Anda di halaman 1dari 9

SATUAN ACARA PENYULUHAN

PERAWATAN IBU NIFAS DAN UPAYA PENCEGAHAN YANG DAPAT


DILAKUKAN OLEH IBU NIFAS SELAMA PANDEMI COVID-19

Disusun untuk Memenuhi Tugas Dinas PK 4 di Puskesmas Pahandut

Disusun Oleh :

Kelompok 3

Fanny Fitriana PO.62.20.1.19.408

Johnery Cristian Omega putra PO.62.20.1.19.412

Nodio Apriliandi PO.62.20.1.19.422

PRODI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN REGULER V

JURUSAN KEPERAWATAN

POLTEKKES KEMENKES PALANGKA RAYA

TAHUN 2021
PENYULUHAN DAN SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
PERAWATAN IBU NIFAS DAN UPAYA PENCEGAHAN YANG DAPAT
DILAKUKAN OLEH IBU NIFAS SELAMA PANDEMI COVID-19

Pokok Bahasa : Masa Nifas


Subpokok Bahasa : Perawatan Masa Nifas dan Upaya Pencegahan yang dapat dilakukan
oleh ibu nifas selama pandemi covid-19
Waktu : 1 x 30 menit
Sasaran : Ibu Nifas dan keluarga Ny R di Jalan Tumbang Rungan
Tempat : Rumah Ny R di Jalan Tumbang Rungan

A. Tujuan Instruksional Umum


Setelah diberikan penyuluhan diharapkan peserta penyuluhan dapat memahami dan
mengetahui tentang pentingnya perawatan pada ibu nifas di masa pandemic covid-19

B. Tujuan Instruksional Khusus


1. Peserta penyuluhan dapat mengulang kembali pengertian perawatan masa nifas
2. Peserta penyuluhan memahami tentang tujuan pemberian perawatan pada
ibu nifas
3. Peserta penyuluhan dapat mengerti cara perawatan ibu nifas yang baik
4. Peserta penyuluhan dapat mengetahui hal-hal yang harus diwaspadai selama masa
nifas
5. Mampu melakukan upaya pencegahan yang dapat dilakukan oleh ibu nifas selama
pandemi covid-19

C. Kegiatan Penyuluhan

No Tahap Waktu Kegiatan


Pengajar Audiens
1 Pembukaan 5 menit 1. Memberi salam 1. Menjawab
2. Memperkenalkan diri salam
3. Bina hubungan saling 2. Mendengarkan
percaya. dan
4. Menyampaikan tujuan Memperhatikan
pokok materi
5. Menjelaskan waktu dan
tempat terlaksana
penyuluhan
6. Menjelaskan sasaran pada
penyuluhan tersebut.

2 Pelaksanaan 10 Menit Menjelaskan materi : Mendengarkan


1. Menjelaskan pengertian dan
tentang perawatan masa memperhatikan
nifas.
2. Menjelaskan tujuan
tentang perawatan tentang
masa nifas.
3. Menjelaskan hal – hal
yang harus diperhatikan
selama masa nifas.
4. Menjelaskan hal – hal
yang harus diwaspadai
selama masa nifas
5. Menjelaskan upaya
pencegahan yang dapat
dilakukan oleh ibu nifas
selama pandemi covid-19

3 Penutup 15 Menit 1. Menanyakan kepada ibu 1. Menjawab dan


dan keluarga tentang menjelaskan
materi yang diberikan pertanyaan
2. Reinforcement kepada ibu 2. Menanyakan
dan keluarga bila dapat hal yang
menjawab & menjelaskan belum jelas
3. Menyipulkan hasil 3. Aktif bersama
penyuluhan menyimpulkan
4. Menyampaikan hasil 4. Membalas
Evaluasi salam
5. Menutup penyuluhan

