Anda di halaman 1dari 5

METODE REPRODUKSI

1. Cyanophyta
a. Pembelahan Sel
Sel membelah menjadi 2 yang saling terpisah sehingga membentuk
sel-sel tunggal, pada beberapa generasi sel-sel membelah searah dan
tidak saling terpisah sehingga membentuk filamen yang terdiri atas
deretan mata rantai sel yang disebut trikom. Tempat-tempat tertentu
dari filamen baru setelah mengalami dormansi. Heterokist dapat
mengikat nitrogen bebas di udara contoh pada Gleocapsa. Heterokist
adalah sel yang pucat, kandungan selnya terlihat homogen (terlihat
dengan mikroskop cahaya) dan memiliki dinding yang transparan.
Heterokist terbentuk oleh penebalan dinding sel vegetatif.Sedangkan
akinet terbentuk dari penebalan sel vegetatif sehingga menjadi besar
dan penuh dengan cadangan makanan (granula cyanophycin) dan
penebalan-penabalan eksternal oleh tambahan zat yang kompleks.
b. Fragmentasi
Fragmentasi adalah cara memutuskan bagian tubuh tumbuhan yang
kemudian membentuk individu baru. Fragmentasi terjadi pada
cyanophyta yang berbentuk benang (filamen). Fragmentasi terutama
pada ganggang Oscillatoria. Pada filamen yang panjang, bila salah satu
selnya mati, maka sel mati itu membagi filamen menjadi dua bagian
atau lebih.Masing-masing bagian disebut Hormogonium. Bila
hormogonium terlepas dari filament induk maka akan menjadi individu
baru, misalnya pada plectonema boryanum.
c. Pembentukan Akineta
Akineta disebut juga spora istirahat yang fungsinya hampir mirip
dengan endospora pada bakteri.Akinet memiliki dinding tebal dan
kuat sehingga tahan terhadap kondisi yang tidak menguntungkan,
seperti kekeringan, panas, dingin, atau kurang makanan. Pada keadaan
yang kurang menguntungkan akan terbentuk akinet yang sebenarnya
merupakan sel vegetatif. Akinet membesar dan tebal karena
penimbunan zat makanan. Pada kondisi yang cocok, akinet akan
pecah dan tumbuh menjadi individu baru. Contoh:
Chamaesiphon comfervicolus
2. Chlorophyta
a. Secara Seksual
- Melalui konjugasi yaitu perkembangbiakan secara kawin
contohnya spirogyra. ·
- Isogami yaitu peleburan dua gamet yang bentuk dan ukurannya
sama. Contohnya Chlorococcum, Chlamydomonos, Hydrodictyon.
Anisogami yaitu peleburan dua gamet yang ukurannya tidak sama.
Contohnya Chlamydomonas, Ulva. ·

- Oogami yaitu peleburan dua gamet yang satu kecil dan bergerak
(sebagai sperma) yang lain besar tidak bergerak (sebagai sel telur).
Contohnya Chlamydomonas, Valva, Spirogya, Aedogonium.

b. Secara Aseksual
- Sel-sel vegetative membuat zoospore, dalam jumlah satu sampai
banyak. Contoh: genus Oedogoniu dan genus Hydrodiction.
- Tiap sel dapat membuat aplanospora yang mempunyai dinding
tebal, dan tidak mempunyai flagel. Contoh: genus Microspora.
- Beberapa genus dapat membuat hypnospora, dimana dindingnya
lebih tebal daripada dinding aplanospora. Contoh: genus
Pediastrum.
- Beberapa spora juga dapat membuat autospora, bila spora-spora ini
masih dalam sel, berkelompok dan bentuknya sepeti bentuk
induknya. Contoh : genus Hydrodiction.
- Beberapa genus juga dapat membuat spora, yang bentuknya seperti
bentuk selnya sendiri.
3. Euglenophyta
a. Aseksual
- Pembelahan biner, pembelahan membran secara longitudinal
dimulai dari ujung anterior
- Membentuk kista (sel vegetative membulat dan berdinding tebal)
- Autogami (fusi antara nucleus anak-anak sel)
b. Seksual
Adanya konjugasi tetapi ini sangat jarang ditemukan.
4. Phrrophyta
a. Aseksual
Pembelahan sel yang bergerak. Jika sel memiliki panser, maka
selubung akan pecah. Dapat juga dengan cara protoplas membelah
membujur, lalu keluarlah dua sel telanjang yang dapat mengembara
yang kemudian masing – masing membuat panser lagi. Setelah
mengalami waktu istirahat zigot yang mempunyai dinding
mengadakan pembelahan reduksi, mengeluarkan sel kembar yang
telanjang.
b. Seksual
Sel terbentuk 4 isogamet yang masing-masing dapat mengadakan
perkawinan dengan isogamet dari individu lain.
5. Chrysophyta
Perkembangbiakan pada Chrysophyta terjadi secara generatif dan
vegetatif.
- Vegetatif
Dengan membelah secara longitudinal dan fragmentasi terjadi menjadi 2
macam yaitu:
1). Koloni memisah menjadi 2 atau lebih (sel tunggal melepaskan diri dari
koloni kemudian membentuk koloni yang baru).
2). Sporik dengan membentuk 2 oospora (untuk sel yang tidak berflogel)
dan statospora (tipe spora yang unik yang ditemukan pada Chrysophyta,
dengan bentuk speris dan bulat, dinding spora bersilla, tersusun atas 2
bagian yang saling tumpang tindih, mempunyai lubang atau pore ditutupi
oleh sumbat yang mengandung gelatin).
- Generatif
• Partogenesis
Sel induk tidak membelah hanya intinya saja yang membelah secara
mitosis, diawali dari mitosis pertama. Kemudian inti melebur, dilanjutkan
mitosis ke dua yang pada akhirnya dinding sel pecah dan inti diselubungi
lendir dan membentuk dinding baru (auxospora).

• Pedogami (perkawinan anak)


Sel dengan satu inti membelah secara meiosis menjadi dua sel anak dan sel
anak ini akan menjadi membentuk 4 inti, plasma sel memisah dengan
masing – masing dua inti, dua inti pertama mengalami degenerasi. Dua inti
yang kedua mengadakan penggabungan (perkawinan anak), membentuk
auxospora.

• Konjugasi
 Konjugasi anisogami
Satu sel dengan satu inti membelah secara meiosis membentuk menjadi 4
inti. 2 inti mengalami degenerasi dan 2 inti bersifat fungsional. 2 inti yang
fungsional mengadakan pembelahan sel lagi membentuk 4 inti yang terdiri
dari 2 inti besar dan 2 inti kecil. Inti kecil bergabung dengan inti kecil
(auxospora).
 Konjugasi isogami
Pada prinsipnya proses konjugasi isogami sama dengan anisogami.
Perbedaanya pada ukuran inti hasil pembelahan adalah sama besar.
 Oogami
Oogami dilakukan oleh sel telut (non motil), gamet jantan (motil) yang
mendatangi gamet betina (sel telur), mengadakan pembelahan meiosis dan
membentuk anteridium.
 Autogami
Inti sel membelah secara mitosis menjadi 2 inti, dilanjutkan dengan
pembelahan meiosis membentuk 4 inti, 2 inti mengalami degenerasi dan 2
inti bergabung membentuk auxospora

DAFTAR PUSTAKA
Nybakken, J., W. 1992.”Biologi Laut; Suatu Pendekatan Ekologis”.Jakarta:PT.
Gramedia Pustaka

Anda mungkin juga menyukai