Anda di halaman 1dari 359

Kajian Sel dan Molekuler

Kajian Sel dan Molekuler


(Hubungannya Dengan Penyakit Pada Manusia)

Dr. Dra. Rina Priastini Susilowati, M.Kes

PENERBIT CV. PENA PERSADA

i
Kajian Sel dan Molekuler

Kajian Sel dan Molekuler


(Hubungannya Dengan Penyakit Pada Manusia)

Penulis
Dr. Dra. Rina Priastini Susilowati, M.Kes
ISBN : 978-979-3025-78-0

Desain Sampul
Retnani Nur Briliant
Penata Letak
Aan Saeful Islam

Penerbit CV. Pena Persada


Redaksi :
Jl. Gerilya No.292 Purwokerto Selatan, Kab. Banyumas
Jawa Tengah
Email : penerbit.penapersada@gmail.com
Website : www.penapersada.com
Phone : 0857-2604-2979

Anggota IKAPI
All right reserved

Cetakan Pertama : 2019

Hak cipta dilindungi oleh undang-undang.


Dilarang memperbanyak karya tulis ini dalam bentuk dan cara apapun
tanpa ijin dari penerbit.

ii
Kajian Sel dan Molekuler

Sekapur Sirih
Dalam peningkatan mutu Kurikulum Baru Fakultas Kedokteran yaitu Kurikulum
Berbasis Kompetensi (KBK) FK 2006, yang merupakan tindak lanjut SK Dirjen Dikti No.
1348/DT/2004, Paradigma Baru Pendidikan Dokter dan Buku Panduan Dirjen Dikti
Depdiknas RI, Februari 2005 mengenai Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). Fakultas
Kedokteran mengembangkan KBK dengan melengkapi kuliah-kuliah pakar dengan
modul-modul dari tiap blok yang telah disiapkan oleh para pemberi kuliah pakar agar
mempermudah para mahasiswa untuk mencari bahan-bahan lebih luas melalui literatur,
internet dan lain-lain, sebagai usaha mendalami materi setiap modul, disamping itu tiap
bagian melengkapi buku ajar.
Dengan adanya buku teks bagian terkait modul tersebut maka akan
memperlancar diskusi tutorial kelompok maupun pleno. Buku Kajian Sel dan Molekuler
ini terutama mencakup hubungannya dengan penyakit yang dapat ditimbulkan pada
manusia. Buku ini disusun untuk menambah wawasan pembaca pentingnya mengetahui
struktur dan fungsi sel dalam proses metabolism organisme, serta perkembangannya di
tingkat molekuler. Dengan membaca buku ini diharapkan bahwa pembaca, khususnya
mahasiswa kedokteran dan setarafnya dapat memperlancar proses tutorial dalam PBL
/Problem Based Learning dan Training Skill, serta masyarakat umum yang ingin
mengetahui lebih lanjut tentang hubungan antara sel, protein dan penyakit pada
manusia. Diharapkan dengan terbitnya Buku Kajian Sel dan Molekuler: Hubungannya
Dengan Penyakit Pada Manusia juga dapat membantu para tutor membimbing diskusi
kelompok, training skill dan melakukan evaluasi terhadap proses pembelajaran dengan
modul-modul terkait dengan Biologi Kedokteran.
Tentunya Buku Kajian Sel dan Molekuler ini masih jauh dari sempurna. Saran
dan kritikan pembaca sangat diharapkan untuk dapat memperbaiki dan
menyempurnakan buku ini.
Semoga Buku Kajian Sel dan Molekuler ini dapat bermanfaat dan membantu
meningkatkan prestasi pembaca serta menambah wawasan perkembangan ilmu Biologi
yang terus mengalami perbaikan dan penemuan baru. Kiranya Tuhan memberkati usaha-
usaha kita dalam memajukan pengetahuan akan Biologi Sel dan Molekuler, serta
aplikasinya dalam kehidupan kita sehari-hari.

Jakarta, November 2019

Penulis

iii
Kajian Sel dan Molekuler

DAFTAR ISI

Bab 1 Asal Usul Kehidupan 1


1.1 Definisi 2
1.2 Evolusi Kimia dan Biologi 4
1.3 Bentuk Kehidupan Pertama Di Bumi 6
1.4 Konsep Abiogenesis dan Biogenesis 8
Studi Kasus 1.1: Radikal Bebas Penyebab Penuaan 14
Ringkasan 16
Latihan Soal 17
Referensi 18
Bab 2 Asal Usul Sel dan Perkembangan Molekuler 20
2.1 Ilmu Biologi dan Perkembangannya 21
2.2 Asal Usul Sel (Evolusi Sel) 26
2.3 Komponen Kimia Sel 31
2.4 Perkembangan Mikroskop 38
2.5 Sejarah Sitologi 44
2.6 Biologi Molekuler dan Manfaatnya 49
Studi Kasus 2.1: Prospek Terapi Penggantian Sel 51
Studi Kasus 2.2: Pelipatan Protein Yang Salah Dapat
Menyebabkan Kematian 54
Ringkasan 56
Latihan Soal 57
Referensi 58
Bab 3 Sel : Struktur dan Fungsi 61
3.1 Penemuan Sel 62
3.2 Struktur Umum Sel 63
3.3 Dua Kelompok Sel 67
3.4 Organel Sel 70
Studi Kasus 3.1: Mempelajari Asal Usul Terbentuknya
Mitokondria 82

iv
Kajian Sel dan Molekuler

Studi Kasus 3.2: Penyakit Penyimpanan Lisosomal 84


Ringkasan 87
Latihan Soal 87
Referensi 88
Bab 4 Nukleus dan Kromosom 92
4.1 Nukleus (Inti Sel) 94
4.2 Pembelahan Sel 98
4.3 Kromosom 100
4.4 DNA dan RNA Dalam Sistem Penyampaian Informasi 103
Studi Kasus 4.1: Telomer, Aging, Karsinogenesis 108
Ringkasan 111
Latihan Soal 112
Referensi 113
Bab 5 Membran Sel dan Transportasi Sel 117
5.1 Membran Sel/Membran Plasma 119
5.2 Komposisi Kimia Membran Sel 121
5.3 Transportasi Seluler 125
Studi Kasus 5.1: Kerusakan Pada Saluran Ion Dan Transporter
Sebagai Penyebab Penyakit Keturunan 137
Studi Kasus 5.2: Tekanan Osmotik dan Proses Cuci Darah
(Dialisis) 139
Studi Kasus 5.3: Kerusakan Pada Saluran Ion dan Transporter
Sebagai Penyebab Penyakit Keturunan (Herediter) 141
Ringkasan 143
Latihan Soal 144
Referensi 145
Bab 6 Enzim dan Metabolisme Sel 147
6.1 Enzim 148
6.2 Metabolisme Sel 152
6.3 Respirasi Seluler 155
Studi Kasus 6.1: Rantai Transport Elektron dan Karsinogenesis 166

v
Kajian Sel dan Molekuler

Ringkasan 168
Latihan Soal 169
Referensi 169
Bab 7 Pensinyalan Sel dan Komunikasi Antara Sel 172
7.1 Bahan Dasar Sistem Pensinyalan Sel 173
7.2 Bentuk Komunikasi Sel 176
7.3 Tahapan Proses Pensinyalan Sel 177
7.4 Macam Reseptor Sinyal 179
7.5 Transduksi Sinyal 181
7.6 Respon Seluler terhadap Sinyal 182
Studi Kasus 7.1: Kelainan Yang Berhubungan Dengan Reseptor
Protein G (Retinitis Pigmentosa) 184
Ringkasan 187
Latihan Soal 188
Referensi 189
Bab 8 Siklus Sel dan Pembelahan Sel 191
8.1 Siklus Sel 193
8.2 Pembelahan Sel 196
8.3 Kariokinesis dan Sitokinesis 197
8.4 Mitosis 198
8.5 Meiosis 201
Studi Kasus 8.1: Kerusakan DNA Karena Kegagalan Mitosis
Dan Sitokinesis 205
Ringkasan 209
Latihan Soal 209
Referensi 210
Bab 9 Biologi Molekuler dan Teknik Dasar Pemeriksaan 212
9.1 Struktur Bahan Genetik 213
9.2 Replikasi DNA 220
9.3 Aliran Informasi Genetik : DNA – RNA - Protein 221
9.4. Teknik Dasar Pemeriksaan Biologi Molekuler 230

vi
Kajian Sel dan Molekuler

Studi Kasus 9:1: Virus Bermutasi Dapat Mengganggu Kesehatan


Manusia 241
Studi Kasus 9.2: Ekspresi Molekuler dan Fenilketonuria 243
Studi Kasus 9.3: Gen, Struktur Protein dan Anemia Sel Sabit 245
Ringkasan 246
Latihan Soal 247
Referensi 248
Bab 10 Genetika Mendel dan Perkembangannya pada Manusia 253
10.1 Sejarah Informasi dan Pewarisan 254
10.2 Genetika Klasik 259
10.3 Genetika Molekuler 262
10.4 Hukum Mendel 266
10.5 Pewarisan Gen Tunggal 277
10.6 Aplikasi Genetika pada Manusia 280
Studi Kasus 10.1 : Terapi Gen pada Diabetes 282
Ringkasan 286
Latihan Soal 287
Referensi 288
Bab 11 Kelainan Pewarisan dan Perubahan Materi Genetik 291
11.1 Pandangan Baru Genetika Mendelian 293
11.2 Interaksi Gen 298
11.3 Gen Letal 307
11.4 Linkage dan Sex Linkage 314
11.5 Pewarisan Autosom 323
11.6 Terangkai Alel Ganda (Multiple Alel) 326
Studi Kasus 11.1 Huntington Disease 331
Studi Kasus 11.2 Achondroplasia 332
Studi Kasus 11.3 Penyakit Vitamin D Resistant Ticketsia 334
Studi Kasus 11.4 Polidaktili 335
Studi Kasus 11.5 Bisu Tuli 336
Studi Kasus 11.6 Duchene Muscular Dystrophy (DMD) 337

vii
Kajian Sel dan Molekuler

Studi Kasus 11.7 Hemofilia 340


Ringkasan 341
Latihan Soal 343
Referensi 345

viii
BAB 1. Asal Usul Kehidupan

1
BAB 1. Asal Usul Kehidupan

adanya kemungkinan memunculkan beberapa


Asal usul kehidupan menjadi pertanyaan reaksi kimia yang bersifat radiasi yang berperan
penting dalam perkembangan asal usul
bagi ilmuwan dan masyarakat umum hingga
kehidupan. Bahan kimia yang termasuk
saat ini, meskipun selama ratusan tahun
radioisotop di bumi tidak berada dalam
ilmuwan telah mengetahui bahwa makhluk
keadaan kesetimbangan termodinamika
hidup yang ada di bumi beraneka ragam tanpa
sehingga dapat berkontribusi pada terciptanya
mengetahui dengan pasti bagaimana awal
ketidakseimbangan di lingkungan, artinya
terjadinya kehidupan di bumi ini. Dalam
adalah kejadian ini merupakan keadaan kunci
keanekaragaman yang muncul tersebut
bagi penciptaan kehidupan kembali.
ilmuwan menemukan bahwa pada beberapa
Terjadinya proses pembusukan inti bumi dapat
makhluk hidup ditemukan juga beberapa
mendorong kejadian tektonik dan vulkanik di
kesamaan di samping adanya beberapa
bumi, serta secara protektif pada benda-benda
perbedaan. Hal inilah yang menyebabkan
yang terdapat di sekitar tata surya atau
munculnya berbagai pertanyaan dengan
diluarnya, dan bahkan kemungkinan dapat
maksud yang sama yaitu bagaimana
memberikan energi untuk menciptakan dan
kehidupan berasal atau berawal? Untuk
mempertahankan kehidupan, terlepas dari ada
menjawab pertanyaan tersebut banyak
atau tidak adanya bintang sebagai sumber
ilmuwan yang mengemukakan berbagai teori
energi, seperti yang telah disebutkan
disertai bukti-bukti yang mendukung teori
sebelumnya.
tersebut. Meskipun demikian pertanyaan yang
Energi foton yang berasal dari matahari,
muncul tersebut belum dapat sepenuhnya
dan dari semua bintang meskipun dipancarkan
dapat dijelaskan oleh teori-teori yang telah
dalam rentang spektrum yang luas, termasuk
dikemukakan oleh para ahli, oleh karena
salah satu sumber yang berguna dalam proses
ternyata teori-teori tersebut sulit dibuktikan.
atransformasi atau perubahan bahan-bahan
kimia yang ada di bumi. Untuk menahan agar
Definisi Kehidupan
1.1 energi ini tetap ada di bumi maka dibutuhkan
suatu sistem pengumpulan dan tautan ke
proses konversi energi itu sendiri. Sistem
Dalam kehidupan yang ada di bumi, bahasan
fotosintesis yang terjadi di bumi merupakan
yang pertama muncul adalah segala sesuatu
salah satu proses kehidupan yang sebagian
yang ada di alam semesta. Salah satunya yang
besar berasal dari sistem penyediaan pangan
mulai banyak diperbincangkan adalah bintang.
untuk sejumlah makhluk hidup yang mengisi
Bintang adalah sumber energi yang universal,
bumi. Selain energi yang telah ada di bumi
diciptakan dalam reaksi inti, dan sebagai energi
bersumber dari tata surya, energi juga
foton. Meskipun energi inti terdapat pada
diproduksi dalam proses pernafasan. Energi
jumlah yang tidak sesuai yang digunakan
yang telah dikumpulkan atau diproduksi,
untuk terjadinya reaksi kimia, bumi di awal
hampir selalu dalam bentuk ATP (adenosin
pembentukan ternyata memiliki banyak bahan
trifosfat), dimana penggunaannya dapat
kimia yang termasuk golongan radioisotop
dimungkinkan secara termodinamik, yang
seperti uranium, torium, dan kalium, yang
akan dijelaskan pada bab berikutnya.
tercipta pada ledakan supernova yang telah
Berdasarkan pemaparan asal usul energi di
terjadi seperti yang dijelaskan pada teori
bumi, maka dapat dinyatakan bahwa terdapat
ledakan big bang. Berdasarkan terjadinya teori
dua sumber energi utama untuk menciptakan
ledakan big bang maka para ilmuwan meyakini
dan mempertahankan kehidupan, dimana

2
BAB 1. Asal Usul Kehidupan

proses awal pembentukannya melalui foton, terjadinya reaksi-reaksi kimia hingga dapat
kemudian diikuti oleh sumber energi yang menciptakan molekul-molekul tertentu yang
berasal dari makanan melalui kehidupan itu tidak dapat dihancurkan, terutama dalam
sendiri seperti terjadinya proses fotosintesis. bentuk foton. Foton adalah suatu partikel yang
Asal usul kehidupan juga dapat ditelusuri bermuatan yang dapat menginduksi secara
dari energi yang terdapat di kedalaman lautan, murni fase gas atau dalam reaksi simbiotik gas-
dimana di kedalaman lautan juga dijumpai gas yang ada di permukaan bumi. Oleh karena
makhluk hidup primitif (dalam kegelapan itu, di bumi akan terjadi proses kimia sintesis
total) yang memiliki sumber energi yang lebih lanjut dari moleku-molekul organik yang
bersifat organik dan anorganik. Salah satu ada dengan bantuan ventilasi hidrotermal
makhluk hidup primitif yang dijumpai di menjadi bahan-bahan kimia yang dapat
kedalaman lautan adalah bakteri, yang memunculkan kehidupan.
menyukai lingkungan gelap serta mampu Air adalah molekul kunci dalam
mengekstraksi atau mengubah energi dari batu. menopang kehidupan di bumi. Air ada
Selain itu, bakteri mampu mengubah materi dimana-mana di alam semesta, tetapi
anorganik dan bukan materi yang bersifat pertanyaan yang muncul adalah darimana asal
organik. Teori inilah yang pada saat itu dapat air tersebut? Karena telah dijelaskan oleh para
diterima oleh akal sehat para ahli, dan ahli sebelumnya, bahwa isi bumi di awal adalah
menyatakan bahwa situasi ini yang paling gas-gas yang bersifat racun. Awalnya air
umum dan yang dapat menjelaskan tentang terbentuk melalui reaksi kimia sebagai H2O+,
terbentuknya kehidupan di tata surya. Seiring yang bukan merupakan air yang murni yang
dengan perkembangan tahun dan teknologi, kemudian akan bereaksi dengan H2 yang ada di
para ahli menyatakan bahwa ekplorasi tata alam sehingga membentuk ion H3O+ yang
surya di masa depan akan menguji konsep- kemudian menciptakan H2O netral dengan
konsep ini di tempat yang jauh dari bumi rekombinasi disosiatif dengan bantuan adanya
(planet lain). electron-elektron bebas.
Para ahli mulai menguraikan bagaimana Air memiliki beberapa sifat unik yang
asal usul kehidupan terjadi di bumi membantunya mempertahankan kehidupan.
berdasarkan teori Big Bang. Teori tersebut Air selain berfungsi sebagai pelarut, juga dapat
menjabarkan bahwa meteorit-meteorit yang menimbulkan efek manipulatif pada struktur
jatuh ke bumi, seperti halnya mikrometeorit, dan reaktivitas saat berinteraksi dengan zat
dan partikel debu antar planet, serta dampak kimia lainnya yang terlarut. Selain itu, air
dengan asteorit dan komet, merupakan memainkan peranan penting dalam pelipatan
seumber bahan kimia dasar yang ada di bumi. protein untuk menentukan jalur dalam ruang
Bahan-bahan kimia tersebut dan bahan konformasi yang mengarah pada
prebiotik lainnya dengan adanya perubahan pembentukan konfigurasi protein yang stabil.
cuaca di bumi seperti petir, hujan, kemarau Dari banyak teori mengenai asal usul
panjang akan mengubah bahan-bahan kimia kehidupan di bumi terdapat dua teori utama
tersebut menjadi senyawa yang lebih maju yang dapat diterima secara luas yaitu teori
disebut asam amino dan asam nukleat, yang evolusi kimia dan teori evolusi biologi. Selain
dikatakan oleh para ahli merupakan salah satu kedua teori tersebut, dijelaskan pula sejarah
bahan kimia penyusun kehidupan awal di munculnya teori abiogenesis dan teori
bumi. biogenesis yang merupakan awal pemikiran
Isi bumilah yang merupakan pabrik- manusia mengenai asal usul kehidupan.
pabrik kimia yang dapat menyebabkan

3
BAB 1. Asal Usul Kehidupan

Asal usul kehidupan atau biopoiesis tidak bebas. Reaksi selanjutnya adalah hidrogen
dapat dijelaskan secara kasat mata, kecuali bebas menjadi hilang ke atmosfer sedangkan
dapat dijabarkan melalui sejarah terbentuknya oksigen dan peroksida bebas di bumi berikatan
bumi yang dapat diterima oleh akal sehat dengan adanya kelembaban. Haldane
manusia, seperti yang telah diuraikan oleh menyatakan bahwa produksi senyawa
Harold Urey melalui percobaannya pada tahun kompleks organik di bumi merupakan hasil
1952. Urey meyakini bahwa bumi terbentuk kerja secara langsung dari radiasi sinar
sekitar 4 miliar tahun yang lalu, yang berasal matahari.
dari panas luar biasa yang dihasilkan bumi dan Pringle berpendapat lain dan menyatakan
adanya atmosfer dengan gas-gas beracunnya bahwa atmosfer bumi tidak dapat menangkap
diperkirakan akan membentuk air, amonia, radiasi gelombang pendek sehingga hasilnya
metana, hidrogen sulfida, hidrogen, nitrogen terbatas yaitu hanya menyediakan sejumlah
dan karbondioksida. Gas-gas tersebut secara kecil oksigen yang ada di air hujan. Adanya
bertahap mengalami proses pendinginan hujan yang merupakan salah stau sumber
sehingga sebagian dari gas-gas yang memiliki proses pendinginan akan memungkinkan
berat kecil seperti hidrogen, ammonia, dan terjadinya oksidasi hidrokarbon.
metana akhirnya menghilang atau lenyap. Banyak penelitian yang telah dilakukan
Namun, ternyata penyelidikan lebih lanjut oleh para ahli dan membuktikan bahwa
menyatakan bahwa gas-gas tersebut tidak senyawa organik yang ada di bumi terbentuk
hilang namun melalui proses evolusi kimia dari senyawa anorganik di atmosfer bumi yang
saling bergabung sehingga membentuk terpapar oleh radiasi ultraviolet matahari. Pada
senyawa organik yang selanjutnya akan proses ini reaksi oksidasi berjalan lambat yairu
membentuk struktur kehidupan pertama dan pada suhu rendah, sehingga menghasilkan
sederhana di bumi. Berdasarkan hal tersebut reaksi berantai secara spontan atau secara
maka kehidupan dapat didefinisikan sebagai fitokimia. Reaksi berantai antara molekul
suatu unit genetik yang teratur yang dapat senyawa organik yang larut dalam lautan
melakukan metabolisme, reproduksi dan primitif merupakan langkah awal terjadinya
evolusi. proses sintesis organik yang akan
menghasilkan organisme primitif yang disebut
protenoid. Protenoid selanjutnya akan
Evolusi Kimia & berkembang menjadi organisme protobion.
1.2 Evolusi Biologi Disamping itu, melalui proses ini asam
amino dan prekursor sederhana lainnya
membentuk polipeptida antara lain asam
Evolusi kimia yang terjadi di bumi telah nukleat, glukosa dan lipid. Berdasarkan proses
banyak diperdebatkan oleh ilmuwan ini maka dapat dinyatakan bahwa asal usul
diantaranya Haldane (1954), Oparin (1953), kehidupan merupakan suatu proses yang
Bernard (1965), dan Pringle (1953). Awal bumi bertahap dan lambat serta terjadi dalam
diperkirakan mengandung gas oksigen dalam waktu yang lama.
jumlah yang sedikit dan karbon, kemudian Pada tahun 1938, Oparin menyatakan
mengalami reaksi kimia dengan logam inti bahwa kehidupan di bumi ada dalam bentuk
bumi sehingga menjadi senyawa hidrogen molekul-molekul di laut prebiotik melalui
oksida. Radiasi sinar matahari diduga yang suatu proses seleksi alam. Oparin menyatakan
menyebabkan pemisahan air dan senyawa bahwa agregat molekul yang stabil berasal dari
lain menjadi senyawa yang bersifat radikal struktur agregat yang tidak stabil. Agregat yang

4
BAB 1. Asal Usul Kehidupan

stabil terakumulasi atau terkumpul dalam batu vulkanik. Sisa atau residu yang masih
lautan prebiotik yang selanjutnya akan ada di atas batu vulkanik diperiksa di bawah
membentuk partikel-partikel bersifat koloid. mikroskop dan dijumpai adanya jutaan bola
Partikel-partikel ini juga bersifat mikroskopik yang memiliki struktur dan ukuran yang
terdiri dari dua atau lebih koloid yang disebut bervariasi. Bentuk bola yang terlihat
koaservat. Koaservat-koaservat terkumpul dan menyerupai sel ragi (yeast). Fox memberi
memunculkan agregat-agregat yang lebih besar nama struktur bola tersebut sebagai
lagi. Sifat dari agregat yang stabil akan protenoid.
mengalami seleksi alam yang selanjutnya akan Pada pemeriksaan kimia ternyata
membentuk senyawa organik. protenoid mengandung polipeptida yang pada
Ide-ide yang dimunculkan Oparin dapat saat dihidrolisis menghasilkan asam amino.
diterima dengan baik di komunitas ilmiah. Disamping itu protenoid juga mengandung
Pada tahun 1952, Stanley Miller dan Harold beberapa komponen non asam amino yang
Urey merancang percobaan simulasi kondisi terbentuk sebagai produk sampingan selama
prebiologi bumi yang menghasilkan molekul proses polimerisasi. Protenoid mampu
kompleks. Alat-alat yang dibutuhkan terdiri melaksanakan berbagai reaksi enzimatik
dari paparan uap air, sengatan listrik sebesar seperti oksidasi, dekarboksilasi, aminasi dan
75000 volt, ammonia dan metana atmosfer yang hidrolisis. Struktur protenoid dikelilingi oleh
mewakili suasana awal bumi. Percobaan selaput membran ganda yang sifatnya seperti
berlangsung selama dua minggu. Produk akhir membran semipermeabel. Setelah ditemukan
dianalisis kromatografi dan ditemukan bahwa protenoid yang disusun oleh protein maka
senyawa organik yang terbentuk adalah asam ilmuwan mulai mengamati asal usul
amino dan karbohidrat yang berfungsi sebagai terbentuknya DNA yang merupakan pusat
bahan metabolisme yang penting bagi pengatur kehidupan. Evolusi biologi adalah
organisme hingga saat ini. Percobaan Miller suatu perubahan komposisi genetik populasi
dan Urey membuktikan bahwa untuk organisme sepanjang waktu. Berdasarkan teori
menghasilkan molekul biologis aktif ada tiga evolusi biologi tersebut para ahli menyatakan
faktor yang diperlukan yaitu sumber energi adanya perubahan struktur dan bentuk
yang tinggi, kondisi yang sesuai (amonia protenoid menjadi protobion. Teori Charles
adalah agen yang homolog dengan NADH Darwin menyatakan seleksi alam terbagi
atau sitokrom saat ini) dan media air yang sama dalam tiga pengamatan yang sederhana dan
dengan komposisi laut di awal bumi terbentuk. dapat disimpulkan bahwa “setiap sifat
Saat ini keanekaragaman kehidupan di diwariskan atau diturunkan yang akan
bumi adalah hasil dari evolusi, baik itu evolusi meningkatkan probabilitas makhluk hidup
kimia maupun evolusi biologi. Kehidupan di dapat bertahan hidup dan melakukan
bumi dimulai setidaknya 4 miliar tahun yang reproduksi yang pada akhirnya dapat
lalu dan telah berkembang setiap tahunnya. diwariskan kepada keturunannya.
Beberapa ilmuwan melaporkan Asal usul kehidupan adalah salah satu
terbentuknya polimer ketika asam amino topik yang paling menarik untuk
dipanasi atau terpapar oleh muatan listrik. diperdebatkan oleh manusia sejak jaman
Sidney Fox dan rekan-rekannya melakukan dahulu kala. Pengaturan struktur yang sangat
percobaan dengan memanaskan campuran baik terjadi sehingga makhluk hidup dapat
20 asam amino pada suhu 70oC di atas batu muncul di permukaan bumi dan mampu
vulkanik selama beberapa jam kemudian menyesuaikan diri serta melestarikan dirinya
didinginkan dengan memercikkan air di atas sebagai suatu wujud kejadian alam yang luar

5
BAB 1. Asal Usul Kehidupan

biasa. Pertanyaan yang muncul adalah DNA (asam deoksiribonukleat) adalah


bagaimana dan kapan kehidupan muncul struktur heliks ganda yang terdapat di dalam
pertama kali di bumi? Dapatkah digambarkan organisme multiseluler. Salinan duplikatnya
kejadian munculnya kehidupan di bumi memiliki informasi yang telah terkode
sebagai suatu proses yang spontan? Untuk melingkar di hampir semua sel dalam tubuh
menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut yaitu sekitar 100.000.000.000.000 (seratus
maka perlu dipelajari sejarah kimia awal bumi triliun). Dalam DNA manusia memiliki 46 buah
dan kondisi yang diperlukan untuk atau 23 pasang; dimana 23 buah diterima dari
pembentukan senyawa organik yang ayah dan 23 buah lainnya dari ibu. Setiap DNA
merupakan awal yang baik untuk terjadinya berisi informasi eksklusif yang menentukan
evolusi biologi. seperti apa penampilan kita, kepribadian kita,
dan bagaimana sel tubuh kita berfungsi
sepanjang hidup kita.
Bentuk Kehidupan
1.3 Pertama di Bumi
Jika di dalam satu sel, seluruh DNA tidak
dilapisi (uncoiled) dan direntangkan maka
kemungkinan panjangnya adalah enam kaki.
Struktur detailnya tidak mungkin terlihat,
Kehidupan muncul dari sesuatu yang bahkan untuk strukturnya yang sangat di
tidak hidup sekitar 4 miliar tahun yang lalu bawah pengamatan dengan menggunakan
berdasarkan evolusi kimia. Evolusi biologi mikroskop elektron.
dimulai sekitar 3,8 miliar tahun yang lalu ketika Jika semua informasi di dalam satu sel
sistem interaksi molekul-molekul yang tertutup telah terkode maka apabila akan dicetak
di dalam membran yang selanjutnya menjadi buku akan terlihat bahwa buku-buku
membentuk sel-sel. tersebut akan mengisi perpustakaan dengan
Pada awalnya semua makhluk hidup di jumlah buku sebanyak empat ribu dan jika
bumi adalah organisme bersel tunggal, setelah DNA seluruh sel dalam tubuh diposisikan terus
beberapa tahun dan melalui proses evolusi menerus, maka akan membentang dari tempat
akan berubah menjadi organisme multiseluler kita berdiri di bumi hingga ke Bulan yaitu lebih
yang menyebabkankan munculnya keragaman dari 500.000 kali. Jika satu set DNA dari masing-
kehidupan di bumi yang terus meningkat hari masing individu ditempatkan dalam suatu
demi hari. Prokariotik primitif sering juga tumpukan, maka tumpukan terakhir akan lebih
disebut prokariotik fotosintetik melepaskan sedikit dari pada ketebalan satu obat aspirin.
sejumlah besar oksigen ke atmosfer bumi dan Ciri-ciri kehidupan dari bentuk yang sederhana
menyebabkan terjadinya metabolisme aerobik. hingga yang kompleks dapat dijabarkan
Sel-sel eukariotik yang kompleks muncul sebagai berikut:
berdasarkan gabungan sel-sel kecil yang  Dapat mengatur atau mengorganisasi
bertahan hidup. Organisme multiseluler dirinya sendiri, yang berarti memiliki
muncul ketika sel-sel uniseluler memiliki kemampuan untuk mengatur dirinya
kemampuan untuk merubah dirinya sendiri sendiri terutama pada proses metabolisme
dan bertahan bersama-sama serta protein, dimana enzim dapat mensintesis
berkomunikasi, selain mengalami pembelahan dan mendegradasi polimer.
sel. Sel-sel organisme multiseluler mengalami  Bentuk kehidupan organisme adalah
modifikasi untuk melaksanakan berbagai memiliki struktur dan sistem metabolik
macam fungsi yang terjadi di alam tubuhnya. yang teratur.

6
BAB 1. Asal Usul Kehidupan

 Dapat mentransfer energi yaitu dengan maka evolusi dapat terjadi. Variasi dalam gen
mengikuti hukum Thermodinamika I ini muncul untuk baik (1) rekombinasi alel
dan II. Hukum ini menjelaskan tentang ketika terjadi proses reproduksi baik secara
kemampuan untuk membebaskan energi seksual atau (2) mutasi.
yang dihasilkan dari proses degradasi atau Mekanisme evolusi terjadi dengan
pemecahan bahan makanan yang hasil berbagai cara, yaitu: 1. Seleksi alam, 2. Mutasi
akhirnya berupa ATP. bias, 3. Penyimpangan genetik (genetic drift), dan
 Dapat melestarikan diri atau meneruskan 4. Aliran gen.
generasinya melalui proses reproduksi. Menggabungkan kembali materi genetik
Unsur utama dalam reproduksi adalah dapat terjadi dalam tiga cara, yaitu: 1.
DNA yang terdapat di dalam sel Berpasangan secara bebas (independent
spermatozoa maupun sel telur (ovum). assortment), 2. Pindah silang (crossing over)
DNA merupakan molekul informasi selama proses meiosis, dan 3. Menggabungkan
genetik yang diwariskan dari kedua orang sel telur dan sperma saat pembuahan terjadi
tua kepada anak-anaknya. (fertilisasi).
 Sifat sistem kehidupan yang isotermal Mutasi biasanya bersifat netral atau
artinya makhluk hidup mampu bertukar berbahaya, namun terkadang mutasi juga
materi dan energi dengan lingkungannya dapat bermanfaat jika lingkungan dapat
dan bersifat stabil pada suhu sekitar 37oC. mengalami perubahan yang lebih baik.
 Mampu beradaptasi terhadap lingkungan Beberapa jenis mutasi antara lain:
sekitarnya. Sistem kehidupan secara 1. Mutasi titik, adalah jenis mutasi yang
genetik dapat beradaptasi dengan menyebabkan perubahan pada pasangan
lingkungan baru dan mampu basa tunggal dalam DNA.
meningkatkan efisiensinya di lingkungan 2. Frame shift mutation, adalah jenis mutasi
yang sama dengan perubahan yang terjadi yang terjadi dimana pasangan basa
secara acak disebut perubahan tunggal ditambahkan atau dihapus dari
evolusioner. untai ganda DNA.
Dengan proses evolusi biologis, semua 3. Mutasi kromosom, adalah mutasi yang
spesies dapat diketahui asal usulnya. Istilah terjadi karena kesalahan yang
spesies mengacu pada kelompok yang dapat mempengaruhi keseluruhan kromosom.
mereproduksi keturunannya yang subur. Para 4. Mutasi penghapusan (delesi), adalah jenis
ahli mengklasifikasikan spesies dengan dua mutasi yang terjadi dimana potongan
nama ilmiah, dimana nama yang pertama kromosom terputus dan tidak dapat
adalah nama genus dan nama yang kedua dipasangkan kembali ke dirinya sendiri.
adalah nama spesies. Salah satu contoh 5. Duplikasi atau penyisipan (insersi) mutasi,
penamaan adalah nama latin manusia yaitu adalah jenis mutasi dimana potongan
Homo sapiens. kromosom menempel pada kromosom
Dalam populasi, dengan adanya evolusi homolog yang telah kehilangan segmen
maka terjadi variasi atau perbedaan antara komplementernya. Hasilnya satu
anggota individu yang disebabkan dengan kromosom membawa dua salinan dari
adanya keragaman gen (alel) yang muncul. satu gen.
Contohnya adalah warna kulit manusia, dan 6. Mutasi inversi, adalah jenis mutasi dimana
warna bulu pada rubah. Saat ada perubahan potongan kromosom beristirahat dan
gen yang diwariskan dari orang tua kepada kemudian menempelkan kembali dirinya
anak-anaknya dalam proporsi yang berbeda, sendiri ke ke kromosom aslinya.

7
BAB 1. Asal Usul Kehidupan

7. Mutasi translokasi, adalah jenis mutasi pertengahan orang mempercayai yang


dimana potongan kromosom dikatakan para ahli bahwa manusia awal
menempelkan dirinya sendiri pada berasal dari suatu bentuk yang disebut
kromosom non homolog. "homunkulus". Homunkulus adalah bentuk
janin kecil yang melipat di dalam kepala
Terjadinya variasi pada organisme di spermatozoa. Ahli lain yang mendukung teori
habitatnya mengarah pada proses adaptasi. Aristoteles adalah van Helmont, seorang dokter
Proses adaptasi membantu peluang organisme dan ahli kimia yang melakukan percobaan dan
dalam suatu populasi tertentu untuk bertahan mencoba membuktikan bahwa tikus dapat
hidup dan melakukan proses reproduksi. muncul dari tempayan atau tempat
Makhluk hidup tidak berubah banyak penyimpanan biji-biji padi yang lembab dan
dengan adanya proses evolusi, dimana tertutup.
perubahan yang terjadi dengan cara
pertumbuhan yang diwariskan dan yang Konsep Abiogenesis
ditentukan untuk keadaan populasi dimana Menurut teori abiogenesis atau teori generasi
makhluk hidup tersebut berada. Ketika orang spontan, makhluk hidup berasal dari benda
tua mewariskan perubahan ini kepada tidak hidup atau dengan kata lain makhluk
keturunannya maka sebagai hasilnya anak hidup ada dengan sendirinya atau tiba-tiba
akan mewarisi karakteristik genetik dari orang ada dengan sendirinya. Generasi spontan
tuanya untuk bertahan hidup, kemampuan berarti penciptaan yang terjadi secara spontan.
melahirkan, hingga kemampuan dalam bekerja Aristoteles merupakan salah satu pelopor teori
sampai lingkungan mengalami perubahan ini, yang diajukan pada tahun 384-322 SM. Teori
kembali. ini dikemukakan oleh Aristoteles berdasarkan
Akhirnya, perubahan genetik dapat pengamatan adanya larva lalat yang muncul
memodifikasi suatu spesies secara keseluruhan secara tiba-tiba pada daging yang busuk.
terutama dalam cara hidup, seperti apa yang Aristoteles berkesimpulan bahwa larva lalat
dimakannya, bagaimana pertumbuhan terjadi, tersebut berasal dari daging yang busuk.
dan bagaimana proses kelangsungan hidupnya Contoh lain teori abiogenesis adalah bahwa
terjadi di dalam suatu populasi. Sebagai spesies setelah hujan hewan katak, serangga dan
baru hasil variasi genetik yang baru dalam tanaman terlihat seperti muncul dari air kolam
populasi akan mempunyai kemampuan baru yang telah kering sebelumnya. Hingga tahun
yang preferensial untuk menjadi terbiasa 1600-an sebagian besar orang menerima ide
dengan perubahan lingkungan dan akibatnya bahwa hewan dapat muncul dari bahan-bahan
yang dapat mengubah perilaku manusia yang yang tidak hidup. Seorang dokter dari Belgia
menyebabkan terjadinya evolusi pada manusia yang bernama Jan Baptist van Helmont
itu sendiri. bahkan menulis teori yang menyatakan bahwa
tikus dapat muncul dari butir-butir kain yang
sudah tua yang diletakkan begitu saja di pojok
Konsep Abiogenesis ruangan dalam waktu yang lama.
1.4 Teori abiogenesis diperkuat oleh
& Biogenesis
penemuan mikroskop sederhana oleh Antony
van Leeuwenhoek (1632-1723) yang
Otoritas Aristoteles memiliki pengaruh yang menyatakan bahwa dari rendaman jerami dan
sangat kuat pada pandangan orang-orang yang kumpulan air hujan dapat diihat berbagai
belajar di abad pertengahan. Pada abad macam makhluk hidup yang sangat kecil yang

8
BAB 1. Asal Usul Kehidupan

saat ini dikenal dengan istilah percobaan dimana Redi membiarkan daging
(mikroorganisme). Penemuan Leeuwenhoek membusuk pada wadah yang terbuka dan
ini memunculkan kembali beberapa dugaan setelah beberapa hari ulat atau belatung muncul
dari ilmuwan tentang asal usul kehidupan. pada permukaan daging.
Karena mikroorganisme yang ditemukan Sebagian peneliti berhenti mengamati ulat
berasal dari air rendaman jerami maka atau belatung pada saat itu, tetapi Redi terus
muncullah dugaan bahwa makhluk hidup mengamati hingga 20 hari setelahnya. Hasilnya
dapat berkembang dari benda mati. Pertanyaan ulat membentuk cangkang yang keras yang
yang coba dijawab adalah apakah makhluk mengelilingi seluruh tubuhnya. Beberapa
hidup muncul dari benda yang sedang minggu kemudian lalat dewasa muncul atau
membusuk ataukah poses pembusukan yang keluar dari cangkangnya. Redi kembali melihat
terjadi dapat memunculkan makhluk hidup? jenis lalat yang sama pada daging di awal
percobaannya. Dari percobaan ini, Redi
Konsep Biogenesis menarik kesimpulan bahwa belatung dan lalat
Jika ditinggalkan sepotong roti, keju atau buah tidak mungkin tiba-tiba terbentuk dari daging
di tempat terbuka dalam waktu yang cukup yang membusuk saja tetapi dapat berasal dari
lama, maka jamur pada akhirnya akan tumbuh telur lalat yang tertinggal pada daging dan kain
didalamnya. Jamur sepertinya muncul kasa saat lalat hinggap. Dengan percobaan ini
darimana saja. Dengan adanya penemuan Redi menyatakan bahwa telur merupakan asal
mikroskop maka mikroorganisme yang usul kehidupan.
awalnya tidak dikenal menjadi dapat dilihat Setelah percobaan dan penemuan yang
dan diketahui keberadaannya. Pada saat itu dihasilkan, Redi mengusulkan suatu hipotesis
belum ada penjelasan ilmiah untuk munculnya alternatif untuk asal usul munculnya ulat atau
jamur secara tiba-tiba. Hal ini menyebabkan belatung. Redi menyatakan bahwa belatung
orang percaya bahwa sesuatu yang tidak hidup bukan merupakan generasi yang tiba-tiba
dapat menghasilkan makhluk hidup. muncul (spontan), tetapi berasal dari telur
Kepercayaan ini muncul pada saat orang tidak dimana lalat meletakkannya pada daging di
dapat memahami perbedaan antara makhluk wadah yang terbuka. Jika belatung berasal dari
hidup dan sesuatu yang tidak hidup. telur-telur lalat sebelumnya maka belatung
Pasca masa awal abad ke 17 para ahli hanya muncul pada wadah terbuka dimana
mencoba membuktikan teori abiogenesis yang lalat-lalat dapat meletakkan telurnya di
saat itu begitu dipercaya. Ilmuwan berlomba permukaan daging. Jadi jika belatung muncul
untuk membuktikan kebenaran teori melalui generasi spontan maka belatung dapat
abiogenesis meski hasilnya selalu menemui muncul pada wadah yang terbuka atau
jalan buntu. Pembuktian ini dilakukan oleh tertutup. Redi tidak pernah menyimpulkan
sedikitnya 3 ahli biologi pada masa itu bahwa percobaannya dapat digunakan untuk
diantaranya Francesco Redi, Lazzaro mematahkan semua teori atau kemungkinan
Spallanzani dan Louis Pasteur. kasus yang terjadi pada generasi spontan. Redi
Francesco Redi (1626-1697) adalah seorang hanya menyatakan bahwa “generasi spontan
dokter dari Italia yang mempertentangkan teori tidak menjelaskan secara spesifik larva yang
generasi spontan. Hal ini diawali dari rasa muncul pada daging yang membusuk”.
keingintahuan Redi atas pertanyaan “mengapa Seperti yang diharapkan oleh Redi,
ulat atau belatung muncul di permukaan kesimpulannya berada di bawah kuatnya
daging yang mulai membusuk”. Untuk serangan dari para ilmuwan yang percaya pada
membuktikannya maka Redi mendesain suatu generasi spontan. Salah satu pernyataan yang

9
BAB 1. Asal Usul Kehidupan

utama adalah bahwa dengan menutup wadah menimbulkan sejumlah besar mikroorganisme
akan mencegah masuknya beberapa kekuatan yang karena alasan ini pada waktu itu disebut
vital yang tidak dikenal itu diperlukan untuk infusoria.
kehidupan generasi spontan. Karena itu hidup Pada tahun 1745, seorang pastor Katolik-
tidak dihasilkan dalam wadah yang ditutup Inggris bernama John T. Needham (1713-1781)
namun karena elemen 'alami' yang diperlukan menyelesaikan sebuah penelitian yang banyak
ternyata kurang, dan bukan karena hidup dilakukan orang sezamannya, dan ikut
diperlukan untuk menghasilkan kehidupan mendukung pandangan generasi spontan dan
seperti yang diusulkan Redi. Untuk memenuhi membantah hasil penelitian Redi. Needham
keberatan ini, Redi menutup wadah kaca memanaskan media kultur dan menemukan
dengan kain katun halus yang akan bahwa infusoria masih muncul. Karena"bukti
membiarkan udara masuk, tetapi dapat ilmiah" -nya lagi-lagi kurang mendukung maka
menghentikan semua lalat untuk mencapai orang kembali menerina pandangan generasi
daging yang membusuk. Redi sekali lagi spontan. Para ilmuwan selanjutnya terus
menemukan bahwa daging tidak mencari penjelasan yang alami, hingga
menghasilkan belatung. Dengan pernyataan ini penjelasan non-supranatural untuk
dan percobaan lainnya yang terus dilakukan, menguraikan asal usul dan perkembangan
Redi meletakkan dasar untuk menyangkal kehidupan. Hingga hari ini diketahui bahwa
keyakinan lama dalam generasi spontan. infusoria muncul karena Needham tidak
Dalam bukunya, Experiments on the memanaskan jerami ke suhu yang cukup tinggi
Generation of Insect pertama kali diterbitkan yang diperlukan untuk membunuh spora
pada tahun 1668, Redi mencatat hasil bakteri mikroskopis. Sekarang diketahui bahwa
percobaannya yang akhirnya sebagian besar jerami itu membawa spora yang sangat tahan
menyangkal teori generasi spontan dan terhadap panas, dan harus dipanaskan sampai
memvalidasi fakta bahwa kehidupan hanya suhu yang sangat tinggi untuk membunuhnya.
dapat datang dari kehidupan. Jhon Needham (1748) seorang ilmuwan
Dengan munculnya penemuan mikroba Skotlandia melakukan suatu percobaan yang
yang dikemukan oleh Redi maka semua mirip dengan percobaan Redi, hanya bedanya
pernyataan yang bersifat kontroversi muncul pada percobaam Needham menggunakan
lagi, dan percobaan yang lebih kritis diperlukan perlakuan panas untuk membunuh
untuk menyelesaikan masalah yang muncul mikroorganisme. Needham merebus dulu
ini. Ilmuwan yang masih percaya pada generasi kaldu daging di dalam wadah dengan kaldu
spontan merasakan itu, meskipun lalat atau daging yang telah dipanaskan dalam keadaan
hewan lain mungkin tidak secara spontan terbuka atau bersentuhan dengan udara. Pada
dihasilkan, mikroorganisme harus ada dengan kedua wadah (terbuka dan tertutup) ternyata
cara ini. Teori dengan nama-nama seperti mikroorganisme tetap tumbuh.
eobiogenesis atau biopoiesis dan neobiogenesis Needham menyimpulkan bahwa semua
segera diusulkan, semua berbeda dengan teori mikroorganisme telah mati khususnya pada
biogenesis, artinya hidup hanya datang dari wadah yang tertutup rapat sehingga
kehidupan. Penelitian yang dilakukan oleh kemunculan mikrooganisme di dalam kaldu
Louis Joblot (1645-1723) memperkenalkan daging tetap bisa saja dimungkinkan. Ternyata
doktrin yang baru tentang generasi spontan. hasil percobaannya masih mendukung teori
Pada tahun 1710 Joblot mengamati bahwa generasi spontan.
ketika jerami di lahan pertanian direndam Georges Louis Buffon (1707-1788) adalah
dalam air dan dibiarkan begitu saja, akan seorang ilmuwan yng menerima pandangan

10
BAB 1. Asal Usul Kehidupan

generasi spontan melalui 'unit menit spontan adalah ahli biologi Italia yang bernama
kehidupan' yang dirasakan tersebar di seluruh Lazaro Spallanzani (1729-1799). Lazzaro
alam semesta. Karena pandangan Buffon Spallanzani yang juga seorang ahli biologi dari
didukung oleh percobaan Needham, Buffon Italia mencoba mengetahui kekurangan dan
menulis naskah hasil penelitiannya dan kelemahan hasil percobaan Needham dan
mempublikasikannya untuk menggambarkan memutuskan untuk melakukan percobaan
percobaan Needham secara lebih rinci. Buffon sendiri.
bahkan diundang oleh Needham untuk Spallanzani merancang suatu percobaan
berkolaborasi dengannya dalam yang mirip dengan percobaan Needham
mempublikasikan hasil percobaannya di namun merubah beberapa hal. Percobaan
Encyclopedia of Scientific Knowledge. pertama Spallanzani memperlihatkan bahwa
Tidak semua ilmuwan saat itu menerima mendidihkan kaldu daging selama 5-10 menit
pandangan generasi spontan – salah seorang tidak menghancurkan semua mikroorganisme,
diantaranya yang mempelopori sehingga selanjutnya Spallanzani
ketidaksetujuannya adalah penemu mikroskop menggunakan metode yang sedikit berbeda
sederhana yang merupakan seorang ahli lensa yaitu dengan menggunakan wadah kaldu
dari Belanda yang bernama Anton Van daging berupa tabung atau labu Erlenmeyer.
Leeuwenhoek (1632-1723). Van Leeuwehoek Spallanzani yakin bahwa mikroorganisme
pertama kali mengamati banyak organisme terbawa di udara dan tidak sepenuhnya yakin
mikroskopis yang disebut 'wretched beasties'. bahwa penutup gabus untuk wadah kaldu
Meskipun Leeuwenhoek menentang gagasan daging yang digunakan oleh Needham benar-
generasi spontannya, namun Leeuwenhoek benar kuat.
tidak pernah mengembangkan teori darimana Setelah kaldu daging dalam labu
hewan mikroskopis tersebut kemungkinan Erlenmeyer dipanaskan dengan waktu yang
berasal. Selain memperlihatkan penemuan lebih lama (lebih dari satu jam), Spallanzani
mikroorganismenya sebagai 'bukti' generasi menutup labu Erlenmeyer dengan
spontan: para ilmuwan yang hidup di zaman memanaskan labu sehingga gelasnya meleleh
Needham mempercayai bahwa bakteri adalah dan menutup ujung labu sepenuhnya. Pada
unit kehidupan yang sangat 'sederhana', dan ini saat Spallanzani merusak ujung labu yang telah
merupakan sebagian alasan untuk ditutup ternyata masih ditemukan
menyimpulkan bahwa bakteri secara spontan mikroorganisme dalam kaldu daging selama 1
berkumpul sendiri. Menjadi jelas, bahwa para jam. Dari hasil percobaan ini, Spallanzani
ilmuwan saat itu tidak memahami menyatakan bahwa “mikroorganisme ada di
kompleksitas yang luar biasa yang ada bahkan udara dan mereproduksi dirinya sendiri pada
pada organisme paling kompleks seperti saat masuk ke dalam kaldu daging”. Meskipun
bakteri, atau sel hidup lainnya. Bahkan lalat Spallanzani telah mengontrol percobaannya
dianggap sebagai hewan yang relatif dengan hati-hati, teori generasi spontan tidak
'sederhana' sampai beberapa waktu setelah dapat dihilangkan begitu saja. Bahkan pada
penemuan mikroskop. Berdasarkan kenyataannya perdebatan di antara ilmuwan
pernyataan-pernyataan para ahli tersebut, tetap berlanjut hingga 100 tahun kemudian.
maka mulai dipahami tentang kompleksitas Dari percobaan tersebut, Spallanzani
yang luar biasa dari bakteri dan semua menarik kesimpulan bahwa mikroba
kehidupan lainnya. pembusuk yang mendegradasi air kaldu dalam
Ilmuwan lain yang masuk dalam kategori labu pertama bukanlah berasal dari air kaldu,
kontroversi dengan menentang generasi melainkan dari mikroba yang sebelumnya

11
BAB 1. Asal Usul Kehidupan

terdapat di udara yang masuk ke dalam labu. Percobaan yang memperkuat pandangan
Hal ini dibuktikan dengan menyatakan bahwa Spallanzani dilakukan oleh ahli fisiologi Jerman
bila labu ditutup rapat maka pembusukan air yang bernama Theodore Schwann (1810-1882).
kaldu tidak akan terjadi. Dengan percobaan ini Pada tahun 1837, Schwann menggunakan
Spallanzani menyatakan bahwa “asal usul sistem tabung untuk pompa udara yang
kehidupan dimulai dari telur. dipanaskan sebelum dimasukkan ke dalam
Salah satu halangan terbesar percobaan labu yang mengandung daging yang telah
Spallanzani adalah mirip dengan kesulitan disterilkan. Alat ini sepertinya menyediakan
yang dihadapi oleh Redi. Spallanzani yakin kedua kondisi yang menurut Needham
bahwa dengan memanaskan kaldu akan diperlukan untuk memungkinkan 'kekuatan
menghancurkan mikroorganisme yang aktif di vegetatif' menjadi ada, dan itu juga yang
udara, artinya Spallanzani yakin bahwa udara disimpulkan oleh Spallanzani apa saja yang
membawa mikroorganisme dan dengan diperlukan untuk menghancurkan organisme
memanaskannya dapat membunuh hidup.
mikroorganisme yang masuk ke dalam kaldu Penelitian oleh ahli anatomi Jerman yang
daging. Spallanzani tidak dapat merancang bernama Max Johann Schultze (1825-1874)
suatu percobaan yang menggabungkan juga mendukung percobaan Schwann. Dari
pernyataan bahwa mikroorganisme dalam pada memanaskan udara, Schultze
kaldu daging dapat terbunuh dengan melewatkannya melalui larutan kalium
memanaskannya, namun tidak menghancur- hidroksida dan asam sulfat, dan hasilnya tidak
kan mikroorganisme yang ada di udara. ada organisme hidup yang jelas muncul dalam
Hasil dan kesimpulan Spallanzani daging. Dan tentu saja, beberapa ilmuwan
diserang oleh Needham yang beralasan bahwa masih keberatan dengan hasil percobaan-
memanaskan daging untuk jangka waktu yang percobaan tersebut, dengan alasan bahwa asam
lama akan menghancurkan 'kekuatan vegetatif' sulfat dapat menghancurkan 'kekuatan
yang misterius yang diperlukan bagi vegetatif' di udara. Tidak sampai tahun 1854,
kehidupan untuk berkembang. Needham ketika Heinrich Schroeder (1810-1885) dan
menuduh Spallazani melakukan proses Theodor von Dusch (1824-1890) menemukan
penyiksaan terhadap infusa vegetatif ke titik di metode penyaringan udara melalui wol kapas
mana semua bahan vital dilemahkan atau yang disterilkan yang sebelumnya telah
dihancurkan. Needham bahkan berpendapat dikemukakan oleh Spallanzani. Penyaringan
bahwa udara yang tersisa di bagian kosong tidak menghasilkan apa-apa di udara, dimana
pembuluh akan tetap ada melalui perlakuan sebelumnya telah ditafsirkan sebagai
pemanasan. Kondisi yang dirasakan Needham penghancuran setiap kekuatan vegetatif yang
adalah tidak dapat membunuh kekuatan tidak terlihat yang kemungkinan terkandung
vegetatif yang dilakukan oleh Spallanzani, didalamnya, atau juga tidak mengubah sifat
namun juga tidak mempertimbangkan cukup dasarnya. Terutama partikel debu yang
atau tidaknya dalam menghancurkan semua disaring dari udara, sulit untuk membantah
organisme hidup yang ada di labu. Penganut bahwa seharusnya 'kekuatan vegetatif'
paham Evolusionis saat itu menggunakan mengalami kehancuran.
alasan yang sama seperti argumen sintrofi, Hasil penelitian fisikawan Irlandia yang
yaitu suatu kekuatan tak terlihat yang bernama John Tyndall (1820-1893) juga
mendorong evolusi ke pemahaman yang baru, penting dalam menyangkal generasi spontan.
seperti yang dibahas oleh Albert Szent- Tyndall merancang metode untuk
Gyorgyi. mengidentifikasi debu di udara bebas dengan

12
BAB 1. Asal Usul Kehidupan

menggunakan lensa-lensa optik, dan meskipun udara memiliki akses bebas masuk
memastikan bahwa udara adalah bebas dari ke daging atau bahan organik, maka fermentasi
kuman tanpa mengubahnya dengan atau pembusukan tidak dapat terjadi.
pemanasan, bahan kimia atau cara lain. Tyndall Penemuan Pasteur menyatakan bahwa
memurnikan udara hanya dengan sepotong kapas, atau bahkan hanya sekedar
membiarkan partikel-partikel tersuspensi lekukan leher labu, sudah cukup untuk
didalamnya yang selanjutnya menetap di kotak mencegah sebagian besar kuman masuk ke
yang tertutup. Setelah menyelesaikan dalam cawan labu dan larutan organik dapat
persiapan percobaan, Tyndall menggunakan dijaga tetap steril setelah proses sterilisasi.
cahaya yang akan dipantulkan dari setiap Berdasarkan hasil percobaannya, maka Pasteur
partikel yang tersuspensi. Tes ini digunakan dapat mengatakan bahwa generasi spontan
untuk mengevaluasi udara terutama yang hanyalah suatu mitos tentang asal usul
mengandung debu, yang arti utamanya bahwa kehidupan. Banyak ilmuwan lain yang
bakteri yang ada di udara dapat ditransfer. beralasan bahwa teori yang dikemukakan
Ketika kuman yang ada di udara bebas ini hanya suatu alternatif dari ciptaan khusus,
terdapat dalam media yang mampu selama masih mempercayai teori generasi
mendukung kehidupan organisme, ternyata spontan. Pasteur mampu menunjukkan bahwa
diperoleh kenyataan bahwa tidak ada hasil-hasil percobaan yang berbeda diperoleh
organisme yang dihasilkan. Hal ini ketika udara diperoleh dari berbagai sumber.
mendukung anggapan bahwa sumber Beberapa ilmuwan bahkan segera
kontaminasi adalah bakteri yang diangkut menyimpulkan bahwa munculnya
pada partikel-partikel debu di udara. Hal ini mikroorganisme bukan karena udara itu
juga memberikan bukti yang bertentangan sendiri, tetapi sesuatu yang ada di udara (atau
dengan pandangan bahwa substansi terbawa oleh udara) yang bertanggung jawab
kehidupan yang misterius ada di udara. atas mikroorganisme yang selanjutnya tumbuh
Louis Pasteur (1822-1895) merupakan ahli di dalam labu. Masalah utama saat ini adalah
biologi Perancis, yang juga mencoba untuk tingkat ketahanan yang luar biasa terhadap
membuktikan ketidakbenaran teori abiogenesis panas, dimana beberapa spora yang ada,
melalui percobaan dengan berbagai jenis terutama yang terdapat di dalam jerami, dan
mikroorganisme. Percobaan dilakukan dengan sejumlah jenis bakteri, yang ada didalamnya
meletakkan air kaldu yang sudah dipanaskan merupakan kelompok anaerob, yaitu
ke dalam tabung leher angsa (leher yang meski organisme yang tidak membutuhkan oksigen
corongnya terbuka tetapi udara tidak dapat bebas untuk metabolisme.
masuk). Air kaldu tersebut didiamkan selama
beberapa waktu namun bakteri tidak dapat
membusukkannya. Baru setelah tabung
dimiringkan hingga kaldu mencapai ujung
corong, bakteri pembusuk dapat
membusukkan air kaldu. Dengan percobaan ini
Pasteur menyatakan bahwa asal usul
kehidupan dimulai dari kehidupan
sebelumnya.
Pasteur menekankan bahwa, jika semua Gambar 1-1Percobaan Pasteur. (Sumber:
kuman makhluk hidup dihancurkan dan akses http://facstaff.gpc.edu)

lebih lanjut ke kuman tersebut dicegah,

13
BAB 1. Asal Usul Kehidupan

Dari hasil percobaan yang dilakukan Redi, Barulah pada tahun 1870 seorang ilmuwan
Spallanzani dan Pasteur inilah teori “asal usul Inggris yang bernama Thomas Henry Huxley
kehidupan” muncul (biogenesis) dan mulai pertama kali menggunakan istilah biogenesis
berkembang. Seiring dengan diterimanya teori untuk menjelaskan konsep bahwa semua
biogenesis, maka teori abiogenesis mulai makhluk hidup hanya muncul dari akhluk
ditinggalkan. Dua puluh tahun setelah hidup lainnya dari jenis yang sama yang telah
percobaan Louis Pasteur, teori generasi spontan ada sebelumnya.
telah ditinggalkan dan tidak digunakan lagi.

Studi Kasus 1.1: Radikal Bebas Penyebab Penuaan

Rini sedang berbincang dengan neneknya yang seorang dokter. Saat memegang
tangan neneknya, Rini menyadari bahwa kulit neneknya berbeda dengan kulitnya,
yaitu ada tanda keriput pada kulit neneknya. Rini bertanya kepada neneknya kenapa
orang semakin bertambah usia maka terjadi perubahan bentuk pada kulit, selain
rambut yang sudah mulai memutih. Penuaan atau aging akan dialami oleh setiap orang
yang bertambah usianya. Faktor yang menyebabkan penuaan tidak hanya usia, namun
juga dapat disebabkan oleh faktor makanan yang dikonsumsi, gaya hidup seseorang
seperti bekerja keras dan kurang beristirahat, banyak mengkonsumsi alcohol dengan
kadar yang tinggi, obat-obatan aditif, lingkungan yang sudah mulai tercemar dengan
berbagai bahan polusi, dan masih banyak faktor yang lain. Selain itu, para ahli
menyatakan bahwa bahan-bahan kimia yang dapat menyebabkan kerusakan sel di
dalam tubuh disebut radikal bebas.

Banyak ahli biologi menyatakan bahwa Atom atau molekul yang memiliki orbital yang
penuaan atau aging dapat dihasilkan dari mengandung satu elektron yang tidak
akumulasi besar dari kerusakan jaringan tubuh. berpasangan cenderung sangat tidak stabil
Kerusakan yang paling parah kemungkinan disebut radikal bebas. Radikal bebas dapat
terjadi pada DNA di dalam inti sel. Perubahan terbentuk ketika ikatan kovalen terputus
pada DNA tentunya akan mengarah pada sehingga setiap bagian menjaga satu setengah
produksi pesan genetik yang salah yang dari elektron yang dibagi, atau dapat terbentuk
menyebabkan kerusakan sel secara bertahap. ketika atom atau molekul menerima satu
Muncullah pertanyaan, bagaimana kerusakan elektron yang ditransfer selama reaksi reduksi
sel dapat terjadi, dan mengapa itu harus terjadi oksidasi. Sebagai contoh, air dapat diubah
lebih cepat pada hewan yang berumur pendek, menjadi radikal bebas ketika terkena radiasi
seperti simpanse, daripada manusia? dari matahari.
Jawabannya mungkin berada di tingkat atom. Radikal bebas sangat reaktif dan mampu
Atom distabilkan ketika cangkangnya diisi mengubah banyak jenis molekul secara kimia,
dengan elektron. Kulit elektron terdiri dari termasuk protein, asam nukleat, dan lipid.
orbital, yang masing-masing dapat Pembentukan radikal hidroksil mungkin
menampung maksimum dua elektron. merupakan alasan utama bahwa sinar matahari
sangat merusak kulit.

14
BAB 1. Asal Usul Kehidupan

Pada tahun 1956, Denham Harman dari kelahiran. Sebaliknya, tikus yang telah
Universitas Nebraska mengusulkan bahwa direkayasa secara genetis sehingga
penuaan disebabkan oleh kerusakan jaringan mitokondrianya mengandung peningkatan
yang disebabkan oleh radikal bebas. Karena kadar enzim katalase yang merusak H2O2
subjek radikal bebas bukanlah subjek yang memperoleh hidup 20 persen lebih lama
akrab dengan para ahli biologi dan dokter, daripada kontrol yang tidak diperlakukan.
proposal tersebut gagal menghasilkan minat Temuan ini, dilaporkan pada tahun 2005,
yang signifikan. Kemudian, pada tahun 1969, menandai demonstrasi pertama yang
Joe McCord dan Irwin Fridovich dari memperlihatkan bahwa peningkatan
Universitas Duke menemukan sebuah enzim pertahanan oleh antioksidan dapat
yang disebut superoksida dismutase (SOD), meningkatkan masa hidup mamalia. Meskipun
yang satu-satunya fungsi adalah potensi destruktif dari radikal bebas, seperti
menghancurkan radikal superoksida, yaitu radikal superoksida dan hidroksil tidak perlu
sejenis radikal bebas yang terbentuk ketika dipertanyakan lagi, namun manfaat agen ini
molekul oksigen mengambil elektron ekstra. sebagai faktor dalam penuaan masih
Hidrogen peroksida juga merupakan agen merupakan hal yang kontroversial.
pengoksidasi yang berpotensi reaktif, itulah Masa hidup hewan dapat ditingkatkan
sebabnya senyawa ini sering digunakan dengan membatasi kalori yang ada dalam
sebagai agen desinfektan dan pemutih. Jika makanan. Seperti yang pertama kali
tidak cepat dihancurkan, H2O2 dapat terurai diperlihatkan pada tahun 1930-an, tikus yang
sehingga membentuk radikal hidroksil yang dipelihara dengan makanan yang sangat ketat
menyerang makromolekul sel. Hidrogen (diet) biasanya dapat hidup sebanyak 30 hingga
peroksida biasanya dihancurkan dalam sel oleh 40 persen lebih lama daripada hewan
enzim katalase atau glutation peroksidase. sejenisnya yang diberi makan dengan
Penelitian selanjutnya telah kandungan kalori normal. Kajian tentang
mengungkapkan bahwa radikal superoksida tingkat metabolisme tikus-tikus ini telah
terbentuk di dalam sel selama metabolisme menghasilkan data yang kontradiktif, tetapi ada
oksidatif normal dan enzim superoksida kesepakatan umum bahwa hewan yang diberi
dismutase ada dalam sel-sel organisme mulai diet dengan kalori menunjukkan penurunan
dari bakteri hingga manusia. Pada yang nyata dalam produksi oksigen dan
kenyataannya, hewan memiliki tiga versi SOD hidrogen peroksida, yang dapat menjelaskan
yang berbeda (isoform) yaitu: sitosolix, meningkatnya umur yang semakin panjang.
mitochondria, dan isoform ekstraseluler. Seperti yang dilaporkan dalam berbagai
Diperkirakan bahwa sebanyak 1-2 persen dari acara berita televisi, semakin banyak orang
oksigen yang diambil dari mitokondria yang berharap untuk memperpanjang masa
manusia dapat dikonversi menjadi hidrogen hidupnya dengan mempraktikkan pembatasan
peroksida daripada menjadi air, yaitu produk kalori, yang pada intinya berarti orang bersedia
akhir respirasi yang normal. Manfaat SOD melakukan diet yang sangat terbatas, tetapi
paling jelas terungkap dalam percobaan seimbang. National Institutes of Aging juga
dengan menggunakan bakteri mutan dan ragi telah mempelajari (dinamakan CALERIE) pada
yang kekurangan enzim; sel-sel ini tidak dapat subjek manusia yang kelebihan berat badan
tumbuh dengan adanya oksigen. Demikian (tetapi tidak obesitas) yang menggunakan diet
pula, tikus yang tidak memiliki jenis enzim yang mengandung sekitar 25 persen lebih
mitokondria (SOD2) maka tidak dapat sedikit kalori daripada yang dibutuhkan untuk
bertahan lebih dari seminggu atau lebih setelah mempertahankan berat badan awalnya. Setelah

15
BAB 1. Asal Usul Kehidupan

masa enam bulan pembatasan kalori, orang ini dalam menghancurkan senyawa radikal bebas,
menunjukkan perubahan metabolisme yang namun penelitian dengan tikus dan mencit
luar biasa, yaitu memiliki suhu tubuh yang telah gagal memberikan bukti yang
lebih rendah, insulin darah dan kadar kolesterol meyakinkan bahwa zat-zat tersebut berfungsi
LDLnya lebih rendah, telah kehilangan berat memperlambat proses penuaan bahkan untuk
badan seperti yang diharapkan, dan meningkatkan masa hidup yang lebih lama.
pengeluaran energi yang berkurang, melebihi Salah satu jenis antioksidan yang memiliki
yang diharapkan hanya karena berdasarkan manfaat besar adalah resveratrol, yaitu
massa tubuh bagian bawah. Selain itu, tingkat senyawa polifenol yang ditemukan pada
kerusakan DNA yang dialami oleh sel-sel dari konsentrasi tinggi di kulit anggur merah.
individu ini berkurang, yang menunjukkan Dipercaya secara luas bahwa resveratrol
penurunan pada produksi Reactive Oxygen memiliki manfaat yang berhubungan dengan
Species (ROS). Kajian jangka panjang saat ini kesehatan. Resveratrol tampaknya bekerja
sedang berlangsung pada percobaan dengan dengan menstimulasi enzim (Sir2) yang
melihat rhesus monyet apaka juga berfungsi sebagai pemain kunci dalam
menyebabkan hidup lebih lama dan hidup memperpanjang usia yang pernah dilakukan
lebih sehat bila dipelihara dengan diet yang pada hewan uji.
dibatasi kalori. Meskipun penelitian ini belum
dilakukan cukup lama untuk menentukan Ringkasan
apakah rentang hidup maksimumnya  Asal usul kehidupan merupakan suatu
(biasanya sekitar 40 tahun) meningkat, hewan- proses yang bertahap dan lambat, serta terjadi
hewan ini juga memiliki kadar glukosa, insulin, dalam waktu yang lama yaitu melalui
dan trigliserida darah yang lebih rendah, yang tahapan evolusi kimia dan evolusi biologi.
membuatnya kurang rentan terhadap  Salah satu teori yang menjelaskan asal usul
gangguan yang terkait usia, seperti diabetes dan kehidupan adalah teori Big Bang, yaitu
penyakit arteri koroner. adanya meteor-meteor yang jatuh ke bumi
Menurunkan kadar insulin-darah memunculkan gas-gas beracun seperti
hidrogen, metana, amonia, nitrogen,
mungkin salah satu hal yang penting untuk
karbondioksida dan lain-lain yang melalui
memiliki umur yang panjang, karena penelitian
proses kondensasi akan menjadi asam amino
sebelumnya pada nematoda dan lalat buah
(bahan dasar kehidupan yaitu protein).
menunjukkan bahwa dengan mengurangi
Proses ini disebut evolusi kimia.
aktivitas hormon seperti insulin dapat secara
 Radiasi sinar matahari diduga yang
dramatis meningkatkan masa hidup pada jenis menyebabkan pemisahan air dan senyawa
invertebrata ini. kimia lain menjadi senyawa yang bersifat
Bidang penelitian yang terkait radikal bebas.
menyangkut kajian zat-zat yang disebut  Hasil akhir dari evolusi kimia adalah
antioksidan yang mampu menghancurkan protenoid berdasarkan hasil penelitian
senyawa yang bersifat radikal bebas. Zat-zat Sidney Fox dan rekan-rekannya, yaitu suatu
antioksidan banyak diperjualbelikan sebagai sel disusun oleh protein.
vitamin atau suplemen oleh industri.  Protenoid seiring dengan evolusi biologi akan
Antioksidan yang biasa ditemukan dalam berkembang menjadi protobion.
tubuh antara lain glutathion, vitamin E dan C,  Stanley Miller dan Harold Urey merancang
dan beta-karoten (pigmen oranye pada wortel percobaan simulasi terbentuknya kehidupan
dan sayuran lainnya). Meskipun zat-zat ini primitive melalui senyawa anorganik (gas-
terbukti bermanfaat karena kemampuannya

16
BAB 1. Asal Usul Kehidupan

gas yang ada di bumi) menjadi senyawa e. Pringle


organik yang disebut asam amino. 3. Ahli yang mengemukakan bahwa
 Evolusi biologi adalah proses interaksi kehidupan di bumi muncul pada tingkat
molekul-molekul yang tertutup di dalam molekuler di lautan prebiotik melalui suatu
membran yang selanjutnya membentuk sel- proses seleksi alam adalah:
sel, diawali dari protobion, prokariotik dan a. Aristoteles
selanjutnya menjadi eukariotik. Dari b. Haldane
organisme uniseluler menjadi multiseluler. c. Oparin
 Berdasarkan hasil percobaan, Harold Urey d. Miller dan Urey
menyatakan bahwa kehidupan adalah suatu e. Pringle
unit pewarisan yang teratur yang dapat 4. Ahli yang merancang percobaan simulasi
melakukan metabolisme, reproduksi dan kondisi prebiologis bumi untuk mensintesis
evolusi. bentuk molekul kompleks adalah:
 Teori seleksi alam dari Charles Darwin a. Aristoteles
menyatakan bahwa setiap sifat diwariskan b. Haldane
kepada keturunannya sehingga c. Oparin
meningkatkan probabilitas makhluk hidup d. Miller dan Urey
dalam bertahan hidup dan melakukan e. Pringle
reproduksi. 5. Bentuk kehidupan primitif yang disusun oleh
 Menurut teori abiogenesis atau teori generasi protenoid disebut:
spontan, makhluk hidup berasal dari benda a. Biotik
tidak hidup atau dengan kata lain makhluk b. Abiotik
hidup ada dengan sendirinya atau tiba-tiba c. Protobion
ada dengan sendirinya. Teori ini pertama kali d. Protein
digagas oleh Aristoteles. e. Asam amino
 Thomas Henry Huxley pertama kali
6. Ahli yang menyatakan bahwa organisme
menggunakan istilah biogenesis untuk
primitif mungkin telah berevolusi pada
menjelaskan konsep bahwa semua makhluk
kedalaman laut adalah:
hidup hanya muncul dari makhluk hidup
a. Aristoteles
lainnya dari jenis yang sama yang telah ada
b. Haldane
sebelumnya.
c. Oparin
d. Miller dan Urey
Latihan Soal e. Pringle
1. Panas yang luar biasa yang dihasilkan di 7. Komposisi kimia protein yang terdapat pada
bumi dan atmosfer terdiri dari: organisme prokariotik disebut:
a. Nitrogen a. Biotik
b. Amonia b. Abiotik
c. Metana c. Protobion
d. Hidrogen d. Protenoid
e. Semua jawaban benar e. Asam nukleat
2. Evolusi kimia yang terjadi di bumi telah 8. Organisme yang tidak membutuhkan
banyak diperdebatkan oleh ahli-ahli di oksigen untuk kelangsungan hidupnya
bawah ini, kecuali: disebut:
a. Aristoteles a. Biotik
b. Haldane b. Abiotik
c. Oparin c. Aerob
d. Miller dan Urey

17
BAB 1. Asal Usul Kehidupan

d. Anaerob Brand-Williams W, Cuvelier ME, Berset C. Use of a


free radical method to evaluate antioxidant
e. Generasi spontan activity. Lebensmittel Wissenschaft Und
9. Teori yang menyatakan bahwa organisme Technologie, 1995; 28: 25-30.
hidup berasal atau muncul dari sesuatu/zat Cabreiro F, Ackerman D, Doonan R, Araiz C, Back P,
Papp D, Braeckman BP, Gems D. Increased life
yang tidak hidup secara spontan disebut: span from overexpression of superoxide
a. Biogenesis dismutase in Caenorhabditis elegans is not caused
by decreased oxidative damage. Free Radic Biol
b. Abiogenesis
Med. 2011; 51: 1575-1582.
c. Koaservat Canuto VM, Levine JS, Augustsson TR, Imhoff CL.
d. Protobion UV radiation from the young Sun and oxygen
and ozone levels in the prebiological
e. Protenoid palaeoatmosphere, Nature, 1982; 296: 816-820.
10. Ahli yang menyatakan bahwa organisme Chyba C, Sagan C. Endogenous production,
exogenous delivery and impact-shock synthesis
hidup atau muncul dari zat yang tak hidup
of organic molecules: an inventory for the
secara spontan disebut: origins of life, Nature, 1992; 355: 125-132.
a. Aristoteles Cleland CE, Chyba CF. Defining ‘life’. Orig Life Evol
Biosph. 2002; 32: 387-393.
b. Haldane Constant JB. (Ed.). Pasteur’s and Tyndall’s Study of
c. Hipocrates Spontaneous Generation. Cambridge,
d. Miller dan Urey Massachusetts: Harvard University Press; 1953.
Doonan R, McElwee JJ, Matthijssens F, Walker GA,
e. Pringle Houthoofd K, Back P, Matscheski A,
Vanfleteren JR, Gems D. Against the oxidative
damage theory of aging: superoxide dismutases
Referensi protect against oxidative stress but have little or
no effect on life span in Caenorhabditis elegans.
Anet FL. The place of metabolism in the origin of life. Genes Dev. 2008; 22: 3236-3241.
Curr Opin Chem Biol. 2004; 8: 654-659. Dyson F. Origin of Life. Cambridge: Cambridge
Arendt D, Musser JM, Baker CVH, Bergman A, University Press; 1985.
Cepko C, Erwin DH, Pavlicev M, Schlosser G, Farley J. The Spontaneous Generation Controversy
Widder S, Laubichler MD, Wagner GP. The from Descartes to Oparin. Baltimore, Maryland:
origin and evolution of cell types. USA: Johns Hopkins University Press; 1979.
Macmillan Publishers Limited; 2016. Gems D, Doonan R. Antioxidant defense and aging in
Aruoma OI. Free radicals, oxidative stress, and C. elegans: is the oxidative damage theory of
antioxidants in human health and disease. aging wrong? Cell Cycle, 2009; 8: 1681-1687.
Journal of the American Oil Chemists Society, Gladyshev VN. The free radical theory of aging is
1998; 75(2): 199-212. dead. Long live the damage theory.
Barzilai N, Guarente L, Kirkwood TB, Partridge L, Antioxidants & Redox Signaling, 2014; 20(4):
Rando TA, Slagboom PE. The place of genetics 727-731.
in ageing research. Nat Rev Genet. 2012; 13: 589- Harman D. Aging: a theory based on free radical and
594. radiation chemistry. J Gerontol. 1956; 11: 298-
Bergman J. A brief history of the theory of 300.
spontaneous generation. CEN Tech J. 1993; 7(1): Hartman H. The origin of the eukaryotic cell.
73-81. Speculation in Science and Technology, 2014;
Bernstein M. Prebiotic molecules from on and off the 7(2): 77-81.
early Earth. Phil Trans R Soc. 2006; B361: 1689- Iacopini P, Baldi M, Storchi P, Sebastiani L. Catechin,
1702. epicatechin, quercetin, rutin and resveratrol in
Binder PM, Danchin A. Life ’s demons: information red grape: content, in vitro antioxidant activity
and order in biology. What subcellular and interactions. Journal of Food Composition
machines gather and process the information and Analysis, 2008; 21: 589-598.
necessary to sustain life? EMBO Rep. 2011; 12: Imlay JA. Pathways of oxidative damage. Annu Rev
495-499. Microbiol. 2003; 57: 395-418.
Blagosklonny MV. Aging: ROS or TOR. Cell Cycle, Jayaprakasha GK, Selvi T, Sakariah KK. Antibacterial
2008; 7: 3344-3354. and antioxidant activities of grape (Vitis vinifera)
Blois MS. Antioxidant determination by the use of a seed extracts. Food Research International, 2003;
stable free radical. Nature, 1958; (181): 1199- 36: 117-122.
1200. Jayaprakasha GK, Singh RP, Sakariah KK.
Bonawitz ND, Chatenay-Lapointe M, Pan Y, Shadel Antioxidant of grape seed (Vitis vinifera)
GS. Reduced TOR signaling extends extracts on peroxidation models in vitro. Food
chronological life span via increased respiration Chemistry, 2001; 73: 285-290.
and upregulation of mitochondrial gene
expression. Cell Metab. 2007; 5: 265-277.

18
BAB 1. Asal Usul Kehidupan

Katewa SD, Kapahi P. Dietary restriction and aging, Mulkidjanian AY, Galperin MY. Physicochemical
2009. Aging Cell, 2010; 9: 105-112. and evolutionary constraints for the formation
Kauffman S. Question 1: Origin of life and the living and selection of the first biopolymers: towards
state. Orig Life Evol Biosph. 2007; 37: 315-322. the concensus paradigm of the abiogenic origin
Kenyon CJ. The genetics of aging. Nature, 2010; 464: of life. Chem Diversity, 2007; 4: 2003-2015.
504-512. Pross A. Causation and the origin of life. Metabolism
Kirkwood TB, Kowald A. The free-radical theory of or replication first? Orig Life Evol Biosph. 2004;
ageing—older, wiser and still alive: modelling 34: 307-321.
positional effects of the primary targets of ROS Ristow M, Schmeisser S. Extending life span by
reveals new support. Bioessays, 2012; 34: 692- increasing oxidative stress. Free Radic Biol Med.
700. 2011; 51: 327-336.
Koc A, Gasch AP, Rutherford JC, Kim HY, Gladyshev Rode BM. Peptides and the origin of life. Peptides,
VN. Methionine sulfoxide reductase regulation 1999; 20: 773-786.
of yeast lifespan reveals reactive oxygen species- Sartan G. A History of Science. Cambridge,
dependent and -independent components of Massachusetts: Harvard University Press; 1959;
aging. Proc Natl Acad Sci USA. 2004; 101: 7999- p. 176.
8004. Sheldon RB. Historical development of the
Lin SJ, Kaeberlein M, Andalis AA, Sturtz LA, distinction between bio- and abiogenesis.
Defossez PA, Culotta VC, Fink GR, Guarente L. Proceeding of SPIE – The International Society
Calorie restriction extends Saccharomyces for Optical Engineering; 2005.
cerevisiae lifespan by increasing respiration. Sohal RS, Weindruch R. Oxidative stress, caloric
Nature, 2002; 418: 344-348. restriction, and aging. Science, 1996; 273: 59-63.
Luisi PL. About various definitions of life, Orig. Life Speakman JR, Selman C. The free-radical damage
Evol Biosph. 28, 1998: 613-622. theory: accumulating evidence against a simple
Martin W, Russell MJ. On the origin of cells: a link of oxidative stress to ageing and lifespan.
hypothesis for the evolutionary transitions from Bioessays, 2011; 33: 255-259.
abiotic geochemistry to chemoautotrophic Thompson B. The Mythology of Science Spontaneous
prokaryotes, and from prokaryotes to nucleated Generation. Montgomery, Alabama:
cells. Phil Trans R Soc Lond. 2003; B353: 59-85. Apologetics Press; 1980.
Mitsui ML, Boroski M, Bulla MK, Donaduzzi CM, Vallery-Radot R. The Life of Pasteur. New York: The
Kamei MS, Cortez LER, Cortez DAG. Trans- Sun Dial Press; 1937; p. 89.
resveratrol and antioxidant activity of grape Van Rammsdonk JM, Hekimi S. Deletion of the
(Vitis vinifera sp) by products. Brazilian Journal mitochondrial superoxide dismutase sod-2
of Food Research, 2016; 7(1): 66-81. extends lifespan in Caenorhabditis elegans. PLoS
Mockett RJ, Sohal BH, Sohal RS. Expression of Genet. 2009; 5: e1000361.
multiple copies of mitochondrially targeted Wald G. The origin of life. Scientific American, 1954;
catalase or genomic Mn superoxide dismutase 191(2): 45-53.
transgenes does not extend the life span of Wilson EB. The Cell. New York: McMillan Co; 1925.
Drosophila melanogaster. Free Radic Biol Med.
2010; 49: 2028- 2031.
Morowitz HJ. Beginnings of cellular life: metabolism
recapitulates biogenesis. New Haven/London:
Yale University Press; 1992.

19
BAB 2. Asal Usul Sel & Perkembangan Molekuler

20
BAB 2. Asal Usul Sel & Perkembangan Molekuler

artinya hidup dan logos yang artinya ilmu. Jadi


Para ilmuwan seperti Aristoteles dan pada saat itu para ahli menyatakan bahwa
biologi merupakan bidang studi yang khusus
Paracelcus pada jaman Renaisance mengatakan
mempelajari makhluk hidup saja dan
bahwa semua makhluk hidup dibentuk oleh
hubungannya dengan lingkungan dimana
beberapa elemen yang mengalami
makhluk hidup tersebut berada. Istilah Biologi
pengulangan. Berabad-abad kemudian setelah
pertama kali digunakan pada tahun 1801 oleh
penemuan lensa pembesar, bahkan mikroskop
Lamarck dan Treviranus. Aristoteles (184-322
sederhana menyebabkan dapat ditemukannya
SM) sekalipun seorang ahli yang mengatakan
sel tunggal yang nantinya akan mengalami
teori generasi spontan (abiogenesis) namun
perkembangan menjadi sel yang lebih
tetap dipandang sebagai tokoh perintis
kompleks karena terdiri dari banyak sel yang
perkembangan ilmu pengetahuan tentang
disebut organisme multiseluler.
makhluk hidup.
Sel merupakan unit struktural dan
Biologi juga dapat dikatakan sebagai ilmu
fungsional dasar organisme, sama seperti atom
yang mempelajari tentang makhluk hidup dan
dalam struktur kimia. Sel dapat dianggap
kehidupan disekitarnya. Ilmu kehidupan (life
sebagai organisme karena mengalami
sciences) adalah cabang ilmu biologi yang
kekhususan dan terdiri dari banyak unsur.
mencoba untuk membuka misteri tentang
Meskipun sel-sel yang menyusun tubuh
makhluk hidup berdasarkan kerja mesin
memiliki beberapa fungsi yang penting,
protein yang terdapat di dalam sel, sampai
makhluk hidup dapat bertahan hidup oleh
dengan pertumbuhan organisme dari satu sel
karena adanya salah satu organel di dalam
makhluk hidup sebagai organisme penyusun
sitoplasma yang memiliki aktivitas enzimatis,
seluruh ekosistem.
yang nantinya juga akan menyebabkan
kematian.
Perkembangan dan penyempurnaan Perkembangan Biologi
mikroskop yang ditemukan sangat membantu Pertanyaan tentang ilmu kehidupan adalah
dalam perkembangan ilmu pengetahuan beragam dan menarik untuk dipelajari seperti
khususnya dalam mempelajari sel, sehingga halnya kehidupan itu sendiri. Oleh karena itu,
makhluk hidup tidak lagi hanya dapat pada akhirnya muncul pertanyaan-pertanyaan
dipelajari dari tingkat seluler tetapi juga tingkat di kalangan para ahli seperti bagaimana satu sel
molekuler. Perkembangan ilmu biokimia telah dapat membangun organisme yang kompleks?
menunjukkan bahwa materi hidup terdiri dari Bagaimana interpretasi informasi genetik dapat
unsur-unsur yang sama yang membentuk terjadi? Bagaimana sifat-sifat organisme dapat
molekul anorganik dan organik yang lebih dipengaruhi oleh mutasi gen? Bagaimana
kompleks seperti protein, lemak, polisakarida ekosistem dapat berubah karena iklim? Apa
dan asam nukleat. yang bisa dikatakan oleh variasi genetik
manusia tentang sejarah evolusi dan migrasi
manusia?
Pertanyaan-pertanyaan yang muncul di
Ilmu Biologi &
2.1 Perkembangannya
seputar kehidupan dan makhluk hidup
membuat para ahli mulai melakukan banyak
percobaan yang menstimulasikan
terbentuknya makhluk hidup setelah ada
Istilah biologi muncul pada zaman peradaban
kehidupan di bumi ini. Salah satunya adalah
Yunani. Biologi berasal dari kata bios yang

21
BAB 2. Asal Usul Sel & Perkembangan Molekuler

proses evolusi. Evolusi adalah perubahan sifat- beragamnya muncul jenis penyakit dan lain-
sifat populasi biologis yang dapat diwariskan lain.
dari satu generasi ke generasi berikutnya yang
memunculkan variasi atau keanekaragaman Sains (Ilmu Pengetahuan): Ciri-
karakter. Para ahli menyimpulkan bahwa
Cirinya
proses evolusi menimbulkan keragaman di
Biologi adalah ilmu tentang alam dan
setiap tingkat pengaturan biologis makhluk
kehidupan. Science berasal dari bahasa latin
hidup.
yang berarti tahu atau mengetahui. Maka dapat
Semua kehidupan di bumi memiliki nenek
dijabarkan bahwa sains adalah salah satu cara
moyang yang sama yang dikenal sebagai
untuk mengetahui yang terjadi di sekitar kita.
leluhur universal. Pada pertengahan abad ke-
Sains muncul dari rasa keingintahuan terhadap
19, Charles Darwin merumuskan teori evolusi
yang terjadi pada diri sendiri, dunia dan alam
secara ilmiah melalui proses seleksi alam,
semesta. Dari rasa ingin tahu yang dimiliki akan
sedangkan pada awal abad ke-20 sintesis
membantu manusia untuk menjawab
evolusi modern terintegrasi dengan genetika
pertanyaan-pertanyaan yang muncul tentang
klasik dengan teori evolusi Darwin melalui
kehidupan di bumi dan makhluk hidup yang
disiplin ilmu genetika populasi. Evolusi adalah
ada didalamnya.
landasan ilmu pengetahuan (sains) modern,
Sains atau ilmu pengetahuan adalah kajian
yang diterima sebagai salah satu yang paling
yang digunakan untuk mempelajari makhluk
terpercaya dari semua fakta dan teori sains,
hidup dan lingkungan dimana makhluk hidup
berdasarkan bukti tidak hanya dari ilmu biologi
tersebut berada. Biologi merupakan salah satu
tetapi juga dari ilmu yang lain seperti
cabang ilmu pengetahuan yang termasuk di
antropologi, psikologi, astrofisika, kimia,
dalam sains. Ilmu pengetahuan berdasarkan
geologi, fisika, matematika, dan disiplin ilmu
kejadian atau fenomena dibagi menjadi dua,
lainnya, seperti ilmu perilaku dan sosial.
yaitu kejadian yang terjadi begitu saja di alam
Kepentingan dalam mempelajari biologi
disebut alamiah, maupun yang kejadian yang
antara lain berhubungan dengan kehidupan
dapat dibuat sendiri yang disebut artifisial atau
manusia dan lingkungan disekitarnya. Pada
buatan. Kejadian atau fenomena tersebut dapat
beberapa hal, manusia berbeda dari makhluk
diamati dengan menggunakan alat bantu
hidup yang lainnya, salah satunya adalah rasa
seperti penggunaan mikroskop, teleskop dan
ingin tahu, yang tentu saja tidak dimiliki oleh
lain-lain. Sains adalah pengetahuan yang
makhluk hidup yang lainnya. Oleh karena rasa
diperoleh dengan menggunakan metode
ingin tahu tersebut maka manusia disebut
ilmiah.
Homo sapiens. Lebih lanjut kepentingan
Pengetahuan adalah hasil dari apa yang
mempelajari biologi adalah membantu
ingin diketahui yang diperoleh dengan
perkembangan budidaya tanaman pangan,
menggunakan kaidah-kaidah yang bersifat
keunggulan hewan potong, perkembangan
ilmiah. Metode ilmiah adalah metode yang
dan inovasi obat-obatan, industri makanan,
digunakan untuk memecahkan masalah
pemeliharaan lingkungan hidup dan lain-lain.
dengan langkah-langkah tertentu yang bersifat
Biologi semakin banyak dipelajari setelah
sistematis, logis dan empiris. Beberapa sifat atau
munculnya berbagai permasalahan yang
ciri-ciri ilmu pengetahuan adalah:
terjadi dalam kehidupan manusia, antara lain
 Didasarkan kepada pemikiran yang
untuk menghadapi masalah semakin
ilmiah, bukan merupakan suatu dugaan
terbatasnya jumlah makanan, semakin
atau imajinasi.

22
BAB 2. Asal Usul Sel & Perkembangan Molekuler

 Sistematis artinya tidak acak-acakan. Hasil hukum, seperti hukum Archimedes, hukum
kajian dibuat dengan urutan yang sesuai. Mendel dan lain sebagainya. Hasil dari
 Logis adalah suatu cara dan kemampuan percobaan perlu ditulis dan dipublikasikan
berfikir menurut beberapa aksioma dan pada media atau jurnal yang diakui oleh
dalil-dalil atau berdasarkan kaidah yang masyarakat ilmiah. Berdasarkan hasil
benar. percobaan yang menggunakan metode ilmiah
 Dapat dibuktikan kebenarannya oleh lebih tersebut maka laporan yang dibuat dapat
dari satu pengalaman, atau berdasarkan dibuat secara sistematis dimulai dari
hasil percobaan yang dilakukan. merumuskan masalah, hasil observasi dan
 Obyektif artinya berdasarkan nilai-nilai orientasi di lapasangan juga mencakup bahan
keilmiahan dan kebenaran serta tidak bacaan (kepustakaan), membuat hipotesis,
memihak. Jadi bukan berdasarkan pengumpulan data, pengujian hipotesis dapat
subyektifitas. dengan percobaan atau eksperimen dan
 Kritis yaitu suatu kaidah yang tidak begitu terakhir dapat ditarik suatu kesimpulan.
saja menerima hasil suatu pengamatan, Sebagai landasan ilmu pengetahuan dan
namun selalu mempertanyakan konsep berdasarkan pengamatan secara ilmiah maka
yang digunakan dan dapat ilmu biologi dapat dikatakan sebagai cabang
dipertanggungjawabkan hasilnya. ilmu pengetahuan yang mengkaji atau
Langkah-langkah yang ditempuh mempelajari makhluk hidup dan
ilmuwan dalam memecahkan suatu masalah hubungannya dengan lingkungan
pada umumnya dilakukan dengan metode disekitarnya. Ilmu pengetahuan dapat
ilmiah. dipelajari oleh manusia, karena manusia
Semua kaidah ilmu pengetahuan dimulai memiliki pola berfikir dan dapat menggunakan
dengan pengamatan fakta yang terjadi di alam. ilmu pengetahuan untuk kelangsungan
Usaha untuk menerangkan mengapa fakta hidupnya, dibandingkan makhluk hidup yang
tersebut dapat terjadi dinamakan hipotesis. lainnya. Semua ilmu pengetahuan digali dan
Hipotesis adalah keterangan atau kesimpulan dikembangkan dengan tujuan utamanya
yang sifatnya sementara, yang dapat diuji pada adalah untuk kesejahteraan manusia itu sendiri.
situasi yang baru atau menggunakan metode
yang baru yang lebih sesuai. Pengujian suatu Biologi Sel
hipotesis melibatkan perancangan dan Seperti telah disebutkan sebelumnya bahwa sel
pelaksanaan percobaan. Rancangan yang merupakan unit struktural dan fungsional yang
digunakan dalam melakukan percobaan fundamental dari organisme, seperti halnya
hendaknya menggunakan kontrol sebagai atom dalam struktur kimia. Sel dapat dianggap
pembanding dan pemilihannyapun dilakukan sebagai organisme itu sendiri, oleh karena sel
sesuai dengan kaidah ilmiah. Apabila hasil dari memiliki struktur dan fungsi yang khusus serta
melakukan percobaan menghasilkan data terdiri dari banyak elemen. Jumlah sel tidak
kualitatif maka langkah selanjutnya adalah hanya mencerminkan bahwa sifat sel
melakukan analisis statistik agar dapat dihitung merupakan unit seluler, tetapi memiliki
probabilitasnya (kemungkinan) sehingga signifikansi khusus dalam organisme secara
hasilnya bukan merupakan kebetulan atau keseluruhan. Jika secara mekanis atau cara lain
tidak diduga. Apabila hipotesis diterima maka pengaturan seluler dapat dihancurkan, maka
prediksi hasil percobaan yang diharapkan akan menyebabkan fungsi seluler mengalami
terwujud. Mengacu pada hipotesis maka dapat perubahan, dan meskipun beberapa fungsi
dimunculkan suatu teori atau bahkan suatu

23
BAB 2. Asal Usul Sel & Perkembangan Molekuler

vital dapat bertahan (seperti aktivitas enzim), sel Sebagai contoh, telah ditunjukkan
menjadi tidak teratur dan mati. sebelumnya bahwa di luar pengaturan yang
Perkembangan dan penyempurnaan terlihat dengan mikroskop cahaya adalah
teknik mikroskopis memungkinkan para ahli sejumlah struktur yang lebih elementer pada
untuk memperoleh pengetahuan lebih lanjut tingkat makromolekul yang membentuk
tentang struktur seluler suatu organisme, tidak struktur ultra sel, yaitu dengan menggunakan
hanya seperti yang terlihat dalam sel yang telah mikroskop elektron. Dengan semakin
difiksasi dan diwarnai, tetapi juga seperti yang berkembangnya teknologi maka pengetahuan
terlihat dalam keadaan hidup. Kajian biokimia biologi sel bergeser ke kajian tingkat molekuler,
telah menunjukkan bahwa produk dari materi yaitu studi tentang bentuk, agregasi dan
hidup itu sendiri, terdiri dari unsur-unsur yang orientasi molekul dan struktur intramolekul
sama yang membentuk kelompok materi dari konstituen esensial yang menyusun sistem
anorganik. Ahli biokimia telah mengisolasi seluler sebagai satu unit. Penemuan dunia
campuran kompleks konstituen untuk submikroskopik ini sangat penting dalam
membuktikan bahwa sel tidak hanya perkembangan ilmu biologi. Hal ini disebabkan
merupakan komponen anorganik tetapi karena di antara unsur-unsur yang menyusun
merupakan molekul yang jauh lebih kompleks sel, seperti makromolekul, enzim, substrat dan
seperti protein, lemak, polisakarida dan asam metabolit, serta semua transformasi kimia dan
nukleat. energi yang terjadi di dalam sel merupakan ciri
fenomena yang vital, yang tidak dapat dilihat
hanya dengan menggunakan mikroskop
sederhana.
Kajian modern tentang makhluk hidup
menunjukkan bahwa ada kombinasi tingkat
pengaturan yang terintegrasi dan bahwa
integrasi ini menghasilkan manifestasi vital bagi
makhluk hidup itu sendiri. Konsep tingkat
pengaturan dari sel hingga sistem organ, seperti
yang telah dikembangkan oleh Needham dan
kawan-kawan menyatakan bahwa di seluruh
Gambar 2-1 Tingkat pengaturan biologi yang alam semesta, baik di dunia yang tidak hidup
ditunjukkan oleh lapisan konsentris dan saling maupun yang hidup, ada berbagai tingkat
berhubungan (De Robertis et al., 1970)
kompleksitas yang berbeda sehingga "hukum
atau aturan yang dihadapi pada satu tingkat
Tingkat Pengaturan Dalam
kemungkinan tidak muncul di tingkat yang
Biologi lebih rendah". Satu yang harus diingat bahwa
Kemajuan pengetahuan dan teknologi zat atau bahan kimia yang menyusun sel secara
khususnya di bidang mikroskop, sangat keseluruhan akan lebih baik dibandingkan
membantu untuk mengetahui tentang hanya merupakan sebagian dari jumlah bagian-
komposisi sel - terutama yang dihasilkan dari bagiannya, misalkan natrium klorida memiliki
penerapan metode fisik modern, seperti optik karakteristik yang tidak dimiliki oleh natrium
polarisasi, difraksi sinar-x dan mikroskop maupun klor. Demikian pula, sifat-sifat
elektron yang telah menghasilkan perubahan molekul besar seperti glikogen tidak dapat
mendasar dalam mengartikan struktur seluler. diprediksi dengan hanya mengetahui
komponen-komponen penyusunnya. Konsep

24
BAB 2. Asal Usul Sel & Perkembangan Molekuler

ini dapat diterapkan pada konstituen struktural sel yang sangat kecil adalah mikroskop
sel yang berbeda atau pada asosiasi dengan elektron.
banyak sel dalam suatu jaringan. Salah satu cabang ilmu biologi adalah
Berbagai tingkat pengaturan biologis anatomi, yaitu cabang ilmu biologi yang khusus
diwakili oleh adanya interaksi organel-organel mempelajari komponen-komponen yang
di dalam sel maupun interaksi antara sel-sel, terdapat di dalam organ dan sistem organ.
dimana masing-masing memiliki lingkungan Bennett mengatakan bahwa pendekatan-
terdekat yang sesuai. Kerumitan keterkaitan pendekatan operasional terhadap cabang ilmu
antara berbagai tingkat sel hingga system organ anatomi penting untuk diketahui. Salah satu
ditunjukkan oleh jaringan yang menghubung- cabang ilmu anatomi adalah anatomi
kan diantaranya, sehingga memberikan mikroskopis biomolekuler yaitu proses
gagasan tentang kompleksitas yang terlibat pemisahan objek.
dalam tubuh makhluk hidup.
Meskipun kedua materi penyusun sel Tabel 2-1 Area Biologi Yang Berbeda
yaitu anorganik dan organik pada makhluk Dime Bidang Struktur Metoda
hidup terbuat dari atom yang sama, ternyata nsi
tetap ada perbedaan yang mendasar di antara 0.1 Anatomi Organ Mata
mm dan
keduanya. Menurut konsep saat ini, di
(100 lensa
lingkungan yang tidak hidup ada
µ) sederha
kecenderungan terus-menerus untuk mencapai dan na
keseimbangan termodinamika dengan lebih
penyebaran materi dan energi secara acak. Pada besar
organisme hidup tingkat tinggi, struktur dan 100 µ Histologi Jaringan Berbaga
fungsi dipertahankan oleh metode transformasi hingg i jenis
energi berdasarkan pada input dan output a 10 µ mikrosk
materi dan energi yang ada secara terus 10 µ Sitologi Sel, op
hingg bakteri cahaya,
menerus.
a 0.2 µ mikrosk
(2000 op sinar
Batasan Dan Dimensi Dalam Biologi A) X
Dalam pengelompokkan batas-batas dalam 2000 Morfologi Kompon Mikrosk
biologi antara berbagai tingkat pengaturan A submikrosk en sel, op
makhluk hidup dilakukan secara artifisial hingg opik virus polarisa
dengan menggunakan resolving power dari a 10 A Ultrastrukt si,
instrumen yang ada, dan dapat dilihat ternyata ur mikrosk
Biologi op
ada banyak hal yang tumpang tindih dalam
molekuler elektron
pengaturan tersebut. Mata manusia tidak dapat
Lebih Struktur Pengatu Difraksi
membedakan dua titik yang dipisahkan kurang
kecil molekul ran sinar X
dari 0,1 mm (100 µ) (karena keterbatasan dari dan atomik atom
penglihatan mata manusia). Kebanyakan sel 10 A
pada umumnya jauh lebih kecil, oleh karena itu
hanya dapat dipelajari dengan menggunakan Untuk mengetahui gambaran pengaturan
mikroskop dengan pembesaran yang kuat molekul dalam sistem biologi diperlukan
yaitu sekitar 0,2 µ. Salah satu jenis mikroskop pengetahuan tentang berat molekulnya.
yang dapat digunakan untuk melihat ukuran Senyawa yang memiliki berat molekul tinggi

25
BAB 2. Asal Usul Sel & Perkembangan Molekuler

antara lain asam nukleat, protein dan 10-12 g atau dalam Dalton). Dalton adalah satuan
polisakarida. Lipid atau lemak meskipun berat molekul (molecular weight, mw). Satu
ukuran molekulnya lebih kecil juga Dalton sama dengan berat sebuah atom
memainkan peranan penting sebagai hidrogen. Sebagai contoh: berat molekul air
komponen sel. Seringkali molekul-molekul adalah 18 dalton dan molekul hemoglobin
mengatur dirinya sendiri menjadi suatu beratnya 64.500 dalton. Beberapa struktur di
struktur yang secara periodik berulang yang dalam sel yang dapat diamati dengan
dapat dianalisis dengan teknik kristalografi. menggunakan mikroskop cahaya antara lain
Resolusi yang tinggi dapat dihasilkan dengan membran sel dan inti sel. Sedangkan struktur di
menggunakan teknik difraksi sinar X yang dalam sel seperti organel sel hanya dapat
dapat menentukan konfigurasi molekul kristal diamati dengan menggunakan mikroskop
ke dalam disposisi tiga dimensi atom-atom elektron antara lain mitokondria, ribosom, anak
dalam molekul. Pada beberapa tahun terakhir inti sel atau nukleolus, miofilamen, mikrofibril
kemajuan besar telah dibuat untuk kromosom, mikrotubulus dan vesikel.
menentukan konfigurasi molekul protein, asam
nukleat dan bahkan molekul kompleks yang
lebih besar seperti jenis virus tertentu. Bidang Asal Usul Sel
yang mempelajari tentang molekul disebut 2.2 (Evolusi Sel)
Biologi Molekuler.
Setelah mikroskop sederhana ditemukan,
maka perkembangan selanjutnya adalah Asal usul sel tentu saja berhubungan dengan
penemuan mikroskop sederhana, mikroskop asal usul kehidupan di permukaan bumi ini. Sel
polarisasi hingga mikroskop elektron. Ilmuwan muncul berdasarkan terjadinya evolusi kimia
yang pertama kali menggunakan mikroskop maupun evolusi biologi. Meskipun di awal
elektron adalah ilmuwan dari Jerman yang munculnya kehidupan, terjadinya evolusi
bernama Nageli. Dengan menggunakan merupakan suatu peristiwa yang tidak
mikroskop elektron maka dapat diamati memiliki bukti yang kuat saat itu. Berdasarkan
struktur yang berukuran antara 4-2000 A atau hasil pengamatan dan percobaan para ahli
lebih. maka dapat dikatakan bahwa evolusi adalah
Ukuran sel yang berbeda seperti bakteri, suatu peristiwa yang terjadi dalam waktu yang
virus dan molekul-molekul tertentu dapat lama, bertahap dan mengembangkan bahan-
ditunjukkan dengan skala logaritmik bahan organik menjadi organisme yang
menggunakan mikroskop pada panjang sederhana. Organisme yang sederhana akan
gelombang radiasi yang berbeda. Resolusi terus mengalami perkembangan menjadi
dengan menggunakan mikroskop elektron organisme yang lebih kompleks. Sel sederhana
jauh lebih besar dibandingkan mikroskop yang ditemukan saat itu merupakan suatu
cahaya. struktur yang dilengkapi dengan organel
Pada gambar di atas juga ditunjukkan didalamya yang dapat melakukan aktivitas
hubungan antara dimensi linear yang kehidupan. Organel pertama yang ditemukan
digunakan dalam sitologi dan berat bahan yang pada organisme sederhana selain inti sel adalah
digunakan dalam berbagai bidang analisis ribosom. Dengan terjadinya evolusi biologi,
kimia materi. Kedekatan hubungan ini sangat maka organisme sederhana berkembang
penting untuk mempelajari biologi sel dan menjadi organisme yang lebih kompleks yang
biologi molekuler. Berat komponen sel memiliki organel lain seperti mitokondria,
dinyatakan dalam pikogram (1 pg = 1 µg atau lisosom, retikulum endoplasma, badan Golgi

26
BAB 2. Asal Usul Sel & Perkembangan Molekuler

dan yang lainnya. Penelitian lebih lanjut dan Zat yang menyusun sel adalah senyawa
dengan ditemukannya mikroskop elektron, organik dan senyawa anorganik. Unsur
semakin diketahui fungsi inti sel yang anorganik yang menyusun sel adalah hampir
mengandung DNA yang disebut sebagai 99% antara lain karbon, hidrogen, nitrogen, dan
materi genetik karena dapat mewariskan oksigen.
karakter dari sel induk kepada sel Berdasarkan struktur selnya, organisme
keturunannya, disamping fungsi utama inti sel dapat dibagi menjadi organisme prokariotik
yang mengendalikan semua aktivitas yang dan eukariotik. Prokariotik merupakan
terjadi di dalam sel. organisme bersel tunggal dengan inti sel yang
Berdasarkan percobaan yang telah tidak memiliki membran inti,
dilakukan para ahli terhadap organisme perkembangbiakannya dengan biner, sehingga
dengan menggunakan mikroskop sederhana dalam waktu yang pendek dapat memiliki
maka ditemukan organisme yang hanya keturunan yang banyak. Organisme yang
memiliki satu sel atau disebut organisme termasuk dalam prokariotik dapat hidup pada
uniseluler. Contoh organisme uniseluler antara hampir semua habitat di bumi, yaitu di air
lain Paramaecium, Euglena dan sebagainya. panas, air asin, air dingin, tanah, udara, dan
Alberts pada tahun 1989 menyatakan bahwa habitat ekstrim lainnya. Organisme prokariotik
setiap organisme dan semua sel yang terus mengalami evolusi dalam waktu yang
membentuknya dipastikan berasal dari atau lama untuk berkembang menjadi organisme
diturunkan oleh sejenis sel purba melalui eukariotik. Berbeda dengan organisme
evolusi. prokariotik yang bersel tunggal, organisme
Sel berasal dari kata Yunani kytos yang eukariotik termasuk organisme yang memiliki
berarti sel dan cella yang berarti ruang kosong. sel banyak atau disebut organisme multiseluler,
Istilah sel pertama kali digunakan oleh Robert dengan inti yang sudah diselubungi oleh
Hooke (1635-1703) yang mengamati gabus membran.
yang dipotong-potong dengan menggunakan
mikroskop sederhana. Ilmuwan yang lain Perkembangan dari Prokariotik sampai
seperti Schleiden dan Schwann juga mengamati Eukariotik
sel, dan mengatakan bahwa sel adalah unit Sel yang memiliki struktur khas, dengan
dasar kehidupan, oleh karena itu dapat nukleus dan sitoplasma dan semua organel,
dikatakan bahwa tubuh makhluk hidup bukan merupakan massa terkecil dari materi
disusun oleh sel-sel. Dalam menjalankan hidup atau protoplasma (dari bahasa Yunani
fungsinya seperti pertumbuhan, perbaikan, kata protos artinya pertama dan plasma yang
reproduksi dan yang lainnya, sel mendapatkan berarti pembentukan), atau merupakan unit
energi dari luar. Ahli yang lain menyatakan kehidupan yang lebih sederhana atau lebih
bahwa sel merupakan suatu sistem yang primitif. Dengan demikian, tidak seperti jenis
memiliki mekanisme kerja yang sangat sel yang lebih tinggi yang memiliki nukleus
kompleks, dinamis dan berkelanjutan. sejati (sel eukariotik), yang terdiri dari sebagian
Sel adalah salah satu topik yang sangat besar virus, bakteri, dan beberapa alga, tidak
menarik untuk dipelajari dan terus digali memiliki selaput inti, dan zat inti yang
fungsinya yang mendukung kehidupan. Salah dicampur atau berada dalam kontak langsung
satu contohnya adalah ketika sel menanggapi dengan sisa protoplasma. Dari sudut pandang
stimuli atau rangsangan dari luar sel, maka sel historis, menarik untuk diingat bahwa pada
akan segera mengaktifkan reseptor pada tahun 1868 Haeckel mendalilkan sebagai
membran sel untuk merespon stimuli tersebut.

27
BAB 2. Asal Usul Sel & Perkembangan Molekuler

bentuk paling primitif dari zat terorganisir yang seperti halnya organisme lain yang telah
disebut Monera, misalkan massa protein berkembang. Karena pada masa itu sel dapat
homogen, tanpa struktur dan amorf, yang mengambil molekul-molekul berbahan organik
menurut pendapatnya dibentuk langsung dari yang diperlukan langsung dari lingkungannya.
zat anorganik. Penemuan virus pada akhir abad Akan tetapi lama kelamaan, seiring dengan
ke-19 memberi cahaya baru pada pengetahuan waktu yang berjalan maka bahan organik di
tentang organisme yang lebih primitif. lingkungan semakin berkurang. Hal ini
Awalnya diketahui oleh sifat yang melewati menyebabkan sebagian sel mulai membentuk
pori-pori filter porselen dan oleh perubahan enzim-enzim agar dapat mengambil molekul-
patologis yang dihasilkan dalam sel, semua molekul organik yang dibutuhkan. Sejalan
virus sekarang dapat dilihat dengan dengan bertambahnya waktu, enzim-enzim di
menggunakan mikroskop elektron. Virus dapat dalam sel semakin beragam jenisnya sehingga
dikenali secara morfologis dan pengaturan reaksi-reaksi metabolik di dalam sel juga
makromolekulnya dapat dipelajari. Walaupun berkembang menjadi semakin kompleks.
organisme tersebut memiliki sifat yang sama Bagian-bagian sel prokariotik terdiri dari
dengan organisme hidup, seperti protein yang menyusun inti sel dan ribosom,
autoreproduksi, keturunan dan mutasi, hidup yang dianggap sebagai bahan dasar
virus adalah tergantung pada sel inang. pembentuk sel purba atau disebut progenot.
Menjadi parasit adalah salah satu ciri utama Organisme yang disebut progenot akan
organisme yang paling primitif. berkembang menjadi organisme prokariotik
purba seperti Archaebacteria dan Eubacteria.
Asal Usul Sel Prokariotik Archaebacteria merupakan kelompok bakteri
Sel prokariotik merupakan sel yang memiliki yang mampu beradaptasi terhadap suhu tinggi
struktur lebih sederhana dibandingkan dengan yaitu sekitar 100oC, di lingkungan dengan
sel eukariotik, karena hanya memiliki sel kadar garam tinggi, atau kadar asam tinggi.
tunggal atau uniseluler. Inti sel pada prokariotik Selain itu, organisme prokariotik bersifat
tidak memiliki membran oleh karena itu anaerob yaitu tidak tergantung pada ada
disebut nucleoid. Para ahli menduga bahwa tidaknya oksigen di lingkungan, memiliki
makhluk hidup yang pertama kali muncul di dinding sel yang tersusun dari berbagai jenis
bumi adalah prokariotik, yang berkembang protein, memiliki pigmen fotosintetik berupa
sebelumnya dari protobion. Seperti yang telah bakteriorodopsin, dan mampu menghasilkan
dijelaskan pada bab sebelumnya, bahwa asal ATP. Kelompok Eubacteria merupakan bakteri
usul organisme dimulai dari protein yang yang hidup pada kondisi lingkungan yang
terbentuk melalui proses evolusi kimia. Protein tidak seekstrim pada kelompok Archaebacteria.
yang menyusun sel akan berkembang menjadi Kelompok Eubacteria memiliki sifat dapat hidup
proteneoid dan selanjutnya melalui evolusi dalam kondisi anaerob dan aerob, memiliki
biologi berkembang menjadi protobion dan dinding sel yang tersusun dari peptidoglikan,
selanjutnya prokariotik. Hal ini jelas memiliki pigman fotosintetik berupa
mematahkan pendapat yang menyebutkan bakterioklorofil, dan memiliki DNA yang
sebelumnya bahwa kehidupan muncul secara mampu menghasilkan ATP secara lebih efisien
spontan dari materi yang tidak hidup. karena sistem transport elektronnya lebih
Ketika sel purba baru seperti protobion berkembang.
terbentuk, maka reaksi metabolik yang rumit Sel prokariotik yang terbentuk pertama
itu belum tentu dapat dilakukan oleh sel, atau kali diperkirakan sekitar 4 milyar tahun lalu,
lebih tepatnya sel belum memerlukan protein

28
BAB 2. Asal Usul Sel & Perkembangan Molekuler

merupakan sel heterotrof dengan ciri-ciri antara koloni bakteri berubah menjadi struktur yang
lain: terikat, tumbuh memanjang, memiliki filamen-
 Tidak memiliki membran inti. filamen yang bercabang, atau membentuk
 Tidak memiliki organel yang kompleks, struktur tegak yang melepaskan spora, sel
selain inti dan ribosom. tubuh tunggal yang tumbuh menjadi bakteri
 Melakukan respirasi anaerobik, yaitu baru. Beberapa bakteri berfilamen mampu
respirasi yang tidak tergantung dengan bergerak meluncur, sering dikombinasikan
adanya oksigen. dengan adanya rotasi di sekitar sumbu
 Mampu bereproduksi melalui memanjang. Ahli biologi belum menemukan
pembelahan sel yaitu pembelahan biner. bagaimana mekanisme pergerakan bakteri.
Sel prokariotik mengalami proses evolusi Dinding sel bakteri adalah struktur yang
dari bentuk yang paling sederhana ke penting karena struktur tersebut yang
bentuk yang semakin kompleks. mempertahankan bentuk sel dan melindungi
sel dari keadaan bengkak dan pecah. Dinding
Sel Bakteri sel bakteri biasanya terdiri dari peptidoglikan,
Salah satu contoh organisme prokariotik adalah yaitu suatu molekul polisakarida yang
bakteri. Di dalam sel bakteri, telah berlangsung dihubungkan dengan polipeptida. Pada
reaksi-reaksi yang cukup rumit, bahkan beberapa bakteri, peptidoglikan dapat
memiliki tiga reaksi penting untuk membentuk jaringan yang tebal dan kompleks
memperoleh energi terjadi di dalam selnya. di sekitar permukaan luar selnya. Jaringan ini
Respirasi dan fotosintesis yang berlangsung terhubung dengan rantai peptida. Pada bakteri
pada eukariotik juga dapat dilakukan sejumlah yang lain, lapisan tipis peptidoglikan dapat
bakteri. ditemukan terjepit di antara dua membran
Bakteri merupakan organisme yang plasma. Membran luar mengandung molekul
memiliki bentuk yang sangat sederhana dan besar lipopolisakarida, dan melekatnya lipid
dikelompokkan menjadi 3 berdasarkan dengan rantai polisakarida.
struktur dasarnya, yaitu bacillus (jamak, bacilli) Salah satu jenis bakteri yang umum dan
merupakan bakteri yang berbentuk lurus dan mudah dikenali adalah Escherichia coli (E. coli).
batang, coccus (jamak, cocci) adalah bakteri Seorang dokter hewan dari Jerman bernama
berbentuk bulat, dan spirillus (jamak, spiral) Theodor Escherich pada tahun 1885 pertama
adalah bakteri berbentuk panjang dan heliks, kali mengidentifikasi jenis bakteri ini.
juga disebut spirochetes. Bakteri spirilla Sel bakteri seperti E. coli mudah dibiakkan
umumnya tidak berhubungan dengan sel-sel dalam larutan air yang mengandung glukosa
yang lain dan dapat berenang sendirian di dan beberapa ion anorganik. Dalam media
lingkungannya. Bakteri spirilla memiliki biakan ini, pada suhu 37oC, massa sel berlipat
struktur yang kompleks di dalam membran ganda dan membelah dalam waktu sekitar 60
selnya yang memungkinkannya untuk menit. Waktu ini - yaitu waktu pembuatan -
bergerak memutar sehingga terlihat seperti dapat dikurangi menjadi 20 menit jika basa
pembuka botol yang dapat membantu purin dan basa pirimidin yang merupakan
mendorong tubuhnya untuk bergerak. prekursor asam nukleat, ditambahkan ke
Beberapa bakteri yang berbentuk batang dan medium.
bakteri yang berbentuk bulat akan membentuk E. coli memiliki panjang sekitar 2 µ (20.000
koloni, yaitu melekat antara ujung dengan A) dan tebal 0,8 µ (8000 A). Selnya dikelilingi
ujungnya setelah mengalami proses oleh dinding sel yang kaku, dengan ketebalan
pembelahan dan membentu rantai. Beberapa 100 A, mengandung protein, polisakarida dan

29
BAB 2. Asal Usul Sel & Perkembangan Molekuler

molekul lipid. Di dalam dinding sel ada sel sejati Asal Usul Sel Eukariotik
atau membran plasma, yang merupakan suatu Berdasarkan evolusi biologi maka organisme
struktur lipoprotein yang berfungsi sebagai prokariotik berkembang menjadi organisme
pembatas molekul terhadap media di eukariotik yang diduga muncul sekitar 1,5
sekitarnya. Membran plasma ini, dengan milyar tahun yang lalu. Pada organisme
mengendalikan pintu masuk dan keluar eukariotik, membran inti sel yang disebut
molekul dan ion kecil, berkontribusi pada nukleoplasma mengalami pelekukan ke dalam
pembentukan lingkungan internal khusus sehingga mengelilingi DNA. Oleh karena
untuk protoplasma bakteri. Sangat menarik pelekukan tersebut, maka terlihat bahwa
bahwa enzim yang terlibat dalam oksidasi membran bagian dalam bersatu membentuk
metabolit, dan yang merupakan rantai membran inti sel bagian dalam, sedangkan
pernapasan, terkait dengan membran plasma pelekukan membran bagian luar menjadi
ini. Pada sel eukariotik, enzim ini terbatas pada membran inti sel luar. Maka dapat dikatakan
organel khusus dalam sitoplasma yang disebut bahwa membran inti sel merupakan membran
mitokondria. Di bawah mikroskop elektron rangkap atau ganda. Dengan menggunakan
dimungkinkan untuk mengenali organel yang mikroskop elektron terlihat bahwa membran
disebut nukleoid, di mana kromosom bakteri, inti bagian luar berhubungan dengan
dibentuk oleh adanya molekul melingkar retikulum endoplasma (RE). Dengan adanya
tunggal asam deoksiribonukleat (DNA). membran inti pada organisme eukariotik maka
Penting untuk diingat bahwa DNA ini, yang inti sel disebut nukleus. Pada saat itu diyakini
panjangnya sekitar 1 mm (107 A), mengandung bahwa sel eukariotik merupakan hasil proses
semua informasi genetik organisme. Lebih jauh evolusi biologi dari sel prokariotik, dan pada
lagi, organel pada sel prokariotik terdapat bebas akhirnya memiliki fungsi yang kompleks
dalam protoplasma, dan tidak dipisahkan oleh setelah ditemukan adanya DNA di dalam inti
selaput inti seperti pada sel eukariotik. Di sel. Ahli yang menyatakan teori tersebut adalah
sekitar DNA, di wilayah gelap protoplasma, Lynn Margulis.
terdapat 20.000 hingga 30.000 partikel,
berdiameter sekitar 200 A, yang disebut Hipotesis Endosimbiosis
ribosom yang terdiri dari asam ribonukleat Organisme eukariotik memiliki sel dengan
(RNA) dan protein. Partikel-partikel ini yaitu berbagai macam organel yang berbeda struktur
ribosom merupakan tempat sintesis protein dan fungsinya. Salah satu organel di dalam sel
berlangsung. Ribosom ada dalam kelompok yang memainkan peranan yang sangat penting
yang disebut poliribosom, atau polisom, yang selain inti sel adalah mitokondria. Thorpe pada
dibagi menjadi subunit besar dan kecil. tahun 1984 menyatakan adanya persamaan
Sel juga diisi dengan air, molekul RNA dan antara mitokondria pada organisme eukariotik
protein yang berbeda (termasuk enzim) dan dengan sel bakteri aerob. Hal ini disebabkan
berbagai molekul yang lebih kecil. Sekitar 3000 karena pada mitokondria dan bakteri yang
hingga 6000 jenis molekul ada di dalam satu E. aerob memiliki DNA dan ribosom. DNA pada
coli. Molekul DNA dalam bakteri ini mitokondria memiliki bentuk sirkuler, seperti
mengandung informasi genetik yang cukup halnya DNA pada bakteri. Ukuran ribosom
untuk mengkode 2.000 hingga 3.000 protein yang dihitung di antara keduanya juga hampir
yang berbeda. sama. Dengan menggunakan mikroskop
elektron terlihat adanya lipatan-lipatan ke
dalam membran dalam mitokondria yang

30
BAB 2. Asal Usul Sel & Perkembangan Molekuler

disebut cristae ternyata memiliki fungsi yang senyawa organik yang umum dijumpai seperti
sama dengan lipatan ke dalam membran protein, karbohidrat, asam nukleat dan lipid.
plasma pada sel bakteri yang disebut mesosom. Komposisi kandungan sel antara lain air yang
Mitokondria dan sel bakteri dapat melakukan mengandung sekitar 75-85%, protein sebesar
reproduksi melalui proses pembelahan. 10-20%, dan garam-garam anorganik sebesar 2-
Oleh karena persamaan-persamaan sifat 3%. Kecuali air, hampir semua molekul dalam
yang dapat ditemui pada mitokondria maupun sel merupakan senyawa organik. Berdasarkan
sel bakteri itulah yang menyebabkan struktur kimianya maka senyawa organik
munculnya dugaan asal usul mitokondria yang dibedakan atas mikromolekul dan
ada pada organisme eukariotik. Salah satu makromolekul. Mikromolekul merupakan
pendapat yang banyak diterima oleh para ahli senyawa kimia yang terdiri dari ± 30 atom
adalah hipotesis endosimbiosis. Hipotesis dengan berat molekul antara 100-1000. Jenis
endosimbiosis ini menjelaskan bagaimana mikromolekul yang banyak terdapat di dalam
mitokondria pada organisme eukariotik berasal sel antara lain gula sederhana, asam lemak,
dari sel prokariotik yang aerob. Organisme asam amino dan nukleotida. Makromolekul
eukariotik juga ada yang tidak membutuhkan merupakan polimer dari molekul-molekul kecil
oksigen dalam hidupnya disebut eukariotik dengan berat molekul antara 10.000-1 juta.
anaerob. Eukariotik anaerob ini diduga Selain senyawa kimia yang telah disebutkan
berkembang dari sel-sel anaerob yang berhasil sebelumnyamaka ada beberapa jenis polimer
bertahan hidup ketika oksigen di bumi mulai yang tidak kalah pentingnya di dalam sel,
semakin banyak. Organisme eukariotik antara lain: asam nukleat yang merupakan
anaerob inilah yang menelan sel prokariotik polimer dari nukleotida, protein yang
yang aerob, dan menghasilkan mitokondria. merupakan polimer dari asam amino, dan
Salah satu contoh hipotesis endosimbiosis polisakarida yang merupakan polimer dari
adalah adanya organisme eukariotik bersel monosakarida seperti glukosa.
tunggal yang tidak memiliki mitokondria di
dalam usus hewan dan dapat hidup dengan Air, Garam dan Ion-Ion
kondisi kurang oksigen. Organisme eukariotik Komponen atau isi sel yang paling banyak
bersel tunggal atau yang bersifat anaerob yang adalah air, kecuali pada sel tulang dan email
dimaksud adalah Pelomyxa palustris, yaitu gigi. Air yang mengisi sel dapat dibedakan
sejenis Amoeba meskipun tidak memiliki menjadi dua jenis yaitu air bebas dan air terikat.
mitokondria namun tetap dapat melakukan Konsentrasi air bebas di dalam sel sekitar ± 95%,
oksidasi. sedangkan sisanya merupakan konsentrasi air
yang terikat. Fungsi air di dalam sel adalah
untuk membantu reaksi enzimatik di dalam
Komponen Kimia
2.3 Sel
proses metabolisme.
Di dalam sel, selain diisi oleh air juga
dijumpai komponen garam-garam seperti ion
Cl-, ion Na+, dan ion K+ yang berfungsi untuk
Sel disusun oleh banyak bahan atau zat seperti mempertahankan tekanan osmotik dan
karbon, hidrogen, nitrogen dan oksigen yang keseimbangan asam basa di dalam sel.
mengisi sekitar 90% dari berat sel. Unsur kimia Sedangkan, beberapa ion anorganik yang
penyusun sel antara lain berupa senyawa menyusun sel seperti fosfat berfungsi untuk
anorganik seperti air dan ion mineral, serta pembentukan adenosin trifosfat (ATP).
Konsentrasi berbagai ion seperti K+ dan Mg+

31
BAB 2. Asal Usul Sel & Perkembangan Molekuler

tinggi di dalam sel, sedang konsentrasi ion Na+, senyawa organik di mana hidrogen dalam
dan ion Cl- lebih tinggi di luar sel. Di dalam sel posisi alfa digantikan oleh gugus amino (-NH2).
anion yang terbanyak adalah fosfat. Sebagai contoh, asam asetat menghasilkan
glisin dan asam propionat, alanin. Karena
Makromolekul adanya terus menerus gugus asam karboksil (-
Sifat struktural dan sifat yang lainnya dari sel COOH) dan amino dasar (-NH2), molekul
yang terkait erat dengan panjang molekul yang seperti itu disebut amfoter.
terbuat dari unit berulang yang dihubungkan Asam amino bebas yang ada di dalam sel
oleh ikatan kovalen. Unit-unit ini disebut dapat terjadi akibat pemecahan protein atau
monomer, dan makromolekul yang dihasilkan dari penyerapan serum yang mengelilingi sel.
disebut polimer. Molekul yang memiliki Asam amino bebas membentuk kumpulan
jumlah monomer semakin banyak memiliki asam amino, yang darinya sel dapat
karakteristik yang sangat berbeda. Sebagai membentuk blok pembangunnya untuk
contoh, hidrokarbon-metana dan etana adalah sintesis protein baru.
gas, sedangkan butana dan oktan adalah cairan, Kondensasi asam amino untuk
polimerisasi lebih lanjut (20 atau lebih membentuk molekul protein terjadi
monomer) menghasilkan minyak dan akhirnya sedemikian rupa sehingga gugus asam dari
padatan seperti parafin. satu asam amino bergabung dengan gugus
Tiga contoh utama polimer dalam biologi dasar yang berdampingan, dengan hilangnya
adalah sebagai berikut: (a) Asam nukleat satu molekul air secara simultan.
dihasilkan dari pengulangan empat unit Dalam rantai ini, R', R" dan sebagainya
berbeda yang disebut nukleotida. mewakili radikal asam amino yang berbeda.
Pengulangan empat nukleotida dalam molekul Hubungan -NH-CO- dikenal sebagai tautan
DNA adalah sumber utama informasi biologi peptida atau ikatan peptida. Molekul yang
seperti yang dijelaskan secara rinci dalam bab terbentuk mempertahankan karakter
tentang genetika molekuler. (B) Polisakarida amfoteriknya, karena gugus asam selalu di satu
dapat menjadi polimer monosakarida, ujung dan gugus basa di ujung lainnya, di
membentuk pati, selulosa atau glikogen, atau samping residu lateral (radikal) yang bisa basa
mungkin juga melibatkan pengulangan atau asam. Kombinasi dua asam amino adalah
molekul lain, membentuk polisakarida yang dipeptida, tiga asam amino adalah tripeptida.
lebih kompleks. (c) Protein dan polipeptida Ketika beberapa asam amino dihubungkan
terdiri dari asosiasi dalam berbagai proporsi bersama, strukturnya adalah oligopeptida.
dari sekitar 20 asam amino yang berbeda yang Polipeptida mengandung sejumlah besar asam
dihubungkan oleh ikatan peptida. Urutan amino.
dengan 20 monomer ini dapat dihubungkan Dari 20 macam asam amino yang
menghasilkan jumlah kombinasi yang luar menyusun protein terdapat struktur molekul
biasa dalam berbagai molekul protein. Hal ini umum berupa sebuah atom karbon (α-karbon)
tidak hanya menentukan kekhususannya, yang keempat tangannya masing-masing
tetapi dalam beberapa kasus aktivitas berikatan dengan gugus karboksil (COO-),
biologisnya. gugus amino (NH3+), proton (H) dan rantai
samping (R), kecuali asam amino prolin. Selain
Asam Amino pada glisin, atom α-karbon bersifat khiral
Bahan penyusun protein adalah asam amino. (asimetrik) karena keempat tangannya
Pada dasarnya, asam amino merupakan mengikat gugus yang berbeda-beda. Pada

32
BAB 2. Asal Usul Sel & Perkembangan Molekuler

glisin gugus R-nya berupa proton sehingga dua yang memiliki protein berukuran besar adalah
tangan pada atom α-karbon mengikat gugus enzim piruvat dehidrogenase. Berdasarkan
yang sama. sifatnya, beberapa protein dapat berikatan
dengan materi nonprotein yaitu baik dalam
Protein bentuk gugus prostetik yang dapat bekerja
Komponen terbesar yang mengisi sel adalah sebagai kofaktor maupun dalam hubungannya
zat-zat dengan jumlah lebih dari 50% dengan lipoprotein (dengan lemak) atau
berdasarkan berat kering. Protein adalah salah glikoprotein (dengan karbohidrat).
satu contoh makromolekul, maka protein juga Protein disusun oleh sejumlah asam amino
dapat dikatakan sebagai polimer asam amino yang satu sama lain dihubungkan secara
yang saling berikatan dengan ikatan sulfida. kovalen oleh ikatan peptida. Ikatan ini
Unsur terbanyak yang mengusun protein menghubungkan gugus α-karboksil pada satu
antara lain karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen, asam amino dan dengan gugus α-amino pada
kadang-kadang juga sulfur. asam amino lainnya, sehingga menghasilkan
Fungsi protein di dalam sel selain sebagai suatu rantai panjang molekul polipeptida linier
penyusun sel antara lain: 1) untuk proses yang mempunyai ujung N dan ujung C. Tiap
fisiologi yang terjadi di dalam sel, 2) aktif polipeptida terdiri dari 100 hingga 1500 asam
membantu dalam pergerakan sel. Salah satu amino disebut struktur primer.
contoh protein yang aktif dalam pergerakan Polaritas yang tinggi pada gugus C=O dan
adalah aktin dan miosin yang dapat dijumpai di N-H di dalam tiap ikatan peptida, selain
dalam sel otot dan sel-sel lain seperti menjadikan ikatan tersebut sangat kuat, juga
mikrotubula pada silia dan flagella, 3) memungkinkan terbentuknya sejumlah ikatan
membentuk kerangka dalam sel (sitoskeleton), hidrogen di antara asam-asam amino pada
seperti protein pada mikrotubul dan jarak tertentu. Dengan demikian, rantai
mikrofilamen, dan 4) protein yang menyusun polipeptida dapat mengalami pelipatan
membran sel berfungsi untuk membawa menjadi suatu struktur yang dipersatukan oleh
materi melintasi membran sel tersebut. ikatan-ikatan hidrogen disebut struktur
Berdasarkan strukturnya, protein dapat sekunder.
dibedakan menjadi dua, yaitu protein globular Struktur sekunder yang paling dikenal
dan protein serabut. Ciri dari protein globular adalah α-heliks. Rantai polipeptida
adalah bentuknya yang kompak dan di dalam membentuk heliks (spiral) yang mengalami
larutan berbentuk seperti partikel-partikel perputaran kanan dengan 3,6 asam amino per
bulat. Hampir sebagian besar kelompok enzim putaran. Hasilnya adalah terjadi ikatan hdrogen
disusun oleh protein globular. Sementara itu, antara gugus N-H pada suatu residu asam
protein serabut mempunyai nisbah aksial yang amino (n) dan gugus C=O pada asam amino
sangat tinggi dibandingkan dengan protein yang berjarak tiga residu dengannya (n+3).
globular, dan seringkali merupakan protein Struktur α-heliks banyak dijumpai terutama
struktur yang penting di dalam sel tubuh, pada protein globular.
misalnya fibroin pada sutera dan keratin pada Disamping α-heliks, terdapat juga struktur
rambut dan bulu domba. sekunder lain yang dinamakan lembaran β (β-
Ukuran protein berkisar dari beberapa sheet). Struktur ini terbentuk karena gugus N-H
ratus hingga beberapa ribu Dalton (Da). Salah dan C=O pada suatu rantai polipeptida
satu contoh protein yang ukurannya besar dihubungkan oleh ikatan hidrogen dengan
adalah hormon insulin yaitu berukuran 5734 gugus komplementer pada rantai polipeptida
Da hingga sekitar 5 juta Da. Jenis enzim lain lainnya. Jadi, gugus N-H berikatan dengan

33
BAB 2. Asal Usul Sel & Perkembangan Molekuler

C=O dan gugus C=O berikatan dengan N-H non-polar pada asam amino alifatik dan asam
sehingga kedua rantai polipeptida tersebut amino aromatik. Selain itu, ikatan disulfida atau
membentuk struktur seperti lembaran dengan disebut jembatan belerang dengan ikatan
rantai samping (R) mengarah ke atas dan ke kovalen dapat terjadi antara dua residu sistein
bawah lembaran. Jika kedua rantai polipeptida yang didalam struktur primernya terpisah jauh
mempunyai arah yang sama, misalnya dari satu sama lain.
ujung N ke ujung C, maka lembarannya Banyak molekul protein yang tersusun
dikatakan bersifat paralel. Sebaliknya, jika dari dua atau lebih rantai polipeptida atau
kedua rantai polipeptida mempunyai arah subunit. Subunit-subunit ini dapat berbentuk
berlawanan, maka lembarannya dikatakan sama atau berbeda. Sebagai contoh, molekul
bersifat antiparalel. Lembaran β merupakan hemoglobin mempunyai dua rantai α-globin
struktur yang sangat kuat dan banyak dijumpai dan dua rantai β-globin. Interaksi non-kovalen
pada protein-protein structural seperti fibroin dan ikatan disulfida seperti yang dijumpai pada
sutera. struktur tersier terjadi pula di antara subunit-
Kolagen adalah suatu protein penyusun subunit tersebut, menghasilkan struktur yang
jaringan ikat, mempunyai struktur protein dinamakan struktur kuaterner. Dengan protein
sekunder yang tidak umum yaitu bentuk heliks struktur kuaterner maka akan menyebabkan
rangkap tiga. Kemampuan rantai polipeptida terbentuknya ukuran molekul protein yang
yang lebih dari satu dan saling berpilin akan sangat besar. Selain itu, fungsionalitas protein
membuat kolagen menjadi lebih kuat. yang lebih besar juga dapat diperoleh karena
Beberapa bagian protein struktur sekunder adanya penggabungan sejumlah aktivitas yang
dapat mengalami pelipatan sehingga terbentuk berbeda. Modifikasi interaksi di antara subunit-
struktur tiga dimensi yang disebut struktur subunit oleh pengikatan molekul-molekul kecil
tersier. Sifat yang menentukan protein struktur dapat mengarah kepada efek alosterik seperti
tersier adalah protein yang telah ada di dalam yang terlihat pada regulasi atau pengaturan
struktur primernya. Setelah diperoleh kondisi kerja enzim.
yang sesuai, maka sebagian besar polipeptida Pada rantai polipeptida dapat dijumpai
akan segera melipat menjadi struktur tersier, adanya unit-unit struktural dan fungsional
yang merupakan konformasi dengan energi yang semi-independen disebut domain.
yang paling rendah. Akan tetapi, secara in vivo Apabila dipisahkan dari rantai polipeptida,
pelipatan struktur protein seringkali dibantu misalnya melalui proteolisis yang terbatas,
oleh protein-protein tertentu lainnya yang domain dapat bertindak sebagai protein
disebut kaperon. globuler tersendiri. Sejumlah protein baru
Ketika pelipatan terjadi, asam-asam amino diduga telah berkembang melalui kombinasi
dengan rantai samping hidrofilik akan berada baru di antara domain-domain. Sementara itu,
di bagian luar struktur dan asam-asam amino pengelompokkan elemen-elemen struktural
dengan rantai samping hidrofobik berada di sekunder yang sering dijumpai pada protein
dalam struktur. Hal ini menjadikan struktur globuler disebut motif (struktur
tersier menjadi sangat stabil. Di antara sejumlah supersekunder). Contoh yang umum dijumpai
rantai samping asam-asam amino dapat terjadi adalah motif βαβ, yang terdiri atas dua struktur
berbagai macam interaksi non-kovalen antara sekunder protein berupa lembaran β yang
lain melalui gaya van der Waals, ikatan dihubungkan oleh sebuah α-heliks. Selain
hidrogen, jembatan garam elektrostatik antara domain dan motif, ada pula famili protein,
gugus-gugus yang muatannya berlawanan, yang dihasilkan dari duplikasi dan evolusi gen
dan interaksi hidrofobik antara rantai samping seasal protein. Contoh mioglobin, rantai α- dan

34
BAB 2. Asal Usul Sel & Perkembangan Molekuler

β-globin pada hemoglobin orang dewasa, serta yang merupakan sumber energi dan
rantai -, -, dan -globin pada hemoglobin janin komponen penting untuk menyusun membran
merupakan polipeptida-polipeptida yang sel. Salah satu contoh karbohidrat adalah
berkerabat di dalam famili globin. monosakarida. Monosakarida atau gula
sederhana memiliki rumus kimia: Cn(H2O)n,
Lipid (Lemak) dimana n merupakan jumlah C yang bervariasi
Lipid atau lemak merupakan senyawa yang yaitu antara 3-7. Jadi, berdasarkan pada jumlah
bersifat hidrofobik yaitu tidak dapat larut atom C, karbohidrat dikelompokkan menjadi
dalam air, tetapi dapat larut dalam pelarut triosa, pentosa dan heksosa. Pentosa ribosa
organik. Di dalam sel terdapat berbagai macam merupakan asam nukleat penyusun RNA dan
lipid antara lain fosfolipid, glikolipid, lemak deoksiribosa merupakan asam nukleat
dan steroid. Tiap molekul lemak terdiri dari 1 penyusun DNA. Karbohidrat atau glukosa
molekul gliserol dan 3 molekul asam lemak. merupakan sumber energi, dimana melalui
Struktur asam lemak mempunyai 3 bagian reaksi oksidatif, glukosa dibongkar menjadi
yang berbeda, yaitu rantai hidrokarbon yang CO2 dan H2O dan menghasilkan energi.
bersifat hidrofilik dan gugus asam karboksilat Karbohidrat jenis disakarida terbentuk
yang bersifat hidrofobik. Asam lemak jika dari kondensasi dua monomer heksosa dengan
dibongkar menghasilkan energi lebih banyak melepaskan satu molekul air, sehingga formula
daripada glukosa. Pada berat molekul yang
umumnya menjadi C12H22O11. Karbohidrat
sama, asam lemak menghasilkan energi dua
jenis lain adalah sukrosa yang terbentuk dari
kali lebih banyak daripada glukosa. Asam
glukosa dan fruktosa; laktosa yang terbentuk
lemak pada umumnya disimpan dalam sitosol
dari galaktosa dan glukosa.
dalam bentuk trigliserida.
Polisakarida terbentuk dari kondensasi
Fungsi terpenting dari asam lemak adalah
banyak monomer heksosa dengan melepaskan
sebagai penyusun membran sel. Komponen
sejumlah molekul air, formula umumnya
kimia terbanyak yang menyusun membran sel
(C6H2O5)n. Polisakarida yang penting adalah
maupun membran intra sel adalah fosfolipid
yang tersusun dari asam lemak dan gliserol. glikogen pada sel hewan yang digunakan
Tiap molekul fosfolipid bersifat amfipatik, sebagai cadangan sumber energi. Glikoprotein
artinya terdiri dari dua bagian, yaitu bagian adalah protein yang membentuk ikatan
kepala yang bersifat hidrofilik dan bagian ekor kovalen dengan gula. Glikoprotein ada dua
yang bersifat hidrofobik. Pada membran sel, macam, yaitu yang terdapat pada membran sel,
fosfolipid terdiri dari dua lapis molekul dengan dan yang dikeluarkan sebagai sekret. Misalnya
bagian kepala yang mengandung fosfat tiroglobulin yang dihasilkan oleh sel-sel
menghadap ke air, sedang bagian ekor yang kelenjar tiroid, imunoglobulin yang dihasilkan
bersifat hidrofobik. Lipid lain yang juga oleh sel plasma.
terdapat pada membran sel adalah kolesterol
yang mempengaruhi sifat keenceran membran. Asam Nukleat
Asam nukleat adalah senyawa kimia yang
Karbohidrat paling penting secara biologis. Semua
Karbohidrat yang merupakan senyawa organik organisme hidup mengandung asam nukleat
disusun oleh senyawa anorganik seperti dalam bentuk asam deoksiribonukleat (DNA)
karbon, hidrogen, dan oksigen. Karbohidrat dan asam ribonukleat (RNA). Beberapa virus
merupakan salah satu senyawa kimia organik mungkin hanya mengandung RNA, seperti
virus mosaik tembakau dan poliomielitis, dan

35
BAB 2. Asal Usul Sel & Perkembangan Molekuler

yang lainnya hanya mengandung DNA, seperti merupakan nukleosida, misalnya deoksi
bakteriofag, vaccinia dan adenovirus. Pada timidin adalah nukleosida timin.
bakteri dan sel yang lebih tinggi ditemukan Asam fosfat. Asam fosfat
kedua jenis asam nukleat. DNA terutama ada menghubungkan nukleotida dengan
dalam nukleus dan membentuk bagian dari menggabungkan pentosa dua nukleosida
kromosom ketika sel membelah, selama berturut-turut dengan ikatan ester-fosfat. Ikatan
interfase, DNA ada di dalam kromatin. Dalam ini menghubungkan karbon 3 'dalam satu
nukleus, DNA dikombinasikan dengan protein nukleosida dengan karbon 5' di selanjutnya.
yang membentuk nukleoprotein. DNA juga Dengan cara ini asam fosfat menggunakan dua
ada terdapat dalam mitokondria, kloroplas dan dari tiga kelompok asam. Gugus asam yang
mungkin pada organel lain yang dapat tersisa memungkinkan molekul untuk
bereplikasi sendiri. RNA ditemukan di dalam membentuk ikatan ionik dengan protein basa
nukleus dan di sitoplasma. Dalam nukleus, (contohnya histon dan protamin). Kelompok ini
DNA dapat dijumpai dalam nukleolus, membuat nukleotida menjadi sangat basofilik,
nukleoplasma dan kromatin, dalam sitoplasma yaitu mudah diwarnai dengan pewarna dasar.
membentuk sebagian besar ribosom. Pentosa. Ada dua pentosa, satu untuk
Fungsi dari DNA adalah menyimpan setiap jenis asam nukleat: ribosa dalam RNA
informasi genetis, yang nantinya akan dan deoksiribosa dalam DNA. Pada
diwariskan dari orang tua kepada anaknya. deoksiribosa, oksigen pada karbon kedua (2')
Pada sel eukariotik, DNA terutama terdapat di kurang. Baik ribosa maupun deoksiribosa
dalam inti sel dan bersama-sama dengan memiliki cincin pentagonal dengan lima
protein histon membentuk kromosom. Selain karbon, dua di antaranya (3' dan 5')
itu, DNA juga dapat dijumpai di luar inti sel, dihubungkan dengan asam fosfat dan yang
seperti di dalam mitokondria dan kloroplas. ketiga (karbon 1') ke basa. Deoksiribosa
DNA yang terdapat di dalam inti sel berbentuk bertanggung jawab atas reaksi Feulgen, yang
linier, sedangkan DNA yang terdapat di dalam spesifik untuk DNA.
mitokondria dan kloroplas berbentuk sirkuler. Basa pirimidin. Basa pirimidin terdiri atas
Sintesis RNA terjadi di dalam inti sel, kemudian adenin, sitosin, timin, dan urasil. Sitosin
dilepas ke dalam sitosol bila akan menjalani ditemukan pada DNA dan RNA, sedangkan
sintesis protein. timin adalah ciri khas DNA dan urasil adalah
Asam nukleat terdiri dari bagian gula ciri khas RNA. 5-metilsitosin dapat ditemukan
(pentosa atau deoksipentosa), basa nitrogen pada DNA dan 5-hidroksilmetilsitosin pada
(purin dan pirimidin) dan asam fosfat. Asam DNA bakteriofag dalam jumlah yang jauh lebih
nukleat merupakan polinukleotida panjang, kecil.
yang dihasilkan dari keterkaitan banyak unit, Poin penting untuk diingat adalah bahwa
yaitu nukleotida. Selain asam nukleat, beberapa DNA dan RNA berbeda tidak hanya dalam
nukleotida sederhana yang penting secara struktur pentosa tetapi juga dalam basa
biologis, seperti asam adenilat, guanilat dan pirimidin. Radioaktif timidin digunakan untuk
isosinat, telah diisolasi dari jaringan. Nukleotida memberi label DNA secara spesifik, dan
berperan penting sebagai koenzim. radioaktif urasil dapat digunakan untuk RNA.
Setiap monomer asam nukleat merupakan Basa Purin. Basa purin terutama terdiri
nukleotida dan dihasilkan dari kombinasi satu dari adenin dan guanin, yang umum untuk
molekul asam fosfat, satu pentosa dan satu DNA dan RNA.
purin atau pirimidin. Pada nukleotida, Pada molekul RNA tertentu, khususnya
kombinasi pentosa dengan basa nitrogen yang disebut RNA transfer (tRNA), sebagian

36
BAB 2. Asal Usul Sel & Perkembangan Molekuler

besar basa dimetilasi (misalkan yang pasangan A-C atau G-T. (e) Urutan aksial basa
mengandung metiladenin, metilguanin atau di sepanjang satu rantai polinukleotida dapat
metilsitosin). sangat bervariasi, tetapi pada rantai lainnya
Semua basa nitrogen memiliki ikatan urutannya harus saling melengkapi.
rangkap antara karbon bergantian dengan
ikatan tunggal. Ikatan ini dapat bertukar tempat Rantai 1 T, G, C, T, G, T, G, G, T, A
secara terus menerus, menghasilkan fenomena
yang dikenal sebagai resonansi, ini Rantai 2 A, C, G, A, C, A, C, C, A, T
memungkinkan basa (dan dengan demikian
asam nukleat) untuk menyerap sinar ultraviolet Karena sifat ini, diberi urutan basa pada satu
pada 2600 A. Nukleolus, kromatin, dan semua rantai, rantai lainnya saling melengkapi dengan
bagian di sitoplasma yang mengandung RNA tepat.
menyerap sinar ultraviolet secara intens. Selama replikasi DNA, kedua rantai
Selain sebagai komponen asam nukleat, berdisosiasi dan masing-masing berfungsi
nukleotida juga berfungsi untuk menyimpan sebagai template atau cetakan untuk sintesis dua
energi kimia, misalnya nukleotida adenosin rantai yang saling melengkapi. Dengan cara ini
trifosfat (ATP). Adenosin monfosfat (AMP dihasilkan dua molekul DNA yang memiliki
berfungsi sebagai pengendali reaksi-reaksi konstitusi molekul yang persis sama. Urutan
dalam sel. yang berbeda dari empat basa di sepanjang
Model DNA Watson-Crick. Ahli biologi rantai DNA membentuk dasar untuk informasi
menjadi sangat tertarik pada struktur DNA genetik. Empat basa dapat menghasilkan
setelah mempelajari difraksi sinar-x yang ribuan karakter pewarisan yang berbeda,
ditemukan oleh Wilkins dan Franklin pada karena molekul DNA adalah polimer yang
tahun 1953, Watson dan Crick mengusulkan panjang di mana sejumlah besar kombinasi
model molekul spasial (double helix). Model dapat dihasilkan.
semacam ini penting karena menjelaskan sifat Denaturasi dan Renaturasi DNA,
fisikokimia dan biologis DNA yang lebih baik, Molekul Hibrid. Karena dua rantai
khususnya duplikasi dalam sel. (a) Setiap polinukleotida DNA disatukan oleh ikatan
molekul DNA terdiri dari dua rantai hidrogen, dengan cara menaikkan suhu
polinukleotida panjang yang berjalan dalam mendekati 100oC, dimungkinkan untuk
arah yang berlawanan, membentuk heliks memecah dan memisahkannya. Fenomena ini,
ganda di sekitar sumbu pusat. (B) Setiap yang disebut peleburan atau denaturasi DNA,
nukleosida dipindahkan ke ruang yang tegak tidak harus bersifat permanen. Jika didinginkan
lurus dengan rantai polinukleotida. (c) Kedua secara perlahan-lahan, kedua untai yang saling
rantai disatukan oleh ikatan hidrogen yang komplementer dapat bertemu dan membentuk
terbentuk antara pasangan basa. (d) Pasangan kembali heliks ganda normal. Proses ini disebut
ini sangat spesifik. Karena ada jarak tetap 11 A renaturasi atau annealing. Peleburan atau
antara dua bagian gula dalam nukleotida yang denaturasi DNA disertai dengan peningkatan
berlawanan, satu basa purin hanya dapat absorbansi pada 2600 A, proses ini disebut
berpasangan dengan satu basa pirimidin. pergeseran hiperkromatik dan dapat
Dengan demikian pasangan A-T dan G-C ditunjukkan dengan menggunakan
adalah satu-satunya yang dapat dibentuk. Dua spektrofotometer. Dengan meningkatkan suhu
ikatan hidrogen terbentuk antara A dan T dan di atas titik leleh dan kemudian
tiga ikatan hidrogen terbentuk antara C dan G. menguranginya perlahan, mudah untuk
Pembentukan ikatan hidrogen ini menghalangi mengikuti pelelehan dan annealing dari DNA

37
BAB 2. Asal Usul Sel & Perkembangan Molekuler

dengan pergeseran hiperkromatik. Karena mikroorganisme dan struktur yang tak tampak
suhu yang lebih tinggi diperlukan untuk dengan mata telanjang. Mikroskop
memutus pasangan GC (tiga ikatan hidrogen) memungkinkan perbesaran dalam kisaran luas
daripada pasangan AT, dapat dimengerti seratus kali sampai ratusan ribu kali.
bahwa pergeseran leleh dan hiperkromatis
akan bervariasi untuk DNA yang memiliki Sejarah Penemuan Mikroskop
rasio AT / GC yang berbeda. Sekitar 1000 SM - Alat bantu penglihatan
Kemampuan molekul DNA untuk pertama ditemukan (penemu tidak dikenal)
melakukan denaturasi dan renaturasi dapat yang disebut batu bacaan. Itu adalah bola kaca
digunakan untuk membentuk molekul hibrida yang diperbesar saat diletakkan di atas bahan
dengan DNA lain dan juga dengan RNA. bacaan.
Misalnya, DNA hibrid yang mengandung satu Sekitar tahun 1284 - seorang Italia bernama
untai DNA manusia dan DNA tikus lainnya Salvino D'Armate disebutkan karena
dapat dibentuk. Di antara kedua spesies menciptakan kacamata mata yang dapat
tersebut hanya 25 persen dari DNA yang dapat dipakai pertama kali.
berhibridisasi, yang mengindikasikan tingkat Pada tahun 1590 - Dua pembuat kaca mata
kesamaan genetik. Teknik hibridisasi DNA dari Belanda bernama Zaccharias Janssen dan
banyak digunakan dalam biologi molekuler. anak laki-laki Hans Janssen melakukan
Struktur Asam Ribonukleat. Struktur percobaan dengan beberapa lensa ditempatkan
utama RNA mirip dengan DNA kecuali bahwa dalam sebuah tabung. Janssens mengamati
RNA mengandung ribosa dan urasil bukannya bahwa objek yang dilihat di depan tabung
deoksiribosa dan timin. Molekul-molekul RNA muncul sangat besar (mengalami pembesaran),
mungkin untai tunggal atau untai dua seperti menciptakan asal usul dari mikroskop dan
pada DNA. Tiga kelompok RNA sekarang teleskop.
diakui berdasarkan berat molekul dan sifat-sifat Pada tahun 1665, ahli Fisika dari Inggris
lainnya yaitu ribosom (rRNA), messenger yang bernama Robert Hooke memandang
(mRNA) dan larut atau transfer (tRNA). Ketiga sepotong gabus melalui lensa mikroskop dan
jenis RNA ini berasal dari nukleus dan memperhatikan beberapa "pori-pori" atau "sel"
digunakan dalam sintesis protein dan enzim. di dalamnya.
Pada tahun 1674, Anton van
Leeuwenhoek membuat mikroskop sederhana
Perkembangan dengan hanya satu lensa untuk memeriksa
2.4 Mikroskop darah, ragi, serangga, dan banyak benda kecil
lainnya. Leeuwenhoek adalah orang pertama
yang menggambarkan bakteri, dan yang
Untuk dapat melihat sel bahkan jaringan dapat menemukan metode baru untuk menggiling
digunakan alat mikroskop. Dengan dan memoles lensa mikroskop yang
menggunakan mikroskop maka sediaan memungkinkan kelengkungannya memberi-
jaringan yang sangat kecil dapat dilihat dengan kan perbesaran hingga diameter 270, lensa
menggunakan pembesaran tertentu. Untuk terbaik yang tersedia saat itu.
melihat organel sel di dalam sitoplasma dapat Abad ke-18, inovasi teknis untuk
digunakan mikroskop elektron. Dengan meningkatkan mikroskop, sehingga mikroskop
mikroskop diperoleh perbesaran sehingga menjadi populer di kalangan ilmuwan. Lensa
memungkinkan untuk melihat yang menggabungkan dua jenis kaca
mengurangi "efek kromatik" yang

38
BAB 2. Asal Usul Sel & Perkembangan Molekuler

mengganggu lingkaran cahaya yang dihasilkan Jenis-Jenis Mikroskop


dari perbedaan dalam pembiasan atau refraksi Instrumen dasar mikroskop telah dimodifikasi
cahaya. dengan berbagai cara, sehingga selain
Pasa tahun 1830, Joseph Jackson Lister mikroskop cahaya yang umum, juga ada jenis
mengurangi aberasi bola atau efek kromatik mikroskop yang lain seperti mikroskop kontras
dengan menunjukkan beberapa lensa lemah fase, mikroskop interferensi, mikroskop
yang digunakan bersama pada jarak tertentu polarisasi, mikroskop fluoresensi, dan
dapat memberikan pembesaran yang baik mikroskop ultraviolet. Berdasarkan
tanpa mengaburkan gambarnya. Ini adalah kemampuannya dalam melihat objek, maka
prototipe untuk mikroskop majemuk. mikroskop dapat dibedakan menjadi
Pada tahun 1872, Ernst Abbe, yang saat itu mikroskop dua dimensi yang disebut
menjadi direktur penelitian Zeiss Optical mikroskop cahaya, dan mikroskop tiga
Works, menulis rumus matematika yang dimensi yang disebut mikroskop stereo.
disebut "Abbe Sine Condition". Rumusnya Sedangkan berdasarkan pemanfaatan sumber
memberikan perhitungan yang cahaya dalam memantulkan objek, mikroskop
memungkinkan untuk memaksimalkan dibedakan menjadi mikroskop cahaya dan
resolusi dalam mikroskop. mikroskop elektron. Masing-masing memiliki
Pada tahun 1903, Richard Zsigmondy kelebihan tersendiri untuk tujuan khusus dan
mengembangkan ultramikroskop yang dapat keterbatasannya. Ini akan dipertimbangkan di
mempelajari objek di bawah panjang bawah ini setelah diskusi awal tentang prinsip-
gelombang cahaya, yang memenangkan prinsip umum analisis mikroskopis.
Hadiah Nobel Kimia tahun 1925. Pancaran dengan panjang gelombang
Pada tahun 1932, Frits Zernike yang berbeda dari berbagai segmen spektrum
menemukan mikroskop fase kontras yang radiasi elektromagnetik dapat dianggap
memungkinkan untuk kajian sediaan yang sebagai probe optik dengan tingkat kecerahan
tidak berwarna dan bahan-bahan biologi atau kehalusan yang bervariasi. Pertimbangan
transparan yang memenangkan Hadiah Nobel utama dalam analisis struktur mikroskopis
Fisika pada tahun 1953. adalah bahwa (1) probe yang digunakan tidak
Pada tahun 1931 - Ernst Ruska ikut boleh lebih besar daripada detail yang harus
menciptakan mikroskop elektron dan dilihat; (2) probe dan objek yang diselidiki harus
memenangkan Hadiah Nobel Fisika pada berinteraksi; (3) harus mungkin untuk
tahun 1986. Sebuah mikroskop elektron lebih mengamati dan menafsirkan interaksi ini.
bergantung pada elektron daripada cahaya Dalam hal apapun gambar yang terbentuk
untuk melihat suatu objek, elektron dipercepat dalam mikroskop tidak pernah sama persis
dalam ruang hampa hingga panjang dengan objek dari mana ia berasal. Aturan dan
gelombangnya sangat pendek, hanya pertimbangan umum tertentu yang mengatur
seperseratus ribu cahaya putih. Mikroskop hubungan antara objek dan gambar berlaku
elektron memungkinkan untuk melihat objek untuk metode analisis mikroskopis yang sangat
yang sangat kecil sebesar diameter atom. beragam, yang pada pandangan pertama tidak
Pada tahun 1981, Gerd Binnig dan berhubungan.
Heinrich Rohrer menemukan mikroskop Untuk memulainya, istilah resolusi dan
scanning tunneling yang memberi gambar tiga pembesaran, yang digunakan untuk
dimensi objek ke tingkat atom. Binnig dan mengkarakterisasi kinerja mikroskop, harus
Rohrer memenangkan hadiah Nobel bidang dibedakan secara hati-hati. Dari keduanya,
Fisika pada tahun 1986. resolusi, atau resolving power, sejauh ini adalah

39
BAB 2. Asal Usul Sel & Perkembangan Molekuler

kriteria yang lebih penting. Resolving power dari berasal dari matahari yang dipantulkan dengan
sistem analitik adalah ukuran, umumnya cermin datar ataupun cekung yang terdapat di
dalam hal jarak linier, dari tingkat pemisahan bawah kondensor. Cermin akan mengarahkan
terkecil dimana dua detail masih dapat cahaya dari luar ke dalam kondensor. Pada
dibedakan satu sama lain. Pembesaran, yang mikroskop cahaya yang sudah modern
merupakan rasio ukuran gambar terhadap digunakan lampu sebagai pengganti sumber
ukuran objek, cukup memberi kita skala di cahaya matahari. Bagian yang terdapat pada
mana kita menghubungkan dimensi objek mikroskop cahaya antara lain: lensa objektif,
dengan dimensi gambar. Pembesaran adalah pemutar lensa objektif, lensa okuler, diafragma,
kriteria yang berguna untuk memastikan cermin, mikrometer, makrometer, dan
bahwa gambar dibawa ke ukuran yang cukup kondensor.
sehingga semua detail yang diselesaikan dapat Lensa objektif berfungsi membentuk
dengan mudah dilihat. Jelas, gambar apa pun bayangan pertama sediaan, yang akan
mampu melakukan perbesaran tak terbatas menentukan struktur dan bagian renik yang
(transparansi fotografi dapat diproyeksikan akan terlihat pada bayangan akhir melalui lensa
pada layar sebesar yang kita pilih), tetapi setelah okuler. Fungsi utama lensa objektif adalah
gambar cukup besar sehingga semua detail memperbesar bayangan objek dan mempunyai
yang diselesaikannya dapat dilihat dengan nilai aperture (NA). Nilai apertur adalah
nyaman, lebih jauh pembesaran menjadi ukuran daya pisah lensa objektif yang akan
kosong daripada pembesaran yang berguna. menentukan daya pisah spesimen, sehingga
mampu menunjukkan struktur renik yang
Mikroskop Cahaya berdekatan sebagai dua benda yang terpisah.
Mikroskop cahaya mempunyai pembesaran Selain lensa objektif, juga ada pemutar
hingga 1000x, mempunyai kaki yang berat dan lensa objektif yang berfungsi mengatur fokus
kokoh dengan tujuan agar dapat berdiri dengan bayangan benda agar terlihat lebih jelas.
stabil. Mikroskop cahaya memiliki dua sistem Lensa okuler merupakan lensa mikroskop
lensa yaitu: lensa obyektif yang berfungsi yang terdapat di bagian ujung atas tabung yang
untuk memperbesar objek agar terlihat oleh berdekatan dengan mata pengamat. Fungsi
lensa okuler dan lensa okuler yang berfungsi lensa okuler adalah untuk memperbesar
untuk memperbesar gambar objek dari lensa bayangan yang dihasilkan oleh lensa objektif
objektif sehingga terlihat oleh mata. dan perbesaran bayangan yang terbentuk
Berdasarkan jumlah lensanya, maka lensa berkisar antara 4-25 kali.
okuler pada mikroskop dapat dibedakan Lensa kondensor berfungsi untuk
menjadi lensa tunggal yang disebut mendukung terciptanya pencahayaan pada
monokuler, dan lensa ganda disebut objek yang akan dilihat, sehingga bila
binokuler. Pada ujung bawah mikroskop pengaturannya tepat akan diperoleh daya pisah
terdapat tempat dudukan lensa objektif yang maksimal. Jika daya pisah kurang maksimal
dapat dipasang tiga lensa atau lebih (multilens). dua benda akan tampak menjadi satu (sulit
Di bawah tabung mikroskop terdapat meja dibedakan). Perbesaran akan kurang
mikroskop yang merupakan tempat preparat bermanfaat jika daya pisah mikroskop kurang
atau sediaan. Sistem lensa yang ketiga adalah baik.
kondensor yang berfungsi untuk menerangi
objek dan lensa-lensa mikroskop lainnya.
Pada mikroskop cahaya konvensional
(tidak menggunakan listrik), sumber cahaya

40
BAB 2. Asal Usul Sel & Perkembangan Molekuler

yang tidak lengkap dari cahaya latar belakang


dari cahaya yang terdifraksi; (2) hanya
perbedaan fasa dari benda-benda kecil atau dari
daerah perbatasan retardasi yang berubah
dengan cepat diubah menjadi perbedaan
intensitas; dan (3) dalam mikroskop fase yang
umum digunakan, setiap tujuan kontras fase
dirancang untuk bekerja secara optimal hanya
untuk rentang yang sangat terbatas.
Gambar 2-2 Mikroskop cahaya dua lensa
(binokuler) dengan bagian-bagiannya

Mikroskop Fase Kontras


Hal ini pada dasarnya adalah perangkat optik
untuk mengubah perbedaan kecil dalam
indeks bias yang tidak dapat dilihat oleh mata
ke dalam perbedaan intensitas yang dapat
dilihat. Oleh karena mikroskop jenis ini Gambar 2-3 Mikroskop interferens (sumber:
membuat komponen-komponen tertentu dari http://indonesian.iqualitrol.com/sale-
sel-sel hidup yang terlihat yang biasanya hanya 9240218-metallurgical-differential-
interference-contrast-microscope-with-uis-
dapat dilihat dalam bahan yang terwarnai mati.
optical-system.html)
Pada bidang gambar mikroskop cahaya,
cahaya yang datang dari daerah yang sesuai Mikroskop Interferens
dengan daerah transparan spesimen dengan Mikroskop interferensi dirancang untuk
indeks bias yang berbeda dari sekitarnya akan mengamati jenis yang sama dari detail refraktil
keluar dari fase dengan cahaya sekitarnya. dalam spesimen seperti mikroskop fase
Namun, mikroskop cahaya biasa tidak sensitif kontras, tetapi menggunakan prinsip yang
terhadap perbedaan fasa seperti itu dan karena lebih lurus ke depan untuk mengirim dua
itu tidak akan menunjukkan perbedaan pancaran cahaya yang terpisah melalui
intensitas antara berbagai daerah ini, dan spesimen. Kedua sinar ini kemudian
karenanya tidak ada perbedaan. Mikroskop digabungkan satu sama lain dalam bidang
fase kontras dilengkapi dengan lubang khusus gambar. Satu sinar difokuskan melalui detail di
dan dengan penyerap dan pelat pergeseran bawah pengamatan dan yang lainnya, sinar
fase. Ini berfungsi (1) untuk memisahkan pembanding, difokuskan di area netral, di
sebagian dari iluminasi latar cahaya terdifraksi samping atau di atas atau di bawah detail yang
yang tersebar pada sudut lebar dari detail diamati. Instrumen ini memungkinkan
spesimen transparan kecil, dan (2) untuk pengukuran langsung kekurangan kuantitatif
menggeser fase dan intensitas dari dua dan jumlah indeks bias dan ketebalan yang
komponen cahaya ini sedemikian rupa terkait, tanpa kehadiran lingkaran cahaya dan
sehingga mereka berinteraksi dalam bidang dengan independensi ukuran detail.
gambar untuk menghasilkan perbedaan
intensitas dan kontras di mana hanya Mikroskop Stereo
perbedaan fase yang telah ada sebelumnya. Mikroskop stereo adalah jenis mikroskop yang
Mikroskop fase kontras memiliki beberapa hanya dapat digunakan untuk benda yang
kekurangan antara lain: (1) ada lingkaran berukuran relatif besar, sehingga
cahaya di sekitar gambar karena pemisahan

41
BAB 2. Asal Usul Sel & Perkembangan Molekuler

membutuhkan pembesaran hanya 7 hingga mikroskop elektron scanning (SEM) dan


30x. Sediaan yang diamati dengan mikroskop mikroskop elektron transmisi (TEM).
stereo akan memperlihatkan sediaan dalam Mikroskop Elektron Scanning (SEM).
bentuk tiga dimensi. Komponen utama Mikroskop elektron scanning digunakan untuk
mikroskop stereo hampir sama dengan mempelajari detail struktur permukaan sel atau
mikroskop cahaya, antara lain memiliki lensa struktur jasad renik lainnya dimana objek yang
okuler dan lensa objektif. Beberapa perbedaan diamati dapat memperlihatkan bentuk tiga
dengan mikroskop cahaya antara lain: dimensinya. Publikasi pertama kali yang
ketajaman lensa mikroskop stereo jauh lebih menjabarkan tentang jenis mikroskop ini
tinggi dibandingkan sehingga dapat terlihat adalah seorang ilmuwan Fisika dari Jerman
bentuk tiga dimensi sediaan yang diamati, yang bernama Max Knoll pada tahun 1935.
sumber cahaya dapat berasal dari atas sehingga Sedangkan seorang ilmuwan fisika lainnya
objek yang tebal dapat diamati. yang bernama Manfred von Ardenne
melakukan percobaan dengan SEM pada tahun
1937. Pada tahun 1942 tiga orang ilmuwan dari
Amerika yang bernama Vladimir Kosma
Zworykin, James Hillier dan Snijder
membuat sebuah mikroskop elektron scanning
dengan resolusi hingga 50 nm atau pembesaran
(magnifikasi) hingga 8.000x. Sebagai
perbandingan SEM modern saaat ini
Gambar 2-4 Mikroskop stereo dengan bagian- mempunyai resolusi hingga 1 nm atau
bagiannya (sumber: pembesaran 400.000x. Mikroskop elektron jenis
https://www.kompasiana.com/alatlabor/552 ini bekerja dengan memfokuskan sinar elektron
e26096ea834080d8b4577/mikroskop-stereo)
di permukaan objek dan mengambil
gambarnya dengan mendeteksi elektron yang
Perbesaran lensa okuler biasanya 10x,
muncul dari permukaan objek.
sedangkan lensa objektif menggunakan sistem
Cara terbentuknya gambar pada SEM
zoom dengan pembesaran antara 0,7 hingga 3x,
berbeda dengan apa yang terlihat pada
sehingga pembesaran total maksimal adalah
mikroskop optik dan TEM. Pada SEM, gambar
30x. Pada bagian bawah mikroskop terdapat
dibuat berdasarkan deteksi elektron baru yaitu
meja preparat. Di dekat lensa objektif terdapat
elektron sekunder, atau disebut elektron pantul
lampu yang dihubungkan dengan
yang muncul dari permukaan sediaan ketika
transformator yaitu suatu pengatur fokus objek
permukaan sediaan tersebut dipindai dengan
yang terletak di samping tangkai mikroskop.
sinar elektron. Elektron sekunder atau elektron
Pengatur pembesaran terletak di atas fokus.
pantul yang terdeteksi selanjutnya diperkuat
sinyal dan amplitudonya untuk selanjutnya
Mikroskop Elektron
ditampilkan dalam gradasi gelap-terang pada
Mikroskop elektron dapat digunakan untuk
layar monitor CRT (cathode ray tube). Di layar
melihat sediaan dengan pembesaran sampai
CRT inilah gambar struktur objek yang sudah
100.000x. Pada mikroskop electron, digunakan
diperbesar dapat dilihat. Pada proses
elektron sebagai pengganti cahaya.
penggunaannya, SEM tidak memerlukan
Berdasarkan fungsinya, maka mikroskop
sediaan yang ditipiskan, sehingga dapat
elektron dibedakan menjadi dua, yaitu
digunakan untuk melihat objek dari sudut
pandang 3 dimensi.