D. Metode
1. Ceramah
2. Tanya Jawab

E. Media
1. Leaflet
2. Poster

F. Materi
1. Pengertian perawatan masa nifas
2. Tujuan pemberian perawatan pada ibu nifas
3. Cara perawatan ibu nifas
4. Hal-hal yang harus diwaspadai selama masa nifas
5. Upaya pencegahan yang dapat dilakukan olehibu nifas selama pandemi covid-19
G. Evaluasi
1. Standar Persiapan
 Kesiapan Peserta Penyuluhan
 Kesiapan tempat pelaksanaan.
 Kesiapan tim penyaji
 Kesiapan materi penyaji
 Kesiapan media (leaflet, poster)

2. Standar Proses

 Peserta penyuluhan akan memenuhi waktu pelaksanaan


 Peserta aktif dalam melaksanakan tanya jawab (minimal 3 orang)
 Semua panitia datang tepat waktu
 Jalannya acara sesuai dengan waktu yang ditentukan
 Para peserta dapat menanggapi materi yang disampaikan

3. Standar Hasil
 Para peserta dapat memahami, menyebutkan, dan mengaplikasikan:

a. Mengetahui pengertian tentang perawatan masa nifas.


b. Mengetahui tujuan tentang perawatan tentang masa nifas.
c. Mengetahui perawatan apa saja selama masa nifas.
d. Mengetahui hal – hal yang harus diperhatikan selama masa nifas.
e. Mengetahui hal – hal yang harus diwaspadai selama masa nifas.
f. Mampu melakukan upaya pencegahan yang dapat dilakukan olehibu nifas selama
pandemi covid-19
DAFTAR PUSTAKA

Novita, Nesi dan Yunetra Franciska. 2011. Promosi Kesehatan dalam


Pelayanan Kebidanan. Jakarta : Salemba Medika.
Maulana, Heri.2009.Promosi Kesehatan. Jakarta : EGC
Cunningham, F. Gary et al. 2005. Obstetri Williams. Edisi 21. Alih bahasa:
Andry Hartono, Joko Suyono, Brahm U. Pendit. Jakarta: EGC
Pusdiknakes. 2003. Buku 4. Asuhan Kebidanan Postpartum. Jakarta: Pusdiknakes-
WHO-J HPIEGO
Sarwono, P. 2008. Ilmu Kebidanan. Jakarta : YBPSP

Saleha, Sitti.2009. Asuhan kebidanan pada Masa Nifas.Makasar : Salemba Medika

http://superbidanhapsari.wordpress.com/2009/12/14/health-education-personal-hygiene-
istirahat-dan-tidur-pada-ibu-nifas/

Kementerian Kesehatan RI, (2020). PedomanBagiIbuHamil, Bersalin, Nifas, Dan


BayiBaruLahir Di Era Pandemi Covid-19.
http://www.kesga.kemkes.go.id/images/pedoman/Pedoman%20bagi%20Ibu
%20Hamil,%20Bersalin,%20Nifas%20dan%20BBL%20di%20Era%20Pandemi
%20COVID%2019.pdf di akses pada 4 Agutus 2020
Rukiyah, A.I, Yulianti, L. (2011) AsuhanKebidanan IV (Patologi). Trans Info Media.
Jakarta.
RochmawatiLusa. 2010. KebutuhanDasarIbuNifas :NutrisidanCairan.

Link :https://lusa.afkar.id/kebutuhan-dasar-ibu-nifas-nutrisi-dan-cairanDiaksespada 4

Agustus 2020

Saleha, Siti. (2009) AsuhanKebidananpadaMasaNifas. SalembaMedika. Jakarta.


Sulistyawati, A. (2009) Buku Ajar AsuhanKebidananpadaIbuNifas. Andi Offset.
Yogyakarta.
Hidayat, A. Aziz Alimul Hidayat, S.Kp dan Musrifatul Uliyah, S.Kp.2004.Kebutuhan
Dasar Manusia.Jakarta : EGC
MATERI PENYULUHAN
PERAWATAN MASA NIFAS

A. Pengertian Perawatan Masa Nifas


Perawatan masa nifas adalah perawatan terhadap wanita hamil yang telah selesai
bersalin sampai alat-alat kandungan kembali seperti sebelum hamil, lamanya kira-kira
6-8 minggu. Akan tetapi, seluruh alat genetelia baru pulih kembali seperti sebelum ada
kehamilan dalam waktu 3 bulan.

