Anda di halaman 1dari 25

ASUHAN KEPERAWATAN

KONSEP ASKEP DAN KASUS AKEP


(WAHAM)
Tugas Ini Untuk Memenuhi Mata Kuliah KEPERAWATAN JIWA
Dosen pengampu : Fahrur Rozi S.Kep.,Ns.,M.Kep.

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 4

1. APRILLIA PUTRINING TYAS (2019030373)


2. FAUSTINA NABEN (2019030076)
3. LUSIANA BERNADETA TEMORUBUN (2019030077)
4. ONA BERAE (2019030075)

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
STIKES HUSADA JOMBANG
2021
A. Konsep Asuhan Keperawatan

Pengkajian :

1. Faktor predisposisi

a. Perkembangan

Ketidakmampuan, individu dalam menyelesaikan tugas-tugas

perkembangan, misal rasa saling percaya yang tidak terbina, kegagalan

dalam mengungkap perasaan dan pikiran.

b. Lingkungan

Yang tidak terapeutik sering mengancam dan menimbulkan cemas

berkepanjangan.

c. Interaksi

1) Curiga merasa diawasi, kaku dan tidak toleran terhadap

dirinya.

2) Yang perlu diantisipasi, yaitu memperhatikan dalam

perubahan penampilan, persepsi dan isi pikir.

3) Tidak mampu memfokuskan pikiran dan tidak

terselesaikan, tidak mampu mengorganisasikan pikiran untuk

menyelesaikan masalah

2. Faktor Presipitasi

a. Faktor internal

Merasa gagal, kehilangan sesuatu yang bermakna, secara berulang dan

ketakutan karena adanya penyakit fisik.

b. Faktor eksternal
Adanya trauma/serangan fisik, kehilangan hubungan penting dengan orang

yang berarti dan adanya kritikan dari orang lain.

c. Faktor biokimia

Kadar dopamine yang meningkat di atas, kelebihan dopamin akibat

meningkatnya produksi dan pelepasann

3. Faktor perilaku

a. Dimensi fisik

1) Nutrisi tidak adekuat terhadap delusi yang menyiksa.

2) Kesukaran tidur

3) Kesenangan dan keindahan, kurang perhatian ketika area

pada delusi.

4) Aktivitas tidak fungsional.

Kebiasaan pengobatan menolak tidak menurut aturan hidup karena takut

akan membahayakan (waham penganiayaan)

5) Perilaku destruktif

a) Kurang pengontrolan pikiran berdasarkan delusi.

b) Usaha bunuh diri

c) Pembunuhan

b. Dimensi emosional

1) Ekspresi emosi, kadang-kadang tidak ada

2) Takut yang berlebihan

3) Mencurigai orang lain/tidak percaya pada orang lain

4) Kasar, tidak menghargai, sukar marah

5) Terlihat bingung dan senang berfantasi

6) Merasa bersalah
7) Bermusuhan

c. Dimensi sosial
1) Percaya diri tidak realistik

2) Curiga

3) Menarik diri dan isolasi

4) Merasa dirinya orang terkenal/hebat.

d. Dimensi spiritual

1) Kepercayaan yang berlebihan

2) Tidak mampu menikmati hidup

3) Merasa dirinya Tuhan

4. Mekanisme koping

a. Denial : menghindari kenyataan yang tidak diinginkan.

b. Proyeksi : mengatakan harapan, pikiran, perasaan, motivasi

sendiri sebagai harapan.

c. Disosiasi : memisahkan diri dari lingkungan.

B. Diagnosa Keperawatan

Pohon Masalah
Kerusakan Akibat
komunikasi verbal

Perubahan proses Masalah Utama


pikir waham

Gangguan harga diri, Causal/penyebab


harga diri rendah
Diagnosa Keperawatan :

1. Kerusakan komunikasi verbal berhubungan dengan waham.

2. Perubahan proses pikir waham berhubungan dengan harga diri rendah

kronis.

C. Perencanaan

1. Diagnosa : Kerusakan komunikasi verbal berhubungan dengan

perubahan proses pikir waham.

