Cara pengobatan untuk penyakit asma ada dua cara, yaitu:
1. Terapi Non Farmakologi - Pemberian edukasi dan pembelajaran self-manajemen skill kepada pasien harus dijadikan landasan atau dasar dalam program terapi. - The NAEPP advocates routine use of peak flow meters only for patients with moderate and severe persistent asthma. - indari pemicu yang dapat meningkatkan gejala! menurunkan efek medikasi dan menurunkan "# $bronchial hyperresponsiveness% - Pasien dengan acute severe asthma harus diberikan terapi suplemen oksigen melalui masker atau nasal canullae. Terapi non farmakologi penderita asma terdiri dari & a. Edukasi Pasien $'epkes #(.Pharmacentical Care Untuk Penyakit Asma! )**+. ,akarta&'epkes #(% Edukasi pasien dan kelurga! untuk menjadi mitra dokter dalam pengobatan dan penanganan asma. Edukasi kepada pasien atau keluarga bertujuan untuk & -eningkatkan pemahaman $mengenai penyakit asma secara umum dan pola penyakit asma yang diderita%. -eningkatkan ketrampilan $kemampuan dalam penanganan asma yang diderita atau asma mandiri%. -eningkatkan kepuasan -eningkatkan rasa percaya diri -eningkatkan kepatuhan $compliance% dan penanganan mandiri -embantu pasien agar dapat melakukan penatalaksaaan dan mengontrol asma. "entuk pemberian edukasi & .omunikasi atau nasehat saat berobat /eramah 0atihan atau Training 1upervisi 'iskusi Tukar 2 menukar informasi $sharing of information group) 3ilm 4 video presentasi 0eaflet! brosur! buku bacaan! dan lain 2 lain. .omunikasi yang baik adalah kunci kepatuhan pasien! upaya meningkatkan kepatuhan pasien dilakukan dengan & Edukasi dan mendapatkan persetujuan pasien untuk setiap tindakan atau terapi yang akan dilakukan. ,elaskan sepenuhnya kegiatan tersebut dan manfaat yang dapat dirasakan pasien. Tindak lanjut $follow-up%. 1etiap kunjungan! menilai ulang terapi yang telah diberikan dan bagaimana pasien melakukannya. "ila mungkin kaitkan dengan perbaikan yang dialami pasien $gejala dan faal paru%. -enetapkan rencana pengobatan bersama 2 sama dengan pasien. -embantu pasien atau keluarga dalam menggunakan obat asma (dentifikasi dan atasi hambatan yang terjadi atau yang dirasakan pasien! sehingga pasien merasakan manfaat terapi non farmakologi secara konkret. -enanyakan kembali tentang rencana terapi atau penanganan yang disetujui bersama dan yang akan dilakukan -engajak keterlibatan keluarga Pertimbangkan pengaruh agama! kepercayaan! budaya dan status socialekonomi yang dapat berefek terhadap terapi asma. b. Pengukuran peak flow meter $'epkes #(.Pharmacentical Care Untuk Penyakit Asma! )**+. ,akarta&'epkes #(% Perlu dilakukan untuk pasien dengan asma sedang hingga berat. Pengukuran Arus Puncak Ekspirasi $APE% dengan peak flow meter ini dianjurkan pada & 1. Penanganan serangan akut digawat darurat! klinik! praktek dokter dan oleh pasien dirumah. 2. Pemantauan berkala di rawat jalan! klinik! dan praktek dokter. 3. Pemantauan sehari 2 hari di rumah! idealnya dilakukan persisten usia diatas 5 6 tahun.terutama bagi pasien setelah perawatan dirumah sakit! pasien yang sulit atau tidak mengenal perburukan melalui gejala padahal berisiko tinggi untuk mendapat serangan yang mengancam jiwa. Pada pasien asma mandiri! pengukuran APE dapat digunakan untuk membantu pengobatan seperti & -engetahui apa yang membuat asma memburuk -emutuskan apa yang akan dilakukan agar rencana pengobatan berjalan baik -emutuskan kapan pasien meminta bantuan medis4dokter4(7'.
