Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

Pengauditan I
“Standar Profesional Akuntan Publik Dan Kode Etik
Akuntan Indonesia”

KELOMPOK 6 :

1. Brilly Josua Sarinda (19304173)


2. Miracle Trifena Kamuh (19304149)

UNIVERSITAS NEGERI MANADO


FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN AKUNTANSI
Kelas E (semester 5)
BAB I
PENDAHULUAN

1.Latar Belakang
Sebagai Akuntan Publik, profesionalisme merupakan syarat utama profesi ini. Karena
selain profesi yang bekerja atas kepercayaan masyarakat, kontribusi akuntan public
terhadap ekonomi sangatlah besar. Peran auditor untuk meningkatkan kredibilitas dan
reputasi perusahaan sangat besar serta berstandar. Standar dibuat untuk mengukur
mutu pelaksanaan individu dan organisasi. Untuk menunjang profesionalismenya sebagai
akuntan publik, maka auditor dalam melaksanakan tugas Auditing harus berpedoman
pada standar audit yang telah ditetapkan oleh IAI yaitu standar umum, standar pekerjaan
lapangan dan standar pelaporan.
Pada tahun 1973 sudah mulai dilakukan pengembangan berkelanjutan standar
profesional akuntan publik (SPAP). Awal pengembangannya, standar ini disusun oleh
suatu komite dalam organisasi IAI yang diberi nama Komite Norma Pemeriksaan Akuntan.
Komite ini kemudian menghasilkan Norma Pemeriksaan Akuntan, dan standar yang
dikembangkan pada saat itu lebih berfokus ke jasa audit atas laporan keuangan. Selain
standar profesional akuntan publik (SPAP), juga terdapat Etika Profesi Akuntansi.
Dalam etika profesi, sebuah profesi memiliki komitmen moral yang tinggi yang
biasanya dituangkan dalam bentuk aturan khusus yang menjadi pegangan bagi setiap
orang yang mengembangkan profesi yang bersangkutan. Aturan ini merupakan aturan
dalam menjalankan profesi tersebut yang biasanya disebut sebagai kode etik yang harus
dipenuhi dan ditaati oleh setiap profesi. Adapun Standar PAP dan Kode Etik PAP yang
berhubungan dengan audit akan dibahas didalam makalah dibawah ini.

2.Rumusan Masalah
1. Bagaimana perkembangan standar profesional akuntan publik?
2. Apa saja standar Auditing?
3. Bagaimana kode etik profesi akuntan publik di Indonesia?
BAB II

PEMBAHASAN

A. Standar profesional akuntan publik


1. Perkembangan Standar Profesional Akuntan Publik

Standar Profesional Akuntan Publik (disingkat SPAP) adalah kodifikasi berbagai pernyataan
standar teknis yang merupakan panduan dalam memberikan jasa bagi Akuntan Publik di
Indonesia. SPAP dikeluarkan oleh Dewan Standar Profesional Akuntan Publik Institut Akuntan
Publik Indonesia (DSPAP IAPI).

Dalam kongres ke VII Ikatan Akuntan Indonesia tahun 1994,disahkan Standar Profesional
Akuntan Publik yang secara garis besar berisi:

1. Uraian mengenai standar profesional akuntan publik.


2. Berbagai pernyataan standar Auditing yang telah diklasifikasikan.
3. Berbagai pernyataan standar Atestasi yang telah diklasifikasikan.
4. Pernyataan jasa akuntansi dan review.
Standar Profesional Akuntan Publik per 1 Januari 2001 terdiri dari lima standar, yaitu :

