Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

Pengauditan I
“Perencanaan Prosedur Dan Pelaporan Audit”

KELOMPOK 6 :

1. Brilly Josua Sarinda (19304173)


2. Miracle Trifena Kamuh (19304149)

UNIVERSITAS NEGERI MANADO


FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN AKUNTANSI
Kelas E (semester 5)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Perencanaan audit adalah tahap awal dari proses Auditing yang sangat menentukan dalam
kesuksesan penugasan audit. Rencana audit dimaksudkan supaya menjamin bahwa tujuan
dari audit tercapai serta berkualitas, ekonomis, efektif dan efisien. Oleh karena itu tahapan
perencanaan audit merupakan tahap yang harus menjadi perhatian yang serius dari auditor.
Perencanaan audit bukan merupakan satu bagian audit yang terpisah dari bagian audit
lainnya, namun lebih merupakan suatu tahapan yang berkesinambungan dan berulang yang
sering dimulai setelah penyelesaian audit periode sebelumnya dan berlanjut sampai
penyelesaian audit dalam periode ini (Hasanah, 2013).Perencanaan audit mencakup
pengembangan rencana menyeluruh untuk merencanakan penerapan audit, serta tahap ini
sangat dipengaruhi oleh informasi awal yang diperoleh pada saat pertimbangan penugasan
audit. Ada 6 (enam) langkah yang harus dilakukan dalam merencanakan audit, yaitu
meliputi: Penghimpunan Pemahaman Bisnis Klient dan Industri klient, Melaksanakan
Prosedur Analitis, Melaksanakan Penilaian Awal Terhadap Materialistas, Mengukur Risiko
Audit, Memajukan Strategi Audit Pendahuluan untuk Asersi yang Signifikan,
Mempersatukan Pemahaman Struktur Pengendalian Intern Klient. Pada Standar Audit
mengenai “Aktivitas Perencanaan” bahwa auditor perlu menetapkan rencana audit secara
keseluruhan yang menetapkan ruang lingkup, waktu, dan aspek audit, juga memberikan
panduan untuk pengembangan perencanaan audit. Rencana audit yang dilakukan secara
efektif dan pastinya akan menghasilkan laporan audit yang lebih baik serta memadai, karena
tahap perencanaan audit merupakan dasar utama untuk menerima klient hingga proses
audit. Dalam merencanakan audit juga harus mengerti risiko bisnis klient dan hal-hal
penting yang mencakup tahap perencanaan audit supaya terlaksana dengan efisien dan
efektif.
Kebutuhan informasi keuangan yang relevan dan Handal bagi para pengambil keputusan,
seperti manajemen, kreditor, investor, dan pemerintah ini menciptakan permintaan
terhadap jasa audit yang disediakan oleh akuntan publik. Pelaksanaannya harus
direncanakan sebaik mungkin, sehingga dapat mengurangi risiko audit baik hukum maupun
penurunan bahkan kehilangan reputasi. Risiko adalah segala sesuatu yang berhubungan
dengan situasi dimana terjadi kejadian-kejadian terburuk, yang menciptakan kerugian
Financial dan non Financial, baik secara langsung maupun tidak langsung. Audit dirancang
untuk memberikan keyakinan memadai atas pendeteksian salah saji dalam laporan
keuangan, lalu audit harus direncanakan dan dilaksanakan dengan sikap skeptisme
profesional dalam semua penugasannya.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Perencanaan prosedur dan pelaporan Audit
1. Pengertian audit dan pelaporan audit