c. Identifikasi dan pengendalian faktor pencetus asma d. Kontrol secara teratur e. Pola !idup se!at! seperti & Tidak merokok. -enghindari kegemukan .egiatan fisik. $/ermin 'unia .edokteran No. )8! 89:8% 0atihan-latihan umum harus dianjurkan dan asma bukanlah alasan untuk tidak melakukan olah raga. "erenang tidak begitu menimbulkan bronkospasme. f. Penanggulangan psikologik. $/ermin 'unia .edokteran No. )8! 89:8% .adang-kadang serangan dapat diobati dengan sugesti saja. Asma adalah penyakit badaniah! tetapi faktor emosi dapat mengubah perjalanan penyakit. "anyak penderita dapat mengolah persoalan emosinya sendiri tetapi justru karena asma biasanya merupakan penyakit kronis sehingga sering berhubungan dengan gangguan psikik. g. Pem"erian Oksigen dan cairan $untuk mencegah dehidrasi% bila diperlukan. Tindakan - tindakan suportif lain yang dapat dilakukan antara lain & $/ermin 'unia .edokteran No. )8! 89:8% 2 Teknik relaksasi! 2 -editasi! 2 ;biofeedback;! 2 ipnosis. TE#API FA#MAKO$OGI %&' Tujuan pengobatan penyakit asma adalah membebaskan penderita dari penyakit asma. al ini dapat dicapai dengan jalan mengobati serangan penyakit asma yang sedang terjadi atau mencegah serangan penyakit asma jangan sampai terjadi atau mencegah serangan penyakit asma jangan sampai terjadi. -engobati disini bukan berarti menyembuhkan penyakitnya! melainkan menghilangkan gejala-gejala yag berupa sesak! batuk atau mengi. .eadaan yang sudah bebas gejala penyakit asma ini selanjutnya harus dipertahankan agar serangan penyakit asma jangan datang kembali. <bat-obatan bisa membuat penderita penyakit asma menjalani kehidupan normal. Pengobatan segera untuk mengendalikan serangan penyakit asma berbeda dengan pengobatan rutin untuk mencegah serangan penyakit asma. =ntuk mengobati serangan penyakit asma yang sedang terjadi diperlukan obat yang menghilangkan gejala penyakit asma dengan segera. ( Agonis #eseptor ) * Adrenergik% &' Agonis > ) merupakan bronkodilator yang paling efektif. 1timulasi reseptor > ) - Adrenergik mengaktivasi adenil siklase! yang menghasilkan peningkatan A-P siklik intraselular. al ini menyebabkan relaksasi otot polos! stabilisasi membran sel mast dan stimulasi otot skelet. Pemberian aerosol meningkatkan bronkoselektivitas dan menyediakan respon yang lebih cepat dan perlindungan yang lebih baik terhadap provokasi yang menginduksi bronkospasmus $seperti latihan fisik! adanya allergen% dibandingkan pemberian sistemik. Albuterol dan inhalasi agonis > ) selektif aksi pendek lain diindikasikan untuk penanganan episode bronkospasme irregular dan merupakan pilihan pertama dalam penanganan asma akut. .arena agonis > ) inhaler aksi pendek tidak meningkatkan kontrol gejala jangka panjang! pemakaiannya dapat digunakan sebagai ukuran kontrol asma. <bat ini hanya digunakan jika diperlukan untuk mengatasi gejala. 3ormoterol dan salmeterol merupakan inhalasi agonis > ) kerja lama yang diindikasikan sebagai kontrol tambahan jangka panjang untuk pasien yang telah mengkonsumsi inhalasi kortikosteroid dosis rendah hingga sedang sebelum ditingkatkan menjadi dosis sedang atau tinggi. Agonis > ) aksi pendek harus dilanjutkan jika keadaan memburuk secara akut. ?at kerja lama tidak efektif untuk asma paru akut karena memerlukan )* menit untuk terjadinya onset dan 8 hingga @ jam untuk terjadinya bronkodilasi maksimum setelah dihirup. 