Tujuan umum : Klien dapat melakukan komunikasi verbal

Tujuan khusus : 1.Klien dapat membina hubungan saling percaya

2. Klien dapat mengidentifikasi kebutuhan yang tidak terpenuhi

3. Klien dapat membina hubungan realitas

4. Klien dapat menggunakan obat dengan benar.

Perencanaan :

a. Bina hubungan saling percaya dengan pasien

b. Jangan menambah dan mendukung waham klien

c. Yakinkan klien dalam keadaan aman dan terlindung

d. Observasi apakah waham klien mengganggu aktivitas sehari-

hari dan perawatan diri.

e. Beri tujuan pada penampilan dan kemampuan klien yang

realitas.

f. Observasi kebutuhan sehari-hari.


g. Bicara dengan klien dalam kontak realitas

h. Sertakan klien dalam terapi aktivitas kelompok

i. Diskusikan dengan keluarga tentang gejala waham, cara

merawatnya.

2. Diagnosa 2 : Perubahan proses pikir berhubungan dengan harga diri

rendah kronis

Tujuan umum : Proses pikir baik sesuai dengan realita.

Tujuan khusus : 1.Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan

perawat

2. Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif

yang dimiliki

3. Klien dapat menilai kemampuan yang digunakan

4. Klien dapat menetapkan kegiatan sesuai kondisi

5. Klien dapat menggunakan sistem pendukung yang ada.

Perencanaan :

a. Bina hubungan saling percaya

b. Diskusikan kemampuan dan aspek yang dimiliki.

c. Diskusikan dengan klien kemampuan yang masih dapat

digunakan selama sakit.


d. Rencanakan bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan setiap

hari sesuai kemampuan.

e. Beri kesempatan pada klien mencoba kegiatan yang telah

direncanakan

f. Berikan pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara

merawat klien dengan harga diri rendah.


BAB III

TINJAUAN KASUS

Ruang rawat : Murai

Tanggal dirawat : 27 Agustus 2009

I. Identitas Klien

Nama : Tn. A

Jenis Kelamin : Laki-laki

Umur : 34 Tahun

Informal : Orang tua klien

Agama : Islam

Alamat : Timur Indah

Tanggal Pengkajian : 30 Agustus 2009

II. Alasan Masuk

Klien diantar oleh keluarga dan orang tua klien ke Rumah Sakit Jiwa, dan

Ketergantungan Obat Soeprapto Bengkulu, karena klien sering melamun ngoceh

sendirian, selalu merasa dikejar-kejar orang, bercerita sendirian tentang hal-hal

yang terlalu mewah dan tinggi yang tidak sesuai dengan keadaan klien, merasa ada

orang yang akan merebut jabatan klien.

III. Faktor Predisposisi

Klien sebelumnya belum pernah mengalami gangguan kejiwaan, selama ini

klien belum pernah melakukan pengobatan. Saat ini klien tinggal bersama kedua
orang tuanya. Setelah ditinggal pergi oleh istrinya 5 tahun yang lalu, klien tidak

memiliki seorang anakpun dari istrinya ini, klien mengatakan dulu ia bekerja di

sebuah perusahaan dan adanya pembagian pendapatan yang tidak merata. Klien

menginginkan sebuah mobil tapi tidak dikabulkan oleh keluarga.

Keluarga klien mengatakan klien sering melamun, ngoceh sendirian, selalu

merasa dikejar-kejar, bercerita hal-hal yang terlalu meawah dan tinggi yang tidak

sesuai dengan keadaan klien, adanya orang yang mau merebut posisi jabatannya.

IV. Faktor Presipitasi

Klien sering menyendiri, duduk di samping ruangan bagian luar, tidur-

tiduran, berjalan mondar-mandir, mengoceh sendirian, sering diajak bercerita,

selalu bercerita bahwa ia memiliki jabatan yang tinggi.

Masalah keperawatan :

1. Kerusakan komunikasi verbal

2. Harga diri rendah

V. Fisik

a. Tanda-tanda Vital :

TD : 110/80 mmHg

S : 36,5oC

N : 84 kali/menit

RR : 22 kali/menit
b. Ukur : TB : 168 cm, BB : 65 kg

Tidak ada keluhan fisik

VI. Psikologi Sosial

1. Genogram

Keterangan :
: Laki-laki / perempuan meninggal
: Laki-laki
: Perempuan
: Tinggal satu rumah
: Bercerai
Sejak perceraian Tn. A tinggal dengan ayah dan dua orang saudaranya.