Audit adalah kegiatan peninjauan kembali data-data konkrit dalam suatu laporan agar
akurat Audit merupakan proses yang dilakukan secara sistematis dan terstruktur, dimulai
dari perencanaan hingga pengungkapan opini dalam laporan auditor independen. Sehingga,
kualitas audit tidak hanya dilihat dari output atau hasil akhir audit saja, namun juga dari
perencanaan audit. Perencanaan audit ini secara khusus dibahas dalam ISA (International
Standard of Auditing) 300 mengenai Perencanaan Audit Laporan Keuangan.
Laporan audit adalah hasil akhir dari proses audit, yaitu laporan yang menyatakan pendapat
auditor mengenai kelayakan laporan keuangan perusahaan yang sudah sesuai dengan
prinsip-prinsip akuntan yang berlaku secara umum.
Di tahap perencanaan, auditor membuat strategi audit secara keseluruhan
dan detail prosedur yang akan dijalankan (audit plan). Tahap ini, apabila dilakukan dengan
tepat dan terarah, dapat memberikan manfaat bagi auditor, dimana auditor dapat:

 Memusatkan perhatian pada area-area yang penting (material) dalam audit.


 Mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah yang terjadi atau yang mungkin terjadi
dengan tepat waktu.
 Mengorganisasikan proses audit, sehingga dapat dijalankan dengan efektif dan
efisien.
 Memilih anggota tim perikatan dengan kapabilitas dan kompetensi yang mumpuni.
 Mengawasi dan melakukan review atas pekerjaan anggota tim perikatan.

Kegiatan yang terdapat dalam tahap perencanaan diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Menjalankan Prosedur Atas Penerimaan Klien
2. Memperoleh Pemahaman Akan Proses Audit Dengan Klien
3. Mengembangkan Strategi Audit Secara Keseluruhan
4. Memilih Anggota Tim Perikatan
5. Mempertimbangkan Penggunaan Bantuan Tenaga Ahli
6. Memahami Kondisi Lingkungan Bisnis Klien
7. Penilaian Risiko 
8. Menjalankan Prosedur Analitis
2. Audit Laporan Keuangan
Audit yang dilakukan oleh auditor independen antara lain audit laporan keuangan. Tujuan
audit atas laporan keuangan oleh auditor independen pada umumnya adalah untuk
menyatakan pendapat tentang kewajaran, dalam semua hal yang material, posisi keuangan,
hasil usaha, perubahan ekuitas, dan arus kas sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku
umum di Indonesia. Laporan auditor merupakan sarana bagi auditor untuk menyatakan
pendapatnya, atau apabila keadaan mengharuskan, untuk menyatakan tidak memberikan
pendapat. Baik dalam hal auditor menyatakan pendapat maupun menyatakan tidak
memberikan pendapat, ia harus menyatakan apakah auditnya telah dilaksanakan
berdasarkan standar Auditing yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia. Standar Auditing
yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia mengharuskan auditor menyatakan apakah,
menurut pendapatnya, laporan keuangan disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang
berlaku umum di Indonesia dan jika ada, menunjukkan adanya ketidakkonsistenan
penerapan prinsip akuntansi dalam penyusunan laporan keuangan periode berjalan
dibandingkan dengan penerapan prinsip akuntansi tersebut dalam periode sebelumnya
(SPAP, 2011). Auditor independen juga bertanggung jawab terhadap profesinya, tanggung
jawab untuk mematuhi standar yang diterima oleh para praktisi rekan seprofesinya. Dalam
mengakui pentingnya kepatuhan tersebut, Ikatan Akuntan Indonesia telah menerapkan
aturan yang mendukung standar tersebut dan membuat basis penegakan kepatuhan
tersebut, sebagai bagian dari Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia yang mencakup Aturan
Etika Kompartemen Akuntan Publik (SPAP, 2011).
Auditor sebagai pihak yang independen di dalam pemeriksaan laporan keuangan suatu
perusahaan, akan memberikan pendapat atas kewajaran laporan keuangan yang diauditnya.
Ada lima kemungkinan pernyataan pendapat auditor independen (Mulyadi, 2002):
1. Pendapat wajar tanpa pengecualian (Unqualified Opinion)
Laporan keuangan dianggap menyajikan secara wajar posisi keuangan dan hasil usaha suatu
organisasi, sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia jika memenuhi
kondisi berikut ini:

 Prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia digunakan untuk menyusun


laporan keuangan.
 Perubahan penerapan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia dari
periode ke periode telah cukup dijelaskan.
 Informasi dalam catatan-catatan yang mendukungnya telah digambarkan dan
dijelaskan dengan cukup dalam laporan keuangan, sesuai dengan prinsip akuntansi
yang berlaku umum di Indonesia.
2. Pendapat wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelasan (Unqualified Opinion
Report With Explanatory Language)
Jika terdapat hal-hal yang memerlukan bahasa penjelasan, namun laporan keuangan
menyajikan secara wajar posisi keuangan dan hasilusaha perusahaan klien, auditor dapat
menambahkan laporan hasil auditnya dengan bahasa penjelas. Jika terdapat hal-hal yang
memerlukan bahasa penjelasan, namun laporan keuangan menyajikan secara wajar posisi
keuangan dan hasil usaha perusahaan klien, auditor dapat menambahkan laporan hasil
auditnya dengan bahasa penjelas. Berbagai penyebab paling penting adanya tambahan
bahasa penjelas:

 Adanya ketidakpastian yang material.


 Adanya keraguan atas kelangsungan hidup perusahaan.
 Auditor setuju dengan penyimpangan terhadap prinsip akuntansi yang berlaku
umum di Indonesia.
3. Pendapat wajar dengan pengecualian (Qualified Opinion)
Pendapat wajar dengan pengecualian akan diberikan oleh auditor jika dijumpai hal-hal
sebagai berikut:

 Lingkup audit dibatasi oleh klien.


 Auditor tidak dapat melaksanakan prosedur audit penting atau tidak dapat
memperoleh informasi penting karena kondisi-kondisi yang berada di luar kekuasaan
klien maupun auditor.
 Laporan keuangan tidak disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum
di Indonesia.
 Prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia yang digunakan dalam
penyusunan laporan keuangan tidak diterapkan secara konsisten.
4. Pendapat tidak wajar (Adverse Opinion)
Auditor akan memberikan pendapat tidak wajar jika laporan keuangan klien tidak disusun
berdasarkan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia sehingga tidak menyajikan
secara wajar posisi keuangan, hasil usaha, perubahan ekuitas dan arus kas perusahaan klien.
Selain auditor memberikan pendapat tidak wajar jika ia tidak dibatasi lingkup auditnya,
sehingga auditor dapat mengumpulkan bukti kompeten yang cukup untuk mendukung
pendapatnya. Jika laporan keuangan diberi pendapat tidak wajar, maka informasi yang
disajikan oleh klien dalam laporan keuangan sama sekali tidak dapat dipercaya, sehingga
tidak dapat dipakai oleh pemakai informasi untuk pengambilan keputusan.
5. Pernyataan tidak memberikan pendapat (Disclaimer Opinion)
Jika auditor tidak menyatakan pendapat atas laporan keuangan yang diaudit, maka laporan
audit ini disebut dengan laporan tanpa pendapat (no opinion report). Kondisi yang
menyebabkan auditor tidak memberikan pendapat adalah:

 Pembatasan yang luar biasa sifatnya terhadap lingkup audit.