'alam asma parah akut! agonis > ) kerja pendek $seperti albuterol% harus diberikan dalam dosis tinggi menggunakan nebuliAer dengan interval pemberian sering atau melalui inhalasi dosis terukur $metered dose inhaler4-'(%. ?at agonis > ) inhalasi merupakan penanganan pilihan untuk bronkospasmus yang diinduksi oleh latihan fisik. ?at aksi pendek memberikan perlindungan penuh selama paling sedikit ) jam setelah dihirupB Aat kerja lama memberikan perlindungan signifikan :-8) jam pada awal pemberian! tetapi durasi ini akan berkurang pada pemakaian rutin. Pada asma nokturnal $asma yang timbul di malam hari%! inhalasi agonis > )
kerja lama lebih dipilih dibandingkan agonis > ) lepas lambat atau teofilin lepas lambat. "agaimanapun! asma nokturnal dapat merupakan indikator penanganan antiinflamasi yang kurang memadai. Agen 1elektivitas Potensi > ) 'urasi Aksi Aktivita s > 8 > ) "ronkodilata si Proteksi $jam% $jam% <ral (soproterenol C C C C C C C C 8 *!6-) *!6-8 Tidak -etaproteren ol C C C C C C 86 D-@ 8-) Ea (soetarin C C C C C F *!6-) *!6-8 Tidak Albuterol C C C C C ) @-: )-@ Ea "itolterol C C C C C 6 @-: )-@ Tidak Pirbuterol C C C C C 6 @-: )-@ Ea Terbutalin C C C C C @ @-: )-@ Ea 3ormoterol C C C C C *!)@ G8) F-8) Ea 1almoterol C C C C C *!6 G8) F-G8) Tidak * Kortikosteroid %&' .ortikosteroid meningkatkan jumlah reseptor > ) -adrenergik dan meningkatkan respon reseptor terhadap stimulasi > ) -adrenergik! yang mengakibatkan penurunan produksi mukus dan hipersekresi! mengurangi hiperresponsivitas bronkus serta mencegah dan mengembalikan perbaikan jalur nafas. .ortikosteroid hirup merupakan terapi kontrol jangka panjang paling efektif untuk asma persisten! tanpa memperhitungkan keparahan! dan merupakan satu-satunya terapi yang menunjukkan penurunan risiko kematian yang disebabkan asma meski dalam dosis yang relative kecil. .ebanyakan pasien dengan tingkat keparahan menengah dapat dikontrol dengan dosis dua kali sehariB beberapa produk diindikasikan untuk sekali pemberian sehari. Pasien dengan sakit yang lebih parah memerlukan dosis pemberian berulang dalam sehari. .arena respon inflamasi asma menginhibisi ikatan reseptor steroid! pemberian obat harus dimulai dari dosis tinggi dan pemberian yang sering! lalu diturunkan ketika kontrol telah dicapai. Toksisitas sistemik pada dosis hirup rendah hingga sedang hampir tidak ada! tetapi risiko terhadap efek sistemik meningkat seiring meningkatnya dosis. .ortikosteroid sistemik juga direkomendasikan untuk penanganan pasien dengan asma parah akut yang sepenuhnya tidak merespon pada pemberian agonis > ) inhaler secara agresif $setiap )* menit untuk tiga atau empat dosis%. Tetapi secara intravena tidak memberikan nilai tambah dibandingkan pemberian secara oral. Pemberian dengan dosis berulang dapat diberikan sebagai terapi awal jika keadaan memburuk secara akut. Agar terjadi peningkatan fungsi paru-paru diperlukan waktu F hingga : jam setelah inisiasi terapi sistemik. 1ebagian besar pasien mencapai +*H 3EI8 yang diprediksi dalam @: jam dan :*H dalam F hari. 'osis penuh harus dilanjutkan sampai aliran puncak mencapai :*H dari prediksi normal atau kemampuan terbaik seseorang. .ebanyakan pasien hanya memerlukan D atau 6 hari pemberian kortikosteroid sistemik. Penurunan dosis steroid setelah terapi jangka pendek tidak diperlukan. .ortikosteroid sistemik juga direkomendasikan untuk penanganan episode asma akut yang tidak dapat diobati dengan terapi bronkodilator. Prednisone! 