2. Konsep Diri

a. Citra diri

Klien merasa dirinya tampan tanpa ada kecacatan atau kekurangan pada

dirinya.

b. Identitas

Saya adalah seorang pekerja di PT. karet, sekarang saya tidak bekerja

lagi.

c. Peran
Sekarang saya tidak bisa bekerja dan beraktivitas seperti orang yang

lainnya.

d. Ideal diri

Jika saya sembuh nanti saya ingin melanjutkan kuliah.

e. Harga diri

Saya merasa tidak dihargai oleh keluarga karena tidak dibelikan mobil.

Masalah keperawatan :

Waham kebesaran

3. Hubungan Sosial

Orang yang paling berarti dalam hidupnya adalah istrinya, sebelum

mengalami gangguan kejiwaan, klien sering aktif dalam organisasi

masyarakat.

4. Spiritual

Klien merasa dirinya selalu dilindungi oleh Tuhan, klien selalu mengikuti/

melaksanakan sholat 5 waktu.

VII. Status Mental

a. Penampilan

Cara berpakaian klien kurang rapi, tapi selalu bersih karena diganti tiap hari.

b. Pembicaraan
Klien dapat berkomunikasi dengan baik, hanya saja Tn. A tidak mau memulai

pembicaraan bila tidak dimulai duluan, tidak mau memulai pembicaraan bila

tidak dimulai duluan, dan kadang-kadang membisu, klien sering tidak

nyambung dengan pertanyaan perawat.

Masalah keperawatan :

Kerusakan komunikasi verbal.

c. Aktivitas motorik

Tampak gemetar ketika klien menjulurkan tangan dan merentang kaki.

d. Alam perasaan

Gembira yang berlebihan, karena merasa mobil baru akan menjemputnya

pulang.

Masalah keperawatan :

Waham kebesaran.

e. Interaksi selama wawancara

Selalu mempertahankan pendapatnya

Masalah keperawatan :

Gangguan komunikasi verbal.

f. Persepsi

Selalu timbul ide-ide baru dari dirinya sendiri dan bercerita dari satu topik ke

topik lain yang masih ada hubungan.

MK : perubahan persepsi sensori.

g. Isi pikir
Selalu meninggi setiap semua cerita.

Masalah keperawatan :

Waham kebesaran.

h. Tingkat kesadaran

Tn. A kelihatan bingung.

i. Memori

Klien tidak ingat siapa nama isteri klien.

j. Tingkat konsentrasi dan berhitung

Klien dapat berhitung sederhana dengan baik.

VIII. Kebutuhan Persiapan Pulang

a. Makan

Frekuensi : 2 x sehari

Jumlah : 1 porsi dihabiskan.

b. BAB/BAK

BAB : 1x / hari

BAK : 3-4 x / hari

c. Mandi

Klien dapat melakukan aktivitas sehari-hari tanpa bantuan

d. Istirahat dan tidur

Klien tidak memiliki masalah gangguan tidur.

e. Mekanisme koping

Benial, proyeksi dan disosiasi.


ANALISA DATA

Masalah
No Data
Keperawatan
1 Data Subjektif : Waham kebesaran
Klien mengatakan adanya orang yang ingin merebut
posisinya.

Data Objektif :
Cerita selalu meninggi bicara spontan dan lambat.
2 Data Subjektif : Harga diri rendah
 Saya ingin memiliki mobil
 Saya merasa tidak dihargai oleh keluarga dan
teman-teman
Data Objektif :
 Tidak percaya diri
 Sering melamun
 Dan duduk sendiri

POHON MASALAH

Akibat Kerusakan komunikasi


verbal

Perubahan proses pikir


Masalah utama waham kebesaran

Harga diri rendah


Penyebab
kronis

Diagnosa Keperawatan :
1. Kerusakan komunikasi verbal berhubungan dengan perubahan proses pikir

waham kebesaran.