1. Pernyataan Standar Auditing (PSA) yang dilengkapi dengan interpretasi Pernyataan Standar
Auditing.
2. Pernyataan Standar Atestasi (PSAT) yang dilengkap dengan interpretasi Pernyataan Standar
Atestasi (IPSAT).
3. Pernyataan Standar Jasa Akuntansi dan Review (PSAR ) yang dilengkapi dengan interpretasi
Pernyataan Standar Jasa Akuntansi dan Review (IPSAR).
4. Pernyataan Standar Jasa Konsultasi (PSJK) yang dilengkapi interpretasi Pernyataan Standar Jasa
Konsultasi (IPSJK).
5. Pernyataan Standar Pengendalian Mutu (PSPM) yang dilengkapi interpretasi Pernyataan
Standar Pengendalian Mutu ( IPSM).
2. Standar Auditing

Menurut PSA No.01 (SA Seksi 150),standar Auditing berbeda dengan prosedur Auditing.
Prosedur berkaitan dengan tindakan yang harus dilaksanakan, sedangkan standar berkenaan
dengan kriteria atau ukuran mutu kinerja tindakan tersebut dan berkaitan dengan tujuan yang
hendak dicapai melalui penggunaan prosedur tersebut. Jadi berlainan dengan prosedur Auditing,
standar Auditing mencakup mutu profesional auditor independen dan pertimbangan yang
digunakan dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporan audit.

Standar Auditing yang telah ditetapkan dan disahkan oleh ikatan akuntan Indonesia terdiri
dari sepuluh standar yang dikelompokkan menjadi 3 kelompok besar, yaitu :

1. Standar Umum
a. Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki keahlian dan pelatihan
teknis yang cukup sebagai auditor.
b. Dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan,independensi dalam sikap mental
harus dipertahankan oleh auditor.
c. Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib menggunakan
kemahiran profesionalnya dengan cermat dan saksama.
2. Standar Pekerjaan Lapangan

a. Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan asisten harus disupervisi
dengan semestinya.
b. Pemahaman memadai atas pengendalian intern harus diperoleh untuk merencanakan
audit dan menentukan sifat, saat, dan lingkup pengujian yang akan dilakukan.
c. Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi, pengamatan,
permintaan keterangan, dan konfirmasi sebagai dasar memadai untuk menyatakan
pendapat atas laporan keuangan yang diaudit
3. Standar Pelaporan

a. Laporan Auditor harus menyatakan apakah laporan keuangan telah disusun sesuai dengan
prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.
b. Laporan auditor harus menunjukkan, jika ada ketidakkonsistensian penerapan prinsip
akuntansi dalam penyusunan laporan keuangan periode berjalan dibandingkan dengan
penerapan prinsip akuntansi tersebut dalam periode sebelumnya.
c. Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan harus dipandang memadai, kecuali
dinyatakan lain dalam laporan auditor.
d. Laporan auditor harus memuat suatu pernyataan pendapat mengenai laporan keuangan
secara keseluruhan atau suatu asersi bahwa pernyataan demikian tidak dapat diberikan.

3. Penjelasan Masing-Masing Standar Auditing

1. Standar Umum

a. Standar Umum Pertama


Berbunyi “Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki keahlian
pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor”.
b. Standar Umum Kedua
Berbunyi “Dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan, Independensi dalam
sikap mental harus dipertahankan oleh auditor.”
c. Standar Umum ketiga
Berbunyi “Dalam pelaksanaan Audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib
menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan saksama.”

2. Standar Pekerjaan Lapangan

Standar pekerjaan lapangan berkaitan dengan pelaksanaan pemeriksaan akuntan di lapangan (audit
field work ), mulai dari perencanaan audit dan supervisi, pemahaman dan evaluasi pengendalian
intern, pengumpulan bukti–bukti audit melalui compliance test, substantive test, analytical review,
sampai selesainya audit field work.