B. Tujuan dilakukan Perawatan Masa Nifas


1. Meningkatkan derajat kesehatan ibu melahirkan.
2. Memelihara kebersihan diri setelah melahirkan.
3. Meningkatkan kualitas ibu dan bayi.
4. Mencegah penyakit
5. Menciptakan keindahan
6. Meningkatkan rasa percaya diri

C. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam perawatan masa nifas


1. Mobilisasi
Umumnya wanita sangat lelah setelah melahirkan, lebih-lebih bila persalinan
berlangsung lama, karena si ibu harus cukup beristirahat, dimana ia harus tidur
terlentang selama 8 jama post partum untuk memcegah perdarahan post partum.
Kemudian ia boleh miring ke kiri dan ke kanan untuk memcegah terjadinya
trombosis dan tromboemboli. Pada hari kedua telah dapat duduk, hari ketiga telah
dapat jalan-jalan dan hari keempat atau kelima boleh pulang. Mobilisasi ini tidak
mutlak, bervariasi tergantung pada adanya komplikasi persalinan, nifas, dan
sembuhnya luka.
2. Diet / Makanan
Makanan yang diberikan harus bermutu tinggi dan cukup kalori, yang
mengandung cukup protein, banyak cairan, serta banyak buah-buahan dan sayuran
karena si ibu ini mengalami hemokosentrasi.
3. Eliminasi
 Buang Air Kecil
Buang air kecil harus secepatnya dilakukan sendiri. Normalnya +1.500 cc
dalam 24 jam atau 5 – 6 x buang air kecil dalam 200cc. Kadang-kadang wanita
sulit kencing karena pada persalinan m.sphicter vesica et urethare mengalami
tekanan oleh kepala janin dan spasme oleh iritasi musc. sphincter ani. Juga oleh
karena adanya oedem kandungan kemih yang terjadi selama persalinan. Bila
kandung kemih penuh dengan wanita sulit kencing sebaiknya lakukan
kateterisasi, sebab hal ini dapat mengundang terjadinya infeksi.
 Buang Air Besar
Buang air besar harus sudah ada dalam 3-4 hari post partum. Bila ada
obstipasi dan timbul berak yang keras, dapat kita lakukan pemberian obat
pencahar (laxantia) peroral atau parenterala, atau dilakukan klisma bila masih
belum berakhir. Karena jika tidak, feses dapat tertimbun di rektum, dan
menimbulkan demam.
4. Personal Higiene
Kebersihan diri ibu membantu mengurangi sumber infeksi dan meningkatkan
perasaan nyaman pada ibu terutama pada bagian kelamin. Mengajarkan ibu
membersihkan daerah kelamin dengan cara membersihkan daerah kelamin terlebih
dahulu, dari depan ke belakang, baru kemudian membersihkan daerah sekitar anus.
Sarankan ibu untuk mengganti pembalut atau kain pembalut setidaknya dua kali
sehari. Sarankan ibu untuk mencuci tangan dengan sabun dan air sebelum dan
sesudah membersihkan daerah kelaminnya Luka dirawat dengan baik jangan
sampai kena infeksi, alat –alat dan pakaian serta kain yang digunakan harus steril.