2. Perubahan proses pikir waham kebesaran berhubungan dengan harga diri

rendah kronis.
ASUHAN KEPERAWATAN

Nama : Tn. A
Ruang : Murai

Diagnosa Perencanaan
No Tgl Rasional
Keperawatan Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi
30 Kerusakan TUM :
Agustus komunikasi Klien dapat melakukan
2009 verbal komunikasi verbal
berhubungan TUK : 1.1.1. Bina hubungan salingpercaya
dengan waham 1. Klien dapat 1.1. Klien dapat 1.1.1. Hubungan saling percaya
 Salam terapeutik
membina hubungan mengungkapkan sebagai dasar interaksi yang
 Perkenalkan diri
saling percaya. perasaannya dan terapeutik
 Jelaskan tujuan interaksi
keadaan saat ini
 Ciptakan lingkungan yang
secara verbal.
tenang
 Buat kontrak yangjelas
 Tepati waktu 1.1.2. Meningkatkan orientasi
1.1.2. Jangan membantah dan dukung waham realita klien dan rasa percaya
klien klien
 Katakan perawat menerima dan
yakin
 Katakan perawat tidak 1.1.3. Waham harus dikenal
mendukung terlebih dahulu oleh perawat
1.1.3. Observasi apakah waham klien agar intervensi efektif.
2. Klien dapat Klien dapat mengganggu aktivitas sehari-hari
mengidentifikasi menunjukkan 2.1.1. Memberikan hal yang positif
kemampuan yang kemampuan yang atau pengakuan akan
dimiliki dimilikinya. 2.1.1. Beri pujian pada penampilan dan meningkatkan harga diri klien.
Klien dapat kemampuan klien yangrealitas. 2.1.2. Meningkatkan/mengingatka n
menyebutkan kembali pengetahuan dan
kelemahan yang 2.1.2. Diskusikan dengan klien kemampuan kemauan klien
ada pada dirinya. yang dimiliki pada waktu lalu dan saat ini 2.1.3. Untuk mengetahui sampai
yang realistis. dimana kebutuhan waham klien
2.1.3. Jika klien selalu bicara tentang
3. Klien dapat 3.1. Klien dapat wahamnya, dengarkan sampai kebutuhan 3.1.1. Untuk mengetahui apa
mengidentifikasi menjelaskan semua waham tidak ada. kebutuhan klien.
kebutuhan yang tidak kebutuhan yang 3.1.2. Untuk mengidentifikasi apa
terpenuhi tidak terpenuhi. 3.1.1. Observasi kebutuhan klien sehari-hari. yang menjadi kebutuhan klien
dan pemecahan masalahnya.
3.1.2. Diskusikan kebutuhan yang tidak
3.1.3. Agar waham klien tidak
terpenuhi baik selama di rumah maupun
meningkat.
di rumah sakit.
4. Klien dapat 4.1. Klien dapat 3.1.3. Atur situasi agar klien tidak mempunyai
berhubungan dengan bercerita/sesuai 4.1.1. Untuk menghindari waham
waktu untuk menggunakan wahamnya.
realitas dengan realitas.

4.1.1. Berbicara dengan klien dalam konteks


realitas. 4.1.2. Agar klien dapat berorientasi
4.1.2. Sertakan klien dalam terapi aktivitas dengan realitas.
kelompok 4.1.3. Meningkatkan harga diri klien
4.1.3. Berikan pujian terhadap tindakan positif sehingga berani bergaul dengan
5. Klien dapat 5.1. Setelah 2 kali yang dilakukan olehklien. lingkungannya.
dukungan dari pertemuan klien
keluarga dapat membina 5.1.1. Untuk mencegah terjadinya
hubungan dan 5.1.1. Diskusikan dengan keluarga tentang : kembali waham.
dukungan dari  Gejala waham
keluarga  Cara merawatnya
 Lingkungan keluarga, follow up
6. Klien dapat Klien dapat minum
menggunakan obat obat tepat waktu, dan 6.1.1. Untuk mencegah terjadinya
dengan benar dosis. kesalahan dalam pemberian
Diskusikan dengan keluarga/klien tentang obat,
obat.
dosis, frekuensi, efek dan efek samping.
6.1.2. Untuk mengetahui
Diskusikan perasaan klien setelah minum obat
bagaimana reaksi obat terhadap
tubuh klien.