3. Standar laporan

a. Standar Laporan Pertama


Menyatakan “Laporan audit harus menyatakan apakah laporan keuangan telah disusun
sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku umum di Indonesia”.
b. Standar Pelaporan Kedua

Standar Pelaporan Kedua (disebut sebagai standar konsistensi berbunyi) “Laporan auditor
harus menunjukkan, jika ada, ketidakkonsistensian penerapan standar akuntansi dalam
penyusunan laporan keuangan periode berjalan dibandingkan dengan penerapan standar
akuntansi tersebut dalam periode sebelumnya”.

c. Standar Pelaporan Ketiga


Berbunyi “Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan harus dipandang, kecuali
dinyatakan lain dalam laporan auditor “
d. Standar Pelaporan Keempat
Berbunyi “Laporan auditor harus memuat suatu pernyataan pendapat mengenai laporan
keuangan secara keseluruhan atau suatu asersi bahwa pernyataan demikian tidak dapat
diberaikan, jika pendapat secara keseluruhan tidak dapat diberikan, maka alasannya harus
dinyatakan.

B. Kode Etik Profesi Akuntan Publik

Kode Etik Profesi Akuntan Publik (sebelumnya disebut Aturan Etika Kompartemen
Akuntan Publik )KEPAP adalah aturan etika yang harus diterapkan oleh anggota Institut Akuntan
Publik Indonesia dan staf profesional (baik anggota IAPI maupun yang bukan anggota IAPI) yang
bekerja pada satu Kantor Akuntan Publik (KAP).

Kode etik profesi akuntan publik terdiri dari 3 bagian, yaitu :

1. Prinsip Etika

a. Prinsip Integritas

Prinsip integritas mewajibkan setiap praktisi untuk tegas, jujur, dan adil dalam
hubungan profesional dan hubungan bisnisnya.
Praktisi tidak boleh terkait dengan laporan, komunikasi atau informasi lainnya yang
diyakininya terdapat :

1) Kesalahan material atau pernyataan yang menyesatkan;


2) Pernyataan atau informasi yang diberikan secara tidak hati-hati; atau
3) Penghilangan atau penyembunyian yang dapat menyesatkan atas informasi yang
seharusnya diungkapkan.
b. Prinsip Objektivitas
Prinsip objektivitas mengharuskan praktisi untuk tidak membiarkan subjektivitas,
benturan kepentingan atau pengaruh yang tidak layak dari pihak-pihak lain memengaruhi
pertimbangan profesional atau pertimbangan bisnisnya.

c. Prinsip Kompetensi serta Sikap Kecermatan dan Kehati-hatian Profesional

Prinsip kompetensi serta sikap kecermatan dan kehati-hatian profesional mewajibkan


setiap praktisi untuk :

1) Memelihara pengetahuan dan keahlian profesional yang dibutuhkan untuk


menjamin pemberian jasa profesional yang kompeten kepada klien atau pemberi
kerja; dan

2) Menggunakan kemahiran profesionalnya dengan saksama sesuai dengan standar


profesi dan kode etik profesi yang berlaku dalam memberikan jasa profesionalnya.

d. Prinsip Kerahasiaan

Prinsip kerahasiaan mewajibkan setiap praktisi untuk tidak melakukan tindakan-tindakan


sebagai berikut :

1) Mengungkapkan informasi yang bersifat rahasia yang diperoleh dari hubungan


profesional dan hubungan bisnis kepada pihak di luar KAP atau jaringan KAP
tempatnya bekerja tanpat adanya wewenang khusus, kecuali jika terdapat
kewajiban untuk mengungkapkannya sesuai dengan ketentuan hukum atau
peraturan lainnya yang berlaku; dan

2) Menggunakan informasi yang bersifat rahasian yang diperoleh dari hubungan


profesional dan hubungan bisnis untuk keuntungan pribadi atau pihak ketiga.

e. Prinsip Perilaku Profesional

Prinsip perilaku profesional mewajibkan setiap praktisi untuk mematuhi setiap


ketentuan hukum dan peraturan yang berlaku, serta menghindari setiap tindakan yang
dapat mendiskreditkan profesi. Hal ini mencakup setiap tindakan yang dapat
mengakibatkan terciptanya kesimpulan yang negatif oleh pihak ketiga yang rasional dan
memiliki pengetahuan mengenai semua informasi yang relevan, yang dapat menurunkan
reputasi profesi.