42
BAB 2. Asal Usul Sel & Perkembangan Molekuler

yang masuk melalui sistem lensa tanpa


perubahan hingga medan yang terang. Lensa
kondensor memusatkan cahaya pada preparat,
dan berkas cahaya dalam kerucut cahaya
langsung menembus lensa objektif untuk
membentuk latar belakang. Berkas cahaya
menjadi bengkok dan membentuk bayangan
objek. Bayangan tersebut kemudian diperbesar
dengan menggunakan lensa okuler. Sebagian
besar mikroskop medan terang menghasilkan
pembesaran hingga sekitar 1000x.
Gambar 2-5 Mikroskop elektron dengan
bagian-bagiannya (sumber:
https://satujam.com/jenis-jenis-mikroskop/)

Mikroskop Elektron Transmisi (TEM).


Mikroskop elektron transmisi adalah sebuah
mikroskop elektron yang cara kerjanya mirip
dengan cara kerja proyektor slide, dimana
elektron ditembuskan ke dalam objek
pengamatan dan selanjutnya dapat diamati
hasil tembusannya pada layar.
Gambar 2-6 Mikroskop medan gelap, (sumber:
Seorang ilmuwan dari Berlin yang https://satujam.com/jenis-jenis-mikroskop/)
bernama Ernst Ruska berusaha
menggabungkan penemuan ini dan membuat Mikroskop Medan Gelap. Mikroskop
mikroskop elektron transmisi yang pertama medan gelap memiliki fungsi yang sama
kali pada tahun 1931. Untuk hasil karyanya ini, dengan mikroskop medan terang, yaitu untuk
maka dunia ilmu pengetahuan memberi Ruska mengamati objek yang berukuran mikro atau
hadiah Nobel dalam bidang fisika pada tahun renik. Perbedaannya lebih pada prinsip
1986. Mikroskop yang pertama kali kerjanya, dimana mikroskop medan gelap
diciptakannya adalah dengan menggunakan memiliki kondensor khusus yang berfungsi
dua lensa medan magnet, namun hasilnya untuk memantulkan cahaya, sehingga
kurang memuaskan. Maka tiga tahun membentuk ruang gelap dan titik-titik cahaya
kemudian Ruska menyempurkan yang terkumpul akan mengenai objek.
mikroskopnya dengan menambahkan lensa Penampakan objek akan terlihat terang dengan
ketiga dan mendemonstrasikan kerjanya yang bagian sekelilingnya gelap.
menghasilkan resolusi hingga 100 nm (dua kali Mikroskop Pendar. Mikroskop pendar
lebih baik dari mikroskop cahaya pada masa digunakan untuk melihat benda asing
itu). berukuran mikroskopis, seperti virus dan
Mikroskop Medan Terang. Pada bakteri yang memiliki ciri terselip dalam protein
mikroskop medan terang, medan yang sel. Prinsip kerjanya adalah mempersiapkan
mengelilingi preparat terlihat terang, sediaan yang maksimal, yaitu sel akan ditetesi
sedangkan objek yang diamati tampak gelap dengan cairan pendar atau serum yang akan
dari latar belakangnya. Hal tersebut disebabkan bereaksi dengan bakteri atau virus yang
adanya cahaya yang dating dari suatu sumber diamati. Pengamatan di bawah mikroskop

43
BAB 2. Asal Usul Sel & Perkembangan Molekuler

akan memperlihatkan warna pendar dari objek kehidupan. Biologi sel diakui sebagai salah satu
yang diamati, sehingga dapat diketahui disiplin imu yang terpisah pada akhir abad
bentuknya dengan pasti. terakhir. Sejarah awal sangat erat hubungannya
dengan pengembangan lensa optik dan
kombinasinya dalam pembuatan mikroskop.
Sitologi adalah cabang ilmu biologi yang
khusus mempelajari tentang sel. Sejarah awal
perkembangan sitologi erat kaitannya dengan
perkembangan lensa optik dan mikroskop.
Mikroskop berasal dari kata micros yang berarti
kecil dan skopein yang berarti untuk melihat.
Istilah sel pertama kali digunakan oleh Robert
Hooke pada tahun 1665, yaitu berasal dari kata
cella yang artinya rongga kosong. Hooke
melakukan percobaan dengan menggunakan
potongan-potongan gabus yang dilihat dengan
menggunakan lensa pembesar. Pengamatan
Hooke dilanjutkan oleh Grew dan Malphigi
yang mengamati potongan-potongan tipis
tanaman yang berbeda, ditemukan rongga
utrikles atau vesikel dinding selulosa. Pada
awal abad ke 16 yaitu tahun 1674, Antony van
Leeuwenhoek menemukan mikroskop
sederhana, dan digunakan untuk melihat
organisme yang bergerak-gerak di dalam
ember yang berisi air hujan.
Gambar 2-7 Jenis mikroskop pendar (atas) dan
mikroskop ultraviolet (bawah), (sumber:
https://satujam.com/jenis-jenis-mikroskop/) Teori Sel
Lebih langsung terkait dengan asal usul biologi
Mikroskop Ultraviolet. Jenis mikroskop sel adalah pembentukan teori sel, salah satu
ini mirip dengan mikroskop cahaya, tetapi generalisasi biologi yang paling luas dan paling
cahaya yang digunakan bukan cahaya mendasar. Selanjutnya dinyatakan dalam
matahari melainkan sinar ultraviolet. Manfaat bentuknya yang sekarang bahwa semua
penggunaan sinar ultraviolet pada mikroskop makhluk hidup seperti hewan, tumbuhan atau
ini adalah karena memiliki panjang gelombang protozoa, terdiri dari sel dan produk sel.
yang pendek, sehingga hasil pengamatan dapat Teori ini dihasilkan dari berbagai penelitian
mencapai dua kali lipatnya. yang dimulai pada awal abad ke-19 (Mirbel,
1802; Oken, 1805; Lamarck, 1809; Dutrochet,
1824; Turpin, 1826), dan akhirnya mengarah
Sejarah Sitologi
2.5 pada ahli botani Schleiden (1838) dan ahli
zoologi Schwann (1839), yang menetapkan teori
dalam bentuk yang pasti.
Teori sel telah menerangi semua bidang
Sitologi (atau sekarang disebut biologi sel)
penelitian biologi. Sebagai konsekuensi
adalah salah satu cabang termuda dari ilmu

44
BAB 2. Asal Usul Sel & Perkembangan Molekuler

langsung ditetapkan bahwa setiap sel dibentuk lainnya adalah pembuahan sel telur dan
oleh pembelahan sel lainnya. Selanjutnya, penggabungan dua pronuklei. Dalam
dengan kemajuan biokimia, ditunjukkan sitoplasma sel pusat (van Beneden, Boveri),
bahwa ada persamaan mendasar dalam mitokondria (Altmann, Benda) dan aparatus
komposisi kimia dan aktivitas metabolisme retikular (Golgi) telah ditemukan.
semua sel. Fungsi organisme secara Saat mempelajari jaringan sebagai agregat
keseluruhan juga dikenali sebagai hasil dari seluler, ahli biologi semakin berkonsentrasi
jumlah kegiatan dan interaksi unit sel. pada sel sebagai unit kehidupan yang
Teori sel selanjutnya diaplikasi untuk mendasar. Pada tahun 1892, O. Hertwig
patologi oleh Virchow (1858), dan Kolliker berusaha untuk mendapatkan sintesis umum
memperluasnya ke embriologi setelah pada fenomena biologis, berdasarkan
didemonstrasikan bahwa organisme karakteristik sel, struktur dan fungsinya.
berkembang dari penggabungan dua sel, Hertwig menunjukkan bahwa pemecahan
spermatozoa dan sel telur. untuk masalah biologis dapat ditemukan
Kesimpulan yang lebih umum dicapai dalam proses seluler, sehingga menciptakan
pada saat yang sama oleh para peneliti seperti sitologi sebagai cabang biologi yang terpisah.
Brown pada tahun 1831, yang menetapkan Jika mengikuti perkembangan biologi sel
bahwa nukleus adalah komponen sel yang pada abad ini, terbukti bahwa ada dua alasan
bersifat fundamental dan konstan. Ilmuwan utama untuk kemajuan pengetahuan sitologi:
yang lainnya seperti Dujardin, Schultze, (1) meningkatnya daya penyelesaian analisis
Purkinje, dan von Mohl berkonsentrasi pada instrumen, pada dasarnya pengenalan
deskripsi kandungan sel yang disebut mikroskop elektron dan tenik difraksi sinar-x,
protoplasma. dan (2) konvergensi dengan bidang penelitian
Dengan demikian gagasan primitif sel biologi lainnya, terutama dengan genetika,
diubah menjadi konsep massa protoplasma fisiologi dan biokimia. Hal ini telah
yang dibatasi ruang oleh membran sel dan menghasilkan penerapan metode gabungan
memiliki nukleus. Protoplasma yang fisika dan kimia untuk mempelajari sel dan
mengelilingi nukleus dikenal sebagai dalam integrasi konsep-konsepnya. Aplikasi
sitoplasma untuk membedakannya dari dan integrasi ini akhirnya mematahkan batasan
karioplasma, yaitu protoplasma nukleus. artifisial di antara ilmu-ilmu ini. Sebagai
Setelah teori-teori dasar dan konsep konsekuensi langsung, pengetahuan biologi
tentang sel ditetapkan, maka kemajuan sitologi telah lebih mapan atas dasar sel dan bahan
menjadi sangat cepat. Perubahan yang luar penyusun molekulnya.
biasa yang terdapat di inti sel pada saat Pada bagian berikut ini disajikan secara
pembelahan menarik perhatian sejumlah besar umum hasil dari dampak konvergensi bidang
ilmuwan. Sebagai contoh, fenomena amitosis, ini dalam aspek modern dan orientasi sel serta
atau pembelahan secara langsung (Remark), biologi molekuler.
dan pembelahan tidak langsung yang
ditemukan oleh Flemming pada hewan dan Sitologi dan Genetika: Sitogenetika
oleh Strasburger pada tanaman. Pembelahan Pada pertengahan abad ke-19 secara luas
secara tidak langsung juga disebut kariokinesis dinyatakan bahwa pembelahan sel sebagai
atau mitosis. Hal ini telah terbukti bahwa dasar kejadian utama dalam proses reproduksi
untuk mitosis adalah pembentukan filamen makhluk hidup. Virchow menyatakan omnis
inti, atau kromosom, dan pembagian yang cellula e cellula. Sejak saat ini pembelajaran
sama antara inti (sel anak). Penemuan penting

45
BAB 2. Asal Usul Sel & Perkembangan Molekuler

tentang sel, hereditas dan konvergensi evolusi dialami kromosom dalam meiosis sel-sel
merupakan pewarisan yang muncul melalui germinal adalah berhubungan dengan
pembelahan sel. fenomena pewarisan.
Pengamatan pada sel-sel germinal Sesuai langsung dengan temuan ini,
dilakukan oleh van Beneden, Flemming, McClung (1901-1902) mengemukakan bahwa
Strasburger, Boveri memberikan dukungan penentuan jenis kelamin berhubungan dengan
atas teori kelangsungan hidup plasma nutfah beberapa kromosom khusus, teori ini
yang sebelumnya telah diusulkan oleh kemudian dikuatkan oleh Stevens dan Wilson
Weissman pada tahun 1883 untuk menjelaskan (1905). Demonstrasi eksperimental teori
mekanisme pewarisan karakter. Teori ini kromosom pewarisan akhirnya ditetapkan oleh
menyatakan bahwa pemindahan faktor Boveri dan Baltzer, tetapi Morgan dan rekan-
pewarisan dari satu generasi ke generasi rekannya, Sturtevant dan Bridges, yang
berikutnya terjadi lelalui kelangsungan plasma mengerjakan gen (Johannsen), atau unit
germinal (plasma nutfah) yang terdapat di sel pewarisan, lokus tertentu dalam kromosom.
gamet yaitu spermatozoa dan sel telur dan Setelah itu penelitian eksperimental pada
tidak melalui sel somatik. pewarisan dan evolusi menjadi cabang biologi
Fertilisasi pada hewan sebelumnya telah yang terpisah, dimana Bateson pada tahun
diamati oleh O. Hertwig yang selanjutnya 1906 menyebutnya genetika. Namun, hampir
diamati secara langsung oleh H. Fol pada tahun sejak awal ilmu genetika mempertahankan
1879 dan pada tanaman oleh Strasburger yang hubungan dekat dengan sitologi, dan dari
menyatakan bahwa inti sel adalah pembawa konvergensi kedua sitogenetika berasal. Dalam
dasar fisik hereditas. Selanjutnya Roux dekade terakhir kajin genetika telah dikaitkan
menyatakan bahwa kromatin adalah substansi dengan biokimia dan telah mencapai tingkat
inti yang terdapat pada kromosom. Weissman molekuler, dan dengan demikian bidang baru
sendiri menyatakan bahwa unit pewarisan atau biokimia dan genetika molekuler ditetapkan.
hereditas terdapat di kromosom.
Hukum dasar hereditas ditemukan oleh Sitologi dan Fisiologi: Sitofisiologi
Gregor Mendel pada tahun 1865, tetapi pada Sebagian besar awal pengetahuan sitologi
saat itu perubahan sitologi yang dihasilkan didasarkan pada pengamatan sel dan jaringan
dalam sel-sel seks tidak cukup diketahui untuk yang terfiksasi dan terwarnai, hal ini mengarah
memungkinkan interpretasi segregasi yang pada pembentukan teori yang berbeda
terpisah dari karakter herediter. Selanjutnya mengenai struktur fisikokimia protoplasma.
karya Mendel dilupakan sampai akhirnya ahli Pada tahun 1899, minat bergeser ke arah studi
Botani yang bernama Correns, Tschermack sel hidup terutama karena hasil penelitian
dan Hugo de Vries pada tahun 1901 Fischer dan Hardy yang menunjukkan bahwa
menemukan kembali hukum Mendel. Pada beberapa struktur yang diamati dalam sel tetap
saat ini sitologi sudah cukup maju sehingga dapat direproduksi dengan memberikan
mekanisme distribusi unit pewarisan yang larutan fiksatif pada model koloid. Berbagai
didalilkan oleh Mendel dapat dipahami dan jenis gerakan, seperti siklosis (cytoplasmic
dijelaskan. Telah diketahui bahwa sel somatik streaming), gerakan ameboid, dan silia, flagella
memiliki bahan pewarisan yang ganda, atau dan kontraksi otot, dipelajari pada tingkat sel.
diploid, sedangkan dalam sel-sel reproduksi Pada akhir abad ke-19, Overton
atau gamet, bahan pewarisannya adalah menyatakan bahwa membran sel bersifat
tunggal, atau haploid. Selain itu, para ahli lipoid. Michaelis membuat model membran
sitologi telah mengamati bahwa siklus yang

46
BAB 2. Asal Usul Sel & Perkembangan Molekuler

untuk mempelajari bahan-bahan yang terjadinya resistensi pada saat proses konjugasi.
melaluinya, dan untuk pertama kalinya Levi, Peterfi, Chambers dan ilmuwan yang
mencoba melakukan pewarnaan pada organel lainnya menyempurnakan teknik-teknik
mitokondria. Teknik pewarnaan dengan biru operasi intraseluler dan memperoleh data
metilen diperkenalkan oleh Ehrlich pada tahun dengan viskositas, konsentrasi hidrogen,
1881. Konsep dasar terjadinya iritabilitas sel dan potensial redoks, hubungan nukleositoplasmik
fungsi sel saraf dikemukakan oleh Du Bois- dan masalah-masalah fisikokimia yang lainnya.
Reymond pada pertengahan abad ke-19. Di antara fenomena penting yang
Teknik fisiologis kemudian dikembangkan dipelajari dalam cabang biologi sel ini adalah,
untuk membantu mempelajari sel-sel dan sifat membran sel dan transpor aktif melintasi
untuk mengukur potensi kerja dan aliran saraf. membran, reaksi sel terhadap perubahan
Cara untuk mempelajari sel dilakukan lingkungan, dan mekanisme dasar rangsangan
pada tahun 1909 oleh Harrison yang dan kontraksi sel, nutrisi sel, pertumbuhan,
menunjukkan bahwa sel-sel saraf embrio dapat sekresi dan bentuk lain dari aktivitas seluler.
tumbuh dan dibedakan secara in vitro. Hal ini
menyebabkan munculnya teknik kultur Sitologi dan Biokimia: Sitokimia
jaringan yang merupakan hasil penelitian Cabang lain dari biologi sel yang juga
Carrel dari biakan jantung embrio yang telah mempelajari biokimia adalah Sitokimia, yaitu
disimpan sejak tahun 1912. Teknik ini sampai cabang ilmu yang khusus mempelajari analisis
saat ini masih digunakan dan telah diperluas kimia dan fisikokimia materi hidup. Kajian
untuk mencakup berbagai aspek. Salah satu biokimia sebelumnya dilakukan oleh Fischer
hasil utama dari teknik ini adalah untuk dan Hofmeister pada tahun 1902 yang
menunjukkan bahwa, seperti pada Protozoa, menyatakan bahwa molekul protein terdiri dari
sel-sel Metazoa berpotensi abadi. Faktanya, sejumlah kecil asam amino yang disatukan oleh
biakan Carrel tentang jantung embrionik telah ikatan peptida. Perkembangan biologi sel juga
dipertahankan sejak tahun 1912 hingga ribuan tidak lepas dari percobaan yang dilakukan oleh
generasi sel. Dengan isolasi strain sel murni, Miescher (1869) dan Kossel (1891) yaitu
kultur jaringan menjadi teknik yang ideal untuk dengan menganalisa sel-sel nanah,
mempelajari struktur dan perilaku sel hidup. spermatozoa, eritrosit burung yang telah
Analisis ini sangat ditingkatkan dengan mengalami hemolisa dan jenis sel lainnya,
pengenalan mikroskop fase kontras dan mengisolasi asam nukleat yang berperan dalam
dengan menggunakan pewarnaan vital dan pewarisan dan sintesis protein.
mikrokinematografi. Percobaan lain dilakukan oleh Ostwald
Metode lain yang digunakan untuk yang menjelaskan tentang konsep aktivitas
mempelajari fisikokimia sel adalah katalitik dan penemuan enzim yang digunakan
pembedahan mikro (microsurgery) pada bakteri. oleh sel untuk menghasilkan berbagai jenis
Pada awal abad ke-20, Schouten dan Barber transformasi energi yang diperlukan untuk
telah menggunakan mikropipet yang mempertahankan aktivitas kehidupan. Jenis
digerakkan oleh instrumen untuk mengisolasi oksidasi seluler ditemukan oleh Wieland (1903)
dan membiakkan bakteri bersel tunggal. Pada dan Warburg (1908) serta Keilin (1934). Altman
tahun 1911, Kite mengadaptasikan metode ini telah memprediksikan hubungan antara
yaitu tetap menggunakan jarum mikro mitokondria dan oksidasi seluler. Batelli dan
(microneedle) antara dua pronukleus sel telur Stern (1912) dan Warburg (1913) telah
yang telah dibuahi yang selanjutnya diamati mengamati enzim-enzim pernafasan yang
bahwa pronukleus berfungsi untuk mengatasi terdapat dalam partikel-partikel sitoplasmik.

47
BAB 2. Asal Usul Sel & Perkembangan Molekuler

Karena penekanan pada morfologi, ahli sinar-x, telah menghasilkan hasil yang menarik
sitologi pada awalnya sangat lambat dalam dan penting.
memahami pentingnya pendekatan biokimia, Cabang penting lain dari sitokimia muncul
di sisi lain, ahli biokimia, karena penekanan dari penerapan berbagai reaksi enzim yang
pada kimia organik, tidak tertarik pada kultur dapat diamati di bawah mikroskop cahaya dan
sel dan lebih sibuk mengisolasi komponen elektron. Pendekatan terakhir ini sangat
kimia dan mempelajari reaksi enzim elementer. menarik karena menggabungkan sitokimia dan
FG Hopkins menunjukkan bahkan pada awal ultrastruktur dan dengan demikian
abad ini ada kebutuhan bagi ahli biokimia memungkinkan studi penempatan enzim pada
untuk bekerja sebagai ahli biologi dan ahli tingkat resolusi mikroskop elektron. Yang sama
kimia pada saat yang sama. Titik konvergensi pentingnya adalah studi autoradiografi pada
dapat ditelusuri kembali ke tahun 1934, ketika penempatan pelacak radioaktif dalam struktur
Bensley dan Hoerr mengisolasi mitokondria seluler yang berbeda.
dari sel dengan cara homogenisasi dan
sentrifugasi diferensial dalam jumlah yang Ultrastruktur dan Biologi Molekular
cukup besar untuk memungkinkan analisis Dalam mempelajari batas dan dimensi dalam
dengan metode kimia dan fisikokimia. biologi, dampak analisis instrumental
Percobaan yang dilakukan oleh Claude disebutkan dan bidang modern ultrastruktur
dan Hogeboom menghasilkan kesimpulan dan biologi molekuler digambarkan. Ini adalah
bahwa mitokondria adalah pusat oksidasi cabang biologi yang paling maju di mana
seluler. Perkembangan metode fraksinasi sel penggabungan sitologi dengan biokimia,
menyebabkan dihasilkannya temuan besar fisikokimia, dan terutama kimia makromolekul
bagi bidang ilmu biologi dan biokimia, dan koloid menjadi semakin kompleks. Ini
terutama dalam pengembangan teknik-teknik adalah cabang biologi yang paling maju di
perunut radioaktif untuk mempelajari mana penggabungan sitologi dengan biokimia,
metabolisme sel. Kemajuan besar yang serupa fisikokimia, dan terutama kimia makromolekul
adalah penggunaan mikroskop elektron untuk dan koloid menjadi semakin kompleks.
pengamatan dan karakterisasi fraksi sel. Pengetahuan tentang pengaturan
Kemajuan ini baru-baru ini menyebabkan submikroskopik atau ultrastruktur sel sangat
isolasi dari banyak sel yang berbeda tidak penting karena pada dasarnya semua
hanya dari mitokondria, tetapi juga dari transformasi fungsional dan fisiokimia
kloroplas, nukleolus, ujung saraf, kompleks berlangsung dalam bangunan molekul sel dan
Golgi, inti, kromosom, ribosom, aparatus pada tingkat molekuler.
mitosis dan komponen sel lainnya. Di sisi lain, seperti yang telah dinyatakan
Sitokimia modern juga telah berkembang dengan baik oleh Heller dan kawan-kawan
sejalan dengan analisis mikrokimia dan bahwa biologi molekuler tidak dapat dianggap
ultramikrokimia melalui teknik untuk sebagai sesuatu yang terpisah dari biokimia dan
pengujian jumlah menit materi dan isolasi sel biofisika. Tidak ada masalah dalam biologi
tunggal dan bahkan bagian sel. Analisis kimia molekuler yang tidak dapat diselesaikan oleh
dapat dilakukan dengan sitofotometri yang biofisika dan biokimia dan yang tidak
memfasilitasi studi tentang penempatan asam memerlukan metode biofisika atau biokimia
nukleat dan protein dalam bagian-bagian dari untuk pemecahannya. Namun, berikut ini
sel tunggal. Teknik lain yang didasarkan pada memiliki dampak yang luar biasa pada biologi:
sifat fisik, yaitu fluorometri dan penyerapan penemuan bahwa dalam struktur molekul
protein dengan sekuens asam amino yang tepat

48
BAB 2. Asal Usul Sel & Perkembangan Molekuler

dan susunan tiga dimensi rantai polipeptida Karena itu merupakan landasan bersama di
berjalan beriringan dengan sifat biologis mana konvergensi genetika, fisiologi, dan
tertentu, studi tentang aktif kelompok dalam biokimia terjadi. Ahli biologi sel modern, tanpa
enzim yang berbeda, model molekul DNA kehilangan pandangan sel sebagai unit
yang disarankan oleh Watson dan Crick pada morfologis dan fungsional dalam organisme,
tahun 1953, serta semua pengetahuan terkini harus siap untuk menggunakan semua
tentang stereokimia makromolekul. Biologi metode, teknik dan konsep ilmu-ilmu lain dan
molekuler dengan demikian menerangi bidang untuk mempelajari fenomena biologis di semua
genetik (melalui genetika molekuler), biokimia tingkatan. Ini adalah tantangan besar, tetapi
dan bahkan patologi-yang terakhir dengan tidak ada cara lain jika kehidupan sel dan
pembentukan penyakit molekuler. Dua ulasan organisme harus ditafsirkan secara mekanis,
yang mendorong pencapaian utama biologi yaitu pada dasar kombinasi dan asosiasi atom
molekuler dan sel telah dilakukan oleh Stent dan molekul.
(1968) dan Herrmann (1968).
Baik dalam ultrastruktur maupun biologi Biologi Molekuler dan
molekuler, integrasi antara morfologi dan 2.6 Manfaatnya
fisiologi menjadi begitu dekat sehingga tidak
mungkin untuk memisahkannya, dan konsep-
konsep dari bentuk dan fungsi melebur Biologi molekuler merupakan cabang ilmu
menjadi satu kesatuan yang tidak terpisahkan. pengetahuan yang mempelajari hubungan
Biologi berkembang sangat pesat dengan antara struktur dan fungsi molekul-molekul
bantuan ilmu lain seperti biokimia dan fisika, hayati serta kontribusi hubungan tersebut
setelah ditemukan mikroskop elektron dan terhadap pelaksanaan dan pengendalian
teknik-teknik biologi yang canggih, khususnya berbagai proses biokimia. Dapat dikatakan
biologi sel, biologi molekuler dan bioteknologi. bahwa biologi molekuler mempelajari dasar-
Temuan ultrastruktur sel dan penampakannya dasar molekuler di setiap fenomena kehidupan.
dengan bantuan mikroskop elektron (SEM dan Bahasan yang dipelajari dalam biologi
TEM) mengubah cara menafsirkan hasil molekuler antara lain asam nukleat, proses
observasi dan pemotretan atau perekamannya. pemeliharaan, transmisi dan ekspresi informasi
Temuan adanya sel-sel prokariotik dan kehidupan yang meliputi replikasi, transkripsi
komposisi dinding yang berbeda pada jamur dan translasi.
dan tumbuhan mengubah cara berfikir dan Meskipun sebagai cabang ilmu
klasifikasi organisme yang ada di bumi. Kriteria pengetahuan tergolong relatif masih baru,
sebagai dasar pengelompokkan mengalami biologi molekuler telah mengalami
perkembangan, sehingga organisme tidak lagi perkembangan yang sangat pesat.
hanya dikategorikan dengan tumbuhan dan Perkembangan ini terjadi ketika berbagai sistem
hewan, melainkan menjadi beberapa dunia biologi, khususnya mekanisme alih informasi
(kingdom) yang secara jelas memisahkan jamur kehidupan, pada bakteri dan bakteriofag dapat
dari tumbuhan sebagai dunia tersendiri. dijelaskan. Begitu pula berkembangnya
Sekarang rRNA digunakan sebagai kriteria teknologi DNA rekombinan atau dikenal
atau dasar pengelompokkan lintas dunia, sebagai rekayasa genetika, pada tahun 1970an
bahkan lintas domain. telah memberikan kontribusi yang sangat besar
Sebagai ringkasan, dapat dikatakan bahwa bagi perkembangan biologi molekuler. Pada
biologi sel modern mendekati masalah sel di kenyataannya berbagai teknik eksperimental
semua tingkat pengaturan struktur molekul. baru yang ada hubungannya dengan

49
BAB 2. Asal Usul Sel & Perkembangan Molekuler

manipulasi DNA menjadi landasan bagi tindih di antara materi-materi yang dibahas
perkembangan ilmu ini. meskipun seharusnya ada batas-batas yang
Biologi molekuler sebenarnya merupakan memisahkannya. Sebagai contoh, reaksi
ilmu multidisiplin yang melintasi sejumlah metabolisme yang diatur oleh konsentrasi
disiplin ilmu terutama biokimia, biologi sel dan reaktan dan produk merupakan kajian
genetika. Akibatnya, seringkali terjadi tumpang biokimia. Apabila reaksi ini dikatalisis
DNA adalah salah satu bahan utama yang akan Pada kondisi normal, sel-sel tubuh baik
dibahas dalam mempelajari biologi molekuler. yang merupakan sel somatik (penyusun
MIsalnya untuk mempelajari replikasi DNA, jaringan, organ dan sistem tubuh) maupun sel
diperlukan pemahaman tentang mekanisme germinal (sel reproduksi) memiliki mekanisme
pembelahan sel. Namun, sebaliknya, alangkah fungsional yang sangat teratur.
baiknya apabila pengetahuan tentang replikasi Sel memiliki sistem yang amat canggih
DNA dipahami terlebih dahulu sebelum mulai dari penentuan usia biologis, siklus sel,
mempelajari pembelahan sel. Teknologi regenerasi, adaptasi dengan lingkungan
kedokteran (biomedik) yang didukung oleh (komunikasi), pemenuhan kebutuhan untuk
pengetahuan biologi molekuler dan biokimia bertahan hidup, aktifasi jalur metabolisme
menghasilkan terobosan terapeutik antara lain sampai dengan pengaturan kematian.
meliputi pemanfaatan sel punca (stem cell) yang Keteraturan ini bahkan meliputi setiap sudut
bersifat totipoten atau memiliki multi struktur molekul di setiap tingkatan. Bila terjadi
potensialitas. Pemetaan pola-pola penyakit dan perubahan arah atau sudut sedikit saja maka
peta genom mikroorganisme sangat hal itu akan berdampak kepada terjadinya
membantu dunia kedokteran memahami perubahan fungsional sel.
patogenesitas dan penyebab munculnya Demikian juga, struktur komponen
kemampuan virulensi mikroorganisme. Di sisi intrasel dipelajari di dalam biologi sel, tetapi
lain biologi molekuler juga memberi keterkaitannya dengan struktur dan fungsi
pengetahuan yang komprehensif tentang molekul kimia di dalam sel merupakan
sistem adaptasi dan kemampuan untuk cakupan kajian biologi molekuler. Komponen
mengembangkan sifat toleransi terhadap dan proses replikasi DNA dipelajari di dalam
sumber patogen. genetika molekuler, tetapi macam-macam
Adanya pengetahuan imunologi yang enzim DNA polimerase beserta fungsinya
komprehensif dengan dukungan biologi masing-masing dipelajari di dalam biokimia.
molekuler membuka wawasan ilmiah
kedokteran saat mengenali pembentukan
sistematika dasar pengenalan antigen dan
proses pembentukan responnya. Mekanisme
ini meliputi tahapan maturasi dan pemberian
kemampuan pemilahan kepada calon-calon sel
limfosit T di kelenjar timus. Dasar biologi
molekuler dan bioteknologi dapat dipelajari
dengan merujuk pada kasus keganasan atau
kanker. Kanker atau neoplasma adalah suatu
kelainan di tingkat molekuler dan seluler yang
mengakibatkan terjadinya iregularitas atau
ketidakteraturan sel-sel tubuh.

50
BAB 2. Asal Usul Sel & Perkembangan Molekuler

Studi Kasus 2.1: Prospek Terapi Penggantian Sel


Adri membaca berita di koran bahwa penderita luka bakar saat ini dapat dipulihkan
bentuk kulitnya melalui proses yang disebut transplantasi atau masyarakat
mengenalnya dengan istilah terapi penggantian sel. Proses transplantasi dapat
dilakukan dengan dukungan penggandaan sel-sel yang disebut dengan stem cell atau
sel induk (sel punca). Teknologi kedokteran yang terus berkembang, tidak hanya
menggunakan stem cell untuk memperbanyak sel-sel dan digunakan untuk transplantasi.
Bahkan bagi seseorang yang gagal jantung atau gagal hati tidak lagi hanya
tergantung pada transplantasi organ donor, tetapi dapat menggunakan transplantasi
yang menggunakan stem cell. Jenis-jenis sel yang digunakan untuk stem cell sangat
beragam, tergantung pada jenis sel pada organ apa yang akan digunakan.

Bagi seseorang yang gagal jantung atau gagal yang membunuh sel kanker, tetapi juga
hati, transplantasi organ adalah harapan terbaik membunuh semua sel yang terlibat dalam
untuk bertahan hidup dan kembali ke pembentukan sel darah merah dan sel darah
kehidupan normal. Transplantasi organ adalah putih. Perlakuan ini memiliki efek ini karena
salah satu keberhasilan besar kedokteran sel-sel pembentuk darah sangat sensitif
modern, tetapi cakupannya sangat dibatasi oleh terhadap radiasi dan bahan kimia beracun.
ketersediaan organ donor dan risiko penolakan Begitu sel-sel pembentuk darah seseorang telah
imunologis yang tinggi. Bayangkan dihancurkan, maka akan digantikan oleh sel-sel
kemungkinan jika kita dapat menumbuhkan sumsum tulang yang telah ditransplantasikan
sel dan organ di laboratorium dan dari donor yang sehat. Sumsum tulang dapat
menggunakannya untuk mengganti bagian meregenerasi jaringan darah penerima
yang rusak atau tidak berfungsi di dalam tubuh transplantasi karena mengandung sebagian
kita. Kajian-kajian terbaru memberi para kecil sel yang dapat berkembang biak dan
peneliti harapan bahwa suatu hari terapi jenis mengisi kembali jaringan sumsum tulang
ini akan menjadi hal yang biasa. Untuk lebih pembentuk darah pasien. Sel-sel pembentuk
memahami konsep terapi penggantian sel (cell darah di sumsum tulang ini disebut sel-sel
replacement therapy), kita dapat induk hematopoietik (Hematopoietic Stem Cells-
mempertimbangkan prosedur saat ini yang HSC), dan sel-sel ini biasanya bertanggung
dikenal sebagai transplantasi sumsum tulang di jawab untuk menggantikan jutaan sel darah
mana sel-sel diekstraksi dari bagian dalam merah dan putih yang menua dan mati setiap
tulang panggul donor dan dimasukkan ke menit dalam tubuh kita. Hebatnya, satu HSC
dalam tubuh penerima. mampu menyusun kembali seluruh sistem
Transplantasi sumsum tulang (bone marrow hematopoietik (pembentuk darah) dari tikus
transplantation) paling sering digunakan untuk yang diiradiasi. Semakin banyak orang tua
mengobati limfoma dan leukemia, yang yang menyelamatkan darah dari tali pusat
merupakan kanker yang mempengaruhi sifat bayinya yang baru lahir sebagai jenis "polis
dan jumlah sel darah putih. Untuk melakukan asuransi sel induk" dimana anak harus
prosedur ini, pasien dipapar pada radiasi mengembangkan penyakit yang mungkin
tingkat tinggi dan/atau bahan kimia beracun, dirawat dengan pemberian HSC.

51
BAB 2. Asal Usul Sel & Perkembangan Molekuler

Stem cells atau sel punca (sel induk) jaringan jantung yang sehat pada pasien yang
didefinisikan sebagai sel yang tidak telah mengalami serangan jantung serius atau
berdiferensiasi yang (1) mampu memperbarui menderita gagal jantung kongestif. Sel induk
diri, yaitu memproduksi lebih banyak sel dewasa adalah sistem yang ideal untuk terapi
seperti dirinya sendiri, dan (2) multipoten, yaitu penggantian sel karena sel tersebut dapat
mampu berdiferensiasi menjadi dua atau lebih diisolasi langsung dari pasien, ditumbuhkan
tipe sel dewasa. HSC sumsum tulang hanya dalam media kultur, dan diperkenalkan
satu jenis sel induk. Sebagian besar, jika tidak kembali ke pasien yang sama.
semua, organ pada manusia dewasa Walaupun sel punca dewasa mungkin
mengandung sel-sel induk yang mampu terbukti menjadi sumber yang tak ternilai
menggantikan sel-sel tertentu dari jaringan di dalam terapi penggantian sel, studi klinis yang
mana mereka ditemukan. Bahkan otak orang dilakukan sampai saat ini masih
dewasa, yang tidak dikenal karena mengecewakan. Banyak kegembiraan yang
kemampuannya untuk regenerasi, telah dihasilkan di lapangan selama dekade
mengandung sel-sel punca yang dapat terakhir yang berasal dari kajian tentang sel
menghasilkan neuron baru dan sel glial (sel-sel punca embrionik (ES), yang merupakan jenis
pendukung otak). sel punca yang diisolasi dari setiap embrio
Serangkaian penelitian yang menarik baru- mamalia muda. Ini adalah sel-sel dalam embrio
baru ini telah dilakukan pada anjing strain awal yang memunculkan berbagai struktur
golden retriever yang menderita penyakit janin mamalia. Tidak seperti sel induk dewasa,
bawaan yang sangat mirip dengan gangguan sel ES bersifat pluripoten, yaitu, sel yang
otot rangka manusia-penyakit distrofi mampu berdiferensiasi menjadi setiap jenis sel
muskular (DMD). Para peneliti telah dalam tubuh. Pada kebanyakan kasus, sel-sel
mengisolasi sel punca dari otot-otot anjing ini, ES manusia telah diisolasi dari embrio yang
mengoreksi kelainan genetik pada sel yang disediakan oleh klinik fertilisasi in vitro. Di
terisolasi, dan memperluas jumlah sel yang seluruh dunia, lusinan garis sel ES manusia
dimodifikasi secara genetik yang harus yang berbeda secara genetis, masing-masing
dikerjakan dengan menumbuhkannya dalam berasal dari embrio tunggal, tersedia untuk
kultur. Ketika sel-sel induk ini disuntikkan penyelidikan eksperimental.
kembali ke hewan yang sakit, banyak dari Tujuan jangka panjang dari para peneliti
antaranya kembali ke otot rangka tempatnya klinis adalah belajar bagaimana menggunakan
berada. Setelah kembali ke jaringan otot, sel-sel sel-sel ES untuk berdiferensiasi dalam media
satelit yang dikoreksi membelah dan kultur menjadi masing-masing dari banyak
berdiferensiasi menjadi sel-sel otot baru dan, jenis sel yang mungkin digunakan untuk terapi
dengan demikian, berkontribusi pada penggantian sel. Banyak kemajuan telah
peningkatan nyata dalam mobilitas dan kerja dicapai dalam tujuan ini, dan banyak penelitian
hewan yang sakit. Ada optimisme yang cukup menunjukkan bahwa transplantasi sel-sel yang
besar bahwa jenis pendekatan terapi yang mengalami diferensiasi, sel-sel yang berasal dari
serupa dapat digunakan untuk manusia. ES dapat memperbaiki kondisi hewan yang
Jantung manusia, misalnya, mengandung sel sakit atau organ yang rusak. Uji coba pertama
punca jantung yang mampu berdiferensiasi pada manusia cenderung memanfaatkan sel,
menjadi sel-sel yang membentuk jaringan otot yang disebut oligodendrosit, yang
jantung (kardiomiosit dari miokardium) dan menghasilkan selubung mielin yang
pembuluh darah jantung. Sel induk ini membungkus sel-sel saraf. Telah ditemukan,
mungkin memiliki potensi untuk meregenerasi melalui percobaan dan kesalahan (trial and

52
BAB 2. Asal Usul Sel & Perkembangan Molekuler

error), bahwa koloni murni oligodendrosit akan transfer inti sel somatik (SCNT), yang dimulai
berdiferensiasi dari sel ES manusia yang dengan sel telur yang tidak dibuahi - sel yang
dikultur dalam medium yang mengandung diperoleh dari ovarium pada donor perempuan
insulin, hormon tiroid, dan kombinasi faktor yang tidak berhubungan. Dalam pendekatan
pertumbuhan tertentu. Ketika implan ini, nukleus dari telur yang tidak dibuahi akan
oligodendrosit manusia ini ditransplantasikan diganti oleh nukleus sel dari pasien yang akan
ke tikus dengan melumpuhkan cedera tulang dirawat, yang akan menyebabkan telur
belakang, hewan-hewan itu mendapatkan memiliki komposisi kromosom yang sama
kembali motilitas yang cukup besar. Pada dengan yang dimiliki pasien. Sel telur
tahun 2009, FDA menyetujui uji klinis pertama kemudian dibiarkan berkembang ke tahap
di mana oligodendrosit yang merupakan awal embrionik, dan sel-sel ES akan
turunan-ES ini akan ditanamkan ke pasien dihilangkan, dikultur, dan diinduksi untuk
yang mengalami kerusakan pada sumsum berdiferensiasi menjadi jenis sel yang
tulang belakangnya. Uji klinis juga dibutuhkan oleh pasien. Karena prosedur ini
direncanakan untuk pengobatan diabetes tipe 1 melibatkan pembentukan embrio manusia
dan degenerasi makular penyakit mata. Risiko yang hanya digunakan sebagai sumber sel ES,
utama dengan jenis prosedur ini adalah adanya ada pertanyaan etis utama yang harus
sel ES yang tidak terdiferensiasi di antara diselesaikan sebelum dapat dipraktikkan secara
populasi sel yang berbeda. Sel-sel ES yang tidak rutin. Selain itu, proses SCNT sangat mahal dan
berdiferensiasi mampu membentuk sejenis secara teknis bersifat menuntut sehingga sangat
tumor jinak, yang disebut teratoma, yang tidak mungkin dilakukan sebagai bagian dari
mungkin mengandung massa yang besar dari perawatan medis rutin apa pun. Lebih
berbagai jaringan berbeda, termasuk rambut mungkin bahwa, jika terapi berdasarkan sel ES
dan gigi. Pembentukan teratoma dalam sistem pernah dipraktikkan, itu akan tergantung pada
saraf pusat dapat memiliki konsekuensi yang penggunaan bank ratusan atau ribuan sel ES
parah. Selain itu, kultur sel ES pada saat ini yang berbeda. Bank semacam itu dapat berisi
melibatkan penggunaan bahan biologis non- sel-sel yang cukup dekat sebagai jaringan yang
manusia yang juga berpotensi menimbulkan cocok untuk digunakan pada sebagian besar
risiko penyakit. pasien.
Meskipun sel-sel induk dewasa tidak Sudah lama dipikirkan bahwa proses
memiliki kapasitas diferensiasi tak terbatas diferensiasi sel pada mamalia tidak dapat
yang merupakan karakteristik sel ES, sel-sel dipulihkan, begitu sebuah sel menjadi
induk memiliki keunggulan dibandingkan sel- fibroblast, atau sel darah putih, atau sel tulang
sel ES dimana sel-sel tersebut dapat diisolasi rawan, maka sel tersebut tidak akan pernah
dari individu yang sedang dirawat dan, dengan dapat kembali ke jenis sel lainnya. Konsep ini
demikian, tidak akan menghadapi penolakan hancur pada tahun 2006 ketika Shinya
imunologis ketika digunakan pada tahap Yamanaka dan rekan-rekannya dari
penggantian sel berikutnya. Namun, Universitas Kyota mengumumkan penemuan
dimungkinkan untuk menyesuaikan sel-sel ES yang menakjubkan, laboratoriumnya telah
sehingga sel-sel tersebut memiliki susunan berhasil memprogram ulang sel tikus yang
genetik yang sama dari individu yang sedang sepenuhnya terdiferensiasi, dalam hal ini sejenis
dirawat, dan dengan demikian tidak akan jaringan ikat fibroblast menjadi sel induk
terkena serangan oleh sistem kekebalan pluripoten. Yamanaka dan kawan-kawan
penerima. Hal ini kemungkinan dapat dicapai mencapai prestasi dengan memasukkan, ke
dengan prosedur bundaran yang disebut dalam fibroblas tikus, gen yang mengkodekan

53
BAB 2. Asal Usul Sel & Perkembangan Molekuler

empat protein utama yang merupakan dengan berbagai kriteria. Artinya, para peneliti
karakteristik sel ES. Gen-gen ini (Oct4, Sox2, sekarang telah menyediakan sel pluripoten
Klf4, dan Myc) dianggap memainkan peran yang tidak terbatas yang dapat diarahkan
kunci dalam mempertahankan sel-sel dalam untuk berdiferensiasi menjadi berbagai jenis sel
keadaan yang tidak terdiferensiasi dan tubuh menggunakan protokol eksperimental
memungkinkannya untuk terus memperbarui yang serupa dengan yang sudah
diri. Gen-gen tersebut dimasukkan ke dalam dikembangkan untuk sel ES. Sel-sel iPS telah
fibroblas yang dibiakkan menggunakan gen digunakan untuk memperbaiki kondisi
pembawa virus, dan sel-sel langka yang penyakit tertentu pada hewan percobaan,
diprogram ulang dipilih dari yang lain dalam termasuk anemia sel sabit pada tikus. Sel iPS
kultur dengan teknik khusus. Yamanaka dan juga dibuat dari sel-sel dewasa yang diambil
kawan-kawan menyebut jenis sel baru yang dari pasien dengan kelainan genetik, seperti
diinduksi pluripoten dengan penyakit Huntington dan diabetes tipe 1. Para
menyuntikkannya ke dalam blastosit tikus dan peneliti akan dapat mengikuti diferensiasi sel-
menemukan bahwa mereka berpartisipasi sel iPS ini menjadi jenis sel yang sakit dalam
dalam diferensiasi semua sel tubuh, termasuk media kultur. Diharapkan bahwa kajian-kajian
sel telur dan sperma. Dalam tahun berikutnya tersebut akan mengungkapkan mekanisme
atau lebih, pemrograman kembali yang sama pembentukan penyakit karena terungkap
telah dilakukan di beberapa laboratorium dalam cawan biakan seperti yang biasanya
dengan sel manusia, dan itu menunjukkan terjadi dengan cara yang tidak teramati jauh di
bahwa sel-sel iPS manusia hampir tidak dapat dalam tubuh.
dibedakan dari sel-sel ES manusia otentik
Yang berfungsi sebagai target untuk menguji
efek dari obat yang baru.

Studi Kasus 2.2: Pelipatan Protein Yang Salah Dapat


Menyebabkan Kematian
Seorang ibu harus mengalami kehilangan bayi yang baru saja dilahirkan. Setelah
melalui pemeriksaan yang panjang dan mendetail dokter mengatakan bahwa bayi ibu
tersebut menderita sindrom Creutzfeld Jacob (CJD) yang disebabkan oleh karena
pelipatan protein yang salah saat proses sintesis protein (dogma sentral). CJD adalah
salah satu jenis kelainan atau gangguan langka yang fatal yang menyerang otak dan
menyebabkan hilangnya koordinasi motorik. Penyakit ini dapat terjadi karena
pewarisan atau mutasi yang terjadi pada saat pembuahan atau fertilisasi. Bahan mutasi
atau mutagen yang menyebabkan kelainan ini antara lain virus jenis prion. Berdasarkan
penelitian para ahli biologi molekuler, kesalahan pada saat proses pelipatan protein
dapat menyebabkan kematian.

tetap di keadaan normal dalam pankreas tikus


Proses pemrograman ulang terjadi secara hidup. Prestasi ini dicapai dengan
langsung, dalam hitungan beberapa hari, tanpa menyuntikkan ke dalam hewan virus yang
sel-sel melewati keadaan sel punca intermediet membawa tiga gen yang dikenal penting dalam
- dan itu terjadi ketika sel-sel diferensiasi sel beta dalam embrio. Dalam hal
ini, penerima injeksi adalah tikus diabetes, dan

54
BAB 2. Asal Usul Sel & Perkembangan Molekuler

transdifferensiasi sejumlah besar sel asinar neurodegeneratif yang menyebabkan hewan


menjadi sel beta yang memungkinkan hewan kehilangan koordinasi motorik dan
untuk mengatur kadar gula darahnya dengan menyebabkan perilaku gila. Penyakit ini
dosis insulin yang jauh lebih rendah. Juga patut kemudian dikenal sebagai "penyakit sapi gila".
dicatat bahwa adenovirus yang digunakan Pasien yang mendapatkan CJD dari makan
untuk mengirimkan gen dalam percobaan ini daging sapi yang terkontaminasi dapat
tidak menjadi bagian permanen dari sel dibedakan dengan beberapa kriteria dari
penerima, yang menghilangkan beberapa individu yang menderita bentuk klasik
kekhawatiran tentang penggunaan virus penyakit ini. Hingga saat ini, sekitar 200 orang
sebagai pembawa gen pada manusia. Masih telah meninggal karena CJD yang diperoleh
terlalu dini untuk berspekulasi apakah jenis dari daging sapi yang terkontaminasi, namun
strategi pemrograman ulang langsung ini jumlah kematian tersebut telah menurun.
memiliki potensi terapeutik yang nyata, tetapi Penyakit yang terjadi dalam keluarga
tentu saja meningkatkan prospek bahwa sel selalu dapat ditelusuri ke gen yang salah,
yang sakit yang perlu diganti mungkin sedangkan penyakit yang diperoleh dari
dibentuk langsung dari jenis sel lain dalam sumber yang terkontaminasi selalu dapat
organ yang sama. ditelusuri ke agen infeksi. Bagaimana
Pada bulan April 1996 sebuah makalah penyakit yang sama dapat diturunkan dan
diterbitkan dalam Medical Journal Lancet yang menular? Jawaban atas pertanyaan ini telah
menghasilkan peringatan luas pada populasi muncul secara bertahap selama beberapa
masyarakat di Eropa. Makalah ini dekade terakhir, dimulai dengan pengamatan
menggambarkan penelitian terhadap 10 orang oleh D Carleton Gajdusek pad taahun 1960-an
yang menderita Creutzfeld Jacob Disease (CJD), tentang penyakit aneh yang pernah menimpa
suatu jenis gangguan langka yang fatal yang penduduk asli Papua Nugini. Gajdusek
menyerang otak dan menyebabkan hilangnya menunjukkan bahwa penduduk pulau ini
koordinasi motorik serta demensia. Seperti terjangkit penyakit neurodegeneratif yang fatal
banyak penyakit lainnya, CJD dapat terjadi yang disebut "kuru", selama ritual pemakaman
sebagai penyakit bawaan yang terjadi di di mana penyakit tersebut memakan jaringan
keluarga tertentu atau sebagai bentuk sporadis otak orang yang baru saja meninggal. Autopsi
yang muncul pada individu yang tidak otak pasien yang telah meninggal karena kuru
memiliki riwayat penyakit di dalam keluarga. menunjukkan patologi yang berbeda, disebut
Tidak seperti hampir semua penyakit bawaan sebagai spongiform encephalopathy, daerah otak
lainnya, CJD juga dapat muncul. Sampai baru- tertentu dipenuhi dengan lubang mikroskopis
baru ini, ditemui suatu kasus dimana orang (vakuola) sehingga menyebabkan jaringan
yang menderita CJD adalah penerima organ menyerupai spons.
atau produk organ yang disumbangkan oleh Segera ditunjukkan bahwa otak penduduk
orang dengan CJD yang tidak terdiagnosis. pulau yang menderita kuru sangat mirip dalam
Kasus yang dideskripsikan dalam jurnal Lancet penampilan mikroskopis dengan otak orang
1996 juga telah dipublikasikan sebelumnya, yang menderita CJD. Pengamatan ini
tetapi sumber nyata dari penyakit ini adalah menimbulkan pertanyaan penting: apakah otak
daging sapi yang terkontaminasi yang dimakan seseorang yang menderita CJD, yang dikenal
oleh individu yang terinfeksi bertahun-tahun sebagai penyakit bawaan, mengandung agen
sebelumnya. Daging sapi yang telah infeksi? Pada tahun 1968, Gajdusek
terkontaminasi berasal dari sapi yang menunjukkan bahwa ketika ekstrak dibuat dari
dipelihara di Inggris yang menderita penyakit biopsi otak seseorang yang telah meninggal

55
BAB 2. Asal Usul Sel & Perkembangan Molekuler

karena CJD disuntikkan ke hewan ini, orang mungkin berharap kedua bentuk
laboratorium yang sesuai, hewan tersebut protein PrP ini terdiri dari sekuens asam amino
dapat mengembangkan ensefalopati yang sangat berbeda, tetapi ini tidak terjadi.
spongiform mirip dengan kuru atau CJD. Jelas, Kedua bentuk tersebut dapat memiliki urutan
bahwa ekstrak mengandung agen infeksi, yang asam amino yang identik, tetapi berbeda dalam
pada waktu itu dianggap sebagai virus. cara rantai polipeptida terlipat untuk
Pada tahun 1982, Stanley Prusiner dari membentuk molekul protein tiga dimensi.
University of California, San Fransisco, Sementara molekul PrPC sebagian besar terdiri
menerbitkan sebuah makalah yang dari segmen α-heliks dan coil yang saling
menunjukkan bahwa, tidak seperti virus, berhubungan, inti dari molekul PrPSc sebagian
agen infeksi yang bertanggung jawab untuk besar terdiri dari lembar β.
CJD tidak memiliki asam nukleat dan sebagai Tidak sulit untuk memahami bagaimana
gantinya hanya terdiri dari protein. Stanley polipeptida mutan mungkin kurang stabil dan
menyebut protein tersebut sebagai prion. lebih mungkin terlipat ke dalam konformasi
Hipotesis prion saja, pada awalnya ditanggapi PrPSc yang abnormal, tetapi bagaimana protein
dengan skeptis yang cukup besar, tetapi kajian seperti itu dapat bertindak sebagai agen infeksi?
berikutnya oleh Prusiner dan yang lainnya Menurut hipotesis yang berlaku, molekul prion
telah memberikan dukungan berlebih untuk abnormal (PrPSc) dapat mengikat molekul
proposal tersebut. Awalnya dianggap bahwa protein normal (PrPC) dan menyebabkan
protein prion adalah agen eksternal dari protein normal terlipat ke dalam bentuk
beberapa jenis partikel seperti virus yang tidak abnormal. Konversi ini dapat ditunjukkan
memiliki asam nukleat. Bertentangan dengan terjadi pada tabung reaksi: penambahan PrPSc
harapan ini, protein prion segera terbukti ke preparasi PrPC dapat mengubah molekul
dikodekan oleh gen yang disebut PRNP dalam PrPC menjadi konformasi PrPSc. Menurut
kromosom sel itu sendiri. Gen diekspresikan hipotesis ini, penampakan protein abnormal
dalam jaringan otak normal dan mengkodekan dalam tubuh - apakah sebagai akibat peristiwa
protein yang ditunjuk PrPC (singkatan dari salah lipatan yang jarang terjadi dalam kasus
prion protein seluler) yang berada di penyakit sporadis atau oleh paparan daging
permukaan sel-sel saraf. Fungsi tepat PrPC tetap sapi yang terkontaminasi, memulai reaksi
menjadi misteri. Versi protein yang berantai di mana molekul protein normal
dimodifikasi (ditunjuk PrPSc, singkatan dari dalam sel secara bertahap dikonversi ke bentuk
prion protein scrapie) ada di otak manusia dengan prion abnormal. Mekanisme persisnya yang
CJD. Tidak seperti PrPC yang normal, versi menyebabkan prion mengarah pada
protein yang dimodifikasi terakumulasi dalam neurodegenerasi masih belum jelas.
sel-sel saraf, membentuk agregat yang
membunuh sel-sel.
Ringkasan
Dalam keadaan murninya, PrPC dan PrPSC
memiliki sifat fisik yang sangat berbeda. PrPC
 Makhluk hidup yang ada di permukaan
tetap sebagai molekul monomer yang larut bumi dibedakan berdasarka jumlah sel
dalam larutan garam dan mudah dihancurkan penyusunnya, yaitu uniseluler dan
oleh enzim pencerna protein. multiseluler.
Sebaliknya, molekul PrPSc berinteraksi  Sel merupakan unit struktural dan fungsional
satu sama lain untuk membentuk fibril yang dasar organisme, sama seperti atom dalam
tidak larut yang tahan terhadap pencernaan struktur kimia.
enzimatik. Berdasarkan perbedaan-perbedaan

56
BAB 2. Asal Usul Sel & Perkembangan Molekuler

 Perkembangan dan penyempurnaan  Biologi molekuler merupakan cabang ilmu


mikroskop yang ditemukan sangat pengetahuan yang mempelajari hubungan
membantu perkembangan ilmu antara struktur dan fungsi molekul-molekul
pengetahuan dalam mempelajari sel, hayati serta kontribusi hubungan tersebut
sehingga makhluk hidup tidak hanya dapat terhadap pelaksanaan dan pengendalian
dipelajari dari tingkat seluler tetapi juga berbagai proses biokimia
tingkat molekuler.
 Proses evolusi menimbulkan keragaman di Latihan Soal
setiap tingkat pengaturan biologis makhluk 1. Suatu unit struktural dan fungsional dasar dari
hidup. organisme hidup yang terkecil disebut:
 Sains muncul dari rasa keingintahuan A. Gen
terhadap yang terjadi pada diri sendiri, dunia B. DNA
dan alam semesta. C. Sel
 Sains adalah pengetahuan yang diperoleh D. Genom
dengan menggunakan metode ilmiah, antara E. Jaringan
lain: didasarkan pada pemikiran yang ilmiah, 2. Ilmu yang mempelajari segala sesuatu
sistematis (tidak acak-acakan), logis, yaitu mengenai makhluk hidup disebut:
cara dan kemampuan berfikir menurut A. Evolusi
beberapa aksioma dan dalil-dalil, B. Fisiologi
berdasarkan pada kaidah yang benar, dapat C. Genetika
dibuktikan kebenarannya oleh lebih dari satu D. Biologi
pengalaman, objektif yang artinya E. Ekologi
berdasarkan nilai-nilai keilmiahan dan 3. Pernyataan dibawah ini adalah ciri-ciri ilmu
kebenaran serta tidak memihak, dan bersifat pengetahuan, kecuali:
kritis, yaitu selalu mempertanyakan konsep A. Didasarkan pada pemikiran ilmiah
dan tidak menerima sesuatu begitu saja. B. Bersifat sistematis
 Zat atau bahan kimia yang menyusun sel C. Bersifat logika dan kritis
secara keseluruhan akan lebih baik D. Dapat dibuktikan kebenarannya
dibandingkan hanya merupakan sebagian E. Bersifat subyektif
dari jumlah bagian-bagiannya. 4. Salah satu cabang termuda dari ilmu biologi
 Setiap organisme dan semua sel yang yang khusus mempelajari tentang sel disebut:
membentuknya dipastikan berasal dari atau A. Genetika molekuler
diturunkan oleh sejenis sel purba melalui B. Evolusi
evolusi. C. Biokimia
 Prokariotik adalah organisme uniseluler yang D. Sitologi
intinya belum bermembran (nukleoid), E. Mikrobiologi
memiliki DNA singular dan memiliki organel 5. Istilah sel yang mengacu pada irisan gabus
ribosom selain inti sel (nukleus) pertama kali diperkenalkan oleh:
 Eukariotik adalah organisme multiseluler A. Robert Brown
dengan inti sudah memiliki membran B. Grew
(nukleoplasma), memiliki organel yang C. Malphigi
lengkap dengan struktur dan fungsi yang D. Robert Hooke
berbeda. E. Antonie van Leeuwenhoek
 Organel di sel eukariotik antara lain: nukleus, 6. Ahli yang mengemukakan tentang teori sel
nukleolus, ribosom, mesosom, mitokondria, yang melandasi semua metabolisme sel
retikulum endoplasma, sentriol, apparatus adalah:
Golgi, lisosom. A. Schleiden dan Schwann

57
BAB 2. Asal Usul Sel & Perkembangan Molekuler

B. Robert Brown pluripotent stem cells. Blood, 2013; 121, 1255-


1264.
C. Kolliker Anfinsen CB. The formation and stabilization of
D. Gregor Mendel protein structure. Biochemical Journal, 1972;
E. Waldeyer 128: 737-749.
Anfinsen CB. Principles that govern the folding of
7. Ahli yang menerapkan teori sel untuk protein chains. Science, 1973; 181:223- 30.
menjelaskan terjadinya peleburan atau fusi sel Araki R, et al. Negligible immunogenicity of
spermatozoa dan sel telur adalah: terminally differentiated cells derived from
induced pluripotent or embryonic stem cells.
A. Schleiden dan Schwann Nature, 2013; 494: 100-104.
B. Robert Brown Arendt D, Musser JM, Baker CVH, Bergman A,
Cepko C, Erwin DH, Pavlicev M, Schlosser G,
C. Kolliker
Widder S, Laubichler MD, Wagner GP. The
D. Gregor Mendel origin and evolution of cell types. Nature
E. Waldeyer Review Genetics; 2016.
Ashraf MA, Sarfraz M. Biology and evolution of life
8. Ahli yang menemukan organel terbesar di science. Saudi Journal of Biological Sciences,
dalam sel yang disebut nukleus adalah: 2016; 23: S1-S5.
A. Schleiden dan Schwann Atorino L, Silvestri L, Koppen M, Cassina L, Ballabio
A, et al. Loss of m-AAA protease in
B. Robert Brown mitochondria causes complex I deficiency and
C. Kolliker increased sensitivity to oxidative stress in
D. Gregor Mendel hereditary spastic paraplegia. J. Cell Biol. 2003;
163:777-87.
E. Waldeyer Baillie M. A series of engravings with explanations,
9. Ahli yang membuktikan bahwa struktur which are intended to illustrate the morbid
anatomy of some of the most important parts of
fundamental dalam proses pembelahan sel
the human body. W Bulmer & Co, London, 1799.
(mitosis) adalah kromosom (filamen inti sel) Baker JR. Five articles evaluating the cell theory.
yaitu: Quart J Micr Sci. 1948; 89: 103.
Barber AC, et al. Repair of the degenerate retina by
A. Schleiden dan Schwann photoreceptor transplantation. Proc. Natl. Acad.
B. Robert Brown Sci. USA. 2013; 110: 354-359.
C. Kolliker Beadle GW, Tatum EL. Genetic control of biochemical
reactions in Neurospora. PNAS, 1941; 27: 499-
D. Gregor Mendel 506.
E. Waldeyer Ben-David U, et al. Selective elimination of human
10. Ahli yang pertama kali menyatakan tentang pluripotent stem cells by an oleate synthesis
inhibitor discovered in a high-throughput
hukum dasar hereditas atau pewarisan screen. Cell Stem Cell, 2013; 12: 167-179.
berdasarkan pada percobaannya yang Bernal JD. The Structure of Molecules. In:
Comprehensive Biochemistry. Florkin M, Stotz
menggunakan kacang ercis adalah:
E, Eds. Amsterdam: Elsevier; 1962.
A. Schleiden dan Schwann Bertalanfly LV. Problems of Life. New York: John
B. Robert Brown Wiley & Sons; 1952.
Biasco L, et al. Retroviral integrations in gene therapy
C. Albert Kolliker trials. Mol Ther. 2012; 20: 709-716.
D. Gregor Mendel Bossy-Wetzel E, Schwarzenbacher R, Lipton SA.
E. Waldeyer Molecular pathways to neurodegeneration. Nat
Med. 2004; 10(Suppl.): S2-S9.
Bradbury S. Landmarks in biological light
Referensi microscopy. Journal of Microscopy, 1989; 155(3):
281-305.
Aiuti A, et al. Lentiviral hematopoietic stem cell gene Chargaff EE. Of nucleic acids and nucleoproteins.
therapy in patients with Wiskott-Aldrich Harvey Lect. 1956; 52.
syndrome. Science, 2013; 341. Chong JJ, et al. Human embryonic-stem-cell-derived
Alberts B, et al. Molecular Biology of the Cell. New cardiomyocytes regenerate non-human primate
York: Garland Publishing, Inc; 1989. hearts. Nature, 2014; 510: 273-277.
Alexander J. Life: Its Nature and Origin. New York: Chiti F, Dobson CM. Protein misfolding, functional
Reinhold Publishing Corp. 1948. amyloid, and human disease. Annual Review of
Amabile G, et al. In vivo generation of transplantable Biochemistry, 2006; 75: 333-366.
human hematopoietic cells from induced

58
BAB 2. Asal Usul Sel & Perkembangan Molekuler

Clay RS, Court TH. The History of the Microscope. induced pluripotent stem cells. Cell Stem Cell,
London: Charles Griffin and Company, Limited; 2013; 12: 407-412.
1932 Gupta N, et al. Neural stem cell engraftment and
Coleman WB. An Overview of Nucleic Acid myelination in the human brain. Sci Transl Med.
Chemistry, Structure and Function. In: 2012; 4: 155ra137.
Molecular Diagnostics: For the Clinical Hadju SI. A note from history: the first use of the
Laboratorium. Second Edition. WB Coleman, GJ microscope in medicine. Annals of Clinical &
Tsongalis Ed. Totowa NJ: Humana Press Inc.; Laboratory Science, 2002; 32(3): 309-310.
2014. Hartman H. The origin of the eukaryotic cell.
Corti S, et al. Embryonic stem cell-derived neural Speculations in Science and Technology, 1984;
stem cells improve spinal muscular atrophy 7(2): 77-81.
phenotype in mice. Brain, 2010; 133: 465-481. Heller J, Mochancka I, Szafranzki P, Szarkowski JW.
Crick FHC. Nucleic acids. Scient Amer. 1957; 197: 188. Molecular biology. Kosmos Ser A. 1962; 11: 305.
DeKelver RC, et al. Functional genomics, proteomics, Hopkins FG. Biological Thought and Chemical
and regulatory DNA analysis in isogenic Thought. A Plea for Unification. In: Hopkins
settings using zinc finger nuclease-driven and Biochemistry. Needham and Baldwin Eds.
transgenesis into a safe harbor locus in the Cambridge: Heffer; 1947.
human genome. Genome Res. 2010; 20: 1133- Horwitz EM, et al. Transplantability and therapeutic
1142. effects of bone marrow-derived mesenchymal
Davidson JN. The Biochemistry of the Nucleic Acids. cells in children with osteogenesis imperfecta.
4th Ed. New York: John Wiley and Sons; 1960. Nat Med. 1999; 5: 309-313.
Dayhoff MO, Eck RV. Atlas of protein sequences and Huang JK, Franklin RJ. (). Current status of myelin
structures. Natl Biomed Res Found, 1968. replacement therapies in multiple sclerosis.
De Koning J, et al. Transplantation of bone-marrow Progress Brain Res. 2012; 201: 219-231.
cells and fetal thymus in an infant with Hughes A. History of Cytology. London and New
lymphopenic immunological deficiency. Lancet, York: Abelard-Schuman; 1959.
1969; 1: 1223-1227. Hussein SM, et al. Copy number variation and
De Robertis EDP, Nowinski WW, Saez FA. Cell selection during reprogramming to
Biology. Philadelphia: WB Saunders Company; pluripotency. Nature, 2011; 471: 58-62.
1970. Kasten FH. The Origins of Modern Fluorescence
Dobell C. Anthony van Leeuwenhoek and his ‘Little Microscopy and Fluorescence Probes. In: Kohen
animals’. New York: Dover Publications; 1960. E and Hirschberg JG (eds) Cell Structure and
Dobson CM. Protein folding and misfolding. Nature, Function by Microspectrofluorometry. San
2003; 426: 884-890. Diego: Academic Press; 1989; pp. 3-50.
Dobson CM. Protein misfolding diseases: getting out Kaufman RJ, et al. The unfolded protein response in
of shape. Nature, 2002; 418: 729-730. nutrient sensing and differation. Nature
Fandrich M, Dobson CM. The behaviour of Reviews Molecular Cell Biology, 2002; 3: 411-
polyamino acids reveals an inverse side chain 421.
effect in amyloid structure formation The EMBO Kazuki Y, et al. Complete genetic correction of iPS
Journal, 2002; 21: 5682-5690. cells from Duchenne muscular dystrophy. Mol
Faulkner-Jones A, et al. Development of a valve- Ther. 2010; 18: 386-393.
based cell printer for the formation of human Keirstead HS, et al. Human embryonic stem
embryonic stem cell spheroid aggregates. cellderived oligodendrocyte progenitor cell
Biofabrication, 2013; 5: 015013. transplants remyelinate and restore locomotion
Filareto A, et al. An ex vivo gene therapy approach to after spinal cord injury. J Neurosci. 2005; 25:
treat muscular dystrophy using inducible 4694-4705.
pluripotent stem cells. Nat. Commun. 2013; 4: Kimball JW. Biologi. Jilid 3. Terjemahan oleh
1549. Tjitrosomo SS, Sugiri N. Jakarta: Penerbit
Ford BJ. Single Lens, the Story of the Simple Erlangga; 1991.
Microscope. New York: Harper & Row, Kobayashi T, et al. Generation of rat pancreas in
Publishers; 1985. mouse by interspecific blastocyst injection of
Gardner E. History of Biology. 3rd edition. pluripotent stem cells. Cell, 2010; 142: 787-799.
Minneapolis, Minnesota: Burgess Publishing Kolli S, et al. Successful clinical implementation of
Company; 1972. p. 333. corneal epithelial stem cell therapy for treatment
Gore A, et al. Somatic coding mutations in human of unilateral limbal stem cell deficiency. Stem
induced pluripotent stem cells. Nature, 2011; Cells, 2010; 28: 597- 610.
471: 63-67. Land MH, et al. Long-term results of bone marrow
Gregersen N, Bross P, Vang S, Christensen JH. transplantation in complete DiGeorge
Protein misfolding and human disease. Annu syndrome. J Allergy Clin Immunol. 2007; 120:
Rev Genomics Hum Genet. 2006; 7: 103-24. 908-915.
Griffith JS. Self-replication and scrapie. Nature 215, Leeuwenhoek A van. Some microscopical
1967; 1043-1044. observations, about animals in the scurf of the
Guha P, et al. Lack of immune response to teeth. Phil Trans, 1684;14:568-574.
differentiated cells derived from syngeneic

59
BAB 2. Asal Usul Sel & Perkembangan Molekuler

Leeuwenhoek A van. Microscopical observations Schwartz SD, et al. Embryonic stem cell trials for
concerning blood, milk, bone, the brain, spittle, macular degeneration: a preliminary report.
and cuticula, etc. Phil Trans, 1674,9:121-128. Lancet; 2012.
Levinthal C. Are there pathways for protein folding? Smith AJ, et al. Apoptotic susceptibility to DNA
Journal de Chimie Physique et de Physico- damage of pluripotent stem cells facilitates
Chimie Biologique, 1968; 65: 44-45. pharmacologic purging of teratoma risk. Stem
Lin MY, Beal MF. Mitochondrial dysfunction and Cells Transl Med. 2012; 1: 709-718.
oxidative stress in neurodegenerative diseases. Smith MA, et al. Effect of polyadenylic acid chain
Nature, 2006; 443: 787- 795. length on the size distribution of lysine peptides.
Lindvall O, Bjorklund A. Cell therapy in Parkinson’s Acta Biochimica Polonica, 1966; 13: 361-365.
disease. NeuroRx, 2004; 1: 382-393. Sun X, et al. Directed differentiation of human
Markert ML, et al. Transplantation of thymus tissue embryonic stem cells into thymic epithelial
in complete DiGeorge syndrome. N Engl J progenitor-like cells reconstitutes the thymic
Medicine, 1999; 341: 1180-1189. microenvironment in vivo. Cell Stem Cell, 2013;
Masters BR. Selected Papers on Confocal Microscopy, 13: 230-236.
Milestone Series MS 131. Bellingham, WA: SPIE Suzuki N, et al. Generation of engraftable
Optical Engineering Press; 1996. hematopoietic stem cells from induced
Masters BR. Selected Papers on Multiphoton pluripotent stem cells by way of teratoma
Excitation Microscopy, Milestone Series, MS175. formation. Mol Ther. 2013; 21: 1424-1431.
Bellingham, WA: SPIE Optical Engineering Taiani JT, et al. Embryonic stem cell therapy
Press; 2003. improves bone quality in a model of impaired
Masters BR, So PTC. The antecedents of two-photon fracture healing in the mouse; tracked
excitation laser scanning microscopy. temporally using in vivo micro-CT. Bone, 2014;
Microscopy Research and Techniques, 2004; 63: 64: 263-272.
3-11. Takahashi K, et al. Induction of pluripotent stem cells
Masters BR. Confocal Microscopy and Multiphoton from adult human fibroblasts by defined factors.
Excitation Microscopy: The Genesis of Live Cell Cell, 2007; 131: 861-872.
Imaging. Bellingham, WA: SPIE Optical Taylor CJ, et al. Banking on human embryonic stem
Engineering Press; 2006. cells: estimating the number of donor cell lines
Masters BR. Ernst Abbe and the Foundation of needed for HLA matching. Lancet, 2005; 366:
Scientific Microscopes, Optics and Photonics 2019-2025.
News. Washington, DC. Optical Society of Techni-Tool. History of the Microscope. USA:
America, 2007; 18(2): 18-23. Worcester, PA; 2000.
Masters BR. History of the Optical Microscope in Cell Teng YD, et al. Multimodal actions of neural stem
Biology and Medicine. In: Encyclopedia of Life cells in a mouse model of ALS: a meta-analysis.
Sciences. USA: John Wiley & Sons, Ltd; 2008. Sci Transl Med. 2012; 4: 165ra164.
Masters BR, So PTC. Handbook of Biomedical Thorpe NO. Cell Biology. New York: John Wiley &
Nonlinear Optical Microscopy. New York: Sons; 1984.
Oxford University Press; 2008. Tyndall A. Successes and failures of stem cell
Mavilio F, et al. Correction of junctional transplantation in autoimmune diseases.
epidermolysis bullosa by transplantation of Hematology/the Education Program of the
genetically modified epidermal stem cells. Nat American Society of Hematology. Am Soc
Med. 2006; 12: 1397-1402. Hematol Educ Prog. 2011; 280-284.
Mikkers HM, Feund C, Mummery CL, Hoeben RC. Uchida N, et al. Human neural stem cells induce
Cell replacement therapies: is it time to functional myelination in mice with severe
reprogram? Human Gene Therapy, 2014; 25: dysmyelination. Sci Transl Med. 2012; 4:
866-874. 155ra136.
Needham J. Order and Life. New Haven, Conn: Yale van Bekkum DW, Mikkers HM. Prospects and
University Press; 1936. challenges of induced pluripotent stem cells as a
Prusiner SB. Novel proteinaceous infectious particles source of hematopoietic stem cells. Ann NY
cause scrapie. Science, 1982; 216: 136-144. Acad Sci. 2012; 1266: 179-188.
Reynaud E. Protein misfolding and degenerative Wagner JE, et al. Bone marrow transplantation for
diseases. Nature Education, 2010; 3(9): 28. recessive dystrophic epidermolysis bullosa. N
Rezania A, et al. Maturation of human embryonic Engl J Med. 2010; 363: 629-639.
stem cell-derived pancreatic progenitors into Warmflash A, et al. A method to recapitulate early
functional islets capable of treating pre-existing embryonic spatial patterning in human
diabetes in mice. Diabetes, 2012; 61: 2016-2029. embryonic stem cells. Nat Methods, 2014; 11:
Robertis EDP, Robertis EMF. Cell and Molecular 847-854.
Biology. Eight Edition. Hongkong: Info-Med; Weiss P. From Cell to Molecule. In: Molecular Control
1988. of Cell Activity. Allen JM Ed. New York:
Schelftrateus. Description of a new microscope made McGraw-Hill Book Co. 1962.
by Joseph Campani. Acta Eruditorum. Leipzig, Widodo. Teori Evolusi Biologis. Malang: IKIP
1686 p.372. Malang; 1989.

60
BAB 3. Sel : Struktur dan Fungsi

61
BAB 3. Sel : Struktur dan Fungsi

sel-sel yang sangat bervariasi dalam bentuk dan


Sel adalah suatu unit zat hidup yang pasti, struktur karena mengalami proses adaptasi
terhadap fungsi spesifiknya dalam berbagai
terdiri dari massa kecil protoplasma,
jaringan dan organ. Selain itu, sel mengandung
sitoplasma, dan mengandung nukleus yang
materi genetik, yaitu materi penentu sifat-sifat
dikelilingi oleh membran plasma. Sel-sel
makhluk hidup. Dengan adanya materi genetic
organisme multiseluler bervariasi dalam
tersebut maka sifat makhluk hidup dapat
bentuk dan struktur dan dikondisikan terutama
diwariskan dari kedua orangtuanya kepada
oleh karena proses adaptasi dengan fungsi
keturunannya.
spesifiknya di jaringan dan organ yang berbeda.
Karena spesialisasi fungsional ini maka semua
sel memiliki karakteristik khusus. Namun, Penemuan Sel
karakteristik umum untuk semua sel selalu 3.1
bertahan, misalnya dapat ditemukan dalam sel
yang sedikit terdiferensiasi, seperti blastomer
atau sel germinatif, sel meristematik tanaman,
Karena ukurannya yang sangat kecil maka sel
dan lainnya yang memiliki pengaturan yang
hanya dapat diamati dengan bantuan
relatif sederhana, seperti beberapa dari sel
mikroskop, yaitu alat yang menyediakan
jaringan epitel atau ikat.
gambar yang dapat memperbesar objek kecil
Sel dan strukturnya terlalu kecil untuk
menjadi terlihat oleh mata. Tidak diketahui
dilihat, didengar, atau disentuh secara
dengan pasti kapan manusia pertama kali
langsung. Oleh karena itu dibutuhkan
menemukan kemampuan luar biasa dari
mikroskop untuk dapat mengamatinya.
permukaan kaca melengkung untuk
Terlepas dari sifatnya yang luar biasa ini, sel-sel
membelokkan cahaya dan membentuk gambar
adalah subyek dari ratusan ribu publikasi setiap
tersebut. Penemuan ini diawali dari kacamata
tahun, dengan hampir setiap aspek strukturnya
yang pertama kali dibuat di Eropa pada abad
yang sangat kecil terlihat dibawah pengamatan
ketiga belas, dan mikroskop cahaya (lensa
dengan menggunakan mikroskop.
ganda) dibuat pada akhir abad keenam belas.
Sel adalah unit terkecil yang memiliki
Pada pertengahan tahun 1600-an, beberapa
struktur dan fungsi tertentu yang dapat
ilmuwan perintis telah menggunakan
melaksanakan kehidupan. Sel disebut juga
mikroskop buatan tangan untuk mengungkap
sebagai unit terkecil karena tidak dapat dibagi-
dunia yang tidak akan pernah diungkapkan
bagi lagi lagi menjadi bagian yang lebih kecil
dengan mata telanjang.
yang berdiri sendiri. Secara struktural, tubuh
Dengan menggunakan tumpukan lensa
makhluk hidup tersusun atas sel-sel sehingga
yang sederhana, yang saat itu belum disebut
sel disebut satuan struktural makhluk hidup.
mikroskop, penemuan sel telah dilakukan oleh
Secara fungsional, tubuh makhluk hidup dapat
Robert Hooke, seorang ahli mikroskopis
menyelenggarakan kehidupan jika sel-sel
Inggris, pada usia 27 tahun, yang berdasarkan
penyusun itu berfungsi. Karena itu sel juga
penemuannya pada akhirnya dianugerahi
disebut satuan fungsional makhluk hidup. Sel
posisi kurator Royal Society of London, yaitu
disusun oleh sitoplasma dan organel-organel
suatu akademi ilmiah terkemuka di Inggris.
seperti inti sel, mitokondria, lisosom dan
Salah satu dari banyak pertanyaan yang coba
organel lainnya serta dikelilingi oleh membran
dijawab Hooke adalah mengapa sumbat yang
plasma. Seperti telah disebutkan sebelumnya
terbuat dari gabus (bagian dari kulit pohon)
bahwa organisme multiseluler memiliki jumlah
sangat cocok untuk menahan udara dalam

62
BAB 3. Sel : Struktur dan Fungsi

botol. Hooke menyebut sel-sel pori karena menunjukkan bahwa sel-sel tidak muncul
mengingatkannya pada sel-sel yang dihuni dengan cara ini, melainkan merupakan suatu
oleh biarawan yang tinggal di biara. organisme yang muncul oleh generasi spontan,
Selanjutnya, Hooke mengamati dinding sel yang sebelumnya telah dikemukakan oleh
kosong dari jaringan tanaman mati, dinding Aristoteles. Pada tahun 1855, Rudolf Virchow,
yang semula diproduksi oleh sel-sel hidup yang seorang ahli patologi dari Jerman, telah
mengelilinginya. menyelesaikan sebuah kasus melalui suatu
Sementara itu, Anton van Leeuwenhoek, penelitian yang meyakinkan untuk semakin
seorang pria Belanda yang mencari nafkah menguatkan prinsip ketiga teori sel yang telah
dengan menjual pakaian dan kancing, disebutkan di atas, yaitu sel hanya dapat
menghabiskan waktu luangnya dengan muncul hanya dengan pembelahan dari sel
membuat lensa dan mikroskop sederhana yang sudah ada sebelumnya.
dengan kualitas yang luar biasa. Leeuwenhoek
adalah orang pertama yang memeriksa setetes
air kolam di bawah mikroskop dan, yang Struktur Umum Sel
mengherankannya, terlihat hewan-hewan 3.2
mikroskopik yang padat yang melesat maju
dan mundur di depan matanya. Leeuwenhoek Bentuk Sel
juga yang pertama untuk menggambarkan Beberapa sel, seperti amuba dan leukosit, sering
berbagai bentuk bakteri, yang diperolehnya berubah bentuk. Sementara itu, beberapa sel
dari air yang merupakan rendaman dari yang lain sudah memiliki bentuk yang tetap
kerokan giginya sendiri. dan khas, seperti spermatozoa, infusoria,
Pada tahun 1838, Matthias Schleiden, eritrosit, sel epitel, dan sel saraf.
seorang pengacara Jerman menjadi ahli botani, Bentuk sel terutama tergantung pada
menyimpulkan bahwa, meskipun ada adaptasi fungsional dan sebagian tergantung
perbedaan dalam struktur berbagai jaringan, pada tegangan permukaan, viskositas
tumbuhan dibuat dari sel dan bahwa embrio protoplasma, kerja mekanis yang dilakukan
tanaman muncul dari satu sel. Pada tahun 1839, oleh sel yang berdampingan dan kekakuan
Theodor Schwann, ahli zoologi dari Jerman membran sel. Mikrotubulus, salah satu jenis
dan kolega dari Schleiden, menerbitkan laporan organel sel yang dapat mempengaruhi bentuk
komprehensif tentang dasar seluler kehidupan sel. Ketika diisolasi dalam cairan, banyak sel
binatang. Schwann menyimpulkan bahwa sel- bentuknya menjadi bulat, hal ini disebabkan
sel tumbuhan dan hewan adalah struktur yang karena sesuai dengan hukum tegangan
sama dan mengusulkan dua prinsip teori sel ini: permukaan. Sebagai contoh, leukosit dalam
 Semua organisme terdiri dari satu sel atau darah yang beredar berbentuk bulat, tetapi
lebih. dalam lingkungan ekstravaskularnya akan
 Sel adalah unit struktural kehidupan. bergerak dengan pesudopodia (gerakan
Ide Schleiden dan Schwann tentang asal sel amuboid) dan menjadi tidak teratur bentuknya.
terbukti kurang berwawasan; keduanya Sel-sel dari banyak jaringan hewan
sepakat bahwa sel-sel dapat muncul dari bahan memiliki bentuk polihedral yang ditentukan
non-seluler. Mengingat keunggulan yang oleh tekanan timbal balik. Bentuk bola adalah
dimiliki oleh dua ilmuwan ini di dunia ilmiah, bentuk sel-sel yang sebenarnya telah
diperlukan beberapa tahun sebelum dimodifikasi oleh kontak dengan sel-sel lain,
pengamatan oleh ahli biologi lain diterima oleh seperti halnya setiap gelembung dalam busa
masyarakat sebagai suatu teori yang sabun yang ditekan oleh sel-sel tetangganya.

63
BAB 3. Sel : Struktur dan Fungsi

Sel-sel individual dalam massa besar bukan volume sel. Ini kadang-kadang disebut
tampak berperilaku seperti padatan polihedral hukum volume konstan.
dengan permukaan minimal yang dikemas
tanpa celah. Meskipun berbentuk polihedral,
sel-sel dapat terdiri dari empat, enam dan dua
belas sisi yang dapat dikemas tanpa celah,
polihedron empat belas sisi
(tetrakaidekahedron) memenuhi kondisi
permukaan minimal yang paling dekat. Studi
tentang gelembung dalam busa sabun
dilakukan oleh Plateau dan Lord Kelvin yang
menunjukkan bahwa kondisi permukaan
minimal gelembung rata-rata memiliki 14 sisi.
Ketika mengamati sel-sel di bawah Gambar 3-1 Fotomikrograf fase kontras sel
mikroskop, maka diperlukan pemahaman tumor asites, chr. Kromosom, mi. mitokondria,
dalam artian tiga dimensi dan mengamati Nm. membran inti (Sumber: N. Takeda)
bagian-bagian dari beragam orientasi. Cara
terbaik untuk belajar tentang bentuk sel yang Struktur Sel
sebenarnya adalah dengan membuat bagian Sel hidup dapat dipelajari hanya dengan
serial dari ketebalan yang diketahui, mikroskop cahaya, karena dengan
menggambar semuanya dan membuat menggunakan mikroskop elektron jaringan
rekonstruksi dalam lilin, sebuah prosedur yang harus dalam ruang hampa. Banyak sel yang
mirip dengan yang digunakan dalam dapat diamati dengan cara diisolasi dalam
rekonstruksi anatomi. cairan isotonik, seperti serum darah, larutan air
atau larutan garam fisiologis, atau dalam kultur
Ukuran Sel jaringan. Sel-sel tersebut muncul sebagai massa
Ukuran sel memiliki rentang atau kisaran yang sitoplasma yang tidak teratur dan tembus
bervariasi. Beberapa sel dapat terlihat dengan cahaya yang mengandung nukleus. Sebagian
mata telanjang, seperti telur burung tertentu besar sel berada dalam fase interfase, yaitu
yang memiliki diameter beberapa sentimeter tahap tidak membelah atau tahap istirahat, dan
dan setidaknya pada awalnya terdiri dari sel menunjukkan nukleus yang jelas memiliki satu
tunggal. Namun, ini merupakan pengecualian, atau lebih nukleolus dan dipisahkan dari
oleh karena sebagian besar sel hanya dapat sitoplasma oleh membran inti (selaput inti)
dilihat dengan mikroskop, karena diameternya yang disebut nukleoplasma. Ketika sel-sel akan
hanya beberapa mikron. Sel-sel hewan terkecil membelah, beberapa tubuh refraktil yang
memiliki diameter 4 µ. disebut kromosom muncul di nukleus.
Pada jaringan tubuh manusia, dengan Sitoplasma muncul sebagai zat yang
pengecualian beberapa sel saraf, volume sel amorf, homogen, di dalam sitoplasma
bervariasi antara 200 µ3 dan 15.000 µ3. Secara mengandung partikel-partikel refraktil dengan
umum, volume sel cukup konstan untuk jenis berbagai ukuran, di antaranya yang paling
sel tertentu dan tidak tergantung pada ukuran mencolok adalah mitokondria. Seringkali
organisme. Sebagai contoh, sel-sel ginjal atau dijumpai lapisan perifer sitoplasma yang
hati memiliki ukuran yang sama pada sapi disebut ektoplasma, bersifat relatif lebih kaku
jantan, kuda dan tikus, perbedaan dalam total dan tanpa butiran. Ektoplasma sering
massa organ adalah karena jumlah sel dan berperilaku sebagai koloid dan mengalami

64
BAB 3. Sel : Struktur dan Fungsi

gelasi reversibel dan solasi. Transformasi atau sangat refraktil, badan kuning telur dan butiran
perubahan ini dapat dilihat dengan sangat jelas pigmen dan sekresi, adalah produk yang
pada amuba, dimana perpanjangan dielaborasi oleh sel dan ditemukan dalam
pseudopodianya adalah suatu mekanisme berbagai jumlah yang disebut inklusi, atau
yang umumnya ditemukan di semua sel. deutoplasma, atau paraplasma. Dalam sel
Sitoplasma internal disebut endoplasma yang tanaman, butiran yang disebut plastida dapat
mengandung butiran berbeda dan bersifat diamati selain mitokondria. Di antaranya
kurang kental dari ektoplasma. adalah kloroplas, yang mengandung pigmen
Untuk sel hidup dapat disentrifugasi dan hijau yang disebut klorofil. Fungsi klorofil
efeknya pada komponen sel dapat diamati adalah fotosintesis yaitu suatu proses yang
dalam mikroskop sentrifugasi khusus. sangat penting dalam dunia biologi. Selain itu
Misalnya, jika telur bulu babi (sea urchin) ada leukoplastida (plastida yang tak
mengalami sentrifugasi yang terus menerus berwarna), yang dalam kondisi tertentu dapat
dan berkepanjangan, maka akan terlihat diubah menjadi kloroplas atau kromoplas
komponen endoplasma yang berbeda menjadi (plastida berwarna lain), amiloplas (untuk
meningkat sesuai dengan kepadatannya, dan penyimpanan pati) dan plastida untuk
dasar sitoplasma dipisahkan, walaupun tidak menyimpan minyak atau melakukan fungsi
sepenuhnya, dari komponen lainnya. Telur lainnya.
memanjang dan kemudian mengerut di
tengah. Tetesan lemak menumpuk di kutub
sentripetal. Di bawahnya adalah zona yang jelas
dan luas, di bagian dasar sitoplasma
mengandung nukleus. Mitokondria dan
kuning telur membentuk lapisan berikutnya.
Butiran-butiran pigmen terakumulasi di kutub
sentrifugal. Ektoplasma tidak tergeser oleh
sentrifugasi, karena viskositas dan
kekakuannya yang lebih besar. Sifat ini
tampaknya bergantung pada keberadaan ion
kalsium, karena korteks mencair ketika telur
diberi dengan zat yang mengikat Ca2+, seperti
oksalat.
Kajian menarik tentang sifat koloid
sitoplasma dan pada kekuatan fisikokimia yang
terlibat telah dilakukan. Dengan meningkatkan
tekanan hidrostatik maka korteks dapat
dicairkan dan sel tidak lagi dapat mengubah
bentuknya. Efek ini dapat dibalik dalam batas
tertentu. Bahan dasar sitoplasma memiliki sifat
Gambar 3-2 Diagram umum ultrastruktur sel
yang umum sebagai sistem koloid sel-gel yang hewan, aer. retikulum endoplasma agranular,
reversibel. Perubahan ini kadang-kadang dapat bm. membran basal, c. sentriol, chr.
dihasilkan oleh kerja mekanis, yaitu suatu sifat kromosom, cI. silia, clr. Akar silia, d.
desmosom, G. kompleks Golgi, ger. retikulum
yang umumnya disebut thixotropism. endoplasma granular, ll. Lisosom, mf.
Selain mitokondria, partikel lain yang membran yang melipat, mi. mitokondria, mo.
diamati dalam sel selain tetesan lipid yang mikrovili, na. nukleolus, r. pori-pori, pm.

65
BAB 3. Sel : Struktur dan Fungsi

membran plasma, pd. vesikel pinositik, ri. menghasilkan data penting pada pengamatan
ribosom, so. vesikel sekresi. (Sumber: E. De struktur seluler.
Robertis dan A. Pellegrino de lraldi)
Kompleksitas pengaturan struktur dalam
Pada sel hewan yang lainnya yang lebih sel organisme tingkat tinggi adalah sangat
umum seperti dalam sel tanaman adalah mengesankan. Namun meskipun ada
vakuola cairan yang dikelilingi oleh membran. perbedaan besar antara bentuk sel di
Ketika vakuola, plastida atau mitokondria kehidupan primitif, dan sel organisme yang
diisolasi dari selnya, maka sel akan lebih tinggi, kesamaan antara sel primitif dan sel
mengembang atau menyusut sesuai dengan yang lebih tinggi tingkatannya juga penting.
perubahan tekanan osmotiknya. Fenomena ini Sel-sel eukariotik ditandai oleh adanya nukleus
tergantung pada keberadaan membran antar yang sebenarnya dengan membran atau
lapisan yang berfungsi mengatur pertukaran selaput inti yang membagi sel menjadi dua
osmotik. bagian utama: nukleus dan sitoplasma.
Mitokondria dianggap sebagai organoid Sitoplasma dibatasi oleh membran plasma.
sel, atau organel, karena memiliki struktur Pada sel tanaman, membran plasma ditutupi
tertentu dan fungsi pentingnya dalam sel. dan dilindungi dariluar oleh dinding sel yang
Beberapa organel sel lainnya, seperti Golgi dan lebih tebal yang melaluinya dan terdapat celah
sentriol lebih jarang dijumpai di dalam sel. yang disebut plasmodesmata, di mana sel
Organel yang dapat dilihat dengan mikroskop dapat saling berkomunikasi dengan sel-sel
cahaya dengan pembesaran hingga 1000x yang ada disebelahnya. Pada sel hewan, bagian
hanyalah inti sel atau nukleus. Untuk organel dari membran plasma ditutupi oleh bahan
yang lain seperti mitokondria, lisosom, lapisan yang tipis, yang umumnya
ribosom, retikulum endoplasma hanya dapat digambarkan sebagai lapisan luar membran
dilihat dengan menggunakan mikroskop plasma.
elektron. Zat kromatin (disebut karena sifat
pewarnaannya yang kuat), yang selama
Pengamatan Pada Sel Yang Terwarnai pembelahan kromosom, nampak terdistribusi
secara tidak teratur dalam serpihan atau
Seperti telah disebutkan, pemeriksaan sel
filamen melalui kantung inti (nuclear sap).
terbatas pada penggunaan mikroskop cahaya
Beberapa potongan kromatin yang lebih besar
dan terutama didasarkan pada perbedaan
disebut kromosenter, kariosom, atau nukleoli
indeks bias dari komponen sel yang berbeda.
palsu karena secara morfologis mirip dengan
Kadang-kadang penggunaan pewarna yang
beberapa nukleolus. Selain dua komponen ini,
bekerja pada sel organisme hidup (pewarnaan
ada satu atau lebih benda berbentuk bola, yang
vital) dapat memudahkan pengamatan pada
disebut nukleolus, yang berbeda dari
sel itu sendiri. Namun yang lebih penting
kromosenter dalam beberapa sifat pewarnaan
dalam mempelajari morfologis sel adalah
dan dalam komposisi kimia.
berdasarkan pada struktur fisiologis dan
Setelah mengamati sebuah sel di bawah
komposisi kimianya. Pandangan tentang
mikroskop elektron, maka akan terlihat
penggunaan larutan fiksasi terus
struktur yang lebih detail dibandingkan
dikembangkan hingga akhir abad 19 yaitu
dengan pengamatan menggunakan mikroskop
dengan bekerja pada model koloid, dan
cahaya. Pada pengamatan dengan
hasilnya sekarang diakui bahwa pemeriksaan
menggunakan mikroskop elektron, membran
sel dengan struktur yang tetap dapat
yang mengelilingi intis membentuk suatu
penghalang luar sel (selaput inti) dan

66
BAB 3. Sel : Struktur dan Fungsi

mengandung banyak lipatan dan diferensiasi. sistem vakuolar. Matriks ini merupakan
Selain itu, pengaturan membran dasar lingkungan internal yang sebenarnya dari sel
ditemukan dalam organel sel yang lain, seperti dan berisi ribosom yang merupakan bagian
pada lisosom dan mitokondria, di mana satu utama dari mesin biosintesis sel, partikel
dan dua membran memisahkan matriks glikogen, enzim terlarut, protein struktur dan
interior dari sitoplasma disekitarnya. Sejumlah semua komponen yang ditemukan dalam
vesikel, vakuola, dan tetesan sekresi yang organisme primitif, tidak termasuk DNA.
ditemukan di sitoplasma juga dikelilingi oleh Selain itu, sitoplasma adalah tempat aktivitas
membran. koloid protoplasma dan memproduksi banyak
Suatu sistem membran sel yang kompleks, diferensiasi sitoplasma, seperti serat keratin,
yang bervariasi dalam perkembangannya miofilamen, dan mikrotubulus.
dalam berbagai jenis sel dan sesuai dengan Sel, khususnya struktur sel dapat dilihat di
diferensiasi sel, yang menyelubungi sitoplasma, bawah mikroskop setelah dilakukan proses
membentuk banyak ruangan dan subruangan. pewarnaan dan fiksasi, antara lain dengan
Sistem membran sel bersifat sangat polimorfik pewarnaan Hematoxylin Eosin (HE) yang
sehingga sulit untuk dideskripsikan dan disebut pewarnaan rutin, Periodic Acid Schiff
mencakup satu denominasi tunggal. Istilah (PAS) dan jenis pewarnaan yang lainnya.
sistem vakuolar merupakan gambaran yang Karena sel yang mati dapat menyerap zat
paling umum yang berfungsi memisahkan warna dengan baik. Pengetahuan tentang
sitoplasma menjadi dua bagian, yang satu fiksasi dipertahankan hingga saat ini, bahkan
terkandung di dalam sistem dan yang lainnya, terus mengalami beberapa modifikasi,
matriks sitoplasma tetap berada di luar. Pada tergantung pada jenis sel yang akan diamati.
sistem vakuolar ini terdapat organel sel yang
diwakili oleh kompleks Golgi dan selaput inti, Ciri Dasar Sel
tetapi bagian-bagian utamanya dibentuk oleh Kehidupan adalah ciri paling dasar dari sel, dan
retikulum endoplasma, yang pada saatnya sel adalah unit terkecil untuk menunjukkan ciri
dapat dibedakan menjadi retikulum ini. Sel yang telah diisolasi dari suatu organisme
endoplasma granular (retikulum endoplasma dapat dibiakkan secara in vitro di dalam
kasar) yang mengandung ribosom, dan laboratorium, yang tentunya membutuhkan
retikulum endoplasma agranular (retikulum waktu tertentu, tergantung dari jenis selnya. Sel-
endoplasma halus). sel dalam tubuh dapat mengalami kematian
Organel sel lainnya yang penting adalah dengan sendirinya, yaitu karena adanya
sentriol yang terlibat dalam pembelahan sel. program internal yang menyebabkan kematian
Selama pembelahan sel, dua sentriol terdapat sel-sel yang tidak lagi diperlukan lagi yang
dalam zona yang jelas, seperti gel, yang disebut apoptosis, atau sel-sel yang berubah
merupakan sentrosfer dimana radiasi menjadi smenjadi sel kanker juga
sitoplasma fibrilar, astrosfer, meluas. Pada menyebabkan kematian sel di dalam tubuh.
tahap perkembangan yang maksimal, organel
ini juga bisa disebut pusat sel. Sentriol juga ada
Dua Kelompok Sel
hubungannya dengan diferensiasi silia dan 3.3
flagela, keduanya merupakan tambahan sel
yang motil atau membantu pergerakan sel.
Terlepas dari pengaturan struktur yang Sel merupakan unit terkecil dari suatu
kompleks ini, isi sitoplasma yang paling organisme. Kehidupan dimulai di dalam sel. Sel
penting adalah matriks yang terletak di luar dapat dikatakan sebagai suatu ”pabrik” yang

67
BAB 3. Sel : Struktur dan Fungsi

didalamnya dapat disintesis ribuan molekul molekul protein polisakarida dan lipid. Selain
yang sangat dibutuhkan untuk kelangsungan itu, di dalam dinding sel atau membran sel
hidup organisme. Ukuran sel bervariasi mengandung molekul protein lipoprotein yang
tergantung fungsinya. Bentuk sel juga merupakan penghalang molekul terhadap
tergantung pada tempat dan fungsinya. Garis medium yang mengelilinginya. Dinding sel
tengah sel bervariasi antara 0,1 - 1,0 µm. Sel berfungsi sebagai perlindungan dan pemberi
paling besar adalah sel telur, sedangkan sel bentuk yang tetap. Pada dinding sel terdapat
terpanjang adalah sel otot dan sel saraf. pori-pori sebagai jalan keluar masuknya
Berdasarkan jumlah sel penyusunnya, molekul
organisme dibedakan menjadi organisme Membran sel atau membran plasma
uniseluler yaitu organisme yang terdiri dari berfungsi mengontrol masuk dan keluarnya
satu sel dan organisme multiseluler yaitu molekul-molekul kecil dan ion-ion,
organisme yang tubuhnya terdiri dari banyak memberikan kontribusi terhadap
sel. pembentukan lingkungan internal yang
Bentuk dan ukuran sel bermacam-macam, khusus untuk protoplasma bakteri. Selain itu di
tergantung pada tempat dan fungsi jaringan dalam sel juga dijumpai banyak enzim yang
yang disusunnya. Organel di dalam sel terlibat dalam oksidasi metabolit dan pada
mempunyai fungsi yang berbeda antara satu proses pernafasan yang berhubungan dengan
dan lainnya. Berdasarkan ada tidaknya membran sel. Pada sel eukariotik, enzim
membran atau selaput yang mengelilingi inti terdapat pada organel tertentu saja, antara lain
sel maka organisme dapat dibedakan menjadi pada mitokondria. Di bawah mikroskop
prokarioti, yaitu organisme yang inti selnya elektron, inti sel prokariotik belum memiliki
tidak mempunyai membran inti sel atau membran inti sehingga disebut Nukleoid, yang
nukleoplasma sehingga inti sel disebut berisi kromosom yang disusun oleh asam
nukleoid, dan eukariotik, yaitu organisme deoksiribonukleat (DNA). Panjang DNA
yang inti selnya memiliki nukleoplasma bakteri E. coli sekitar 1 mm (107A), yang berisi
sehingga disebut nukleus. semua informasi genetik. Selain inti sel yang
disebut nukleoid, pada bakteri juga dijumpai
Sel Prokariotik organel ribosom yang terdiri dari asam
Salah satu organisme yang termasuk di dalam ribonukleat (RNA) dan protein. Ribosom
prokariotik adalah bakteri. Sel bakteri seperti merupakan organel yang berfungsi sebagai
Escherichia coli mudah dibiakkan atau dikultur tempat sintesis protein. Ribosom dapat
dalam larutan berair (media) yang berjumlah banyak dan membentuk suatu
mengandung glukosa dan beberapa ion-ion kelompok yang disebut poliribosom atau
anorganik. Dalam media biakkan dengan suhu polisom yang dibagi menjadi subunit besar dan
37oC, massa sel bakteri akan mengganda dan kecil.
membelah dalam waktu sekitar 60 menit. Selain dinding sel dan membran sel, sel
Waktu generasi dapat dikurangi sampai 20 bakteri memiliki:
menit jika basa purin dan basa pirimidin yang  Sitoplasma yang tersusun atas air, protein,
merupakan prekursor asam nukleat lemak, mineral dan enzim-enzim. Enzim-
ditambahkan ke medium. Ukuran E. coli enzim digunakan untuk mencerna
memiliki panjang 20.000 A (2 µ) dan tebal 8000 makanan secara ekstraseluler dan untuk
A (0,8µ). Tubuh E. coli dikelilingi oleh dinding melakukan proses metabolisme sel.
sel yang kaku dan tebal, dimana ketebalannya  Mesosom berfungsi sebagai penghasil
adalah sebesar 100 A yang mengandung energi.

68
BAB 3. Sel : Struktur dan Fungsi

 Ribosom merupakan organel tempat gerakan ameboid, pembentukan spindle dan


berlangsungnya sintesis protein. pembelahan sel, sebagian besar bergantung
 DNA (asam deoksiribonukleat) pada matriks sitoplasma. Lebih jauh, matriks
merupakan persenyawaan yang tersusun sitoplasma adalah tempat dari banyak
atas gula deoksiribosa, fosfat dan basa diferensiasi fibrilar yang ditemukan dalam sel-
nitrogen. sel khusus, seperti serat keratin, miofibril,
 RNA (asam ribonukleat) merupakan mikrotubulus dan filamen.
persenyawaan hasil transkripsi (hasil Sitoplasma artinya plasma sel, yaitu cairan
cetakan) DNA. yang berada di dalam sel, selain nukleoplasma
(plasma inti). Sitoplasma tersusun atas cairan
Sel Eukariotik dan padatan. Cairan sitoplasma disebut sitosol.
Membran Sel (Membran Plasma) Padatan sitoplasma adalah organel-organel.
Membran sel atau membran plasma tersusun Sitosol tersusun atas air, protein, asam amino,
atas molekul-molekul lemak dan protein. vitamin, nukleotida, asam lemak, gula dan ion-
Molekul lemak tersusun atas dua lapis, terdapat ion. Sitosol disebut pula matriks sitoplasma.
di bagian tengah membran. Di sebelah luarnya Sifat fisik sitosol dapat berubah-ubah
terdapat lapisan protein porifer (protein tepi), karena mengandung protein. Pada kondisi
yang menyusun tepi luar dan dalam membran. tertentu, sitosol berada pada fase sol (cair) dan
Protein yang masuk ke lapisan lemak disebut pada saat yang lain berada dalam fase gel
protein integral. Tebal membran sel antara 5-10 (gelatin, padat). Sitosol yang berada di dekat
nm. Fungsi membran sel antara lain: membran sel (ektoplasma) biasanya bersifat
 Melindungi isi sel dan mempertahankan gel, sedangkan sitosol yang berada pada bagian
isi sel. dalam sel (endoplasma) bersifat sol. Contohnya
 Mengatur keluar masuknya molekul- adalah putih telur. Sitoplasma berfungsi
molekul. Membran sel bersifat sebagai tempat penyimpanan bahan-bahan
semipermiabel (selektif permiabel), kimia yang penting bagi metabolisme sel,
artinya ada zat-zat tertentu yang dapat seperti enzim-enzim, ion-ion, gula, lemak dan
melewati membran dan ada pula yang protein.
tidak.
 Sebagai reseptor (penerima) rangsangan Tabel 3-2 Perbandingan beberapa karakteristik
dari luar. Rangsangan itu berupa zat-zat sel eukariotik dan sel prokariotik
kimia, misalnya hormon, racun, Karakteris Prokariota Eukariota
tik (bakteri, (protozoa,
rangsangan listrik dan rangsangan
ganggang ganggang,
mekanik, seperti tusukan dan tekanan.
hijuau biru) metazoa,
metafita)
Sitoplasma Ukuran Kecil, Besar,
Matriks sitoplasma merupakan bagian dan berbentuk biasanya
terpenting dari sel dan lingkungan internalnya. bentuk sel batang atau berbentuk
Sitoplasma melakukan fungsi biosintesis sel sphere, spheroid
dan mengandung enzim yang diperlukan nucleoid, dengan
tanpa membran inti
untuk produksi energi, terutama oleh glikolisis
membran
anaerob. Sifat koloid dari sel, yang mendasari
inti, biasanya
untuk transformasi sol-gel, perubahan
memiliki
viskositas, gerakan intraseluler (cyclosis), beberapa

69
BAB 3. Sel : Struktur dan Fungsi

nucleoid per ncy per basa


sel kromos per
Kromoso Tidak ada Memiliki om kromos
m kromosom, kromosom  DNA om
memiliki ganda polimer  DNA
molekul ase polimer
DNA sensitif ase
individu terhada tidak
Pembelah Tidak ada Terjadi p sensitif
an sel mitosis, mitosis dan ethidiu terhada
pembelahan meiosis m p
dengan bromid ethidiu
membelah a m
(fision) bromid
Endomem Tidak ada Ada a
bran RNA Sensitif Tidak sensitif
Mitokond Tidak ada Ada polimeras terhadap terhadap
ria e famycin rifamycin
Kloroplas Tidak ada Hanya ada Ribosom 70S (50S + 80S (60S +
pada sel 30S) 40S)
tanaman RNA 16S, 23S 18S dan 28S
kecuali ribosomal
selulosa tRNA Distinct Distinct
Dinding Non-selulosa Hanya ada tRNA tRNA
sel pada sel tRNA Ada Ada
tanaman sintetase
Sintesis Dihambat Dihambat
DNA  Tidak  Terikat protein oleh oleh
terikat pada chlorampheni cyclohexamid
pada histon col a
histon  Panjang Pergeraka Flagela Adanya silia
 Lebih dan n dengan dan flagella
pendek linear adanya satu
dan  DNA fibril
molekul menya Eksositosi Tidak ada Ada
sirkular mbung s
 DNA kembali
menya dengan
mbung perlaha
Organel Sel
kembali n 3.4
dengan setelah
cepat denatur
setelah asi Organel adalah tempat struktur intraseluler
denatur  DNA
kompleks yang memiliki proses yang
asi memilik
dibutuhkan untuk terjadinya kehidupan
 DNA i
seluler. Sebagian besar organel memiliki
memilik redund
i sedikit ant struktur yang ditutupi oleh membran.
reduda sekuens Membran sel atau membran plasma

70
BAB 3. Sel : Struktur dan Fungsi

membentuk batas luar sel. Bersamaan dengan tempat berlangsungnya proses transkripsi,
sitosol (bagian cair sitoskeleton), organel yaitu suatu proses dimana DNA membentuk
membantu membentuk sitoplasma yang terdiri cetakan dari gen yang disebut mRNA, untuk
dari semua bahan yang dibutuhkan. Organel menghasilkan protein tertentu. Sebagian besar
yang tidak mengapung secara bebas dalam sel hanya mengandung satu inti sel. Beberapa
sitosol saling berhubungan dan bergabung sel dapat memiliki lebih dari satu inti sel, seperti
dengan kerangka yang disusun oleh protein pada sel hati dan sel otot rangka. Sel eritrosit
disebut sitoskeleton. atau sel darah merah mamalia dewasa
Setiap organel melaksanakan fungsi kehilangan komponen sel ini.
tertentu. Contohnya inti sel berfungsi untuk Nuklelus diselubungi oleh membran
mengekspresikan gen-gen dalam DNA yang rangkap yang terdiri atas membran luar dan
akan membentuk protein yang dibutuhkan membran dalam. Membran luar berhubungan
oleh organel yang lain. Selain itu, sintesis langsung dengan retikulum endoplasma dan
protein juga dapat dilakukan di ribosom dan membran dalam berhubungan dengan
hasil proteinnya disalurkan oleh retikulum nucleolus. Matriks nukleus yang berisi cairan
endoplasma kasar ke organel lain atau sel lain disebut nukleoplasma yang juga berfungsi
yang membutuhkannya. Organel lainnya sebagai membran nukleolus.
ditemukan di berbagai lokasi dalam sitoplasma
dan memiliki fungsi yang sama pentingnya
untuk terlibat dalam pengolahan protein.
Contoh lain adalah mitokondria yang
menghasilkan energi untuk menjalankan
proses metabolisme sel. Beberapa organel lain
terlibat dalam proses pencernaan dan
detoksifikasi.
Lisosom mengandung enzim yang dapat
memecah makromolekul atau menghancurkan
mikroorganisme yang dapat mengganggu
kehidupan sel, sementara itu peroksisom Gambar 3-3 Fotomikroskopis sel hati atau
hepatosit pada hati mencit jantan, pewarnaan
bertanggungjawab terhadap detokksifikasi
HE dan pembesaran 400x. Terlihat inti sel
peroksida yang dapat merusak sel. yang besar dan berbentuk bulat

Inti Sel (Nukleus) Nukleoplasma tersusun atas air, protein,


Inti sel atau nukleus merupakan organel ion, enzim dan asam inti. Nukleoplasma
terbesar yang berada di dalam sel. Nukleus bersifat gel. Didalam nukleus terdapat benang-
berdiameter sekitar 10 µm (mikrometer). benang kromatin (benang penyerap warna)
Nukleus biasanya terletak di tengah sel dan yang ikut berperan dalam proses pembelahan
berbentuk oval atau bulat. Inti sel adalah sel. Pada proses pembelahan sel mitosis, benang
komponen sel yang mengandung materi kromatin itu tampak memendek dan disebut
herediter yaitu DNA. DNA mengandung kode kromosom. Benang kromatin tersusun atas
genetis dan diatur menjadi kromosom, dimana protein dan DNA. Di dalam benang DNA
satu kromosom mengandung banyak gen. inilah tersimpan informasi kehidupan.
Selain itu, pada sel dapat ditemukan satu
atau lebih nukleolus yang merupakan tempat
pembuatan ribosom. Inti sel juga merupakan

71
BAB 3. Sel : Struktur dan Fungsi

Ribosom ada yang menempel pada


membran retikulum endoplasma, ada pula
yang melayang-layang di dalam sitoplasma.
Fungsinya sama yaitu untuk mensintesis
protein. Hanya saja, umumnya ribosom yang
menempel pada retikulum endoplasmalah
yang berfungsi mensintesis protein untuk
dibawa keluar sel melalui retikulum
endoplasma dan kompleks Golgi. Sedangkan
ribosom yang melayang mensintesis protein
Gambar 3-4 Fotomikroskopis sel otot rangka untuk keperluan di dalam sel.
pada trakea mencit jantan, pewarnaan HE dan
pembesaran 400x. Terlihat inti sel yang banyak
tersebar di antara serat otot
Sintesis Protein Dan Segregasi Produk
Sintesis protein memiliki hubungan yang erat
Nukleolus atau anak inti terbentuk pada dengan ribosom. Keberadaan retikulum
saat terjadi proses transkripsi (sintesis RNA) di endoplasma kasar, yaitu retikulum yang
dalam nukleus. Nukleus memiliki arti penting tertempeli ribosom memainkan peranan dalam
bagi sel antara lain: penyaluran protein hasil sintesis protein di
 Pengendali seluruh kegiatan sel, seperti ribosom. Protein yang telah disintesis di
memasukkan RNA dan unit ribosom ke robosom memiliki jenis yang beraneka ragam,
dalam RNA. salah satunya adalah hemoglobin dan protein
 Pengaturan pembelahan sel. berserat. Membran sistem vakuolar tidak
 Pembawa informasi genetik. terlibat dalam sintesis ini dan produk yang
dihasilkan disimpan dalam matriks sel. Sistem
Ribosom vakuolar tampaknya aktif dalam kegiatan-
Ribosom adalah organel sel dengan diameter kegiatan di mana protein dibuat untuk
sekitar 15 nm, yang berdasarkan bentuknya dieksport ke bagian lain yang membutuhkan,
dibagi dua yaitu subunit besar dan subunit kecil contoh sintesis tropokolagen, protein serum
yang mengandung kurang lebih 65% RNA dan dan butiran sekresi. Susunan dua dimensi
35% protein. Ribosom merupakan organel yang poliribosom pada permukaan retikulum
berfungsi sebagai tempat berlangsungnya endoplasma kemungkinan mempercepat
sintesa protein, yaitu jenis protein seperti: aktivitas messenger RNA (mRNA) dan sintesis
 Protein sitoplasma (Hb), protein protein. Molekul protein yang dikeluarkan dari
peroksisom dan protein mitokondria ribosom menembus ke dalam rongga
disintesa pada organel yang bebas. retikulum endoplasma kasar dan disimpan
 Protein hormon, protein lisosom dan serta dipisahkan untuk dibawa ke luar sel. Pada
protein membran disintesa pada organel kasus dimana beberapa protein serum
ini yang melekat pada reticulum (khususnya γ-globulin) yang disintesis dalam
endoplasmik. sel plasma, dimungkinkan untuk mengikuti
Ribosom tersusun atas RNA ribosom proses penyimpanan dengan cara antibodi
(rRNA) dan protein. Ribosom tidak memiliki yang dikonjugasikan menjadi feritin atau
membran. Menurut bentuknya, ribosom terdiri dengan antibodi yang diproduksi melawan
dari unit besar dan unit kecil yang masing- enzim.
masing berbentuk bulat. Sangat menarik untuk dicatat bahwa
pengangkutan (transportasi) material melalui

72
BAB 3. Sel : Struktur dan Fungsi

rongga retikulum endoplasma kasar mungkin berkembang dan terdiri dari sisterna besar yang
jauh lebih cepat daripada sintesis yang tertutup oleh ribosom (retikulum endoplasma
sebenarnya dan aliran membran yang granular atau retikulum endoplasma kasar).
berfungsi sebagai tempat untuk material Retikulum berasal dari kata retikular yang
tersebut. Selama pengangkutan produk- berarti anyaman benang atau jala. Karena
produk ini, tiga jenis membran (retikulum letaknya memusat pada bagian retikulum
endoplasma  membran Golgi  membran endoplasma (RE). Retikulum endoplasma
plasma) harus berinteraksi, dan ketiga bagian hanya dijumpai di dalam sel eukariotik, baik sel
ini harus dihubungkan dan diputuskan oleh hewan maupun sel tumbuhan. Retikulum
fusi dan fisi membran. endoplasma memiliki banyak bentuk
(polimorfik).
Retikulum Endoplasma (RE) Retikulum endoplasma terlihat seperti
Bersamaan dengan kajian penggunaan serangkaian bumbung atau tubulus yang
mikroskop elektron, banyak ilmuwan diratakan dan saling berhubungan. Selain itu,
menyarankan bahwa sistem vakuolar adalah struktur retikulum endoplasma mengelilingi
artefak yang terfiksasi. Hal ini telah dibantah nukleus. Pada sel otot, retikulum endoplasma
oleh ilmuwan yang lainnya, karena struktur disebut retikulum sarkoplasma.
retikulum endoplasma telah diamati dalam
banyak penelitian yang menggunakan fiksatif Retikulum Endoplasma Kasar
selain osmium tetroksida, termasuk fiksasi Retikulum endoplasma kasar (REK)
dengan pengeringan beku. Lebih jauh, pada merupakan retikulum yang dilekati oleh
beberapa sel cisternae besar selain ribosom pada permukaannya. Struktur
menggunakan mikroskop elektron, juga dapat retikulum endoplasma kasar merupakan
diamati dengan menggunakan mikroskop fase jaringan besar vesikel dan tubulus. Permukaan
kontras. Juga, pada gambaran sinematografi sel retikulum endoplasma kasar ini terhubung
yang dibiakkan, telah diamati struktur yang dengan membran inti (nukleoplasma). Fungsi
memiliki bentuk karakteristik suatu retikulum dasar dari retikulum endoplasma kasar adalah
endoplasma. memfasilitasi tempat untuk menyalurkan hasil
Perkembangan retikulum endoplasma sintesis protein, pembentukan enzim lisosom
sangat bervariasi pada jenis sel yang berbeda. dan cadangan membran sel. Selain itu fungsi
Seringkali retikulum endoplasma tidak retikulum endoplasma kasar adalah:
dijumpai dalam sel telur dan juga dalam sel  Menjadi tempat penyimpanan kalsium,
embrionik atau sel yang tidak berdiferensiasi jika sel berkontraksi maka kalsium akan
tetapi dapat mengalami diferensiasi karena dikeluarkan dari retikulum endoplasma
perlakuan tertentu. Pada sel spermatosit hanya dan menuju ke sitosol.
dapat dijumpai beberapa vakuola. Retikulum  Mampu mensintesis kolesterol dan lemak
endoplasma ditemukan dalam sel-sel yang yang terjadi di hati.
terlibat dalam metabolisme lipid, seperti sel  Mampu menetralkan racun atau
adiposa, lemak coklat, dan adrenokortikal. detoksifikasi.
Pada sel-sel interstisial testis Opossum dapat  Mampu memodifikasi protein yang
dijumpai sejumlah besar retikulum disintesis oleh ribosom.
endoplasma agranular (halus). Sebaliknya,  Mampu mentransportasi atau
pada sel yang aktif terlibat dalam sintesis menyalurkan molekul dan bagian sel yang
protein, seperti sel asinus pankreas dan pangkal satu ke sel yang lainnya.
sel mucipar (piala), sistem ini sangat

73
BAB 3. Sel : Struktur dan Fungsi

Retikulum Endoplasma Halus hubungannya dengan akumulasi glikogen.


Berbeda dari retikulum endoplasma kasar, Juga, dalam sel tanaman retikulum
retikulum endoplasma halus tidak memiliki endoplasma halus berkembang di sepanjang
bintik-bintik ribosom dipermukaannya. permukaan di mana dinding selulosa sedang
Retikulum endoplasma halus berfungsi dalam terbentuk. Upaya untuk melokalisasi enzim
beberapa proses metabolisme yaitu sintesis UDPG-glikogen transferase, yang secara
lipid, metabolisme karbohidrat dan konsentrasi langsung terlibat dalam sintesis glikogen
kalsium, detoksifikasi obat-obatan serta tempat dengan menambahkan glukosa uridin difosfat
melekatnya reseptor pada protein membran sel. (UDPG) ke glikogen primer, telah
Retikulum endoplasma halus menunjukkan bahwa enzim ini terikat pada
menyediakan luas permukaan untuk tindakan partikel glikogen daripada ke komponen
dan penyimpanan enzim serta produknya. membran. Ini menunjukkan bahwa retikulum
Retikulum endoplasma halus menempelkan endoplasmik halus berhubungan dengan
reseptor ke membran sel yang dilekati protein glikogenolisis, bukan glikogenesis.
dan menyimpan kalsium dalam sel otot. Menurut beberapa pandangan para ahli,
Dengan melepaskan ion kalsium, retikulum penarikan glukosa dari endapan glikogen di
endoplasma halus juga mengatur kontraksi luar sel dapat dimediasi oleh retikulum
otot. endoplasma halus di mana ada glukosa-6-
Retikulum endoplasma halus banyak fosfatase. Dengan demikian fosfatase ini akan
dijumpai dalam sel berbagai organ seperti sel aktif dalam pengangkutan glukosa melintasi
otot pada rangka, tubulus pada ginjal dan juga membran. Dengan mekanisme ini retikulum
kelenjar steroid. Jadi retikulum endoplasma endoplasma dapat terlibat dalam sekresi
halus memainkan peran penting dalam glukosa ke luar dan juga terlibat dalam
berbagai proses metabolisme. Keberadaannya perlindungannya dari kerja enzim glikolitik
angat penting untuk beberapa proses dalam matriks sitoplasma, sehingga mengatur
mempertahankan hidup seperti transportasi jalur metabolisme glukosa dalam sel.
protein, karbohidrat, sintesis lipid dan Detoksifikasi. Sejumlah besar obat, seperti
detoksifikasi obat. fenobarbital, yang diberikan kepada hewan
Sintesis Lipid. Sementara retikulum menghasilkan peningkatan aktivitas enzim
endoplasma granular (kasar, REK) yang berkaitan dengan detoksifikasi, serta
mendominasi dalam sel-sel yang secara aktif enzim lainnya, dan hipertrofi yang cukup besar
mensintesis protein, tipe agranular (halus, REH) dari retikulum endoplasma halus. Mekanisme
banyak terlibat dalam sintesis lipid. Hubungan dasar untuk detoksifikasi ini juga berlaku untuk
timbal balik dari komponen membran dari hormon endogen atau hormon steroid yang
sistem vakuolar telah diamati selama sintesis diberikan. Karsinogen seperti 3-
trigliserida dan juga selama pembentukan methylcholantrene dan 3,4-benzopyrene adalah
kompleks lipoprotein. Keterkaitan ini salah satu penginduksi obat yang
tampaknya terkait terutama dengan retikulum memetabolisme enzim yang paling kuat. Efek
endoplasma halus dan kompleks Golgi. induksi lebih spesifik dengan steroid
Sintesis Glikogen. Pada hewan yang dibandingkan dengan fenobarbital, dan salah
dipuasakan ditemukan bahwa sisa glikogen satu cara untuk menentukannya adalah dengan
tetap terkait dengan tubulus dan vesikel mengukur peningkatan penyerapan pada 450
retikulum endoplasma. Ketika pemberian mµ, ketika hemoprotein yang ada dalam
makan dilanjutkan ada peningkatan retikulum mikrosom terikat dengan karbon monoksida.
endoplasma halus yang mempertahankan Ini yang disebut P450 hemoprotein. Efek

74
BAB 3. Sel : Struktur dan Fungsi

pemicu menyiratkan sintesis protein dan dapat lipoprotein. Sisterna yang dikemas sering
dihambat oleh kerja simultan puromisin. tersusun secara konsentris, melingkupi daerah
Konduksi Impuls Intraseluler. sitoplasma yang diisi dengan banyak vesikel
Keberadaan sistem vakuolar yang memisahkan besar.
sitoplasma menjadi dua bagian Cetakan yang mengalami fenestrasi di
memungkinkan adanya gradien ionik dan mana struktur tubular bertemu telah dijelaskan
potensi listrik di seluruh membran intraseluler dalam kompleks Golgi yang terwarnai negatif.
ini. Konsep ini telah diterapkan terutama pada Beberapa elemen vesikular atau tubular
retikulum sarkoplasma, bentuk khusus transisional yang terhubung ke retikulum
retikulum endoplasma (terutama khusus, REH) endoplasma kadang-kadang diamati. Namun,
yang ditemukan dalam serat otot lurik, yang hubungan ini mungkin terputus-putus di
sekarang dianggap sebagai sistem konduksi beberapa sel dan berhubungan dengan
intraseluler. Atas dasar beberapa bukti pengangkutan material antara dua bagian ini.
percobaan dan pengamatan morfologis, telah Secara umum, tumpukan sisterna di
dipostulatkan bahwa retikulum sarkoplasma kompleks Golgi terpolarisasi sedemikian rupa
mentransmisikan impuls dari membran sehingga kutub proksimal dihubungkan
permukaan ke daerah yang dalam dari serat dengan retikulum endoplasma atau selaput
otot. inti, dan kutub distal dihubungkan dengan
pembentukan vesikel sekretori. Variasi dalam
Badan Golgi ketebalan membran telah diamati di tumpukan
Mikroskop elektron telah mengungkapkan sehingga pada kutub proksimalnya lebih tipis
bahwa kompleks Golgi terutama terdiri dari dan secara morfologis lebih mirip dengan
membran yang termasuk dalam sistem retikulum endoplasma, dan pada kutub distal,
vakuolar sel. Salah satu ciri utama kompleks ketebalan dan penampilan umumnya lebih
Golgi adalah tidak adanya ribosom. Untuk mirip dengan membran plasma.
alasan ini tidak ada sintesis protein dalam Pada sel tanaman dan jaringan
organel ini. Penempatan dan pengaturan invertebrata, kompleks Golgi tersebar di
membran Golgi dan sifat sitokimia dan seluruh sitoplasma dalam tubuh yang disebut
biokimia tertentu dengan jelas membedakan diktiosom, yang hampir secara eksklusif
kompleks Golgi dari retikulum endoplasma. dibentuk oleh kantung yang diratakan dengan
Kompleks Golgi terdiri dari komponen kelompok vesikel kecil di tepinya.
morfologis berikut: kantung pipih (sisterna) Penempatan, ukuran dan perkembangan
yang tampak pada bagian sebagai membran kompleks Golgi bervariasi dari satu jenis sel ke
paralel padat, kumpulan vesikel padat sel yang lain dan juga pada tahap fisiologis sel.
berdiameter sekitar 600 A yang berhubungan Posisi ini relatif tetap. Dalam sel sekresi,
erat dengan sisterna, dan vakuola besar dan kompleks Golgi terpolarisasi dan sering tidak
bening umumnya ada di tepi kompleks Golgi. terlihat antara nukleus dan kutub apikal.
Dalam beberapa sel, vakuola yang melebar ini Badan Golgi muncul sebagai bentuk yang
mungkin mengandung massa padat atau datar, bertumpuk, memiliki kantung membran.
butiran. Hal ini sangat jelas di hati tikus di mana Tiga bagian dalam kompleks Golgi adalah cis
partikel lipoprotein menumpuk di dalam yang terdekat dari retikulum endoplasma,
rongga Golgi. medial dan trans Golgi yang terletak di dekat
Pemberian etanol pada tikus akan membran plasma. Fungsi badan Golgi antara
mempercepat penumpukan partikel-partikel lain: glikosilasi (penambahan karbohidrat),
ini dengan memperlambat transportasi fosforilasi (penambahan fosfat) atau proteolisis

75
BAB 3. Sel : Struktur dan Fungsi

(enzim termediasi untuk memecah protein) ditunjukkan oleh radioautografi pada tingkat
dengan protein yang baru disintesis menjadi mikroskopis optik dan mikroskop elektron.
protein fungsional. Juga berhubungan dengan fungsi untuk
mengkonsentrasikan produk sekresi yaitu
Sel Sekresi dan Kompleks Golgi homologi yang telah disarankan antara
Sejumlah penelitian dengan mikroskop cahaya kompleks Golgi dan vakuola kontraktil yang
menunjukkan bahwa berbagai zat yang ditemukan pada hewan yang lebih rendah dan
diserap, contoh senyawa trypan biru, besi atau protozoa, di sekitar tempat ditemukannya
tembaga, dapat terakumulasi di bagian ini. tubuh mirip diktiosom. Vakuola semacam itu,
Hasil awal ini menunjukkan bahwa kompleks dengan kontraksi, mengeluarkan air dari
Golgi bertindak sebagai membran kondensasi sitoplasma ke dalam medium.
untuk konsentrasi menjadi butiran atau butiran
produk yang diuraikan di lokasi lain yang Badan Mikro (Peroksisom)
berdifusi melalui sitoplasma. Produk-produk Badan mikro memiliki ukuran yang kecil,
ini dapat berupa lipid, kuning telur, komponen dengan diameter sekitar 0,3-1,5 µm. Badan
empedu, enzim, hormon dan sebagainya. mikro sering juga disebut peroksisom yaitu
Mikroskop elektron telah membawa bukti organel yang bentuk fisiknya mirip lisosom,
baru tentang hubungan morfologis antara mengandung enzim oksidase yang berperan
kompleks Golgi dan sekresi, yang didalilkan mengoksidasi bahan-bahan yang berbahaya
oleh Cajal pada tahun 1914 dalam studinya bagi kesehatan seperti alkohol.
pada sel goblet. Pada tipe sel ini, kantung Dengan metode fraksinasi sel yang lebih
kompleks Golgi berhubungan dengan sisterna baik, kelompok partikel kedua, selain lisosom,
retikulum endoplasma dan dengan tetesan telah diisolasi dari sel-sel hati. Partikel-partikel
sekresi. Pada membran sel, kompleks Golgi ini kaya akan enzim peroksidase, katalase, asam
menempati bagian besar di dekat nukleus dan amino D-oksidase dan pada tingkat lebih
retikulum endoplasma kasar yang mengelilingi rendah adalah urat oksidase. Di masa lalu,
kompleks Golgi. Vesikel yang lebih kecil di enzim-enzim ini dianggap berhubungan
pusat sesuai dengan area sentrosfer Dalam hal dengan lisosom tetapi dengan penggunaan
ini kompleks Golgi secara topografi gradien yang mengandung air atau glikogen,
berhubungan dengan sentriol. selain sukrosa, telah ditunjukkan bahwa enzim-
Contoh kompleks Golgi yang sangat dapat enzim ini dapat dipisahkan hampir
dilihat pada proses perkembangan sel sepenuhnya dari hidrolase lisosom.
spermatid mamalia. Di sini kompleks Golgi Kajian dengan menggunakan mikroskop
berhubungan dengan pembentukan akrosom. elektron menunjukkan bahwa secara
Pada contoh yang telah diberikan morfologis partikel-partikel ini sesuai dengan
sebelumnya, polaritas kompleks Golgi yang apa yang disebut badan mikro, yang
disebutkan sebelumnya dapat diamati. Salah ditemukan dalam sel ginjal dan hati. Badan
satu permukaan (permukaan proksimal atau mikro atau peroksiksom, adalah granula
pembentuk permukaan) menunjukkan berbentuk ovoid yang dibatasi oleh membran
kantung kosong yang datar, sementara yang tunggal, yang mengandung zat granular halus
lain (permukaan distal atau maturasi) berubah yang dapat mengembun di pusat membentuk
menjadi vesikel dengan ukuran berbeda. inti yang buram dan homogen.
Kompleks Golgi memusatkan produk sekresi Pada penelitian kuantitatif baru-baru ini
yang berasal dari retikulum endoplasma dalam pada sel hati tikus, diperoleh diameter rata-rata
bentuk yang lebih encer. Fungsi ini dapat

76
BAB 3. Sel : Struktur dan Fungsi

peroksisom sebesar 0,6 hingga 0,7 µ. Jumlah Zellweger disebabkan oleh cacat dalam
peroksisom per sel bervariasi antara 70 dan 100, mengangkut enzim peroksisomal ke dalam
sementara 15 sampai 20 lisosom ditemukan per peroksisom di hati, ginjal dan otak. Individu
sel hati. Mikrobodi tampaknya berasal dari yang terkena biasanya tidak bertahan lebih dari
retikulum endoplasma, seperti halnya lisosom. usia 6 bulan.
Pembentukan organel ini dapat dilihat dalam
hepatosit tikus embrionik dengan Mitokondria
menggunakan mikroskop elektron dan reaksi Mitokondria (dari bahasa Yunani mito yang
histokimia yang melibatkan oksidasi 3'-3 berarti benang dan chondrion yang berarti
'diaminobenzidine (DAB). granula), organel yang bergranular atau
Peroksisom mengandung enzim katalase. berfilamen yang terdapat dalam sitoplasma sel
Enzim katalase berfungsi menguraikan protozoa dan sel hewan dan tumbuhan,
hidrogen peroksida (H2O2) menjadi oksigen ditandai oleh serangkaian sifat morfologis,
dan air. Hidroperoksida merupakan senyawa biokimia, dan fungsional. Di antaranya adalah
hasil sampingan dari proses pernafasan ukuran dan bentuknya, visibilitas in vivo dan
(oksida) sel yang bersifat meracuni sel. sifat pewarnaan khusus, pengaturan struktural
Peroksisom terdapat pada sel hewan dan yang spesifik, komposisi lipoprotein dan
tumbuhan. Sel yang banyak mengandung kandungan "baterai" besar enzim dan koenzim
peroksisom adalah sel yang banyak melakukan yang bekerja secara terpadu untuk
oksidasi, misalnya sel hati, ginjal dan sel otot. menghasilkan transformasi energi seluler. Dari
Disamping itu, enzim katalase juga berperan sudut pandang fisiologis, mitokondria adalah
dalam metabolism lemak dan fotorespirasi. mesin biokimia yang memulihkan energi yang
Peroksisom menyerupai lisosom dalam terkandung dalam bahan makanan (melalui
ukuran dan strukturnya, memiliki membran siklus Krebs dan rantai pernapasan), dan
tunggal yang menutupinya dan mengandung mengubahnya dengan fosforilasi menjadi
enzim hidrolitik. Peroksisom terbentuk dari RE ikatan fosfat energi tinggi dari adenosin trifosfat
dan berlawanan dengan kompleks Golgi. (ATP). Jadi mitokondria adalah pembangkit
Enzim yang berfungsi pada peroksisom listrik yang menghasilkan energi dalam bentuk
disintesis pada ribosom bebas dan tidak ATP yang diperlukan untuk banyak fungsi
dimodifikasi di RE atau kompleks Golgi. Pada seluler.
peroksisom, asam lemak dan purin (AMP dan Mitokondria pertama kali diamati pada
GMP) rusak. Hidrogen peroksida bersifat akhir abad terakhir dan digambarkan sebagai
toksik atau racun dari reaksi metabolik yang bioblast oleh Altmann (1894), struktur ini
banyak didetoksifikasi di peroksisom. Pada sel disebut mitokondria oleh Benda (1897). Pada
hati (hepatosit) peroksisom berpartisipasi tahun 1900, Michaelis pertama kali
dalam sintesis kolesterol dan asam empedu. mewarnainya dengan Janus green.
Peroksisom juga terlibat dalam sintesis myelin Pada tahun 1914, Lewis dan Lewis
yaitu substansi yang membentuk selubung mengamati mitokondria sel yang dibiakkan
pelindung di sekitar neuron. Beberapa penyakit dan menunjukkan sensitivitasnya terhadap
pewarisan yang langka disebabkan oleh fungsi kondisi metabolisme. Kemajuan yang paling
peroksisom yang terganggu dapat menyebab- penting adalah isolasi pertama kali mitokondria
kan kematian pada anak-anak. Misalnya hati oleh Bensley dan Hoerr pada tahun 1934.
adrenoleukodystrophy yang terangkai X ditandai Hal ini menetapkan kemungkinan penelitian
oleh kerusakan selubung mielin neuron karena langsung dengan metode biokimia. Penelitian
kegagalan metabolisme asam lemak. Sindrom terakhir menyatakan bahwa mitokondria

77
BAB 3. Sel : Struktur dan Fungsi

memang merupakan tempat respirasi seluler tekanan osmotik medium. Fosfat anorganik,
yang dibuat pada tahun 1948 oleh Hogeboom. glutation yang berkurang, ion Ca2+ dan asam
Pada beberapa tahun terakhir kemajuan lemak menyebabkan pembengkakan,
penting dalam studi pengaturan ultrastruktural sementara ATP justru mencegahnya. Kontraksi
spesifik telah dibuat dengan bantuan tergantung pada adanya protein kontraktil,
mikroskop elektron untuk mengamati yang memiliki sifat yang mirip dengan
mitokondria. Kajian tentang organel ini sangat actomyosin di otot. Perubahan amplitudo yang
luar biasa karena mitokondria adalah salah satu lebih tinggi dalam volume mitokondria dapat
contoh paling terkenal dari integrasi struktural- diinduksi oleh banyaknya faktor, di antaranya
fungsional dalam sel. Akhir-akhir ini, semakin efek pembengkakan Ca2+ dan tiroksin yang luar
banyak kemajuan telah dibuat dengan biasa. Efek fisiologis dari hormon tiroid pada
menunjukkan bahwa mitokondria hipertiroidisme dapat disebabkan oleh
mengandung jenis DNA spesifik yang berbeda pembengkakan mitokondria, yang
dari nukleus, bahwa mitokondria memiliki memisahkan oksidasi dan fosforilasi. Hormon
mesin sendiri untuk sintesis protein dan dapat lain termasuk faktor pertumbuhan, oksitosin,
berpartisipasi dalam pewarisan dan vasopresin dan insulin dan kortikosteroid
diferensiasi. tertentu dapat menyebabkan pembengkakan
Pengamatan vital sangat menarik ketika mitokondria. Ini juga diproduksi dalam kondisi
dilengkapi dengan sinematografi berdasarkan patologis, seperti yang disebabkan oleh
selang waktu. Pada fibroblas yang terus- karsinogen dan racun. Ciri pembengkakan dan
menerus dibiakkan, yang membutuhkan kontraksi paling baik dipelajari dalam
waktu yang lama, perubahan dalam volume, mitokondria yang diisolasi dan akan
maka bentuk dan penyebaran mitokondria di dipertimbangkan lagi dalam diskusi fisiologi
dalam sitoplasma dapat diamati. Dua jenis mitokondria.
gerakan utama dapat diamati yaitu agitasi dan Mitokondria merupakan penghasil energi
perpindahan dari satu bagian sel ke bagian (ATP) karena salah satu fungsi utamanya
lainnya. Pergerakan yang lebih jelas dapat adalah untuk respirasi. Mitokondria juga
diamati selama tahap interfase daripada selama merupakan tempat berlangsungnya
mitosis. Terkadang mitokondria melekat pada katabolisme (membutuhkan oksigen). Sel pada
selaput inti di lokasi dekat nukleolus. umumnya memiliki sekitar 1000 mitokondria.
Selanjutnya, filamen mitokondria dapat Sel yang aktif seperti sel otot dapat memiliki
memecah menjadi butiran yang dapat menyatu mitokondria dalam jumlah yang lebih banyak.
kembali. Beberapa gerakan mungkin pasif dan Mitokondria dapat bereplikasi sendiri pada
disebabkan karena aliran sitoplasma. keadaan sel membutuhkan lebih banyak energi
Perubahan aktif dalam volume dan bentuk yang mengandung DNA yang berasal dari ibu.
mitokondria dapat disebabkan oleh perubahan Karena mitokondria adalah struktur yang
kimia, osmotik dan mekanokimia. Pada sel labil yang mudah terdisintegrasi oleh kerja
hidup, telah diamati siklus kontraksi amplitudo fiksatif, mitokondria difiksasi dengan metode
yang rendah yang berhubungan dengan yang menstabilkan struktur lipoprotein dengan
fosforilasi oksidatif. Diketahui bahwa sianida, kerja agen oksidator yang berkepanjangan,
dinitropenol, dan inhibitor oksidatif lainnya seperti osmium tetroxide, asam kromat dan
menghasilkan pembengkakan dan ATP yang kalium dikromat. Hematoxylin besi (Regaud)
berlebihan menghasilkan kontraksi dan asam fuchsin (Altmann) adalah pewarna
mitokondria. Pembengkakan dan kontraksi yang umum digunakan. Kajian-kajian
mitokondria juga terjadi dengan mengubah sitokimia ini telah dilakukan pada tingkat

78
BAB 3. Sel : Struktur dan Fungsi

mikroskopis optik dan elektron, dan produk- Sejak penyelidikan awal telah ditunjukkan
produk dari reaksi ditemukan berhubungan bahwa mitokondria memiliki komposisi
erat dengan puncak mitokondria. Bentuk lipoprotein sebesar 65 hingga 70% adalah
mitokondria adalah bervariasi, tetapi secara protein dan 25 hingga 30% adalah lipid.
umum filamen atau granular. Selama tahap Sebagian besar kandungan lipid terdiri dari
fungsional tertentu bentuk turunan lainnya fosfatida (contoh Lesitin dan sefalin), kolesterol
dapat dilihat. dan lipid lain ada dalam jumlah kecil. Asam
Mitokondria adalah organel sel yang ribonukleat secara konsisten ditemukan sekitar
memiliki dua lapis membran yang terbagi 0,5% dari berat kering. Setelah isolasi
menjadi 4 lapisan yaitu: mitokondria, dua pendekatan teknis utama
 Membran luar mengandung enzim untuk digunakan: mitokondria dipelajari sebagai
oksidasi biologis yang menyiapkan bahan partikel utuh atau satuan, atau partikel ini
sumber energi untuk diproses lebih lanjut dibagi menjadi unit yang lebih kecil secara
dalam organel ini. berturut-turut, masing-masing berisi beberapa
 Membran dalam (membentuk Krista) kelompok enzim aktifnya.
dengan unsur utama kardiolipin. Satu-satunya bahan bakar yang
 Ruang intermembran yaitu ruang antara dibutuhkan oleh mitokondria adalah fosfat dan
membran luar dan dalam. adenosin difosfat (ADP), produk akhirnya
 Matriks adalah daerah di dalam membran adalah ATP plus CO2 dan H2O. Jalur umum
yang mengandung enzim untuk siklus terakhir dari oksidasi biologis terjadi di dalam
Kreb, transfer elektron dan oksidatif mitokondria. Tiga bahan makanan utama sel
fosforilasi. yaitu karbohidrat, lemak dan protein pada
Ukuran mitokondria juga bervariasi. Pada akhirnya terdegradasi dalam sitoplasma
sebagian besar sel, lebar mitokondria relatif menjadi dua unit karbon yang terikat pada
konstan (sekitar 0,5 µ) dan panjangnya koenzim A untuk membentuk asetil koenzim
bervariasi, mencapai maksimum 7 µ. Namun, A. Ketika asetil koenzim A menembus
tergantung pada tahap fungsional sel, ada mitokondria, kelompok asetat memasuki siklus
kemungkinan bentuk mitokondria seperti asam Krebs trikarboksilat (sitrat) di mana
batang yang sangat tipis (0,2 µ) atau tebal (2 µ). setelah serangkaian langkah kompleks yang
Ukuran dan bentuk mitokondria tetap melibatkan beberapa enzim, Asetil KoA
tergantung juga pada tekanan osmotik dan pH didekarboksilasi sehingga kehilangan CO2.
fiksatif. Dalam pH asam, mitokondria Pada beberapa titik dalam siklus, pasangan
cenderung terfragmentasi dan menjadi elektron (atau ekuivalen dengan atom
vesikuler. Pentingnya menggunakan fiksatif hidrogennya) dihilangkan oleh dehidrogenase
buffer pada pH fisiologis telah dibuktikan. dan masuk ke dalam rantai pernapasan (sistem
Berbagai fungsi mitokondria sangat erat transpor elektron), di ujungnya bergabung
dengan struktur sehingga yang satu tidak dapat dengan oksigen molekuler untuk membentuk
dipelajari secara terpisah dari yang lain. Tidak air.
ada publikasi tentang fungsi mitokondria, Rantai pernapasan (juga disebut jalur
sampai Hogeboom melakukan penelitian transpor elektron) adalah sistem transformasi
dengan mengisolasi mitokondria menjadi energi utama mitokondria. Komponen-
prosedur rutin di banyak laboratorium dan komponennya terkait tidak hanya secara
kemajuan pesat dibuat dalam menyelidiki fungsional tetapi juga secara spasial, dan terkait
fungsi mitokondria. erat dengan struktur mitokondria. Komponen
utama rantai pernapasan adalah dua enzim

79
BAB 3. Sel : Struktur dan Fungsi

flavoprotein, suksinat dan difosfridridin ditafsirkan sebagai molekul DNA. Temuan ini
nukleotida (DPN) dehidrogenase, untuk kemudian sepenuhnya dikonfirmasi baik
sitokrom dan juga besi nonheme, tembaga dan dalam bagian dan dalam DNA yang diekstraksi
koenzim Q. Pada tiga titik di sepanjang dan dipelajari oleh teknik penyebaran
mekanisme transformasi rantai ini, energi yang permukaan oleh Kleinschmidt.
hilang oleh sepasang elektron untuk Satu mitokondria dapat mengandung satu
membentuk ATP dari ADP dan fosfat atau lebih molekul DNA tergantung pada
digunakan. Karena itu, rantai pernapasan ukurannya, yaitu semakin besar mitokondria,
dikatakan secara normal digabungkan dengan semakin banyak molekul DNA yang ada. DNA
fosforilasi. mitokondria muncul sebagai untai ganda yang
memiliki bentuk lingkaran. Pada sebagian besar
Fungsi Energi ATP spesies yang dipelajari, molekul DNA memiliki
Salah satu ciri mitokondria adalah membran panjang konstan sekitar 5 µ. Dalam ragi dan
lapis ganda fosfolipid yang membentuk batas- Neurospora ukuran molekul lebih besar,
batas luar organel. Membran mitokondria sehingga menunjukkan kemungkinan lebih
bagian dalam membentuk struktur melipat banyak informasi genetik.
disebut krista yang menonjol ke dalam lumen DNA mitokondria berbeda dari DNA inti
mitokondria (ruang) disebut matriks dalam beberapa hal. Kandungan GC lebih
mitokondria. Proton (H ) yang dipompa keluar
+ tinggi dalam DNA mitokondria, dan akibatnya
matriks mitokondria membentuk gradien memiliki densitas yang lebih tinggi. Perbedaan
elektrokimia proton. Aliran proton kembali ke lainnya adalah suhu denaturasi DNA
matriks menuntun pembentukan ATP dari mitokondria yang lebih tinggi dan mengalami
karbohidrat dan lipid dalam proses fosforilasi renaturasi. Jumlah informasi genetik yang
oksidatif. Adanya mitokondria dalam sel dibawa oleh DNA mitokondria tidak cukup
meningkatkan jumlah ATP yang dihasilkan untuk memberikan spesifikasi untuk semua
dari setiap molekul glukosa yang rusak atau protein dan enzim yang ada dalam organel ini.
hancur. Pada sel darah merah hanya ada 2 ATP Jika DNA mitokondria menyediakan informasi
yang dihasilkan per molekul glukosa. untuk ribosom intrinsik dan mentransfer RNA
Sebaliknya pada mitokondria ATP dihasilkan sekitar sepertiga dari nukleotida harus
sebanyak 32 per molekul glukosa. digunakan untuk ini. Dua pertiga sisanya
mungkin dapat mengkode sekitar 3000 asam
DNA Mitokondria amino, yang sesuai dengan protein 360.000 atau
Meskipun antara tahun 1956 dan 1957, 10 protein masing-masing 36.000 dalton.
Chevremont dan rekannya menunjukkan Kemungkinan yang paling mungkin adalah
bahwa dalam kondisi tertentu mitokondria sel bahwa DNA mitokondria terkode untuk
yang dibiakkan memberikan reaksi Feulgen beberapa protein struktural, sementara
positif, sampai tahun 1960 secara umum sitokrom c dan enzim lainnya bergantung pada
disepakati bahwa DNA secara eksklusif informasi inti untuk sintesisnya.
terlokalisasi dalam inti sel. Sejumlah kecil DNA DNA mitokondria dapat digandakan
yang ditemukan dalam fraksi mitokondria dengan mekanisme biasa, berperilaku seolah-
yang diisolasi dengan sentrifugasi dianggap olah itu adalah kromosom mitokondria.
sebagai artefak dari kontaminasi inti. Penggabungan H3-timidin ke dalam DNA telah
Kemudian pada tahun 1963, M dan S Nass diamati di mitokondria Tetrachymena. DNA
mengamati dalam filamen mitokondria yang mitokondria tidak berasal dari nukleus oleh
karena itu DNA ini bereplikasi pada waktu

80
BAB 3. Sel : Struktur dan Fungsi

yang berbeda dalam siklus hidup sel. Semua Sitoskeleton


mitokondria menggabungkan H3-timidin Sitoskeleton adalah komponen sel yang
dalam waktu penggandaan populasi. menentukan bentuk sel, berperan dalam
Selanjutnya, mitokondria mengandung DNA transport dalam sel seperti pergerakan
polimerase, yang diperlukan untuk sintesis kromosom saat mitosis, transport vesikel
DNA, yang berbeda dari DNA polimerase inti. neurotrasmiter, terlibat dalam pergerakan
Pada sel manusia yang dibiakkan keseluruhan sel. Sitoskeleton terbuat dari
tersinkronisasi yang diberi label dengan H3- tubulus atau filamen yang tersebar di dalam sel,
timidin ditemukan bahwa DNA mitokondria yang membentuk jalinan serabut dengan tiga
disintesis selama periode yang memanjang dari tipe dasar yaitu mikrotubulus (terbuat dari
fase G2 menjadi sitokinesis. tubulin dengan diameter 25 nm), filamen
intermediet (terbuat dari berbagai protein,
Sentriol diameter 8 - 12 nm) dan mikrofilamen (terbuat
Sentriol adalah organel sel yang dari aktin, dengan diameter 7 nm).
mengorganisasi benang mitosis pada
pembelahan sel, dibentuk oleh sepasang Mikrotubulus dan Mikrofilamen
struktur kecil mirip silia. Sentriol disusun oleh 9 Mikrotubulus merupakan organel berbentuk
triplet tubulus yang ditemukan pada tabung atau pipa, yang panjangnya mencapai
sentrosom. Pada sel hewan, organel ini 2,5 µm dengan diameter 25 nm. Tabung-tabung
membelah diri terlebih dahulu sebelum itu tersusun atas protein yang dikenal sebagai
pembelahan sel. mikrofilamen. Mikrotubulus terdapat pada
Sentriol merupakan organel yang dapat gelendong sel, yaitu berupa benang-benang
dilihat ketika sel mengadakan pembelahan. gelendong yang menghubungkan dua kutub
Pada fase tertentu dalam daur hidupnya sel pada waktu sel membelah.
sentriol memiliki silia atau flagela. Sentriol
hanya dijumpai pada sel hewan, sedangkan Lisosom
pada sel tumbuhan tidak. Sentriol terletak Lisosom adalah organel yang tertutup
saling tegak lurus antar sesamanya di dekat membran dengan berbagai ukuran dan
nukleus. Pada pembelahan mitosis, sentriol memiliki pH internal asam (pH 5), terbentuk
terbagi menjadi dua, tiap-tiap bagian menuju ke dari bagian kompleks Golgi yang bekerja ketika
kutub sel, maka terbentuklah benang-benang protein ada untuk lisosom agar dapat mencapai
spindle yang menghubungkan kedua kutub transGolgi. Lisosom mengandung enzim yang
tersebut. Benang spindle berfungsi menarik dikenal sebagai asam hidrolase. Enzim-enzim
kromosom menuju ke kutub masing-masing. ini disintesis pada ribosom yang terikat ke RE.
Sentrosom adalah organel yang tidak Pada lisosom, enzim berfungsi pada
bermembran yang melekat pada permukaan lingkungan asam untuk menghidrolisis atau
inti sel, dimana sesaat sebelum mitosis organel memecah makromolekul seperti protein, asam
ini membelah diri, dua sentrosom baru akan nukleat, karbohidrat, dan lipid.
berpisah sampai berada pada sisi yang Lisosom berperan penting pada keadaan
berlawanan. Pada saat mitosis berlanjut jumlah makromolekul normal yaitu telah
mikrotubulus tumbuh dari masing-masing mencapai akhir hidup fungsionalnya.
sentrosom dengan ujung plusnya tumbuh ke Makromolekul yang nonfungsional terdapat di
arah piring metafase, kelompok mikrotubulus tingkat beracun jika tidak terdegradasi dalam
ini disebut serabut spindle membentuk spindel.

81
BAB 3. Sel : Struktur dan Fungsi

lisosom dan mengalami daur ulang untuk Pada penyakit Tay Sachs disease infantil,
digunakan kembali dalam sel. gangliosida menumpuk di otak dan kematian
Maka dapat dikatakan bahwa fungsi terjadi pada usia 4 tahun. Penambahan pada
lisosom adalah memfagositosis makromolekul pemecahan makromolekul seluler pada akhir
atau mikroorganisme yang masuk ke dalam sel. jangka hidupnya, enzim lisosomal juga
Hal ini dicontohkan oleh penyakit yang mendegradasi bahan yang telah diambil oleh
disebut penyakit penyimpanan lisosomal. sel melalui endositosis atau fagositosis.
Penyakit ini disebabkan oleh asam hidrolase
yang rusak yang dihasilkan pada saat
akumulasi substrat asam hidrolase cacat.
Kebanyakan bersifat fatal di usia dini.

Studi Kasus 3.1: Mempelajari Asal Usul Terbentuknya


Mitokondria
Topik kuliah hari ini adalah tentang organel-organel yang terdapat di dalam
sitoplasma sel. Salah satu yang menarik dari begitu banyak organel adalah
mitokondria. Hal ini disebabkan karena mitokondria yang terdapat di dalam DNA
(mtDNA) hanya diwariskan dari ibu kepada anaknya, sedangkan ayah tidak pernah
mewariskan mitokondria DNA nya. Bagaimana hal ini dapat terjadi? Bukankah pada
saat fertilisasi terjadi peleburan antara inti sel spermatozoa dengan inti sel ovum?
Apakah ini berarti bahwa DNA mitokondria hanya terdapat pada ovum? Nita
mendapat tugas dari gurunya untuk membuat makalah yang dapat menjawab
pertanyaan-pertanyaan tersebut.

Mitokondriokinesis terjadi setelah


Mitokondria mempunyai DNA sendiri yang
pembelahan inti mitokondria dan dalam hal ini
disusun menggunakan protein sebagai dasar
menyerupai sitokinesis pada bakteri. Telah
untuk membentuk organel nukleus (nukleoid
digambarkan struktur halus dan dinamika
pada prokariota). Organel nukleus bersifat
cincin mitokondriokinesis yang menyediakan
universal pada eukariota dan mekanism
dasar morfologis untuk mitokondriokinesis.
ekondensasi mitokondria nukleus telah
Kajian dengan menggunakan mikroskop
diringkas oleh Kuroiwa (1982), Kuroiwa dan
elektron pertama kali mengidentifikasi adanya
kawan-kawan (1994) dan Sakai dan kawan-
cincin padat elektron kecil di sisi penyempitan
kawan (2004). Inti mitokondria disintesis
yang membelah mitokon-dria pada P.
selama fase spesifik dari siklus pembelahan sel,
polycephalum dan selanjutnya, struktur serupa
yang terdiri dari fase S, fase G2, fase M atau fase telah diamati terjadi pada Nitella flexilis,
mitosis, dan fase G1. Fase mitosis ditandai oleh Nannochloropsis oculata dan pada tanaman yang
dua peristiwa utama yaitu: pembelahan inti lebih tinggi. Namun, pada organisme
mitokondria, yang diikuti oleh pembelahan multiorganel seperti hewan dan tumbuhan,
matriks (disebut MD atau mitokondriokinesis). sangatlah sulit untuk memeriksa waktu dari
Mekanisme pembelahan inti mitokondria telah setiap fase dari siklus mitokondriokinesis dan
dirangkum oleh Kuroiwa dan kawan-kawan. cincin mitokondriokinesis karena selnya
memiliki banyak organel yang membelah

82
BAB 3. Sel : Struktur dan Fungsi

secara tidak sinkron, dan yang cincin terlalu mitokondria terdiri dari mesin luar (cincin
kecil untuk dipelajari. pembelahan mitokondria luar, cincin dinamin,
Seperti halnya sel C. merolae yang memiliki cincin Mda1) dan mesin bagian dalam (cincin
mitokondria berbentuk cakram sederhana pembelahan mitokondria bagian dalam, cincin
antara inti sel tunggal dan kloroplas tunggal, FtsZ). Dengan berkontraksinya mesin
mudah untuk mengamati perilaku pembelahan mitokondria, mitokondria induk
mitokondria tersebut sepanjang siklus sel. dibagi menjadi dua mitokondria anakan.
Waktu yang dibutuhkan telah disimpulkan Selama 2 jam metafase (fase mitosis), berbentuk
dari gambaran fluoresensi menggunakan halter badan mikro induk membelah dan
sistem VIMPCS, dan dari sel hidup. Perubahan dipisahkan menjadi badan mikro anakan
morfologis dari organel adalah sebagai berikut. berbentuk bola dengan aktivitas tambalan
Selama 9 jam pada awal dan fase tengah mitosis padat-elektron (berdiameter 50 nm) di masing-
G1 tengah (fase G1), mitokondria menunjukkan masing sisi badan mikro, dan mikrotubulus
bentuk diskoid, penyok di pusat karena inti sel dari gelendong mitokondria. Selama anafase
menonjol ke dalam mitokondria. Saat fase G1 (fase mitosis), masing-masing badan mikro
akhir (fase S atau fase sintesis), sebagai pusat terlepas dari mitokondria anakan dan
yang berlubang dari mitokondria menjadi rata selanjutnya terjadi mitosis dan sitokinesis.
lagi, nukleus menjadi berbentuk cakram, dan Kemajuan terbaru yang menarik di lapangan
kemudian dengan cepat memanjang. adalah bahwa mesin-mesin pembelahan
Mitokondria mensintesiskan DNAnya sendiri mitokondria saat ini telah diisolasi dari sel-sel C.
selama sekitar 1,5 jam. Selama fase S (awal fase merolae. Suatu penemuan ZapA seperti protein
G2) selama 2 jam, mitokondria diperluas bakteri ZED, telah memberikan wawasan baru
menjadi struktur yang memanjang berbentuk untuk menjadi pembelahan mitokondria dan
cakram dan badan mikro melekat ke ujung munculnya sel eukariotik.
mitokondria. Selama 1 jam selama fase G2 (fase Sistem pembelahan sel bakteri yang
pertengah mitosis), mesin meliputi FtsZ telah ditemukan di seluruh
mitokonondriokinesis, terdiri dari cincin prokariota. Mitokondria berasal dari α-
matriks bagian dalam dan cincin sitoplasma di proteobakteri endosimbiotik dan berkembang
luar, dibentuk di sisi pembelahan, segera biak dengan pembelahan. Namun demikian
setelah pembentukan pembelahan plastida sebelumnya tidak jelas bagaimana sistem
mesin. Badan mikro kemudian pindah dari pembelahan mitokondria dibentuk dari
ujung akhir bagian pusat mitokondria dan pembelahan bakteri. Sitokinesis bakteri terjadi
melekat pada cincin luar mesin pembelahan dengan invaginasi membran sel segera setelah
mitokondria. Sentrosom dari spindel inti bakteri direplikasi. Gen filamen yang
mitokondria terbentuk di setiap ujung sensitif terhadap suhu (fts) untuk sitokinesis
mitokondria. Selama 2 jam selama profase (fase bakteri awalnya diidentifikasi di mutan
G2 akhir), badan mikro mulai memanjang Escherichia coli yang dikumpulkan pada akhir
sepanjang mesin pembelahan mitosis tahun 1960an. Beberapa protein yang terlibat
mitokondria berbentuk seperti tudung dan dalam pengambilan protein bakteri ke sisi
mengelilingi bagian luar cincin mesin pembelahan pada FtsZ yang tergantung pada
pembelahan mitokondria. Mesin pembelahan cara yang telah diidentifikasi, termasuk FtsA,
mitokondria dimulai saat kontraksi di sisi ZipA, FtsK, FtsQ, FtsL, FtsI, FtsN dan FtsW.
pembelahan. Nishida dan kawan-kawan
meneliti struktur dan fungsi cincin pembelahan
mitokondria secara detail. Mesin pembelahan

83
BAB 3. Sel : Struktur dan Fungsi

Studi Kasus 3.2: Penyakit Penyimpanan Lisosomal

Adri membaca berita di koran bahwa penderita luka bakar saat ini dapat dipulihkan
bentuk kulitnya melalui proses yang disebut transplantasi atau masyarakat
mengenalnya dengan istilah terapi penggantian sel. Proses transplantasi dapat
dilakukan dengan dukungan penggandaan sel-sel yang disebut dengan stem cell atau
sel induk (sel punca). Teknologi kedokteran yang terus berkembang, tidak hanya
menggunakan stem cell untuk memperbanyak sel-sel dan digunakan untuk
transplantasi. Bahkan bagi seseorang yang gagal jantung atau gagal hati tidak lagi
hanya tergantung pada transplantasi organ donor, tetapi dapat menggunakan
transplantasi yang menggunakan stem cell. Jenis-jenis sel yang digunakan untuk stem
cell sangat beragam, tergantung pada jenis sel pada organ apa yang akan
digunakan.

Yoshida dan kawan-kawan telah mengisolasi dengan FtsZ1 untuk membentuk struktur dasar
mesin pembelahan mitokondria dan mesin pembelahan mitokondria dan
mengidentifikasi protein ZED yang diperlukan untuk pembelahan mitokondria.
mengkonstriksi struktur basal mesin ZapA bakteri dan ZED mitokondria secara
pembelahan mitokondria dengan FtsZ. ZED fungsional juga sangat mirip menyiratkan
berisi sinyal transit mitokondria dan dua daerah bahwa sistem pembelahan sel bakteri
kumparan-kumparan dan memiliki homologi dimasukkan ke dalam mesin pembelahan
parsial dengan pembelahan protein ZapA mitokodria selama evolusi dengan hilangnya
bakteri. sebagian besar pembelahan gen bakteri
Mitokondria berkembang biak dengan berikutnya.
sendirinya selama siklus sel, dengan cara yang Penyakit penyimpanan lisosom (LSD)
mirip dengan pembelahan bakteri. Namun, adalah diwariskan (bawaan sejak lahir) yang
mitokondria tetap ada di dalam sel eukariotik merupakan kesalahan metabolisme yang
untuk waktu yang lama, sekitar 1–2 miliar mempengaruhi fungsi lisosom. LSD terdiri dari
tahun. Karena ukuran genom organel, bahkan 70 kelainan monogenik katabolisme lisosom,
pada eukariota yang lebih rendah, kurang dari yang sebagian besar diwariskansebagai sifat
10% dari ukuran genom yang ditemukan pada autosom resesif, tetapi yang tiga adalah
bakteri yang hidup bebas, selanjutnya setelah terangkai X. Kelainan ini jarang terjadi secara
endosimbiosis, awalnya90% dari gen bakteri individu tetapi secara kolektif mempengaruhi 1
endosimbiotik dipindahkan ke genom inti sel dari 5.000 kelahiran bayi yang hidup. LSD
inang, atau hilang sepenuhnya. Akibatnya, biasanya muncul pada masa bayi dan anak-
hanya satu gen FtsZ tetap sebagai pembelahan anak, walaupun pada manusia dewasa juga
gen mitokondria. terjadi. Kebanyakan LSD memiliki ciri klinis
Pada kajian sitologi, ZED diamati neurodegeneratif progresif, meskipun gejala
menumpuk menjadi bentuk cincin di bawah pada sistem organ lain sering terjadi. Gen yang
membran mitokondria bagian dalam dan berhubungan dengan LSD mengkode protein
untuk melakukan colocalize dengan FtsZ. lisosom yang berbeda, termasuk enzim lisosom
Protein ZED diekspresikan sebelum dan protein membran lisosom. Lisosom adalah
pembelahan mitokondria. ZED berinteraksi merupakan organel seluler utama untuk

84
BAB 3. Sel : Struktur dan Fungsi

katabolisme makromolekul, dapat didaur diagnostik, termasuk analisis enzimatik dan


ulang dan pensinyalan, dan cacat yang sekuensing gen tunggal.
merusak semua fungsi ini dan menyebabkan Penyakit penyimpanan lisosomal
akumulasi makromolekul tidak tercerna atau disebabkan oleh cacat pada asam hidrolase
sebagian dicerna di lisosom (yaitu, dimana hidrolisis asam tidak melintas dengan
penyimpanan) atau mengganggu transportasi benar ke lisosom. Lebih dari 40 asam hidrolase
molekul yang dapat mengakibatkan kerusakan yang berbeda ada dalam keadaan normal
seluler. menyebabkan lisosom yang sehat. Tidak
Kelainan ini disebabkan oleh mutasi pada adanya asam hidrolase tertentu dapat
gen yang menyandi protein lisosom, seperti mengakibatkan akumulasi substrat
glikosidase lisosom, protease, protein membran makromolekul tertentu dalam lisosom. Oleh
integral, transporter, enzim pengubah atau karena itu lisosom menyimpan zat ini
aktivator. Mutasi pada gen lisosom bukannya merombak dan mendaur ulang.
mempengaruhi fungsi protein yang dikodekan, Penyakit ini dikategorikan sebagai jenis
yang dihasilkan pada kerusakan lisosom dan senyawa yang menghasilkan racun dalam
akumulasi bertahap substrat di dalam lisosom lisosom. Sebagai contoh mukopolisakarida juga
(yaitu penyimpanan), yang pada akhirnya dikenal sebagai glikosaminoglikan menumpuk
menyebabkan disfungsi sel dan kematian sel. di mukopolisakarisa seperti sindrom Hurler
LSD adalah kelainan heterogen secara dan sindrom Hunter. Keduanya bersifat parah
genetik dan klinis. LSD adalah kelainan dengan gangguan pendengaran dan kerusakan
heterogen secara genetik dan klinis tetapi sering sistem saraf pusat. Anak-anak dengan sindrom
muncul sebagai penyakit pediatrik Hurler biasanya berhenti berkembang antara
neurodegeneratif yang sering kali disertai oleh usia 2 dan 4 tahun. Pada penyakit Farber,
visceromegaly (pembesaran organ perut seperti ceramide terakumulasi sebagai hasil asam
hati dan limpa). Namun, tergantung pada cacat ceramide yang fatal pada tahun pertama
genetik yang spesifik dan sifat biokimia kehidupan. Penyakit Tay Sachs ditandai oleh
makromolekul yang disimpan, LSD juga dapat akumulasi gangliosida dalam otak. Bentuk
menyebabkan dismorfia kerangka karena infantil adalah varian yang paling umum dari
patologi tulang dan dapat dikaitkan dengan penyakit Tay Sachs dan terlihat di sekitar
keterlambatan perkembangan atau defisit 1/3dari600 kelahiran untuk pasangan Yahudi
sistem saraf pusat lainnya (SSP), di samping Ashkenazi, tetapi jarang pada populasi umum.
gejala yang mempengaruhi sistem organ Gejala muncul pada anak berumur sekitar usia
lainnya. Pasien dengan rangkaian keparahan 6 bulan dan kematian terjadi pada usia 4 tahun.
penyakit yang kurang ada hubungannya Bentuk sindrom Gaucher tipe lpada orang
dengan jenis mutasi dan sisa aktivitas protein dewasa adalah penyakit penyimpanan
mutan, tetapi umumnya diklasifikasikan lisosomal yang paling umum. Penyakit ini
berdasarkan jenis kelainan dan berdasarkan dihasilkan karena defisiensi
usia dengan tanda-tanda klinis bawaan atau glucosylceramidase dan dalam keadaan
kekanak-kanakan (yang biasanya memiliki lipidosis glucosylceramide yaitu kelebihan jenis
bentuk yang paling parah), usia bayi lanjut, tertentu lipid. Splenomegali atau pembesaran
remaja dan tipe dewasa. Diagnosis LSD limpa dan nyeri tulang adalah ciri-cirinya.
didasarkan pada gejala klinis dan konfirmasi Bentuk infantil sindrom Gaucher tipe ll jauh
peningkatan penyimpanan atau perubahan lebih parah yaitu dengan kerusakan neurologis
genetik yang menggunakan beberapa tes dan kematian pada usia 3 tahun.