2 30 Perubahan TUM :
Agustus proses pikir Klien mampu
2009 waham berhubungan dengan
kebesaran orang lain tanpa merasa
berhubungan rendah diri
dengan harga
diri rendah TUK :
1. Klien dapat 1.1. Klien dapat 1.1.1. Diskusikan dengan klien kelebihan yang 1.1.1. Mengidentifikasi hal-hal positif
kronis
memperluas menyebutkan ada pada dirinya. yang dimilikiklien
kesadaran diri kemampuannya yang 1.1.2. Beritahu klien bahwa manusia tidak ada 1.1.2. Menghadirkan realitas yangada
2. Klien dapat ada setelah 1x yang sempurna, semua memiliki pada diri klien
menyelidiki dirinya pertemuan. kelebihan dan kekurangan.
3. Klien dapat 1.2. Klien dapat 1.1.3. Anjurkan klien untuk lebih meningkatkan 1.1.3. Memberi kesempatan berhasil
menyukai kelebihan yang ada pada dirinya. lebih tinggi.
mengevaluasi dirinya.
kelemahan pada
4. Klien dapat
membuat rencana dirinya dan menjadi
yang realistis halaman untuk
5. Klien mendapat mencapai
dukungan dari keberhasilannya.
2.1.1. Diskusikan dengan klien ideal dirinya,
keluarga untuk
2.1. Klien dapat apa harapan selama di rumah sakit, 2.1.1. Untuk mengetahui sampai
meningkatkan harga dimana realitis dari harapan
menyebutkan cita- rencana klien setelah pulang dan apa cita-
dirinya. klien
cita dan harapan cita yangingin dicapai.
yang sesuai dengan 2.1.2. Bantu klien mengembangkan antara 2.1.2. Membantu klien membentuk
kemampuan setelah kemampuan yang dimilikinya.
2.1.3. Beri reinforcement positif terhadap harapan yang realistis
1 x pertemuan. 2.1.3. Memberi penghargaan terhadap
keberhasilan yangtelah dicapai.
perilaku positif.
3.1.1. Bantu klien mengidentifikasikan atau
3.1. Klien dapat keinginan yang berhasildicapainya. 3.1.1. Mengingatkan klien bahwa ia
menyebutkan 3.1.2. Kaji bagaimana perasaan klien dengan tidak selalu gagal.
keberhasilan yang keberhasilannya tersebut. 3.1.2. Memberi kesempatan untuk
pernah dialaminya. 3.2.1. Bicarakan kegagalan yang pernah dialami menilai dirinya sendiri.
3.2. Klien dapat klien dan sebab-sebab terjadinya 3.2.1. Mengetahui sejauh mana
menyebut kegagalan. kegagalan tersebut
kegagalan yang 3.2.2. Kaji bagaimana respon klien terhadap mempengaruhi klien.
pernah dialaminya. kegagalan tersebut dan cara mengatasi. 3.2.2. Mengetahui koping yang
selama ini yang digunakan oleh
klien
4.1.1. Bantu klien untuk merumuskan tujuan
4.1. Klien dapat yang ingin dicapai. 4.1.1. Klien tetap realistis terhadap
menyebutkan 4.1.2. Diskusikan dengan klien tujuan yang kemampuan yang dimilikinya.
tujuan yang ingin ingin dicapai. 4.1.2. Mempertahankan klien untuk
dicapai setelah 1 4.1.3. Bantu klien memilih prioritas tujuan tetap realistis
kali pertemuan. yang akan dicapai. 4.1.3.Agar prioritas yang dipilih
sesuai kemampuan
5.1.1. Anjurkan pada keluarga untuk
Keluarga dapat memberi kesempatan berhasil padaklien. 5.1.1. Memberikan kesempatan pada
berespon dan 5.1.2. Anjurkan keluarga untuk menerima klien klien untuk sukses.
memperlakukan apa adanya. 5.1.2. Membantu meningkatkan
klien secara tepat. 5.1.3. Anjurkan keluarga untuk melibatkan harga diri
klien setiap pertemuan dalam keluarga. 5.1.3. Meningkatkan interaksi klien
dengan keluarga klien
Tanggal No. Dx Implementasi Evaluasi Paraf
30 TUK I 1. Salam terapeutik “Selamat siang pak” (tersenyum) S : Nama saya M, saya suka dipanggil H
Agustus 2009  Memperkenalkan diri O : Suara pelan
13.00-13.30  Berjabat tangan Bicara spontan
 Duduk bersebelahan Ekspresi tenang
