Makalah 3 Pengauditan 1 klmpk.6
Makalah 3 Pengauditan 1 klmpk.6
Pengauditan I
“Perencanaan Prosedur Dan Pelaporan Audit”
KELOMPOK 6 :
Audit adalah kegiatan peninjauan kembali data-data konkrit dalam suatu laporan agar
akurat Audit merupakan proses yang dilakukan secara sistematis dan terstruktur, dimulai
dari perencanaan hingga pengungkapan opini dalam laporan auditor independen. Sehingga,
kualitas audit tidak hanya dilihat dari output atau hasil akhir audit saja, namun juga dari
perencanaan audit. Perencanaan audit ini secara khusus dibahas dalam ISA (International
Standard of Auditing) 300 mengenai Perencanaan Audit Laporan Keuangan.
Laporan audit adalah hasil akhir dari proses audit, yaitu laporan yang menyatakan pendapat
auditor mengenai kelayakan laporan keuangan perusahaan yang sudah sesuai dengan
prinsip-prinsip akuntan yang berlaku secara umum.
Di tahap perencanaan, auditor membuat strategi audit secara keseluruhan
dan detail prosedur yang akan dijalankan (audit plan). Tahap ini, apabila dilakukan dengan
tepat dan terarah, dapat memberikan manfaat bagi auditor, dimana auditor dapat:
Kegiatan yang terdapat dalam tahap perencanaan diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Menjalankan Prosedur Atas Penerimaan Klien
2. Memperoleh Pemahaman Akan Proses Audit Dengan Klien
3. Mengembangkan Strategi Audit Secara Keseluruhan
4. Memilih Anggota Tim Perikatan
5. Mempertimbangkan Penggunaan Bantuan Tenaga Ahli
6. Memahami Kondisi Lingkungan Bisnis Klien
7. Penilaian Risiko
8. Menjalankan Prosedur Analitis
2. Audit Laporan Keuangan
Audit yang dilakukan oleh auditor independen antara lain audit laporan keuangan. Tujuan
audit atas laporan keuangan oleh auditor independen pada umumnya adalah untuk
menyatakan pendapat tentang kewajaran, dalam semua hal yang material, posisi keuangan,
hasil usaha, perubahan ekuitas, dan arus kas sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku
umum di Indonesia. Laporan auditor merupakan sarana bagi auditor untuk menyatakan
pendapatnya, atau apabila keadaan mengharuskan, untuk menyatakan tidak memberikan
pendapat. Baik dalam hal auditor menyatakan pendapat maupun menyatakan tidak
memberikan pendapat, ia harus menyatakan apakah auditnya telah dilaksanakan
berdasarkan standar Auditing yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia. Standar Auditing
yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia mengharuskan auditor menyatakan apakah,
menurut pendapatnya, laporan keuangan disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang
berlaku umum di Indonesia dan jika ada, menunjukkan adanya ketidakkonsistenan
penerapan prinsip akuntansi dalam penyusunan laporan keuangan periode berjalan
dibandingkan dengan penerapan prinsip akuntansi tersebut dalam periode sebelumnya
(SPAP, 2011). Auditor independen juga bertanggung jawab terhadap profesinya, tanggung
jawab untuk mematuhi standar yang diterima oleh para praktisi rekan seprofesinya. Dalam
mengakui pentingnya kepatuhan tersebut, Ikatan Akuntan Indonesia telah menerapkan
aturan yang mendukung standar tersebut dan membuat basis penegakan kepatuhan
tersebut, sebagai bagian dari Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia yang mencakup Aturan
Etika Kompartemen Akuntan Publik (SPAP, 2011).
Auditor sebagai pihak yang independen di dalam pemeriksaan laporan keuangan suatu
perusahaan, akan memberikan pendapat atas kewajaran laporan keuangan yang diauditnya.