8-) mg4kg4hari $hingga @*-F* mg4hari%! diberikan secara oral dalam dua dosis terbagi selama D hingga 8* hari. .arena steroid sistemik dosis tinggi dalam jangka pendek $8-) minggu% tidak menimbulkan toksisitas yang serius! maka metode idealnya adalah digunakan dosis tinggi sesaat lalu menjaga pasien dalam terapi control jangka panjang yang memadai dengan periode panjang antara penanganan kortikosteroid sistemik. Pada pasien yang memerlukan kontrol asma dengan kortikosteroid sistemik kronik! harus digunakan dosis terendah yang paling berefek. Toksisitas dapat dikurangi dengan terapi berselang $dua hari sekali% atau kortikosteroid hirup dosis tinggi. Produk Kortikosteroid +irup ,ang Tersedia Berikut Pem"erian Paru-Paru Serta Per"andingan .osisn,a I/S Produk Pem"erian paru- paru 0 "eklometason dipropionat $"'P% @) mcg4aktuasi /3/ -'(! )** aktuasi @* dan :* mcg4aktuasi 3A -'(! 8)* aktuasi @ 2 8*H 66-F*H "udesonide $"='% )** mcg4dose 'P(! Turbuhaler! )** mcg )** dan 6**-mcg ampul! masing-masing ) ml D)H $8F-69H% FH 3lunisolide $30=% )6* mcg4aktuasi /3/ -'(! 8** aktuasi D)H 3lutikason Propionate @@! 88*! dan ))* mcg4aktuasi /3/ -'(! )@* aktuasi )F-D*H 86H $86-8:H% $3P% 6*! 8**! dan )6* mcg4dosis 'P(! #otadisk! @ dosis 6*! 8**! dan )6* mcg4dosis 'P(! 'iskus! F* dosis 86H -ometason furoat $-3% )** dan @** mcg4dosis 'P(! twisthaler! 8@! D*! F*! dan 8)* dosis Tidak diketahui Triamsinolon asetonida $TAA% 8** mcg4aktuasi /3/ -'(! )@* aktuasi dengan spacer ))H Perbandingan 'osis arian $mcg% 'osis #endah Anak4'ewasa 'osis -edium Anak4'ewasa 'osis tinggi Anak4'ewasa "'P /3/ -'( 3A -'( :@-DDF48F:-6*@ @*-8F*4:*-)@* DDF-F+)46*@-:@* 8F*-D)*4)@*-@** 5F+)4 5:@* "=' 'P( Nebula 8**-)**4)**-@** )6*-6**4=. )**-@**4@**-:** 6**-8***4=. 5@**4 5:** 58***4=. 30=! /3/ -'( 6**-+6*46**-8*** +6*-8)6*48***- )*** 8)6*4 5)*** 3P /3/ -'( 'P(s ::-8+F4::-)F@ 8**-)**48**-D** 8+F-@@*4)F@-FF* )**-@**4D**-F** 5@@*4 5FF* 5@**4 5F** -3! 'P( =.4)**-@** =.4@**-:** =.4 5:** TAA! /3/ -'( @**-:**4@**-8*** :**-8)**48***- )*** 58)**4 .)*** J Pemberian paru-paru dari scintigraphy radiolabel in vivo atau studi farmakokinetik /3/! kloroflorokarbonB3A! hidrofloroalkanaB-'(! metered dose inhaler! =.! unknownB'P(. dry powder inhaler Per"andingan kortikosteroid Sistemik 1istemik Potensi Antiinlamasi Potensi -ineralokortikoi d 'urasi Aksi "iologik Kaktu Paruh Eliminasi idrokortison 8 8!* :-D) 8!6-)!* Prednison @ *!: 8)-DF )!6-D!6 -etilprednisol on 6 *!6 8)-DF D!D 'eksametaso n )6 * DF-F@ D!D-@!* 1 Metil2antin Teofilin menghasilkan bronkodilatasi dengan menginhibisi fosfodiesterase!yang juga dapat menghasilkan antiinflamasi dan aktivitas nonbronkodilatasi lain melalui penurunan pelepasan mediator sel mast! penurunan pelepasan protein dasar eosinofil! penurunan proliferase limfosit T! penurunan pelepasan sitokin sel T! dan penurunan eksudasi plasma. Teofilin juga menginhibisi permeabilitas vaskular! meningkatkan klirens mukosiliar! dan memperkuat kontraksi diafragma yang kelelahan. -etilLantin tidak efektif dalam bentuk aerosol dan harus diberikan secara sistemik $oral atau (I%. Teofilin lepas lambat lebih disukai untuk pemberian oral! sedangkan bentuk kompeksnya dengan etilendiamin $aminofilin% lebih disukai untuk sediaan parenteral karena peningkatan kelarutannya. 