 Membuat kontrak A : Adanya hubungan saling percaya
 Menunjukkan sikap empati P : Pertemuan berikutnya klien dapat mengidentifikasi
kemampuan yang dimiliki.
Nama saya, mahasiswa STIKES Tri Mandiri Sakti
Bengkulu, praktek di sini selama satu minggu.
30 S : Saya adalah seorang tempat konsultan masalah pertanian
2. Salam terapeutik
Agustus 2009 dan saya bekerja di perusahaan karet dan pertamina, saya
 Mengingat kontrak, topik, waktu dan tempat apakah
14.00-15.00 di sini lagi menunggu sebuah mobil baru datang.
Bapak masih ingat pertemuan kita yang kemarin, pertemuan
O : Bicara spontan
sekarang kita akan membicarakan apa ?
Pelan
 Mengevaluasi kemampuan TUK 1 apakah Bapak
Inkoheren terkadang
mengingat salah ?
Ekspresi tenang
 Membantu klien mengidentifikasi kemampuan yang
Kontak mata lama
dimilikinya.
A : Waham klien telah diketahui dan mengidentifikasi apa
Apa contoh keberhasilan yang telah Bapak raih ?
yang menjadi kemampuan klien
 Mendorong klien untuk mengungkapkan P : Pertemuan berikutnya klien dapat menjelaskan semua apa
perasaannya untuk bercerita. yang menjadi kebutuhan klien.
 Memberi pujian kepada klien atas ungkapan selama
interaksi, bagus bapak sudah banyak bercerita tentang diri
Bapak.
 Menyimpulkan kemampuan selama interaksi
 Tadi Bapak mengatakan bahwa Bapak adalah
sebagai seorang tempat konsultan masalah pertanian,
bapak orang yang hebat !!, hanya saja karena mobil belum
diberikan bapak jadi istirahat dan menunggu di sini.
Mengakhiri pertemuan “Baiklah pak pertemuan kita
cukup sampai di sini.
Besok kita bertemu lagi pada jam 12.00 Wib, kita akan
bicara mengidentifikasikan kebutuhan yang tidak terpenuhi.
TUK 3 S : Klien mengatakan saya ingin dan harus memiliki sebuah
 Selamat siang Bapak ! apa bapak sudah Sholat
Zukur mobil.
 Mengingat kontrak apakah Bapak masih ingat kita O : Emosi sedikit meningkat
akan membicarakan apa ? Suara pelan
 Sekarang tolong Bapak jelaskan apa kebutuhan Kontak mata
sehari-hari Bapak dan apa kebutuhan Bapak yang tidak A : Telah dapat diidentifikasi apa yang menjadi kebutuhan
terpenuhi ? klien
 Menyimpulkan cerita klien, bahwa ia sekarang lagi P : Pertemuan berikutnya klien dapat berhubungan dengan
membutuhkan sebuah mobil. realitas.
 Menjelaskan kepada klien bahwa kita tidak terlalu
mengharapkan sesuatu yang diluar kemampuan.
 Menganjurkan klien untuk melakukan aktivitas-
aktivitas bermanfaat dan tidak ada waktu untuk wahamnya.
TUK 4 S : Klien bercerita saya dulunya hampir tertangkap di
 Bapak besok kita bertemu lagi untuk bercerita lagi.
Malaysia karena membawa intan emas dan berlian untuk
 Selamat pagi ! Bapak kelihatannya sudah rapi presiden
sekali. O : Semangat
Kontak mata
 Bapak masih ingat kontrak kemarin ? Banyak berbicara tentang kelebihan yang dimiliki.
 Mengajak klien bercerita tentang keadaan yang A : Klien belum dapat berhubungan dengan realitas dan perlu
realitas pada hari ini. ditingkatkan lagi
P : Pertemuan berikutnya besok luas, masih pada intervensi
yang sama perlu ditingkatkan
 Menganjurkan klien untuk bermain dan bergabung
TUK 5 bersama teman-teman klien yang lainnya. S : Klien mengatakan sudah tahu tentang bentuk dan nama
 Memberi pujian terhadap tindakan yang dilakukan obat serta dosis untuk dimakan
pasien. O : Memperhatikan obat yang diperlihatkan oleh perawat
TUK 6 Menanyakan satu persatu obat yang dikenal
A : Dapat menyebutkan jenis dan nama obat dan guna obat
P : Klien dapat berhubungan dengan realitas.