85
BAB 3. Sel : Struktur dan Fungsi

Lisosom bertanggung jawab atas substrat, gangguan transportasi lipid dan


kerusakan dan daur ulang makromolekul metabolit dan akumulasi progresif yang utama
(termasuk karbohidrat, lipid, asam nukleat dan yang tidak terdegradasi atau terdegradasi
protein) dan fungsinya sebagai pusat sebagian makromolekul di dalam lisosom.
metabolisme yang mengontrol pemanfaatan Penyimpanan sekunder substrat juga dapat
nutrisi, asam amino dan ion homeostasis serta terjadi pada LSD yang dihasilkan dari cacat
pensinyalan kalsium. Organel-organel ini pada protein lisosomal non-enzimatik
secara terus-menerus dalam keadaan dinamis; (misalnya pengangkut atau transporter);
yang mengalami peleburan dengan meskipun mekanisme mengarah ke
autofagosom, fagosom dan membran plasma penyimpanan sekunder tidak sepenuhnya
dan karena itu memiliki peran penting dalam dipahami, mungkin saja hasil dari aliran yang
komunikasi sel-sel dan sel-matriks cacat. Jenis biokimia dari makromolekul yang
ekstraseluler, untuk menanggapi infeksi dan disimpan secara berbeda mempengaruhi
pemeliharaan hemostasis sel. Sebagai fungsi lisosom sebagai yang makromolekul
tambahan, endosom akhir dan lisosom yang berbeda yang memiliki peran dalam
tertambat dengan organel intraseluler lainnya proses seluler tertentu, yang mendasari variabel
tanpa menyatu dengannya, seperti patologi klinis LSD. Sel dapat menyimpan
mitokondria dan retikulum endoplasma yang substrat dan/atau metabolit hanya jika sel
membentuk membran fungsional tempat tersebut mensintesis atau mencerna molekul-
kontak. Struktur membran ini adalah molekul ini. Sebagai contoh, ekspresi
pensinyalan mikrodomain yang glikosphingolipid adalah variabel di sistem
memungkinkan transfer lipid dan pertukaran saraf pusat; beberapa populasi neuron tidak
metabolit dan ion-ion kalsium di antara organel. dapat menyimpan molekul-molekul ini dan
Komposisi lipid dan protein komposisi dari terhindar dalam LSD yang terkait, sedangkan
tempat kontaknya menggerakkan karakteristik neuron lainnya akan menyimpan
fungsionalnya dan mempengaruhi setiap yang makromolekul ini, yang mengarah ke
tertambat organel. Misalnya, tempat kontak kerusakan neuronal dan kematian. Sirkulasi
mitokondria-lisosom memodulasi fisi monosit dan jaringan makrofag (membentuk
mitokondria dan dinamika lisosom melalui sistem fagositik mononuklear) adalah sel-sel
hidrolisis GTP dari Ras protein Rab7a (RAB7; utama yang terpengaruh di sebagian besar LSD
juga dikenal sebagai RAB7A). Dengan karena perannya dalam pembersihan fagositik
demikian, dapat dimengerti bahwa pada LSD, sisa-sisa seluler, apoptosis atau nekrotik sel dan
sifat-sifat biokimia dan fungsi dari mikroorganisme, dan produk katabolisme
microdomains ini kemungkinan diubah oleh yang terganggu sintesisnya. Sel-sel ini memiliki
perubahan komposisi dari membran endosom peran utama dalam respons kekebalan tubuh
dan lisosom karena gangguan aktivitas lisosom. dan proses inflamasi yang dapat ditimbulkan
Seperti yang disebutkan sebelumnya, oleh hilangnya integritas sel dan homeostasis
mutasi dalam gen yang menyandi protein pada LSD; memang, penyimpanan
lisosom, termasuk hidrolase lisosom, protein makromolekul oleh makrofag dalam LSD
membran lisosom, lipid dan transporter ion, memicu peradangan yang berkontribusi aktif
pengubah enzim atau aktivator adalah untuk perkembangan penyakit.
penyebab LSD.
Mutasi pada gen-gen ini mengarah pada
pemrosesan yang menyimpang dan degradasi

86
BAB 3. Sel : Struktur dan Fungsi

Ringkasan menyalurkan hasil sintesis protein,


 Sel adalah unit terkecil yang memiliki pembentukan enzim lisosom dan cadangan
struktur dan fungsi tertentu yang dapat membran sel.
melaksanakan kehidupan.  Retikulum endoplasma halus berfungsi
 Sel adalah suatu unit zat hidup yang pasti, dalam beberapa proses metabolisme yaitu
terdiri dari massa kecil protoplasma, sintesis lipid, metabolisme karbohidrat dan
sitoplasma, dan mengandung nukleus yang konsentrasi kalsium, detoksifikasi obat-
dikelilingi oleh membran plasma. obatan serta tempat melekatnya reseptor
 Berdasarkan jumlah sel penyusunnya, pada protein membran sel.
organisme dibedakan menjadi organisme  Badan mikro sering juga disebut peroksisom
uniseluler yaitu organisme yang terdiri dari yaitu organel yang bentuk fisiknya mirip
satu sel dan organisme multiseluler yaitu lisosom, mengandung enzim oksidase yang
organisme yang tubuhnya terdiri dari banyak berperan mengoksidasi bahan-bahan yang
sel. berbahaya bagi kesehatan seperti alkohol.
 Berdasarkan ada tidaknya membran atau  Mitokondria adalah "pembangkit listrik"
selaput yang mengelilingi inti sel maka yang menghasilkan energi dalam bentuk
organisme dapat dibedakan menjadi ATP yang diperlukan untuk banyak fungsi
prokarioti, yaitu organisme yang inti selnya seluler.
tidak mempunyai membran inti sel atau  Efek fisiologis dari hormon tiroid pada
nukleoplasma sehingga inti sel disebut hipertiroidisme dapat disebabkan oleh
nukleoid, dan eukarioti, yaitu organisme pembengkakan mitokondria, yang
yang inti selnya memiliki nukleoplasma memisahkan oksidasi dan fosforilasi.
sehingga disebut nukleus.  Sitoskeleton adalah komponen sel yang
 Fungsi membran sel antara lain: melindungi menentukan bentuk sel, berperan dalam
isi sel dan mempertahankan isi sel, mengatur transport dalam sel seperti pergerakan
keluar masuknya molekul-molekul, dan kromosom saat mitosis, transport vesikel
sebagai reseptor (penerima) rangsangan dari neurotrasmiter, terlibat dalam pergerakan
luar. keseluruhan sel.
 Sitoplasma berfungsi sebagai tempat  Fungsi lisosom adalah memfagositosis
penyimpanan bahan-bahan kimia yang makromolekul atau mikroorganisme yang
penting bagi metabolisme sel, seperti enzim- masuk ke dalam sel.
enzim, ion-ion, gula, lemak dan protein.
 Setiap organel melaksanakan fungsi tertentu. Latihan Soal
Inti sel berfungsi untuk mengekspresikan 1. Organisme yang termasuk prokariota
gen-gen dalam DNA yang akan membentuk mempunyai ciri-ciri sebagai berikut, kecuali:
protein yang dibutuhkan oleh organel yang A. Sitoplasma dan materi genetik
lain. bercampur
 Mitokondria yang menghasilkan energi B. Bahan genetik (DNA) terdapat dalam
untuk menjalankan proses metabolisme sel. sitoplasma
 Aparatus Golgi terlibat dalam proses C. DNA berbentuk sirkuler
pencernaan dan detoksifikasi. D. Hanya dijumpai organel ribosom
 Lisosom mengandung enzim yang dapat E. Memiliki inti sel yang disebut nukleus
memecah makromolekul atau 2. Ciri-ciri sel eukariotik yang tidak benar
menghancurkan mikroorganisme yang adalah:
dapat mengganggu kehidupan sel. A. Sitoplasma dan nukleoplasma terpisah
 Fungsi dasar dari retikulum endoplasma B. Bahan gen terdapat di dalam inti sel
kasar adalah memfasilitasi tempat untuk

87
BAB 3. Sel : Struktur dan Fungsi

C. DNA berbentuk pilinan ganda (double 8. Cairan yang terdapat di dalam inti sel yang
helix) berfungsi sebagai membran inti disebut:
D. Memiliki inti sel yang disebut nukleoid A. Sitoplasma
E. Organel-organel di dalam sel telah B. Protoplasma
lengkap C. Nukleoplasma
3. Fungsi membran plasma adalah: D. Sitosol
A. Sebagai pembatas sel dengan E. Vakuola
lingkungan luar 9. Organel yang berfungsi sebagai mesin seluler
B. Mengatur lalu lintas senyawa- untuk sintesis protein disebut:
senyawa/ion-ion yang masuk dan A. Mitokondria
keluar sel B. Lisosom
C. Sebagai reseptor molekul-molekul C. Retikulum endoplasma
khusus D. Ribosom
D. Tempat berlangsungnya berbagai reaksi E. Nukleus
kimia 10. Organel yang berfungsi sebagai penghasil
E. Semua jawaban benar energi (ATP) dalam proses respirasi disebut:
4. Ahli yang mengemukakan bahan struktur A. Mitokondria
membran plasma adalah model mosaik cair: B. Lisosom
A. Singer dan Nicholson C. Retikulum endoplasma
B. Scheliden dan Schwann D. Ribosom
C. Lamark E. Nukleus
D. Trevanus
E. Danielson Referensi
5. Molekul protein pada membran plasma ada
Aflaki E, et al. A new glucocerebrosidase chaperone
yang menempel pada permukaan luar lipid reduces alpha- synuclein and glycolipid levels
disebut: in iPSC- derived dopaminergic neurons from
A. Protein transmembran patients with Gaucher disease and
parkinsonism. J Neurosci. 2016; 36: 7441-7452.
B. Protein integral Aflaki E, et al. Lysosomal storage and impaired
C. Protein perifer autophagy lead to inflammasome activation in
Gaucher macrophages. Aging Cell, 2016; 15: 77-
D. Protein lipid
88.
E. Protein sinyal Aflaki E, Westbroek W, Sidransky E. The complicated
6. Molekul protein pada membran plasma yang relationship between Gaucher disease and
parkinsonism: insights from a rare disease.
terbenam dalam lapisan lipid disebut: Neuron, 2017; 93: 737-746.
A. Protein transmembran Aflaki E, et al. Efferocytosis is impaired in
B. Protein integral Gauchermacrophages. Haematologica, 2017;
102: 656-665.
C. Protein perifer Aker M, Zimran A, Abrahamov A, Horowitz M,
D. Protein lipid Matzner Y. Abnormal neutrophil chemotaxis in
E. Protein sinyal Gaucher disease. Br J Haematol. 1993; 83: 187-
191.
7. Protein penyusun membran plasma ada Allen MJ, Myer BJ, Khokher AM, Rushton N, Cox
yang terentang mulai dari permukaan dalam T.M. Pro-inflammatory cytokines and the
pathogenesis of Gaucher’s disease: increased
sampai ke permukaan luar disebut:
release of interleukin-6 and interleukin-10. Q J
A. Protein transmembran Med. 1997; 90: 19-25.
B. Protein integral Annunziata I, Sano R, d’Azzo A. Mitochondria-
associated ER membranes (MAMs) and
C. Protein perifer lysosomal storage diseases. Cell Death Dis. 2018;
D. Protein lipid 9: 328.
E. Protein sinyal Annunziata I, et al. Lysosomal NEU1 deficiency
affects amyloid precursor protein levels and
amyloid- beta secretion via deregulated

88
BAB 3. Sel : Struktur dan Fungsi

lysosomal exocytosis. Nat Commun. 2013; 4: autophagylysosomal pathway. Autophagy,


2734. 2015; 11: 928-938.
Ballabio A, Gieselmann V. Lysosomal disorders: from Enquist IB. et al. Murine models of acute
storage to cellular damage. Biochim Biophys neuronopathic Gaucher disease. Proc Natl Acad
Acta, 2009; 1793: 684-696. Sci USA, 2007; 104: 17483-17488.
Beaufay H, Berther J. In: Methods of Separation of Essner E. J Cell Biol. 1968; 39: 42a.
Subcellular Structural Components. London: Farfel- Becker T, Vitner EB, Futerman AH. Animal
Cambridge University Press; 1963. models for Gaucher disease research. Dis Model
Bellettato CM, Scarpa M. Pathophysiology of Mech. 2011; 4: 746-752.
neuropathic lysosomal storage disorders. J Fischer A. Biology of Tissue Cells. London:
Inherit Metab Dis. 2010; 33: 347-362. Cambridge University Press; 1946.
Beutler E. Gaucher’s disease. N Engl J Med. 1991; 325: Frederic J, Chevremont M. Arch Biol. 1953; 63: 109.
1354-1360. Frederic J. Arch Biol. 1958; 69: 167.
Borger DK, Aflaki E, Sidransky E. Applications of Freeman KB, Haldar D, Work TS. Biochem J. 1967;
iPSC-derived models of Gaucher disease. Ann 105: 947.
Transl Med. 2015; 3, 295. Gaillard PJ. Growth and differentiation of explanted
Borger DK, Sidransky E, Aflaki E. New macrophage tissues. Internat Rev Cytol. 1953; 2: 331.
models of Gaucher disease offer new tools for Goodwin TW, Lindberg O. Biological structure and
drug development. Macrophage (Houst), 2015; function. Proc First IUB/IUBS Internat Symp.
2: e712. 1961; 2.
Bosch ME, Kielian T. Neuroinflammatory paradigms Grabowski GA. Overview of inflammation in
in lysosomal storage diseases. Front Neurosci. neurometabolic diseases. Semin Pediatr Neurol.
2015; 9: 417. 2017; 24: 207-213.
Brachet J, Mirsky AE, Eds. The Cell. New York: Harvey EB. McClung’s Handbook of Microscopical
Academic Press; 1961. Technique. 3rd Ed. New York: Paul B Hoeber;
Chambers R. The Physical Structure of Protoplasm. 1950.
In: General Cytology. Chicago: University of Hashimoto H. Mitochondrial dividing ring in alga
Chicago Press; 1924. Nannochloropsis oculata (Eustigmatophyceae,
Chapel A, et al. An extended proteome map of the Heterokonta). Cytologia, 2004; 69: 323-326.
lysosomal membrane reveals novel potential Hogeboom GH, Schneider W, Palade G. Biol Chem.
transporters. Mol. Cell Proteom. 2013; 12: 1572- 1948; 172: 619.
1588. Imoto Y, Fujiwara T, Yohida Y, Kuroiwa H,
Christensen AK, Fawcett DW. The normal fine Maruyama S, Kuroiwa T. Division and
structure of Opossum testicular interstitial cells. segregation of cell nucleus, mitochondrion and
J Biophys Biochem Cytol. 1961; 9(3): 653-70. microbody mediated by centrosomes (mitotic
Claude A. Interrelation of cytoplasmic membranes in spindle pole bodies) in the primitive red alga
mammalian liver cells: endoplasmic reticulum Cyanidioschyzon merolae. Protoplasma, 2010;
and Golgi complex. J Cell Biol. 1968; 39: 25a-26a. 241: 63-74.
Conney AH, Schneidman K, Jacobson M, Kuntzman Jeyakumar M, et al. Central nervous system
R. Drug-induced changes in steroid metabolism. inflammation is a hallmark of pathogenesis in
Ann NY Acad Sci. 1965; 12(123): 98-109. mouse models of GM1 and GM2 gangliosidosis.
Conney AH, Gilman AG. Puromycin inhibition of Brain, 2003; 126: 974-987.
enzyme induction by 3-methylcholanthrene and Jeyakumar M, et al. NSAIDs increase survival in the
phenobarbital. J Biol Chem. 1963; 238: 3682-3685. Sandhoff disease mouse: synergy with N-
Cox TM. Gaucher disease: understanding the butyldeoxynojirimycin. Ann Neurol. 2004; 56:
molecular pathogenesis of sphingolipidoses. J 642-649.
Inherit Metab Dis. 2001; 24: 106-121. Jones AL, Fawcett DW. Hyperthrophy of the
Cullen V, et al. Acid beta- glucosidase mutants linked agranular endoplasmic reticulum in hamster
to Gaucher disease, Parkinson disease, and liver induced by phenobarbital (with a review
Lewy body dementia alter alpha- synuclein on the functions of this organelle in liver). J
processing. Ann Neurol. 2011; 69: 940-953. Histochem Cytochem. 1966; 14: 215-231.
Dawid IB, Wolstenhole DR. J Molec Biol. 1967; 28: Kilpatrick BS, et al. An endosomal NAADP-sensitive
233. two-pore Ca2+ channel regulates ER-endosome
De Filippis L, Zalfa C, Ferrari D. Neural stem cells membrane contact sites to control growth factor
and human induced pluripotent stem cells to signaling. Cell Rep. 2017; 18: 1636-1645.
model rare CNS diseases. CNS Neurol Disord Koch J, Stokstad ELR. European J Biochem. 1967; 3:1.
Drug Targets, 2017. Kroon AM, Borst P, Van Bruggen EF, Ruttenberg
Deganuto M, et al. Altered intracellular redox status GJCM. Proc Natl Acad Sci USA. 1966; 56: 1836.
in Gaucher disease fibroblasts and impairment Kuroiwa T. Mitochondrial nuclei. Int Rev Cytol. 1982;
of adaptive response against oxidative stress. J 75: 1-59.
Cell Physiol. 2007; 212: 223-235. Kuroiwa T, Ohta T, Kuroiwa H, Kawano S. Molecular
Di Fruscio G, et al. Lysoplex: an efficient toolkit to and cellular mechanisms of mitochondria
detect DNA sequence variations in the nuclear division and mitochondrio kinesis.
Microsc Res Tech. 1994; 27: 220-232.

89
BAB 3. Sel : Struktur dan Fungsi

Kuroiwa T, Nishida K, Yoshida Y, Fujiwara T, Mori Nishida K, Misumi O, Yagisawa F, Kuroiwa H,


T, Kuroiwa H, Misumi O. Structure, function Nagata T, Kuroiwa T. Triple immunofluorescent
and evolution of mitochondrial dividing labeling of ftsz, Dynamin and EF-Tu revealed a
apparatus. Biochim Biophys Acta Mol Cell, loose association between the inner and outer
2006; 1763: 510-521. membrane mitochondrial division machinery in
Kuroiwa T, Misumi O, Nishida K, Yagisawa F, the red alga Cyanidioschyzon merolae. J Hist
Yoshida Y, Fujiwara T, Yoshida Y, Hirooka S, Cytol. 2004; 52: 1-7.
Kuroiwa H. Structure, function, and origin of Nishida K, Takahara M, Miyagishima S, Kuroiwa H,
vesicle, mitochondrial and plastid division Matsuzaki M, Kuroiwa T. Dynamic recruitment
machineries with emphasis on dynamin rings of Dynamin for final mitochondrial severance in
and electron-dense rings. Int Rev Cell Mol Biol. a red alga. Proc Natl Acad Sci USA. 2003; 100:
2008; 271: 97-141. 2146-2151.
Kuroiwa T, Nishida K, Yoshida Y, Fujiwara T, Mori Nishida K, Yagisawa F, Kuroiwa H, Yoshida Y,
T, Kuroiwa H, Misumi O. Structure, function Kuroiwa T. WD40 protein Mda 1 is purified
and evolution of mitochondrial dividing with Dnm1 and forms a dividing ring for
apparatus. Biochim Biophys Acta Mol Cell, mitochondria before Dnm1 in Cyanidioschyzon
2006; 1763: 510-521. merolae. Proc Natl Acad Sci USA. 2007; 104: 4736-
Kuroiwa T, Misumi O, Nishida K, Yagisawa F, 4741.
Yoshida Y, Fujiwara T, Yoshida Y, Hirooka S, Palmieri M, et al. Characterization of the clear
Kuroiwa H. Structure, function, and origin of network reveals an integrated control of cellular
vesicle, mitochondrial and plastid division clearance pathways. Hum Mol Genet. 2011; 20:
machineries with emphasis on dynamin rings 3852-3866.
and electron-dense rings. Int Rev Cell Mol Biol. Pandey MK, et al. Complement drives
2008; 271: 97-141. glucosylceramide accumulation and tissue
Lehninger AL. Physiol Rev. 1962; 42(3): 467. inflammation in Gaucher disease. Nature, 2017;
Leloir LF, Cardini CE. Biosynthesis of glycogen from 543: 108-112.
uridine diphosphate glucose. J Am Chem Soc. Panicker LM, et al. Induced pluripotent stem cell
1957; 79(23): 6340-6341. model recapitulates pathologic hallmarks of
Lima de Faria A. Handbook of Molecular Cytology. Gaucher disease. Proc Natl Acad Sci USA. 2012;
Amsterdam: North Holland Pub. Co. 1969. 109: 18054-18059.
Lojewski X, et al. Human iPSC models of neuronal Parenti G, Andria G, Ballabio. A. Lysosomal storage
ceroid lipofuscinosis capture distinct effects of diseases: from pathophysiology to therapy.
TPP1 and CLN3 mutations on the endocytic Annu Rev Med. 2015; 66: 471-486.
pathway. Hum Mol Genet. 2014; 23: 2005-2022. Parsons JA, Rustad R. J Cell Biol. 1968; 37: 683.
Loud AV. J Cell Biol. 1968; 37:27. Parsons P, Simpson M. Science, 1967; 155: 91.
Luck DJ. Glycogen synthesis from uridine Platt FM, d’Azzo, Davidson BL, Neufeld EF, Tifft CJ.
diphosphate glucose. The distribution of the Lysosomal storage diseases. Nature Reviews,
enzyme in liver cell fractions. J Bipgys Biochem 2018.
Cytol. 1961; 10: 195-209. Porter KR, Bruni C. An electron microscope study of
Machado E, et al. Regulated lysosomal exocytosis the early effects of 3’-Me-DAB on rat liver cells.
mediates cancer progression. Sci Adv. 2015; 1: Cancer Res. 1959; 19: 997-1009.
e1500603. Porter KR, Machado RD. Studies on the endoplasmic
Mazzulli JR, et al. Gaucher disease reticulum. IV. Its form and distribution during
glucocerebrosidase and alpha- synuclein form a mitosis in cells of onion root tip. J Biophys
bidirectional pathogenic loop in Biochem Cytol. 1960; 7: 167-80.
synucleinopathies. Cell, 2011; 146: 37-52. Pringsheim T, Jette N, Frolkis A, Steeves TD. The
Medina DL, Ballabio A. Lysosomal calcium regulates prevalence of Parkinson’s disease: a systematic
autophagy. Autophagy, 2015; 11: 970-971. review and meta- analysis. Mov Disord. 2014;
Meyer RR, Simpsin MV. Proc Natl Acad Sci USA. 29: 1583-1590.
1968; 61: 130. Rigante D, Cipolla C, Basile U, Gulli F, Savastano MC.
Mistry PK, et al. Gaucher disease: progress and Overview of immune abnormalities in
ongoing challenges. Mol Genet Metab. 2017; 120: lysosomal storage disorders. Immunol. Lett.
8-21. 2017;188: 79-85.
Miyagishima S, Itoh R, Toda K, Kuroiwa H, Kuroiwa Robak LA, et al. Excessive burden of lysosomal
T. Real-time analyses of chloroplast and storage disorder gene variants in Parkinson’s
mitochondrial division and differences in the disease. Brain, 2017; 140: 3191-3203.
behavior of their dividing rings during Rodhin J. Thesis. Stockholm: Karolinska Institutet;
contraction. Planta, 1999; 207: 343-353. 1954.
Nass MMK, Nass S. J Cell Biol. 1963; 19: 593. Rosen SI. The ultrastructural localization of the G-6-P
Nishida K, Yagisawa F, Kuroiwa H, Nagata T, hydrolyzing enzyme activity in Kupffer cells.
Kuroiwa T. Cell cycle-regulated, microtubule- Experientia, 1970; 26(8): 839-840.
independent organelle division in Rouiller C, Bernhard W. Biphys Biochem Cytol. 1956;
Cyanidioschyzon merolae. Mol Biol Cell , 2005; 16: 2: 355.
2493-2502.

90
BAB 3. Sel : Struktur dan Fungsi

Runnstrom L. The Cytoplasm, its structure and role storage diseases. J Biol Chem. 2010; 285: 20423-
in metabolism, growth and differentiation. In: 20427.
Modern Trends in Physiology and Vitner EB, et al. RIPK3 as a potential therapeutic
Biochemistry. Barron ESD Ed. New York: target for Gaucher’s disease. Nat Med. 2014; 20:
Academic Press; 1952. 204-208.
Saftig P. Fabry Disease: Perspectives from 5 Years of Vitner EB, Futerman AH. In: Sphingolipids in
FOS. Mehta A, Beck M, Sunder- Plassmann G. Disease. Handbook of Experimental
Eds. 2006; 21-31. Pharmacology. vol 216. Gulbins E, Petrache I,
Sakai A, Takano H, and Kuroiwa T. Organelle nuclei Eds. Vienna: Springer, 2013; 405-419.
in higher plants: structure, composition, Vitner EB, Farfel- Becker T, Eilam R, Biton I,
function, and evolution. Int Rev Cytol. 2004; 238: Futerman AH. Contribution of brain
59-117. inflammation to neuronal cell death in
Schroder B, et al. Integral and associated lysosomal neuronopathic forms of Gaucher’s disease.
membrane proteins. Traffic, 2007; 8: 1676-1686. Brain, 2012; 135: 1724-1735.
Settembre C, Fraldi A, Medina DL, Ballabio A. Signals Vitner EB, et al. Induction of the type I interferon
from the lysosome: a control centre for cellular response in neurological forms of Gaucher
clearance and energy metabolism. Nat Rev Mol disease. J Neuroinflamm. 2016; 13: 104.
Cell Biol. 2013; 14: 283-296. Wada R, Tifft CJ, Proia RL. Microglial activation
Sidransky E, Lopez G. The link between the GBA precedes acute neurodegeneration in Sandhoff
gene and parkinsonism. Lancet Neurol. 2012; 11: disease and is supressed by bone marrow
986-998. transplantation. Proc Natl Acad Sci USA. 2000;
Sidransky E, et al. Multicenter analysis of 97: 10954-10959.
glucocerebrosidase mutations in Parkinson’s White PR. The Cell as Organism, Tissue Culture,
disease. N Engl J Med. 2009; 361, 1651-1661. Cellular Autonomy and Cellular Interrelations.
Sinclair JH, Stevens B. Proc Natl Acad Sci USA. 1966; In: The Cell. Vol 1. Brachet J, Mirsky AE Eds.
56: 508. New York: Academic Press; 1959.
Sinclair JH, Stevens BJ, Gross N, Rabinowitz M. Wolstenholme DR, David IB. Chromosoma, 1967; 20:
Biochem Biphys Acta, 1967; 145: 528. 445.
Sleat DE, et al. Mass spectrometry- based protein Wong YC, Ysselstein D, Krainc D. Mitochondria-
profiling to determine the cause of lysosomal lysosome contacts regulate mitochondrial
storage diseases of unknown etiology. Mol Cell fission via RAB7 GTP hydrolysis. Nature, 2018;
Proteom. 2009; 8: 1708-1718. 554: 382-386.
Smith D, Wallom KL, Williams IM, Jeyakumar M, Wong K, et al. Neuropathology provides clues to the
Platt FM. Beneficial effects of anti- inflammatory pathophysiology of Gaucher disease. Mol
therapy in a mouse model of Niemann-Pick Genet Metab. 2004; 82: 192-207.
disease type C1. Neurobiol Dis. 2009; 36: 242- Yamaguchi A, et al. Possible role of autoantibodies in
251. the pathophysiology of GM2 gangliosidoses. J
Suzuki Y, Oshima A, Nanba E. In: The Metabolic and Clin Invest. 2004; 113: 200-208.
Molecular Bases of Inherited Disease Vol. 3. Yoshida Y, Kuroiwa H, Hirooka S, Yoshida Y,
Scriver CR, Beadet AL, Valle D, Sly WS, Eds. Fujiwara T, Misumi O, Kawano S, Kuroiwa K.
New York: McGraw Hill; 2001; 3775-3809. Novel mitochondrial division protein ZED
Szklarczyk D, et al. String v10: protein-protein forms the inner complex structure of the
interaction networks, integrated over the tree of mitochondrial division machinery with the ftsz
life. Nucleic Acids Res. 2015; 43: D447-D452. ring as revealed by isolated mitochondrial
division machineries. Curr Biol. 2009; 19: 1491-
Tayebi N, et al. Gaucher disease and parkinsonism: a 1497.
phenotypic and genotypic characterization. Mol Zanoteli E, et al. Muscle degeneration in
Genet Metab. 2001; 73: 313-321. neuraminidase 1-deficient mice results from
Thomas AS, Mehta A, Hughes DA. Gaucher disease: infiltration of the muscle fibers by expanded
haematological presentations and connective tissue. Biochim. Biophys. Acta, 2010;
complications. Br J Haematol. 2014; 165: 427-440. 1802: 659-672.
Todkar K, Ilamathi HS, Germain M. Mitochondria Zunke F, et al. Reversible conformational conversion
and lysosomes: discovering bonds. Front Cell of alpha- synuclein into toxic assemblies by
Dev Biol. 2017; 5: 106. glucosylceramide. Neuron, 2018; 97: 92-107.
Vitner EB, Platt FM, Futerman AH. Common and
uncommon pathogenic cascades in lysosomal

91
BAB 4. Nukleus dan Kromosom

92
BAB 4. Nukleus dan Kromosom

Inti sel atau nukleus pertama kali


Sejak penemuan nukleus sebagai salah satu ditemukan dalam sel tumbuh-tumbuhan oleh
Robert Brown pada tahun 1831. Inti pada sel
organel di dalam sel oleh Robert Brown pada
eukariotik disebut nukleus karena telah
tahun 1831, para ahli sitologi yang lain lebih
memiliki membran inti sel yang disebut
tertarik untuk mengamati adanya perubahan
nukleoplasma. Sedangkan pada sel prokariotik
luar biasa yang dialami oleh nukleus selama
inti sel disebut nukleoid karena inti selnya
siklus hidup sel.
belum memiliki membran inti. Biasanya inti sel
Secara umum, setiap sel pada dasarnya
terletak di tengah-tengah sel dan dikelilingi oleh
memiliki dua periode dalam siklus hidupnya
sitoplasma.
yaitu interfase (tidak mengalami pembelahan)
Berdasarkan penampakan inti dalam sel,
dan pembelahan yang menghasilkan dua sel
terjadi perubahan inti yang bergilir silih
anak). Siklus ini diulang pada setiap generasi
berganti yang berkaitan dengan persiapan
sel, tetapi panjang siklus sangat bervariasi pada
pembelahan sel sehingga merupakan
berbagai jenis sel. Beberapa jenis sel memiliki
fenomena sel disebut siklus sel. Pada siklus sel
siklus hidup yang pendek dan mengalami
terdapat 2 bentuk inti yang berbeda yaitu
pembelahan sel yang sering, sedangkan yang
bentuk interfase dimana inti dalam keadaan
lain memiliki interfase yang mungkin
tidak mitosis tetapi aktif dalam metabolisme
sepanjang umur organisme tersebut seperti
dan bentuk mitosis yaitu sel dalam proses
pada sel saraf. Selama siklus kehidupan ini,
pembelahan yang juga melibatkan inti. Karena
nukleus mengalami serangkaian perubahan
inti mengalami perubahan struktur pada siklus
yang kompleks tetapi sangat teratur dan tetap,
hidup sel, maka pembahasan inti tergantung
di mana selaput inti dan nukleolus menghilang
pada tahap-tahap tertentu dalam siklus
dan zat kromatin menjadi terkondensasi
tersebut. Yang disebut inti biasanya inti dalam
menjadi tubuh yang terwarnai gelap disebut
bentuk interfase sel.
kromosom (dari bahasa Yunani chroma yang
berarti warna dan soma yang berarti tubuh).
Jumlah kromosom adalah konstan atau tetap
untuk satu spesies dan setiap pasangan
kromosom secara umum berbeda secara
morfologis dan fisiologis. Kromosom selalu ada
dalam nukleus. Selama interfase, sel-sel tersebut
tidak terlihat secara umum karena terdispersi
atau terhidrasi dan komponen
makromolekulnya terdistribusi secara acak di
dalam area nukleus.
Penelitian tentang nukleus dan kromosom
tentu saja yang paling menarik dalam sitologi Gambar 4-1 Fotomikroskopis berbagai macam
karena peran fundamentalnya dalam bentuk inti pada fase interfase mitosis
pewarisan dan dalam pengendalian serta
pengaturan sebagian besar aktivitas seluler.
Molekul asam deoksiribonukleat (DNA) dalam
kromosom mengandung sebagian besar
informasi genetik, yang diwariskan dari satu sel
atau individu ke sel atau individu yang lain.

93
BAB 4. Nukleus dan Kromosom

Pada kasus ini dan kasus yang lainnya, ukuran


Nukleus (Inti Sel) inti yang besar berhubungan dengan
4.1 kandungan protein, khususnya jumlah protein
asam. Secara umum dapat dikatakan bahwa
setiap nukleus somatik memiliki ukuran
Morfologi spesifik yang tergantung pada kandungan
Nukleus memiliki karakteristik umum yang DNA dan protein dan berkaitan dengan
ditemukan di semua sel hewan dan tumbuhan aktivitas fungsionalnya selama interfase.
tingkat tinggi yang termasuk eukariotik, Hampir semua sel adalah mononukleat
sedangkan nukleoid ditemukan pada bakteri (berinti satu), tetapi sel binukleat yaitu sel
yang termasuk golongan prokariotik. dengan dua inti seperti pada beberapa sel hati
Bentuk nukleus kadang-kadang dan sel tulang rawan, serta sel polinukleat (sel
berhubungan dengan sel, tetapi mungkin tidak dengan banyak inti, lebih dari dua inti) juga ada.
teratur sepenuhnya tergantung pada jenis Nukleus dari sel-sel polinukleat mungkin
spesiesnya. Pada sel isodiametrik nukleus banyak yaitu hingga 100 dalam polikariosit
berbentuk sferoid, kubus, atau polihedral, sumsum tulang / osteoklas). Pada syncytia,
namun nukleus umumnya berbentuk sferoid. yang merupakan massa protoplasma besar
Pada sel silindris, prismatik atau fusiform yang tidak dibagi lagi menjadi wilayah seluler,
cenderung menjadi elips. Pada sel-sel skuamosa nukleusnya mungkin sangat banyak. Seperti
bentuknya adalah diskoidal. Contoh nukleus halnya dengan serat otot lurik dan ganggang
tak beraturan ditemukan pada beberapa siphonal tertentu, kemungkinan mengandung
leukosit (nukleus berbentuk tapal kuda atau beberapa ratus inti.
multilobat), Infusoria tertentu (nukleus Posisi nukleus bervariasi, tetapi umumnya
moniliformis), sel-sel kelenjar dari banyak karakteristik untuk setiap jenis sel. Nukleus sel
serangga (nukleus bercabang), spermatozoa embrionik hampir selalu menempati pusat sel,
(llips, inti piriform, dan inti lanceolate dan tetapi biasanya menjadi bergeser ketika terjadi
sebagainya, sesuai dengan spesiesnya). Ukuran diferensiasi dan sebagai bagian spesifik atau zat
nukleus bervariasi, tetapi secara umum cadangan yang terbentuk di sitoplasma. Pada
berbanding lurus dengan sitoplasma. sel kelenjar, nukleus terletak di basal sitoplasma
Pada tahun 1905, Boveri telah mencatat atau di bagian dasar.
bahwa, pada larva landak laut (sea urchin),
ukuran nukleus sebanding dengan jumlah
kromosom (ploidi) dan meningkat dari haploid
menjadi diploid dan ke sel tetraploid. Pada
hepatosit (sel hati) yang diamati di bawah
mikroskop cahaya ternyata mudah untuk
mengenali beberapa inti yang lebih besar yang
berhubungan dengan sel tetraploid atau gurita.
Ukuran nukleus adalah minimal ketika
sebagian besar kromatin mengalami
kondensasi, seperti pada limfosit kecil atau
dalam timosit, dan dalam hal ini berhubungan
Gambar 4-2 Fotomikroskopis inti sel
erat dengan kandungan DNA. Dalam ovosit, berbentuk pipih yang menyusun lapisan
nukleus yang sering disebut vesikula terdalam dari arteri sedang (pewarnaan HE,
germinalis, dapat mencapai volume yang besar. pembesaran 400x)

94
BAB 4. Nukleus dan Kromosom

berukuran antara 20 - 30 nm, disebut spatium


perinuclearis. Lapisan dalam membran plasma
dan lapisan luar memiliki kepadatan yang tidak
sama besar, dimana apisan luar kurang padat
dan ditempeli oleh ribosom dengan diameter
±15 nm.
Pada fase awal pembelahan sel mitosis,
lapisan luar nukleoplasma berhubungan
dengan sistem membran yang membentuk
organel bermembran. Lapisan yang
Gambar 4-3 Fotomikroskopis inti sel
berbentuk bulat yang menyusun tubulus menyelubungi organel sel tertentu disusun oleh
uriniferus pada ginjal (pewarnaan HE, lipid. Spatium perinuklearis disusun oleh
pembesaran 400x) bahan yang bersifat amorf. Lapisan dalam
nukleoplasma lebih rata daripada lapisan
luarnya karena banyaknya butir kromatin yang
menempel di lapisan tersebut. Lapisan luar
nukleoplasma berfungsi untuk
mempertahankan bentuk inti dan pori inti
sedangkan lapisan dalam berfungsi memegang
bagian-bagian kromosom saat interfase.

Anak Inti (Nukleolus)


Dengan menggunakan mikroskop cahaya anak
Gambar 4-4 Fotomikroskopis inti sel
inti yang berada dalam inti terlihat seperti
berbentuk oval yang menyusun lapisan
mukosa pada gaster (pewarnaan HE, bangunan yang ukurannya lebih besar
pembesaran 400x) daripada ukuran butir kromatin (gumpalan
kromatin), namun seringkali tidak terlihat jelas.
Selubung Inti
Hanya dengan menggunakan mikroskop
Dengan menggunakan mikroskop cahaya
elektronlah struktur anak inti dapat terlihat
tampak inti dibatasi oleh garis tipis membran.
dengan jelas, seperti anak inti menempel pada
Garis tipis yang membatasi inti tidak dapat
nukleoplasma.
diamati strukturnya secara jelas. Dengan
menggunakan mikroskop elektron barulah
jelas strukturnya. Selubung inti (membrana
nuklearis) disebut nukleoplasma ternyata
tampak dipenuhi butir-butir kromatin yang
menempel pada permukaannya. Adanya butir-
butir kromatin memberikan gambaran garis
tipis membran.
Pada pengamatan dengan mikroskop
elektron selubung inti tampak terdiri atas dua
lapisan membran yang masing-masing
Gambar 4-5 Inti pada pengamatan dengan
mempunyai struktur seperti membran plasma. mikroskop elektron (TEM). Bandingkan
Membran plasma bagian luar dan bagian struktur nukleus dan nukleolus (Sumber:
dalam dipisahkan oleh suatu celah yang https://photos.com/featured/transmission-

95
BAB 4. Nukleus dan Kromosom

electron-micrograph-of-a-nucleus-with-a- berulang-ulang dan berjalan dengan sangat


moderate-amount-of-heterochromatin-and-a- cepat dengan bantuan enzim RNA polimerase
nucleolus-showing-a-distinct-nucleolonema-
don-w-fawcett.html)
I. Potongan DNA yang terbentuk disebut
nucleolar organizer. rRNA diperlukan untuk
Pada pengamatan dengan mikroskop melengkapi komponen ribosom yang ada
elektron terlihat anak inti memiliki gambaran dalam sitoplasma. rRNA yang baru terbentuk
spons karena adanya bagian yang gelap dan dari transkripsi segera dikemas bersama
terang. Bagian yang gelap terdiri dari tiga protein ribosom membentuk ribosom.
komponen yang strukturnya berbeda, Kandungan RNA dalam anak inti tidak selalu
sedangkan bagian yang terang merupakan tetap yaitu berkisar antara 5% - 20%. Protein
bahan-bahan inti yang penyusunnya tidak adalah bahan yang disintesis di ribosom.
banyak. Anak inti memiliki komponen seperti Protein kemudian ditransportasi ke dalam inti
area granuler (pars granulosa), area fibriler (pars untuk dikemas bersama rRNA hasil transkripsi
fibrosa) dan area amorf (pars amorfa). nucleolar organizer. rRNA dibedakan menjadi
Area granuler terdiri dari butir-butir yang beberapa jenis yaitu 18S rRNA merupakan
terbesar dengan ukuran sebesar 15 - 20 nm, rRNA subunit kecil, 40S rRNA, 58S rRNA), 5S
merupakan struktur yang lebih kecil daripada rRNA, 28S rRNA, dan 60S rRNA.
butir kromosom. Area granuler terdapat di
bagian perifer anak inti. Area fibriler disusun
oleh benang-benang dengan diameter 5 - 10 nm,
dan terletak di tengah-tengah anak inti. Karena
area granuler dan area fibriler dicerna oleh
enzim ribonuklease maka kedua area tersebut
mengandung ribosom. Area amorf merupakan
area yang mengandung matriks anak inti
berupa protein yang digunakan untuk
mengikat 2 komponen. Disekitar anak inti
terdapat kromatin yang berbentuk benang
halus setebal 10 nm. Adanya kromatin yang
mengelilingi anak inti menyebabkan warna Gambar 4-6 Bentuk tRNA sebagai daun
semanggi
basofil pada pengamatan dengan (Sumber:https://www.edubio.info/2019/09/
menggunakan mikroskop cahaya pembesaran sintesis-protein-transkripsi-dan.html)
tinggi (1000x).
Seringkali anak inti disebut pula mesin Apabila dikaitkan dengan struktur
pembuat ribosom. Ahli biologi sel menyatakan kromosom pada saat mitosis maka nucleolar
bahwa ribosom terdiri atas rRNA (ribosomal organizer terdapat pada bagian kromosom yang
RNA) dan protein. rRNA berasal dari mengecil disebut kontraksi sekunder yang
transkripsi DNA yaitu potongan DNA yang terletak di dekat satelit. Dengan demikian
ditranskripsi menjadi rRNA. Berlangsungnya jumlah nukleolar organizer menentukan jumlah
transkripsi gen (DNA) menjadi rRNA yang anak inti dalam inti sel. Bahkan kadang-kadang
berjalan terus-menerus menjamin terbentuknya terlihat beberapa anak inti berdekatan sehingga
rRNA. Untuk keperluan tersebut maka pada nampak menyatu. Kandungan protein pada
anak inti memiliki sejumlah potongan DNA anak inti sangat tinggi, yaitu sebagai
untuk ditranskripsi menjadi rRNA secara fosfoprotein dan tidak ditemukan adanya
histon.

96
BAB 4. Nukleus dan Kromosom

sebagai histon. Histon terdiri dari dua unit,


Kromatin masing-masing H2A, H2B, H3, dan H4, yang
Kromatin dapat dilihat di dalam inti sel. menyusun oktamer. Pengaturan kromatin
Dengan pewarnaan rutin HE, kromatin terlihat tidak sama di seluruh genom, dimana
berwarna biru oleh karena adanya molekul pengaturan kromatin mengarah pada
DNA yang menyusun kromatin menyerap zat pembentukan daerah yang lebih padat.
warna tersebut. Untuk setiap jenis sel tampak Pada saat interfase dibedakan dua macam
adanya perbedaan ukuran dan penyebaran kromatin yaitu:
kromatin. Hal ini dikaitkan dengan proses  Heterokromatin (condensed chromatin)
sintesis protein yang sedang berlangsung di adalah kromatin yang terdapat dalam
dalam inti sel. kemasan yang sangat padat, sehingga
Terdapat perbedaan struktur kromatin bentuknya terlihat sangat padat.
pada saat inti berada pada fase interfase dan Pembentukan heterokromatin melibatkan
pada saat mitosis. Pada interfase, kromatin modifikasi histon, pengambilan dan
tampak sebagai butir yang tersebar di seluruh penyebaran yang kompleks, yang
inti tanpa adanya gambaran benang menyebabkan perubahan pada struktur
kromosom. Sebaliknya pada fase mitosis tidak kromatin. Perubahan ini mempengaruhi
tampak gambaran kromatin namun diganti berbagai proses DNA, termasuk
dengan benang kromosom. transkripsi gen. Heterokromatin
menghambat ekspresi gen di dalamnya,
karena strukturnya yang represif.
Heterokromatin dapat dilipat ke dalam
struktur orde yang lebih tinggi, dan
pembentukannya menginduksi
peningkatan supercoiling negatif DNA.
Heterokromatin sangat stabil dalam
Gambar 4-7 Bentuk kromosom, kromatin dan struktur tetapi juga dinamis dan dapat
DNA (Sumber: berubah seiring dengan terjadinya siklus
https://www.sridianti.com/apakah-
sel. Dalam heterokromatin, ada unsur-
perbedaan-kromatin-kromosom.html)
unsur DNA yang disebut penghalang
yang menyebabkan pembentukan
Selanjutnya dinyatakan bahwa butir
kromatin menjadi aktif dan pengecualian
kromatin yang nampak pada fase interfase
bagi nukleosom yang memungkinkan
tidak lain adalah lanjutan benang halus
heterokromatin untuk menyebar. Ada
kromosom yang bergelung. Benang halus
banyak modifikasi kromatin yang dapat
kromosom dengan diameter sekitar 20 - 30 nm
digunakan untuk mengidentifikasi fungsi
tidak dapat diamati dengan menggunakan
heterokromatin. Dalam ragi, histon inti
mikroskop cahaya. Bahan yang menyusun
heterokromatin mengalami hipoasetilasi.
kromosom dan kromatin adalah sama,
Ini membuat residu lisin lebih bermuatan
perbedaannya adalah pada istilah, dimana
positif, yang meningkatkan interaksi
kromosom diperuntukkan bagi kromatin yang
antara histon dan DNA, membuat struktur
membentuk gambaran sebagai lengan halus
nukleosom lebih tertutup. Histon H4-K16
pada saat sel membelah.
kurang memiliki asetilasi dalam
Kromatin terdiri dari 147 pasangan basa
heterokromatin, yang menyebabkan
DNA yang melilit inti protein yang disebut
pelipatan kromatin menjadi pembentukan

97
BAB 4. Nukleus dan Kromosom

struktur yang tinggi. Lebih lanjut kelompok-kelompok dan kromatin terkait


digunakannya struktur kromatin yang nukleolus yaitu kromatin yang terdapat di
tertutup. Heterokromatin juga sekeliling anak inti.
dihipometilasi pada H3-K4 dan K79, yang
menunjukkan bahwa heterokromatin
kurang aktif pada saat transkripsi.
Pembelahan Sel
Silencing complexes (SIR) terdiri dari 4.2
protein Sir2, Sir3, dan Sir4 yang saling
(Mitosis dan Meiosis)
berhubungan satu sama lain untuk
membentuk kompleks. Kompleks SIR Sehubungan dengan inti sel, adalah penting
berperan dalam pembentukan untuk mempelajari tentang pembelahan yang
heterokromatin. Sir2 adalah deasetilase terjadi di dalam sel, yaitu mitosis dan meiosis.
protein yang tergantung pada NAD yang Semua organisme yang bereproduksi
berinteraksi dengan Sir4 dan deasetilase secara seksual berkembang dari satu sel tunggal
lisin dalam histon. Sir3 juga bertindak pada yang disebut zigot. Zigot dihasilkan oleh
berbagai titik dalam kromatin untuk penyatuan dua sel atau fertilisasi sel
menginduksi pembungkaman kromatin. spermatozoa dari jantan dan sel telur dari
Sir4 menginduksi pembentukan kompleks betina. Zigot yang dihasilkan oleh pembuahan
SIR yang mengarah pada pembungkaman berkembang menjadi individu baru dari spesies
lebih lanjut kromatin. DNA dalam yang sama dengan induknya.
heterokromatin kurang dapat digunakan Setiap sel individu dengan pengecualian
dibandingkan eukromatin karena adanya gamet, mengandung jumlah kromosom yang
modifikasi kromatin. sama. Pada sel somatik tanaman atau hewan,
 Eukromatin (extended chromatin) kromosom dipasangkan, satu anggota dari
Eukromatin terdiri dari kromatin yang masing-masing pasangan awalnya berasal dari
terbungkus longgar, sehingga DNA lebih satu induk, anggota lain dari induk lainnya.
mudah digunakan. Modifikasi pada ekor Anggota pasangan kromosom disebut
histon memungkinkan kromatin menjadi homolog, dan biasanya kita berbicara tentang
lebih terbuka. Eukromatin adalah bagian pasangan kromosom homolog ketika merujuk
dari kromatin yang terlibat dalam pada jumlah kromosom suatu spesies. Manusia
transkripsi aktif DNA menjadi mRNA. memiliki 46 kromosom atau 23 pasang, bawang
Karena eukromatin lebih terbuka maka memiliki 8 pasang, katak 11 pasang, nyamuk 3
lebih memungkinkan pengambilan pasang dan sebagainya. Kromosom homolog
kompleks RNA polimerase dan protein masing-masing pasangan adalah sama. Jumlah
pengatur gen, sehingga transkripsi dapat kromosom berasal dari setiap sel yang
dimulai. Terdapat hubungan yang berjumlah diploid yang dipertahankan selama
langsung antara seberapa aktif sel yang pembelahan inti berturut-turut yang terlibat
produktif dan jumlah eukromatin dalam dalam pertumbuhan dan perkembangan
nukleusnya. organisme multiseluler.
Berdasarkan letaknya, kromatin dapat
dibedakan menjadi tiga yaitu: kromatin perifer Mitosis
yaitu kromatin yang berdekatan dengan Sementara pemahaman kita tentang
permukaan nukleoplasma sehingga tampak pengaturan siklus sel sebagian besar
biru dengan pewarnaan HE, butir-butir didasarkan pada studi genetik dalam ragi,
kromatin yaitu kromatin yang membentuk

98
BAB 4. Nukleus dan Kromosom

pengetahuan kita tentang fase M didasarkan Setiap kromosom mengalami


pada lebih dari satu abad penelitian penggandaan beberapa waktu selama interfase
mikroskopis dan biokimia pada hewan dan sebelum proses mitosis dimulai. Pada tahap ini
tumbuhan. Nama mitosis berasal dari kata dan pada kromosom di profase awal muncul
Yunani mitos, yang berarti utas. Nama itu sebagai benang panjang dan ramping. Pada
diciptakan pada tahun 1882 oleh ahli biologi akhirnya, kromosom di profase menjadi batang
Jerman yang bernama Walther Flemming pendek dan padat dengan proses pengemasan
untuk menggambarkan benang seperti spiral. Benang spindel muncul di antara dua
kromosom yang secara misterius muncul di sentriol dan kromosom yang berbaris melintasi
dalam sel-sel hewan tepat sebelum sel tersebut bidang ekuator di lempeng metafase. Pada
terbagi atau membelah menjadi dua. anafase setiap kromosom akan berpisah,
Mitosis adalah proses pembelahan inti di membentuk dua kromosom anakan yang
mana molekul DNA yang direplikasi dari menuju ke kutub yang berlawanan dari sel.
setiap kromosom dengan sepenuhnya Akhirnya, pada telofase, kromosom anakan di
dipisahkan menjadi dua inti. Mitosis biasanya setiap kutub menyelesaikan dirinya menjadi
disertai oleh sitokinesis, yaitu suatu proses di retikulum dan terbentuk dua inti anak.
mana sel yang membelah akan terbagi menjadi Pada mitosis, jumlah kromosom yang
dua, membagi sitoplasma menjadi dua sebenarnya dipertahankan selama pembelahan
kemasan atau bentuk seluler. Dua sel anakan inti berturut-turut. Karena sel-sel somatik
yang dihasilkan dari mitosis dan sitokinesis berasal dari zigot oleh mitosis, maka semuanya
memiliki kandungan genetik yang identik satu mengandung set ganda normal, atau nomor
sama lain dan dengan sel induk dari mana sel diploid (2n), dari kromosom.
anakan tersebut berasal.
Pada saat pembelahan sel, nukleus Meiosis
menjadi teratur sepenuhnya. Mitosis terjadi Jika gamet yaitu sel ovum dan spermatozoa
dalam serangkaian tahap berurutan yang bersifat diploid, maka zigot yang dihasilkan
dikenal sebagai profase, prometafase, metafase, akan memiliki dua kali jumlah kromosom
anafase, dan telofase. Pada sel somatik, nukleus diploid. Untuk menghindari hal ini, setiap
membelah dengan mitosis sedemikian rupa gamet mengalami jenis pembelahan sel khusus
sehingga masing-masing dari dua sel anak yang disebut meiosis, yang mengurangi set
menerima jumlah dan jenis kromosom yang kromosom diploid normal menjadi satu set
persis sama dengan yang dimiliki sel induk. (haploid) tunggal (n). Jadi ketika ovum dan
spermatozoa bersatu dalam pembuahan, zigot
yang dihasilkan bersifat diploid. Proses meiosis
adalah karakteristik dari semua tanaman dan
hewan yang bereproduksi secara seksual dan
berlangsung dalam proses gametogenesis.
Meiosis adalah pengurangan jumlah
kromosom melalui dua pembelahan inti,
pembelahan meiosis pertama dan pembelahan
Gambar 4-8 Pembelahan sel mitosis (Sumber: meiosis kedua, yang hanya melibatkan satu
https://www.gurupendidikan.co.id/mitosis/ pembelahan kromosom.
)
Kepentingan dari proses ini adalah
sederhana. Kromosom-kromosom homolog,
yang dibedakan berdasarkan karakteristik

99
BAB 4. Nukleus dan Kromosom

morfologisnya yang identik, berpasangan karena sebelum pembuahan, produk haploid


secara longitudinal, yang terletak dalam jarak dari meiosis menjalani dua atau lebih
yang dekat, membentuk bivalen. Setiap pembelahan mitosis. Namun, ciri penting dari
kromosom terdiri dari dua filamen spiral yang proses meiosis serupa pada semua tanaman
disebut kromatid. Bivalen dengan demikian dan hewan yang bereproduksi secara seksual.
mengandung empat kromatid dan juga disebut Untuk meringkas, pada mitosis,
tetrad. Dalam tetrad, masing-masing kromatid kromosom mengalami penggandaan sebanyak
dari homolog memiliki pasangan pasangan satu kali untuk setiap pembelahan sel,
tunggal. Bagian-bagian dari kromatid sedangkan pada meiosis penggandaan
berpasangan ini dapat ditukar dari satu kromosom diikuti oleh dua pembelahan sel.
homolog ke homolog lainnya, sehingga Pada mitosis kromosom homolog mengganda
memunculkan bentuk berbentuk silang, yang secara individual dan tidak berpasangan. Pada
disebut kiasmata. Kiasma adalah manifestasi meiosis, kromosom homolog membentuk
sitologis dari genetik yang mendasarinya pasangan, yang kemudian dipisahkan ke
(fenomena yang disebut crossing over atau dalam dua sel anakan dari pembelahan
pindah silang). pertama. Di pembelahan kedua setiap homolog
Pada metafase I bivalen mengatur dirinya membelah dan masuk ke masing-masing dari
sendiri pada benang spindel, dan pada anafase empat sel yang dihasilkan.
I kromosom homolog dan dua kromatidnya
yang berhubungan bermigrasi ke kutub yang
berseberangan. Jadi pada pembelahan meiosis Kromosom
pertama, pasangan-pasangan kromosom yang 4.3
homolog dipisahkan. Setelah interfase yang
singkat, kedua kromatid dari masing-masing
homolog terpisah dalam pembelahan meiosis Dari semua komponen seluler yang diamati
kedua, sehingga empat kromatid asli selama mitosis dan meiosis, kromosom adalah
didistribusikan ke masing-masing dari empat yang paling banyak diteliti oleh para ahli, selain
gamet. Hasilnya adalah empat inti dengan kromatin. Pada tahun 1879, Flemming
hanya satu set (haploid) kromosom. menggunakan kata kromatin untuk batang
seperti badan di nukleus. Kehadirannya
ditunjukkan jauh sebelum diberi nama
kromosom oleh Waldeyer pada tahun 1888.
Empat puluh tahun sebelumnya, ahli botani
yang bernama Hofmeister mempelajari sel
induk serbuk sari tanaman Tradescantia dan
mengambarkan kromosom secara langsung
dari sel tersebut.
Gambar 4-9 Pembelahan sel meiosis (Sumber:
https://www.ck12.org/biology/meiosis/less Sutton dan Boveri pada tahun 1802
on/Meiosis-MS-LS/) menyatakan bahwa badan-badan ini adalah
pembawa partikel pewarisan atau herediter.
Pada laki-laki, keempat sel berkembang Selanjutnya pada tahun Thomas Hunt Morgan
menjadi spermatozoa. Pada perempuan, satu menemukan peran kromosom dalam transmisi
sel berkembang menjadi sel telur, dan tiga karakter herediter.
lainnya menjadi bagian kutub kecil. Sebuah kromosom dianggap sebagai
Pembentukan sel gamet pada tanaman rumit komponen inti yang memiliki pengaturan

100
BAB 4. Nukleus dan Kromosom

khusus, baik dari sisi individualitas maupun berbentuk V. Jenis kromosom yang berbeda
fungsi. Kromosom mampu mereproduksi diri adalah konstan untuk setiap kromosom
dan mempertahankan sifat morfologis dan homolog. Tipe kromosom juga mungkin
fisiologisnya melalui pembelahan sel yang konstan di seluruh spesies atau bahkan genus.
berurutan. Dua parameter umum digunakan selain
bentuk dan panjang total untuk
Morfologi mengkarakterisasi kromosom dalam kariotipe
Karakteristik morfologis kromosom paling baik (seperangkat kromosom tertentu) yang disebut
dipelajari selama pembelahan sel fase metafase indeks sentromerik.
dan anafase. Kemudian kromosom muncul Penting untuk diingat bahwa morfologi
sebagai silinder dan pewarnaan intens dengan kromosom dapat berubah di bawah pengaruh
pewarna dasar dan metode Feulgen. obat-obatan tertentu. Kromosom terdiri dari
Kromosom mudah diamati secara in vivo beberapa bagian antara lain sentromer atau
dengan mikroskop fase kontras dan bersifat kinetokor, dan telomer.
menyerap sinar ultraviolet yang intens pada Sentromer. Sentromer berasal dari dari
panjang gelombang 2600 A. bahasa Yunani meros yang berarti bagian.
Kromosom dapat dipelajari di berbagai Bentuk kromosom ditentukan oleh
jaringan yang memiliki inti sel. Sel di dalam penyempitan primer yang terletak pada titik di
jaringan dibuat sediaan dan diwarnai dengan mana lengan kromosom bertemu. Di dalam
pewarna tertentu untuk melihat kromosom konstriksi adalah zona bening yang
dengan menggunakan mikroskop electron atau mengandung granula kecil, atau bola. Bagian
mikroskop fase kontras. Kelenjar seks, yang jelas ini disebut sentromer atau kinetokor.
meristem tanaman, sel induk serbuk sari atau Secara fungsional berhubungan dengan
jaringan lain dapat dibuat sediaan dan secara gerakan kromosom yang terjadi selama mitosis.
bersamaan difiksasi dan diwarnai dengan Untuk beberapa waktu sentromer
asetat hematoxylin atau asetokarmin. digambarkan sebagai titik penyisipan serat
Penggunaan larutan hipotonik sebelum gelendong. Dalam kromosom Trillium
pengadukan menghasilkan pembengkakan sentromer memiliki diameter 3 µ dan berbentuk
nukleus dan pemisahan kromosom individu bola dengan diameter sekitar 0,2 µ. Biasanya
yang lebih baik. Kromosom manusia mudah setiap kromosom hanya memiliki satu
dipelajari pada apusan sumsum tulang, biakan sentromer (monosentris), namun mungkin ada
leukosit atau jaringan lainnya. Pengamatan dua (disentris) atau lebih (polisentris), atau
semacam itu sangat bermanfaat bagi sentromer dapat berdifusi, contoh seperti
sitogenetika dan patologi. dalam Ascaris megalocephala dan Hemiptera.
Kromosom diklasifikasikan menjadi Struktur sentromer mungkin lebih
empat jenis berdasarkan bentuknya dalam kompleks daripada yang diperkirakan
metafase atau anafase: kromosom telosentrik sebelumnya. Zona tengah mempertahankan
berbentuk batang dan memiliki sentromer yang hubungan kromosom dengan benang spindel.
terletak di ujung proksimal, kromosom Dalam diagram dua kromatid, membentuk
akrosentrik berbentuk batang dan memiliki setiap kromosom metafase, dihubungkan oleh
lengan kecil atau bahkan tidak terlihat, suatu bagian yang memiliki siklus pembelahan
kromosom submetasentrik memiliki lengan khusus. Secara sitokimia telah dibuktikan
yang tidak sama disebut kromosom yang bahwa sentromer mengandung DNA.
berbentuk L dan metasentrik memiliki lengan Telomer. Telomer berasal dari bahasa
yang sama atau hampir sama sehingga Yunani Telo yang berarti jauh. Istilah ini berlaku

101
BAB 4. Nukleus dan Kromosom

untuk masing-masing lengan kromosom. Jika yang membantu replikasi DNA tidak mampu
lengan kromosom patah oleh sinar-X, segmen berfungsi pada potongan ujung DNA. Maka
yang dihasilkan dapat bergabung lagi, sehingga mesin replikasi DNA meninggalkan potongan
kromosom tidak akan berfusi dengan telomer. kecil pada ujungnya (sebagian kecil telomer).
Tampaknya telomer memiliki polaritas untuk Adanya kondisi ini dapat dipahami bahwa
mencegah segmen lain untuk bergabung pada setiap peristiwa replikasi ujung DNA
dengannya. memendek kecuali terdapat mekanisme yang
Pemenang hadiah Nobel Hermann J dapat mengatasi pemendekan.
Muller pernah mengusulkan sekitar 70 tahun
yang lalu bahwa potongan kromosom pada
ujung-ujungnya berperan sangat penting.
Untuk beberapa dasawarsa kemudian dengan
adanya sedikit pengetahuan tentang bagian
ujung lengan kromosom terlihat dengan jelas
bagian tersebut disebut telomer. Kemudian
sekitar 30 tahun yang lalu peneliti mulai
mengungkapkan strukturnya pada beberapa
spesies. Dua puluh tahun yang lalu Robert K
Moyezis dan koleganya berhasil
mengembangkan perangkat penelitian untuk
mengklon bagian kromosom yang masih
merupakan misteri. Pada ujung setiap lengan Gambar 4-10 Kromosom (Sumber:
https://ilmudasar.id/macam-dan-ciri-
kromosom terdapat struktur disebut telomer kromosom/)
yang tidak mengandung gen yang berfungsi
untuk sintesis protein. Pada tahun 1970 struktur Keadaan ini lebih mengkuatirkan jika
telomer telah ditetapkan. Walaupun telomer terjadi pada sel-sel gonad sehingga berakibat
merupakan kepanjangan untaian DNA yang sangat merugikan bagi kelanjutan spesies.
terdiri atas susunan nukleotida namun Tetapi kelompok peneliti Blackburn
potongan ini mempunyai rumus (TTAGGG)n. menemukan bahwa disamping berlangsung
Selain berfungsi untuk melindungi ujung pemendekan untaian DNA telomer pada setiap
lengan kromosom agar ujung-ujungnya tidak pembelahan sel, ternyata sel mampu
saling melekat, telomer juga berfungsi untuk menempelkan nukleotida baru untuk
mengendalikan kemampuan berulang mitosis memperbaiki pemendekan sebelumnya.
sehingga mirip sebagai timer atau pengatur Akhirnya pada tahun 1984 Blackburn dan
waktu bagi sel. Apabila ujung kromosom patah Greider menemukan enzim yang dicari dan
maka kromosom menjadi tidak stabil dengan disebut telomerase.
dampak ujung kromosom saling melekat atau Penemuan telomerase diperkuat oleh Greg
mengalami degradasi. Telomer juga berfungsi B Morin pada sel-sel kanker ganas. Kini telah
untuk melindungi lengan kromosom agar tidak jelas bahwa telomerase terdapat pada semua sel
memendek pada saat sel mengadakan yang berinti. Dengan ditemukan telomerase
replikasi. Semakin memendeknya lengan dalam sel kanker memberikan petunjuk bahwa
kromosom pada suatu saat mengganggu gen telomerase sangat penting untuk
yang terdapat di kromosom. mempertahankan kemampuan proliferasi
Tetapi pada tahun 1972, James D Watson yang tidak terkendali pada sel-sel kanker. Maka
menyatakan bahwa enzim DNA polimerase

102
BAB 4. Nukleus dan Kromosom

kenyataan ini menjadi pemicu untuk menyampaikan informasi genetik atau sifat
memikirkan lebih lanjut bagaimana telomerase sel/organisme. DNA yang terdapat dalam
dapat merupakan sasaran dalam pengobatan kromosom berbentuk dua untaian gugus
kanker. nukleotida yang saling melilit sebagai heliks
ganda. Setiap untaian merupakan rangkaian
Komposisi Kimia Kromatin/ molekul nukleotida dalam bentuk deoksiribo
Kromosom nukleotida sedangkan setiap molekul
Penelitian terhadap komposisi kimia pada inti nukleotida terdiri dari 3 gugus yaitu gugus basa
sel sudah dimulai sejak akhir abad ke-19. diantaranya adenin (A), sitosin (C), timin (T)
Freidrich Miescher (1845-1895) dengan cara dan guanin (G), gugus gula dalam bentuk
yang sangat sederhana meneliti bahan yang deoksiribosa dan gugus fosfat. Dua untaian
diambil dari nanah luka, diketahui bahwa nukleotida dihubungkan melalui ikatan antara
nanah mengandung sisa leukosit yang mati gugus basanya masing-masing dengan
yang didalamnya mengandung bahan inti. ketentuan bahwa basa A mengikat basa T (A-T)
Oleh Miescher nanah tersebut ditambahi getah dan basa G mengikat basa C (G-C).
lambung yang ternyata di dalam getah
lambung terdapat enzim pepsin, yang
kemudian dilakukan analisis kimia. Dari hasil
percobaannya, Miescher dapat menyimpulkan
bahwa nanah mengandung bahan dengan
berat molekul tinggi serta mengandung gugus
fosfat. Penelitian Miescher tidak sampai
pengamatan pada inti sel dan adanya
kromosom di dalam inti sel.
Penelitian yang lebih mendalam pada abad
ke-20 menemukan bahwa di dalam inti sel
selain disusun oleh bahan-bahan kimia juga
Gambar 4-11 Struktur molekul DNA
dijumpai struktur kromosom yang terdiri atas berbentuk heliks ganda
DNA 16%, RNA 12% dan nukleoprotein 72%. (Sumber:https://fikrikamal.com/struktur-
Nukleoprotein terdiri atas berbagai jenis protein dna/)
yaitu protamin, histon, nonhistondan berbagai
Watson dan kawan-kawan dapat
enzim diantaranya DNA polimerase dan RNA
memecahkan rahasia bagaimana DNA terdiri
polimerase.
atas 4 macam gugus nukleotida yang berfungsi
sebagai sumber informasi untuk sintesis protein
DNA dan RNA Dalam sehingga terdapat keanekaragaman yang

4.4 Sistem Penyampaian begitu luas di alam semesta ini. Seperti halnya
Informasi huruf Morse sebagai sandi yang hanya terdiri
atas titik dan garis yang dapat dipakai untuk
menyampaikan informasi sebagai pengganti
Sekitar lebih dari 60 tahun yang lalu James D
huruf abjad sebanyak 23, maka DNA pun yang
Watson dan Crick menemukan bahan inti yang
hanya terdiri atas 4 macam nukleotida mampu
penting yaitu asam nukleat dalam bentuk DNA
berfungsi sebagai sumber informasi pada
dan RNA sebanyak 28%. Dapat dipastikan
sintesis protein. Disini terdapat sedikit
bahwa DNA merupakan molekul yang
perbedaan antara huruf Morse dengan DNA,

103
BAB 4. Nukleus dan Kromosom

bahwa setiap kata dalam DNA hanya terdiri II. Sedangkan gugus sitosin (C) pada untaian I
dari 3 huruf (berbentuk nukleotida) disebut berikatan dengan gugus guanin (G) pada
kodon. Dengan demikian DNA dapat untaian II. Sebelum terjadi proses duplikasi
menyediakan informasi berbentuk sandi kata- maka sebagian ujung molekul DNA
kata sebanyak 43 atau 64 buah (contoh: AAT, mengalami pemisahan dari masing-masing
ACT dan GGG dan sebagainya) untuk sandi untaian pada ikatan gugus basanya. Gugus
sintesis protein. adenin (A) melepaskan ikatannya dari gugus
timin, demikian juga gugus sitosin (C)
melepaskan ikatannya dari gugus guanin (G).
RNA, Sintesis DNA dan Sintesis RNA Dengan terpisahnya kedua untaian tersebut
Molekul RNA merupakan untaian molekul maka sebagian untaian yang terlepas berfungsi
nukleotida yang bentuknya komplementer sebagai pola untuk pembentukan untaian DNA
dengan molekul DNA yang mempunyai baru.
berbagai kepentingan yang digunakan untuk Sintesis semua jenis RNA seperti juga
sintesis protein. Perbedaan mendasar RNA sintesis DNA menggunakan pola yang telah
terhadap DNA pada strukturnya yaitu ada pada DNA sehingga prosesnya seperti
berbentuk satu untai, gugus basa yang terdiri sintesis DNA juga. Pembentukan untaian baru
dari adenin (A), sitosin (C), guanin (G) dan mengikuti pola sebagaimana biasanya yaitu
urasil (U) serta gugus gula ribosa yang tidak untuk nukleotida dengan basa T terbentuk
dibungkus oleh protein. Pada umumnya nukleotida dengan basa A, sedang nukleotida
dikenal 4 jenis molekul RNA dengan dengan basa C terbentuk nukleotida dengan
perbandingan mRNA sebanyak 5%, tRNA basa G demikian seterusnya. Dengan demikian
sebanyak 20%, rRNA sebanyak 75%, dan masing-masing untaian DNA aslinya yang
snRNA (small nuclear RNA) dalam SNURP. terpisah membentuk DNA baru yang masing-
tRNA sebagai bagian ribosom terdiri atas masing terdiri dari 2 untaian dengan urutan
beberapa jenis dengan panjang nukleotida gugus nukleotidanya tidak berbeda dengan
berbeda yaitu rRNA 28S, rRNA 18S, rRNA 5.8S urutan aslinya.
dan rRNA 5S.
Kromosom terdiri dari dua belahan yang
Pengemasan DNA Dalam Inti
disebut kromatid. Pada tahap anafase dalam
Sesuai dengan tahap siklus hidupnya, sel
mitosis, kromatid terpisah yang selanjutnya
dibedakan menjadi fase mitosis (M) dan
menjadi kromosom yang mandiri dalam setiap
interfase. Sel pada tahap interfase mempunyai
sel anakan sebagai hasil pembelahan. Persiapan
kegiatan melaksanakan tugas yang sesuai
untuk pembelahan sel juga termasuk
dengan fungsi atau spesifitasnya pada
pembelahan DNA (sintesis DNA/duplikasi)
kedudukannya dalam organisme. Dengan
sudah dimulai sejak interfase yaitu pada fase
begitu banyaknya tugas sel dalam organisme
sintesis (S) pada siklus sel.
dapatlah dimengerti apabila kegiatannya diatur
Karena gen mempunyai dasar kimia DNA
oleh inti melalui informasi yang disampaikan
maka duplikasi terjadi pada seluruh untaian
dalam bentuk sandi. Sumber informasi
DNA. Adanya 2 untaian DNA yang saling
tersimpan dalam DNA yang sangat panjang
bersifat komplementer maka masing-masing
ukurannya dan tidak bercabang.
untaian memberikan informasi yang berbeda.
Ditinjau dari panjang rentangan dan
Urutan nukleotida pada kedua untaian tidak
volume molekul DNA maka ukuran molekul
sama. Gugus adenin (A) pada untaian I
harus cukup dimuat dalam inti berdiameter 5
berikatan dengan gugus timin (T) pada untaian
µm. Itulah sebabnya diperlukan mekanisme

104
BAB 4. Nukleus dan Kromosom

pengemasan tertentu agar DNA dapat beberapa fungsi struktural dan regulasi lainnya
menempati inti secara padat tanpa sebagaimana di dalam sel. Fungsi utama
mengganggu fungsinya. Ternyata panjang protein nonhiston adalah pemadatan kromatin
untaian DNA tidak sama untuk spesies yang dalam kromosom dan pengaturan kromosom
berbeda. di dalam nukleus.
Pada makhluk multiseluler seperti Sebaliknya protein histon hanya terdiri atas
manusia walaupun setiap sel mempunyai beberapa jenis saja walaupun jumlahnya
jumlah informasi genetik yang sama namun sendiri sangat banyak (pada sel mencapai 60
oleh karena terdapat spesialisasi fungsi sel juta salinan atau kopi). Protein histon disebut
maka masing-masing jenis sel memilik sebagai komponen protein utama kromatin.
informasi genetik yang tidak sama. Mengingat Protein ini memberikan struktur penting untuk
hal tersebut maka pengaturan untaian menggerakkan DNA dan mengurangi
nukleotida pada inti harus disesuaikan dengan panjangnya untuk membentuk kromatin.
fungsi sel. Agar gen dapat berfungsi maka Protein histon bertindak sebagai kumparan
bagian DNA yang digunakan sebagai sumber dimana DNA berputar dan menstabilkan. Oleh
informasi genetik harus tetap terentang karena itu, mereka sangat penting dalam
sedangkan potongan lainnya disusun secara mengatur kromosom dan mengemas materi
padat dalam inti sebagai kromatin. genetik di dalam nukleus. Jika protein histon
Histon adalah protein yang ditemukan tidak ada, kromosom tidak akan ada dan DNA
pada inti sel eukariota yang terbungkus DNA, yang terbongkar akan merenggang menjadi
yang kemudian bersama DNA menyusun panjang sehingga membuat mereka sulit
struktur nukleosom. Mekanisme penempatan ditemukan di dalam nukleus.
untaian nukleotida secara padat masih dapat Protein histon bekerja dengan protein
berfungsi pada potongan tertentu dapat nonhiston untuk menstabilkan struktur DNA.
dilakukan berkat adanya protein pengikat Kehadiran protein nonhiston sangat penting
dinamakan histon. Biasanya protein pengikat untuk fungsi protein histon. Protein histon
DNA pada sel eukariotik dikelompokkan menjadi molekul protein inti untuk
menjadi protein histon dan protein non histon. membentuk nukleosom yang merupakan unit
Protein nonhiston terdiri dari ratusan atau dasar kromatin. Nukleosom terdiri dari
ribuan jenis protein dengan berbagai fungsi delapan protein histon dan DNA.
misalnya enzim untuk kepentingan transkripsi Pembentukan nukleosom dilakukan oleh
atau yang diperlukan pada saat pembelahan protein histon yang berfungsi sebagai
sel. Protein nonhiston adalah jenis protein lain kumparan untuk DNA berputar. Protein histon
yang terkait dengan DNA dalam struktur juga terlibat dalam regulasi gen, disamping
kromatin, yang berfungsi menyediakan berfungsi membantu mengendalikan ekspresi
struktur perancah pada DNA. Protein non gen. Protein histon sangat dilindungi pada
histon bersama dengan protein histon berfungsi spesies, tidak seperti protein nonhiston.
untuk mengatur kromosom di dalam nukleus. Sesungguhnya histon sendiri dapat
Ketika histon dikeluarkan dari kromatin, dikatakan mempunyai massa yang hampir
protein yang tersisa disebut protein nonhiston. sama dengan DNA yang diikatnya. DNA yang
Contoh protein nonhiston antara lain protein diikat oleh histon menurut sejarah disebut
perancah, heterokromatin protein 1, DNA kromatin. Histon berukuran kecil apabila
polimerase, polycomb, dan protein motor dibandingkan dengan DNA. Oleh karena
lainnya. Selain berperan sebagai protein histon banyak mengandung asam amino yang
perancah, protein nonhiston juga memiliki bermuatan positif maka muatan positif sangat

105
BAB 4. Nukleus dan Kromosom

membantu keeratan ikatan dengan DNA tanpa benang setebal 30 nm tersusun dalam beberapa
tergantung pada jenis basa yang menyusunnya. lipatan.
Fungsi protein pengikat DNA dalam
mengatur penempatan dalam inti dilakukan
secara bertingkat. Tingkat pertama adalah
DNA dikemas dalam satuan berbentuk cakram
dengan diameter sebesar 11 nm disebut
nukleosom. Nukleosom dijumpai pada semua
kromosom eukariota. Setiap nukleosom
dihubungkan atau dikemas oleh potongan
DNA penghubung sebanyak 60 pasang basa
membentuk untaian nukleosom mirip untaian
kalung mutiara. Ukuran rata-rata molekul
protein terdiri atas 400 asam amino dengan
berat molekul sebesar 50.000 dalton.
Gambar 4-12 Struktur nukleosom (Sumber:
Pengemasan terjadi dengan cara pelilitan DNA https://learniseasy.com/fungsi-nukleus-
di sekeliling sumbu nukleosom, yang struktur-pengertian-penyusun/#)
merupakan oktamer protein basa berukuran
kecil yang disebut histon sumbu. Protein histon Penguraian DNA dari Kemasan
sumbu bersifat basa atau bermuatan positif DNA dalam bentuk kemasan tidak mudah
karena banyak mengandung asam amino ditranskripsi, maka sebelum ditranskripsi
arginine dan lisin. Ada empat macam histon potongan DNA yang diperlukan untuk sintesis
sumbu yang menyusun nukleosom yaitu H2A, protein perlu diuraikan dari bentuk kemasan.
H2B, H3 dan H4. Keempat macam histon ini Pada proses transkripsi atau replikasi DNA
berada dalam bentuk octamer karena msing- diperlukan potongan DNA sebagai pola
masing terdiri atas dua molekul. Selain itu, transkripsi (sintesis RNA) atau pola replikasi
terdapat satu jenis histon lagi yang disebut H1 DNA (sintesis DNA) yang bebas dari molekul-
yang letaknya tidak di sumbu nukleosom molekul histon atau tidak dikemas. Sebelum
melainkan di bagian tepi nukleosom. Dengan proses transkripsi atau replikasi DNA, kemasan
adanya molekul H1 ini menyebabkan ukuran DNA harus diuraikan potongan demi
nukleosom menjadi lebih besar 20 pasangan potongan pada beberapa tempat dan proses
basa (pb) dan disebut kromatosom. transkripsi atau replikasipun dilakukan pada
Untuk protein dengan susunan asam tempat-tempat yang telah dibuka kemasannya
amino demikian dibutuhkan susunan DNA (gelembung replikasi).
sebanyak 400 x 3 pasang basa (tanpa
memperhitungkan urutan intronnya) sebagai Susunan DNA Dalam Kromosom
sumber informasi genetiknya atau mencakup 6 DNA pada sel yang sedang mitosis tidak
nukleosom (1200 : 200). Dengan asumsi bahwa diperlukan ekspresi gennya atau dengan kata
kromosom sel haploid manusia tersusun oleh 3 lain pada saat mitosis tidak berlangsung sintesis
x 109 pasang basa DNA maka seluruhnya protein. Untuk mempermudah proses
terdapat 1.5 x 107 nukleosom. Tingkat kedua pembelahan sel serta kondisi tanpa
adalah nukleosom disusun menjadi benang mengganggu kedudukan genom selama
kromatin setebal 30 nm oleh histon 1. Untuk proses pembelahan sel serta tidak ada
menyesuaikan dengan ruang inti yang terbatas, gangguan terhadap urutan nukleotida
padauntaian DNA dalam inti sel anakannya.

106
BAB 4. Nukleus dan Kromosom

Sebelum proses mitosis diperlukan Sel-sel eukariotik mengalami siklus melalui


pengemasan yang lebih efisien dalam bentuk pembelahan sel. Sel yang tidak dalam periode
kromosom. Kromosom adalah struktur benang mitosis mempunyai inti interfase, sedang sel
atau lengan halus yang mulai nampak pada dalam periode pembelahan menunjukkan
waktu sel mempersiapkan diri untuk gambaran lengan kromosom. Terdapat
membelah. Proses mitosis dan meiosis perbedaan mendasar antara penampilan inti
melibatkan pembentukan struktur kromosom padaperiode mitosis dan interfase. Penampilan
yang berbeda dengan amitosis. Pada mitosis inti pada periode interfase selain dibatasi oleh
jumlah kromosom dalam sel anak tetap sama membran inti, DNA disusun dalam bentuk
sedangkan pada meiosis jumlah kromosom untaian butir kromatin yang menempati
menjadi setengahnya (haploid). Meiosis hanya seluruh ruangan inti. Hal ini berarti bahwa
berlangsung pada sel telur dan spermatozoa untaian DNA dikemas tidak terlalu padat.
organisme tingkat tinggi. Susunan butir kromatin didasarkan pada
Selama persiapan dan pembelahan sel kebutuhan kegiatan sel pada interfase yang
tampak perubahan inti dan kromosom menggunakan potongan DNA tertentu untuk
didalamnya secara bertahap sehingga pola sintesis protein yang dimulai dengan
padamitosis dapat dibedakan berturut-turut transkripsi.
yaitu tahap profase, metafase, anafase dan Susunan kepadatan pengemasan untaian
telofase. Selama berlangsungnya mitosis, DNA harus memenuhi kebutuhan sel.
membran inti menghilang. Untuk kepentingan Kemasan dibuat agar tidak terjadi kekusutan
analisis kromosom dalam sitogenetika, untaian DNA yang sangat panjang yang
kromosom pada tahap metafase yang diamati. ditempatkan dalam ruangan inti yang terbatas.
Pada umumnya sel mempunyai sifat Di lain pihak tidak mempersulit penguraian
fisiologi yang menandakan kehidupannya kemasan jika dibutuhkan. Potongan DNA yang
yaitu iritabilitas, konduktivitas, kontraktilitas, diaktifkan untuk sintesis protein dalam waktu
absorbsi dan asimilasi, ekskresi dan sekresi, singkat diurai dari bentuk padat agar dengan
tumbuh dan membelah diri. Pada makhluk mudah dapat dilakukan proses transkripsi.
multiseluler beberapa sifat kadang-kadang Sebaliknya pengemasan untaian DNA
ditunjukkan lebih menonjol oleh sel tertentu pada saat pembelahan sel harus dipersiapkan
atau sebaliknya lebih melemah terhadap sifat agar unsur genetik dapat dibagi sama antara 2
yang lainnya sehingga sel dalam tubuh anak sel hasil pembelahan. Sedang dalam
mengadakan pengkhususan fungsinya. periode interfase pembentukan DNA baru
Hal ini bukan berarti bahwa setiap jenis sel dilakukan yaitu pada fase S untuk persiapan
dalam tubuh berbeda urutan atau susunan mitosis. DNA baru yang dibentuk pada fase S
genomnya. Sel dalam tubuh berasal dari proses interfase menggelung secara terpisah
pembelahan sel yang berawal dari sel zigot membentuk kromatid walaupun masih
semuanya mempunyai genom yang sama. dihubungkan melalui sentromer. Penampilan
Kekhususan masing-masing sel dalam tubuh inti pada periode mitosis berbeda dengan
disebabkan oleh adanya aktivasi gen dalam periode interfase yaitu menghilangnya
kromosom tidak sama dengan sel dari jenis lain membran inti dan munculnya kromosom.
yang fungsinya berbeda. Namun sebagian Kromosom tidak lain adalah bentuk
besar sel dalam tubuh masih mempertahankan pengemasan lain dari struktur kromatin.
kemampuan metabolismenya walaupun tidak Perubahan inti dapat diamati selama proses
sama intensitasnya. mitosis mulai dari profase sampai metafase.

107
BAB 4. Nukleus dan Kromosom

Lengan kromosom diselubungi oleh disusun menurut ukuran dan letak


berbagai jenis molekul termasuk sentromernya.
ribonukleoprotein. Pembentukan kromosom Warna yang mengikat nukleotida seperti
dari susunan kromatin juga dilakukan dengan ikatan pasangan A-T, memberikan pita
bertingkat seperti halnya dengan cara yang G karena juga mengikat warna Giemsa.
dilakukan oleh DNA membentuk kromatin. Kromosom kelamin pada perempuan
Pemadatan benang kromatin dilanjutkan berbentuk sepasang kromosom X (XX) dapat
sampai fase mitosis. Dengan lipatan kromatin diidentifikasi pada interfase dengan
yang begitu padat maka selama proses mitosis menggunakan mikroskop cahaya sebagai suatu
tidak mungkin terjadi transkripsi DNA menjadi noktah yang menempel pada membran
mRNA. nuklearis disebut Badan Barr atau sebagai bola
Pada sel manusia terdapat 23 pasang kecil yang menyerupai ujung pemukul
lengan kromosom. Metode sitologi yang genderang pada inti sel neutrofil. Apabila
dikembangkan sejak 1970 telah mampu kromosom manusia diamati pada awal mitosis
mengidentifikasi masing-masing kromosom dapat dibedakan adanya sekitar 2000 pita
dalam sel. Beberapa metode termasuk teknik melintang yang memiliki banyak pasangan A-
yang menggunakan warna yang dapat T dalam DNA. Pita-pita yang berdekatan
berpendar apabila mengikat jenis-jenis urutan menyatu membentuk pita yang lebih lebar
DNA. Walaupun warna ini mempunyai pada tahap lebih lanjut.
spesifitas yang sangat rendah namun Banyak yang belum memahami
penggunaan teknik ini menghasilkan bagaimana benang DNA melipat-lipat dalam
gambaran garis melintang dalam kariotipe. kromosom khususnya dalam kaitannya
Pengemasan untaian DNA dapat dengan pembentukan gambaran pita
memberikan gambaran garis melintang pada melintang pada pewarnaan khusus kromosom.
pewarnaan kromosom sehingga dapat Pita standar kariotipe manusia yang diambil
dimanfaatkan untuk analisis kromosom dari metafase keseluruhannya menunjukkan
padasitogenetika. Gambaran lengkap seluruh sebanyak 850 pita. Garis atau pita yang paling
kromosom dalam periode mitosis khususnya tipis diperkirakan mengandung sekitar 30
pada metafase disebut kariotipe. Kariotipe bagian lipatan yang diduga mengandung
manusia normal memiliki 23 pasangkromosom sejuta nukleotida yang menyusun untaian
termasuk sepasang kromosom kelamin yang DNA.

Studi Kasus 4.1: Telomer, Aging, Karsinogenesis

Kemajuan teknologi saat ini sedang banyak digunakan oleh para ahli untuk memerangi
penuaan
‘ dini (aging). Berbagai macam sel dikembangkan termasuk stem cell untuk
menciptakan sel yang mudah beregenerasi dan memperlambat terjadinya penuaan. Dini,
seorang mahasiswa kedokteran terkejut ketika dosennya mengatakan bahwa salah satu
bagian kromosom yang disebut telomer dapat menyebabkan terjadinya aging yang
lebih cepat, bahkan dapat menyebabkan kanker. Salah satu dasar teori mengatakan
bahwa penyebab aging maupun kanker adalah adanya aktivitas enzim yang terdapat
di dalam telomer yang disebut telomerase. Jadi apabila ditemukan bahan obat yang
dapat menghambat aktivitas telomerase maka akan dapat menghambat bahkan
mencegah terjadinya aging maupun penyakit kanker.

108
BAB 4. Nukleus dan Kromosom

Telomer adalah struktur nukleoprotein khusus RNA untuk sintesis DNA telomerik.
yang terletak di ujung linier kromosom Pengamatan terbaru menunjukkan bahwa
eukariotik, yang berfungsi untuk: 1) menjaga panjang telomer berperan penting dalam
agar antar kromosom tidak saling berlekatan, 2) pembentukan tumor pada manusia dan
untuk menjaga keutuhan genom (materi penuaan. Pada sel somatik, telomerase
genetik) selama perkembangan sel, 3) untuk tampaknya tidak aktif sehingga telomer
melindungi DNA dari kerusakan, 4) untuk semakin pendek pada setiap putaran replikasi,
replikasi DNA sehingga telomer berperan yang menyebab-kan ketidakstabilan
dalam mempertahankan kestabilan kromosom kromosom dan penuaan. Menariknya, telomer
pada setiap pembelahan sel. Telomer akan manusia memendek sekitar 50 pasangan basa
memendek setiap kali terjadi pembelahan sel. (bp) per tahun, maka panjang telomer telah
Pada panjang tertentu, sel akan berhenti berkorelasi dengan penuaan manusia. Pada
membelah disebut sel yang menua yang beberapa tumor manusia, telomerase entah
selanjutnya akan mati. bagaimana diaktifkan kembali, menghasilkan
Telomer pertama kali dinamai oleh pemeliharaan panjang telomer, dan telah
ilmuwan yang bernama Hermann Muller berspekulasi bahwa ini dapat menimbulkan
pada tahun 1938. Muller melakukan penelitian keabadian sel. Jelas, pemahaman tentang
pada lalat buah, yang dipapar menggunakan struktur dan fungsi telomer dan protein yang
sinar-X untuk memecah kromosom, sehingga terkait dengannya memiliki implikasi medis
menghasilkan mutan lalat buah. Mutan yang yang penting.
ditemukan sering memiliki fragmen Mengapa seorang ilmuwan ingin
kromosom yang bergabung kembali. Namun, mempelajari telomer? Pemeliharaan telomer,
ternyata fragmen kromosom yang bergabung yaitu struktur yang ada di ujung kromosom
kembali tidak terdapat di antara dua ujung linier, adalah mekanisme biologis mendasar
kromosom bebas alami atau antara satu ujung dari semua sel eukariotik, dari protozoa ke
yang rusak dan satu bebas. Barbara manusia. Pemendekan telomer secara bertahap
McClintock melakukan pengamatan dengan setelah setiap pembelahan sel akhirnya dapat
mempelajari kromosom pada jagung. Muller menyebabkan hilangnya kapasitas
menyebut ujung bebas alami kromosom pembelahan seluler dan kematian sel, dan
sebagai “telomer. Telomer dengan demikian berkontribusi pada ketidakstabilan genom
berperilaku yang berbeda dari ujung yang merupakan suatu karakteristik dari
kromosom yang rusak oleh karena karena kanker. Telomer dan telomerase, enzim yang
mengalami refraktori terhadap mesin menambahkan nukleotida ke ujung telomer,
molekuler yang bergabung dengan ujung yang telah dikaitkan dengan kejian penuaan (aging)
rusak. dan penyakit yang ada hubungannya dengan.
Struktur telomer penting untuk stabilitas Selanjutnya, gaya hidup dan keadaan
kromosom dan merupakan tempat terjadinya psikologis yang semakin meningkat dikaitkan
rekombinasi dan transkripsi diam. Telomer dengan panjang telomer dan perubahan
juga tampak berpartisipasi dalam kaitannya aktivitas telomerase. Dengan demikian,
dengan kromosom dan pengaturannya di panjang telomer dan aktivitas telomerase
dalam inti sel. DNA telomer ditambahkan muncul sebagai biomarker atau penanda
secara terpisah dari proses sintesis DNA yang biologis yang baru untuk penuaan sel dan
normal oleh enzim transkriptase balik khusus dapat berfungsi sebagai tanda pengganti untuk
telomer yang disebut telomerase. Telomerase faktor-faktor yang berkontribusi terhadap
itu sendiri mengandung template atau cetakan penuaan dan penyakit terkait penuaan. Karena

109
BAB 4. Nukleus dan Kromosom

itu, para ilmuwan tertarik dalam memahami menentukan panjang telomer dalam kondisi
awal timbulnya penyakit yang terkait dengan yang berbeda.
penuaan, serta umur panjang, yang Kemungkinan bahwa penuaan seluler
kemungkinan ingin memasukkan pengukuran dikaitkan dengan penuaan organisme yang
ini pada kejadian penuaan sel. konsisten dengan pengamatan secara in vivo,
Urutan DNA pada telomer pertama dimana sel-sel tua yang menumpuk
ditentukan dari mini kromosom yang merupakan penanda terjadinya penuaan atau
melimpah dari protozoa bersilia Tetrahymena aging. Apakah penuaan yang disebabkan oleh
thermophila. DNA telomerik ini terdiri dari replikasi telomer relevan dengan penuaan yang
sekitar 50 pengulangan tandem dari urutan terjadi pada organisme masih dalam
TTGGGG, dengan masing-masing 3 '-OH perdebatan. Namun, beberapa bukti sangat
ujung DNA kromosom dupleks menjadi untai menunjukkan adanya hubungan antara
yang kaya G. Sejak itu, urutan telomerik dari disfungsi telomer dan penuaan, serta penuaan
banyak organisme telah ditentukan, termasuk dengan penyakit. Pertama, banyak studi klinis
organisme dari banyak spesies seperti ragi, yang dilakukan menghubungkan panjang
tanaman, ciliata, burung, dan mamalia. pendek telomer dalam sel darah putih
Telomer manusia mengandung 5 hingga 10 kb (khususnya, sel mononuklear darah tepi) untuk
pengulangan TTAGGG, sedangkan strain tikus penyakit yang berkaitan dengan penuaan atau
Mus musculus memiliki telomer lebih dari 40 kondisi praklinis penyakit. Daftar pendeknya
hingga 80 kb panjang urutan yang sama termasuk peningkatan angka kematian dari
dengan manusia. Yang menarik, lalat buah penyakit kardiovaskular dan penyakit
Drosophila melanogaster yang digunakan oleh menular, koronerateros-klerosis, infark
Muller menemukan sifat-sifat yang tidak biasa miokard prematur, vaskulardemensia,
dari telomer yaitu tidak memiliki urutan hipertensidengan ateros-klerosis karotis, usia
telomerik berulang karakteristik kanonik terkait stenosis aorta kalsifikasi, meningkat
kebanyakan eukariota. Sebaliknya, telomer tekanan nadi, obesitas dan merokok, penyakit
Drosophila mengandung susunan elemen Alzheimer dan resistensi insulin,
retrotransposon yang secara evolusi ada prakliniskondisi untuk diabetes.
hubungannya dengan retrovirus seperti virus Kedua, bukti untuk penuaan seluler
HIV. Namun demikian, telomer di Drosophila secara in vivo telah ditemukan pada jaringan
masih dilindungi agar tidak dikenali sebagai pasien yang menderita kardiovaskular.
ujung yang rusak. Pemendekan telomer dipercepat pada kejadian
Telomer disusun menjadi DNA tingkat aterosklerosis dan telomer lebih pendek terliht
tinggi yang mengandung protein kompleks pada kejadian arteri koroner. Begitu pula
oleh pengikatan beberapa protein telomer. dengan sel endotelial yang diduga menjadi
Bukti untuk struktur orde lebih tinggi yang salah satu ciri terjadinya penuaan dapat diamati
disebut T - loop telah ditemukan, di mana 3' pada aterosklerosis manusia dan sel otot polos
overhang dari ujung telomerik yang pembuluh darah dengan sel-sel di daerah yang
dimasukkan ke dalam bagian telomer pada sakit mengandung telomer yang lebih pendek
urutan untai ganda untuk membentuk struktur daripada di daerah yang tidak mengalami
lingkaran. Secara keseluruhan, struktur tingkat penyakit tersebut.
tinggi ini melindungi telomer kerusakan di Ketiga, penelitian secara in vitro dengan
bagian ujungnya. Selain itu, tindakan bersama sel-sel yang dikultur telah menghasilkan
dari protein telomer dan faktor lainnya dapat beberapa aspek penuaan seluler secara in vivo
terhadap penyakit kardiovaskular. Secara

110
BAB 4. Nukleus dan Kromosom

singkat, rangsangan dan kondisi yang normal, telomer yang pendek menginduksi
mempengaruhi endotel dan vaskular terhadap replikasi sel yang menua, respon yang terjadi
fungsi sel otot secara in vitro tampaknya adalah kerusakan DNA yang bergantung p53
berkorelasi dengan pemeliharaan panjang yang terjadi pada saat siklus sel, yang berfungsi
telomerase dan telomer, dimana diketahui sebagai mekanisme antitumor. Peristiwa
bahwa stres oksidatif dapat mengurangi langka terjadinya inaktivasi p53
aktivitas enzim telomerase dan mempercepat memungkinkan sel untuk mem-bypass telomer
pemendekan telomer pada endotel dan pendek - penangkapan yang diinduksi, yang
pembuluh darah, sedangkan hipoksia dan dikenal sebagai M1, dan berlanjut untuk
antioksidan dapat menginduksi aktivitas tumbuh. Pemendekan telomer lebih lanjut
telomerase dan menyebabkan proliferasi. mengarah ke penangkapan siklus sel yang
Selanjutnya, ekspresi yang berlebih dari disebut M2. Pada M2, sebagian besar sel mati
aktivitas telomerase dalam sel endotel dan karena apoptosis, tetapi beberapa dengan cara
pembuluh darah dapat memperpanjang mengaktifkan kembali telomerase, sehingga
proliferasi rentang hidup dan meningkatkan dapat menjadi sel kanker.
sifat fungsional sel. Uji klinis terbaru juga mengaitkan telomer yang
Keempat, bukti yang paling meyakinkan pendek dengan penyakit yang dapat
untuk peran telomer dan aktivitas telomerase diwariskan dari orang tua kepada anaknya.
pada penuaan dan penyakit yang Pada beberapa kasus, sel bukal dapat menjadi
berhubungan dengan penuaan berasal dari faktor risiko yang lebih besar untuk berbagai
kajian tentang penyakit genetik dyskeratosis jenis kanker, termasuk kandung kemih, kepala
congenita dan penyakit terkait lainnya. dan leher, kanker paru-paru, payudara dan
Masa hidup pada sel somatik adalah ginjal. Tidak jelas apakah pendeknya telomer
terbatas khususnya pada organisme dalam sel bukal mencerminkan kecenderungan
multiseluler yang mana telah disebutkan genetik untuk kanker dan faktor lingkungan
ssebagai mekanisme antitumor untuk yang berkontribusi pada risiko kanker yang
mencegah akumulasi mutasi yang mengarah tinggi (seperti stres oksidatif dan peradangan
ke kanker. Namun, sekresi faktor pemicu kronis).
kanker oleh sel-sel yang sudah mulai menua
dapat menjadi pemicunya. Oleh karena itu, Ringkasan
tidak pasti apakah replikasi penuaan, yang  Setiap sel pada dasarnya memiliki dua
disebabkan oleh telomer yang sangat pendek, periode dalam siklus hidupnya yaitu
adalah mekanisme terjadinya kanker pada interfase (tidak mengalami pembelahan) dan
manusia. Aktivitas telomerase sangat penting pembelahan sel yaitu mitosis yang
untuk pertumbuhan tumor karena pada lebih menghasilkan dua sel anak.
dari 90% manusia dengan kanker, aktivitas  Inti sel atau nukleus pertama kali ditemukan
telomerasenya menjadi diregulasi selama dalam sel tumbuh-tumbuhan oleh Robert
tumorigenesis, sedangkan sisanya mengadopsi Brown pada tahun 1831. Sel yang tergolong
dalam sel eukariotik mempunyai inti yang
jalur rekombinasi untuk mempertahankan
jelas karena bahan-bahan inti dibatasi oleh
panjang telomernya.
selubung inti disebut nukleoplasma.
Padahal sel kanker sering memiliki
 Pada sel prokariotik karena tidak
telomer yang lebih pendek dari sel normal yang
mempunyai selubung inti maka bahan-
ada didekatnya. Dapat merupakan suatu
bahan inti terdapat dalam sitoplasma
model untuk tumorigenesis, meskipun tidak bersama dengan organel disebut nukleoid.
terbukti pada manusia, bahwa dalam sel

111
BAB 4. Nukleus dan Kromosom

 Heterokromatin yaitu benang kromatin kromosom pada suatu saat mengganggu gen
bergelung sehingga terlihat sebagai butir yang terdapat di kromosom.
kromatin.  Setiap kata dalam DNA hanya terdiri dari 3
 Eukromatin yaitu benang kromatin yang huruf (berbentuk nukleotida) disebut kodon.
tidak bergelung sehingga sulit terlihat pada Dengan demikian DNA dapat menyediakan
saat interfase. informasi berbentuk sandi kata-kata
 Di dalam sel hati dibedakan tiga macam butir sebanyak 43 atau 64 buah (contoh: AAT, ACT
kromatin berdasarkan letaknya yaitu dan GGG dan sebagainya) untuk sandi
kromatin perifer yaitu kromatin yang sintesis protein.
berdekatan dengan permukaan dalam  Histon adalah protein yang ditemukan pada
selubung inti sehingga selubung inti tampak inti sel eukariota yang terbungkus DNA,
biru dengan pewarnaan HE, butir-butir yang kemudian bersama DNA menyusun
kromatin (pulau-pulau kromatin) yaitu struktur nukleosom.
kromatin yang membentuk kelompok-  Protein nonhiston terdiri dari ratusan atau
kelompok dan kromatin terkait nukleolus ribuan jenis protein dengan berbagai fungsi
yaitu kromatin yang terdapat di sekeliling misalnya enzim untuk kepentingan
anak inti. transkripsi atau yang diperlukan pada saat
 Mitosis merupakan proses membagi genom pembelahan sel.
yang sudah digandakan selnya menjadi dua  Protein histon disebut sebagai komponen
sel anakan yang identik yang diproduksi protein utama kromatin. Protein ini
selama proses pembelahan sel. memberikan struktur penting untuk
 Meiosis adalah proses pembelahan sel menggerakkan DNA dan mengurangi
dimana terjadi pengurangan set kromosom panjangnya untuk membentuk kromatin.
diploid (2n) normal menjadi satu set  Nukleosom merupakan unit dasar kromatin.
kromosom (haploid) tunggal (n). Nukleosom terdiri dari delapan protein
 Kromosom diklasifikasikan menjadi empat histon dan DNA.
jenis berdasarkan bentuknya dalam metafase
atau anafase: kromosom telosentrik Latihan Soal
berbentuk batang dan memiliki sentromer 1. Organel sel yang berfungsi sebagai pusat
yang terletak di ujung proksimal, kromosom segala aktivitas tubuh dan membawa gen
akrosentrik berbentuk batang dan memiliki pewarisan (herediter) adalah:
lengan kecil atau bahkan tidak terlihat, a. Intisel
kromosom submetasentrik memiliki lengan b. Ribosom
yang tidak sama disebut kromosom yang c. Mitokondria
berbentuk L dan metasentrik memiliki lengan d. Lisosom
yang sama atau hampir sama sehingga e. Retikulum endoplasma kasar
berbentuk V. 2. Pada siklus sel, tapahan dimana inti sel dalam
 Kromosom terdiri dari beberapa bagian keadaan sedang tidak membelah disebut:
antara lain sentromer atau kinetokor, dan a. Interfase
telomer. b. Fase S
 Telomer adalah bagian dari kromosom yang c. Fase M
tidak mengandung gen yang berfungsi untuk d. Fase G1
sintesis protein. Telomer juga berfungsi untuk e. Fase G2
melindungi lengan kromosom agar tidak 3. Selubung yang menyelimuti inti sel disebut:
memendek pada saat sel mengadakan a. Membra sel
replikasi. Semakin memendeknya lengan b. Membran plasma
c. Nukleoplasma

112
BAB 4. Nukleus dan Kromosom

d. Sitoplasma 9. DNA dikemas dalam satuan-satuan


e. Paraplasma berbentuk cakram dengan diameter sebesar
4. Benang kromatin yang bergelung sehingga 11 nm yang dinamakan:
terlihat sebagai butir-butir kromatin disebut: a. Telomer
a. Kromatid b. Histon
b. Heterokromatin c. Kromatin
c. Eukromatin d. Kapsid
d. Nukleoplasma e. Nukleosom
e. Kromosom 10. Kromosom terdiri dari dua belahan yang
5. Bagian benang kromatin yang tidak masing-masing disebut:
bergelung sehingga sulit terlihat pada sel a. Kromatid
interfase. Bagian benang kromatin ini b. Heterokromatin
merupakan bagian yang aktif dalam c. Eukromatin
mengatur kegiatan sel, karena bagian tersebut d. Nukleoplasma
mengandung sandi yang sedang berfungsi e. Kromosom
disebut:
a. Kromatid Referensi
b. Heterokromatin
c. Eukromatin Allsopp RC, Vaziri H, Patterson C, Goldstein S,
d. Nukleoplasma Younglai EV, Futcher AB, Greider CW, et al.
Telomere Length Predicts Replicative Capacity
e. Kromosom of Human Fibroblasts. Proc Natl Acad Sci USA.
6. Nukleoprotein terdiri atas berbagai jenis 1992; 89:10114-10118.
Andrews NP, Fujii H, Goronzy JJ, Weyand CM.
protein, kecuali:
Telomeres and immunological diseases of
a. Protamin aging. Gerontology, 2010; 56:390-403.
b. Histon Artandi SE, DePinho RA. Telomeres and telomerase
in cancer. Carcinogenesis, 2010; 3 (1): 9-18.
c. Nonhiston Aubert G, Lansdorp PM. Telomeres and aging.
d. DNA polimerase Physiol Rev. 2008; 88:557-579.
e. Telomerase Bendich A. Exp Cell Res. 1952; Suppl. 2: 182.
Benetos A, Gardner JP, Zureik M, Labat C, Xiaobin L,
7. Gugus basa nukelotida DNA disusun oleh, Adamopoulos C, et al. Short telomeres are
kecuali: associated with increased carotid
atherosclerosis in hypertensive subjects.
a. Urasil
Hypertension, 2004; 43: 182 - 185.
b. Adenin Blackburn E. Telomerase and Cancer. Mol Cancer
c. Sitosin Res. 2005; 3 (9).
Blackburn EH, Budarf ML, Challoner PB, Cherry JM,
d. Timin
Howard EA, Katzen A L, et al. DNA termini in
e. Guanin ciliate macronuclei. Cold Spring Harbor
8. Mekanisme penempatan untaian nukleotida Symposia on Quantitative Biology, 1983; 47(Pt.
2): 1195 - 1207.
secara padat tetapi masih dapat berfungsi Blackburn EH, Gall JG. A tandemly repeated
pada potongan-potongan tertentu dapat sequence at the termini of the
dilakukan berkat adanya protein pengikat extrachromosomal ribosomal RNA genes in
Tetrahymena. Journal of Molecular Biology, 1978;
yang disebut: 120: 33 - 53.
a. Telomer Blasco MA, Lee HW, Hande MP, Samper E, Lansdorp
PM, DePinho RA, et al. Telomere shortening and
b. Histon
tumor formation by mouse cells lacking
c. Kromatin telomerase RNA. Cell, 1997; 91: 25 - 34.
d. Kapsid Bodnar AG, Ouellette M, Frolkis M, Holt SE, Chiu CP,
Morin GB, Harley CB, et al. Extension of life-
e. Nukleosom span by introduction of telomerase into normal
human cells. Science, 1998; 279:349-352.

113
BAB 4. Nukleus dan Kromosom

Broccoli D, Smogorzewska A, Chong L, de Lange T. Edo MD, Andres V. Aging, telomeres, and
Human telomeres contain two distinct Myb- atherosclerosis. Cardiovascular Research, 2005;
related proteins, TRF1 and TRF2. Nat Genet. 66: 213 - 221.
1997; 17:231-235. Greenberg RA. Telomeres, crisis and cancer. Curr
Brouilette S, Singh RK, Thompson JR, Goodall AH, Mol Med. 2005; 5:213-218.
Samani NJ. White cell telomere length and risk Greider CW, Blackburn EH. 1996. Telomeres,
of premature myocardial infarction. Telomerase and Cancer. Scientific American, p:
Arteriosclerosis, Thrombosis, and Vascular 92. http://www.genethik.de/telomerase.htm
Biology, 2003; 23: 842- 846. Griffith JD, Comeau L, Rosenfield S, Stansel RM,
Brouilette S, Moore JS, McMahon AD, Thompson JR, Bianchi A, Moss H, de Lange T. Mammalian
Ford I, Shepherd J. et al. Telomere length, risk of telomeres end in a large duplex loop. Cell, 1999;
coronary heart disease, and statin treatment in 97:503-514.
the West of Scotland Primary Prevention Study: Haaf T, Schmid M. Chromosome topology in
A nested case - control study. Lancet, 2007; 369: mammalian interphase nuclei. Exp Cell Res.
107 - 114. 1991; 192:325-332.
Bryan TM, Englezou A, Dalla - Pozza L, Dunham Halvorsen TL, Leibowitz G, Levine F. Telomerase
MA, Reddel RR. Evidence for an alternative activity is sufficient to allow transformed cells to
mechanism for maintaining telomere length in escape from crisis. Mol Cell Biol. 1999; 19:1864-
human tumors and tumor - derived cell lines. 1870.
Nature Medicine, 1997; 3: 1271 - 1274. Harley CB. Telomerase therapeutics for degenerative
Campisi J, Kim A, Lim CS, Rubio M. Review: Cellular diseases. Curr Mol Med. 2005; 5:205-211.
senescense, cancer and aging: the telomere Hastie ND, Dempster M, Dunlop MG. Telomere
connection. Exp Geron. 2001; 36: 1619-1637. reduction in human colorectal carcinoma and
Cassidy A, De Vivo I, Liu Y, Han J, Prescott J, Hunter with agieng. Nature, 1990; 346: 866.
DJ, Rimm EB. Associations between diet, Hayflick L. Biology of Aging: review. Austr J Agieng,
lifestyle factors, and telomere length in women. 1998; (Suppl) 17 (1): 29-32.
Am J Clin Nutr. 2010; 91:1273-1280. Hochstrasser M, Mathog D, Gruenbaum Y,
Cawthon RM, Smith KR, O’ Brien E, Sivatchenko A, Saumweber H, Sedat JW. Spatial organization of
Kerber RA. Association between telomere chromosomes in the salivary gland nuclei of
length in blood and mortality in people aged 60 Drosophila melanogaster. J Cell Biol. 1986; 102:112-
years or older. Lancet, 2003; 361: 393 - 395. 123.
Chang E, Harley CB. Telomere length and replicative Jeanclos E, Schork NJ, Kyvik KO, Kimura M,
aging in human vascular tissues. Proceedings of Skurnick JH, Aviv A. Telomere length inversely
the National Academy of Sciences, USA, 1995; correlates with pulse pressure and is highly
92: 11190 - 11194. familial. Hypertension, 2000; 36: 195 - 200.
Collerton, J., Martin - Ruiz, C., Kenny, A., Barrass, K., Joshua AM, Vukovic B, Braude I, Hussein S,
von Zglinicki, T., Kirkwood, T., et al. (2007). Zielenska M, Srigley J, et al. Telomere attrition
Telomere length is associated with left in isolated high - grade prostatic intraepithelial
ventricular function in the oldest old: The neoplasia and surrounding stroma is predictive
Newcastle 85 _ study. European Heart Journal, 28, of prostate cancer. Neoplasia, 2007; 9: 81 - 89.
172 – 176. Kartawiguna. Faktor-faktor yang berperan pada
Cremer T, Dietzel S, Eils R, Lichter P, Cremer C. karsinogenesis. J Kedok Trisakti, 2001; 20 (1): 16-
Chromosome Territories, Nuclear Matrix 26.
Filaments and Inter-Chromatin Channels: a Kim SH, Kaminker P, Campisi J. TIN2, a new
Topological View on Nuclear Architecture and regulator of telomere length in human cells. Nat
Function. In Kew Chromosome Conference IV. Genet. 1999; 23:405-412.
Edited by Brandham PE, Bennet MD. Kew: Kim NW, Piatyszek MA, Prowse KR, Harley CB,
Royal Botanic Gardens; 1995:63-81. West MD, Ho PL, et al. Specific association of
Darlington CD, LaCour L. Ann Bot. 1938; 2: 615. human telomerase activity with immortal cells
De Boni U. The interphase nucleus as a dynamic and cancer. Science, 1994; 266: 2011 - 2015.
structure. Int Rev Cytol. 1994; 150:149-171. Klingelhutz AJ. Telomerase activation and cancer. J
de Lange T, Shiu, Myers RM, Cox DR, Naylor SL, Mol Med. 1997; 75 (1): 45 -49.
Killery AM, et al. Structure and variability of Kurz DJ, Decary S, Hong Y, Trivier E, Akhmedov A,
human chromosome ends. Molecular and Erusalimsky JD. Chronic oxidative stress
Cellular Biology, 1990; 10: 518 - 527. compromises telomere integrity and accelerates
di Fagagna FD, Reaper PM, Clay-Farrace L, Fiegler H, the onset of senescence in human endothelial
Carr P, von Zglinicki T, Saretzki G, et al. A DNA cells. Journal of Cell Science, 2004; 117: 2417 -
damage checkpoint response in telomere- 2426.
initiated senescence. Nature, 2003; 426:194-198. Lamond AI, Earnshaw WC. Structure and function in
Dimri GP, Lee X, Basile G, Acosta M, Scott G, the nucleus. Science, 1998; 280: 547.
Roskelley C, et al. A biomarker that identifies Landberg G, Nielsen NH, Nilsson P, Emdin SO,
senescent human cells in culture and in aging Cajander J, Roos G. Telomerase activity is
skin in vivo. Proceedings of the National associated with cell cycle deregulation in human
Academy of Sciences, USA, 1995; 92: 9363 - 9367. breast cancer. Cancer Res. 1997; 57:549-554.

114
BAB 4. Nukleus dan Kromosom

Lichter P, Cremer T, Borden J, Manuelidis L, Ward death, and years of healthy life in health, aging,
DC. Delineation of individual human and body composition, a population-based
chromosomes in metaphase and interphase cells cohort study. J Gerontol Ser a Biol Sci Med Sci.
by in situ suppression hybridization using 2009; 64:860-864.
recombinant DNA libraries. Hum Genet. 1988; Oeseburg H, de Boer RA, van Gilst WH, van der
80:224-234. Harst P. Telomere biology in healthy aging and
Lima-de-Faria A. Hereditas, 1956; 42: 85. disease. Pflugers Arch. 2010; 459:259-268.
Lima-de-Faria A. Internat Rev Cytol. 1958; 7: 123. Oestergren G. Hereditas, 1950; 36: 511.
Lin KW, Yan J. The telomere length dynamic and Ogami M, Ikura Y, Ohsawa M, Matsuo T, Kayo S,
methods of its assessment. J Cell Mol Med. 2005; Yoshimi N, et al. Telomere shortening in human
9:977-989. coronary artery diseases. Arteriosclerosis,
Lubis SL, Delyuzar H. 2010. Proses Penuaan. Thrombosis, and Vascular Biology, 2004; 24: 546
Departemen Patologi Anatomi, FK USU. - 550.
Medan. http://proses penuaan. com Diakses Okuda K, Khan MY, Skurnick J, Kimura M, Aviv H,
pada tanggal 27 Oktober 2018. Aviv A. Telomere attrition of the human
Luthlow AT, Roth SM. Review Article. Physical abdominal aorta: Relationships with age and
activity and Tlomere Biology: Exploring the atherosclerosis. Atherosclerosis, 2000; 152: 391 -
Link with Aging-Releted Disease Prevention. J 398.
of Aging Res. 2011. Panossian LA, Porter VR, Valenzuela HF, Zhu X,
Manuelidis L. Individual interphase chromosome Reback E, Masterman D, et al. Telomere
domains revealed by in situ hybridization. Hum shortening in T cells correlates with Alzheimer
Genet. 1985; 71:288-293. ’s disease status. Neurobiology of Aging, 2003;
Marshall WF, Straight A, Marko JF, Swedlow J, 24: 77 - 84.
Dernburg A, Belmont A, Murray AW, Agard Pardue ML, DeBaryshe PG. Retrotransposons
DA, Sedat JW. Interphase chromosomes provide an evolutionarily robust non -
undergo constrained diffusional motion in telomerase mechanism to maintain telomeres.
living cells. Curr Biol. 1997; 7:930-939. Annual Review of Genetics, 2003; 37: 485 - 511.
Marshall WF, Fung JC, Sedat JW. Deconstructing the Patil CK, Mian IS, Campisi J. The thorny path linking
nucleus: global architecture from local cellular senescence to organismal aging.
interactions. Curr Opin Genet Dev. 1997; 7:259- Mechanisms of Ageing and Development, 2005;
263. 126: 1040 - 1045.
Martinez P, Blasco MA. Telomeric and extra- Purwaningsih E. Telomer, aging and karsinogenesis.
telomeric roles for telomerase and the telomere- Jurnal Kedokteran Yarsi, 2010; 18(2): 137-143.
binding proteins. Nat Rev Cancer, 2011; 11:161- Ratnawati H. Enzim Telomerase dan Karsinogenesis.
176. JKM. 2002; 2 (1): 39-50.
Mason M, Schuller A, Skordalakes E. Telomerase Reaper PM, di Fagagna FD, Jackson SP. Activation of
structure function. Curr Opin Struct Biol. 2011; the DNA damage response by telomere
21:92-100. attrition—a passage to cellular senescence. Cell
Matthews C, Gorenne I, Scott S, Figg N, Kirkpatrick Cycle, 2004; 3:543-546.
P, Ritchie A, et al. Vascular smooth muscle cells Rhodes D, Giraldo R. Telomere structure and
undergo telomere – based senescence in human function. Current Opinion in Structural Biology,
atherosclerosis: Effects of telomerase and 1995; 5: 311-322.
oxidative stress. Circulation Research, 2006; 99: Rochmah W, Aswin S. Tua dan Proses menua.
156 - 164. Berkala ilmu Kedokteran, 2001; 33 (4): 221-227.
McKerlie MA, Lin S, Zhu XD. ATM regulates Rosa VDL, de Oliveira-Junior JR. The role of
proteasome-dependent subnuclear localization telomeres in aging and carcinogenesis: a brief
of TRF1, which is important for telomere overview. Journal of Clinical Epigenetics, 2018;
maintenance. Nucleic Acids Res. 2012; 40:3975- 4(1): 4.
3989. Samani NJ, Boultby R, Butler R, Thompson JR,
Meyerson M. Role of Telomerase in Normal and Goodall AH. Telomere shortening in
Cancer Cells. J of Clin Oncol. 2000; 18 (13): 2626- atherosclerosis. Lancet, 2001; 358: 472 - 473.
2634. Scheiber G. Internat Nuclear Physiology and
Minamino T, Miyauchi H, Yoshida T, Ishida Y, Differentiatio Genetics, 1969; 61;161.
Yoshida H, Komuro I. Endothelial cell Shammas MA. Telomeres, lifestyle, cancer, and
senescence in human atherosclerosis: Role of aging. Current Opinion Clin Nutr Metab Care,
telomere in endothelial dysfunction. 2011; 14:28-34.
Circulation, 2002; 105: 1541- 1544. Shao L, Wood CG, Zhang D, Tannir NM, Matin S,
Moyzis RK, Torney DC, Meyne J, Buckingham JM, Dinney CP, et al. Telomere dysfunction in
Wu JR, Burks C, et al. The distribution of peripheral lymphocytes as a potential
interspersed repetitive DNA sequences in the predisposition factor for renal cancer. Journal of
human genome. Genomics, 1989; 4: 273 - 289. Urology, 2007; 178: 1492 - 1496.
Njajou OT, Hsueh WC, Blackburn EH, Newman AB, Shay JW. Telomerase and Cancer: Diagnostics,
Wu SH, Li RL, Simonsick EM, et al. Association Prognostics and Therapeutic Implications.
between telomere length, specific causes of Presented at The Annual meeting of the

115
BAB 4. Nukleus dan Kromosom

Association for Molecular Pathology, the nuclear matrix. Int Rev Cytol. 1995;
November 1995. 162A:151-189.
Shay JW, Zou Y, Hiyama E, Wright WE. Telomerase Valdes AM, Andrew T, Gardner JP, Kimura M,
and Cancer. Hum Mol Gen. 2001; 10 (7): 677- Oelsner E, Cherkas LF, et al. Obesity, cigarette
685. smoking, and telomere length in women.
Shen J, Terry MB, Gurvich I, Liao Y, Senie RT, Lancet, 2005; 366: 662 - 664.
Santella, RM. Short telomere length and breast
cancer risk: A study in sister sets. Cancer von Zglinicki T, Pilger R, Sitte N. Accumulation of
Research, 2007; 67: 5538 - 5544. single -strand breaks is the major cause of
Shlush LI, Skorecki KL, Yehezkel S, et al. Telomere telomere shortening in human fibroblasts. Free
elongation followed by telomere length Radical Biology and Medicine, 2000; 28: 64 - 74.
reduction, in Leukocytes from divers exposed to von Zglinicki T, Martin-Ruiz CM. Telomeres as
intense oxidative stress Implications for tissue biomarkers for ageing and age-related diseases.
and Organismal aging. Mech Ageing Dev. 2011; Curr Mol Med. 2005; 5: 197-203.
132: 123-130. Wong IM, Collins K. Telomere maintenance and
Sparrow AH, Moses MJ, Dubow RJ. Exp Cell Res. disease. Lancet, 2003; 362: 983-988.
1952; Suppl. 2: 245. Wong LSM, van der Harst P, de Boer RA, Huzen J,
Stewart JA, Chaiken MF, Wang F, Price CM. van Gilst WH, van Veldhuisen DJ. Aging,
Maintaining the end: roles of telomere proteins telomeres and heart failure. Heart Fail Rev. 2010;
in end-protection, telomere replication and 15:479-486.
length regulation. Mutat Res. 2012; 730:12-19. Wright WE, Shay JW. Cellular Senescence as a Tumor
Takubo K, Aida J, Izumiyama-Shimomura N, protection mechanism: the essential role of
Ishikawa N, Sawabe M, Kurabayashi R, counting. Current Opinion in Genetics &
Shiraishi H, et al. Changes of telomere length Development, 2001; 11: 98-103.
with aging. Geriatr Gerontol Int. 2010; 10: S197- Wu X, Amos CI, Zhu Y, Zhao H, Grossman BH, Shay
S206. J W, et al. Telomere dysfunction: A potential
Underwood JCE. Patologi: Umum dan sistemik. Edisi cancer predisposition factor. Journal of the
2. Alihbasa: Sarjadi. EGC, Jakarta: Penerbit Buku National Cancer Institute, 2003; 95: 1211 - 1218.
Kedokteran; 1999. Xi H, Li C, Ren F, Zhang H, Zhang L. Telomere, aging
van Driel R, Wansink DG, van Steensel B, Grande and age-related diseases. Aging Clin Exp Res.
MA, Schul W, de Jong L. Nuclear domains and 2013; 25: 139-146.
Zakian VA. Telomeres beginning to Understand the
End. Science, 1995; 270(5242): 1601-1607.
Zakian VA. Structure, function, and replication of
Saccharomyces cerevisiae telomeres. Annu Rev
Genet. 1996; 30:141-172.

116
BAB 5. Membran Sel dan Transportasi Sel

117
BAB 5. Membran Sel dan Transportasi Sel

selektif permeabel dan merupakan struktur sel


Sel memiliki lingkungan internal yang terluar yang memisahkan bagian dalam sel
dengan lingkungannya.
berbeda dari lingkungannya. Sebagai contoh,
Perkembangan pembentukan membran
kandungan ion sel hewan sangat berbeda
plasma merupakan tahap sangat penting pada
dengan darah yang mengalir. Perbedaan ini
terjadinya bentuk kehidupan paling awal.
dipertahankan sepanjang umur sel melalui
Tanpa membran, sel tidak mungkin
permukaan tipis membran yang disebut
melangsungkan kehidupannya. Semua
membran plasma, yang berfungsi mengontrol
membran organisme termasuk membran
masuk dan keluarnya molekul dan ion, selain
plasma dan membran internal sel memiliki
mengatur pertukaran antara sel dan medium
susunan yang sama yaitu terdiri atas molekul
yang umumnya disebut permeabilitas.
lipid dan protein yang terikat secara non-
Membran plasma bersifat sangat tipis yang
kovalen.
tidak dapat dilihat dengan menggunakan
Membran sel disusun oleh lipid dan
mikroskop cahaya, tetapi dapat dilihat dengan
protein serta memfasilitasi fungsi selular.
menggunakan mikroskop elektron. Pada
Sebagai contoh adhesi sel dan pensinyalan sel
beberapa sel yang ditutupi oleh lapisan
yang dibantu oleh membran plasma. Membran
pelindung yang lebih tebal dapat dilihat
plasma juga berfungsi sebagai titik pelekatan
dengan menggunakan pembesaran yang tinggi
untuk protein sitoskeletal intraseluler dan
meskipun menggunakan mikroskop cahaya.
untuk komponen-komponen matriks
Sebagai contoh, sebagian besar sel tanaman
ekstraseluler di luar sel.
memiliki dinding selulosa tebal yang menutupi
Bukti tidak langsung dari membran
dan melindungi membran plasma. Beberapa
plasma dalam sel hidup telah diperoleh melalui
sel hewan dikelilingi oleh zat seperti semen
percobaan pembedahan mikro. Jika sel yang
yang membentuk membran sel. Seperti lapisan
tidak permeabel terhadap pewarna yang
pelindung atau lapisan yang teradsorbsi, yang
dimasukkan ke dalam media yang disuntikkan
juga disebut lapisan luar, umumnya tidak
dengan pewarna, akan menjadi berwarna dan
berperan dalam permeabilitas, tetapi memiliki
pewarna tetap dalam batas-batas membran
fungsi penting lainnya.
plasma. Jika sel tertusuk oleh jarum mikro,
Membran sel atau membran plasma
dihasilkan membran plasma yang mengalami
merupakan struktur selaput tipis yang
lesi. Ini dapat diperbaiki dalam batas-batas
menyelubungi sel, membatasi sel sekaligus
tertentu, tetapi setelah cedera yang lebih drastis,
memelihara perbedaan antara isi sel dengan
terutama dengan tidak adanya ion kalsium,
lingkungannya. Selain itu, membran sel
sitoplasma mengalir keluar dan sel mati.
merupakan suatu lapisan pembatas yang
Dalam kondisi tertentu suatu membran
merupakan filter yang memiliki kemampuan
plasma dapat dengan mudah terlihat
memilih bahan-bahan yang melewatinya dan
menggunakan mikroskop cahaya. Misalnya,
menjaga perbedaan kadar ion di luar dan di
pada sel telur landak laut, setelah penetrasi oleh
dalam sel.
spermatozoa, membran dipisahkan dari
Bahan-bahan yang diperlukan oleh sel
permukaan, mencegah spermatozoa lain
dapat masuk, sedangkan bahan-bahan yang
menembus sel telur. Banyak tubulus tipis telah
merupakan sampah atau limbah dapat
diamati di daerah kortikal sel telur dengan
dikeluarkan dari sel. Membran sel adalah batas
mikroskop elektron pada tahap ini. Tubulus ini
terluar sel dan organel tertentu di dalam sel,
tampaknya berkontribusi pada pembentukan
oleh karena itu membran sel dikatakan bersifat
membran plasma baru.

118
BAB 5. Membran Sel dan Transportasi Sel

kekurangan nukleus dan organel sitoplasma


yang lainnya, maka dapat dikatakan bahwa
Membran Sel/ membran plasma adalah satu-satunya struktur
5.1 Membran Plasma yang mengandung lipid dalam sel. Hasilnya
dinyatakan bahwa semua lipid yang
diekstraksi dari sel dapat diasumsikan berada
di membran plasma sel. Rasio luas permukaan
Struktur Membran Sel
air yang ditutupi oleh lipid yang diekstraksi
Wawasan pertama tentang sifat kimiawi
dengan luas permukaan yang dihitung untuk
lapisan batas luar sel dilakukan oleh Ernst
sel-sel darah merah yang mana lipid yang
Overton dari University of Zurich pada tahun
diekstraksi bervariasi antara 1,8 hingga 1 dan 2,2
1890an. Overton mengetahui bahwa zat terlarut
banding 1. Gorter dan Grendel berspekulasi
nonpolar lebih mudah larut dalam pelarut
bahwa rasio yang sebenarnya adalah 2: 1 dan
nonpolar daripada dalam pelarut polar, dan zat
menyimpulkan bahwa membran plasma
terlarut polar memiliki kelarutan yang
mengandung lapisan bimolekuler lipid, atau
berlawanan. Overton beralasan bahwa suatu
disebut lipid bilayer. Gorter dan Grendel juga
zat yang memasuki sel dari medium pertama-
menyarankan bahwa gugus polar dari setiap
tama harus larut dalam lapisan batas luar sel
lapisan molekul (atau leaflet) diarahkan keluar
tersebut. Untuk menguji permeabilitas lapisan
menuju lingkungan yang berair. Hal ini akan
batas luar membran sel, Overton melakukan
menjadi pengaturan termodinamik, karena
percobaan dengan menempatkan rambut akar
gugus polar kepala dari lipid dapat berinteraksi
tanaman ke dalam ratusan larutan yang
dengan molekul air di sekitarnya, seperti halnya
berbeda yang mengandung beragam zat
rantai asil lemak hidrofobik akan dilindungi
terlarut. Lebih lanjut Overton menemukan
dari kontak dengan lingkungan yang berair.
bahwa semakin senyawa lipid pada membran
Dengan demikian, gugus polar kepala akan
sel larut lipid dalam zat terlarut, maka lipid
menghadap ke sitoplasma di satu sisi dan
akan semakin cepat memasuki sel-sel rambut
plasma darah di sisi lainnya. Meskipun Gorter
akar. Overton menyimpulkan bahwa
dan Grendel membuat beberapa kesalahan
kemmapuan untuk melarutkan bahan-bahan
pada saat melakukan percobaan (yang secara
kimia penyusun lapisan batas luar membran sel
kebetulan membatalkan satu sama lain),
sesuai dengan minyak lemak, yang berrati
keduanya masih sampai pada kesimpulan
bahwa terdapat lapisan pembatas di sekeliling
yang benar yaitu bahwa membran sel
sel. Beberapa peneliti seperti Hober (1910) dan
mengandung lipid bilayer.
Fricke (1925) menemukan konduktivitas listrik
Pada sekitar tahun 1920an dan 1930an, ahli
yang rendah di membran sel yang
fisiologi sel memperoleh bukti bahwa harus ada
mengindikasikan adanya lapisan lipid.
lebih banyak bahan kimia yang menyusun
Usulan pertama yang menyatakan bahwa
struktur membran daripada sekadar lipid
membran seluler kemungkinan mengandung
bilayer. Ditemukan, misalnya, bahwa kelarutan
lipid bilayer dibuat pada tahun 1925 oleh dua
lemak bukan satu-satunya faktor penentu
ilmuwan Belanda yang bernama E Gorter dan
apakah suatu zat dapat menembus membran
F Grendel. Para peneliti ini mengekstraksi lipid
plasma atau tidak. Demikian pula, tegangan
dari sel darah merah manusia dan mengukur
permukaan membran dihitung jauh lebih
jumlah area permukaan yang akan ditutupi
rendah daripada struktur lipid murni.
oleh lipid ketika tersebar di permukaan air.
Penurunan tegangan permukaan ini dapat
Karena sel darah merah mamalia dewasa
dijelaskan oleh karena adanya protein dalam

119
BAB 5. Membran Sel dan Transportasi Sel

membran. Pada tahun 1935, Hugh Davson dan Beberapa ahli lain yang mencoba
James Danielli mengusulkan bahwa membran mengemukakan pendapatnya tentang
plasma terdiri dari lapisan ganda lipid yang membran sel antara lain:
dilapisi pada permukaan bagian dalam dan 1. Plowe pada tahun 1929, menemukan batas
luarnya oleh lapisan protein globular. Davson di sekeliling protoplasma sel tumbuhan
dan Danielli merevisi model percobaannya terdapat selaput yang elastik, yang disebut
pada membran sel pada awal 1950-an untuk plasmalemma.
menjelaskan adanya selektif permeabilitas pada 2. JD Robertson, mengemukakan model
membran yang telah dipelajari. Lebih lanjut, membran sel terdiri atas struktur
Davson dan Danielli menyarankan bahwa, trilaminer. Dua lapisan luar bersifat
selain lapisan protein luar dan dalam, lipid osmofilik dan lapisan tengah bersifat
bilayer juga ditembus oleh pori-pori protein, osmofobik. Pola tiga lapisan ini terdapat
yang dapat menyediakan saluran untuk zat pada mitokondria, kloroplas, RE dan
terlarut dan ion polar untuk masuk dan keluar kompleks Golgi.
sel.
Percobaan yang dilakukan pada akhir
tahun 1960an mengarah pada konsep baru
tentang struktur membran sel, yaitu dalam
model mosaik fluida atau cair yang diusulkan
pada tahun 1972 oleh dua ilmuwan yang
bernama S Jonathan Singer dan Garth
Nicholson dari University of California, San
Diego. Pada model mosaik cair, yang telah
berfungsi sebagai dogma sentral biologi Gambar 5-1 Membran sel: model mosaik cair
(sumber: https://masteripa.com/15-
membran selama lebih dari tiga dekade, lipid karakteristik-membran-sel-membran-plasma/
bilayer tetap menjadi bahan utama penyusun
membran, tetapi kemudian perhatian
difokuskan pada keadaan fisik lipid. Tidak
seperti model sebelumnya, lapisan lipid bilayer
pada membran mosaik cair ada dalam keadaan
fluida, dan molekul lipidnya dapat bergerak
lateral di dalam bidang membran sel. Gambar 5-2 Potongan membran plasma yang
Struktur dan susunan protein membran memperlihatkan biomolekuler cetakan
pada model mosaik cair berbeda dari model- fosfolipid
(sumber:http://www.biologydiscussion.com/
model sebelumnya dalam hal terjadinya cell-membrane/top-2-types-of-membrane-
mosaik partikel yang terputus-putus untuk models-with-diagram/35783)
menembus lembaran lipid. Yang paling
penting, pada model mosaik cair Harvey dan Coley (1931) serta Danielli dan
memunculkan membran seluler sebagai Harvey (1935) mempelajari tegangan
struktur yang dinamis dengan komponen- permukaan membran sel dan berdasarkan
komponennya bergerak dan mampu bersatu pengamatannyaa menunjukkan adanya
untuk terlibat dalam berbagai jenis interaksi molekul protein yang teradsorpsi pada
yang bersifat sementara atau semipermanen. permukaan tetesan lipid yang mengurangi
tegangan permukaan tetesan.

120
BAB 5. Membran Sel dan Transportasi Sel

Kesimpulan yang diperoleh mengarahkan Sediaan tersebut diwarnai dengan pewarna


James Danielli dan Hugh Davson pada tahun larutan osmium tetraoksida dan kalium
1935 adalah menyarankan model lembaran permanganat (KMnO4), kemudian diidehidrasi
atau leaflet bimolekuler membran sel. Model dalam pelarut seperti aseton sebelum dipotong.
Danielli dan Davson adalah upaya pertama Pada akhir tahun 1950an, Robertson
untuk menggambarkan struktur membran merangkum sejumlah besar data ultrastruktur
yang disusun oleh molekul-molekul dan untuk yang diperolehnya dan beberapa ilmuwan
menghubungkan struktur membran dengan lainnya serta menyimpulkan bahwa membran
sifat biologis dan kimia penyusunnya. plasma dan membran semua organ sel
Menurut model bimolekuler dari Danielli memiliki struktur yang serupa. Meskipun
dan Davson, membran plasma terdiri dari dua kesamaan ini tidak dapat dilihat dengan
lapisan molekul fosfolipid (lembaran mikroskop cahaya, namun jelas terlihat dalam
bimolekuler) di mana molekul fosfolipid mikrograf elektron.
disusun sedemikian rupa sehingga kepala
hidrofilik dari molekul fosfolipid menghadap
ke luar dan rantai lipid hidrofobik di luar yang Komposisi Kimia
berhubungan dengan wilayah bagian dalam 5.2 Membran Sel
lembaran bimolekuler.
Hipotesis juga menunjukkan bahwa ujung
kutub dari molekul lipid berhubungan dengan Membran sel adalah suatu struktur yang
lapisan monomolekuler protein globular. disusun oleh bahan kimia lipid-protein di mana
Membran plasma dengan demikian akan komponen-komponennya disatukan dalam
terdiri dari lapisan ganda molekul fosfolipid lembaran tipis oleh ikatan nonkovalen. Seperti
yang terjepit di antara dua lapisan protein yang telah disebutkan sebelumnya, pusat membran
pada dasarnya kontinu seperti yang terlihat sel terdiri dari selembar lipid yang tersusun
pada gambar di bawah ini. dalam lapisan bimolekuler. Lipid bilayer
terutama berfungsi sebagai tulang punggung
struktur membran dan menyediakan
penghalang yang mencegah gerakan acak
bahan yang larut air dapat mengalir ke dalam
dan keluar dari sel. Protein membran, di sisi
lain, menjalankan sebagian besar fungsi yang
lebih spesifik. Setiap jenis sel yang
terdiferensiasi mengandung bahan penyusun
yang lengkap seperti protein membran, yang
berkontribusi pada aktivitas khusus jenis sel
Gambar 5-3 Model sandwich membran sel tersebut.
yang dikemukakan oleh Danielli dan Davson Rasio lipid terhadap protein dalam suatu
(sumber: membran adalah bervariasi, yaitu tergantung
http://www.biologydiscussion.com/cell-
pada jenis membran seluler, jenis organisme,
membrane/top-2-types-of-membrane-models-
with-diagram/35783) dan jenis selnya. Sebagai contoh, membran
yang menyelubungi mitokondria bagian
Pada tahun 1950, J David Robertson dalam, memiliki rasio protein / lipid yang
mempelajari membran sel dari dari sediaan sel sangat tinggi dibandingkan dengan membran
dengan menggunakan mikroskop elektron. plasma sel darah merah, dibandingkan juga

121
BAB 5. Membran Sel dan Transportasi Sel

dengan membran selubung mielin yang dari sel, sementara yang lainnya berfungsi
membentuk pembungkus berlapis-lapis di sebagai reseptor untuk hormon atau faktor
sekitar sel saraf. Untuk sebagian besar masalah pertumbuhan. Jenis-jenis protein dalam
dalam percobaan yang telah dilakukan, membran plasma bervariasi tergantung pada
diperoleh hasil bahwa perbedaan ini dapat jenis sel.
dikorelasikan dengan fungsi dasar
membrannya. Membran mitokondria bagian Struktur dan Fungsi Protein Membran
dalam mengandung pembawa protein dari Bergantung pada jenis sel dan organel tertentu
rantai transpor elektron, dan pada membran di dalam sel itu, maka sebuah membran dapat
yang lain, lipid menjadi berkurang. Sebaliknya, mengandung ratusan protein yang berbeda.
selubung mielin terutama bekerja sebagai Setiap protein membran memiliki orientasi
isolasi listrik untuk sel saraf yang yang ditentukan terhadap sitoplasma, sehingga
melingkupinya, suatu fungsi yang paling baik sifat-sifat satu permukaan membran sangat
dilakukan oleh lapisan lipid tebal dari berbeda dari permukaan lainnya. Pada
hambatan listrik yang tinggi dengan membran plasma, bagian-bagian dari protein
kandungan protein yang minimal. Membran membran yang berinteraksi dengan sel-sel lain
juga mengandung karbohidrat, yang melekat atau dengan zat ekstraselular terproyeksikan
pada lipid dan protein. keluar ke ruang ekstraseluler, sedangkan
Membran Lipid/Lemak. Membran bagian-bagian dari protein membran yang
mengandung beraneka macam lipid, yang berinteraksi dengan molekul sitoplasma
semuanya bersifat amfipatik, yaitu terproyeksikan ke dalam sitosol. Protein
mengandung bagian hidrofilik dan hidrofobik. membran dapat dikelompokkan menjadi tiga
Ada tiga jenis utama lipid yang menyusun kelas berbeda yang dibedakan berdasarkan
membran antara lain: fosfogliserida, sfingolipid, kedekatan hubungannya dengan lapisan
dan kolesterol. Lipid terdiri dari dua selebaran ganda lipid (lipid bilayer) yaitu: protein integral,
berbeda yang memiliki komposisi lipid yang protein perifer, dan protein yang terendam
berbeda. pada lipid.
Glikolipid. Glikolipid adalah lipid yag Protein yang terbenam di dalam lipid
melekat pada karbohidrat (gula). Glikolipid terletak di luar lapisan ganda lipid, baik pada
ditemukan di membran sel pada konsentrasi permukaan ekstraseluler atau sitopasmik,
lebih rendah dari fosfolipid dan kolesterol. tetapi secara kovalen terikat dengan molekul
Bagian karbohidrat selalu berorientasi ke arah lipid yang terletak di dalam lapisan ganda
luar sel yaitu diproyeksikan ke lingkungan. tersebut. Residu asam amino dalam domain
Glikolipid berfungsi untuk membentuk mantel transmembran membentuk interaksi van der
karbohidrat pada sel dan terlibat dalam Waals dengan asil lemak bilayer, yang
interaksi antara sel ke sel. Glikolipid adalah menutup protein ke dalam dinding lipid
sumber antigen golongan darah dan berfungsi membran. Akibatnya, penghalang
sebagai reseptor untuk racun termasuk kolera permeabilitas dalam membran dipertahankan
dan tetanus. dan protein dibawa ke dalam kontak langsung
Protein. Lipid memiliki fungsi membentuk dengan molekul lipid yang ada disekitarnya.
struktur utama membran, sedangkan protein Molekul lipid yang berhubungan dengan
sebagian besar bertanggung jawab pada protein membran dapat memainkan peranan
banyak fungsi biologis membran. Contoh pada penting dalam aktivitas protein, meskipun
beberapa protein membran yang berfungsi sejauh mana protein tertentu membutuhkan
mentransport material ke dalam dan keluar

122
BAB 5. Membran Sel dan Transportasi Sel

interaksi spesifik dengan molekul lipid tertentu dengan membran yang berbeda mencakup
masih belum jelas. tujuh bagian (reseptor transmembran 7-pass
atau reseptor transmembran 7-loop).
Semua protein transmembran
mengandung komponen hidrofilik maupun
hidrofobik. Protein ini berorientasi dengan
bagian hidrofiliknya saat kontak dengan
lingkungan eksterior yang berairdengan sitosol
dan bagian hidrofobiknya saat kontak dengan
ekor asam lemak fosfolipid. Pada umumnya
protein membran melintasi membran sel
dengan mengadopsi struktur yang
mengandung satu atau lebih heliks α.

Protein Integral
Protein integral yang menembus lapisan ganda
Gambar 5-4 Glikolipid dan glikoprotein pada
lipid. Protein integral adalah protein
membran sel
(sumber:https://pak.pandani.web.id/2018/02 transmembran, yaitu, yang melewati
/pembahasan-soal-un-biologi-sma-paket- seluruhnya melalui lapisan ganda lipid dan
1_98.html) dengan demikian memiliki domain yang
menonjol baik dari sisi ekstraseluler dan
Bagian-bagian dari protein membran sitoplasma membran. Beberapa protein integral
integral yang diproyeksikan ke dalam
hanya memiliki satu segmen perputaran
sitoplasma atau ruang ekstraseluler cenderung
membran, sedangkan yang lain dapat memiliki
lebih seperti protein globular. Domain yang
perputaran yang banyak. Kajian sekuensing
tidak tertanam ini cenderung memiliki
genom menunjukkan bahwa protein integral
permukaan hidrofilik yang berinteraksi dengan
disusun oleh 20-30 persen dari semua protein
zat yang larut dalam air (yang termasuk
yang telah dikodekan.
didalamnya antara lain substrat berbobot
Sebagian besar protein membran integral
molekul rendah, hormon, dan protein lainnya) berfungsi dalam kapasitas sebagai berikut:
terletak di tepi membran. Beberapa kelompok sebagai reseptor yang mengikat zat spesifik
besar protein membran mengandung saluran pada permukaan membran, sebagai saluran
interior yang menyediakan jalur berair melalui atau transporter yang terlibat dalam
lapisan ganda lipid. Lapisan saluran ini
pergerakan ion dan zat terlarut yang melintasi
biasanya mengandung residu hidrofilik utama
membran, atau sebagai agen yang mentransfer
di lokasi yang strategis. Protein integral tidak
elektron selama proses fotosintesis dan
membutuhkan struktur tetap tetapi mungkin
respirasi. Seperti fosfolipid dari bilayer, protein
dapat bergerak secara lateral dalam membran.
membran integral juga bersifat amfipatik, yaitu
memiliki bagian hidrofilik dan hidrofobik.
Protein Transmembran Seperti dibahas di bawah ini, bagian-bagian
Kategori pertama protein membran adalah dari protein membran integral yang berada
protein transmembran yang tertanam dalam dalam bilayer lipid cenderung memiliki
lapisan ganda lipid dengan struktur yang karakter hidrofobik.
memanjang dari lingkungan ke dalam sitosol.
Beberapa reseptor hormon adalah protein

123
BAB 5. Membran Sel dan Transportasi Sel

Protein Membran Perifer bilayer. Lipid yang tertanam pada protein


Protein perifer dikaitkan dengan membran sel membran termasuk protein G. Diberi nama
oleh ikatan elektrostatik yang lemah. Protein protein G karena kemampuannya untuk
perifer biasanya dapat dilarutkan dengan mengikat guanosin trifosfat (GTP) dan
ekstraksi dengan larutan garam konsentrasi berpartisipasi dalam pensinyalan sel
tinggi yang melemahkan ikatan elektrostatik menghasilkan respon terhadap hormon-
sehinggadapat menahan protein perifer ke hormon tertentu. Protein membran perifer
membran. Pada kenyataannya, perbedaan termasuk protein sitoskeletal yang menempel
antara protein integral dan protein perifer pada membran dan mengatur bentuknya dan
adalah kabur karena banyak protein membran menstabilkan strukturnya. Beberapa protein
integral terdiri dari beberapa polipeptida, dan membran perifer yang lainnya juga terlibat
beberapa yang menembus lapisan ganda lipid dalam pensinyalan sel termasuk enzim-enzim
dan yang lain yang tetap berapa di tepi. yang melekat pada membran dalam lapisan
Mempelajari protein perifer yang paling yang bertumpuk yang diaktifkan setelah
baik adalah pada permukaan internal (sitosol) hormon berikatan dengan reseptor protein.
membran plasma, di mana protein tersebut
membentuk jaringan fibrilar yang bertindak Karbohidrat Membran
sebagai kerangka membran. Protein perifer Membran plasma sel eukariotik juga
memberikan dukungan mekanis untuk mengandung karbohidrat pada
membran dan berfungsi sebagai jangkar untuk permukaannya yang sebagian besar berbentuk
protein membran integral. Protein perifer lain rantai oligosakarida yang terikat pada protein
pada permukaan membran plasma internal membran (glikoprotein) dan sebagian kecil
berfungsi sebagai enzim, selaput khusus, atau terikat pada lipid (glikolipid). Lebih dari 90
faktor-faktor yang mengirimkan sinyal persen karbohidrat membran secara kovalen
transmembran. Protein perifer biasanya terikat dengan protein untuk membentuk
memiliki hubungan dinamis dengan membran, glikoprotein, karbohidrat yang tersisa adalah
melekat ke membran atau dilepaskan dari lipid yang terhubung secara kovalen untuk
membran tergantung pada kondisi yang membentuk glikolipid. Secara keseluruhan
berlaku. perbandingan karbohidrat pada membran
plasma berkisar antara 2-10% terhadap berat
Fungsi Protein Membran membran.
Protein membran memungkinkan sel untuk Inilah salah satu penyebab adanya bentuk
berfungsi sebagai anggota jaringan. Sebagai asimetri membran plasma yang terbentuk dari
contoh molekul adhesi sel adalah protein yang lapisan bilayer, oleh karena adanya karbohidrat
meluas ke permukaan membran sel. yang berlebihan pada beberapa sel eukariotik
Membran protein yang lain berfungsi memberikan terminologi khusus yaitu sebagai
sebagai saluran ion dan protein transport untuk selubung sel atau glikokaliks. Selubung sel
memungkinkan molekul-molekul masuk dan kadang-kadang mudah ditunjukkan dengan
keluar sel. Membran protein merupakan pengamatan mikroskop cahaya menggunakan
reseptor ligan yang memungkinkan sel pewarnaan khusus.
merespon hormon dan molekul sinyal lainnya. Lebih dari 100 jenis monosakarida yang
Contoh-contoh sebelumnya dari protein terdapat di alam, hanya 3 jenis yang
membran adalah protein integral, protein diketemukan pada molekul glikoprotein dan
transmembran yang strukturnya terentang glikolipid membran. Monosakarida yang
utama adalah galaktosa, manosa, fruktosa,

124
BAB 5. Membran Sel dan Transportasi Sel

galaktosamin, glukosamin, glukosa dan asam


sialik. Fungsi rantai cabang oligosakarida pada Transportasi Seluler
glikolipid dan glikoprotein membran plasma 5.3
belum begitu jelas. Dimungkinkan bahwa
gugus oligosakarida pada glikoprotein
membran membantu agar molekul protein Permeabilitas sangat penting untuk
dapat terpancang kuat pada membran dan berfungsinya sel hidup dan menjaga kondisi
berperan menstabilkan struktur protein. fisiologis intraseluler dengan baik. Fungsi ini
Kompleksitas beberapa oligosakarida pada menentukan zat-zat mana yang dapat masuk
glikoprotein dan glikolipid membran plasma ke dalam sel dan yang tidak dapat masuk ke
yang terpapar pada permukaan sel, dalam sel. Banyak di antaranya adalah zat-zat
memberikan petunjuk berperan sangat penting yang kemungkinan diperlukan untuk
dalam proses pengenalan komunikasi antar sel. mempertahankan proses vitalnya di dalam sel
Hal ini sangat jelas terdapat pada sel-sel yang dan sintesis. Proses transportasi juga mengatur
terlibat dalam sistem imunitas. aliran bahan ekskresi dan air dari sel.
Adanya membran membentuk perbedaan
Contoh Struktur Membran Plasma: Sel antara cairan intraseluler dan cairan
Darah Merah ekstraseluler di mana sel dikumpulkan. Cairan
Dari semua jenis membran yang beragam, yang dimaksud adalah air tawar atau garam
membran plasma eritrosit manusia (sel darah dalam organisme uniseluler yang tumbuh di
merah) adalah yang paling banyak dipelajari kolam atau laut, tetapi pada cairan internal
dan paling dipahami. Ada beberapa alasan organisme multiseluler seperti darah, getah
untuk mempelajari membran sel darah merah bening dan terutama cairan interstitial dapat
antara lain: sel-selnya murah untuk diperoleh bersentuhan dengan permukaan luar
dan tersedia dalam jumlah besar di seluruh membran sel.
darah. Sel darah merah ada sebagai sel tunggal
dan tidak perlu dipisahkan dari jaringan yang Tekanan Osmotik
kompleks. Sel-sel sederhana dibandingkan Salah satu fungsi membran sel adalah untuk
dengan jenis sel lain adalah kekurangan menjaga keseimbangan antara tekanan osmotik
membran inti dan sitoplasma yang dapat cairan intraseluler dan cairan interstitial. Ketika
mengkontaminasi persiapan membran plasma sel-sel ditempatkan dalam larutan yang
dari sel lain. Selain itu, kontak membran plasma memiliki tekanan osmotik mirip dengan cairan
eritrosit yang dimurnikan dapat diperoleh intraseluler (larutan isotonik), sitoplasma tetap
hanya dengan menempatkan sel dalam larutan melekat pada dinding selulosa dan tidak
garam encer (hipotonik). Sel-sel merespons berubah. Ketika larutan medium lebih
tekanan osmotik ini dengan mengambil air dan terkonsentrasi (larutan hipertonik), sel
terjadi pembengkakan, disebut hemolisis. Saat kehilangan air dan sitoplasma tertarik dari
luas permukaan masing-masing sel meningkat dinding sel yang kaku (sel mengkerut). Di sisi
akan menyebabkan sel menjadi bocor, dan lain, ketika larutan medium kurang
isinya yang terdiri hampir seluruhnya dari terkonsentrasi daripada cairan intraseluler
hemoglobin terlarut akan mengalir keluar dari (larutan hipotonik), sel membengkak dan
sel meninggalkan membran plasma. akhirnya pecah. Karena membran plasma sel
bersifat permeabel terhadap air dan zat terlarut
tertentu, tekanan osmotik dipertahankan oleh

125
BAB 5. Membran Sel dan Transportasi Sel

mekanisme yang mengatur konsentrasi zat seperti landak laut, berfungsi seperti
terlarut di dalam sel. osmometer asli. Karena sel pada landak laut
Pada akhir abad 19, Hamburger berbentuk bulat, maka perubahan tekanan
menunjukkan bahwa tekanan osmotik osmotic medium pada sel telur dapat diperoleh
memainkan peranan penting dalam kehidupan dengan beberapa cara, antara lain dengan
sel. Hamburger menemukan bahwa membran mengukur diameter, menentukan volume dan
sel berfungsi seperti membran osmotik dan perubahan yang dialami telur. Banyak sel
larutan 0,9% NaCl yang mempertahankan bakteri bekerja dengan cara yang sama. Jadi
keutuhan eritrosit mamalia, sedangkan dalam tekanan osmotik internalnya dapat ditentukan
larutan yang kurang terkonsentrasi, sel darah dengan menemukan konsentrasi di mana
merah mengalami hemolisis. Pada media yang volumenya tidak berubah.
konsentrasinya lebih tinggi, eritrosit tertarik Pada beberapa organisme uniseluler,
kembali, karena kehilangan air. Percobaan ini keseimbangan osmotik dipertahankan melalui
berlaku untuk semua sel hewan. vakuola kontraktil. Organel ini mengekstraksi
Dari sudut pandang biologis, larutan dapat air dari protoplasma dan berkontraksi,
dikelompokkan menjadi tiga yaitu: (1) Larutan sehingga dapat mengeluarkan isinya ke dalam
isotonik memiliki tekanan osmotik yang sama media eksternal.
dengan sel. Sebagai contoh, larutan 0,3 M non-
elektrolit bersifat isotonik dalam hubungannya
dengan sel mamalia, (2) Larutan hipotonik
memiliki tekanan osmotik yang lebih rendah
daripada sel. Sebagai contoh, larutan natrium
klorida 0,66 persen, yang isotonik untuk
eritrosit amfibi, adalah hipotonik untuk sel
mamalia, dan (3) Larutan hipertonik memiliki
tekanan osmotik yang lebih tinggi daripada sel.
Temuan ini mengarah pada adopsi larutan
fisiologis, yang memiliki tekanan osmotik total
Gambar 5-5 Transport pasif dan transport aktif
yang sama dengan darah hewan, dan melalui membran sel
konsentrasi seimbang ion yang berbeda.
Contoh larutan fisiologis adalah larutan Ringer Adanya sifat hidrofobik di bagian tengah
dan Tyrode.Pada organisme yang lebih tinggi, lapisan lipid membran plasma menyebabkan
tekanan osmotik tubuh secara keseluruhan membran tidak mudah ditembus oleh molekul
terutama diatur oleh ginjal, dimana tekanan polar sehingga membran sel mencegah
osmotik cairan interstitial hampir sama dengan keluarnya komponen-komponen dalam sel
tekanan cairan intraseluler. yang larut dalam air. Namun di pihak lain sel
Secara umum, tekanan osmotik juga memerlukan bahan-bahan nutrisi dan
intraseluler sekitar 10 atmosfer, tetapi dalam membuang limbahnya ke luar sel. Untuk
beberapa kasus khusus, seperti dalam memenuhi kebutuhan ini sel harus
Penicillium, mungkin sebesar 100 atmosfer. Sel- mengembangkan mekanisme khusus untuk
sel hewan pada umumnya tidak memiliki transpor melintasi membran sel. Berdasarkan
turgiditas yang menjadi ciri sel-sel tumbuhan, sifat-sifat membran tersebut dapat disimpulkan
meskipun ada pengecualian, seperti pada bahwa membran plasma bukan merupakan
Coelenterata tubularia. Di sisi lain, telur yang membran yang mati atau kaku melainkan
tidak dibuahi pada beberapa hewan laut, bersifat sangat labil dan dinamis. Transpor

126
BAB 5. Membran Sel dan Transportasi Sel

molekul melalui lapisan lipid membran sel Perbedaan potensial muatan ini
berlangsung melalui protein transmembran mempermudah masuknya ion-ion bermuatan
artinya untuk mengangkut molekul tertentu positif ke dalam sel tetapi menghambat
diperlukan protein khusus. masuknya ion-ion bermuatan negatif. Beberapa
protein transport membentuk saluran bahan-
Konsentrasi Ionik dan Potensial Listrik bahan yang larut dalam air yang dapat dilalui
oleh bahan-bahan berukuran dan bermuatan
Melewati Membran
sedang secara difusi sederhana. Sebagian
Pada semua sel dijumpai ciri-ciri antara lain
protein transport lainnya mempermudah
adanya perbedaan konsentrasi ionik dengan
pengangkutan dengan jalan mengikat bahan
medium ekstraseluler dan potensial listrik yang
yang hendak melintas membran sehingga
melintasi membran. Kedua sifat ini saling
protein transport dinamakan protein
berhubungan erat, karena potensial listrik
pengangkut.
bergantung pada penyebaran ion yang tidak
Apabila protein pengangkut berfungsi
merata di kedua sisi membran.
sebagai pompa yang secara aktif ikut
Dengan menggunakan mikroelektroda
mendorong gerakan bahan-bahan yang
halus dengan ujung 1 u atau kurang
hendak melintas membran maka proses
memungkinkan untuk menembus melalui
transport beralih menjadi transport aktif.
membran ke dalam sel dan juga ke dalam inti
Berbeda dengan transport pasif, transport aktif
sel dan untuk mendeteksi potensi listrik (juga
membutuhkan energi yang biasanya
disebut potensial istirahat, atau stabil), yang
melibatkan hidrolisis ATP dengan enzim yang
selalu bersifat negatif di bagian dalam. Nilai-
terdapat pada membran. Walaupun belum
nilai potensial stabil ini bervariasi di berbagai
diketahui secara pasti perubahan molekuler
jaringan antara -20 dan 100 milivolt (mV).
protein pengangkut selama berfungsi namun
Cairan interstitial memiliki konsentrasi ion Na+
diduga terjadi perubahan konformasi yang
dan Cl- yang tinggi dan cairan intraseluler
bersifat reversibel.
memiliki konsentrasi ion K+ yang tinggi dan
anion organik yang lebih besar (A-).
Proses pengangkutan molekul melalui Konsep Dasar Transport
membran sel dapat pula dibedakan menjadi Ion dan molekul tertentu masuk dan keluar sel.
transport pasif dan transport aktif. Pada Sel mempertahankan volume dan
transport pasif tidak diperlukan bantuan keseimbangan ion-ion yang diperlukan untuk
khusus untuk mengangkut molekul. proses normal kehidupan sel. Molekul yang
Kemampuan melintasi membran hanya berfungsi sebagai makanan juga harus masuk
bergantung pada perbedaan konsentrasi dan ke sel sehingga dapat dipecah menjadi energi.
muatan listrik molekul pada kedua sisi Membran plasma berfungsi melindungi dan
membran yang hendak dilalui. Makin besar mengisolasi sitoplasma dari lingkungan dan
perbedaannya maka makin besar pula menjadi penghalang masuknya molekul ke
kemampuan berdifusinya melalui membran. dalam sel. Penghalang ini bersifat selektif
Kedua perbedaan tersebut dinamakan gradien permeabel yaitu memungkinkan molekul
elektrokimiawi. Membran plasma memiliki penting secara fisiologis masuk dan keluar sel,
perbedaan muatan yaitu sebelah dalam sementara molekul lain tidak dapat masuk.
bermuatan negatif dan sebelah luar bermuatan Beberapa jenis obat juga dapat mencapai bagian
positif. dalam sel.

127
BAB 5. Membran Sel dan Transportasi Sel

Protein perifer dalam membran plasma menggunakan saluran ion, protein pembawa
berfungsi memfasilitasi pengangkutan ion dan atau pompa untuk menggerakkan substansi
molekul lain dalam sel. Protein merupakan pada satu sisi membran ke sisi yang lainnya.
saluran ion, pengangkut dan pompa. Protein Selanjutnya diuji jenis transport yang melewati
membran dapat secara khusus terikat pada membran yang tidak membutuhkan energi
ligan tertentu misalnya pada klorida, glukosa disebut transport pasif. Pada transport pasif
atau pada natrium dan kalium dan substansi atau bahan bergerak melewati
memfasilitasi gerakannya melintasi membran membran dari bagian yang konsentrasinya
plasma. Pada kebanyakan transportasi lebih tinggi ke bagian dengan konsentrasi yang
membran, transpor pasif digunakan pada lebih rendah.
molekul yang bergerak melintasi membran Pada akhir abad 19, Overton
plasma bersamaatau turun dengan gradien menunjukkan bahwa zat-zat yang larut dalam
konsentrasinya. Molekul mengalir dari tempat lemak lebih mudah masuk ke dalam sel, lebih
dengan konsentrasi yang lebih tinggi ke tempat lanjut Collander dan Barlund dalam
konsentrasi yang lebih rendah. Sebaliknya pada eksperimen klasiknya dengan sel-sel tanaman
transpor aktif molekul bergerak melawan Chara, menunjukkan bahwa kecepatan zat
gradien konsentrasinya pada proses yang menembus tergantung pada kelarutannya
membutuhkan energi. dalam lemak dan ukuran molekul. Semakin
tinggi kelarutannya, semakin cepat dapat
Transport Pasif menembus, dan dengan kelarutan yang sama
Berdasarkan pada ukuran, muatan dan dalam lipid, molekul yang lebih kecil
kelarutan yang rendah dalam fosfolipid, menembus pada tingkat yang lebih cepat.
banyak molekul penting secara biologi seperti
ion-ion, gula dan asam amino dapat masuk ke Difusi
dalam sel dengan cara sangat lambat. Namun Difusi ion melintasi membran lebih sulit
serapannya ke dalam sel terjadi pada tingkat daripada difusi molekul karena lintasan ion
atau laju yang cukup cepat. Hal ini dapat terjadi tidak hanya bergantung pada gradien
karena transport saluran ion atau protein konsentrasi, tetapi juga pada gradien listrik
membran memudahkan atau memfasilitasi yang ada dalam sistem.
masuk atau keluarnya molekul tertentu ke Proses difusi berfungsi menggambarkan
dalam dan keluar sel. Proses ini disebut pergerakan molekul dari konsentrasi tinggi ke
transpor yang dikatalisis dan kadang-kadang konsentrasi rendah. Difusi didukung oleh
disebut sebagai difusi terfasilitasi. Tidak ada gerakan acak molekul dalam larutan di mana
sumber langsung energi yang dibutuhkan molekul menyebar keluar sampai terdistribusi
untuk menggerakkan proses transport pasif. secara merata dalam ruang yang ditempati.
Membran sel berfungsi sebagai pintu Proses ini dapat terus terjadi pada laju yang
penjaga (gatekeeper) yang menyebabkan sama selama ada gradien konsentrasi. Difusi
beberapa substansi dapat masuk ke dalam sel satu substansi tidak mengganggu difusi zat lain
tetapi juga dapat mengeluarkan bahan-bahan dalam larutan yang sama. Gerakan bersih atau
dari dalam sel. Dengan kata lain membran sel fluks zat yang menyebar melintasi penghalang
bersifat selektif permeabel. Membran selektif tergantung pada beberapa kriteriaseperti
permeabel adalah ciri-ciri penting membran gradien konsentrasi, ukurandan permeabilitas
semua sel oleh karena menyediakan kekuatan zat di dalam penghalang yang menyebar atau
untuk mengendalikan atau mengontrol berdifusi.
lingkungan internalnya. Sel dapat

128
BAB 5. Membran Sel dan Transportasi Sel

Secara umum hanya molekul kecil dan tidak tersambung. Saluran ion juga memiliki
bersifat nonpolar yang dapat melewati lapisan kesamaan sifat dengan transporter.
bilayer atau membran ganda fosfolipid. Beberapa protein membran membentuk
Molekul bergerak secara randomdan saluran yang menyebabkan molekul polar atau
cenderung berdifusi melewati membran dari bahan yang termuati melewati membran. Pada
bagian berkonsentrasi tinggi ke bagian yang contoh difusi terfasilitasi ini, saluran
konsentrasinya rendah. Pada keadaan menyebabkan ion-ion yang khusus lewat.
kesetimbangan jumlah yang sama melewati Saluran ion ini dijembatani (gated) dan
membran pada kedua arah. membuka serta menutup melalui berbagai
Beberapa protein membran berfungsi macam mekanisme. Disini molekul yang
sebagai pembawa (carrier) yang mengikat distimulasi menyebabkan saluran membuka.
molekul pada satu sisi membran, berubah Pada difusi terfasilitasi seperti halnya pada
bentuk dan kemudian menyimpan molekul difus sederhana, bahan-bahan bergerak dari
pada sisi membran yang lain. Contoh difusi bagian yang konsentrasinya lebih tinggi pada
terfasilitasi adalah glukosa yang merupakan satu sisi membran ke bagian yang
protein pembawa menggerakkan glukosa konsentrasinya lebih rendah pada sisi yang lain.
menurunkan gradien konsentrasinya Pergerakan turun gradien konsentrasi bersifat
merupakan proses yang tidak membutuhkan spontan dan tidak membutuhkan energi.
energi.
Transport Melalui Transporter (Difusi
Transport Melalui Saluran Ion (Difusi Terfasilitas Protein Pembawa)
Terfasilitasi Saluran Ion) Transporter adalah protein trans-membran
Ion dapat masuk ke dalam sel melalui saluran yang mengkatalisis perpindahan molekul ke
ion atau kompleks protein transmembran yang dalam atau keluar sel. Uniport adalah istilah
menyediakan rute atau jalur hidrofilik untuk yang digunakan untuk menggambarkan
melintasinya melalui inti hidrofobik. Saluran transportasi terfasilitasi satu molekul melalui
ion bersifat selektif yaitu semua ion pada suatu transporter.
ukuran tertentu dan muatan yang tertentu Transporter atau uniporter disebut
dapat masuk. Contoh saluran kalsium adalah permease seperti enzimnya yang berfungsi
khusus untuk kalsium dan saluran natrium mengkatalisasi pergerakan ligan melintasi
untuk natrium. Jenis saluran kalium setidaknya penghalang membran plasma. Transporter
ada 16 jenis dan saluran klorida setidaknya ada mampu mengikat dan berinteraksi hanya
13 jenis di membran plasma tapi semua khusus dengan molekul tertentu. Kekhususannya
untuk pengambilan kalium atau klorida. mirip dengan spesifisitas enzim untuk
Ion-ion bergerak melalui saluran ion dari substratnya. Sebagai contoh bentuk fisiologis
konsentrasi tinggi ke konsentrasi yang lebih utama dari glukosa, glukosa D memiliki afinitas
rendah. Saluran ion dapat terbuka atau yang lebih tinggi untuk protein transportnya
tertutup. Pembukaan dan penutupan saluran daripada glukosa L yang merupakan
penyambung diatur oleh rangsangan fisik atau stereoisomer glukosa.
kimia. Saluran penyambung ligan diatur oleh Mengkatalisis transport melalui
neurotransmiter. Saluran penyambung transporter dan saluran ion memerlukan
tegangan diatur oleh medan listrik dan sangat gradien konsentrasi zat terlarut atau substrat
penting dalam sistem saraf. Beberapa saluran yang diangkut. Molekul yang mengikat protein
lainnya diatur oleh protein G. Lainnya peka transpor spesifik dengan afinitas tertentu
terhadap tekanan osmotik dan ada juga yang direpresentasikan sebagai Km.