1ediaan teofilin (I juga tersedia. Teofilin dieliminasi terutama dengan metabolisme melalui enAim mikrosomal oksidase sitokrom P@6* fungsi campur hati $terutama /EP8A) dan /EPDA@% dengan 8*H atau lebih sedikit diekskresikan melalui ginjal. EnAim sitokrom P@6* hati rentan terhadap induksi dan inhibisi dari pengaruh lingkungan dan obat-obatan. 1ediaan oral sustained-release lebih disukai untuk terapi pasien luar! tapi setiap produk memiliki karakteristik pelepasan berbeda dan beberapa produk dapat berubah absorpsinya akibat makanan atau perubahan p lambung. 1ediaan yang tak terpengaruh makanan yang diberikan minimal setiap 8) jam lebih disukai pada kebanyakan pasien. .erugian signifikan terapi teofilin kronik adalah bahaya yang menyertai pemberian suatu obat yang dapat menyebabkan aritmia! seiAure! dan kematian pada konsentrasi serum yang hanya dua kali lebih besar daripada konsentrasi terapetik optimal. .arena tingginya rasio untung-ruginya! teofilin dianggap agen lapis kedua atau tiga dalam penanganan asma. & Antikolinergik (pratropium bromida dan tiotropium bromide merupakan inhibitor kompetitif reseptor muskarinikB Aat ini menghasilkan bronkodilatasi hanya pada bronkokonstriksi yag dimediasi kolonergik. Antikolinergik merupakan bronkodilator efektif tetapi tidak sekuat agonis > ) . mereka menekan! tetapi tidak memblok! asma yang dipicu alergen bergantung dosis. Kaktu untuk mencapai bronkodilatasi maksimum dari ipratropium aerosol lebih lama daripada agonis > ) ! aksi pendek aerosol $) jam vs D* menit%. al ini berpengaruh terhadap klinis karena efek beberapa bronkodilator terlihat dalam D* detik! 6*H dari respon maksimum muncul dalam D menit! dan :*H respon maksimum tercapai dalam D* menit. 'urasi aksi ipratropium bromide adalah @-: jam. (nhalasi ipratropium bromide hanya diindikasikan ebagai terapi tambahan pada asma parah akut yang tidak merespon sepenuhnya terhadap agonis > ) saja. 1ecara umum Aat ini menghasilkan peningkatan fungsi paru-paru sebanyak 8*-86H. Penambahan Aat ini pada terapi dapat mengurangi tingkat perawatan di #1 pada anak-anak dan dewasa dengan keparahan tinggi. ?at ini tidak menunjukkan peningkatan pada asma kronik. 3 Kromolin natrium dan Nedokromil natrium .romolin natrium dan nedokromil natrium mempunyai efek-efek menguntungkan yang diyakini merupakan hasil dari stabilisasi membran sel mast. -ereka menginhibisi respon terhadap paparan allergen dan bronkospasma diinduksi latihan tetapi tidak menyebabkan bronkodilatasi. Agen-agen ini hanya efektif jika dihirup dan tersedia sebagai obat inhalasi dosis terukur! kromolin juga tersedia dalam larutan nebuliAer. .edua obat ini tidak toksik. "atuk dan bersin dilaporkan setelah penggunaan masing-masing Aat! dan rasa tidak enak serta sakit kepala untuk nedokromil. .romolin dan nedokromil diindikasikan untuk profilaksis asma persisten ringan pada anak-anak dan dewasa tanpa melihat etiologinya. -ereka dapat efektif parsial terhadap asma alergi pada kondii musiman atau hanaya sebelum paparan akut $ contoh & hewan atau membersihkan halaman%. Nedokromil juga dapat meurunkan dosis steroid inhaler pada beberapa pasien. .romolin merupakan obat pilihan kedua untuk pencegahan bronkospasma yang diinduksi latihan fisik dan dapat digunakan bersama agonis > ) dalam kasus yang lebih parah yang tidak merespon terhadap tiap Aat masing-masing. .ebanyakan pasien menunjukkan peningkatan dalam 8 hingga ) minggu! tetapi mugkin memerlukan waktu lebih lama untuk mencapai keuntungan maksimum. Pasien pada awalnya menerima kromolin atau nedokromil @ kali sehariB setelah stabilisasi gejala frekuensi dapat diturunkan hingga ) kali sehari untuk nedokromil dan D kali sehari untuk kromolin. 