 Auditor tidak independen dalam hubungannya dengan kliennya.
Perbedaan antara pernyataan tidak memberikan pendapat dengan pendapat tidak wajar
adalah, pendapat tidak wajar diberikan dalam keadaan laporan keuangan tidak disusun
berdasarkan prinsip akuntansi yang berlaku umum, tidak menyajikan secara wajar posisi
keuangan dan auditor memperoleh bukti yang cukup. Sedangkan pernyataan tidak
memberikan pendapat diberikan karena laporan keuangan tidak disusun berdasarkan
prinsip akuntansi yang berlaku umum, tidak menyajikan secara wajar posisi keuangan dan
auditor tidak memperoleh bukti yang cukup
3. Penetapan Tujuan Audit
Para auditor melaksanakan audit atas laporan keuangan dengan menggunakan pendekatan
siklus, yaitu melakukan pengujian audit atas transaksi-transaksi yang menghasilkan saldo
akhir dan juga melakukan pengujian audit atas saldo akun serta pengungkapan yang terkait.
Secara umum auditor telah menemukan bahwa cara yang paling efisien dan efektif untuk
melakukan audit adalah dengan memperoleh beberapa kombinasi kepastian bagi setiap
kelas transaksi dan saldo akhir pada akun yang terkait.
Tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi saldo
Ada dua perbedaan antara tujuan audit yang berkaitan dengan saldo dengan tujuan audit
yang berkaitan dengan transaksi. Pertama, tujuan audit yang berkaitan dengan saldo
diterapkan pada saldo akun seperti piutang usaha dan persediaan, bukan kelas transaksi
seperti transaksi penjualan dan pembelian persediaan. Kedua, ada delapan tujuan audit
yang berkaitan dengan saldo dibandingkan dengan enam tujuan audit yang berkaitan
dengan transaksi. Delapan tujuan audit yang berkaitan dengan saldo adalah sebagai
berikut :
a. Eksistensi- Jumlah yang tercantum memang ada, Tujuan ini bersangkutan dengan apakah
jumlah yang tercatat dalam laporan keuangan harus dicantumkan. Memang telah
dicantumkan.
b. Kelengkapan - Jumlah yang ada bersangkutan dengan apakah semua jumlah yang harus
tercatat pada suatu akun benar- benar telah dicatat.
C. Keakuratan- Jumlah yang tercantum telah dinyatakan dengan jumlah yang tercantum
aritmetika sudah benar.
d. Klasifikasi- Jumlah yang tercantum diklasifikasikan dengan tepat, Klasifikasi ini tepat,
melibatkan penentuan apakah pos-pos yang ada dalam daftar klien telah dicantumkan
dalam akun-akun buku besar yang tepat.
e. Cutoff- Transaksi yang mendekati tanggal neraca telah dicatat pada periode yang tepat.
Tujuan auditor disini adalah menentukan apakah transaksi-transaksi telah dicatat dalam
saldo akun pada periode yang tepat.
f. Hubungan yang rinci (detail tie-in) - rincian saldo akun sesuai dengan jumlah pada file
induk yang berkaitan, sesuai dengan total saldo akun, dan sesuai dengan total buku besar,
Tujuan yang rinci ini memastikan rincian dalam daftar telah disiapkan secara akurat,
ditambahkan dengan benar, dan sesuai dengan buku besar.
g. Nilai yang dapat direalisasi- aktiva yang telah dicantumkan dalam jumlah yang di estimasi
akan direalisasi, Tujuan ini terkait dengan apakah saldo akun telah dikurangi untuk
memperhitungkan penurunan biaya historis ke nilai realisasi bersih.
h. Hak dan kewajiban, Hak selalu berkaitan dengan aktiva dan kewajiban dengan utang.