5. Laktasi

Ibu disuruh mencoba menyusui bayinya untuk merangsang timbulnya laktasi,


kecuali ada kontraindikasi untuk menyusui bayinya, misalnya: menderita thypus
abdominalis, tuberkulosis aktif, thyrotoxicosis,DM berat, psikosi atau puting susu
tertarik ke dalam, leprae. Kelainan pada bayinya sendiri misalnya pada bayi
sumbing (labiognato palatoschizis) sehingga ia tidak dapat menyusu oleh karena
tidak dapat menghisap, minuman harus diberikan melalui sonde.
D. Hal – hal yang harus diwaspadai
Ajarkan ibu jika melihat hal-hal berikut atau perhatikan bila ada sesuatu yang tidak
beres, sehingga perlu menemui seseorang bidan dengan segera :
 Pendarahan hebat atau peningkatan pendarahan secara tiba-tiba 500 cc / lebih
(melebihi haid biasa atau jika pendarahan tersebut membasahi 3 - 4 pembalut dalam
waktu setengah jam)
 Pengeluaran cairan vaginal dengan bau busuk yang keras
 Rasa nyeri diperut bagian bawah atau punggung
 Sakit kepala yang terus-menerus, nyeri epigastrik, atau masalah penglihatan
 Pembekakan pada wajah dan tangan
 Muntah, rasa sakit saat berkemih atau merasa tidak enak badan
 Payudara merah, panas,dan/atau sakit
 Kehilangan selera makan untuk waktu yang lama
 Rasa sakit, warna merah, nyeri tekan dan/atau pembengkakan pada kaki
 Merasa sedih atau merasa tidak mampu mengurus diri sendiri dan bayinya
 Merasa sangat letih atau nafas terengah-engah
 Demam bila suhu lebih dari 38 0C/ lebih mungkin telah ada infeksi.

E. Upaya Pencegahan Yang Dapat Dilakukan Oleh Ibu Nifas Selama Pandemi
Covid-19
Upaya pencegahan yang dapat dilakukan oleh ibu nifas selama pandemi covid-19
antara lain : (Kementerian Kesehatan RI, 2020)
1. Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir sedikitnya selama 20 detik (cara cuci
tangan yang benar pada buku KIA). Gunakan hand sanitizer berbasis alkohol yang
setidaknya mengandung alkohol 70%, jika air dan sabun tidak tersedia. Cuci tangan
terutama setelah Buang Air Besar (BAB) dan Buang Air Kecil (BAK), sebelum
makan, sebelum dan sesudah menyusui .
2. Hindari menyentuh mata, hidung dan mulut dengan tangan yang belum dicuci
3. Sebisa mungkin hindari kontak dengan orang yang sedang sakit.
4. Saat sakit tetap gunakan masker, tetap tinggal di rumah atau segera ke fasilitas
kesehatan yang sesuai, jangan banyak beraktivitas di luar.
5. Tutupi mulut dan hidung saat batuk atau bersin dengan tissue. Buang tissue pada
tempat yang telah ditentukan. Bila tidak ada tissue, lakukan batuk sesuai etika
batuk.
6. Bersihkan dan lakukan disinfeksi secara rutin permukaan dan benda yang sering
disentuh.
7. Menggunakan masker adalah salah satu cara pencegahan penularan penyakit
saluran napas, termasuk infeksi COVID-19. Akan tetapi penggunaan masker saja
masih kurang cukup untuk melindungi seseorang dari infeksi ini, karenanya harus
disertai dengan usaha pencegahan lain.
8. Gunakan masker kain apabila dalam kondisi sehat. Masker kain yang
direkomendasikan oleh Gugus Tugas COVID-19 adalah masker kain 3 lapis.
Menurut hasil penelitian, masker kain dapat menangkal virus hingga 70%.
Disarankan penggunaan masker kain tidak lebih dari 4 jam. Setelahnya, masker
harus dicuci menggunakan sabun dan air, dan dipastikan bersih sebelum dipakai
kembali.
9. Keluarga yang menemani ibu hamil, bersalin dan nifas harus menggunakan masker
dan menjaga jarak.
10. Rajin mencari informasi yang tepat dan benar mengenai COVID-19 di media sosial
terpercaya

Anda mungkin juga menyukai