4 Modifikator $eukotrien -erupakan obat terbaru untuk membantu mengendalikan penyakit asma. <bat ini mencegah aksi atau pembentukan leukotrien $bahan kimia yang dibuat oleh tubuh yang menyebabkan terjadinya gejala-gejala penyakit asma%. /ontohnya montelukas! Aafirlukas dan Aileuton. ?afirlukast dan montelukast bila diberikan pada anak-anak dan dewasa dengan asma persisten! terlihat peningkatan pada uji fungsi paru-paru! penurunan bangun di tengah malam. Namun mereka lebih kurang efektif pada asma dibandingkan kortikosteroid hirup dosis rendah. -ereka tidak digunakan pada kondisi akut parah dan harus diminum secara teratur! bahkan pada periode bebas gejala. 'osis dewasa Aafirlukast adalah )* mg dua kali sehari! diminum paling tidak 8 jam sebelum atau ) jam setelah makanB dosis untuk anak-anak umur 6-88 tahun adalah 8* mg dua kali sehari. =ntuk montelukast! dosis dewasa 8* mg sekali sehari! diminum pada sore hari tanpa memperhitungkan makananB dosis anak umur F-8@ tahun adalah 8 tablet kunyah dosis 6 mg sehari pada sore hari. ?afirlukast dan montelukast secara umum dapat diterima. ,arang terjadi peningkatan konsentrasi amino transferase serum dan hepatitis klinis. ?ileuton merupakan inhibitor leukotrien sintesis. 'osisnya F** mg empat kali sehari bersama makanan dan ketika mau tidur. Penggunaannya terbatas dikarenakan frekuensi pemberian yang tinggi! berpotensi untuk meningkatkan enAim hepatic $terutama pada D bulan pertama terapi% dan inhibisi metabolisme dari beberapa obat yang di metabolisme /EPDA@ $contoh teofilin! warfarin%. Alanin aminotransferase serum $A0T% harus diawasi sebelum pengobatan! sekali sebulan pada D bulan pertama! setiap ) hingga D bulan untuk sisa tahun pertama! dan setelahnya secara periodik.
5 Kom"inasi Terapi Pengontrol 7uideline NAEPP )**) merekomendasikan kombinasi kortikosteroid hirup dan agonis > ) hirup kerja lama untuk tahap tiga asma persisten sedang. .ombinasi ini lebih kuat daripada menduplikasi dosis kortikosteroid hirup atau menambahkan antagonis leukotrien ke kortikosteroid hirup. Advair merupakan sediaan kombinasi yang mengobati inflamasi dan bronkokontriksi asma persisten sedang hingga parah dari flutikason $8**!)6*! atau 6** mcg% dengan salmeterol dosis tetap $6* mcg%. .ombinasi ini mempunyai onset yang cepat $dalam 8 minggu%! dan salmeterol dapat mengurangi dosis kortikosteroid hirup hingga 6*H pada pasien dengan asma persisten. 6 Omali7uma" <maliAumab merupakan antibody anti-(gE yang digunakan untuk pengobatan asma yang tidak dapat ditangani dengan baik oleh kortikosteroid hirup dosis tinggi. <bat ini hanya diindikasikan untuk pasien atopik bergantung kortikosteroid yang memerlukan kortikosteroid oral atau mengkonsumsi kortikosteroid dosis tinggi dengan berlanjutnya gejala dan kadar (gE tinggi. 'osis ditentukan berdasarkan (gE serum total dasar $(=4ml% dan berat badan pasien $kg%. 