129
BAB 5. Membran Sel dan Transportasi Sel

Secara numerik Km sama dengan melewati inti hidrofobik dari fosfolipid


konsentrasi zat terlarut yang menghasilkan membran. Gerakan air melalui osmosis terjadi
setengah kecepatan maksimal transportasi. dari konsentrasi air tinggi ke konsentrasi air
Kecepatan maksimal transport (Vmax) tercapai lebih rendah.
ketika semua protein transporter yang tersedia Peristiwa osmosis ternyata juga dapat
terikat oleh zat terlarut spesifiknya. Setelah itu dilihat pada sistem biologis manusia yaitu
penambahan zat terlarut yang lebih tidak dalam sel darah. Ketika sel darah berada dalam
mengakibatkan peningkatan serapan ke dalam larutan hipotonik (yaitu, larutan dengan
sel. Oleh karena itu membran transpor melalui konsentrasi terlalu rendah), maka dinding sel
transporter dan melalui saluran ion adalah darah akan membuat air di luar sel untuk
proses yang jenuh. masuk ke dalam sel dan membuat air yang
Difusi melalui protein pembawa dapat masuk tersebut memberikan tekanan terhadap
terjadi melalui uniport dan kotransport. dinding sel sehingga menyebabkan sel menjadi
Uniport terjadi kalau protein pembawa hanya mengembang, disebut turgid.
mengikat satu macam ion, seperti glukosa
ekstraseluler yang relatif tinggi maka
transportasi dapat terjadi menggunakan cara
ini. Kotransport terjadi jika protein pembawa
mengikat sepasang ion. Kotransport ada dua
macam yaitu simport dan antiport. Simport
terjadi pada transportasi yang memindahkan
dua macam ion ke arah yang sama, seperti
transportasi glukosa ekstraseluler dengan
konsentrasi yang rendah akan terikat ke sisi Gambar 5-6 Proses osmosis
protein pembawa dan masuk ke dalam sel (sumber:https://www.pakarkimia.com/tekan
bersama dengan ion natrium. Antiport, jika an-osmotik/)
transportasi memindahkan dua macam ion
yang terikat pada protein pembawa dan Jika sel darah berada pada larutan
berpindah dengan arah berlawanan, contohnya hipertonik (yaitu larutan dengan konsentrasi
yang terlalu tinggi), maka akan membuat air
adalah pertukaran ion klorida (Cl-) dan ion
yang berada di dalam sel darah akan keluar
asam karbonat (HCO3-).
melalui membran semipermiabel membran sel
menuju larutan di luar karena konsentrasinya
Osmosis yang lebih tinggi. Keadaan ini akan
Osmosis adalah transportasi cairan pelarut menyebabkan sel menjadi mengkerut atau
melalui membran semipermeabel yang tidak disebut peristiwa krenasi.
mengizinkan zat terlarut untuk melewatinya. Oleh karena itu, dengan adanya peristiwa
Air adalah pelarut fisiologis yang penting. tekanan osmotik ini tidak disarankan untuk
Dengan osmosis air melewati membran plasma mengkonsumsi air laut. Hal ini disebabkan
dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi yang karena air laut merupakan larutan dengan
lebih rendah. Membran plasma bersifat konsentrasi yang tinggi sehingga jika masuk ke
permeabel terhadap air tapi bukan untuk zat dalam tubuh akan menyebabkan krenasi
terlarut tertentu dalam larutan dalam air. dalam sel tubuh. Jika krenasi sel terjadi maka
Saluran protein yang dikenal sebagai akan menyebabkan kematian pada sel, karena
aquaporins memungkinkan air untuk hilangnya molekul air.

130
BAB 5. Membran Sel dan Transportasi Sel

kata lain melawan gravitasi). Kerja osmotik


Volume Sel yang harus dilakukan dinyatakan oleh
Ketika tekanan osmotik sama di dalam dan di persamaan Nernst, di mana R adalah konstanta
luar sel maka larutan eksternal yang gas universal dan T adalah temperatur absolut.
mengelilingi sel disebut isotonik (yang sama). Molekul yang bermuatan melintasi gradien
Sel-sel mempertahankan volumenya dalam elektrokimia juga dapat menyiratkan
larutan isotonik. Sementara osmosis terjadi di pengeluaran energi. Misalnya, untuk
kedua arah yaitu dalam dan keluar sel maka mempertahankan konsentrasi Na intraseluler
+

tidak ada gerakan netto ketika tekanan osmotik rendah, sel harus mengeluarkan natrium
sama pada kedua sisi membran. Larutan terhadap gradien (contoh konsentrasi Na+ lebih
dengan tekanan osmotik yang kurang dari tinggi di luar). Selain itu adanya penghalang
sitosol disebut hipotonik. Volume sel elektrokimia karena membran negatif di dalam
meningkat pada larutan hipotonik. Hal ini dan positif di luar.
terjadi karena air bebas pada konsentrasi tinggi
di luar sel. Air bergerak di sepanjang gradien Ciri-Ciri Transport Aktif
konsentrasinya dan ada gerakan netto air ke Untuk lebih memahami kriteria yang
dalam sel. Jika sel ditempatkan dalam larutan menentukan apakah suatu zat bergerak
dengan tekanan osmotik yang lebih tinggi melintasi membran sel dengan transportasi
daripada sitosolnya maka larutannya disebut aktif, dapat diambil contoh dari ginjal. Jika
hipertonik. Air yang keluar dari sel. Dalam tubulus ginjal yang diisolasi direndam dalam
upaya untuk menyamakan tekanan osmotik larutan fenol merah, setelah waktu tertentu
maka sel menyusut. pewarna melewati sel-sel dan menjadi
terkonsentrasi di lumen. Bahwa ini disebabkan
Permeabilitas Sel dan Transport Aktif oleh transpor aktif ditunjukkan oleh fakta
Transpor aktif terjadi ketika molekul atau ion bahwa konsentrasi dalam lumen menjadi jauh
bergerak melawan gradien konsentrasinya lebih besar daripada larutan asli yang menutupi
melintasi membran sel. Energi dibutuhkan tubulus. Dengan demikian sel mengekstrusi
untuk memindahkan zat terlarut ke dalam dan atau mengeluarkan zat warna terhadap gradien
keluar sel. Energi yang digunakan berasal dari konsentrasi. Percobaan lain menunjukkan
adenosin trifosfat atau ATP. Protein membran bahwa transpor aktif bergantung pada energi
yang mengikat berfungsi mengangkut molekul yang dihasilkan sel yaitu dengan
atau ion melawan gradiennya, memiliki mendinginkan jaringan dengan es, dengan kata
aktivitas enzimatik untuk menghidrolisis atau lain cara ini adalah untuk menghambat
memecah ATP yang dapat digunakan sebagai metabolisme sel dan menyebabkan pewarna
energi. Dikenal sebagai ATPase, transporter ini tidak terkonsentrasi. Racun metabolik tertentu
adalah pompa yang digerakkan ATP yang yang menghambat respirasi sel seperti sianida
secara langsung menghidrolisis ATP menjadi dan azida memiliki efek yang sama.
ADP dan fosfat anorganik (Pi) pada transpor Jadi, dapat disimpulkan bahwa transport
aktif primer. aktif merupakan proses transportasi zat yang
Setiap kali suatu molekul harus membutuhkan energi, selain itu juga
dipindahkan terhadap gradien konsentrasi membutuhkan bantuan dari carrier protein dan
maka terjadi transpor aktif. Transpor aktif saluran protein. Energi yang digunakan dalam
terhadap gradien konsentrasi dijelaskan pemindahan molekul tersebut ada yang
dengan analogi dengan contoh hidrostatik di diperoleh dari hidrolisis ATP karena melawan
mana air harus dipindahkan ke hulu (dengan gradient konsentrasi. Cara kerja transport aktif

131
BAB 5. Membran Sel dan Transportasi Sel

dilakukan oleh protein spesifik yang tertanam Protein membran, pompa Na-K menjaga
pada membran. Dua jenis transport aktif adalah gradien ion tetap berhubungan. Dalam
transport aktif primer dan transport aktif keadaan stabil, ekstraseluler memiliki
sekunder. konsentrasi ion natrium (Na+) sepuluh kali
lebih tinggi daripada di dalam sel, sedangkan
Transport Aktif Ion: Potensial konsentrasi ion kalium (K+) lebih rendah di
Membran dalam sel daripada diluar sel. Karena
Konsekuensi terjadinya transpor aktif primer
konsentrasi ion Na+ di dalam sel meningkat
adalah pembentukan gradien ion. Ion tertentu
maka ion Na+ perlu dikeluarkan, maka
seperti natrium dipompa keluar sel, sementara
yang lainnya seperti kalium di pompa ke dalam diperlukan ATP untuk memompa ion Na+
sel melalui transpor aktif primer. Karena itu keluar dengan cara ion Na+ akan terikat pada
natrium ditemukan pada konsentrasi yang sisi spesifik pada saluran protein sehingga
lebih tinggi di luar sel daripada di dalam sel dan menyebabkan rangsangan fosforilasi dan
kalium memiliki konsentrasi tinggi di dalam sel terjadi hidrolisis ATP, menghasilkan suatu
daripada di luar sel. Kecenderungan ion perubahan pada konformasi saluran protein
bergerak ke bawah gradien konsentrasinya. menyebabkan ion Na+ yang terikat bergerak
Gradien konsentrasi yang kuat seperti natrium keluar sel dan terjadi reduksi afinitas ikatan ion
dapat digunakan untuk menggerakkan
Na+ pada saluran protein sehingga ion Na+
pengangkutan zat terlarut lainnya melawan
terlepas. Pada waktu yang bersamaan, di
gradien konsentrasinya sendiri. Molekul
bagian ekstraseluler ion K+ mengalami afinitas
lainnya dapat memanfaatkan gradien
konsentrasi dan melewatinya bersamaan di bagian sisi saluran protein, terjadi
bahkan melawan arah gradien konsentrasinya rangsangan defosforilasi sehingga terjadi
sendiri. Transpor aktif sekunder adalah proses perubahan konformasi saluran protein dan
dimana gradien ion yang dihasilkan oleh menyebabkan gerakan ion K+ ke bagian
pompa yang digerakkan ATP digunakan interseluler. Saluran protein memiliki tiga
untuk menggerakkan transport molekul dan tempat yang spesifik untuk ikatan 3 ion Na+
ion yang lainnya melawan gradien dan 2 untuk ion K+ sehingga setiap kali siklus
konsentrasinya sendiri.
transport terdapat tiga ion Na+ dan 2 ion K+
yang melewati membran sel serta
Transport Aktif Primer
membutuhkan 1 molekul ATP yang
Transport aktif primer yang membutuhkan
terhidrolisis.
energi dari hidrolisis ATP adalah jenis transport
Oleh karena ion-ion natrium dan kalium
yang bergantung pada potensial membran.
tidak dapat secara spontan bergerak melawan
Pada proses transport aktif primer, sel perlu
gradien konsentrasinya maka harus dipompa
menjaga konsentrasi ion internal yang memiliki
keluar dan masuknya sehingga merupakan
konsentrasi kalium tinggi tetapi konsentrasi
proses yang membutuhkan energy ATP. Pada
natrium rendah. Pada sisi luar sel
tahap pertama siklus, 3 ion natrium dan 1 ATP
konsentrasinya adalah sebaliknya, konsentrasi
terikat pada pompa. ATP melepaskan energi ke
natrium tinggi dan konsentrasi kalium rendah.
dalam pompa seperti saat terpisah menjadi
Perbedaan konsentrasi ini menciptakan gradien
ADP dan fosfat inorganik (Pi). Oleh karena
elektrokimia yang melewati membran yang
pompa menggunakan energi secara langsung
mana sel selanjutnya dapat menangkap energi.

132
BAB 5. Membran Sel dan Transportasi Sel

dari ATP maka transport ion dikategorikan dari ATP. Sebaliknya energi berasal dari energi
sebagai transport aktif primer. yang disimpan dalam gradien ion natrium
Setelah ATP terpisah menjadi ADP dan Pi, yang diciptakan dengan menggunakan ATP.
ADP dilepaskan. Pelepasan ADP Perpindahan ini tidak menggunakan ATP hasil
menyebabkan pompa berubah bentuk dan hidrolisis tetapi digerakkan karena perbedaan
mengantar ion natrium ke sisi yang lain dari gradient ion Na+. Konsentrasi ion Na+
membran. Pada waktu yang bersamaan sisi ekstraseluler usus lebih rendah daripada yang
ikatan ion membuka pada permukaan terdapat di dalam sel, sehingga terjadinya
ekstraseluler pompa. Pada sisi ekstraseluler perpindahan ion Na+ ke dalam sel dengan cara
membran, pompa melepaskan 3 ion natrium
berikatan dengan bagian sisi saluran protein,
dan mengambil 2 ion kalium. Seperti saat ion
yang selanjutnya diikuti oleh glukosa yang
kalium terikat, pompa melepaskan fosfat
berikatan dengan saluran protein yang sama
inorganiknya. Pelepasan ini menyebabkan
tetapi terdapat pada sisi yang lain.
pompa kembali berubah bentuk dan
mengantarkan ion-ion kalium ke dalam sel,
lengkaplah siklusnya.

Gambar 5-8 Terbentuknya transport aktif


sekunder berasal dari system transport aktif
primer (sumber:
https://www.slideshare.net/yogha_egha/dw
Gambar 5-7 Transport aktif primer: pompa iprayogo-wibowo-transpor-aktif)
Na-K (sumber:
https://hisham.id/2015/05/pengertian-dan-
Selain itu, transport aktif juga terbagi atas
mekanisme-pompa-natrium-kalium.html)
jenis proses yang lain yang disebut eksositosis
Transport Aktif Sekunder dan endositosis.
Transport aktif sekunder adalah jenis transport
aktif yang memindahkan mikromolekul yang Eksositosis
berada di bagian lumen usus, seperti Sinyal untuk eksositosis sering berupa hormon.
perpindahan glukosa dan asam amino yang Jika hormon berikatan dengan reseptor di
memiliki konsentrasi rendah bergerak ke dalam permukaan sel selanjutnya memicu perubahan
sel usus yang memiliki konsentrasi yang relatif lokal dan mengikat konsentrasi ion Ca2+. Ion
tinggi. Ca2+ memicu eksositosis. Molekul yang
Pada transport aktif sekunder bahan dibebaskan melalui eksositosis memiliki paling
seperti glukosa dipompa dari area yang sedikit tiga cara kerja yaitu melekat pada
berkonsentrasi lebih rendah ke area yang permukaan sel dan menjadi protein perifer
berkonsentrasi lebih tinggi. Proses ini misalnya antigen, menjadi bagian dari matriks
membutuhkan energi oleh karena molekul ekstrasel misalnya kolagen dan
glukosa ditransport melawan gradien glikosaminoglikan, dapat memasuki cairan
konsentrasinya. Energi yang mengarahkan ekstrasel dan memberi sinyal kepada sel lain.
glukosa melewati membran melawan gradien Insulin, hormon paratiroid dan katekolamin
konsentrasinya tidak datang secara langsung semuanya dikemas dalam granul dan diproses

133
BAB 5. Membran Sel dan Transportasi Sel

di dalam sel untuk dibebaskan jika ada Endositosis


stimulasi atau rangsangan yang sesuai. Semua sel eukariota secara terus menerus
Sebagian besar sel membebaskan memfagositosis sebagian membran plasmanya.
makromolekul keluar sel melalui proses Vesikel endositotik terbentuk ketika sebagian
eksositosis. Proses ini juga membawa vesikel membran plasma mengalami invaginasi yaitu
yang telah diolah oleh badan Golgi ke luar membungkus cairan ekstrasel dan isinya.
membran sel. Selain itu, eksositosis juga Vesikel kemudian terlepas sewaktu fusi
merupakan mekanisme transport molekul membran plasma menutup leher vesikel di
besar seperti protein dan polisakarida yang tempat asal invaginasi. Vesikel ini menyatu
melintasi membran sel dari dalam keluar sel dengan struktur membran lain dan
dengan cara menggabungkan vesikel yang memindahkan isinya ke ruangan sel lain atau
berisi molekul tersebut. Vesikel transport yang bahkan kembali ke luar sel. Sebagian besar
lepas dari badan Golgi dipindahkan oleh vesikel endositotik menyatu dengan lisosom
sitoskeleton ke membran sel. Ketika membran primer untuk membentuk lisosom sekunder
vesikel dan membran sel bertemu, molekul yangmengandung enzim hidrolitik sehingga
lipid yang menyusun membran sel mulai merupakan organel khusus yang berfungsi
menyusun ulang dirinya sendiri sehingga sebagai tempat sampah intrasel. Isi
kedua membran bergabung. Isi di dalam makromolekul dicerna untuk menghasilkan
vesikel kemudian tumpah keluar sel. Selain itu, asam amino, gula sederhana atau nukleotida
banyak sel sekretoris yang lain menggunakan dan zat ini berdifusi keluar vesikel untuk
proses eksositosis untuk mengeluarkan digunakan kembali di dalam sitoplasma.
produk-produknya. Contoh eksositosis yang Endositosis memerlukan energi biasanya dari
lain adalah sel tertentu dalam pankreas yang hidrolisis ATP, Ca2+ di cairan ekstrasel dan
menghasilkan hormon insulin dan elemen kontraktil di dalam sel.
mensekresikannya ke dalam darah. Neuron Endositosis sel memasukkan
atau sel saraf yang menggunakan eksositosis makromolekul dan materi yang sangat kecil
untuk melepaskan sinyal kimiawi yang dengan cara membentuk vesikel baru dari luar
merangsang neuron lain atau sel otot. membran sel ke dalam sitoplasma. Langkah-
langkahnya pada dasarnya merupakan
kebalikan dari proses eksositosis. Sebagian kecil
luas membran plasma terbenam ke dalam
membentuk kantung. Begitu kantung ini
semakin dalam, kantung terjepit, membentuk
vesikel yang berisi materi yang telah terdapat di
luar selnya. Terdapat tiga jenis endositosis yaitu:
fagositosis, pinositosis dan endositosis yang
diperantarai reseptor.

Fagositosis
Gambar 5-9 Eksositosis dan endositosis Adanya partikel asing di dalam sel pertama kali
(sumber:
dijelaskan oleh seorang ahli patologi yang
https://hisham.id/2015/04/pengertian-
endositosis-dan-eksositosis.html) bernama Kranid Slavjansky pada sekitar
tahun 1860an. Pada tahun 1880an seorang ahli
zoologi dan mikrobiologi dari Rusia yang
bernama Elie Metchnikoff memperkenalkan

134
BAB 5. Membran Sel dan Transportasi Sel

istilah fagosit yang mengacu pada sel-sel membran plasmanya setiap menit atau seluruh
kekebalan tubuh yang dapat menelan dan membrannya setiap 30 menit.
menghancurkan benda asing seperti bakteri Sebelum fagositosis dicapai, fagosit dan
yang masuk ke dalam tubuh. Metchnikoff juga partikel yang akan difagosit harus menempel
mengetahui bahwa fagosit memainkan satu sama lain, kemungkinan juga tergantung
peranan penting dalam respon imun tubuh, pada sifat kimia dari permukaan partikelnya.
yaitu sebuah penemuan yang membuatnya Pada kasus masuknya bakteri ke dalam sel, jika
mendapat hadiah Nobel pada tahun 1908 di fagosit tidak dapat menempel langsung, maka
bidang Fisiologi Kedokteran. komponen protein dari darah yang disebut
Fagositosis berasal dari Bahasa Yunani opsonin yang merupakan antibodi,
phagein yang berarti makan dan cytos yang membentuk sebuah film permukaan yang
berarti sel, berupa padatan yang ukurannya disebut opsonisasi. Fagosit menempel ke
lebih besar. Sel menelan suatu partikel dengan opsonin yang selanjutnya diikuti oleh
pseudopodia yang membalut di sekeliling fagosisitosis. Bakteri yang dienkapsulasi lebih
partikel tersebut dan membungkusnya di sulit untuk difagosit. Dengan tidak adanya
dalam kantung berlapis membran yang cukup antibody spesifik yang mengenali bakteri
besar untuk digolongkan sebagai vakuola. tersebut maka opsonisasi tidak akan dapat
Contoh adalah siliata atau organisme terjadi, dan bakteri dapat mengusir fagosit.
mikroskopi lainnya yang dimakan atau ditelan Permukaan bakteri akan dilapisi dengan
oleh Amoeba. Selama fagositosis mangsa antibody khusus hanya setelah tubuh telah
menjadi tidak berdaya oleh sekresi dari sel dipasang respon kekebalan terhadap adanya
pemangsa. jenis tertentu dari bakteri tersebut. Antibodi
yang dimaksud adalah sangat penting dalam
membentuk kekebalan tubuh terhadap
penyakit.
Apabila diringkaskan maka proses
fagositosis dapat terjadi melalui beberapa
langkah, yaitu:
1. Aktivasi fagosit. Fagosit istirahat akan
diaktifkan oleh suatu mediator inflamasi
seperti produk bakteri (protein
komplemen, sitokin inflamasi, dan
prostaglandin), mengakibatkan fagosit
Gambar 5-10 Fagositosis yang yang bersirkulasi menghasilkan suatu
memperlihatkan sel bakteri yang akan masuk
ke dalam sel (sumber:
reseptor glikoprotein permukaan sehingga
https://hisham.id/2015/07/pengertian- meningkatkan kemampuannya untuk
fagositosis-dan-contohnya.html) menempel pada permukaan bagian dalam
dinding kapiler, memungkinkannya
Fagositosis terjadi hanya di sel tertentu untuk keluar dari kapiler dan tertarik ke
misalnya makrofag dan granulosit. Fagositosis lokasi infeksi.
melibatkan pencernaan partikel besar seperti 2. Kemotaksis fagosit. Kemotaksis adalah
virus, bakteri, sel atau debris. Makrofag sangat suatu proses pergerakan fagosit menuju
aktif dalam aspek ini dan dapat menelan 25% peningkatan konsentrasi beberapa
volume partikel per jam. Saat melakukannya, atraktan seperti faktor bakteri, antara lain
makrofag dapat menginternalisasi 3% protein komplemen (C5a), kemokin adalah

135
BAB 5. Membran Sel dan Transportasi Sel

suatu interleukin-8 yang disekresikan oleh terlarut yang larut dalam tetesan tersebut
berbagai sel, produk pemecahan fibrin, dimasukkan ke dalam sel, maka pinositosis
kinin, dan fosfolipid yang dilepaskan oleh dapat dikatakan tidak spesifik dalam substansi
sel inang yang terluka. Beberapa jenis yang ditranspornya.
mikroba seperti virus influenza, Pinositosis adalah sifat alamiah semua sel
Mycobacterium tuberculosis, Neisseria yang menyebabkan sel dapat menyerap cairan
gonorrhoeae yang invasive dalam darah, dan isi cairan. Terdapat dua tipe pinositosis
dan Bordetella pertussis telah terbukti yaitu pinositosis fase cair dan pinositosis
menghambat kemotaksis. absorptif. Pinositosis fase cair adalah proses
3. Penempelan fagosit ke mikroba atau sel. nonselektif yang menyerap zat terlarut melalui
Penempelan mikroba diperlukan dalam pembentukan vesikel kecil yang berbanding
proses fagositosis. Beberapa mikroba lebih lurus dengan konsentrasi di cairan ekstrasel
tahan terhadap perlekatan fagosit. Kapsul sekitar. Pembentukan vesikel ini adalah proses
pada bakteri dapat menahan perlekatan yang sangat aktif. Pinositosis absorptif adalah
yang tidak diinginkan dengan mencegah proses selektif yang diperantarai oleh reseptor
reseptor pengenalan pola endositik pada dan terutama berperan dalam penyerapan
fagosit dari pengenalan komponen makromolekul.
dinding sel bakteri dan karbohidrat yang Pinositosis merupakan gejala umum yang
mengandung manosa. terjadi pada berbagai macam sel seperti
4. Menelan mikroba atau sel oleh fagosit. leukosit, sel-sel ginjal, epitelium usus, dan
Setelah terjadi perlekatan, proses makrofag hati. Pinositosis dapat terjadi jika
selanjutnya adalah polimerisasi dan terdapat konsentrasi yang cocok dari protein,
depolimerisasi filament aktin yang asam amino atau ion-ion tertentu pada
mengirim pseudopodia keluar untuk sitoplasma sel. Proses pinositosis dapat terjadi
memfagosit mikroba dan dengan menempelnya bahan penyebab
menempatkannya dalam vesikel endositik (inducer) pada reseptor khusus pada membran
yang disebut fagosom. sel yang kemudian diikuti dengan terjadinya
5. Penghancuran mikroba atau sel. Fagosit lekukan atau invaginasi dari membran yang
mengandung lisosom yang diproduksi membentuk selubung atau membran pinositik.
oleh badan Golgi yang mengandung
enzim pencernaan, bahan kimia Endositosis yang Termediasi Reseptor
mirobisida, dan radikal oksigen yang Membran sel berfungsi sebagai pembatas
toksik. Lisosom berjalan sepanjang (barrier) yang menyebabkan bahan tertentu
mikrotubulus dalam fagosit dan menyatu dapat lewat dengan bebas tetapi membloking
dengan fagosom yang mengandung jalur untuk yang lainnya. Molekul besar seperti
mikroba yang difagosit dan selanjutnya protein, polisakarida dan asam nukleat tidak
akan dihancurkan. dapat melalui membran plasma. Jika sel
mengambil molekul besar atau melepaskannya
Pinositosis maka dapat terjadi melalui proses endositosis
Pinositosis berasal dari Bahasa Yunani pinein atau eksositosis. Pada endositosis membran sel
yang berarti minum dan cytos yang berarti sel. mengelilingi bagian lingkungan luar dan
Jadi dapat dikatakan pinositosis berarti sel yang bertunas seperti vesikel internal. Pada
mengambil tetesan fluida ekstraseluler dalam eksositosis vesikel internal melebur dengan
vesikel kecil. Karena salah satu atau seluruh zat membran plasma dan selanjutnya melepaskan
isinya keluar sel.

136
BAB 5. Membran Sel dan Transportasi Sel

Salah satu jenis endositosis adalah bahkan lebih kolesterol pada intinya. Lapisan
endositosis yang termediasi reseptor. tunggal fosfolipid mengelilingi inti kolesterol
Endositosis yang diperantarai reseptor adalah dan terbenam pada protein yang disebut apo-B.
proses endositosis yang hampir sama dengan Protein apo-B secara khusus dikenali oleh
pinositosis, hanya saja lebih selektif terhadap reseptor membran sel. Reseptor pada coated pit
substansi yang ditranspornya. terikat pada protein apo-B pada partikel LDL.
Pada proses yang sangat spesifik ini sel Coated pit ditekan oleh jaringan seperti lattice
hanya mengambil molekul tertentu yang dari protein yang disebut clathrin.
ditentukan oleh reseptor pada membran sel. Penambahan molekul clathrin kemudian
Pada endositosis jenis ini sel mengambil ditambahkan ke lattice pada akhirnya
partikel lipoprotein yang densitasnya rendah memisahkan membran dan selanjutnya
(LDL). Partikel LDL adalah suatu kompleks melekat pada partikel LDL dan membentuk
sferikal yang besar yang mengandung ribuan vesikel yang terselubungi.
atau lebih kolesterol pada intinya. Dengan Di dalam sel vesikel kemudian tidak
sendirinya kolesterol tidak larut di dalam darah terselubungi seperti clathrin yang terdisosiasi
tetapi pada partikel LDL terkemas terdapat dari vesikel dan dari satu sama lain. Vesikel
lapisan fosfolipid dan protein. Lapisan ini kemudian melebur dengan yang lainnya di
membuat semua molekul kompleks dapat dalam sel menyebabkan pH vesikel yang tidak
terlarut. Pada bentuk ini perjalanan kolesterol terselubungi menjadi drop. Penurunan pH ini
melalui darah dan secara khusus diambil oleh memicu reseptor terdisosiasi dari partikel LDL.
sel dengan reseptor LDL. Untuk melakukannya Setelah reseptor dilepaskan dari patikel LDL,
sel menggunakan reseptor khusus yang vesikel membawa partikel yang telah melebur
mengenali dan terikat pada partikel LDL. dengan lisosom. Lisosom membawa enzim
Reseptor terlingkari bersama pada struktur yang mampu mencerna partikel LDL dan
membran yang disebut lubang berlapis (coated melepaskan bagian komponennya seperti
pit). Partikel LDL mengandung ribuan atau kolesterol asam amino.

Studi Kasus 5.1: Kerusakan Sel Karena Tekanan Osmotik

Ali mengajak teman-temannya liburan sekolah ke pantai di dekat rumah pamannya.


Dengan menggunakan bus mereka berangkat menuju ke pantai yang sudah
direncanakan. Sampai di pantai Ali meminta ijin pamannya untuk menggunakan
perahu kecil atau sampan untuk memancing ikan. Sesampainya di tengah pantai
ternyata perahu oleng karena ombak dan terbalik. Ali berteriak mengingatkan
teman-temannya untuk tidak meminum air laut selama berenang menuju pinggir
pantai. Karena teringat pesan pamannya, bahwa meminum air laut dalam jumlah
yang berlebihan dapat menyebabkan kematian.

137
BAB 5. Membran Sel dan Transportasi Sel

Komponen terbesar penyusun sel tubuh adalah dewasa jumlah air berkisar antara 40% dari
air. Hal ini disebabkan karena air adalah salah berat badannya atau 2/3 dari total cairan
satu pelarut yang baik di dalam sel. Total tubuhnya berada di cairan intrasel dan sisanya
jumlah air di dalam tubuh disebut total body 1/3 nya berada di cairan ekstrasel.
water atau TBW, yang berbeda pada masing- Zat terlarut yang ada di dalam cairan
masing individu berdasarkan jenis kelamin, tubuh terdiri dari cairan yang bersifat elektrolit
umur, dan kandungan lemak tubuhnya. dan non elektrolit. Cairan non elektrolit adalah
Berdasarkan jenis kelamin, maka jumlah air di zat yang tidak terlarut dan tidak bermuatan
dalam sel tubuh pada laki-laki sekitar 60% dari lisrtrik, terdiri dari protein, urea, glukosa,
berat badan dan pada perempuan sekitar 50% oksigen, kardondioksida dan asam-asam
dari berat badan. organik. Sedangkan cairan elektrolit terdiri dari
Berdasarkan kandungan lemaknya maka ion dan garam. Cairan elektrolit tubuh terdiri
dapat dibedakan bahwa orang dengan berat dari ion natrium (Na+), ion kalium (K+), ion
badan yang besar (gemuk) memiliki total air di kalsium (Ca2+), ion magnesium (Mg2+), ion
dalam tubuh yang relatif lebih kecil
klorida (Cl-), ion bikarbonat (HCO3- ), ion fosfat
dibandingkan dengan orang yang memiliki
(HPO42-) dan ion sulfat (SO42-). Ion-ion di dalam
berat badan kecil (kurus). Hal ini disebabkan
cairan sel yang bermuatan posisif disebut kation
karena pada dasarnya bebas air atau tidak
dan ion-ion yang bermuatan negatif disebut
mengandung air.
anion.
Cairan yang terdapat di dalam sel tubuh
Osmosis tidak hanya terjadi sebagai
memiliki komposisi yang hampir sama dengan
proses transportasi sel, namun juga terlibat di
komposisi kimia yang ada di air lut, antara lain
dalam sistem metabolisme sel tubuh, seperti
adanya ion natrium dan ion klorida. Agar
transport di dalam sel darah. Ketika sel darah
fungsi sel-sel tubuh berjalan dengan normal
berada dalam konsentrasi yang sangat rendah,
maka dibutuhkan komposisi cairan di dalam
maka dinding sel darah akan menyebabkan
sel haruslah konstan. Komposisi cairan terdiri
cairan di luar membran sel masuk ke dalam sel
dari zat yang bersifat elektrolit dan nonelektrolit
darah dan membuat tekanan terhadap dinding
yang saling menunjang.
sel, akibatnya sel akan mengembang atau
Cairan sel dalam tubuh dibedakan
swelling. Dengan masuknya cairan yang
menjadi dua yaitu cairan intraselular dan
semakin banyak ke dalam sel darah akan
ekstraselular. Cairan ekstraselular sel dibagi
menyebabkan sel darah pecah.
menjadi cairan interstisial dan intravaskular.
Jika sel darah berada pada larutan dengan
Agar sel normal maka semua cairan yang ada
konsentrasi yang terlalu tinggi, maka akan
di dalam sel mengalami kesetimbangan atau
menyebabkan cairan yang terdapat di dalam sel
homeostasis. Apabila cairan di dalam sel
darah akan mengalir keluar melalui membran
mengalami ketidakseimbangan maka sejumlah
semipermiabel dinding sel. Hal ini akan
besar cairan intravena diberikan ke dalam sel
mengakibatkan sel menjadi mengkerut (shrink)
agar sel tidak mengalami kekurangan cairan.
atau disebut mengalami krenasi yang pada
Apabila penambahan cairan tidak dapat
akhirnya akan menyebabkan sel mati.
memenuhi kebutuhan sel yang normal maka
Oleh karena itu dengan adanya peristiwa
akan menyebabkan terjadinya perfusi sel-sel di
tekanan osmotik, dan terjadinya proses osmosis
dalam jaringan akan mengalami gangguan dan
di dalam sel darah, maka sangat tidak
akhirnya dapat menyebabkan kematian sel.
disarankan untuk meminum air laut. Hal ini
Air disebarkan di antara ruangan-ruangan
disebabkan karena air laut merupakan larutan
yang dipisahkan oleh membran sel. Pada orang

138
BAB 5. Membran Sel dan Transportasi Sel

dengan konsentrasi yang tinggi dan jika masuk terjadi terus menerus maka sel akan mati
ke dalam tubuh dapat menyebabkan terjadinya karena hilangnya molekul air dan dapat
krenasi atau sel tubuh mengkerut. Jika krenasi menyebabkan kematian.

Studi Kasus 5.2: Tekanan Osmotik dan Proses Cuci Darah


(Dialisis)

Salah satu contoh aplikasi prinsip tekanan osmotik dalam bidang medis adalah proses
cuci darah atau dialisis. Cuci darah dibutuhkan oleh pasien dengan penyakit gagal
ginjal yang diakibatkan karena disfungsi ginjal sehingga ginjal tidak dapat melakukan
fungsi normalnya yaitu filtrasi darah. Akibatnya jika darah tidak melalui proses filtrasi
dapat menyebabkan kerusakan organ tubuh. Adanya teknologi dialisis memungkinkan
proses filtrasi darah dilakukan di luar ginjal menggunakan suatu mesin. Prinsip kerja
dari mesin dialisis adalah darah akan dimasukkan ke dalam mesin dan akan melalui
suatu membran semipermiabel. Dalam membran semipermiabel, kotoran dalam darah
dapat dipisahkan melalui membran dialisis untuk terpisah dari darah sehingga
didapatkan darah hasil cuci yang bebas dari pengotor.

Sejak ditemukannya komposisi dan struktur dalam volume sel terjadi dalam isotonik NaCl,
membran sel mamalia, ahli biologi telah dan, dengan menempatkan sel darah dalam
hipotonik NaCl, terjadi hemolisis tidak lengkap.
memiliki pemahaman yang lebih jelas tentang
Dengan mengubah larutan mandi menjadi air
bagaimana zat masuk dan keluar sel. Sifat
suling atau urea isosmotik, hemolisis terjadi
selektif dari membran sel memungkinkan
karena efek hipotoniknya.
gerakan beberapa zat terlarut dan mencegah
Pada tahun 1925, Gorter dan Grendel
gerakan yang lain.
adalah yang pertama melaporkan sifat lipid
Hal ini memiliki konsekuensi penting
bilayer dari membran sel. Struktur membran sel
untuk volume sel dan integritas sel dan, sebagai
hasilnya, sangat penting secara klinis, misalnya lebih lanjut dikembangkan oleh karya Singer
dalam pemberian infus intravena isotonik. dan Nicolson, yang menggambarkan
Konsep-konsep osmolaritas dan tonisitas sering keberadaan dan lokasi protein dalam lapisan
dikacaukan oleh karena zat terlarut isosmotik ganda dan mengembangkan model mosaik
fluida.
impulsan seperti NaCl juga isotonik; namun,
Dalam membran sel mamalia, lapisan
zat terlarut isosmotik seperti urea sebenarnya
ganda fosfolipid sendiri permeabel terhadap
hipotonik karena sifat permanen dari
beberapa zat seperti oksigen, molekul nonpolar
membran. Dengan menempatkan sel darah
kecil, dan sebagian permeabel terhadap air,
merah dari osmolaritas dan tonisitas yang
tetapi beberapa substansi seperti ion dan
berbeda, percobaan ini menunjukkan efek
glukosa yang diisi bersifat impermeant tanpa
osmosis dan perubahan sel yang dihasilkan
kehadiran tambahan saluran protein dan
volume. Menggunakan solusi standar
hemoglobin, di mana konsentrasi hemoglobin transporter di membran. Bentuk gabungan dari
yang diketahui diproduksi, proporsi dan efek fosfolipid dan protein telah menghasilkan
hemolisis ini pada hematokrit yang dihasilkan penggunaan istilah inimembran "selektif
permeabel". Sejauh mana zat terlarut yang
dapat diperkirakan. Tidak ada perubahan
dapat melintasi membran sel menentukan

139
BAB 5. Membran Sel dan Transportasi Sel

tonisitas cairan ekstraseluler dan, oleh karena terlarut sepenuhnya terdisosiasi dalam larutan.
itu, ukuran dan bentuk sel dari gerakan air Misalnya, menghitung osmolaritas larutan
osmotik yang dihasilkan. Pengetahuan struktur NaCl 0,9% berat/vol (mol berat 58,44) untuk
dan fungsi membran sel dan pergerakan zat molaritas.
melintasi membran sangat penting. Osmolaritas dan tonisitas sering
Osmosis adalah pergerakan air menuruni digunakan secara bergantian, tetapi hasilnya
gradien osmotiknya melintasi membran tidak sama. Tonisitas mengacu pada efek
permeabel selektif. Pembentukan gradien larutan memiliki volume sel sebagai akibat dari
tekanan osmotik, yaitu, tekanan yang permeabilitas membran untuk zat terlarut itu.
dibutuhkan untuk mencegah pergerakan air Tonisitas, oleh karena itu, ditentukan oleh
turun gradiennya, adalah hasilnya dari osmolaritas dan apakah zat terlarut dapat
perbedaan jumlah partikel impermeant dalam melintasi membran sel, ini adalah konsentrasi
larutan di kedua sisi membran. Air bisa zat terlarut impermeant sendiri yang
bergerak langsung melalui membran sel; menentukan tonisitas. Ketika membandingkan
Namun, karena sifat lipid membran lipid konsentrasi cairan dengan cairan tubuh
bilayer, proses ini relatif lambat. Itu adalah ekstraseluler, istilah isotonik, hipertonik, dan
penemuan air yang mengandung protein hipotonik digunakan daripada osmolaritas,
pembentuk pori dikenal sebagai aquaporins seperti menggambarkan efek larutan terhadap
yang membantu meningkatkan pengetahuan volume sel, yang signifikansi adalah fisiologis.
tentang bagaimana air bergerak dari Tonisitas akan menghasilkan berikut:
intraseluler ke cairan ekstraseluler dan tidak ada pergerakan bersih air (isotonik), aliran
sebaliknya. bersih air keluar dari sel (hipertonik), atau aliran
Keseimbangan air sangat penting dalam air bersih ke dalam sel (hipotonik). Dua larutan
homeostasis; hormon seperti hormon yang isosmotik mungkin tidak isotonik. Contoh
antidiuretik (ADH) dan natriuretik atrium kuncinya adalah urea isosmotik dan NaCl
peptida dilepaskan sebagai respons terhadap isosmotik. Baik urea dan NaCl memiliki
perubahan komposisi dan volume plasma, osmolaritas yang sama, memiliki yang sama
masing-masing, dan bekerja pada ginjal jumlah total partikel osmolit; namun, membran
mengatur osmolaritas dan volume plasma. permeabel terhadap urea, yang secara bebas
Osmolaritas suatu larutan ditentukan oleh akan berdifusi melintasi membran sel, dan
total jumlah partikel yang ada, yang dikenal kedap terhadap NaCl.
sebagai partikel osmolit, dan tidak terpengaruh Urea isosmotik adalah hipotonik
oleh identitas molekul-molekul ini. Itu semakin dibandingkan dengan isosmotik dan isotonik
tinggi osmolaritas suatu larutan, semakin besar larutan NaCl impermeant. Akibatnya, volume
konsentrasi osmolit, dan sifat fisik suatu larutan sel ditentukan oleh larutan yang ada dan
seperti tekanan osmotik dan titik beku akan apakah membran sel dapat ditembus oleh zat
tergantung pada konsentrasi osmolit dalam terlarut. Jika membran tidak sama
larutan. permeabelnya dengan semua zat terlarut, maka
Osmolaritas adalah dihitung dari jumlah perbedaan pergerakan air akan diamati yang
konsentrasi molar masing-masing zat terlarut tidak dijelaskan oleh osmolaritas sendiri, dan,
dikalikan dengan koefisien osmotik untuk zat karenanya, istilah tambahan, diperlukan
terlarut itu. Koefisien osmotik ditentukan oleh tonisitas. Larutan hipotonik menyebabkan
sejauh mana zat terlarut (contoh senyawa ionik) pembengkakan sel dan akhirnya pecah atau
terdisosiasi dalam larutan; oleh karena itu, lisis jika gerakan osmotik yang dihasilkan
koefisien osmotik 1 menunjukkan bahwa zat

140
BAB 5. Membran Sel dan Transportasi Sel

airnya cukup besar. Dalam kasus sel darah perubahan potensial membran. Molekul yang
merah disebut sebagai hemolisis. berikatan dengan tempat tertentu dari saluran
Pengetahuan tentang osmosis dan mengaktifkan saluran yang diikat ligan (ligand-
tonisitas sangat penting dalam memahami gated channels). Kelompok ketiga terdiri dari
pergerakan cairan dalam tubuh. Konsep- saluran yang diaktifkan oleh rangsangan
konsep ini adalah mendasar dalam proses mekanis. Saluran ion sangat penting untuk
fisiologis normal; salah satu contohnya berbagai fungsi fisiologis termasuk pensinyalan
adalahbahwa reabsorpsi air di ginjal sebagai saraf, kontraksi otot, detak jantung, sekresi
peningkatan osmolaritas dideteksi oleh hormon, regulasi volume sel, dan proliferasi sel.
hipotalamus dan merangsang sekresi ADH,
menghasilkan retensi air yang lebih besar
danekskresi urin yang lebih pekat.
Osmosis dan tonisitas penting secara
klinis, karena kegagalan tubuh untuk
merespons perubahan osmolaritas, atau
kegagalan untuk melepaskan ADH,
menghasilkan kondisi diabetes insipidus. Sumber:http://www. Mastah.org/tekanan osmotic-
Konsep penting lainnya adalah diagnosis pengertian-rumus-dan-manfaat/
berbagai jenis dehidrasi dan pemberian cairan
intravena yang sesuai. Praktisnya dengan Hal ini tidak mengherankan bahwa saluran ion
penggunaan sel darah merah yang mudah berimplikasi pada banyak penyakit.
didapat dari model sel. Kebanyakan diantaranya adalah kelainan
Ciri karakteristik saluran ion adalah bawaan yang dihasilkan dari mutasi gen
mekanisme yang menjembatani untuk penyandi protein saluran. Beberapa
mengontrol pergerakan ion. Ada tiga jenis diantaranya adalah penyakit autoimun di mana
utama jembatan yang menghubungkan tubuh memproduksi antibodi untuk molekul
saluran. Voltage-gated channel dibuka oleh salurannya sendiri.

Studi Kasus 5.3: Kerusakan pada Saluran Ion dan Transporter


sebagai Penyebab Penyakit Keturunan (Herediter)

Ada banyak penyakit yang berhubungan dengan protein yang terdapat dalam
membran sel. Pada tahun 1989, kelainan pertama yang ditemukan disebut cystic
fibrosis yang diidentifikasi sebagai gangguan saluran ion. Saluran ion adalah satu
kelas dari molekul jenis ini. Saluran protein membentuk pori-pori dalam membran sel
dan memungkinkan ion-ion tertentu untuk melewatinya ke gradien konsentrasi.
Beberapa kelainan bawaan yang parah telah ditelusuri hingga mutasi pada gen yang
menyandikan atau mengkodekan protein saluran ion. Sebagian besar kelainan
mempengaruhi pergerakan ion melintasi selaput plasma sel yang dapat dieksitasi
(contoh sel otot, saraf, dan sensorik), mengurangi kemampuan sel-sel ini untuk
mengembangkan atau mengirimkan impuls.

141
BAB 5. Membran Sel dan Transportasi Sel

Cystic fibrosis yaitu kelainan saluran ion yang biasanya menunjukkan efek yang paling parah.
merupakan kelainan yang diwariskan adalah Penderita CF menghasilkan lendir yang kental
contoh yang paling baik dipelajari dan paling dan lengket yang sangat sulit untuk
umum, yang merupakan hasil dari cacat pada dikeluarkan dari saluran udara. Individu yang
saluran ion sel-sel epitel. menderita biasanya menderita infeksi paru-
Rata-rata, 1 dari setiap 25 orang keturunan paru kronis dan peradangan, yang secara
Eropa Utara membawa satu salinan gen mutan progresif merusak fungsi paru.
yang dapat menyebabkan cystic fibrosis (CF). Gen yang bertanggung jawab atas cystic
Mulai saat ini daftar penyakit masih terus fibrosis diisolasi pada tahun 1989. Setelah urutan
bertambah. Kajian penyakit saluran ion gen CF ditentukan dan urutan asam amino dari
biasanya terdiri dari dua tahap. Pertama, lokus polipeptida yang sesuai disimpulkan, jelas
kromosom penyakit dan protein yang dikode bahwa polipeptida adalah anggota superfamili
oleh gen tersebut harus diidentifikasi. transporter ABC. Protein tersebut diberi nama
Kemudian fungsi saluran mutan diekspresikan cystic fibrosis transmembrane conductance regulator
dalam sel khusus sebagai HEK (sel ginjal (CFTR), sebuah istilah yang membingungkan
manusia embrionik) dipelajari dengan teknik yang mencerminkan fakta bahwa para peneliti
elektrofisiologi. Mutasi gen menghasilkan tidak yakin dengan fungsinya yang tepat.
rantai polipeptida yang rusak yang tidak dapat Pertanyaan itu dapat dijawab setelah protein
diproses dengan benar dan tidak dapat dimurnikan, dimasukkan ke dalam lipid
dimasukkan ke dalam membran atau rantai bilayer buatan, dan terbukti berfungsi sebagai
polipeptida yang membentuk saluran tetapi saluran klorida yang diatur AMP siklik, bukan
tidak berfungsi atau dengan kinetika yang transporter. Tetapi penelitian selanjutnya telah
diubah. Ciri saluran dapat dipelajari dengan menambahkan banyak komplikasi pada kasus
teknik elektrofisiologi. Teknik penjepit ini karena telah ditunjukkan bahwa selain
tegangan sel yang utuh mengukur semua berfungsi sebagai saluran klorida, CFTR juga (1)
saluran sel dalam waktu yang bersamaan. Satu menyalurkan ion bikarbonat (HCO3-), (2)
hal dapat memperkirakan arus maksimum menekan aktivitas epitel saluran ion Na+
yang mengalir dan kinetiknya. Teknik patch (ENaC), dan (3) merangsang aktivitas
clamp mampu mengukur saluran tunggal. kelompok penukar epitel klorida/bikarbonat.
Karena saluran tunggal berfluktuasi antara Karena peran CFTR menjadi lebih kompleks,
keadaan terbuka dan tertutup, saluran dapat menjadi sulit untuk menentukan dengan tepat
menentukan amplitudo saat ini, probabilitas bagaimana cacat pada protein ini mengarah
saluran terbuka atau durasi keadaan tertutup pada perkembangan infeksi paru-paru kronis.
dan terbuka. Meskipun ada banyak perdebatan, banyak
Karena penderita CF tidak menunjukkan peneliti akan setuju dengan pernyataan berikut.
gejala gen mutan, sebagian besar bersifat Karena pergerakan air keluar dari sel
heterozigot yaitu tidak menyadari bahwa epitel oleh osmosis mengikuti pergerakan
penderita CH adalah pembawa (carrier). garam, kelainan dalam fluks Cl-, HCO3-,
Akibatnya, sekitar 1 dari setiap 2.500 bayi dalam dan/atau Na+ yang disebabkan oleh defisiensi
populasi Kaukasia ini (1/25 x 1/25 x 1/4)
CFTR menyebabkan penurunan cairan yang
bersifat resesif homozigot di lokus ini dan lahir
membasahi sel epitel dari saluran udara.
dengan cystic fibrosis (CF). Meskipun cystic
Penurunan atau pengurangan volume cairan
fibrosis mempengaruhi berbagai organ,
permukaan, dan peningkatan viskositas lendir
termasuk usus, pankreas, kelenjar keringat, dan
yang disekresikan, merusak fungsi silia yang
saluran reproduksi, saluran pernapasan

142
BAB 5. Membran Sel dan Transportasi Sel

mendorong lendir dan bakteri keluar dari  Teori lembaran (leaflet theory) pada dasarnya
saluran pernapasan. menyatakan bahwa membran sel tersusun
oleh lapisan-lapisan.
Voltage-Gated Sodium Channels  Teori bola-bola (globular theory) menyatakan
Voltage-gated sodium channels dibentuk bahwa komponen lipid-protein sebagai bola-
oleh rantai α subunit, yang memiliki 4 domain bola yang tersusun membentuk lembaran.
homolog, tetapi tidak identik. Ada 6 segmen  Teori dinamis menyatakan bahwa struktur
transmembran di setiap domain. β subunit membran sel dapat berbentuk lembaran
berlapis dan dapat berubah menjadi susunan
adalah polipeptida yang lebih kecil, dengan
bola-bola mengikuti keadaan dan kebutuhan.
segmen transmembran tunggal dan domain
 Singer dan Nicolson, mengemukakan model
ekstraseluler yang besar. β subunit berperan
mozaik cair. Membran terdiri atas sebuah
dalam gerbang saluran, mempercepat laju
lapisan lemak bimolekuler dengan
pembukaan dan penutupan. Saluran tegangan
gumpalan-gumpalan protein yang
(voltage-gated channels) saraf dan otot sangat dibedakan menjadi protein intrinsik (protein
penting untuk propagasi impuls saraf dan integral) dan protein ekstrinsik (protein
kontraksi otot. Saluran diaktifkan oleh perifer).
depolarisasi membran sel. Dalam keadaan  Model lamellar membran sel terdiri atas 3
terbuka secara selektif permeabel terha-dap ion hipotesis yaitu: hipotesis lipid bilayer, dan
natrium. Aliran ion ke dalam sel menghasilkan hipotesis protein-lipid-protein (model
depolarisasi lokal yang kuat yang disebut sandwich), seperti model Danielli dan
potensial aksi yang bergerak di sepanjang Davson.
akson ketika saluran natrium tegangan-terbuka  Membran plasma sel hewan terutama terdiri
baru terbuka karena depolarisasi. Pengeluaran dari protein, lipid dan sejumlah kecil
ion kalium melalui depolarisasi voltage-gated karbohidrat.
potassium channels yang diaktifkan dan  Uniport terjadi kalau protein pembawa
inaktivasi voltage-gated sodium channel yang hanya mengikat satu macam ion, seperti
membatasi potensial aksi. Proses berlanjut glukosa ekstraseluler yang relative tinggi.
 Kotransport terjadi jika protein pembawa
hingga potensial istirahat diatur ulang. Aktivasi
mengikat sepasang ion.
otot voltage-gated sodium channels memicu aliran
 Simport terjadi pada transportasi yang
ion kalsium ke dalam sitoplasma dari retikulum
memindahkan dua macam ion ke arah yang
sarkoplasma dan kontraksi miofibril.
sama, seperti transportasi glukosa
ekstraseluler dengan konsentrasi yang
Ringkasan rendah akan terikat ke sisi protein pembawa
dan masuk ke dalam sel bersama dengan ion
 Membran plasma, yang berfungsi natrium.
mengontrol masuk dan keluarnya molekul  Antiport, jika transportasi memindahkan dua
dan ion, selain mengatur pertukaran antara macam ion yang terikat pada protein
sel dan medium yang umumnya disebut pembawa dan berpindah dengan arah
permeabilitas. Membran plasma juga berlawanan, contohnya adalah pertukaran
berfungsi sebagai titik pelekatan untuk
ion klorida (Cl-) dan ion asam karbonat
protein sitoskeletal intraseluler dan untuk
(HCO3-).
komponen-komponen matriks ekstraseluler
di luar sel.  Pada transport pasif tidak diperlukan
bantuan khusus energi ATP untuk
mengangkut molekul. Kemampuan
melintasi membran hanya bergantung pada

143
BAB 5. Membran Sel dan Transportasi Sel

perbedaan konsentrasi dan muatan listrik c. Sebagai tempat transportasi ion-ion


molekul pada kedua sisi membran yang d. Hanya mengandung lipid dan protein
hendak dilalui. e. Berfungsi sebagai titik pelekatan untuk
 Transport aktif membutuhkan energi yang protein
biasanya melibatkan hidrolisis ATP dengan 2. Jenis lipid yang ditemukan di membran sel:
enzim yang terdapat pada membran. a. Fosfolipid
 Transport aktif primer adalah suatu proses b. Kolesterol
dimana sel perlu menjaga konsentrasi ion c. Glikolipid
internal yang memiliki konsentrasi kalium d. A dan C benar
tinggi tetapi konsentrasi natrium rendah, e. Semua benar
membutuhkan energy ATP untuk 3. Proses transportasi di membran sel dimana
memindahkan ion-ion ini. ion-ion dapat keluar masuk (dari konsentrasi
 Transport aktif sekunder adalah jenis tinggi ke konsentrasi rendah) tanpa
transport aktif yang memindahkan membutuhkan energi ATP disebut:
mikromolekul yang berada di bagian lumen a. Difusi sederhana
usus, seperti perpindahan glukosa dan asam b. Osmosis
amino yang memiliki konsentrasi rendah c. Difusi terfasilitasi saluran ion
bergerak ke dalam sel usus yang memiliki d. Pompa Na-K
konsentrasi yang relatif tinggi. e. Difusi terfasilitasi protein pembawa
 Eksositosis adalah suatu proses mekanisme 4. Proses transportasi di membran sel dimana
transport molekul besar seperti protein dan ion-ion dapat bergerak dari konsentrasi tinggi
polisakarida yang melintasi membran sel dari ke konsentrasi rendah tanpa ATP tetapi
dalam keluar sel dengan cara membutuhkan selaput semipermeabel
menggabungkan vesikel yang berisi molekul disebut:
tersebut. a. Difusi sederhana
 Endositosis sel memasukkan makromolekul b. Osmosis
dan materi yang sangat kecil dengan cara c. Difusi terfasilitasi saluran ion
membentuk vesikel baru dari luar membran d. Pompa Na-K
sel ke dalam sitoplasma. e. Difusi terfasilitasi protein pembawa
 Fagositosis adalah proses dimana sel menelan 5. Dalam transport aktif pompa yang
suatu partikel dengan pseudopodia yang digerakkan ATP yang secara langsung
membalut di sekeliling partikel tersebut dan menghidrolisis ATP menjadi:
membungkusnya di dalam kantung berlapis a. AMP + Pi
membran yang cukup besar b. ADP + Pi
 Pinositosis adalah sifat alamiah semua sel c. GTP + Pi
yang menyebabkan sel dapat menyerap d. GDP + Pi
cairan dan isi cairan. e. CDP + Pi
 Endositosis yang diperantarai reseptor adalah 6. Proses transportasi sel dimana sebagian besar
proses endositosis yang hampir sama dengan sel membebaskan makromolekul keluar
pinositosis, hanya saja lebih selektif terhadap membran sel disebut:
substansi yang ditranspornya. a. Pinositosis
b. Endositosis
Latihan Soal c. Eksositosis
1. Ciri-ciri membran sel atau membran plasma d. Fagositosis
yang tidak benar adalah: e. Osmosis
a. Merupakan batas terluar dari sel
b. Strukturnya bersifat selektif permeabel

144
BAB 5. Membran Sel dan Transportasi Sel

7. Proses transportasi sel dimana sebagian besar yields unique insight into sugar recognition.
Proc Natl Sci. 2011; 108: 9361-9366.
sel memasukkan makromolekul ke dalam sel Cherak SJ, Gugala N, Turner RJ. Membrane
disebut: Transport. Canada: Austin Publishing Group;
a. Pinositosis 2016.
Choong K, Kho ME, Menon K, Bohn D. Hypotonic
b. Endositosis versus isotonic saline in hospitalised children: a
c. Eksositosis systematic review. Arch Dis Child. 2006; 91: 828
d. Fagositosis – 835.
Cooper GM. The Cell: A Molecular Approach. 6th Ed.
e. Osmosis Sunderland, MA: Sinauer, 2013.
8. Transportasi sel dimana terjadi ingesti atau Dawson RJ, Locher KP. Structure of a bacterial
multidrug ABC transporter. Nature. 2006; 443;
pencernaan partikel besar seperti virus,
180-185.
bakteri dan lain-lain disebut: Di L, Artursson P, Avdeef A, et al. Evidence-based
a. Pinositosis approach to assess passive diffusion and
carriermediated drug transport. Drug Discov
b. Endositosis Today. 2012; 17:905–912.
c. Eksositosis Dourmashkin RR, Rosse WF. Morphologic changes in
d. Fagositosis the membranes of red blood cells undergoing
hemolysis. Am J Med. 1966; 41: 699 -710.
e. Osmosis Dworakowska B, Dolowy K. Ion channels-related
9. Transportasi sel dimana sel dapat menyerap diseases. Acta Biochimica Poloniva, 2000; 47(3):
cairan dan isi cairan disebut: 685-703.
Engelman DM. Membranes are more mosaic than
a. Pinositosis fluid. Nature. 2005; 438:578–580.
b. Endositosis Feher JJ, Ford GD. A simple student laboratory on
osmotic flow, osmotic pressure, and the
c. Eksositosis
reflection coefficient. Am J Physiol. 1995; 268:
d. Fagositosis S10 - S20.
e. Osmosis Finkelstein A. Water and nonelectrolyte permeability
of lipid bilayer membranes. J Gen Physiol. 1976;
10. Enzim yang digunakan untuk merombak 68:127–135.
ATP menjadi ADP + Pi adalah: Goodhead LK, MacMillan FM. Measuring osmosis
a. Ligase dan hemolysis of red blood cells. AdvPhysiol
Educ. 2017; 41: 298-305.
b. Tirosin kinase Gorter E, Grendel F. On bimolecular layers of lipids
c. Adenilil siklase on the chromocytes of the blood. J Exp Med.
d. ATP ase 1925; 41: 439 - 443.
Goswitz VC, Brooker RJ. Structural Features of the
e. Fosfatase Uniporter/symporter/antiporter Superfamily.
Protein science. 1995; 4: 534-537.
Griffith JK, Baker ME, Rouch DA, Page MG, Skurray
Referensi RA, Paulsen IT, et al. Membrane Transport
Proteins: Implications of Sequence
Abramson J, Smirnova I, Kasho V, Verner G, Kaback Comparisons. Current Opinion in Cell Biology.
HR, Iwata S. Structure and mechanism of the 1992; 4: 684-695.
lactose permease of Escherichia coli. Science. Guan L, Kaback HR. Lessons from Lactose Permease.
2003; 301; 610-615. Annu Rev Biophys Biomol Struct. 2006; 35: 67-
Alberts B, Johnson A, Lewis J, et al. Molecular biology 91.
of the cell. 5th. New York: Garland Science; 2007. Guan L, Mirza O, Verner G, Iwata S, Kaback HR.
Anderson MP, Rich DP, Gregory RJ, Smith AE & Structural determination of wild-type lactose
Welsh MJ (1991). Generation of cAMP-activated permease. Proc Natl Acad Sci. 2007; 104: 15294-
chloride currents by expression of CFTR. 15298.
Science, 251: 679- 682. Gutknecht J, Bisson MA, Tosteson FC. Diffusion of
Bear CE, Li C, Kartner N, Bridges RJ, Jensen TJ, carbon dioxide through lipid bilayer
Ramjeesingh M & Riordan JR (1992). membranes: effects of carbonic anhydrase,
Purification and functional reconstitution of the bicarbonate, and unstirred layers. J Gen Physiol.
cystic fibrosis transmembrane conductance 1977; 69:779–794.
regulator (CFTR). Cell, 68: 809-818. Hijiya N, Horiuchi K, Asakura T. Morphology of
Bird GW. The red cell. BMJ. 1972; 1: 293-297. sickle cells produced in solutions of varying
Chaptal V, Kwon S, Sawaya MR, Guan L, Kaback HR, osmolarities. J Lab Clin Med. 1991; 117: 60 - 66.
Abramson J. Crystal structure of lactose
permease in complex with an affinity inactivator

145
BAB 5. Membran Sel dan Transportasi Sel

Jacobson K, Mouritsen OG, Anderson RGW. Lipid substrate specificities using Primary Sequence
rafts: at a crossroad between cell biology and Information. PloS one. 2014; 9: e100278.
physics. Nat Cell Biol. 2007; 9:7–14. Murakami S, Nakashima R, Yamashita E, Yamaguchi
Jardetzky O. Simple allosteric model for membrane A. Crystal structure of bacterial multidrug efflux
pumps. Nature. 1966; 211: 969-970. transporter AcrB. Nature. 2002; 419: 587-593.
Kaback HR, Sahin-Tóth M, Weinglass AB. The Orsi M, Essex JW. Passive permeation across lipid
kamikaze approach to membrane transport. Nat bilayers: a literature review. Molecular
Rev Mol Cell Biol. 2001; 2: 610- 620. simulations and biomembranes: from
Kaback HR1, Smirnova I, Kasho V, Nie Y, Zhou Y. biophysics to function. 2010:76–90.
The alternating access transport mechanism in Riordan JM, Rommens JM, Kerem BS, Alon N,
LacY. J. Membrane Biol. 2011; 239; 85-93. Rozmahel R, Grzelvak Z, Zeilenski J, Lok S,
Knaysi GA. Elements of Bacterial Cytology. 2nd ED. Plavsic N & Chou JL (1989). Identification of the
Ithaca: Comstock Pub Associates; 1951. cystic fibrosis gene: cloning and characterization
Koichi K, Michiya F, Makoto N. Lipid components of of complementary DNA. Science, 245: 1066-
two different regions of an intestinal epithelial 1073.
cell membrane of mouse. Biochim Biophys Acta. Rommens JM, Iannuzzi MC, Kerem B, Drumm ML,
1974; 369:222–233. Melmer G, Dean M, Rozmahel R, Cole JL,
Korkhov VM, Mireku SA, Veprintsev DB, Locher KP. Kennedy D, Hidaka N, Zsiga M, Buckwald M,
Structure of MAP-PNP-bound BtuCD and Riordam JR, Tsui L & Collins FS (1989).
mechanism of ATP-powered vitamin B12 Identification of the cystic fibrosis gene:
transport by BtuCD-F. Nat Struct Mol Biol. 2014; chromosome walking and jumping. Science,
21: 1097-1099. 245: 1059- 1065.
Kregenow FM. The response of duck erythrocytes to Schuldiner S. Structural Biology: the ins and outs of
hypertonic media. Further evidence for a drug transport. Nature. 2006; 443: 156-157.
volume-controlling mechanism. J Gen Physiol. Singer SJ, Nicolson GL. The fluid mosaic model of the
1971; 58: 396 - 412. structure of cell membranes. Science, 1972; 175:
Kregenow FM. The response of duck erythrocytes to 720 -731.
nonhemolytic hypotonic media. Evidence for a Stein, WD.; Lieb, WR. Transport and diffusion across
volume-controlling mechanism. J Gen Physiol. cell membranes. 1st. Orlando, FL: Academic;
1971; 58: 372-395. 1986.
Kumar S. An analogy for explaining erythrocyte Strange K. Cellular volume homeostasis. Adv Physiol
fragility: concepts made easy. Adv Physiol Educ. 2004; 28: 155-159.
Educ. 2002; 26: 134 -135. Takahashi MP, Cannon SC. Enhanced slow
Lee AG. Lipid-protein interactions in biological inactivation by V445M: A sodium channel
membranes: a structural perspective. Biochim mutation associated with myotonia. Biophys J.
Biophys Acta. 2003; 1612:1–40. 1999; 76: 861-868.
Lezama R, Díaz-Téllez A, Ramos-Mandujano G, Ter Horst R, Lolkema JS. Rapid Screening of
Oropeza L, Pasantes-Morales H. Epidermal Membrane Topology of Secondary Transport
growth factor receptor is a common element in Proteins. Biochimica biophysica acta. 2010; 1798:
the signaling pathways activated by cell volume 672-680.
changes in isosmotic, hyposmotic or Thatcher J D. Transport Proteins. Science signaling.
hyperosmotic conditions. Neurochem Res. 2005; 2013; 6: tr3.
30: 1589 -159. Thomas PJ, Hunt JF. A snapshot of Nature’s favourite
Locher KP, Lee AT, Rees DC. The E. coli BtuCD pump. Nature Struc Biol. 2001; 8; 920-923.
structure: A framework for ABC transporter Vinothkumar KR, Henderson R. Structures of
architecture and mechanism. Science. 2002; 296: Membrane Proteins. Quarterly reviews of
1091-1098. biophysics. 2010; 43: 65-158.
Macey RI. Transport of water and urea in red blood Walter A, Gutknecht J. Permeability of small
cells. Am J Physiol Cell Physiol. 1984; 246: C195- nonelectrolytes through lipid bilayer
C203. membranes. J Membr Biol. 1986; 90:207-217.
Marsh D, Horváth LI. Structure, dynamics and Wieth JO, Funder J, Gunn RB, Brahm J. Passive
composition of the lipid-protein interface. transport pathways for chloride and urea
Perspectives from spin-labelling. Biochim through the red cell membrane. In: Comparative
Biophys Acta. 1998; 1376:267–296. Biochemistry
Mishra NK, Chang J, Zhao PX. Prediction of
Membrane Transport Proteins and their

146
BAB 6. Enzim dan Metabolisme Sel

147
BAB 6. Enzim dan Metabolisme Sel

yang melekat substrat, yaitu zat di mana enzim


Sel dapat digunakan sebagai model suatu bekerja. Substrat (S) dimodifikasi dan
dikonversi menjadi satu atau lebih produk (P).
laboratorium kecil yang mampu melakukan
Karena secara umum ini adalah reaksi yang
sintesis dan pemecahan berbagai zat. Proses
dapat dibalik (reaksi bolak balik) sehingga
biosintesis yang terjadi di dalam sel
dapat dituliskan sebagai berikut:
membutuhkan panas dan tekanan dalam
jumlah besar, yang dapat dilakukan oleh enzim
S enzim P
pada suhu tubuh normal, kekuatan ionik
rendah, tekanan rendah dan kisaran pH yang
Arah reaksi ditentukan oleh konstanta
sempit.
kesetimbangan. Enzim mempercepat reaksi
Enzim di dalam sel tidak tersebar secara
sampai kesetimbangan reaksi bolak balik
acak tetapi terletak di berbagai ruangan sel dan
tercapai.
sering dikeluarkan secara teratur dalam
kerangka makromolekul dari sel dan organel
Nomenklatur
sel untuk membentuk apa yang disebut sistem
Terminologi enzim didasarkan pada
multienzim. Fungsi utama enzim adalah
kekhususan atau kapasitasnya untuk bekerja
membantu mempercepat terjadinya proses
pada substrat tertentu. Sebagai contoh, enzim
metabolisme di dalam sel.
yang membentuk asam α-ketoglutarat dan
Metabolisme sel sendiri dapat
amonia dari asam glutamat dengan adanya
didefinisikan sebagai transformasi kimia dalam
kofaktor yang teroksidasi (NAD) dan satu
sel. Proses ini terdiri dari proses katabolisme
molekul air disebut glutamat dehidrogenase.
dimana zat dipecah dan anabolisme dimana
Enzim yang membagi monoester ortofosfat
produk baru disintesis. Reaksi katabolisme
menjadi alkohol dan ortofosfat pada pH tinggi
kebanyakan bersifat eksergonik yaitu
disebut alkalin fosfatase. Secara umum, enzim
membebaskan energi, sedangkan reaksi
yang bekerja pada polipeptida (protein) untuk
anabolisme bersifat endergonik yaitu
membentuk fragmen kecil rantai (oligopeptida)
mengkonsumsi energi. Energi yang
atau asam amino disebut proteinase.
dikumpulkan berupa Adenosin Tri Phosphat
Klasifikasi baru membagi enzim menjadi
(ATP) yang nantinya akan dimanfaatkan oleh
enam kelompok utama, umum sesuai dengan
sel untuk proses sintesis molekul baru yang
reaksi kimia yang dilakukan: (1)
lebih kompleks.
Oksidoreduktase (reaksi oksidoreduksi), (2)
Transferase (gugus transfer), (3) Hidrolase
Enzim (reaksi hidrolitik), (4) Lyase (penambahan atau
6.1 penghapusan gugus ke atau dari ikatan
rangkap), (5) Isomerase (mengkatalisasi
isomerisasi) dan (6) Ligase atau sintetase
Enzim adalah katalis biologis yang berfungsi
(memadatkan dua molekul dengan memecah
mempercepat reaksi kimia di dalam sel. Selain
ikatan fosfat).
itu, enzim dikatakan sebagai biokatalisator
yang dihasilkan oleh organisme di dalam
Spesifisitas
sitoplasma, disusun oleh protein atau senyawa
Tidak seperti katalisis anorganik, aktivitas
lain yang berikatan dengan protein. Enzim
enzimatik spesifik, yaitu masing-masing enzim
adalah protein dengan satu atau lebih tempat
mampu bekerja pada substrat yang telah
adsorpsi yang pasti (sisi aktif) pada molekul
ditentukan. Namun, ada berbagai tingkat

148
BAB 6. Enzim dan Metabolisme Sel

spesifisitas atau kekhususan. Spesifisitas Di antara faktor-faktor yang bekerja secara


bersifat absolut ketika hanya satu substrat yang langsung pada enzim adalah konsentrasi ion
melekat (contoh suksinat dehidrogenase), hidrogen. Ada pH optimal untuk setiap enzim
spesifisitasnya adalah stereokimia ketika di mana aktivitasnya tertinggi, sebagian besar
kerjanya bergantung pada konfigurasi enzim memiliki pH optimal di sekitar pH
stereokimia, hal ini relatif ketika berbagai netral. Sebagai contoh, pH optimum alkali
senyawa dari satu jenis dipecah atau dipisah. fosfatase adalah 8,5 hingga 10, untuk asam
Salah satu contoh spesifisitas enzim fosfatase adalah 4,5 hingga 5.
proteinase berbeda. Aminopeptidase dan Faktor yang lain adalah temperatur. Suhu
karboksipeptidase akan memecah gugus optimal untuk aktivitas enzimatik umumnya
amino terminal dan gugus karboksil protein. suhu tubuh normal pada organisme
Pepsin bersifat khusus untuk sisi amino tirosin homeotermik. Pada suhu yang lebih tinggi dari
(atau fenilalanin), chymotrypsin khusus untuk yang optimal, enzim dapat dengan cepat
sisi karboksil residu tersebut, dan tripsin khusus dihambat atau bahkan dihancurkan oleh proses
untuk sisi karboksil residu arginin dan lisin. denaturasi. Temperatur di atas 56o C, sebagian
besar enzim tidak aktif secara ireversibel, tetapi
Reaksi Berantai beberapa enzim, seperti ribonuklease, tidak
Meskipun enzim dapat diisolasi dan dipelajari menjadi bentuk yang tidak aktif bahkan jika
di dalam sel hidup, ternyata enzim tidak bekerja dipanaskan hingga 80o C. Sebagian besar reaksi
secara independen. Pada kebanyakan kasus enzimatik bersifat reversibel sesuai dengan
ada rantai reaksi kimia yang dikatalisis oleh kondisi termodinamika. Namun, tingkat
serangkaian enzim. Dalam rantai ini produk aktivitas tidak selalu sama di kedua arah.
dari satu reaksi bekerja sebagai substrat dari Kecepatan reaksi tergantung pada
produk yang berikut, dan seterusnya. konsentrasi relatif enzim dan substratnya. Jika
Dikatakan bahwa reaksi kimia ini digabungkan konsentrasi enzim lebih besar, kecepatan awal
dalam rantai atau dengan rantai reaksi lainnya. reaksi meningkat secara proporsional. Jika
Ada banyak reaksi berantai dalam sel. substrat ditingkatkan, maka aktivitas dapat
Misalnya, siklus Krebs di mitokondria adalah dipercepat hingga konsentrasi tertentu tercapai.
rantai reaksi yang digabungkan ke rantai Kemudian enzim menjadi jenuh dan
pernapasan (sistem transportasi elektron). aktivitasnya berhenti.
Pengaktifan. Beberapa enzim ada dalam
Faktor Yang Mempengaruhi Kerja sel dalam bentuk tidak aktif yang disebut
Enzim zimogen. Zimogen diaktifkan oleh enzim
Banyak faktor yang dapat mempengaruhi kinase. Misalnya, tripsinogen, yang diproduksi
aktivitas enzim. Seperti pada semua reaksi oleh sel-sel pankreas, diaktifkan di usus oleh
kimia aktivitas enzimatik tergantung pada enterokinase. Pepsinogen, yang disekresikan
jumlah kontak atau tabrakan (tumbukan) oleh sel-sel utama lambung, diaktivasi oleh
antara molekul enzim dan substrat. Jumlah asam klorida (ion hidrogen) yang disekresikan
molekul enzim biasanya sangat kecil oleh sel parietal. Dalam hal ini aktivasi
dibandingkan dengan substrat, dan faktor apa disebabkan oleh pemisahan polipeptida kecil,
pun yang meningkatkan laju tumbukan yang mungkin menutupi sisi aktif enzim.
dengan substrat, seperti suhu, akan Enzim hidrolitik lain yang membutuhkan
mempercepat reaksi. gugus sulfhidril bebas (-SH), contoh papain dan
cathepsin yang membutuhkan agen pereduksi
seperti glutathione untuk aktivasi.

149
BAB 6. Enzim dan Metabolisme Sel

Faktor-faktor yang mempengaruhi enzim tidak dapat mengkatalisis reaksi secara


kecepatan reaksi dengan adanya enzim antara efektif. Bahkan, enzim mungkin tidak dapat
lain: konsentrasi substrat, konsentrasi enzim, berfungsi sama sekali. Jika reaksi tidak dapat
suhu, pH aktivator, dan inhibitor. terjadi pada metabolisme yang normal maka
organisme akan mengalami kesulitan
Koenzim dan Gugus Prostetik mempertahankan hidupnya.
Beberapa enzim adalah protein terkonjugasi Koenzim juga dapat disebut sebagai gugus
yang mengandung gugus prostetik. Sebagai prostetik, yaitu apabila terikat pada apoenzim.
contoh, sitokrom adalah enzim yang Akan tetapi, koenzim memiliki ikatan yang
mentransfer elektron antara substrat dan tidak kuat sehingga mudah dipisahkan dari
oksigen atmosfer dan memiliki kompleks apoenzim. Selain itu, koenzim memiliki sifat
metalloporphyrin. termostabil atau tahan panas, serta
Enzim lain tidak dapat berfungsi tanpa mengandung ribosa dan fosfat. Fungsi lain dari
penambahan molekul kecil yang disebut koenzim dapat menentukan sifat berdasarkan
koenzim, yang menjadi terikat selama reaksi. reaksinya. Contoh koenzim antara lain
Enzim yang tidak aktif semacam itu, juga senyawa NADP (Nicotinamida Adenin
disebut apoenzim, ditambah koenzim yang Dinukleotide Phosphat), maka pada reaksi yang
membentuk holoenzim aktif. Sebagai contoh, terjadi enzim yang bekerja adalah
dehidrogenase menggunakan nikotinamida- dehidrogenase. NADP berfungsi sebagai
adenin dinukleotida (NAD+) atau nikotin- akseptor hidrogen. Koenzim juga dapat
amidaadenin dinukleotida fosfat (NADP) berfungsi sebagai penerima/ akseptor
(sebelumnya masing-masing disebut triphos- hidrogen, seperti NAD atau donor dari gugus
phopyridine nucleotide, DPN dan TPN). kimia, serta ATP.
Fungsinya adalah untuk mentransfer inti NADP dan NADPH memiliki sifat yang
hidrogen dengan dua elektron dari substrat serupa. Kedua koenzim ini terdiri dari satu mol
sehingga mengoksidasi: adenin, satu mol nikotinamida, dua mol D-
ribosa dan dua atau tiga mol, masing-masing
Substrat + NAD+ + enzim  substrat
dari fosfat anorganik. Dalam sel yang
teroksidasi + NADH dan H+
menghasilkan energi, proses katabolik
Apoenzim. Apoenzim adalah enzim yang
membutuhkan NAD+, proses sintetiknya
bersifat tidak tahan panas dan berfungsi untuk
menggunakan NADPH. Pada banyak
menentukan kekhususan dari enzim itu sendiri,
contohnya substrat yang sama dapat menjadi koenzim, seperti pada NAD+ dan NADP,
senyawa yang berlainan, tergantung dari jenis komponen esensial adalah vitamin, terutama
enzimnya. Apoenzim juga dikatakan enzim yang dari kelompok B. Contoh lain adalah asam
tanpa koenzim. pantotenat (vitamin B5), yang membentuk
Koenzim. Koenzim adalah enzim yang bagian penting dari koenzim A, riboflavin
merupakan senyawa non-protein yang (vitamin B2), dimasukkan ke dalam molekul
berfungsi untuk mengkatalisis reaksi. Koenzim flavin-adenin dinukleotida (FAD) dan
sering disebut sebagai kofaktor, meskipun pada piridoksal (vitamin B6), kofaktor transaminase
kenyataannya secara kimia merupakan dan dekarboksilase.
senyawa yang berbeda. Koenzim tidak dapat Ketika enzim dalam bentuk koenzim maka
berfungsi sendiri tetapi dapat digunakan selanjutnya dapat berada dalam keadaan
kembali beberapa kali ketika dipasangkan holoenzim, atau bentuk enzim yang aktif.
dengan enzim. Tanpa adanya koenzim maka Enzim dapat mengubah substrat menjadi

150
BAB 6. Enzim dan Metabolisme Sel

produk yang dibutuhkan organisme untuk  Sifat enzim adalah bekerja secara spesifik,
menjalankan fungsi penting dalam yaitu enzim hanya dapat digunakan untuk
metabolisme, baik secara kimia maupun mempengaruhi substrat tertentu saja.
fisiologis.  Enzim merupakan protein, atau bahan
Setelah mengalami reaksi pada proses penyusun enzim adalah protein, sehingga
metabolism, selanjutnya koenzim dapat dapat dikatalan bahwa enzim memiliki
digunakan kembali, yaitu dengan mengalami sifat seperti protein. Sifat yang dimaksud
proses daur ulang dengan tidak mengubah antara lain dapat bekerja pada suhu
tingkat atau efektivitas reaksinya. Agar dapat optimum yaitu suhu kamar. Enzim akan
terus berfugnsi, maka yang harus dilakukan kehilangan aktivitasnya karena pH yang
adalah menempel pada sebagian dari sisi aktif terlalu asam atau basa kuat. Enzim akan
enzim sehingga memungkinkan terjadinya mudah terdenaturasi pada panas yang
reaksi katalis. Ketika enzim mengalami terlalu tinggi, sehingga tidak dapat
denaturasi oleh suhu yang ekstrim atau pH berfungsi.
yang terlalu asam, maka koenzim tidak dapat  Enzim hanya diperlukan dalam jumlah
lagi menempel ke sisi aktifnya. sedikit pada suatu reaksi. Hal ini sesuai
dengan fungsi enzim sebagai katalisator,
yaitu hanya diperlukan dalam jumlah
yang sedikit.
 Enzim dapat bekerja secara bolak balik.
Reaksi-reaksi melibatkan enzim dapat
berbalik, artinya enzim tidak menentukan
arah reaksi tetapi hanya mempercepat laju
reaksi sehingga tercapai keseimbangan.
 Enzim dapat menguraikan suatu senyawa
menjadi senyawa-senyawa lain, atau dapat
menyusun senyawa-senyawa menjadi
senyawa tertentu
 Kerja enzim dapat dipengaruhi oleh factor-
Gambar 6-1 Jenis enzim yang ada di dalam sel
(sumber: https://usaha321.net/fungsi- faktor lingkungan, seperti suhu, pH,
koenzim-jenis-dan-contoh.html) aktivator (pengaktif), inhibitor
(penghambat), dan konsentrasi substrat.

Sifat-Sifat Enzim Cara Kerja Enzim


Enzim memiliki sifat-sifat tertentu sehingga Enzim bekerja dengan cara mengkatalisis reaksi
sangat dibutuhkan keberadaannya di dalam sehingga dapat meningkatkan laju reaksi. Cara
metabolisme sel tubuh, antara lain: enzim meningkatkan laju reaksi adalah dengan
 Sifat enzim hanya mengubah kecepatan menurunkan energi aktivasinya, yaitu energi
reaksi, maksudnya adalah enzim hanya yang diperlukan untuk reaksi dari substrat
berfungsi untuk meningkatkan laju reaksi, yang satu ke substrat yang lainnya. Penurunan
enzim tidak dapat digunakan untuk energi aktivasi dilakukan dengan cara
mengubah produk akhir yang dibentuk membentuk kompleks dengan substratnya.
atau mempengaruhi keseimbangan reaksi. Setelah produk dihasilkan, maka selanjutnya
enzim dapat dilepaskan. Enzim yang bebas

151
BAB 6. Enzim dan Metabolisme Sel

berfungsi untuk membentuk kompleks baru kompleks maka enzim menjadi tidak aktif dan
dengan substrat yang lain. selanjutnya menjadi bentuk baru yang dapat
Pada sisi aktif enzim terdapat gugus lepas. Hasilnya substrat yang lain kembali
prostetik yang berfungsi sebagai zat elektrofilik bereaksi dengan enzim tersebut.
sehingga dapat mengkatalis reaksi yang
diinginkan. Bentuk sisi aktif sangat spesifik,
oleh karena itu diperlukan enzim yang spesifik
pula. Hanya molekul dengan bentuk tertentu
yang dapat menjadi substrat bagi enzim. Agar
Gambar 6-3 Teori kecocokan yang terinduksi,
dapat bereaksi, enzim dan substrat harus saling
ketika produk sudah terlepas dari kompleks
komplementer atau saling melengkapi. Cara maka enzim kembali tidak aktif menjadi
kerja enzim dapat dijelaskan dengan dua teori, bentuk lain yang lepas, substrat yang lain
yaitu teori gembok dan anak kunci dan teori kembali bereaksi dengan enzim tersebut
(sumber:https://akkangyacob.blogspot.com/
kecocokan yang terinduksi. 2015/11/teori-cara-kerja-enzim.html)
Teori Kunci dan Anak Kunci (Lock and
Key). Teori kunci dan gembok pertama kali
dikemukakan oleh seorang ahli yang bernama Metabolisme Sel
Emil Fisher. Fisher menyatakan bahwa enzim 6.2
dan substrat bergabung bersama membentuk
kompleks, seperti kunci yang masuk dalam
gembok. Di dalam kompleks, substrat dapat Siklus Energi
bereaksi dengan energi aktivasi yang rendah. Sumber utama energi dalam organisme hidup
Setelah terjadi reaksi antara enzim dan berasal dari matahari. Energi yang dibawa oleh
substratnya maka selanjutnya akan dilepaskan foton cahaya ditangkap dengan adanya
kompleks dan produk serta enzim. pigmen klorofil, yang ada dalam kloroplas
tanaman hijau, dan terakumulasi sebagai energi
kimia dalam berbagai bahan makanan. Tanpa
matahari, tidak akan ada kehidupan di planet
ini, tetapi cukup menarik, telah diperkirakan
bahwa semua kehidupan di bumi digerakkan
hanya oleh 0,24% dari total energi yang
Gambar 6-2 Teori kunci dan anak kunci. Di
mencapai permukaan bumi.
dalam kompleks, substrat akan bereaksi
dengan energy aktivasi yang rendah, setelah Semua sel dan organisme dapat
bereaksi maka kompleks akan lepas dikelompokkan menjadi dua kelas utama,
menghasilkan enzim dan produk berbeda dalam mekanisme ekstraksi energi
(sumber:https://akkangyacob.blogspot.com/
2015/11/teori-cara-kerja-enzim.html)
untuk metabolismenya sendiri. Pada kelas
pertama yang disebut autotrof (yaitu tanaman
Teori Kecocokan yang Terinduksi hijau), CO2 dan H2O ditransformasikan oleh
(induced Fit Theory). Menurut teori kecocokan proses fotosintesis menjadi molekul organik
yang terinduksi, sisi aktif enzim merupakan dasar glukosa yang darinya molekul yang lebih
bentuk yang fleksibel. Ketika substrat kompleks dibuat.
memasuki sisi aktif enzim, maka bentuk sisi Kelas sel yang kedua disebut heterotrof
aktif menjadi termodifikasi yaitu dengan cara (yaitu sel hewan), memperoleh energi dari
melingkupi substrat sehingga membentuk bahan makanan yang berbeda (yaitu
kompleks. Ketika produk sudah terlepas dari

152
BAB 6. Enzim dan Metabolisme Sel

karbohidrat, lemak, dan protein) yang disintesis Transformasi Energi


oleh organisme autotrof. Energi yang Energi kimia atau potensial energi dari bahan
terkandung dalam molekul organik ini makanan terkunci dalam ikatan kovalen yang
dilepaskan terutama oleh pembakaran dengan berbeda antara atom-atom suatu molekul.
O2 dari atmosfer (yaitu oksidasi) dalam proses Misalnya, selama hidrolisis ikatan kimia (seperti
yang disebut respirasi aerobik. Pelepasan H2O peptida atau ikatan ester), sekitar 3000 kalori per
mol dibebaskan. Dalam glukosa, antara atom C,
dan CO2 oleh organisme heterotrofik
H dan O ada sejumlah energi potensial sekitar
melengkapi siklus energi ini.
686.000 kalori per mol yaitu per 180 g glukosa
Ada sekelompok kecil bakteri yang
yang dapat dibebaskan melalui pembakaran,
mampu memperoleh energi dari molekul
seperti dalam reaksi berikut:
anorganik, suatu proses yang disebut
C6H12O6 + 6O2  6H2O + 6CO2 + 686.000
kemosintesis. Sebagai contoh, bakteri dari
genus Nitrobacter mengoksidasi nitrit menjadi kalori
Di dalam sel hidup jumlah energi yang
nitrat (NO2- + ½ O2  NO3-). Bakteri lain
sangat besar ini tidak dilepaskan secara tiba-tiba
mengubah besi menjadi oksida besi, dan
seperti terbakar oleh nyala api. Proses ini
beberapa mengoksidasi SH2 menjadi sulfat. berlangsung secara bertahap dan terkendali,
Metabolisme berasal dari bahasa Yunani membutuhkan puluhan enzim oksidatif yang
metabolismos yang berarti suatu perubahan.
akhirnya mengubah bahan bakar menjadi CO2
Metabolisme dapat didefinisikan sebagai suatu
dan H2O.
reaksi kimia yang terjadi di dalam organisme,
khususnya metabolism yang terjadi di tingkat Di dalam sel ini tidak terjadi perubahan
seluler. Metabolisme dapat dibedakan menjadi suhu yang besar. Hanya sebagian energi yang
dua jenis berdasarkan bentuk reaksi dan dilepaskan dari bahan makanan dihamburkan
produk akhir yang dihasilkan yaitu sebagai panas, sisanya dipulihkan sebagai
anabolisme dan katabolisme. energi kimia baru. Energi yang dilepaskan
Kedua jenis metabolisme tersebut dalam reaksi eksergonik yang dihasilkan dari
diperlukan setiap organisme untuk dapat oksidasi bahan makanan digunakan dalam
bertahan hidup. Salah satu jenis senyawa yang fungsi seluler yang berbeda.
juga terlibat dalam proses metabolisme adalah
hormon. Enzim sangat dibutuhkan pada ATP: Bentuk Energi Dalam Sel
berjalannya metabolism sehubungan dengan Pada proses transpor glukosa yang masuk ke
fungsinya sebagai katalisator atau dalam sel, juga membawa serta sejumlah besar
mempercepat reaksi. Pada metabolism, energi yang tersimpan dalam ikatan kimianya.
penentu arah reaksi kimia disebut promoter Untuk mentransfer atau mengirimkan energi
dan penentu percepatan reaksi kimia disebut dari glukosa ke tempat yang membutuhkan, sel
katalis. Pada setiap proses metabolism yang menggunakan molekul pembawa yang berupa
sedang berjalan, dibutuhkan reaksi kimiawi energi ATP.
yang melibatkan sejumlah substrat yang Proses pemecahan ATP menjadi produk
sebelumnya telah bereaksi dengan enzim yang lain diperlihatkan pada reaksi di bawah ini.
mengkatalisnya pada reaksi yang berguna Struktur ATP terdiri dari molekul adenin yang
untuk menghasilkan senyawa intermediet, merupakan salah satu basa nitrogen, yang
yaitu suatu senyawa yang merupakan substrat melekat pada gula ribosa, dan merupakan
pada jenjang reaksi berikutnya. rantai tiga gugus fosfat. ATP dapat menyerap
energi dan kemudian melepaskannya pada saat

153
BAB 6. Enzim dan Metabolisme Sel

diperlukan yaitu menjadi adenosin difosfat 3) penggabungan prekursor menjadi molekul


(ADP) dan fosfat inorganik (Pi). Untuk kompleks, seperti protein, polisakarida, lemak
melepaskan energinya maka gugus fosfat (P) dan asam nukleat. Anabolisme yang
merombak ATP menjadi Adenosin Di Fosfat menggunakan energi cahaya dikenal dengan
(ADP) yaitu molekul yang hanya memiliki dua fotosintesis, sedangkan anabolisme yang
gugus fosfat. Untuk lebih ringkasnya dapat menggubakan energi kimia dikenal dengan
dilihat pada persamaan reaksinya sebagai kemosintesis.
berikut : Senyawa yang terbentuk hasil proses
ATP  ADP + P + Energi anabolisme memiliki fungsi yang esensial,
Reaksi sebaliknya juga terjadi dan seperti glikogen dan protein yang berfungsi
ditunjukkan oleh tanda panah bolak balik. ADP sebagai bahan bakar dalam tubuh, serta asam
dan Pi menyerap energi dan membentuk ATP. nukleat untuk menyalin informasi genetik yang
Dengan menyerap energi dan kemudian akan diwariskan. Protein, lipid dan karbohidrat
melepaskannya, menyebabkan ATP dapat menyusun organisme, baik secara intraseluler
terombak lagi, yang fungsinya akan maupun ekstraseluler. Sintesis bahan-bahan
menyebabkan sel dapat mengendalikan dan kimia penyusun ini dapat membantu reaksi
mengarahkan penggunaan energinya. ATP anabolisme berjalan lebih cepat, sehingga
merupakan molekul pembawa energi di membantu proses pertumbuhan organisme itu
hampir semua sel. Energi yang dibutuhkan sendiri.
untuk mengisi ulang ATP disediakan dari
pemecahan molekul makanan seperti glukosa
pada proses respirasi seluer.

Anabolisme
Salah satu proses metabolisme adalah
anabolisme, yang menyusun beberapa
senyawa organik sederhana menjadi senyawa
kimia atau molekul yang kompleks. Proses
anabolisme membutuhkan energi dari luar.
Energi yang digunakan dalam proses
anabolisme dapat berupa energi cahaya Gambar 6-4 Anabolisme dan katabolisme
ataupun energi kimia. Energi cahaya matahari (sumber: https://usaha321.net/contoh-
anabolisme-dan-katabolisme.html)
atau energi kimia yang dihasilkan selanjutnya
digunakan untuk mengikat senyawa-senyawa
Katabolisme
sederhana menjadi senyawa yang lebih
Jenis reaksi yang lain dari metabolisme adalah
kompleks. Jadi pada anabolisme, energi yang
katabolisme yang merupakan reaksi
diperlukan tidaklah hilang, tetapi tersimpan
pemecahan atau perombahan senyawa kimia
dalam bentuk ikatan-ikatan kimia pada
kompleks yang mengandung energi tinggi
senyawa kompleks yang terbentuk.
menjadi senyawa sederhana yang
Proses anabolisme meliputi tiga tahapan
mengandung energi lebih rendah. Proses
dasar, yaitu: 1) produksi prekursor seperti asam
katabolisme berfungsi untuk membebaskan
amino, monosakarida dan nukleotida, 2)
energi yang terkandung di dalam senyawa
aktivasi senyawa-senyawa menjadi bentuk
yang kompleks. Bila katabolisme suatu zat
yang reaktif dengan menggunakan energi ATP,
terjadi dalam lingkungan yang cukup oksigen

154
BAB 6. Enzim dan Metabolisme Sel

(aerob) disebut proses respirasi, bila dalam banyak energi dari glukosa dibandingkan
lingkungan tanpa oksigen atau tidak proses fermentasi.
membutuhkan oksigen (anaerob) maka
prosesnya disebut fermentasi. Respirasi Seluler
Ketika glukosa mengalami reaksi oksidasi
yang tidak terkendali disebut terbakar,
6.3
beberapa energi potensial yang tersimpan
dalam ikatan bahan kimianya diubah menjadi Secara umum, untuk melakukan aktivitas
energi kinetik dalam bentuk panas dan cahaya: normalnya sel hanya mengandung ATP yang
C6H12O6 + 6O2  6CO2 + 6H2O + energi cukup untuk bertahan selama 30 detik hingga
Glukosa oksigen karbondioksida air beberapa menit. Karena setelah itu, terdapat
energi potensial yang tinggi, ATP dalam
Lebih khusus, total sekitar 685 kilokalori kondisi yang tidak stabil dan tidak dapat
(kkal) panas dilepaskan ketika satu mol glukosa disimpan. Oleh karena itu, sebagian besar sel
dioksidasi. Untuk memasukkan ini ke dalam membuat ATP sepanjang waktu.
perspektif, jika kita membakar satu mol glukosa Sebagian besar energi ATP yang
(sekitar 180 g), itu akan mengeluarkan cukup diproduksi oleh sel menggunakan energi kimia
panas untuk mendidihkan hampir 2,5 galon air dari glukosa. Bagaimana sel mendapatkan
pada suhu kamar. glukosa? Organisme fotosintetik dapat
Glukosa tidak terbakar dalam sel. menghasilkan glukosa dari produk fotosintesis,
Sebaliknya, glukosa dioksidasi melalui di mana energi sinar matahari digunakan untuk
serangkaian reaksi redoks yang dikendalikan mengurangi karbon dioksida (CO2).
dengan hati-hati. Reaksi ini terjadi sebanyak Organisme ini akan menggunakan glukosa
jutaan kali per menit, di sel kita saat ini. Alih-alih untuk membuat ATP atau menyimpannya
melepaskan semua energi ini sebagai panas, dalam molekul yang kaya energi lainnya seperti
energi bebas yang dilepaskan digunakan untuk pati. Ketika organisme fotosintesis dimakan
mensintesis ATP dari ADP dan Pi. Kita atau terurai, molekul glukosanya diperoleh dari
menggunakan ATP ini untuk membaca, hewan, jamur, bakteri dan kelompok Archaea.
berpikir, bergerak,dan tetap hidup. Karbohidrat yang tersimpan di dalam sel
Contoh fermentasi : tubuh seperti pati dan glikogen, dapat untuk
C6H12O62C2H5OH + 2CO2 + energi energi kimia. Sebaliknya ATP, dibutuhkan
Glukosa etanol untuk merombaknya. Karbohidrat
penyimpanan pertama dihidrolisis menjadi
Fermentasi adalah proses lain yang bentuk monomer glukosanya. Glukosa
mengoksidasi glukosa. Kalau begitu apa kemudian digunakan untuk memproduksi
perbedaan fermentasi dengan respirasi seluler? ATP melalui salah satu dari dua proses umum
Respirasi seluler, seperti terbakar, dihasilkan yaitu respirasi seluler atau fermentasi.
pada proses oksidasi glukosa sepenuhnya Perbedaan utama antara kedua proses tersebut,
menjadi CO2 dan air. Fermentasi, di sisi yaitu respirasi seluler dan fermentasi terletak
lain,bvtidak sepenuhnya mengoksidasi pada sejauh mana glukosa dapat dioksidasi.
glukosa. Sebaliknya, kecil, molekul organik Pada proses respirasi, sel akan menyerap
yang tereduksi diproduksi sebagai limbah. oksigen dan melepaskan karbondioksida
Akibatnya, respirasi seluler melepaskan lebih dalam jumlah yang sama. Proses keseluruhan
respirasi seluler merupakan reaksi oksidasi

155
BAB 6. Enzim dan Metabolisme Sel

reduksi yaitu senyawa dioksidasi menjadi dimatikan. Jika rantai transpor elektron tidak
karbondioksida (CO2 sedangkan O2) yang tersedia untuk mengoksidasi NADH, maka
direduksi atau dirombak menjadi air atau H2O. konsentrasi NAD+ akan turun dengan cepat
Senyawa-senyawa kimia organik seperti pati, dan glikolisis, pemrosesan piruvat, dan siklus
fruktan, sukrosa, lemak, dan asam organik, asam sitrat akan berhenti. Fermentasi bisa
bahkan protein pada keadaan tertentu dapat memungkinkan sel untuk bertahan hidup
digunakan sebagai substrat respirasi seluler. tanpa adanya rantai transpor elektron aktif
Ketika glukosa mengalami reaksi oksidasi yang yang meregenerasi NAD+ di sitosol, di mana
tidak terkendali disebut pembakaran, beberapa glikolisis dapat terus menghasilkan ATP.
energi potensial yang tersimpan dalam ikatan Fermentasi Asam Laktat. Saat kita menaiki
kimianya akan diubah atau dirombak menjadi tangga yang panjang, otot-otot mulai
energi kinetik dalam bentuk panas dan cahaya: melakukan metabolisme glukosa yang sangat
C6H12O6 + 6O2 6CO2 + 6H2O + panas & cepat sehingga pasokan oksigen cepat habis di
cahaya mitokondrianya. Ketika oksigen habis, rantai
transpor elektron dimatikan dan NADH tidak
Selanjutnya, total sekitar 685 kkal panas dapat menyumbangkan elektronnya. Ketika
dilepaskan ketika satu mol glukosa dioksidasi. fermentasi terjadi di sel tubuh, piruvat
Maksudnya adalah jika dibakar satu mol diproduksi melalui proses glikolisis yang
glukosa (sekitar 180 g), akan mengeluarkan kemudian mulai menerima elektron dari
cukup panas untuk membawa hampir sekitar NADH. Proses ini disebut fermentasi asam
2,5 galon air pada suhu ruangan air untuk laktat, yang meregenerasi NAD+ dengan
dipanaskan atau dididihkan. membentuk laktat: bentuk asam laktat yang
Glukosa tidak terbakar di dalam sel. terdeprotonasi.
Sebaliknya, glukosa teroksidasi melalui Ketika otot kekurangan oksigen, tubuh
serangkaian panjang reaksi redoks. Reaksi akan bereaksi dengan membuat pernafasan
redoks yang terjadi adalah jutaan kali per menit yang lebih cepat dan meningkatkan denyut
di dalam sel. Dibandingkan melepaskan semua jantung. Untuk mendapatkan lebih banyak
energi ini sebagai panas, ternyata energi bebas oksigen ke sel otot, rantai transpor elektron
yang dilepaskan digunakan untuk mensintesis dihidupkan kembali. Asam laktat yang
ATP dari ADP dan Pi. Energi ATP digunakan dihasilkan oleh fermentasi dapat dikonversi
untuk membaca, berpikir, bergerak, dan tetap kembali menjadi piruvat dan digunakan
hidup. sebagai sumber energi untuk mendorong
respirasi seluler ketika oksigen ada.
Respirasi Anaerobik: Fermentasi Namun, dalam banyak kasus, sel tidak
Fermentasi adalah jalur metabolisme yang dapat menggunakan molekul yang terbentuk
menghasilkan kembali NAD+ dengan cara ketika piruvat (atau akseptor elektron lain)
mengoksidasi tumpukan NADH. Elektron menerima elektron dari NADH. Produk
dihilangkan dari NADH kemudian ditransfer samping ini bahkan mungkin beracun dan
ke piruvat, atau molekul yang berasal dari diekskresikan dari sel sebagai limbah meskipun
piruvat, bukan rantai transpor elektron. belum teroksidasi sepenuhnya.
Pada sel yang respirasi, fermentasi Contoh lain dari fermentasi asam laktat
berfungsi sebagai cadangan darurat untuk adalah pembuatan keju dan yoghurt yang
menghasilkan ATP, bahkan ketika rantai dilakukan oleh jamur dan bakteri seperti
transpor elektron dan fosforilasi oksidatif Streptococcus sp.

156
BAB 6. Enzim dan Metabolisme Sel

Reaksinya : Sel yang menggunakan jenis fermentasi


Glukosa  asam piruvat (proses glikolisis) lainnya digunakan secara komersial dalam
C6H12O62C2H5OCOOH + energi produksi kecap, tahu, yogurt, keju, cuka, dan
produk lainnya. Produk dari reaksi ini
Dehidrogenasi asam piruvat akan terbentuk bertanggung jawab atas banyak rasa kompleks
asam laktat dalam makanan ini.
2C2H3OCOOH + 2NADH2 2C2H5OCOOH Reaksinya :

+ 2NAD Gula (C6H12O6)  asam piruvat (glikolisis)

Energi yang terbentuk dari glikolisis hingga Dekarboksilasi asam piruvat


terbentuk asam laktat adalah 2 ATP. Asam piruvat  asetaldehid + CO2, piruvat
dekarboksilase (CH3CHO)

Asetaldehida oleh alkohol dihidrogenasi


diubah menjadi alkohol (etanol)
CH3CHO + 2NADH22C2H5OH + 2NAD,
enzim alkohol dehidrogenase

Ringkasan reaksi :

Gambar 6-5 Selama tahap awal lomba lari, otot C6H12O62C2H5OH + 2CO2 + 2NADH2 +
mendapatkan energi dari fermentasi asam energi
laktat (sumber: freeman-6e-ch9-cell-
respiration)
Beberapa organisme seperti ragi
Fermentasi Alkohol. Fermentasi alkohol, (Saccharomyces cereviceae) membantu terjadinya
yang terjadi pada eukariota Saccharomyces proses fermentasi alkohol. Organisme ini
cerevisiae, jenis yang digunakan untuk membuat mengubah glukosa melalui fermentasi menjadi
ragi roti dan pembuat bir. Ketika sel-sel ragi alkohol atau etanol.
tumbuh adonan roti atau sebotol jus anggur, Bakteri dan Archaea adalah organisme
maka organisme ini dengan cepat yang hanya mengandalkan fermentasi yang
menghabiskan semua oksigen yang tersedia. disebut anaerob obligat. Organisme ini banyak
Daripada menggunakan NADH untuk dijumpai di usus dan di bagian pertama perut
mengurangi piruvat, maka ragi pertama sapi yang disebut rumen. Rumen adalah organ
mengkonversi piruvat menjadi senyawa pencernaan khusus yang mengandung lebih
asetaldehida dua karbon. dari 1010 (10 miliar) sel bakteri dan sel Archaea
Asetaldehida kemudian menerima per mililiter cairan. Fermentasi yang terjadi
pada sel-sel ini menghasilkan produk berenergi
elektron dari NADH, membentuk NAD+ yang
tinggi, seperti asam lemak. Ternak tidak benar-
diperlukan untuk menjaga glikolisis tetap
benar hidup dari rumput secara langsung
berjalan. Penambahan elektron untuk
dimana memakannya untuk memberi makan
asetaldehida membentuk etanol sebagai
bakteri dan Archaea yang selanjutnya
produk limbah. Sel-sel ragi mengeluarkan
menggunakan produk samping fermentasi
etanol sebagai limbah. Intinya, bahan aktif
untuk energi.
dalam minuman beralkohol seperti kencing
Meskipun fermentasi adalah jenis
ragi.
metabolisme yang luas, namun juga sangat

157
BAB 6. Enzim dan Metabolisme Sel

tidak efisien dibandingkan dengan respirasi karbon senyawa piruvat. Selama proses
seluler. Fermentasi hanya menghasilkan 2 glikolisis ATP diproduksi dari ADP dan Pi,
molekul ATP per molekul glukosa yang dan nicotinamide adenine dinucleotide
mengalami metabolisme, sedangkan respirasi (NAD+) direduksi menjadi NADH.
seluler aerobik menghasilkan sekitar 29 bahkan 2. Pemrosesan Asam Piruvat. Setiap
hampir 15 kali lebih banyak ATP per molekul senyawa piruvat yang terbentuk
glukosa daripada fermentasi. Alasan untuk selanjutnya diproses untuk melepaskan
perbedaan ini adalah reaksi fermentasi yang satu molekul CO2, dan sisanya dua karbon
mengikuti glikolisis tidak digunakan untuk
digunakan untuk membentuk senyawa
menghasilkan ATP.
asetil CoA. Oksidasi piruvat menghasilkan
Organisme yang dapat berpindah antara
lebih banyak NAD+ yang direduksi
fermentasi dan respirasi seluler aerob disebut
menjadi NADH.
anaerob fakultatif. Kata sifat fakultatif
3. Siklus Asam Sitrat. Senyawa asetil CoA
mencerminkan kemampuan untuk
menggunakan respirasi seluler aerobik ketika dioksidasi menjadi dua molekul CO2.
oksigen ada dan fermentasi anaerob ketika Selama urutan reaksi dalam siklus asam
oksigen tidak ada. Banyak sel yang dapat sitrat ini, lebih banyak ATP dan NADH
berfungsi sebagai fakultatif anaerob sampai yang dihasilkan, dan flavin adenin
batas tertentu; namun, tidak dapat bertahan dinukleotida (FAD) direduksi menjadi
hidup lama tanpa oksigen. FADH2.
Fermentasi Asam Cuka. Fermentasi asam 4. Transpor Elektron dan Fosforilasi
cuka merupakan contoh proses fermentasi Oksidatif. Elektron dari NADH dan
yang berlangsung dalam keadaan aerob atau FADH2 bergerak melalui serangkaian
membutuhkan oksigen. Fermentasi ini protein yang bersama-sama disebut rantai
dilakukan oleh bakteri asam cuka (Acetobacter transpor elektron. Energi yang dilepaskan
aceti) dengan substrat etanol. Energi yang dalam rantai reaksi redoks ini digunakan
dihasilkan lima kali lebih besar dari energi yang untuk membuat gradien proton yang
dihasilkan oleh fermentasi alkohol yang terjadi melintasi membran; aliran proton
dengan tidak adanya oksigen (anaerob). berikutnya melewati membran dan
Reaksi : digunakan untuk membuat ATP. Karena
C6H12O62C2H5OH 2CH3COOH + H2O + cara kerja produksi ATP ini terhubung
116 kal dengan fosforilasi ADP dengan oksidasi
NADH dan FADH2 maka reaksi kimianya
Respirasi Seluler Aerobik disebut fosforilasi oksidatif.
Oksidasi lengkap glukosa melalui respirasi Respirasi seluler didefinisikan sebagai
seluler sebagai suatu tahapan empat proses suatu perangkat reaksi kimia yang
yang saling berhubungan dan bersama-sama menggunakan elektron yang berasal dari energi
mengubah energi kimia dalam glukosa molekul yang tinggi molekul untuk
menjadi bahan kimia energi ATP. menghasilkan ATP melalui rantai transpor
Serangkaianreaksi kimia yang terjadi di dalam elektron.
respirasi seluler antara lain: Enzim, produk, dan zat antara yang terlibat
1. Glikolisis. Selama glikolisis, satu molekul dalam respirasi seluler tidak ada dalam isolasi.
dari enam molekul karbon glukosa Sebaliknya, enzim, produk dan zat antara
dipecah menjadi dua molekul dari tiga merupakan bagian dari inventaris yang besar

158
BAB 6. Enzim dan Metabolisme Sel

dan dinamis dari bahan kimia yang terdapat di set percobaan, Buchners menambahkan
dalam sel. sukrosa untuk ekstraknya. Pada saat itu,
Kompleksitas respirasi seluler dapat sukrosa biasa digunakan sebagai pengawet
diringkas menjadi bentuk yang lebih yaitu suatu zat yang digunakan untuk
sederhana. Dua persyaratan paling mendasar mencegah makanan membusuk.
yang dibutuhkan oleh sel adalah energi dan Daripada mempertahankan ekstrak ragi,
karbon. Sel membutuhkan sumber energi sebaliknya digunakan sukrosa yang memiliki
untuk menghasilkan ATP dan sumber karbon sifat cepat terurai dan alkohol muncul sebagai
yang bisa digunakan sebagai bahan baku untuk produk sampingan. Hal ini adalah temuan
mensintesis DNA, RNA, protein, asam lemak, kunci yang menunjukkan bahwa jalur
dan molekul lainnya. Dengan memperhatikan metabolisme dapat dipelajari secara in vitro
perlunya persyaratan ini, maka dapat dilihat yaitu di luar organisme. Sampai saat itu, para
dan dipelajari peran utama respirasi seluler peneliti berpikir bahwa metabolisme hanya
dalam proses metabolisme. dapat terjadi pada organisme yang saling
Metabolisme terdiri dari ribuan reaksi berhubungan.
kimia yang berbeda, namun dalam jumlah dan Ketika peneliti mempelajari bagaimana
identitas molekul di dalam sel yang relatif gula diproses, selanjutnya ditemukan bahwa
konstan. Dengan mengatur reaksi kunci yang reaksi dapat berlangsung lebih lama daripada
terlibat dalam jalur katabolik dan anabolik, sel metabolisme yang normal jika fosfat anorganik
mampu mempertahankan lingkungan ditambahkan ke dalam campuran. Hasil ini
internalnya bahkan di bawah lingkungan yang menyiratkan bahwa beberapa senyawa yang
berbeda disebut sebagai homeostasis. terlibat mengalami fosforilasi. Segera setelah itu,
Sementara itu, ATP yang dihasilkan oleh sebuah molekul yang disebut fruktosa bifosfat
respirasi seluler dan fermentasi sangat penting diisolasi. Hasil percobaan selanjutnya
untuk sel bertahan hidup, zat perantara di jalur menunjukkan bahwa semua kecuali awal dan
ini jugaberperan penting dalam metabolisme molekul akhir dalam glikolisis yaitu senyawa
yang sangat terintegrasi. glukosa dan piruvat mengalami fosforilasi.
Pada tahun 1905, peneliti menemukan
Glikolisis: Oksidasi Glukosa Menjadi bahwa pengolahan gula oleh ekstrak ragi
Asam Piruvat berhenti jika campuran reaksinya direbus. Oleh
Oleh karena enzim yang bertanggung jawab karena diketahui bahwa enzim dapat
untuk glikolisis telah diamati di hampir setiap dinonaktifkan oleh panas, penemuan ini
sel prokariota dan eukariota, maka adalah logis menunjukkan bahwa enzim terlibat setidaknya
untuk menyimpulkan bahwa nenek moyang pada beberapa langkah pemrosesan reaksi.
semua organisme yang hidup saat ini membuat Bertahun-tahun kemudian, para peneliti
ATP dari glikolisis. menyadar ibahwa setiap langkah dalam
Pada sekitar tahun 1890an dua ilmuwan glikolisis dikatalisis oleh enzim yang berbeda.
yang bernama Hans dan Edward Buchner Akhirnya, masing-masing dari setiap 10 reaksi
menggunakan teknik-teknik tertentu untuk dan enzim yang terlibat dapat bekerja dengan
memecahkan sel ragi roti dan mengekstraksi baik.
isinya untuk penggunaan komersial dan obat- Glikolisis dimulai dengan menggunakan
obatan. (Ekstrak ragi masih ditambahkan ke ATP, bukan memproduksi ATP. Dalam
beberapa makanan sebagai penambah rasa langkah awal, glukosa difosforilasi untuk
atau penambahgizi). Dengan melakukan satu membentuk glukosa-6-fosfat. Setelah reaksi
kedua mengatur ulang gula untuk membentuk

159
BAB 6. Enzim dan Metabolisme Sel

fruktosa-6-fosfat, reaksi ketiga menambahkan konsentrasi substrat akan mempercepat laju


gugus fosfat kedua, membentuk senyawa reaksi kimia, tetapi dalam hal ini, justru
fruktosa-1,6-bifosfat. Jadi, pada reaksi 1-5, dua menghambatnya. Mengapaharus ATP sebagai
molekul ATP digunakan sebelum ATP substrat yang diperlukan untuk reaksi selain
diproduksi. Bagian glikolisis ini disebut sebagai juga berfungsi sebagai penghambat reaksi?
fase investasi energi. Jawabannya terletak pada pengetahuan bahwa
Fase hasil energi dari glikolisis terjadi ATP juga merupakan produk akhir dari jalur
dalam reaksi 6-10. Molekul yang berenergi katabolik secara keseluruhan.
tinggi pertama kali diproduksi dalam reaksi Perlu diingat bahwa bahwa ketika enzim
keenam, di mana dua molekul NAD+ direduksi di jalur dihambat oleh produk dari urutan
menjadi dua NADH. Pada reaksi 7 dan 10, reaksi, maka penghambatan umpan balik
enzim mengkatalisis transfer gugus fosfat dari dapat terjadi. Ketika molekul produk
substrat yang terfosforilasi menjadi ADP, berlimpah maka dapat menghambat
membentuk ATP. Enzim yang mengkatalis produksinya sendiri yaitu dengan
reaksi yang menghasilkan ATP disebut mengganggu reaksi yang digunakan untuk
fosforilasi tingkat-substrat. membuatnya. Sel-sel yang mampu
Untuk setiap molekul glukosa yang menghentikan reaksi glikolitik ketika ATP
diproses dalam glikolisis, hasil bersih adalah berlimpah dapat menghemat simpanan
dua molekul NADH, dua ATP, dan dua glukosanya untuk saat-saat ketika ATP langka.
piruvat. Akibatnya, homeostasis dikelola melalui
Kemajuan penting dalam memahami penghambatan umpan balik.
bagaimana glikolisis diatur terjadi ketika ahli Dari persamaan yang dihasilkan saat
biologi mengamati bahwa tingkat ATP yang proses glikolisis, terlihat bahwa satu molekul
tinggi dapat menghambat enzim kunci glukosa diubah menjadi dua molekul asam
glikolitik yang disebut fosfofruktokinase. piruvat. Namun, glikolisis bukan merupakan
Fosfofruktokinase mengkatalisasi reaksi 3 yaitu reaksi satu tahap, tetapi adalah serangkaian
sintesis fruktosa-1,6-bifosfat dari fruktosa-6- reaksi yang erat kaitannya yang mengarah ke
fosfat. pembentukan piruvat. Reaksi glikolisis
Produk dari reaksi 1 dan 2 dapat dengan berlangsung dalam sitoplasma dan tidak
mudah dikonversi kembali menjadi glukosa memerlukan adanya oksigen (anaerob).
oleh berbagai enzim. Sebelum reaksi 3, maka Glikolisis dapat dibagi dalam dua fase utama
urutan glikolisis dan glukosa dapat digunakan yaitu fase persiapan dan fase oksidasi. Pada fase
di jalur lain. Tapi begitu fruktosa-1,6-bifosfat persiapan, glukosa diubah menjadi dua
disintesis, maka tidak akan dapat dikonversi senyawa tiga karbon dan pada fase oksidasi
kembali menjadi glukosa. Berdasarkan kedua senyawa tiga karbon itu selanjutnya
pengamatan pada reaksi tersebut, maka dapat diubah menjadi asam piruvat, seperti yang
diterima dengan akal sehat bahwa jalur terlihat pada gambar di bawah ini.
glikolisis diatur pada tahap pertama yang
dilakukan yaitu reaksi 3. Pertanyaan Persamaan reaksi keseluruhan glikolisis dapat
selanjutnya yang muncul adalah bagaimana sel dituliskan sebagai berikut:
dapat melakukannya? C6H12O6 2C3H4O3+ 4H
Seperti yang ditunjukkan pada gambar di Glukosa Piruvat
atas, ATP berfungsi sebagai substrat untuk
penambahan fosfat menjadi fruktosa-6-fosfat.
Sebagian besar kasus, meningkatkan

160
BAB 6. Enzim dan Metabolisme Sel

Pada fase persiapan terjadi rangkaian diubah menjadi asam 2-fosfogliserat oleh enzim
reaksi yang berjumlah lima, yaitu: 1) glukosa enolase dan akhirnya membentuk asam
difosforilasi oleh ATP dengan bantuan enzim fosfoenol piruvat.
heksokinase sehingga membentuk glukosa-6- Dengan adanya ADP dan enzim piruvat
fosfat dan ADP, 2) perubahan gula aldosa kinase, maka asam fosfoenol piruvat diubah
menjadi gula ketosa, yang dikatalis oleh enzim menjadi piruvat. Pada reaksi seluler ini gugus
fosfoglukoisomerase dan menyebabkan fosfat inorganic (Pi) dari asam fosfoenol piruvat
perubahan glukosa-6-fosfat menjadi fruktosa-6- akan berikatan dengan ADP membentuk ATP.
fosfat, 4) fruktosa-6-fosfat difosforilasi dengan Dengan demikianproses glikolisis telah selesai.
ATP dan enzim fosfofruktokinase Proses glikolisis berperan mensuplai energi dan
menghasilkan fruktosa-1,6-difosfat dan ADP, 5) senyawa-senyawa antara tertentu yang dapat
fruktosa-1,6-difosfat dipecah menjadi dua digunakan untuk sintesis. Jika diperhatikan
molekul senyawa tiga karbon yaitu 3- dengan seksama pada seluruh jalur glikolisis,
fosfogliseraldehida (gliseraldehida-3-fosfat) dan maka perubahan satu molekul glukosa menjadi
dihidroksiasetonfosfat, dengan bantuan enzim dua molekul asam piruvat (tanpa oksigen) akan
aldolase. menghasilkan total dua molekul ATP.
Antara kedua senyawa tiga karbon itu
terdapat suatu kesetimbangan yang dikatalisis
Pemrosesan Piruvat Menjadi Asetil KoA
oleh enzim fosfotriosa isomerase. Senyawa 3-
Pada eukariota, senyawa piruvat yang
fosfogliseraldehida dirombak menjadi senyawa
dihasilkan oleh glikolisis dibawa dari sitosol ke
1,3-difosfogliserat. Reaksi ini melibatkan
mitokondria. Mitokondria adalah organel yang
penambahan fosfat anorganik pada karbon
ditemukan di hampir semua sel eukariota.
pertama 3-fofogliseraldehida dan NAD
Mitokondria memiliki dua membran yaitu
mengalami reduksi (NAD; Nikotinamida
membran luar dan membran dalam. Membran
Adenin Dinukleotida) menjadi NADH2
bagian dalam mengisi bagian dalam organel
(NADH + H+; nikotinamida adenin seperti struktur kantung yang disebut krista.
dinukleotida tereduksi), dan dikatalis oleh Tabung pendek menghubungkan cristae ke sisa
enzim fosfogliseraldehida dehidrogenase. membran bagian dalam. Wilayah antara bagian
Selanjutnya senyawa 3-fosfogliseraldehida luar dan membran dalam dan di dalam krista
dirombak menjadi senyawa dehidroksiaseton- membentuk tuang intermembran. Wilayah
fosfat yang menyebabkan pergeseran dalam yang tertutup di dalam membran bagian dalam
kesetimbangan reaksi yang terjadi. Dengan adalah matriks mitokondria.
reaksi yang terus menerus berjalan maka Saat piruvat diproses, salah satu karbonnya
perubahan senyawa pada glikolisis bertambah
teroksidasimenjadi CO2 dan NAD+ tereduksi
banyak dimana senyawa dehidroksiaseton-
menjadi NADH. Sisa dua karbon unit asetil
fosfat diubah menjadi 3-fosfogliseraldehida.
(COCH3) bereaksi dengan senyawa yang
Penambahan fosfat inorganik (Pi) dalam
disebut koenzim A (CoA). Koenzim A kadang-
oksidasi 3-fosfogliseraldehida adalahpenting,
kadang disingkat sebagai CoA-SH dengan
karena fosfat inorganik terlibat dalam sintesis
memperhatikan kelompok fungsional
ATP dalam reaksi respirasi seluler berikutnya.
utamanya yaitu sulfhidril. Asetil dipindahkan
Dengan adanya ADP dan enzim fosfogliserat
ke CoA untuk menghasilkan asetil CoA. Di
kinase, maka asam 1,3-difosfogliserat diubah
dalam dan banyak reaksi lainnya, CoA bekerja
menjadi asam 3-fosfogliserat dan dihasilkan
sebagai koenzim dengan menerima dan
ATP. Senyawa asam 3-fosfogliserat kemudian

161
BAB 6. Enzim dan Metabolisme Sel

kemudian mentransfer gugus asetil ke substrat melibatkan asam karboksilat sering


yang lain (A adalah singkatan dari asetilasi). menghasilkan karbon dioksida, yang
Asetil CoA adalah produk akhir dari merupakan hasil akhir oksidasi glukosa melalui
pemrosesan piruvat mengikuti langkah pada respirasi seluler. Ketika ditambahkan satu dari
oksidasi glukosa. Piruvat, NAD+, dan CoA delapan asam karboksilat ke sel, laju oksidasi
masuk ke dalam; CO2, NADH, dan asetil CoA glukosa meningkat, menunjukkan bahwa
reaksi terhubung ke jalur yang terlibat dalam
keluar. Seperti glikolisis, pemrosesan piruvat
katabolisme glukosa.
diatur oleh proses inhibisi umpan balik. Proses
Hans Krebs memecahkan misteri pada
akan dimatikan ketika produk glikolisis dan
jalur ini, ketika Krebs mengusulkan urutan
pemrosesan piruvat terdapat dalam jumlah
reaksi yang terjadi dalam siklus. Krebs memiliki
yang berlimpah. Pemrosesan piruvat berhenti
wawasan penting lainnya ketika menyarankan
ketika piruvat dehidrogenase kompleks
urutan reaksi secara langsung yang
terfosforilasi dan berubah bentuk. Tingkat
berhubungan dengan pemrosesan piruvat.
fosforilasi meningkat ketika satu atau lebih
Untuk menguji hipotesis ini, Krebs dan
produk berada pada konsentrasi tinggi.
koleganya menentukan apakah menambahkan
Sebaliknya, reaksi substrat konsentrasi tinggi
piruvat dapat menghubungkan kedua ujung
menunjukkan jumlah ATP yang rendah
urutan delapan asam karboksilat. Jika piruvat
sehingga menghasilkan lebih banyak
adalah tautan utama untuk membentuk siklus,
defosforilasi dan bentuk aktif dari kompleks
maka perlu dilibatkan dalam konversi
piruvat dehidrogenase. Sebaliknya, reaksi
oksaloasetat, yang paling teroksidasi dari
substrat konsentrasi tinggi menunjukkan
delapan asam karboksilat, untuk sitrat, asam
jumlah ATP yang rendah sehingga
karboksilat yang paling tereduksi. Ketika Krebs
menghasilkan lebih banyak defosforilasi dan
menambahkan piruvat, serangkaian reaksi
bentuk aktif dari kompleks piruvat
redoks terjadi. Urutan delapan asam
dehidrogenase.
karboksilat memang diatur dalam siklus.
Pemrosesan piruvat berada di bawah
Saat ini banyak ahli biologi yang menyebut
kondisi pengaturan yang positif dan negatif.
siklus ini sebagai siklus asam sitrat karena
Jumlah produk yang besar menghambat enzim
dimulai dengan sitrat, yang merupakan garam
kompleks; jumlah reaktan yang besar dan
asam sitrat setelah protonnya dilepaskan. Siklus
persediaan produk yang rendah akan
asam sitrat juga dikenal sebagai siklus asam
merangsang pemrosesan tersebut.
trikarboksilat, karena sitrat memiliki tiga gugus
karboksil, atau sebagai siklus Krebs, sesuai
Siklus Asam Sitrat: Oksidasi Asetil CoA
dengan nama penemunya.
Menjadi CO2
Dalam setiap siklus, energi dilepaskan oleh
Sementara para peneliti sedang mengerjakan
oksidasi satu molekul asetil KoA yang
urutan reaksi glikolisis, ahli biologi lain di
digunakan untuk menghasilkan tiga molekul
laboratorium berfokus pada reaksi redoks yang
NADH, salah satu dari FADH2, dan salah satu
mengoksidasi asam organik kecil yang disebut
asam karboksilat. Semua asam karboksilat dari ATP atau guanosin trifosfat (GTP), melalui
memiliki fungsi gugus karboksil (R-COOH). fosforilasi tingkat substrat. Apakah ATP atau
Ilmuwan di awal mengidentifikasi delapan GTP yang diproduksi adalah tergantung pada
asam karboksilat kecil secara cepat teroksidasi jenis enzim yang digunakan dalam kelima
secara berurutan, dari yang direduksi sebagian reaksi. Misalnya, enzim yang digunakan dalam
besar menjadi teroksidasi. Reaksi redoks yang sel otot mamalia menghasilkan ATP,

162
BAB 6. Enzim dan Metabolisme Sel

sedangkan enzim yang digunakan dalam sel banyak bahan kimia energi. Perubahan relatif
hati menghasilkan GTP. ATP telah digunakan dalam energi bebas yang terjadi sebagai karbon
sebagai produk siklus asam sitrat. dalam glukosa teroksidasi ditunjukkan pada
Pada prokariota seperti bakteri dan gambar di bawah ini.
Archaea, enzim bertanggung jawab untuk siklus Pada glikolisis, pemrosesan piruvat, dan
asam sitrat yang terjadi di sitosol. Pada siklus asam sitrat, reaksi redoks mentransfer
eukariota, sebagian besar enzim yang elektron ke NAD+ dan FAD untuk membentuk
bertanggung jawab untuk siklus asam sitrat NADH dan FADH2. Pada titik ini, reaksi itu
terletak di matriks mitokondria. Karena
belum terjadi adalah:
glikolisis menghasilkan dua molekul piruvat,
10NADH + 2FADH2 + 6O2 + 10H+  10NAD+
maka siklus dapat berubah dua kali untuk
setiap molekul glukosa yang diproses dalam + 2FAD + 12 H2O + energi
respirasi sel.
Siklus asam sitrat dapat dimatikan di Dalam reaksi di atas, elektron-elektron
banyak titik, melalui beberapa mekanisme tersebut ditransfer dari NADH dan FADH2
inhibisi umpan balik yang berbeda. Tingkat menjadi oksigen. Ketika NADH terbentuk,
reaksi adalah tinggi ketika ATP dan NADH akan mengambil dua elektron, tetapi hanya
langka; laju menjadi rendah ketika ATP atau satu proton. Proton kedua untuk setiap NADH
NADH berlimpah atau banyak. diwakili oleh 10H+ di persamaan. Karena
Hubungan glikolisis, pemrosesan piruvat, NADH dan FADH2 teroksidasi menjadi NAD+
dan siklus asam sitrat dan pengidentifikasian
dan FAD, maka oksigen tereduksi untuk
ada setiap proses yang terjadi di sel eukariotik.
membentuk air.
Setiap molekul glukosa yang sepenuhnya
Saat ini, semua komponen reaksi
teroksidasi menjadi 6 karbon molekul dioksida,
keseluruhan untuk oksidasi glukosa
sel menghasilkan 10 molekul NADH, 2 FADH2, diperhitungkan, kecuali untuk energi.
dan 4 ATP. Molekul ATP diproduksi oleh Pertanyaannya adalah apa yang terjadi ke
fosforilasi tingkat substrat dan dapat digunakan energi yang dilepaskan saat elektron ditransfer
untuk mendorong reaksi endergonik. Molekul dari NADH dan FADH2 dengan atom oksigen
CO2 adalah gas yang dibuang saat yang sangat elektronegatif? Energi yang
menghembuskan napas. dilepaskan dari reaksi ini digunakan untuk
Pertanyaan yang muncul adalah apa yang membuat ATP. Pada sekitar tahun 1960an yaitu
terjadi pada NADH dan FADH2 yang dekade setelah siklus glikolisis yang rinci dan
diproduksi oleh glikolisis, pengolahan piruvat, siklus asam sitrat telah berhasil merupakan
dan siklus asam sitrat? Sebagai dasar sebuah jawaban tak terduga untuk pertanyaan
menjawabnya adalah reaksi keseluruhan untuk yang muncul.
oksidasi glukosa adalah:
C6H12O6 + 6O2 6CO2 + 6H2O + energi Transport Elektron (Kemiosmosis)
Jawaban untuk satu pertanyaan mendasar
Tiga langkah ini menjelaskan glukosa, tentang oksidasi NADH dan FADH2 adalah
CO2, dan karena ATP diproduksi maka dengan mengisolasi berbagai bagian
sebagian dari energi kimia itu merupakan hasil mitokondria. Para peneliti menetapkan bahwa
dari reaksi keseluruhan. Tetapi O2 dan H2O NADH teroksidasi ketika dikombinasikan
masih belum ditemukan. Ternyata, begitu dengan membran bagian dalam mitokondria,
termasuk krista. Pada prokariota, oksidasi

163
BAB 6. Enzim dan Metabolisme Sel

NADH terjadi dalam membran plasma. masing elektron, membentuk atom hidrogen,
Membran ini kemudian dihipotesiskan sementara yang lain hanya mendapatkan
mengandung komponen yang bertanggung elektron tanpa berikatan dengan atom
jawab untuk mengoksidasi NADH dan hidrogen.
FADH2. Karena protein Q dan rantai transpor
Ahli biologi membuat penemuan kunci elektron berbeda dalam potensi redoks, maka
ketika mengisolasi komponen membran para ahli menyadari bahwa mungkin untuk
setelah memaparkannya ke NADH dan mengaturnya memerlukan urutan reaksi yang
FADH2 maka komponen ditemukan pada logis. Idenya adalah bahwa elektron akan lewat
dari molekul dengan potensi redoks lebih
siklus antara keadaan yang teroksidasi dan
rendah ke molekul dengan yang lebih tinggi
tereduksi.
potensial redoksnya, melalui reaksi redoks.
Saat elektron bergerak melalui rantai
Rantai Transport Elektron
transpor elektron, akan ditahan semakin erat.
Secara umum, molekul yang bertanggung
Hasilnya, sejumlah kecil energi ATP akan
jawab untuk oksidasi NADH dan FADH2
dilepaskan dalam setiap reaksi, dan energi
ditetapkan sebagai rantai transpor elektron. potensial dalam setiap ikatan yang berurutan
Beberapa poin penting untuk memahami cara akan berkurang.
kerja rantai transpor elektron adalah sebagai Peneliti berhasil membuat urutan reaksi
berikut: Sebagian besar molekul adalah protein redoks di rantai transpor elektron berdasarkan
yang mengandung kofaktor yang khas dan percobaan dengan menggunakan racun yang
gugus prostetik di mana peristiwa redoks menghambat protein tertentu di membran
berlangsung. Senyawa yang dimaksud mitokondria bagian dalam. Diharapkan jika
termasuk kompleks besi-sulfur, struktur yang bagian dari rantai dihambat, maka komponen
mengandung cincin disebut flavin, atau besi di ujung blok akan menjadi berkurang dan
yang mengandung gugus heme disebut yang hilir akan tetap teroksidasi.
sitokrom. Masing-masing kelompok mudah Eksperimen dengan berbagai racun
tereduksi atau teroksidasi. menunjukkan bahwa NADH menyumbang
Membran bagian dalam mitokondria juga satu elektron ke protein yang mengandung
mengandung molekul yang disebut flavin (FMN) di bagian atas rantai transpor
ubiquinone, yang bukan merupakan protein.
elektron, sementara FADH2 menyumbangkan
Dinamakan Ubiquinone karena mudah
elektron ke protein yang mengandung besi dan
dijumpai pada organisme dan termasuk dalam
sulfur (Fe - S) yang kemudian meneruskannya
kelompok senyawa yang disebut kuinon. Juga
langsung ke Q. Setelah melewati masing-
disebut koenzim Q, atau cukup Q, ubiquinone
masing komponen yang tersisa dirantai
adalah suatu lipid yang mudah larut dan
transpor elektron, elektron akhirnya diterima
bergerak secara efisien di seluruh bagian
oleh oksigen.
hidrofobik dari membran bagian dalam
Komponen rantai transpor elektron diatur
mitokondria.
menjadi empat kompleks protein besar, sering
Molekul yang terlibat dalam pemrosesan
disebut sebagai kompleks I - IV yang sederhana.
NADH dan FADH2 berbeda dalam
Protein Q dan sitokrom c bekerja sebagai
kemampuannya untuk menerima elektron angkutan yang mentransfer elektron antara
dalam reaksi redoks, mengacu pada potensi kompleks tersebut. Begitu elektron terdapat di
redoks akseptor elektron. Selain itu, beberapa bagian bawah rantai transpor elektron diterima
molekul mengambil proton dengan masing-

164
BAB 6. Enzim dan Metabolisme Sel

oleh oksigen untuk membentuk air, proses Penelitian telah memperlihatkan bahwa
oksidasi glukosa dapat diselesaikan. ketika Q menerima elektron dari kompleks I
Dalam kondisi terkendali di laboratorium, atau kompleks II selanjutnya akan mengambil
total potensial perbedaan energi dari NADH ke proton dari sisi matriks membran bagian
oksigen adalah 52 kkal/mol. Oksidasi dari 10 dalam. Bentuk Q yang diperkecil kemudian
molekul NADH yang diproduksi dari masing- berdifusi melalui bagian dalam membran, di
masing glukosa oleh karenanya menyumbang mana elektronnya digunakan untuk
hampir 80 persen dari total energi yang mengurangi komponen kompleks III yang
dikeluarkan dari gula. Pertanyaannya adalah berada di dekat ruang antarmembran. Proton
apakah yang akan dilakukan oleh rantai dipegang oleh Q kemudian dilepaskan ke
transpor elektron dengan semua energi ini? ruang antarmembran.
Sepanjang tahun 1950an sebagian besar Dengan cara ini, hanya melalui reaksi
ahli biologi yang bekerja pada respirasi seluler redoks, Q dapat memutarkan elektron dan
mengasumsikan tentang rantai transpor proton dari satu sisi membran ke sisi lainnya.
elektron yang meliputi enzim yang Elektron melanjutkan melalui rantai transpor
mengkatalisasi fosforilasi tingkat substrat. Pada elektron, dan transpo rproton berkontribusi
saat tingkat substrat terjadi fosforilasi, gugus pada gradien elektrokimia.
fosfat ditransfer dari substrat yang terfosforilasi Setelah sifat rantai transpor elektron
menjadi ADP, membentuk ATP. Tidak ada menjadi jelas, ahli biologi memahami
yang bisa menemukan enzim di antara kelanjutan elektron dan energi dibawa oleh
komponen rantai transpor elektron yang akan NADH dan FADH2. Sebagian besar energi
mengkatalisasi fosforilasi ADP untuk kimia pada awalnya ada dalam glukosa yang
menghasilkan ATP. saat ini diperhitungkan dalam gradien
Tetapi para peneliti menemukan bahwa elektrokimia proton.
energi dilepaskan dari reaksi redoks yang Pembentukan ATP dalam rantai transport
digunakan secara aktif untuk mengangkut elektron dikenal juga sebagai fosforilasi
proton melintasi membran bagian dalam dari oksidatif Telah dinyatakan sebelumnya bahwa
matriks ke ruang antarmembran. Rute dan proses keseluruhan oksidasi biologis
mekanisme yang tepat digunakan untuk mempunyai dua fungsi yaitu menghasilkan
memompa proton masih sedang dikerjakan. energi dan menyediakan senyawa antara untuk
Dalam beberapa kasus, tidak jelas bagaimana sintesis. Jika dihitung jumlah ATP yang
cara senyawa yang kompleks menggunakan dihasilkan oksidasi ini, dengan bahan awal
reaksi redoks untuk mengangkut proton. oksidasi adalah satu molekul glukosa akan
Interaksi yang paling dipahami antara menghasilkan 34 molekul ATP. Jadi total
rantai transpor elektron dan transportasi proton energi ATP yang dihasilkan dari proses
terjadi di kompleks III. respirasi seluler yang membutuhkan oksigen
adalah 34-38 ATP.

165
BAB 6. Enzim dan Metabolisme Sel

Studi Kasus 6.1: Rantai Transport Elektron dan


Karsinogenesis

Proses respirasi seluler terjadi di organel mitokondria di dalam sitoplasma, yaitu


memainkan peran yang tak tergantikan dalam semua organisme aerob, yaitu
penanganan oksigen oleh rantai transport elektron. Selain tahapan rantai transport
electron, tahapan yang lain adalah diawali dengan glikolisis dan siklus Krebs atau
siklus asam sitrat. Masing-masing tahapan dalam proses respirasi menghasilkan energi
ATP. Otto Warburg melakukan pengamatan seminalis dan menyatakan bahwa di
bawah kondisi aerob, sel-sel kanker mengubah metabolismenya dari yang oksidatif
(melalui rantai pernapasan mitokondria) ke metabolisme yang sangat glikolitik, dengan
demikian menghasilkan peningkatan kadar laktat.

Selain itu, melalui cara yang luar biasa dan Efek paradoksnya, di mana oksigen tidak
interaksi jaringan yang kompleks, mitokondria digunakan meskipun tersedia, setelah itu
telah muncul sebagai pemeran utama, atau disebut sebagai efek Warburg. Fenomena ini
bahkan mungkin pembuat keputusan, untuk berbeda dengan efek Pasteur yang mana
kematian sel di bawah sejumlah besar kondisi. glikolisis secara alami dapat terjadi pada
Sesuai dengan paradigma ini, seperangkat kondisi yang mematikan rantai pernapasan
faktor yang dapat dilepas mitokondria telah mitokondria yang bergantung pada oksigen.
terbukti merupakan protein bifungsional. Sebagai akibat dari pergeseran fluks metabolik
Terlibat dalam aktivitas atau pemeliharaan dari respirasin untuk glikolisis, yang pertama
rantai transfer elektron, baik sitokrom c dan akan menjadi kepentingan sekunder, dan ini
faktor penginduksi apoptosis (AIF) siap secara logis menyarankan gagasan bahwa
memicu apoptosis ketika dilepaskan dalam kondisi mitokondria dalam jaringan tumor
sitosol setelah pembukaan pori transisi akan menjadi agak tidak relevan dengan
permeabilitas mitokondria yang sulit dipahami perkembangan tumor.
(MPTP). Selain itu, banyaknya kekurangan Oleh karena itu, hingga saat ini, kata
dalam produksi ATP mitokondria, yang kanker memang sebagian besar ditujukan
mungkin terjadi ketika rantai transport elektron untuk penyakit mitokondria. Bahkan laporan
menurun, seharusnya cukup untuk penurunan aktivitas rantai pernapasan atau
menyebabkan nekrosis sel. Namun, baru-baru perubahan kuantitatif dalam mRNA yang
ini, ditemukan bahwa defisiensi rantai mengkode DNA mitokondria (mtDNA) pada
kompleks II dapat mendukung terjadinya tumor tidak cukup untuk benar-benar menarik
proliferasi sel dan pembentukan tumor perhatian komunitas ilmiah berorientasi
daripada kematian sel. Hal ini telah mitokondria. Namun, beberapa ciri-ciri rantai
menyebabkan minat baru dalam peran transport elektron mitokondria yang dapat
potensial disfungsi rantai pernapasan dalam memainkan peran dalam memicu, atau
promosi tumor. berpartisipasi dalam tumorigenesis.
Namun demikian ada kemungkinan
bahwa oksigenasi rendah pada tumor dapat
mempengaruhi fungsi mitokondria yang

166
BAB 6. Enzim dan Metabolisme Sel

mendukung pembentukan superoksida dan cenderung mengurangi proliferasi sel pada


peroksida melalui respirasi sel. Pada hewan atau model sel yang berbeda yang
prinsipnya, spesies oksigen yang aktif pada menunjukkan bahwa penanganan superoksida
gilirannya meningkatkan baik faktor atau turunannya mungkin penting pada
pertumbuhan onkogen dan reseptor tirosin beberapa titik dalam subset kasus.
kinasenya sehingga mendorong transformasi Perubahan metabolisme utama yang
sel, secara bersamaan mempromosikan mempengaruhi keseimbangan antara respirasi
stabilisasi HIF-1α dengan menghambat prolyl dan glikolisis terjadi selama karsinogenesis.
hidroksilase. Oleh karena itu tidak mengherankan bahwa
Dalam hal apa pun, produksi superoksida telah lama dikatakan bahwa aktivitas abnormal
itu mungkin menyebabkan munculnya rantai transfer elektron di mitokondria dapat
tumorigenesis yang harus dibatasi pada berperan penting dalam proses patofisiologis
kerangka konsentrasi yang sangat sempit, yang mendasarinya.
kelebihan produksi yang besar dapat Namun, baru-baru ini telah menunjukkan
mendukung kematian sel daripada proliferasi. bahwa gangguan spesifik dari satu komponen
Peran yang disarankan dari superoksida dalam rantai transfer elektron, yaitu kompleks II,
memicu tumorigenesis telah lama dianjurkan memang bisa menjadi peristiwa utama yang
dalam mendukung pengguna-an terapi memicu karsinogenesis. Tanpa diduga,
antioksidan. Sebenarnya, berbagai molekul daripada kelebihan produksi superoksida,
antioksidan tersedia yang berpotensi dapat ketidakseimbangan asam organik yang
mengganggu radikal bebas sel, mungkin dihasilkan dari blokade kompleks II
dilepaskan oleh mitokondria. Namun, hasil tampaknya berperan dalam langkah awal
yang berbeda dari percobaan in vitro dan in vivo tumorigenesis. Namun demikian, karena
(percobaan intervensi) telah menimbulkan penanganan oksigen yang abnormal sering
keraguan tentang kemampuan anti-oksidan dicurigai berhubungan dengan disfungsi
untuk benar-benar memerangi kanker dengan transfer elektron, suatu minat baru yang
mekanisme seperti itu. Memang, sebagian besar diamati untuk ketidakstabilan genom
molekul anti-oksidan juga bertindak sebagai mitokondria yang sering dilaporkan dalam
prooxi-dants; ini mungkin menjelaskan untuk jaringan tumor.
potensial aktivitas antitumoralnya. Misalnya, Mutasi baik pada gen inti maupun
molekul antioksidan seperti melatonin akan mitokondria yang mengkode komponen rantai
memberikan efek antiproliferatif pada pernapasan telah disarankan sebagai penyebab
pertumbuhan sel tumor yang mensekresi untuk memicu kanker. Namun, terlepas dari
prolaktin hipofisis tikus secara in vitro dengan banyaknya mutasi mtDNA (DNA
merusak mitokondria dibandingkan dengan mitokondria) yang dilaporkan pada banyak
memadamkan superoksida. Jadi bahkan jika tumor, hanya mutasi garis germinal pada gen
peningkatan produksi superoksida diamati pengkode kompleks II (SDHB, C, D) yang
dalam subset sel kanker, lebih banyak bukti secara meyakinkan ditunjukkan sebagai
diperlukan untuk menetapkan bahwa, sebagai penyebab utama pembentukan tumor. Yang
aturan umum, superoksida ini berperan dalam cukup menarik adalah tidak ada mutasi
memicu tumorigenesis. Namun penelitian mtDNA yang diwariskan yang telah diamati
terbaru telah menetapkan bahwa ekspresi menyebabkan tumor sampai saat ini, kontras
berlebih dari thioredoxin, mangan-dependent dengan frekuensi tingginya mtDNA mutan
superoxide dismutase (MnSOD), glutation dalam berbagai jenis tumor. Meskipun ini
peroksidase, atau katalase, semuanya mungkin memiliki peran dalam proses

167
BAB 6. Enzim dan Metabolisme Sel

onkogenik di beberapa titik, kemungkinan juga memasuki sisi aktif enzim, maka bentuk sisi
merupakan peristiwa sekunder yang sama aktif akan termodifikasi melingkupi substrat
sekali tidak relevan untuk proses ini. Sebagai membentuk kompleks.
aturan umum, sepertinya penargetan fungsi  Fermentasi asam laktat dapat terjadi pada sel
rantai pernapasan, kecuali untuk aktivitas otot saat mengalami kekurangan oksigen,
kompleks II, menyediakan mekanisme untuk karena terjadi proses katabolisme gula untuk
menghambat daripada untuk menyebab-kan membentuk ATP melebihi pasokan oksigen
dalam darah.
pembentukan tumor.
 Proses fermentasi alkohol adalah proses
fermentasi melalui pemecahan satu molekul
Ringkasan
glukosa menjadi dua molekul asam piruvat.
 Enzim di dalam sel tidak tersebar secara acak
 Fermentasi asam cuka merupakan fermentasi
tetapi terletak di berbagai ruangan sel dan
yang berlangsung dalam keadaan aerob,
sering dikeluarkan secara teratur dalam
membutuhkan oksigen.
kerangka makromolekul dari sel dan organel
 Glikolisis dimulai dengan satu glukosa 6-
sel.
karbonmolekul dan berakhir dengan dua
 Fungsi utama enzim adalah membantu
molekul piruvat 3-karbon. Reaksi terjadi di
mempercepat terjadinya proses metabolisme
sitosol, dan energi yang
di dalam sel.
dilepaskandigunakan untuk menghasilkan
 Metabolisme sel sendiri dapat didefinisikan
total bersih dua ATP dan dua NADH.
sebagai transformasi kimia dalam sel. Proses
 Pemrosesan piruvat dimulai dengan tiga
ini terdiri dari proses katabolisme dimana zat
karbon molekul piruvat dan berakhir dengan
dipecah dan anabolisme dimana produk
satu karbon yang dilepaskan sebagai CO2 dan
baru disintesis.
sisa dua karbon dalam bentuk asetil CoA.
 Zimogen adalah jenis enzim yang ada dalam
Reaksi terjadi dalam matriks mitokondria,
bentuk tidak aktif di dalam sel.
dan energi bebas yang dilepaskan digunakan
 Apoenzim adalah enzim yang bersifat tidak
untuk menghasilkan satu NADH untuk
tahan panas yang ekstrem dan berfungsi
masing-masing piruvat yang diproses.
menentukan kekhususan kerja enzim.
 Siklus asam sitrat dimulai dengan dua karbon
 Koenzim disebut gugus prostetik apabila
molekul asetil dalam bentuk asetil KoA dan
terikat pada apoenzim.
 Sifat enzim antara lain: 1) enzim tidak berakhir dengan pelepasan dua CO2.
mengubah produk akhir yang dibentuk atau  Semua reaksi ini terjadi pada matriks
mempengaruhi keseimbangan reaksi, hanya mitokondria, dan energi bebas yang
meningkatkan laju suatu reaksi, 2) bekerja dilepaskan digunakan untuk menghasilkan
secara spesifik, 3) merupakan protein, 4) tiga NADH, dan FADH2, dan satu ATP
diperlukan dalam jumlah sedikit, 5) bekerja untuk setiap asetil yang teroksidasi.
secara bolak balik.  Oksidasi glukosa dan respirasi sel dapat
 Faktor-faktor yang mempengaruhi kerja berjalan dengan melacak kelanjutan atom
enzim antara lain: suhu, pH, activator, karbon dan elektron dalam glukosa. Elektron
inhibitor, dan konsentrasi substrat. dari glukosa ditransfer ke NADH dan
 Teori kunci dan gembok menyatakan bahwa FADH2, melewati rantai transpor elektron
enzim dan substrat bergabung bersama dan diterima oleh oksigen. Pemompaan
membentuk kompleks. proton selama rantai transpor elektron
 Teori kecocokan yang terinduksi menyatakan menciptakan kekuatan proton yang
bahwa sisi aktif enzim merupakan bentuk mendorong sintesis ATP.
yang fleksibel, yaitu ketika substrat

168
BAB 6. Enzim dan Metabolisme Sel

 Pada respirasi seluler, sel memecah glukosa b. GDP


dan menggunakan energinya untuk c. GTP
membentuk 36 molekul ATP yaitu sumber d. AMP
energi seluler yang penting. Kebanyakan e. ATP
ATP dihasilkan di mitokondria selama fase 7. Pada saat glukosa masuk ke dalam sel
akhir respirasi seluler, selama transport membawa serta sejumlah besar energi yang
elektron dan terjadi sintesis ATP. tersimpan dalam ikatan kimianya disebut:
a. NADP
Latihan Soal b. GDP
1. Suatu senyawa kimia berfungsi sebagai c. GTP
d. AMP
katalis biologi yang mempercepat reaksi
e. ATP
kimia di dalam sel disebut:
8. Serangkaian reaksi dimana zat organik
a. Protein
b. Hormon (glukosa) dipecah menjadi karbondioksida
c. Peptida dan air dengan adanya molekul oksigen
d. Enzim disebut:
e. Lipid a. Anaerobik
b. Aerobik
2. Faktor yang tidak mempengaruhi kerja atau
c. Katabolisme
aktivitas enzim adalah:
d. Anabolisme
a. Jumlah kontak
b. Kelembaban e. Glikolisis
c. Jumlah tabrakan (tumbukan) 9. Dalam degradasi ragi, produk utama adalah
d. Adanya substrat etanol dan karbondioksida tanpa melibatkan
e. Temperatur (suhu) oksigen (proses fermentasi) termasuk dalam
reaksi:
3. Faktor yang bekerja secara langsung pada
a. Anaerobik
enzim adalah konsentrasi ion
b. Aerobik
a. Hidrogen
c. Katabolisme
b. Oksigen
c. Nitrogen d. Anabolisme
d. Karbon e. Glikolisis
e. Fosfat 10. Dalam proses fermentasi dihasilkan energi
4. Jenis enzim yang tidak dapat berfungsi tanpa ATP sebanyak:
a. 2
penambahan molekul kecil yang menjadi
b. 8
terikat selama reaksi disebut:
c. 12
a. Apoenzim
b. Holoenzim d. 36
c. Koenzim e. 48
d. Substrat enzim
e. Siklase Referensi
5. Jenis enzim yang tidak aktif disebut: Aslan M, Ozben T. Oxidants in receptor tyrosine
a. Apoenzim kinase signal transduction pathways. Antioxid
b. Holoenzim Redox Signal. 2003; 5(6):781-788.
Astuti D, Latif F, Dallol A, et al. Gene mutations in
c. Koenzim the succinate dehydrogenase subunit SDHB
d. Substrat enzim cause susceptibility to familial
pheochromocytoma and to familial
e. Siklase
paraganglioma. Am J Hum Genet. 2001;
6. Salah satu contoh koenzim: 69(1):49-54.
a. NADP

169
BAB 6. Enzim dan Metabolisme Sel

Baysal BE, Ferrell RE, Willett-Brozick JE, et al. Garrido C, Kroemer G. Life s smile, death s grin: vital
Mutations in SDHD, a mitochondrial complex II functions of apoptosis-executing proteins. Curr
gene, in hereditary paraganglioma. Science, Opin Cell Biol 2004; 16(6):639–646.
2000; 287(5454):848-851. Geromel V, Darin N, Chretien D, et al. Coenzyme Q
Bourgeron T, Chretien D, Rotig A, Munnich A, Rustin (10) and idebenone in the therapy of respiratory
P. Fate and expression of the deleted chain diseases: rationale and comparative
mitochondrial DNA differ between human benefits. Mol Genet Metab. 2002; 77(1-2):21-30.
heteroplasmic skin fibroblast and Epstein-Barr Geromel V, Kadhom N, Cebalos-Picot I, et al.
virus-transformed lymphocyte cultures. J Biol Superoxide-induced massive apoptosis in
Chem. 1993; 268(26):19369-19376. cultured skin fibroblasts harboring the
Bourgeron T, Rustin P, Chretien D, et al. Mutation of neurogenic ataxia retinitis pigmentosa (NARP)
a nuclear succinate dehydrogenase gene results mutation in the ATPase-6 gene of the
in mitochondrial respiratory chain deficiency. mitochondrial DNA. Hum Mol Genet. 2001;
Nat Genet. 1995; 11(2):144-1449. 10(11):1221-1228.
Brandon M, Baldi P, Wallace DC. Mitochondrial Gimenez-Roqueplo AP, Favier J, Rustin P, et al. The
mutations in cancer. Oncogene, 2006; R22X mutation of the SDHD gene in hereditary
25(34):4647-4662. paraganglioma abolishes the enzymatic activity
Briere JJ, Favier J, Gimenez-Roqueplo AP, Rustin P. of complex II in the mitochondrial respiratory
Tricarboxylic acid cycle dysfunction as a cause chain and activates the hypoxia pathway. Am J
of human diseases and tumour formation. Am J Hum Genet. 2001; 69(6):1186-1197.
Physiol Cell Physiol. 2006; 291(6): 1114-1120. Golstein P, Kroemer G. Cell death by necrosis:
Briere JJ, Favier J, Benit P, et al. Mitochondrial towards a molecular definition. Trends Biochem
succinate is instrumental for HIF1alpha nuclear Sci 2007; 32(1):37–43.
translocation in SDHA-mutant fibroblasts under Gordan JD, Simon MC. Hypoxia-inducible factors:
normoxic conditions. Hum Mol Genet. 2005; central regulators of the tumor phenotype. Curr
14(21):3263-3269. Opin Genet Dev. 2007; 17(1):71-77.
Briere JJ, Favier J, El Ghouzzi V, et al. Succinate Gutman M. Electron flux through the mitochondrial
dehydrogenase deficiency in human. Cell Mol ubiquinone. Biochim Biophys Acta. 1980;
Life Sci. 2005; 62(19–20):2317-2324. 594(1):53-84.
Bustamante E, Pedersen PL. High aerobic glycolysis Hickey MM, Simon MC. Regulation of angiogenesis
of rat hepatoma cells in culture: role of by hypoxia and hypoxia-inducible factors. Curr
mitochondrial hexokinase. Proc Natl Acad Sci Top Dev Biol. 2006; 76:217-257.
USA. 1977; 74(9):3735-3739. Kaelin WG. Proline hydroxylation and gene
Cepeda V, Fuertes MA, Castilla J, Alonso C, Quevedo expression. Annu Rev Biochem. 2005;74: 115-
C, Perez JM. Biochemical mechanisms of 128.
cisplatin cytotoxicity. Anticancer Agents Med Koshland DE Jr. Adv Enzymol. 1960; 22: 45.
Chem. 2007; 7(1):3-18. Larsson NG, Clayton DA. Molecular genetic aspects
Chen X, Prosser R, Simonetti S, Sadlock J, Jagiello G, of human mitochondrial disorders. Annu Rev
Schon EA. Rearranged mitochondrial genomes Genet. 1995; 29:151-178.
are present in human oocytes. Am J Hum Genet. Lee JW, Bae SH, Jeong JW, Kim SH, Kim KW.
1995; 57(2):239-247. Hypoxia-inducible factor (HIF-1) alpha: its
Favier J, Briere JJ, Strompf L, et al. Hereditary protein stability and biological functions. Exp
paraganglioma/pheochromocytoma and Mol Med. 2004; 36(1):1-12.
inherited succinate dehydrogenase deficiency. Li GX, Hirabayashi Y, Yoon BI, et al. Thioredoxin
Horm Res. 2005; 63(4):171-179. overexpression in mice, model of attenuation of
Fulda S, Debatin KM. Resveratrol modulation of oxidative stress, prevents benzene-induced
signal transduction in apoptosis and cell hemato-lymphoid toxicity and thymic
survival: a mini-review. Cancer Detect Prev. lymphoma. Exp Hematol. 2006; 34(12):1687-
2006; 30(3):217-223. 1697.
Galluzzi L, Larochette N, Zamzami N, Kroemer G. Lu YP, Lou YR, Yen P, et al. Enhanced skin
Mitochondria as therapeutic targets for cancer carcinogenesis in transgenic mice with high
chemotherapy. Oncogene, 2006; 25(34):4812- expression of glutathione peroxidase or both
4830. glutathione peroxidase and superoxide
Green DR, Kroemer G. The pathophysiology of dismutase. Cancer Res. 1997; 57(8):1468-1474.
mitochondrial cell death. Science, 2004; MacKenzie ED, Selak MA, Tennant DA, et al. Cell-
305(5684): 626-629. permeating alpha-ketoglutarate derivatives
Green DR, Reed JC. Mitochondria and apoptosis. alleviate pseudohypoxia in succinate
Science, 1998;281(5381):1309-1312. dehydrogenase-deficient cells. Mol Cell Biol.
Krippner A, Matsuno-Yagi A, Gottlieb RA, Babior 2007; 27(9):3282-3289.
BM. Loss of function of cytochrome c in Jurkat Mathupala SP, Ko YH, Pedersen PL. Hexokinase II:
cells undergoing fas-mediated apoptosis. J Biol cancer s double-edged sword acting as both
Chem. 1996; 271(35):21629-21636. facilitator and gatekeeper of malignancy when
Kroemer G. Mitochondria in cancer. Oncogene, 2006; bound to mitochondria. Oncogene, 2006;
25(34):4630-4632. 25(34):4777-4786.

170
BAB 6. Enzim dan Metabolisme Sel

Munnich A, Rustin P. Clinical spectrum and Senoo-Matsuda N, Yasuda K, Tsuda M, et al. A defect
diagnosis of mitochondrial disorders. Am J Med in the cytochrome b large subunit in complex II
Genet. 2001; 106(1):4-17. causes both superoxide anion overproduction
Nakamura E, Kaelin WG Jr. Recent insights into the and abnormal energy metabolism in
molecular pathogenesis of pheochromocytoma Caenorhabditis elegans. J Biol Chem. 2001;
and paraganglioma. Endocr Pathol. 2006; 276(45):41553-41558.
17(2):97-106. Sled VD, Rudnitzky NI, Hatefi Y, et al. Biochemistry,
Niemann S, Muller U. Mutations in SDHC cause 1994; 33: 10069-10075.
autosomal dominant paraganglioma, type 3. Tomlinson IP, Alam NA, Rowan AJ, et al. Germline
Nat Genet. 2000; 26(3):268-270. mutations in FH predispose to dominantly
Nishikawa M, Hashida M. Inhibition of tumour inherited uterine fibroids, skin leiomyomata
metastasis by targeted delivery of antioxidant and papillary renal cell cancer. Nat Genet. 2002;
enzymes. Expert Opin Drug Deliv. 2006; 30(4):406-410.
3(3):355-369. Tzagoloff A. Mitochondria. New York: Plenum Press,
Parfait B, Rustin P, Munnich A, Rotig A. Co- 1982.
amplification of nuclear pseudogenes and Vahsen N, Cande C, Briere JJ, et al. AIF deficiency
assessment of heteroplasmy of mitochondrial compromises oxidative phosphorylation.
DNA mutations. Biochem Biophys Res EMBO J. 2004; 23(23):4679-4689.
Commun. 1998; 247(1):57-59. Warburg O, Wind F, Negelein E. The metabolism of
Pecqueur C, Couplan E, Bouillaud F, Ricquier D. tumors in the body. J General Physiol. 1926;
Genetic and physiological analysis of the role of 8(6):519.
uncoupling proteins in human energy Watson JD. Molecular Biology of the Gene. New
homeostasis. J Mol Med. 2001; 79(1):48-56. York: WA Benjamin Inc. 1965.
Pette D, Klingenberg M, Buecher T. Comparable and Welsh SJ, Bellamy WT, Briehl MM, Powis G. The
specific proportions in the mitochondrial redox protein thioredoxin-1 (Trx-1) increases
enzyme activity pattern. Biochem Biophys Res hypoxia-inducible factor 1alpha protein
Commun. 1962; 7:425-429. expression: Trx-1 overexpression results in
Piva R, Liu J, Chiarle R, Podda A, Pagano M, increased vascular endothelial growth factor
Inghirami G. In vivo interference with Skp1 production and enhanced tumor angiogenesis.
function leads to genetic instability and Cancer Res. 2002; 62(17):5089-5095.
neoplastic transformation. Mol Cell Biol. 2002; Weydert CJ, Waugh TA, Ritchie JM, et al.
22(23):8375-8387. Overexpression of manganese or copper-zinc
Ricchetti M, Tekaia F, Dujon B. Continued superoxide dismutase inhibits breast cancer
colonization of the human genome by growth. Free Radic Biol Med. 2006; 41(2):226-
mitochondrial DNA. PLoS Biol. 2004; 2(9): E273. 237.
Rustin P, Jacobs HT, Dietrich A, Lightowlers RN, Weyer EM. Multiple molecular forms of enzymes.
Tarassov I, Corral-Debrinski M. Targeting Ann NY Acad Sci. 1968; 151.
allotopic material to the mitochondrial Yang QH, Xu JN, Xu RK, Pang SF. Antiproliferative
compartment: new tools for better effects of melatonin on the growth of rat
understanding mitochondrial physiology and pituitary prolactin-secreting tumor cells in vitro.
prospect for therapy. Med Sci (Paris). 2007; J Pineal Res. 2007; 42(2):172-179.
23(5):519-525. Yankeelov JA Jr, Koshland DE Jr. J Biol Chem. 1965;
Rustin P. Mitochondria, from cell death to 204: 1593.
proliferation. Nat Genet. 2002; 30(4):352-353.
Salas A, Yao YG, Macaulay V, Vega A, Carracedo A, Wilson DF, Erecinska M, Dutton PL. Annual Review
Bandelt HJ. A critical reassessment of the role of of Biophysics and Bioengineering, 1974. 3 203-
mitochondria in tumorigenesis. PLoS Med. 230.
2005; 2(11): e296.
Schagger H, Pfeiffer K. Supercomplexes in the
respiratory chains of yeast and mammalian
mitochondria. EMBO J. 2000; 19(8):1777-1783.
Selak MA, Armour SM, MacKenzie ED, et al.
Succinate links TCA cycle dysfunction to
oncogenesis by inhibiting HIF-alpha prolyl
hydroxylase. Cancer Cell, 2005; 7(1):77-85.

171
BAB 7. Pensinyalan Sel dan Komunikasi Antara Sel

172
BAB 7. Pensinyalan Sel dan Komunikasi Antara Sel

Daya tahan hidup (survival) tergantung pada Bahan Dasar Sistem


terjalinnya komunikasi interseluler yang
7.1 Pensinyalan Sel
mengkoordinasikan pertumbuhan, diferensiasi
dan metabolisme. Sebagian besar sel
Pensinyalan sel berkembang pada awal sejarah
dikhususkan untuk melakukan satu atau lebih
kehidupan. Salah satu contohnya adalah ragi
fungsi yang spesifik. Banyak proses biologis
(Saccharomyces cerevisae) yang telah diteliti oleh
memerlukan berbagai sel untuk bekerja
para ahli. Sel ragi menggunakan sinyal kimiawi
bersama dan mengkoordinasikan kegiatannya.
untuk mengidentifikasi jenis pasangan yang
Untuk memungkinkan proses ini berjalan
berlawanan dan mengawali proses
maka sel harus berkomunikasi satu sama lain,
perkawinan, yang merupakan salah satu tujuan
yang disebut pensinyalan sel. Pensinyalan sel
sel untuk berkomunikasi yaitu melakukan
memungkinkan sel merespons dengan cara
perkawinan. Terdapat dua jenis pasangan sel
yang tepat terhadap stimulus atau rangsangan
ragi yang disebut sel a dan sel α.
dari lingkungan tertentu.
Pada proses perkawinan sel ragi, sel a
Pensinyalan sel berkembang pada awal
mensekresikan molekul sinyal yang disebut
sejarah kehidupan. Pensinyalan sel pada
faktor a yang berikatan dengan protein reseptor
mikroorganisme mempunyai banyak
spesifik pada sel α yang berdekatan. Di saat
persamaan dengan proses yang berlangsung
yang bersamaan, sel α mensekresikan faktor α
pada organisme multiseluler yang
yang berikatan dengan reseptor pada sel a.
mengindikasikan bahwa pengiriman dan
Perkawinan pada sel ragi menyebabkan sel-sel
penerimaan sinyal umumnya muncul pada
saling tumbuh ke arah satu sama lain dan
awal sejarah kehidupan.
menyebabkan perubahan pada sel tanpa perlu
Sel yang saling berkomunikasi
memasuki selnya, maka dikatakan terjadi fusi
kemungkinan dalam keadaan berdekatan atau
atau peleburan antara kedua sel yang berbeda
terpisah jauh. Sel berkomunikasi dengan sel
tersebut.
didekatnya dengan cara mensekresikan
pengatur lokal atau sel saraf, dan
mensekresikan neurotransmitter pada sinapsis.
Sel menggunakan hormon untuk pensinyalan
jarak jauh. Sel dapat berkomunikasi dengan
kontak langsung melalui junction (sambungan)
celah.
Komunikasi antar sel umumnya dilakukan
dengan menggunakan molekul sinyal kimiawi
(ligan/pembawa pesan pertama) yang berupa
hormon, neurotransmitter dan protein lain
seperti faktor pertumbuhan.