B. Bagaimana tujuan audit terpenuhi

Auditor harus memperoleh bukti audit yang mencakupi guna mendukung semua sersi
manajemen dalam laporan keuangan. Hal ini dilakukan dengan mengumpulkan bukti untuk
mendukung beberapa kombinasi yang tepat dari tujuan audit yang berkaitan dengan
transaksi dan tujuan audit yang berkaitan dengan saldo. Auditor harus memutuskan tujuan
audit yang tepat dan bukti yang harus dikumpulkan untuk memenuhi tujuan tersebut pada
setiap audit. Dengan cara auditor mengikuti suatu proses audit, yaitu metodologi yang telah
didefinisikan dengan baik untuk untuk menata audit guna memastikan bahwa bukti yang
telah diperoleh sudah mencukupi serta tepat, dan bahwa semua tujuan audit yang
disyaratkan sudah ditetapkan dan dipenuhi.
1. Bukti audit
Bukti audit merupakan hal yang sangat diperlukan sebagai bahan evaluasi auditor. Auditor
harus mempunyai pengetahuan dan keterampilan untuk mengumpulkan bukti audit yang
tepat dan mencukupi dalam setiap audit untuk memenuhi standar profesi.
Sifat Bukti Audit
Bukti audit merupakan setiap informasi yang digunakan oleh auditor untuk menentukan
apakah informasi yang diaudit telah dinyatakan sesuai dengan kriteria yang ditetapkan.
Informasi ini sangat bervariasi sesuai kemampuannya dalam meyakinkan auditor bahwa
laporan keuangan telah disajikan secara wajar. Bukti audit mencakup informasi yang sangat
persuasif, seperti perhitungan auditor atas sekuritas yang dapat diperjualbelikan, dan
informasi yang kurang persuasif, seperti respons atas pertanyaan-pertanyaan dari para
karyawan klien. Bukti audit sangat diperlukan guna membantu auditor dalam mengambil
keputusan.
Keputusan Bukti Audit
Keputusan penting yang dihadapi para auditor adalah menentukan jenis dan jumlah bukti
audit yang tepat, yang diperlukan untuk memastikan bahwa laporan keuangan telah
disajikan secara wajar. Ada empat keputusan mengenai bukti apa yang harus dikumpulkan
dan berapa banyak:

 Prosedur audit yang akan digunakan


Prosedur audit adalah rincian instruksi yang menjelaskan bukti audit yang harus diperoleh
selama audit.
 Berapa ukuran sampel yang akan dipilih untuk prosedur tersebut
Setelah memilih prosedur audit, auditor dapat mengubah ukuran sampel dari hanya satu
hingga semua item dalam populasi yang sedang diuji. 
 Item-item mana yang akan dipilih dari populasi
Setelah menentukan ukuran sampel untuk suatu prosedur audit, auditor harus memutuskan
item-item mana dalam populasi yang akan diuji.
 Kapan melaksanakan prosedur tersebut
Lamanya audit atas laporan keuangan biasanya mencakup suatu periode seperti satu tahun.
Waktu pelaksanaan prosedur audit dapat bervariasi dari awal periode akuntansi hingga
berakhirnya periode akuntansi itu. Keputusan penetapan waktu audit, sebagian,
dipengaruhi oleh kapan klien menginginkan agar audit itu diselesaikan.
Jenis-jenis bukti audit
Dalam memutuskan prosedur audit mana yang akan digunakan, auditor dapat memilihnya
dari delapan kategori bukti yang luas, yang disebut sebagai jenis-jenis bukti. Setiap prosedur
audit mendapat satu atau lebih jenis-jenis bukti berikut:

 Pemeriksaan fisik
Adalah inspeksi atau perhitungan yang dilakukan auditor atas aktiva atau asset berwujud.
Jenis bukti ini paling sering berkaitan dengan persediaan dan kas, tetapi juga dapat
diterapkan pada verifikasi sekuritas, wesel tagih, dan aset tetap berwujud.
 Konfirmasi
Menggambarkan penerimaan respons tertulis dari pihak ketiga yang independen yang
memverifikasi keakuratan informasi yang diminta oleh auditor.
 Inspeksi
Adalah pemeriksaan oleh auditor atas dokumen dan catatan klien untuk mendukung
informasi yang tersaji, atau seharusnya tersaji dalam laporan keuangan
 Prosedur Analitis
Terdiri dari evaluasi informasi keuangan melalui analisis atas hubungan yang masuk akal
antara data keuangan dan non keuangan.
 Wawancara dengan Klien
Adalah upaya untuk memperoleh informasi secara lisan maupun tertulis dari klien sebagai
respons atas pertanyaan yang diajukan auditor. 
 Rekalkulasi
Melibatkan pengecekan ulang atas sampel kalkulasi yang dilakukan oleh klien.
 Pelaksanaan Ulang
Adalah pengujian independen yang dilakukan auditor atas prosedur atau pengendalian
akuntansi klien, yang semula dilakukan sebagai bagian dari sistem akuntansi dan
pengendalian internal klien.
 Observasi
Observasi terdiri dari mengamati proses atau prosedur yang sedang dilaksanakan oleh pihak
lain.