'osis berkisar antara 86*-D+6 mg diberikan secara subkutan dengan interval pemberian ) atau @ minggu. 8 Met!otreksat -ethotreksat dalam dosis rendah $86 mg4minggu% telah digunakan untuk mengurangi dosis kortikosteroid sistemik pada pasien dengan asma parah akut bergantung steroid. Terjadi pengurangan dosis steroid sistemik $ sekitar )DH % pada beberapa pasien! tetapi beberapa studi menunjukkan tidak ada efek yang menguntungkan. -ethotreksat harus dipertimbangkan secara eksperimental dan ditunda untuk asma parah akut bergantung steroid dibawah pengawasan ahli! dengan pemantauan yang cermat terhadap fungsi hati dan paru-paru. E9A$:ASI .AN E.:KASI PASIEN E9A$:ASI a. E;aluasi asma kronik %1' b. .ontrol kejadian asma yaitu dapat dilihat dengan pemberian short-acting "eta) agonis untuk penanggulangan dalam jumlah minimal $idealnya tidak%! tidak terjadi serangan akut! tidak terjadi serangan yang mengharuskan kunjungan emergensi! tidak ada batasan aktivitas yang biasanya dapat menyebabkan asma! tidak terjadi gejala pada malam hari! fungsi paru-paru normal! sedikit atau tida ada efek samping dari pengobatan! dan kepuasan dari pasien dan keluarga terhadap pengobatan yang diberikan. -onitoring dilakukan dengan melihat jumlah Muantitative dari penggunaan inhalasi short-acting "eta) agonis! ! days of limited activity! dan gejala dari asma $khususnya malam hari%. Pada asma persisten ringan sampai sedang! 8 kali sehari $pada saat bangun% sebaiknya dilakukan monitoring Peak Expiratory low $menngunakan alat PE3 test%. Pasien sebaiknya bertanya mengenai batasan dalam melakukan aktivitas dan gejala yang dapat timbul pada malam hari. 1emua pasien yang sedang dalam penggunaan bentuk inhalasi harus mengetahui cara atau teknik penggunaan obat-obat inhalasi dan dievaluasi dalam 8 bulan lalu setiap D sampai F bulan. 1etelah penggunaan terapi anti inflamasi atau peningkatan dosis! kebanyakan pasien harus mulai mencoba menurunkan gejala setidaknya dalam 8 sampai ) minggu dan mencapai peningkatan setidaknya @ sampai : minggu. Peningkatan pada baseline 3EI8 atau PE3 harus diikuti pada waktu yang sama! tetapi penurunan "# yang diukur pada PE3 pagi hari! variabilitas PE3! dan toleransi aktivitas kemungkinan memakan waktu yang lebih lama! peningkatannya sekitar 8 sampai D bulan. . E;aluasi asma akut %1' . Pasien dengan resiko kekambuhan ama akut yang berat harus dimonitor nilai PE3 pagi harinya dirumah. Pada anak-anak! peningkatan laju pernapasan dan laju jantung dan ketidakmampuan dalam berbicara satu atau lebih dari dua kata diantara bernapas merupakan tanda terjadinya obstruksi berat. 3ungsi paru-paru! baik menggunakan spirometer atau PE3 test! harus di monitor 6 samapi 8* menit setelah treatment. !xygen saturation "y pulse oximetry dan Peak low harus diukur pada semua pasien yang tidak memberikan respon pada pemberian secara intensif terapi inhalasi "eta ) agonis. E.:KASI Edukasi Pasien Ada D langkah utama dalam pemberian edukasi kepada pasien& 1. Pasien harus mengerti mekanisme kerja obat yang mereka gunakan 2. Pemilihan inhalasi yang sesuai dan cara penggunaan yang tepat 3. Perencanaan manajemen diri masing-masing individu 'alam pemberian pengetahuan kepada pasien ada empat tahap yang dapat dijelaskan secara umum dalam table di bawah ini $)% 1tep 8 Pasien mengerti manfaat dari pengobatan! efek samping yang mungkin terjadi! tujuan dari treatment! apa yang akan terjadi pada mereka dan dada mereka. Ekukasi material $seperti cara penggunaan obat% harus diberikan. 