Gambar 7-1 Perkembangan pensinyalan sel


yang terjadi pada sel ragi, 1) terjadi pertukaran
antara factor perkawinan, 2) terjadi

173
BAB 7. Pensinyalan Sel dan Komunikasi Antara Sel

perkawinan, dan 3) terbentuk sel yang baru pensinyalan yang lebih kompleks seperti yang
a/ dijelaskan di bawah ini.
(sumber:https://www.slideshare.net/hestiari
anti2/komunikasi-sel-45603011) Pensinyalan sel pada organisme
multiseluler terjadi dalam beberapa tahapan,
Cara sel ragi mengubah atau mentrans- antara lain:
duksikan menjasi sebuah respon berupa 1. Dimulai dengan pelepasan molekul
peleburan disebut jalur transduksi sinyal. Jalur pembawa pesan oleh sel yang terlibat
transduksi sinyal tidak hanya memberikan dalam pengiriman pesan ke sel lain di
respon berupa peleburan antar sel atau dalam tubuh. Lingkungan ekstraseluler sel
perkawinan, namun juga terjadi pada seluruh mengandung ratusan molekul informasi
sel dengan cara mengubah sinyal pada yang berbeda, yaitu berkisar dari senyawa
permukaan sel yang kemudian direspon secara kecil seperti steroid dan neurotransmiter,
spesifik melalui jalur pensinyalan ini. hingga hormon protein kecil yang larut
seperti glukagon dan insulin, hingga
molekul glikoprotein besar yang terikat
pada permukaan sel lain.
2. Sel hanya dapat menanggapi atau
merespon pesan ekstraseluler tertentu jika
dapat mengekspresikan reseptor yang
secara khusus mengenali dan mengikat
molekul pembawa pesan (messenger)
Gambar 7-2 Celah sel atau cell junctions yang
tersebut. Molekul yang berikatan dengan
berfungsi untuk membantu molekul-molekul
melewati sel yang ada didekatnya tanpa reseptor disebut ligan. Jenis sel yang
melalui membran sel (sumber:http:// berbeda memiliki pelengkap reseptor yang
https://www.slideshare.net/hestiarianti2/ko berbeda, yang memungkinkannya untuk
munikasi-sel-45603011)
merespon pembawa pesan ekstraseluler
yang berbeda. Bahkan sel-sel yang berbagi
reseptor spesifik dapat merespon dengan
sangat berbeda terhadap pembawa pesan
ekstraseluler yang sama. Sel hati dan sel
otot polos keduanya memiliki reseptor β2-
Gambar 7-3 Pengenalan sel satu dengan adrenergik. Aktivasi reseptor ini dengan
sel yang lainnya yang dapat berkomunikasi
dengan saling berinteraksi antara molekul di
mensirkulasi hormon adrenalin akan
bagian permukaannya (sumber:http:// menyebabkan kerusakan glikogen dalam
https://www.slideshare.net/hestiarianti2/ko sel hati dan relaksasi dalam sel otot polos.
munikasi-sel-45603011)
Hasil yang berbeda ini setelah interaksi
dengan stimulus atau rangsangan awal
Pensinyalan sel uniseluler sudah jauh
yang sama dapat ditelusuri ke protein
diteliti dan digunakan sebelum munculnya
intraseluler yang berbeda yang menjadi
organisme multiseluler ada di bumi. Para ahli
terlibat dalam respons dalam dua jenis sel
menduga bahwa mekanisme pensinyalan
ini. Jadi jenis kegiatan di mana sel terlibat
pertama kali berasal dari evolusi pada
tergantung pada rangsangan yang
prokariotik dan terus berkembang pada
diterimanya dan mesin intraseluler yang
organisme eukariotik dengan tahapan
dimilikinya pada waktu tertentu dalam
hidupnya.

174
BAB 7. Pensinyalan Sel dan Komunikasi Antara Sel

3. Pada kebanyakan kasus, molekul informasi dengan jalur yang sangat banyak
pembawa pesan ekstraseluler terikat di dalam sel.
dengan reseptor di permukaan luar sel 7. Setiap jalur pensinyalan terdiri dari
yang merespons. Interaksi ini serangkaian protein berbeda yang
menunjukkan perubahan konformasi beroperasi secara berurutan. Sebagian
pada reseptor yang menyebabkan sinyal besar protein pensinyalan dibentuk dari
diteruskan melintasi membran ke domain banyak domain, yang memungkinkannya
reseptor sitoplasmik. Begitu telah berinteraksi secara dinamis dengan
mencapai permukaan bagian dalam sejumlah mitra yang berbeda, baik secara
membran plasma, ada dua rute utama simultan atau berurutan. Banyak protein
dimana sinyal ditransmisikan ke interior pensinyalan juga mengandung katalitik
sel, di mana hasilnya akan memunculkan dan domain pengatur yang memberinya
respons yang sesuai. Rute tertentu yang peran lebih aktif dalam jalur pensinyalan.
diambil tergantung pada jenis reseptor Setiap protein dalam jalur pensinyalan
yang diaktifkan. biasanya bekerja dengan mengubah
4. Satu jenis reseptor mentransmisikan sinyal konformasi protein berikutnya dalam
dari domain sitoplasmiknya ke enzim rangkaian, suatu peristiwa yang
terdekat. mengaktifkan atau menghambat protein
5. Menghasilkan pembawa pesan kedua. tersebut.
Oleh karena itu membawa (efek) respon 8. Sinyal yang ditransmisikan di sepanjang
seluler dengan menghasilkan pembawa jalur pensinyalan tersebut akhirnya
pesan kedua, enzim yang bertanggung mencapai protein target.
jawab disebut sebagai efektor. Pembawa 9. Terlibat dalam dasar proses seluler.
pesan kedua adalah zat kecil yang biasanya Bergantung pada jenis sel dan pesan yang
mengaktifkan (atau menonaktifkan) da, respons yang diawali oleh protein
protein spesifik. Tergantung pada struktur target dapat melibatkan perubahan
kimianya, pembawa pesan kedua dapat ekspresi gen, perubahan aktivitas enzim
berdifusi melalui sitosol atau tetap metabolik, konfigurasi ulang sitoskeleton,
terbenam dalam membran lapisan ganda peningkatan atau penurunan mobilitas sel,
lipid. Jenis reseptor lain mentransmisikan perubahan dalam permeabilitas ion,
sinyal dengan mengubah domain aktivasi sintesis DNA, atau bahkan
sitoplasmiknya menjadi tempat kematian sel. Hampir di setiap kegiatan di
pengambilan untuk protein pensinyalan mana sel terlibat diatur oleh sinyal yang
seluler. Protein berinteraksi satu sama lain, berasal dari permukaan sel. Keseluruhan
atau dengan komponen membran seluler, proses di mana informasi yang dibawa
melalui jenis domain interaksi tertentu, oleh molekul pembawa pesan ekstraseluler
seperti domain SH3. diterjemahkan ke dalam perubahan yang
6. Apakah sinyal ditransmisikan oleh terjadi di dalam sel disebut sebagai
pembawa pesan kedua atau dengan transduksi sinyal.
pengambilan protein, hasilnya adalah Akhirnya, pensinyalan harus diakhiri. Hal
sama, protein yang diposisikan di bagian ini penting karena sel harus responsif terhadap
atas jalur pensinyalan intraseluler pesan tambahan yang mungkin diterima.
diaktifkan. Jalur pensinyalan adalah Urutan pertama yang harus dilakukan adalah
untuk menghilangkan molekul pembawa
pesan ekstraseluler. Untuk melakukan

175
BAB 7. Pensinyalan Sel dan Komunikasi Antara Sel

pensinyalan ini, sel-sel tertentu menghasilkan Pensinyalan Jarak Dekat


enzim ekstraseluler yang menghancurkan Pensinyalan jarak dekat atau disebut
pembawa pesan ekstraseluler tertentu. Dalam pensinyalan parakrin bekerja pada sel target
kasus lain, reseptor yang diaktifkan yang berdekatan dengan pembuatnya.
diinternalisasi. Begitu berada di dalam sel, Biasanya diperantarai oleh neurotransmiter
reseptor dapat terdegradasi bersama dengan dan beberapa faktor pertumbuhan.
ligannya, yang dapat meninggalkan sel dengan
sensitivitas menurun terhadap rangsangan Pensinyalan Autokrin
berikutnya. Pensinyalan autokrin terjadi dimana molekul
sinyal bekerja mempengaruhi dirinya sendiri,
Bentuk Komunikasi merupakan cara kerja dari sebagian besar faktor
7.2 Sel
pertumbuhan. Fungsi pensinyalan autokrin
adalah mengatur proses proliferasi.

Bentuk komunikasi pada sel berdasarkan letak Pensinyalan Sinaptik


atau jenis sel target dibedakan atas tiga macam Pada pensinyalan sinaptik, sel saraf
yaitu: melepaskan molekul neurotransmiter ke dalam
 Pensinyalan jarak jauh (pensinyalan celah sinaps yaitu ruang sempit antara dua sel
endokrin) saraf, yaitu sel pengirim dan sel target.
 Pensinyalan jarak dekat (parakrin) Pensinyalan yang terjadi pada sel saraf
 Pensinyalan autokrin yang spesifik. Sel saraf menghasilkan sinyal
 Pensinyalan sinaptik kimia melalui neurotransmitter yang berdifusi
ke sel target (sel saraf) melalui ruangan sempit
Pensinyalan Jarak Jauh (sinapsis) untuk meneruskan rangsangan.
Pensinyalan jarak jauh yang disebut juga
pensinyalan endokrin, membutuhkan
molekul sinyal dalam bentuk hormon. Selain
itu pensinyalan jarak jauh juga bekerja pada sel
target yang jauh dari tempat sintesisnya dan
disalurkan melalui aliran darah.
Sinyal yang disampaikan berupa hormon
yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin. Sel
target umumnya berada jauh dari sel penghasil
sinyal, dimana sinyal dibawa melalui
Gambar 7-4 Pensinyalan sinaptik, sel saraf
pembuluh darah.
melepaskan molekul neurotransmitter ke
Respon seluler berupa reaksi fisiologis dalam sinaps, merangsang sel target seperti sel
yang berkaitan dengan kerja hormon sinyal. otot atau sel saraf (sumber:http:// http://
Contoh kerja hormon FSH (Follicle Stimulating https://www.slideshare.net/hestiarianti2/ko
munikasi-sel-45603011)
Hormone) pada sel-sel folikel ovum, dimana
FSH akan memicu pembentukan sel folikel dan
Motor end plate adalah ruangan sempit
perkembangan sel telur.
yang meneruskan rangsangan antara sel saraf
dengan sel otot.

176
BAB 7. Pensinyalan Sel dan Komunikasi Antara Sel

Komponen Komunikasi Selular Penerimaan (Reception)


Ada empat komponen dasar yang terlibat di Pada proses penerimaan sinyal terjadi proses
dalam komunikasi sel: pendeteksian molekul sinyal yang datang dari
 Stimulus dalam bentuk molekul sinyal luar sel. Berdasarkan sifat molekul sinyal,
yaitu molekul kimia organik dan non- penerimaan dapat dilakukan oleh protein
organik di lingkungan sel. reseptor yang terdapat di membrane sel seperti
 Penerima sinyal yaitu reseptor. Reseptor reseptor hormon epinefrin, dan sitoplasma atau
terletak pada permukaan luar membran sel reseptor intraeluler seperti reseptor hormone
maupun sitoplasma dan nukleus, steroid.
mempunyai daya ikat tinggi dan bersifat Penerimaan Sinyal dan Inisiasi
khusus pada molekul sinyal kimia. Transduksi. Molekul sinyal terikat pada
 Transduser melakukan transduksi sinyal protein reseptor, yang menyebabkan protein
dari luar sel menjadi kegiatan biokimiawi berubah bentuk. Pengikatan antara molekul
di dalam sel. sinyal (ligan) dan reseptor bersifat sangat
 Sensor dan efektor dan respons sel. spesifik. Perubahan konformasi pada reseptor
seringkali merupakan transduksi awal sinyal.
Sebagian besar reseptor sinyal merupakan
Tahapan Proses protein membran sel. Reseptor terangkai
7.3 Pensinyalan Sel protein-G merupakan reseptor membran yang
bekerja dengan bantuan protein G sitoplasmik.
Tiga tahap pensinyalan sel adalah penerimaan, Pengikatan ligan mengaktifkan sisi sitoplasmik
transduksi dan respons. Penelitian Earl reseptor, yang kemudian mengaktifkan protein
Sutherland berfokus pada pengaruh hormon G spesifik dengan cara menyebabkannya
epinefrin pada sel hati dan sel otot rangka. menukarkan pengikatan GDP dengan GTP.
Dalam sistem ini, molekul sinyal epinefrin Hingga protein G mengaktifkan dirinya sendiri
terikat pada permukaan sel (penerimaan), yang dengan menghidrolisis GTPnya menjadi GDP,
menyebabkan serangkaian perubahan pada protein itu masih dapat mengaktifkan protein
reseptor dan molekul lain di dalam sel lain dalam jalur transduksi-sinyal. Epinefrin
(transduksi, perubahan bentuk sinyal), dan menggunakan reseptor semacam ini.
akhirnya pada pengaktifan enzim yang
memecah glikogen menjadi glukosa-1-fosfat
(respons).

Gambar 7-5 Tahap pensinyalan sinaptik:


penerimaan sinyal, transduksi dan respon
(sumber: http://
https://www.slideshare.net/hestiarianti2/ko
munikasi-sel-45603011)

177
BAB 7. Pensinyalan Sel dan Komunikasi Antara Sel

ini mengikat dan berdisosiasi berulang kali.


Konsentrasi ligan di luar sel menentukan
seberapa sering suatu ligan terikat dan
menyebabkan pensinyalan.
4. Perubahan dalam enzim dan protein G hanya
bersifat sementara karena protein G juga
berfungsi sebagai enzim GTPase - dengan
kata lain, protein G kemudian menghidrolisis
GTP yang terikat pada GDP dan Pi. Sekarang
tidak aktif lagi, protein G meninggalkan
enzim, yang kembali ke keadaan semula.
Protein G sekarang tersedia untuk digunakan
kembali. Fungsi GTPase dari protein G
memungkinkan jalur untuk menutup
dengan cepat ketika molekul pensinyalan
Gambar 7-6 Tahap pensinyalan sel, dimana tidak lagi ada.
sinyal tertangkap di membran sel dan akan
mengaktifkan protein G
(sumber:https://www.slideshare.net/hestiari Reseptor membran yang disebut reseptor
anti2/komunikasi-sel-45603011) tirosin bereaksi atas pengikatan molekul sinyal
dengan membentuk dimer dan kemudian
Keterangan gambar: menggunakan suatu enzim intrinsik untuk
1. Longgarnya lekatan terhadap sisi sitoplasma, menambahkan gugus fosfat ke tirosin pada sisi
menyebabkan protein G yang berfungsi sitoplasmik reseptor tersebut. Beragam protein
sebagai saklar molekuler yang dapat bersifat relai di bagian dalam sel tersebut kemudian
aktif atau nonaktif, tergantung pada dua dapat diaktifkan dengan mengikat tirosin
nukleotida guanin yang terpasang, yaitu
terfosforilasi yang berbeda, yang membuat
GDP atau GTP. GTP atau guanosine trifosfat,
reseptor dapat memicu beberapa jalur yang
mirip dengan ATP. Ketika GDP terikat pada
berbeda sekaligus. Faktor pertumbuhan
protein G maka menandakan bahwa protein
merupakan tipe molekul sinyal yang
G tidak aktif. Reseptor dan protein G bekerja
umumnya menggunakan reseptor tirosin-
bersama dengan protein lain, biasanya enzim.
2. Ketika molekul pensinyalan tepat berikatan
kinase. Molekul sinyal spesifik menyebabkan
dengan sisi ekstraseluler dari reseptor maka saluran ion bergerbang ligan dalam suatu
akan menyebabkan reseptor diaktifkan dan membran membuka atau menutup, yang
berubah bentuk. Sisi sitoplasmiknya mengatur aliran ion spesifik melintasi
kemudian mengikat protein G yang tidak membran. Saluran ini penting pada sinapsis sel
aktif, menyebabkan GTP menggantikan saraf. Reseptor intraseluler berupa protein
GDP, yang selanjutnya akan mengaktifkan sitoplasmik atau protein nukleus. Molekul
protein G. sinyal yang siap menembus membran sel,
3. Protein G yang aktif akan terdisosiasi dari seperti hormone lipid dan gas oksida nitrit
reseptor, berdifusi di sepanjang membran, menggunakan reseptor jenis ini.
dan kemudian berikatan dengan enzim,
mengubah bentuk dan aktivitas enzim.
Transduksi (Pengolahan Sinyal)
Setelah diaktifkan, enzim dapat memicu
Transduksi atau pengolahan senyal
langkah selanjutnya yang mengarah ke
merupakan urutan perubahan dalam sederetan
respons seluler. Ikatan molekul pensinyalan
bersifat reversibel: seperti ligan lain, molekul molekul yang berbeda dan disebut jalur

178
BAB 7. Pensinyalan Sel dan Komunikasi Antara Sel

transduksi sinyal. Pada tahap ini terjadi 3. Respon sel. Sinyal yang ditransduksikan
perubahan sinyal menjadi suatu bentuk yang akhirnya memicu respons seluler yang
dapat menimbulkan respon seluler spesifik. spesifik. Proses pensinyalan sel membantu
memasikan bahwa aktivitas seperti ini
Proses Respon Seluler berlangsung di dalam sel yang benar, pada
Produksi respon seluler spesifik. Aktivitas waktu yang tepat, dan dalam koordinasi
seluler seperti reaksi enzimatik, penyusunan yang sesuai dengan sel-sel lain. Contoh:
ulang sitoskeleton dan pengaktifan gen spesifik reaksi enzimatik pemecahan molekul
dalam nukleus. glikogen oleh enzim glikogen fosforilase.
Sinyal yang dihasilkan di dalam sel hanya
Pensinyalan Sel Dengan Reseptor dapat ditangkap oleh sel tertentu saja yang
Terikat Membran disebut reseptor atau sel target. Protein reseptor
Pensinyalan sel dengan reseptor terikat yang terdapat pada sel target memungkinkan
membran, contoh pengaruh hormon epinefrin, sel dapat memberikan respon. Molekul sinyal
terdiri dari beberapa tahap antara lain sebagai memiliki bentuk seperti substrat yang hanya
berikut: dapat berikatan dengan enzim tertentu,
1. Penerimaan. Penerimaan sinyal adalah sehingga molekul sinyal disebut ligan. Ligan
ketika sel target mendeteksi molekul sinyal adalah molekul yang berikatan secara spesifik
yang berasal dari luar sel. Sinyal kimiawi dengan molekul lain sehingga menyebabkan
terdeteksi ketika molekul sinyal berikatan terjadinya perubahan bentuk pada protein
dengan protein reseptor yang terletak di reseptor.
permukaan sel atau di dalam sel. Contoh
proses penerimaan sinyal adalah pada
molekul sinyal (ligan) berupa hormon Macam Reseptor
epinefrin yang terdapat di cairan 7.4 Sinyal
ekstraseluler terikat pada reseptor spesifik
pada membran sel target (sel hati dan sel
otot rangka). Sebagian besar reseptor sinyal merupakan
2. Transduksi. Transduksi sinyal atau protein membran sel karena ligan-ligan
penyaluran sinyal merupakan suatu reseptor semacam ini dapat larut di dalam air.
tahapan dimana terjadi pengikatan Fungsi reseptor adalah mengirimkan informasi
molekul sinyal yang mengubah protein dari lingkungan luar sel ke bagian dalam sel
reseptor dengan suatu cara tertentu dengan cara mengubah bentuk saat berikatan
sehingga terjadi proses transduksi. Tahap dengan ligan yang spesifik. Jenis reseptor pada
transduksi mengubah sinyal menjadi membran sel terdiri dari tiga macam yaitu:
bentuk yang dapat menyebabkan respon reseptor saluran ion, reseptor tirosin kinase, dan
seluler menjadi lebih spesifik. TRansduksi reseptor terkopel atau terkait protein G.
kadang-kadang hanya terjadi dalam satu
langkah saja, namun lebih sering Reseptor Terkait Protein G
membutuhkan suatu urutan perubahan Reseptor terkait protein G adalah reseptor
dalam serangkaian molekul yang berbeda berupa protein membran yang bekerja
melalui jalur transduksi sinyal. Molekul- bersamaan dengan protein lain (biasanya
molekul dalam jalur ini seringkali disebut enzim). Pendeteksian sinyal berupa cahaya, bau
molekul relai. dan deteksi hormon serta neurotransmitter
tertentu. Jalur ini dapat mengaktivasi atau

179
BAB 7. Pensinyalan Sel dan Komunikasi Antara Sel

menginhibisi terkait protein G yang terikat


pada reseptor. Aktivasi enzim seperti adenilil
siklase yang akan menghasilkan sejumlah
second messenger yang menentukan respon
seluler terhadap sinyal yang datang.

Reseptor Tirosin Kinase


Reseptor membran yang memiliki bagian
protein di sisi sitoplasmik yang berperan
sebagai enzim (tirosin kinase). Kinase adalah
enzim yang mengkatalisis transfer gugus fosfat.
Fungsi untuk mengaktalisis transfer gugus
fosfat (fosforilasi) dari ATP ke asam amino
tirosin pada protein substrat. Contoh pada Gambar 7-7 Reseptor tirosin kinase (sumber:
factor pertumbuhan yang merangsang sel http://chazxuande.blogspot.com/2017/05/ko
untuk tumbuh dan bereproduksi. Tahapan munikasi-dan-interaksi-antar-sel.html)
proses transduksi sinyal yang terjadi:
Keterangan gambar:
 Pengikatan ligan menyebabkan dua
1. Banyak reseptor tirosin kinase memiliki
polipeptida reseptor membentuk
struktur yang digambarkan secara skematis
dimer.
di sini. Sebelum molekul pensinyalan
 Dengan menggunakan gugus fosfat
mengikat, reseptor ada sebagai unit individu
dari ATP, daerah tirosin kinase setiap yang disebut sebagai monomer. Perhatikan
polipeptida memfosforilasi tirosin bahwa masing-masing memiliki situs
pada peptide lain (dimer merupakan pengikatan ligan ekstraseluler, heliks α yang
substrat sekaligus enzim) menjadi membentang membran, dan ekor intraseluler
protein reseptor yang teraktivasi. yang mengandung banyak tirosin.
 Aktivasi reseptor menyebabkan 2. Pengikatan molekul pensinyalan (seperti
reseptor dapat berikatan dengan faktor pertumbuhan) menyebabkan dua
protein intraseluler dan monomer reseptor saling berhubungan erat,
mengaktifkannya melalui fosforilasi. membentuk kompleks yang dikenal sebagai
dimer dalam proses yang disebut dimerisasi.
3. Dimerisasi mengaktifkan wilayah tirosin
kinase dari setiap monomer, setiap tirosin
kinase menambahkan fosfat dari molekul
ATP ke tirosin di ujung monomer lainnya.
4. Sekarang setelah reseptor diaktifkan
sepenuhnya, reseptor ini dikenali oleh protein
relay spesifik di dalam sel. Setiap protein
tersebut berikatan dengan tirosin terfosforilasi
spesifik, mengalami perubahan struktural
yang menghasilkan protein terikat. Setiap
protein yang diaktifkan memicu jalur
transduksi, yang mengarah ke respons
seluler.

180
BAB 7. Pensinyalan Sel dan Komunikasi Antara Sel

Reseptor Saluran Ion 1. Di sini ditunjukkan reseptor saluran ion ligan-


Reseptor saluran ion adalah suatu jenis reseptor gated di mana gerbang tetap ditutup sampai
membran yang memiliki bagian yang dapat ligan mengikat ke reseptor.
berfungsi sebagai gerbang atau pintu masuk 2. Ketika ligan berikatan dengan reseptor dan
ketika reseptor berubah bentuk. Protein gerbang terbuka, ion spesifik dapat mengalir
melalui saluran dan dengan cepat mengubah
membran berupa ion-channel protein yang
konsentrasi ion tertentu di dalam sel.
membuka ketika berikatan dengan ligan dan
Perubahan ini dapat secara langsung
menutup ketika ligan terlepas dari reseptor.
mempengaruhi aktivitas sel dalam beberapa
Pengikatan ligan menyebabkan terbukanya
cara.
saluran ion sehingga ion-ion dari cairan
3. Ketika ligan terlepas dari reseptor ini, gerbang
ekstraseluler dapat masuk ke dalam sitosol sel
menutup dan ion tidak lagi memasuki sel.
target. Perubahan konsentrasi menyebabkan
perubahan potensial elektrik membran plasma.
Reseptor Intraseluler
Contoh:
Reseptor intraseluler adalah jenis reseptor
 Pada sel saraf: saluran ion Na+ dan K+ pada berupa reseptor yang terletak di sitoplasma
sel saraf terbuka ketika hormon asetilkolin atau inti sel target. Sinyal kimiawi masuk ke
berikatan dengan reseptornya. dalam sel melewati membran sel. Molekul
 Pada sel otot: pengikatan asetilkolin sinyal berukuran cukup kecil sehingga dapat
mengakibatkan masuknya ion Ca+ dan melewati fosfolipid membran atau molekul
menghasilkan kontraksi otot. sinyal berupa lipid sehingga terlarut dalam
membran. Contoh:
 Hormon steroid dan hormon tiroid (lipid)
seperti testosteron.
 Molekul gas oksida nitrat (NO).

Transduksi Sinyal
7.5
 Pada umumnya terdiri dari beberapa
langkah yaitu sejumlah kecil molekul
sinyal dapat menghasilkan respon seluler
yang besar (penguatan sinyal) dan
menentukan respon yang spesifik.
 Dilakukan oleh molekul relai. Molekul
relai adalah molekul yang berfungsi
menyampaikan (mentransmisikan) sinyal
dari reseptor hingga dihasilkan respon sel
yang sesuai. Molekul relai dapat berupa:
 Protein. Banyak diantaranya adalah
Gambar 7-8 Reseptor saluran ion (sumber: protein kinase (enzim yang
https://www.slideshare.net/hestiarianti2/ko mentransfer gugus fosfat dari ATP ke
munikasi-sel-45603011) suatu protein atau fosforilasi.
Fosforilasi protein adalah mekanisme
Keterangan gambar:

181
BAB 7. Pensinyalan Sel dan Komunikasi Antara Sel

seluler yang digunakan secara luas  Ion kalsium. Ion kalsium dihasilkan
untuk mengatur aktivitas protein. melalui pembukaan saluran kalsium
 Molekul atau ion kecil non-protein pada membran plasma RE,
yang disebut second messenger. melepaskan kalsium. Peningkatan ion
 Proses penerimaan sinyal (pengaktifan Ca+ dalam sel β menyebabkan sekresi
protein reseptor) akan berlanjut pada insulin. Peningkatan ion Ca+
pengaktifan molekul-molekul relai secara
intraseluler juga menyebabkan
beruntun, hingga protein akhir yang
kontraksi sel otot. Melalui bantuan
menghasilkan respon sel diaktifkan.
calmodulin, protein pengikat Ca+, ion
 Jalur transduksi sinyal akan terhenti
dengan adanya protein fosfatase (enzim Ca+ mengaktifkan atau mengin-
yang melepaskan gugus fosfat dari aktifkan protein transduksi secara
protein). Ketika sinyal (ligan) terlepas dari langsung.
reseptor atau tidak ada, jumlah protein  Inositol Trifosfat (IP3) dan
fosfatase lebih banyak daripada protein Diasilgliserol (DAG) - hasil
kinase. pemecahan
 Phosphotidylinositol (PI) yang terdapat
di membran plasma. Dihasilkan
Second Messenger
melalui aktivasi beberapa jenis
 Komponen jalur transduksi-sinyal berupa
reseptor hormon (GPCR dan RTK).
molekul atau ion kecil nonprotein yang
terlarut air.
 Dapat dihasilkan melalui aktivasi GPCR
(reseptor terkait protein G) dan RTK Respon Seluler
(reseptor tirosin kinase) 7.6 terhadap Sinyal
 Second messenger berfungsi memperjelas
atau menguatkan sinyal ekstraseluler. Satu
Jalur transduksi mengarah ke pengaturan
molekul epinefrin berikatan dengan 1
seluler yang dapat berupa:
GPCR menghasilkan sintesis beberapa
 Penyusunan ulang sitoskeleton
molekul cAMP yang dapat mengaktifkan
 Pembukaan atau penutupan saluran ion
dan memperkuat beberapa molekul PKA.
dalam membran plasma
Konsentrasi epinefrin dalam darah sebesar
 Aktivitas metabolisme sel
10-10 M dapat meningkatkan kadar glukosa
 Sintesis protein
hingga 50%.
Jalur pensinyalan yang rumit memiliki
 Beberapa contoh second messenger antara
manfaat penting:
lain:
 Menguatkan sinyal. Pada setiap langkah
 AMP siklik (cAMP), dihasilkan
katalitik pada kaskade fosforilasi jalur
melalui aktivasi reseptor terkait
transduksi sinyal, jumlah produk yang
protein G: aktivasi enzim adenilil
teraktivasi jauh lebih besar daripada
siklase yang mengubah ATP menjadi
langkah sebelumnya.
second messenger cAMP. cAMP
 Penentuan respon. Respon suatu sel
berfungsi mengaktivasi protein kinase
terhadap sinyal bergantung pada variasi
spesifik (cAMP- dependent protein
sinyal, reseptor, molekul relay dan protein
kinase atau PKA).
yang dibutuhkan untuk melaksanakan
respon.

182
BAB 7. Pensinyalan Sel dan Komunikasi Antara Sel

 Suatu respon seluler dapat dihasilkan sendiri dengan melepaskan GTP dan
melalui aktivasi jalur yang berbeda. subunit kembali berhubungan. Dengan
 Simulasi GPCR atau RTK menghasilkan protein G yang tidak lagi melekat, adenilil
sejumlah pembawa pesan kedua (second siklase menjadi tidak aktif dan tidak dapat
messenger), dan kedua jenis reseptor lagi merombak ATP menjadi cAMP.
mengaktifkan dan menginhibisi sekresi  Molekul cAMP dihasilkan oleh adenilil
sejumlah second messenger yang sama. siklase yang meneruskan pensinyalan
 RTK dapat meningkatkan signal cascade melalui pengikatan jenis enzim
transduction cascade yang seringkali bekerja protein kinase A. Ikatan ini memicu
pada target yang sama dengan GPCR. protein kinase A untuk terpisah menjadi
 Suatu respon seluler dapat diinduksi oleh subunit, dua diantaranya adalah aktif
beberapa jalus pensinyalan sel yang secara katalitik.
berbeda.  Subunit protein kinase A yang aktif
 Interaksi jalur pensinyalan yang berbeda menampilkan reaksi kimia yaitu
memungkinkan aktivitas seluler berjalan menambahkan gugus fosfat ke jenis
dengan baik. enzim yang lain disebut fosforilase kinase.
 Fosforilase kinase kemudian
Tahapan Proses memfosforilasi enzim yang lain pada
 Tahap pertama pada pensinyalan cascade yang disebut glikogen fosforilase.
epinefrin terjadi ketika hormon terikat Ketika terfosforilasi enzim ini juga
pada reseptor epinefrin pada permukaan menjadi aktif.
sel. Hormon memicu reseptor untuk  Pada keadaan aktifnya, glikogen
berubah bentuk, merombak reseptor fosforilase menghasilkan respon seluler
menjadi bentuk aktifnya. terhadap epinefrin. Glikogen fosforilase
 Reseptor yang aktif memicu cascade yang memecah glikogen menjadi komponen
terjadi di dalam sel, mengaktivasi protein glukosanya. Selama proses, enzim
G. Protein G terikat pada reseptor yang menambahkan gugus fosfat ke setiap
telah aktif, melepaskan GDP dan subunit glukosa.
mengambil GTP.  Selanjutnya hormon juga meninggalkan
 Setelah mengambil GTP, protein G reseptor, reseptor diubah menjadi bentuk
dilepaskan dari reseptor dan yang tidak aktif.
membaginya menjadi dua bagian. Satu  Enzim yang lain memindahkan gugus
bagian diaktifkan dan meneruskan fosfat dari glukosa.
pensinyalan cascade Protein G  Tanpa gugus fosfat, glukosa dapat
mengaktifkan enzim adenilil siklase. ditransport melalui membran plasma.
Ketika aktif, adenilil siklase merombak Sekali sudah dikeluarkan dari sel, glukosa
sejumlah besar ATP menjadi molekul masuk ke aliran darah dan diambil oleh
pensinyalan disebut cyclic AMP (cAMP). sel yang lainnya dan digunakan sebagai
Oleh karena cAMP membawa pesan dari bahan bakar - suatu komponen kunci dari
pembawa pesan pertama (epinefrin) epinefrin yang menginduksi respon fight.
menuju sel, cAMP merupakan pembawa
pesan kedua.
 Menanggapi atau respon terhadap
penghitung waktu internal, protein G
selanjutnya menonaktifkan dirinya

183
BAB 7. Pensinyalan Sel dan Komunikasi Antara Sel

Studi Kasus 7.1: Kelainan yang Berhubungan dengan


Reseptor Protein G (Retinitis Pigmentosa)

Komunikasi sel ke sel, atau pensinyalan adalah suatu bagian penting untuk memahami
fungsi sel seperti halnya memahami fungsi sistem. Ada beberapa jenis pensinyalan, salah
satunya adalah menggunakan neurotransmiter yang terdapat dalam sinapsis, antigen
yang memicu respons antibodi, dan sel target merespons hormon tertentu. Sel berada
dalam komunikasi yang konstan dalam sistem kekebalan tubuh - hal ini memastikan
bahwa ada yang terkoordinasi dan pengaturan respon. Seringkali, disfungsi dalam sistem
kekebalan tubuh (seperti halnya keganasan sel yang terlibat dalam sistem kekebalan
tubuh) berhubungan dengan pensinyalan seluler abnormal. Salah satu kelainan yang
disebabkan oleh kerusakan pada reseptor G dalam pensinyalan sel adalah Retinitis
pigmentosa.

Beberapa sel memerlukan kontak sel ke sel agar sangat cepat, membatasi ruang lingkup
terjadi komunikasi di antara sel-sel tersebut. efektivitasnya untuk segera berkomukasi
Untuk alasan ini diperlukan gap junction yang dengan lingkungan disekitarnya. Yang lain
menghubungkan sitoplasma dua sel secara hanya memengaruhi sel di dekatnya karena
bersama-sama. Pada sebagian besar kasus, sinyal diambil dengan cepat, menyisakan
sebuah molekul membawa sinyal dari satu sel beberapa perjalanan lebih jauh, atau karena
dan reseptor pada sel lainuntuk mengikat gerakannya yang terhalang oleh matriks
molekul sinyal dengan demikian ekstraseluler. Faktor pertumbu-han dan factor
memungkinkan terjadinya komunikasi. Setelah pembekuan adalah agen pensinyalan parakrin.
itu, banyak jalur terjadi yang akhirnya memicu Kerja lokal dari pensinyalan faktor
respon sel. Pensinyalan juxtacrine adalah reaksi pertumbuhan memainkan peran yang sangat
ketika protein dari sel yang terinduksi penting dalam perkembangan jaringan.
berinteraksi dengan reseptor protein dari Pensinyalan endokrin bisa kontras dengan dua
respon sel yang berdekatan. Induser tidak mode pensinyalan lainnya: pensinyalan saraf
berdifusi dari sel yang memproduksinya. Ada atau neural dan pensinyalan parakrin.
tiga jenis interaksi juxtacrine. Pada jenis pertama, Perbedaan utama adalah jarak yang ditempuh
protein pada satu sel berikatan dengan molekul pengatur untuk mencapai targetnya.
reseptornya pada sel yang terdekat. Pada jenis Neuron terhubung ke sel targetnya melalui
kedua, reseptor pada satu sel berikatan dengan sinapsis. Neurotransmitter yang melintasi celah
ligannya pada matriks ekstraseluler yang sinaptik akan menempuh perjalanan antara 10
disekresikan oleh sel lain. Pada jenis ketiga, hingga 20 nm. Suatu pensinyakan parakrin
sinyal ditransmisikan secara langsung dari akan berjalan hanya beberapa milimeter
sitoplasma satu sel melalui saluran kecil ke sebelum dipecah, sehingga hanya dapat bekerja
dalam sitoplasma sel yang berdekatan. pada sel di dekatnya. Sebaliknya, hormon
Pensinyalan parakrin adalah suatu bentuk berjalan melalui sirkulasi untuk mencapai
pensinyalan sel dimana sel target berada di targetnya, yaitu kemungkinan menjadi
dekat sel yang melepaskan sinyal. Beberapa beberapa jaringan yang berjauhan dan jauh dari
molekul pensinyalan terdegradasi dengan sel endokrin. Dengan demikian, hormon dapat

184
BAB 7. Pensinyalan Sel dan Komunikasi Antara Sel

dikatakan dimiliki efek sistemik. Perhatikan antigen ke sel T yang selanjutnya terjadi
bahwa waktu terlibat dalam pensinyalan peningkatan respon kekebalan tubuh.
endokrin juga sangat berbeda dari pensinyalan Reseptor Inti. Reseptor inti yang kecil
saraf. Pensinyalan saraf singkat dan diskrit, seringkali merupakan molekul lipid. Untuk
secara umum mulai dan berakhir dalam waktu alasan ini, reseptor dapat berdifusi langsung
kurang dari satu detik. Waktu pensinyalan melintasi lapisan ganda lipid dari membran sel
endokrin lebih panjang: hormon dan membran inti. Pada nukleus, reseptor
membutuhkan lebih banyak waktu untuk dapat mengikat langsung ke bahan DNA dan
mencapai targetnya, respon sel target meningkatkan ekspresi. Dalam respons imun,
dibutuhkan lebih lama, dan hormon lebih stabil dua molekul penting adalah agen
dan mampu melaksanakan pensinyalan dalam kortikosteroid dan vitamin D, keduanya
waktu yang lebih lama. menghasilkan respon imunosupresif.
Komunikasi Sel pada Manusia. Reseptor Pensinyalan Sel. Sebagian besar
Komunikasi dalam tubuh dapat mengambil molekul pensinyalan sel adalah protein yang
salah satu dari tiga bentuk pensinyalan yang harus berikatan dengan reseptor khusus pada
berbeda. permukaan membran sel. Reseptor ini memiliki
Pensinyalan Autokrin. Suatu bentuk banyak bentuk, seringkali bergantung pada
pensinyalan di mana sel dapat berkomunikasi molekul pensinyalan hilir yang dapat bekerja
dengan dirinya sendiri. Di jalur ini, sel secara sebagai pembawa pesan kedua untuk
langsung mempengaruhi fungsinya sendiri mengirimkan pesan atau memodifikasi sinyal
dengan mengeluarkan zat yang dapat dengan memper-kuatnya, mengubahnya ke
bertindak pada reseptor seluler. bentuk lain, membelahnya atau
Pensinyalan Parakrin. Sel juga dapat menggabungkannya dengan sinyal yang lain.
berkomunikasi dengan sel di lingkungan Keterlibatan molekul pensinyalan hilir ini
terdekat. Pensinyalan parakrin sangat penting menghasilkan kaskade. Dua molekul penting
dalam respon imun lokal. yang terlibat dalam pensinyalan hilir adalah
Pensinyalan Endokrin. Pensinyalan jarak kalsium intraseluler dan molekul protein kecil,
jauh. Terjadi melalui kehadiran hormon. sarkoma yang berhubungan dengan tikus
Hormon adalah zat aktif biologis yang pertama kali ditemukan sebagai molekul
disekresikan ke dalam aliran darah. Banyak penting dalam keganasan tikus. Proses ini
dari regulator atau pengatur pertumbuhan sel mengikat permukaan internal membran
darah putih dan perkembangannya, sebagai plasma yang diaktifkan dengan mengikat
contoh adalah hormon. senyawa berenergi tinggi guanidine
Efek Molekul Pensinyalan. Molekul triphosphate (GTP) dan menjadi tidak aktif jika
pensinyalan biasanya memiliki efek pada sel guanidine diphosphate terikat. Proses ini dikenal
dengan memengaruhi transkripsi gen. Hal ini sebagai protein G kecil oleh karena diaktifkan
pada gilirannya mengubah protein yang dibuat oleh mekanisme ini. Enzim yang bertanggung
oleh sel yang bisa memiliki efek struktural atau jawab untuk mengkatalisis perombakan GDP
fungsional. Interleukin 2, sebagai contohnya, menjadi GTP dikenal sebagai faktor pertukaran
adalah sinyal sel yang disekresikan oleh limfosit guanin-nukleotida (GEF). Kalsium adalah
T yang aktif dan menghasilkan peningkatan kation divalen yang dalam sel istirahat,
transkripsi yang mengkode gen untuk molekul disimpan dalam membran organel (terutama
HLA dalam makrofag-makrofag kemudian mitokondria). Jika sel diaktifkan, kalsium
menjadi lebih mampu dalam menghasilkan dilepaskan yang menghasilkan pensinyalan
hilir. Penting untuk diketahui bahwa

185
BAB 7. Pensinyalan Sel dan Komunikasi Antara Sel

masuknya kalsium dapat diatur dan diakhiri. rhodopsin dan eliminasi dari sel sebelum
Kalsium terikat dengan calmodulin di dalam sel mencapai membran plasma.
dan pompa bekerja dengan cepat ketika Sebagian besar mutasi yang terjadi angka
kalsium dilepaskan untuk mengembalikannya 1, 2, 5, 6, 7, dan 8, menghasilkan stimulasi
ke organel. konstitutif dari efektor, tetapi yang lain yaitu
Reseptor Terkait Protein G. Reseptor angka 3 dan 4 mengakibatkan penyumbatan
yang terkait protein G juga disebut reseptor kemampuan reseptor untuk merangsang
serpentin karena terdiri dari molekul protein efektor. Mutasi pada angka 1 dan 2 ditemukan
yang melewati membran sel sebanyak tujuh dalam reseptor melanosit-stimulating hormone
kali. Reseptor protein G ada di mana-mana (MSH), 3 dalam reseptor adreno-corticotrophic
dalam tubuh manusia. Beberapa contoh hormone (ACTH), 4 dalam reseptor vasopresin,
penting termasuk reseptor penciuman dan 5 dan 6 pada reseptor hormon stimulasi tiroid
bentuk sel batang dan kerucut yang (TSH), 7 di reseptor hormon luteinizing (LH),
bertanggung jawab untuk penglihatan. Dalam dan 8 di rhodopsin, yaitu pigmen yang peka
sistem kekebalan tubuh, reseptor protein G terhadap cahaya pada retina. Mutasi lain dapat
penting sebagai reseptor kemokin. Reseptor menyebabkan sintesis molekul rhodopsin yang
protein G terkait dengan molekul yang terikat tidak dapat mengaktifkan protein Gnya dan
pada permukaan internal membran sel. dengan demikian tidak dapat meneruskan
Molekul ini terdiri dari tiga bagian - subunit α, sinyal ke bagian ujung dari efektor.
β, dan γ dan tidak aktif ketika terikat dengan
PDB. Pada aktivasi reseptor yang terkait protein
G, GDP difosforilasi menjadi GTP yang
memungkinkan subunit α untuk berdisosiasi
dari subunit βγ. Subunit α memiliki aktivitas
GTPase intrinsik dan dengan cepat
menghentikan aktivasi reseptor. Ini memiliki
efek hilir termasuk.
G Protein Coupled Receptor (GPCR)
mewakili keluarga gen terbesar yang
dikodekan oleh genom manusia.
Kepentingannya dalam biologi manusia RP hasil dari mutasi yang mengarah pada
tercermin oleh fakta bahwa lebih dari sepertiga hilangnya fungsi reseptor yang dikodekan.
dari semua obat yang diresepkan bekerja Banyak mutasi yang mengubah struktur
sebagai ligan yang mengikat superfamili protein pensinyalan dapat memiliki efek yang
reseptor yang besar ini. berlawanan, mengarah pada apa yang
Sejumlah kelainan bawaan telah ditelusuri digambarkan sebagai peningkatan fungsi.
berasal dari kerusakan pada protein GPCR dan Dalam satu kasus seperti itu, mutasi telah
heterotrimerik G. Retinitis pigmentosa (RP) ditemukan menyebabkan sejenis tumor tiroid
adalah penyakit bawaan yang ditandai oleh jinak, yang disebut adenoma. Tidak seperti sel-
degenerasi retina progresif dan akhirnya sel tiroid normal yang mengeluarkan hormon
mengalami kebutaan. RP dapat disebabkan tiroid hanya sebagai respons terhadap stimulasi
oleh mutasi pada gen yang menyandikan oleh hormon hipofisis TSH, sel-sel adenoma
rhodopsin, pigmen visual batang. Banyak dari tiroid ini mengeluarkan sejumlah besar hormon
mutasi ini menyebabkan terminasi prematur tiroid tanpa harus dirangsang oleh TSH
atau lipatan yang tidak tepat dari protein (reseptor dikatakan bertindak secara

186
BAB 7. Pensinyalan Sel dan Komunikasi Antara Sel

konstitutif). Reseptor TSH dalam sel-sel ini dalam sel dianggap sebagai variasi umum yang
mengandung pengganti asam amino yang normal terjadi dalam populasi. Namun telah
mempengaruhi struktur loop intraseluler dijelaskan bahwa dalam beberapa tahun
protein ketiga. Reseptor TSH secara konstitutif terakhir polimorfisme genetik mungkin
mengaktifkan protein G pada permukaan memiliki dampak yang cukup besar pada
bagian dalamnya, mengirimkan sinyal secara penyakit manusia, menyebabkan individu-
terus menerus melalui jalur yang mengarah individu tertentu lebih atau kurang rentan
tidak hanya pada sekresi hormon tiroid yang terhadap gangguan tertentu daripada individu
berlebihan tetapi pada proliferasi sel berlebihan lain.
yang menyebabkan tumor. Kesimpulan ini
diverifikasi dengan memasukkan gen mutan ke Ringkasan
dalam sel-sel yang dibiakkan yang biasanya
kekurangan reseptor ini dan menunjukkan  Sel berkomunikasi dengan sel didekatnya
bahwa sintesis protein mutan dan dengan cara mensekresikan pengatur lokal
penggabungannya ke dalam membran plasma atau sel saraf, dan mensekresikan
mengarah pada produksi terus menerus cAMP neurotransmitter pada sinapsis.
dalam sel-sel yang direkayasa secara genetika.  Sel menggunakan hormon untuk
Mutasi yang menyebabkan tiroid pensinyalan jarak jauh.
adenoma tidak ditemukan pada bagian normal  Ligan adalah molekul yang berikatan dengan
reseptor.
tiroid pasien tetapi hanya pada jaringan tumor,
 Pensinyalan jarak jauh yang disebut juga
yang menunjukkan bahwa mutasi itu tidak
pensinyalan endokrin adalah jenis
diwariskan tetapi muncul di salah satu sel
pensinyalan yang membutuhkan molekul
tiroid, yang kemudian berkembang biak untuk
sinyal dalam bentuk hormon.
memunculkan tumor. Mutasi dalam sel tubuh,
 Pensinyalan jarak dekat atau disebut
seperti sel tiroid, disebut mutasi somatik untuk
pensinyalan parakrin adalah pensinyalan
membedakannya dari mutasi yang diwariskan yang bekerja pada sel target yang berdekatan
yang akan ada di semua sel individu. Mutasi dengan pembuatnya. Biasanya diperantarai
somatik adalah penyebab utama kanker pada oleh neurotransmitter dan beberapa faktor
manusia. Setidaknya satu virus penyebab pertumbuhan.
kanker telah terbukti menyandikan protein  Pensinyalan autokrin terjadi dimana molekul
yang bekerja sebagai GPCR yang aktif secara sinyal bekerja mempengaruhi dirinya sendiri,
konstitutif. Virus yang dimaksud adalah jenis merupakan cara kerja dari sebagian besar
virus herpes yang bertanggung jawab atas faktor pertumbuhan.
sarkoma Kaposi, yang menyebabkan lesi kulit  Pensinyalan sinaptik adalah jenis pensinyalan
keunguan dan umum dijumpai pada pasien dimana sel saraf melepaskan molekul
AIDS. Genom virus mengkode reseptor aktif neurotransmitter ke dalam celah sinaps yaitu
secara konstitutif untuk interleukin-8, yang ruang sempit antara dua sel saraf, yaitu sel
merangsang jalur pensinyalan yang pengirim dan sel target.
 Ligan adalah molekul yang berikatan secara
mengontrol proliferasi sel.
spesifik dengan molekul lain sehingga
Mutasi pada gen yang mengkode subunit
menyebabkan terjadinya perubahan bentuk
protein G heterotrimerik juga dapat
pada protein reseptor.
menyebabkan kelainan bawaan. Mutasi
 Tiga tahap pensinyalan sel adalah
dianggap sebagai suatu proses yang langka dan
penerimaan, transduksi dan respons.
dapat melumpuhkan perubahan urutan atau
sekuens nukleotida gen. Polimorfisme genetik,

187
BAB 7. Pensinyalan Sel dan Komunikasi Antara Sel

 Penerimaan sinyal adalah sutau tahapan b. Protein G


pensinyalan dimana molekul sinyal (ligan) c. Saluran ion
berupa hormon epinefrin yang terdapat di d. Kinase
cairan ekstraseluler terikat pada reseptor e. Tirosinase
spesifik pada membran sel target (sel hati dan 2. Nama molekul yang bekerja merombak
sel otot rangka). senyawa glikogen menjadi glukosa-1-fosfat
 Transduksi sinyal adalah tahapan disebut:
pensinyalan dimana terjadi interaksi ligan- a. ATPase
reseptor mengakibatkan konformasi atau b. GTPase
perubahan bentuk reseptor. Terjadi c. Protein kinase
serangkaian perubahan atau aktivasi d. Protein fosfatase
sejumlah molekul relay pada jalur transduksi e. Glikogen fosforilase
sinyal, yang mengarah pada aktivasi enzim 3. Nama molekul yang berfungsi sebagai
spesifik. impuls listrik yang merangsang terminal
 Respon sel adalah tahap pensinyalan dimana saraf untuk melepaskan sebuah detak sinyal
aktivitas sel sebagai respon terhadap sinyak kimia ekstraselular disebut:
yang datang. Contoh: reaksi enzimatik a. ATP
pemecahan molekul glikogen oleh enzim b. GTP
glikogen fosforilase. c. Neuronal
 Reseptor terkait protein G adalah reseptor d. Neurotransmiter
berupa protein membran yang bekerja e. Reseptor protein
bersamaan dengan protein lain (biasanya 4. Nama molekul yang berfungsi mengaktivasi
enzim). Pendeteksian sinyal berupa cahaya, cAMP atau AMP siklik disebut:
bau dan deteksi hormon serta a. ATP
neurotransmitter tertentu. Jalur ini dapat b. Protein G
mengaktivasi atau menginhibisi terkait c. Protein Kinase A
protein G yang terikat pada reseptor. d. Adenilil siklase
 Reseptor membran yang memiliki bagian e. Reseptor protein spesifik
protein di sisi sitoplasmik yang berperan 5. Nama jenis pensinyalan yang terjadi dimana
sebagai enzim (tirosin kinase). sel saraf akan mengirim sinyal saraf kimiawi
 Reseptor saluran ion adalah suatu jenis adalah:
reseptor membran yang memiliki bagian a. Endokrin
yang dapat berfungsi sebagai gerbang atau b. Sinaptik
pintu masuk ketika reseptor berubah bentuk. c. Parakrin
 Reseptor intraseluler adalah jenis reseptor d. Saraf
berupa reseptor yang terletak di sitoplasma e. Neuronal
atau inti sel target. Sinyal kimiawi masuk ke 6. Nama molekul yang berfungsi mengaktivasi
dalam sel melewati membran sel. Molekul subunit-subunit katalitik yang nantinya
sinyal berukuran cukup kecil sehingga dapat terbentuk didalam sel adalah:
melewati fosfolipid membran atau molekul a. ATP
sinyal berupa lipid sehingga terlarut dalam b. Adenilil siklase
membran. c. Protein fosfatase
d. Protein Kinase A
Latihan Soal e. Glikogen fosforilase
1. Nama reseptor yang terdapat pada proses 7. Pernyataan yang tidak benar tentang
penerimaan sinyal disebut: membran sel atau membran plasma adalah:
a. ATPase a. Merupakan batas terluar dari sel

188
BAB 7. Pensinyalan Sel dan Komunikasi Antara Sel

b. Strukturnya bersifat selektif permebel Hamm H. How activated receptors couple to G


proteins. Proc Natl Acad Sci USA. 2001; 98:4819-
c. Sebagai tempat transportasi ion-ion 21.
d. Hanya mengandung glikolipid Hayward BE, Barlier A, Korbonits M, et al.
e. Sebagai titik pelekatan untuk protein Imprinting of the Gsα gene GNAS1 in the
pathogenesis of acromegaly. J Clin Invest. 2001;
8. Nama katalis biologi atau biokatalis untuk 107:R31-36.
mempercepat reaksi kimia adalah : Hu J, Spiegel AM. Naturally occurring mutations of
a. Glukosa the extracellular Ca++- sensing receptor:
implications for understanding its structure and
b. Hormon function. Trends Endocrinol Metab. 2003;
c. Peptida 14:282-88.
Hynes RO. Integrins: bidirectional, allosteric
d. Enzim
signaling machines. Cell, 2002; 110: 673-687.
e. Lipid Iiri T, Herzmark P, Nakamoto JM, et al. Rapid GDP
9. Nama enzim yang tidak dapat berfungsi release from Gs-alpha in patients with gain and
loss of endocrine function. Nature, 1994;
tanpa penambahan molekul kecil yang 371:164-67.
menjadi terikat selama reaksi disebut : Jaffe MJ, Leopold AC, Staples RC. Thigmo Responses
a. Apoenzim in Plants and Fungi. American Journal of
Botany, 2002; 89: 375-382.
b. Holoenzim Janeway C, Travers P, Walport M, Shlomchik M.
c. Koenzim Immunobiology. 6th edition. Churchill
d. Kofaktor Livingstone; 2005, 203 -241.
Jordan N, Williams N, Gregory JW, et al. The W546X
e. Gugus prostetik mutation of the thyrotropin receptor gene:
10. Faktor yang tidak mempengaruhi kerja potential major contributor to thyroid
dysfunction in a caucasian population. J Clin
enzim adalah :
Endocrinol Metab. 2003; 88(3):1002-5.
a. Jumlah kontak Juppner H, Schipani E, Bastepe M, et al. The gene
b. Kelembaban responsible for pseudohypoparathyroidism
type Ib is paternally imprinted and maps in four
c. Jumlah tabrakan (tumbukan) unrelated kindreds to chromosome 20q13.3.
d. Adanya substrat Proc Natl Acad Sci USA. 1998; 95:11798-803.
e. Temperatur Katembe WJ, Swatzell LJ, Markaroff CA, Kiss JZ.
Immunolocalization of Integrin-Like Proteins in
Arabidopsis and Char. Physiologia Plantarum,
1997; 99: 7-14.
Referensi Kim I, Kim ER, Nam HJ, et al. Activating mutation of
Gsα in McCuneAlbright syndrome causes skin
pigmentation by tyrosinase gene activation on
Berson EL. Retinitis pigmentosa and allied diseases. affected melanocytes. Horm Res. 1999; 52:235-
In Principles and Practice of Ophthalmology, ed. 40.
DM Albert, FA Jakobiec, DT Azar, ES Kottom TJ, Kennedy CC, Limper AH. Pneumocystis
Gragoudas. Philadelphia: Saunders; 2002; pp. PCINT1, a molecule with integrin-like features
2262-90. that mediates organism adhesion to fibronectin.
Bockaert J, Pin JP. Molecular tinkering of G protein- Molecular Microbiology, 2008; 67: 747-761.
coupled receptors: an evolutionary success. Lo SH. Focal adhesions: what ’s new inside.
EMBO J. 1999; 18:1723-29. Developmental Biology, 2006; 294: 280-291.
Corvilain B, Van Sande J, Dumont JE, et al. Somatic Lyons J, Landis CA, Harsh G, et al. Two G protein
and germline mutations of the TSH receptor and oncogenes in human endocrine tumors. Science,
thyroid diseases. Clin Endocrinol. 2001; 55:143- 1990; 249:655-59.
58. Mahabeleshwar GH, Feng W, Phillips DR, Boyzova
Dessauer CW, Posner BA, Gilman AG. Visualizing TV. Integrin signaling is critical for pathological
signal transduction: receptors, G proteins and angiogenesis. Journal of Experimental
adenylate cyclases. Clin Sci. 1996; 91:527-37. Medicine, 2006; 203: 495-507.
Farooqi S, Keogh JM, Yeo GSH, et al. Clinical Muradov KG, Artemyev NO. Loss of the effector
spectrum of obesity and mutations in the function in a transducin-α mutant associated
melanocortin 4 receptor gene. N Engl J Med. with Nougaret night blindness. J Biol Chem.
2003; 348(12):1085-95. 2000; 275:6969-74.
Gawad J, Chavan B, Bawane P, Mhaske A, Tauro S. Neer EJ. Heterotrimeric G proteins: organizers of
Overview of cell signaling and cell transmembrane signals. Cell, 1995; 80:249-57.
communication. Journal of Pharmaceutical
Biology, 2015; 5(2): 104-107.

189
BAB 7. Pensinyalan Sel dan Komunikasi Antara Sel

Oppermann M. Chemokine receptor CCR5: insights Spiegel AM. G Proteins, Receptors, and Disease.
into structure, function, and regulation. Cellular Totawa, NJ: Humana; 1998.
Signalling, 2004; 16: 1201-1210. Spiegel AM, Weinstein LS.
Palczewski K, Kumasaka T, Hori T, et al. Crystal Pseudohypoparathyroidism. In The Metabolic
structure of rhodopsin: A G protein-coupled and Molecular Bases of Inherited Disease, ed.
receptor. Science, 2000; 289: 739-45. CR Scriver, AL Beaudet, WS Sly, D Valle. New
Peter H. Sugden and Angela Clerk Regulation of the York: McGraw-Hill; 2001, pp. 4205-21.
ERK Subgroup of MAP Kinase Cascades Stevens MM, George JH. Exploring and engineering
through G Protein Coupled Receptors. Cellular the cell surface interface. Science, 2005; 310:
Signalling, 1997; 9: 337- 351. 1135-1138.
Pierce KL, Premont RT, Lefkowitz RJ. Seven- Stewart PL, Nemerow GR. Cell Integrins: Commonly
transmembrane receptors. Nat Rev Mol Cell Used Receptors for Viral Pathogens. Trends in
Biol. 2002; 3:639-50. Microbiology. 2007; 15: 500-507.
Reyes CD, Petrie TA, Burns KL, Schwartz Z, Garcia Tadokoro S, Shattil SJ, Eto K, Tai V, Liddington RC,
AJ. Biomolecular surface coating to enhance de Pereda JM, Ginsberg MH, Calderwood DA.
orthopaedic tissue healing and integration. Talin Binding to Integrin β Tails: A Final
Biomaterials, 2007; 28: 228-238. Common Step in Integrin Activation. Science,
Schwartz MA, Shattil AJ. Signaling networks linking 2003; 302: 103-106.
integrins and rho family GTPases. Trends in Vassilatis DK, Hohmann JG, Zeng H, et al. The G
Biochemical Sciences, 2000; 25: 388-391. protein-coupled receptor repertoires of human
Scibelli A, Roperto S, Manna L, Pavone LM, Tafuri S, and mouse. Proc Natl Acad Sci USA. 2003;
Morte RD, Staiano N. Engagement of integrins 100(8):4903-8.
as a route of invasion by bacterial pathogens. Weinstein LS, Yu S, Warner DR, et al. Endocrine
Veterinary Journal, 2007; 173: 482-491. manifestations of stimulatory G protein α-
Seifert R, Wenzel-Seifert K. Constitutive activity of G- subunit mutations and the role of genomic
protein coupled receptors: cause of disease and imprinting. Endocr Rev. 2001; 22:675-705.
common property of wild-type receptors. Williamson EA, Johnson SJ, Foster S, et al. G protein
Naunyn. Schmiedebergs Arch Pharmacol. 2002; gene mutations in patients with multiple
366:381-416. endocrinopathies. J Clin Endocrinol. 1995;
Shenker A, Weinstein LS, Sweet DE, et al. An 80:1702-5.
activating Gsα mutation is present in fibrous Zhao Y, Bachelier R, Treilleux I, Pujuquet P,
dysplasia of bone in the McCune Albright Peyuchaud O, Baron R, Clément P, Clézardin P.
syndrome. J Clin Endocrinol Metab. 1994; Tumor αVβ3 Integrin is a Therapeutic Target for
79:750-55. Breast Cancer Metastases. Cancer Research,
Sloan E K, Pouliot N, Stanley KL, Chia J, Mosley JM, 2007; 67: 821-830.
Hards DK, Anderson RL. Tumor-specific
expression of αVβ3 integrin promotes
spontaneous metastasis of breast cancer to bone.
Breast Cancer Research, 2006; 8: R20.

190
BAB 7. Pensinyalan Sel dan Komunikasi Antara Sel

191
BAB 8. Siklus Sel dan Pembelahan Sel

mempertahankan status quo. Jika semua


Pertumbuhan dan perkembangan setiap pembelahan sel dihentikan misalnya dengan
pemberian radiasi intensif mengakibatkan
organisme tergantung pada pertumbuhan dan
individu mati dalam beberapa hari sehingga
multiplikasi sel. Pada organisme uniseluler
tidak dapat meneruskan spesiesnya.
pembelahan sel adalah alat reproduksi dan
Berdasarkan mekanismenya dikenal 3
dengan proses ini dua atau lebih individu baru
macam cara pembelahan sel yaitu amitosis,
muncul dari sel induk. Di sisi lain organisme
mitosis dan meiosis. Amitosis disebut juga
multiselular berkembang dari sel tunggal
sebagai pembelahan langsung oleh karena
primordial yaitu zigot yang merupakan
dalam mekanismenya inti membelah tanpa
perbanyakan sel dan keturunannya yang
melibatkan pembentukan kromosom.
menentukan perkembangan dan pertumbuhan
Pembelahan sel diawali dengan memanjang-
individu.
nya sel dan inti yang diikuti oleh pengecilan
Ukuran sebagian besar organisme
bagian tengah sampai putus. Hal ini
ditentukan oleh jumlah komponen sel bukan
mengakibatkan terpisahnya sitoplasma dan inti
volume sel-sel. Setiap kelompok sel
menjadi dua bagian membentuk 2 sel baru
menunjukkan volume yang sama yang
(sitokinesis). Kadang-kadang pembelahan inti
mungkin berbeda dari tipe yang berbeda. Pada
tidak diikuti oleh pemisahan sitoplasma.
banyak kasus, sel tumbuh terbatas sebelum
Amitosis banyak ditemukan pada sel
pembelahan terjadi. Proses ini dilaporkan
prokariotik. Amitosis tidak menjamin bahwa
terjadi pada dua sel anak sehingga total volume
unsur genetik dalam sel terbagi sama rata
akhirnya menjadi empat kali lipat dari sel asli.
dalam anak selnya. Sedangkan mitosis dan
Pembelahan sel adalah fenomena yang
meiosis sebelum dihasilkan 2 sel anak untuk
kompleks dimana bahan selular dibagi rata
kepentingan pembelahannya dibutuhkan
antara dua sel anakan. Proses ini merupakan
persiapan yang cukup rumit yang khususnya
tahap akhir dan secara mikroskopis terlihat dari
melibatkan pembentukan lengan kromosom.
perubahan mendasar yang terjadi pada tingkat
Mitosis terjadi pada sel tubuh sedangkan
molekul dan biokimia. Sebelum sel membelah
meiosis merupakan pembelahan sel yang
secara mitosis komponen fundamentalnya
terjadi pada kelenjar gonad. Hasil pembelahan
telah diperbanyak dan mengalami pembelahan
sel pada kelenjar gonad berbentuk spermatozoa
terutama yang terlibat dalam pewarisan turun-
atau sel ovum.
temurun. Dalam hal ini pembelahan sel atau
Walaupun secara rinci siklus pembelahan
mitosis dapat dianggap sebagai pemisahan
mitosis pada setiap jenis sel sedikit berbeda juga
akhir unit makromolekul yang sudah
terdapat syarat tertentu yang berlaku. Untuk
digandakan.
membentuk sepasang sel anak yang identik
Demikian pula pada organisme multi-
secara genetik, yang pertama dan utama harus
seluler, terjadi hal yang sama. Pada tubuh
digandakan dulu DNA dalam sel, kemudian
organisme multiseluler disamping dibutuhkan
hasil penggandaan dipisahkan dalam masing-
untuk menggantikan sel yang rusak menjelang
masing sel anak. Siklus pembelahan sel paling
kematiannya atau mati karena telah
sedikit mencakup seperangkat proses
terprogram, dibutuhkan juga pembelahan
(penggandaan dan pemisahan) yang
dalam jumlah yang banyak dalam rangka
diselesaikan untuk menyelesaikan tugas
persiapan untuk dapat menghasilkan
pembelahan. Sebagian besar jenis sel juga
organisme baru. Orang dewasa membentuk
melipatkan dua kali massanya dan
jutaan sel baru setiap detik hanya untuk
menggandakan semua organel dalam

192
BAB 8. Siklus Sel dan Pembelahan Sel

sitoplasmanya pada setiap siklus sel. menyebut peristiwa tersebut dengan nama
Seperangkat proses pada sitoplasma dan inti mitosis yang berasal dari bahasa Yunani yang
dikoordinasikan satu sama lain selama siklus artinya benang.
sel. Masalah utama yang dihadapi adalah Siklus pembelahan sel secara tradisional
bagaimana menjelaskan koordinasi kedua dibagi dalam beberapa fase antara lain mitosis
proses tersebut dapat berhasil dilakukan. yang mencakup proses pembelahan inti yang
diikuti oleh pembelahan sel itu sendiri. Pada
Siklus Sel fase mitosis terlihat perubahan penampilan inti
8.1 dan perubahan butir kromatin menjadi lengan
kromosom. Selama perubahan penampilan
mitosis dibedakan menjadi beberapa fase yaitu
Waktu yang diperlukan untuk satu putaran profase, prometafase, metafase, anafase dan
siklus sel berbeda dari satu jenis sel ke jenis sel telofase. Pada akhir telofase terjadi pembelahan
lain. Sebagai contoh sel embrio lalat sel disebut sitokinesis. Fase mitosis (M)
mempunyai waktu siklus pembelahan sel membutuhkan waktu hanya sekitar 1 jam
terpendek yaitu 8 menit. Di pihak lain sel hati sehingga merupakan bagian kecil dari seluruh
mamalia mempunyai waktu siklus siklus pembelahan. Fase yang jauh lebih lama
pembelahan sampai mencapai lebih dari satu merupakan periode di antara fase mitosis
tahun. Ternyata tidak semua sel dapat sampai mitosis berikutnya disebut interfase.
membelah misalnya sel saraf dan sel otot, kedua
jenis sel ini tidak mengalami regenerasi atau
regenerasinya sangatlah lambat. Pemotongan
di saraf punggung merusak bukan karena
banyaknya luka tetapi karena sel yang rusak
sangat rendah kemampuannya untuk
memperbaiki diri. Bila tingkat kerusakan yang
sama terjadi pada kulit segera tumbuh bahkan
tanpa bekas. Sel darah merah mamalia bahkan
tidak memiliki nukleus sehingga tidak dapat Gambar 8-1 Siklus sel merupakan proses pada
membelah. sel yang mengarah pada pembelahan sel
(sumber:
Sampai dengan pertengahan abad ke-19
http://wanenoor.blogspot.com/2011/11/pros
proses pembelahan sel merupakan topik yang es-siklus-sel-pada-
sangat menarik untuk diteliti. Pada tahun 1882 mamalia.html#.XbZ3WegzY2w)
seorang ahli biologi bangsa Jerman Walther
Flemming melaporkan bahwa tampak adanya Periode Interfase
benang kusut pada nukleus sel hewan ketika Sebagian besar komponen sel selalu dibuat
membelah yang ternyata kemudian diketahui secara terus-menerus selama periode interfase
sebagai kromosom. Sebagaimana telah yang berada di antara dua pembelahan sel.
diketahui bahwa kromosom adalah organel Pada periode interfase berlangsung per-
yang membawa informasi dalam pewarisan tumbuhan sel. Sangatlah sulit membedakan
sifat. Peran kromosom dalam pewarisan sifat tahap kejadian pertumbuhan sel selama
baru jelas pada tahun 1902 yaitu setelah adanya interfase. Pada periode interfase terjadi juga
penjelasan Walter Sutton ahli Biologi bangsa sintesis DNA. Tetapi tahap sintesis DNA yang
Amerika. Pada zaman Flemming hanya berlangsung dalam inti sel hanya dalam kurun
disebut sebagai benang dan Flemming waktu terbatas. Tahap sintesis DNA

193
BAB 8. Siklus Sel dan Pembelahan Sel

dinamakan fase S (S = sintesis) berlangsung Pada organisme uniseluler seperti bakteri dan
sekitar 7-8 jam dalam siklus sel. Sisa waktu Protozoa terdapat kecenderungan bahwa
dalam periode interfase dan awal fase S setiap sel tumbuh dan membelah secepat
memerlukan waktu sekitar 25 jam, dan fase G2 mungkin. Kecepatan tumbuh dan membelah
yang berada di antara akhir fase S dan akhir hanya bergantung pada keberadaan bahan
periode interfase berlangsung selama 2-5 jam. makanan disekitarnya yang dapat
Pada tahun berikutnya ilmuwan tertarik dimanfaatkan oleh sel. Sebaliknya pada
pada mitosis. Bila tidak terlihat adanya mitosis organisme multiseluler kecepatan per-
maka sel dikatakan sedang dalam stadium tumbuhan dan pembelahan bergantung pada
istirahat. Kemudian untuk menyebutkan pola faktor lain yang belum diketahui. Yang
aktivitas sel mitosis tanpa mitosis digunakan perludiperhatikanpada proses pertumbuhan
istilah daur sel (siklus sel) yang meliputi 4 dan pembelahan sel adalah untuk kehidupan
stadium yaitu: organismenya bukan untuk kepentingan sel
 Stadium G1, G singkatan dari gap sebagai individu. Dengan demikian sekitar 1013
sel yang terdapat dalam tubuh manusia
sekalipun kadang-kadang disebut growth
membelah dalam kecepatan yang berbeda.
atau tumbuh. Pada stadium ini sel tumbuh
Beberapa sel seperti sel saraf, sel otot
dengan cepat, mensintesis sejumlah besar
kerangka tidak akan membelah lagi apabila
enzim dan protein struktural.
telah dewasa sebaliknya sel epitel seperti pada
 Stadium S, S singkatan dari sintesis. Pada
permukaan saluran pencernaan, saluran
stadium ini sel mensintesis duplikat DNA
pernafasan dan kulit, dan sel sumsum tulang
dan protein kromosom, jadi memastikan
membelah secara terus menerus sepanjang
adanya persediaan bahan-bahan
umur organisme. Sel dari kelompok ini
kromosom yang cukup untuk pembelahan
menempuh siklus pertumbuhan dan
sel.
pembelahannya selama kira-kira 8 jam.
 Stadium G2, pada stadium ini
Kurun waktu satu siklus dinamakan
menyiapkan diri untuk membelah dengan
waktu generasi. Untuk berbagai sel yang ada
mensintesis protein khusus yang
dalam tubuh waktu generasi berkisar antara 8
bertanggungjawab terhadap pembagian
jam - 100 hari. Perbedaan waktu generasi
kromosom bila sel membelah.
terletak pada perbedaan waktu untuk stadium
 Stadium M, M singkatan dari mitosis.
G1. Semua sel yang aktif membelah pasti ada
Pada stadium ini inti sel atau nukleus
terbagi menjadi dua (kariokinesis) dan dalam salah satu dari keempat stadium
masing-masing memiliki jumlah tersebut. Sel yang mengalami spesialisasi
kromosom yang sama dengan jumlah sehingga tidak membelah pada umumnya ada
kromosom pada nukleus sel semula. dalam stadium G1. Stadium G1 untuk sel yang
Pembelahan nukleus masih dalam bersiklus lambat berkisar antara beberapa hari
stadium M biasanya diikuti oleh sampai beberapa tahun. Sebaliknya waktu
terbaginya sitoplasma proses ini disebut yang diperlukan untuk awal stadium S sampai
sitokinesis sehingga masing-masing berakhirnya mitosis dapat dikatakan tetap
bagian mengisolasi nukleus dan tanpa tergantung pada kecepatan
terbentuklah sel baru dengan volume pembelahannya.
sitoplasma dan organel yang cukup. Jadi Dari penelitian pada sel yang dibiakkan
pembelahan sel memerlukan kariokinesis secara in vitro dapat disimpulkan bahwa
dan sitokinesis. apabila sel telah melampaui stadium G1 maka

194
BAB 8. Siklus Sel dan Pembelahan Sel

sel harus menyelesaikan siklusnya sampai Sebenarnya pada stadium S bukan saja
tuntas yaitu sampai terjadi pembelahan. Pada terjadi proses sintesis DNA melainkan terjadi
akhir stadium G1 terdapat titik restriksi (titik R) proses lain yang termasuk sebagai persiapan
yang merupakan batas untuk menentukan pembelahan sel. Pada persiapan pembelahan
apakah sel membelah atau tidak. Hal ini semua komponen sel harus diperbanyak
menunjukkan bahwa intervensi ataupun melalui biosintesis termasuk sintesis protein.
manipulasi terhadap kecepatan pembelahan sel Maka dapat dikatakan bahwa sepanjang
hanya dapat efektif apabila dilakukan pada interfase selalu terjadi sintesis protein. Stadium
stadium G1. S dimulai apabila telah diawali sintesis DNA
dan berakhir apabila jumlah DNA dalam inti
telah meningkat dua kalidari semula. Pada saat
Kegiatan Dalam Setiap Fase ini kromosom walaupun tidak nampak terdiri
Kegiatan sel selama interfase berkaitan dengan atas dua kromatid.
penampilan inti sebagai satu integritas. Dimungkinkan bahwa perbanyakan DNA
Kegiatan biosintesis padastadium G1 terjadi dimulai dari area tertentu DNA yang
meningkat, hal ini sangat berlawanan apabila kemudian berlanjut sebagai suatu proses
dibandingkan dengan kegiatan biosintesis kaskade. Apapun penyebabnya, sintesis DNA
selama pembelahan sel yang sangat dihambat. dalam inti berdasarkan fenomena semua atau
Selama stadium G1 sel memantau keadaan tidak karena sekali telah dimulai sintesis DNA,
lingkungannya dan ukurannya sendiri. proses sintesis tidak dapat dihentikan lagi.
Kegiatan ini penting untuk mengambil Sintesis DNA dimulai dengan terpisahnya dua
keputusan apakah sel sudah matang untuk untaian heliks DNA yang kemudian diikuti
menggandakan diri atau tidak. Jika telah ada oleh pembentukan untaian nukleosida
komitmen untuk menggandakan, segera mengikuti pola ikatan A-T atau C-G. Agar
diambil keputusan untuk menggandakan sintesis DNA dapat selesai dalam waktu
molekul DNA (fase S) dan diteruskan sampai singkat, pada sejumlah tempat (kira-kira 50
menuntaskan pembelahan sel. tempat) yang memulai pemisahan untaian
Oleh karena sel membutuhkan waktu DNA kemudian dilanjutkan dengan sintesis
untuk tumbuh sebelum membelah maka DNA.
standar waktu siklus sel umumnya sangat lama Stadium G2 dimulai setelah jumlah DNA
misalnya diperlukan waktu 12 jam atau lebih meningkat dua kali dan berakhir pada awal
bagi sel mamalia yang berkembang cepat. mitosis. Fungsi stadium G2 adalah untuk
Walaupun kecepatan pembelahan sel sangat mempersiapkan mitosis. Berdasarkan hasil
bervariasi padaberbagaimacam sel, namun
penelitian pada akhir stadium G2 terjadi
dapat disimpulkan bahwa perbedaan waktu
aktivasi enzim kinase yang diperlukan untuk
disebabkan oleh proses selama stadium G1.
katalisator fosforilasi. Hal ini diduga berkaitan
Menilai kecepatan pembelahan selmaka perlu dengan melarutnya membran inti pada awal
diperhitungkan apakah sel berhenti membelah
mitosis. Fosforilasi protein histon H1
atau tidak. Jika sel tidak berkomitmen untuk
diperlukan untuk merakit kromosom. Sebelum
membelah diri maka sel masuk dalam kondisi
masuk tahap mitosis substansi genetik secara
istirahat atau dinamakan stadium G0. Waktu
bertahap harus dirakit.
yang dibutuhkan padastadium G0 dapat Stadium G1 dan G2 memberikan tambahan
berminggu-minggu bahkan bertahun-tahun waktu untuk pertumbuhan dalam siklus. Jika
sebelum kembali pada kegiatan membelah diri. interfase hanya menyediakan waktu untuk

195
BAB 8. Siklus Sel dan Pembelahan Sel

sintesis DNA sel yang membelah tidak perkembangan dan perbaikan. Dalam
mempunyai cukup waktu untuk reproduksi sel bahan gen (DNA) di dalam sel
menggandakan massa sel. Penggandaan massa terbagi secara merata.
sel diperlukan agar anak sel yang terbentuk Pada organisme prokariotik seperti bakteri
memiliki aturan yang memadai. reproduksi sel terjadi secara fusi binari
Waktu yang terpendek yang diperlukan (pembelahan biner) dengan urutan pertama
sel eukariotik untuk membelah bahkan lebih dibentuk dua duplikat dari DNA sirkuler
pendek dari waktu yang diperlukan bakteri kemudian DNA menempel pada membran
untuk memperbanyak diri terdapat pada siklus plasma. Pertumbuhan membran plasma
sel awal kehidupan embrio segera setelah memisahkan dua kromosom duplikat. Tahap
terjadinya pertumbuhan sel telur hewan berikutnya sel mencapai volume dua kali sel
tertentu. Kejadian siklus sel pada embrio tidak semula, membran melekuk di antara
melibatkan pertumbuhan sehingga stadium G1 kromosom dan dinding sel terbentuk sehingga
dan G2 dikatakan dilampaui. Waktu dihasilkan dua sel anakan.
Pada organisme eukariotik reproduksi sel
perbanyakan sel dari satu pembelahan ke
melibatkan dua proses yaitu pembelahan inti
pembelahan berikutnya memerlukan 8 sampai
(kariokinesis) dan pembelahan sitoplasma
60 menit dengan mengurangi separuh waktu
(sitokinesis). Kariokinesis mendahului
stadium S dan separuh waktu untuk stadium
sitokinesis. Bahan dalam inti lebih dulu
mitosis.
mengalami penggandaan (duplikasi)
kemudian membelah dua dan masing-masing
Pembelahan Sel
8.2 belahan menyusun inti sel anak. Setelah inti
terbagi dua disusul oleh sitoplasma bersama
membran sel sehingga terbentuk dua sel anak
Pada bab sebelumnya dikatakan bahwa sel yang sempurna. Bahan sitoplasma seperti
adalah unit dasar dari struktur dan fungsi pada organel mengalami duplikasi dan pembelahan
makhluk hidup. Teori sel juga menyatakan lebih dulu sebelum terjadinya sitokinesis.
bahwa semua sel berasal dari sel-sel yang telah Bahan inti terutama sekali mengandung
ada sebelumnya. Pernyataan pertama berarti bahan genetis (hereditas). Melalui proses
bahwa masing-masing sel mengandung mesin pembelahan bahan genetis pun membelah dua
dasar yang dibutuhkan untuk berlangsungnya dan masing-masing belahan membentuk inti
proses-proses kehidupan yang penting. sel anak. Dengan demikian sel anak selalu
Pernyataan kedua menyatakan bahwa mesin memiliki bahan genetis seperti sel induk. Berarti
ini bagaimanapun caranya dilewatkan dari sel melalui pembelahan sel terjadi pewarisan sifat
yang ada sebelumnya ke sel yang baru. Hasil sel keturunan kepada sel anak.
yang baru, sel-sel yang sehat melanjutkan Menurut sifat dan letak terjadinya
kehidupan. pembelahan dibagi atas dua macam yaitu
Pembelahan sel adalah urutan lengkap mitosis dan meiosis. Mitosis dari kata mitos
proses yang terjadi di dalam sel sehingga sel yang artinya benang yaitu terbentuknya
memproduksi dirinya sendiri. Pada organisme benang kromosom dalam inti. Pembelahan ini
uniseluler reproduksi sel membentuk terjadi pada seluruh jenis jaringan tubuh baik
keturunan yang serupa dengan sel induknya. jaringan somatis (vegetatif) maupun jaringan
Pada organisme multiseluler reproduksi sel germinatif (generatif). Kariotipe 2n (diploid)
menyediakan bahan untuk pertumbuhan, pada sel induk akan tetap 2n pada sel anak.

196
BAB 8. Siklus Sel dan Pembelahan Sel

Meiosis dari kata meion yang artinya lebih ada dalam inti sel disebut kariokinesis atau
kecil disebut juga pembelahan reduksi. Terjadi pembelahan inti sel.
hanya pada jaringan germinatif yaitu sel induk Di dalam inti sel badan atau somatik
benih. Meiosis didahului oleh mitosis untuk tersimpan kromosom yang ada dalam keadaan
melipatgandakan (proliferasi) jumlah sel induk berpasangan, jumlah atau keadaan kromosom
benih lebih dulu. Kariotipe sel induk 2n, pada yang berpasangan disebut diploid. Bila tidak
sel anak disebut gamet direduksi menjadi 1n berpasangan sepertipada sel gamet disebut
(haploid) berarti kromosom sel induk direduksi haploid. Kromosom ini akan dibagi dan
menjadi setengah pada sel anak. Kedua macam selanjutnya disebarkan ke sel anakan disebut
pembelahan memiliki fase-fase pembelahan kariokinesis.
sebagai berikut profase, metafase, anafase dan Kariokinesis diawali dengan meleburnya
telofase. selaput inti sehingga kromosom tersebar di
sitoplasma. Hal terpenting dalam kariokinesis
adalah mereplikasi kromosom. Setiap
kromosom melakukan replikasi sehingga
masing-masing kromosom menjadi dua
kromosom anakan baru disebut kromatid.
Pada awalnya dua kromatid saling melekat
pada sentromer. Selanjutnyamasing-masing
kromatid ditarik oleh benang sitoplasmik ke
arah kutub pembelahan sehingga masing-
masing menjadi kromosom baru.
Setelah kromosom terbagi menjadi dua
karena ditarik benang sitoplasmatik selanjutnya
membagi sitoplasma menjadi dua disebut
Gambar 8-2 Pembelahan sel: profase, tahap sitokinesis. Pada hewan dan manusia
metaphase, anaphase dan telofase (sumber: biasanya pembagian ini dilaksanakan dengan
https://www.siswapedia.com/tahapan-
menyempitnya bagian sel di antara dua
pembelahan-sel-secara-mitosis/)
kelompok kromosom. Kariokinesis dan
sitokinesis berlangsung melalui beberapa tahap
Kariokinesis dan
8.3 Sitokinesis
masing-masing tahap ada yang terjadi sekali
ada pula yang terjadi dua kali tergantung pada
jenis pembelahannya mitosis ataukah meiosis.
Ketika sel membelah maka setiap sel anakan Setelah terbentuk dua sel masing-masing sel
yang baru harus mendapat kemampuan yang baru menjalani pertumbuhan, melakukan
sama untuk menjalani proses kehidupan fungsinya dan pada saatnya menyiapkan diri
artinya semua harus mendapat informasi untuk membelah lagi demikian seterusnya
genetik yang sama. Hal ini berarti kromosom sehingga merupakan suatu daur yang disebut
sebagai pembawa informasi genetik harus daur sel atau siklus sel.
digandakan sehingga dapat dibagi sama
banyak. Oleh karena itu sebelum terjadi
pembelahan sel bahan-bahan yang ada di
dalam inti sel harus dilipatgandakan menjadi
dua (duplikasi) lebih dahulu kemudian dibagi
menjadi dua. Peristiwa pembagian bahan yang

197
BAB 8. Siklus Sel dan Pembelahan Sel

Mitosis
8.4

Pada proses pembelahan, setiap sel ditandai


oleh dua komponen fundamental yang
merupakan gambaran mitosis yaitu bentuk
kromatik dan akromatik. Bentuk kromatik
dibentuk oleh kromosom, nukleolus juga dapat
dianggap sebagai komponen bentuk ini karena
mengambil bagian dalam siklus mitosis. Bentuk
akromatik dibentuk oleh pusat sel atau kutub Gambar 8-3 Pada fase G2, interfase akhir, inti
sel sudah terbentuk dengan jelas dan
dan benang spindel. Pembelahan utama siklus terbungkus oleh membran inti sel (sumber:
ini adalah profase, prometafase, metafase, https://www.nafiun.com/2012/11/fase-
anafase dan telofase. interfase-istirahat-pembelahan-mitosis.html)

Interfase Profase
Pada umumnya tahap ini berlangsung selama
Mitosis ternyata meliputi beberapa tahapan
2½ jam sehingga merupakan waktu yang
peristiwa. Selama interfase di sitoplasma terjadi
terpanjang di antara waktu yang digunakan
akumulasi protein siklin. Siklin bergabung
untuk menyelesaikan tahap lain dalam mitosis.
dengan protein lain yang dihasilkan oleh gen
Setiap sel dalam tubuh yang dapat membelah
cdc2 untuk membentuk molekul disebut pre-
diri memiliki sentriol yang digolongkan dalam
MPF (Maturation Promoting Factor). Pre-MPF
organel sel. Biasanya organel ini terdapat di
kemudian dimodifikasi oleh beberapa enzim
tengah dekat salah satu kutub inti. Dengan
menjadi MPF, bahan ini memicu mitosis dan
mikroskop cahaya walaupun dengan teknik
mengaktifkan bahan yang dapat merusak
pewarnaan khusus sentriol hanya nampak
siklin. Kerusakan siklin diperlukan untuk
sebagai dua buah titik kecil dalam daerah
menghindari pembelahan yang terus menerus.
sitoplasma yang jernih. Tetapi dengan
Proses ini agaknya tetap dipertahankan selama
pengamatan mikroskop elektron dua buah titik
evolusi sebab MPF ditemukan pada eukariota
tersebut merupakan dua buah bangunan
mulai dari ragi, bintang laut sampai mamalia.
silindris yang sumbu panjangnya terletak saling
Stadium ini adalah periode pertumbuhan.
tegak lurus. Diameter bangunan sebesar 0.2 µ
Pada akhir interfase kromosom tereplikasi
dan dindingnya tersusun oleh 9 berkas
dalam persiapan untuk mitosis. Pada keadaan
mikrotubul yang memanjang. Masing-masing
ini kromosom dalam bentuk kromatin tersebar
mikrotubul berdiameter sebesar 24 nm. Tiap
di dalam inti sel (nukleus) seperti bentuk
berkas mikrotubul terdiri atas 3 buah
spageti di atas piring. Anak inti sel (nukleolus)
mikrotubul yang tersusun rapat sehingga
terlihat sebagai bentuk spot gelap di dalam inti
seluruh dinding bangunan memiliki 27
sel. Keseluruhan inti sel ditutupi oleh selubung
mikrotubul yang tertanam dalam matriks
inti sel. Sepasang sentriol dapat ditemukan di
granuler yang padat. Karena dengan
luar selubung inti. Selama interfase sentriol
mikroskop cahaya tampak sebagai dua buah
anak mulai terbentuk yang selanjutnya pada
titik maka disebut diplosom, sedang bagian
masing-masing sentriol yang telah ada. Pada
sitoplasma disekitarnya disebut sentrosom.
keadaan ini sel mulai memasuki fase profase.

198
BAB 8. Siklus Sel dan Pembelahan Sel

Kromosom tidak dapat dilihat dengan dibangun, membran inti melebur, demikian
mikroskop cahaya karena bentuknya seperti juga dengan membran anak inti (nukleolus).
benang tipis yang sangat panjang. Tetapi pada Aparatus Golgi lebur menyebar sebagai
waktu membelah kromosom dapat terlihat gelembung kecil-kecil, sintesis RNA dan
karena bergulung sehingga menjadi pendek pinositosis berhenti, sintesis protein sangat
seperti sosis disebut kondensasi. Pada saat ini menurun, mikrotubulus, mikrofilamen dan
sel terdapat dalam stadium profase, pro dalam sitoskeleton terurai dan mengalami pengaturan
bahasa Yunani berarti sebelum jadi maksudnya kembali dan terjadilah destabilisasi organisasi
sebelum stadium mitosis. Karena bahan sitoplasma.
kromosom telah diduplikasi pada stadium S Bersamaan dengan hilangnya anak inti,
maka sekarang kromosom tersusun dari dua muncullah benang sebagai awal tampaknya
benang atau pita. Masing-masing pita disebut kromosom karena makin padatnya gelungan
kromatid atau anakan kromosom dan kedua kromatid. Kromatid dibentuk pada stadium S.
kromatid dilekatkan satu sama Pada akhir profase pada saat sentriol telah
sampai pada masing-masing kutub sel,
kromosom makin nyata dan makin tebal.
Kemudian kromosom bergerak ke bagian
tengah, peristiwa ini mengakhiri profase.

Metafase
Kadang-kadang dibedakan adanya tahap
prometafase yaitu tahap antara profase dan
metafase. Tahap prometafase berlangsung
sangat cepat yaitu saat hilangnya selubung inti
dan tersebarnya kromosom di seluruh bagian
sel.
Gambar 8-4 Pada permulaan profase, di dalam Metafase berasal dari bahasa Yunani yang
inti sel mulai terbentuk kromosom, yaitu artinya antara. Metafase dimulai setelah profase
benang rapat dan padat yang terbentuk berakhir. Dengan hilangnya selubung inti maka
karena menggulungnya kromatin (sumber:
https://www.nafiun.com/2012/11/profase- sitoplasma beserta kandungannya tercampur
pembelahan-mitosis.html) dengan bahan ini. Molekul tubulin disusun
oleh kinotokor yang terdapat pada sentromer
Pada profase aparatus spindel (benang (bagian kromosom) menjadi serabut
sitoplasmatis) dan aster juga mulai terbentuk. kromosom. Serabut kromosom makin
Kedua jenis struktur ini tersusun dari memanjang sehingga mencapai sentriol di
mikrotubulus dan disorganisasi oleh sentriol kutub. Kromosom melalui sentromer
yang membagi diri sebelum mitosis mulai. dihubungkan oleh serabut kromosom
Pada profase kedua sentriol bergerak ke arah (mikrotubulus) dengan sentriol di kutub sel.
yang berlawanan. Mikrotubulus dari aster Sentromer tiap kromosom tersusun pada
memencar dari sentriol dan menempel pada bidang ekuator sedang lengan kromosom
membran plasma. Aparatus gelendong terletak menunjuk ke arah kutub sel. Dengan demikian
di antara kedua sentriol, beberapa aparatus pada tahap ini jelas dapat dibedakan dua
gelendong menempel pada sentromer dari macam serabut yaitu serabut kromosom dan
kromosom. Ketika kromosom mulai
memendek dan aparatus gelendong mulai

199
BAB 8. Siklus Sel dan Pembelahan Sel

serabut berlanjut dimana keduanya termasuk untuk saling menjauh. Anafase berakhir ketika
perangkat mitosis. gerakan kromosom telah mencapai kutub sel.
Peristiwa pergerakan kromatid ke kutub
sel pada mulanya diduga disebabkan oleh
adanya tarikan dari serabut kromosom yang
memendek. Sesungguhnya pergerakan
kromatid juga dibantu dengan pemanjangan
serabut berlanjut yang membentuk serabut
antara. Peristiwa pemanjangan dan
pemendekan tidak lain disebabkan oleh adanya
Gambar 8-5 Metafase, semua kromosom telah proses polimerisasi dan depolimerisasi molekul
berhenti memendek dan membelah menjadi
tubulin.
dua dan menyusun diri di bidang ekuator
(sumber: https://ilmudasar.id/pengertian-
proses-dan-mekanisme-metafase/)

Anafase
Anafase berasal dari bahasa Yunani yang
artinya lagi. Anafase merupakan stadium
terpendek dan mungkin paling dramatis sebab
selama anafase semua sentromer terpotong
atau terbagi sehingga memisahkan kromatid
yang semula berpasangan. Sekarang masing- Gambar 8-6 Anafase, dua kromatid mulai
bergerak ke arah masing-masing kutub
masing kromatid disebut kromosom. Karena
(sumber:
posisi kromosom pada waktu metafase di https://www.nafiun.com/2012/11/anafase-
tengah sel dan ketika sentromer terbagi masing- pembelahan-mitosis.html)
masing kromatid bergerak ke arah yang
berlawanan maka kedua sel hasil pembelahan
Telofase
Telofase berasal dari bahasa Yunani yang
dipastikan mendapat bahan kromosom yang
artinya akhir atau selesai. Stadium ini menandai
sama lengkapnya. Mekanisme yang tepat
berakhirnya mitosis. Dalam beberapa hal
tentang cara berfungsinya spindel sehingga
stadium ini berlawanan dengan profase.
dapat menarik kromatid masih belum jelas
benar tetapi tampaknya melibatkan dua Gulungan kromosom mulai terurai dan secara
aktivitas. perlahan-lahan tidak tampak. Membran
Aktivitas pertama adalah spindel nukleolus dan membran nukleus mulai
terbentuk dan benang (spindel) mikrotubulus
mikrotubulus menempel pada sentromer
mulai tidak tampak sebab subunit tubulin
memendek sebagai akibat terurainya spindel di
terputus satu demi satu. Sitokinesis dimulai
bagian ujung sedikit demi sedikit. Peristiwa ini
pada saat telofase tetapi kadang-kadang pada
menyebabkan kromatid yang berpasangan
akhir anafase sitokinesis juga sudah mulai.
(yang berasal dari satu kromosom) tertarik ke
Sitokinesis berlangsung dengan terbentuknya
arah kutub sel yang berlawanan. Aktivitas
cekung pembelahan (cleavage furrow). Adanya
kedua adalah mikrotubulus lainnya tidak
cekung pembelahan (hanya pada sel hewan)
menempel pada sentromer tetapi hanya
melintasi saja, mikrotubulus yang saling menyebabkan sel tampak terikat oleh tali atau
berselingan ini menekan kedua ujung spindel karet yang tak tampak. Sebenarnya cekung ini
terjadi karena aktivitas mikrofilamen yang

200
BAB 8. Siklus Sel dan Pembelahan Sel

berkontraksi di bawah membran plasma. Selama sel masih memiliki nukleus yang
Kontraksi ini berlanjut sampai sel terbagi dua mengandung kromosom lengkap maka sel
dan masing-masing mengandung nukleus dapat diperintah untuk melipat gandakan
yang dihasilkan melalui proses mitosis. organel sampai mencapai jumlah yang cukup
Pada umumnya peristiwa yang terjadi dan ini terjadi pada stadium G1. Mitokondria
pada tahap telofase hampir merupakan bertambah dengan melipat gandakan
pristiwa yang mirip pada tahap profase kecuali mitokondria yang telah ada. Jadi setiap sel
dengan urutan yang berlawanan sehingga mendapat mitokondria walaupun tidak perlu
tahap ini berakhir dengan mulai tampaknya dengan jumlah yang sama. Pada kebanyakan
selubung inti dan hilangnya kromosom yang sel jumlah mitokondria banyak dan
disusul dengan munculnya cekung atau alur distribusinya di dalam sitoplasma cukup
pembelahan. seragam sehingga bila sitoplasma terbagi sama
maka jumlah mitokondria pada masing-
masing bagian sitoplasma juga sama.

Sitokinesis
Bersamaan dengan terurainya kumparan
kromosom, mulailah proses sitokinesis.
Sitokinesis dimulai dengan pengecilan
sitoplasma di area ekuator tempat sel akan
terbelah menjadi dua anak sel. Selama
sitokinesis akan terjadi pembagian komponen-
Gambar 8-7 Telofase merupakan tahap akhir
komponen yang terdapat dalam sitoplasma
dari kariokinesis (sumber:
https://www.nafiun.com/2012/11/telofase- seperti kompleks Golgi dan mitokondriapada
pembelahan-mitosis.html) dua area. Serabut berlanjut yang masih tersisa
pada bagian tengah yang mengecil disebut
sebagai badan pembelah atau midbody.
Pengecilan bagian tengah sebagai area pemisah
diduga karena pemendekan unsur-unsur fibril
yang terdapat dibawah membran sel. Pada
hewan tingkat tinggi periode sitokinesis
tampak sebagai gerakan aktif dari permukaan
Gambar 8-8 Sitokinesis, sel membelah menjadi sel.
dua sel anakan dengan membawa informasi
yang sama persis dengan sel induknya
(sumber:https://slideplayer.info/slide/12232 Meiosis
809/ 8.5
Sekarang jelaslah bahwa mitosis adalah
proses pembelahan sel yang mengandung satu Pada beberapa organisme, pembelahan sel
set kromosom dengan kromatid berpasangan yaitu mitosis dan sitokinesis merupakan cara
ditransformasikan ke dalam dua sel yang yang penting tidak hanya untuk tumbuh
masing-masing mengandung satu set melainkan juga untuk reproduksi. Pada
kromosom. Dua sel hasil pembelahan tidak organisme satu sel tumbuh dan reproduksi
perlu memiliki jumlah organel yang sama. adalah sama tetapi pada organisme bersel

201
BAB 8. Siklus Sel dan Pembelahan Sel

banyak pembelahan sel tidak dengan serta Pengurangan jumlah kromosom hingga
merta berarti reproduksi. Ada proses separuh tentu tidak dapat dilakukan secara
pembelahan sel lainnya disebut meiosis. acak supaya informasi genetiknya tidak
Pembelahan meiosis digunakan untuk proses berkurang. Hal ini dapat diatasi karena sel
reproduksi tetapi bukan satu-satunya eukariota memiliki kromosom rangkap artinya
mekanisme yang terjadi pada peristiwa setiap kromosom memiliki pasangan, anggota
reproduksi sebab ada proses lain yaitu dari tiap pasangan disebut kromosom
mekanisme untuk mewariskan informasi homolog. Biasanya kromosom diberi nomor,
genetik dua individu sehingga terjadi jadi kromosom no. 1 ada dua, kromosom no. 2
kombinasi informasi genetik yang baru dengan ada dua dan seterusnya. Pembelahan meiosis
tujuan membentuk individu ketiga. Proses ini menghasilkan sel anakan dengan kandungan
disebut reproduksi seksual. kromosom separuh sel induk, pengurangan
Meiosis merupakan proses pembelahan sel atau reduksi jumlah kromosom dilaksanakan
yang terjadi pada sel kelamin organisme yang dengan cara memisahkan kromosom homolog
mengadakan reproduksi secara generatif atau dari pasangannya. Dengan demikian sel baru
seksual. Pada dasarnya meiosis terdiri dari memiliki satu set kromosom lengkap tetapi
sekali duplikasi kromosom (DNA) yang diikuti tidak berpasangan. Jadi ciri khas meiosis
oleh dua kali pembelahan (tanpa replikasi adalah:
DNA) sehingga pada akhirnya dihasilkan sel  Jumlah kromosom mereduksi sehingga
haploid. menjadi separuhnya, dari dua set atau 2n
(karena berpasangan) pada sel awal
Prinsip Meiosis menjadi satu set atau n pada sel gamet.
Proses meiosis terlibat dalam reproduksi  Mekanisme ini meningkatkan
seksual. Hal ini terjadi karena dalam peristiwa keanekaragaman genetik gamet tanpa
reproduksi seksual ada peristiwa berfusinya mengganggu kebutuhan gamet untuk
dua sel yang berarti dua set kromosom akan memiliki satu set kromosom.
bergabung. Bila kedua sel memiliki jumlah
kromosom yang lengkap termasuk Proses Meiosis
pasangannya maka sel baru memiliki jumlah Peristiwa meiosis bersifat sangat terbatas
kromosom yang berlipat. Bila hal ini sekalipun dalam satu individu sebab peristiwa
berlangsung terus-menerus maka pada ini hanya digunakan untuk membentuk gamet.
akhirnya terbentuk sel dengan jumlah Gamet hanya dibentuk di organ reproduksi
kromosom yang luar biasa banyaknya. Tetapi yaitu testis dan ovarium. Pada meiosis ada dua
kenyataannya organisme yang melakukan kali pembelahan berturut-turut. Pembelahan
reproduksi seksual jumlah kromosom di dalam pertama disebut meiosis I adalah pembelahan
selnya tidak berubah atau tetap. Ini berarti reduksi sedang pembelahan kedua disebut
jumlah kromosom dalam dua sel yang berfusi meiosis II adalah pembelahan biasa (mitosis)
separuh jumlah kromosom pada sel yang tidak sebab jumlah kromosom tidak direduksi lagi.
dipersiapkan untuk berfusi. Sel yang Stadium pada meiosis diberi nama seperti
dipersiapkan untuk berfusi disebut sel stadium pada mitosis meskipun ada beberapa
reproduktif atau sel gamet, sedang yang tidak perbedaan. Sehingga pada meiosis dikenal ada
dipersiapkan untuk berfusi dalam reproduksi profase I dan II, metafase I dan II, anafase I dan
disebut sel somatik. Sel gamet bersifat haploid II, telofase I dan II. Ada yang perlu diperhatikan
sedang sel somatik bersifat diploid. yaitu bahwa meiosis I tidak selalu langsung

202
BAB 8. Siklus Sel dan Pembelahan Sel

diikuti meiosis II. Pada beberapa jenis Leptonema. Pada stadium ini kromatin
organisme meiosis II baru dapat terjadi bila ada mulai mengalami kondensasi sehingga bentuk
induksi dari gamet jantan. kromosom mulai terlihat. Pada kromosom
terdapat kromomer yaitu bagian atau tempat
Meiosis I yang mengalami kondensasi, tersusun
Meiosis I adalah tahap pertama pembelahan berangkai seperti untaian manik.
meiosis. Hasil akhir meiosis I adalah dua sel Zigonema. Kromosom makin memendek
dengan jumlah kromosom yang telah dan tampak lebih tebal. Kromosom yang
mereduksi. Hal ini dapat terjadi karena pada homolog mulai berpasangan. Walaupun
stadium metafase I kromosom homolog saling sebetulnya masing-masing kromosom telah
berpasangan mengumpul di bidang ekuator menggandakan diri menjadi dua kromatid
dan ketika ditarik benang mikrotubulus yang tetapi pada fase ini struktur ganda dua
berpisah bukan kromatid melainkan pasangan kromatid belum tampak. Pada akhir fase
kromosomnya. Meiosis I juga terbagi dalam zigonema tampak kromosom telah
beberapa tahap pembelahan yaitu profase I, berpasangan disebut bivalen.
metafase I, anafase I dan telofase I. Pakinema. Selama transisi antara stadium
zigonema dan pakhinema, kromosom
Profase I melanjutkan proses kondensasi yang meliputi
Profase I pada meiosis berbeda dengan mitosis, pemilinan sehingga tampak menjadi semakin
ujung kromosom menempel pada titik tertentu pendek. Kromosom yang homolog semakin
membran nukleus dan kromosom yang dekat, kromatid semakin jelas sehingga ada
homolog tersusun saling berdampingan. empat kromatid homolog yang tersusun sangat
Keadaan ini dipertahankan oleh RNA dan berdekatan disebut tetrad.
protein sehingga tidak mungkin salah Diplonema. Pada stadium ini masing-
pasangan. Susunan pasangan kromosom yang masing kromatid mulai menjauh satu sama lain
homolog disebut sinapsis yang artinya adalah tetapi pada bagian tertentu masih saling
hubungan. Peristiwa ini tidak dijumpai melekat pada satu titik disebut kiasma. Di
padanannya pada mitosis. Sinapsis bukanlah kiasmalah kemungkinan terjadi pertukaran
satu-satunya keistimewaan profase I. Pada segmen antar kromatid berarti antar kromatid
profase kromosom tersusun dari dua kromatid yang saudara maupun dengan kromatid
yang melekat pada sentromer. Jadi pada waktu kromosom homolog pasangannya. Peristiwa
profase I ada 4 kromatid yang tersusun sejajar ini disebut pindah silang dan akibat dari
berdekatan. Kromatid yang berasal dari peristiwa ini adalah munculnya individu
pasangan kromatid lain saling tumpang tindih dengan kombinasi genetik baru atau
dan dapat bertukar segmen disebut pindah rekombinan.
silang (crossing over). Titik-titik persilangannya Diakinesis. Pada stadium ini kromosom
disebut kiasmata, pada titik ini seringkali yang homolog mulai menjauh satu sama lain
kromatid terputus dan kemudian terjadi tetapi kromatid sesaudara masih berlekatan
pertukaran segmen dengan kromatid lainnya. pada kiasma. Proses pemisahan berlanjut dan
Pada satu kromatid boleh jadi ada lebih dari kiasma bergerak ke arah ujung kromosom
satu kiasmata. Profase I meliputi beberapa disebut terminalisasi. Selama stadium profase I
tahap yang berhubungan dengan dinamika nukleolus (anak inti) dan membran inti lebur,
kromatin yaitu leptonema, zigonema, sentromer masing-masing tetrad melekat pada
pakhinema, diplonema dan diakinesis. benang sitoplasmatik atau mikrotubulus yang
baru terbentuk. Pada akhir profase I sentromer

203
BAB 8. Siklus Sel dan Pembelahan Sel

dari setiap tetrad telah berada di bidang masing kutubnya. Kromosom dapat berada
pembelahan. dalam keadaan kondensasi (padat) untuk
beberapa saat. Hasil meiosis I ialah
Prometafase I terbentuknya sel dengan inti yang jelas. Pada sel
Kromosom makin jelas tampaknya pada tahap jantan dinamakan spermatosit sekunder dan
ini karena bergelungnya mencapai puncak pada sel betina dinamakan oosit sekunder
kepadatan. Selubung inti mulai larut dan terjadi beserta dengan apa yang dinamakan polar
perlekatan mikrotubul pada sentromer. body I. Anak sel yang dihasilkan oleh
Pengamatan dengan mikroskop elektron pembelahan meiosis I mengandung kromosom
menunjukkan bahwa pasangan kromosom yang jumlahnya separuh jumlah kromosom
homolog memiliki 4 sentromer karena setiap sebelum pembelahan namun ukuran selnya
kromatid telah memiliki sentromernya masing- tidak sama. Perbedaan ukuran sel sebagai
masing walaupun 2 kromatid berfungsi sebagai akibat tidak samanya pembelahan
satu kesatuan fungsional. sitoplasmanya (sitokinesis). Anak sel yang
berukuran lebih besar dinamakan oosit
Metafase I sekunder, sedang yang berukuran kecil
Sebagaimana pada mitosis aparatus spindel dinamakan badan polar yang mendampingi
juga dibentuk pada profase I dan juga oosit sekunder.
menempel pada sentromer. Tetapi karena
pasangan homolog masih bersatu karena ada
kiasmata maka pada metafase I kromosom
tersusun di tengah bersama kromosom
pasangannya. Dalam susunan ini tidak ada
kepastian bahwa kromosom tertentu misal dari
ayah berada di sebelah kiri sedang lainnya
berada di sebelah kanan, semua tersusun secara
acak.

Anafase I
Pada anafase I terjadi pemendekan
mikrotubulus. Hal ini menyebabkan kiasmata
terputus bukan sentromer yang terputus.
Akibatnya adalah kromosom yang masih
terdiri atas dua kromatid bergerak saling Gambar 8-9 Meiosis I
(sumber:http://cyberbridge.mcb.harvard.edu
menjauh satu sama lain ke arah kutub sel yang /mitosis_6.html)
terletak berlawanan. Pergerakan kromosom
homolog bergantung pada panjang pendeknya Interfase
kromosom. Pergerakan lengan kromosom Sesudah berakhirnya tahap telofase I maka sel
pendek berlangsung lebih cepat daripada berada dalam tahap interfase yang tidak
lengan kromosom yang lebih panjang. berlangsung lama. Berbeda dengan interfase
sesudah pembelahan mitosis, pada tahap
Telofase I interfase meiosis ini tidak terjadi replikasi
Tahap terakhir dalam meiosis I dimulai apabila kromosom artinya tidak ada stadium S
kromosom telah berkumpul pada masing- sehingga intinya tetap haploid. Walaupun

204
BAB 8. Siklus Sel dan Pembelahan Sel

demikian dalam setiap kromosomnya tetap Profase II


mengandung 2 kromatid. Stadium ini pada umumnya pendek dan
tampak seperti yang terjadi pada pembelahan
Meiosis II mitosis hanya saja kedua kromatid agak lebih
Pembelahan meiosis II merupakan pembelahan terpisah.
mitosis, hanya saja sekarang jumlah Telofase II
kromosomnya telah berkurang. Secara teoritis Dari sel yang mengalami pembelahan meiosis
pembelahan kedua ini mungkin tidak terbentuk 4 sel yang masing-masing intinya
dipelukan tetapi karena meiosis berevolusi dari mengandung kromosom dengan jumlah
mitosis dan bahan kromosom telah diduplikasi separuh jumlah kromosom aslinya (haploid).
sebelum profase I maka bahan kromosom yang Perkembangan gamet pada laki-laki berbeda
berupa kromatid juga harus dibagi. Hanya saja strukturnya dengan sel telur, spermatozoa
perlu diingat lagi bahwa pada profase I telah mengalami diferensiasi setelah intinya
terjadi pindah silang maka sekarang kedua menyelesaikan meiosis dan berakhir dengan
kromatid secara genetik tidak sama lagi. jumlah kromosom haploid. Spermatosit I yang
Konsekuensinya adalah setelah telofase II besar mengalami meiosis I menghasilkan spermatosit
kemungkinan bahwa empat sel hasil akhir II. Setiap spermatosit II yang mengalami
pembelahan meiosis masing-masing memiliki meiosis II menjadi 4 spermatid dengan jumlah
informasi genetik campuran dari kedua kromosom haploid. Spermatid mengalami
tetuanya. Stadium dalam meiosis II seperti diferensiasi bentuk menjadi spermatozoa
mitosis yaitu profase II, metafase II, anafase II dewasa. Satu hal yang berbeda dengan
dan terakhir telofase II. pembelahan sel telur, pada spermatogenesis sel
yang membelah baik melalui mitosis maupun
Metafase II melalui meiosis tidak berhasil menyelesaikan
Stadium ini juga seperti metafase pembelahan pembelahan sitoplas-manya (sitokinesis) secara
mitosis, profase II juga singkat. sempurna.

Studi Kasus 8.1: Kerusakan DNA Karena Kegagalan Mitosis


Dan Sitokinesis
Seorang guru sedang menjelaskan di depan kelas tentang topik regenerasi sel. Contoh
yang disebutkan adalah bagaimana rambut kita terus tumbuh dan berwarna hitam, namun
pada saat usia tertentu rambut yang berwarna hitam dapat berubah menjadi putih (uban).
Kuku tangan dan kaki lebih cepat tumbuh pada saat usia-usia produktif, dan akan
melambat saat usia dewasa dan tua. Dan masih banyak contoh lagi yang dapat
disebutkan. Regenerasi sel selalu berhubungan dengan proses pembelahan sel. Namun ada
kalanya pertumbuhan dan perkembangan sel dapat mengarah pada timbulnya suatu
penyakit, seperti kanker. Meskipun para ahli mengatakan bahwa kanker dapat
disebabkan oleh terjadinya mutasi di dalam sel-sel tubuh.

205
BAB 8. Siklus Sel dan Pembelahan Sel

Perkembangan mitosis berhubungan dengan lain oleh kekuatan mikrotubulus dan memulai
perubahan morfologi kromosom yang sangat proses dekondensasi ketika telofase dimulai.
dinamis dan gerakan kromosom, yang secara Kemudian selamput inti direformasi di sekitar
tradisional diklasifikasikan ke dalam 5 tahap set kromosom anakan selama telofase, yang
yaitu profase, prometafase, metafase, anafase, diikuti oleh sitokinesis, yaitu suatu proses
dan telofase. Meski merupakan definisi berbeda yang menjepit kromosom anakan
alternatif untuk perkembangan mitosis yang terpisah melalui alur pembelahan (cleavage
berdasarkan pada perubahan dalam pengautr furrow).
siklus sel telah diusulkan, maka dapat Kegagalan selama proses mitosis atau
dinyatakan definisi tradisional berdasarkan sitokinesis berpotensi menyebabkan
perubahan morfologis sel yang khas pada pembentukan sel dengan ploidi abnormal,
vertebrata khas, karena lebih relevan dengan seperti aneuploidi atau tetraploidi. Sel
fokus ulasan permasalahan ini. tetraploid yang dihasilkan melalui kegagalan
Mitosis dimulai ketika kromosom sitokinesis relatif tidak stabil dibandingkan
memadat sehingga menjadi terlihat pada dengan sel yang bersifat diploid dan sering
nukleus tahap profase. Nuclear Envelope menjadi aneuploid pada pembelahan sel
Breakdown (NEBD) mengakhiri tahap profase selanjutnya. Pada latar belakang genetik tipe liar
dan memulai prometafase, selama (tipe normal), sel-sel dengan ploidi abnormal
mikrotubulus berasal dari pemisahan jarang tumbuh berdasarkan mekanisme, di
sentrosom identik yang menemukan dan mana sel-sel yang menghabiskan waktu
melekat pada kinetokor, struktur protein DNA abnormal dalam mitosis dikeluarkan dari
yang besar terbentuk di sentromer. Untuk populasi. Mekanisme ini dianggap sebagai
menghindari pemisahan pasangan kromatid penekan tumor karena sel-sel tetraploid dan
yang prematur, spindle assembly checkpoint aneuploid berpotensi tumorigenik. Memang,
(SAC), yang memantau perkembangan mitosis pertumbuhan sel tetraploid dihambat oleh
selama ini, adalah aktif sampai tahap metafase. penekan tumor, p53 dan Rb, yang sering tidak
Ketika semua pasangan kromatid terletak aktif pada tumor yang membawa kariotipe
berjejer pada spindle equator, dengan semua hiperploid abnormal.
pasangan kinetokor yang melekat dengan Salah satu mekanisme yang berhubungan
benar pada spindle, SAC menjadi terpenuhi. dengan beberapa tingkatan terjadinya mitosis
Akibatnya, anaphase promotion complex (APC), karena kegagalan untuk melanjutkan dengan
sebuah ligase ubiquitin bekerja menginduksi prometafase atau metafase, dikenal sebagai
penghancuran substrat cyclin B dan sekurin kegagalan mitosis, yang memiliki setidaknya
kritisnya, dan akhirnya menjadi diaktifkan. tiga konsekuensi berbeda: kematian sel selama
Penghancuran siklin B menonaktifkan CDK1, mitosis, kematian sel setelah mitosis keluar, dan
aktivitasnya, yang menghambat reaksi yang penuaan setelah mitosis keluar. Pada kasus
diperlukan untuk keluarnya mitosis, sementara terakhir, sel keluar dari mitosis sebelum
penghancuran sekurin mengaktifkan protease berakhir pada jalur kematian sel oleh
yang merupakan targetnya yaitu separase. terpenuhinya SAC, atau dengan degradasi
Dilepaskannya dan diaktifkannya separase bertahap dari cyclin B dengan adanya SAC
akan memotong kohesin yang menahan aktif, yang memungkinkan untuk terjadinya
pasangan kromatid secara bersama, yang anafase, telofase, dan sitokinesis yang
mengarah pada timbulnya anafase. Selama seharusnya dihilangkan. Kegagalan mitosis
anafase, pasangan kromatid terpisah satu sama telah digambarkan sebagai penyebab kematian

206
BAB 8. Siklus Sel dan Pembelahan Sel

sel setelah timbulnya mitosis dini dengan mitosis multipolar dan frekuensi kegagalan
kerusakan DNA yang tidak dapat diperbaiki, mitosis yang tinggi. Dengan demikian, sel-sel
yang berhubungan dengan titik pemeriksaan yang mengalami kegagalan sitokinesis
siklus sel fase G2/M (mitosis) yang rusak. kemudian menderita kegagalan mitosis pada
Penghambatan perkembangan mitosis siklus sel berikutnya dan cenderung untuk
sebelum transisi metafase-anafase oleh obat- dihapus dari siklus atau perputaran populasi.
obatan, seperti obat mikrotubulus, juga Jalur yang menginduksi kematian sel p53-
menyebabkan kegagalan mitosis. dependen dan independen atau penuaan
Jenis kegagalan mitosis yang lainnya, selama dan setelah kegagalan mitosis tidak
yang menyebabkan pembentukan kromosom sepenuhnya dipahami dan mungkin terdiri
yang tertinggal, jembatan kromosom, dan/atau dari beberapa isyarat yang berbeda.
pembentukan mikronuklei, adalah bentuk dini Keberadaan titik pemeriksaan tetraploidi
anafase tanpa terjadinya mitosis yang bergantung p53, dimana jumlah kromosom
berkepanjangan. Hal ini telah terbukti atau sentrosom yang abnormal dirasakan
berhubungan dengan gangguan jalur SAC, melalui mekanisme yang tidak diketahui, telah
yang kemudian menyebabkan kematian sel, ditantang oleh beberapa penelitian. Penelitian
sementara sel-sel yang lolos dari kematian terbaru telah mendorong keterlibatan
menjadi aneuploid. Sel-sel aneuploid kerusakan DNA sebagai salah satu faktor
umumnya menunjukkan penurunan penyebab, di mana beberapa garis bukti telah
efektivitas dan kalah bersaing dengan sel menunjukkan bahwa sel-sel yang gagal
diploid. Dengan demikian, selain kegagalan perkembangan mitosis akhirnya menumpuk
mitosis, mekanisme yang berbeda akan kerusakan DNA selama dan setelah kegagalan
menghapus sel-sel yang gagal pada tahap mitosis.
mitosis selanjutnya. Telah ditetapkan bahwa kerusakan DNA
Terjadinya siklus sel atau kematian sel (contoh kerusakan DNA untai ganda atau
apoptosis pada tahap interfase setelah akumulasi DNA untai tunggal) mengaktifkan
kegagalan mitosis ini terutama dikendali-kan jalur respons kerusakan DNA (DNA Damage
oleh penekan tumor p53, meskipun mekanisme Response-DDR), di mana kinase pusat seperti
p53-independen juga ada, karena sel yang ATM atau ATR memperkuat sinyal untuk
kekurangan p53 dapat menyebabkan jalur menghentikan siklus sel. Meskipun tujuan awal
kematian sel termasuk nekrosis yang terjadi DDR adalah untuk memperbaiki kerusakan
pada fase G1 setelah terpapar obat-obat yang DNA dan memulai kembali siklus sel, jumlah
berpengaruh terhadap proses mitosis. Jalur kerusakan yang berlebihan atau kerusakan
kematian sel yang terjadi selama berhentinya yang tidak dapat diperbaiki pada akhirnya
mitosis yang berkepanjangan adalah p53- menyebabkan penangkapan siklus sel yang
independen, dan keterlibatan caspase telah ireversibel yang dikenal sebagai penuaan, atau
diindikasikan setidaknya di beberapa garis sel. kematian sel yang terprogram. Dengan
Di sisi lain, kegagalan selama sitokinesis setelah demikian, induksi kerusakan DNA selama dan
proses mitosis normal mengarah ke inti sel setelah kegagalan mitosis adalah kejadian yang
anakan, yang memiliki potensi untuk menarik yang memicu kematian sel atau
memasuki putaran berikutnya pada siklus sel penghentian siklus sel secara permanen.
bahkan dengan keadaan p53-positif. Namun, Namun, kerusakan kromosom yang
sel-sel ini menghadapi masalah di fase mitosis berhubungan dengan kegagalan mitosis dapat
berikutnya karena menghasilkan dua kali lipat diperbanyak ke siklus sel berikutnya, yang
jumlah sentrosomnya, yang menyebabkan mengarah pada perubahan struktur

207
BAB 8. Siklus Sel dan Pembelahan Sel

kromosom, dan akhirnya berpotensi mengganggu kelekatan kinetokor-


tumorigenik. Fakta-fakta ini menggarisbawahi mikrotubulus yang tepat dan menunda
pentingnya untuk memahami penyebab dan terjadinya transisi metafase-anafase. Namun,
konsekuensi kerusakan DNA selama dan berhentinya mitosis yang luas jarang diamati,
setelah terjadinya mitosis. setidaknya pada garis sel kanker yang
Kegagalan sitokinesis menimbulkan dua mengandung sentrosom supernumerik.
nukleus diploid atau banyak mikronukleus Sebaliknya, sentrosom ekstra pada akhirnya
yang membawa total kandungan genom 4N dikelompokkan menjadi dua kelompok, yaitu
dalam satu sel tunggal. Seperti yang telah yang membentuk spindel pseudo-bipolar
dibahas sebelumnya, DNA yang terperangkap dengan peningkatan insidensi perlekatan
dalam alur sitokinesis berpotensi mengganggu merotel. Sebagai akibatnya, sel-sel mitosis yang
absisi. Selain kromosom yang tertinggal, gagal sitokinesis pada siklus sel sebelumnya
kromatin menjembatani antara pasangan sering menghasilkan kromosom yang
kromatid dalam anafase, karena adanya fusi tertinggal dan mikronukleus, dan karenanya
kromosom atau DNA catenanes yang tidak cenderung menderita kerusakan DNA yang
terselesaikan, menjadi penghambat ingresi berhubungan dengan kegagalan tersebut.
pembelahan alur. Pada p53 sel epitel manusia Pengetatan komponen CPC juga diketahui
yang kompeten, sebagian besar sel dengan menyebabkan kegagalan sitokinesis. CPC
kromatin saat anafase menjembatani terjadinya mengubah lokalisasi dari sentromer ke poros
pembelahan yang lengkapyang pada akhirnya tengah selama transisi metafase anafase untuk
menyelesaikan jembatan, sementara itu sel-sel mengatur perkembangan sitokinesis dan
sub populasi menjadi terenukleasi. waktu absorpsi. Mengingat bahwa CPC
Kegagalan sitokinesis tidak selalu mengatur beberapa jalur penting selama
berhubungan dengan terjadinya mitosis yang mitosis, seperti kongresi kromosom dan
berkepanjangan dan tidak selalu menyebabkan destabilisasi gelendong mikrotubulus yang
kerusakan DNA pada fase G1 berikutnya. tidak terpasang dengan benar selama
Memang, sel-sel binukleat yang memiliki latar prometafase dan pembelahan alur urin dan titik
belakang genetik tipe liar (tipe normal) yang pemeriksaan absisi dari anafase ke sitokinesis,
diinduksi oleh dosis minimum cytochalasin D, penghambatan CPC menyebabkan tahap
suatu polimerisasi aktin, menggabungkan anafase dini dengan kromosom yang tidak
BrdU dan memasuki mitosis berikutnya, selaras, yang menjadi kromosom yang
menunjukkan tidak adanya siklus sel setelah tertinggal. Karena ketidakmampuan untuk
kegagalan sitokinesis yang diinduksi oleh obat. terjadinya cleavage furrow ingresi dan
Kelompok lain sampai pada kesimpulan yang menjalankan titik pemeriksaan absisi dengan
sama, yang sangat menentang adanya titik adanya kromosom yang tertinggal, sel-sel
pemeriksaan tetraploidi. tersebut gagal untuk menyelesaikan sitokinesis
Kegagalan sitokinesis juga menimbulkan dan menjadi sel tetraploid yang memiliki
salinan tambahan dari sentrosom, yang, secara mikronuklei, yang berpotensi menimbulkan
teori, berakhir dengan dua kali sentrosoma kerusakan DNA pada saat masuk ke dalam
dalam mitosis berikutnya setelah duplikasi putaran siklus sel selanjutnya seperti dijelaskan
sentrosom selama fase S. Sentrosom di atas.
supernumerik selama mitosis sering ditemukan
di banyak garis sel kanker. Pencitraan sel hidup
telah mengungkapkan bahwa pada awalnya
membentuk spindel mitosis multipolar, yang

208
BAB 8. Siklus Sel dan Pembelahan Sel

Ringkasan mitosis untuk melipatgandakan (proliferasi)


jumlah sel induk benih lebih dulu.
 Pembelahan sel adalah fenomena yang
kompleks dimana bahan selular dibagi rata Latihan Soal
antara dua sel anakan. 1. Suatu fenomena yang kompleks dimana
 Amitosis disebut juga sebagai pembelahan bahan selular dibagi rata antara sel anak
langsung oleh karena dalam mekanismenya disebut:
inti membelah tanpa melibatkan a. Siklus sel
pembentukan kromosom. b. Pembelahan sel
 Sitokinesis adalah tahapan terpisahnya c. Metabolisme sel
sitoplasma dan inti menjadi dua bagian d. Reproduksi sel
membentuk 2 sel baru. e. Regenerasi sel
 Fase mitosis terlihat perubahan penampilan 2. Pada organisme prokariotik seperti bakteri,
inti dan perubahan butir kromatin menjadi reproduksi sel terjadi secara:
lengan kromosom. Selama perubahan a. Mitosis
penampilan mitosis dibedakan menjadi b. Meiosis
beberapa fase yaitu profase, prometafase, c. Binari (biner)
metafase, anafase dan telofase. d. Kariokinesis
 Stadium G1, stadium dimana sel tumbuh e. Sitokinesis
dengan cepat, mensintesis sejumlah besar 3. Pada organisme eukariotik, reproduksi sel
enzim dan protein struktural. yang terjadi pada inti yang membelah
 Stadium S atau sintesis. Pada stadium ini sel disebut:
mensintesis duplikat DNA dan protein a. Mitosis
kromosom, jadi memastikan adanya b. Meiosis
persediaan bahan-bahan kromosom yang c. Binari (biner)
cukup untuk pembelahan sel. d. ariokinesis
 Stadium G2, pada stadium ini menyiapkan e. Sitokinesis
diri untuk membelah dengan mensintesis 4. Pada organisme eukariotik, reproduksi sel
protein khusus yang bertanggungjawab yang terjadi pada sitoplasma yang membelah
terhadap pembagian kromosom bila sel disebut:
membelah. a. Mitosis
 Stadium M atau mitosis. Pada stadium ini inti b. Meiosis
sel atau nukleus terbagi menjadi dua c. Binari (biner)
(kariokinesis) dan masing-masing memiliki d. Kariokinesis
jumlah kromosom yang sama dengan jumlah e. Sitokinesis
kromosom pada nukleus sel semula.
5. Pembelahan sel yang hanya terjadi pada
 Titik restriksi (titik R) yang merupakan batas
jaringan germinatif (sel induk benih) disebut:
untuk menentukan apakah sel membelah
a. Mitosis
atau tidak.
b. Meiosis
 Mitosis adalah jenis pembelahan sel yang
c. Binari (biner)
terjadi pada seluruh jenis jaringan tubuh baik
d. Kariokinesis
jaringan somatis (vegetatif) maupun jaringan
e. Sitokinesis
germinatif (generatif).
6. Di dalam inti sel badan atau somatik
 Meiosis adalah tahapan pembelahan sel yang
tersimpan kromosom yang ada dalam
terjadi hanya pada jaringan germinatif yaitu
keadaan berpasangan disebut:
sel induk benih. Meiosis didahului oleh
a. Haploid

209
BAB 8. Siklus Sel dan Pembelahan Sel

b. Diploid Brito DA, Rieder CL. Mitotic checkpoint slippage in


humans occurs via cyclin B destruction in the
c. Monoploid presence of an active checkpoint. Current
d. Triploid Biology, 2006; 16(12):1194-200.
e. Tetraploid Brito DA, Rieder CL. The ability to survive mitosis in
the presence of microtubule poisons differs
7. Di dalam inti sel badan atau somatik significantly between human nontransformed
tersimpan kromosom yang ada dalam (RPE-1) and cancer (U2OS, HeLa) cells. Cell
Motility and the Cytoskeleton, 2009; 66(8):437-
keadaan tidak berpasangan misalnya pada
47.
sel gamet disebut: Carvalho A, Carmena M, Sambade C, Earnshaw WC,
a. Haploid Wheatley SP. Survivin is required for stable
checkpoint activation in taxol-treated HeLa
b. Diploid cells. Journal of Cell Science, 2003; 116(Pt 14):
c. Monoploid 2987-98.
d. Triploid Castedo M, Perfettini J-L, Roumier T, Andreau K,
Medema R, Kroemer G. Cell death by mitotic
e. Tetraploid catastrophe: a molecular definition. Oncogene,
8. Setiap kromosom melakukan replikasi 2004; 23(16):2825-37.
Chan KL, Hickson ID. New insights into the
sehingga masing-masing kromosom menjadi formation and resolution of ultra-fine anaphase
dua anakan kromosom baru yang disebut: bridges. Seminars in Cell and Developmental
a. Kromatin Biology, 2011; 22(8):906-12.
Cheeseman I, Desai A. Molecular architecture of the
b. Kromatid kinetochore-microtubule interface. Nature
c. Telomer Reviews Molecular Cell Biology, 2008; 9:33-46.
d. Sentromer Clurman BE, Roberts JM. Cel cycle and cancer. JNCI Journa;
of the National Cancer Institute, 1995; 87(20): 1499-1501.
e. Satelit Compton DA. Mechanisms of aneuploidy. Curr Opin
9. Pada awal pembelahan, dua sel anakan Cell Biol. 2011; 23(1):109-13.
Dalton WB, Yu B, Yang VW. p53 suppresses
kromosom baru saling melekat pada bagian structural chromosome instability after mitotic
yang disebut: arrest in human cells. Oncogene, 2010;
a. Kromatin 29(13):1929-40.
Dalton WB, Yang VW. Role of prolonged mitotic
b. Kromatid checkpoint activation in the formation and
c. Telomer treatment of cancer. Future Oncology, 2009;
5(9):1363-70.
d. Sentromer
Davoli T, de Lange T. The causes and consequences
e. Satelit of polyploidy in normal development and
10. Pada stadium siklus sel, stadium dimana sel cancer. Annu Rev Cell Dev Biol. 2011; 27:585-
610.
mensintesis duplikat DNA dan protein Fujiwara T, Bandi M, Nitta M, Ivanova EV, Bronson
kromosom disebut: RT, Pellman D. Cytokinesis failure generating
tetraploids promotes tumorigenesis in p53-null
a. G1
cells. Nature, 2005; 437(7061):1043-7.
b. S Ganem N, Storchova Z, Pellman D. Tetraploidy,
c. G2 aneuploidy and cancer. Current opinion in
genetics & development, 2007; 17(2):157-62.
d. M Ganem NJ, Godinho SA, Pellman D. A mechanism
e. Interfase linking extra centrosomes to chromosomal
instability. Nature, 2009; 460(7252):278-82.
Gascoigne K, Taylor S. Cancer cells display profound
Referensi intra-and interline variation following
prolonged exposure to antimitotic drugs.
Andreassen PR, Lohez OD, Lacroix FB, Margolis RL. Cancer Cell, 2008; 14(2):111-22.
Tetraploid state induces p53-dependent arrest Gassmann R, Carvalho A, Henzing AJ, Ruchaud S,
of nontransformed mammalian cells in G1. Hudson DF, Honda R, et al. Borealin: a novel
Molecular Biology of the Cell, 2001; 12(5): 1315- chromosomal passenger required for stability of
28. the bipolar mitotic spindle. Journal of Cell
Baker DJ, Chen J, van Deursen JM. The mitotic Biology, 2004; 166(2):179-91.
checkpoint in cancer and aging: what have mice Hayashi MT, Karlseder J. DNA damage associated
taught us? Current opinion in cell biology, 2005; with mitosis and cytokinesis failure Oncogene,
17(6):583-9. 2013; 32(39): 4593-4601.

210
BAB 8. Siklus Sel dan Pembelahan Sel

Hayashi MT, Cesare AJ, Fitzpatrick JAJ, Lazzerini- Rieder C, Maiato H. Stuck in division or passing
Denchi E, Karlseder J. A telomere-dependent through: what happens when cells cannot
DNA damage checkpoint induced by prolonged satisfy the spindle assembly checkpoint.
mitotic arrest. Nature structural & molecular Developmental Cell. 2004; 7(5):637-51.
biology, 2012; 19(4):387-94. Shi J, Orth JD, Mitchison T. Cell type variation in
Holland AJ, Cleveland DW. Losing balance: the responses to antimitotic drugs that target
origin and impact of aneuploidy in cancer. microtubules and kinesin-5. Cancer research,
EMBO reports, 2012: 501-14. 2008; 68(9):3269-76.
Imoto Y, Yoshida Y, Yagisawa F, Kuroiwa H, Kuroiwa T. The Silkworth WT, Nardi IK, Scholl LM, Cimini D.
cell cycle, incuding the mitotic cycle and organelle Multipolar spindle pole coalescence is a major
division cycles, as revealed by cytological observations. source of kinetochore mis-attachment and
Journal of Electron Microscopy, 2011; 60(supplement 1): chromosome mis-segregation in cancer cells.
S117-S136. PLoS One, 2009; 4(8): e6564.
Jeyaprakash AA, Klein UR, Lindner D, Ebert J, Nigg Steigemann P, Wurzenberger C, Schmitz MHA, Held
EA, Conti E. Structure of a Survivin- Borealin- M, Guizetti J, Maar S, et al. Aurora Bmediated
INCENP core complex reveals how abscission checkpoint protects against
chromosomal passengers travel together. Cell, tetraploidization. Cell, 2009; 136(3):473- 84.
2007; 131(2):271-85. Thompson SL, Compton DA. Proliferation of
Musacchio A, Salmon ED. The spindle-assembly aneuploid human cells is limited by a p53-
checkpoint in space and time. Nature Reviews dependent mechanism. J Cell Biol. 2010;
Molecular Cell Biology, 2007; 8(5):379-93. 188(3):369-81.
Nigg EA. Centrosome aberrations: cause or Uetake Y, Sluder G. Cell cycle progression after
consequence of cancer progression? Nature cleavage failure: mammalian somatic cells do
Reviews Cancer, 2002; 2(11):815-25. not possess a “tetraploidy checkpoint. The
Pampalona J, Frías C, Genescà A, Tusell L. Journal of Cell Biology, 2004; 165(5):609-15.
Progressive telomere dysfunction causes Vakifahmetoglu H, Olsson M, Zhivotovsky B. Death
cytokinesis failure and leads to the through a tragedy: mitotic catastrophe. Cell
accumulation of polyploid cells. PLoS genetics, Death and Differentiation, 2008; 15(7):1153-62.
2012; 8(4): e1002679. Vitale I, Galluzzi L, Castedo M, Kroemer G. Mitotic
Petronczki M, Glotzer M, Kraut N, Peters J-M. Polo- catastrophe: a mechanism for avoiding genomic
like kinase 1 triggers the initiation of cytokinesis instability. Nature Reviews Molecular Cell
in human cells by promoting recruitment of the Biology, 2011; 12(6):385-92.
RhoGEF Ect2 to the central spindle. Dev Cell, Vitale I, Galluzzi L, Castedo M, Kroemer G. Mitotic
2007; 12(5):713-25. catastrophe: a mechanism for avoiding genomic
Pfau SJ, Amon A. Chromosomal instability and instability. Nat Rev Mol Cell Biol. 2011;
aneuploidy in cancer: from yeast to man. EMBO 12(6):385-92.
reports, 2012; 13(6):515-27. Wong C, Stearns T. Mammalian cells lack
Pines J, Rieder CL. Re-staging mitosis: a checkpoints for tetraploidy, aberrant
contemporary view of mitotic progression. centrosome number, and cytokinesis failure.
Nature cell biology, 2001; 3(1): E3-E6. BMC Cell Biology, 2005; 6(6):1-12.
Quignon F, Rozier L, Lachages A-M, Bieth A, Simili
M, Debatisse M. Sustained mitotic block elicits
DNA breaks: one-step alteration of ploidy and
chromosome integrity in mammalian cells.
Oncogene, 2007; 26(2):165-72.

211
BAB 9. Biologi Molekular dan Teknik Dasar Pemeriksaan

212
BAB 9. Biologi Molekular dan Teknik Dasar Pemeriksaan

periode interfase tertentu yang disebut fase


Biologi molekuler adalah bidang ilmu yang sintetik atau fase S. Tahapan ini akan didahului
dan diikuti oleh dua celah (gap) yaitu G1 dan G2,
telah maju dengan pesat dan luar biasa dalam
di mana sintesis DNA tidak terjadi.
beberapa tahun terakhir ini, di mana terletak
masa depan perkembangan biologi sel. Kajian-
kajian ini berhubungan erat dengan genetika
molekuler, yaitu suatu disiplin ilmu yang Struktur Bahan
mencoba menjelaskan fenomena pewarisan 9.1 Genetik
sebagai hasil dari komponen kimia tertentu
yang terlokalisasi atau terbentuk dalam
kromosom. Kajian ini telah memberikan bukti Bahasan di dalam biologi molekuler antara lain
konklusif bahwa informasi genetik pada adalah molekul DNA dan bagaimana
awalnya ditentukan oleh disposisi basa dalam fungsinya sebagai dasar molekuler dari
asam deoksiribonukleat (DNA), dan bahwa hereditas. Pada bab ini akan dipelajari
informasi ini kemudian ditranskripsikan dalam bagaimana mengeksplorasi struktur DNA,
molekul yang berbeda dari asam ribonukleat bagaimana replikasinya (dasar molekuler
(RNA) (contoh messenger RNA, transfer RNA mengapa keturunan menyerupai orang
dan ribosomal RNA). Informasi genetik tuanya), bagaimana cara mengendalikan sel
akhirnya diterjemahkan ke dalam berbagai dengan mengarahkan sintesis protein, dan
protein dan enzim tertentu. bagaimana caranya untuk dapat berubah. Bab
Pengetahuan tentang struktur dan fungsi ini dimulai dengan bahasan tentang bagaimana
DNA, RNA dan protein inti, serta pengaturan cara mengetahui bahwa DNA adalah bahan
makromolekul kromosom adalah sangat genetik, disamping bahasan tentang peranan
penting dalam mengartikan proses duplikasi utama dari T4.
atau penggandaannya. Di dalam kromosom
terdapat mikrofibril elementer dan fibril yang
lebih kompleks yang menghasilkan struktur
serat terlipat selama pembelahan sel mitosis
dan meiosis. Di dalam kromosom tunggal
manusia terdapat beberapa sentimeter panjang
DNA yang dikemas rapat. Selain itu, bahasan
tentang DNA yang terdapat di dalam
nukleolus merupakan tempat terjadinya
seluruh mekanisme pembentukan ribosom.
Konsep penting yang perlu diingat adalah
bahwa kandungan DNA di dalam nukleus Gambar 9-1 Bakteriofag T4 menginfeksi sel
bakteri (Sumber: Campbell et al., 2000)
umumnya tetap untuk setiap spesies,
walaupun mungkin ada beberapa
Berdasarkan penelitian yang telah
pengecualian, terutama selama periode
dilakukan, pada skala yang lebih kecil namun
fisiologis tertentu. Mekanisme molekuler dari
pada tingkat molekuler, ternyata virus T4 dapat
duplikasi atau penggandaan DNA terutama
menyebabkan kematian. Virus T4 bekerja
akan dijelaskan yang terjadi di dalam sel
mengendalikan sel bakteri dan kemudian
bakteri. Akan ditunjukkan bahwa dalam sel-sel
membunuhnya. DNA yang disuntikkan
yang lebih tinggi, duplikasi DNA terjadi selama
adalah materi genetik virus. Begitu masuk ke

213
BAB 9. Biologi Molekular dan Teknik Dasar Pemeriksaan

dalam sel bakteri, DNA virus menggunakan Hal ini dapat dilacak melalui penemuan
sumber daya selnya untuk menghasilkan yang menjelaskan peran genetik DNA kembali
ratusan virus T4 yang baru. Virus-virus yang ke tahun 1928. Pada tahun tersebut, seorang ahli
baru dihasilkan pada akhirnya memecah sel bakteriologi dari Inggris yang bernama
inangnya dan menginfeksi sel E. coli lain yang Frederick Griffith melaporkan hasil
ditemui. Virus yang menyerang bakteri disebut percobaannya pada spesies bakteri yang
bakteriofag (artinya pemakan bakteri) atau menyebabkan pneumonia. Griffith
disingkat fag. mempelajari dua varietas bakteri, yaitu bakteri
Virus T4 dan virus lain yang terdapat di yang bersifat patogen yang menyebabkan
dalam sel bakteri dapat terlihat kondisinya penyakit dan varian bakteri yang tidak
adalah antara hidup dan mati. berbahaya. Griffith menemukan bahwa ketika
Virus memiliki kehidupan sendiri yaitu bakteri patogen dibunuh dengan panas dan
seperti memiliki DNA dan struktur yang sangat kemudian mencampurkan sisa-sisa sel dengan
terorganisir, tetapi berbeda dari organisme bakteri hidup dari varietas yang tidak
hidup. Hal ini disebabkan karena virus bersifat berbahaya, yang terjadi adalah beberapa sel
mampu bereproduksi sendiri. Virus dapat hidup diubah menjadi bentuk patogen. Lebih
bertahan hidup hanya dengan menginfeksi sel jauh dijelaskan bahwa sifat patogenisitas baru
hidup yang disebut inang, dan menggunakan ini diwarisi oleh semua keturunan bakteri yang
mesin molekuler sel untuk membuat lebih telah ditransformasi (dirubah bentuk). Hal ini
banyak virus yang baru. Virus T4 dan virus menjadi lebih jelas bahwa beberapa komponen
lainnya pada dasarnya adalah bahan genetik kimiawi dari sel-sel patogen yang mati, dengan
yang ditutupi atau diselubungi oleh selaput adanya beberapa faktor transformasi akan
protein. Karena bentuk virus yang sangat menyebabkan perubahan bentuk yang
sederhana, maka relatif mudah dipelajari pada diwariskan ini, tetapi identitas dari faktor itu
tingkat molekuler, jauh lebih mudah daripada sendiri tidak diketahui.
kacang polong yang digunakan oleh Mendel Pada akhir tahun 1930an, penelitian
atau lalat buah yang digunakan oleh Morgan. eksperimental lain telah meyakinkan sebagian
Untuk alasan ini, diperlukan pengetahuan yang besar ahli biologi bahwa jenis molekul tertentu
mendalam tentang fungsi DNA, yaitu molekul dan bukan campuran kimia kompleks adalah
yang membawa sifat turun-temurun, bahkan asal ususl dari warisan. Perhatian difokuskan
untuk fag dan bakteri. pada sifat kimiawi kromosom, yang telah
dikenal sejak pergantian abad untuk
Percobaan Memperlihatkan Bahwa mengetahui fungsinya sebagai pembawa
DNA adalah Materi Genetik informasi keturunan. Pada tahun 1940an, para
Pengetahuan tentang virus T4 dan DNA adalah ilmuwan baru mengetahui bahwa kromosom
relatif baru. Virus ditemukan sebagai agen eukariotik terdiri dari dua zat yaitu DNA dan
penyakit satu abad yang lalu tetapi tidak benar- protein. Sebagian besar peneliti mengatakan
benar terlihat dengan mikroskop sederhana bahwa protein adalah bahan gen. Protein
hingga tahun 1942. Demikian pula, DNA diketahui terbuat dari 20 jenis bahan
dikenal sebagai zat dalam sel 100 tahun yang penyusun yang disebut asam amino yang
lalu, tetapi Mendel, Morgan, dan ahli genetika memiliki struktur dan fungsi yang rumit dan
awal lainnya melakukan semua percobaannya beragam. DNA di sisi lain hanya memiliki
tanpa mengetahui secara pasti peran DNA empat jenis blok bangunan yang disebut
sebagai faktor keturunan. nukleotida, yang terdiri dari basa purin dan
pirimidin. Para ahli masih belum dapat

214
BAB 9. Biologi Molekular dan Teknik Dasar Pemeriksaan

meyakini sepenuhnya tentang DNA sebagai dalam proteinnya (bagian luar kepala, ekor, dan
bahan atau materi genetik yang diwariskan, serat ekor). Selanjutnya, para peneliti
hingga penelitian Griffith dipublikasikan pada menumbuhkan kumpulan fag yang terpisah ke
tahun 1944. Meskipun masih banyak para ahli dalam medium yang mengandung fosfor
yang belum juga bisa menerima hasil penelitian radioaktif. Karena hampir semua fosfor
Griffith. terdapat dalam fag DNAnya, maka prosedur
Secara bertahap, penelitian dan percobaan yang dilakukan adalah memberi label DNA
terus dilakukan para ahli hingga diperoleh fagnya saja.
bukti-bukti yang mendukung DNA sebagai Dengan menggunakan radioaktif berlabel
materi genetik terpenuhi. Pada tahun 1952, ahli T2, Hershey dan Chase siap untuk melakukan
biologi dari Amerika yang bernama Alfred percobaan yang selanjutnya diuraikan
Hershey dan Martha Chase melakukan salah tahapannya:
satu eksperimen yang paling meyakinkan. 1. Hershey dn Chase membiarkan batch T2
Hershey dan Chase menunjukkan bahwa DNA yang berlabel protein dan berlabel DNA
adalah bahan genetik bakteriofag yang disebut menginfeksi sampel bakteri nonradioaktif
T2 (kerabat dekat T4). Pada saat itu, para ahli yang terpisah.
biologi sudah mengetahui bahwa T2 hanya 2. Tak lama setelah timbulnya infeksi,
terdiri dari DNA dan protein, dan T2 dapat Hershey dan Chase membiakkan kultur
memprogram ulang sel inangnya untuk dalam blender untuk melepaskan bagian
menghasilkan fag baru. Tetapi Hershey dan fag yang tersisa di luar sel bakteri.
Chase tidak mengetahui bahwa komponen fag 3. Hershey dan Chase kemudian memutar
yang mana DNA atau protein yang campuran dengan mencentrifugenya. Sel-
bertanggung jawab. sel bakteri, yang lebih berat, diendapkan
Hershey dan Chase menemukan sebagai pelet di bagian bawah tabung
jawabannya dengan menyusun kembali centrifuge, tetapi fag dan bagian fag tetap
percobaan untuk menentukan apa yang tersuspensi dalam cairan.
ditransfer oleh fag ke bakteri E. coli selama 4. Para peneliti kemudian mengukur dan
infeksi. Percobaan yang dilakukan oleh membandingkan radioaktivitas dalam
Hershey dan Chase hanya menggunakan pelet dan cairan.
beberapa alat yang relatif sederhana: bahan
kimia yang mengandung isotop radioaktif, alat Hershey dan Chase menemukan bahwa
untuk mendeteksi radioaktivitas, blender ketika bakteri telah terinfeksi dengan fag T2
dapur, dan sentrifugasi, yang merupakan suatu yang mengandung protein berlabel, sebagian
atas yang dapat berputar dengan sangat cepat besar radioaktivitas berada dalam cairan, yang
dengan menggunakan tabung reaksi untuk mengandung fag tetapi bukan bakteri. Hasil ini
memisahkan bobot partikel yang berbeda. menunjukkan bahwa protein fag tidak
Hershey dan Chase menggunakan isotop memasuki sel inang. Tetapi ketika bakteri telah
radioaktif yang berbeda untuk melabeli DNA terinfeksi dengan fag yang DNAnya ditandai
dan protein dalam T2. Pertama, Hershey dan dengan fosfor radioaktif, maka sebagian besar
Chase menumbuhkan T2 dengan bakteri E. coli radioaktivitas ada di pelet, yang terdiri dari
dalam media pertumbuhan yang mengandung bakteri. Ketika bakteri ini dikembalikan ke
belerang radioaktif. Protein mengandung media pertumbuhan cair, sel-sel bakteri
belerang, tetapi DNA tidak mengandung melisiskan dan melepaskan fag baru yang
belerang. Tidak seperti fag yang berlipat ganda, mengandung fosfor radioaktif dalam DNAnya
atom belerang radioaktif hanya dimasukkan ke

215
BAB 9. Biologi Molekular dan Teknik Dasar Pemeriksaan

tetapi tidak ada sulfur radioaktif dalam DNA dan RNA adalah Polimer
proteinnya. Nukleotida
Hershey dan Chase menyimpulkan bahwa Pada saat Hershey dan Chase melakukan
DNA fag disuntikkan ke dalam sel inang tetapi percobaannya ternyata banyak ilmuwan yang
sebagian besar protein fag tetap berada di luar sudah mengetahui tentang DNA. Para
(seperti yang ditunjukkan oleh diagram bakteri ilmuwan telah mengidentifikasi semua
dan fag). Lebih penting lagi, Hershey dan Chase atomnya dan tahu bagaimana atom-atom
menunjukkan bahwa molekul DNA yang tersebut secara kovalen terikat satu sama lain.
disuntikkanlah yang menyebabkan sel Hal yang tidak dipahami adalah pengaturan
menghasilkan fag DNA dan protein tambahan khusus dari bagian-bagian yang memberikan
yang pada akhirnya merupakan fag baru yang DNA sifat yang unik yaitu kapasitas untuk
lengkap. menyimpan informasi genetik, menyalinnya,
dan meneruskannya dari generasi ke generasi.
Namun, hanya satu tahun setelah Hershey dan
Chase menerbitkan hasil percobaannya
ternyata dinyatakan bahwa para ilmuwan
menemukan struktur DNA tiga dimensi dan
strategi dasar cara kerjanya.
DNA dan RNA adalah asam nukleat, yang
terdiri dari rantai panjang (polimer) unit kimia
(monomer) yang disebut nukleotida. Sampel
rantai polinukleotida ini hanya menunjukkan
satu kemungkinan pengaturan dari empat jenis
nukleotida yang berbeda, disingkat menjadi A
untuk adenin, C untuk sitosin, T untuk timin,
dan G untuk guanin, yang membentuk DNA.
Karena nukleotida dapat terjadi dalam
polinukleotida dalam urutan apa pun dan
Gambar 9-2 Percobaan yang dilakukan oleh
Hersheydan Chase (Sumber:
polinukleotida bervariasi panjangnya dari
https://aprilisa.wordpress.com/bio-inside- panjang hingga sangat panjang maka jumlah
2/eksperimen-hershey-chase/) kemungkinan polinukleotida yang dihasilkan
akan menjadi sangat besar.
Hasil percobaan yang dilakukan oleh Setiap nukleotida terdiri dari tiga
Hershey dan Chase ditambahkan ke bukti komponen: basa nitrogen, gula, dan gugus
sebelumnya, yang pada akhirnya dapat fosfat. Nukleotida bergabung satu sama lain
meyakinkan dunia ilmiah bahwa DNA adalah dengan ikatan kovalen antara gula satu
bahan keturunan. Apa yang terjadi selanjutnya nukleotida dan fosfat berikutnya. Tahapan ini
adalah salah satu pencarian paling terkenal menghasilkan tulang punggung yang terdiri
dalam sejarah sains yaitu upaya untuk dari gula-fosfat, pola gula-fosfat-gula-fosfat
mengetahui struktur DNA dan bagaimana yang berulang. Basa nitrogen diatur sebagai
struktur ini memungkinkan molekul untuk pelengkap di sepanjang tulang punggung ini.
menyimpan informasi genetik dan Gugus fosfat memiliki atom fosfor (P) di
mewariskannya dari orang tua ke pusatnya dan merupakan sumber asam dalam
keturunannya. asam nukleat. Gula ini memiliki lima atom
karbon, empat di cincinnya dan satu

216
BAB 9. Biologi Molekular dan Teknik Dasar Pemeriksaan

memanjang di atas cincin. Cincin itu juga perannya dalam faktor keturunan. Struktur tiga
termasuk atom oksigen. Gula deoksiribosa dimensi protein yang terbentuk mulai
adalah gula yang menyusun DNA, sedangkan menghasilkan petunjuk yang menarik tentang
gula ribosa adalah gula yang menyusun RNA, fungsi makromolekul tersebut, dimana para
karena kehilangan atom oksigen. Dapat dilihat ahli biologi berharap struktur tiga dimensi
bahwa atom C di sudut kanan bawah cincin DNA dapat melakukan hal yang sama. Di
terikat pada atom H dan bukan ke gugus - OH, antara para ilmuwan yang menangani masalah
seperti pada ribosa. Nama lengkap untuk DNA ini ternyata beberapa ilmuwan telah membuat
adalah asam deoksiribonukleat, dengan bagian penemuan dalam menguraikan struktur
nukleat yang berasal dari DNA di dalam inti sel protein yaitu Linus Pauling di California, dan
eukariotik. Basa nitrogen (salah satu contohnya Maurice Wilkins dan Rosalind Franklin di
adalah timin) memiliki cincin atom nitrogen London. Namun, ilmuwan yang berhasil
dan karbon dengan berbagai gugus fungsi yang menyelesaikan percobaan dengan DNA,
melekat. Berbeda dengan gugus fosfat yang adalah dua ilmuwan yang relatif tidak dikenal
bersifat asam, maka basa nitrogen bersifat basa. pada saat itu yaitu ilmuwan dari Amerika yang
Keempat nukleotida yang ditemukan bernama James D Watson dan ilmuwan dari
dalam DNA hanya berbeda dalam basa Inggris yang bernama Francis Crick. Pada
nitrogennya. Pada titik ini, detail struktur tidak tahun 962, Watson, Crick, dan Wilkins
sepenting fakta bahwa basanya terdiri dari dua menerima Hadiah Nobel untuk hasil
jenis. Timin (T) dan sitosin (C) adalah struktur percobaannya dengan DNA yang memiliki
cincin tunggal yang disebut pirimidin. Adenin struktur untai ganda (double helix).
(A) dan guanin (G) lebih besar, struktur cincin
ganda yang disebut purin. Perhatikan bahwa
singkatan satu huruf dapat digunakan untuk
jenis basa saja atau untuk nukleotida yang
mengandungnya.
Perhatikan ribosa pada nukleotida RNA,
cincin gula memiliki gugus -OH yang melekat
pada atom C di sudut kanan bawahnya.
Perbedaan lain antara RNA dan DNA adalah
bahwa, DNA memiliki timin sedangkan RNA Gambar 9-3 Model tangga tali untuk helix
memiliki basa nitrogen yang disebut urasil (U). ganda (Sumber: Campbell et al., 2000)
Kecuali dengan adanya ribosa dan urasil, rantai
Kerjasama antara Watson dan Crick yang
polinukleotida RNA identik dengan rantai
menentukan struktur DNA dimulai ketika
DNA polinukleotida.
Watson yang saat itu berusia 23 tahun pergi ke
Universitas Cambridge, tempat Crick
DNA Adalah Untai Heliks Ganda
mempelajari struktur protein dengan teknik
Para ahli biologi berdasarkan hasil percobaan
yang disebut kristalografi sinar-X. Saat
yang telah dilakukan pada akhirnya meyakini
mengunjungi laboratorium dimana Maurice
bahwa DNA adalah bahan genetik, namun
Wilkins bekerja yaitu di King's College di
tidak hanya dengan mengetahui molekul-
London, Watson melihat foto kristalografi
molekul pembentuk DNA nya saja. Para ahli
sinar-X DNA, yang diproduksi oleh rekan
selanjutnya berlomba melakukan percobaan-
Wilkins yang bernama Rosalind Franklin. Foto
percobaan untuk menentukan bagaimana
yang dihasilkan itu dengan jelas
struktur molekul ini dapat menjelaskan

217
BAB 9. Biologi Molekular dan Teknik Dasar Pemeriksaan

mengungkapkan bentuk dasar DNA adalah Setiap basa memiliki kelompok-kelompok


heliks. Atas dasar ingatan Watson terhadap kimia putar yang dapat membentuk ikatan
koleksi foto-foto DNA maka Watson dan Crick hidrogen terbaik dengan satu pasangan yang
menyimpulkan bahwa helix memiliki diameter tepat. Adenin dapat membentuk ikatan
yang sama yaitu 2 nm, dengan basa hidrogen dengan timin, dan guanin dengan
nitrogennya ditumpuk sekitar sepertiga sitosin. Ahli biologi akan menuliskan bentuk
nanometer terpisah. Sebagai perbandingan berpasangannya sebagai berikut, A
dapat diingat kembali bahwa membran plasma berpasangan dengan T, dan G berpasangan
sel memiliki tebal sekitar 8 nm. Diameter heliks dengan C. A juga dikatakan saling melengkapi
menunjukkan bahwa terdiri dari dua untaian dengan T, dan G ke C.
polinukleotida. Adanya dua untai Skema pemasangan yang dilakukan oleh
menyumbang istilah heliks ganda yang Watson dan Crick tidak hanya sesuai dengan
sekarang banyak digunakan. apa yang diketahui tentang atribut fisik dan
Dengan menggunakan model kawat ikatan kimia DNA, tetapi juga menjelaskan
nukleotida, Watson dan Crick mulai mencoba beberapa data yang diperoleh beberapa tahun
membangun heliks ganda untuk sebelumnya oleh ahli biokimia Amerika yang
mengkonfirmasi data yang diperoleh dari bernama Erwin Chargaff. Chargaff dan rekan-
Franklin dan apa yang diketahui tentang rekan kerjanya telah menemukan bahwa
komposisi kimia DNA. Setelah gagal membuat jumlah adenin dalam DNA dari satu spesies
model DNA yang memuaskan, yaitu dengan sama dengan jumlah timin, dan bahwa jumlah
menempatkan tulang punggung gula-fosfat di guanin sama dengan jumlah sitosin.
dalam heliks ganda, maka Watson mencoba Aturan Chargaff, demikian sebutannya,
meletakkan tulang punggung di bagian luar dijelaskan oleh fakta bahwa A pada salah satu
dan memaksa basa nitrogen berputar ke bagian rantai polinukleotida DNA selalu berpasangan
dalam molekul. Selanjutnya terpikir oleh dengan T pada rantai polinukleotida lainnya,
Watson bahwa keempat jenis basa tersebut dan G pada satu pasangan rantai hanya dengan
dapat berpasangan dengan cara tertentu. C pada rantai lainnya.
Gagasan pemasangan pasangan khusus ini Dapat digambarkan model heliks ganda
adalah kilasan inspirasi yang memungkinkan DNA yang diusulkan oleh Watson dan Crick
Watson dan Crick untuk memecahkan teka-teki sebagai tangga tali yang memiliki anak tangga
DNA. kayu yang kaku, dengan tangga yang dipilin
Pada awalnya, Watson membayangkan menjadi spiral. Tali samping adalah setara
bahwa basa berpasangan seperti dmisalnya, A dengan tulang punggung gula-fosfat, dan anak
dengan A, dan C dengan C. Tapi pasangan tangga mewakili pasangan basa nitrogen yang
semacam itu tidak sesuai dengan kenyataan bergabung dengan ikatan hidrogen.
bahwa molekul DNA memiliki diameter yang Diagram seperti pita di sebelah kiri
sama. Sepasang AA (terbuat dari basa cincin melambangkan basa dengan bentuk yang
ganda) akan hampir dua kali lebih lebar dari menekankan saling melengkapi. Di tengah
pasangan CC, menyebabkan tonjolan dalam adalah bentuk yang lebih kimiawi
molekul. Segera menjadi jelas bahwa basa menunjukkan empat pasangan basa, dengan
cincin ganda (purin) harus selalu dipasangkan helix yang terpilin dan ikatan hidrogen
dengan basa cincin tunggal (pirimidin) pada ditentukan oleh garis putus-putus, dapat dilihat
untai yang berlawanan. Selain itu, Watson dan bahwa dua tulang punggung gula-fosfat dari
Crick menyadari bahwa struktur individu dari heliks ganda berorientasi pada arah yang
basa mengambil pasangan yang lebih khusus.

218
BAB 9. Biologi Molekular dan Teknik Dasar Pemeriksaan

berlawanan. Perhatikan bahwa gula pada diwarisi oleh organisme dari orang tuanya
kedua helai terbalik satu sama lain. adalah setara dengan jumlah semua segmen
Meskipun aturan pasangan basa Watson- DNA yang ada dalam telur yang telah dibuahi
Crick menentukan kombinasi basa nitrogen oleh spermatozoa pada awal kehidupan.
berdampingan yang membentuk anak tangga Semua individu yang membentuk suatu
dari heliks ganda, tetapi tidak menempatkan populasi suatu spesies akan memiliki
batasan pada urutan nukleotida di sepanjang sekumpulan gen yang sama, meskipun
untai DNA. Bahkan, urutan basa dapat individu yang berbeda, akan selalu memiliki
bervariasi dalam banyak cara. Akibatnya, tidak alel yang sedikit berbeda dari banyak gen ini.
mengherankan bahwa DNA dari spesies yang Dengan demikian setiap spesies organisme
berbeda, yang memiliki gen yang berbeda, memiliki kandungan informasi genetik yang
memiliki proporsi basa yang berbeda dalam unik yang dikenal sebagai genomnya. Bagi
DNAnya. manusia, genom pada dasarnya setara dengan
Pada April 1953, Watson dan Crick semua informasi genetik yang ada dalam satu
mengguncang dunia ilmiah dengan set (haploid) kromosom manusia, yang terdiri
menyatakan secara singkat sebanyak dua dari 22 autosom yang berbeda dan kromosom
halaman yang membahas tentang model seks X dan Y.
molekul untuk DNA dalam jurnal Nature.
Tonggak dalam sejarah biologi telah
berkembang secara luas tentang ditemukannya
heliks ganda DNA yaitu dengan pasangan basa
AT dan CG.
Model Watson-Crick memberi makna
baru pada kata-kata gen dan kromosom-dan
pada teori pewarisan kromosom. Dengan
gambaran DNA yang lengkap, dapat dilihat
bahwa informasi genetik dalam kromosom
harus dikodekan dalam urutan molekul
nukleotida. Struktur DNA juga menyarankan
penjelasan molekuler untuk sifat unik
reproduksi dan pewarisan kehidupan.

Struktur Genom Gambar 9-4 Dogma sentral yang menjabarkan


DNA adalah makromolekul, yaitu merupakan tentang proses sintesis protein (Sumber:
Campbell et al., 2000)
kumpulan dari sejumlah besar atom yang
terikat bersama dalam pengaturan yang pasti
Untuk memahami bagaimana
yang struktur tiga dimensinya dapat dijelaskan
kompleksitas genom ditentukan maka yang
dengan teknik seperti kristalografi sinar-X.
pertama-tama perlu dilakukan adalah dengan
Tetapi DNA juga merupakan tempat
mempertimbangkan salah satu sifat paling
penyimpanan informasi yang sifatnya lebih
penting dari heliks ganda DNA, yaitu:
sulit untuk dijelaskan dalam istilah molekuler
kemampuannya untuk memisah menjadi dua
yang sederhana.
untai komponennya yaitu sifat yang disebut
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya
denaturasi.
bahwa gen sesuai dengan segmen DNA
tertentu, maka jumlah informasi genetik yang

219
BAB 9. Biologi Molekular dan Teknik Dasar Pemeriksaan

basa pada untai yang belum dibuka untainya:


Replikasi DNA A berpasangan dengan T, G berpasangan
9.2 dengan C. Watson dan Crick memperkirakan
bahwa sel menerapkan aturan yang sama saat
menyalin gennya. Pertama, dua untai DNA
Aspek penting dari reproduksi dan pewarisan induk terpisah, dan masing-masing menjadi
adalah bahwa satu set lengkap instruksi genetik cetakan untuk perakitan untai komplementer
berpindah dari satu generasi ke generasi dari adanya nukleotida bebas. Nukleotida
berikutnya. Agar ini terjadi, harus ada cara berjejer satu per satu di sepanjang untai cetakan
menyalin instruksi. Jauh sebelum DNA sesuai dengan aturan pasangan basa. Enzim
diidentifikasi sebagai materi genetik, beberapa kemudian menghubungkan nukleotida untuk
ahli berpendapat bahwa replikasi gen harus membentuk untai DNA baru. Molekul baru
didasarkan pada konsep yang disebut yang lengkap, identik dengan molekul indek,
komplementer atau saling melengkapi. dikenal sebagai DNA anakan. Hipotesis ini
Menurut ide ini, ketika sebuah gen dikonfirmasi oleh eksperimen yang dilakukan
bereplikasi, maka sebuah gambar negatif pada tahun 1950an.
dibuat di sepanjang permukaan asli (positif), Meskipun mekanisme umum replikasi
sama seperti tanah liat atau plester memiliki DNA secara konseptual sederhana, namun
bentuk negatif ketika dikemas di sekitar objek. proses yang sebenarnya melibatkan banyak
Gambaran negatif gen, seperti plester, dapat proses biokimia yang kompleks. Beberapa
berfungsi sebagai template (cetakan) untuk kerumitan muncul dari fakta bahwa molekul
membuat salinan dari gambaran positif gen DNA heliks ganda harus diurai saat bereplikasi
yang asli. Fotografi memberikan contoh lain dan harus menyalin dua untaiannya secara
dari prinsip cetakan: yaitu suatu cetakan dapat bersamaan. Tantangan lain adalah kecepatan
digunakan untuk membuat gambaran negatif, proses. Nukleotida ditambahkan pada
yang kemudian dapat digunakan untuk kecepatan sekitar 50 per detik pada mamalia
membuat salinan dari cetakan yang asli. dan 500 per detik pada bakteri.
Sampai tahun 1953, ide cetakan tidak diterima Replikasi DNA dimulai di sisi tertentu
oleh banyak ahli genetika. Namun, model pada heliks ganda, yang disebut asal-usul
Watson dan Crick untuk struktur DNA replikasi, di mana protein yang memulai
menyarankan mekanisme cetakan untuk proses menempel pada DNA dan berpisah,
replikasi DNA. Seperti yang telah dikatakan kemudian berproses di kedua arah,
dalam kesimpulan dari makalah pertamanya, menciptakan apa yang disebut gelembung
bahwa pasangan spesifik yang segera replikasi. Untai DNA induk terbuka saat untai
didalilkan menyarankan kemungkinan anakan memanjang di kedua sisi setiap
mekanisme penyalinan untuk materi genetik. gelembung. Molekul DNA kromosom
Logika di balik proposal Watson-Crick eukariotik memiliki banyak asal usul di mana
untuk bagaimana DNA disalin-oleh pasangan replikasi dapat dimulai secara bersamaan,
spesifik dari basa pelengkap adalah cukup sehingga memperpendek total waktu yang
sederhana. Dapat dilihat ini dengan menutupi diperlukan untuk proses tersebut. Dengan
salah satu untai dalam molekul DNA induk demikian, ribuan gelembung replikasi dapat
dengan selembar kertas. Kita dapat ada sekaligus. Akhirnya, semua gelembung
menentukan urutan basa dalam untai yang bergabung, menghasilkan dua molekul DNA
tertutup dengan menerapkan aturan pasangan anakan lengkap.

