislipidemia Primer
Dislipidemia primer berkaitan dengan gen yang mengatur enzim dan
apoprotein yang terlibat dalam metabolisme lipoprotein maupun
reseptornya. Biasanya kelainan ini disebabkan kelainan genetik.
Gangguan primer lipoprotein plasma
Bentuk Kelainan Defek
Hipolipoproteinemia Tidak ada kilomikron,VLDL,atau LDL
Abetalipoproteinemia yang dibentuk karena defek pemindah
pada protein triasilgliserol
Hipobetalipoproteinemia Konsentrasi LDL 10-60% dari
familial normal
Defisiensi alfa-lipoprotein familial HDL yang rendah atau hampir tidak ada
Hiperlipoproteinemia Defisiensi Hipertriasilgliserolemia karena
lipoprotein lipase familial (tipe 1) defisiensi atau produksi LPL yang
abnormal
Hiperkolesterolemia familial (tipe 2) Tipe IIa: Cacat pada reseptor LD untuk
meningkat
Hiperlipoproteinemia familial (tipe 3) Hiperkolesterolemia karena peningkatan
kilomikron dan sisa VLDL <1,019
Hipertriasilgliserolemia familial (tipe 4) Kelebihan produksi VLDL sering
disertai dengan intoleransi glukosa dan
hiperinsulinemia
Hiperlipoproteinemia familial (tipe 5) Kenaikan kilomikron dan VLDL
Hiperalfalipoproteinemia familial Peningkatan konsentrasi HDL
 Dislipidemia Sekunder
Tabel 4. Klasifikasi dislipidemia sekunder
Hiperkolestrolemia Hipertrigliseridemia Displidemia
Hipotiroid Sindroma DM, Alkohol Obesitas Hipotiroid Sindroma
Nefrotik Penyakit Hati Gagal Ginjal Kronik Nefrotik Gagal Ginjal
Obstruktif Kronik

G. PENYAKIT PENYERTA DISLIPIDEMIA


1) Obesitas sentral
2) Resistensi insulin atau intoleransi glukosa
3) Peningkatan tekanan darah ( 130/85 mmHg atau lebih)
4) Keadaan prothrombotic seperti peningkatan fibrinogen dan plasminogen aktivator
inhibitor di darah
5) Keadaan proinflamasi seperti peningkatan high sensitivity C reactive protein di
darah
DAFTAR PUSTAKA

Anneke, R. & sulistiyaningsih, 2018. REVIEW: TERAPI HERBAL SEBAGAI


ALTERNATIF PENGOBATAN DISLIPIDEMIA, Bandung: s.n.

DR. IR. SRI WAHJUNI, M., 2015. DISLIPIDEMIA MENYEBABKAN STRESS


OKSIDATIF DITANDAI OLEH MENINGKATNYA MALONDIALDEHID, Denpasar: s.n.

Erwinanto, et al., 2013. PEDOMAN TATALAKSANA DISLIPIDEMIA, s.l.: s.n.

Hendrani, A. D. (2016). Dyslipidemia management in primary prevention of cardiovascular


disease: Current guidelines and strategies. World Journal of Cardiology, 8(2), 201.
https://doi.org/10.4330/wjc.v8.i2.201

Jim, E. L., 2013. METABOLISME LIPOPROTEIN, Manado: s.n.

KUSMIYANTI MIMIN, 2016. PRAKTIKUM KIMIA FARMASI, s.l.: s.n.

LARASANTY EBRYANA, 2014. REVIEW ARTIKEL DISLIPIDEMIA : PANDUAN


TERAPI UNTUK PENYAKIT KRONIS, s.l.: s.n.

Mamuaja, C. F., 2017. LIPIDA, MANADO: s.n.

Simamora Adelina, 2017. Modul Blok 3 Biologi Sel 1. Lipid Struktur dan Fungsi, s.l.: s.n.

Wahjuni Sri, 2013. METABOLISME BIOKIMIA, Denpasar: s.n.

Anda mungkin juga menyukai