Terapis mempunyai tanggung jawab terutama kepada klien , akan tetapi karena klien tidak
hidup dalam ruang hampa dan di pengaruhi oleh hubungan yang lainnya, terapis memiliki
tanggung jawab juga kepada keluarga klien, kepada biro tempat terapis bekerja, kepada biro
yang dirujuk, kepada masyarakat dan kepada profesinya.
Klien tidak mampu memusatkan perhatiannya secara sungguh sungguh pada kekurangan
kekurangan dan kesulitan kesulitan mereka. Ahirnya hubungan terapeutik menjadi suatu
hubungan dimana ( pemberi bantuan ) mengalami kebutuhan besar akan ( penerima
bantuan ) oleh karena itu praktek etika menuntut pemberi bantuan untuk menyadari
pentingnya keterlibatan dalam proses eksplorasi diri guna menentukan kearah mana
perbaikan dan kepribadian dirinya bisa mempengaruhi para klien.
Pengalaman klien dan terapis pada umumnya para klien dalam taraf tertentu merasakan
penderitaan , kesakitan atau setidaknya ketidak puasan . Pada para klien terdapat ketidak
sesuaian antara diri yang mereka alami sekarang. Beberapa diantaranya mendatangi terapi
karena kesadaran ingin sembuh dari gejala atau sekumpulan gejalaSebagaimana para terapis
tidak dapat mengesampingkan nilai nilainya dari hubungan terapeutik . Dan juga dapat
mengharapkan keperluan dan juga kepribadian . Terapis yang secara etis peka adalah
mereka yang mengakui pentingnya kesadaran atas kebutuhan sendiri .