Ada lima kemungkinan pernyataan pendapat auditor independen (Mulyadi, 2002):
1. Pendapat wajar tanpa pengecualian (Unqualified Opinion)
Laporan keuangan dianggap menyajikan secara wajar posisi keuangan dan hasil usaha suatu
organisasi, sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia jika memenuhi
kondisi berikut ini:
Auditor harus memperoleh bukti audit yang mencakupi guna mendukung semua sersi
manajemen dalam laporan keuangan. Hal ini dilakukan dengan mengumpulkan bukti untuk
mendukung beberapa kombinasi yang tepat dari tujuan audit yang berkaitan dengan
transaksi dan tujuan audit yang berkaitan dengan saldo. Auditor harus memutuskan tujuan
audit yang tepat dan bukti yang harus dikumpulkan untuk memenuhi tujuan tersebut pada
setiap audit. Dengan cara auditor mengikuti suatu proses audit, yaitu metodologi yang telah
didefinisikan dengan baik untuk untuk menata audit guna memastikan bahwa bukti yang
telah diperoleh sudah mencukupi serta tepat, dan bahwa semua tujuan audit yang
disyaratkan sudah ditetapkan dan dipenuhi.
1. Bukti audit
Bukti audit merupakan hal yang sangat diperlukan sebagai bahan evaluasi auditor. Auditor
harus mempunyai pengetahuan dan keterampilan untuk mengumpulkan bukti audit yang
tepat dan mencukupi dalam setiap audit untuk memenuhi standar profesi.
Sifat Bukti Audit
Bukti audit merupakan setiap informasi yang digunakan oleh auditor untuk menentukan
apakah informasi yang diaudit telah dinyatakan sesuai dengan kriteria yang ditetapkan.
Informasi ini sangat bervariasi sesuai kemampuannya dalam meyakinkan auditor bahwa
laporan keuangan telah disajikan secara wajar. Bukti audit mencakup informasi yang sangat
persuasif, seperti perhitungan auditor atas sekuritas yang dapat diperjualbelikan, dan
informasi yang kurang persuasif, seperti respons atas pertanyaan-pertanyaan dari para
karyawan klien. Bukti audit sangat diperlukan guna membantu auditor dalam mengambil
keputusan.
Keputusan Bukti Audit
Keputusan penting yang dihadapi para auditor adalah menentukan jenis dan jumlah bukti
audit yang tepat, yang diperlukan untuk memastikan bahwa laporan keuangan telah
disajikan secara wajar. Ada empat keputusan mengenai bukti apa yang harus dikumpulkan
dan berapa banyak:
Pemeriksaan fisik
Adalah inspeksi atau perhitungan yang dilakukan auditor atas aktiva atau asset berwujud.
Jenis bukti ini paling sering berkaitan dengan persediaan dan kas, tetapi juga dapat
diterapkan pada verifikasi sekuritas, wesel tagih, dan aset tetap berwujud.
Konfirmasi
Menggambarkan penerimaan respons tertulis dari pihak ketiga yang independen yang
memverifikasi keakuratan informasi yang diminta oleh auditor.
Inspeksi
Adalah pemeriksaan oleh auditor atas dokumen dan catatan klien untuk mendukung
informasi yang tersaji, atau seharusnya tersaji dalam laporan keuangan
Prosedur Analitis
Terdiri dari evaluasi informasi keuangan melalui analisis atas hubungan yang masuk akal
antara data keuangan dan non keuangan.
Wawancara dengan Klien
Adalah upaya untuk memperoleh informasi secara lisan maupun tertulis dari klien sebagai
respons atas pertanyaan yang diajukan auditor.
Rekalkulasi
Melibatkan pengecekan ulang atas sampel kalkulasi yang dilakukan oleh klien.
Pelaksanaan Ulang
Adalah pengujian independen yang dilakukan auditor atas prosedur atau pengendalian
akuntansi klien, yang semula dilakukan sebagai bagian dari sistem akuntansi dan
pengendalian internal klien.