220
BAB 9. Biologi Molekular dan Teknik Dasar Pemeriksaan

Secara keseluruhan, replikasi DNA


membutuhkan kerja sama lebih dari selusin
enzim dan protein lainnya. Proses ini tidak
hanya cepat tetapi luar biasa akurat, biasanya,
hanya sekitar satu dari satu miliar nukleotida
dalam DNA yang dipasangkan secara tidak
benar. Selain perannya dalam menghubungkan
nukleotida bersama-sama, DNA polimerase
juga melakukan langkah proofreading yang
dengan cepat menghilangkan nukleotida yang
Gambar 9-5 Pelepasan dan replikasi DNA memiliki pasangan basa yang salah selama
(Sumber: Campbell et al., 2000) replikasi. DNA polimerase dan ligase DNA
juga terlibat dalam memperbaiki DNA yang
Blok pembangun molekul segmen kecil
rusak oleh radiasi berbahaya (seperti sinar
DNA, mengingatkan kembali bahwa tulang
ultraviolet dan sinar-X) atau bahan kimia
punggung gula-fosfat DNA berjalan di arah
beracun di lingkungan. Replikasi DNA
yang berlawanan. Perhatikan bahwa setiap
memastikan bahwa semua sel somatik dalam
untai memiliki ujung 3' dan ujung 5'. Bilangan
organisme multisel membawa informasi
prima mengacu pada atom karbon dari gula
genetik yang sama. Ini juga merupakan sarana
nukleotida. Pada satu ujung setiap untai DNA,
di mana instruksi genetik disalin untuk generasi
atom karbon 3 'gula melekat pada gugus - OH,
organisme selanjutnya.
di ujung lainnya, karbon 5' gula memiliki gugus
fosfat.
Orientasi yang berlawanan dari untai Aliran Informasi Genetik:
DNA penting dalam replikasi DNA. Enzim 9.3 DNA – RNA - Protein
yang berfungsi menghubungkan nukleotida
DNA dengan untai DNA anakan yang sedang
tumbuh disebut DNA polimerase, yaitu hanya Dengan pengetahuan akan DNA yang semakin
menambahkan nukleotida pada ujung untai 3 ', lengkap, maka sekarang dapat didefinisikan
tidak pernah ke ujung 5'. Dengan demikian, genotipe dan fenotipe yang lebih tepat daripada
untai DNA anakan hanya dapat tumbuh pada sebelumnya. Yang dimaksud dengan genotipe
arah 5 '  3'. Struktur bercabang mewakili satu organisme adalah susunan genetisnya
sisi dari gelembung replikasi. Salah satu untai merupakan informasi yang diturunkan dari
DNA anakan dapat disintesis dalam satu DNAnya. Fenotipe adalah sifat spesifik
bagian secara terus menerus oleh DNA organisme. Dasar molekuler dari fenotipe
polimerase yang bekerja menuju titik garpu terletak pada protein dengan berbagai fungsi.
DNA induk. Namun untuk membuat untai Sebagai contoh, struktur protein membantu
anakan lainnya, molekul polimerase harus membentuk tubuh suatu organisme, dan enzim
bekerja keluar dari titik garpu. Untai baru ini mengkatalisasi aktivitas metabolismenya.
disintesis dalam potongan-potongan pendek Apakah hubungan antara genotipe dan
saat garpu terbuka. Enzim lain yang disebut molekul protein yang secara langsung lebih
DNA ligase, yaitu enzim yang berfungsi untuk menentukan fenotipe? Jawabannya adalah
mengikat atau ligasi potongan menjadi satu bahwa DNA menentukan sintesis protein.
untai DNA. Sebuah gen tidak membentuk protein secara
langsung, melainkan mengirimkan instruksi

221
BAB 9. Biologi Molekular dan Teknik Dasar Pemeriksaan

dalam bentuk RNA, yang pada saatnya akan untuk jalur metabolisme tersebut tidak dapat
memprogram sintesis protein. Rantai perintah menyelesaikan jalurnya.
adalah dari DNA dalam inti sel ke RNA hingga Terobosan besar dalam menunjukkan
hasil dari proses sintesis protein disebarkan ke hubungan antara gen dan enzim datang pada
dalam sitoplasma. Dua tahap utama dalam tahun 1940-an, dari hasil percobaan ahli
sintesis protein adalah transkripsi yaitu suatu genetika Amerika bernama George Beadle dan
proses transfer informasi genetik dari DNA ke Edward Tatum yang menggunakan jamur roti
dalam molekul RNA, dan translasi adalah berwarna oranye yang disebut Neurospora
suatu proses transfer informasi dalam RNA crassa. Beadle dan Tatum mempelajari jenis-
menjadi protein. jenis jamur yang tidak dapat tumbuh pada
Hubungan antara gen dan protein pertama media pertumbuhan sederhana yang biasa.
kali diusulkan pada tahun 1909 oleh seorang Masing-masing dari apa yang disebut mutan
dokter dari Inggris yang bernama Archibald nutrisi ini ternyata kekurangan enzim dalam
Garrod yang menyarankan bahwa gen jalur metabolisme yang menghasilkan
menentukan fenotipe melalui enzim, dimana beberapa molekul yang dibutuhkan jamur,
enzim yang disusun oleh protein berfungsi seperti asam amino. Beadle dan Tatum juga
mengkatalisasi proses kimia dalam sel. menunjukkan bahwa setiap mutan yang rusak
Gagasan Garrod datang dari pengamatannya terdapat dalam satu gen atau gen tunggal.
tentang penyakit yang diturunkan. Garrod Dengan demikian, Beadle dan Tatum
berhipotesis bahwa penyakit bawaan merumuskan suatu hipotesis yaitu bahwa satu
mencerminkan ketidakmampuan seseorang gen-satu enzim, yang menyatakan bahwa
untuk membuat enzim tertentu, dan menyebut fungsi gen individu adalah untuk menentukan
penyakit tersebut seperti kesalahan bawaan produksi enzim tertentu.
metabolisme. Garrod memberikan contoh
kondisi turun temurun yang disebut
alkaptonuria, di mana urin berwarna merah
gelap karena mengandung bahan kimia yang
disebut alkapton. Garrod beralasan bahwa
individu normal memiliki enzim yang
memecah alkapton, sedangkan individu
alkaptonuria kekurangan atau bahkan tidak
memiliki enzim yang dapat memecah alkapton.
Hipotesis yang dikemukakan Garrod lebih
maju daripada waktunya, tetapi penelitian
yang dilakukan beberapa dekade kemudian
membuktikan bahwa apa yang dikatakan
Garrod adalah benar. Pada tahun-tahun Gambar 9-6 Aliran informasi genetik pada sel
eukariotik (Sumber: Campbell et al., 2000)
berikutnya, ahli biokimia mengumpulkan bukti
bahwa sel-sel membuat dan memecah
Hipotesis enzim satu gen-satu telah cukup
molekul-molekul yang penting secara biologis
dikonfirmasi, tetapi dengan beberapa
melalui jalur metabolisme, seperti dalam
modifikasi penting. Hal pertama yang perlu
sintesis asam amino atau pemecahan gula.
menjadi perhatian adalah melampaui enzim
Setiap langkah dalam jalur metabolisme
untuk memasukkan semua jenis protein.
dikatalisis oleh enzim tertentu. Oleh karena itu,
Misalnya, alfa-keratin yang merupakan protein
individu yang kekurangan salah satu enzim

222
BAB 9. Biologi Molekular dan Teknik Dasar Pemeriksaan

struktur rambut, dan protein struktur yang gen pada untai DNA. Gen tipikal terdiri dari
membentuk bagian luar fag T4 sama ratusan atau ribuan nukleotida, dan sebuah
banyaknya dengan produk gen seperti halnya molekul DNA mungkin mengandung ribuan
enzim. Jadi ahli biologi segera mulai berpikir gen. Untai di bawah bagian DNA yang
dalam hal satu gen-satu protein. Kemudian diperbesar mewakili hasil transkripsi adalah
ditemukan bahwa banyak protein terdiri dari molekul RNA. Proses ini disebut transkripsi
dua atau lebih rantai polipeptida yang berbeda, karena bahasa asam nukleat DNA secara
dan masing-masing polipeptida spesifik oleh sederhana telah ditulis ulang sebagai urutan
gennya sendiri. Dengan demikian, hipotesis basa pada RNA, bahasa tersebut masih berupa
Beadle dan Tatum telah dinyatakan kembali asam nukleat. Perhatikan bahwa basa
sebagai satu gen-satu polipeptida. nukleotida pada molekul RNA saling
melengkapi dengan yang ada pada untai DNA.
Informasi Genetik Diterjemahkan Hal ini disebabkan karena RNA disintesis
menggunakan DNA sebagai template atau
Menjadi Sekuens Asam Amino
cetakan.
Dinyatakan bahwa informasi genetik dalam
Translasi adalah konversi bahasa asam
DNA ditranskripsi ke dalam RNA dan
nukleat menjadi bahasa polipeptida. Seperti
kemudian diterjemahkan ke dalam polipeptida
asam nukleat, polipeptida adalah polimer,
tetapi tidak menjelaskan bagaimana proses ini
tetapi monomer yang menyusunnya - huruf
terjadi. Transkripsi dan translasi adalah istilah
dari alfabet polipeptida - adalah 20 asam amino
baku yang digunakan, yang menyatakan
yang umum untuk semua organisme. Sekali
bahwa asam nukleat dan polipeptida
lagi, bahasa ditulis dalam urutan linier, dan
merupakan bahan kimia yang digunakan
urutan nukleotida molekul RNA menentukan
dalam sintesis protein. Untuk memahami
urutan asam amino polipeptida. RNA hanya
bagaimana informasi genetik berpindah dari
pembawa pesan, informasi genetik yang
genotipe ke fenotipe, maka perlu dibahas
menentukan urutan asam amino didasarkan
bagaimana bahasa kimia DNA diterjemahkan
pada DNA.
ke dalam bahasa kimia yang berbeda dari
Tanda kurung di bawah RNA
polipeptida.
menunjukkan bagaimana informasi genetik
Apakah tepatnya bahasa untuk asam
dikodekan dalam asam nukleat. Perhatikan
nukleat? Baik DNA dan RNA adalah polimer
bahwa setiap tanda kurung membungkus tiga
yang terbuat dari monomer dalam sekuens
nukleotida pada RNA. Yang perlu diingat
spesifik yang membawa informasi, seperti
bahwa hanya ada empat jenis nukleotida
halnya sekuens huruf tertentu yang membawa
dalam DNA (A, G, C, T) dan RNA (A, G, C, U).
informasi dalam bahasa Inggris atau Rusia,
Dalam proses translasi, keempat basa ini harus
misalnya. Pada DNA, monomer adalah empat
menentukan 20 asam amino. Jika setiap basa
jenis nukleotida, yang berbeda dalam basa
nukleotida menentukan satu asam amino,
nitrogennya (A, T, C, dan G). Hal yang sama
maka hanya empat dari 20 asam amino yang
berlaku untuk RNA, meskipun memiliki basa
dapat dihitung. Bagaimana jika bahasa tersebut
U bukan T dalam DNA.
terdiri dari kata kode dua huruf? Jika dibaca
Bahasa DNA ditulis sebagai urutan linier
basa gen dua sekaligus, misalnya AG, dapat
dari basa nukleotida pada polinukleotida,
menentukan satu asam amino, sedangkan AT
urutan seperti yang ada pada untai DNA yang
dapat menunjuk asam amino yang berbeda.
diperbesar. Urutan spesifik basa, masing-
Namun, ketika 4 basa diambil dalam doublet,
masing dengan awal dan akhir, membentuk
hanya ada 16 (yaitu, 42) kemungkinan

223
BAB 9. Biologi Molekular dan Teknik Dasar Pemeriksaan

pengaturan-masih belum cukup untuk masing-masing kata kode triplet-nukleotida.


menentukan semua 20 asam amino. Kodon pertama diuraikan pada tahun 1961
Kembar tiga basa atau triplet adalah kata oleh ahli biokimia Amerika bernama Marshall
terkecil dengan panjang seragam yang dapat Nirenberg. Nirenberg mensintesis molekul
menentukan semua asam amino. Misalkan RNA buatan dengan menghubungkan
setiap kata kode dalam DNA terdiri dari triplet, bersama nukleotida RNA identik yang
dengan masing-masing susunan tiga basa memiliki urasil sebagai dasarnya. Tidak
berturut-turut menentukan asam amino. masalah dari mana pesan ini dimulai atau
Kemudian ada 64 (yaitu, 43) kode kata yang dihentikan, pesan itu hanya dapat berisi satu
mungkin-lebih dari cukup untuk menentukan jenis kodon triplet yaitu UUU. Nirenberg
20 asam amino. Memang, ada triplet yang menambahkan poli-U ini ke dalam campuran
cukup untuk memungkinkan lebih dari satu tabung reaksi yang mengandung ribosom dan
pengkodean untuk setiap asam amino. Sebagai bahan-bahan lain yang diperlukan untuk
contoh, triplet basa AAT dan AAC dapat sintesis polipeptida. Campuran ini
mengkode asam amino yang sama. menerjemahkan poli-U menjadi polipeptida
Berbagai macam percobaan yang yang mengandung satu jenis asam amino yaitu
dilakukan oleh para ahli telah memverifikasi fenilalanin. Dengan demikian, Nirenberg
bahwa aliran informasi dari gen ke protein mempelajari bahwa RNA kodon UUU
didasarkan pada kode triplet: instruksi genetik menentukan asam amino fenilalanin (Phe).
untuk urutan asam amino dari rantai Dengan variasi pada metode ini, asam amino
polipeptida ditulis dalam DNA dan RNA yang ditentukan oleh semua kodon ditentukan.
sebagai serangkaian tiga kata-basa yang disebut Triplet AUG memiliki fungsi ganda: tidak
kodon. Perhatikan pada gambar bahwa kodon hanya mengkode untuk asam amino metionin
tiga basa dalam DNA ditranskripsi menjadi (Met) tetapi juga dapat memberikan sinyal
kodon tiga basa komplementer dalam RNA, untuk memulai rantai polipeptida. Tiga dari
dan kemudian kodon RNA diterjemahkan kodon lain tidak menunjukkan asam amino.
menjadi asam amino yang membentuk AUG adalah kodon stop yang
polipeptida. memerintahkan ribosom untuk mengakhiri
polipeptida.
Sebagai contoh, meskipun kodon UUU
Kode Genetik Adalah Dasar Kehidupan
dan UUC sama-sama menentukan fenilalanin
Pada tahun 1799, sebuah tablet batu besar
(redundansi), keduanya tidak pernah mewakili
ditemukan di Rosetta, Mesir, membawa tulisan
asam amino lain (tidak ada ambiguitas). Kodon
panjang yang sama dalam tiga bahasa kuno:
adalah triplet yang ditemukan di RNA. Triplet
Mesir ditulis dalam hieroglif dan dua bentuk
memiliki hubungan yang langsung dan saling
bahasa Yunani. Batu ini memberikan kunci
melengkapi dengan kodon dalam DNA.
yang memungkinkan para sarjana untuk
Nukleotida yang menyusun kodon terjadi
memecahkan kode hieroglif yang sebelumnya
dalam urutan linier sepanjang DNA dan RNA,
tidak dapat dipahami.
tanpa celah atau tanda baca yang memisahkan
Dalam memecahkan kode genetik, para
kodon.
ilmuwan menulis batu Rosettanya sendiri. Hal
Sebagai latihan dalam menerjemahkan
ini didasarkan pada informasi yang
kode genetik, digunakan potongan DNA 12-
dikumpulkan dari serangkaian percobaan yang
nukleotida, yang dibaca sebagai serangkaian
telah dilakukan oleh para ahli yang
triplet. Dengan menggunakan aturan pasangan
mengungkapkan terjemahan asam amino dari
basa (dengan U dalam RNA dan bukan T),

224
BAB 9. Biologi Molekular dan Teknik Dasar Pemeriksaan

dapat dilihat bahwa kodon RNA yang sesuai


dengan triplet DNA pertama yang
ditranskripsi, TAC, adalah AUG. AUG
mengatakan untuk menempatkan metionin
(Met) sebagai asam amino pertama dalam
polipeptida. Triplet DNA kedua, TTC,
menentukan kodon RNA AAG, yang
menunjuk lisin (Lys) sebagai asam amino
kedua. Dan terus dilakukan hingga mencapai
kodon stop.
Hampir semua kode genetik digunakan
bersama oleh semua organisme, dari bakteri Gambar 9-7 Transkripsi DNA (Sumber:
paling sederhana hingga tanaman dan hewan Campbell et al., 2000)
paling kompleks. Dalam percobaan, bakteri
dapat menerjemahkan pesan genetik manusia,
dan sel manusia dapat menerjemahkan RNA
bakteri. Keuniversalan kosa kata genetika
menunjukkan bahwa kosa kata itu ditetapkan
sangat awal dalam evolusi.

Transkripsi Menghasilkan Pesan


Genetik Dalam Bentuk RNA
Transkripsi adalah proses transfer informasi
genetik dari DNA ke RNA yang terjadi pada
inti sel. Molekul RNA ditranskripsi dari
cetakan DNA dengan proses yang menyerupai
sintesis untai DNA selama replikasi DNA.
Seperti replikasi, kedua untai DNA harus
terpisah terlebih dahulu di tempat di mana
proses akan dimulai. Namun, dalam
transkripsi, hanya satu dari untaian DNA yang
berfungsi sebagai cetakan untuk molekul yang
baru terbentuk. Nukleotida-nukleotida yang Gambar 9-8 Transkripsi gen (Sumber: Campbell
membentuk molekul RNA baru mengambil et al., 2000)
tempatnya satu per satu di sepanjang untai
cetakan DNA dengan membentuk ikatan RNA polimerase harus diinstruksikan dari
hidrogen dengan basa nukleotida yang ada. mana harus memulai (start) dan di mana harus
Perhatikan bahwa nukleotida RNA mengikuti menghentikan (stop) proses transkripsi. Sinyal
aturan pasangan basa yang sama yang awal transkripsi adalah urutan nukleotida yang
mengatur replikasi DNA, kecuali bahwa U, disebut promoter, yang terletak di dalam DNA
bukan T, berpasangan dengan A. Nukleotida di sebelah awal gen. Promoter adalah tempat
RNA dihubungkan oleh enzim transkripsi pengikatan spesifik untuk RNA polimerase.
RNA polimerase. Fase pertama transkripsi, yang disebut inisiasi,
adalah perlekatan RNA polimerase ke
promoter dan awal sintesis RNA. Untuk setiap

225
BAB 9. Biologi Molekular dan Teknik Dasar Pemeriksaan

gen, promoter menentukan yang mana dari ditunjukkan di sini. Dengan demikian, titik-titik
dua untai DNA yang akan ditranskripsi (untai menunjukkan lokasi RNA radioaktif dalam sel.
tertentu bervariasi dari gen ke gen). Sel di sebelah kiri terbunuh setelah 15
Selama fase kedua transkripsi, RNA menit tumbuh dengan nukleotida radioaktif,
memanjang. Saat sintesis RNA berlanjut, dan kelebihan nukleotida itu akan hilang.
untaian RNA terlepas dari cetakan DNA-nya, Seperti yang terlihat, RNA yang baru dibuat
memungkinkan dua untai DNA yang terpisah sangat terkonsentrasi atau terpusatkan di
untuk bersatu kembali di bagian yang telah nukleus.
ditranskripsi. Akhirnya, pada tahap yang ketiga Sel di sebelah kanan juga diizinkan
disebut terminasi, dimana RNA polimerase membuat RNA radioaktif selama 15 menit,
mencapai urutan basa khusus dalam cetakan yang kemudian dicuci bebas dari nukleotida
DNA yang disebut terminator. Urutan ini radioaktif berlebih, tetapi tidak terbunuh.
menandakan akhir gen, pada titik itu, molekul Sebagai gantinya, ditransfer selama 90 menit
polimerase terlepas dari molekul RNA dan gen. tambahan ke cairan pertumbuhan yang tidak
Selain menghasilkan RNA yang mengandung nukleotida radioaktif. Seperti
mengkode urutan asam amino, transkripsi yang terlihat, RNA radioaktif pindah ke
membuat dua jenis RNA lain yang terlibat sitoplasma.
dalam membangun polipeptida. Sekarang dapat disiapkan untuk mulai
memeriksa cara kerja proses penerjemahan
Pesan Genetik Diterjemahkan Dalam (translasi). Translasi adalah konversi antara
Sitoplasma bahasa yang berbeda-dari bahasa asam nukleat
Jenis RNA yang mengkode urutan asam amino ke bahasa protein-dan melibatkan mesin yang
disebut messenger RNA (mRNA) karena lebih kompleks daripada transkripsi. Mesin
menyampaikan informasi genetik dari DNA ke yang diperlukan untuk menerjemahkan
mesin terjemahan (translasi) sel. Messenger mRNA meliputi:
RNA ditranskripsi dari DNA, dan pesan  Transfer RNA, jenis lain dari molekul RNA.
genetik yang dibawa RNA kemudian  Ribosom, organel tempat sintesis
diterjemahkan ke dalam polipeptida. Pada polipeptida terjadi.
prokariota, yang tidak memiliki nukleus,  Enzim dan sejumlah faktor protein.
transkripsi, dan translasi keduanya terjadi di  Sumber energi kimia, seperti ATP.
sitoplasma, situasinya berbeda dalam sel
eukariotik. Karena DNA tetap di dalam Molekul Transfer RNA Berfungsi
nukleus, molekul mRNA eukariotik dan Sebagai Penterjemah Selama Translasi
molekul RNA lain yang diperlukan untuk Penerjemahan bahasa apa pun ke bahasa lain
translasi harus melintasi selaput inti ke dalam membutuhkan penerjemah, seseorang yang
sitoplasma, di mana peralatan untuk sintesis dapat mengenali kata-kata dari satu bahasa dan
polipeptida berada. mengubahnya menjadi yang lain.
Para peneliti pertama membuat nukleotida Penerjemahan pesan genetik yang dilakukan
RNA radioaktif dan kemudian menumbuhkan dalam mRNA ke dalam bahasa asam amino
sel eukariotik dalam kultur dengan nukleotida. protein juga membutuhkan juru bahasa. Untuk
Sel-sel menggunakan nukleotida radioaktif mengubah tiga huruf kata (kodon) dari asam
dalam mensintesis RNA. Emisi radioaktif dari nukleat menjadi satu huruf, kata-kata asam
RNA yang dihasilkan menghasilkan bintik amino dari protein, sel menggunakan
hitam pada mikrograf cahaya yang

226
BAB 9. Biologi Molekular dan Teknik Dasar Pemeriksaan

interpreter molekuler, jenis khusus RNA yang yang sesuai (asam amino). Meskipun semua
disebut transfer RNA (tRNA). molekul tRNA serupa, ada variasi tRNA yang
Sebuah sel yang siap untuk memiliki sedikit berbeda untuk setiap asam amino.
beberapa informasi genetiknya diterjemahkan
ke dalam polipeptida memiliki persediaan
asam amino dalam sitoplasma. Entah itu
mensintesisnya dari bahan kimia lain atau
mendapatkannya dari makanan. Asam amino
itu sendiri tidak dapat mengenali kodon yang
disusun secara berurutan di sepanjang
messenger RNA. Asam amino triptofan,
misalnya, hanya lebih tertarik oleh kodon untuk
triptofan daripada oleh kodon lain. Hal ini
diserahkan pada penerjemah molekuler sel,
molekul tRNA, untuk mencocokkan asam
amino dengan kodon yang sesuai untuk
membentuk polipeptida baru. Untuk Gambar 9-9 Struktur tRNA (Sumber: Campbell et
melakukan tugas ini, molekul tRNA harus al., 2000)
melakukan dua fungsi yang berbeda yaitu: (1)
mengambil asam amino yang sesuai, dan (2) Menerjemahkan bahasa apa pun adalah
mengenali kodon yang sesuai dalam mRNA. tugas yang rumit. Demikian pula, konversi
Struktur unik molekul tRNA informasi genetik ke dalam polipeptida yang
memungkinkannya untuk melakukan kedua tepat yang ditentukan merupakan proses yang
tugas tersebut. rumit, pada kenyataannya adalah lebih rumit,
Molekul tRNA terbuat dari untai tunggal untuk dilakukan oleh penerjemah tRNA sel
RNA-satu rantai polinukleotida-yang hanya sendiri. Dengan sendirinya, molekul tRNA
terdiri dari sekitar 80 nukleotida. Dengan tidak dapat secara langsung mengenali asam
memutar dan melipat pada dirinya sendiri, amino. Apa yang memastikan bahwa asam
tRNA membentuk beberapa daerah beruntai amino yang sesuai melekat pada tRNA adalah
ganda di mana peregangan pendek pasangan enzim. Ada seluruh keluarga enzim ini, dengan
basa RNA dengan peregangan lainnya. Satu setidaknya satu enzim untuk setiap asam
untai beruntai di salah satu ujung molekul amino. Setiap enzim secara spesifik mengikat
terlipat berisi triplet basa khusus yang disebut satu jenis asam amino ke molekul tRNA yang
antikodon. Triplet antikodon adalah sesuai, menggunakan molekul ATP sebagai
pelengkap untuk triplet kodon pada mRNA. energi untuk mendorong reaksi. Kompleks
Selama penerjemahan, antikodon pada tRNA asam amino-tRNA yang dihasilkan kemudian
mengenali kodon tertentu pada mRNA dengan dapat memberikan asam amino ke rantai
menggunakan aturan pasangan basa. Di ujung polipeptida yang sedang tumbuh.
lain molekul tRNA adalah tempat di mana
asam amino dapat menempel. Ribosom Membentuk Polipeptida
Simbol ini menekankan dua bagian Sekarang telah terlihat banyak hal yang
molekul - antikodon dan tempat perlekatan dibutuhkan sel untuk melakukan
asam amino - yang memberikan tRNA penerjemahan (translasi): instruksi dalam
kemampuan untuk mencocokkan kata asam bentuk molekul mRNA, tRNA untuk
nukleat (kodon) tertentu dengan kata protein menafsirkan instruksi, ketersediaan asam

227
BAB 9. Biologi Molekular dan Teknik Dasar Pemeriksaan

amino, enzim untuk menempelkan asam


amino ke tRNA, dan ATP untuk energi. Masih
dibutuhkan organel-organel yang
menghasilkan polipeptida yang sebenarnya
dalam sitoplasma yang mengkoordinasikan
fungsi mRNA dan benar-benar dapat membuat
polipeptida. Ribosom adalah tempat untuk
menghasilkan polipeptida.
Ribosom terdiri dari dua subunit, masing-
masing terdiri dari protein dan sejumlah besar
jenis RNA lain yaitu RNA ribosom (rRNA).
Setiap ribosom memiliki sisi pengikatan
untuk mRNA pada subunit kecilnya. Selain itu,
ribosom besar memiliki sisi pengikatan untuk
tRNA. Salah satunya, sisi P, memegang tRNA
yang membawa rantai polipeptida yang
sedang tumbuh, sementara sisi yang lain yaitu
sisi A, memegang tRNA yang membawa asam
amino berikutnya untuk ditambahkan ke
rantai. Antikodon pada setiap pasangan basa- Langkah 1. Molekul mRNA berikatan
tRNA dengan kodon pada mRNA. Subunit dengan subunit ribosom kecil. Inisiator khusus
dari ribosom berfungsi seperti catok, menahan tRNA berikatan dengan kodon khusus, yang
molekul tRNA dan mRNA berdekatan. disebut kodon start, di mana translasi akan
Ribosom kemudian dapat menghubungkan dimulai pada molekul mRNA. Inisiator tRNA
asam amino dari tRNA sisi A ke polipeptida membawa asam amino metionin (Met):
yang sedang tumbuh. antikodonnya, UAC, berikatan dengan kodon
start, AUG.
Langkah 2. Subunit ribosom besar
Kodon Inisiasi Menandai Dimulainya
berikatan dengan subunit ribosom yang kecil,
Pesan mRNA
menciptakan ribosom fungsional. Inisiator
Translasi dapat dibagi menjadi tiga fase yang
tRNA sesuai dengan sisi P pada ribosom.
sama dengan transkripsi: inisiasi, elongasi
dan terminasi. Proses inisiasi polipeptida
menyatukan mRNA, asam amino pertama Elongasi Menambahkan Asam Amino
dengan tRNA yang melekat, dan dua subunit Ke Rantai Polipeptida
dari ribosom. Setelah inisiasi selesai, asam amino
Molekul mRNA yang ditranskripsi dari ditambahkan satu per satu ke asam amino
DNA adalah lebih panjang dari pesan genetik pertama. Setiap penambahan terjadi dalam
yang dibawanya. proses perpanjangan tiga langkah.
Urutan nukleotida di kedua ujung molekul Langkah 1. Pengenalan kodon. Anticodon
bukan bagian dari pesan tetapi membantu dari molekul tRNA yang masuk, membawa
mRNA mengikat ribosom. Peran proses inisiasi asam amino, berpasangan dengan kodon
adalah untuk menentukan dengan tepat di mRNA di sisi A dari ribosom.
mana translasi akan dimulai, sehingga kodon Langkah 2. Pembentukan ikatan peptida.
mRNA akan diterjemahkan ke dalam urutan Polipeptida terpisah dari tRNA yang terikat
asam amino yang benar.

228
BAB 9. Biologi Molekular dan Teknik Dasar Pemeriksaan

(yang ada di sisi P) dan menempel oleh ikatan dengan demikian beberapa ribosom dapat
peptida ke asam amino yang dibawa oleh mengikuti molekul mRNA yang sama.
tRNA di sisi A. Ribosom mengkatalisasi Setiap gulungan dan lipatan polipeptida,
pembentukan ikatan. Jadi, satu lagi asam amino dengan asumsi bentuk tiga dimensi, adalah
ditambahkan ke rantai. struktur tersiernya. Beberapa polipeptida dapat
Langkah 3. Translokasi. Sisi P tRNA bergabung bersama, membentuk protein
sekarang meninggalkan ribosom, dan ribosom dengan struktur kuaterner.
mentranslokasi (memindahkan) sisi A tRNA, Apa arti penting keseluruhan dari
membawa polipeptida yang tumbuh, ke sisi P. transkripsi dan translasi? Jawabannya adalah
Kodon dan antikodon tetap terikat, dan mRNA proses-proses di mana gen mengendalikan
dan tRNA bergerak sebagai satu unit. Gerakan struktur dan aktivitas sel, atau, lebih luas lagi,
ini membawa ke sisi A kodon mRNA cara genotipe menghasilkan fenotipe. Rantai
berikutnya untuk diterjemahkan, dan komando berasal dengan informasi dalam gen,
prosesnya dapat mulai lagi dengan langkah 1. urutan linear spesifik nukleotida dalam DNA.
Elongasi berlanjut sampai kodon stop Gen berfungsi sebagai cetakan, yang
mencapai sisi A ribosom. Kodon stop: UAA, menentukan transkripsi urutan nukleotida
UAG, dan UGA, tidak mengkode asam amino komplementer dalam mRNA. Pada gilirannya,
tetapi meminta translasi untuk berhenti. Ini mRNA menentukan urutan linier di mana
adalah tahap terminasi translasi. Polipeptida asam amino muncul dalam polipeptida
lengkap, biasanya dengan panjang sekitar tertentu. Akhirnya, protein yang terbentuk dari
seratus asam amino, dibebaskan dari tRNA polipeptida menentukan penampilan dan
terakhir dan dari ribosom, yang kemudian kemampuan sel dan organisme.
terbagi menjadi sub-unitnya.
Rangkuman atau ringkasan tahapan Mutasi Dapat Mengubah Arti Gen
utama dalam aliran informasi genetik dari Sejak ditemukan bagaimana gen diterjemahkan
DNA ke protein. Dalam transkripsi (DNA  menjadi protein, para ilmuwan telah mampu
RNA), RNA disintesis pada cetakan DNA menggambarkan banyak perbedaan yang
(tahap 1). Dalam sel eukariotik, transkripsi diwariskan dalam istilah molekuler. Misalnya,
terjadi pada nukleus, dan messenger RNA ketika seorang anak dilahirkan dengan
(mRNA) harus berpindah dari nukleus ke penyakit sel sabit (sickle cell disease),
sitoplasma. kondisinya dapat ditelusuri kembali melalui
Translasi (RNA  protein) dapat dibagi perbedaan protein menjadi satu perubahan
menjadi empat tahap (2-5) yang semuanya kecil dalam gen. Dalam salah satu dari dua jenis
terjadi dalam sitoplasma. Ketika polipeptida polipeptida dalam protein hemoglobin, seorag
selesai, dua subunit ribosom terpisah, anak yang menderita penyakit sel sabit
selanjutnya tRNA dan mRNA dilepaskan. memiliki asam amino tunggal yang berbeda
Translasi adalah suatu proses yang yaitu Val (valin) bukan Glu (glutamin).
berlangsung dengan cepat, ribosom tunggal Perbedaan ini disebabkan oleh perubahan
dapat membuat polipeptida berukuran rata- nukleotida tunggal dalam untai pengkodean
rata dalam waktu kurang dari satu menit. DNA. Dalam heliks ganda, pasangan basa
Biasanya, molekul mRNA diterjemahkan diubah.
secara simultan oleh sejumlah ribosom. Begitu Alel sel sabit bukanlah kasus yang unik.
kodon start muncul dari ribosom pertama, Saat ini diketahui bahwa alel alternatif dari
ribosom kedua dapat melekat padanya, dan banyak gen dihasilkan dari perubahan

229
BAB 9. Biologi Molekular dan Teknik Dasar Pemeriksaan

pasangan basa tunggal dalam DNA. Setiap pembacaan (pengelompokan triplet) dari
perubahan dalam urutan nukleotida DNA pesan genetik. Semua nukleotida yang terdapat
disebut mutasi. Mutasi dapat melibatkan di hilir insersi atau delesi akan dikelompokkan
bagian besar kromosom atau hanya satu kembali menjadi kodon yang berbeda, hasilnya
pasangan nukleotida, seperti pada penyakit sel kemungkinan besar akan menjadi polipeptida
sabit. Selanjutnya dapat dipertimbangkan yang tidak berfungsi.
bagaimana mutasi yang hanya melibatkan satu Terjadinya mutasi disebut proses
atau beberapa pasangan nukleotida dapat mutagenesis, dapat terjadi dalam beberapa
mempengaruhi terjemahan atau translasi gen. cara. Mutasi yang dihasilkan dari kesalahan
Mutasi dalam gen dapat dibagi menjadi selama replikasi dan rekombinasi DNA disebut
dua kategori umum yaitu substitusi basa dan mutasi spontan, seperti juga mutasi lain dari
insersi atau delesi basa. Substitusi basa adalah penyebab yang tidak diketahui. Sumber mutasi
penggantian satu nukleotida dengan yang lain. lainnya adalah agen fisik atau kimia yang
A menggantikan G dalam kodon keempat disebut mutagen. Mutagen fisik paling umum
molekul mRNA. Bergantung pada bagaimana di alam adalah radiasi energi tinggi, seperti
substitusi basa diterjemahkan, maka dapat sinar X dan sinar ultraviolet. Mutagen kimia
menghasilkan tidak ada perubahan protein, terdiri dari berbagai jenis. Satu jenis, misalnya,
perubahan yang tidak signifikan, atau terdiri dari bahan kimia yang mirip dengan
perubahan yang mungkin penting bagi basa DNA normal tetapi pasangannya tidak
kehidupan organisme. Karena redundansi sesuai.
kode genetik maka beberapa mutasi substitusi Meskipun mutasi bersifat berbahaya,
tidak berpengaruh. Misalnya, jika mutasi namun ternyata juga sangat berguna, baik di
menyebabkan kodon mRNA berubah dari alam maupun di laboratorium. Karena mutasi
GAA ke GAG, tidak akan ada perubahan itulah ada begitu banyak keragaman gen di
dalam produk protein, karena GAA dan GAG dunia yang hidup, keragaman yang
keduanya mengkode untuk asam amino yang memungkinkan evolusi melalui seleksi alam.
sama (Glu). Perubahan lain dari nukleotida Mutasi juga merupakan alat penting bagi
tunggal dapat mengubah asam amino tetapi ahli genetika. Apakah terjadi secara alami
memiliki sedikit efek pada fungsi protein. (seperti pada kacang polong Mendel) atau
Beberapa substitusi basa, seperti yang dibuat di laboratorium (Morgan menggunakan
terlihat dalam sel sabit, menyebabkan sinar-X untuk membuat sebagian besar mutan
perubahan protein yang mencegahnya bekerja lalat buahnya), mutasi menciptakan alel-alel
secara normal. Kadang-kadang, substitusi basa berbeda yang diperlukan untuk penelitian
mengarah pada peningkatan protein atau genetik.
protein dengan kemampuan baru yang
meningkatkan keberhasilan organisme mutan Teknik Dasar
dan turunannya. Namun, mutasi itu 9.4 Pemeriksaan Molekuler
berbahaya.
Mutasi yang melibatkan penyisipan
(insersi) atau penghapusan (delesi) satu atau Mempelajari biologi molekuler tentunya
lebih nukleotida dalam gen seringkali memiliki berkaitan dengan analisis makromolekul dan
efek yang merusak. Karena mRNA dibaca dapat dilakukan berdasarkan reaksi kimiawi
sebagai serangkaian triplet nukleotida selama yang ditimbulkan oleh interaksinya dengan
penerjemahan, menambah atau mengurangi makromolekul lainnya. Atau juga dapat
nukleotida dapat mengubah kerangka

230
BAB 9. Biologi Molekular dan Teknik Dasar Pemeriksaan

mempelajari struktur fisiknya. Teknik probe asam nukleat dengan rangkaian tertentu
pemeriksaan molekuler yang telah digunakan juga dapat digunakan untuk mengidentifikasi
adalah untuk uji laboratorium dengan potongan komplementer DNAnya.
pendekatan diagnostic dan pemantauan Dari hasil melakukan hibridisasi jenis ini
penyakit. maka dapat dikatakan bahwa semakin panjang
Teknik dasar pemeriksaan molekuler probe asam nukleatnya, maka akan semakin
bertujuan untuk mempelajari asam nukleat, besar kecenderungan DNA nya untuk bersifat
pengaturan dan ekspresinya yaitu protein. lebih spesifik.
Teknik paling dasar dan dimulai di awal dalam Langkah pertama dalam teknik hibridisasi
mengkaji gen adalah dengan mendeteksi dengan probe asam nukleat bentuk larutan
kromosom, dengan cara melisis sel. Dengan adalah denaturasi cetakan DNA dengan suhu
cara ini dapat diketahui bahwa jumlah tinggi untuk memutus ikatan hidrogen di
kromosom manusia adalah 23 pasang atau 46 antara pasangan basa komplementernya.
buah. Metode pemeriksaan molekuler yang
dikembangkan selanjutnya adalah mendeteksi Hibridisasi Menggunakan Matriks
asam nukleat (DNA atau RNA) dan protein. Padat
Meskipun hibridisasi dengan probe asam
Teknik Dasar Pemeriksaan Molekuler nukleat dapat dilakukan dalam bentuk larutan,
Untuk Asam Nukleat maka bentuk lain dari hibridisasi probe yang
Teknik dasar pemeriksaan molekuler untuk lebih sering digunakan adalah dalam bentuk
DNA diantaranya dengan cara: matriks padat yang dapat mengikat DNA yang
1. Hibridisasi dengan probe asam nukleat akan dianalisis.
dalam bentuk larutan. Prinsip dasar teknik hibridisasi
2. Hibridisasi dengan menggunakan matriks menggunakan matriks padat adalah sampel
padat. DNA dilekatkan pada matriks padat seperti
3. Hibridisasi in situ. sebuah membran, dan kemudian di denaturasi,
4. Polimorfisme konformasional untai sehingga menyebabkan probe asam nukleat
tunggal. tertentu yang telah diberi label radioaktif atau
5. Microarray. label enzim dibiarkan bereaksi dengan DNA
6. Polimerase Chain Reaction (reaksi rantai yang telah di denaturasi sebelumnya. Setelah
polymerase). mencuci materi yang tidak berikatan,
keberadaan radioaktif atau enzim dengan
Hibridisasi Dengan Probe Asam menggunakan metode kolorimetri setelah
Nukleat Bentuk Larutan menambahkan substrat yang sesuai dapat
Hibridisasi dengan menggunakan probe asam dideteksi. Adanya label yang terikat
nukleat dalam bentuk larutan adalah dengan menunjukkan bahwa probe telah terhibridisasi
menggunakan rangkaian potongan DNA yang ke sampel DNA yang pada akhirnya
khusus, dimana asam nukleat akan saling menentukan adanya rangkaian DNA tertentu
berinteraksi melalui pasangan basa di dalam sampel.
nitrogennya. Probe asam nukleat yang telah Restriction fragmet length
dibuat dapat digunakan untuk polymorphism (RFLP) adalah metode lain
mengidentifikasi potongan DNA tertentu yang dapat digunakan untuk mendeteksi
dengan cara mensintesis protein yang ada dan adanya variasi pada rangkaian DNA. Cara
rangkaian komplementernya. Selanjutnya, kerja RFLP adalah memotong rangkaian DNA
menjadi potongan-potongan yang lebih kecil

231
BAB 9. Biologi Molekular dan Teknik Dasar Pemeriksaan

dengan menggunakan enzim endonuklease kecil yang selanjutnya dianalisis dengan


restriksi. Potongan-potongan DNA dapat menggunakan elektroforesis gel agarosa.
dipisahkan dengan menggunakan
elektroforesis gel agarosa. RFLP juga Hibridisasi in situ
merupakan suatu metode yang dapat Hibridisasi in situ adalah salah satu metode
digunakan untuk memisahkan protein, dimana analisis DNA dengan menggunakan probe
cara kerjanya seperti metode Western Blotting. asam nukleat dengan tujuan untuk
RFLP juga dapat digunakan untuk mengidentifikasi rangkaian DNA yang spesifik.
memetakan berbagai gen dengan cara Prinsip dalam melakukan hibridisasi in situ
mendeteksi adanya kelainan genetik dan adalah mempersiapkan cetakan asam nukleat,
selanjutnya mengevalusi terjadinya variasi specimen yang akan diuji, dan sel targetnya
genetik pada gen tertentu pada individu yang yaitu DNA atau RNA.
berbeda, tidak pada keluarga dengan satu asal Langkah awal dalam melakukan
usul. hibridisasi in situ adalah mempersiapkan asam
Analisis pengujian protein DNA di di nukleat target, dengan tujuan untuk
dalam sel dengan menggunakan RFLP memudahkan akses ke probenya. Hibridisasi
meliputi lima tahapan, yaitu: dapat terjadi dengan memanaskan sel pada
1. Membran sel inti dilisiskan terlebih suhu tinggi, sehingga probe DNA atau RNA
dahulu, kemudian DNA diisolasi dan yang telah diberi label dapat bereaksi.
dimurnikan (purifikasi). Pemberian label probe DNA atau RNA dapat
2. DNA digandakan atau diamplifikasi menggunakan senyawa yang mengandung
dengan menggunakan metode PCR radioaktif atau antigenic seperti digoksigenin.
(polymerasi chain reaction). Pemotongan Selain itu digunakan antibodi yang berlabel dan
rangkaian DNA menggunakan enzim spesifik disebut biotin, atau antibodi berlabel
endonuklease restriksi. fluoresen. Karena hibridisasi in situ
3. Elektoforesis gel agarose digunakan menggunakan probe yang berfluoresen maka
untuk memisahkan dan mendeteksi disebut fluorescen in situ hybridization (FISH).
produk atau hasil pemotongan DNA. Tujuan hibridisasi in situ adalah untuk
4. Dilakukan analisis data pada profil mengidektifikasi serta melokalisasi DNA atau
potongan DNA untuk setiap sampel yang RNA dalam sel tertentu, dimana hasil akhirnya
akan diuji. dapat mengekspresikan komponen yang
5. Setelah tahap 4, maka dilakukan analisis hanya dapat dikode oleh DNA atau RNA.
pengelompokkan berdasarkan profil
DNA pada sampel uji.
Polimorfisme Konformasional Untai
Salah satu teknologi perkembangan
Tunggal
molekuler terjadi pada hibridisasi matriks
Polimorfisme gen adalah suatu kondisi
padat yaitu dikembangkannya teknik
perubahan gen ketika individu memiliki variasi
pemeriksaan molekuler yang disebut Southern
dalam gen yang sama. Dalam suatu populasi
Blooting, yang dikembangkan oleh ilmuwan
terjadi polimorfisme genetik ketika ada dalam
yang bernama Edwin Southern. Metode
bentuk gen yang berbeda pada lokus
Southern blotting adalah metode analisis DNA
kromosom tertentu dengan frekuensi lebih dari
dari pemotongan rangkaian DNA yang
1% hingga 2%.
menggunakan enzim endonuclease restriksi
Polimorfisme nukleotida tunggal (Single
menjadi potongan-potongan DNA yang lebih
Nucleotide Polymorphism - SNP) adalah tempat di

232
BAB 9. Biologi Molekular dan Teknik Dasar Pemeriksaan

dalam genom ketika rangkaian DNA yang microarray probe DNA dilekatkan ke matriks
berbeda hanya terdapat pada basa tunggal. sampel uji.
Terdapat sekitar 10 juta SNP pada populasi Sampel uji DNA yang juga merupakan
manusia dengan perkiraan telah terjadi dua DNA target diberi label dengan fluoresen dan
variasi umum missense per gennya. Sebagian selanjutnya dibiarkan bereaksi dengan probe
besar SNP bersifat diam (silent) atau tidak pada gene chips. Dilakukan pencucian materi
menyebabkan perubahan fungsi gen tertentu yang tidak terikat, sehingga dapat dievaluasi
atau produknya. Salah satu teknik yang pengikatan DNA target dengan probe tertentu,
digunakan untuk mendeteksi SNP adalah yaitu tergantung pada komplementaritas DNA
Single Strand Conformational Polymorphism, target dengan probenya. Hal ini berarti bahwa
SSCP. semakin dekat rangkaian DNA target dengan
Perubahan basa nukleotia tunggal dalam rangkaian komplementer probenya, maka akan
potongan DNA yang besar tidak dapat semakin kuat ikatan DNA target dengan probe
dideteksi dengan menggunakan elektroforesis tersebut. Semakin lama terjadinya rangkaian
gel. Hal ini disebabkan karena perbedaan antara DNA target dengan probenya, berarti
ukuran potongan DNA yang tidak sama ikatan yang terbentuk semakin kuat.
karena telah terjadi perubahan basa nukleotida Kekuatan ikatan yang antara DNA target
tunggalnya. Setelah mengalami denaturasi dan probenya akan menghasilkan fluoresen
maka DNA untai tunggalakan melipat dirinya yang lebih terang sehingga dapat diukur atau
sendiri mejadi struktur tiga dimensi selama dihitung oleh mesin pembaca yang telah
proses renaturasi. Konformasi DNA untai disiapkan. Pengidentifikasian perbedaan
tunggal tergantung pada rangkaian DNAnya, rangkaian potongan DNA dalam gen, baik
dan terjadinya mutasi bahkan pada basa dalam kondisi sehat atau sakit pada individu
nukleotida tunggal dapat mempengaruhi yang berbeda, atau pengidentifikasian
konformasi bentuk tiga dimensi untai tersebut. perbedaan basa nitrogen tunggal disebut
polimorfisme nukleotida tunggal.
Microarray
Tujuan dilakukannya teknik dasar Polymerase Chain Reaction (PCR)
pemeriksaan molekuler dengan microarray Pada tahun 1968, dua orang ilmuwan yaitu
adalah untuk menganalisis jumlah gen yang Kjell Kleppe dan Gobing Khrana
ratusan bahkan ribuan yang terdapat pada menciptakan sebuah metode untuk
rangkaian DNA yang berbeda. DNA memperkuat rangkaian DNA spesiifk yang
microarray juga disebut gene chips yang diproduksi dalam jumlah besar. Selanjutnya
merupakan matriks padat terdiri dari beragam pada tahun 1983, seorang ilmuwan dari
bahan seperti kaca dan silicon. Gene chips Amerika bernama Kary Mullis memperbaiki
berfungsi untuk melekatkan rangkaian DNA metode ini sehingga potongan atau bagian
yang sangat panjang yang berbeda namun DNA tertentu dapat diperkuat dengan
dalam jumlah yang sedikit. Selain itu, gene chips membuat banyak jumlah salinan DNA
juga digunakan untuk mendeteksi ekspresi gen indektiknya yang berjumlah ribuan hingga
pada DNA atau RNA pada kondisi yang jutaan.
berbeda. Manfaat dari penggunaan teknik PCR
Metode microarray ini juga merupakan adalah untuk menghasilkan potongan DNA
salah satu contoh pengembangan teknik yang sama dalam jumlah besar yang
pemeriksaan hibridisasi. Pada metode bermanfaat untuk mempermudah dalam
mempelajarinya atau menganalisisnya. Teknik

233
BAB 9. Biologi Molekular dan Teknik Dasar Pemeriksaan

PCR memerlukan beberapa bahan kimia dan Keseluruhan proses kemudian diulang
alat yang perlu disiapkan sebelum dengan memanaskan kembali DNA
dilakukannya analisis, antara lain: (denaturasi), agar primer dapat berikatan
deoksinukleotida (dNTP pada basa-basa DNA dengan tempat spesifiknya kembali, yaitu
berbeda), DNA polimerase yang stabil pada setelah siklus pertama kini menjadi dua.
suhu tertentu, potongan DNA pendek yang Langkah selanjutnya adalah mensintesis dua
disebut oligonukleotida primer yang biasanya salinan potongan DNA. Oleh karena jumlah
memiliki panjang 10-30 pasangan basa), dan DNA telah menjadi dua kali lipat pada siklus
mesin termosikler yang merupakan pensiklus pertama, maka selanjutnya akan dihasilkan
suhu. empat salinan DNA dan kemudian dilakukan
Prinsip reaksi PCR adalah: rangkaian DNA pengulangan kembali seluruh prosedur mulai
yang sangat panjang akan dipanaskan dengan dari denaturasi, annealing, elongasi dan
suhu yang tinggi untuk melelehkan atau pendinginan berkali-kali untuk mendapatkan
melepaskan ikatan DNA disebut proses jumlah potongan DNA yang sesuai untuk
denaturasi DNA. Selain itu juga perlu diamplifikasi.
dipersiapkan oligonukleotida primer yang Langkah terakhir dalam proses PCR
spesifik yang berfungsi mengapit potongan adalah mendinginkan campuran reaksi
DNA yang akan diperkuat, yaitu satu di ujung potongan DNA dengan menggunakan suhu di
3’ untai DNA dan yang lain di ujung 5’ untai awal 5o C kemudian naik sampai suhu 15o C.
antiparalelnya. Hasil dari denaturasi DNA Hal ini dilakukan untuk menyimpan produk
kemudian dibiarkan berikatan dengan akhir penggandaan DNA dengan
rangkaian spesifiknya pada masing-masing menggunakan tambahan, yaitu potongan
untai yang telah dilepaskan ikatannya. Setelah DNA yang di dapat selanjutnya divisualisasi
denaturasi, proses selanjutnya adalah dalam elektroforesis gel agarosa dan
annealing (penguatan) yaitu tahap menggunakan zat warna etidium bromida agar
pendinginan ketika primer dibiarkan berikatan terlihat pita-pita yang dihasilkan.
dengan untai tunggal DNA. Pada tahap Metode PCR memiliki banyak manfaat
annealing, enzim DNA polimerase yang stabil dalam teknologi pemeriksaan biologi
pada suhu tertentu akan mensintesis untai molekuler selain untuk menggandakan jumlah
DNA komplementer yang dimulai di primer DNA yang sedikit, antara lain dapat
dan menggunakan untai DNA terbuka sebagai mengidentifikasi organisme yang sulit tumbuh
template (cetakan). Enzim DNA polimerase pada kondisi laboratorium, memainkan
berfungsi menambah nukleotida dan peranan penting dalam menentukan genotipe
mengikuti rangkaian potongan DNA yang organisme, yaitu dengan mengidentifikasi
telah dilepas ikatannya. Dengan demikian rangkaian DNA spesifik untuk genotipe HLA
dapat dikatakan bahwa sebuah untai DNA tertentu.
dapat direplikasi dalam satu arah dan untai lain Metode PCR selain digunakan untuk
direplikasi dalam arah lain, sehingga membuat menggandakan jumlah DNA yang sedikit, juga
salinan untai DNA terbuka dan memasuki digunakan untuk menggandakan jumlah
tahap elongasi atau ekstensi (pemanjangan). RNA. Proses amplifikasi RNA tidak berbeda
Pada tahap elongasi atau pemanjangan jauh dengan amplifikasi pada DNA, yaitu
potongan DNA, terdapat 2 salinan potongan meliputi penghancuran RNA target menjadi
DNA, dimana masing-masing memiliki satu DNA (denaturasi) dengan menggunakan
untuk. enzim transkriptase terbalik yang merupakan
jenis enzim yang mentranskripsikan RNA

234
BAB 9. Biologi Molekular dan Teknik Dasar Pemeriksaan

menjadi DNA, maka disebut teknik RT-PCR protein yang akan dianalisis sebaiknya
(reverse transcriptase PCR). Contoh dipertahankan aktivitas enzimatiknya atau
penggunaan teknik RT-PCR pada sampel uji dihindarkan
adalah identifikasi RNA virus untuk Untuk menganalisis protein dalam sampel
pemeriksaan HIV. Langkah yang dilakukan plasma atau serum darah, maka digunakan
antara lain: RNA diekstraksi dari plasma metode fraksinasi. Tahapan fraknisasi
sampel dan dibiarkan bereaksi dengan enzim dilakukan untuk mengendapkan sel-sel darah,
reverse transcriptase sehingga mengubah RNA agar protein yang larut di dalam plasma atau
virus menjadi cDNA. Reaksi yang terjadi di serum darah ada dalam bentuk supernatant
dalam PCR kemudian digunakan untuk yang bening. Selain metode fraksinasi, ada
memperkuat potongan DNA spesifik yang metode lain yang digunakan untuk analisis
berfungsi yang menyandi gen-gen virus protein, tergantung pada tujuannya. Metode
tertentu. Selain itu, manfaat teknik RT-PCR lain yang dimaksud adalah isolasi protein, yaitu
adalah dapat digunakan untuk mengamati bertujuan untuk memisahkan protein dari
ekspresi gen dari produksi RNA gen tertentu molekul lain yang dapat mengganggu jalannya
yang akan merefleksikan ekspresi gennya analisis protein. Pada saat melakukan metode
sehingga dapat menghidupkan gen tertentu isolasi protein dibutuhkan sifat-sifat seperti:
tersebut. sifat fisik, sifat kimia, dan kelistrikan protein.
Hal ini dilakukan agar hasil akhir analisis
Teknik Pemeriksaan Dasar Molekuler protein dapat menghasilkan konformasi dan
untuk Protein aktivitas protein yang tidak mengalami
Protein berasal dari Bahasa Yunani yaitu proteios perubahan.
yang berarti utama atau pertama. Protein Untuk menganalisis protein dilakukan
merupakan salah satu makromolekul yang metode fraksinasi sel dan homogenasi sel.
menyusun lebih dari setengah bagian dari sel, Fraksinasi sel adalah metode untuk
selain lipid dan karbohidrat. Fungsi dari protein memisahkan organel sel dari molekul-molekul
antara lain: dapat menentukan ukuran dan penyusunnya. Sedangkan homogenasi sel
struktur sel, membantu terjadinya komunikasi adalah metode yang dilakukan untuk
antara sel-sel, dan sebagai katalis yang memisahkan sel dari jaringannya, serta
membantu berjalannya proses metabolism di mengancurkan membran sel untuk mengambil
dalam sel. Protein adalah makromolekul yang sitoplasma dan organel sel. Homogenasi
menyusun hormon, enzim, dan antibodi. dilakukan dengan menggunakan alat yang
Protein disusun oleh lebih dari 20 asam disebut homogenizer, mortal, vibrasi dan
amino, dimana protein mempunyai jumlah dan sonikasi, tergantung pada sampel yang akan
urutan asam amino esensial. Protein juga dihomogenasi.
merupakan makromolekul yang dapat Pada tahap awal dalam mengisolasi
dijumpai pada membran sel, maupun pada protein dalam sampel digunakan metode
organel sel yang memiliki membran, seperti dengan daya pemisah terendah, seperti proses
mitokondria dan nukleus. Protein juga dapat pengendapan protein dengan menggunakan
dijumpai pada enzim yang merupakan katalis ammonium sulfat. Pengendapan protein dapat
pada proses metabolism sel. Protein adalah dipengaruhi beberapa factor antara lain: jumlah
makromolekul yang bersifat sangat heterogen, gugus polar, posisi gugus polar, berat molekul,
antara lain protein bersifat sangat tidak stabil pH, dan temperatur larutan. Hasil sentrifugasi
ketika berada di luar sel. Oleh karena itu, protein disebut homogenat. Homogenat yang
masih mengandung protein disebut protein

235
BAB 9. Biologi Molekular dan Teknik Dasar Pemeriksaan

kasar (crude protein). Homogenat selanjutnya adanya jumlah pengulangan tandem yang
dapat dianalisis secara kualitatif atau kuantitatif. bervariasi dalam genom. Laboratorium
Homogenat kadang-kadang masih berupa forensik biasanya menganalisis sekitar 13
suatu larutan yang keruh, dimana didalamnya jumlah lokus pengulangan tandem yang
mengandung sel-sel debris, yaitu sel yang tidak bervariasi yang dikenal bersifat sangat
dapat dihancurkan, sehingga selain protein, polimorfik. Kemungkinan bahwa dua individu
masih dapat dijumpai organel sel atau molekul akan memiliki jumlah pengulangan tandem
lain penyusunnya. Maka langkah selanjutnya identik yang sama di lokus ini secara
adalah melakukan sentrifugasi agar sel debris astronomis adalah kecil. Salah satu contoh
dan organel sel yang tidak diinginkan dalam penggunaan sidik jari adalah dalam kasus
analisis protein akan mengendap di dasar kriminal di mana tersangka didakwa
tabung reaksi, disebut pellet. Sedangkan bagian melakukan penikaman fatal terhadap wanita
yang tidak mengendap adalah protein disebut muda. Noda darah pada celana dan kemeja
supernatan. Untuk analisis protein selanjutnya tersangka dibandingkan dengan standar darah
adalah menggunakan supernatan, yang yang diketahui dari korban dan tersangka.
dianggap sebagai larutan sampel yang telah DNA dari noda darah pada pakaian tersangka
murni yaitu hanya mengandung protein. tidak cocok dengan standar darahnya sendiri,
Untuk melakukan analisis kuantitatif tetapi noda darah tersebut sesuai dengan
protein dapat digunakan alat spektrofotometer standar darah korban. Jalur atau pita yang
dengan panjang gelombang tertentu, dan dihasilkan dari elektroforesis gel tersebut
ditentukan oleh adanya jenis protein yang akan mengandung DNA dari sumber berikut: pita 1,
dianalisa dan pereaksi yang digunakan. Satu 2, 3, 9, dan 10 adalah sampel DNA kontrol yang
sampel yang dianalisis dengan berfungsi sebagai pemeriksaan kualitas kontrol,
spektrofotometer dapat dihitung protein pita 4 adalah darah tersangkat, pita 5 adalah
dengan satuan mg protein/mL atau dalam noda darah dari celana tersangka, pita 6 dan 7
satuan ppm (part per million). Selain adalah noda darah dari baju tersangka, dan pita
menggunakan spektrofotometer, protein dalam 8 adalah darah korban. Dengan munculnya
sampel juga dapat dianalisis dengan teknik amplifikasi DNA, yaitu PCR, sampel
menggunakan kromatografi atau elektroforesis. yang sangat kecil dari DNA tetap dapat
digunakan untuk analisis ini.
DNA Fingerprinting
Dalam teknik DNA fingerprinting, yang Stem Cell (Sel Punca)
digunakan secara luas untuk mengidentifikasi Berkembangnya ilmu pengetahuan dan
seseorang dari sampel DNAnya, DNA teknologi, mau tidak mau terus berdampak
dihasilkan dengan menggunakan nuklease pada perkembangan ilmu-ilmu yang lainnya,
spesifik yang disebut restriksi endonuklease, salah satunya di bidang biologi molekuler dan
dan fragmen DNA dipisahkan berdasarkan genetika molekuler. Stem cell atau biasa disebut
panjangnya dengan menggunakan sel punca (sel induk) merupakan salah satu
elektroforesis gel. Tempat dalam gel fragmen teknik dasar pengembangan ilmu biologi
DNA yang mengandung urutan DNA spesifik molekuler yang telah digunakan di bidang
ditentukan menggunakan probe berlabel kedokteran.
dengan urutan yang saling melengkapi dengan Sel punca adalah sel-sel tubuh yang belum
yang dicari. Fragmen DNA yang mengikat mengalami diferensiasi dengan dua sifat dasar
probe ini memiliki panjang yang bervariasi dari yaitu mempunyai kemampuan berdiferensiasi
satu orang ke orang yang lainnya karena menjadi sel khusus yang matang misalnya sel

236
BAB 9. Biologi Molekular dan Teknik Dasar Pemeriksaan

saraf, sel otot jantung, sel darah dan lain-lain, untuk memahami dua sifat dasar sel punca
serta mampu memperbaharui diri atau yang berkaitan dengan kemampuannya
regenerasi. Apabila dijabarkan lebih lanjut, memperbaharui diri dalam jangka lama. Hal ini
maka sel punca dapat dikatakan sebagai sel dapat membantu dengan pemahaman
yang tidak atau belum terspesialisasi yang bagaimana pengaturan proliferasi sel yang
mempunyai dua sifat yaitu: tidak normal dapat menyebabkan sel menjadi
1. Kemampuan untuk berdiferensiasi sel kanker, dan bagaimana proliferasi sel dapat
menjadi sel lain. Dalam hal ini sel punca dilakukan secara in vitro di laboratorium.
mampu berkembang menjadi berbagai Yang dimaksud dengan sel punca yang
jenis sel dewasa seperti sel saraf, sel otot tidak terdiferensiasi secara khas adalah sifat
jantung, sel otot rangka, sel pankreas dan dasar sel punca yang sel tidak memiliki struktur
lain-lain. khas yang memungkinnya untuk dapat
2. Kemampuan untuk memperbaharui atau melangsungkan fungsi yang khas juga.
meregenerasi dirinya sendiri. Maksudnya Misalnya sel punca tidak dapat bekerjasama
adalahsel punca dapat membuat salinan dengan sel disekitarnya untuk memompa
atau kopi sel yang sama persis dengan darah ke seluruh tubuh seperti halnya sel otot
dirinya melalui pembelahan sel. jantung dan tidak dapat membawa oksigen
dalam peredaran darah seperti eritrosit. Oleh
Sejarah Sel Punca karena itu dapat dikatakan bahwa sel punca
Sejak tahun 1970an para dokter mencoba dapat menghasilkan sel yang khusus. Jika sel
melakukan transplantasi sumsum tulang pada yang tidak khas mampu menghasilkan sel yang
penderita defisiensi imun dan penyakit kanker khusus diperlukan proses yang disebut
darah (leukemia). Pada tahun 1990 para peneliti diferensiasi. Sel punca yang terdiferensiasi
untuk pertama kalinya sukses melakukan biasanya melalui beberapa tahapan
ekstraksi sel punca embrio manusia. Tahun sebelumnya. Sinyal internal yang dikendalikan
1998, dari seorang ilmuwan dari Universitas oleh gen yang berada di lokus sepanjang jalur
Wisconsin-Madison yang bernama James molekul DNA yang dimiliki sel punca
Thomson mengisolasi sel punca dari massa sel diperlukan dalam proses diferensiasi. Gen
embrio yang sangat muda dan selanjutnya memberikan instruksi dengan sandi khusus
mengembangkan pewarisan sel punca untuk semua struktur dan fungsi dalam sel.
embrionik untuk pertama kalinya. Tahun 1999 Disamping sinyal internal diperlukan juga
para ilmuwan pertama kalinya berhasil sinyal eksternal untuk diferensiasi sel termasuk
melakukan transplantasi sel penghasil insulin bahan kimiawi yang dihasilkan oleh sel
manusia dari kadaver. Tahun 2004 peneliti- disekitar, kontak fisik dengan sel sekitar dan
peneliti dari Universitas Harvard melanjutkan molekul tertentu dari lingkungannya. Interaksi
penelitian dengan menumbuhkan sel punca sinyal selama berlangsungnya diferensiasi
embrio kembali dengan bantuan dana dari menyebabkan DNA sel memiliki penanda
pihak swasta. epigenetik yang membatasi ekspsresi DNA
Sel punca tanpa memandang asal dalam sel yang dilalui sepanjang pembelahan
sumbernya mempunyai sifat umum yang agak sel.
berbeda dengan sel tubuh yang lain, yaitu dapat Sel punca dewasa secara khas
memperbanyak diri dan dapat memperbaharui menghasilkan jenis sel berdasarkan tempat
dirinya dalam waktu yang cukup lama, belum dimana sel tersebut berada. Misalnya sel punca
terdiferensiasi dan mampu berdiferensiasi dewasa dalam sumsum tulang yang
menjadi jenis sel khusus. Ilmuwan berupaya membentuk sel darah biasanya menghasilkan

237
BAB 9. Biologi Molekular dan Teknik Dasar Pemeriksaan

jenis sel darah. Secara umum dapat diterima memperbaharui diri. Contoh sel punca
bahwa sel pembentuk sel darah dalam sumsum dewasa otot.
tulang disebut sel punca hematopoeitik, yaitu Sel punca dapat dibagi berdasarkan asal selnya
sel yang tidak dapat menghasilkan jenis sel yaitu:
yang berbeda dengan jaringannya. Contohnya 1. Sel punca zigot merupakan sel punca yang
adalah sel punca sumsum tulang tidak dapat terbentuk sesaat setelah pertemuan sel
menghasilkan sel dalam jaringan otak. Tetapi telur dan spermatozoa.
ternyata dalam percobaan beberapa tahun 2. Sel punca embrionik merupakan sel
belakangan menunjukkan bahwa sel punca punca yang terbentuk dari blastokista yaitu
pada jaringan dapat menghasilkan jenis sel embrio dengan 50 sampai 150 sel. Sel punca
yang sangat berbeda jenis jaringannya. jenis ini dapat diperoleh dari sisa embrio
Kenyataan ini masih merupakan perdebatan pada proses IVF (in vitro fertilization). Saat
dalam komunitas penelitian. ini telah dikembangkan teknik
pengambilan sel punca embrionik yang
Jenis Sel Punca tidak membahayakan embrio tersebut,
Berdasarkan kemampuan berdiferensiasi-nya, sehingga dapat terus hidup dan
maka sel punca dapat dibagi menjadi: bertumbuh. Untuk masa depan hal ini
1. Totipoten adalah sel punca yang dapat mungkin dapat mengurangi kontroversi
berdiferensiasi menjadi semua jenis sel, etis terhadap penggunaan sel punca
seperti zigot atau telur yang telah dibuahi. embrionik.
2. Pluripoten adalah sel punca yang memiliki 3. Sel punca janin (fetus) merupakan sel
kemampuan menjadi semua jenis. Sel punca yang dapat diperoleh dari janin di
punca pluripotent adalah sel yang berasal klinik aborsi.
dari tiga lapisan germinal yaitu entoderm, 4. Sel punca darah tali pusar merupakan sel
mesoderm dan ektoderm, dan sel punca punca yang diperoleh dari darah tali pusar
jenis ini tidak dapat menjadi sel jaringan setelah kelahiran bayi. Sebagian orang
ekstraembrional seperti plasenta dan tali memasukkan sel punca darah tali pusar
pusar. Contoh: sel punca embrionik. dalam sel punca dewasa.
3. Multipoten adalah sel punca yang 5. Sel punca dewasa merupakan sel punca
memiliki kemampuan berdiferensiasi yang diperoleh dari jaringan tubuh dewasa
menjadi banyak jenis sel yang saling misalnya dari sumsum tulang, jaringan
berkaitan, misalnya sel punca otot, jaringan saraf dan lain-lainnya.
hematopoetik dapat berdiferensiasi Dari hasil penelitian yang telah dilakukan
menjadi berbagai jenis sel darah. tersebut terlihat bahwa minat terhadap sel
4. Oligopoten adalah sel punca yang punca, yang dulu disebut sel induk, kini
memiliki kemampuan berdiferensiasi meningkat. Hal ini diantaranya disebabkan
menjadi sedikit jenis sel. Contoh sel punca karena potensi sel punca sangat menjanjikan
(dewasa) mieloid dan sel punca (dewasa) untuk mengatasi berbagai jenis penyakit yang
limfoid. sampai kini belum ditemukan pengobatannya.
5. Unipoten adalah sel punca yang memiliki Pendekatan terapi dengan melibatkan sel
kemampuan berdiferensiasi hanya punca berbeda dengan pendekatan yang
menjadi satu jenis sel yang tetap, namun umum yang disebut terapi sel. Pendekatan
tetap mempunyai kemampuan pengobatan terapi sel mirip dengan
memperbaharui diri. Hal ini berbeda pendekatan terapi transplantasi yang
dengan sel non punca yang tidak dapat memindahkan komponen jaringan dalam

238
BAB 9. Biologi Molekular dan Teknik Dasar Pemeriksaan

bagian tubuh yang rusak. Berbagai jenis timbul sehingga dapat digunakan strategi baru
penyakit seperti diabetes mellitus, kerusakan dalam mengatasinya. Pengendalian
kulit, penyakit Parkinson, gejala stroke, pembelahan dan diferensiasi sel membutuhkan
penyakit jantung dan sebagainya diharapkan penelitian dasar tentang sinyal molekular dan
dapat diatasi dengan pendekatan terapi sel. genetik yang mengatur pembelahan dan
Contoh paling sederhana terapi sel yaitu pengkhususan sel.
transplantasi sumsum tulang. Dalam jaringan Sementara pengembangan dengan sel IPS
sumsum tulang donor terdapat sel punca yang memberikan saran bahwa adanya beberapa
dapat digunakan untuk menggantikan sel faktor khusus yang mungkin terlibat, teknik
darah yang rusak atau mengalami transformasi khusus harus dirancang untuk memasukkan
ganas (leukemia). Terapi sel dapat pula faktor dalam sel secara aman serta difikirkan
digunakan untuk mengganti jaringan kulit bagaimana mekanisme pengendalian proses
yang rusak karena luka bakar atau yang diinduksi oleh faktor tersebut dipahami.
menumbuhkan jaringan kornea baru bagi Sel punca manusia juga dapat digunakan
penderita yang mengalami gangguan untuk menguji obat-obatan baru. Misalnya
penglihatan. Kesemua tindakan ini obat-obatan baru dapat diuji untuk keamanan
mempunyai tujuan utama yaitu terapi sel dalam sel terdiferensiasi yang berasal dari sel
memberikan sel yang sehat yang terintegrasi punca manusia yang bersifat pluripotent. Cara
dalam tubuh dan mulai berfungsi sebagai sel ini telah dilaksanakan dalam sel punca lain bagi
lainnya dalam tubuh. obat-obatan tertentu. Pewarisan sel kanker
tertentu misalnya digunakan untuk menguji
Potensi Sel Punca Pada Terapi Penyakit obat-obatan anti-kanker. Kemudahan dalam
Degeneratif memperoleh sel punca pluripotent
Terdapat sejumlah cara dalam memanfaatkan memperlancar uji obat dalam jenis sel yang
sel punca, baik untuk penelitian maupun untuk lebih luas. Untuk memindai obat-obatan secara
kepentingan klinik. Pengkajian sel punca lebih efektif diperlukan kondisi yang identik
embrionik menghasilkan informasi tentang jika digunakan untuk membandingkan
kejadian kompleks yang berlangsung selama berbagai jenis sel.
perkembangan manusia. Sasaran utama Maka ilmuwan mampu mengendalikan
pengembangan terapi sel dengan proses diferensiasi sel punca menjadi sel jenis
menggunakan sel punca adalah dengan khusus yang merupakan sasaran untuk uji
mengidentifikasi bagaimana proses perubahan obat-obatan. Pengetahuan mutakhir tentang
sel punca menjadi sel terdiferensiasi yang sinyal yang mengendalikan diferensiasi masih
nantinya akan membentuk jaringan dan organ dipandang kurang untuk mampu menirukan
tubuh. Ilmuwan memahami bahwa proses secara tepat kondisi yang diperlukan untuk
perubahan yang terjadi dalam pengembangan mengembangkan populasi murni sel
terapi sel punca terutama dikendalikan oleh terdiferensiasi yang digunakan untuk setiap
status aktif atau nonaktifnya gen dalam inti sel. jenis obat.
Beberapa masalah serius di bidang kedokteran Dengan menggunakan pewarisan sel
seperti kanker dan kelainan bayi yang punca manusia dalam pengujian obat-obatan
dilahirkan disebabkan karena pembelahan dan mempercepat pengembangan penggunaan
diferensiasi sel. Pemahaman yang lebih lengkap obat-obatan baru. Hanya obat-obatan yang
tentang pengendalian genetik dan molekular memberikan efek yang menguntungkan dalam
proses tersebut menghasilkan informasi uji dengan pewarisan sel diloloskan sebagai
tentang bagaimana penyakit atau kelainan obat yang digunakan pada manusia.

239
BAB 9. Biologi Molekular dan Teknik Dasar Pemeriksaan

Tentu saja potensi aplikasi sel punca atau sel sumsum tulang dewasa ke dalam otot
manusia penting, dan yang paling utama yaitu jantung.
mengembangkan sel dan jaringan yang dapat Aplikasi potensial sel punca yaitu dengan
digunakan untuk terapi berdasarkan sel. pengembangan sel dan jaringan untuk terapi
Sekarang organ atau jaringan yang kedokteran. Tujuan terapi dengan
disumbangkan untuk menggantu jaringan atau menggunakan sel punca yaitu meningkatkan
organ penderita sering terjadi tetapi kebutuhan perbaikan kerusakan sel yang diluar
jaringan dan organ yang dapat kemampuannya dalam perbaikan dirinya
ditransplantasikan jumlahnya melebihi jumlah sendiri.
jaringan dan organ yang tersedia. Terapi berdasarkan sel ini sangat
Sel punca yng diarahkan untuk diferensiasi diperlukan karena pada masa kini seringkali
menjadi jeis sel khusus menawarkan sumber organ dan jaringan yang disumbangkan untuk
yang terbaharui yang tersedia untuk mengganti organ/jaringan yang terkena
penggantian sel dan jaringan dalam rangka penyakit atau mengalami kerusakan.
mengobati penyakit termasuk penyakit Sayangnya ketersediaan organ/jaringan yang
Alzheimer, cedera sumsum tulang belakang, diperlukan tidak dapat memenuhi kebutuhan
stroke, kebakaran, penyakit jantung, diabetes, transplantasi. Pada kondisi demikian sel punca
osteoartritis dan rheumatoid arthritis. pluripotent menawarkan sumber yang
Dapat menjadi kenyataan untuk diperbaharui untuk sel dan jaringan yang
mengembangkan sel otot jantung yang sehat di diperlukan dalam terapi sejumlah kondisi atau
laboratorium, kemudian sel ditransplantasikan penyakit atau gangguan fungsi seperti penyakit
ke penderita dengan penyakit jantung kronis. Parkinson, cedera sumsum tulang belakang,
Penelitian pendahuluan dengan menggunakan kebakaran, penyakit jantung, diabetes dan
mencit dan jenis hewan lain menunjukkan arthritis.
bahwa sel stroma sumsum tulang yang Cara menggunakan sel punca dalam terapi
ditransplantasikan ke jantung yang mengalami melalui 3 jalan:
kerusakan jaringan otot, mampu memberikan 1. Menyuntikkan secara langsung sel punca
efek yang menguntungkan. ke dalam jaringan yang rusak.
Namun apakah sel dapat membangkitkan 2. Sel punca ditumbuhkan lebih dahulu
sel otot jantung atau merangsang pertumbuhan secara in vitro agar berdiferensiasi menjadi
pembuluh darah yang membantu melakukan jaringan yang dikehendaki, baru
repopulasi jaringan jantung atau membantu kemudian ditransplantasikan dalam organ
melalui beberapa cara lain masih giat dilakukan yang membutuhkan. Misalnya sel punca
penelitian untuk jawabannya. Misalnya berasal dari sel pulau Langerhans pankreas
diharapkan dengan hanya menyuntikkan sel ditumbuhkan sehingga dapat
tanpa secara langsung masuk dalam jaringan ditransplantasikan pada penderita dengan
jantung dapat menuntaskan perbaikan jantung diabetes atau sel punca yang ditumbuhkan
melalui sekresi faktor pertumbuhan. menjadi kardiomiosit dapat
Hasil yang menjanjikan dari pengkajian ditransplantasikan pada penderita jantung
pada hewan memberikan dasar pada sejumlah iskemik.
kecil eksplorasi manusia. Pengkajian lain yang 3. Merangsang sel punca endogenus dengan
kini dikerjakan pada sistem kultur sel tujuan mempermudah perbaikan
mengindikasikan bahwa dapat dilakukan kerusakan jaringan. Cara ini
pengarahan diferensiasi sel punca embrionik menggunakan faktor pertumbuhan yang
cocok agar dapat memperbanyak sel

240
BAB 9. Biologi Molekular dan Teknik Dasar Pemeriksaan

punca endogenus atau sel progenitor atau menumbuhkan sel. Walaupun sel punca
mengarahkan sel berdiferensiasi menjadi embrionik diusulkan mempunyai potensi
jenis sel yang dibutuhkan. penyembuhan dan terapi untuk banyak
Ilmuwan dapat melakukan percobaan dengan penyakit namun penelitian yang
menggunakan terapi sel punca embrionik. menggunakan sel punca embrionik manusia
Namun baru pada tahun 1998, ketika masih tetap pada tahap awal.
sekelompok peneliti yang dipimpin James
Thomson dari Universitas Wisconsin
mengembangkan teknik mengisolasi dan

Studi Kasus 9.1: Virus Bermutasi Dapat Mengganggu


Kesehatan Manusia

Mengakui adanya ancaman yang terus-menerus dari virus terhadap kesehatan


manusia, ahli genetika dan pemenang Hadiah Nobel yang bernama Joshua Lederberg
memperingatkan, kita hidup dalam persaingan evolusi dengan mikroba. Tidak ada
jaminan bahwa kita dapat bertahan hidup. Lederberg mengutip epidemi AIDS dan
epidemi flu berulang sebagai contoh kerentanan populasi manusia terhadap serangan
virus. Saat ini, mutasi virus yang ada adalah sumber utama penyakit virus baru. Virus
RNA cenderung memiliki tingkat mutasi yang luar biasa tinggi karena replikasi asam
nukleatnya tidak melibatkan langkah-langkah proofreading dari replikasi DNA.
Beberapa mutasi memungkinkan virus yang ada berevolusi menjadi variasi genetik
baru yang dapat menyebabkan penyakit pada individu yang telah mengembangkan
kekebalan terhadap virus nenek moyang yang telah ada sebelumnya.

Virus AIDS (HIV), yang tampaknya muncul


jumlah kasus yang dilaporkan baru-baru ini di
secara tiba-tiba pada awal tahun 1980-an, dan
AS kecil yaitu sekitar 20 pada tahun 1998.
varietas baru virus flu yang sering muncul,
Meskipun virus yang disebutkan di sini
bukan satu-satunya contoh virus baru yang
mungkin tidak berasal dari baru-baru ini seperti
berbahaya. Virus mematikan yang disebut
yang diperkirakan, namun masih muncul
virus Ebola mengancam negara-negara Afrika
pertanyaan yang menarik: bagaimana virus
tengah secara berkala, dan banyak ahli biologi
baru muncul, dan apa yang menyebabkan
khawatir kemunculannya sebagai ancaman
virus tertentu muncul sebagai ancaman utama
global. Virus baru yang berbahaya lainnya
terhadap kesehatan pada manusia?
bertanggung jawab untuk membunuh lusinan
Kebanyakan ahli biologi menyukai hipotesis
orang di Amerika Serikat Barat Daya pada
bahwa virus pertama yang muncul berasal dari
tahun 1993. Ini pertama kali dianggap sebagai
potongan asam nukleat seluler yang memiliki
virus baru tetapi ternyata telah dikenal untuk
beberapa cara untuk berpindah dari satu sel ke
pengobatan barat selama sekitar 45 tahun, sejak
sel lainnya. Konsisten dengan gagasan ini,
Perang Korea. Dinamai sungai di Korea maka
maka dinyatakan bahwa asam nukleat virus
virus itu disebut hantavirus. Hantavirus adalah
biasanya memiliki lebih banyak kesamaan
masalah potensial di seluruh dunia, meskipun
dengan DNA sel inangnya daripada dengan
asam nukleat virus yang menginfeksi inang

241
BAB 9. Biologi Molekular dan Teknik Dasar Pemeriksaan

lain. Memang, beberapa gen virus hampir virus ini membalikkan DNA yang biasa ->
identik dengan gen inangnya. Virus-virus yang RNA aliran informasi genetik. Virus ini
muncul di awal kemungkinan adalah membawa molekul enzim yang disebut reverse
potongan-potongan asam nukleat telanjang transcriptase, yang mengkatalisis transkripsi
yang bergerak dari satu sel ke sel lainnya terbalik, menyebabkan terjadiya sintesis DNA
melalui permukaan sel yang terluka. pada cetakan RNA.
Pengkodean gen untuk protein yang Apa yang terjadi setelah RNA HIV tidak
menyelubungi virus mungkin telah dilapisi atau tidak diselubungi dalam
berkembang kemudian. sitoplasma sel inang:
Epidemi flu disebabkan oleh virus yang 1. Menggunakan RNA sebagai cetakan
secara genetis cukup berbeda dari virus tahun untuk membuat untai DNA dan
sebelumnya sehingga orang memiliki sedikit kemudian,
kekebalan terhadapnya. 2. Menambahkan untai DNA
Sumber lain penyakit virus baru adalah komplementer,
penyebaran virus yang ada ke spesies inang 3. DNA untai ganda yang dihasilkan
baru. Misalnya, hantavirus yang umum terjadi kemudian memasuki inti sel inang
pada tikus, terutama tikus rusa. Populasi tikus dan memasukkan dirinya ke dalam
rusa di AS Barat Daya meledak pada tahun DNA kromosom, menjadi provirus.
1993 setelah cuaca basah yang tidak biasa Provirus biasanya tetap menjadi
meningkatkan pasokan makanan tikus. bagian dari DNA sel.
Manusia memperoleh hantavirus ketika 4. Tetapi kadang-kadang provirus
mereka menghirup debu yang mengandung ditranskripsi menjadi RNA dan,
jejak urin dan kotoran dari tikus yang terinfeksi. 5. Diterjemahkan ke dalam protein virus,
Akhirnya, penyakit virus dapat mulai pada 6. Virus-virus baru yang dikumpulkan
populasi kecil yang terisolasi dan kemudian dari komponen-komponen ini
secara tiba-tiba menyebar. AIDS, misalnya, akhirnya meninggalkan sel. Virus
tidak disebutkan namanya dan hampir tanpa yang baru tersebut kemudian dapat
disadari selama beberapa dekade sebelum menginfeksi sel lain. Ini adalah siklus
mulai menyebar ke seluruh dunia. reproduksi standar untuk retrovirus.
Penyakit AIDS yang menghancurkan sel-sel
tubuh yang sehat dan normal disebabkan oleh AIDS adalah singkatan dari Acquired
sejenis virus RNA dengan beberapa putaran Immune Deficiency Syndrome, dan HIV untuk
yang khusus. Dalam penampilan luar, virus Human Immunodeficiency Virus, istilah-istilah
AIDS (HIV) menyerupai virus flu atau ini menggambarkan efek utama virus pada
gondong. HIV memiliki membran selaput dan tubuh.
struktur glikoprotein. Komponen-komponen
ini memungkinkan HIV untuk masuk dan
meninggalkan sel inang seperti halnya virus
gondong. Namun, apabila diperhatikan bahwa
HIV mengandung dua salinan RNA-nya,
bukan satu. HIV juga memiliki cara reproduksi
yang berbeda. Ini adalah jenis virus yang
disebut retrovirus, virus RNA yang
mereproduksi melalui molekul DNA.
Retrovirus dinamakan demikian karena jenis

242
BAB 9. Biologi Molekular dan Teknik Dasar Pemeriksaan

Studi Kasus 9.2: Ekspresi Molekuler dan Fenilketonuria

Pada tahun 1930, ditemukan seorang bayi dilahirkan dengan kondisi warna urin yang
kecoklatan dan gelap. Oleh dokter, sampel urin tersebut dibawa ke laboratorium dan
dianalisis. Ternyata didalam urine tersebut mengandung senyawa asam amino
fenilpiruvat. Penyakit itu disebut fenilketonuria dan ditemukan berhubungan dengan
gen resesif. Para ahli mencoba melakukan penelitian pada tikus model untuk melihat
bagaimana pengaruh ekspresi gen terhadap terjadinya kelainan PKU pada manusia.
Mutasi diduga merupakan salah satu pemicu terjadinya kelainan bawaan ini, dimana
penerjemahan atau translasi protein yang terbentuk tidak sesuai dengan rangkaian
asam amino yang ada.

Ahli genetika molekuler memiliki hubungan fenilalanin hidroksilase (PAH) mempengaruhi


jauh - dekat dengan virus. Kajian tentang virus perombakan fenilalanin menjad itirosin.
telah memberikan manfaat besar, pada Kekurangan aktivitas PAH menyebabkan
dasarnya meluncurkan ilmu genetika PKU, yang jika tidak diobati adalah ditandai
molekuler sekitar 45 tahun yang lalu. Percobaan dengan tingginya tingkat fenilalanin darah
Hershey-Chase, membenarkan bahwa DNA (Phe) dan mengalami keterbelakangan mental.
fag T2 menginfeksi dan mengambil alih kendali Penelitian genom telah menjadi penelitian
sel bakteri, memusatkan perhatian pada peran yang penting dengan metodologi baru yang
sentral asam nukleat dalam pewarisan dan digunakan untuk menyelidiki kompleksitas
mengaturnya sesuai dengan aturan Watson interaksi gen. Fungsional genomik bergantung
dan Crick. Setelah struktur DNA didefinisikan, pada penentuan perubahan dalam tingkat
penelitian reproduksi virus membantu mRNA (transkriptom), yaitu kadar protein atau
menunjukkan bagaimana gen berfungsi dan enzim (proteome), dan kadar konsentrasi
bagaimana informasi genetik mengalir dari metabolit hasil dari perubahan tersebut
DNA ke protein. (metabolom), yang mempengaruhi fungsi
HIV menyerang dan membunuh sel-sel jaringan atau organ. Kekurangan enzim yang
seperti ini, melemahkan sistem kekebalan disebabkan oleh mutasi pada gen fenilalanin
tubuh orang yang terinfeksi. AIDS adalah salah hidroksilase (PAH) menyebabkan seseorang
satu penyakit paling mematikan yang pernah menderita fenilketonuria ke PKU. Regulator,
dihadapi manusia dan juga salah satu yang katalitik, tetramerik dan bagian pengikatan
paling sulit untuk dilawan. Memerangi virus BH4 dari gen PAH serta mutasi yang
yang menyebabkan penyakit adalah tujuan mempengaruhi gen yang menjadi faktor-faktor
praktis penting dari genetika molekuler. Vaksin penentu timbulnya penyakit fenilketonuria
yang efektif telah dikembangkan terhadap yang diperlihatkan pada gambar di bawah ini.
beberapa penyakit virus, termasuk gondong, Mekanisme yang menyebabkan
campak dan polio. keterbelakangan mental dan seluruh spektrum
Fenilketonuria (PKU) adalah kelainan neuropatologi yang terlihat pada penyakit ini
bawaan sejak lahir yang disebabkan oleh tidak jelas dan terutama tidak bisa dijelaskan
karena kesalahan dalam metabolisme asam oleh karena adanya ketidakmampuan enzim
amino, dijumpai dengan rata-rata 1 dalam 8000 bekerja.
kelahiran Kaukasian di AS. Kekurangan

243
BAB 9. Biologi Molekular dan Teknik Dasar Pemeriksaan

Tikus sebagai hewan model digunakan Orexin A (hypocretin 1) mengandung 33


untuk meneliti terjadinya kaskade dalam residu asam amino dan memiliki residu
ekspresi gen yang terlibat dalam penyakit pyroglutamyl di terminal NH2 dan gugus
manusia karena tikus memiki kedekatan amida di terminal COOH. Orexin B (hypocretin
homologi dan genom dengan manusia. 2) mengandung 28 asam amino dan 46%
Terjadinya ekspresi gen, transkripsi, terjemahan identik untuk orexin. Kedua orexins yang
dan metabolit di otak tikus model dapat dikodekan oleh gen tunggal dan mRNA untuk
digunakan untuk mengetahui kejadian PKU prekursor peptida yaitu preproorexin berfungsi
pada manusia (BTBR-Pahenu2). mengkodekan 131 asam amino polipeptida.
Tikus model untuk PKU (BTBR-Pahenu2) Orexins mengatur berbagai fungsi termasuk
diproduksi menggunakan bahan kimia alkilasi gairah dan asupan makanan.
Nethyl-N-nitrosourea. Mutasi PAH yang Ekspresi gen prekursor untuk orexins
dihasilkan adalah lokus yang sama yang disebut prepro-orexin, dan mRNA diatur
diamati pada pasien manusia dengan PKU. dalam otak tikus PKU. Tingginya kadar mRNA
Mutasi pada tikus menyebabkan untuk preproorexin mengarah ke peningkatan
ketidakmampuan untuk memetabolisme kadar orexin A di otak tikus PKU.
fenilalanin yang sangat mirip dengan PKU Phenylketonuria adalah satu-satunya penyakit
klasik pada manusia. Tikus model yang menunjukkan tingkat orexin A otak yang
memperlihatkan terjadinya kekurangan enzim lebih tinggi. Karena orexin dikaitkan dengan
dan peningkatan darah dalam jaringan dengan pembentukan dan peningkatan aktivitas dan
kadar fenilalanin (Phe) seperti yang diamati PKU pasien hiperaktif, kemungkinan tingkat
pada pasien PKU pada manusia. Fenotipe orexin A dipengaruhi di otak tikus dengan
penyakit PKU pada manusia juga diperlihatkan PKU.
pada tikus model yang menderita PKU yaitu Orexins belum dipelajari terjadi pada
warna bulu lebih terang dari tikus model yang penyakit PKU dan ini mungkin merupakan
normal. area penelitian neurokimia yang baru. Kaleng
Mutasi PAH pada tikus model plasma juga digunakan untuk mempelajari
menyebabkan ekspresi gen orexin menjadi kadar orexin, meskipun tingkat orexin dalam
berubah sehingga menyebabkan peningkatan plasma sangat rendah. Karena ekspresi gen
tingkat mRNA dan kadar orexin. Orexins orexin mengatur siklus tidur-bangun maka
(Hypocretins) baru-baru ini ditemukan ekspresi gen orexin sangat tergantung pada
senyawa neuropeptida yang terletak terutama waktu kajian di masa mendatang.
di lateral hipotalamus otak.

244
BAB 9. Biologi Molekular dan Teknik Dasar Pemeriksaan

Studi Kasus 9.3: Gen, Struktur Protein dan Anemia Sel Sabit

Indi tidak mau berangkat ke sekolah hari ini, karena ada pelajaran olah raga. Ibu Indi
membujuk agar Indi tetap berangkat sekolah meskipun tidak mengikuti pelajaran olah
raga. Indi malu pada teman-temannya dengan keadaan tubuhnya yang terlalu lemah,
wajah selalu pucat dan seringkali merasa kelelahan yang luar biasa setelah pulang
sekolah. Dokter mengatakan Indi menderita kelainan darah yang disebut anemia sel
sabit, yaitu bentuk sel darah merah yang tidak normal (seperti bentuk sabit). Penyakit sel
anemia sel sabit juga merupakan kelainan yang terangkai pada fenotipe yang terangkai
pada kondisi yang resesif. Penyakit ini tidak dapat disembuhkan dengan terapi obat-
obatan karena terangkai pada gen.

Hiperfenilalaninemia pada PKU memengaruhi darah merah yang menjadi mengeras, rapuh,
pengangkutan asam amino netral yang dan berbentuk sabit ketika melepaskan oksigen.
besar(LNAA) ke otak. LNAA termasuk Hemoglobin yang mengeras dan sakit ini dapat
fenilalanin, tirosin, triptofan, leusin, isoleusin, menyebabkan keadaan vaso-oklusi,
dan valin. pembengkakan, dan nyeri.
Dilakukan pemeriksaan pada aktivitas Penyakit sel sabit mempengaruhi dua juta
rantai amino transferase yang bercabang orang di seluruh dunia, dan lebih dari tiga ratus
(BCAT), yang tergantung pada substrat di otak juta orang memiliki sifat sel sabit di seluruh
tikus PKU. Enzim BCAT mengkatalisasi amino dunia. Orang normal tanpa kelainan ini dapat
transferase untuk leusin, isoleusin, dan valin, menjalani kehidupan yang normal, tetapi orang
menghasilkan intermediet umum yaitu asetil- yang sakit anemia sel sabit menderita berbagai
KoA dan suksinil-KoA. Karena rendahnya komplikasi sepanjang hidupnya seperti
tingkat asam amino rantai cabang di otak tikus anemia, nyeri tulang & sendi, pembengkakan
PKU, kdan dilakukan pemeriksaan aktivitas sendi, infeksi berulang, osteomielitis, nekrosis
BCAT dan diperoleh hasilnya adalah menurun. tulang, krisis aplastik, nyeri perut, krisis
Aktivitas BCAT di otak tikus model untuk PKU sekuestrasi limpa, hepato -splenomegali dan
adalah 0,049 ± 0,010 mU / mg protein lain-lain.
dibandingkan dengan tikus model yang Anemia sel sabit disebabkan oleh
normal 0,126 ± 0,003. Semua LNAA penggantian asam amino tunggal dalam rantai-
menggunakan transporter yang sama untuk β hemoglobin manusia pada posisi keenam,
menyeberangi penghalang darah otak dengan dengan residu glutamat digantikan oleh residu
fenilalanin memiliki afinitas tertinggi mengikat valin. Glutamat bermuatan negatif dan
ke transporter. Karena tingginya kadar Phe hidrofilik dan cenderung tetap pada
dalam darah pasien PKU, masuknya LNAA permukaan protein dalam lingkungan air
lain ke otak menjadi terhambat. dalam darah. Sebaliknya, valin adalah residu
Penyakit sel sabit (SCD) adalah kelompok non-polar dan hidrofobik dan cenderung
gangguan darah termasuk thalassemia beta menyusut ke tengah protein.
sabit dan anemia sel sabit (tipe SS dan SC). Molekul protein yang terdeformasi
Orang dengan SCD memiliki dominansi sel kemudian membentuk bundel dan mendistorsi

245
BAB 9. Biologi Molekular dan Teknik Dasar Pemeriksaan

sel darah merah yang membawanya menjadi  Basa nukleotida terdiri dari A untuk adenin,
bentuk khas sabit. Secara umum benar bahwa C untuk sitosin, T untuk timin, dan G untuk
asam amino dari polaritas yang berbeda jarang guanin, yang membentuk DNA.
saling menggantikan. Sedangkan asam amino  Setiap nukleotida terdiri dari tiga komponen:
dengan polaritas yang sama dapat saling basa nitrogen, gula, dan gugus fosfat.
menggantikan cukup sering.  Protein adalah ekspresi dari gen, dimana
jumlah basa nitrogen dari protein yang
Anemia sel sabit mungkin tidak seterkenal
diserap dan yang diekskresikan jumlahnya
malaria atau penyakit lainnya. Namun, itu
harus seimbang.
adalah salah satu penyakit genetik yang paling
 Replikasi adalah tahapan dimana gen sebagai
umum di dunia. Ini benar karena banyak alasan
cetakan menghasilkan mRNA.
tetapi terutama karena itu adalah manifestasi
 Transkripsi adalah tahapan dimana proses
paling umum dan sumber utama gangguan
sintesis mRNA dengan DNA (gen) sebagai
kehidupan akibat penyakit sel sabit (SCD). cetakannya.
Kecepatan saat ini dari program sekuensing  Translasi adalah tahapan dimana proses
protein yang sangat tinggi tinggi telah sintesis protein dengan mRNA sebagai
memberikan para peneliti dengan serangkaian cetakannya.
urutan dan data biologis yang  Proses sintesis protein disebut juga proses
membingungkan. Identifikasi protein yang dogma sentral.
menarik dari studi biologi tertentu  DNA polimerase adalah suatu enzim yang
membutuhkan aplikasi alat bioinformatika berfungsi menghubungkan nukleotida DNA
untuk memproses dan memprioritaskan data. dengan untai DNA anakan yang sedang
Analisis sekuens dan karakterisasi fisikokimia tumbuh.
protein menggunakan alat bio-komputasi telah  DNA ligase, yaitu enzim yang berfungsi
dilakukan oleh banyak peneliti dan telah untuk mengikat atau ligasi potongan menjadi
dilaporkan. Dari sudut pandang fungsi protein, satu untai DNA.
 Prinsip dasar teknik hibridisasi
transfer anotasi dari protein yang diketahui ke
menggunakan matriks padat adalah sampel
target baru saat ini merupakan satu-satunya
DNA yang dilekatkan pada matriks padat
cara praktis untuk mengubah sejumlah besar
seperti sebuah membran, dan kemudian di
data urutan mentah menjadi informasi yang
denaturasi, menyebabkan probe asam
bermakna.
nukleat tertentu yang telah diberi label
radioaktif atau label enzim dibiarkan bereaksi
Ringkasan dengan DNA yang telah di denaturasi
sebelumnya.
 Genetika molekuler, yaitu suatu disiplin ilmu  Southern blotting adalah metode
yang mencoba menjelaskan fenomena pemeriksaan molekuler, dimana DNA
pewarisan sebagai hasil dari komponen dengan berat molekul tinggi pertama kali
kimia tertentu yang terlokalisasi atau dipotong dengan menggunakan enzim
terbentuk dalam kromosom. restriksi endonuclease menjadi beberapa
 Protein diketahui terbuat dari 20 jenis bahan fragmen kecil, yang kemudian dipisahkan
penyusun yang disebut asam amino yang sesuai ukurannya melalui elektroforesis gel
memiliki struktur dan fungsi yang rumit dan agarose.
beragam.  Hibridisasi in situ adalah metode analisis
 DNA dan RNA adalah asam nukleat, yang molekuler DNA yang menggunakan probe
terdiri dari rantai panjang (polimer) unit asam nukleat untuk mengidentifikasi
kimia (monomer) yang disebut nukleotida.

246
BAB 9. Biologi Molekular dan Teknik Dasar Pemeriksaan

rangkaian DNA spesifik dalam sebuah d. Robert Altman


sampel biologis. e. August Weismann
 Fluorescen in situ hybridization (FISH). ISH 3. DNA disusun oleh oleh dua basa nukleotida
dapat digunakan untuk mengidentifikasi dan yang salah satunya adalah pirimidin yang
melokalisasi DNA atau RNA dalam jaringan disusun oleh pasangan basa:
atau sel tertentu, yang pada akhirnya a. Adenin dan Guanin
mengekspresikan komponen yang b. Sitosin dan Timin
dikodekan oleh DNA atau RNA tersebut c. Adenin dan Timin
dalam jaringan atau sel tertentu tersebut. d. Guanin dan Sitosin
 Polimorfisme nukleotida tunggal (Single e. Adenin dan sitosin
Nucleotide Polymorphism - SNP) adalah 4. Proses pemindahan gen (disebut transgen) ke
tempat di dalam genom ketika rangkaian organisme hidup sehingga organisme
DNA berbeda hanya di sebuah basa tunggal. memiliki sifat dan ciri-ciri baru yang
 Polimorfisme gen adalah suatu kondisi selanjutnya diteruskan ke keturunannya
perubahan ketika individu memiliki variasi disebut:
dalam gen yang sama. a. Transgenik
 Teknik microarray dilakukan untuk b. Hibridoma
menganalisis ratusan atau bahkan ribuan gen c. Kloning
atau rangkaian DNA yang berbeda. d. Stem cell
 PCR (Polymerase Chain Reaction) adalah e. DNA fingerprint
suatu metode untuk memperkuat dan 5. Area dalam rantai DNA yang bukan bagian
menggandakan rangkaian DNA spesiifk dari gen pengkode disebut:
yang diproduksi dalam jumlah besar. a. Ekson
 Fraksinasi sel yaitu: (1) dengan memisahkan b. Intron
sel dari jaringannya, (2) dengan c. Junction
menghancurkan membran sel untuk d. Gap
mengambil kandungan sitoplasma dan e. Telomer
organelnya, serta (3) dengan memisahkan 6. Area dalam rantai DNA yang merupakan
organel-organel dan molekul penyusunnya. bagian dari gen pengkode disebut:
a. Ekson
Latihan Soal b. Intron
1. Cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari c. Junction
hubungan antara struktur dan fungsi d. Gap
molekul-molekul hayati serta kontribusi e. Telomer
hubungan tersebut terhadap pelaksanaan 7. Teknik untuk mengidentifikasi seseorang
dan pengendalian berbagai proses biokimia berdasarkan pada profil DNAnya atau
disebut: fragmen DNAnya disebut:
a. Biologi sel a. Transgenik
b. Biologi molekuler b. Hibridoma
c. Genetika c. Kloning
d. Biologi Teknologi d. Stem cell
e. Biologi Umum e. DNA fingerprint
2. Istilah Biologi Molekuler digunakan pertama 8. Teknik pemisahan molekul berdasarkan atas
kali oleh: ukurannya dengan menggunakan medan
a. Gregor Mendel listrik yang dialirkan pada medium yang
b. William Astbury mengandung sampel yang dipisahkan
c. Robert Brown disebut:

247
BAB 9. Biologi Molekular dan Teknik Dasar Pemeriksaan

a. PCR Molecular Biology of the Cell. UK: Garland


b. RT-PCR Science; 2002.
Alberts B, Johnson A, Lewis J, Raff M, Roberts K, et
c. Elektroforesis
al. Molecular Biology of the Cell. 4th edn. UK:
d. RFLP Garland Science; 2002. pp. 238-240.
e. Genomik Alberts B, Johnson A, Lewis J, Raff M, Roberts K, et
9. Teknik penggandaan DNA dimana al. Chapter 5: DNA Replication Mechanisms. In:
berlangsung satu siklus tambahan yaitu Molecular Biology of the Cell. UK: Garland
Science; 2002.
adanya perubahan RNA menjadi cDNA
Allemand JF, Bensimon D, Lavery R, Croquette V.
(complementary DNA) dengan Stretched and overwound DNA forms a
menggunakan enzim Reverse Transkriptase Pauling-like structure with exposed bases. Proc
disebut: Natl Acad Sci USA. 1998; 95: 14152-14157.
a. PCR Antonarakis S, McKusick VA. OMIM passes the 1000
disease gene mark. Nature Genet, 2000; 25:11.
b. RT-PCR
Aravind L, Leipe DD, Koonin EV. Toprima conserved
c. Elektroforesis
catalytic domain in type IA and II
d. RFLP topoisomerases, DnaG-type primases, OLD
e. Genomik family nucleases and RecR proteins. Nucleic
10. Metode yang digunakan oleh ahli biologi Acids Research, 1998; 26(18): 4205-4213.
molekuler untuk mengikuti urutan tertentu Ariyoshi M, Nishino T, Iwasaki H, Shinagawa H,
Morikawa K. Crystal structure of the holliday
DNA seperti yang disampaikan kepada sel-
junction DNA in complex with a single RuvA
sel lain disebut: tetramer. Proc Natl Acad Sci USA. 2002; 97:
a. PCR 8257-8262.
b. RT-PCR Arnott S, Chandrasekaran R, Hukins DWL, Smith
c. Elektroforesis PJC, Watts L. Structural details of double-helix
observed for DNAs containing alternating
d. RFLP purine and pyrimidine sequences. J Mol Biol.,
1974; 88: 523-533.
Referensi Arnott S, Selsing E. Structures for the polynucleotide
complexes poly(dA) with poly (dT) and
Abrescia NG, Thompson A, Huynh-Dinh T, poly(dT) with poly(dA) with poly (dT). J Mol
Subirana, JA. Crystal structure of an antiparallel Biol. 1974; 88: 509-521.
DNA fragment with Hoogsteen base pairing. Ashokan KV, Mundaganur DS, Mundaganur YD.
Proc Natl. Acad Sci USA. 2002; 99: 2806-2811. Catalase: Phylogenetic characterization to
Alberts B. DNA replication and recombination. explore protein cluster. Journal of research in
Nature, 2003; 421: 431-435. Bioinformatics. 2011; 1:001-008.
Alberts B, Johnson A, Lewis J, Raff M, Roberts K, et Ban C, Ramakrishnan B, Sundaralingam M. Crystal
al. Intracellular Control of Cell-Cycle Events: S- structure of the self-complementary 5¢-purine
Phase Cyclin-Cdk Complexes (S-Cdks) Initiate start decamer d(GCGCGCGCGC) in the Z-DNA
DNA Replication Once Per Cycle. In: Molecular conformation. I Biophys J. 1996; 71: 1215.
Biology of the Cell. UK: Garland Science; 2002. Bansal M. DNA structure: revisiting the Watson-Crick double
Alberts B, Johnson A, Lewis J, Raff M, Roberts K, et helix. Current Science, 2003; 85(11): 155-1563.
al. Chapter 5: DNA Replication, Repair, and Bansal M. DNA structure: Yet another avatar? Curr
Recombination. In: Molecular Biology of the Sci. 1999; 76: 1178-1181.
Cell. UK: Garland Science; 2002. pp. 235-298. Bansal M, Sasisekharan V. Molecular model-building
Alberts B, Johnson A, Lewis J, Raff M, Roberts K, et of DNA: Constraints and restraints. In
al. DNA Replication Mechanisms: DNA Theoretical Chemistry of Biological Systems. ed.
Topoisomerases Prevent DNA Tangling During Naray Szabo. Amsterdam: Elsevier; 1986, pp.
Replication. In: Molecular Biology of the Cell. 127-218.
UK: Garland Science; 2002. Barry ER, Bell SD. DNA Replication in the Archaea.
Alberts B, Johnson A, Lewis J, Raff M, Roberts K, et Microbiol Mol Biol Rev. 2006; 70(4): 876-887.
al. DNA Replication Mechanisms: Special Berg JM, Tymoczko JL, Stryer L, Clarke ND. Chapter
Proteins Help to Open Up the DNA Double 27, Section 4: DNA Replication of Both Strands
Helix in Front of the Replication Fork. In: Proceeds Rapidly from Specific Start Site. In:

248
BAB 9. Biologi Molekular dan Teknik Dasar Pemeriksaan

Biochemistry. USA: WH Freeman and Franklin RE, Gosling R. Molecular configuration in


Company; 2002. sodium thymonucleate. Nature, 1953; 171: 740-
Berg JM, Tymoczko JL, Stryer L, Clarke ND. Chapter 741.
27: DNA Replication, Recombination, and Franklin RE, Gosling R. The structure of sodium
Repair. In: Bio-chemistry. USA: WH Freeman thymonucleate fibres. I. The influence of water
and Company; 2002. content. Acta Crystallogr. 1953; 6: 673-677.
Biegeleison K. Topologically non-linked circular Fuller W, Wilkins MHF, Wilson HR, Hamilton LD.
duplex DNA. Bull Math Biol. 2002; 64: 589-609. The molecular configuration of
Bingman CA, Zon G, Sundaralingam M. Crystal and deoxyribonucleic acid. iv. X-ray diffraction
molecular structure of the A-DNA dodecamer study of the form. J Mol Biol. 1965; 12: 60-80.
d(CCGTACGTACGG). Choice of fragment Gehring K, Leroy JL, Gueron M. A tetrameric DNA
helical axis. J Mol Biol. 1992; 227: 738. structure with protonated cytosine-cytosine
Blackburn EH, Szostak JW. The molecular structure base pairs. Nature, 1993; 363: 561-565.
of centromeres and telomeres. Annu Rev Ghosh A, Bansal M. A glossary of DNA structures
Biochem. 1984; 53: 163-194. from A to Z. Acta Crystallogr. 2003; D59: 620-
Brown TA. Termination of replication. In: Genomes. 626.
BIOS Scientific Publishers; 2002. Griffiths AJF, Wessler SR, Lewontin RC, Carroll SB.
Brown TA. Genomes. 2nd edn. Oxford: Wiley-Liss; Introduction to Genetic Analysis. UK: WH
2002. Freeman and Company; 2008.
Campbell NA, Mitchell LG, Reece JB. Biology Gunter C, Dhand R. Human biology by proxy.
Concepts and Connections. Third Edition. San Nature, 2002; 420:509.
Fransisco: Benjamin/Cummings; 2000. Hansen, Barbara (2011) Biochemistry and Medical
Chemelli RM, Willie JT, Sinton CM, Elmquist JK, Genetics: Lecture Notes. Kaplan Medical. p. 21.
Scammell T, Lee C, Richardson JA, Williams SC, Heinemann U, Alings C, Bansal M. Double helix
Xiong X, Kisanuki Y, Fitch TE, Nakazato M, conformation, groove dimensions and ligand
Hammer RE, Saper CB, Yanagisawa M. binding potential of a G/C stretch in B-DNA.
Narcolepsy in orexin knock out mice: molecular EMBO J. 1992; 11: 1931-1939.
genetics of sleep regulation. Cell, 1999; 98:437- Holliday R. A mechanism for gene conversion in
451. fungi. Genet Res Camb. 1964; 5: 282-304.
Chen X, Ramakrishnan B, Rao ST, Sundaralingam M. Hoogsteen K. The crystal and molecular structure of
Binding of two distamycin A molecules in the a hydrogenbonded complex between 1-
minor groove of an alternating B-DNA duplex. methylthymine and 9-methyladenine. Acta
Nature Struct Biol. 1994; 1: 169-175. Crystallogr. 1963; 16: 907-916.
Cluzel P, Lebrun A, Heller C, Lavery R, Viovy JL, Horvath MP, Schultz SC. DNA G-quartets in a 1.86 Å
Chatenay D, Caron F. DNA: an extensible resolution structure of an oxytricha nova
molecule. Science, 1996; 271: 792-794. telomeric protein-DNA complex. J Mol Biol.
Crick FHC, Wang JC, Bauer WR. Is DNA really a 2001; 310: 367-377.
double helix? J Mol Biol. 1979; 129: 449-461. Htun H, Dahlberg JE. Topology and formation of
David F, Charles R. DNA primases. Annu Rev triplestranded H-DNA. Science, 1989; 243: 1571-
Biochem. 2001; 70: 39-80. 1576.
DiLella AG, Kwok SCM, Ledley FD, Marvit J, Woo Huberman JA, Riggs AD. On the mechanism of DNA
SLC. Molecular structure and polymorphic map replication in mammalian chromosomes. J Mol
of the human phenylalanine hydroxylase gene. Biol. 1968; 32(2): 327-341.
Biochemistry, 1986; 25:743-749. Jimenez-Sanchez G, Childs B, Valle D. Human
Drew HR, Wing RM, Takano T, Broka C, Tanaka S, disease genes. Nature, 2001; 409:853-855.
Itakura K, Dickerson RE. Structure of a B-DNA Johnson RE, Klassen R, Prakash L, Prakash S. A major
dodecamer: conformation and dynamics. Proc role of DNA polymerase δ in replication of both
Natl Acad Sci USA. 1981; 78: 2179. the leading and lagging DNA strands.
Eichman BF, Vargason JM, Mooers BH, Ho PS. The Molecular Cell, 2015; 59(2): 163-175.
Holliday junction in an inverted repeat DNA Lander ES, Linton LM, Birren B, Nusbaum C, Zody
sequence: sequence effects on the structure of MC, Baldwain J, Devon K, Dewar K, Doyle M,
four-way junctions. Proc Natl Acad Sci USA. FitzHugh W, Funke R, Gage D, Harris K,
2000; 97: 3971-3976. Headford A, Howland J, Kann L, et al. Initial
Eisensmith RC, Woo SLC. Phenylketonuria and the sequencing and analysis of the human genome.
phenylalanine hydroxylase gene. Mol Biol Med. Nature, 2001; 409:860-921.
1991; 8:3-18.

249
BAB 9. Biologi Molekular dan Teknik Dasar Pemeriksaan

Langridge R, Marvin DA, Seeds WE, Wilson HR, metabolism in the human brain. Brain Res. 1972;
Hooper CW, Wilkins MHF, Hamilton LD. The 47:469-476.
molecular configuration of deoxyribonucleic Meister P, Taddei A, Gasser SM. In and out of the
acid.: Molecular models and their Fourier Replication Factory. Cell, 2006; 125(7): 1233-
transforms. J Mol Biol. 1960; 2: 38-64. 1235.
Lodish H, Berk A, Zipursky LS, Matsudaira P, Mohanty D, Bansal M. Conformational
Baltimore D, et al. General Features of polymorphism in G-tetraplex structures: Strand
Chromosomal Replication: Three Common reversal by base flipover or sugar flipover.
Features of Replication Origins. In: Molecular Nucleic Acids Res. 1993; 21: 1767-1774.
Cell Biology. UK: WH Freeman and Company; Murphy WJ, Eizirik E, Johnson WE, Zhang YP, Ryder
2000. OA, O’Brien SJ. Molecular phylogenetics and
Lu XY, Bagnol D, Burke S, Akil H, Watson SJ. the origins of placental mammals. Nature, 2001;
Differential distribution of OX1 and OX2 409:614-618.
orexin/hypocretin receptor mRNA in the brain Nadeau JH. Single nucleotide polymorphisms:
upon fasting. Horm Behav. 2000; 37:335-344. tackling complexity. Nature, 2002; 420:517-518.
Madsen O, Scally M, Douady CJ, Kao DJ, DeBry RW, Nambu T, Sakurai T, Mizukami K, Hosoy Y,
Adkins R, Amrine HM, Stanhope MJ, de Jong Yanagisawa M, Goto K. Distribution of orexin
WW, Springer MS. Parallel adaptive radiations neurons in the adult rat brain. Brain Res. 1999;
in two major clades of placental mammals. 827:243-260.
Nature, 2001;409:610-614. Nurhayati B, Darmawati S. Bahan Ajar Teknologi
Madhu S, Mahesh P. Sequence analysis of Laboratorium Medis (TLM) Biologi Sel dan
Semaphorin in tumor progression: An Insilico Molekuler. Edisi Tahun 2017.Jakarta: Pusat
approach. International Journal of Asian Pendidikan Sumber Daya Manusia Kesehatan
Academic Research of Multidisciplinary. 2015; Badan Pengembangan dan Pemberdayaan
1(29): 407-423. Sumber Daya Manusia Kesehatan, Kementerian
Mahesh P, Divya P, Akshatha M, Prathima R, Lava Kesehatan Republik Indonesia; 2017.
Kumar C. Insilico characterization and Olby R. Quiet debut for the double helix. Nature,
phylogenetic analysis of novel probiotic bacteria 2003; 421: 402- 405.
in honey bees. International Journal of Asian Oliver SG. From DNA sequence to biological
Academic Research of Multidisciplinary. 2015; function. Nature, 1996; 379:601-603.
1(32): 337-357. Parkinson G N, Lee MPH, Neidle S. Crystal structure
Marvin DA, Spencer M, Wilkins MHF, Hamilton LD. of parallel quadruplexes from human telomeric
The molecular configuration of DNA. Nature, 2002; 417: 876.
deoxyribonucleic acid. III. X-ray diffraction Pauling L, Corey RB. A proposed structure for the
study of the C form of the lithium salt. J Mol Biol. nucleic acids. Proc Natl Acad Sci USA. 1953; 39:
1961; 3: 547-565. 84-96.
Matalon R, Surendran S, Matalon KM, Quast M, Wei Pey AL, Desviat LR, Gamez A, Ugarte M, Perez B.
J, Ezell E, Szucs S. Future role of large neutral Phenylketonuria: genotype-pheonotype
aminoacid in the transport of phenylalanine into correlations based on expression analysis of
the brain of mice with PKU. Pediatrics, 2003; structural and functional mutations in PAH.
112:1570-1574. Hum Mutat. 2003; 21:370-378.
Matalon R, Koch R, Michals-Matalon K, Moseley K, Praveen KKS, Pattabhiramaiah M. Sequence analysis
Surendran S, Tyring S, Erlandsen H, Gamez A, of basic phospholipase A2 (neurotoxin) as a
Stevens RC, Romstad A, Moller LB, Guttler F. potential drug target: an in silico approach.
Biopterin responsive phenylalanine International Journal of Engineering Research
hydroxylase deficiency. Genet Med. 2004; 6:27- and General Science, 2015; 3: 1057-1067.
32. Radhakrishnan I, Patel D J. Solution structure of a
Matalon R, Surendran S, Tyring SK, Matalon KM. purine. purine. pyrimidine DNA triplex
Phenylketonuria: Genomic interaction and the containing GGC and TAT triples. Structure,
phenotype. EXCLI Journal, 2004; 3:39-45. 1993; 1: 135-152.
McDonald JD, Bode VC, Dove WF, Shedlovsky A. Reece RJ, Maxwell A, Wang JC. DNA Gyrase:
Pahhph-5: A mouse mutant deficient in Structure and Function. Crit Rev Biochem Mol
phenylalanine hydroxylase. Proc Natl Acad Sci Biol. 1991; 26(3-4): 335-375.
USA. 1990; 87:1965-1967. Rodley GA, Scobie RS, Bates RH, Lewitt RM. A
McKean CM. The effects of high phenylalanine possible conformation for double-stranded
concentrations on serotonin and catecholamine

250
BAB 9. Biologi Molekular dan Teknik Dasar Pemeriksaan

polynucleotides. Proc Natl Acad Sci USA. 1976; phenylalanine: possible role of orexin A in
73: 2959-2963. hyperactivity seen in children with PKU.
Rosenberg JM, Seeman NC, Day RO, Rich A. RNA Neurochem Res. 2003; 28:1891-1894.
double-helical fragments at atomic resolution. Surendran S, Rady PL, Szucs S, Michals- Matalon K,
II. The crystal structure of sodium guanylyl- Tyring SK, Matalon R. High level of orexin A
3¢,5¢-cytidine nonahydrate. J Mol Biol. 1976; observed in the phenylketonuria mouse brain is
104: 145-167. due to the abnormal expression of prepro-
Saenger W. In Principles of Nucleic Acid Structure. orexin. Biochem Biophys Res Commun. 2004;
ed. Cantor CR. Springer-Verlag: 1983. 317:522-526.
Saiki RK, Gelfand DH, Stoffel S, Scharf SJ, Higuchi R, van den Pol AN. Hypothalamic hypocretin (orexin):
et al. Primer-directed enzymatic amplification of robust innervation of the spinal cord. J Neurosci.
DNA with a thermostable DNA polymerase. 1999; 19:3171-3182.
Science, 1988; 239(4839): 487-491. Venter JC, Adams MD, Myers EW, Li PW, Mural RJ,
Sakurai T, Amemiya A, Ishii M, Matsuzaki I, Sutton GC, Smith HO, Yandell M, Evans CA,
Chemelli RM, Tanaka H. Orexins and orexin Holt RA, Gocayne JD, Amanatides P, Ballew
receptors: a family of hypothalamus RM, Huson DH, Wortman JR, Zhang Q, Kodira
neuropeptides and G protein-coupled receptors CD, et al. The sequence of the human genome.
that regulate feeding behavior. Cell, 1998; Science, 2001; 291:1304-1351.
92:573-585. Vishwanath KV, Pattabhiramaiah M, Ramesh K. Bio
Sasisekharan V, Pattabiraman N., Double-stranded computational analysis of protein sequence of
polynucleotides: Two typical alternative sickle cell anemia. International Journal of
conformations for nucleic acids. Curr Sci. 1976; Engineering Research and Generic Science
45: 779-783. (IJERGS), 2015; 1(1): 63-73.
Sasisekharan V, Pattabiraman N, Gupta G. Some Vishwamitra M, Kennard O, Jones PG, Sheldrick GM,
implications of an alternative structure for Salisbury S, Falvello L, Shakked Z. DNA double
DNA. Proc Natl Acad Sci USA. 1978; 75: 4092- helical fragment at atomic resolution. Nature,
4096. 1978; 273: 687-688.
Seeman NC, Rosenberg JM, Suddath FL, Kim JJP, Vlieghe D, Van Meervelt L, Dautant A, Gallois B,
Rich A. RNA double-helical fragments at atomic Precigoux G, Kennard O. Parallel and
resolution. I. The crystal and molecular antiparallel (GGC)2 triple helix fragments in a
structure of sodium adenylyl-3¢,5¢- uridine crystal structure. Science, 1996; 273: 1702.
hexahydrate. J Mol Biol. 1976; 104: 109-144. Wang JC, Helical repeat of DNA in solution. Proc
Seeman NC. DNA in a material world. Nature, 2003; Natl Acad Sci USA. 1979; 76: 200-203.
421: 427-431. Wang AHJ, Quigley GJ, Kolpak FJ, Crawford JL,
Serjeant GR. Sickle Cell Disease. 3rd ed. Oxford: VanBoom JH, Marel GVD, Rich A. Molecular
Oxford University Press. The blood; 2001; pp. structure of a left-handed double helical DNA
113-5. fragment at atomic resolution. Nature, 1979; 282:
Shefer S, Tint GS, Jean-Guillaume D, Daikhin E, 680-686.
Kendler A, Nguyen LE, Yudkoff M, Dyer CA. Is Waterston RH, Lindblad-Toh K, Birney E, Rogers J,
there a relationship between 3-hydroxy-3- Abril JF, Agarwal P, Agarwala R, Ainscough R,
methylglutaryl coenzyme A reductase activity Alexanderson M, An P, Antonarakis SE,
and forebrain pathology in the PKU mouse. J Attwood J, et al. Initial sequencing and
Neurosci Res. 2000; 61:549-563. comparative analysis of the mouse genome.
Slater S, Wold S, Lu M, Boye E, Skarstad K, et al. E. Nature, 2002; 420:520-562.
coli Seq A protein binds oriC in two different Watson JD, Crick FHC. Molecular structure for
methyl-modulated reactions appropriate to its nucleic acids: A structure for deoxyribose
roles in DNA replication initiation and origin nucleic acid. Nature, 1953; 171: 737-738.
sequestration. Cell, 1995; 82(6): 927-936. Watson JD, Baker TA, Bell SP, Gann A, Levine M, et
Stettler UH, Weber H, Koller T, Weissmann C. al. Molecular Biology of the gene. Pearson
Preparation and characterization of form V Education; 2008. 237.
DNA, the duplex DNA result-ing from Weigel C, Schmidt A, Rückert B, Lurz R, Messer W.
association of complementary, circular single- DnaA protein binding to individual DnaA boxes
stranded DNA. J Mol Biol. 1979; 131: 21-40. in the Escherichia coli replication origin, oriC.
Surendran S, Campbell GA, Tyring SK, Matalon K, EMBO J. 1997; 16(21): 6574-6783.
McDonald D, Matalon R. High levels of orexin Williams MC, Rouzina I, Bloomfield V.
A in the brain of the mouse model for Thermodynamics of DNA interactions from

251
BAB 9. Biologi Molekular dan Teknik Dasar Pemeriksaan

single molecule stretching experiments. Acc Xia and Li “Bioinformatics and the Cell: Modern
Chem Res. 2002; 35: 159-166. Computational Approaches in Genomics” J
Xia and Kumar “Bioinformatics and the Cell: Modern Springer, pp 33 to 40,1998.
Computational Approaches in Genomics” J
Springer, pp 33 to 40,2006

252
Bab 10. Genetika Mendel dan Perkembangannya Pada Manusia

253
Bab 10. Genetika Mendel dan Perkembangannya Pada Manusia

komputerpun semakin kecil dan kerjanya lebih


Dasar yang kuat tentang genetika ditemukan cepat, dan yang lebih penting dapat dilakukan
oleh siapapun. Ilmuwan luar angkasa bahkan
oleh Gregor Mendel pada tahun 1866, tetapi
dapat lebih banyak mengirimkan hasil-hasil
secara umum tetap tidak diketahui hingga
penelitian yang telah dilakukan di luar bumi,
tahun 1900. Selama paruh pertama abad kedua
obat-obatan telah banyak ditemukan dengan
puluh secara bertahap ditetapkan bahwa gen
menggunakan metode yang paling baru mulai
memainkan peran utama dalam fungsi dan
dari pengobatan untuk jaringan hingga seluruh
evolusi organisme yang lebih tinggi.
bagian tubuh manusia, dan bahkan telah
Signifikansi yang mendasar dari peran ini,
mencapai penggunaan terapi gen terhadap
adalah menjadi jelas hanya dengan pengakuan
beberapa jenis penyakit yang dapat diwariskan
bahwa asam nukleat adalah bahan keturunan
pada manusia, dari satu generasi ke generasi
dari semua organisme. Penemuan sifat kimiawi
berikutnya.
DNA membuka prinsip-prinsip hereditas dan
Sebelum kita mempelajari lebih lanjut pada
menghasilkan pemahaman tentang bagaimana
bidang genetika yang lebih khusus dan
gen, dalam bentuk molekul DNA,
beberapa prosesnya, langkah awal yang perlu
ditransmisikan dari generasi ke generasi dan
dilakukan adalah melihat lebih dalam pada
diekspresikan dalam setiap generasi. Informasi
sejarah terjadinya genetika.
herediter terkandung dalam sekuens
nukleotida DNA, diekspresikan melalui
sekuens itu ketika menentukan sekuens asam Sejarah Informasi dan
amino protein. Kesatuan semua makhluk 10.1 Pewarisan
hidup ditunjukkan oleh fakta bahwa kode yang
menghubungkan sekuens nukleotida dengan
Genetika telah dikenal sejak beberapa ribu
sekuens asam amino adalah sama di semua
tahun yang lalu. Berbagai bentuk tercatat
organisme: mulai dari bakteri, tanaman, hewan,
memperlihatkan dengan jelas bagaimana
bahkan pada manusia. Kode ini bersifat
genetika mulai dilakukan sejak 7000 - 5000
universal.
sebelum Masehi, ketika suku Maya menanam
Dalam sepuluh tahun terakhir para ahli
jagung, China menanam padi, dan bangsa
genetika telah menemukan alat yang
Assyria menanam palem. Mereka memiliki
memungkinkan mereka menciptakan kembali,
gagasan-gagasan untuk menyilangkan
di laboratorium, langkah-langkah dalam
berbagai jenis tanaman untuk menghasilkan
evolusi organisme. Memang, alat-alat ini
jenis-jenis tanaman dengan ciri-ciri beraneka
menyediakan sarana untuk melakukan
ragam seperti yang kita gunakan hingga saat
eksperimen yang hanya mampu dilakukan
ini.
oleh alam. Dengan teknik-teknik penelitian
Bangsa Yunani kuno juga mengalami
DNA rekombinan, para ahli genetika telah
keadaan ini dengan mencoba memahami
belajar bagaimana mentransplantasikan gen
dasar-dasar dari kehidupan. Sekolah
dari satu organisme ke organisme lain,
kedokteran Hippocratic (500 - 400 Sebelum
sehingga merombak bahan-bahan genetik
Masehi) mempercayai bahwa semen disusun
dengan cara-cara yang tidak pernah dialami
oleh “humor” atau cairan yang merupakan sifat
dalam evolusi kehidupan di bumi.
pewarisan pada individu. Cairan ini dihasilkan
Kita sungguh beruntung hidup di saat
dari jaringan yang berbeda pada individu, dan
perkembangan teknologi dapat dimanfaatkan
mereka memunculkan status kesehatan dari
dalam kehidupan sehari-hari. Bentuk

254
Bab 10. Genetika Mendel dan Perkembangannya Pada Manusia

jaringan tubuh. Cairan ini dimana selanjutnya spermatisis, tetapi kemudian ada penganut
terkombinasi menghasilkan janin atau bayi ovisis, yang mengklaim bahwa sel telur,
baru. Ide ini diusulkan bahwa jaringan yang bukanlah spermatoza, yang mengandung
sakit akan menghasilkan janin dengan homunkulus. Bonnet menegaskan bahwa
kelahiran cacat, dan janin ini dapat berbeda dari perempuan mengandung semua sel-sel
kedua orangtuanya karena sifat orangtuanya germinal dari keturunannya, baik secara
yang diwariskan kepada anak laki-laki atau langsung maupun dari jarak jauh.
anak perempuannya. Beberapa individu Kepercayaan pada preformasi keturunan
bahkan mempercayai bahwa cairan ini ini dimulai pada pertengahan tahun 1600an,
sebenarnya memiliki organ miniatur yang ketika William Harvey pertama kali
terdapat di sperma dan telur yang selanjutnya menyatakan idenya yang selanjutnya menjadi
akan menghasilkan janin. teori epigenesis. Teori ini menyatakan bahwa
Selama 200 tahun selanjutnya, ide-ide baru bahan-bahan dalam gamet akan menghasilkan
mengenai pewarisan tidak mengalami struktur dewasa, dibandingkan tumbuh
perubahan yang nyata. Untuk itu bahasan yang kembangnya struktur miniatur dewasa yang
akan kita lakukan adalah membagi sejarah telah ada dalam gamet. Bahan-bahan alami ini
genetika berdasarkan perjalanan tahunnya, yang mengarahkan perkembangan bentuk
antara lain dari periode sebelum tahun 1860, dewasa dan bagaimana mereka menampilkan
tahun 1860 - 1900, tahun 1900 - 1944, dan tahun fungsinya masih belum jelas.
1944 sampai saat ini. Kaspar Friedrich Wolff pada abad ke-18,
dan Karl Ernst von Baer pada abad ke-19,
Preformasi dan Epigenesis sebaliknya mengajukan teori epigenesis.
Pada abad kedelapan belas, teori preformasi Menurut teori epigenesis, sel-sel seks sebagian
memberikan jawaban yang radikal untuk besar merupakan potongan-potongan materi
masalah diferensiasi hanya dengan organik homogen yang tidak mengandung apa
menyangkalnya. Pada akhir abad ketujuh belas, pun yang menyerupai tubuh yang akan
seorang pengamat menggunakan mikroskop berkembang darinya suatu saat. Yang
dengan kualitas yang kurang baik dan memiliki dimaksud untuk perkembangan adalah
imajinasi yang hidup menyatakan telah melihat diferensiasi seperti halnya pertumbuhan. Yang
homunkulus, yaitu sosok miniatur manusia, di dimaksud untuk perkembangan adalah
dalam spermatozoa. Seorang naturalis dari diferensiasi seperti halnya pertumbuhan. Von
Belanda bernama Jan Swammerdam Baer memberikan deskripsi yang cukup akurat
(menemukan telur serangga dan korpuskel tentang perkembangan embrio anak ayam.
darah merah) dan seorang naturalis dari Swiss Proses yang teratur dan perubahan yang
yang bernama Charles Bonnet bertahap mengarah dari telur ke janin dan
mengembangkan penemuan yang tidak nyata akhirnya membentuk tubuh orang dewasa.
ini, yang telah dikonfirmasikan oleh para Kita sekarang mengetahui bahwa teori
ilmuwan, menjadi teori preformasi. epigenesis lebih mendekati kebenaran yang
Menurut beberapa penganut preformasi, terjadi di kehidupan daripada teori preformasi.
tubuh manusia sudah dibentuk sebelumnya di Organisme tidak terbentuk menjadi zigot. Apa
dalam spermatozoa, pengembangan hanyalah yang diwariskan dari orang tua kepada anak-
masalah pertumbuhan homunkulus kecil yang anak adalah serangkaian instruksi informasi
terkandung dalam sperma menjadi manusia genetik yang terkandung dalam DNA yang
ukuran penuh. Ini adalah teori dari penganut berinteraksi dengan lingkungan, mengarahkan
perkembangan organisme.

255
Bab 10. Genetika Mendel dan Perkembangannya Pada Manusia

dan Boveri telah menjelaskan tentang proses


Pewarisan Mendelian dan Pengamatan meiosis secara rinci.
Kromosom Informasi genetik dikodekan dalam urutan
Gregor Mendel, seorang pendeta Austria, atau sekuens basa dalam asam nukleat seperti
menampilkan percobaan hibridisasi klasiknya halnya dalam sebuah buku yang berisi
dengan menggunakan tanaman kacang kapri informasi. Gen dapat dianggap sebagai suatu
pada tahun 1856 dan 1863. Pada percobaan ini, kalimat molekuler di mana kata-kata yang ada
yang dipublikasikan pada tahun 1866, Mendel terdiri dari urutan tertentu dari huruf
menguraikan pola pewarisan fenotipe secara nukleotida. Materi genetik yang terkandung
statistikdan mengusulkan teori bahwa faktor- dalam zigot suatu organisme kemudian dapat
faktor dalam sel-sel germinal dihitung untuk dianggap sebagai buku yang terdiri dari
mendapatkan dasar pewarisan. Namun, kalimat-kalimat molekuler.
publikasi ini menjadi tidak penting hingga Karena ada empat jenis basa dalam DNA,
selanjutnya ditemukan kembali pada tahun maka jumlah sekuens berbeda yang mungkin
1900 oleh Hugo de Vries, Carl Correns, dan dalam gen dengan n nukleotida adalah 4n. Hal
Erich von Tschermak. Meskipun percobaan ini merupakan jumlah yang sangat besar ketika
Mendel dan penemuannya kembali n ada dalam jumlah ratusan, seperti yang
merupakan peristiwa yang sangat penting, umumnya berlaku untuk gen individu.
semuanya bukan merupakan satu-satunya Namun, unit informasi yang digunakan untuk
penemuan yang penting di periode ini. Pada menentukan urutan asam amino protein bukan
tahun 1875, ilmuwan embiologi dari Jerman merupakan basa individu, tetapi kelompok
Oscar Hertwig menguraikan peleburan sperma yang terpisah dari tiga basa berturut-turut, yang
dan sel telur untuk membentuk zigot. disebut triplet. Karena ada empat basa yang
Dari tahun 1879 hingga 1885, Walther berbeda, ada 43 = 64 triplet yang berbeda, tetapi
Flemming, dokter pertama selama perang beberapa di antaranya identik dalam arti
Perancis - Rusia, menggunakan pewarna anilin mereka mengkode informasi yang sama, jadi
untuk mensintesis secara baru dan hanya ada 21 unit informasi yang berbeda di
memperlihatkan serta menjabarkan antara 64 triplet. Rantai polinukleotida dengan
kromosom, dan bagaimana caranya bergerak n = 600 nukleotida memiliki n / 3 = 200
selama mitosis. Pada tahun 1888, Heinrich kelompok yang tidak saling bertumpuk dari
Waldeyer pertama kali menggunakan istilah tiga basa. Dengan demikian hampir tidak ada
kromosom. Juga pada tahun 1880, Theodor batasan untuk jumlah pesan yang berbeda yang
Boveri, seperti halnya Karl Rabl dan Edouard dapat dikodekan dalam rantai asam nukleat
van Beneden, berhipotesa bahwa kromosom yang panjang.
adalah struktur tunggal yang berkelanjutan
dari satu generasi ke generasi berikutnya Teori Kromosom dan Terangkai Seks
daripada bentuk tidak terlihatnya pada saat Dari tahun 1900 hingga 1944, genetika modern
pembelahan sel. Pada tahun 1885, August sepenuhnya mengalami perkembangan
Weismann menyatakan bahwa sifat-sifat khususnya terhadap teori kromosom, yang
pewarisan secara eksklusif terdapat di dalam menyatakan bahwa kromosom adalah
nukleus. Kemudian, pada tahun 1887, pancaran linear dari gen-gen yang
Weismann memperkirakan terjadinya tahapan mengandung informasi genetik yang
pengurangan dari pembelahan sel, yang saat ini dibutuhkan oleh organisme hidup. Sebagai
kita sebut meiosis. Pada tahun 1890, Hetwig tambahan, ilmuwan genetika membuat

256
Bab 10. Genetika Mendel dan Perkembangannya Pada Manusia

penemuan yang menyediakan dasar evolusi yang disebut mitosis. Kromosom dengan tepat
modern dan genetika molekular. digandakan sebelum awal pembelahan sel.
Pada tahun 1902, Walter Sutton, seorang Selama mitosis, kromosom yang terduplikasi
sarjana berusia 25 tahun dari Universitas didistribusikan secara merata ke kedua sel
Columbia, mengemukakan bahwa perilaku anak. Semua sel somatik dari suatu organisme
kromosom, selama meiosis menjelaskan aturan karenanya memiliki jumlah kromosom yang
pewarisan dari Mendel, yang selanjutnya sama.
menuntun pada penemuan bahwa gen-gen Gamet terbentuk oleh proses meiosis, di
terdapat di dalam kromosom. Pada awal tahun mana setiap sel membelah dua kali sementara
1900, seorang ilmuwan genetika Thomas Hunt kromosom digandakan hanya sekali.
Morgan memperkenalkan Drosophila Karenanya gamet yang dihasilkan hanya
melanogaster sebagai model sistem genetika, memiliki setengah kromosom yaitu sebanyak
yang memainkan peranan penting dari sel somatik. Dua gamet (satu sel seks laki-laki
penemuan-penemuan genetik hingga abad dan satu sel seks perempuan) bergabung dalam
berikutnya. Nettie Maria Stevens, Bryn Mawr proses yang disebut fertilisasi. Zigot yang
seorang murid yang belajar pada Morgan, dihasilkan dengan demikian memiliki jumlah
mengamati penentuan seks atau jenis kelamin karakteristik kromosom dari sel somatik
pada cacing yang terdapat di daging, organisme.
mempublikasikan penemuannya tentang Jika jumlah kromosom dalam gamet
kromosom X dan kromosom Y pada tahun direpresentasikan sebagai N, zigot akan
1905. Pada tahun 1911, Morgan menjelaskan memiliki 2N kromosom, setengahnya
bahwa gen-gen menghasilkan warna mata diperoleh dari masing-masing dua gamet
putih, warna tubuh kuning, dan bentuk kecil induk. Zigot membelah secara mitosis,
sayap pada Drosophila yang terletak di menghasilkan dua sel, masing-masing dengan
kromosom X. 2N kromosom. Sel-sel ini membelah lagi dan
Alfred Sturtevant, seorang sarjana yang lagi selama perkembangannya, sehingga
bekerja di Laboratorium Morgan di Universitas organisme multiseluler terdiri dari banyak sel,
Columbia, menggunakan Drosophila untuk masing-masing dengan 2N kromosom.
menciptakan peta genetik yang pertama pada Organisme juga akan menghasilkan gamet,
tahun 1913, yang juga memperlihatkan bahwa tetapi hal ini hanya akan terjadi melalui meiosis
gen-gen ada dalam urutan yang linear di dalam dan dengan demikian hanya akan memiliki N
kromosom. Calvin Bridges, yang bekerja kromosom. Ketika dua gamet bersatu saat
dengan Morgan pada tahun 1914, menguraikan proses pembuahan, jumlah 2N kromosom
nondisjunction pada kromosom seks Drosophila organisme disimpan dan dengan demikian
untuk membuktikan teori pewarisan dipertahankan dari generasi ke generasi.
kromosom. Pada tahun 1927, Lewis Staddler Jumlah kromosom sangat bervariasi di antara
dan Herman Muller memperlihatkan bahwa organisme eukariota. Beberapa spesies hanya
gen-gen dapat mengalami mutasi secara buatan memiliki dua kromosom; spesies yang lain
dengan menggunakan sinar X. memiliki beberapa ratus kromosom. Sel dengan
Jumlah karakteristik kromosom suatu dua set kromosom, seperti sel somatik,
organisme dipertahankan konstan dari dikatakan diploid, sel dengan hanya satu set
generasi ke generasi karena ada dua jenis kromosom, seperti gamet, disebut haploid.
pembelahan sel, satu untuk pembentukan sel Pada organisme diploid, dua anggota dari
somatik (tubuh), yang lain untuk pembentukan setiap pasangan kromosom yang sama disebut
gamet. Sel somatik membelah dengan proses kromosom homolog, kromosom yang bukan

257
Bab 10. Genetika Mendel dan Perkembangannya Pada Manusia

anggota dari pasangan yang sama disebut 1943, Salvador Luria dan Max Delbruck
kromosom bukan homolog (kromosom memperlihatkan bahwa bakteri mempunyai
nonhomolog). Pada organisme dengan jenis sistem genetik dan fenotipe yang dapat
kelamin yang terpisah, seperti kebanyakan dipelajari. Hal ini menyebabkan munculnya
hewan, biasanya ada satu pasang kromosom variasi bakteri dan virusnya untuk tersedia
yang terlibat dalam penentuan jenis kelamin sebagai model untuk mempelajari dasar-dasar
yang disebut kromosom seks. Kromosom yang proses genetik.
lain disebut autosom. Dua kromosom seks,
tidak seperti semua pasangan kromosom DNA, RNA, dan Genetika Molekular
lainnya, tidak perlu sama persis dalam ukuran Periode dari tahun 1944 hingga saat ini adalah
dan bentuk. Salah satu jenis kelamin (jantan era genetika molekular, yang dimulai dengan
pada mamalia dan banyak serangga, tetapi memperlihatkan bahwa DNA adalah bahan
betina pada kupu-kupu dan burung) disebut genetik dan bergabung dengan ledakan-
heterogametik karena memiliki dua ledakan pengetahuan kita yang didasarkan
kromosom seks (biasanya disebut X dan Y) pada teknologi DNA rekombinan dan sekuens
yang sangat berbeda satu sama lain, sedangkan genomik dari beberapa ratus organisme yang
jenis kelamin lainnya, yang homogametik, berbeda.
memiliki dua kromosom yang serupa Percobaan yang dilakukan oleh Oswald
(keduanya disebut X). Jadi pada manusia, tikus, Avery dan koleganya di Institut Rockefeller
dan lalat buah Drosophila, laki-laki adalah XY pada tahun 1944, dan Alfred Hershey serta
sehubungan dengan kromosom seks, Martha Case di Cold Spring Harbor pada tahun
sedangkan perempuan adalah XX. Pada 1952, memperlihatkan secara eksklusif bahwa
beberapa spesies kromosom Y sama sekali asam deoksiribonukleat - DNA - adalah bahan
kurang bahkan tidak ada, sehingga jenis genetik. Kita juga masih mengingat bahwa
kelamin heterogametik adalah XO, sedangkan James Watson dan Francis Crick mengerjakan
jenis kelamin homogametik adalah XX. struktur DNA pada tahun 1953, didasarkan
Seperti halnya para ilmuwan biologi terus pada penemuan ini dan data eksperimen
meningkatkan pemahamannya tentang lainnya.
adanya mekanisme pewarisan dan Antara tahun 1968 dan 1973, Werner
menghasilkan hipotesa, mereka juga Arber, Hamilton Smith, dan Daniel Nathans,
menciptakan terminologi baru untuk bersama dengan koleganya, menemukan dan
menjelaskan penemuan dan prediksinya. menjabarkan enzim restriksi endonuklease,
Seorang ilmuwan Inggris William Bateson yaitu suatu enzim yang membuka kemampuan
pertama kali menggunakan istilah F1, F2, untuk memanipulasi DNA melalui teknologi
homozgot, heterozigot dan alelomorf (yang DNA rekombinan. Pada tahun 1972, Paul Berg
mana kemudian dipendekkan menjadi alel) adalah yang pertama kali menyusun molekul
pada tahun 1902, dan menciptakan istilah DNA rekombinan yang mengandung bagian
genetika pada tahun 1905. Seorang ilmuwan DNA dari spesies yang berbeda.
botani dari Denmark Wilhelm Johannsen Sejak tahun 1972, ilmuwan genetika telah
mengenalkan istilah fenotipe, genotipe, dan melakukan kloning pada sejumlah gen,
gen pada tahun 1909. termasuk sejumlah besar gen-gen manusia
Antara tahun 1930 dan 1932, Ronald A yang ada hubungannya dengan penyakit yang
Fisher, Sewall Wright, dan John BS Haldane diwariskan. Kloning gen melibatkan isolasi
mengembangkan dasar aljabar untuk kita sekuens DNA khusus dari suatu organisme
dapat memahami proses evolusi. Pada tahun

258
Bab 10. Genetika Mendel dan Perkembangannya Pada Manusia

dan bergabung membentuk suatu vektor, yaitu penyakit khusus, ekspresi farmasetik, dan
merupakan potongan DNA yang dapat isolasi jaringan serta organ yang dapat
direplikasi di dalam sel. Kloning gen telah digunakan oleh manusia.
disederhanakan melalui identikasi enzim-
enzim restriksi, amplifikasi sekuens DNA Penemuan Ilmu Baru
dengan menggunakan polymerase chain Cabang ilmu pengetahuan baru dengan cepat
reaction (PCR), dan mengurutkan genom dari bermunculan di area genetika. Genomik
beberapa organisme yang berbeda. Pada tahun adalah analisis kandungan DNA dan
1995, Haemophilus influenza adalah organisma pengaturann gen di dalam dan di antara
pertama yang memiliki sekuens genom yang organisme. Proteomik adalah kajian semua
lengkap. Genom berhubungan dengan semua protein yang dimunculkan oleh individu atau
DNA, baik gen maupun bagian di antara gen, organisme. Oleh karena kemampuan
pada organisme. Genom manusia telah keseluruhan sekuens DNA genomik untuk
diurutkan dan dipublikasikan pada tahun 2001. sejumlah besar organisme dan ciptaan dengan
Seperti halnya pada bulan September tahun menggunakan program komputer untuk
2007, sebanyak 634 organisme yang berbeda menganalisa sejumlah besar data, beberapa
telah memiliki sekuens genomnya yang ilmuwan mulai menguji pertanyaan-
lengkap dan telah dipublikasikan. pertanyaan umum tentang genom.
Dengan kloning dan identifikasi gen, Informasi yang diperoleh dari kajian-kajian
ilmuwan dapat menciptakan organisme ini menjanjikan untuk mengarahkan pada
transgenik, yaitu organisme dengan fungsi- perlakuan yang lebih individual untuk kisaran
fungsi gen asing. Sebagai contohnya, gen-gen penyakit yang luas, mulai dari kanker sampai
telah diperkenalkan pada peternakan untuk kelainan mental. Aplikasi terapi gen,
memampukannya menghasilkan farmasetikal pengenalan gen asing ke dalam sel-sel somatik
dalam susunya, yang kemudian dapat dipanen individu untuk mengobati penyakit pewarisan,
secara mudah dan tidak mahal untuk telah diuji pada beberapa penyakit. Meskipun
kepentingan manusia. Pada tahun 1997, sapi terapi gen belum lah lengkap untuk mengobati
transgenik yang pertama, dinamakan Rosie, berbagai penyakit pada manusia sampai titik
diciptakan. Rosie menampilkan protein alfa- ini, kesuksesan sepertinya sudah di dalam
lactalbumin manusia yang ada di dalam air genggaman untuk berbagai macam kondisi.
susunya, yang mana menjadi lebih
menguntungkan daripada air susu sapi yang
normal untuk bayi dan orang dewasa yang Genetika Klasik
mengalami gangguan pencernaan. 10.2
Sebaliknya pada hewan transgenik yang
menampilkan gen asing, kloning hewan Berdasarkan sejarah, ilmuwan genetika bekerja
berasal dari nukleus somatik dari individu pada tiga area yang berbeda yaitu: genetika
lainnya. Kloning hewan selanjutnya secara klasik, genetika molekular dan genetika
genetik identik dengan hewan aslinya. Pada populasi serta evolusi. Masing-masing area
tahun 1996, mamalia pertama dikloning, tersebut memiliki kekhasan dalam bentuk
domba yang diberi nama Dolly. Sejak saat itu, pertanyaan, terminologi, peralatan dan bahkan
babi, mules, kerbau, kucing, dan anjing adalah organismenya.
beberapa hewan yang telah dikloning. Hewan Pada genetika klasik, ilmuwan fokus
yang dikloning menyediakan sumber yang mempelajari tentang gen, mutasi, dan fenotipe.
sangat berharga untuk meneliti penyakit-

259
Bab 10. Genetika Mendel dan Perkembangannya Pada Manusia

Kajian ini dimulai dengan pengaturan gen-gen Warna Bunga Buah


pada kromosom dan pewarisannya pada buah merah kuning
generasi berikutnya melalui proses Warna Bunga di Buah putih
pembelahan meiosis, metoda yang bunga ketiak Bunga di
menghasilkan mutasi dan pengenalan mutan Letak daun ujung daun
yang terbentuk, serta berbagai macam pola bunga Batang Batang
pewarisan untuk menghasilkan sifat yang Tinggi tinggi pendek
khusus atau fenotipe. batang
Gregor Mendel mempublikasikan aturan-
aturan dasar pewarisan pada tahun 1866, yaitu Pada persilangan tanaman ercis dengan induk
menjabarkan dengan hati-hati hasil berbatang tinggi dan induk berbatang pendek.
penelitiannya mengendalikan persilangan di Genotipe untuk induk berbatang tinggi DD
antara tanaman kacang kapri, Pisum sativum. (gamet: D), induk berbatang pendek dd (gamet:
Pada saat itu, aturan kromosom dan gen dalam d). Hasil persilangan atau keturunannya
pewarisan dan menghasilkan sifat yang tetap memiliki genotipe Dd yang berarti memiliki
berlaku hingga saat ini. Selanjutnya, Mendel batang tinggi. Apabila sesame keturunan
memperbaiki hipotesanya bahwa sifat seperti dilakukan persilangan sesamanya maka hasil
warna buah dikendalikan secara genetik yang persilangannya adalah 3/4 berbatang tinggi
saat ini disebut gen. Bentuk lain dari gen dengan genotipe DD dan Dd, 1/4 berbatang
disebut alel, yaitu yang dapat memperlihatkan pendek dengan genotipe dd (kembali ke
ciri-ciri yang membedakan organisme. karakter seperti induknya).
Genotipe organisme mengacu pada kombinasi Parental diploid DD x dd
alel-alel yang ada, dan fenotipe yang Tinggi Pendek
mencirikan sifat yang dibawanya. Gamet haploid D d
Mendel juga memperkirakan bahwa Keturunan diploid Dd x Dd
individu dewasa memiliki dua salinan dari Tinggi Tinggi
masing-masing gen (keadaan diploid); gamet- D, d D, d
gamet hanya menerima satu dari salinan ini DD Dd Dd dd
(keadaan haploid). Dengan kata lain, satu dari Tinggi Tinggi Tinggi Pendek
kedua salinan parental berpisah menjadi gamet 3/4 tanaman tinggi
yang diberikan kepada keturunannya. Selama 1/4 tanaman pendek
proses fertilisasi, zigot mendapatkan satu Keterangan: Mendel menyilangkan
salinan dari masing-masing gamet, tanaman kapri tinggi dan pendek dan
membentuk kembali keadaan diploid. Mendel menyatakan bahwa fenotipe untuk tinggi
mengamati 7 karakter yang terdapat pada adalah dominan. Masing-masing parental
tanaman kacang kapri. mewariskan satu salinan untuk setiap gen
pada keturunannya melalui gamet.
Galur Sifat Beda Peleburan gamet dihasilkan pada generasi
Murni yang diploid. Dengan menyilangkan dua
Bentuk biji Biji bulat Biji keriput tanaman yang tinggi dan mengamati
Warna biji Biji kuning Biji hijau fenotipe keturunanya. Mendel
Bentuk Buah halus Buah menyimpulkan bahwa fenotipe tanaman
buah Buah hijau keriput tinggi adalah dominan. Alel d, yang
menyatakan fenotipe pendek, adalah

260
Bab 10. Genetika Mendel dan Perkembangannya Pada Manusia

resesif karena dua salinan alel d mutasi terletak di sebelah kanan. Mutasi
dibutuhkan untuk mengamati fenotipe dominan dinyatakan oleh huruf pertama dari
tanaman pendek nama mutasi yang dicirikan dengan uppercase.
Dari penelitan Mendel dihasilkan dua Sentromer adalah konstriksi pada kromosom.
aturan, yaitu sebagai hukum segregasi (dua Secara umum, sekuens DNA dari gen
alel terpisah secara acak satu sama lain selama mengkode sekuens asam amino dari protein,
pembentukan gamet) dan hukum termasuk enzim, yaitu yang bekerja sebagai
independent assortment (alel-alel dari gen katalis biologi dalam jalur biokimia. Pada awal
yang berbeda akan dipisahkan satu sama lain tahun 1940, George Beadle and Edward Tatum
menjadi gamet-gamet). Ilmuwan tidak mengusulkan bahwa satu gen mengkode satu
mendapatkan petunjuk tentang bagaimana enzim. Saat ini kita mengetahui bahwa banyak
aturan-aturan ini dapat bekerja sampai mereka enzim telah dibuat lebih dari satu polipeptida,
mengamati segregasi atau pemisahan dimana masing-masing polipeptida sering
kromosom pada proses pembelahan meiosis. mengkode berdasarkan gen yang berbeda. Jadi,
Pada saat itu, yaitu pertengahan tahun 1900, pernyataan yang lebih tepat adalah satu gen
ilmu genetika dilahirkan. mengkode satu polipeptida.
Selama awal abad ke 20, ilmuwan genetika Analisis dari pola pewarisan untuk gen-
menemukan beberapa gen dengan melihat gen manusia adalah satu aplikasi yang baru
pada organisme di dalam spesies yang dari genetika klasik. Hal ini melibatkan generasi
menyebabkan perubahan fenotipe (mutan). dari diagram silsilah (pedigree), yaitu yang
Persilangan yang telah dibuat untuk merupakan bentuk yang dapat ditampilkan
menentukan kendali genetik pada sifat-sifat dari individu yang ada hubungannya
mutan. Dari hasil penelitian melibatkan (keluarga) dan fenotipe yang dimiliki oleh
pemetaan kromosom, kemampuan untuk masing-masing individu. Dengan menguji
menempatkan gen-gen pada posisi di diagram silsilah, adalah dimungkinkan untuk
kromosom melalui persilangan organisme menyatakan pola pewarisan, seperti apakah itu
tertentu dengan genotipe yang berbeda. fenotipe yang bersifat dominan atau resesif atau
Dari percobaan pemetaan ini mumcullah apakah gen yang ada hubungannya terletak
teori pewarisan kromosom: kromosom, yang pada kromosom seks atau autosom. Dengan
mengandung gen-gen, membawa bahan membandingkan dua atau lebih fenotipe (yaitu
genetik. Model beads on a string dari pengaturan yang dikodekan denga memisahkan gen-gen)
gen, yang mana masing-masing gen dalam diagram silsilah, adalah mungkin untuk
merupakan unit yang terlihat terletak pada menghitung hubungan tautan atau jarak peta
posisi yang tepat pada kromosom, tidak antara gen. Diagram silsilah ini dan analisis
mengalami modifikasi dalam bentuk apapun tautan membantu ilmuwan genetika untuk
sampai di pertengahan abad ke 20, setelah menghitung probabilitas dimana individu
Watson dan Crick mengerjakan struktur DNA. memiliki alel khusus, atau anak akan memiliki
Mutasi, yang berhubungan dengan gen, fenotipe khusus.
terletak dalam jalur yang linear dalam Tambahan sarana dalam genetika klasik
kromosom. Kromosom 2 dari Drosophila adalah kariotipe, yaitu yang menampilkan
melanogaster, lalat buah, memperlihatkan peta semua kromosom yang dimiliki individu.
posisi dari beberapa mutasi yang terletak di kiri Menguji kariotipe mengulang tidak hanya jenis
(pada unit peta rekombinan), lokasi dari kelamin individu, tetapi jika berlebih atau lebih
masing-masing gen yang berhubungan pada sedikit kromosom yang ada dan apakah
warna biru, dan nama dari masing-masing kromosom seara nyata mengalami

261
Bab 10. Genetika Mendel dan Perkembangannya Pada Manusia

abnormalitas atau urutan pengaturan. Kajian ujung 5’ dari satu untai yang berpasangan
tentang kromosom dan pengaturannya disebut dengan basa pada ujung 3’ di sisi yang lainnya.
sitogenetika. Dua heliks tertahan bersama oleh basa-
basa yang memanjang dari setiap untai tulang
belakang gula – fosfat, mirip pada rungs of the
ladder. Hanya empat basa secara normal terjadi
dalam DNA: adenin, timin, guanin, dan sitosin,
disingkat A, T, G, dan C. Sekuens dari basa ini
pada satu untai menentukan sekuens pada
untai yang kedu melalui suatu hubungan yang
disebut komplementer. Adenin berpasangan
dengan timin, dan guanin berpasangan dengan
sitosin.
Komplementer alami dari pasangan basa
Gambar 10.1 diagram silsilah dari keluarga DNA memberikan petunjuk tentang proses
besar yang menampilkan penyakit yang replikasi DNA. Untai ganda “unzips”, dan
terangkai pada autosom resesif. Simbol yang setiap untai bekerja sebagai cetakan untuk untai
diwarnai berarti individu yang menderita
penyakit, dan symbol yang kosong yang baru, menghasilkan dua untai ganda
menandakan individu yang tidak sakit dengan tepat seperti yang pertama. Enzim yang
(normal) terlibat dalam replikasi DNA dikenal sebagai
DNA polimerase, dimana terdapat beberapa
Genetika Molekular bentuk yang berbeda di dalam sel. Mutasi dapat
10.3 dihasilkan baik merupakan suatu kesalahan
pada pasangan basa selama proses replikasi
atau beberapa pasang kerusakan pada DNA
Genetika molekular adalah suatu kajian tentang yang tidak dapat diperbaiki oleh waktu pada
struktur, replikasi, dan ekspresi dari bahan siklus replikasi berikutnya.
genetik dan terekspresikannya protein. Hal ini Kelompok dari tiga basa nukleotida
juga termasuk metode yang melibatkan membentuk kodon yang menentukan satu dari
manipulasi ekspresi dan analisis bahan genetik 20 terbentuknya asam amino secara alami yang
(teknologi DNA rekombinan dan genomik). digunakan dalam sintesis protein. Sekuens basa
Bahan genetik untuk semua organisme membentuk kodon yang mengacu sebagai
seluler adalah untai ganda DNA, bentuk kode genetik
molekul untai ganda seperti twisted ladder.
Tulang belakang dari heliks adalah Teknologi Rekombinan
pengulangan unit gula (deoksribosa) dan Genetika molekular mengalami kemajuan yang
gugus fosfat. Polaritas atau pengarahan adalah sangat pesat selam 30 tahun terakhir ini dengan
aspek asam nukleat dan protein yang penting. mempelajari informasi dengan menggunakan
Setiap untai linear DNA mengandung ujung 3’, teknik DNA rekombinan. Revolusi ini dimulai
memiliki gugus hidroksil bebas (-OH) pada dengan penemuan restriksi endonuklease,
ujung 3’ karbon deoksiribosa, dan ujung 5’, suatu enzim yang memotong DNA pada
memiliki gugus fosfat bebas (-PO4-) pada ujung sekuens tertentu untuk menghasilkan fragmen
5’ karbon deoksiribosa. Dua untai pada untai DNA dengan sekuens basa yang dapat
ganda DNA adalah antiparalel, basa pada direproduksi pada akhirnya. Akhiran ini
membuat DNA dari sumber yang berbeda

262
Bab 10. Genetika Mendel dan Perkembangannya Pada Manusia

menjadi bergabung. Banyak pekerjaan dengan Kloning dan Terapi Gen


DNA rekombinan ini menggunakan plasmid, Kloning sudah sering digunakan pada
yaitu berbentuk kecil, merupakan unit DNA pertanian untuk menghasilkan seluruh
ekstrakromosomal sirkular yang ditemukan tanaman dari beberapa sel meristem saja.
pada beberapa bakteri. Masuknya DNA asing Kentang misalnya, jarang tumbuh dari benih
(kloning) ke dalam plasmid menyebabkan gen yang dihasilkan oleh bunga melainkan dari
asing menjadi tumbuh di dalam bakteri dalam benih kentang, umbi atau bagian-bagian umbi
jumlah yang dapat dianalisa untuk sekuens dan yang ditanam dan tumbuh. Teknik-teknik
fungsi. Sebagai contoh, plasmid rekombinan rekayasa genetika kini meningkatkan
telah dimasukkan ke dalam bakteri E. coli untuk kemampuan untuk mengkloning hewan yang
menghasilkan hormon pertumbuhan manusia, melibatkan transplantasi inti sel atau nukleus
yang dapat digunakan untuk farmasetikal. dari sel somatik ke dalam sel telur yang tidak
Ciri-ciri dasar kloning gen adalah plasmid berinti untuk menghasilkan individu yang
yang kecil, berbentuk sirkular, yang mana secara genetik identik. Mamalia kloning
dapat mengalami replikasi dalam sel bakteri, pertama adalah Dolly sebuah domba Finn
dan satu potongan DNA asing yang keduanya Dorset yang diciptakan oleh Ian Wilmut pada
dipotong dengan enzim restriksi endonuklease tahun 1996 di Roslin Institute di Skotlandia.
yang sama, yang memotong untai ganda DNA Sejak Dolly, berbagai organisme yang berbeda
pada sekuens tertentu untuk menghasilkan telah dikloning.
jenis ujung yang sama dari potongan DNA. Dalam beberapa tahun terakhir kloning
Potongan plasmid sirkular akan menciptakan gen dan pengurutan lebih dari 630 genom
molekul DNA yang linear. DNA asing dan berbeda telah menggeser pertanyaan genetik
plasmid linear dapat digabung atau dicampur yang ada. Meskipun tetap penting dan bersifat
bersama sehingga DNA asing menggabung informatif untuk mempelajari bagaimana
kembali plasmid ke dalam lingkaran dengan ekspresi gen tunggal dikendalikan, para
menggunakan enzim DNA ligase. Hibrid ilmuwan sekarang dapat bertanya bagaimana
molekul DNA rekombinan ini dapat ekspresi semua gen dalam perubahan sel
dimasukkan ke dalam bakteri, dimana selama pengembangan atau sebagai akibat dari
selanjutnya akan mengalami replikasi. terapi penyakit atau obat. Pertanyaan dengan
Perkembangan DNA komplementer skala besar ini telah menciptakan bidang omics
(cDNA), yang merupakan salinan mRNA yang yaitu genomik dan proteomik. Genomik
telah ditranskripsi, dan polymerase chain adalah kajian dimana orgarnisme
reaction (PCR), yang menggandakan sekuens menyelesaikan urutan DNA atau RNA dengan
DNA yang diinginkan, mengalami lengkap, pengaturan dan ekspresi gen dan
peningkatan kemampuan yang sangat tinggi hubungan unsur-unsurnya di antara jenis yang
untuk mengkloning dan memanipulasi berbeda. Transkriptomik adalah kajian semua
sekuens DNA secara in vitro. gen yang telah ditranskripsi dan bagaimana
Teknologi ini memiliki kemungkinan atau ekspresinya berubah dalam menanggapi
peluang yang sangat luar biasa untuk industri rangsangan yang berbeda atau penyakit. Kajian
kesehatan dan agriculture. Hal ini memberikan ini membawa potensi untuk merancang terapi
kesempatan untuk meletakkan dan obat yang disesuaikan untuk penyakit tertentu
mempelajari gen yang menyebabkan penyakit pada individu. Sebagai contoh banyak orang
seperti cystic fibrosis (CF) dan Duchenne muscular mengalami kanker usus besar (kanker kolon).
dystrophy (DMD). Mutasi di sejumlah gen yang berbeda dapat
menghasilkan kanker usus besar. Identifikasi

263
Bab 10. Genetika Mendel dan Perkembangannya Pada Manusia

mutasi tertentu yang menyebabkan kanker evolusi yang terjadi. Maka dapat dirumuskan
usus besar individu mungkin menyebabkan sebuah pernyataan untuk menggambarkan
terapi yang disesuaikan yang berhasil terhadap kondisi ekuilibrium yaitu jika asumsi terpenuhi
jenis tertentu kanker usus besar, menghindari maka jumlah tidak mengalami perubahan
pendekatan yang meledak dari terapi frekuensi alel, frekuensi alel secara akurat
antikanker yang lebih konvensional. memprediksi frekuensi genotipe (kombinasi
Proteomik adalah kajian dari semua alel pada individu misalnya AA, Aa atau aa)
protein dalam sel atau individu. Ini termasuk dalam populasi.
menganalisis protein yang dimunculkan dan Baru-baru ini beberapa hasil penelitian
setiap perubahan jumlah protein atau dalam ditemukan di area genetika evolusioner.
modifikasi seperti fosforilasi. Proteomik juga Elektroforesis adalah metode untuk
dapat digunakan untuk mengidentifikasi memisahkan DNA, protein dan molekul lain
protein apa yang berinteraksi secara fisik serta sekuensing atau pengurutan DNA
dengan protein lain dan interaksi yang sangat menunjukkan polimorfisme lebih banyak
penting untuk fungsi protein. (variasi alelik) ada dalam populasi alami dari
model matematika. Satu penjelasan yang
Populasi dan Evolusi Genetika menarik untuk variabilitas adalah banyak
Populasi dan genetika evolusioner adalah polimorfisme bersifat netral. Artinya seleksi
kajian tentang mekanisme yang alam adalah suatu model bimbingan evolusi
mengakibatkan perubahan frekuensi alel yang tidak bertindak diferensial pada banyak
dalam populasi dari waktu ke waktu dan hal, jika tidak sebagian besar perbedaan genetik
konsekuensi perubahannya. Konsep evolusi ditemukan di alam. Pada awalnya teori ini
Darwin melalui seleksi alam menemukan cukup kontroversial dan menarik beberapa
pijakan genetik di area ini melalui kajian pengikut. Sekarang mayoritas ilmuwan
pewarisan (hereditas). menerima pandangan ini untuk menjelaskan
Charles Darwin menjelaskan evolusi begitu banyak variasi molekul yang ditemukan
sebagai hasil seleksi alam. Pada tahun 1920-an dalam populasi alami.
dan 1930-an ahli genetika termasuk Fisher, Teori lain yang kontroversial menyangkut
Wright dan Haldane membuat model aljabar tingkat perubahan evolusioner juga ditemukan.
untuk menjelaskan proses evolusi. Berdasarkan catatan fosil, awalnya merupakan
Penggabungan teori Darwin dan genetika suatu pemikiran bahwa perubahan evolusi
populasi disebut neo-Darwinisme. Pada tahun adalah bertahap. Namun bukti terbaru
1908 Godfrey Hardy (matematikawan Inggris) menunjukkan bahwa perubahan evolusi dapat
dan Wilhelm Weinberg (ahli kandungan terjadi dalam jangka pendek, diikuti oleh
Jerman) seumur hidupnya tertarik pada. periode panjang perubahan yang terjadi dalam
Keseimbangan genetik sederhana terjadi dalam jumlah sedikit. Teori ini disebut punctuated
suatu populasi jika populasi besar, terjadi kawin equilibrium.
acak dan memiliki efek yang diabaikan melalui
mutasi, migrasi dan seleksi alam. Pengamatan Perubahan Gen
ini dikenal sejak adanya hukum keseimbangan Beberapa tahun yang lalu, Igor Dawid dan,
Hardy-Weinberg. secara independen, Joseph Gall di Yale
Keseimbangan ini menjadikan genetika menemukan mekanisme perubahan gen lain
merupakan dasar untuk membandingkan yang disebut amplifikasi gen. Dalam kasus ini,
populasi, untuk melihat apakah ada proses gen spesifik adalah sebenarnya digandakan.
Contoh yang dipelajari terjadi pada sel telur

264
Bab 10. Genetika Mendel dan Perkembangannya Pada Manusia

yang tumbuh (oosit) katak, ikan, dan banyak Sebagai contoh, tumor akan ditekan untuk
(tetapi tidak semua) hewan lainnya. Oosit sementara waktu dengan kemoterapi, tetapi
tumbuh menjadi ukuran yang sangat besar dan sel-sel resisten akan sering tumbuh. Sel belajar
mensintesis konstituen sitoplasma tertentu mengatasi obat dengan meningkatkan jumlah
dalam jumlah besar. Salah satunya adalah mesin metabolismenya dengan membuat lebih
komponen penting untuk sintesis protein yang banyak gen untuk mesin itu. Contoh penting
disebut ribosom. Oosit, yang merupakan sel lain dari amplifikasi gen terjadi pada beberapa
tunggal, dapat mensintesis banyak ribosom sel kanker di mana amplifikasi gen telah terjadi.
dalam satuan waktu sebanyak ribuan sel tubuh Tampaknya terlalu banyak produk gen tertentu
katak yang paling aktif. Setiap ribosom terdiri akan menyebabkan perubahan kanker.
dari tiga molekul RNA dan sekitar seratus Sekitar empat puluh tahun yang lalu,
protein yang berbeda. Lebih dari satu Barbara McClintock, belajar di Departemen
mekanisme genetik memungkinkan oosit Genetika Institusi Carnegie di Cold Spring
menghasilkan ribosom dalam jumlah yang Harbor, New York, menemukan unsur genetik
sangat besar. Dua molekul RNA dikodekan transposable dalam jagung (jagung). Dia
oleh gen yang mengamplifikasi lebih dari mencatat bahwa beberapa jenis mutasi genetik
seribu kali lipat pada awal pertumbuhan oosit. tidak stabil dan karakteristik ketidakstabilan itu
Amplifikasi gen ini adalah mekanisme di mana sendiri secara genetik diwarisi. Melalui
sel menghasilkan lebih banyak produk yang sitogenetika dan pengembangbiakan tanaman
diberikan. Itu membuat lebih banyak gen yang mutan, ia menyimpulkan bahwa
pertama dan dengan kelebihan gen ini ketidakstabilan itu disebabkan oleh gen yang
kemudian dapat mensintesis lebih banyak mampu bergerak di sekitar kromosom,
RNA. Namun, ada molekul RNA yang ketiga memasuki dan meninggalkan gen diam
di setiap ribosom yang disebut 5S RNA lainnya. Ketika elemen transposable pindah ke
ribosomal, yang juga telah dipelajari, ada gen lain, aktivitas gen stasioner sering
seperangkat gen tambahan untuk 5S RNA yang dihapuskan. Ketika unsur itu pindah lagi, gen
hadir dalam kromosom semua sel katak, tetapi itu sekali lagi bisa berfungsi secara normal. Ini
gen ini hanya dinyatakan dalam oosit di mana adalah salah satu kisah hebat tentang sains yang
permintaan untuk 5S RNA sangat besar. Di tidak dihargai dan tidak dikenal. Namun,
semua sel yang lain, gen spesifik "oosit" ada, dalam retrospeksi, tidak mengherankan bahwa
tetapi dalam keadaan diam. para ilmuwan tidak dapat memahami
Sekarang ada contoh gen selain ribosom pentingnya temuan aneh ini. (Untung dia
yang telah terbukti diperkuat sebagai bagian bekerja di sebuah lembaga penelitian di mana
dari program perkembangan. Fenomena permohonan hibah tidak diperlukan.)
terkait, yang disebut sebagai "amplifikasi gen Konsekuensi dari unsur-unsur transposable
yang dipaksa" memiliki implikasi medis. Ketika tumbuh setiap hari, serta realisasi pentingnya
sebuah sel (hewan atau bakteri) ditantang mereka. Saya akan memberikan beberapa
dengan obat yang dapat membunuhnya, sel contoh penataan ulang genetik.
tersebut dapat lepas dari efek obat jika dapat Pergerakan gen dari satu bagian genom ke
memetabolisme obat. Seringkali mesin yang lain dapat dibagi menjadi peristiwa-
metabolisme ini ada dalam sel, tetapi tidak peristiwa yang tidak diprogram ke dalam
dalam jumlah yang cukup besar untuk jadwal perkembangan dan yang merupakan
mengatasi dosis tinggi obat. Sel-sel yang bagian integral dari siklus hidup suatu
resisten dapat muncul. organisme. Contoh paling terkenal dari tipe
yang terakhir adalah sistem kekebalan tubuh.