2. Aturan Etika

a. Independensi, Integritas & objektivitas

• Independensi
Dalam menjalankan tugasnya, anggota KAP harus selalu mempertahankan sikap
mental independen di dalam memberikan jasa profesional sebagaimana diatur dalam
standar profesional akuntan publik yang ditetapkan oleh IAI. Sikap mental independen
tersebut harus meliputi independen dalam fakta (in fact) maupun dalam penampilan (in
appearance).
• Integritas dan Objektivitas
Dalam menjalankan tugasnya, anggota KAP harus mempertahankan integritas dan
objektivitas, harus bebas dari benturan kepentingan (conflict of interst) dan tidak boleh
membiarkan faktor salah saji material (material misstatement) yang diketahuinya atau
mengalihkan (mensubordinasikan) pertimbangannya kepada pihak lain.

b. Standar Umum dan Prinsip Akuntansi

• Standar Umum

1) Kompetensi profesional. Anggota KAP hanya boleh melakukan pemberian jasa


profesional yang secara layak (reasonable) diharapkan dapat diselesaikan dengan
kompetensi profesional.
2) Kecermatan dan keseksamaan profesional. Anggota KAP wajib melakukan
pemberian jasa profesional dengan kecermatan dan keseksamaan profesional.
3) Perencanaan dan supervisi. Anggota KAP wajib merencanakan dan mensupervisi
secara memadai setiap pelaksanaan pemberian jasa profesional.
4) Data relevan yang memadai. Anggota KAP wajib memperoleh data relevan yang
memadai untuk menjadi dasar yang layak bagi simpulan atau rekomendasi
sehubungan dengan pelaksanaan jasa profesionalnya.
• Standar Akuntansi

Anggota KAP tidak diperkenankan:


1) Menyatakan pendapat atau memberikan penegasan bahwa laporan keuangan
atau data keuangan lain suatu entitas disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi
yang berlaku umum
2) Menyatakan bahwa ia tidak menemukan perlunya modifikasi material yang harus
dilakukan terhadap laporan atau data tersebut agar sesuai dengan prinsip
akuntansi yang berlaku.
c. Tanggung Jawab kepada Klien

• Informasi Klien yang Rahasia

Anggota KAP tidak diperkenankan mengungkapkan informasi klien yang rahasia, tanpa
persetujuan dari klien.

d. Tanggungjawab kepada Rekan Seprofesi

Anggota wajib memelihara citra profesi, dengan tidak melakukan perkataan dan
perbuatan yang dapat merusak reputasi rekan seprofesi.

• Komunikasi Antar akuntan Publik


Anggota wajib berkomunikasi tertulis dengan akuntan publik pendahulu bila akan
mengadakan perikatan (engagement) audit menggantikan akuntan publik pendahulu atau
untuk tahun buku yang sama ditunjuk akuntan publik lain dengan jenis dan periode serta
tujuan yang berlainan.Akuntan publik pendahulu wajib menanggapi secara tertulis
permintaan komunikasi dari akuntan pengganti secara memadai.
• Perikatan Atestasi
Akuntan publik tidak diperkenankan mengadakan perikataan atestasi yang jenis
atestasi dan periodenya sama dengan perikatan yang dilakukan oleh akuntan yang lebih
dahulu ditunjuk klien, kecuali apabila perikatan tersebut dilaksanakan untuk memnuhi
ketentuan perundang-undangan atau peraturan yang dibuat oleh badan yang berwenang.
e. Tanggungjawab dan Praktik Lain