Observasi
Observasi terdiri dari mengamati proses atau prosedur yang sedang dilaksanakan oleh pihak
lain.
Bukti Dokumenter
Bukti dokumenter merupakan bukti yang penting dalam audit. Menurut sumber dan tingkat
kepercayaan bukti, bukti dokumenter dapat dikelompokkan sebagai berikut:
Bukti dokumenter yang dibuat oleh pihak luar dan dikirim kepada auditor
secara langsung.
Bukti dokumenter yang dibuat pihak luar dan dikirim kepada auditor melalui
klien.
Bukti dokumenter yang dibuat dan disimpan oleh klien.
Bukti dokumenter antara lain meliputi notulen rapat, faktur penjualan, rekening koran bank,
dan bermacam-macam kontrak. Reliabilitas bukti dokumenter tergantung sumber dokumen,
cara memperoleh bukti, dan sifat dokumen itu sendiri. Sifat dokumen mengacu tingkat
kemungkinan terjadinya kesalahan atau kekeliruan yang mengakibatkan kecacatan
dokumen.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis dari pembahasan pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa
perencanaan audit laporan keuangan pada KAP Kurniawan, Kusmadi, dan Matheus adalah sebagai
berikut:
1. Perencanaan audit laporan keuangan pada KAP Kurniawan, Kusmadi, dan Matheus terbagi
menjadi 7 (tujuh) tahapan, yaitu: (a) Memahami Bisnis dan Industri Klien; (b) Memahami dan Menilai
Struktur pengendalian intern; (c) Menentukan Tingkat Materialistas Awal dan Salah Saji yang Bisa
Diterima; (d) Menentukan Tingkat Risiko Audit Awal; (e) Melakukan komunikasi dengan auditor lain;
(f) Menyusun Rencana Audit; dan (g) Menyusun Audit Program.
2. Dokumentasi perencanaan audit laporan keuangan KAP Kurniawan, Kusmadi, dan Matheus telah
dilakukan sesuai dengan prosedur-prosedur perencanaan audit berdasarkan SPAP yaitu dokumentasi
Prosedur Pra-Audit, Prosedur Perencanaan Audit, Formulir Pemahaman Bisnis Klien, Formulir Jadwal
Audit, Formulir Tim Audit, Formulir Rencana Audit, Formulir Pengujian Pengendalian Intern, Formulir
Perhitungan Materialistas, dan Formulir Penilaian Risiko. Dokumentasi perencanaan audi ini akan
disimpan sebagai arsip dan menjadi bukti atas pelaksanaan perencanaan audit.
3. Perencanaan audit laporan keuangan KAP Kurniawan, Kusmadi, dan Matheus telah sesuai dengan
perencanaan audit berdasarkan SPAP Standar Audit yang diterbitkan oleh IAPI (Institut Akuntan
Publik Indonesia). Meskipun dalam tahapan-tahapan perencanaan audit pada KAP Kurniawan,
Kusmadi, dan Matheus tidak sesuai urutan perencanaan audit berdasarkan SPAP, namun
berdasarkan pernyataan pada Standar Audit SPAP perbedaan tersebut bukanlah menjadi
kesalahan/ketidaksesuaian, karena rencana audit adalah suatu proses yang saling terkait satu sama
lain dengan proses lainnya.
DAFTAR PUSAKA
https://konsultanku.co.id/blog/tahap-perencanaan-dalam-proses-audit-laporan-
keuangan
https://www.slideshare.net/indahdlestari520/tanggung-jawab-dan-tujuan-audit
http://anhyfreedom.blogspot.com/2013/01/tujuan-audit-internal.html?m=1
https://www.coursehero.com/file/p4injltq/BAGAIMANA-TUJUAN-AUDIT-TERPENUHI-
Auditor-harus-memperoleh-bukti-audit-yang/
http://spi.upi.edu/2019/05/30/bukti-audit/
http://memebali.blogspot.com/2013/05/auditing-dan-atestasi-bukti-audit-serta.html?
m=1