265
Bab 10. Genetika Mendel dan Perkembangannya Pada Manusia

Dalam sperma dan telur, gen fungsional untuk Mendel juga beruntung karena secara
antibodi tidak ditemukan bersebelahan. Selama kebetulan kacang ercis yang digunakannya
perkembangan sel-sel yang membuat antibodi, merupakan tanaman diploid (mempunyai dua
gen-gen untuk antibodi diatur ulang sehingga pasang kromosom). Seandainya Mendel
mereka kemudian dapat berfungsi. Jika menggunakan organisme poliploid, maka
amplifikasi gen adalah cara sel untuk membuat Mendel tidak akan memperoleh hasil
sejumlah besar molekul dalam jumlah besar, persilangan yang sederhana dan mudah untuk
maka penataan ulang genetik adalah cara dianalisis.
populasi sel dapat membuat banyak molekul Mendel memilih tujuh karakter yang
yang berkaitan erat. Amplifikasi gen memenuhi berbeda untuk dipelajari. Kata karakter dalam
kebutuhan kuantitas, sedangkan penataan hal ini berarti ciri spesifik suatu organisme, ahli
ulang menyediakan keragaman ekspresi gen. genetika menggunakan istilah ini sebagai
sinonim untuk karakteristik atau sifat.
Untuk setiap karakter yang dipilih, Mendel
Hukum Mendel
10.4 memperoleh garis-garis tanaman, yang
ditanam selama dua tahun untuk memastikan
bahwa semuanya murni. Garis murni adalah
Antara tahun 1856 hingga 1863, Mendel telah populasi dimana persilangan murni
melakukan pengujian dan pembudidayaan (menunjukkan tidak adanya variasi yang
lebih dari 28000 tanaman kacang. Mendel terbentuk) karakter tertentu yang sedang
menemukan bahwa suatu tanaman dipelajari, yaitu, semua keturunan yang
mewariskan sifat-sifat keturunan yang berasal dihasilkan oleh persilangan sendiri dalam
dari induknya. Dari hasil penelitiannya tentang populasi yang identik untuk karakter ini.
genetika tanaman kacang polong atau kacang Dengan memastikan garis persilangan
ercis, Mendel mendapat julukan sebagai Bapak murninya, Mendel telah membuat awal yang
Genetika. cerdas: telah menetapkan garis dasar yang tetap
Alasan Mendel memilih kacang ercis untuk studi masa depannya sehingga setiap
sebagai bahan percobaannya adalah karena perubahan yang diamati setelah manipulasi
tanaman ini memiliki beberapa pasang sifat yang disengaja dalam penelitiannya akan
yang sangat mencolok perbedaannya, misalnya bermakna secara ilmiah, karena itu, Mendel
warna bunganya mudah sekali untuk telah menetapkan percobaan kontrol.
dibedakan antara yang ungu dan yang putih. Dua dari garis kacang yang dipelajari oleh
Selain itu, kacang ercis merupakan tanaman Mendel disilangkan murni untuk karakter
yang dapat melakukan penyerbukan sendiri, warna bunga. Satu garis disilangkan murni
penyerbukan dengan bantuan manusia, dan untuk bunga ungu, yang lain, untuk bunga
dapat juga penyerbukan silang. Hal ini putih. Setiap tanaman di garis bunga ungu -
disebabkan oleh adanya bunga sempurna, ketika disilangkan sendiri atau ketika
yaitu bunga yang mempunyai sifat kelamin disilangkan dengan yang lain dari garis yang
jantan dan betina. sama menghasilkan biji yang semuanya
Pertimbangan lainnya adalah bahwa tumbuh menjadi tanaman dengan bunga ungu.
kacang ercis memiliki daur hidup atau waktu Ketika tanaman ini pada gilirannya disilangkan
generasi yang relatif pendek, serta mudah sendiri atau disilangkan dalam garis,
untuk ditumbuhkan dan dipelihara (tidak keturunannya juga memiliki bunga ungu, dan
membutuhkan ruangan yang besar atau luas). sebagainya. Garis bunga warna putih sama
menghasilkan hanya bunga putih sepanjang

266
Bab 10. Genetika Mendel dan Perkembangannya Pada Manusia

generasi. Mendel memperoleh tujuh pasang berikutnya yang diproduksi oleh persilangan
garis murni untuk tujuh karakter, dengan sendiri dilambangkan F2, F3, dan sebagainya.
masing-masing pasangan berbeda hanya
dalam satu karakter.
Dominan dan Resesif
Setiap pasangan garis tanaman Mendel
Tanaman kacang kapri dihasilkan melalui
dapat dikatakan menunjukkan perbedaan
persilangan sendiri: tanaman dibuat
karakter adalah perbedaan yang kontras antara
sedemikian rupa sehingga serbuk sari dari
dua garis organisme (atau antara dua
bunga biasanya jatuh pada stigma bunga yang
organisme) dalam satu karakter tertentu.
sama dan memfertilisasinya. Namun, relatif
Fenotipe yang kontras untuk karakter tertentu
mudah untuk mendapatkan fertilisasi silang.
adalah titik awal untuk setiap analisis genetik.
Mendel membuka kuncup bunga dan
Garis yang berbeda (atau individu) mewakili
menghilangkan benang sari sebelum serbuk
bentuk berbeda yang dapat diambil karakter:
sari disilangkan, sehingga mencegah
dapat disebut bentuk karakter, varian karakter,
persilangan sendiri, kemudian Mendel
atau fenotipe. Istilah fenotipe (berasal dari
menggunakan serbuk sari dari bunga lain
bahasa Yunani) secara umum berarti bentuk
untuk membuahi yang pertama.
yang ditunjukkan, itu adalah istilah yang
Dalam satu percobaan, Mendel
digunakan oleh para ahli genetika saat ini.
mempelajari pewarisan bentuk biji dengan
Meskipun kata-kata seperti gen dan fenotipe
menyilangkan tanaman yang menghasilkan biji
tidak diciptakan atau digunakan oleh Mendel,
bulat dengan tanaman yang menghasilkan biji
kita akan menggunakannya untuk
keriput. Hasilnya jelas dipotong: semua
menggambarkan hasil dan hipotesis Mendel.
tanaman hibrida dari generasi keturunan
Deskripsi karakter agak arbitrer. Misalnya,
pertama (F1) menghasilkan biji bulat, terlepas
kita dapat menyatakan perbedaan warna -
karakter setidaknya dalam tiga cara: dari apakah tanaman biji bulat itu adalah induk
Karakter Fenotipe betina atau induk jantan. Biji keriput
Warna bunga ungu vs putih tampaknya ditekan oleh dominasi biji bulat.
Bunga berwarna ungu ada vs tidak ada Mendel menemukan bahwa ketujuh karakter
Bunga berwarna putih tidak ada vs ada yang dipilihnya untuk dipelajari berperilaku
dengan cara ini, dalam setiap kasus hanya satu
Untungnya, uraian tersebut tidak dari dua sifat yang kontras muncul dalam
mengubah kesimpulan akhir analisis, kecuali hibrida F1. Mendel menyebut sifat-sifat seperti
dalam kata-kata yang digunakan. itu (biji bulat, warna biji kuning, letak bunga
Sekarang kita beralih ke analisis Mendel aksial, dll) adalah dominan, dan alternatifnya
tentang garis-garis persilangan yang murni (biji keriput, warna kacang hijau, letak bunga
untuk warna bunga. Dalam salah satu terminal, dll) yang disebut resesif.
eksperimen awalnya, Mendel menyerbuki Para ilmuwan kemudian menemukan
tanaman berbunga ungu dengan serbuk sari bahwa dominasi satu sifat atas yang lain adalah
dari tanaman berbunga putih. Kita menyebut fenomena yang umum tetapi tidak universal.
tanaman dari garis murni sebagai generasi Dalam beberapa kasus, ada yang disebut
orang tua atau induk (P). Semua tanaman yang dengan dominansi tidak lengkap: keturunan
dihasilkan dari persilangan ini memiliki bunga F1 adalah perantara antara kedua orang tua.
warna ungu. Generasi keturunan ini disebut Pada tanaman snapdragon, misalnya, tanaman
generasi anak pertama (filial F1). Generasi dengan bunga crimson disilangkan dengan
tanaman dengan bunga warna putih

267
Bab 10. Genetika Mendel dan Perkembangannya Pada Manusia

menghasilkan keturunan F1 semua tanaman Pemisahan atau separasi kromosom-


dengan warna bunga merah muda. Ini hanya kromosom homolog pada saat meiosis melalui
karena bunga warna merah muda memiliki pembelahan reduksi pada umumnya
lebih sedikit pigmen merah daripada bunga merupakan dasar fisik bagi hukum segregasi
warna merah tua, dan bunga warna putih tidak Mendel. Alel-alel atau gen-gen yang
memilikinya. Ada juga kasus di mana sifat-sifat menentukan sifat tertentu, berada berpasangan
orang tua keduanya ditunjukkan pada karena alel-alel ini terdapat pada sepasang
keturunan F1nya yang disebut kodominan. kromosom homolog pada lokus atau tempat
yang sama. Karena kromosom homolog selalu
Pada manusia, misalnya, karakteristik
berpisahan ke dalam berbagai sel benih pada
golongan darah A dan golongan darah B
saat meiosis, maka alel-alel tersebut harus juga
diekspresikan secara merata pada individu
berpisah satu dengan yang lain. Perlu
yang mewarisi keduanya, satu dari masing-
disertakan dalam definisi kita mengenai alel,
masing orangtua. Zat (antigen) yang khas dari
fakta bahwa alel berada pada kromosom
golongan darah A dan golongan darah B
homolog, karena sekarang kita mengetahui
keduanya ada dalam darah dan dapat
bahwa banyak sifat ditentukan oleh lebih dari
diidentifikasi dengan reaksi (antigenik) yang
satu pasang gen yang sering terdapat pada
tepat.
kromosom non homolog.
Mendel melakukan persilangan resiprok
Sekarang mudah untuk dimengerti
atau persilangan sendiri antara generasi. Pada
mengapa hanya ada dua alel yang bisa terdapat
sebagian besar tanaman, setiap persilangan
dalam satu individual pada satu lokus,
dapat dibuat dengan dua cara, tergantung pada
sekalipun dalam sistem alel ganda (multiple
fenotipe yang digunakan sebagai jantan atau
allele). Kromosom homolog dalam organisme
betina. Sebagai contoh, dua persilangan berikut
yang bereproduksi secara seksual hanya bisa
adalah persilangan resiprok. Persilangan
berada dalam pasangan, yang satu diwariskan
resiprok yang dilakukan Mendel di mana
dari induknya dan yang lain dari bapaknya.
Mendel menyerbuki bunga putih dengan
Sifat-sifat tanaman yang dipergunakan
serbuk sari dari tanaman berbunga ungu
Mendel dalam percobaannya adalah: tinggi
menghasilkan hasil yang sama (semua bunga
tanaman (tinggi dan pendek), warna bunga
berwarna ungu) pada F1. Mendel
(ungu dan putih), letak bunga (di sepanjang
menyimpulkan bahwa tidak ada bedanya ke
batang dan di ujung batang), warna buah
arah mana persilangan tersebut dibuat. Jika
polong (hijau dan kuning), bentuk polong
salah satu induk murni disilangkan yaitu bunga
(menggelembung dan pipih), warna kulit biji
warna ungu dan yang lainnya berbunga putih,
(kuning dan hijau), dan bentuk biji (bulat dan
semua tanaman di F1 memiliki bunga warna berkerut).
ungu. Warna bunga ungu pada generasi F1 Sifat-sifat tanaman yang dipergunakan
identik dengan induk berbunga ungu. Dalam Mendel dalam percobaannya adalah: tinggi
hal ini, pewarisan bukan perpaduan sederhana tanaman (tinggi dan pendek), warna bunga
warna ungu dan putih untuk menghasilkan (ungu dan putih), letak bunga (di sepanjang
beberapa warna menengah. Untuk batang dan di ujung batang), warna buah
mempertahankan teori campuran pewarisan, polong (hijau dan kuning), bentuk polong
kita harus mengasumsikan bahwa warna ungu (menggelembung dan pipih), warna kulit biji
entah bagaimana lebih kuat daripada warna (kuning dan hijau), dan bentuk biji (bulat dan
putih dan benar-benar menutupi jejak fenotipe berkerut).
bunga warna putih dalam campuran.

268
Bab 10. Genetika Mendel dan Perkembangannya Pada Manusia

Pada salah satu percobaannya, Mendel muncul kembali di seperempat F2. Fenotipe
menyilangkan tanaman kacang ercis yang warna bunga putih, misalnya, benar-benar
tinggi dengan yang pendek. Tanaman yang tidak ada pada generasi F1 tetapi muncul
dipilih adalah tanaman galur murni, yaitu
kembali (dalam bentuk asli penuh) di
tanaman yang dapat melakukan penyerbukan
seperempat tanaman F2.
sendiri sehingga tidak akan menghasilkan
Sangat sulit untuk menerapkan teori
tanaman yang berbeda dengan induknya.
pencampuran pewarisan untuk menyusun
Dalam hal ini tanaman yang tinggi akan tetap
menghasilkan anakan tanaman tinggi. Begitu penjelasan tentang hasil ini. Meskipun F1 bunga
juga dengan tinggi tanaman yang pendek akan berwarna ungu, tanaman itu ternyata masih
selalu menghasilkan tinggi tanaman yang memiliki potensi untuk menghasilkan
pendek. keturunan dengan bunga putih. Mendel
Selanjutnya, Mendel menyilangkan sendiri menyimpulkan bahwa tanaman F1 menerima
tanaman F1, memungkinkan serbuk sari dari pewarisan dari orang tuanya sehingga mampu
setiap bunga jatuh pada stigmanya sendiri. untuk menghasilkan fenotipe bunga warna
Mendel memperoleh 929 biji kacang polong ungu dan fenotipe bunga warna putih dan
dari hasil persilangannya sendiri yaitu F1 bahwa kemampuan ini dipertahankan dan
disilang dengan F1 (individu F2) dan diteruskan ke generasi mendatang daripada
pewarisan yang dicampur. Mengapa fenotipe
menanamnya. Menariknya, beberapa tanaman
bunga warna putih tidak diekspresikan atau
yang dihasilkan berbunga putih, fenotipe putih
telah muncul kembali. Mendel kemudian tidak muncul pada tanaman F1? Mendel
melakukan sesuatu yang, lebih dari apa pun, menggunakan istilah dominan dan resesif
menandai kelahiran genetika modern: Mendel untuk menggambarkan fenomena ini tanpa
menghitung jumlah tanaman dengan masing- menjelaskan mekanismenya. Fenotipe bunga
masing fenotipenya. Prosedur ini jarang terjadi, warna ungu bersifat dominan terhadap
jikapun pernah, digunakan dalam penelitian fenotipe bunga warna putih dan fenotipe bunga
tentang pewarisan sebelum karya Mendel. warna putih bersifat resesif terhadap bunga
Memang, yang lain telah memperoleh hasil warna ungu. Jadi definisi operasional dominasi
yang sangat mirip dalam kajian persilangan disediakan oleh fenotipe F1 yang dibentuk
tetapi gagal menghitung jumlahnya di setiap dengan menyilangkan dua garis murni.
kelompok. Mendel menghitung 705 tanaman Fenotipe orang tua yang diekspresikan pada
berbunga ungu dan 224 tanaman berbunga individu-individu seperti individu F1 secara
putih. Mendel mencatat bahwa rasio 705: 224 definisi adalah fenotipe dominan.
hampir persis rasio 3: 1 (pada kenyataannya, itu Tanaman yang tinggi dan pendek yang
adalah 3,1: 1). digunakan pada awal persilangan dikatakan
Mendel mengulangi prosedur sebagai tetua atau parental (P). Hasil
penyilangan untuk enam pasang perbedaan persilangannya merupakan keturunan atau
karakter kacang lainnya. Mendel menemukan filial (F) generasi pertama, disingkat F1.
rasio 3: 1 yang sama pada generasi F2 untuk
Persilangan sesama individu F1 menghasilkan
setiap pasangan. Pada saat ini, Mendel tidak
keturunan generasi kedua, disingkat F2.
diragukan lagi mulai percaya pada pentingnya
Tanaman tinggi pada generasi P dilambangkan
rasio 3:1 dan untuk mencari penjelasan akan
atau memiliki genotipe homozigot dominan
hasil yang diperoleh ini. Dalam semua kasus,
DD, sedangkan tanaman pendek memiliki
satu fenotipe orang tua menghilang di F1 dan

269
Bab 10. Genetika Mendel dan Perkembangannya Pada Manusia

genotipe homozigot resesif dd. Sementara itu, menyilangkan tanaman tinggi homozigot dan
tanaman tinggi yang diperoleh pada generasi F1 tanaman pendek homozigot, setiap intuk hanya
memiliki genotipe heterozigot Dd. menghasilkan satu jenis gamet, yang melebur
Pada persilangan monohibrid tersebut di hanya untuk menghasilkan F1 tanaman tinggi
atas, nampak bahwa untuk menghasilkan heterozigot Dd. Persilangan sendiri antara
individu Dd pada F1, maka baik DD maupun tanaman generasi F1 menghasilkan keduanya,
dd pada generasi P membentuk gamet (sel tanaman tinggi (genotipe DD dan Dd) dan
kelamin). Individu DD membentuk gamet D, tanaman pendek (dd) oleh karena kedua induk
sedang individu dd membentuk gamet d. menghasilkan dua jenis gamet yang berbeda
Dengan demikian, individu Dd pada F1 yang dapat mengalami kombinasi dalam
merupakan hasil penggabungan kedua gamet empat cara yang berbeda. Kehilangan fenotipe
tersebut. Begitu pula halnya, ketika sesama tanaman pendek pada generasi F1 dan
individu Dd ini melakukan penyerbukan kemunculannya kembali pada generasi F2
sendiri untuk menghasilkan F2, maka masing- adalah konsisten dengan fenotipe resesif.
masing akan membentuk gamet terlebih Kajian lebih lanjut menunjukkan bahwa
dahulu. Gamet yang dihasilkan oleh individu rasio 1: 2: 1 tersebut mendasari semua rasio
Dd ada dua macam, yaitu D dan d. Selanjutnya fenotipe yang telah diamati Mendel. Jadi,
dari kombinasi gamet-gamet tersebut diperoleh masalahnya adalah menjelaskan rasio 1: 2: 1.
individu-individu generasi F2 dengan rasio DD Penjelasan Mendel adalah memberikan contoh
: Dd : dd = 1 : 2 : 1. Jika DD dan Dd klasik dari model kreatif atau hipotesis yang
dikelompokkan menjadi satu (karena sama- berasal dari pengamatan dan cocok untuk
sama melambangkan tanaman tinggi), maka pengujian dengan eksperimen lebih lanjut.
rasio tersebut menjadi D_ : dd = 3 : 1. Mendel menyimpulkan penjelasannya sebagai
Dari diagram itu pula dapat dilihat bahwa berikut:
pewarisan suatu sifat ditentukan oleh 1. Keberadaan gen. Ada faktor penentu
pewarisan materi tertentu, yang dalam contoh pewarisan dari sifat partikulat. Saat ini
tersebut dilambangkan dengan D atau d. disebut gen-gen penentu.
Mendel menyebut materi yang diwariskan ini 2. Gen ada dalam bentuk berpasangan.
sebagai faktor keturunan (herediter), yang pada Fenotipe alternatif dari suatu karakter
perkembangan berikutnya hingga sekarang ditentukan oleh bentuk yang berbeda dari
dinamakan gen. satu jenis gen. Berbagai bentuk dari satu
P : tinggi x pendek jenis gen disebut alel. Pada tanaman kacang
DD dd dewasa, setiap jenis gen muncul dua kali di
Gamet : D d setiap sel, yang merupakan pasangan gen.
F1 : Dd tinggi (persilangan sendiri) Pada tanaman yang berbeda, pasangan gen
bisa dari alel yang sama atau dari alel yang
F1xF1 : tinggi x tinggi
berbeda dari gen tersebut. Alasan Mendel di
Dd Dd
sini sangat jelas: Tanaman F1, misalnya,
Gamet : D, d D, d
pasti memiliki satu alel yang bertanggung
F2 : DD, Dd, Dd, dd
jawab untuk fenotipe dominan dan alel lain
3/4 tinggi dan 1/4 pendek
yang bertanggung jawab untuk fenotipe
Rasio fenotipe adalah tinggi : pendek = 3:1
resesif dan alel lainnya bertanggung jawab
Dari persilangan di atas menunjukkan
untuk fenotipe resesif, yang muncul hanya
genotipe dalam persilangan. Ketika
pada generasi selanjutnya.

270
Bab 10. Genetika Mendel dan Perkembangannya Pada Manusia

3. Prinsip pemisahan (segregasi). Anggota- 4. Hibrid murni dari individu F1 dihitung


anggota gen yang mengalami segregasi untuk rasio 3:1 fenotipe tanaman tinggi
(terpisah) secara sama menjadi gamet, atau terhadap tanaman pendek pada
telur dan sperma. keturunan F2
4. Isi gametik. Akibatnya, setiap gamet hanya
membawa satu anggota dari setiap
pasangan gen.
Memecahkan Masalah Segregasi
Fertilisasi secara acak. Penyatuan satu Dengan menggunakan hukum Mendel untuk
gamet dari setiap induk untuk membentuk sel memperkirakan fenotipe dan genotipe
pertama (zigot) dari individu keturunan yang membutuhkan pembacaan masalah dengan
baru adalah acak - yaitu, gamet bergabung hati-hati untuk mengidentifikasi dan mengatur
tanpa memperhatikan anggota gen mana yang informasi yang berhubungan. Kadang-kadang
dibawa. juga dibutuhkan akal sehat dalam
memecahkan masalah ini. Beberapa tahapan di
bawah ini dapat membantu untuk
Hukum Mendel I
memecahkan masalah berdasarkan hukum
Meskipun genotipe individu melibatkan dua
Mendel pertama, yang menjabarkan pewarisan
alel, hanya satu dari alel ini yang akan
dari sifat gen tunggal.
dilewatkan kepada gamet, yaitu baik pada
1. Buatlah daftar genotipe dan fenotipe
tanaman serbuk sari maupun putik. Peleburan
yang mungkin untuk sifat.
dua gamet, atau fertilisasi, membentuk zigot
2. Tentukan genotipe individu pada
yang menyimpan dua alel dalam sel. Penjesalan
generasi pertama (P). Gunakan
tentang bagaimana alel-alel diwariskan dari
informasi tentang induk individu ini.
generasi ke generasi mengikuti prinsip hukum
3. Setelah menyebutkan genotipe,
Mendel pertama, hukum segregasi.
didapatkan alel yang mungkin dalam
Hukum segregasi menyatakan bahwa
gamet setiap individu yang
selama pembentukan gamet, dua alel akan
dihasilkan.
terpisah (segregasi) secara acak, dengan setiap
4. Gabungkan gamet-gamet tersebut
gamet memiliki probabilitas yang sama besar
dalam semua kombinasi untuk
dari alel yang diterima. Fertilisasi melibatkan
menghasilkan semua kemungkinan
peleburan dua gamet, yang akan membentuk
genotipe. Hitunglah rasio dari
kembali dua salinan gen dalam sel. Kita dapat
melihat hokum Mendel segregasi menjelaskan generasi F1.
beberapa hal, antara lain: 5. Untuk melanjutkan prediksi pada
1. Keturunan F1 heterozigot, dimana generasi F2, gunakan genotipe
semuanya memiliki karakter dominan individu F2 yang khusus dan
tinggi, mendapatkan satu alel dari setiap mengulang tahap 3 serta 4.
induk. Sebagai contoh, pertimbangkan rambut yang
2. Keturunan F1 adalah heterozigot karena berombak. Jika C adalah alel dominan, yang
mereka memiliki dua alel yang berbeda. mencerminkan rambut berombak, dan c adalah
3. Keturunan F1 memiliki alel resesif alel resesif, maka genotipe CC dan Cc
menghasilkan rambut yang bergelombang.
(meskipun mereka semua memiliki
Seseorang dengan genotipe cc memiliki
fenotipe tinggi), yang dihitung untuk
fenotipe rambut yang lurus.
munculnya kembali fenotipe tanaman
pendek pada generasi F2

271
Bab 10. Genetika Mendel dan Perkembangannya Pada Manusia

Wendy memiliki rambut bergelombang membedakan genotipe secara fenotipik pada


yang indah, dan suaminya Rick memiliki individu yang bersifat dominan. Jika individu
rambut yang lurus. Ayah Wendy tidak yang diuji memiliki genotipe homozigot
memiliki rambut (botak), dimana sebelumnya dominan, maka persilangan testcross hanya
pernah memiliki rambut bergelombang, ibu akan menghasilkan keturunan dengan fenotipe
Wendy memiliki rambut yang benar-benar dominan. Sebaliknya, jika individu yang diuji
lurus. Berapakah probabilitas yang dimiliki bersifat heterozigot, persilangan testcross akan
oleh anak-anak Wendy dan Rick yang memiliki menghasilkan keturunan dimana 50% akan
rambut lurus? Lakukan tahap 1 sampai 5 untuk menjadi dominan secara fenotipik dan 50%
menyelesaikan masalah ini. akan menjadi resesif.
1. Nyatakan kemungkinan genotipenya:
CC, Cc = rambut bergelombang, cc = Hukum Mendel II (Independent
rambut lurus. Assortment)
2. Tentukan genotype: Rick memiliki cc, Hukum kedua, hukum berpasangan secara
karena rambutnya lurus. Wendy memiliki bebas, menyatakan bahwa untuk dua gen pada
Cc, karena rambut ibunya lurus sehingga kromosom yang berbeda, pewarisan dari satu
memberikannya alel c. tidak memengaruhi kemungkinan mewarisi
3. Tentukan gamet-gamet: sperma Rick yang lain. Kedua gen dengan demikian
hanya membawa c. Setengah dari oosit berpasangan secara bebas karena dikemas ke
Wendy membawa C, dan setengah lagi dalam gamet secara acak. Dua gen yang
membawa c berjauhan pada kromosom yang sama juga
4. Gamet-gamet yang ada: c dan C. tampak berpasangan secara bebas, karena
5. Kesimpulan: masing-masing anak begitu banyak persilangan terjadi di antaranya
Wendy dan Rick memiliki 50 persen sehingga seolah-olah dibawa pada kromosom
kemungkinan anak memiliki rambut yang terpisah.
bergelombang (Cc) dan 50% Mendel melihat bentuk biji, yang bulat atau
kemungkinan anak memiliki rambut keriput (ditentukan oleh gen W), dan warna biji,
lurus (cc). yang kuning atau hijau (ditentukan oleh gen G).
Ketika Mendel menyilangkan tanaman induk
Persilangan Testcross and Backcross murni yang memiliki biji kuning bulat dengan
Cara lain untuk menguji hukum segregasi tanaman induk murni biji keriput warna hijau,
adalah menggunakan persilangan testcross, semua keturunan memiliki biji kuning bulat.
yaitu menyilangkan organisme dengan Keturunan ini adalah heterozigot ganda, atau
homozigot resesif. Jenis persilangan yang lain dihibrid, dari genotipe WwGg. Dari
adalah persilangan backcross, yang mengacu penampilannya, Mendel menyimpulkan
pada persilangan keturunan dengan induk atau bahwa biji bulat bersifat dominan terhadap biji
individu dengan salah satu genotipe keriput dan warna biji kuning dominan
parentalnya. Ketika induk memiliki genotipe terhadap warna biji hijau.
homozigot resesif, persilangan backcross juga Selanjutnya, Mendel menyilangkan
testcross. tanaman dihibrid pada persilangan dihibrid,
Oleh karena gamet homozigot resesif dinamakan seperti itu karena dua gen dan sifat
hanya mengandung alel resesif, alel yang yang mengikutinya. Mendel mendapatkan
dibawa oleh gamet dari induk yang lain akan empat jenis biji selanjutnya, generasi ketiga: 315
menentukan fenotipe keturunannya. tanaman biji bulat, warna kunig; 108 tanaman
Persilangan testcross ini dapat digunakan untuk biji bulat, warna biji hijau; 101 tanaman biji

272
Bab 10. Genetika Mendel dan Perkembangannya Pada Manusia

keriput, warna biji kuning; dan 32 tanaman biji R/r × R/r memberikan rasio keturunan 3 bulat: 1
keriput, warna biji hijau. Kelompok ini terjadi berkerut. Untuk melakukan persilangan
pada rasio 9:3:3:1. dihibrid, Mendel mulai dengan dua garis murni
Eksperimen Mendel yang dijelaskan orangtua. Satu baris memiliki biji kuning dan
sejauh ini berasal dari dua jalur induk murni keriput; karena Mendel tidak memiliki konsep
yang berbeda dalam satu karakter. Seperti yang lokasi kromosom gen, kita harus menggunakan
telah dilihat, jalur tersebut menghasilkan representasi titik untuk menulis genotipe ini
keturunan F1 yang heterozigot untuk satu gen sebagai Y/Y · r/r. Baris lain memiliki biji bulat
(genotipe A/a). Heterozigot semacam itu hijau, genotipenya y/y · R/R. Persilangan antara
kadang-kadang disebut monohibrid. dua garis ini menghasilkan gen F1 biji dihibrid
Persilangan sendiri atau silang dari individu F1 R/r · Y/y yang dihibrid, yang ia temukan bulat
heterozigot yang identik (secara simbolis A/a × dan kuning. Hasil ini menunjukkan bahwa
A/a) disebut persilangan monohibrid, dan jenis dominasi R atas r dan Y terhadap y tidak
persilangan inilah yang memberikan rasio terpengaruh oleh adanya heterozigositas untuk
keturunan 3: 1 yang menarik yang kedua pasangan gen dihibrid dalam R/r · Y/y.
menyarankan prinsip segregasi yang sama. Selanjutnya Mendel membuat persilangan
Mendel melanjutkan untuk menganalisis dihibrid dengan memasang F1 dihibrid untuk
keturunan garis murni yang berbeda dalam mendapatkan generasi F2. Benih F2 terdiri dari
dua karakter. Di sini kita membutuhkan empat jenis berbeda dalam proporsi berikut:
simbolisme umum untuk mewakili genotipe 9/16 bulat kuning
termasuk dua gen. Jika dua gen berada pada 3/16 bulat hijau
kromosom yang berbeda, pasangan gen 3/16 keriput kuning, dan
dipisahkan oleh titik koma: misalnya, A/a; B/b. 1/16 keriput hijau
Jika mereka berada di kromosom yang sama, Rasio 9: 3: 3: 1 yang agak tak terduga ini
alel pada satu kromosom ditulis secara terpisah tampaknya jauh lebih rumit daripada rasio
dan dipisahkan dari kromosom lain dengan sederhana 3: 1 dari persilangan monohibrid.
garis miring: misalnya, AB/ab atau Ab/aB. Apa yang bisa menjadi penjelasannya?
Simbolisme yang diterima tidak ada untuk Sebelum mencoba menjelaskan rasionya,
situasi di mana tidak diketahui apakah gen Mendel membuat persilangan dihibrid yang
berada pada kromosom yang sama atau pada mencakup beberapa kombinasi karakter lain
kromosom yang berbeda. Untuk situasi ini, kita dan menemukan bahwa semua individu F1
akan memisahkan gen dengan titik: misalnya,
dihibrid menghasilkan 9: 3: 3: 1 rasio keturunan
A/a· B/b. Heterozigot ganda, A/a · B/b, juga
yang sama dengan yang diperoleh untuk
dikenal sebagai dihibrid. Dari mempelajari
bentuk dan warna biji. Rasio 9: 3: 3: 1 adalah
persilangan dihibrid (A/a · B/b × A/a · B/b),
pola keturunan lain yang konsisten yang perlu
Mendel datang dengan prinsip penting lain
diubah menjadi sebuah gagasan.
dari pewarisan.
Mendel menambahkan jumlah individu
Dua karakter spesifik yang mulai
dalam kelompok fenotipe F2 tertentu untuk
dikerjakannya adalah bentuk biji dan warna biji.
Kita telah mengikuti persilangan monohibrid menentukan apakah rasio monohibrid F2 3: 1
untuk warna biji (Y/y × Y/y), yang memberikan masih ada. Mendel mencatat bahwa,
rasio progeni 3 kuning: 1 hijau. Fenotipe bentuk sehubungan dengan bentuk biji, ada 423 biji
biji bulat (ditentukan oleh alel R) dan berkerut bundar (315 + 108) dan 133 biji keriput (101 +
(ditentukan oleh alel r). Persilangan monohibrid 32). Hasil ini mendekati rasio 3: 1. Selanjutnya,

273
Bab 10. Genetika Mendel dan Perkembangannya Pada Manusia

dalam hal warna biji, ada 416 biji kuning (315 + beberapa kasus. Sebagian besar kasus
101) dan 140 hijau (108 + 32), juga sangat dekat independensi diamati untuk gen pada
dengan rasio 3: 1. Adanya dua rasio 3: 1 yang kromosom yang berbeda. Gen pada kromosom
tersembunyi dalam rasio 9: 3: 3: 1 ini tidak yang sama umumnya tidak berpasangan secara
diragukan lagi merupakan sumber wawasan independen, karena mereka disatukan di
yang perlu Mendel jelaskan dengan rasio 9: 3: 3: dalam kromosom. Oleh karena itu versi
1, karena Mendel menyadari bahwa itu tidak modern dari hukum kedua Mendel dinyatakan
lebih dari dua rasio 3: 1 independen yang sebagai pesan berikut.
dikombinasikan secara acak. Salah satu cara Kita telah menjelaskan rasio fenotipik 9: 3:
memvisualisasikan kombinasi acak dari dua 3: 1 sebagai dua gabungan rasio fenotipik 3: 1.
rasio ini adalah dengan diagram cabang, Tetapi hukum kedua berkaitan dengan
sebagai berikut: pengemasan alel menjadi gamet. Bisakah rasio
9: 3: 3: 1 dijelaskan berdasarkan genotipe
gametik? Mari kita perhatikan gamet yang
diproduksi oleh F1 dihibrid R/r; Y/y (titik koma
menunjukkan bahwa kita sekarang
mengasumsikan gen berada pada kromosom
yang berbeda). Sekali lagi, kita akan
menggunakan diagram cabang untuk memulai
karena itu menggambarkan kemandirian
Proporsi gabungan dihitung dengan
secara visual. Menggabungkan hukum Mendel
mengalikan cabang-cabang dalam diagram
tentang segregasi yang sama dan bermacam-
karena, misalnya, 3/4 dari 3/4 dihitung sebagai
macam independen, kita dapat
3/4 × 3/4, yang sama dengan 9/16.
memprediksinya.
Penggandaan ini memberi kita empat proporsi
berikut:

Multiplikasi atau penggandaan sepanjang


Proporsi ini merupakan rasio 9: 3: 3: 1 yang percabangan memberikan kita proporsi gamet:
coba dijelaskan. Namun, bukankah ini hanya 1/4 R; Y
juggling angka? Apa yang bisa diartikan 1/4 R; y
kombinasi dari dua rasio 3: 1 secara biologis? 1/4 r; Y
Cara Mendel mengutarakan penjelasannya 1/4 r; y
sebenarnya merupakan mekanisme biologis. Proporsi ini adalah akibat langsung dari
Dalam hal apa yang sekarang dikenal sebagai penerapan dua hukum Mendel. Namun, kita
hukum kedua Mendel, yang menyimpulkan masih belum sampai pada rasio 9: 3: 3: 1.
bahwa pasangan gen yang berbeda Langkah selanjutnya adalah mengenali bahwa
berpasangan secara bebas dalam pembentukan gamet jantan dan betina akan menunjukkan
gamet. Dengan melihat ke belakang tentang proporsi yang sama dengan yang baru saja
lokasi kromosom gen, kita sekarang tahu diberikan, karena Mendel tidak menentukan
bahwa hukum ini hanya berlaku dalam aturan yang berbeda untuk pembentukan

274
Bab 10. Genetika Mendel dan Perkembangannya Pada Manusia

gamet jantan dan betina. Keempat tipe gamet persilangan ini harus menjadi manifestasi
betina akan dibuahi secara acak oleh empat tipe langsung dari proporsi gametik dari dihibrid;
gamet jantan untuk mendapatkan F2, dan cara dengan kata lain,
terbaik untuk menunjukkan ini secara grafis 1/4 R/r; Y/y
adalah dengan menggunakan kisi 4 × 4 yang 1/4 R/r; y/y
disebut kotak Punnett. Kisi berguna dalam 1/4 r/r; Y/y
genetika karena proporsinya dapat digambar 1/4 r/r; y/y
berdasarkan proporsi genetik atau rasio yang Proporsi ini adalah hasil yang
dipertimbangkan, dan dengan demikian diperolehnya, sangat konsisten dengan
diperoleh representasi data visual. Pada kotak harapannya. Hasil yang sama diperoleh untuk
Punnett pada, misalnya, kita melihat bahwa semua persilangan dihibrid lain yang telah
area dari 16 kotak yang mewakili berbagai dibuat, dan tes-tes ini serta jenis-jenis pengujian
peleburan gametik masing-masing adalah lainnya menunjukkan bahwa Mendel
seperenam belas dari total area grid, hanya sebenarnya telah merancang model yang kuat
karena baris dan kolom digambar agar sesuai untuk menjelaskan pola pewarisan yang
dengan proporsi gametik masing-masing. diamati dalam berbagai persilangan kacang
Seperti yang diperlihatkan kotak Punnett, F2 polongnya.
Jenis persilangan yang baru saja
berisi beragam genotipe, tetapi hanya ada
dipertimbangkan, dari individu dengan
empat fenotipe dan proporsinya dalam
genotipe yang tidak diketahui dengan
perbandingan 9: 3: 3: 1. Jadi kita melihat bahwa,
homozigot sepenuhnya resesif, sekarang
ketika kita bekerja pada level biologis
disebut testcross. Individu resesif disebut
pembentukan gamet, hukum Mendel tidak
penguji. Karena tester hanya berkontribusi
hanya menjelaskan fenotip F2, tetapi juga
pada alel resesif, gamet dari individu yang tidak
genotipe yang mendasarinya.
diketahui dapat disimpulkan dari fenotipe
Mendel adalah seorang ilmuwan yang
keturunan.
teliti; yang melanjutkan pekerjaannya untuk
Ketika hasil Mendel ditemukan kembali
menguji prinsip bermacam-macam
pada tahun 1900, prinsip-prinsipnya diuji
berpasangan secara independen dalam
dalam spektrum yang lebih luas dari organisme
beberapa cara. Cara paling langsung
eukariotik (organisme dengan sel yang
memusatkan perhatian pada rasio gametik 1: 1:
mengandung nukleus). Hasil tes ini
1: 1 yang dihipotesiskan akan diproduksi oleh
menunjukkan bahwa prinsip Mendel secara
F1 dihibrid R/r; Y/y, karena rasio ini muncul dari umum dapat diterapkan. Rasio Mendel (seperti
prinsipnya bermacam-macam berpasangan 3: 1, 1: 1, 9: 3: 3: 1, dan 1: 1: 1: 1) dilaporkan secara
secara independen dan merupakan dasar luas, menunjukkan bahwa segregasi yang sama
biologis dari rasio 9: 3: 3: 1 dalam F2, seperti dan bermacam-macam pasangan secara
yang baru saja ditunjukkan dengan independen adalah proses herediter mendasar
menggunakan kotak Punnett. Mendel yang ditemukan di seluruh alam. Hukum
beralasan bahwa, jika memang ada rasio 1: 1: 1: Mendel bukan hanya hukum tentang kacang
1 dari gamet R; Y, R; y, r; Y, dan r; y, maka, jika polong, tetapi hukum tentang genetika
Mendel menyilangkan F1 dihibrid dengan organisme eukariotik secara umum.
tanaman genotipe r/r; y/y, yang hanya Pendekatan eksperimental yang digunakan
menghasilkan gamet dengan alel resesif oleh Mendel dapat diterapkan secara luas di
(genotipe r; y), proporsi keturunan dari tanaman. Namun, pada beberapa tanaman dan
pada sebagian besar hewan, teknik

275
Bab 10. Genetika Mendel dan Perkembangannya Pada Manusia

menyilangkan diri sendiri tidak mungkin F1xF1 bulat, kuning, bunga ungu x keriput,
dilakukan. Masalah ini dapat diatasi dengan hijau, bunga putih
menyilangkan genotipe yang identik. Sebagai RrYyCc RrYyCc
contoh, seekor hewan F1 yang dihasilkan dari Generasi F2
perkawinan orang tua dari garis-garis murni 27/64: 27 bulat-kuning-ungu
yang berbeda dapat dikawinkan dengan 9/64: 9 bulat-kuning-putih
saudara-saudara F1-nya (saudara jantan atau 9/64: 9 bulat-hijau-ungu
betina) untuk menghasilkan F2. Individu F1 9/64: 9 keriput-kuning-ungu
identik untuk gen adalah suatu pertanyaan, jadi 3/64: 3 bulat-hijau-putih
3/64: 3 keriput-kuning-putih
persilangan F1 setara dengan persilangan
3/64: 3 keriput-hijau-ungu
sendiri.
1/64: 1 keriput-hijau-putih
Penyatuan secara acak di antara 8 gamet
Persilangan Trihibrid
yang berbeda dari hasil 2 orang tua dalam 27
Mendel menggunakan hukum berpasangan
kelas genetik yang berbeda. Oleh karena
secara bebas (law of independent assortment)
adanya sifat dominansi, maka 27 kelas genetik
untuk beberapa kombinasi dua karakter.
ini berkurang menjadi 8 jenis tanaman, yang
Mendel juga menyatakannya melalui
diharapkan dalam proporsi berikut.
percobaan dimana induk yang berbeda secara
Hasilnya dapat diperkenalkan beberapa
terus menerus pada tiga karakter yang disebut
aturan umum yang berlaku untuk keturunan
persilangan trihibrid.
antara orang tua yang berbeda sehubungan
Gamet dari induk betina semuanya akan
dengan sejumlah gen tertentu. Secara umum,
menjadi RYC, gamet dari induk jantan semua
setiap gen yang ditambahkan mengalikan
akan memiliki ryc, oleh karena itu keturunan F1
jumlah gamet yang berbeda dengan 2 dan
akan menjadi heterozigot ganda tiga, atau
jumlah kelas genetik (genotipe) dengan 3. Oleh
trihibrid, dari kelas genetik Rr Yy Cc. Karena
karena itu, satu individu heterozigot untuk
sifat dominansinya, maka tanaman ini akan
pasangan gen dapat menghasilkan 2n jenis
memiliki biji bulat warna biji kuning dan bunga
gamet dan 3n jenis genotipe. Jumlah jenis
warna ungu. Jika ketiga pasangan gen
organisme berkenaan dengan penampilannya
berpasangan secara bebas, tanaman trihibrid
(fenotipe) adalah sama dengan jumlah gamet
akan menghasilkan delapan jenis gamet,
yang berbeda jika ada sifat dominansi, tetapi
semuanya dengan probabilitas yang sama.
sama dengan jumlah genotipe yang berbeda
Sebagai contoh, persilangan antara dua
jika ini bukan merupakan dominansi.
tanaman kacang kapri:
Prosedur sederhana juga dapat diterapkan
untuk menghitung frekuensi genotipe yang
Induk betina Induk jantan
Biji bulat (RR) Biji keriput (rr) diberikan pada keturunan dari kedua orang tua
Biji kuning (YY) Biji hijau (yy) yang berbeda sehubungan dengan sejumlah
Bunga ungu (CC) Bunga putih (cc) pasangan gen yang berbeda-beda. Prosedur ini
terdiri dari menghitung probabilitas genotipe
secara terpisah untuk setiap pasangan gen dan
kemudian mengalikan probabilitas ini.
Anggaplah kita ingin menghitung frekuensi
yang diharapkan dari genotipe Rr yy Cc dalam
keturunan dari persilangan Rr Yy Cc x Rr Yy Cc.

276
Bab 10. Genetika Mendel dan Perkembangannya Pada Manusia

Probabilitas individu Rr dalam keturunan Rr x kontak dengan udara, hal ini disebabkan
Rr adalah ½, probabilitas yy dalam keturunan karena ketidakmampuan bawaan untuk
Yy x Yy adalah 1/4, dan probabilitas Cc dalam memecah asam amino triptofan.
keturunan cc x Cc adalah ½. Oleh karena itu Pewarisan gen tunggal juga disebut
probabilitas genotipe Rr yy Cc adalah (1/2) pewarisan Mendelian, atau monofaktorial.
(1/4) (1/2) = 1/16. Kelainan atau penyakit ini, seperti penyakit sel
sabit atau distrofi otot, adalah jarang
dibandingkan dengan penyakit infeksi, kanker,
Pewarisan Gen
10.5 Tunggal
dan gangguan multifaktorial, mempengaruhi 1
dari 10.000 atau lebih sedikit individu. Karena
kelangkaan penyakit gen tunggal, untuk
Hukum pertama Mendel tentang sifat mendapatkan diagnosis yang akurat bisa sulit
ditentukan oleh gen tunggal. Gen karena dokter tidak terbiasa dengan fenotipe.
mengendalikan warna rambut seperti pirang, Pewarisan gen tunggal jauh lebih rumit
coklat, hitam, warna merah cerah, bentuk daripada yang mungkin muncul dari
rambut seperti lurus, keriting, atau berombak. mempertimbangkan sifat yang jelas seperti
Bentuk dahi, bentuk alis dan yang lainnya warna kacang hijau atau kuning. Konsekuensi
dapat dijumpai dalam suatu keluarga. dari genom manusia dan penggunaan titik-titik
Beberapa orang memiliki rambut beraneka dalam genom di mana orang-orang dapat
warna, seperti kucing, yang lain memiliki membuat katalog variasi yang diturunkan telah
rambut di tempat-tempat aneh, seperti pada mengungkapkan bahwa fenotipe yang terkait
siku, ujung hidung, buku-buku jari, telapak dengan gen tunggal dipengaruhi oleh gen lain
tangan, atau telapak kaki. Gigi bisa hilang atau dan juga oleh faktor lingkungan. Warna mata
tumbuh berlebih, menonjol atau menyatu, ada adalah contoh yang baik dari pandangan baru
saat lahir, berbentuk sekop, atau diselimuti tentang sifat-sifat gen tunggal.
lapisan putih seperti salju. Seseorang dapat
memiliki lidah yang beralur, bibir bebek, telinga Warna Mata
yang melebar, pupil berbentuk telur, tiga baris Kebanyakan orang memiliki mata cokelat.
bulu mata, kuku yang terlihat, atau ibu jari yang Warna iris disebabkan oleh pigmen melanin,
lebar dan jari kaki yang besar. Payudara ekstra yang ada dalam dua bentuk - eumelanin coklat
diketahui pada manusia dan marmut, dan satu gelap. Di mata, sel-sel yang disebut melanosit
keluarga menyatakan berdasarkan genetik menghasilkan melanin, yang disimpan dalam
adalah kuku ganda pada jari kaki yang paling struktur yang disebut melanosom di lapisan
kecil. terluar iris. Orang berbeda dalam jumlah
Varian genetik yang tidak biasa dapat melanin dan jumlah melanosom, tetapi
memengaruhi metabolisme, menghasilkan memiliki jumlah melanosit yang sama di
penyakit atau efek yang tidak berbahaya, matanya. Nuansa warna mata - terang versus
namun nyata. Anggota dari beberapa keluarga cokelat gelap, muncul dari puncak dan lembah
mengalami ekskresi urin dari komponen khas di belakang iris. Daerah yang lebih tebal
asparagus yang berbau harum atau ekskresi menggelapkan penampilan pigmen, membuat
pigmen bit, menghasilkan bau aneh atau urin mata cokelat hampir kembali ke beberapa
gelap setelah mengonsumsi sayuran yang telah bagian. Efek permukaan iris pada warna sedikit
disebutkan tersebut. Pada blue diaper syndrome mirip dengan efek visual kanvas bertekstur
(sindrom popok biru), urin bayi membiru saat kasar pada cat.

277
Bab 10. Genetika Mendel dan Perkembangannya Pada Manusia

Gen tunggal pada kromosom no 15, OCA2 menghasilkan generasi F3, yaitu yang telah
memunculkan warna mata dengan dilakukan oleh Mendel.
mengndalikan sintesis melanin. Jika gen ini Hukum Segregasi memperkirakan frekuensi
hilang, hasilnya adalah albino, menyebabkan dari klas fenotipe yang akan dihasilkan.
kulit terlihat sangat pucat dan warna merah. Skematik Putik x Serbuk sari
Alel resesif dari gen ini memunculkan warna Dd Dd
mata biru dan alel dominan memunculkan Gamet D atau d D atau d
warna coklat. Warna mata manusia yang DD Dd Dd dd
normal adalah coklat oleh karena itu DD Dd dd
merupakan fenotipe yang paling umum pada Rasio genotipe 1 : 2 : 1
populasi manusia secara umum. Tetapi Diagramatik Kotak Punnet
masalah yang dihadapi saat ini lebih rumit. Di
dekat gen OCA2 pada kromosom no 15 adalah D d
gen yang kedua, HERC2, yang mengendalikan D DD Dd
ekspresi gen OCA2. SNP tertentu dalam d Dd dd
HERC2 menghapuskan pengendalian atas
OCA2, dan hasilnya adalah warna mata biru. Probabilitas
Seseorang pastinya mewarisi dua salinan dari Serbuk sari
SNP ini untuk memiliki warna mata biru. Putik
Homozigot dominan DD hanya dapat 1/2 D =
menghasilkan satu jenis gamet, yaitu yang 1/4 DD 1
mengandung alel dominan D, dan homozigot 1/2 D
resesif dd dapat menghasilkan gamet yang 1/2 d =
mirip yang mengandung alel resesif d. Jadi, 1/4 Dd 2
individu F1 secara umum merupakan 1/2 D =
heterozigot Dd. Masing-masing individu F1 1/4 Dd
dapat menghasilkan dua jenis gamet yang 1/2 d
memiliki frekuensi yang sama besar. Kedua 1/2 d =
jenis gamet ini secara acak melebur selama 1/4 dd 1
fertilisasi untuk menghasilkan generasi F2.
Gambar diatas menjelaskan tentang
Generasi F2 akan menghasilkan rasio
metode menentukan kombinasi genotipe F2
fenotipe 3:1, merupakan rasio Mendel yang
pada persilangan sendiri monohibrid.
standart untuk persilangan monohibrid. Tetapi
Ketiganya berdasarkan pada masing-masing
kita juga akan mengharapkan rasio genotipe
parental heterozigot menghasilkan 50% gamet
1:2:1, yaitu, dua kali banyaknya dari
D dan 50% gamet d. Dengan fertilisasi acak,
heterozigot. Tantangannya adalah untuk
keturunan F2 memiliki rasio genotipe 1:2:1.
menggambarkan bahwa rasio genotipe ini ada
Kotak Punnet dinamakan dari ilmuwan
di dalam F2 keturunan, ketika kita hanya
genetika yang menemukannya RC Punnett.
mengamati fenotipe.
Dapat dilihat bahwa homozigot dominan
Cara yang paling mudah untuk menguji
DD hanya dapat menghasilkan satu jenis
hipotesis adalah dengan melakukan
gamet, yaitu yang mengandung alel dominan
persilangan sendiri di antara individu F2 untuk D, dan homozigot resesif dd dapat
menghasilkan gamet yang mirip yang

278
Bab 10. Genetika Mendel dan Perkembangannya Pada Manusia

mengandung alel resesif d. Jadi, individu F1 semua tanaman pendek dan didapatkan hanya
secara umum merupakan heterozigot Dd. menghasilkan keturunan tanaman pendek,
Masing-masing individu F1 dapat yaitu konsisten dengan tanaman pendek yang
memiliki genotipe homozigot. Ketika Mendel
menghasilkan dua jenis gamet yang memiliki
frekuensi yang sama besar. Kedua jenis gamet menyilangkan sendiri F2 tanaman tinggi, 2/3
ini secara acak melebur selama fertilisasi untuk menghasilkan keduanya, keturunan F3
menghasilkan generasi F2. tanaman tinggi dan tanaman pendek dengan
Generasi F2 akan menghasilkan rasio rasio 3:1, yaitu konsisten dengan F2 tanaman
fenotipe 3:1, merupakan rasio Mendel yang tinggi menjadi heterozigot. F2 tanaman tinggi
standart untuk persilangan monohibrid. Tetapi yang masih ada hanya menghasilkan
juga dapat diharapkan rasio genotipe 1:2:1, keturunan F3, disarankan F2 tanamannya
yaitu, dua kali banyaknya dari heterozigot. bersifat heterozigot.
Tantangannya adalah untuk menggambarkan
bahwa rasio genotipe ini ada di dalam F2
Probabilitas
keturunan, ketika kita hanya mengamati Bagian dari kesuksesan Gregor Mendel berasal
fenotipe. dari kemampuannya bekerja dengan
Cara yang paling mudah untuk menguji matematika yang sederhana. Mendel melihat
hipotesis adalah dengan melakukan dari sisi yang lain untuk menghasilkan
persilangan sendiri di antara individu F2 untuk sejumlah besar keturunan dari hasil persilangan
menghasilkan generasi F3, yaitu yang telah tanaman kacang kaprinya, yang diubahnya
dilakukan oleh Mendel. Hukum Segregasi menjadi rasio yang membantunya untuk
memperkirakan frekuensi dari klas fenotipe menyimpulkannya berdasarkan mekanisme
yang akan dihasilkan. pewarisan. Mengambil jumlah yang Mendel
Mendel mendapatkan bahwa tanaman F2 sendiri tidak yakin sesuai dengan rasio dan
pendek (homozigot) merupakan persilangan membulatkannya mendekati hokum Mendel
murni yang telah diprediksi. Mendel yang sudah dikemukakan sebelumnya.
Berdasarkan aturan-aturan dan
menemukan bahwa semua F2 tanaman pendek
memungkinkan kita untuk membuat prediksi
homozigot disilangkan seperti yang sudah
untuk hasil yang memiliki alasan yang jelas
diprediksikan. Di antara tanaman yang tinggi,
adalah aturan probabilitas.
28% induk murni (28/100) (hanya
Teori probabilitas menyatakan bahwa
menghasilkan keturunan tanaman tinggi) dan
dapat diharapkan hasilnya kemungkinan
72% (72/100) menghasilkan keduanya,
persilangan dari data. Bagian ini membantu
keturunan tanaman tinggi dan pendek, yang
memikirkan probabilitas yang nantinya akan
mana sangat mendekati pada rasio yang telah
digunakan untuk memprediksi hasil dari
diprediksi 1/3 (33,33%) dan 2/3 (66,7%). Maka
percobaan.
kita dapat menyimpulkan bahwa percobaan
Sebelumnya telah diamati hasil dari
Mendel menguji keturunan memastikan
kedua aturan ini. Yang harus diingat adalah
hipotesis pemisahannya.
persilangan monohybrid dari dua tanaman
Mendel melakukan percobaan dengan
kacanga kapri tinggi (Dd x Dd). Terlihat bahwa
menyilangkan sendiri F2 tanaman tinggi dan
keturunan terdapat dalam rasio genetic 1:2:1 (1
tanaman pendek. Untuk menentukan genotipe DD: 2 Dd: 1 dd). Jika ingin menghitung
F2 nya. Dengan melakukan persilangan sendiri probabilitas dari persilangan monohybrid

279
Bab 10. Genetika Mendel dan Perkembangannya Pada Manusia

menghasilkan tanaman dengan fenotipe umum digunakan untuk menganalisis


dominan tinggi, maka probabilitasnya akan pertanyaan yang lebih kompleks adalah
menjadi homozigot dominan atau heterozigot. pendekatan garis percabangan, yang mana
Hal ini berarti sama sebagai P = 1/4 + 1/2 = berdasarkan pada aturan produk dan hukum
3/4. Mendel berpasangan secara bebas. Pada
Ketika didiskusikan persilangan dihibrid pendekatan garis percabangan, masalah
WwGg x WwGg, maka dapat dihitung diselesaikan dengan menguji setiap gen dari
probabilitas yang dihasilkan tanaman yang persilangan yang bebas untuk melihat
memiliki bentuk biji bulat dan hijau. Perlu bagaimana pendekatan garis percabangan
diingat bahwa biji bulat adalah fenotipe diaplikasikan pada persilangan dihibrid seperti
dominan (W), dan biji hijau adalah fenotipe dibawah ini.
resesif (g). Dengan menggunakan aturan AaBb x AaBb
produk dan mengetahui bahwa probabilitas Jika ingin dihitung probabilitas dari setiap
fenotipe biji bulat adalah 3/4 dan probabilitas kelompok fenotipe yang dihasilkan, perlu
fenotipe biji hijau adalah 1/4 probabilitas dihitung secara bebas probabilitas dari setiap
menghasilkan tanaman dengan biji bulat dan sifat dan mengaplikasikan aturan produk.
biji hijau adalah P = 3/4 + 1/4 = 3/16. Hal ini Jadi, dapat digunakan pendekatan garis
menjadi jelas bahwa hukum Mendel bercabang untuk menghasilkan rasio 9:3:3:1
berpasangan secara bebas berdasarkan pada yang sama dari persilangan dihibrid yang akan
aturan produk. Selanjutnya dapat dilanjutkan dihasilkan jika digunakan kotak Punnett. Hal
analisis dan menggunakannya pada genotipe ini dapat membantu menyadari bahwa
yang lebih kompleks. Untuk melakukan ini, pendekatan ini sevalid kotak Punnette, namun
dapat digunakan pendekatan garis lebih sederhana daripada menghitung.
percabangan untuk menghitung probabilitas. Selanjutnya dapat dilihat bagaimana
Hukum Mendel pertama dan kedua pendekatan garis berbang diaplikasikan pada
adalah dasar pewarisan, dan kotak Punnet persilangan yang lebih kompleks.
menyediakan metoda visualisasi produksi AaBbCc x AaBbCc
gamet-gamet dan kombinasi potensialnya Jika ingin menghitung probabilitas dari setiap
untuk menghasilkan keturunan yang diploid. kelompok fenotipe yang dihasilkan, maka
Ketika dilakukan persilangan dihibrid, kotak secara bebas perlunya menghitung probabilitas
Punnett mengandung 16 kombinasi diploid dari setiap sifat dan mengaplikasi aturan
yang berbeda yang dihasilkan dari peleburan produk.
gamet. Untuk trihibrid, setiap gamet akan
memiliki satu dari delapan kemungkinan Aplikasi Genetika Pada
genotipe, yang mana dapat dikombinasi untuk 10.6 Manusia
menghasilkan delapan fenotipe yang berbeda
dari 27 kemungkinan genotipe diploid.
Dibutuhkan kotak Punnett dengan 64 sel untuk Penggunaan genetika untuk mengobati
menganalisis persilangan trihibrid ini. Jadi, penyakit seperti mengambil dua jalur utama di
kemampuan untuk menganalisis persilangan masa mendatang. Pertama, uji klinis baru-baru
dengan kotak Punnett menjadi sangat tidak ini memfokuskan pada pengenalan gen jenis
praktis ketika dilakukan persilangan dihibrid. liar (normal, jenis liar) ke dalam sel-sel somatik
Namun, juga dapat digunakan produk individu yang kekurangan alel ini untuk
dan aturan jumlah probailitas pada pertanyaan menyimpan aktivitas pengkodean protein.
genetik yang lebih kompleks. Satu metoda yang Meskipun beberapa uji coba telah mengalami

280
Bab 10. Genetika Mendel dan Perkembangannya Pada Manusia

kesuksesan, tetapi yang lain ada juga yang tidak manapun. Jadi, pengobatan harus diulang-
sukses, beberapa individu bahkan meninggal ulang dari awal dengan setiap individu yang
dari pengobatan komplikasi. menderita sakit ini.
Penyakit yang dihasilkan dari hilangnya Penggunaan ilmu genetika yang kedua
protein tunggal, seperti cystic fibrosis, Duchene melibatkan penyakit yang kompleks seperti
muscular dystrophy, penyakit Gaucher, beberapa bentuk kanker, penyakit
hemofilia, hiperkolesterol dan beberapa bentuk neurodegeneratif, dan bentuk penyakit
kanker, memiliki kesempatan yang besar untuk emosional serta perilaku yang diwariskan.
mengkombinasikan imunodefisiensi (bubble - Penyakit-penyakit ini tidak dihasilkan dari
boy disease), yaitu pasien yang menderita gen tunggal defektif, tetapi justru gejala klinis
kehilangan sistem imunitas sepenuhnya lebih seperti konsekuensi dari terjadinya
mengacu pada tidak adanya fungsi enzim beberapa mutasi. Lebih lanjut, gen yang
adenosin deaminase (ADA). Pada tahun 1990, mengalami mutasi kemungkinan terlihat
Ashanti DeSilva adalah orang yang pertama berbeda dari satu individu ke individu yang
kali mengalami penyakit yang jarang ini diobati lainnya.
dengan menggunakan terapi gen. Gen normal Satu yang menjanjikan dari genomik dan
ADA dimasukkan ke dalam beberapa sel T nya bioinformatika adalah kemampuan untuk
yang telah diisolasi, yang mana kemudian menentukan cacatnya molekular tertentu yang
dimasukkan kembali ke badannya. Beberapa berhubungan dengan individu yang menderita
dari sel T-nya berpindah ke sumsum tulang dari penyakit tertentu.
belakang, dimana mereka mulai membelah Parasit tertentu lolos dari pertahanan inang
dan menghasilkan ADA. Meskipun tingkatan mereka dengan mengatur ulang gennya.
ADA masih di bawah normal, mereka dengan Tripanosom memiliki protein permukaan.
sangat efisien menyebabkan Ashanti Inang yang terinfeksi menimbulkan reaksi
mendapatkan kehidupan yang normalnya kekebalan yang membunuh sebagian besar
kembali. parasit. Infeksi tampaknya telah mereda, tetapi
Sejak saat itu, beberapa kasus yang ada kemudian muncul kembali. Setiap siklus
diuji dengan terapi gen, dimana beberapa ada penyakit disebabkan oleh munculnya populasi
juga yang mengalami kematian. Pada sebagian parasit dengan protein permukaan baru. Ini
besar kasus, kematian mengacu pada virus dilakukan dengan penataan ulang hanya gen-
yang digunakan untuk memasukkan gen ke gen tersebut untuk protein permukaan.
dalam sel. Pada satu kasus, virus menyebabkan Perubahan genetik adalah peristiwa yang
respon inflamasi yang masif pada pasien. Pada langka, tetapi parasit individu yang mengalami
beberapa kasus yang lainnya, genom virus perubahan memiliki keuntungan yang sangat
dimasukkan ke dalam genom pasien pada besar dibandingkan yang lain sehingga akan
tempat yang menyebabkan penyakit seperti bereproduksi di inang sampai inang merespons
leukemia. Yang terbaru, ilmuwan menguji dengan kekebalan terhadap protein
virus yang baru dan metode alternatif untuk permukaan baru.
memasukkan salinan gen jenis normal ke Kita tahu sekarang bahwa banyak mutasi
dalam sel tubuh pasien. genetik bukan karena perubahan basa
Oleh karena gen dimasukkan ke dalam sel sederhana dalam DNA, seperti halnya dengan
somatik, individu yang sedang mengalami anemia sel sabit. Adalah umum untuk
pengobatan tetap memiliki bentuk defektif dari potongan-potongan DNA panjang ditemukan
gen di dalam sel-sel germinal dan dapat gen yang mengganggu, mungkin hasil dari
meneruskan pada keturunannya yang elemen genetik transposable.

281
Bab 10. Genetika Mendel dan Perkembangannya Pada Manusia

Dari hasil penelitian yang dilakukan disebabkan oleh gen mutan yang bersifat
Beadle dan Tatum dinyatakan bahwa setiap homozigot pada individu dengan anemia sel
gen menentukan adanya satu enzim. Sifat alami sabit tetapi bersifat heterozigot pada orang
hubungan antara gen dan protein pertama kali dengan sifat sel sabit. Pada tahun yang sama,
disarankan dari hasil kajian pada penyakit Linus Pauling dan tiga rekan kerjanya
anemia sel sabit (sickle cell anemia), merupakan mengamati bahwa hemoglobin individu
salah satu jenis penyakit pada manusia yang normal dan anemia sel sabit dapat dibedakan
parah. Kebanyakan orang yang menderita secara jelas oleh perilakunya yang berbeda
anemia sel sabit meninggal sebelum dewasa. Di dalam medan listrik. Hemoglobin orang yang
bawah tekanan oksigen yang rendah, sel-sel membawa sifat sel sabit terdiri dari campuran
darah merah dari individu yang menderita hemoglobin sel normal dan sabit dalam jumlah
penyakit ini menunjukkan bentuk sel darah yang kira-kira sama. Kesimpulannya adalah
merah sabit yang khas. Orang tua individu bahwa mutan sel sabit mengubah struktur
yang menderita penyakit ini menunjukkan sifat kimia molekul hemoglobin. Homozigot untuk
sel darah merahnya berbentuk sabit - meskipun mutan hanya memiliki perubahan molekul,
mereka tidak menderita anemia berat. heterozigot memiliki molekul normal seperti
Pada tahun 1949 James V Neel dan EA Beet halnya molekul mutan.
secara bebas menyatakan bahwa bentuk sabit

Studi Kasus 10.1: Terapi Gen Pada Diabetes

Diabetes tipe 1 (T1D) adalah penyakit autoimun kronis, di mana sel T sitotoksik auto-
reaktif menargetkan dan memusnahkan sel-sel insulin secara paksa di pulau
pankreas yang menyebabkan defisiensi insulin dan hiperglikemia berikutnya.
Orang-orang ini membutuhkan injeksi insulin harian setiap hari dalam hidup mereka
yang tanpanya mereka akan mengembangkan ketoasidosis diabetik yang
mengancam jiwa (DKA) dan mati. Terapi gen dengan vektor virus dan transduksi
non-virus mungkin merupakan teknik yang berguna untuk mengobati T1D karena
dapat diterapkan dari berbagai sudut; seperti penekanan sel T autoreaktif untuk
mencegah penghancuran pulau (profilaksis) atau penggantian gen insulin (pasca
penyakit).

Ada dua bentuk diabetes mellitus, tipe 1 atau faktor lingkungan seperti infeksi sebelumnya
diabetes mellitus yang tergantung insulin oleh rubella atau agen infeksi lain berkontribusi
(insulin dependent diabetes mellitus-IDDM), dan bersama dengan faktor genetik terhadap risiko
tipe 2 atau diabetes mellitus yang tidak pengembangan penyakit. Setidaknya sepuluh
tergantung pada insulin (non insulindependent gen yang berbeda terkait dengan diabetes
diabetes mellitus -NIDDM). Diabetes yang tergantung insulin, yang mana bagian HLA
tergantung pada insulin adalah gangguan pada lengan pendek kromosom 6 dan gen
autoimun di mana sel-T yang diaktifkan insulin pada lengan pendek kromosom 11 yang
menginfiltrasi pulau Langerhans dan paling penting. Pasien diabetes yang
sepenuhnya menghancurkan sel-p-penghasil tergantung pada insulin maksudnya adalah
insulin. Penyebab diabetes yang tergantung tergantung pada suntikan insulin harian untuk
pada insulin tidak diketahui: kelangsungan hidupnya.

282
BAB 11. Kelainan Pewarisan dan Perubahan Materi Genetik

Diabetes yang tidak tergantung insulin mengembalikan pengaturan metabolisme


adalah gangguan yang lebih umum daripada glukosa yang normal, dan sebagian besar
diabetes yang tergantung insulin (hingga 3% pasien diabetes mengembangkan komplikasi
pada populasi Inggris versus sekitar 0,3% untuk seperti nefropati, retinopati, neuropati dan
diabetes yang tergantung insulin). Ini adalah penyakit kardiovaskular. Hasil dari
kelainan metabolisme heterogen yang relative pengendalian diabetes dan uji coba komplikasi
disebabkan oleh kelainan kerja insulin dan telah dengan jelas menunjukkan bahwa
fungsi sel-p. Faktor genetik dan nutrisi yang pengendalian glikemik yang ketat dapat secara
buruk dalam rahim berhubungan dengan signifikan mengurangi munculnya komplikasi
penyakit ini, sedangkan obesitas dan kurang jangka panjang ini pada diabetes tergantung
olahraga pada orang dewasa merupakan faktor insulin. Bentuk-bentuk alternatif pemberian
utama. Diabetes yang tidak tergantung pada insulin telah dicoba.
insulin dapat dikendalikan dengan diet dan Perangkat infus insulin loop terbuka dan
olahraga, tetapi banyak pasien memerlukan loop yang tertutup belum terlalu berhasil;
pengobatan bersamaan dengan obat-obatan mereka membutuhkan motivasi pasien yang
yang merangsang aktivitas sel-P atau tinggi, dapat tersumbat atau rusak dan tidak
meningkatkan kerja insulin. Obat-obatan ini, memberikan penggantian fisiologis dari jumlah
bagaimanapun, memiliki kemanjuran jangka normal insulin. Perkembangan insulin analog,
panjang yang terbatas dan pada akhirnya dengan sifat farmakinetik atau dinamis yang
mungkin ada pengembangan terapi insulin. bervariasi, yang dapat lebih mirip meniru
Ada beberapa cara di mana terapi gen pengendalian insulin normal glikemia, telah
dapat diterapkan untuk diabetes mellitus. Salah terbukti mengecewakan. Terapi gen di sisi lain
satu strategi potensial adalah menargetkan dapat memberikan kontrol glukosa darah
sistem kekebalan dan mencegah penghancuran sehari-hari yang lebih baik dengan peningkatan
sel-p secara autoimun. Strategi alternatif yang diharapkan dalam prospek untuk
mungkin menggunakan teknologi genetik mengembangkan komplikasi diabetes di
untuk menggantikan kemampuan mensekresi kemudian hari.
insulinpada pasien. Ini bisa dilakukan dengan Sebelum menjelaskan bagaimana transfer
memasukkan gen insulin aktif ke dalam gen insulin secara in vivo atau ex vivo kepada
jaringan in vivo, atau dengan merekayasa sel- pasien diabetes dapat dilakukan, penting untuk
sel secara ex vivo yang dapat ditanamkan ke memahami bagaimana ekspresi gen insulin,
pasien. Sampai kita tahu lebih banyak tentang biosintesis, pemrosesan dan sekresi pasca-
sifat penghancuran kekebalan sel-p, ada sedikit translasi diatur dalam sel-p yang normal.
prospek yaitu menargetkan terapi gen terhadap Rekayasa genetika dapat terjadi dengan
sistem kekebalan tubuh. Di sisi lain, ada salah satu dari dua metode yang mungkin -
beberapa kemajuan yang dihasilkan, dan garis germinal dan manipulasi somatik. Gen
literatur yang berkembang yang membahas, dari manipulasi genetik garis germinal
masalah penggantian insulin secara ex vivo dan ditransfer ke keturunan individu sedangkan
transfer gen in vivo. Pertama, orang harus manipulasi genetik somatik hanya akan
bertanya apakah ada persyaratan untuk mempengaruhi individu di mana transgenik
metode baru pemberian insulin. diperkenalkan. Transfer gen dapat dibagi
Perkembangan saat ini untuk menjadi transfer secara in vivo atau in vitro.
menggantikan insulin baik dalam diabetes Untuk pengiriman secara in vivo yang berhasil,
yang tergantung insulin atau diabetes yang kendaraan untuk transgen harus diarahkan
tidak tergantung insulin gagal untuk dengan tepat ke sel target dan produk gen

283
BAB 11. Kelainan Pewarisan dan Perubahan Materi Genetik

harus dilindungi dari serangan kekebalan. efisiensi transfeksi. Menyuntikkan DNA secara
Memanipulasi sel secara genetik in vitro adalah langsung ke dalam sel adalah metode yang
kurang invasif dibandingkan dengan teknik in efektif untuk mentransfeksi sel. Namun, karena
vivo namun sel target harus mudah setiap sel perlu ditargetkan secara individual,
dihilangkan dan ditransplantasikan kembali ke ini adalah teknik kerja yang intensif dan tidak
inang. cocok untuk penargetan jumlah sel yang besar.
Terapi gen. Dalam T1D, islet adalah target Elektroporasi menciptakan membran
untuk penghancuran sel T autoreaktif. Tidak permeabel untuk transfer gen dengan
adanya islet menyebabkan defisiensi insulin menerapkan tegangan tinggi terhadap sel; dan
dan terjadi hiperglikemia. Terapi gen adalah dalam banyak kasus, menyebabkan kematian
teknik yang berguna untuk mengobati T1D sel. Untuk memungkinkan transfer gen yang
karena dapat diterapkan dari berbagai sudut. efisien untuk mempertahankan sel-B, iselt perlu
Gen insulin dapat diganti dalam inang atau sel dipisahkan dari kantung sel yang terkelompok
T autoreaktif yang ditekan. padat menjadi suspensi sel tunggal. Tanpa
Metode transfer gen. Sejumlah berbagai pemeliharaan morfologinya, islet yang
metode transfer gen telah digunakan. Ini dipisahkan mungkin tidak berfungsi.
termasuk metode non-virus seperti Meskipun dimungkinkan untuk transfer gen ke
pengendapan kalsium fosfat, lipofeksi, injeksi dalam sel, elektroporasi tidak dapat secara
mikro langsung, elektroporasi dan biolistik, efisien mengintegrasikan DNA ke dalam
serta transfer gen melalui vektor virus. genom inang. Dibandingkan dengan lipofeksi
Metode non-viral. Ko-presipitasi kalsium dan endapan kalsium fosfat, transfeksi biolistik
kalsium adalah metode sederhana dan tidak menghasilkan efisiensi transfeksi yang lebih
mahal untuk memodifikasi sel pankreas secara tinggi. Biolistik adalah penggunaan "senjata
genetik. Ko-presipitasi kalsium kalsium adalah gen" untuk mentransfeksi sel dengan transgen.
metode sederhana dan tidak mahal untuk "Senapan gen" dengan cepat melepaskan DNA
memodifikasi sel pankreas secara genetik. - mikroproyekil ke dalam sel.
Ketika kalsium klorida dengan DNA Vektor virus. Pilihan vektor yang tepat
ditambahkan ke larutan buffer/larutan fosfat, membutuhkan pertimbangan yang cermat.
suatu bentuk endapan. Sel dapat endositosis Agar vektor berhasil harus menjadi sederhana
atau fagositosis DNA yang mengandung untuk diproduksi dalam jumlah besar,
endapan. Metode ini telah diuji dalam berbagai memiliki kemampuan untuk ditargetkan ke
jenis sel dan dapat menghasilkan sel-sel yang tempat tertentu, dapat mentransduksi baik sel
ditransfusikan secara sementara atau sel-sel yang membelah dan sel yang tidak membelah,
yang mampu mengekspresikan transgen dihasilkan dalam efisiensi transduksi yang
secara stabil. Liposom juga telah digunakan tinggi, tidak memperoleh respon kekebalan
sebagai agen sel transfeksi efisiensi tinggi baik yang kuat dan memungkinkan untuk ekspresi
secara in vivo dan in vitro; tidak seperti endapan jangka panjang dari transgen. Untuk
kalsium fosfat, yang dilakukan secara in vitro. pengiriman transgen ke islet, vektor diperlukan
Keuntungan dari lipofeksi in vivo adalah untuk melewati membran islet dan
bahwa liposom dapat disuntikkan ke dalam mentransduksi kantung sel didalamnya. Kajian
aliran darah dan kurang invasif dibandingkan oleh Leibowtz dan kawan-kawan sebelumnya
dengan perawatan lain, seperti transplantasi. telah menunjukkan bahwa transduksi sel yang
Liposom yang mengandung DNA memiliki berhasil dalam islet hanya terjadi di perifer islet
minimal muatan positif yang meningkatkan (sekitar 10% sel) dan sel-sel di inti islet tidak
interaksinya dengan sel target dan konsekuensi ditransduksi. Kerugian utama dari transduksi

284
BAB 11. Kelainan Pewarisan dan Perubahan Materi Genetik

retroviral adalah bahwa hanya mampu terminal panjang (LTR) 3'. Juga telah dicatat
mentransduksi sel yang saat ini islet yang bahwa insersi fragmen 178 bp yang
membelah-dan tidak membelah tidak dapat diamplifikasi dari galur HIV-1 NL4-3 antara
ditransduksi oleh vektor retroviral. Mungkin elemen respons rev dan promotor CMV
juga ada integrasi acak dari transgen ke dalam internal menghasilkan peningkatan efisiensi
genom inang, dihasilkan dalam mutagenesis transduksi.
insersional. Perawatan terapi gen. Pemeliharaan
Vektor adenoviral memiliki keunggulan euglycemia dapat dicapai dengan berbagai
dibandingkan vektor retroviral karena mampu manipulasi genetik; termasuk induksi toleransi,
mentransduksi sel-sel yang membelah-tidak gangguan dengan adanya antigen, gangguan
membelah dan dapat disiapkan dalam titer dengan co-stimulasi sel T, penggunaan sel
yang tinggi. Adenovirus dapat menginfeksi sel- imunoregulator, induksi apoptosis, ekspresi
sel yang mengeluarkan insulin dan telah gen ektopik, transplantasi dan penekanan imun
terbukti mampu mentransduksi islet tikus. kekebalan.
Barbu dan kawan-kawan telah menunjukkan Perawatan untuk menormalkan kadar
bahwa dengan memotong bagian dari islet glukosa darah setelah penghancuran islet.
yang utuh yang ditransduksi dengan GFP Ekspresi gen ektopik. Jenis sel yang ditargetkan
bahwa ekspresi pada sel sebenarnya hanya pada T1D adalah sel-b dan beberapa terapi
pada perifer islet dan dengan demikian efisiensi terapi gen berusaha untuk menciptakan
transduksi sekitar 30% saja. Kelemahan dari kembali fungsi sel-b dalam tipe sel yang tidak
jenis transfer gen ini adalah bahwa antigen ditargetkan oleh sistem kekebalan tubuh.
vektor menimbulkan respons imun yang kuat Ekspresi gen dalam tipe sel yang bukan tempat
dan DNA yang dimasukkan bersifat episom, ekspresi biasanya disebut ekspresi gen
menghasilkan ekspresi transgen dalam jangka ektopik. Ekspresi gen ektopik adalah teknik
waktu pendek. yang banyak digunakan dan menghindari
Vektor lentiviral memiliki karakteristik persyaratan tindakan imunosupresif karena
yang mirip dengan vektor retroviral dan vektor target rekayasa genetika berasal dari penerima
adenoviral. Karakteristik retroviral adalah graft dan mungkin merupakan sumber sel
kemampuan untuk menginte-grasikan autolog yang tidak terbatas. Ciri-ciri penting
transgen ke dalam DNA kromosom inang dan dari sel-b yang penting dalam pengaturan
mengubah protein selubung permukaan. kadar gula darah meliputi pemantauan kadar
Vektor lentiviral mampu mentransduksi sel glukosa secara terus-menerus, transkripsi dan
primer dan pasca-mitosis - seperti neuron, hati, translasi proinsulin yang diatur, pemrosesan
sel otot, sel endotel primer dan pulau; dan pro-insulin yang diatur menjadi insulin
untuk mentransduksi pembelahan dan sel-sel matang, penyimpanan yang teratur dari insulin
yang tidak membelah tanpa respon imun yang matang dan sekresi insulin matang yang diatur
kuat yang didapatkan oleh vektor adenoviral. untuk stimulus, seperti glukosa. Alternatif yang
Baru-baru ini, vektor lentiviral telah baik untuk sel-b untuk manipulasi ke dalam sel-
diproduksi tanpa gen yang tidak perlu untuk sel yang memproduksi insulin termasuk
transduksi dan ini mengurangi kemungkinan hepatosit, fibroblast, otot, keratinosit, sel
produksi virus rekombinan aktif. Vektor yang neuroendokrin dan banyak sel endokrin
meninaktivasi diri sendiri (SIN) tidak dapat lainnya.
menghasilkan vektor49 yang sepenuhnya Ekspresi insulin ektopik telah
panjang karena ada delesi 400 pasangan basa diujicobakan dalam sel-sel seperti kortikotrof
(bp) dalam wilayah U3 dari pengulangan hipofisis tikus (sel AtT20) pada tahun 1983, dan

285
BAB 11. Kelainan Pewarisan dan Perubahan Materi Genetik

fibroblas pada tahun 1987. Sel-sel AtT20 mirip  Hukum Pertama Mendel, yaitu yang dapat
dengan sel-b di mana mereka mampu memprediksikan bahwa seorang akan akan
mengeluarkan proinsulin dan juga mewarisi sifat gen tunggal, menghasilkan
mengekspresikan proconvertase, proprotein sesuatu yang baru pada masing-masing anak.
convertase (PCp)2 dan PCp3, untuk mengubah  Masalah-masalah genetik diselesaikan
proinsulin menjadi insulin matang. dengan logika dan mengaplikasikan hokum
Mendel mengikuti gamet.
Namun, karena sel-sel AtT20 adalah tipe
 Dominan adalah kemampuan protein
sel yang berbeda dari sel-b, ekspresi insulin
dikodekan oleh satu alel untuk menutupi
dalam sel-sel AtT20 menegaskan bahwa sel-sel
hilangnya atau protein abnormal yang
non-b dapat dimodifikasi untuk mengeluarkan
dikodekan oleh alel yang lain.
insulin. Agar temuan ini bermanfaat, sel target
 Hukum segregasi menyatakan bahwa setiap
untuk rekayasa genetika harus memiliki jalur
alel pada individu heterozigot memiliki
sekretori yang teratur. Fibroblas dirancang probabilitas yang sama besar dalam gamet.
untuk mengekspresikan pro-insulin di bawah
 Keturunan F2 dari persilangan monohibrid
promotor metallothionein, tetapi produksi
akan memiliki rasio genotipe 1:2:1 dan rasio
insulin bersifat konstitutif dan hewan yang fenotipe 3:1.
ditransplantasikan dengan fibroblas yang  Persilangan testcross akan terulang jika
dimodifikasi mati karena hipoglikemia yang individu dengan fenotipe dominan adalah
berasal dari kurangnya pelepasan insulin yang homozigot dominan atau heterozigot.
diatur.  Hukum kedua Mendel berpasangan secara
bebas menyatakan bahwa alel-alel dari satu
Ringkasan gen akan berpisah secara bebas dari alel gen
yang lainnya.
 Mendel mengusulkan bahwa setiap  Hukum Mendel berpasangan secara bebas
organisme membawa dua bentuk unit mempertimbangkan gen yang diwariskan
genetik, yang saat ini kita sebut alel dari suatu pada kromosom yang berbeda.
gen.  Keturunan F2 dari persilangan dihibrid akan
 Pada individu homozigot, kedua alel adalah memiliki rasio genotipe 1:2:1:2:4:2:1:2:1 dan
identik. Pada individu monohibrid atau rasio fenotipe 9:3:3:1.
heterozigot, kedua alel adalah berbeda.  Kejadian meiosis menjelaskan berpasangan
 Sifat dominan dibawa pada individu secara bebas.
 Kotak Punnett dan probabilitas dapat
monohybrid pada generasi F1. Sifat resesif
digunakan untuk mengikuti berpasangan
tidak dijumpai pada keturunan F1
secara bebas.
monohibrid, tetapi akan muncul kembali
 Saat ini, komputer menganalisis banyak gen
pada generasi F2. pada satu waktu.
 Rasio sifat dominan terhadap sifat resesif  Jumlah aturan yang digunakan untuk
pada generasi F2 adalah 3:1 pada persilangan menguji pertanyaan yang dapat dinyatakan
monohibrid. baik dari satu sisi hasil (fenotipe) atau hasil
 Genotipe adalah kumpulan alel-alel yang yang lainnya. Hal ini digunakan ketika
dimiliki oleh individu. Fenotipe adalah suatu menghitung probabilitas dari dua atau lebih
karakter yeng dibawa individu dan kejadian yang eksklusif.
tergantung pada genotipe. Satu atau dua  Aturan produk digunakan untuk menguji
Salinan dari alel dominan menghasilkan pertanyaan bahwa dapat dinyatakan baik
fenotipe dominan, dimana dua salinan dari dari satu sisi hasil (fenotipe) atau hasil yang
alel resesif menghasilkan fenotipe resesif. lainnya. Aturan produk digunakan ketika

286
BAB 11. Kelainan Pewarisan dan Perubahan Materi Genetik

menghitung probabilitas dari kejadian bebas ada di dalam lengan kromosom.


dan berdasarkan hukum Mendel kedua yaitu Siapakah nama ahli yang dimaksud?
berpasangan secara bebas. a. Gregor Mendel
 Pendekatan garis bercabang berdasarkan b. Thomas Hunt Morgan
pada aturan produk dan hokum c. Waldeyer
berpasangan secara bebas. Genotipe yang d. Albert Kolliker
rumit dipecah menjadi gen individu dan e. W. Johansen
probabilitas genotipe atau fenotipe untuk 5. Mendel telah melakukan banyak sekali
setiap gen (atau sifat) yang dihitung dan persilangan pada berbagai macam
kemudian digandakan bersama untuk karakter. Berdasarkan hasil penelitian
menghasilkan keseluruhan genotipe atau mendel ditemukan berbagai macam jenis
fenotipe. persilangan. Salah satu jenis persilangan
adalah menyilangkan F1 dengan salah
Latihan Soal satu induknya yang memiliki genotipe
1. Proses penyerbukan atau persilangan homozigot resesif. Apakah nama
dimana tepung sari organ tanaman jantan persilangan yang dimaksud?
(stamen) membuahi organ tanaman a. Hibridisasi d. Fertilisasi
betina (carpel) pada satu tanaman yg sama b. Resiprok e. Backcross
merupakan suatu kejadian yang biasa c. Testcross
terjadi di alam, dimana kedua induk 6. Mendel melakukan persilangan dengan
bersifat murni. Apakah nama proses menyilangkan tanaman dengan dua sifat
yang dimaksud? beda, misalnya warna bunga dan ukuran
a. Hibridisasi d. Resiprok (tinggi) tanaman. Kemudian hasil F1
b. Testcross e. Modifikasi disilangkan kembali dengan F1 (resiprok)
c. Backcross
maka akan dihasilkan rasio fenotipe F2.
2. Pada persilangan atau perkawinan dua
Berapakah rasio yang dimaksud?
individu melibatkan ciri atau karakter
a. 1 : 1 d. 9 : 3 : 3 : 1
masing-masing. Ciri atau karakter
b. 9 : 3 : 4 e. 1 : 1 : 1 : 1
tersebut dapat dilihat seperti warna
c. 3 : 1
rambut hitam, warna kulit sawo matang
7. Pada persilangan dengan tiga karakter
dan seterusnya. Apakah maksud
(trihibrid) dengan genotipe AaBbCc
karakter yang terlihat?
diperlukan gamet untuk membantu
a. Fenotipe d. Heterozigot
terbentuknya hasil persilangan.
b. Genotipe e. Lokus
Berapakah jumlah gamet yang
c. Homozigot
dimaksud?
3. Pada persilangan atau perkawinan dua
a. 2 d. 8
individu melibatkan ciri atau karakter
b. 3 e. 16
masing-masing. Individu dapat memiliki
c. 4
pasangan alel yang sama untuk satu
8. Karena kromosom memiliki bentuk
karakter. Apakah yang dimaksud?
dengan berkas atau untai yang panjang
a. Fenotipe d. Heterozigot
maka dapat dikatakan memiliki bentuk
b. Genotipe e. Lokus
seperti kalung yang didalamnya berisi
c. Homozigot
banyak pasangan gen yang memiliki
4. Seorang ahli Genetika dan Embriologi
tempat tertentu didalamnya. Tempat
dari Amerika Serikat pada tahun 1911
yang dimaksud disebut?
menyatakan bahwa substansi hereditas
a. Fenotipe d. Lokus
yang dinamakan gen terdapat lokus yang

287
BAB 11. Kelainan Pewarisan dan Perubahan Materi Genetik

b. Heterozigot e. Homozigot d. 22 autosom + YY


c. Genotipe e. 44 autosom + XX
9. Gen ada yang bersifat terkalahkan 14. Mendel menyilangkan tanaman
(tertutupi) oleh gen lain (menutupi) berbunga merah batang tinggi dan putih
sehingga sifat yang dibawanya tidak rendah hasil keturunannya dihasilkan
terekspresikan pada keturunannya. keturunan F1 merah mudah dengan
Apakah gen yang dimaksud? batang sedang (intermedier). Jika antar
a. Gen resesif d. Gen homozigot keturunan F1 itu disilangkan maka akan
b. Genom e. Gen heterozigot menghasilkan berapa keturunan merah
c. Gen dominan muda batang sedang?
10. Dalam percobaannya Gregor Mendel a. 0% d. 75%
menggunakan tanaman kacang kapri. b. 25% e. 100%
Ada beberapa faktor yang dikemukakan c. 50%
oleh Mendel, namun ada juga alasan 15. Ayam walnut (RrPp) disilangkan
yang tidak dikemukakan Mendel yang dengan ayam walnut (RrPP)
bukan merupakan faktor pendukung menghasilkan telur sebanyak 12 butir.
digunakannya kacang kapri. Apakah Berapakah ayam berjambul pea/biji
alasan yang tidak benar tersebut. akan dihasilkan?
a. Harganya murah a. 2 ekor d. 6 ekor
b. Mudah didapatkan b. 3 ekor e. 8 ekor
c. Tidak membutuhkan ruangan c. 4 ekor
yang besar
d. Memiliki generasi yang panjang
e. Menghasikan banyak anak Referensi
(keturunan)
11. Lalat buah (Drosophila sp.) dengan Anonymous. Denaturing Gradient Gel
Electrophoresis. USA: Laboratory for Microbial
kromosom XXY adalah hasil dari suatu Ecology, Departement of Earth Ecological and
kejadian atau peristiwa. Apakah nama Environmental Sciences University of Toledo.
peristiwa yang dimaksud? Aretz S, Stienen D, Uhlhaas S, et al. High proportion
of large genomic deletions and a genotype
a. Sex linkage phenotype update in 80 unrelated families with
b. Crossing over juvenile polyposis syndrome. J Med Genet. 2007;
44(11): 702-9.
c. Gen letal
Ayala FJ, Kiger JA. Modern Genetics. California: The
d. Poligen Benjamin/Cummings Publishing Company,
e. Nondisjunction Inc; 1980.
Ayala FJ, Kiger JA. Modern Genetics. California: The
12. Sebutkan saat terjadinya pindah silang Benjamin/Cummings Publishing Company,
antar kromatid dari kromosom Inc. 1980.
homolognya. Baltimore D. RNA-dependent DNA polymerase in
virions of RNA tumour viruses. Nature, 1970;
a. Profase d. Telofase 226 (5252): 1209-11.
b. Metafase e. Interfase Barbu AR, Bodin B, Welsh M, Jansson L, Welsh N. A
c. Anafase perfusion protocol for highly efficient
transduction of intact pancreatic islets of
13. Dalam tubuh dan sel kelamin terdapat Langerhans. Diabetologia, 2006; 49:2388-91.
kromosom autosom dan kromosom Becker TC, BeltrandelRio H, Noel RJ, Johnson JH,
Newgard CB. Overexpression of hexokinase I in
seks. Sebutkan jumlahnya pada sel telur
isolated islets of Langerhans via recombinant
atau ovum manusia. adenovirus. Enhancement of glucose
a. 22 autosom + X metabolism and insulin secretion at basal but
not stimulatory glucose levels. J Biol Chem.
b. 22 autosom + Y 1994; 269:21234-8.
c. 22 autosom + XX

288
BAB 11. Kelainan Pewarisan dan Perubahan Materi Genetik

Behjati S, Tarpey PS. What is next generation Giannoukakis N, Rudert WA, Robbins PD, Trucco M.
sequencing? Arch Dis Child Educ Pract Ed. Targeting autoimmune diabetes with gene
2013; 98: 236-238. therapy. Diabetes, 1999; 48:2107-21.
Bobisse S, Zanovello P, Rosato A. T-cell receptor gene Gilboa E, Smith C. Gene therapy for infectious
transfer by lentiviral vectors in adoptive cell diseases: the AIDS model. Trends Genet. 1994;
therapy. Expert Opin Biol Ther. 2007; 7:893-906. 10: 139-44.
Botstein D, White RL, Skolnick M, et al. Construction Glavac D, Dean M. Applications of heteroduplex
of a genetic linkage map in man using restriction analysis for mutation detection in disease genes.
fragment length polymorphisms. Am J Hum Hum Mutat. 1995; 6(4): 281-7.
Genet. 1980; 32(3): 314-31. Gray H, OMilly S. B-Cell dysfunction in non-insulin
Brown DD, Dawid IB. Specific gene amplification in dependent diabetes mellitus. Transplant Proc.
oocytes. Science, 1968; 160: 272-80. 1994; 26 366-70.
Brown DD. How a simple animal gene works? The Griffiths AJF, Miller JH, Suzuki DT, et al. An
Harvey Lectures, 1982; 76: 27-44. Intrduction to Genetic Analysis. 7th Edition.
Crick F. Central dogma of molecular biology. Nature, New York: WH Freeman; 2000.
1970; 227 (5258): 561-3. Halban PA, Kahn SE, Lernmark A, Rhodes CJ. Gene
Csete ME, Benhamou PY, Drazan KE, Wu L, McIntee and cell-replacement therapy in the treatment of
DF, Afra R, et al. Efficient gene transfer to type 1 diabetes: how high must the standards be
pancreatic islets mediated by adenoviral set? Diabetes, 2001; 50:2181-91.
vectors. Transplantation, 1995; 59:263-8. He Z, Wang F, Kumagai-Braesch M, Permert J,
Culver Kw, Blaese RM. Gene therapy for cancer. Holgersson J. Long-term gene expression and
Trends Genet. 1994; 10: 174-8. metabolic control exerted by lentivirus-
Docherty K. Gene therapy for diabetes mellitus. transduced pancreatic islets.
Clinical Science, 1997; 92: 321-330. Xenotransplantation, 2006; 13:195-203.
Docherty K. Gene therapy and cellular engineering in Houldsworth J, Chaganti RS. Comparative genomic
diabetes. In: Pickup JC, ed. Biotechnology of hybridization: an overview. Am J Pathol. 1994;
insulin therapy. Oxford: Blackwell Scientific, 145(6): 1253-60.
1991: 154-82. Jeuken JW, Sprenger SH, Wesseling P. Comparative
Duarte S, Cassio F, Pascoal C. Denaturing gradient genomic hybridization: practical guidelines.
gel electrophoresis (DGGE) in microbial ecology Diagn Mol Pathol. 2002; 11(4): 193-203.
- insights from freshwaters, In: Gel Kakavas VK, Plageras P, Vlachos TA, et al. PCRSSCP:
Electrophoresis - Principles and Basics; 2014. a method for the molecular analysis of genetic
Efrat S. Prospects for gene therapy of insulin- diseases. Mol Biotechnol. 2008; 38(2): 155-63.
dependent diabetes mellitus. Diabetologia, 1998; Kim N, Jinks-Robertson S. Transcription as a source
41:1401-9. of genome instability. Nat Rev Genet. 2012; 13:
Eisenstein BI. The polymerase chain reaction. A new 204-214.
method of using molecular genetics for medical Kozlowski P, Jasinska AJ, Kwiatkowski DJ. New
diagnosis. N Engl J Med. 1990; 322(3): 178-83. applications and developments in the use of
Ercolini D. PCR-DGGE fingerprinting: novel multiplex ligation-dependent probe
strategies for detection of microbes in food. J amplification. Electrophoresis, 2008; 29(23):
Microbiol Meth. 2004; 56: 297-314. 4627-36.
Fernandes JR, Duvivier-Kali VF, Keegan M, Ku CS, Cooper DN, Polychronakos C, et al. Exome
HollisterLock J, Omer A, Su S, et al. sequencing: dual role as a discovery and
Transplantation of islets transduced with diagnostic tool. Ann Neurol. 2012; 71(1): 5-14.
CTLA4-Ig and TGFbeta using adenovirus and Leibowitz G, Beattie GM, Kafri T, Cirulli V, Lopez
lentivirus vectors. Transpl Immunol. 2004; AD, Hayek A, et al. Gene transfer to human
13:191-200. pancreatic endocrine cells using viral vectors.
Fodde R, Losekoot M. Mutation detection by Diabetes, 1999; 48:745-53.
denaturing gradient gel electrophoresis(DGGE). Levine F. Gene therapy for diabetes: strategies for
Hum Mutat. 1994; 3(2): 83-94. betacell modification and replacement. Diabetes
Forozan F, Karhu R, Kononen J, et al. Genome Metab Rev. 1997; 13:209-46.
screening by comparative genomic Levsky JM, Singer RH. Fluorescence in situ
hybridization. Trends Genet. 1997; 13(10): 405-9. hybridization: past, present and future. J Cell
Franca LT, Carrilho E, Kist TB. A review of DNA Sci. 2003;116(Pt 14): 2833-8.
sequencing techniques. Q Rev Biophys. 2002; Lu Y. Recombinant adeno-associated virus as
35(2): 169-200. delivery vector for gene therapy—a review.
Friedman T. Gene therapy for neurological disorders. Stem Cells Dev. 2004; 13:133-45.
Trends Genet. 1994; 10: 210-4. Lundsteen C, Maahr J, Christensen B, et al. Image
Gall JG. Differential synthesis of the genes for analysis in comparative genomic hybridization.
ribosomal RNA during amphibian oogenesis. Cytometry, 1995; 19(1): 42-50.
Proc Nat Acad Sci USA. 1968; 60: 553-60. Mahdieh N. A Comprehensive Review on Genetics.
Galloway JA, Chance RE. Improving insulin therapy Persian: Baraye Farda Publisher; 2010. pp. 27-75.
achievements and challenges. Horm Metab Res.
1994; 26: 591 – 8.

289
BAB 11. Kelainan Pewarisan dan Perubahan Materi Genetik

McClintock B. Controlling elements and the gene. Selden RF, Skoskiewicz MJ, Russell PS, Goodman
Cold Spring Harbor Symp Quant Biol. 1956; 21: HM. Regulation of insulin-gene expression.
197-216. Implications for gene therapy. N Engl J Med.
Mitanchez D, Doiron B, Chen R, Kahn A. 1987; 317:1067-76.
Glucosestimulated genes and prospects of gene Shaffer LG, Kashork CD, Saleki R, et al. Targeted
therapy for type I diabetes. Endocr Rev. 1997; genomic microarray analysis for identification
18:520-40. of chromosome abnormalities in 1500
Moore HP, Walker MD, Lee F, Kelly RB. Expressing a consecutive clinical cases. J Pediatr. 2006; 149(1):
human proinsulin cDNA in a mouse ACTH- 98-102.
secreting cell. Intracellular storage, proteolytic Sigalla J, David A, Anegon I, Fiche M, Huvelin JM,
processing and secretion on stimulation. Cell, Boeffard F, et al. Adenovirus-mediated gene
1983; 35:531-8. transfers into isolated mouse adult pancreatic
Mourie. Reverse transcription in genome evolution. islets: normal betacell function despite
Cytogenet Genome Res. 2005; 110(1-4): 56-62. induction of an anti-adenovirus immune
Mullis KB, Faloona FA. Specific synthesis of DNA in response. Hum Gene Ther. 1997; 8:1625-34.
vitro via a polymerase-catalyzed chain reaction. Taylor CF, Charlton RS, Burn J, et al. Genomic
Methods Enzymol. 1987; 155: 335-50. deletions in MSH2 or MLH1 are a frequent cause
Muyzer G, de Waal E. Profiling complex microbial of hereditary non-polyposis colorectal cancer:
populations by denaturing gradient gel identification of novel and recurrent deletions
electrophoresis analysis of polymerase chain by MLPA. Hum Mutat. 2003; 22(6): 428-33.
reaction – amplified genes coding for 16S rRNA. Temin HM, Mizutani S. RNA-dependent DNA
Applied and Environmental Microbiology, polymerase in virions of Rous sarcoma virus.
1993; 59(3): 695-700. Nature, 1970; 226 (5252): 1211-3.
Muyzer G, Smalla K. Application of denaturing Temin H, Baltimore D. RNA-Directed DNA Synthesis
gradient gel electrophoresis (DGGE) and and RNA Tumor Viruses. In Advances in Virus
temperature gradient gel electrophoresis Research, vol. 17. Smith KM, Lauffer MA, and
(TGGE) in microbial ecology. Antonie van Bang FB, Eds. New York: Academic Press; 1972,
Leeuwenhoek, 1998; 73: 127-141. pp. 129-186.
Nataraj AJ, Olivos-Glander I, Kusukawa N, et al. The Diabetes Control and Complications Trial
Single-strand conformation polymorphism and Research Group. The effect of intensive
heteroduplex analysis for gel-based mutation treatment of diabetes on the development and
detection. Electrophoresis, 1999; 20(6): 1177-85. progression of longterm complications in
Newgard CB. Cellular engineering and gene therapy insulin-dependent diabetes mellitus. New Engl
strategies for insulin replacement in diabetes. J Med. 1993; 329: 977-86.
Diabetes, 1994; 43: 341-50. Tonegawa S, Brack C, Hozumi N, Pirotta V.
Newton CR, Graham A, Heptinstall LE, et al. Analysis Organization of immunoglobulin genes. Cold
of any point mutation in DNA. The Spring Harbor Symp Quan. Biol. 1977; 42: 921-
amplification refractory mutation 31.
system(ARMS). Nucleic Acids Res. 1989; 17(7): Todd JA. Genetic analysis of type I diabetes using
2503-16. whole genome approaches. Proc Natl Acad Sci
Panosyan HH, Trchounian AA, Margayan AA. USA. 1995; 92 8560-5.
Denaturing gradient gel electrophoresis Torchilin VP. Recent approaches to intracellular
(DGGE) profiles of the partial 16S rRNA genes delivery of drugs and DNA and organelle
defined bacterial population inhibiting in targeting. Annu Rev Biomed Eng. 2006; 8:343-75.
Armenian geothermal springs. Biolog Journal of Watson JD, Crick FH. Molecular structure of nucleic
Armenia, 2017; 3(69). acids; a structure for deoxyribose nucleic acid.
Polak P, Arndt PF. Transcription induces strand- Nature, 1953;171(4356): 737-738.
specific mutations at the 5‟ end of human genes. Weiss RA. The discovery of endogenous retroviruses,
Genome Res. 2008; 18: 1216-1223. Retrovirology, 2006; 3 (1): 67.
Rabbani B, Mahdieh N, Nakaoka H, et al. Next Wilkins MR, et al., From proteins to proteomes: large
generation sequencing: impact of exome scale protein identification by two-dimensional
sequencing in characterizing Mendelian electrophoresis and amino acid analysis.
disorders. J Hum Genet. 2012; 57(10): 621-32. BioTechnology, 1996; 14: 61-65.
Rotar C. Central Dogma of Molecular Biology - New Wolff E, Girod S, Liehr T, et al. Oral squamous cell
Paradigm in Evolutionary Computation. carcinomas are characterized by a rather
Romania: Computer Science Departement; 2016. uniform pattern of genomic imbalances detected
Schimke RT, Alt FW, Kellems RE, Kaufman RJ, by comparative genomic hybridisation. Oral
Bertino JR. Amplification of folate reductase Oncol. 1998; 34(3): 186-90.
genes in methotrexate-resistant cultured mouse Wong MS, Hawthorne WJ, Manolios N. Gene therapy
cells. Cold Spring Harbor Symp Quant Biol. in diabetes. Immune Recognition and Signaling,
1977; 42: 649-58. 2010; 1(3): 165-175.
Schuster SC. Next-generation sequencing transforms Yoon JW, Jun HS. Recent advances in insulin gene
today's biology. Nat Methods, 2008; 5(1): 16-8. therapy for type 1 diabetes. Trends Mol Med.
2002.

290
BAB 11. Kelainan Pewarisan dan Perubahan Materi Genetik

291
BAB 11. Kelainan Pewarisan dan Perubahan Materi Genetik

sekitar 90% keluarga yang menunjukkan


Dalam bab sebelumnya telah dibahas hukum retinoblastoma hal itu menunjukkan penetrasi
90%. Ini berarti bahwa 90% dari individu yang
pewarisan Mendel dan mendefinisikan prinsip
memiliki alel dominan mengekspresikan
sifat dominan dan resesif. Bersama-sama sifat
fenotipe tumor tetapi 10% individu dengan alel
ini menghasilkan rasio fenotipe dan genotipe
dominan gagal untuk mengembangkan tumor.
dengan jelas dalam persilangan monohibrid.
Bayangkan sejenak bahwa pasangan
Dalam persilangan dihibrid rasio fenotipe dan
suami istri sedang mempertimbangkan untuk
genotipe berasal dengan menerapkan aturan
memiliki anak. Diketahui bahwa ayah dan
produk terhadap kerja gen secara independen.
saudara laki-laki menderita retinoblastoma tapi
Dalam Bab ini dijelaskan bahwa gen
ada anaknya yang tampaknya normal. Dengan
memiliki sejumlah besar alel dan semuanya
demikian dapat diasumsikan bahwa ada anak
tidak dapat berfungsi secara sederhana
yang tidak memiliki alel yang dominan atau
dominan-resesif. Hasilnya adalah peningkatan
anak adalah salah satu dari 10% individu yang
dalam jumlah fenotipe bahwa gen tunggal
tidak mengungkapkan fenotipe. Dengan
dapat dihasilkan dalam organisme diploid.
pengetahuan yang ada kesempatan 10%
Sebaliknya gen yang berbeda dapat
melewatkan alel dominan untuk anak
berinteraksi untuk menghasilkan fenotipe yang
selanjutnya akankah memutuskan untuk
umum menyebabkan jumlah fenotipe dalam
memiliki anak?
persilangan dihibrid menjadi berkurang.
Dalam 10% dari keluarga yang menderita
Dalam kedua kasus ini prinsip Mendel yang
penetrasi penyakit ini sangat rendah. Seorang
telah dibahas dalam Bab sebelumnya masih
yang memiliki alel dominan memiliki
mendasari hasil ini.
probabilitas yang tinggi untuk tidak
Selain itu dalam beberapa kasus disebut
mengekspresikan fenotipe tumor. Dalam hal ini
pewarisan epigenetik, ekspresi alel tergantung
dengan mengetahui bahwa ayah dan kakak
pada apakah itu diwariskan dari orang tua laki-
laki-laki keduanya menderita retinoblastoma
laki atau perempuan. Sejumlah besar kesehatan
ada kesempatan yang lebih besar (30%-40%)
yang berkaitan dengan sifat menunjukkan satu
bahwa memiliki alel dominan dan gagal untuk
atau lebih pola pewarisan non-Mendel.
mengekspresikan fenotipe. Apakah ini
Mengidentifikasi pola-pola ini dalam silsilah
mempengaruhi keputusan selanjutnya untuk
dan menghubungkannya dengan penyakit
punya anak?
manusia yang spesifik merupakan komponen-
Dapat terlihat bahwa bahkan untuk
komponen yang penting dari konseling genetik
penyakit pewarisan tunggal, variasi yang besar
yang akurat.
dapat terjadi bagaimana hal itu diwariskan dan
Sebagai contoh retinoblastoma adalah
diwujudkan pada keturunan. Dengan
penyakit manusia yang diwariskan yang terjadi
pengetahuan yang salah tentang model
pada anak-anak terutama yang lebih muda dari
pewarisan orang tua dapat menjadi penyebab
2 tahun dan sangat jarang pada anak-anak lebih
penderitaan anak-anaknya. Karena itu
tua dari usia 5 tahun. Penyakit ini menyebabkan
konseling genetik dipandu oleh informasi yang
pertumbuhan tumor mata yang jika tidak
paling up-to-date tentang bagaimana alel
diobati dapat dilanjutkan sampai saraf optik
mempengaruhi ekspresi suatu sifat.
dan mencapai otak. Ini terjadi pada 1 dari setiap
15.000-25.000 kelahiran.
Retinoblastoma adalah penyakit
autosomal dominan yang diwariskan. Pada

292
BAB 11. Kelainan Pewarisan dan Perubahan Materi Genetik

dipertukarkan dan yang dapat diatur dan


disusun kembali dengan menyusun kombinasi
Genetika gen yang tepat. Diakui, bahwa tidak semua ahli
11.1 Mendelian genetika Mendel awal mengambil pandangan
hereditas yang mekanis, tetapi Bateson adalah
salah satu pemimpin di bidang ini dan di antara
Dengan menggabungkan teori Mendelian para pendukungnya yang paling vokal. Karena
dengan pengamatan sitologis kromosom oleh itu pengaruhnya sangat besar. Dengan
Morgan dan kelompoknya setelah tahun 1910, demikian bahkan lebih ironis hingga tahun
materi, konsep diskrit dan atomistik gen 1922, Bateson masih memiliki keraguan kuat
mendapatkan keunggulan yang cukup besar. tentang menghubungkan gen Mendel ke
Secara hati-hati mengkorelasikan pola-pola kromosom.
pewarisan dari mutasi gen dengan perubahan- Namun, hal ini menciptakan masalah
perubahan yang dapat diamati dalam struktur hampir sejak awal. Ini memungkinkan ahli
kromosom, Morgan dan murid-muridnya biologi untuk mengesampingkan pertanyaan
mampu menunjukkan bahwa gen dapat tentang fungsi gen, atau hubungan antara gen
dengan jelas dianggap sebagai entitas material Mendel, perkembangan embrio, dan bahkan
yang menduduki posisi spesifik - yang diatur evolusi. Dari tahun 1915 dan seterusnya,
secara linear di sepanjang kromosom. Pada sebagian besar perhatian diberikan pada
tahun 1915, ketika kelompoknya menerbitkan mekanisme pengocokan gen selama pewarisan
buku dengan memecah bagian-bagiannya, The kromosom dari induk ke anak. Tren ini, yang
Mechanism of Mendelian Inheritance, model menandai masa kejayaan genetika klasik,
butiran kromosom menjadi topik yang memunculkan prestasi luar biasa dalam
menarik. memetakan kromosom beberapa organisme
Memang, bahasa kimia mulai memasuki model, seperti lalat buah, jagung, dan tikus.
genetika secara eksplisit dalam kaitannya Tetapi tren atomistik dalam genetika klasik juga
dengan diskresi faktor Mendel. Ahli genetika meninggalkan warisan yang tidak
dari Harvard, WE Castle (1867 - 1962) menulis menguntungkan. Dengan mengabadikan
di awal bahwa: semua fenomena pewarisan konsep unit-karakter gen, bahkan dengan
yang diamati dapat diekspresikan dengan layanan berbayar untuk ide interaksi gen,
memuaskan dalam istilah gen, yang sebagian besar masyarakat dan banyak ahli
seharusnya berdasarkan pada pewarisan atom biologi juga, masih berpegang pada pandangan
jenis apa dalam kimia, unit utama, unit yang tak bahwa satu, atau paling tidak sangat sedikit,
terpisahkan, yang merupakan gamet sebanyak gen menentukan setiap sifat khusus orang
sebagai atom dalam kombinasi menjadi dewasa.
senyawa. Warisan Mendel dalam kajian tentang
Bateson menulis dengan lebih berani: hibridisasi di kacang terus mempengaruhi cara
organisme itu adalah kumpulan sifat-sifat. Kita kita memahami genetika modern. Namun,
dapat menarik kesimpulan karakter gambar macam apa yang Mendel sendiri miliki
kekuningan hingga kehijauan, karakter tinggi dari karyanya dan kegunaan utamanya, dan
dan adanya karakter kerdil. Pandangan mosaik bagaimana gambar itu dibandingkan dengan
organisme dewasa ini sejajar dengan kumpulan ide dan metodologi yang diajukan
pandangan mosaik genom, dan dengan atas namanya dan kemudian dikenal sebagai
demikian menggambarkan organisme sebagai Mendelisme. Dengan genetika yang menjadi
agregasi bagian-bagian yang dapat pusat penelitian biomedis dan bioteknologi saat

293
BAB 11. Kelainan Pewarisan dan Perubahan Materi Genetik

ini, pemeriksaan sejarah konsep di lapangan pewarisan autosom resesif atau autosom
dapat membantu untuk lebih memahami apa dominan. Pada contoh ini, apakah itu fenotipe
yang seharusnya dan tidak seharusnya alami atau dipengaruhi dari gen-gen yang lain
diharapkan dari genetik saat ini. Untuk masalah atau lingkungan merubah rasio fenotipe - oleh
itu tidak ada tempat awal yang lebih baik karena itu, yang sebenarnya terlihat. Mengikuti
daripada Mendel sendiri. beberapa keadaan dimana rasio fenotipe
Analisis pewarisan Gregor Mendel, di muncul bertolak belakang dengan hukum
mana kuadran-atau kotak Punnett berdasarkan Mendel - tetapi hukum tetap dapat digunakan.
probabilitas sederhana mewakili proporsi Alel dominan telah didefinisikan adalah
kacang polong yang berwarna hijau atau salah satu yang menentukan fenotipe dari
kuning, berkerut atau halus, brilian untuk individu heterozigot, dan alel resesif tidak akan
waktunya, dan benar. Namun, pandangan gen mempengaruhi fenotipe. Cara lain untuk
tunggal menjadi sangat diubah melalui lensa memikirkannya adalah jika ini terjadi pada
selebar genom saat ini. Tidak seperti organisme diploid, alel dominan hanya
penghitungan Mendel tentang apa yang bisa membutuhkan satu salinan untuk menentukan
dilihatnya dalam percobaan fenotipe, tetapi alel resesif membutuhkan dua
pengembangbiakan, sekuensing genom salinan (kecuali dimana hanya satu salinan gen
manusia dan pelacakan bagaimana sekuens yang ada, seperti kromosom X pada mamalia
DNA kita berbeda-beda telah memberikan jantan).
perhatian pada kerumitan pewarisan. Menyilangkan dua heterozigot, ketika
Gen tunggal jarang sepenuhnya dominan telah lengkap selalu menghasilkan 3:1
mengendalikan fenotipe seperti yang rasio fenotipe dominan terhadap resesif. Pada
disarankan dalam percobaan Mendel. Gen beberapa perkecualian, hubungan dominan -
berinteraksi satu sama lain, dan dengan resesif yang sederhana ini tidak muncul pada
pengaruh lingkungan, dengan cara yang rumit saat dibutuhkan. Pertama kita akan
dan beragam yang baru saja kita pahami. Yaitu, mempertimbangkan dua fenomena - dominan
ketika pola pewarisan dari sifat yang terlihat tidak lengkap dan kodominan - dimana
tidak sesuai dengan mode autosom resesif atau genotipe heterozigot tidak memiliki fenotipe
autosom dominan dari pewarisan. Hukum dominan yang sederhana.
Mendel masih beroperasi, dan rasio genotipe
yang mendasarinya tetap ada, tetapi faktor- Dominan Tidak Lengkap
faktor lain membantu membentuk fenotipe. Definisi kerja dominan dari dominansi dan
resesif tergantung pada keturunan F1 yang
Ekspresi Gen Merubah Rasio muncul dari perkawinan antara dua garis
Mendelian persilangan induk murni. Jika keturunan
Persilangan Mendel menghasilkan keturunan identik dengan satu induk untuk sifat yang
yang dapat dengan mudah dibedakan: dipertimbangkan, maka alel yang dibawa oleh
tanaman kacang kapri berwarna kuning atau induk tersebut dianggap dominan terhadap
hijau; tanaman tinggi atau pendek. Untuk alel yang dibawa oleh induk yang sifatnya tidak
beberapa ciri, kelompok keturunan tidak dalam dinyatakan dalam keturunan. Jika, misalnya
proporsi seperti yang telah diprediksi perkawinan antara induk murni garis putih
menggunakan kotak Punnett atau probabilitas. dan induk murni garis biru akan menghasilkan
Pada kasus lain, pola transmisi atau pewarisan keturunan F1 yang berwarna putih, alel putih
sifat yang teribat tidak konsisten dengan
untuk warna dominan terhadap alel biru. Jika

294
BAB 11. Kelainan Pewarisan dan Perubahan Materi Genetik

keturunan F1 berwarna biru, maka alel biru yang di subscript menunjukkan identitas alel
dominan terhadap warna putih. yang sebenarnya.
Pada dominan lengkap, satu alel Warna bunga dengan heterozigot (R1R2)
diekspresikan, sementara yang lainnya tidak memiliki sekitar separo dari warna bunga
dapat diekspresikan. Pada dominan tidak merah dalam bentuk homozigot merah (R1R1)
lengkap, fenotipe heterozigot adalah oleh karena mereka hanya memiliki satu
intermediet antara homozigot. salinan alel untuk menghasilkan warna.
Contohnya adalah ketika menguji Dalam beberapa hal, defisiensi enzim di
tanaman pukul empat (Mirabilis jalapa), kita mana tingkat ambang batas diperlukan untuk
menemukan dua jenis warna bunga homozigot kesehatan menggambarkan dominasi lengkap
yang berbeda. Yang pertama memiliki warna dan tidak lengkap, tergantung pada bagaimana
bunga merah, dan yang lainnya adalah warna seseorang mengevaluasi fenotipe. Sebagai
bunga putih. Jika terjadi persilangan murni contoh, pada tingkat seluruh tubuh, penyakit
tanaman dengan warna bunga merah Tay-sachs menunjukkan dominasi penuh
disilangkan dengan induk murni warna bunga (dominan lengkap) karena heterozigot
putih, keturunan heterozigotnya memiliki (pembawa) sama sehatnya dengan individu
warna bunga merah muda (pink). Jadi, homozigot dominan. Namun, jika fenotipe
berdasarkan pada definisi dominansi yang asli, didasarkan pada tingkatan enzim, maka
baik itu warna bunga merah maupun warna heterozigot adalah intermediet antara
bunga putih adalah dominan. Dibandingkan, homozigot dominan (tingkatan enzim penuh)
fenotipe intermediet yang telah diamati. dan homozigot resesif (tidak ada enzim).
Jika F1 tanaman dengan warna bunga Setengah jumlah normal enzim adalah cukup
merah muda disilangkan, F2 tanaman muncul untuk kesehatan, oleh karena itu mengapa
dalam rasio 1:2:1, memiliki warna bunga pada tingkat seseorang sepenuhnya, alel jenis
merah, merah muda, dan putih. Rasio 1:2:1 ini normal adalah dominan lengkap.
adalah rasio genotipe yang sama yang telah Untuk banyak gen, peneliti dapat
mengukur tingkatan ekspresi yang
dijabarkan Mendel pada persilangan F1
berhubungan dengan berbagai jenis genotipe,
monohibrid.
memperlihatkan bahwa bahkan heterozigot
Pada dominan tidak lengkap, fenotipe
yang memiliki fenotipe adalah sama seperti
heterozigot berada di antara kedua homozigot.
pada homozigot pada tingkatan biokimia.
Rasio fenotipe 1:2:1 pada persilangan
Seringkali, menghasilkan setengah jumlah
monohibrid, dimana 1/2 keturunan memiliki
normal protein, tetapi ini cukup untuk
fenotipe intermediet terhadap fenotipe kedua
kesehatan.
parentalnya, merupakan indikasi terjadinya
Familial hiperkolesterolemia (FH) adalah
dominan tidak lengkap.
contoh kelainan dominan tidak lengkap pada
Pada kasus tanaman bunga pukul empat,
manusia yang dapat diamati baik secara
satu alel (R1) menentukan warna bunga merah,
molekular maupun secara klinis. Seseorang
dan yang lainnya (R2) menentukan bunga dengan dua penyakit yang menyebabkan alel
tanpa warna. Oleh karena baik alel lebih kekurangan reseptor pada sel-sel hati yang
dominan dibandingkan yang lainnya, kita tidak mengambil low density lipoprotein (LDL) bentuk
menggunakan tanda uppercase atau lowercase kolesterol dari pembuluh darah. Seseorang
untuk alel. Dibandingkan kedua alel yang dengan satu penyakit yang menyebabkan alel
dituliskan dengan huruf uppercase, dan nomor memiliki setengah jumlah normal reseptor.

295
BAB 11. Kelainan Pewarisan dan Perubahan Materi Genetik

Seseorang dengan dua alel jenis normal (yang disebut I. Sistem I yang lama lebih mudah
paling banyak ditemui) memiliki jumlah dipahami. I adalah kepanjangan dari
reseptor yang normal. isoaglutinin. Tiga alel adalah IA, IB, dan i. Orang
Fenotipe parallel jumlah reseptor yaitu dengan golongan darah A memiliki antigen A
dengan dua alel mutan meninggal saat anak- pada permukaan sel darah merahnya, dan
anak karena serangan jantung, sedangkan yang memiliki genotipe IAIA atau IAi. Orang dengan
memiliki satu mutan alel menderita serangan golongan darah B memiliki antigen B pada
jantung saat dewasa, dan yang memiliki dua permukaan sel darah merahnya, dan memiliki
alel jenis normal tidak mewarisi bentuk
genotipe IBIB atau IBi. Orang dengan golongan
serangan jantung ini.
darah jenis AB yang langka memiliki antigen A
dan antigen B pada permukaan selnya, dan
Kodominan
memiliki genotipe IAIB. Orang dengan
Alel-alel yang berbeda yang semuanya
golongan darah O tidak memiliki antigen A dan
terekspresikan pada heterozigot adalah
antigen B, maka memiliki genotipe ii.
kodominan. Golongan darah ABO didasarkan
Jika individu yang mana bersifat
pada ekspresi alel-alel kodominan.
homozigot untuk golongan darah A memiliki
Jenis darah ditentukan oleh pola molekul-
anak dengan individu yang memiliki
molekul pada permukaan sel darah merah.
homozigot untuk jenis golongan darah B, anak-
Sebagian besar molekul-molekul ini adalah
anaknya memiliki jenis golongan darah AB.
protein yang terbenam dalam membran
Seperti halnya dominan tidak lengkap, fenotipe
plasma dengan gula yang melekat yang
dari anak-anaknya bisa jenis golongan darah A
memanjang dari permukaan sel. Gula adalah
atau jenis golongan darah B. Tetapi tidak seperti
antigen, yaitu suatu molekul yang dikenali oleh
dominan tidak lengkap, fenotipe anak-anaknya
system imun. Orang yang memiliki golongan
bukan merupakan intermediet antara jenis
darah A memiliki alel yang mengkode enzim
golongan darah A atau B. Dibandingkan
yang menambahkan potonga akhir pada gula
fenotipe termasuk A dan B.
tertentu untuk menghasilkan antigen A. Pada
Kasus-kasus dimana heterozigot
orang dengan golongan darah B, alel yang
memperlihatkan kedua fenotipe secara terus
mengkode enzim yang sangat berbeda, yang
menerus mengacu sebagai dominansi. Seperti
menyebabkan potongan yang berbeda melekat
halnya dengan dominan tidak lengkap, anak-
pada gula, menghasilkan antigen B. Orang
ank dari dua heterozigot AB akan memiliki
dengan golongan darah AB memiliki jenis
kedua rasio genotipe dan rasio fenotipe 1:2:1
antigen keduanya yaitu A dan B. Golongan
(jenis A : jenis AB : jenis B). Alel-alel untuk jenis
darah O mencerminkan alel ketiga dari gen ini.
Hanya kehilangan satu nukleotida DNA, tetapi golongan darah diperlihatkan sebagai IA dan IB,
secara drastic merubah enzim yang terkode karena keduanya dominan satu sama lain.
dengan cara merubah rantai gula dari potongan Dinyatakan bahwa jenis golongan darah
akhirnya. Golongan darah O tidak memiliki ABO pada anak-anak haruslah sesuai atau
antigen A dan antigen B. sama dengan salah satu dari kedua
Alel A dan alel B merupakan kodominan, orangtuanya. Hal ini tidaklah sepenuhnya
dan keduanya bersifat dominan lengkap benar, karena seseorang dengan golongan
terhadap O. Mempertimbangkan genotipe darah A atau B dapat bersifat heterozigot.
yang memperlihatkan bagaimana interaksi ini Seseorang dengan geotipe IAi dan seseorang
terjadi. Berdasarkan yang lalu, golongan darah dengan genotipe IBi dapat bekerjasama untuk
ABO telah dikabarkan sebagai varian gen yang

296
BAB 11. Kelainan Pewarisan dan Perubahan Materi Genetik

menghasilkan keturunan dari genotipe atau putih mengandung plastida putih. Sel bunga
fenotipe ABO. merah muda mengandung plastida merah dan
Golongan darah A plastida putih. Jadi, ketika kita menjabarkan
Golongan IA IA fenotipe bunga merah muda pada tingkatan
darah warna bunga secara keseluruhan, ini
IB IAIB IAIB
B menampilkan dominan tidak lengkap karena
AB AB
intermediet warna antara merah dan putih.
IB IAIB IAIB
Tetapi jika kita memilih untuk menjabarkan
AB AB
fenotipe merah muda pada tingkat sel, akan
Golongan darah A
diklasifikasikan sebagai kodominan oleh
IA i
karena adanya plastida merah dan plastida
Golongan IB IAIB IBi putih. Oleh karena itu adalah sangat penting
darah AB B untuk mengklarifikasi tingkatan gambaran
B
IB IAIB IBi fenotipe ketika dibedakan antara dua proses ini.
AB B Dengan semakin berkembangnya
Golongan darah A teknologi, peneliti-peneliti telah menemukan
Golongan IA IA lebih banyak lagi kasus dimana fenotipe
darah IB IAIB IAIB heterozigot dihasilkan dari kodominan. Sebagai
B AB AB contoh, pada penyakit Tay Sachs.
i IAi IAi Hubungan dominansi dari alel gen tidak
A A
mempengaruhi pewarisan alel. Apakah dua
Golongan darah A alel alternatif dari gen tunggal menunjukkan
i dominansi lengkap, dominansi tidak lengkap,
Golongan IA
atau kodominan tergantung pada jenis protein
darah IB IAIB IBi yang ditentukan oleh alel dan fungsi
B AB B
biokimiawi protein-protein tersebut dalam sel.
i IAi ii
Hubungan dominansi fenotipik ini,
A O
bagaimanapun, tidak memiliki pengaruh pada
pemisahan alel selama pembentukan gamet.
Alel IA dan IB dari gen I merupakan Seperti yang diusulkan Mendel, sel-sel
kodominan, mengikuti hukum Mendel tentang masih membawa dua salinan dari masing-
segregasi. Persilangan dengan menggunakan masing gen, dan salinan-salinan ini merupakan
kotak Punnet di atas mengikuti genotipe yang sepasang alel yang serupa atau tidak sama yang
dapat dihasilkan ketika seseorang dengan terpisah selama pembentukan gamet. Fertilisasi
golongan darah A memiliki anak dengan kemudian menyimpan dua alel pada setiap sel
seseorang yang memiliki golongan darah B. tanpa referensi apakah alelnya sama atau
berbeda. Variasi dalam hubungan dominansi
Tingkatan Dominansi karenanya tidak mengurangi hukum segregasi
Jika diuji ulang warna bunga pukul empat Mendel. Sebaliknya, alel-alel tersebut
merah muda dijelaskan lebih awal pada tingkat mencerminkan perbedaan pada cara produk
subselular, kita mendapatkan bahwa warna gen mengontrol produksi fenotipe,
bunga dihasilkan dari organel di dalamsel menambahkan tingkat kompleksitas sebagai
bunga disebut plastida. Sel bunga merah fungsi menafsirkan hasil pewarisan gen yang
mengandung plastida merah, dan sel bunga terlihat dan menyimpulkan genotipe dari
fenotipe.

297
BAB 11. Kelainan Pewarisan dan Perubahan Materi Genetik

mempengaruhi dalam menghasilkan karakter


atau fenotipe.
Interaksi Gen
11.2 Dua jenis fenotipe yang bebas, seperti
tinggi tanaman dan bentuk biji pada tanaman
kacang kapri, dapat ditelusuri pada persilangan
Dalam percobaan-percobaan genetika, para dihibrid. Persilangan heterozigot untuk kedua
peneliti sering menemukan rasio fenotipe yang sifat, Mendel mendapatkan rasio fenotipe
ganjil, seakan-akan tidak lagi mengikuti untuk dua sifat adalah 9:3:3:1, dimana 9 dari 16
hukum-hukum Mendel. Misalnya pada tanaman akan memiliki kedua fenotip
perkawinan antara dua individu dengan 2 sifat dominan, dan 1 dari 16 akan memiliki kedua
beda, ternyata rasio fenotipe F2 tidak selalu fenotipe resesif. Tiga dari 16 akan menunjukkan
9:3:3:1. Namun, sering dijumpai perbandingan- fenotipe dominan untuk satu sifat da fenotipe
perbandingan 9:7; 12 : 3 : 1; 15 : 1; 9 : 3 : 4; dan resesif untuk sifat yang lainnya, sedangkan 3
seterusnya. Jika diteliti betul-betul angka-angka dari 16 tanaman yang lainnya akan
perbandingan di atas, ternyata merupakan menunjukkan fenotipe resesif untuk sifat
penggabungan angka-angka perbandingan pertama dan fenotipe dominan untuk sifat
Mendel; 9 : (3 + 3 + 1) = 9 : 7; (9 + 3) : 3 : 1 = 12 : 3 kedua.
: 1; (9 + 3 + 3) : 1 = 15 : 1; dan 9 : 3 : (3 + 1) = 9 : 3 : Seringkali, beberapa gen dapat
4 dan seterusnya. Oleh sebab itu, biasa di buku menyumbang pada fenotipe tunggal, hanya
teks disebut sebagai penyimpangan semu saat mereka dapat mempengaruhi fenotipe
Mendel dengan alasan sebenarnya masih yang berbeda. Hasil persilangan
mengikuti Hukum Mendel. mengungkapkan interaksi genotipe alami
Sebenarnya penyimpangan semu ini melalui pengaruhnya pada fenotipe.
terjadi karena adanya 2 pasang gen atau lebih Sebagai contoh terjadinya jengger ayam.
saling mempengaruhi fenotipe suatu individu. Jika kita menyilangkan jengger ayam bentuk
Peristiwa pengaruh-mempengaruhi antara 2 rose dengan jengger ayam bentuk biji (atau
pasang gen atau lebih disebut interaksi gen. sebaliknya), semua keturunan F1 adalah
Perbedaan perubahan rasio fenotipe jengger ayam bentuk walnut. Jika kita
bergantung pada macam interaksi gennya. Jadi menyilangkan jengger ayam bersifat
interaksi gen terjadi di antara gen yang berbeda heterozigot kelompok F1, generasi F2
alel. Dibandingkan dengan pewarisan Mendel mengandung berbagai macam bentuk jengger
terjadi di antara gen pada alel yang sama atau ayam seperti walnut, rose, pea, dan single pada
gen pada kromosom yang sehomolog. rasio 9:3:3:1. Berdasarkan pada apa yang kita
Interaksi gen ada 5 macam, yaitu interaksi ketahui, dapatkah kita menyimpulkan genotipe
gen atau atavisme, polimeri, kriptomeri, dari setiap empat kelompok fenotipe pada
epistasis-hipostasism dan gen komplementer. populasi F2? Indikasi yang ada bahwa dua gen
Selain itu, dikenal ada sifat dominan tidak yang terlibat adalah rasio fenotipe dari generasi
sempurna (semidominan) dan kodominan.
F2 9:3:3:1.
Interaksi gen pertama kali ditemukan oleh
Contohnya pada persilangan ayam dengan 4
William Bateson (1861-1926) dan RC Punnet
macam bentuk jengger yaitu sebagai berikut:
pada tahun 1906. Setiap gen memiliki pengaruh
 Bentuk biji (Pea), dengan genotipe rrPP
sendiri untuk menumbuhkan karakter atau
atau rrPp (rrP_)
sifat. Namun ada juga beberapa gen yang
 Bentuk mawar atau gerigi (Rose), dengan
bekerja saling berinteraksi atau saling
genotipe RRpp atau Rrpp (R_pp)

298
BAB 11. Kelainan Pewarisan dan Perubahan Materi Genetik

 Bentuk sumpel (Walnut), dengan genotipe memberikan bentuk jengger ayam rose. Alel
RRPP, RrPP, RRPp, RrPp (R_P_) dominan bentuk jengger pea (P_) dan alel
 Bentuk belah atau tunggal (Single), dengan homozigot resesif bentuk jengger rose (rr)
genotipe rrpp memberikan bentuk jengger pea. Ketika kedua
Persilangan antara ayam berjengger gerigi gen adalah homozigot untuk alel resesif, bentuk
dengan jengger biji, menghasilkan keturunan F1 jenggr ayam adalah single. Jadi, rasio 9:3:3:1
jengger bertipe sumpel. Dengan bentuk muncul dari persilangan dihibrid, baik itu dua
persilangan sebagai berikut. gen mempengaruhi fenotipe yang berbeda,
P : jengger gerigi x jengger biji atau, seperti dalam kasus ini, fenotipe tunggal.
RRpp rrPP
Gamet : Rp rP Polimeri
F1 : RrPp (jengger sumpel atau Polimeri merupakan bentuk interaksi gen yang
Walnut) bersifat kumulatif (saling menambah). Gen
Apabila terjadi persilangan resiprok atau yang menumbuhkan suatu karakter polimeri
persilangan antara F1 x F1 biasanya lebih dari dua, sehingga disebut
P : jengger sumpel x jengger sumpel karakter gen ganda. Polimeri pertama kali
RrPp RrPp dikemukakan oleh H Nilson Ehle pada tahun
Gamet : RP, Rp, rP, rp RP, Rp, rP, rp 1813 di Swedia dalam percobaannya dengan
menyilangkan tanaman Triticum vulgare berbiji
F2 :
merah homozigot dengan Triticum vulgare
RP Rp rP rp
berbiji putih homozigot, menghasilkan
RP RRPP RRPP RrPP RrPp
Walnut Walnut Walnut Walnut keturunan F1 dengan biji berwarna merah
Rp RRPp RRpp RrPp Rrpp muda. Persilangan sesama F1 menghasilkan
Walnut Rose Walnut Rose
rP RrPP RrPp rrPP rrPp keturunan F2 yang terdiri atas Triticum vulgare
Walnut Walnut Pea Pea berwarna merah beraneka ragam dan putih
rp RRPp Rrpp rrPp Rrpp dalam perbandingan 15:1.
Walnut Rose Pea Single
Untuk memahami peristiwa tersebut
Nielson Ehle melakukan percobaan
Berdasarkan kotak Punnet di atas,
persilangan pada jenis gandum, yaitu gandum
perbandingan rasio F2 adalah sebagai berikut:
bersekam merah dengan gandum bersekam
Sumpel (Walnut) : gerigi (Rose) : biji (Pea) : belah putih. Misalnya genotipe gandum berwarna
(Single)
merah adalah M1M1M2M2, sedangkan
R_P_ R_pp rrP_ rrpp
genotipe gandum berwarna putih adalah
9 3 : 3 : 1
Fenotipe baru yaitu jengger belah muncul m1m1m2m2.
dari perkawinan yang disebabkan oleh Persilangan dari kedua jenis sekam gandum
interaksi di antara 2 gen resesif. tersebut:
Ketika alel dominan dari kedua gen ada P : gandum berbiji merah x gandum berbiji
pada individu (R_P_), jengger ayam bentuk gelap putih
walnut muncul. (penulisan mengindikasikan M1M1M2M2 m1m1m2m2
alel kedua manapun: R_P_ dapat menjadi Gamet : M1M2 m1m2
RRPP, RrPP, RRPp, atau RrPp). Gen alel F1 : M1m1M2m2 (100% gandum
dominan bentuk jengger rose (R_) dan alel berbiji merah sedang)
homozigot resesif bentuk jengger pea (pp)
F1xF1 : gandum berbiji merah x gandum

299
BAB 11. Kelainan Pewarisan dan Perubahan Materi Genetik

berbiji sedang merah sedang bunga merah (AAbb) disilangkan dengan


M1m1M2m2 M1m1M2m2 bunga putih (aaBB), maka hasil F1 adalah bunga
Gamet : M1M2, M1m2, M1M2, M1m2, ungu (AaBb) ungu.
m1M2, m1m2 m1M2, m1m2 P : bunga merah x bunga putih
AAbb aaBB
F2 :
F1 : bunga merah AaBb
M1M2 M1m2 m1M2 m1m2
M1 M1M1 M1M1 M1m1 M1m1
F1xF1 : bunga merah x bunga merah
M2 M2M2 M2m2 M2M2 M2m2
Merah Merah Merah Merah AaBb AaBb
M1 M1M1 M1M1 M1m1 M1m1 F2 :
m2 M2m2 m2m2 M2m2 m2m2 AB Ab aB ab
Merah Merah Merah Merah AB AABB AABb AaBB AaBb
m1 M1m1 M1m1 m1m1 m1m1 Ungu Ungu Ungu Ungu
M2 M2M2 M2m2 M2M2 M2m2 Ab AABb AAbb AaBb Aabb
Ungu Merah Ungu Merah
Merah Merah Merah Merah
aB AaBB AaBb AaBB aaBb
m1 M1m1 M1m1 m1m1 m1m1 Ungu Ungu Putih Putih
m2 M2m2 m2m2 M2m2 m2m2 ab AaBb Aabb aaBb aabb
Merah Merah Merah Putih Ungu Merah Putih Putih

Rasio fenotipe adalah: Rasio genotipe F2 adalah:


M1_M2_ : 9 (merah) A_B_ : 9 (ungu)
M1_m2m2 : 3 (merah) A_bb : 3 (merah)
m1m1M2_ : 3 (merah) aaB_ : 3 (putih)
m1m1m2m2 : 1 (putih) aabb : 1 (putih)
Jadi rasio fenotipe gandum berbiji merah : putih Rasio fenotipe F2 warna bunga ungu : merah :
= 15 : 1. putih = 9 : 3 : 4

Kriptomeri Epistasis
Correns (1912) adalah seorang ahli yang Hukum Mendel dapat terlihat tidak berfungsi
menyelidiki peristiwa kriptomeri. Kriptomeri ketika satu gen menutupi atau mempengaruhi
adalah peristiwa suatu faktor dominan lain fenotipe gen lainnya. Fenomena ini disebut
yang bukan alelnya. Faktor dominan ini seolah- epistasis. Hal ini mengacu pada interaksi antara
olah tersembunyi (kriptos), misalnya pada gen yang berbeda, bukan antara alel dari gen
bunga Linaria maroccana. yang sama. Gen yang mempengaruhi ekspresi
A: ada pigmen antosianin gen lain disebut gen pengubah.
a: tidak ada pigmen antosianin Kadang-kadang, ketika dua gen
B air sel bersifat basa mengendalikan satu sifat tunggal, empat kelas
b: air sel tidak bersifat basa genotipe Mendel menghasilkan kurang dari
Jika kedua gen dominan A dan B hadir dalam empat fenotipe yang dapat diamati karena satu
suatu individu, warna bunga ungu. Jika gen gen menutupi efek fenotipik gen lain. Interaksi
dominan A saja tanpa gen dominan B, warna gen di mana alel pada satu gen menyembu-
bunga merah. Jika gen dominan B hadir tanpa nyikan efek alel pada gen lain dikenal sebagai
gen dominan A dan jika kedua gen dominan. A epistasis, alel yang menutupi adalah epistatik
dan B tidak hadir, warna bunga putih. Contoh

300
BAB 11. Kelainan Pewarisan dan Perubahan Materi Genetik

terhadap gen yang sedang disembunyikan (gen Akhrinya, adalah mungkin bahwa alel
hipostatik). epistasis bisa menjadi dominan atau resesif, dan
Pada epistasis, gen yang terhalangi fenotipe mutan yang bersifat hipostasis juga
diekspresikan secara normal, tetapi produk dari mungkin dapat bersifat dominan atau resesif.
gen pengubah menonaktifkannya, Pada keadaan ini, kita dapat mengamati
menghilangkan struktur yang diperlukan beberapa modifikasi rasio Mendelian yang
untuk berkontribusi pada fenotipe, atau berbeda.
menangkal efeknya. Contoh yang jelas dari Epistasis - hipostasis adalah peristiwa
epistasis adalah gen tidak berbulu pada anjing. dimana adanya gen dominan lain yang bukan
Gen yang mewarnai bulu anjing tidak alelnya menutupi gen dominan lainnya. Faktor
berpengaruh jika tidak ada bulu. Interaksi pembawa sifat yang menutupi disebut
epistasis yang terlihat pada banyak spesies epistasis, sedangkan sifat yang tertutup disebut
adalah albinisme (albino), dimana satu gen hipostasis. H Nilson dan Ehle (1873-1949)
menghalangi kerja gen lainnya yang menyelidiki peristiwa tersebut pada
produknya memberi warna pada bulu. persilangan jenis gandum berkulit biji hitam
Pada epistasis, fenotipe dihasilkan oleh dengan gandum berkulit biji kuning yang
satu gen (gen epistatik) menutupi fenotipe keduanya bergalur murni. Peristiwa epistasis
yang dihasilkan oleh gen kedua (gen dan hipostasis di atas dapat digambarkan
hipostatik). Dominansi, sebaliknya melibatkan seperti contoh di bawah ini:
interaksi di antara alel-alel yang berbeda pada P : biji hitam x biji kuning
gen tunggal. Epistasis dan dominan dapat HHkk hhKK
menunjukkan efek analog, tetapi efek ini Gamet : Hk hK
berlanjut dari penyebab yang berbeda. F1 : HhKk (biji hitam), artinya H epistasis
Sebagai contoh, gen resesif apterous (tidak terhadap K atau k
bersayap) pada lalat buah yaitu bersifat F1xF1 : biji hitam x biji hitam
epistasis terhadap gen manapun yang HhKk HhKk
mengendalikan karakter sayap. Dengan kata Gamet : HK, Hk, hK, hk HK, Hk, hK, hk
lain, ketika alel resesif tidak bersayap adalah
F2 :
homozigot, akan menutupi adanya gen sayap
yang keriting, oleh karena tanpa sayap, adalah HK Hk hK hk
HK HHKK HHKk HhKK HhKk
tidak mungkin jika sayap harus keriting atau
Hitam Hitam Hitam Hitam
lurus.
Hk HHKk HHkk HhKk Hhkk
Juga penting untuk menyadari bahwa dua Hitam Hitam Hitam Hitam
gen yang mempengaruhi fenotipe yang sama hK HhKK HhKk hhKK hhKk
tidak selalu menunjukkan epistasis. Sebagai Hitam Hitam Kuning Kuning
contoh, pada bahasan sebelumnya pada hk HhKk Hhkk hhKk hhkk
Hitam Hitam Kuning Putih
pengendalian genetik terhadap jenis jengger
ayam tidak melibatkan epistasis. Tidak ada
Jadi dalam persilangan ini didapatkan
kombinasi alel pada satu lokus yang menutupi
keturunan denngan perbandingan fenotipe biji
genotipe pada yang lainnya, rasio 9:3:3:1 bukan
hitam: biji kuning: biji putih = 12 : 3 : 1. Maka
merupakan tanda dari epistasis. Tanda yang
terlihat bahwa genotipe yang mengandung H
jelas untuk epistasis adalah menghasilkan
selalu berwarna hitam, sedangkan genotipe
modifikasi rasio 9:3:3:1 dimana hanya tiga
yang mengandung K tanpa disertai H selalu
fenotipe yang diamati.

301
BAB 11. Kelainan Pewarisan dan Perubahan Materi Genetik

berwarna kuning jadi dapat disimpulkan kata lain, ketika seseorang homozigot untuk alel
bahwa: resesif epistatik dari gen pertama, fenotipe tidak
H epistasis terhadap K tergantung pada alel yang ada pada gen kedua
K hipostasis terhadap H (hipostatik). Contoh terakhir adalah
Contoh epistasis yang lebih kompleks adalah menggambarkan sebuah fenomena di mana
golongan darah dengan fenotipe Bombay. Ini epistasis resesif bersifat timbal balik antara dua
merupakan hasil dari interaksi antara gen H gen yang menentukan sifat tersebut.
dan gen I yang terdapat pada golongan darah Fenotipe golongan darah O Bombay.
ABO. Gen H mengendalikan penempatan Pemahaman tentang epistasis resesif
molekul dimana antigen A dan B melekat pada memungkinkan untuk menyelesaikan teka-teki
permukaan sel darah merah. Pada orang yang menarik dalam genetika manusia. Dalam
dengan genotipe hh, molekul ini tidak dibuat, kasus yang jarang terjadi, dua orang tua yang
sehingga antigen A dan B tidak memiliki cara tampaknya memiliki golongan darah O, dan
untuk melekat pada permukaan sel darah dengan demikian akan diprediksi memiliki
merah. Antigen A dan B lepas, dan orang genotipe ii, dan akan menghasilkan anak yang
tersebut melakukan tes darah sebagai golongan memiliki golongan darah A (genotipe IAi) atau
darah O, meskipun ada genotipe ABO yang golongan darah B (genotipe IBi). Fenomena ini
mungkin. terjadi karena sifat yang sangat langka, disebut
Epistasis dapat menjelaskan mengapa fenotipe O Bombay setelah penemuannya di
saudara kandung yang mewarisi kelainan yang Bombay, India, yang sifatnya menyerupai
sama dapat menderita dengan derajat yang golongan darah O. Fenotipe O Bombay
berbeda. Satu kajian menguji saudara kandung sebenarnya muncul dari homozigositas untuk
yang sama-sama mewarisi atrofi otot tulang alel resesif mutan (hh) dari gen kedua yang
belakang 1 (spinal muscular atrophy 1), yang menutupi efeknya dari setiap alel ABO yang
berfungsi tidak dapat memberi sinyal pada otot. mungkin ada.
Otot-otot melemah dan mengalami atrofi, Pewarisannya dapat dijelaskan sesuai
biasanya terbukti berakibat fatal pada anak usia dengan cara kerjanya di tingkat molekuler.
dini. Mutasi yang mengkodekan protein Pada konstruksi molekul permukaan sel darah
abnormal yang memperpendek akson, merah yang menentukan golongan darah,
merupakan pemanjangan pada sel-sel saraf individu tipe A membuat enzim yang
yang mengirim pesan. Beberapa saudara menambahkan polisakarida A ke polimer gula
kandung yang mewarisi mutase SMA tidak yang dikenal sebagai zat H, individu tipe B
pernah mengalami gejala. Mereka dapat membuat perubahan dari enzim yang
memikirkan gen lain, plastin 3, yang menambahkan polisakarida B ke dalam gula
meningkatkan produksi protein skeletal aktin polimer H, dan individu tipe O tidak membuat
yang memperpanjang akson. Karena anak- enzim A-tambah atau B-menambahkan dan
anak ini mewarisi kemampuan untuk dengan demikian memiliki zat H yang terpapar
membuat akson yang ekstra panjang, efek dalam membran sel darah merahnya. Setiap
pemendekan akson SMA tidak berbahaya. orang dengan fenotipe A, B, atau O membawa
setidaknya satu alel H jenis normal yang
Epistasis Resesif dominan untuk gen kedua dan dengan
Ada tiga contoh epistasis resesif, di mana demikian menghasilkan beberapa zat H.
homozigositas untuk alel resesif dari satu gen Sebaliknya, individu dengan fenotipe O
menyembunyikan efek dari gen kedua. Dengan Bombay yang langka, akan memiliki genotipe

302
BAB 11. Kelainan Pewarisan dan Perubahan Materi Genetik

hh untuk gen kedua, namun tidak membentuk AC Ac aC ac


zat H sama sekali. Jadi, jika seseorang membuat AC AACC AACc AaCC AaCc
enzim yang akan menambah A atau B pada Agouti Agouti Agouti Agouti
basa polisakarida ini maka sebagai hasilnya, Ac AACc AAcc AaCc Aacc
tidak akan ditambahkan. Individu dengan Agouti Albino Agouti Albino
fenotipe O Bombay tampaknya memiliki aC AaCC AaCc aaCC aaCc
golongan darah tipe O. Oleh karena itu, Agouti Agouti Hitam Hitam

homozigositas untuk alel h resesif dari gen zat ac AaCc Aacc aaCc aacc
Agouti Albino Hitam Albino
H akan menutupi efek gen ABO dan membuat
genotipe hh yang epistatik untuk kombinasi IA,
IB, dan alel (kecuali untuk ii). Rasio fenotipe F2 agouti : hitam : albino = 9/16 :
3/16 : 4/16 atau 9:3:4.
Seseorang yang memiliki genotipe IA, IB,
Warna bulu tikus dapat menjadi hitam,
atau keduanya, IA dan IB tetapi juga merupakan
albino, atau agouti. Fenotipe albino dihasilkan
homozigot hh untuk gen zat H mungkin
dari tidak adanya pigmen bulu, sementara itu
tampak memiliki golongan darah tipe O, dan
fenotipe agouti mengacu pada adanya dua
dapat meneruskan alel IA atau IB di dalam pigmen yang berbeda yang menjadi pola bulu
sperma atau telur. Misalnya, penerima yang pada tikus. Persilangan tikus murni berbulu
menerima keturunan, alel IA untuk gen ABO hitam dengan tikus albino menghasilkan tikus
dan alel h resesif untuk gen zat H dari ayah agouti. Persilangan dihibrid tikus yang
ditambah alel i dan alel HH dominan dari ibu keduanya agouti menghasilkan rasio 9:3:4 yaitu
akan memiliki golongan darah A (genotipe agouti : hitam : albino mengacu pada epistasis
IAiHh), meskipun tidak satu pun dari orang resesif.
tuanya yang memiliki fenotipe golongan darah Kita mungkin mengenali sekarang bahwa
A atau AB. rasio F2 9:3:4 adalah varian dari rasio 9:3:3:1.
Contoh yang lain terjadinya persilangan Kelompok 9/16 fenotipe agouti mengandung
epistasis resesif adalah pada persilangan induk alel dominan untuk kedua gen (A_C_),
murni tikus berbulu hitam dengan tikus albino kelompok 3/16 fenotipe hitam adalah dominan
(induk murni putih karena tidak memiliki untuk satu gen dan homozigot resesif untuk
pigmen) hanya menghasilkan keturunan yang lainnya (aaC_), dan kelompok 4/14
agouti (jenis tikus berbulu abu-abu gelap). fenotipe albino disusun dari kelompok yang
Kemudian F1 tikus agouti disilangkan satu lainnya 3/16 (A_cc) dan 1/16 (aacc).
sama lain, terbentuk generasi F2 dengan Berdasarkan pada asumsi ini, genotipe
keturunan warna bulu agouti, hitam dan albino manapun yang termasuk cc akan menjadi
dengan rasio fenotipe 9:3:4. albino dan akan menutupi fenotipe yang
P : bulu hitam x albino berhubungan dengan gen A (agouti atau
aaCC AAcc hitam). Selama setidaknya ada satu alel
dominan C ada, gen A dapat mengekspresikan
F1 : AaCc agouti (bulu hitam dengan
dirinya sendiri, dengan agouti (A) menjadi
warna kuning)
dominan terhadap hitam (a). Alel c homozigot
F1xF1 : agouti x agouti
resesif menghasilkan fenotipe albino,
AaCc AaCc berdasarkan alel-alel yang ada pada gen A. Jadi
F2 : alel c adalah epistatis terhadap gen A (gen A
hipostasis terhadap alel c). Kejadian yang

303
BAB 11. Kelainan Pewarisan dan Perubahan Materi Genetik

tertentu ini disebut epistasis resesif oleh karena AB Ab aB ab


fenotipe resesif pada gen C (albino) menutupi AB AABB AABb AaBB AaBb
fenotipe pada gen A. Ungu Ungu Ungu Ungu
Ab AABb AAbb AaBb Aabb
Contoh lain adalah dengan menyilangkan
Ungu Putih Ungu Putih
bunga kacang putih manis. Pada dekade aB AaBB AaBb aaBB aaBb
pertama abad kedua puluh, William Bateson Ungu Ungu Putih Putih
melakukan persilangan antara dua induk ab AaBb Aabb aaBb aabb
kacang hijau putih yang merupakan Ungu Putih Putih Putih

persilangan murni. Tanpa diduga, semua


Rasio 9: 7 adalah tanda fenotipik dari jenis
keturunan F1 berwarna ungu. Penyerbukan
epistasis resesif persilangan resiprok di mana
sendiri dari hibrida penemuan ini
alel dominan dari dua gen yang bekerja
menghasilkan rasio 9 ungu: 7 putih pada
bersama (A_B_) menghasilkan warna atau sifat
generasi F2. Bagaimana hal ini dapat terjadi? lain, sedangkan tiga kelompok genotipe lainnya
Jawabannya berdasarkan hasil persilangan yaitu Ab, aa B_, dan aabb tidak. Mengingat
bahwa dua gen bekerja bersama-sama untuk bahwa fenotipe yang terkait dengan alel A atau
menghasilkan bunga kacang manis ungu, dan alel B berwarna ungu, maka dapat dikatakan
alel dominan dari masing-masing gen harus bahwa aa bersifat epistatik untuk B, dan bb
ada untuk menghasilkan warna itu. bersifat epistatik untuk A. Jika kacang polong
Hipotesis biokimia yang sederhana manis aa atau bb, bunganya akan menjadi putih
digunakan untuk menjelaskan hasil terlepas dari yang memiliki alel dominan gen
persilangan di atas. Karena dibutuhkan dua lain.
enzim yang mengkatalisasi reaksi biokimiawi
berurutan untuk mengubah prekursor tidak
Epistasis Dominan
berwarna menjadi pigmen ungu, hanya kelas
Epistasis juga bisa disebabkan oleh adanya alel
genotipe A_B, yang menghasilkan bentuk aktif
dominan. Tergantung pada detail jalur
dari kedua enzim yang dibutuhkan, yang dapat
biokimia yang terlibat maka epistasis dominan
menghasilkan bunga berwarna. Tiga kelompok
dapat menghasilkan salah satu dari dua rasio
genotipe lainnya (bb, aa, dan aabb)
fenotipik yang berbeda. Contoh dari epistasis
dikelompokkan bersama sehubungan dengan
dominan diperlihatkan oleh warna labu, buah
fenotipe karena tidak menentukan bentuk
yang dapat berwarna putih, kuning, atau hijau.
fungsional dari satu atau enzim lain yang
Pada persilangan antara induk murni labu
diperlukan dan dengan demikian tidak
putih dan labu hijau, keturunan F1 semuanya
menimbulkan warna, yang sama yaitu putih.
menghasilkan labu putih.
Sangat mudah untuk melihat bagaimana 7
P : warna labu putih x warna labu hijau
bagian dari rasio 9: 7 mencakup 3: 3: 1 dari rasio
AABB aabb
F2 9: 3: 3: 1.
F1 : labu putih AaBb
Persilangan dihibrid memperlihatkan
F1xF1 : labu putih x labu putih
persilangan resiprok epistasis resesif
AaBb AaBb
P : AAbb x aaBB
Gamet : A, b a, B F2 :

F1xF1 : AaBb x AaBb


F2 :

304
BAB 11. Kelainan Pewarisan dan Perubahan Materi Genetik

AB Ab aB ab adalah sama, menghasilkan pigmentasi putih.


AB AABB AABb AaBB AaBb Jadi, hanya waktu yang akan membuktikkan
Putih Putih Putih Putih pigmentasi ungu ketika kedua alel dominan A
Ab AABb AAbb AaBb Aabb
dan dominan B ada (A_B_). Terlihat hanya dua
Putih Putih Putih Putih
aB AaBB AaBb aaBB aaBb fenotipe, dibandingkan tiga fenotipe yang akan
Putih Putih Kuning Kuning muncul di epistasis.
ab AaBb Aabb aaBb aabb Alel A mengkode enzim A, sedangkan alel
Putih Putih Kuning Hijau a tidak menentukan enzim. Oleh karena itu,
pigmen kuning hadir dalam labu A_ dan
Di labu musim panas, dua gen
pigmen hijau aa dalam labu. Endapan pigmen
memengaruhi warna buah. Dengan satu gen,
tergantung pada protein b yang dikodekan oleh
alel dominan (A_) menentukan warna labu
alel b, alel normal (tipe liar) dari gen kedua.
kuning, sedangkan homozigot untuk alel
Namun, alel B dominan mutan mengkode versi
resesif (aa) menentukan labu berwarna hijau.
B yang tidak normal dari protein ini yang
Alel dominan gen kedua (B_) menghasilkan
mencegah pengendapan pigmen, bahkan
putih, sedangkan buah bb dapat berwarna
ketika protein normal b ada. Oleh karena itu,
kuning atau hijau, tergantung pada genotipe
agar labu dapat memiliki warna maka labu
gen pertama. Dalam interaksi antara kedua gen
harus memiliki protein b dan bukan protein B
ini, keberadaan B menyembunyikan efek dari
(genotipe bb).
A_ atau aa, menghasilkan buah putih, dan B_
Gen labu A dan B belum diidentifikasi
karenanya bersifat epistatik terhadap genotipe
pada tingkat molekuler, dan jalur biokimia di
gen A. Alel b resesif tidak berpengaruh pada
mana mereka berinteraksi tidak diketahui.
warna buah yang ditentukan oleh gen A.
Namun, berdasarkan pengetahuan tentang
Epistasis di mana alel dominan dari satu gen
fenomena serupa pada tanaman lain,
menyembunyikan efek gen lain disebut
kemungkinan jalur biokimia yang mendasari
epistasis dominan.
rasio fenotipik adalah 12: 3: 1.
Persilangan dihibrid dari labu putih
menghasilkan rasio F2 12:3:1 buah labu putih :
Mekanisme Epistasis
kuning : hijau melalui epistasis dominan.
Pada contoh sebelumnya dari epistasis pada
Hal ini harusnya muncul bahwa rasionya
warna bulu tikus, para peneliti telah
mengalami modifikasi dari 9:3:3:1, dengan 12
menentukan mekanisme fisiologisnya. Pigmen
kemungkinan genotipe A_B_ dan A_bb, 13
melanin ada pada kedua fenotipe hitam dan
genotipe aaB_, dan satu genotipe yang
agouti. Fenotipe agouti menampilkan
berhubungan aabb. Hasil ini adalah contoh
modifikasi bulu hitam dengan garis-garis
epistasis dominan, dengan alel dominan A
kuning (dari pigmen yang berhubungan,
yang menutupi fenotipe yang akan dihasilkan
paeomelanin) telah ditambahkan ke fenotipe
dari gen B. Jadim tergantung pada apakah alel
hitam. Jadi, ketika melanin ada, agouti dominan
espistasis bersifat dominan atau resesif, akan
terhadap hitam. Tanpa melanin, tikus gagal
diamati apakah rasio 9:3:4 atau 12:3:1.
menghasilkan pigmen apapun, dan kita
Contoh sebelumnya dari kerja gen
mengamati fenotipe albino, berdasarkan
komplementer (warna biji jagung putih dan
pengaruhnya dari gen agouti oleh karena
ungu) adalah kasus epistasis khusus, dimana
agouti dan hitam membutuhkan melanin.
ketidakhadiran alel dominan A menjaga
Albino adalah hasil satu dari beberapa catat
ekspresi fenotipe gen B. Ini akan terjadi jika
dalam jalur enzimatik untuk sintesis melanin.
epistasis fenotipe aa dan fenotipe resesif bb

305
BAB 11. Kelainan Pewarisan dan Perubahan Materi Genetik

Dengan mengetahui bahwa modifikasi dalam rasio 9:7. Bagaimana kita menjelaskan
epistasis rasio 9:3:3:1 terjadi melalui interaksi hal ini dapat terjadi?
gen pada tingkat biokimia, dapat melihat untuk Harus menerima dengan keturunan yang
menjelaskan biokimia untuk rasio 9:3:4. dihibrid, dengan setiap gen mengalami
Menggunakan warna bulu tikus sebagai pemisahan menjadi dua alel, karena rasionya
contohnya, fungsi gen epistasis di awal jalur berjumlah 16 (9 + 7). Lebih lanjut, dapat melihat
biokimia, yang mana menyatakan bahwa alel bahwa rasio F2 9:7 adalah variasi dari rasio
resesif c menghasilkan fenotipe albino dengan 9:3:3:1. Tiga kelompok genotipe yang lebih kecil
memblokir jalur biokimia. Pada kasus ini, jalur menghasilkan fenotipe tunggal yang
pigmentasi tidak dapat berlanjut di antara membentuk 7/16 dari keturunan F2. Dari
fenotipe albino.
persilangan ini di bawah ini, dapat melihat
Rasio 4/16 keturunan albino menyatakan
bahwa biji ungu hanya muncul ketika
bahwa c adalah mutasi epistasis resesif. Mutasi
setidaknya satu alel dominan untuk kedua gen
epistasis dominan akan ditampilkan oleh
ada. Ketika satu atau kedua gen hanya memiliki
jumlah kedua kelompok genotipe yang
alel resesif, biji akan menjadi putih.
memiliki alel dominan untuk satu gen yang
P : biji putih x biji putih
menampilkan fenotipe yang sama (p + 3 = 12).
AAbb aaBB
Pada kasus kedua alel dominan A dan C jenis
F1 : biji ungu AaBb
liar, jalur pigmentasi berfungsi dan
menghasilkan fenotipe agouti. Jika alel a adalah F1xF1 : biji ungu x biji ungu
homozigot resesif, maka produksi pigmen AaBb AaBb
kuning terblokir dan fenotipe agouti tidak F2 :
dapat dihasilkan. Namun, fenotipe hitam akan AB Ab aB ab
tetap dihasilkan jika alel dominan C ada. AB AABB AABb AaBB AaBb
Perhatikan lagi bahwa jalur biokimia dapat Ungu Ungu Ungu Ungu

secara logis dihasilkan jika kita berasumsi Ab AABb AAbb AaBb Aabb
Ungu Putih Ungu Putih
bahwa gen epistasis berfungsi lebih awal
dibandingkan dengan gen hipotasis pada jalur. aB AaBB AaBb aaBB aaBb
Ungu Ungu Putih Putih
Hal ini mewakili satu dari kekuatan analisis
ab AaBb Aabb aaBb aabb
jenis ini, yang mana kemampuan untuk Ungu Putih Putih Putih
mengurutkan gen-gen, atau lebih baik,
menghubungkn protein yang terkode di jalur
Warna biji jagung menggambarkan
biokimia. Hal ini menyebabkan analisis genetik
konsep dari kerja gen komplementer: alel
untuk menutupi analisis biokimia.
dominan untuk dua gen yang berbeda
keduanya harus ada untuk menghasilkan
Gen Komplementer fenotipe tertentu (ungu). Tanpa alel dominan
Pada jagung (Zea mays), beberapa bidang jenis pada kedua gen, fenotipe tunggal dihasilkan
yang berbeda menghasilkan biji putih. Pada (putih).
persilangan tertentu, dua jenis biji putih akan Bagaimana dapat menjelaskan jenis
dihasilkan pada generasi F1 dengan semua biji interaksi genetik ini? Jawabannya
ungu. Jika tanaman tumbuh dari biji ungu ini membutuhkan pengetahuan bahwa sebagian
adalah persilangan sendiri, individu F2 besar gen mengkode protein atau enzim.
memiliki kedua warna niji ungu dan putih Adalah menjadi kebiasaan (tetapi tidak selalu)
protein yang menampilkan fungsi tertentu

306
BAB 11. Kelainan Pewarisan dan Perubahan Materi Genetik

dalam sel, dan tidak selalu mengacu pada berwarna ini harus dikombinasi dalam reaksi
fenotipe. Dapat memikirkan alel jenis liar biokimia yang lain, diatur oleh enzim yang
sebagai pengkode protein normal atau enzim dikode oleh gene ketiga, untuk menghasilkan
dan alel jenis liar sebagai pengkode bentuk pigmen ungu. Menjadi hal yang tidak mungkin
enzim yang kurang memiliki fungsi yang untuk membedakan antara dua jalur ini
penting. berdasarkan informasi yang kita miliki. Jadi,
Diasumsikan bahwa gen mengkode enzim kerja gen komplementer menyiratkan bahwa
yang mensintesis pigmen khusus yang jalur biokimia kemungkinan berpengaruh, dan
menentukan warna biji jagung. Oleh karena bahwa hasil dua gen keduanya dibutuhkan
analisis genetika menyarankan bahwa dua gen untuk menghasilkan fenotipe.
dibutuhkan untuk menghasilkan rasio fenotipe Gen komplementer adalah interaksi antara
9:7, diduga bahwa masing-masing mengkode dua gen dominan, jika terdapat bersama-sama
enzim yang berbeda. Kemudian dapat akan saling melengkapi sehingga muncul suatu
menempatkan enzim-enzim ini pada jalur fenotipe. Jika salah satu gennya tidak ada, maka
biokimia yang secara pasti menghasilkan pemunculan sifat terhalang.
warna ungu pada biji jenis liar.
Pada jalur ini, alel jenis liar A mengkode Gen Letal
enzim yang merubah prekursor tidak berwarna
11.3
(colorless) menjadi intermediet tidak berwarna,
dan alel B jenis liar mengkode enzim yang
merubah intermediet tidak berwarna menjadi Alel yang berbahaya mengurangi
pigmen ungu. Genotipe A_B_ selanjutnya kelangsungan hidup organisme tanpa selalu
menghasilkan biji jagung ungu. menyebabkan kematian. Sedangkan mutasi
Sekarang terlihatt tiga kelompok genotipe yang mematikan (letal) mempengaruhi rasio
umum lainnya. Genotipe A_bb akan mampu Mendel dengan cara diprediksi, mutasi yang
merubah prekursor menjadi intermediet, tetapi berbahaya mengubah rasio adanya perbedaan
tidak dapat merubah intermediet menjadi derajat yang khusus untuk mutasi yang ada.
pigmen ungu karena tidak memiliki alel B jenis Sebagai contoh mutasi tertentu tidak memiliki
liar. Genotipe A_bb kemudian menghasilkan efek fenotipe pada Drosophila ketika lalat yang
biji yang tidak berwarna atau warna biji putih. dibangkitkan pada 25oC (suhu standar).
Sebaliknya, genotipe aaB_ tidak dapat merubah Namun meningkatkan suhu sampai 3oC dapat
prekursor menjadi intermediet tidak berwarna mempengaruhi mutasi seperti lalat dapat
karena tidak memiliki alel A jenis liar. Oleh mengalami pengurangan metabolisme.
karena intermediet tidak dapat dibuat, pigmen Metabolisme yang lebih rendah ini dapat
ungu tidak dapat disintesis, dan fenotipe selalu menyebabkan kematian acak dalam populasi.
putih. Genotipe aabb juga tidak dapat merubah Karena tingkat kematian didasarkan pada
prekursor menjadi intermediet, sehingga genotipe dan lingkungan, frekuensi yang
fenotipe adalah putih. Perhatikan bahwa tidak konsisten individu yang meninggal tidak
adanya alel A menjaga baik alel B atau alel b dari ditemukan. Meskipun cukup mudah untuk
pengaruh pigmentasi. Kerja ini adalah kasus menggunakan rasio fenotipe untuk
epistasis khusus. mengidentifikasi dominan atau resesif yang
Percabangan jalur alternatif juga mematikan, sangat sulit untuk menentukan
memperlihatkan enzim dikode oleh gen A dan bahwa mutasi yang berbahaya ada dalam
B masing-masing menghasilkan intermediet populasi karena variabilitas ekspresi fenotipe.
dari prekursor yang berbeda. Intermediet tidak

307
BAB 11. Kelainan Pewarisan dan Perubahan Materi Genetik

Pada contoh di atas telah digambarkan manusia masing-masing membawa empat


bagaimana dominansi tidak lengkap dan atau lima alel yang merugikan dalam kondisi
kodominan dapat menghasilkan frekuensi heterozigot. Perkawinan sekerabat sangat
fenotipe dalam persilangan monohibrid yang meningkatkan kemungkinan bahwa salah satu
menyimpang dari rasio yang diharapkan 3:1. dinyatakan dalam keturunannya. Pada
Kelas lain dari mutasi dapat menghasilkan masyarakat perkawinan kakak-adik dan ayah-
variasi rasio 3:1 atau 1:2:1 adalah alel yang anak terjadi tetapi dalam banyak masyarakat
mematikan (alel letal) yang menyebabkan yang tabu inses telah diamati (efek berbahaya
kematian beberapa genotipe dan pergeseran perkawinan sedarah). Gen letal atau gen
frekuensi fenotipe. Alel letal dapat kematian adalah gen yang dalam keadaan
memperlihatkan hubungan dominan-resesif homozigot dapat menyebabkan kematian
Mendel yang dijelaskan pada Bab sebelumnya, individu yang memilikinya. Ada gen letal yang
namun jika satu atau lebih kelas genotipe gagal bersifat dominan, ada pula yang bersifat resesif.
untuk bertahan hidup rasio standar Mendel
menjadi berubah karena kelas ini ada yang Gen Letal Dominan
hilang. Konsep kunci pada contoh di atas Gen letal dominan adalah gen dominan yang
adalah perkawinan acak. Jika terjadi bila homozigot menyebabkan kematian
perkawinan acak dan jika alel terjadi pada individu yang dikemukakan oleh Cuenot
frekuensi rendah probabilitas atau (1905). Sementara mutasi letal resesif ada dalam
kemungkinan satu karakter pembawa kawin dua salinan untuk kematian, letal dominan
dengan karakter pembawa yang lain adalah hanya membutuhkan alel mutan tunggal. Ini
sekitar dua kali frekuensi kehilangan alel dalam mungkin menjadi tidak jelas bagaimana mutasi
populasi. Namun pada keadaan beberapa jenis letal dominan dapat ada. Sejak adanya salah
perkawinan yang non-acak terutama satu atau dua salinan alel mengakibatkan
perkawinan sekerabat, kemungkinan satu kematian organisme dan ketidakmampuan
karakter pembawa mengambil alih karakter untuk menyampaikannya kepada keturunan.
lain yang jauh lebih tinggi. Dua mekanisme dapat mengizinkan
Keturunan individu yang membawa alel pewarisan mutasi letal dominan. Salah satu
tertentu memiliki kemungkinan yang lebih kemungkinan adalah tingkat kematian tidak
tinggi membawa alel yang sama daripada dapat dinyatakan sampai setelah individu
populasi pada umumnya. Perkawinan antara mencapai kematangan seksual. Salah satunya
kerabat dekat meningkatkan peluang kedua adalah mekanisme penyakit Huntington yang
orang tua yang memiliki alel identik sehingga diwariskan pada manusia. Fenotipe neurologis
meningkatkan kemungkinan keturunan yang terjadi sebelum kematian biasanya tidak
membawa alel resesif dalam kondisi homozigot diungkapkan sampai setelah usia 40 yang
dan pada gilirannya mengekspresikan sifat sering terjadi setelah anak-anak dilahirkan.
merusak. Efek berbahaya dari perkawinan Karena penyakit Huntington adalah penyakit
sekerabat (inbreeding) dikenal dengan baik yang cukup langka, individu yang
disebut penekanan perkawinan sekerabat. mengembangkan hal itu sering bersifat
Pengaruh penekanan perkawinan sekerabat heterozigot. Jadi seseorang yang orangtuanya
meningkat dengan adanya hubungan individu meninggal akibat penyakit Huntington
yang dikawinkan. Secara rata-rata perkawinan memiliki kesempatan 50% memiliki pewarisan
saudara sepenuhnya jauh lebih menghasilkan alel mutan dominan. Kematian penyakit ini
keturunan terkena dampak negatif dari pada akhirnya menghasilkan pembatasan
perkawinan acak. Hal ini diyakini bahwa penyebab lain.

