Anda di halaman 1dari 3

NAMA : RIZKA FALIRIA NANDINI

NIM : 10011381621129

TEMA : UNSAFE ACTION

A. LATAR BELAKANG

Penelitian ini menarik untuk dibahas karena menurut Tulus Winarsunu dalam bukunya
yang berjudul “Psikologi Keselamatan Kerja” menyatakan, human error dapat menyebabkan
80% hingga 90% kecelakaan kerja. Pandangan serupa juga dikemukakan Heinrich dalam
bukunya berjudul "The Origin of Accident", menempatkan unsafe action sebagai penyumbang
terbesar kecelakaan kerja, yakni sebanyak 88%. Kecelakaan industri secara umum disebabkan
oleh 2 (dua) hal pokok yaitu tindakan tidak aman (unsafe action) dan kondisi tidak aman (unsafe
condition). Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor manusia memegang peranan
penting timbulnya kecelakaan kerja. Hasil penelitian menyatakan bahwa 80%-85% kecelakaan
kerja disebabkan oleh kelalaian atau kesalahan faktor manusia (Depkes RI, 2004). Fakta bahwa
faktor kecelakaan kerja didominasi oleh human error menunjukkan bahwa perilaku manusia
merupakan penyebab utama terjadinya kecelakaan kerja, sehingga upaya yang dapat dilakukan
untuk menurunkan resiko terjadinya kecelakaan kerja yaitu dengan meningkatkan kinerja
keselamatan. Namun secanggih apapun program dan peralatan keselamatan yang ada, menjadi
tidak efektif jika di dalam organisasi tidak terbentuk persepsi positif dari karyawan bahwa
organisasi berkomitmen secara penuh terhadap praktek keselamatan kerja.

Berdasarkan data International Labour Organization (2013), di seluruh duniasetiap tahun


masih terdapat 250 juta kecelakaan di tempat kerja dan lebih dari 16 juta tenaga kerja mengalami
sakit akibat bahaya yang ada di tempat kerjaTerlebih lagi 1,2 juta tenaga kerja meninggal akibat
kecelakaan dan sakit tempat kerja. Hal tersebut menunjukan angka kecelakaan kerja masih
tingbegitu juga dengan angka kecelakaan kerja di Indonesia, menurut data terakhir mengutip dari
Badan Penyelanggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjahingga akhir 2014 tercatat jumlah
kecelakaan kerja sebanyak 105.383 kasus (Anonim, 2015), sedangkan pada akhir tahun 2015
telah terjadi kecelakaan kesebanyak 105.182 kasus, jumlah kecelakaan kerja pada 2015 menurun
disebabkakarena meningkatnya kesadaran perusahaan maupun karyawannya dalam menerapkan
program K3, namun angka tersebut masih cukup tinggi jika dilihatdari jumlahnya (Anonim,
2016).

B. MASALAH
Permasalahan kecelakaan kerja menjadi permasalahan krusial yang dapat terjadi di setiap
industri, baik industri kimia, otomotif, manufaktur, pengolahan minyak, industri makanan dan
minuman, bahkan industry pengolahan minyak kelapa sawit pun tidak terlepas dari fenomena ini.
Salah satu perusahaan yang bergerak pada industri pengolahan kelapa sawit menjadi minyak
goreng di Sumatera Selatan juga mengalami hal yang serupa. Perusahaan belum mampu
mencapai target zero accident, yang menunjukan bahwa perusahaan dan karyawan belum
mampu mengimplementasikan secara keseluruhan mengenai aspek-aspek keselamatan dan
kesehatan kerja (K3).
PT. Tunas Baru Lampung Cabang Palembang merupakan perusahaan yang mengolah
CPO (Crude Palm Oil) yang masih berupa bahan setengah jadi menjadi barang jadi yaitu minyak
kelapa sawit siap pakai. Selain itu, PT. Tunas Baru Lampung juga memproduksi sabun kompas.
Dalam proses produksi, perusahaan tersebut menggunakan tenaga mesin dan tenaga manual.
Tenaga manual yang dilakukan oleh pekerja sangat berpotensi menyebabkan kecelakaan yang
disebabkan karena adanya unsafe action. Berdasarkan hasil wawancara singkat dengan salah satu
orang yang berpengaruh di perusahaan tersebut bernama Pak Sigit, beliau menerangka bahwa
selalu ditemukan adanya tindakan tidak aman yang dilakukan pekerja setiap harinya dan
menyebabkan kecelakaan 2 hingga 3 kasus kecelakaan setiap tahunnya. Kecelakaan skala kecil
maupun skala besar tetap tergolong dalam kecelakaan dan harus dicegah. Contoh tindakan tidak
aman yang dilakukan adalah tidak menggunakan APD sesuai dengan prosedur, tidak mengikuti
SOP yang berlaku, berseda gurau saat bekerja, dan menganggap remeh risiko yang mungkin
dapat terjadi.
Berdasarkan data kecelakaan kerja terakhir pada bulan Desember 2016, seperti pada tabel
dibawah ini menunjukan bahwa jumlah kecelakaan kerja sebanyak 6 kecelakaan. Angka tersebut
jika dilihat dari jumlah memang tergolong kecil, namun jika pihak perusahaan tidak melakukan
langkah-langkah preventif maupun kuratif maka bukan tidak mungkin jumlah tersebut akan terus
bertambah. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian terhadap sikap,
pengalaman kerja, persepsi pekerja, pengetahuan mengenai keselamatan yang dihubungkan
dengan tindakan tidak aman pada pekerja PT. Tunas Baru Lampung Cabang Palembang.
C. TUJUAN
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mengidentifikasi variabel dari unsafe
action tingkat kemampuan, kesadaran, pengalaman, pelatihan, kepribadian, beban fisik, usia,
kelelahan, motivasi, kecanduan alkohol atau obat-obatan, penyakit, kecerdasan, tekanan kerja
dan kepuasan kerja.

D. DAFTAR LITERATUR

Anda mungkin juga menyukai