 Tidak terlaksana dikarenakan tidak bertemu dengan


keluarga klien

TUK 1  Bapak masih ingat apa-apa saja yang sudah kita S : Selamat pagi Bu ....
bicarakan sesuai kontrak ? Klien mengatakan jika saya tidak memiliki mobil jabatan
saya akan diturunkan.
 Mengobservasi responden verbal dan non verbal di Teman-teman saya sudah pakai mobil semua.
saat ini. O : Klien menjawab singkat, menunduk, bicara pelan
 Mendiskusikan dengan klien macam-macam obat A : Klien mampu mengungkapkan kelebihan dan
yang dimakan CPZ (warnanya kuning orange, Heximer kekurangannya.
(warna kuning), Codameg (warna biru) dimakan 3x sehari. P : Pertemuan berikutnya tentang menyelidiki diri.

 Selamat siang Bapak ? sudah makan siang ? dan


sudahkah bapak minum obat ?

 Mengingat kontrak kemarin dan topik apakah


Bapak masih ingat, kita sedang ingin membicarakan apa ?
waktu 15 menit.
 Mengobservasi respon verbal dan non verbal.
TUK 2  Mendiskusikan kelebihan dan kelemahan klien, S : Saya ingin cepat pulang dan saya ingin membeli sebuah
bapak sudah cukup hebat dan pintar dan bukan berarti jika mobil dan melanjutkan kuliah.
O : Bicara lancar
tidak punya mobil Bapak akan turun dari jabatan, bapak Kontak mata lama
masih banyak orang-orang yang tidak bisa makan dan tidak A : Klien belum dapat menyelidiki dirinya dan perlu
mempunyai pekerjaan tetapi mereka masih dapat menjalani ditingkatkan lagi.
kehidupan. P : Rencana dilanjutkan dan buat kontrak pertemuan
Menyimpulkan hasil pertemuan, klien terlihat mulai berikutnya.
dapat menerima penjelasan dari perawat
Mengakhiri pertemuan dan menyepakati pertemuan
besok.

Selamat pak Bapak ? apakah bapak sudah mandi


pagi ?
TUK 3 S : Selamat siang bu
Apakah bapak masih ingat perjanjian kita bahwa
kita hari ini akan membicarakan apa ? Saya masih ingat kita akan membuat jadwal kegiatan saya
Mengevaluasi TUK sebelumnya terutama tentang kan ?
kemampuan yang dimiliki klien. Saya menyapu
Mengobservasi kepada klien apa harapan selama Sholat sesuai waktu
dirawat dan apa rencana setelah pulang. Mandi 2 kali
Bermain dan bergabung dengan teman yang lainnya.
Membantu klien untuk mengembangkan keinginan
dan kemampuan yang dimiliki. O : Bicara lancar
Saya percaya Bapak pasti bisa asalkan bapak mau berusaha Ekspresi tenang
dan dalam keadaan sembuh Kontak mata lama
Mengakhiri pertemuan dan membuat kontrak untuk A : Dapat melaksanakan jadwal kegiatan yang dibuat
pertemuan berikutnya. P : Klien dapat membuat rencana kegiatan yang lebih baik
dengan bantuan perawat.
Menyampaikan salam terapeutik selamat pagi
Bapak ! lagi nonton acara apa ?
Mengevaluasi TUK sebelumnya.
Memberi pujian atas kemampuan yang dimilikinya.
Membantu membuat rencana realistik sesuai
kemampuan klien
 Mendiskusikan kegiatan yang biasa
dilakukan secara nyata.
 Mendorong klien untuk
melaksanakan rencana yang telah dibuat,
mulai nanti sore Bapak sudah bisa
melaksanakan jadwal yang telah kita buat.
 Pertemuan siang ini kita sudah
cukup bagus, Bapak sudah dapat membuat
jadwal yang telah kita buat

Anda mungkin juga menyukai