Bukti Dokumenter
Bukti dokumenter merupakan bukti yang penting dalam audit. Menurut sumber dan tingkat
kepercayaan bukti, bukti dokumenter dapat dikelompokkan sebagai berikut:

 Bukti dokumenter yang dibuat oleh pihak luar dan dikirim kepada auditor
secara langsung.
 Bukti dokumenter yang dibuat pihak luar dan dikirim kepada auditor melalui
klien.
 Bukti dokumenter yang dibuat dan disimpan oleh klien.

Bukti dokumenter antara lain meliputi notulen rapat, faktur penjualan, rekening koran bank,
dan bermacam-macam kontrak. Reliabilitas bukti dokumenter tergantung sumber dokumen,
cara memperoleh bukti, dan sifat dokumen itu sendiri. Sifat dokumen mengacu tingkat
kemungkinan terjadinya kesalahan atau kekeliruan yang mengakibatkan kecacatan
dokumen.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis dari pembahasan pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa
perencanaan audit laporan keuangan pada KAP Kurniawan, Kusmadi, dan Matheus adalah sebagai
berikut:

1. Perencanaan audit laporan keuangan pada KAP Kurniawan, Kusmadi, dan Matheus terbagi
menjadi 7 (tujuh) tahapan, yaitu: (a) Memahami Bisnis dan Industri Klien; (b) Memahami dan Menilai
Struktur pengendalian intern; (c) Menentukan Tingkat Materialistas Awal dan Salah Saji yang Bisa
Diterima; (d) Menentukan Tingkat Risiko Audit Awal; (e) Melakukan komunikasi dengan auditor lain;
(f) Menyusun Rencana Audit; dan (g) Menyusun Audit Program.

2. Dokumentasi perencanaan audit laporan keuangan KAP Kurniawan, Kusmadi, dan Matheus telah
dilakukan sesuai dengan prosedur-prosedur perencanaan audit berdasarkan SPAP yaitu dokumentasi
Prosedur Pra-Audit, Prosedur Perencanaan Audit, Formulir Pemahaman Bisnis Klien, Formulir Jadwal
Audit, Formulir Tim Audit, Formulir Rencana Audit, Formulir Pengujian Pengendalian Intern, Formulir
Perhitungan Materialistas, dan Formulir Penilaian Risiko. Dokumentasi perencanaan audi ini akan
disimpan sebagai arsip dan menjadi bukti atas pelaksanaan perencanaan audit.

3. Perencanaan audit laporan keuangan KAP Kurniawan, Kusmadi, dan Matheus telah sesuai dengan
perencanaan audit berdasarkan SPAP Standar Audit yang diterbitkan oleh IAPI (Institut Akuntan
Publik Indonesia). Meskipun dalam tahapan-tahapan perencanaan audit pada KAP Kurniawan,
Kusmadi, dan Matheus tidak sesuai urutan perencanaan audit berdasarkan SPAP, namun
berdasarkan pernyataan pada Standar Audit SPAP perbedaan tersebut bukanlah menjadi
kesalahan/ketidaksesuaian, karena rencana audit adalah suatu proses yang saling terkait satu sama
lain dengan proses lainnya.
DAFTAR PUSAKA

https://konsultanku.co.id/blog/tahap-perencanaan-dalam-proses-audit-laporan-
keuangan
https://www.slideshare.net/indahdlestari520/tanggung-jawab-dan-tujuan-audit
http://anhyfreedom.blogspot.com/2013/01/tujuan-audit-internal.html?m=1
https://www.coursehero.com/file/p4injltq/BAGAIMANA-TUJUAN-AUDIT-TERPENUHI-
Auditor-harus-memperoleh-bukti-audit-yang/
http://spi.upi.edu/2019/05/30/bukti-audit/
http://memebali.blogspot.com/2013/05/auditing-dan-atestasi-bukti-audit-serta.html?
m=1

Anda mungkin juga menyukai