308
BAB 11. Kelainan Pewarisan dan Perubahan Materi Genetik

Mekanisme lain yang memungkinkan E e


mutasi letal dominan untuk diwariskan adalah E EE Ee
Epiloia Epiloia
penetrasi tidak lengkap fenotipe letal. Deskripsi
(letal)
penetrasi yang tidak lengkap merupakan e Ee ee
kegagalan untuk mengekspresikan fenotipe Epiloia Normal
yang terkait dengan suatu genotipe tertentu.
Beberapa kelainan gen letal dominan antara lain Retinoblastoma
epiloia (tuberous sklerosis), retinoblastoma, Retinoblastoma adalah kanker pada retina
Huntington’s chorea, Brakhidaktili dan multiple (daerah mata bagian belakang yang peka
telangiectasia. terhadap cahaya). Retinoblastona meliputi
sekitar 3% kanker pada anak-anak dan hampir
Epiloia (Tuberous Sklerosis) selalu terjadi sebelum usia 4 tahun. Pada sekitar
Epiloia atau tuberous sklerosis adalah kelainan 25% anak, retinoblastoma terjadi di kedua mata
genetik multisistem dengan ekspresi fenotipik pada waktu yang bersamaan. Kanker ini terjadi
bervariasi, memiliki karakteristik adanya akibat adanya mutasi pada gen tertentu yang
pembentukan tumor jinak non invasive yang mengatur perkembangan mata. Terkadang
sangat jarang berkembang menjadi lesi mutasi genetik diturunkan dari orangtua atau
metastatik. Hasil dari mutasi pada gen TSC1 di terjadi pada tahap awal perkembangan janin.
wilayah kromosom 9q34 atau gen TSC2 di Anak yang terkena dapat menurunkan mutasi
bagian kromosom 16p13, diwariskan pada pola genetik pada keturunannya di kemudian hari
autosom dominan, meskipun sampai dua yang akhirnya juga dapat mengalami
pertiga kasus merupakan hasil dari mutasi retinoblastoma. Pada kasus yang lain mutasi
genetik spontan. Karena terangkai pada gen genetik terjadi pada tahap lanjut
letal dominan, maka penderita epiloia memiliki perkembangan janin dan hanya mengenai sel
genotype EE dan Ee sedangkan orang normal mata janin. Mutasi ini tidak bersifat diturunkan.
memiliki genotipe ee. Retinoblastoma bersifat diturunkan (herediter)
Beberapa contoh bentuk persilangan epiloia pada semua anak dengan kanker pada kedua
pada manusia: matanya dan 15-20% pada anak dengan kanker
 Laki-laki normal ee menikah dengan pada satu mata. Retinoblastoma biasanya tidak
perempuan epiloia Ee, menghasilkan anak menyebar keluar mata tetapi adakalanya dapat
dengan rasio 50% epiloia Ee dan 50% menyebar ke otak di sepanjang saraf optikus.
normal ee (rasionya 1:1). Retinoblastoma juga dapat menyebar ke organ
 Laki-laki epiloia Ee menikah dengan lain seperti sumsum tulang. Gejalanya berupa
perempuan yang juga epiloia Ee, pupil berwarna putih, mata juling (strabismus),
menghasilkan anak dengan rasio 25% mata merah dan nyeri, gangguan penglihatan,
epiloia EE (letal), 50% epiloia Ee dan 25% iris pada kedua mata memiliki warna yang
normal ee (seperti pada persilangan berlainan serta bisa terjadi kebutaan. Karena
dengan menggunakan kotak Punnet terangkai pada gen letal dominan, maka
dibawah ini) (rasionya 1:2:1). penderita retinoblastoma memiliki genotype
P : Laki epiloia x perempuan epiloia RR dan Rr sedangkan orang normal memiliki
Ee Ee genotipe rr.
F1 : Beberapa contoh bentuk persilangan
retinoblastoma pada manusia:

309
BAB 11. Kelainan Pewarisan dan Perubahan Materi Genetik

 Laki-laki normal rr menikah dengan brahidaktili BB (letal), 50% brakhidaktili Bb


perempuan retinoblastoma Rr, dan 25% normal bb (seperti pada
menghasilkan anak dengan rasio 50% persilangan dengan menggunakan kotak
retinoblastoma Rr dan 50% normal rr Punnet dibawah ini) (rasionya 1:2:1).
(rasionya 1:1). P : Laki brakhi x perempuan
 Laki-laki retinoblastoma Rr menikah brakhidaktili
dengan perempuan yang juga Bb Bb
retinoblastoma Rr, menghasilkan anak F1 :
dengan rasio 25% retinoblastoma RR B b
(letal), 50% retinoblastoma Rr dan 25% B BB Bb
normal rr (seperti pada persilangan Brakhidaktili Brakhidaktili
(letal)
dengan menggunakan kotak Punnet
b Bb bb
dibawah ini) (rasionya 1:2:1).
Brakhidaktili Normal
P: Laki retinoblastoma x perempuan
retinoblastoma Huntington Disease (Huntington
Rr Rr
Chorea)
F1 : Penyakit Huntington disease atau Huntington
R R chorea pertama kali dikemukakan oleh Waters
R RR Rr (1848), Lyon (1863) dan George Huntington
Retinoblasto Retinoblasto
ma ma (1872). Ciri gerakan tubuh memutar,
(letal) merangkak, kejang, membuang barang yang
r Rr rr dipegang tanda disadari. Sistem saraf pusat
Retinoblasto Normal memburuk menyebabkan kerusakan sel-sel
ma
otak rusak yang selanjutnya memicu rasa
Brakhidaktili depresi dan berujung pada keinginan untuk
Pada manusia brakhidaktili adalah kelainan bunuh diri. Penderita Huntington disease
pada orang berjari pendek disebabkan karena homozigot dominan HH bersifat letal dominan,
tulang jari pendek dan tumbuh menjadi satu. sedangkan Huntington disease heterozigot Hh
Cacat ini disebabkan oleh gen dominan B dan dapat bertahan hidup, sedang berjari normal
merupakan cacat keturunan. Penderita adalah homozigot resesif hh.
brakhidaktili homozigot dominan BB bersifat Beberapa contoh bentuk persilangan
letal dominan, sedangkan brakhidaktili Huntington disease pada manusia:
heterozigot Bb dapat bertahan hidup, sedang  Laki-laki normal hh menikah dengan
berjari normal adalah homozigot resesif bb. perempuan Huntington Hh, menghasilkan
Beberapa contoh bentuk persilangan anak dengan rasio 50% Huntington Hh
brakhidaktili pada manusia: dan 50% normal hh (rasionya 1:1).
 Laki-laki normal bb menikah dengan  Laki-laki Huntington Hh menikah dengan
perempuan brakhidaktili Bb, perempuan yang juga Huntington Hh,
menghasilkan anak dengan rasio 50% menghasilkan anak dengan rasio 25%
brakhidaktili Bb dan 50% normal bb Huntington HH (letal), 50% Huntington
(rasionya 1:1). Hh dan 25% normal hh (seperti pada
 Laki-laki brakhidaktili Bb menikah dengan persilangan dengan menggunakan kotak
perempuan yang juga brakhidaktili Bb, Punnet dibawah ini) (rasionya 1:2:1).
menghasilkan anak dengan rasio 25%

310
BAB 11. Kelainan Pewarisan dan Perubahan Materi Genetik

P : Laki Huntington x perempuan menggunakan kotak Punnet dibawah ini)


Huntington (rasionya 1:2:1).
Hh Hh P : Laki Multiple x perempuan
F1 : Multiple
H h Mm Mm
H HH Hh F1 :
Huntington Huntington M m
(letal)
M MM Mm
h Hh hh
Multiple Multiple
Huntington Normal
(letal)
m Mm mm
Multiple Normal
Multiple Telangiectasia
Multiple telangiectasia adalah penyakit Gen Letal Resesif
keturunan pada manusia yang ditandai oleh Gen resesif homozigot rr bersifat letal pada
membesarnya pembuluh darah pada bagian individu tetapi bukan letal lengkap sehingga
muka, hidung, lidah, bibir sehingga penderita dapat bertahan hidup. Gen dominan
seringkali mengalami perdarahan hidung. homozigot RR dan heterozigot Rr merupakan
Penderita yang bertahan hidup sampai dewasa genotipe normal (tidak mewarisi penyakit).
memiliki genotipe heterozigot Mm, karena Beberapa kelainan gen letal resesif antara lain
penderita dengan genotipe homozigot ichtyosis congenita, tay sachs disease, cystic
dominan MM bersifat letal (mematikan). fibrosis dan sickle cell anemia.
Genotipe MM berakibat letal pada manusia
karena pembuluh darahnya mudah sekali Ichtyosis Congenita
putus. Individu demikian tak lama hidupnya. Pada manusia dikenal gen letal resesif yang bila
Suami istri masing-masing penderita penyakit homozigot resesif ii memperlihatkan
ini memiliki seorang anak yang menderita pengaruhnya letal. Ichtyosis congenita adalah
penyakit itu pula. Tak lama lagi keduanya kelainan yang memperlihatkan kulit menjadi
memiliki anak kedua. Genotipe yang tidak kering dan bertanduk. Selain terangkai pada
menderita multiple telangiectasia atau normal gen letal resesif, penyakit ichtyosis congenita juga
adalah homozigot resesif mm. terangkai pada kromosom kelamin Y (gen
Beberapa contoh bentuk persilangan multiple Holandrik). Jadi penyakit ichtyosis congenita
telangiectasia pada manusia: hanya dapat diderita atau diwariskan pada laki-
 Laki-laki normal mm menikah dengan laki. Beberapa contoh bentuk persilangan
perempuan multiple telangiectasia Mm, ichtyosis congenita pada manusia:
menghasilkan anak dengan rasio 50%  Laki-laki ichtyosis congenita ii menikah
multiple telangiectasia Mm dan 50% normal dengan perempuan normal II,
mm (rasionya 1:1). menghasilkan anak dengan rasio 100%
 Laki-laki multiple telangiectasia Mm normal Ii.
menikah dengan perempuan yang juga  Laki-laki ichtyosis congenita ii menikah
multiple telangiectasia Mm, menghasilkan dengan perempuan normal Ii,
anak dengan rasio 25% multiple menghasilkan anak dengan rasio 50%
telangiectasia MM (letal), 50% multiple ichtyosis congenita ii dan 50% normal Ii
telangiectasia Mm dan 25% normal mm (rasionya 1:1).
(seperti pada persilangan dengan P : Laki-laki ichtyosis x perempuan

311
BAB 11. Kelainan Pewarisan dan Perubahan Materi Genetik

normal  Laki-laki cystic fibrosis cc menikah dengan


ii Ii perempuan normal Cc, menghasilkan
F1 : anak dengan rasio 50% cystic fibrosis cc
I I dan 50% normal Cc (rasionya 1:1).
i Ii ii P : Laki-laki cystic x perempuan
Normal ichtyosis normal
congenita
cc Cc
i Ii ii
Normal ichtyosis F1 :
congenita C c
c Cc cc
 Laki-laki normal II menikah dengan Normal cystic
perempuan normal II, menghasilkan anak fibrosis
dengan rasio 100% normal II. c Cc cc
Normal cystic
 Laki-laki normal Ii menikah dengan fibrosis
perempuan normal Ii, menghasilkan anak
dengan rasio 75% normal II dan Ii serta  Laki-laki normal CC menikah dengan
25% ichtyosis congenita ii. perempuan normal CC, menghasilkan
P : Laki-laki normal x perempuan anak dengan rasio 100% normal CC.
normal  Laki-laki normal Cc menikah dengan
Ii Ii perempuan normal Cc, menghasilkan
F1 : anak dengan rasio 75% normal CC dan Cc
I I serta 25% cystic fibrosis cc.
I II Ii P : Laki-laki normal x perempuan
Normal Normal normal
i Ii ii Cc Cc
Normal ichtyosis
congenita F1 :
C c
C CC Cc
Cystic Fibrosis
Normal Normal
Penyakit ini diakibatkan oleh gen resesif yang
c Cc cc
memunculkan kelainan ketika dalam keadaan
Normal cystic
homozigot resesif. Penyakit ini menyebabkan fibrosis
penimbunan lendir pada jaringan sehingga
mennimbulkan gangguan penyerapan nutrisi,
Sickle Cell Anemia
bronkhitis dan infeksi bakteri. Apabila tidak
Korban sickle cell anemia (anemia sel sabit)
teratur mendapat perawatan medis, penderita
memiliki bentuk abnormal protein hemoglobin.
cystic fibrosis meninggal sebelum berumur 5
Hemoglobin terjadi pada sel darah merah yang
tahun. Penderita cystic fibrosis memiliki
menyebabkan warna pada sel darah merah dan
genotipe cc, sedangkan yang normal memiliki
berfungsi membawa oksigen ke seluruh
genotipe CC dan Cc. Beberapa contoh bentuk
jaringan tubuh. Hal ini terdiri dari 4 rantai asam
persilangan cystic fibrosis pada manusia:
amino dan 4 gugus heme bagian yang
 Laki-laki cystic fibrosis cc menikah dengan
mengandung zat besi yang berfungsi untuk
perempuan normal CC, menghasilkan
mengikat dan melepaskan oksigen ke jaringan.
anak dengan rasio 100% normal Cc.
Setiap sel darah merah mengandung sekitar 280

312
BAB 11. Kelainan Pewarisan dan Perubahan Materi Genetik

juta hemoglobin dan setiap molekul anemia sel sabit terus-menerus kena infeksi
mengandung 574 asam amino. Hemoglobin akibat kegagalan limpa.
yang ditemukan pada penderita anemia sel Penderita sickle cell anemia memiliki
sabit berbeda dari hemoglobin normal dengan genotipe ss, sedangkan yang normal memiliki
satu perbedaan asam amino pada masing- genotipe SS dan Ss. Beberapa contoh bentuk
masing rantai beta, dua perbedaan yang persilangan sickle cell anemia pada manusia:
memiliki efek fisiologis yang mendalam.  Laki-laki sickle cell anemia ss menikah
Semuanya menyebabkan hemoglobin dengan perempuan normal SS,
mengkristal yang pada gilirannya menghasilkan anak dengan rasio 100%
menyebabkan malformasi sel darah merah. Sel normal Ss.
darah merah diasumsikan sebagai sabit atau  Laki-laki sickle cell anemia ss menikah
bentuk yang rusak maka menjadi nama dengan perempuan normal Ss,
penyakit ini. menghasilkan anak dengan rasio 50% sickle
Anemia sel sabit biasanya mematikan. cell anemia ss dan 50% normal Ss (rasionya
Kebanyakan korban meninggal pada usia 1:1).
sepuluh tahun tetapi pengobatan medis P : Laki-laki sickle cell x perempuan
memungkinkan peningkatan jumlah untuk normal
hidup sampai menjadi dewasa. Seperti cystic ss Ss
fibrosis kejadian yang luar biasa tinggi F1 :
mengingat alel yang mematikan pada keadaan S s
homozigot. Di antara orang kulit hitam di s Ss ss
Normal sickle cell anemia
Amerika Serikat sekitar satu kelahiran dari
s Ss ss
empat ratus adalah anak dengan anemia sel Normal sickle cell anemia
sabit dan satu dari setiap sepuluh orang kulit
hitam adalah pembawa penyakit.  Laki-laki normal SS menikah dengan
Anemia sel sabit memiliki dua efek utama perempuan normal SS, menghasilkan
yaitu sel darah merah yang cacat menjadi rapuh anak dengan rasio 100% normal SS.
dan mudah hancur, sel yang berbentuk sabit  Laki-laki normal Ss menikah dengan
cenderung menjadi terikat satu sama lain perempuan normal Ss, menghasilkan anak
meningkatkan viskositas darah dan dengan dengan rasio 75% normal SS dan Ss serta
demikian mengurangi aliran darah. Dampak 25% sickle cell anemia ss.
efek ini dirasakan di seluruh sistem tubuh. P : Laki-laki normal x perempuan
Tingginya tingkat kerusakan sel menginduksi normal
anemia (rendahnya jumlah sel darah merah) Ss Ss
tercermin dalam pasokan oksigen yang F1 :
berkurang pada jaringan sehingga korban S S
menjadi mudah cepat lelah. Anemia menekan S SS Ss
jantung yang harus bekerja lebih keras untuk Normal Normal
memompa darah dalam jumlah yang cukup ke S Ss ss
jaringan akhirnya menyebabkan gagal jantung. Normal sickle cell
anemia
Limpa dikenakan keadaan untuk memecah sel
darah merah yang rusak akhirnya mulai
menurun dan kehilangan kapasitasnya untuk
menghilangkan bakteri dari darah. Korban

313
BAB 11. Kelainan Pewarisan dan Perubahan Materi Genetik

Tay Sachs Disease T t


Tay sachs disease adalah penyakit yang tidak T TT Tt
memiliki enzim heksosaminidase A yang dapat Normal Normal
t Tt tt
menyebabkan kehilangan penglihatan atau
Normal Tay sachs
buta. Gejala pertama pada bayi berumur  6 disease
bulan dan dapat menyebabkan kematian di
usia  2 tahun. Genotipe normal adalah TT dan
Tt dan genotipe penderita tay sachs disease Linkage dan Sex
adalah tt (letal). 11.4 Linkage
Penderita Tay sachs disease memiliki
genotipe tt, sedangkan yang normal memiliki Pada tahun 1903 Walter Sutton menyatakan
genotipe TT dan Tt. Beberapa contoh bentuk bahwa jumlah sifat yang diwariskan lebih
persilangan Tay sachs disease pada manusia: banyak daripada jumlah kromosom.
 Laki-laki Tay sachs disease tt menikah Kemudian segera diketahui bahwa beberapa
dengan perempuan normal TT, gen tidak diwariskan mengikuti hukum
menghasilkan anak dengan rasio 100% Mendel yaitu hukum pemisahan alel dan
normal Tt. pengelompokkan alel secara bebas. Penelitian
 Laki-laki Tay sachs disease tt menikah selanjutnya menjelaskan bahwa gen tersebut
dengan perempuan normal Tt, terletak pada kromosom yang sama sehingga
menghasilkan anak dengan rasio 50% Tay tidak dapat memisah secara bebas. Gen yang
sachs disease tt dan 50% normal Tt (rasionya terletak pada kromosom yang sama disebut
1:1). gen terangkai. Adakalanya kromatid dari dua
P : Laki-laki Tay sachs x perempuan kromosom yang homolog dapat bertukar
normal segmen sehingga gennyapun ikut bertukar
tt Tt tempat disebut pindah silang.
F1 :
T T Gen Terangkai
T Tt tt Gen-gen yang terletak pada kromosom yang
Normal Tay sachs sama disebut gen terangkai. Alel-alel dari gen-
disease gen yang terangkai dengan sendirinya tidak
T Tt tt
Normal Tay sachs
dapat memisah secara bebas. Misalnya ada dua
disease gen A dan B. Bila kedua gen ini tidak terangkai
dan dalam keadaan heterozigot maka individu
 Laki-laki normal TT menikah dengan bergenotipe AaBb dapat membentuk empat
perempuan normal TT, menghasilkan jenis gamet yaitu AB, Ab, aB dan ab. Sebaliknya
anak dengan rasio 100% normal TT. bila kedua gen tersebut terangkai misalnya A
 Laki-laki normal Tt menikah dengan terangkai dengan C, dan alel a terangkai
perempuan normal Tt, menghasilkan anak dengan c maka gamet yang dibentuk hanya
dengan rasio 75% normal TT dan Tt serta dua macam yaitu AC dan ac. Gambar di bawah
25% Tay sachs disease. ini menyajikan pembentukan gamet pada gen
P : Laki-laki normal x perempuan yang terangkai yaitu A dan C serta yang tidak
normal terangkai yaitu A dan B. A dan C tidak dapat
Tt Tt memisah secara bebas tetapi A dan B dapat
F1 : memisah secara bebas.

314
BAB 11. Kelainan Pewarisan dan Perubahan Materi Genetik

bb. Kedua gen ini terangkai pada kromosom


Cara Penulisan Genotipe Pada Gen nomor II. Lalat betina berwarna kelabu dan
Terangkai sayap keriput yang diketahui bergenotipe
Cara penulisan genotipe dua gen yang heterozigot dikawinkan dengan lalat jantan
terangkai berbeda dengan cara penulisan dengan fenotipe dan genotipe yang sama.
dihibrid. Gen A dan gen B dapat memisah
secara bebas karena tidak terangkai maka Pindah Silang
genotipenya ditulis AaBb. Sementara itu gen A Pindah silang (crossing over) adalah bertukarnya
terangkai dengan gen C maka cara segmen kromatid antar kromosom yang
penulisannya bukan AaCc melainkan AC/ac homolog maupun dengan kromosom lain.
atau ada juga yang menuliskan yang lain Ketika sel melalukan pembelahan meiosis
misalnya AC:ac dan sebagainya. Perbedaan maka kromosom yang homolog saling
utama adalah pada gen yang terangkai, alel mendekat dan dengan sendirinya kromatidnya
yang terangkai dituliskan berderet atau juga berdekatan. Dalam proses ini kromatid
berdekatan sedangkan alel pasangannya ditulis yang saling menempel atau bersilangan di satu
dalam deretan lain misalnya AB/ab. Kalau tidak tempat, tempat persilangan disebut kiasma. Di
terangkai maka alel dari gen yang sama (A dan tempat kiasma kedua kromatid dapat saling
a) dituliskan berdekatan misalkan AaBb. terpotong dan tersambung lagi tetapi
tersambungnya bukan pada segmen asal
Sis dan Trans melainkan pada segmen kromatid lain (non
Dua gen yang terangkai memiliki dua sister chromatid) yang juga terpotong maka
kemungkinan yaitu alel dominan terangkai terjadilah pindah silang. Pindah silang dapat
dengan alel dominan atau alel dominan saja terjadi antar dua kromatid sekandung atau
terangkai dengan alel resesif. Bila alel dominan sesaudara (sister chromatid) atau pada kromatid
terangkai dengan alel dominan atau alel resesif bukan sekandung bahkan dengan kromatid
terangkai dengan alel resesif disebut sis (cis) dari kromosom lain yang tidak homolog.
atau coupling fase. Bila alel dominan terangkai Pindah silang antar kromatid sekandung secara
dengan alel resesif disebut trans atau repoulsion genetik kurang menarik karena informasi
fase. Dua tipe rangkaian pada gen A dan C genetiknya sama maka pengaruhnya pada
terangkai dalam keadaan sis (cis) sedang keturuna tidak ada. Lain halnya bila pindah
dengan gen D dalam keadaan trans. Susunan silang terjadi antar dua kromatid yang bukan
gen terangkai tertentu berpengaruh pada sekandung (non sister chromatid) muncul
macam gamet yang dibentuk dan kombinasi genotipe dan fenotipe baru yang
keturunannya. Sebagai contoh pada lalat tidak dijumpai pada parental, kombinasi baru
Drosophila melanogaster gen yang menyebabkan disebut tipe rekombinan.
sayap keriput dan normal terangkai dengan Pindah silang pertama kali dikenali
gen yang menyebabkan warna tubuh kelabu keberadaannya oleh Thomas H Morgan dan
atau hitam. Sayap keriput merupakan mutan Alfred H Sturtevant. Pada waktu itu telah
yang ditentukan oleh alel dominan Cr diketahui ada gen yang terangkai pada
sedangkan sayap normal ditentukan oleh kromosom kelamin yaitu kromosom X,
alelnya bila dalam keadaan homozigot yaitu diantaranya adalah tubuh kuning dan mata
crcr. Warna tubuh kelabu disebabkan oleh alel putih. Bahkan yang menemukan mutan mata
dominan B sedang warna hitam disebabkan putih pada Drosophila adalah Morgan bersama
oleh alel resesif bila dalam keadaan homozigot Calvin Bridges pada tahun 1912. Tubuh kuning

315
BAB 11. Kelainan Pewarisan dan Perubahan Materi Genetik

merupakan mutan yang bersifat resesif gen penting yang muncul pada kromosom seks
terhadap tipe normal (abu-abu) demikian juga yang harus diungkapkan atau diekspresikan
mata putih adalah mutan yang bersifat resesif pada kedua jenis kelamin. Apakah ini
terhadap tipe normal (mata merah). Karena menunjukkan bahwa salah satu jenis kelamin
kedua gen ini ada pada kromosom X berarti memiliki dua kali lebih banyak salinan gen dan
kedua gen ini merupakan gen yang terangkai. berpotensi mengungkapkan dua kali jumlah
Morgan mengawinkan lalat betina protein yang telah dikodekan sebagai jenis
bertubuh kuning dan mata putih dengan lalat kelamin lainnya? Ekspresi yang meningkat
jantan normal untuk kedua sifat tersebut. F1 atau menurun dapat merugikan. Seperti yang
betina semua bertipe normal sedang yang terlihat setiap organisme memiliki mekanisme
jantan bertubuh kuning dan bermata putih. untuk mengubah ekspresi gen pada kromosom
Ketika lalat betina F1 dikawinkan dengan lalat seks.
Dari diskusi sebelumnya gen dapat
jantan bertubuh kuning dan mata putih (uji
muncul dalam dua alel yang berbeda yaitu satu
silang) ternyata pada lalat betina dan pada lalat
dominan dan satunya resesif. Dalam pola
jantan keturunannya (F2) ditemukan kombinasi
pewarisan Mendel, masing-masing individu
baru yaitu tubuh kuning mata merah dan
diploid memiliki dua salinan setiap gen.
tubuh normal mata kuning. Tipe baru disebut
Namun jika gen muncul pada kromosom
tipe rekombinan.
kelamin salah satu jenis kelamin memiliki dua
salinan gen dan yang lainnya hanya dapat
Sex Linkage (Tautan Kelamin) memiliki satu salinan gen. Perbedaan ini
Untuk organisme eukariotik reproduksi mempengaruhi tidak hanya penafsiran alel
seksual adalah salah satu mekanisme utama yang dominan dan resesif tetapi juga pola
dengan keragaman genetik yang dimasukkan pewarisan yang diamati. Berdasarkan pola
ke organisme. Pada organisme diploid pewarisan sifat dalam keluarga adalah untuk
reproduksi seksual melibatkan peleburan dua menyimpulkan tidak hanya sifat dominan atau
gamet haploid. Berpasangan secara bebas resesif tetapi juga jika gen yang sesuai
kromosom homolog dan rekombinasi antara diletakkan pada kromosom autosom atau
kromatid nonsister yang terjadi sementara kromosom seks.
menghasilkan gamet merupakan sumber yang Selain dari pewarisan terangkai X dan
signifikan keanekaragaman genetik. Pertama terangkai Y, dua pola pewarisan tambahan
adalah pertanyaan tentang bagaimana seks menunjukkan bisa dalam ekspresi fenotipe
(jenis kelamin) ditentukan pada organisme. antara kedua jenis kelamin. Namun gen yang
Beberapa mekanisme ada di organisme yang mengendalikan sifat terletak pada autosom
berbeda. Dalam beberapa kasus kedua jenis bukan salah satu dari kromosom seks. Sifat
kelamin memiliki perbedaan dalam jumlah yang terbatas pada jenis kelamin dinyatakan
kromosom seks. Biasanya satu jenis kelamin hanya pada satu jenis kelamin meskipun gen
memiliki dua salinan kromosom seks yang muncul dalam keduanya. Pada perempuan
sama dan yang lainnya memiliki dua perkembangan payudara dan produksi susu
kromosom seks yang berbeda atau hanya satu adalah sifat terbatas seks seperti distribusi atau
kromosom seks. penyebaran rambut wajah dan produksi
Meskipun perbedaan dalam jumlah sperma pada laki-laki. Contoh bukan manusia
kromosom seks adalah cara yang baik untuk sifat yang terbatas seks termasuk pola usia pada
membedakan antara jenis kelamin tidak burung banyak spesies, jantan berwarna cerah
menghasilkan masalah yang potensial. Banyak

316
BAB 11. Kelainan Pewarisan dan Perubahan Materi Genetik

dan tanduk ditemukan pada jantan tapi tidak Morgan dan muridnya Calvin Bridges
pada rusa betina. melakukan percobaan utama di Drosophila yang
Sifat yang dipengaruhi jenis kelamin menunjukkan bahwa gen terkait dengan
muncul di kedua jenis kelamin baik bersifat kromosom.
resesif maupun dominan. Salah satu contoh Jenis kelamin organisme biasanya
potensial sifat yang dipengaruhi seks pada tergantung pada serangkaian perubahan
manusia adalah kondisi jantung disebut perkembangan di bawah kontrol genetik dan
sindrom QT panjang (Long QT Syndrome hormonal yang sangat rumit. Tapi sering satu
LQTS). Sindrom ini ditandai dengan interval atau beberapa gen dapat menentukan jalur
QT yang berkepanjangan pada aritmia perkembangan organisme yang
ventrikel elektrokardiograf, kejang potensial membutuhkan. Beberapa gen kontrol terletak
dan kematian mendadak. LQTS muncul untuk di kromosom seks. Berbeda dengan pasangan
mempengaruhi perempuan dewasa kromosom homolog yang telah dibahas selama
dibandingkan laki-laki dewasa, menunjukkan meiosis yaitu autosom, kromosom seks terdiri
bahwa perbedaan yang berhubungan dengan dari dua kromosom yang berbeda. Terangkai
adanya jenis kelamin. Namun mutasi yang kelamin mengacu pada gen-gen yang terletak
terkait dengan LQTS telah dipetakan ke gen pada kromosom seks dan pewarisannya.
saluran-1 kalium yang dihubungkan dengan Perbedaan dalam ekspresi beberapa fenotipe
tegangan (gen KCNQI), yang terletak pada antara jenis kelamin dikenal selama berabad-
kromosom 11. Lokasi autosomal gen abad. Misalnya bentuk umum hemofilia yaitu
menunjukkan bahwa laki-laki dan perempuan kegagalan darah untuk membeku
sama-sama dipengaruhi oleh LQTS. Namun mempengaruhi sebagian besar laki-laki.
dominasi dari fenotipe yang terangkai autosom Perempuan sering melewatkan atau
pada perempuan yang secara alami mewariskan penyakit pada anak laki-lakinya
dipengaruhi jenis kelamin di LQTS. Alasan tanpa menunjukkan gejala apapun yang dapat
bahwa perempuan lebih menunjukkan LQTS terlihat. Sifat umum dari pewarisan sifat ini
masih belum jelas meskipun perbedaan dikenal pada zaman Alkitab. Buku Talmud
hormonal antara jenis kelamin adalah satu Yahudi dari hukum dan tradisi
kemungkinan. menggambarkan perdarahan yang tidak
terkendali selama sunat (sirkumsisi). Laki-laki
Teori Pewarisan Kromosom tertentu yang dibebaskan sunat jika perdarahan
Disebutkan pada bab sebelumnya bahwa pada tidak terkendali terjadi pada kerabat tertentu di
awal abad kedua puluh teori kromosom pihak keluarga ibu. Tanpa memahami genetika
pewarisan mengusulkan bahwa sifat Mendel secara rinci, para penulis Talmud tetap
yang diamati ditemukan pada kromosom menggambarkan penyakit resesif yang
dalam inti sel (nukleus) yang dilewatkan pada terangkai X.
setiap kali sel mengalami pembelahan.
Peleburan gamet haploid pada saat Pola Pewarisan Tautan Kelamin
pembuahan bergabung dengan kromosom Dua pola pewarisan yang diamati untuk alel
induk dan sifat yang dibawa dalam individu yang resesif terangkai X. Pertama laki-laki
baru. Teori kromosom difokuskan pada upaya secara khusus menunjukkan fenotipe resesif
yang signifikan untuk menentukan bagaimana terangkai X. Pola ekspresi ini terutama
kromosom terkandung dan dilewatkan pada mempengaruhi laki-laki. Karena perempuan
informasi genetik pada spesies. Thomas Hunt memiliki dua kromosom X dapat
menghasilkan keturunan yang normal secara

317
BAB 11. Kelainan Pewarisan dan Perubahan Materi Genetik

fenotipe yang memiliki kombinasi alel Terangkai Kromosom Y


homozigot atau heterozigot. Laki-laki dengan Kromosom X dan Y adalah kromosom seks dua
hanya satu salinan kromosom X yang pola yang berbeda dari pewarisan yang
homozigot (dua salinan alel yang sama) atau terangkai seks. Istilah terangkai kromosom Y
heterozigot (dua alel yang berbeda). Sebaliknya mengacu pada lokus yang hanya ditemukan
laki-laki hemizigot menggambarkan gen yang pada kromosom Y yang mengendalikan sifat-
muncul pada hanya satu salinan seperti gen sifat holandrik (ciri-ciri hanya ditemukan pada
terangkai X pada laki-laki. Ketika hanya satu laki-laki). Ada 1.098 gen yang terletak pada
salinan gen yang muncul alel resesif tunggal kromosom X manusia, sedangkan 171 gen
dapat menentukan fenotipe disebut diketahui terdapat pada kromosom Y.
pseudodominan. Jadi lalat buah jantan dengan Sejumlah kecil lokus pada kromosom Y
satu alel resesif w bermata putih dengan alel W membuat identifikasi fenotipe yang terangkai Y
berfungsi sebagai alel dominan untuk adalah sulit. Pada manusia, contoh terbaik dari
memberikan fenotipe bermata putih. Hal ini sifat terangkai Y adalah bentuk retinitis
menunjukkan bahwa ekspresi fenotipe resesif pigmentosa, yang mana menghasilkan
tidak tergantung pada kehadiran dua alel kebutaan malam yang berkembang menjadi
resesif melainkan tidak adanya alel dominan. kebutaan total. Retinitis pigmentosa memiliki
Pola pewarisan utama kedua diamati banyak penyebab genetik yang berbeda,
dengan gen terangkai X dan fenotipe yang beberapa di antaranya kromosom autosom dan
sesuai adalah pola pewarisan silang (crisscross of yang lainnya adalah terangkai seks.
inheritance). Pola ini sebagai induk jantan yang Bentuk khusus retinitis pigmentosa
melewatkan sifat dominan (seperti mata jenis pertama kali dijelaskan dalam empat generasi
liar) untuk anak perempuan dan orang tua keluarga China. Dalam keluarga ini hanya laki-
perempuan melewatkan fenotipe resesif (mata laki yang menderita. Selanjutnya semua anak
putih) untuk anak laki-laki. Jika diperiksa laki-laki mengalami kelainan ini dan tidak ada
persilangan timbal balik (resiprok) tidak anak-anak perempuan yang terkena. Semua
mengamati pola menyilang. Dengan demikian anak-anak perempuan dari laki-laki yang
pola menyilang pewarisan fenotipe tidak selalu terkena juga gagal untuk menghasilkan anak
diamati untuk gen terangkai X. yang terkena. Pewarisan ini dari ayah ke semua
Karena laki-laki tidak meneruskan anak-anak laki-laki dan tidak ada anak
kromosom X pada anak laki-laki fenotipe yang perempuan yang terkena adalah konsisten
terangkai X resesif seperti buta warna biasanya dengan sifat yang diwariskan dengan cara
tidak diwariskan dari ayah ke anak laki-laki. terangkai Y.
Namun laki-laki meneruskan kromosom X Selama bertahun-tahun telinga berbulu
pada anak perempuan. Anak perempuan dari banyak dan tebal (hairy pinnae) diyakini
laki-laki yang terkena menjadi heterozigot jika menjadi sifat terangkai Y karena deskripsi itu
secara fenotipe adalah normal. Disebut diwariskan hanya dari ayah pada anak laki-laki.
individu heterozigot carrier (membawa) karena Database NIH Pewarisan Mendel Online pada
memiliki alel resesif. Dengan demikian Laki-laki (Online Mendelian Inheritance in
transmisi kromosom X orang tua laki-laki Man, OMIM) menggambarkan data terakhir
hanya pada anak perempuan untuk yang menunjukkan bahwa telinga berbulu
menghasilkan karakter bawaan (carrier) banyak dan tebal hasilnya baik lebih dari satu
bersama dengan pseudodominansi alel resesif lokus pada kromosom Y dengan salah satu
terangkai X pada laki-laki, bergabung untuk lokus terletak di wilayah pseudoautosomal
menghasilkan pola pewarisan yang menyilang.

318
BAB 11. Kelainan Pewarisan dan Perubahan Materi Genetik

atau tidak terhubung sama sekali pada Meskipun silsilah ini konsisten dengan
kromosom Y. model pewarisan dominan yang terangkai
Contoh kelainan yang terangkai kromosom Y kelamin, tidak mengesampingkan pewarisan
antara lain: dominan autosomal. Contoh pewarisan sifat
 Hairy Pinnae yaitu kelainan yang dari ayah ke anak laki-laki menghilangkan
ditandai dengan tumbuhnya rambut model pewarisan terangkai X sebagai suatu
pada tepi telinga yang kaku dan kemungkinan. Ada dua contoh penyakit akibat
panjang (Hypertrichosis). gen terangkai X dominan yaitu penyakit
 Ichthyosis congenita. anenamel dan sindrom Rett.
 Webbed Toes adalah kelainan
lekatnya jari kaki kedua dan ketiga. Penyakit Anenamel
Penyakit anenamel adalah penyakit yang
Terangkai Kromosom X dicirikan dengan ketidakmampuan tubuh
Secara umum sifat atau gen yang terangkai dalam membentuk email gigi yang berfungsi
kromosom X dapat dibagi menjadi dua yaitu untuk mempertahankan dan menguatkan gigi.
gen terangkai X dominan dan gen terangkai X Penyakit ini termanisfestasikan dalam fenotipe
resesif. Perbedaannya adalah pada gen apabila kromosom X terangkai dengan gen
terangkai kromosom X dominan sifat hanya dominan B. Sebaliknya, penyakit ini tidak
termanifestasikan apabila kromosom muncul apabila alel dalam keadaan resesif b.
menggandeng gen yang dalam keadaan resesif. Genotipe laki-laki anenamel adalah XAY, laki-
laki normal XaY, perempuan normal XaXa,
Terangkai Kromosom X Dominan
perempuan anenamel XAXA dan XAXa.
Kriteria pewarisan terangkai kelamin X
Beberapa contoh bentuk persilangan anenamel
dominan antara lain:
pada manusia:
1. Sifat tersebut tidak melewatkan generasi
 Laki-laki anenamel XAY menikah dengan
(tidak ada selang generasi).
2. Laki-laki yang menderita berasal dari ibu perempuan normal XaXa, menghasilkan
yang menderita. 50% anak perempuan normal XAXa , 25%
3. Sekitar separuh anak laki-laki dan laki-laki enamel XAY dan 25% laki-laki
perempuan dari ibu yang heterozigot normal XaY.
menderita. P : Laki-laki anenamel x perempuan
4. Perempuan yang menderita berasal dari normal
ibu atau ayah yang juga menderita.
XAY XaXa
5. Semua anak perempuan menderita tetapi
F1 :
tidak ada anak-anak laki-laki dari ayah
yang menderita (jika ibu tidak menderita). XA Y
Berbeda dengan silsilah dominan Xa XAXa XAY
autosomal, silsilah ini menunjukkan laki-laki Perempuan Laki-laki
normal anenamel
yang menderita melewatkan sifat tersebut pada
Xa XAXa XaY
semua anak perempuan, tetapi tidak untuk Perempuan Laki-laki
anak laki-laki. Pola ini konsisten dengan normal normal
pewarisan kromosom X, ayah melewatkan
kepada semua anak perempuan dan tidak pada  Laki-laki anenamel XAY menikah dengan
anak laki-laki. Oleh karena itu merupakan sifat perempuan anenamel XAXA,
dominan yang terangkai kelamin.

319
BAB 11. Kelainan Pewarisan dan Perubahan Materi Genetik

menghasilkan anak dengan rasio 50% Xa Y


perempuan anenamel XAXA dan 50% laki- XA XAXa XAY
laki anenamel XAY. Perempuan Laki-laki
anenamel anenamel
P : Laki anenamel x perempuan
XA XAXa XAY
anenamel Perempuan Laki-laki
XAY XAXA anenamel anenamel
F1 :
Y  Laki-laki normal XaY menikah dengan
XA
XA XAXA XAY perempuan anenamel XAXa,
Perempuan Laki-laki menghasilkan anak dengan rasio 25%
anenamel anenamel perempuan anenamel XAXa, 25%
XA XAXA XAY
perempuan normal XAXa, 25% laki-laki
Perempuan Laki-laki
anenamel anenamel anenamel XAY dan 25% laki-laki normal
XaY.
 Laki-laki anenamel XAY menikah dengan P : Laki-laki normal x perempuan
perempuan anenamel XAXa, anenamel
menghasilkan anak dengan rasio 50% XaY XAXa
perempuan anenamel XAXA dan XAXa, F1 :
25% laki-laki anenamel XAY dan 25% laki- Xa Y
laki normal XaY. XA XAXa XAY
P : Laki anenamel x perempuan Perempuan Laki-laki
anenamel anenamel
anenamel
Xa XaXa XaY
XAY XAXa Perempuan Laki-laki
F1 : normal normal

XA Y
 Laki-laki normal XaY menikah dengan
XA XAXA XAY
perempuan normal XaXa, menghasilkan
Perempuan Laki-laki
anenamel anenamel anak dengan rasio 50% perempuan normal
Xa XAXa XaY XaXa dan 50% laki-laki normal XaY.
Perempuan Laki-laki P : Laki-laki normal x perempuan
anenamel normal normal
XaY XaXa
 Laki-laki normal XaY menikah dengan
F1 :
perempuan anenamel XAXA,
Xa Y
menghasilkan anak dengan rasio 50%
Xa XaXa XaY
perempuan anenamel XAXa, dan 50% laki- Perempuan Laki-laki
laki anenamel XAY. normal normal
P : Laki-laki normal x perempuan Xa XaXa XaY
Perempuan Laki-laki
anenamel
normal normal
XaY XAXA
F1 :

320
BAB 11. Kelainan Pewarisan dan Perubahan Materi Genetik

Terangkai Kromosom X Resesif 2. Hemofilia B, dimana penderita tidak


Kriteria pewarisan terangkai kelamin X memiliki komponen plasma
dominan antara lain: tromboplastin. Prevalensi 20%.
1. Kebanyakan individu yang menderita 3. Hemofilia C, namun penyakit
adalah laki-laki. hemophilia jenis ini tidak disebabkan
2. Semua anak perempuan dari ayah yg oleh gen resesif yang terangkai dalam
menderita menjadi pembawa dan kromosom X, melainkan oleh gen
semua anak laki-laki tidak menderita. resesif yang terdapat di autosom.
3. Perempuan yang menderita berasal Penderita tidak memiliki zat plasma
dari ayah yangg menderita/ibu tromboplastin anteseden. Prevalensi
pembawa. kurang dari 1%.
4. Semua anak laki-laki dari ibu yang Ketiga substrat yaitu antihemofilia globulin,
menderita menjadi menderita. plasma tromboplastin dan plasma
5. ½ anak laki-laki dari ibu pembawa tromboplastin anteseden diperlukan dalam
(heterozigot) menjadi menderita. pembentukan tromboplastin yang mengubah
Contoh penyakit akibat gen terangkai X resesif protrombin menjadi trombin, dimana trombin
adalah: hemofilia, anodontia, buta warna, mengubah fibrinogen menjadi fibrin untuk
Duchene Muscular Dystrophy (DMD), Lesch- pembekuan darah. Beberapa contoh bentuk
Nyhan syndrome dan fragile-X kromosom. persilangan hemofilia pada manusia:
 Laki-laki hemofilia XhY menikah dengan
Hemofilia perempuan normal XHXH, menghasilkan
Hemofilia merupakan penyakit keturunan 50% anak laki-laki normal XHY, 50% anak
dimana darah seseorang sukar membeku
perempuan carrier XHXh.
apabila terjadi luka. Penyakit ini
P : Laki-laki hemofilia x perempuan
termanifestasikan dalam fenotipe apabila
normal
kromosom X terangkai resesif dengan perincian
XhY XHXH
sebagai berikut:
 Seorang laki-laki yang hanya memiliki F1 :
satu kromosom X otomatis terkena Xh Y
hemophilia apabila kromosom X XH XHXh XHY
Perempuan Laki-laki
terangkai resesif (XhY).
carrier normal
 Sedangkan pada perempuan yang XH XHXh XHY
memiliki dua kromosom X terkena Perempuan Laki-laki
hemophilia apabila kedua kromosom X carrier normal
nya terangkai resesif (XhXh). Jika hanya
satu kromosom X yang terangkai resesif  Laki-laki hemofilia XhY menikah dengan
maka perempuan tersebut hanya bersifat perempuan carrier XHXh, menghasilkan
carrier atau pembawa dengan genotipe anak dengan rasio 25% perempuan carrier
XHXh. XHXh, 25% perempuan hemofilia XhXh,
Hemofilia dibedakan atas tiga macam yaitu: 25% laki-laki normal XHY dan 25% laki-laki
1. Hemofilia A, dimana penderita tidak hemofilia XhY (rasionya 1:1:1:1).
memiliki zat antihemofilia globulin. P : Laki-laki hemofilia x perempuan
Prevalensi 80%. carrier
XhY XHXh

321
BAB 11. Kelainan Pewarisan dan Perubahan Materi Genetik

F1 :  Laki-laki normal XHY menikah dengan


Xh Y perempuan hemofilia XhXh, menghasilkan
XH XHXh XHY anak dengan rasio 50% perempuan carrier
Perempuan Laki-laki XHXh dan 50% laki-laki hemofilia XhY.
carrier normal
P : Laki-laki normal x perempuan
Xh XhXh XhY
Perempuan Laki-laki hemofilia
hemofilia hemofilia XHY XhXh
F1 :
 Laki-laki normal XHY menikah dengan Y
XH
perempuan normal XHXH, menghasilkan Xh XHXh XhY
anak dengan rasio 50% perempuan normal Perempuan Laki-laki
XHXH dan 50% laki-laki normal XHY. carrier hemofilia

P : Laki-laki normal x perempuan Xh XHXh XhY


Perempuan Laki-laki
normal carrier hemofilia
XHY XHXH
F1 : Anodontia
XH Y Anodontia merupakan kelainan dimana
XH XHXH XHY penderitanya tidak memiliki benih gigi dalam
Perempuan Laki-laki tulang rahangnya, sehingga gigi tidak dapat
normal normal tumbuh seterusnya. Selain itu, penyakit ini
XH XHXH XHY ditandai dengan rambut jarang dan susah
Perempuan Laki-laki
berkeringat karena berkurangnya kelenjar
normal normal
keringat. Sama seperti hemophilia, penyakit ini
 Laki-laki normal XHY menikah dengan disebabkan gen resesif yang terangkai pada
kromosom X.
perempuan carrier XHXh, menghasilkan
anak dengan rasio 25% perempuan normal
Buta Warna
XHXH, 25% perempuan carrier XHXh, 25%
Buta warna merupakan kelainan dimana
laki-laki normal XHY dan 25% laki-laki
penderitanya tidak dapat menangkap seluruh
hemohilia XhY. spectrum warna secara utuh. Terkait dengan
P : Laki-laki normal x perempuan keadaan ini maka kelainan terjadi di sel kerucut
carrier (cone) yang peka terhadap spektrum warna.
XHY XHXh Kelainan ini disebabkan oleh gen resesif
F1 : terangkai kromosom X. Sama seperti penyakit
XH Y yang disebabkan oleh gen resesif terangkai
kromosom X lainnya maka penyakit ini lebih
XH XHXH XHY
Perempuan Laki-laki mudah menimpa laki-laki yang hanya
normal normal memiliki satu kromosom X daripada
Xh XHXh XhY perempuan yang memiliki dua kromosom X.
Perempuan Laki-laki Apabila hanya satu saja kromosom X pada
carrier hemofilia
perempuan yang terangkai gen resesif ini, maka
perempuan tersebut bersifat carrier atau

322
BAB 11. Kelainan Pewarisan dan Perubahan Materi Genetik

membawa, yang dapat mewariskan gen  Laki-laki PTC Tt menikah dengan


tersebut pada keturunan berikutnya. perempuan normal tt, menghasilkan rasio
50% anak PTC Tt dan 50% anak normal tt.
P : Laki-laki PTC x perempuan
Pewarisan Autosom
11.5 Tt
normal
tt
F1 : 50% menderita PTC Tt dan 50%
normal tt
Pewarisan Autosom Dominan  Laki-laki normal tt menikah dengan
Kriteria pewarisan autosom dominan antara perempuan normal tt, menghasilkan rasio
lain: 100% anak normal tt.
1. Sifat tidak harus melewatkan generasi P : Laki-laki normal x perempuan
(kecuali sifat kekurangan penetrasi penuh). normal
2. Ketika orang yang menderita menikah tt tt
dengan orang yang tidak menderita sekitar F1 : 100% normal tt
50% dari keturunan menderita
(menunjukkan juga bahwa individu yang
Polidaktili
menderita adalah heterozigot).
Polidaktili dapat terjadi di setiap generasi.
3. Sifat muncul dalam jumlah yang hampir
Setiap anak yang menderita memiliki orang tua
sama antara laki-laki dan perempuan.
yang menderita tanpa generasi dilewati. Pola
Penyakit yang terangkai pada autosom
ini menunjukkan pewarisan dominan. Sifat
dominan antara lain PTC pada manusia,
polidaktili terjadi sama pada kedua jenis
dentinogenesis imperfekta, achondroplasia,
kelamin, ada delapan laki-laki yang menderita
polidaktili, Huntington disease dan
dan enam perempuan yang menderita dalam
neurofibromatosis.
silsilah. Rasio yang sama dari jenis kelamin
yang menderita menunjukkan pewarisan
Phenyl Thio Carbamide (PTC) autosom daripada pewarisan yang terangkai
Phenyl Thio Carbamide adalah semacam kelamin. Karena itu polidaktili dikategorikan
bahan kimia sintesis. Berdasarkan genotipenya sifat dominan autosomal. Penderita polidaktili
dibedakan T (taste) adalah tidak bisa mengecap memiliki genotipe homozigot dominan PP dan
(terasa pahit) sebagai penderita TT dan Tt, t heterozigot Pp, sedangkan normal memiliki
(non taste) bisa mengecap (asam, manis, asin genotipe homozigot resesif pp.
dan lain-lain) sebagai orang normal tt.
Penderita PTC memiliki genotipe homozigot
Dentinogenesis Imperfekta
dominan TT dan heterozigot Tt, sedangkan
Dentinogenesis imperfekta adalah kelainan
normal memiliki genotipe homozigot resesif
yang disebabkan oleh karena dentin berwarna
pp. Beberapa contoh bentuk persilangan PTC:
putih seperti susu yang disebut opalesen.
 Laki-laki PTC TT menikah dengan
Kelainan ini jarang ditemukan, jumlahya
perempuan normal tt, menghasilkan rasio
sekitar 1 : 8000. Penderita dentinogenesis
100% anak PTC Tt.
imperfekta memiliki genotipe homozigot
P : Laki-laki PTC x perempuan
dominan DD dan heterozigot Dd, sedangkan
normal
normal memiliki genotipe homozigot resesif dd.
TT tt
F1 : 100% menderita PTC Tt

323
BAB 11. Kelainan Pewarisan dan Perubahan Materi Genetik

Achondroplasia pengurangan melanin. Pigmen coklat


Kelainan achondroplasia ditandai dengan bertanggung jawab untuk pewarnaan kulit,
kelainan epifisis yaitu adanya penulangan pada rambut dan mata. Albinisme adalah salah satu
kartilago sehingga menyebabkan anggota kesalahan paling umum bawaan metabolisme
badan menjadi pendek. Selain terangkai pada yang telah diamati pada semua kelompok
autosom dominan, kelainan ini juga terangkai utama vertebrata. Salah satu sifat genetik
pada gen letal dominan yang bersifat letal pertama kali diidentifikasi sebagai autosomal
lengkap (mati pada masa kanak-kanak). Jumlah resesif yang terjadi di semua ras manusia. Kata
penderitanya sekitar 1 : 50.000. Penderita albino berasal dari kata Latin alba berarti putih.
achondroplasia dengan genotipe homozigot Karena tidak adanya pigmen, albino adalah
dominan AA meninggal saat masih dalam putih atau kulit tak berwarna. Pada beberapa
kandungan atau setelah dilahirkan. Penderita spesies mata albino muncul merah muda dari
achondroplasia yang dapat bertahan hidup warna hemoglobin yang terlihat melalui mata
hingga dewasa memiliki genotipe heterozigot berpigmen.
Aa, sedangkan normal memiliki genotipe Produksi melanin membutuhkan enzim
homozigot resesif aa. tirosinase. Setidaknya tiga gen yang berbeda
diketahui dapat mengganggu produksi
Pewarisan Autosom Resesif tirosinase. Bentuk yang paling umum albinisme
Kriteria pewarisan autosom resesif antara lain: disebabkan oleh alel resesif pada salah satu
1. Sifat sering melewatkan generasi. lokus genetik. Melanin berfungsi sebagai layar
2. Jumlah hampir sama laki-laki dan pelindung terhadap efek berbahaya sinar
perempuan yang menderita. matahari pada individu normal berpigmen.
3. Sifat-sifat sering ditemukan pada Kurang pigmentasi, albino sangat rentan
keturunan dari perkawinan sekerabat. terhadap sengatan matahari dan kanker kulit.
4. Jika kedua orang tua menderita, semua Albinisme meninggalkan retina mata tidak
anak menderita. dilindungi oleh pigmen sehingga masalah
5. Dalam kebanyakan kasus ketika individu penglihatan dan kebutaan juga umum. Karena
yang tidak menderita menikah dengan terangkai pada kromosom autosom resesif
individu yang menderita, semua anak- maka penderita kelainan ini memiliki genotipe
anak menjadi tidak menderita. Ketika homozigot resesif aa, sedangkan yang normal
setidaknya satu anak menderita memiliki genotipe homozigot dominan AA dan
(menunjukkan bahwa orang tua yang heterozigot Aa. Beberapa contoh bentuk
tidak menderita adalah heterozigot) sekitar persilangan albino pada manusia:
separuh anak-anak menderita.  Laki-laki albino aa menikah dengan
6. Kebanyakan individu yang terkena perempuan normal AA, menghasilkan
memiliki orang tua yang tidak menderita rasio 100% anak normal Aa.
yaitu bersifat pembawa (carrier). P : Laki-laki albino x perempuan
Penyakit yang terangkai pada autosom resesif normal
antara lain albino, phenylketonuria, bisu tuli aa AA
dan alkaptonuria. F1 : 100% normal Aa
 Laki-laki albino aa menikah dengan
perempuan normal Aa, menghasilkan
Albino
rasio 50% anak normal Aa dan 50% anak
Albino atau Albinisme adalah kelainan
albino aa.
herediter yang melibatkan tidak adanya atau

324
BAB 11. Kelainan Pewarisan dan Perubahan Materi Genetik

P : Laki-laki albino x perempuan Bisu Tuli


normal Bisu tuli adalah kelainan pewarisan yang
aa Aa disebabkan karena adanya gen resesif dd dan
F1 : 50% normal Aa dan 50% albino aa ee. Penderita bisu tuli memiliki genotipe
DDee/Ddee dan ddEE/ddEe, ddee sedangkan
yang normal memiliki genotipe DDEE atau
Phenylketonuria (PKU)
DdEe.
Fenilalanin merupakan asam amino yang
diperlukan untuk nutrisi manusia.
Metabolisme fenilalanin membutuhkan enzim Alkaptonuria
fenilalanin hidroksilase yang produksinya Pada tahun 1902 pertama kali ditemukan oleh
dikendalikan secara genetik. Sekitar satu dari Garrod. Kelainan alkaptonuria disebabkan
lima belas ribu bayi lahir tidak mampu karena tidak mempunyai enzim homogentisin
menghasilkan enzim ini karena alel resesif oksidase yang mengubah asam homogentisin
homozigot menyebabkan fenilketonuria (=alkapton) menjadi asam maleyl asetoasetat
(PKU). sampai menjadi H2O dan CO2 sehingga
Salah satu efek PKU adalah akumulasi alkapton keluar bersama urin berwarna coklat
fenilalanin dalam darah dan asam tua sampai hitam. Karena terangkai pada
phenylpyruvic yaitu bahan kimia yang terkait kromosom autosom resesif maka penderita
dalam urin. PKU ditemukan pada tahun 1934 kelainan ini memiliki genotipe homozigot
oleh seorang Norwegia yang melihat urin dari resesif aa, sedangkan yang normal memiliki
dua anak retardasi mental yang memiliki bau genotipe homozigot dominan AA dan
yang khas. Setelah analisis ternyata asam heterozigot Aa.
phenylpiruvic. PKU adalah penyakit dengan
ciri kelainan metabolisme asam amino Cystic Fibrosis (CF)
phenylalanine, karena tidak adanya enzim
Penyakit genetik yang paling umum di
phenylalanine hidroksilase yang merubah
kalangan expatriat yang serius adalah cystic
phenylalanine menjadi tyrosine
fibrosis (CF) yang disebabkan oleh alel autosom
Akumulasi abnormal bahan kimia tertentu
resesif yang diwariskan. Kira-kira satu di setiap
dalam urin dan darah adalah karakteristik dari
dua ribu kelahiran dipengaruhi oleh CF.
banyak kesalahan metabolisme bawaan. Efek
Mengingat individu yang terkena biasanya
yang paling serius dari PKU adalah
mati sebelum bereproduksi. Hal ini berarti
keterbelakangan mental disebabkan oleh
bahwa semua kelahiran cystic fibrosis terjadi
tingginya tingkat fenilalanin di otak dan cairan
sebagai hasil dari perkawinan dua heterozigot.
tulang belakang dalam beberapa minggu
Cacat genetik yang menyebabkan CF
pertama setelah bayi lahir. Karena terangkai
belum ditetapkan. Penyakit itu sendiri ditandai
pada kromosom autosom resesif maka
dengan kerusakan kelenjar yang memproduksi
penderita kelainan ini memiliki genotipe
lendir, menghasilkan suatu sindrom. Produk
homozigot resesif pp, sedangkan yang normal
dari banyak kelenjar yang berbeda yang diubah
memiliki genotipe homozigot dominan PP dan
mempengaruhi sistem pernapasan dan
heterozigot Pp.
pencernaan. Lendir yang dihasilkan oleh
korban CF sangat kental seperti permen kapas
yang menyumbat paru-paru dan saluran
pencernaan. Akumulasi lendir di paru-paru
menyebabkan batuk terus-menerus dan

325
BAB 11. Kelainan Pewarisan dan Perubahan Materi Genetik

kesulitan bernafas. Sisa lendir adalah bentuk kelainan untuk identifikasi alel dapat
media yang baik untuk pertumbuhan bakteri memprediksikan penderitaan dan jenis gejala
sehingga terjadi pneumonia dan infeksi lainnya seperti yang terjadi pada phenylketonuria
sebagai komplikasi yang umum dan dapat (PKU) dan cystic fibrosis.
berakibat fatal. Karena terangkai pada Pada PKU, sangat sesikit atau bahkan tidak
kromosom autosom resesif maka penderita ada enzim yang menyebabkan asam amino
kelainan ini memiliki genotipe homozigot fenilalanin untuk membentuk sel-sel otak.
resesif cc, sedangkan yang normal memiliki Ratusan pasangan alel-alel mutan untuk
genotipe homozigot dominan CC dan menyebabkan empat jenis fenotipe basa.
heterozigot Cc. Dengan mengkonsumsi makanan khusus yang
rendah fenilalanin dapat menyebabkan
Terangkai Alel perkembangan otak yang normal. Dengan
11.6 Ganda mengetahui kombinasi alel dapat menuntun
bagaimana ketatnya makanan yang
dibutuhkan, dan berapa lama harus dilakukan
Contoh-contoh segregasi Mendel yang dibahas - pada umumnya selama beberapa tahun.
sejauh ini, termasuk percobaan-percobaan yang Alel merupakan bentuk alternatif suatu
telah dilakukan oleh Mendel sendiri, dimana gen yang terdapat pada lokus (tempat) tertentu.
hanya melibatkan dua alel dari masing-masing Individu dengan genotipe AA dikatakan
gen. Namun, ada banyak dan mungkin semua mempunyai alel A, sedang individu aa
gen memiliki banyak alel, yaitu memiliki lebih mempunyai alel a. Demikian pula individu Aa
dari bentuk dua alel, meskipun salah satu memiliki dua macam alel, yaitu A dan a. Jadi
organisme bersifat diploid dapat membawa lokus A dapat ditempati oleh sepasang (dua
tidak lebih dari dua alel. Banyak contoh dari alel buah) alel, yaitu AA, Aa atau aa, bergantung
ganda yang telah diketahui, beberapa di kepada genotipe individu yang bersangkutan.
antaranya akan disebutkan di seluruh buku ini. Suryo pada tahun 1984 mendefinisikan alel
Alel ganda dapat dinyatakan sebagai sebagai anggota dari sepasang gen yang
individu yang memiliki dua alel untuk setiap memiliki pengaruh berlawanan. Misalnya gen
gen autosom, dimana satu alel terdapat pada B memiliki peran untuk menumbuhkan
masing-masing homolognya. Namun, gen karakter pigmentasi kulit secara normal. Gen B
dapat ada lebih dari dua alel yang terbentuk di dapat membentuk melanin karena
populasi karena dapat mengalami mutasi diekspresikan sepenuhnya pada penampakan
dengan berbagai cara. Oleh karena itu, sekuens fisik organisme. Dalam hal ini gen B
ratusan basa DNA yang membentuk gen dapat menimbulkan karakter yang dominan. Apabila
diubah dengan berbagai cara. Kombinasi alel- gen B bermutasi maka akan berubah menjadi b,
alel yang berbeda dapat menghasilkan variasi sehingga pigmentasi kulit secara normal, tidak
dalam fenotipe. Semakin banyak alel, semakin dapat dilakukan. Gen b menimbulkan karakter
banyak variasi fenotipe yang akan dihasilkan. yang berbeda, yaitu resesif. Namun, kenyataan
Hal ini akan sangat menguntungkan jika yang sebenarnya lebih umum dijumpai adalah
pengujian untuk genotipe tertentu dapat bahwa pada suatu lokus tertentu
membantu dokter untuk memprediksikan dimungkinkan munculnya lebih dari hanya
suatu penyakit. Namun, hal ini seringkali sulit dua macam alel, sehingga lokus tersebut
oleh karena pengaruh gen-gen yang lainnya dikatakan memiliki sederetan alel. Fenomena
dan lingkungan dapat memodifikasi suatu semacam ini disebut sebagai alel ganda (multiple
fenotipe, titik balik yang terlalu cepat. Dua alleles).

326
BAB 11. Kelainan Pewarisan dan Perubahan Materi Genetik

Alel ganda adalah faktor yang memiliki orang ini tidak memiliki antibodi yang
lebih dari dua macam alel, sekalipun tidak ada melawan baik antigen A maupun antigen B.
satupun makhluk diploid yang mempunyai Fenotipe empat jenis golongan darah
lebih dari dua macam alel untuk tiap faktor. dalam sistem ABO dihasilkan oleh tiga alel
Sebab timbulnya alel ganda adalah peristiwa yaitu IA, IB dan i. Alel IA dan IB
mutasi gen. Stanfield (1983) mengatakan bahwa bertanggungjawab untuk menghasilkan
karena suatu gen dapat berubah menjadi antigen A dan antigen B. Alel IA dan IB
bentuk-bentuk alternatif oleh proses mutasi, merupakan kode untuk enzim glikosil
secara teoritis di dalam suatu populasi mungkin transferase, setiap alel menyebabkan modifikasi
dijumpai sejumlah besar alel. yang berbeda pada gula terminal dari
mukopolisakarida (istilah struktur H), yang
Golongan Darah ABO ditemukan di permukaan sel darah merah.
Contoh klasik dari alel ganda manusia adalah Mereka bersifat kodominan oleh karena kedua
pada golongan darah ABO, dimana Karl modifikasi (antigen) ada dalam bentuk
Landsteiner menemukannya pada awal tahun heterozigot. Kenyataannya, yang manapun
1900. Adanya empat fenotipe jenis golongan enzim mencapai struktur H pertama kali akan
darah, A, B, AB, dan O adalah yang terbaik memodifikasinya. Sekali mengalami
yang diketahui dari sistem antigen sel darah modifikasi, struktur H tidak merespon jenis
merah, terutama karena pentingnya fenotipe ini enzim yang lainnya. Sehingga, antigen A dan B
untuk transfusi darah. dihasilkan dalam heterozigot dalam proporsi
Antigen adalah bahan yang dapat yang hampir sama besar.
memunculkan respon imun. Sistem ABO Alel ketiga i, tidak menyebabkan
merupakan sistem yang tidak biasa karena perubahan terhadap struktur H karena i
antibodi dapat ada pada individu tanpa menghasilkan enzim yang tidak berfungsi. Alel
paparan utama terhadap antigen. Orang i bersifat resesif terhadap alel IA atau IB, karena
dengan antigen AB tertentu pada sel darah enzim glikosil transferase terkode oleh IA atau
merahnya atau eritrositnya memiliki antibodi
IB yang akan memodifikasi produk H,
yang melawan antigen lainnya di serumnya.
memastikan bahwa alel i ada. Jadi, kita
Reaksi berbalik pada transfusi darah
terutama terjadi karena antibodi pada serum mengamati kedua kodominan (IA dan IB) dan
resipien bereaksi denga antigen pada sel darah dominan lengkap (IA dan IB dominan lengkap
merah donor. Jadi orang dengan jenis golongan terhadap i) antara tiga alel dari gen tunggal.
darah A tidak dapat mendonasikan darahnya
pada orang dengan jenis golongan darah B Mutasi Menyebabkan Munculnya Alel
karena antibodi anti - A dalam serum orang Baru
dengan jenis golongan darah B bereaksi dengan Bagaimana alel ganda dari seri alelik dapat
antigen A pada sel darah merah donor dan muncul? Jawabannya adalah bahwa
dapat menyebabkan penggumpalan sel. Jenis kemungkinan perubahan materi genetik, yang
golongan darah O dapat mendonasikan dikenal sebagai mutasi, muncul secara spontan
darahnya pada orang dengan jenis golongan di alam. Begitu alel ganda muncul dalam gamet
darah apapun, karena tidak memiliki kedua yang menghasilkan, mereka akan mewarisi
antigen. Sebaliknya, orang dengan jenis karakter sepenuhnya. Mutasi yang memiliki
golongan darah AB dapat menerima transfusi konsekuensi fenotipik dapat dihitung, dan
dari keempat jenis golongan darah, karena penghitungan tersebut mengungkapkan

327
BAB 11. Kelainan Pewarisan dan Perubahan Materi Genetik

bahwa mereka terjadi pada frekuensi yang Pada tikus, misalnya, salah satu gen utama
rendah. Frekuensi gamet membawa mutasi yang menentukan warna bulu adalah gen
baru dalam gen tertentu bervariasi di mana saja agouti. Alel jenis normal (A) menghasilkan bulu
dari 1 dalam 10.000 hingga 1 dalam 1.000.000. dengan setiap rambut memiliki warna pita
Kisaran ini ada karena gen yang berbeda kuning dan hitam yang menyatu dari kejauhan
memiliki tingkat mutasi yang berbeda. untuk memberikan penampilan abu-abu gelap,
Mutasi memungkinkan untuk mengikuti atau agouti. Para peneliti telah mengidentifikasi
pewarisan gen. Jika, misalnya, mutasi di laboratorium 14 alel mutan yang dapat
menentukan perubahan dalam suatu enzim dibedakan untuk gen agouti. Salah satunya (at)
yang biasanya menghasilkan warna kuning resesif terhadap jenis normal dan menimbulkan
sehingga sekarang menjadi warna hijau, maka warna bulu hitam di bagian belakang dan
fenotipe baru (warna hijau) akan warna bulu kuning di bagian perut, yang lain
memungkinkan untuk mengenali alel mutan (a) juga resesif terhadap A dan menghasilkan
baru. Bahkan, dibutuhkan setidaknya dua alel warna bulu hitam murni. Secara alami, agouti
yang berbeda, yaitu, beberapa bentuk variasi, jenis normal (AA) bertahan hidup untuk
untuk melihat terjadinya pewarisan gen. bereproduksi, sementara sangat sedikit mutan
Dengan demikian, dalam kajian segregasi, ahli berwarna bulu hitam yang didukung atau
genetika hanya dapat menganalisis gen dengan hitam murni (atat atau aa) melakukannya
varian-varian yang ada, tetapi tidak memiliki karena warna bulu gelapnya mereka
cara untuk mengikuti gen yang datang hanya menyulitkan untuk menghindari mata
dalam satu bentuk. Jika semua kacang polong predator. Akibatnya, A muncul pada frekuensi
berwarna kuning, Mendel tidak akan mampu lebih dari 99% dan karenanya merupakan satu-
menguraikan pola pewarisan gen untuk sifat satunya alel jenis normal pada tikus untuk gen
warna biji. agouti. Gen hanya dengan satu alel jenis normal
yang umum adalah monomorfik.
Frekuensi Alel dan Gen Monomorfik
Karena setiap organisme membawa dua Frekuensi Alel dan Gen Polimorfik
salinan dari setiap gen, kita dapat menghitung Sebaliknya, beberapa gen memiliki lebih dari
jumlah salinan gen dalam populasi tertentu satu alel yang sama, yang membuatnya bersifat
dengan mengalikan jumlah individu dengan 2. polimorfik. Misalnya, dalam sistem golongan
Setiap alel dari gen memiliki persentase dari darah ABO, ketiga alel yaitu IA, IB, dan i
total jumlah salinan gen, dan persentase itu memiliki frekuensi yang cukup besar di
dikenal sebagai frekuensi alel. Alel yang paling sebagian besar populasi manusia. Meskipun
umum dalam suatu populasi biasanya disebut ketiga alel ini dapat dianggap sebagai jenis
alel jenis normal, sering kali ditandai oleh tanda normal, para ahli genetika biasanya merujuk
plus (+) yang ditulis secara superscript. Alel pada alel frekuensi tinggi dari gen polimorfik
dianggap jenir normal jika ada dalam populasi sebagai varian umum. Gen tertentu yang jarang
pada frekuensi yang lebih besar dari 1%. Alel muncul ini bersifat sangat polimorfik sehingga
yang jarang dalam populasi yang sama ratusan varian alel dapat ditemukan dalam
dianggap alel mutan. Perhatikan bahwa definisi populasi. Kita telah membahas kasus gen
jenis normal versus alel mutan tidaklah statis. histokompatibilitas HLA pada manusia, yang
Mutasi yang baru diinduksi menghasilkan alel menyandikan protein permukaan sel yang
mutan yang frekuensinya dapat meningkat dan membantu sistem kekebalan tubuh yang
seiring waktu, alel dapat menjadi jenis normal. berurusan dengan penyerang patogen seperti

328
BAB 11. Kelainan Pewarisan dan Perubahan Materi Genetik

bakteri dan virus. Beberapa ilmuwan berpikir flagela yang biasanya mendorong sperma gagal
bahwa evolusi mendukung kemunculan alel melakukan pekerjaannya. Jadi, satu gen
gen HLA baru untuk memastikan bahwa tidak menentukan protein yang mempengaruhi
ada patogen tunggal di antara sekian banyak fungsi pernapasan dan reproduksi. Karena
yang terpapar pada kita di lingkungan yang sebagian besar protein berfungsi dalam
dapat menghancurkan seluruh populasi berbagai jaringan dan mempengaruhi banyak
manusia. Artinya, setidaknya beberapa proses biokimia, mutasi pada hampir semua
individu dengan alel gen HLA tertentu akan gen mungkin memiliki efek pleiotropik.
dilindungi dari patogen yang ada.
Pengujian Alel
Satu Gen Untuk Beberapa Karakter Gen kemungkinan memiliki alel dalam jumlah
Mendel mengambil hukumnya dari penelitian yang sangat besar yang akan menghasilkan
di mana satu gen menentukan satu sifat, tetapi fenotipe-fenotipe yang berbeda. Sebagai
seorang pengamat yang selalu hati-hati, tambahan, mutasi pada gen-gen yang berbeda
Mendel sendiri mencatat kemungkinan yang menyebabkan munculnya fenotipe yang sama
ada. Dalam daftar sifat-sifat yang dipilih untuk atau identik. Untuk mempelajarinya dengan
eksperimen kacang kaprinya, Mendel akurat model pewarisan untuk fenotipe
mengatakan bahwa warna kulit biji tertentu tertentu, adalah penting untuk mengetahui
selalu dikaitkan dengan warna bunga tertentu. mutasi yang mana yang berbeda dari gen yang
Fenomena gen tunggal menentukan sama, yang disebut alel, dan mutasi apa pada
sejumlah karakteristik yang berbeda dan gen-gen yang berbeda.
tampaknya karakteristik yang tidak ada Uji komplementasi digunakan untuk
hubungannya yang dikenal sebagai pleiotropi. menentukan apakah dua mutase resesif adalah
Karena para ahli genetika sekarang mengetahui alel. Individu homozigot untuk satu mutasi
bahwa setiap gen menentukan protein spesifik resesif disilangkan dengan individu homozigot
(atau RNA) dan bahwa setiap produk gen untuk mutasi resesif yang berbeda. Fenotipe
dapat memiliki kaskade efek pada suatu heterozigot keturunan kemudian diuji. Jika
organisme, maka kita dapat memahami fenotipenya normal, maka mutase terjadi gen
bagaimana timbulnya pleiotropi. Di antara yang berbeda dan dikatakan mengalami
orang-orang Maori di Selandia Baru, misalnya, komplementasi satu sama lain dan bersifat non
banyak laki-laki mengalami masalah alelik. Jika fenotipe bersifat mutan, mutasi gagal
pernapasan dan juga steril. mengalami komplementasi dan bersifat alelik.
Orang-orang ini dikatakan menunjukkan
sindrom, yaitu sekelompok masalah yang Komplementasi
biasanya terlihat bersama. Para peneliti telah Contoh komplementasi adalah dua lalat buah
menemukan bahwa kesalahannya terletak bersifat homozigot untuk mutasi resesif tidak
pada alel resesif dari satu gen. Gen normal bersayap. Semua keturunan F1 memiliki sayap
dengan alel dominan menentukan protein yang (fenotipe - jenis liar). Produksi sayap - jenis
diperlukan untuk kerja silia dan flagela, fenotipe yang memperlihatkan bahwa
keduanya merupakan struktur mirip rambut komplemen mutasi, dan selanjutnya terjadi
yang memanjang dari permukaan beberapa sel. pada gen-gen yang berbeda.
Pada lak-laki yang bersifat homozigot untuk Uji komplementasi ditentukan jika dua
alel resesif, silia yang biasanya membersihkan mutasi adalah alel. Persilangan dua lalat buah
saluran udara gagal bekerja secara efektif, dan yang bersifat homozigot untuk mutasi tidak

329
BAB 11. Kelainan Pewarisan dan Perubahan Materi Genetik

bersayap menghasilkan lalat buah jenis liar. persilangan ini adalah sayap yang sangat kecil
Kedua mutasi pastinya pada gen-gen yang dan keriting. Oleh karena keturunan gagal
berbeda dan mengalami komplemen satu sama memunculkan fenotipe jenis liar yang normal,
lain pada keturunan F1 untuk menghasilkan kedua mutasi ini gagal mengalami
fenotipe jenis liar. Persilangan dua lalat buah komplementasi dan menjadi alel.
yang bersifat homozigot untuk mutasi yang Perhatikan bahwa kedua alel tidak dimiliki
tidak bersayap menghasilkan lalat buah yang untuk menghasilkan fenotipe yang sama, dan
tidak bersayap. Kedua mutasi pastinya keturunannya tidak dapat memunculkan
merupakan alel pada gen yang sama. fenotipe satu alel (ingat bahwa alel dapat
Persilangan homozigot jantan tidak bersifat kodominan atau dominan tidak
bersayap dan betina yang memiliki sayap kecil lengkap). Titik kritis adalah apakah keturunan
menghasilkan lalat buah dengan sayap yang memunculkan fenotipe jenis liar atau mutan.
kecil. Oleh karena keturunan F1 secara fenotipik Diagram persilangan ini mengungkan bahwa
jenis liar, kedua mutasi pastinya merupakan setiap induk menyumbangkan satu alel resesif
alel. mutan untuk gen tunggal. Sekali lagi, mutasi
Perhatikan bahwa jantan adalah bentuk konfigurasi trans.
menyumbangkan alel jenis liar untuk gen 1 dan
alel mutan resesif untuk gen 2, sementara itu Eritroblastosis Fetalis
betina menyumbangkan alel mutan resesif Apabila seorang perempuan Rh – (rr) menikah
untuk gen 1 dan alel dominan jenis liar untuk dengan laki-laki Rh + (RR) dan kemudian
gen 2. Jadi, keturunan F1 adalah heterozigot perempuan itu hamil maka bayi di dalam
untuk kedua gen 1 dan gen 2. Lalat buah ini kandungan ibu bersifat Rh + (Rr). Darah bayi
menampilkan fenotipe dominan jenis liar yang mengalir ke tubuh ibu melalui plasenta
karena mereka memiliki alel dominan jenis liar membawa eritrosit yang mengandung antigen
untuk kedua gen. Perhatikan juga bahwa Rh. Serum dan plasma darah distimulir untuk
membentuk anti Rh sehingga darah ibu
mutasi diatur dalam keturunan F1 seperti
mengalir kembali ke tubuh bayi telah memiliki
bahwa setiap homolog mengandung satu
anti Rh. Sel darah merah bayi diliputi oleh anti
mutasi. Pengaturan dari dua mutasi resesif
Rh sehingga rusak (hemolisa) dan bayi
pada kromosom yang berbeda disebut
menderita anemia. Jika ibu hamil untuk
konfigurasi trans.
pertama kali maka anti Rh yang dibentuk oleh
Sebagai contoh nonkomplementasi,
ibu masih sedikit, sehingga konsentrasinya
dimana dua lalat buah adalah homozigot untuk
belum membahayakan kehidupan bayi, maka
mutasi resesif tidak bersayap. Semua keturunan
bayi yang pertama lahir biasanya masih
F1 dari persilangan ini adalag tidak bersayap. selamat. Akan tetapi apabila ibu hamil untuk
Oleh karena keturunan gagal untuk kedua kalinya dan bayinya memiliki Rh + lagi,
menampilkan fenotipe jenis liar, kedua mutasi maka serum dan plasma darah ibu
ini gagal berkomplemen dan merupakan alel. mengandung lebih banyak anti Rh. Eritrosit
Contoh yang kedua dari komplementasi. bayi bertambah banyak yang rusak dan darah
Pada kasus ini, dua lalat buah, keduanya bayi mengandung sejumlah besar eritroblast
merupakan homozigot untuk mutasi resesif. (sel darah merah muda dan berinti). Biasanya
Perhatikan bahwa fenotipe tidak identik, jantan bayi mati dalam kandungan ibu. Penyakit ini
tidak memiliki sayap, dan betinanya memiliki disebut eritroblastosis fetalis.
sayap kecil dan keriting. Keturunan F1 dari hasil

330
BAB 11. Kelainan Pewarisan dan Perubahan Materi Genetik

Studi Kasus 11.1 Huntington Disease

Seorang ibu segera membawa anak laki-lakinya ke rumah sakit karena anaknya
mengalami kelumpuhan dan tidak bisa menggerakkan anggota tubuhnya di usia 14
tahun. Dokter kemudian melakukan pemeriksaan secara menyeluruh, termasuk
pemeriksaan genetik dengan melakukan kariotiping pada anak tersebut. Dokter
menanyakan kepada ibu tersebut apakah ada riwayat di dalam keluarga yang
mengalami penyakit seperti yang diderita anak laki-lakinya.

Fenotipe neurologis yang merupakan oleh gerakan tidak beraturan yang tidak
penyebab utama kematian tidak selalu diinginkan, perilaku dan kejiwaan gangguan
diekspresikan hingga usia 40 tahun, yang mana dan demensia. Selama beberapa dekade nama
sering setelah anak-anak dilahirkan. Oleh tetap tidak berubah, sampai sembilan belas
karena Huntington disease adalah salah satu tahun delapan puluhan ketika, sepenuhnya
jenis penyakit yang jarang dijumpai, individu menyadari gejala non-motorik yang luas dan
yang mengalami tumbuh kembang biasanya pertanda, namanya diubah menjadi penyakit
bersifat heterozigot. Jadi, orang yang memiliki Huntington (HD).
orang tua yang meninggal karena Huntington Pada tahun 1983, kelainan ini ditemukan
disease memiliki 50% peluang untuk memiliki kerusakan pada pada kromosom 4 dan pada
alel mutan dominan yang diwariskan. tahun 1993 gen untuk HD. Periode itu
Kematian dari penyakit ini akan selalu menandai peningkatan minat yang luar biasa
dihasilkan, disamping karena penyakit yang dalam HD dan gangguan neurogenetik.
lainnya. Untuk pertama kalinya, diagnosis yang
Mekanisme yang lainnya yang sebenarnya dapat dibuat dan dilakukan lebih
menyebabkan mutasi letal dominan adalah banyak penyakit yang melibatkan
diwariskan secara penetrans tidak lengkap dari pengulangan CIN trinukleotida ditemukan,
fenotipe letal. Penjabaran penetrans tidak HD berfungsi sebagai model untuk banyak
lengkap adalah kesalahan dalam penelitian diobat. CAG (sitosin (C), adenin (A),
mengekspresikan fenotipe yang berhubungan dan guanin (G), adalah trinukleotida, yang
dengan genotipe tertentu. membentuk DNA. CAG adalah kodon untuk
Deskripsi pertama oleh Waters, tentang asam amino glutamat. Menemukan gen
seorang pasien dengan apa sekarang kita sebut membuka jalur penelitian baru, model baru dan
Huntington chorea, berasal dari tahun 1842. untuk pertama kali alasan nyata dalam
Tetapi tidak sampai 1872, setelah perjalanan untuk mengobati penyakit yang
menyelesaikan kuliah dan mendeskripsikan menghancurkan ini.
penyakit ini oleh George Huntington, yang Penyakit Huntington adalah penyakit
menjadi dikenal sebagai Huntington chorea. Ini yang dapat diwariskan yang terangkai pada
adalah kelainan neurodegeneratif yang terjadi autosomal yang dominan yang disebabkan
dalam keluarga dari generasi ke generasi oleh pemanjangan CAG berulang pada lengan
dengan gejala di usia pertengahan dan ditandai pendek kromosom 4p16.3 di gen Huntingtine.
Gen ini mengkode untuk protein huntingtin

331
BAB 11. Kelainan Pewarisan dan Perubahan Materi Genetik

dan, pada exon 1, berisi jalur CAG. Jenis liar Korelasi inversi telah dijelaskan antara panjang
mengandung pengulangan CAG, pengulangan dan usia saat onset, ditentukan
mengkodekan peregangan poliglutamin dalam oleh manifestasi motorik pertama. Semakin
protein pada tempat dengan kisaran 6 hingga panjang pengulangan CAG, lebih awal
26. Huntington disease ini dikaitkan dengan 36 onsetnya. Saat penyakit mulai sebelum usia 20
pengulangan atau lebih. Manifestasi klinis akan tahun, apa yang disebut juvenile Huntington
terjadi jika jumlah pengulangan melebihi 40. disease (JHD), pengulangan sering melebihi 55.
Kisaran 36-39 mengarah ke penetrasi tidak Panjang pengulangan menentukan sekitar 70%
lengkap dari penyakit atau onset yang sangat dari varians pada usia saat onset dan tidak
terlambat. Kisaran antara 29 dan 35 yang memberikan indikasi sama sekali tentang gejala
disebut alel intermediet, tidak stabil, yang awal, perjalanan, atau lamanya penyakit. Satu-
berarti alel ini rentan terhadap perubahan satunya korelasi yang sekarang dijelaskan
selama reproduksi. Menyalin gen dapat adalah yang lebih cepat menurunkan berat
menyebabkan kesalahan dan sangat sering badan yang terkait dengan pengulangan CAG
menyebabkan elongasi an jarang mengalami yang lebih lama. Fenomena antisipasi terlihat di
pemendekan. Fenomena ini terutama terlihat Huntington keluarga di garis warisan ayah.
pada garis reproduksi laki-laki.

Studi Kasus 11.2 Achondroplasia

Seorang dokter di suatu rumah sakit umum dibuat terkejut oleh berita bahwa ada salah
satu pasiennya yang baru dilahirkan ditinggalkan oleh kedua orang tuanya. Dokter
tersebut berusaha mencari kedua orang tua tersebut dan menjelaskan apa yang terjadi
dengan bayi yang baru dilahirkan. Ternyata bayi tersebut dilahirkan dalam kondisi
tidak normal seperti kedua orangtuanya, yaitu mengalami achondroplasia. Bagaimana
hal ini dapat terjadi dari kedua orang tua yang normal, dan tidak ada pewarisan
achondroplasia dari leluhurnya, namun dapat melahirkan bayi dalam kondisi tersebut?

Achondroplasia, dijelaskan oleh Dr. Parrot achondroplasia memiliki orang tua dengan
pada tahun 1879, adalah bentuk kerdil yang perawakan normal dan memiliki
paling umum dan displasia kerangka yang achondroplasia sebagai hasil dari mutasi gen de
paling umum. Kelainan autosom dominan ini novo. Prevalensinya sekitar 1 dalam 25.000.
dipicu oleh mutasi pada gen fibroblast growth Diagnosis achondroplasia dapat
factor receptor-3 (FGFR3) (lokus 4p16.3). Gen ditegakkan berdasarkan temuan klinis dan
mengkodekan untuk anggota subfamili FGFR gambaran radiografi yang khas. Ciri karakter
dari reseptor tirosin kinase, yang menghasilkan termasuk perawakan pendek, kepala yang
aktivasi reseptor konstitutif. FGFR3 adalah relatif besar dengan atasan frontal dan
regulator negatif proliferasi dan diferensiasi hipoplasia midface, pemendekan rizomelik
kondrosit dalam lempeng pertumbuhan. pada tungkai, tangan trisula, hipotonia otot, dan
Mutasi menginduksi gangguan pembentukan kyphosis thoracolumbar. Dwarfisme
tulang endokhondral. Penetrans gen adalah achondroplasia adalah tidak harmonis atau
100%. Lebih dari 80% individu dengan tidak proporsional, secara khusus menargetkan
anggota tubuh, berbeda dengan dwarfisme

332
BAB 11. Kelainan Pewarisan dan Perubahan Materi Genetik

harmonik lainnya yang mempengaruhi F1xF1 :laki-laki achon x perempuan achon


proporsional kerangka utuh. Diagnosis yang Aa Aa
akurat dikonfirmasi oleh tes genetik. F2 : AA achondroplasia 25% (letal
Pasien yang terkena achodroplasia
dominan)
dimonitor oleh pengukuran parameter
Aa achondroplasia 50%
antropometrik (pertumbuhan dan lingkar
aa normal 25%
kepala, menggunakan kurva standar tertentu),
Karena achondroplasia dengan genotipe
kontrol neurologis periodik (CT, MRI),
homozigot dominan AA mengalami letal
pembesaran bedah foramen magnum pada
dominan, maka pasangan ini memiliki 5 orang
kasus stenosis parah, pengobatan infeksi telinga
anak, tiga anak perempuan dengan satu
tengah. Dianjurkan untuk mempertahankan
achondroplasia Aa dan dua normal aa, 2 anak
kontrol berat badan sejak kecil karena obesitas
laki-laki yang keduanya achondroplasia Aa.
memperburuk kelainan bentuk tulang dan
Penyakit D-resistant rickets, atau dikenal
sendi. Terapi hormon pertumbuhan masih
juga dengan hypophosphatemia, adalah salah
bersifat eksperimental. Penatalaksanaan
satu contoh kelainan yang terangkai pada
achondroplasia meliputi prosedur
kromosom X dominan. Oleh karena itu, apabila
pemanjangan tungkai, osteotomi tibialis, atau
kita melihat pada diagram silsilah yang ada di
epiphysiodesis dari pelat pertumbuhan fibula
bawah ini maka dapat dikatakan bahwa
untuk memperbaiki pembengkokan kaki,
kelainan yang terangkai pada kromosom X
laminektomi lumbar untuk stenosis tulang
dominan memiliki ciri-ciri:
belakang yang biasanya bermanifestasi di awal
1. Kelainan yang terangkai pada kromosom
masa dewasa.
X dominan lebih banyak terlihat pada
Dilakukan persilangan atas bentuk
perempuan daripada laki-laki.
diagram silsilah achondroplasia di atas.
2. Sifat ini dapat terlihat pada setiap generasi
P : ayah achondroplasia x ibu normal
selama laki-laki yang mengalami kelainan
Aa aa
ini memiliki anak perempuan.
F1 : Aa achondroplasia 50% 3. Semua anak perempuan tetapi tidak pada
Aa normal 50% anak laki-laki dari ayah yang menderita
Jadi pada kasus di atas apabila ayah kelainan ini akan mengalami kelainan
menderita achondroplasia dan ibu normal yang sama. Kriteria ini paling banyak
dapat menghasilkan anak yang menderita digunakan untuk menentukan apakah
achondroplasia sebesar 50% dan anak normal kelainan terangkai pada kromosom X
50%, dimana persentase pewarisan pada anak dominan atau terangkai pada autosom
laki-laki maupun anak perempuan sama besar dominan.
yaitu 50%. Pada pasangan yang pertama 4. Anak laki-laki dan anak perempuan dari
memiliki dua anak laki-laki yang keduanya ibu yang menderita kelainan ini masing-
mengalami achondroplasia. Sedangkan pada masing memiliki ½ kesempatan untuk
pasangan yang kedua memiliki dua anak mewarisi kelainan tersebut.
perempuan yang mengalami achondroplasia 5. Untuk sifat-sifat yang terangkai pada
dan satu anak laki-laki yang normal. Pada F1, kromosom X dan yang tidak sepenuhnya
apabila laki-laki achondroplasia menikah dominan, perempuan carrier (pembawa)
dengan perempuan achondroplasia dapat mungkin menunjukkan sifat yang kurang
memiliki persentase anak: ekstrem dari laki-laki yang memiliki alel
yang cacat.

333
BAB 11. Kelainan Pewarisan dan Perubahan Materi Genetik

Studi Kasus 11.3 Penyakit Vitamin D Resistant Ticketsia

Seringkali mereka yang di kota besar pergi beraktivitas sebelum matahari terbit, pulang
beraktivitas setelah matahari terbenam, dan seharian penuh berada di ruang tertutup
yang ber-AC. Karena itu, siapa sangka penduduk Indonesia tak luput dari kekurangan
(defisiensi) vitamin D. Vitamin D merupakan suatu vitamin larut lemak yang sangat
penting untuk tubuh manusia. Bentuk vitamin D yang paling banyak di dalam tubuh yaitu
vitamin D3 (kolekalsiferol) dan vitamin D2 (ergokalsiferol). Vitamin D3 dapat dihasilkan
pada lapisan kulit tubuh sebagai respon terhadap paparan sinar matahari, dan juga
dapat diperoleh dari asupan makanan seperti oily fish terutama ikan salmon, sarden
dan mackerel. Sementara vitamin D2 dapat diperoleh dari sayuran, ragi dan jamur.

Selain terangkai pada kromosom X dominan,


Untuk gen tunggal, selanjutnya satu fenotipe
kelainan ini juga merupakan contoh dari
kemungkinan 100% penetran dan yang lainnya
berkurangnya penetrans dapat ditemui pada
kemungkinan memperlihatkan pengurangan
kasus penyakit vitamin - D - resistant ricketsia
penetrans. Kita dapat melihat bagaimana
(suatu penyakit tulang). Penyakit ini dapat
perbedaan ini dapat membingungkan dalam
dibedakan dari kekurangan vitamin D yang
memprediksi model pewarisan dalam diagram
normal dengan melihat kegagalan merespon
silsilah, terutama ketika fenotipe ganda
vitamin D pada tingkat yang rendah. Individu
yang menderita penyakit ini merespon, namun, berhubungan dengan mutasi yang sama
terhadap tingkatan vitamin D yang sangat Penyakit vitamin - D - resistant ricketsia
tinggi, dan penyakit ini selanjutnya dapat juga menggambarkan suatu kasus dimana
fenotipe menentukan tidak secara genetik
diobati. Pada beberapa pohon keluarga (family
tampilan suatu fenotipe penyakit ini. Efek
tree), anak yang menderita kelainan ini
fenokopi ini adalah hasil dari defisiensi diet
dilahirkan dari kedua orang tua yang normal.
makanan atau mengalami trauma lingkungan.
Hasil ini akan melanggar aturan pewarisan
Defisiensi diet makanan dari vitamin D, sebagai
dominan, dimana satu dari orang tua harus
contoh, menghasilkan bentuk rickets yaitu
memiliki alel dominan, yang kemudian tidak
secara umum tidak dapat dibedakan dari secara
mengekspresikannya. Kenyataannya bahwa
genetic yang menyebabkan rickets.
salah satu orang tua sebenarnya memiliki alel
yang diperlihatkan dengan terjadinya tingkat
fosfor yang rendah di dalam sel darah, efek
pleiotropik dari alel yang sama. Aspek fenotipe
dari tingkat fosfor yang rendah selalu
sepenuhnya penetran.

334
BAB 11. Kelainan Pewarisan dan Perubahan Materi Genetik

Studi Kasus 11.4 Polidaktili

Ali berkata pada ibunya tidak ingin sekolah lagi karena malu dengan tubuhnya yang
berbeda dengan teman-temannya. Jumlah jari kaki dan tangannya tidak sama dengan
teman-temannya yaitu 12 jari tangan dan dan 12 jari kaki. Selain itu ibu, bapak dan
kakak memiliki jumlah jari tangan dan kaki yang normal masing-masing 10 jari. Ali
bertanya kepada kedua orang tuanya mengapa hanya dia yang memiliki kelainan
jumlah jari sedangkan kakak dan orang tuanya normal. Ibu Ali mengajak Ali untuk
konsultasi dengan ahli genetic agar mendapat penjelasan yang benar dan tidak perlu
malu lagi untuk ke sekolah.

Polidaktili adalah suatu sifat yang terangkai terhadap Gregor Mendel yang pertama kali
pada autosom dominan yang memperlihatkan mengetahui prinsip-prinsip yang mendasari
kelebihan jumlah jari. Polidaktili pewarisan gen tunggal. Gangguan pewarisan
memperlihatkan baik penetrans tidak lengkap ini dapat dijelaskan dengan pola pewarisan
maupun keragaman ekspresivitas. Manifestasi menurut Mendel, diantaranya yang terangkai
sifat yang paling ekstrim yaitu kelebihan pada autosom dominan, autosom
jumlah jari pada setiap tangan dan satu atau resesif,terangkai kromosom seks, atau
lebih kelebihan jari di setiap kaki. Tetapi terangkai terbatas kromosom seks).
beberapa individu hanya memiliki kelebihan Pola pewarisan autosom dominan, mutasi
jari pada kaki, beberapa memiliki kelebihan jari satu gen dari satu pasang alel menghasilkan
di tangan. Polidaktili (keleihan jari tangan) gembaran fenotipe atau ciri yang berbeda.
merupakan kelainan yang disebabkan oleh gen Sementara itu, pada pewarisan autosom resesif,
dominan pada autosom (autosom dominan). suatu gen yang terkena dari satu pasang alel
Karena sifatnya yang autosom dominan, maka tidak cukup untuk menimbulkan gambaran
kelainan ini tidak dipengaruhi oleh jenis fenotipe ciri tertentu (berbeda dari normal),
kelamin dan dapat terjadi pada semua lapisan namun pada heterozigot ciri-ciri ini dapat
generasi dengan persentase berkisar antara 50% muncul.
hingga 100% penderita. Jika gen dominan polidaktili
Kelainan pewarisan sifat atau kelainan dilambangkan P, maka individu dengan gen
genetik merupakan penyimpangan dari sifat homozigot dominan PP dan heterozigot Pp
umum atau sifat rata-rata manusia. Kelainan akan menderita polidaktili. Sementara itu,
genetik ini disebabkan oleh mutase gen. Mutasi individu dengan gen homozigot resesif pp akan
gen merupakan perubahan susunan gen yang bersifat normal.
umumnya tidak sempurna atau cacat. Secara Dari persilangan diagram silsilah tersebut
umum gangguan ini dikelompokkan menjadi dapat dijelaskan ayah yang polidaktili memiliki
tiga kategori, gangguan gen tunggal dua genotipe yaitu homozigot dominan PP dan
(disebabkan perubahan DNA untuk satu alel), heterozigot Pp, sedangkan ibu normal hanya
gangguan multifaktorial (perubahan gen dan memiliki satu genotipe homozigot resesif pp.
faktor lingkungan), serta abnormalitas Memiliki 4 orang anak 3 laki-laki dan 1
kromosom. perempuan. Karena salah satu anak laki-
Gangguan gen tunggal disebut juga lakinya mengalami polidaktili Pp, maka
dengan istilah Mendelian, sebagai penghargaan genotipe ayah adalah heterozigot Pp. Bila

335
BAB 11. Kelainan Pewarisan dan Perubahan Materi Genetik

genotipe ayah polidaktili adalah homozigot


dominan PP, maka tidak akan mungkin
memiliki anak yang polidaktili. Dari hasil
persilangan ayah polidaktili Pp dan ibu normal
pp, persentase yang dihasilkan adalah anak
dengan polidaktili Pp 50% dan anak normal pp
50%.

Studi Kasus 11.5 Bisu Tuli


Ramai diberitakan di mass media maupun tabloid bahwa ada seorang selebritis terkenal
menjadi viral karena dari keempat anaknya, dua diantaranya mengalami bisu tuli. Baik
selebritis tersebut maupun suaminya berkarakter normal yaitu dapat berbicara dan
mendengar. Dokter menjelaskan bahwa kelainan ini terangkai pada gen, dan dapat
diwariskan dari kedua orang tua yang normal. Untuk lebih jelas melihat pewarisan kelainan
ini dapat dilakukan dengan persilangan menggunakan bantuan kotak Punnet Square.
Tentunya dengan mengetahui fenotipe maupun genotipe dari kelainan ini.

Contoh perkawinan pria bisu tuli (BBtt) dan memunculkan sifat bisu tuli. Rasio fenotipe F2
perempuan bisu tuli (bbTT). yang dihasilkan adalah normal : bisu tuli = 9 : 7.
P : bisu tuli x bisu tuli Gangguan pendengaran (hearing loss HL)
BBtt bbTT adalah defisit sensorik yang paling sering
Gamet : Bt bT dengan kejadian 0,1 - 0,2% dalam populasi yang
F1 : BbTt (normal) baru lahir. Di negara maju, penyebab penyakit
F1xF1 : normal x normal genetik adalah faktor etiologi paling penting
BbTt BbTt yang mengarah ke HL. Gangguan
Gamet : BT, Bt, bT, bt BT, Bt, bT, bt pendengaran herediter (hereditary hearing loss
HHL) dapat berupa sindrom (SHL) (25%) atau
F2 :
non-sindrom (NSHL) (75%). Sementara SHL
BT Bt bT Bt
disertai dengan manifestasi sistemik lainnya,
BT BBTT BBTt BbTT BbTt
Normal Normal Normal Normal dalam bentuk non-sindrom (NSHL), tidak ada
Bt BBTt BBtt BbTt Bbtt temuan tambahan.
Normal Bisu tuli Normal Bisu tuli Pewarisan genetik NSHL adalah autosom
bT BbTT BbTt bbTT bbTt resesif pada 75-85% dari semua kasus
Normal Normal Bisu tuli Bisu tuli
(ARNSHL), dan autosom dominan pada 15 -
bt BbTt Bbtt bbTt bbtt
Normal Bisu tuli Bisu tuli Bisu tuli 25% kasus (ADNSHL). Proporsi kecil kasus
menunjukkan pewarisan terangkai kromosom
Dalam hal ini, gen T dan gen B tidak akan X atau mitokondria (102%).
menunjukkan sifat normal apabila kedua gen Mengingat kompleksitas pendengaran,
tersebut tidak terdapat bersama-sama dalam banyak gen yang memainkan peran dalam
satu genotipe. Dengan demikian, jika hanya fungsi pendengaran. Diperkirakan, sekitar 1%
terdapat gen T tanpa gen B, atau jika hanya gen manusia (200 hingga 250 gen) terlibat
terdapat gen B tanpa gen T maka akan dalam HHL. Hingga saat ini, lebih dari 80 gen,

336
BAB 11. Kelainan Pewarisan dan Perubahan Materi Genetik

dengan lebih dari 1000 mutasi, dan 140 lokus Dengan peningkatan pendekatan
telah diidentifikasi terkait dengan NSHL. laboratorium di era genomik, selama dekade
Dengan pengecualian beberapa mutasi yang terakhir, teknologi generasi berikutnya, seperti
terdeteksi berulang pada beberapa gen, seperti pengurutan seluruh genom (whole genome
GJB2 dan SLC26A4, kebanyakan mutasi tuli sequencing WGS), pengurutan seluruh exome
sangat jarang dan hanya terlihat pada keluarga (whole exome sequencing WES) atau pengurutan
tunggal atau sangat sedikit. Lebih jauh, telah generasi berikutnya yang ditargetkan (targeted
ditunjukkan bahwa, baik SHL maupun NSHL next generation sequencing TNGS), telah
dapat disebabkan oleh mutasi pada gen yang mengambil peran revolusioner di kedua area
sama. Heterogenitas genetik dan klinis yang penelitian atau diagnostik.
luar biasa ini membuat identifikasi etiologi Ada beberapa panel TNGS yang
genetik menantang, memakan waktu dan termasuk gen tuli yang diketahui. Alat ini tidak
mahal. mungkin digunakan untuk penemuan gen
Penjelasan tentang dasar genetik dari NSHL baru atau gen yang bertanggung jawab
ketulian individu mungkin diperlukan dalam atas penyakit langka lainnya. Karena itu, kita
diagnosis dini, mengembangkan tindakan menggunakan pendekatan pengayaan yang
pencegahan dan/atau pengobatan serta ditargetkan untuk gen yang diketahui
menawarkan konseling genetik yang lebih baik menyebabkan sejumlah kelainan Mendel
dan perspektif masa depan untuk keturunan. (Mendelian exome sequencing - MES). Strategi ini
terdiri dari 2.761 gen termasuk 63 NSHL yang
diketahui dan 39 gen SHL.

Studi Kasus 11.6 Duchene Muscular Dystrophy (DMD)


Seorang pasien mengeluh kepada dokter pribadinya karena anak laki-lakinya tiba-
tiba lumpuh di usia 16 tahun. Kemudian dokter melakukan pemeriksaan menyeluruh,
khususnya pemeriksaan genetika (kariotiping). Ternyata diagnosis yang muncul adalah
anak laki-laki tersebut menderita Duchenne Muscular dystrophy (DMD) atau distrofi otot.
DMD adalah suatu kelompok yang terdiri atas lebih dari 30 penyakit otot keturunan
yang membuat otot, umumnya terjadi pada bagian otot sadar, yang secara perlahan-
lahan menjadi semakin melemah. Orang yang menderita penyakit seperti ini akan
mengalami kesulitan dalam berjalan atau duduk. Ada beberapa jenis DMD yang
berbeda. Gejala-gejala dari jenis penyakit DMD yang paling sering terjadi dimulai di
usia kanak-kanak, terutama pada anak laki-laki. Gejala beberapa jenis DMD yang lain
tidak muncul sebelum usia dewasa.

Contoh klasik dari kelainan yang terangkai gejala. Ketika penyakit berlanjut, terjadi
kromosom X resesif adalah Duchenne kehilangan kekuatan otot dan miosit yang pada
muscular dystrophy (DMD). DMD ditandai akhirnya digantikan oleh lemak dan jaringan
dengan degenerasi dan kelemahan otot yang fibrotik. Sebelum mencapai usia remaja,
progresif. Gejala biasanya bermanifestasi pada sebagian besar pasien mengalami kesulitan
laki-laki pada usia dini. Kelemahan otot berjalan. Sebagian besar menggunakan kursi
berkembang dari proksimal ke distal. Psuedo- roda yang terikat pada masa remaja awal.
hipertrofi pada betis sering terlihat di awal Kerusakan tulang dapat terjadi karena

337
BAB 11. Kelainan Pewarisan dan Perubahan Materi Genetik

kelemahan otot. Beberapa pasien DMD juga menunjukkan peningkatan kekuatan otot pada
mengalami kardiomiopati; beberapa akan pasien yang telah menerima terapi tersebut.
mengalami gangguan intelektual. DMD Duchenne muscular dystrophy (DMD)
disebabkan oleh mutasi gen distrofin pada adalah bentuk distrofi otot pada anak-anak.
kromosom X. Distrofin adalah komponen Prevalensinya pada populasi umum adalah
protein complex pada otot rangka. Hilangnya sekitar 3: 100.000 jiwa. Insiden DMD hampir 1
distrofin menyebabkan peningkatan pelepasan kasus dari 3.500 kelahiran hidup bayi laki-laki.
kalsium di sarcolemma, dan kemudian Seperti yang dinyatakan oleh Mendel, bayi
menyebabkan kematian sel. lebih jarang terkena (1: 3.802 - 1: 6.291), ini
DMD dan distrofi otot Becker (BMD) terutama menyangkut bayi laki-laki.
adalah kelainan alelik. DMD terutama Bentuk paling sering dari penyakit ini
disebabkan oleh penghapusan atau perubahan adalah X - linked resesif (ibu carrier atau
bentuk atau menghentikan mutasi pada gen pembawa), 70% dari kasus laki-laki dengan
distrofin. Sebaliknya, fenotipe BMD yang lebih kelainan ini mewarisi mutasinya dari ibu yang
ringan disebabkan oleh mutasi yang membawa satu Salinan gen DMD tetapi
mempertahankan kerangka pembacaan hampir 30% kasus terjadi mutasi spontan. Oleh
distrofin. Wanita yang merupakan pembawa karena itu hampir sepertiga laki-laki dengan
mutasi heterozigot pada gen distrofin biasanya distrofi muscular Duchenne tidak memiliki
tidak menunjukkan gejala, meskipun beberapa riwayat keluarga dengan distrofi muscular.
mungkin mengalami kelemahan ringan. Pasien distrofi muscular Duchenne yang tidak
Duchene muscular dystrophy (DMD) memiliki riwayat keluarga mungkin
adalah suatu penyakit otot yang disebabkan merupakan hasil germinal mosaicism pada
oleh mutasi genetik pada gen dystropin yang kromosom X (suatu mutase yang muncul
diwariskan oleh terangkai kromosom X resesif sebelum kelahiran ibu), dimana ibu adalah
terjadi pengurangan dan peningkatan kekuatan carrier (pembawa), tetapi tidak ada anggota
otot secara progresif. Meskipun penelitian keluarga lain yang terkena distrofi muscular
terbaru menyimpulkan bahwa penggunaan Duchenne. Kemungkinan lain adalah ibu atau
steroid dalam jangka lama dikaitkan dengan ayah memiliki gonadal mosaicism, yaitu suatu
perawakan pendek dan kelebihan berat badan, mutase baru pada sel-sel benih maternal atau
sebuah meta-analisis dari 12 kajian telah paternal. Distrofi muscular Duchenne
menunjukkan bahwa steroid dapat merupakan bentuk yang paling banyak dan
meningkatkan kekuatan, fungsi otot, dan paling dikenal di antara distrofi muscular,
kualitas hidup. Pemulihan ekspresi gen dimana gejala dapat terlihat pada usia 3 - 5
dystrophin adalah dasar dari terapi rekayasa tahun atau sebelum usia 12 tahun.
genetika. Terapi potensial dari tipe ini termasuk Mutasi sintesis dystrophin adalah dasar
menghilangkan exon, penggunaan patofisiologi DMD. Kerangka pembacaan
rekombinan adeno terkait virus yang terbuka dari gen dystrophin dapat mencakup
memberikan mini-dystrophin, dan transfer gen delesi, duplikasi, mutasi titik, atau pengaturan
pengganti. Dalam perkembangannya, ulang dalam jumlah yang kecil lainnya.
tantangan umum terkait dengan ukuran Sebagian besar delesi terjadi antara exon 44 dan
produk gen dan asal mula ekspresi gen 55. Ketika mutasi ini menyebabkan gangguan
distrofin. Sel induk a (stem cell) menjanjikan pada rangka pembacaan dystrophin (di luar
untuk terapi di masa depan. Terlepas dari rangka - mutasi), pembentukan protein
tantangan dan kontroversi dengan sel induk dystrophin ini terpotong, sehingga tidak ada
atau sel punca, beberapa uji klinis

338
BAB 11. Kelainan Pewarisan dan Perubahan Materi Genetik

produksi dystrophin dan pengembangan Dystropin merupakan bagian dari


DMD. kompleks protein sarcolemma dan
Kira-kira 60% pasien distrofi muscular glikoprotein. Kompleks dystropin -
Duchenne terjadi mutasi secara delesi dan 40% glikoprotein dapat menghasilkan stabilitas
merupakan akibat mutasi – mutasi kecil dan sarcolemma, dimana kompleks ini dikenal
duplikasi. sebagai dystropin – associated protein (DAP) dan
Gen untuk distrofi muscular Duchenne protein – associated glycoprotein (DAG). Bagian
terletak pada lengan pendek (Xp) kromosom X yang terpenting lainnya pada kompleks ini
tepatnya pada Xp21, meliputi 86 exon yang adalah dystroglycan, yaitu suatu glikoprotein
membuat hanya 0,6% dari seluruh gen tersebut, yang berikatan dengan matriks ekstraseluler
sisanya terdiri dari intron. Gen ini 10 kali lebih merosin. Jika terjadi defisiensi salah satu bagian
besar dari tiap-tiap gen lain yang dikarakterkan kompleks tersebut akan menyebabkan
saat ini dan terdiri dari 2 juta pasangan dasar, terjadinya abnormalitas pada komponen
produknya dinamakan dystropin. lainnya. Kehilangan dystropin bersifat parallel
Distrofin adalah salah satu protein yang kehilangan DAP dan penghancuran kompleks
terhubung dengan otot dan dikodekan oleh gen dystroglycan. Perubahan ini menyebabkan
distrofin. Gen ini diidentifikasi pada tahun 1987, sarcolemma menjadi lemah dan mudah hancur
dan merupakan gen yang terbesar yang saat otot berkontraksi.
ditemukan pada manusia yang dihitung Kehilangan dystropin juga menyebabkan
hampir mendekati 0,1% jumlah total genom kehilangan dystroglycan dan sarcoglycan,
manusia. sehingga membuat sarcolemma semakin
Dystropin merupakan protein dengan rapuh. Proses ini berlangsung secara terus
jumlah sedikit yang membentuk 0,002% dari menerus sepanjang hidup penderita. Selain itu,
total protein otot. Dystropin adalah protein akibat kerapuhan membran otot
sitoskeletal dengan globular amino seperti memungkinkan kebocoran komponen
tangkai terpusat dan globular carboxy. sitoplasmik seperti creatine kinase dan
Dystropin terletak pada permukaan dalam peningkatan masuknya Ca2+ yang mengawali
sarcolemma, berkumpul sebagai homotetramer sejumlah aspek patologis dari peristiwa yang
yang dihubungkan dengan aktin pada amino menyebabkan nekrosis dan fibrosis otot.
terminus dan dengan glikoprotein pada Kekurangan dystropin juga mengakibatkan
carboxy terminus. Dystropin berperan dalam gangguan pada transmisi tekanan normal dan
memberikan kekuatan otot dan kestabilan tekanan lebih besar ditempatkan pada
membran otot. miofibrilar dan protein membran yang
Mutasi gen yang terjadi pada distrofi menyebabkan kerusakan otot selama kontraksi.
muscular Duchenne adalah delesi dan Dengan tidak adanya distrofin, seluruh
duplikasi. Fenotipe distrofi muscular Duchenne kompleks protein yang berhubungan dengan
tidak selalu berhubungan dengan ukuran distrofin (DAPC) hilang dari sarcolemma.
delesi pada gen dystropin, tetapi sangat Akibatnya, otot tidak dapat menahan tekanan
berpengaruh pada sintesis dystropin. Delesi kontraksi otot normal. Kerusakan ini
merusak kodon triplet sehingga merubah menyebabkan masuknya kalsium ekstraseluler,
konsep pembacaan, terjadi penghentian diikuti oleh protease dalam sel. Selanjutnya,
premature kodon dan sintesis dystropin kaskade proses kerusakan terjadi. Aktivitas
terhenti dan mengalami degradasi, protease menginduksi apoptosis miosit,
menghasilkan molekul protein kecil, terpotong peradangan, dan fibrosis, yang mengakibatkan
tanpa carboxy terminal.

339
BAB 11. Kelainan Pewarisan dan Perubahan Materi Genetik

kegagalan regenerasi dan penggantian serat angiotensin tipe 1 dalam miosit jantung dan
otot dengan lemak dan jaringan ikat. fibroblas. TGF - β menginduksi proliferasi
Tidak adanya distropin pada otot jantung fibroblas jantung, deposisi protein matriks
meningkatkan kadar kalsium intraseluler, yang ekstraseluler, dan perkembangan hipertrofi
mengarah pada aktivasi calpain, degenerasi sel kardiomiosit. Di otak, tidak adanya distrofi
miokard atau apoptosis dan fibrosis. Fibrosis menyebabkan gangguan integritas sinapsis dan
yang berlebihan menyebabkan kardiomiopati. transmisi interneuron. Gangguan kognitif
Penurunan fungsi jantung menstimulasi sistem diduga karena penurunan metabolisme
renin-angiotensin dan melepaskan angiotensin glukosa di otak kecil, yaitu area yang terkait
II (AT II). AT II meningkatkan ekspresi faktor dengan kemampuan kognitif.
pertumbuhan transformasi - β (TGF - β)
(terutama TGF - β1) melalui aktivasi reseptor

Studi Kasus 11.7 Hemofilia

Silsilah Ratu Victoria dari Inggris dan ekspresi dari hemofilia kelainan pembekuan
darah. Melalui anak-anaknya, hemofilia diteruskan ke banyak keluarga kerajaan di
Eropa. Beberapa aspek menarik dari silsilah ini membantu mengonfirmasi metode
pewarisan. Pertama, sifat hemofilia adalah adanya selang generasi, yang
menunjukkan cara pewarisan resesif. Meskipun Alexis (1904 - 1918) adalah seorang
penderita hemofilia, orang tuanya, kakek nenek, kakek nenek buyut, dan kakek nenek
buyut dalam silsilah ini tidak terpengaruh. Pola individu yang terkena dampak ini
memiliki orang tua yang tidak terpengaruh terjadi di beberapa tempat lain di
diagram silsilahnya. Dari ini dan diagram silsilah lainnya, dan dari sifat biokimia dari
cacat, para ilmuwan mengkonfirmasi bahwa hemofilia adalah sifat resesif.

Gambar di bawah ini menunjukkan bagian dari kromosom X resesif. Anak perempuan dapat
diagram silsilah yang luas untuk sifat terangkai mewarisi kelainan yang terangkai pada
kromosom X resesif lainnya, yaitu kelainan kromosomX resesif atau sifatnya jika ayahnya
pembekuan darah hemofilia A. Perhatikan mengalami kelainan dan ibunya bersifat carrier,
kombinasi simbol pada diagram silsilah dan karena anak perempuan mewarisi satu
kotak Punnett untuk melacak pewarisan sifat kromosom X yang mengalami kelainan dari
tersebut. Alel dominan dan resesif ditunjukkan masing-masing orang tuanya. Namun, tanpa
oleh superskrip kromosom X dan Y. Di uji biokimia, perempuan yang tidak mengalami
keluarga kerajaan Inggris, Jerman, Spanyol, dan kelainan tidak akan tahu apakah dia seorang
Rusia, alel mutan muncul di salah satu pembawa (carrier) untuk sifat yang terangkai
kromosom X Ratu Victoria Queen; entah itu kromosom X resesif kecuali memiliki anak laki-
mutasi baru atau Ratu mewarisinya. Ratu laki yang yang mengalami kelainan.
mewariskannya melalui anak perempuan Perempuan yang memiliki saudara laki-laki
pembawa (carrier) dan satu anak laki-laki yang yang menderita hemofilia A memiliki risiko 1
agak mengalami kelainan. dari 2 menjadi pembawa (carrier). Kedua orang
Pola pewarisan hemofilia A konsisten tuanya sehat, tetapi ibunya harus menjadi
dengan kriteria untuk sifat terangkai pembawa karena saudara laki-lakinya

340
BAB 11. Kelainan Pewarisan dan Perubahan Materi Genetik

mengalami kelainan. Risikonya adalah semua laki-laki mendapatkan kromosom X dari


kesempatan bahwa ia telah mewarisi ibunya, laki-laki hemophilia mewariskan sifat
kromosom X yang mengandung alel hemofilia heterozigot (carrier) pada anak perempuannya.
dari ibunya. Peluang peremuan yang hamil Perempuan harus menjadi pembawa (carrier)
anak laki-laki adalah 1 banding 2 (1/2), dan jika ayahnya menderita penyakit tersebut,
anak laki-laki yang mewarisi hemofilia adalah 1 karena sang ayah memberikan kromosom X-
banding 2 (1/2). Dengan menggunakan aturan nya kepada semua anak perempuannya.
produk, risiko bahwa perempuan ini adalah Namun, perempuan memiliki kemungkinan
pembawa dan akan memiliki seorang anak 50% menjadi pembawa jika ibunya menderita
laki-laki dengan hemofilia, dari semua anak penyakit tersebut dan ayahnya tidak menderita
yang mungkin dia miliki adalah 1/2 x 1/2 x (normal). Dalam hal ini, ibunya adalah
1/2, atau 1/8. pembawa.
Kedua, semua individu yang menderita Hal ini dimungkinkan juga bagi
kelainan adalah laki-laki, yang menunjukkan perempuan untuk menjadi homozigot untuk
kelainan ini terangkai pada kromosom seks. kondisi ini - yaitu, ayahnya menderita kelainan,
Oleh karena laki-laki hemizigot untuk dan ibunya akan menjadi pembawa. Karena
kromosom X, maka hasilnya lebih banyak laki- ayah dan ibu harus memiliki alel resesif untuk
laki daripada perempuan yang memiliki memiliki anak perempuan yang terkena, sifat
fenotipe terangkai kromosom X resesif yang terangkai kromosom X resesif lebih jarang
bersifat pseudodominan. terjadi pada perempuan daripada laki-laku; di
Ketiga, sifat itu tidak pernah diturunkan mana hanya ibu yang harus menjadi pembawa.
dari ayah ke anak laki-lai dalam diagram Hemofilia pada perempuan, bagaimanapun,
silsilah ini. Hasil ini akan menentang jalur bisa berakibat fatal dengan dimulainya
pewarisan kromosom X yang terkena. Kita menstruasi, dan melahirkan akan menjadi
dapat menyimpulkan dari diagram silsilahnya, sangat berbahaya.
oleh karena itu, bahwa hemofilia adalah sifat
terangkai kromosom X resesif. Ringkasan
Penting untuk disadari bahwa banyak
penyakit pada manusia menunjukkan gejala  Alel dari gen yang berbeda dapat berinteraksi
yang sama, tetapi disebabkan oleh mutasi pada secara aditif untuk menghasilkan fenotipe
gen yang berbeda. Ini menunjukkan bahwa baru.
diagram silsilah yang berbeda untuk penyakit  Alel satu gen dapat menutupi efek alel pada
klinis yang sama dapat menunjukkan pola gen lain (epistasis).
pewarisan yang berbeda. Misalnya, beberapa  Epistasis adalah interaksi antara alel gen yang
bentuk hemofilia yang diwariskan yang berbeda, bukan antara alel gen yang sama.
berbeda telah diketahui, masing-masing  Epistasis resesif biasanya menunjukkan
kekurangan dalam salah satu langkah di jalur bahwa alel dominan dari dua gen berfungsi
yang membentuk fibrinogen, protein bekuan dalam jalur yang sama untuk mencapai hasil
yang sama.
darah. Dua dari bentuk ini, "klasik" hemofilia A
 Epistasis dominan biasanya menunjukkan
dan hemofilia B, adalah terangkai kromosom
bahwa alel dominan kedua gen memiliki
seks. Hemofilia lainnya bersifat autosomal.
fungsi antagonistik.
Kita dapat membuat beberapa prediksi
 Dalam persilangan dihibrid, rasio fenotipik F2
tentang diagram silsilah pada pewarisan
yang dihasilkan dari epistasis bergantung
hemofilia, jika memang menunjukkan sifat
terangkai kromosom X resesif. Pertama, karena

341
BAB 11. Kelainan Pewarisan dan Perubahan Materi Genetik

pada fungsi alel spesifik dan jalur biokimia  Bridges menggunakan mutan Drosophila
tertentu tempat gen berpartisipasi. yang menunjukkan nondisjunction untuk
 Gen yang berbeda kemungkinan memiliki memprediksi kandungan kromosom dari
fungsi yang berlebihan sehingga alel kelompok fenotipik yang berbeda dari lalat
dominan dari kedua gen tersebut cukup buah. Korelasi yang benar ini antara fenotipe
untuk menghasilkan fenotipe normal dan sitologi yang diamati membuktikan teori
tertentu. pewarisan kromosom.
 Sebagai tambahan pada dominan lengkap,  Jenis kelamin ditentukan oleh keadaan
alel kemungkinan membawa dominan tidak lingkungan atau adanya gen-gen yang
lengkap atau kodominan. khusus yang terletak pada kromosom seks.
 Dominan tidak lengkap menghasilkan  Pada mamalia dan Drosophila, XX
fenotipe heterozigot yang merupakan berhubungan dengan betina dan XY
intermediet antara dua fenotipe homozigot. berhubungan dengan jantan. Namun,
 Kodominan menghasilkan fenotipe mekanisme penentuan jenis kelamin berbeda
heterozigot yang menampilkan keduanya antara mamalia dan lalat buah. Pada sebagian
fenotipe homozigot besar mamalia, adanya kromosom Y
 Tingkatan dimana fenotipe dijabarkan adalah menentukan bahwa individu akan menjadi
kritis untuk menentukan tipe dominansi. laki-laki, dimana pada Drosophila kromosom
 Persilangan dua individu yang bersifat X: rasio autosom yang menentuan jenis
heterozigot untuk alel dominan tidak lengkap kelamin individu, dengan kromosom Y
atau kodominan menghasilkan keturunan hanya dibutuhkan untuk fertilitas jantan.
dengan rasio fenotipe 1:2:1, yaitu yang sesuai  Sebagian besar individu yang menderita
dengan rasio genotipenya. kelainan genetic adalah anak laki-laki.
 Uji komplementasi (uji cis - trans) digunakan  Semua anak perempuan dari ayah yang
untuk menentukan jika mutasi yang berbeda menderita kelainan genetik akan bersifat
adalah alel. membawa (carrier) dan semua anak laki-
 Mutasi yang bersifat alelik akan lakinya normal.
menghasilkan fenotipe mutan ketika mereka  Anak perempuan yang menderita kelainan
dalam konfigurasi trans. genetik memiliki ayah dan ibu yang
 Mutasi yang bersifat non alelik (pada gen menderita kelainan genetik atau ibu yang
yang berbeda) akan menghasilkan fenotipe carrier.
jenis liar ketika ada dalam konfigurasi trans.  Semua anak laki-laki akan mengalami
 Berbagai jalur biokimia yang berbeda dapat kelainan genetik dari ibu yang menderita
menghasilkan rasio Mendel yang diubah. kelainan genetik
 Jika diketahui jalur biokimianya, maka dapat  Setengah dari anak laki-laki menderita
memprediksi secara akurat rasio fenotipik di kelainan genetik dari ibu yang carrier.
antara keturunan persilangan yang  Sifat yang terangkai pada kromosom Y hanya
melibatkan gen yang menentukan sifat terlihat pada laki-laki.
tersebut.  Semua anak laki-laki dari ayah yang
 Teori pewarisan kromosom yang menderita kelainan akan mewariskan
menyatakan bahwa sifat genetik (alel) kelainan ini.
berhubungan erat dengan kromosom.  Kelainan ini tidak diwariskan pada anak
 Nondisjunction adalah segregasi kromosm perempuan, bahkan tidak dapat
yang tidak benar selama meiosis atau mitosis. mewariskannya.
Hasilnya menyatakan bahwa gamet-gamet
memiliki kelebihan salinan kromosom atau
tidak memiliki satu kromosom.

342
BAB 11. Kelainan Pewarisan dan Perubahan Materi Genetik

Latihan Soal adalah kelainan yang terikat pada penurunan


Soal Modifikasi Persilangan yang bersifat :
1. Hasil perkawinan antar F1 pada epistasis a. Autosom resesif
resesif memberikan perbandingan fenotipe b. Autosom dominan
pada F2 adalah: c. Gen holandrik
a. 9 : 3 : 4 d. Modifikasi persilangan
b. 12 : 3 : 1 e. Terangkai X resesif
c. 13 : 3 2. Yang bukan merupakan ciri-ciri pewarisan
d. 9 : 7 autosom dominan adalah:
e. 15 : 1 a. Sifat/trait heterozigot muncul pada
2. Hasil perkawinan antar F1 epistasis dominan setiap generasi tanpa selang
memberikan perbandingan fenotipe pada F2 b. Sifat/trait diwariskan oleh penderita ke
adalah : setengah jumlah anak
a. 9 : 3 : 4 c. Bukan penderita (normal) tidak
b. 12 : 3 : 1 mewariskan sifat/trait kelainan kepada
c. 13 : 3 anaknya
d. 9 : 7 d. Pewarisan sifat/trait tidak dipengaruhi
e. 15 : 1 oleh jenis kelamin
3. Hasil perkawinan antar F1 epistasis dominan e. Dibawa atau terangkai pada kromosom
resesif memberikan perbandingan fenotipe X atau Y
pada F2 adalah: 3. Laki-laki normal (pp) menikah dengan
a. 9 : 3 : 4 perempuan yang menderita PTC (PP atau
b. 12 : 3 : 1 Pp). Berapa rasio fenotipe anak yang
c. 13 : 3 menderita PTC dan yang normal?
d. 9 : 7 a. 25% PTC dan 75% normal
e. 15 : 1 b. 50% PTC dan 50% normal
4. Hasil perkawinan antar F1 epistasis resesif c. 75% PTC dan 25% normal
rangkap memberikan perbandingan fenotipe d. 100% PTC
pada F2 adalah: e. Jawaban B dan D benar
a. 9 : 3 : 4 4. Laki-laki yang menderita PTC menikah
b. 12 : 3 : 1 dengan perempuan yang juga menderita
c. 13 : 3 PTC. Berapa rasio anak yang menderita PTC
d. 9 : 7 dan yang normal?
e. 15 : 1 a. 25% PTC dan 75% normal
5. Hasil perkawinan antar F1 epistasis dominan b. 50% PTC dan 50% normal
rangkap memberikan perbandingan fenotipe c. 75% PTC dan 25% normal
pada F2 adalah: d. 100% PTC
a. 9 : 3 : 4 e. Jawaban C dan D benar
b. 12 : 3 : 1 5. Kelainan pada gigi manusia dimana dentin
c. 13 : 3 berwarna putih seperti air susu (opalesen)
d. 9 : 7 disebut :
e. 15 : 1 a. Polidaktili
b. Achondroplasia
c. Dentinogenesis imperfekta
Soal Gen Letal
d. Phenilketonuria
1. PTC pada manusia, dentinogenesis
e. Alkaptonuria
imperfekta, achondroplasia, polidaktili

343
BAB 11. Kelainan Pewarisan dan Perubahan Materi Genetik

6. Laki-laki yang menderita dentinogenesis b. 50% dentino dan 50%normal


imperfekta (DD atau Dd) menikah dengan c. 75% dentino dan 25% normal
perempuan yang normal. Berapa rasio d. 100% dentino
fenotipe anak yang menderita dentinogenesis e. Jawaban B dan D benar
imperfekta dan yang normal? 7. Laki-laki yang menderita dentinogenesis
a. 25% dentino dan 75% normal imperfekta menikah dengan seorang
8. perempuan yang juga menderita b. Sindrom Rett
dentinogenesis imperfekta. Berapa rasio anak c. Hypertrichosis
yang menderita dentinogenesis imperfekta d. Brachidaktili
dan yang normal? e. Retinoblastoma
a. 25% dentino dan 75% normal 3. Perempuan heterozigot buta warna (XCXc)
b. 50% dentino dan 50% normal mempunyai suami berpenglihatan normal
c. 75% dentino dan 25% normal (XCY), rasio anak perempuan yang buta
d. 100% dentino warna adalah :
e. Jawaban C dan D benar a. 0%
9. Kelainan herediter yang ditandai dengan b. 25%
kelainan epifisis yaitu adanya penulangan c. 50%
pada kartilago sehingga menyebabkan d. d. 75%
anggota badan menjadi pendek disebut: e. e. 100%
a. Polidaktili 4. Laki-laki mempunyai gen tertaut seks
b. Achondroplasia kromosom X, maka sifat itu diwariskan
c. Dentinogenesis imperfekta kepada:
d. Phenilketonuria a. 25% anak laki-laki
e. Alkaptonuria b. 50% anak laki-laki
10. Laki-laki normal menikah dengan perempuan c. 50% anak perempuan
yang menderita achondroplasia (Aa) berapa
rasio fenotipe anak yang menderita 5. Perhatikan gambar peta silsilah berikut ini :
achondroplasia dan yang normal?
a. 25% achondroplasia dan 75% normal A B
b. 50% achondroplasia dan 50% normal
c. 75% achondroplasia dan 25% normal
d. 100% achondroplasia
e. Jawaban b dan d benar
C D E
Soal Linkage dan Sex Linkage
1. Contoh gen yang tertaut pada kromosom D menikah dengan perempuan memiliki
kelamin X resesif adalah : genotipe A, maka rasio anak buta warna
a. Butawarna adalah :
b. Sindrom Rett a. 0%
c. Hipertrichosis b. 25%
d. Brachidaktili c. 50%
e. Retinoblastoma d. 75%
2. Contoh gen yang tertaut pada kromosom e. 100%
kelamin Y adalah :
a. Butawarna Soal Alel Ganda
d. 100% anak perempuan
e. 100% anak laki-laki

344
BAB 11. Kelainan Pewarisan dan Perubahan Materi Genetik

1. Pada hari ulang tahunnya Adi menerima berasal dari satu induk. Keempat ekor kelinci
hadiah dari paman berupa 4 ekor kelinci yang tersebut terdiri dari 2 kelinci
2. kelabu normal, sekor kelinci chinchila dan deafness genes in families with autosomal
seekor kelinci albino. Berapakah fenotipe recessive nonsyndromic hearing loss. PLoS One,
2015; 10(11): 1-11.
kedua induknya?
Atik T, Bademci G, Diaz-Horta O, Blanton SH, Tekin
a. 0% M. Whole-exome sequencing and its impact in
b. 25% hereditary hearing loss. Genetics research. 2015;
c. 50% 97:e4.
d. d. 75% Auerkari EI, Surjadi A, Mangoendjaja S.
Dentinogenesis imperfekta: aspek genetika
e. e. 100%
molekular, klasifikasi dan upaya
3. Pada suatu malam di sebuah RS telah lahir 4 penanggulannya. Jurnal Kedokteran Gigi
bayi, kemudian diketahui bahwa golongan Universitas Indonesia, 1999; 6(2): 31 - 36.
darah masing-masing adalah O, A, B dan AB. Azeem Z, Jelani M, Naz G, Tariq M, Wasif N,
Golongan darah empat pasang orang tua Kamran-Ul-Hassan Naqvi S, Ayub M, Yasinzai
M, Amin-Ud-Din M, Wali A, Ali G, Chishti MS,
adalah:
Ahmad W. Novel mutations in G protein-
a. O dan O
coupled receptor gene (P2RY5) in families with
b. AB dan O autosomal recessive hypotrichosis (LAH3).
c. A dan B Hum Genet. 2008; 123(5): 515-9.
d. B dan B Bae JH, Matsumoto T, Nonaka K, Nakata M. A
e. A dan A genetic study of dentin growth in the
mandibular second and third molars of male
mice. J Craniofac Genet Dev Biol. 1996; 16: 137 -
Referensi 47.
Bateson W. Mendel’s Principles of Heredity: A
Defense. Cambridge University Press; quoted
Allen GE. Mendel and modern genetics: the legacy
from Lewonton RC and Levins R. The
for today. Endeavour, 2003; 27(2): 63-68.
Dialectical Biologist. USA: Harvard University
Allderdice PW, Kaita H, Lewis M, Mcalpine PJ, Wong
Press; 1985.
P, Anderson J, Giblett ER. Segregation of marker
Beenaker EA, Fock JM, Vantol MJ, et al. Intermitten
loci in families with an inherited paracentric
prednisone therapy in Duchenne muscular
insertion of chromosome 9. Am J Hum Genet.
dystrophy. Arch Neurol. 2005; 62: 128 - 131.
1986; 39: 612-617.
Bendixen RM, Senesac C, Lott DJ, et al. Participation
Allingham, Hawkins DJ, Babul – Hirji R, Chitayat D,
and quality of life in children with Duchenne
et al. Fragile X permutation is a significant risk
muscular dystrophy using the International
factor for premature ovarian failure: The
Classification of Functioning, Disability, and
International Collaborative POF in Fragile X
Health. Health Qual Life Outcomes, 2012; 10: 43.
study - preliminary data. Am J Med Genet. 1999;
Beytia Mde L, Vry J, Kirschner J. Drug treatment of
83: 322 - 325.
Duchenne muscular dystrophy: available
Amato AA, Brooke MH. Disorders of skeletal muscle,
evidence and perspectives. Acta Myol. 2012; 31:
In: Daroff RB, Fenichel GM, Jankovic J, et al.
4 - 8.
(ed): Bradley ’s Neurology in Clinical Practice.
Brash AR, Yu Z, Boeglin WE, Schneider C. The
Volume I: Principles of Diagnosis and
hepoxilin connection in the epidermis, FEBS J.
Management. 6th ed. Philadelphia: Elsevier
2007; 274: 3494 - 502.
Saunders; 2012; 2066 - 2075.
Burgess JB, Hennon DK. Using laminate veneers to
Aminoff MJ, Greenberg DA, Simon RP. Myopatic
restore teeth affected with dentinogenesis
disorder, In: Foltin J, Fernando N. Clinical
imperfecta. J Dent Child. 1982; 49(3): 173 - 5.
Neurology. 6th edition. New York: McGraw &
Bushby K, Bourke J, Bullock R, Eagle A, Gibson M,
Hill; 2005; 186 - 89.
Quinby J. Multidisciplinary management of
Angelini C, Peterle E. Old and new therapeutic
Duchenne muscular dystrophy. Current
developments in steroid treatment in Duchenne
Pediatrics, 2005; 15: 292 - 300.
muscular dystrophy. Acta Myol. 2012; 31: 9 - 15.
Carter EM, Davis JG, Raggio CL. Advances in
Atik T, Onay H, Aykut A, Bademci G, Kirazli T, Tekin
understanding etiology of achondroplasia and
M, Ozkinay F. Comprehensive analysis of

345
BAB 11. Kelainan Pewarisan dan Perubahan Materi Genetik

review of management. Curr Opin Pediatr. 2007; autosomal recessive nonsyndromic hearing loss.
19(1):32-7. PLoS One. 2012; 7(11):e50628.
Castle WE. Piebald rats and the theory of genes. Proc Eckl KM, Krieg P, Kuster W, Traupe H, Andre F,
Natl Acad Sci USA. 1919; 5: 126-130. Wittstruck N et al. Mutation spectrum and
Cehreli ZC, Altay N. Dentinogenesis imperfecta: functional analysis of epidermis – type
influence of an overdenture on gingival tissues lipoxygenases in patients with autosomal
and tooth mobility. J Clinical Pediatr Den. 1996; recessive congenital ichthyosis. Hum Mutat.
20(4): 277 - 80. 2005; 26: 351 - 61.
Chiang PW, Spector E, McGregor TL. Evidence Eckl KM, de Juanes S, Kurtenbach J, Natebus M,
suggesting digenic inheritance of Waardenburg Lugassy J, Oji V et al. Molecular analysis of 250
syndrome type II with ocular albinism. patients with autosomal recessive congenital
American Journal of Medical Genetics Part A, ichthyosis: evidence for mutation hotspots in
2009; 149A (12): 2739-2744. ALOXE3 and allelic heterogeneity in ALOX12B.
Cirak S, Feng I, Anthony K, et al. Restoration of the J Invest Dermatol. 2009; 129: 1421 - 8.
dystrophin – associated by glycoprotein Edelstin SJ. Molecular topology in crystals and fibres
complex after exon skipping therapy in of haemoglobin. S J MoL Biol. 1981; 150: 557.
Duchenne muscular dystrophy. Mol Ther. 2012; Escolar DM, Leshner RT. Muscular dystrophies, In
20: 462 - 467. Swaiman KF, Ashwal S, Ferriero DM.
Clausen H, White T, Takio K, Titani K, Stroud M, Neurology Principles and Practice. 4 edition.
Holmes E, Karkov J, Thim L, Hakomori S. Philadelphia: Mosby Elsevier; 2006; 1969 - 85.
Isolation to homogeneity and partial Evans RW. Diagnostic testing in neurology. 1st
characterization of a histo-blood group A edition. Philadelphia: Saunders Company; 1999;
defined Fuc – alpha1 –2Gal alpha1-3-N- 453 - 455.
acetylgalactosaminyltransferase from human Farabee WC. Hereditary and Sexual Influence in
lung tissue. J Biol Chem. 1990; 265: 1139-1145. Meristic Variation: a Study of Digital
Coleman W. Bateson and chromosomes: conservative Malformations in Man. PhD Thesis, Harvard
thought in science. Centaurus, 1970; 15: 228-314. University; 1903.
Consalvi S, Saccone V, Giordani L, et al. Histone Farzin F, Perry H, Hessl D, et al. Autism spectrum
deacetylase inhibitors in the treatment of disorders and attention – deficit/hyperactivity
muscular dystrophies: epigenetic drugs for disorder in boys with the fragile X permutation.
genetic diseases. Mol Med. 2011; 17: 457 - 465. J Dev Behav Pediatr. 2006; 27: S137 - S144.
Crawford DC, Acuna JM, Sherman SL. FMR1 and the Ferguson - Smith MA, Aitken DA, Turleau C, de
fragile X syndrome: human genome Grouchy J. Localisation of the human ABO: Np-
epidemiology review. Genet Med. 2001; 3: 359 - 1: Ak-1 linkage group of regional assignment of
371. AK-1 to 9q34. Hum Genet. 1976; 34: 35-43.
Creel DJ, Summers CG, King RA. Visual anomalies Ferrone F, Nagel RL. Sickle hemoglobin
associated with albinism. Ophthalmic polymerization. In: Steinberg MH, Forget BG,
Paediatrics and Genetics, 1990; 11(3): 193-200. Higgs D, Nagel, editors. Disorders of
Darendeliler - Kaba A, Marechaux S. Hereditary Hemoglobin: Genetics, Pathophysiology,
dentinogenesis imperfekta: a treatment Clinical Management. Cambridge: Cambridge
program using overdenture. J dent child. 1992; University Press; 2000.
59: 273. Finsterer J, Fellinger J. Nuclear and mitochondrial
Darmono. Autosomal dominan dan resesif. Diakses genes mutated in nonsyndromic impaired
dari hearing. International journal of pediatric
http://penyakitgenetik.yolasite.com/resources otorhinolaryngology. 2005; 69(5):621-47.
/Autosomal-dominan.pdf. Diakses tanggal 7 Fischer J. Autosomal recessive congenital ichthyosis.
Januari 2019. Journal of Investigate Dermatology, 2009.
Dessinioti C, Stratigos AJ, Rigopoulos D, Katsambas Freund LS, Reiss AL, Abrams MT. Psychiatric
AD. A review of genetic disorders of disorders associated with fragile X in the young
hypopigmentation: Lessons learned from the female. Pediatrics, 1993; 91: 321- 329.
biology of melanocytes. Experimental Fu YH, Kuhl DP, Pizzuti A, et al. Variation of the
Dermatology, 2009; 18(9): 741-749. CGG repeat at the fragile X site results in genetic
Diaz-Horta O, Duman D, Foster J 2nd, Sirmaci A, instability: resolution of the Sherman paradox.
Gonzalez M, Mahdieh N, et al. Whole-exome Cell, 1991; 67: 1047 - 1058.
sequencing efficiently detects rare mutations in Futatsuki T, Matsumoto T, Nakata M. Change of
dentin formation during the reproductive cycle

346
BAB 11. Kelainan Pewarisan dan Perubahan Materi Genetik

in mice. J Craniofac Genet Dev Biol. 1995; 15: 51 achondroplasia. Am J Med Genet. 2007; 143A:
- 6. 2227-2235.
Gage JP, Francis MJO, Smith R. Abnormal amino acid Horev L, Tosti A, Rosen I, Hershko K, Vincenzi C,
analysis obtained from osteogenesis imperfecta Nanova K, Mali A, Potikha T, Zlotogorski A.
dentin. J Dent Res. 1988; 67: 1097 - 102. Mutations in lipase H cause autosomal recessive
Gage JP, Symon AL, Romaniuk K, Daley TJ. hypotrichosis simplex with woolly hair. J Am
Hereditary opalescent dentine: variation in Acad Dermatol. 2009; 61(5): 813-8.
expression. J Dent Child. 1991; 58(2): 134 - 39. Horton WA. Recent milestones in achondroplasia
Gao B, Guo J, She C, Shu A, Yang Z, Guo S, Feng G, research. Am J Med Genet. 2006; 140A:166-169.
He L. Mutations in IHH, encoding Indian Horton WA, Hecht JT. Chap. 23, Part I-II,
hedgehog, cause brachydactyly type A – I. Nat Chondrodysplasias. In: Royce P.M., Steinmann
Genet. 2001; 28: 386 - 388. B., Connective Tissue and Its Heritable
Garber KB, Visootsak J, Warren ST. Fragile X Disorders. Molecular, Genetic, and Medical
syndrome. European Journal of Human Aspects. 2nd Ed. New York: Wiley-Liss; 1993;
Genetics, 2008; 16: 666 - 672. 901-939.
Gayon J. From Mendel to epigenetics: history of Horton WA, Hall JG, Hecht JT. Achondroplasia. The
genetics. CR Biologies, 2016; 339: 225-230. Lancet, 2007; 162-172.
Giebel LB, Musarella MA, Spritz RA. A nonsense Huber M, Rettler I, Bernasconi K, Frenk E, Lavrijsen
mutation in the tyrosinase gene of Afghan SP, Ponec M et al. Mutations of keratinocyte
patients with tyrosinase negative (type IA) transglutaminase in lamellar ichthyosis. Science,
oculocutaneous albinism. Journal of Medical 1995; 267: 525 - 8.
Genetics, 1991; 28(7): 464-467. Huntington Society of Canada. Understanding
Gittler JK, Marion R. More than skin deep: genetics, Huntington Disease: A Resource for Families.
clinical manifestations and diagnosis of Society of Canada; 2008.
albinism. Einstein J Biol Med. 2015; 30: 41 - 47. Jacquemont S, Hagerman RJ, Leehey MA, et al.
Green NS, Fabry ME, Kaptus - Noche L, Nagel RL. Penetrance of the fragile X – associated
Senegal haplotype is associated with higher HbF tremor/ataxia syndrome in a permutation
than Benin and Cameron haplotypes in African carrier population. JAMA, 2004; 291: 460 - 469.
children with sickle cell anaemia Am J Jobard F, Lefevre C, Karaduman A, Blanchet-Bardon
Haematol. 1993; 44(2): 145-145. C, Emre S, Weissenbach J et al. Lipoxygenase-3
Gronskov K, Ek J, Brondum-Nielsen K. (ALOXE3) and 12®-lipoxygenase (ALOX12B)
Oculocutaneous albinism. Orphanet Journal of are mutated in nonbullous congenital
Rare Diseases, 2007; 2: 43. ichthyosiform erythroderma (NCIE) linked to
Hagerman RJ, Altshul – Stark D, McBogg P. chromosome 17p13.1. Hum Mol Genet. 2002; 11:
Recurrent otitis media in the fragile X syndrome. 107 - 13.
Am J Dis Child. 1987; 141: 184 - 187. Johnson EK, Zhang L, Adams ME, et al. Proteomic
Hagerman RJ. Medical follow – up and analysis reveals new cardiac – specific
pharmacotherapy; in Hagerman RJ, Hagerman dystrophin - associated proteins. PLoS One,
PJ (eds): Fragile X Syndrome: Diagnosis, 2012; 7: e43515.
Treatment and Research. 3rd edn. Baltimore: The Jorde LB, Carrey JC, Bamshad MJ, White LR. Medical
Johns Hopkins University Press; 2002. Genetics. 4th edn. St. Louis: Mosby; 2009.
Hagerman PJ, Hagerman RJ. The fragile – X Kaul DK, Fabry ME, Nagel RL. Microvascular sites
syndrome permutation: a maturing perspective. and characteristics of sickle cell adhesion to
Am J Hum Genet. 2004; 74: 805 - 816. vascular endothelium in shear flow conditions:
Hall CM. International nosology and classification of pathophysiological implications. Proc Natl
constitutional disorders of bone. Am J Med Acad Sci USA. 1989; 86: 3356-3360.
Genet. 2002; 113: 65 - 77. Kemperman MH, Hoefsloot LH, Cremers CW.
Hoffman EP, Kunkel LM. Dystropin abnormalities in Hearing loss and connexin 26. Journal of the
Duchenne/Becker muscular dystrophy. Royal Society of Medicine. 2002; 95(4):171-7.
Massachucetts: Cell Press. 1989; 1019 - 29. Kemper MB, Hagerman RJ, Altshul – Stark D.
Hofiitchter J, Ross PD, Eaton WA. Super saturation in Cognitive profiles of boys with the fragile X
sickle cell haemoglobin solutions. Proc Natl syndrome. Am J Med Genet. 1988; 30: 191 - 200.
Acad Sci USA. 1976; 73: 3035. Khan S, Habib R, Mir H, Umm-e-Kalsoom, Naz G,
Hoover-Fong JE, McGready J, Schulze KJ, Barnes H, Ayub M, Shafique S, Yamin T, Ali N, Basit S,
Scott CI. Weight for age charts for children with Wasif N, Kamran-Ul-Hassan Naqvi S, Ali G,
Wali A, Ansar M, Ahmad W. Mutations in the

347
BAB 11. Kelainan Pewarisan dan Perubahan Materi Genetik

LPAR6 and LIPH genes underlie autosomal teeth. J Craniofac Genet Dev Biol. 1996; 16: 156 -
recessive hypotrichosis/woolly hair in 17 63.
consanguineous families from Pakistan. Clin Lukinmaa PL, Waltimo J, Risteli L, Risteli J,
Exp Dermatol. 2011; 36(6): 652-4. Alaluusua S. A novel type of development
Kirkpatrick TJ, Au KS, Mastrobattista JM, McCready dentin defect. J craniofac Genet Dev Biol. 1996;
ME, Bulman DE, Northrup H. Identification of a 16: 218 - 27.
mutation in the Indian hedgehog (IHH) gene Lyon M. The Lyon and the LINE hypothesis (review
causing brachydactyly type A1 and evidence for article). Semin Cell Dev Biol. 2003; 14(6): 313-
a third locus (letter). J Med Genet. 2003; 40: 42 - 818.
44. Maes B, Fryns JP, Ghesquiere P, Borghgraef M.
Koo T, Popplewell L, Malerba A, et al. Genetic Phenotypic checklist to screen for fragile X
therapy for Duchene muscular dystrophy: syndrome in people with mental retardation.
principles and progress, In: Hegde M, Ankala A Ment Retard. 2000; 38: 207-215.
(eds.), Muscular Dystrophy Biomedical Mahfoed MH, Besin V, Basuki M, Lasmono SF.
Sciences. London: InTech; 2012; 441 - 460. Duchenne muscular dystrophy: overview and
Korf BR. Human Genetics and Genomics (Human future challenges. Aktualn Neurol. 2017; 17(3):
Genetics: a Problem-Based Approach), 3rd edn. 144 - 149.
MA: Blackwell, Cambridge; 2007. Malter HE, Iber JC, Willemsen R, et al.
Kromberg JG, Castle DJ, Zwane EM, Bothwell J, Characterization of the full fragile X syndrome
Kidson S, Bartel P, Jenkins T. Red or rufous mutation in fetal gametes. Nat Genet. 1997; 15:
albinism in southern Africa. Ophthalmic 165 - 169.
Paediatrics and Genetics, 1990; 11(3): 229-235. Mansour AK, Yahia S, El-Ashry R, Alwakeel A,
Kurban M, Wajid M, Shimomura Y, Christiano AM. Darwish A, Alrjjal K. Sickle cell disease (SCD),
Mutations in LPAR6/P2RY5 and LIPH are In: Inherited Hemoglobin Disorders. USA:
associated with woolly hair and/or InTech; 2015.
hypotrichosis. J Eur Acad Dermatol Venereol. Matsunaga J, Dakeishi-Hara M, Tanita M, Nindl M,
2013; 27(5): 545-9. Nagata Y, Nakamura E, Tomita Y. A splicing
Lee ST, Nicholls RD, Bundey S, Laxova R, Musarella mutation of the tyrosinase gene causes yellow
M, Spritz RA. Mutations of the P gene in oculocutaneous albinism in a Japanese patient
oculocutaneous albinism, ocular albinism, and with a pigmented phenotype. Dermatology,
Prader-Willi syndrome plus albinism. New 1999; 199(2): 124-129.
England Journal of Medicine, 1994; 330(8): 529- Mayordomo FG, Estrelaq F, De Aldecoa EA.
534. Dentinogenesis imperfekta: a case report. Op
Lefevre C, Audebert S, Jobard F, Bouadjar B, Lakhdar Dent. 1992; 232(12): 795 - 802.
H, Boughdene-Stambouli O et al. Mutations in McConkie – Rosell A, Lachiewicz AM, Spiridigliozzi
the transporter ABCA12 are associated with GA, et al. Evidence that methylation of the FMR
lamellar ichthyosis type 2. Hum Mol Genet. – 1 locus is responsible for variable phenotypic
2003; 12: 2369 - 78. expression of the fragile X syndrome. Am J Hum
Lefevre C, Bouadjar B, Karaduman A, Jobard F, Saker Genet. 1993; 53: 800 - 809.
S, Ozguc M et al. Mutations in ichthyin a new McCready ME, Sweeney E, Fryer AE, Donnai D, baig
gene on chromosome 5q33 in a new form of A, Racacho L, Warman ML, Hunter AG, Bulman
autosomal recessive congenital ichthyosis. Hum DE. A novel mutation in the IHH gene causes
Mol Genet. 2004; 13: 2473 - 82. brachydactyly type A1: a 95 – year – old mystery
Lefevre C, Bouadjar B, Ferrand V, Tadini G, resolved. Hum Genet. 2002; 111: 42 - 44.
Megarbane A, Lathrop M et al. Mutations in a Mitrpant C, Fletcher S, Wilton SD. Personalised
new cytochrome P450 gene in lamellar genetic intervention for Duchenne muscular
ichthyosis type 3. Hum Mol Genet. 2006; 15: 767 dystrophy: antisense oligomers and exon
- 76. skipping. Curr Mol Pharmacol. 2009; 2: 110 - 121.
Levin AV, Stroh E. Albinism for the busy clinician. Moorwood C, Lozynska O, Suri N, et al. Drug
Journal of AAPOS, 2011; 15(1): 59-66. discovery for Duchenne muscular dystrophy via
Luder HU, Van – Waes H, Raghunath M, Steinmann utrophin promoter activation screening. PLoS
B. Mild dental findings associated with severe One, 2011; 6: e26169.
osteogenesis imperfekta due to a point mutation Morgan TH, et al. The Mechanism of Mendelian
in the α (1) collagen gene demonstrate different Inheritance. USA: Henry Holt and Co; 1915.
expression of the genetic defect in bone and Moss C. Genetic skin disorders. Seminars in
Neonatology, 2000; 5(4): 311-320.

348
BAB 11. Kelainan Pewarisan dan Perubahan Materi Genetik

Musumeci SA, Hagerman RJ, Ferri R, et al. Epilepst Richette P, Bardin T, Stheneur C. Achondroplasia:
and EEG findings in males with fragile X from genotype to phenotype. Joint Bone Spine,
syndrome. Epilepsia, 1999; 40: 1092 - 1099. 2008;75(2):125-30.
Nance M, Paulsen JS, Rosenblatt, Wheelock V. A Rooryck C, Roudaut C, Robine E, Musebeck J,
Physician’s Guide to the Management of Arveiler B. Oculocutaneous albinism with
Huntington’s Disease. Third Edition. USA: TYRP1 gene mutations in a Caucasian patient.
Huntington’s Disease Society of America; 2011. Pigment Cell Research, 2006; 19(3): 239-242.
Nardes F, Araujo AP, Ribeiro MG. Mental retardation Ropper AH, Brown RH. The Muscular Dystrophies,
in Duchenne muscular dystrophy. J Pediatr (Rio In: Adams and Victor’s Principles of Neurology.
J), 2012; 88: 6 - 16. 8 Edition. New York: McGraw Hill; 2005; 1213 -
National Heart Lung and Blood Institute. The 15.
management of Sickle Cell Disease. Publication Russel LJ, DiGiovanna JJ, Rogers GR, Steinert PM,
#02-2117, 2002. Hashem N, Compton JG et al. Mutations in the
www.nhlbi.nih.gov/health/prof/blood/sickle gene for transglutaminase 1 in autosomal
/sc mngt.pdf recessive lamellar ichthyosis. Nat Genet. 1995; 9:
Ng K, Pullirsch D, Leeb M, Wutz A. Xist and the order 279 - 83.
of silencing (review article). EMBO Rep. 2007; Schaffer JV, Bazzi H, Vitebsky A, Witkiewicz A,
8(1): 34-39. Kovich OI, Kamino H, Shapiro LS, Amin SP,
Obeagu EI, Ochei KC, Nwachukwu BN, Nchuma BO. Orlow SJ, Christiano AM. Mutations in the
Sickle cell anaemia: a review. Scholars Journal of desmoglein 4 gene underlie localized autosomal
Applied Medical Sciences (SJAMS), 2015; 3(6B): recessive hypotrichosis with monilethrix hairs
2244-2252. and congenital scalp erosions. J Invest Dermatol.
O’Brien KF, Kunkel LM. Minireview dystrophin and 2006; 126(6): 1286-91.
muscular dystrophy: past, present and future. Scheinfeld NS. Syndromic albinism: A review of
Diunduh dari http://www.idealibrary.com/, genetics and phenotypes. Dermatology Online
diakses tanggal 21 Januari 2019. Journal, 2003; 9(5): 5.
Oetting WS, King RA. Molecular basis of albinism: Sherman SL, Jacobds PA, Morton NE, et al. Further
Mutations and polymorphisms of pigmentation segregation analysis of the fragile X syndrome
genes associated with albinism. Human with special references to transmitting males.
Mutation, 1999; 13(2): 99-115. Hum Genet. 1985; 69: 289 - 299.
Pace BS, Ofori-Acquah SF, Peterson KR. Sickle cell Shimomura Y, Wajid M, Petukhova L, Shapiro L,
disease: genetics, cellular and molecular Christiano AM. Mutations in the lipase H gene
mechanisms, and therapies. Hindawi underlie autosomal recessive woolly
Publishing Corporation; 2012. hair/hypotrichosis. J Invest Dermatol. 2009;
Parrot JM. Les malformations achondrodysplasiques 129(3): 622-8.
et le dieu Ptah. In: Bulletins de la Société Shimomura Y. Congenital hair loss disorders: rare,
d'anthropologie de Paris, 1878; 1:296 in: Gorlin but not too rare. J Dermatol. 2012; 39(1): 3-10.
RJ, Cohen M Jr., Hennekam RCM, Syndromes of Shinkuma S, Akiyama M, Inoue A, Aoki J, Natsuga
the Head and Neck. USA: Oxford University K, Nomura T, Arita K, Abe R, Ito K, Nakamura
Press; 2001; 197. H, Ujiie H, Shibaki A, Suga H, Tsunemi Y,
Passamano L, Taglia A, Palladino A, et al. Nishie W, Shimizu H. Prevalent LIPH founder
Improvement of survival in Duchenne muscular mutations lead to loss of P2Y5 activation ability
dystrophy: retrospective analysis of 835 of PA-PLA1alpha in autosomal recessive
patients. Acta Myol. 2012; 31: 121 - 125. hypotrichosis. Hum Mutat. 2010; 31(5): 602-10.
Perutz MF. Structure of haemoglobin. Brookhaven Shohat M, Tick D, Barakat S, Bu X, Melmed S, Rimoin
Symp Biol. 1960; 13: 165-183. DL. Short-term recombinant human growth
Rabbani B, Tekin M, Mahdieh N. The promise of hormone treatment increases growth rate in
whole-exome sequencing in medical genetics. J achondroplasia. J Clin Endocr Metab. 1996;
Hum Genet. 2014; 59(1):5-15. 81:4033-4037.
Ramsay M, Colman MA, Stevens G, Zwane E, Snow K, Doud LK, Hagerman R, Pergolizzi RG,
Kromberg J, Farrall M, Jenkins T. The Erster SH, Thibodeau SN. Analysis of a CGG
tyrosinase-positive oculocutaneous albinism sequence at the FMR – 1 locus in fragile X
locus maps to chromosome 15q11.2–q12. families and in the general population. Am J
American Journal of Human Genetics, 1992; Hum Genet. 1993; 53: 1217 - 1228.
51(4): 879-884.

349
BAB 11. Kelainan Pewarisan dan Perubahan Materi Genetik

Spurney CF. Cardiomyopathy of Duchenne muscular exhibiting length variation in fragile X


dystrophy: current understanding and future syndrome. Cell, 1991; 65: 905 - 914.
directions. Muscle Nerve, 2012; 44: 8 - 19. Vozzi D, Morgan A, Vuckovic D, D'Eustacchio A,
Steinberg MH, Forget BG, Higgs D, Nagel, editors. Abdulhadi K, Rubinato E, et al. Hereditary
Disorders of Hemoglobin: Genetics, hearing loss: a 96 gene targeted sequencing
Pathophysiology, Clinical Management. protocol reveals novel alleles in a series of Italian
Cambridge: Cambridge University Press; 2000. and Qatari patients. Gene. 2014; 542(2):209-16.
Superti - Furga A, Unger S. Nosology and Weatherall D, Clegg JB. The Thalassaemia Syndrome,
classification of genetic skeletal disorders: 2006 3rd ed. Oxford: Blackwell Science Ltd.; 1981.
revision. Am J med Genet A. 2007; 143A(1): 1 - Wei SYH. Pediatric Dentistry: Total Patient Care.
18. Philadelphia: Lea and Febinger; 1988; 352 - 73.
Sutcliffe JS, Nelson DL, Zhang F, et al. DNA Wein N, Alfano I, Flanigan KM. Genetics and
methylation represses FMR – 1 transcription in emerging treatments for Duchenne and Becker
fragile X syndrome. Hum Mol Genet. 1992; 1: muscular dystrophy. Pediatr Clin North Am.
397 - 400. 2015; 62: 723 - 742.
Takagi Y, Koshiba H, Kimura O, Kuboki Y, Sasaki S. Widiasteti, Syarif I. Distrofi muscular Duchenne.
Dentinogenesis imperfecta: evidence of Majalah Kedokteran Andalas, 2009; 33(2): 196 -
qualitative alteration in the organic dentin 206.
matrix. J Oral Pathol. 1990; 9: 201 - 9. Willemsen R, Mientjes E, Oostra BA. FXTAS: a
Temtamy SA, McKusick VA. The Genetics of Hand progressive neurologic syndrome associated
Malformations. New York: Alan R Liss, Inc; with Fragile X permutation. Curr Neurol
1978. Neuroscie Rep. 2005; 5: 405 - 410.
Temtamy SA, Aglan MS. Brachydactyly. Orphanet Witkop CJ. Albinism: Hematologic-storage disease,
Journal of Rare Diseases, 2008; 3:15. susceptibility to skin cancer, and optic neuronal
Tomita Y, Suzuki T. Genetics of pigmentary defects shared in all types of oculocutaneous
disorders. American Journal of Medical and ocular albinism. Alabama Journal of
Genetics Part C: Seminars in Medical Genetics, Medical Sciences, 1979; 16(4): 327-330.
2004; 131C(1): 75-81. Wynn J, King TM, Gambello MJ, Waller DK, Hecht JT.
Torres-Serrant M, Ramirez SI, Cadilla CL, Ramos- Mortality in achondroplasia study: A 42-year
Valencia G, Santiago-Borrero PJ. Newborn follow-up. Am J Med Genet. 2007; A143(21):
screening for Hermansky-Pudlak syndrome 2502-11.
type 3 in Puerto Rico. Journal of Pediatric Yamamoto F, Clausen H, White T, Marken J,
Hematology/Oncology, 2010; 32(6): 448-453. Hakomori S, Molecular genetic basis of the histo
Toyofuku K, Wada I, Valencia JC, Kushimoto T, – blood group ABO system. Nature, 1990a; 345:
Ferrans VJ, Hearing VJ. Oculocutaneous 229-233.
albinism types 1 and 3 are ER retention diseases: Yamamoto F, Marken J, Tsuji T, White T, Clausen H,
Mutation of tyrosinase or Tyrp1 can affect the Hakomori S. Cloning and characterization of
processing of both mutant and wild-type DNA complementary to human UDP-
proteins. FASEB Journal, 2001; 15(12): 2149- GalNAc;Fuc-alpha1-2Gal alpha1-3GalNAc
2161. transferase (histo – blood group A transferase)
Trotter TL, Hall JG. American Academy of Pediatrics mRNA. J Biol Chem. 1990b; 265: 1146-1151.
Committee on Genetics, Health supervision for Zhang KH, Li Z, Lei J, Pang T, Xu B, Jiang WY, Li HY.
children with achondroplasia. Pediatrics, Oculocutaneous albinism type 3 (OCA3):
2005;116(3):771-83. Analysis of two novel mutations in TYRP1
Verkerk AJ, Pieretti M, Sutcliffe JS, et al. Identification gene in two Chinese patients. Cell
of a gene (FMR – 1) containing a CGG repeat Biochemistry and Biophysics, 2011; 61(3):
coincident with a breakpoint cluster region 523-529.

350

Anda mungkin juga menyukai