• Perbuatan dan Perkataan yang Mendiskreditkan


Anggota tidak diperkenankan melakukan tindakan dan/atau mengucapkan perkataan
yang mencemarkan profesi.
• Iklan, Promosi, dan Kegiatan Pemasaran Lainnya
Anggota dalam menjalankan praktik akuntan publik diperkenankan mencari klien
melalui pemasangan iklan, melakukan promosi pemasaran dan kegiatan pemasaran
lainnya sepanjang tidak merendahkan citra profesi.
• Komisi dan Fee Referal
1) Komisi
Komisi adalah imbalan dalam bentuk uang atau barang atau bentuk lainya yang
diberikan atau diterima dari klien/pihak lain untuk memperoleh perikatan dari
klien/pihak lain
2) Rujukan (Fee Referal)
Rujukan (Fee Referal) Adalah Imbalan yang dibayarkan / diterima kepada /dari
sesama penyedia jasa profesional akuntan publik.
• Bentuk Organisasi dan KAP
Anggota hanya dapat berpraktik akuntan publik dalam bentuk organisasi yang
diizinkan oleh peraturan perundang – undangan yang berlaku dan atau yang tidak
menyesatkan dan merendahkan citra profesi.
3. Interpretasi Etika

Interpretasi Aturan Etika merupakan interpretasi yang dikeluarkan oleh Badan yang
dibentuk oleh Himpunan setelah memperhatikan tanggapan dari anggota, dan pihak-pihak
berkepentingan lainnya, sebagai panduan dalam penerapan Aturan Etika, tanpa dimaksudkan
untuk membatasi lingkup dan penerapannya.

Pernyataan Etika Profesi yang berlaku saat ini dapat dipakai sebagai Interpretasi dan atau
Aturan Etika sampai dikeluarkannya aturan dan interpretasi baru untuk menggantikannya.
Kepatuhan Kepatuhan terhadap Kode Etik, seperti juga dengan semua standar dalam
masyarakat terbuka, tergantung terutama sekali pada pemahaman dan tindakan sukarela
anggota. Di samping itu, kepatuhan anggota juga ditentukan oleh adanya pemaksaan oleh
sesama anggota dan oleh opini publik, dan pada akhirnya oleh adanya mekanisme pemrosesan
pelanggaran Kode Etik oleh organisasi, apabila diperlukan, terhadap anggota yang tidak
menaatinya. Jika perlu, anggota juga harus memperhatikan standar etik yang ditetapkan oleh
badan pemerintahan yang mengatur bisnis klien atau menggunakan laporannya untuk
mengevaluasi kepatuhan klien terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku.
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Dari Makalah Diatas Kita Dapat Menyimpulkan Bahwa Standar
Profesional Akuntan Publik (disingkat SPAP) adalah kodifikasi berbagai
pernyataan standar teknis yang merupakan panduan dalam memberikan
jasa bagi Akuntan Publik di Indonesia.

Kode Etik Profesi Akuntan Publik (sebelumnya disebut Aturan


Etika Kompartemen Akuntan Publik ) KEPAP adalah aturan etika yang
harus diterapkan oleh anggota Institut Akuntan Publik Indonesia dan
staf profesional (baik anggota IAPI maupun yang bukan anggota IAPI)
yang bekerja pada satu Kantor Akuntan Publik (KAP). Dalam melakukan
pemriksaan seorang akuntan harus berpedoman pada 3 hal yaitu : norma
pemeriksaan akuntan, Prinsip akuntan Indonesia, kode etik profesi norma
pemriksaan akuntan merupakan tolak ukur mutu pekerjaan akuntan.
DAFTAR PUSAKA

http://xcontohmakalah.blogspot.com/2013/03/standar-profesional-
akuntansi-publik.html?m=1
http://makalahku05.blogspot.com/2018/02/makalah-profesi-akuntan-
publik.html?m=1
http://irfandinata87.blogspot.com/2014/11/makalah-tentang-standar-
profesional.html?m=1
https://iaijabar.or.id/kode-etik-ikatan-akuntan-indonesia/

Anda mungkin juga menyukai