1tep ) Pasien menerima dan setuju dalam penggunaan obat! cara mencegah! dan mengenali gejala yang mungkin timbul. 1tep D Pasien mengetahui bagaimana cara memonitor PE3 dan gejala! dan kapan meningkatkan dosis inhalasi steroid dan kapan menghubungi dokter. 1tep @ Pasien percaya diri dalam mengatur atau memanajemen pengobatannya sendiri! meningkatkan atau mengurangi penggunaan PE3 atau monitor gejala yang timbul! mulai menggunakan oral steroid dan kapan mendatangi dokter. PE3 & peak eLpiratory flow .onseling dapat meningkatkan kepercayaan diri pasien dalam kemampuan self-manage asthma# menurunkan angka perawatan dan emergensi! meningkatkan kesadaran dan kualitas hidup. .onseling khusus terapi obat harus difokuskan pada D hal& 1. Penggunaan obat menghilangkan gejala 2. <bat digunakan untuk mencegah serangan 3. <bat yang hanya diberikan pada saat terjadi serangan berat 3aktor yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan inhalasi yang tepat anatara lain& =mur pasien Tingkat keparahan penyakit .eterampilan dalam penggunaan alat secara manual Coordination and personal preference $pilihan% "entuk alat inhalasi yang dikenal antara lain & 1. -'( $metered dose inhaller% 2. 'ry powder inhallers 3. nebuliAer al-hal penting yang harus diinformasikan kepada pasien & 1. cara penanganan pada saat asma 2. pencegahan 3. cara penggunaan obat dan alat 4. kegiatan-kegiatan apa saja yang boleh dilakukan oleh penderita asma 5. monitoring perkembangan pengobatan . efek samping dan interaksi obat Self management plans (2) Tujuan dari $elf management plans terkait dengan edukasi terhadap pasien antara lain sebgai berikut& -emberikan kepercayaan diri pada pasien dengan melibatkannya dalam manajemen pengobatan asma Pasien mengerti fluktuasi kondisi kesehatannya dan tahu kapan harus menemui medical advice -engetahui secara detail kapan meningkatkan dosis inhalasi steroid! kapan menggunakan oral kortikosteroid dan kapan menggunakan nebuliAer. #encana P1K Asma 8. Penderita harus duduk tegak dan tenteramkanlah hatinya. ,angan membiarkannya sendiri. ). Tanpa membuang waktu! berikan @ semprotan obat penghilang gejala $Airomir# Asmol# %ricanyl Epa& atau 'entolin%. <bat ini sebaiknya diberikan satu semprotan sekali melalui alat peruang $spacer%N. -intalah penderita menghirup @ napas dari alat peruang setelah setiap semprotan obat. D. Tunggu @ menit. @. ,ika kurang perbaikan atau tiada perbaikan! ulangi langkah ) dan D. ,ika masih kurang atau tiada perbaikan! panggillah ambulans dengan segera $Telepon ***%. Teruskan mengulangi langkah ) dan D sewaktu menunggu ambulans. N 7unakan inhalator saja jika Anda tidak mempunyai alat peruang T e l e p o n * * * Namun jika Anda $atau orang yang sedang Anda rawat% mempunyai tanda-tanda serangan asma yang parah! panggillah ambulans $Telepon ***% dengan segera dan ikutlah #encana PD. Asma sewaktu menunggu kedatangan ambulans. .AFTA# P:STAKA 1. !at"ung, #ertram $. Basic and Clinical Pharmacological 10 th edition. %c $ra& 'i((. 2)) 2. Chisholm-Burns, Marie A, dkk. Pharmacotheraphy Principles and Practice. Mc Graw Hill. 2008 3. Wells, Barbara G, dkk. Pharmacohera!h" Handbook si#h ediion. Mc Graw Hill. 200$. 4. %ulinah. &lin, dkk. '() *armakoera!i. '(*'. +akara. 2008