ASMA
ASMA
Definisi
Etiologi
Kasus
Asma salah satu penyakit
Definisi saluran nafas yang banyak
dijumpai, baik pada anak-
anak maupun dewasa.
Kata asma (asthma)
berasal dari bahasa
yunani yang berarti
terengah-engah. Lebih
dari 200 tahun yang lalu,
Hippocrates menggunakan
istilah asma untuk
menggambarkan kejadian
pernafasan yang pendek
(shortness of breath).
Etiologi
Etiologi
Batuk-batuk akibat dari penyempitan saluran nafas, hipersekresi lendir, dan peningkatan
1 reaksi saraf aferen yang dilihat karena adanya peradangan saluran nafas
Wheezing (nafas yang berbunyi) dari kontraksi otot halus dengan bersamaan dengan
2 hipersekresi lendir dan retensi saluran nafas.
Pyspnea atau sesak dada terjadi karena peningkatan kerja otot pada dinding dada dalam
3 mengatasi resistensi jalan nafas
Takipnea, takikardia-takipnea dan takikardia umumnya terjadi pada penyakit asma akut
4
Pulsus paradoxus adalah penurunan lebih dari 10mm/ Hg tekanan arteri sistolik selama
5 inspirasi dan terjadi pada asma akut
Jika seorang klinis menduga adanya asma pada pasien, maka perlu dilakukan
pemeriksaan lebih lanjut untuk dugaannya dengan mengukur fungsi paru.
Adanya obstruksi jalan nafas ditunjukkan dengan adanya penurunan pada :
FEV 1(forc expiratory volume dalam 1 detik)
PEF (peak Respiratory slow), pada rasio FEV 1 FVC, atau dengan
kecepatan aliran hembusan nafas.
Selain itu, diagnosis juga dapat ditunjang dengan pemeriksaan darah
terhadap adanya peningkatan kadar IgE atau hitung jenis dan jumlah
eosinofil. Test provokasi bronkus juga perlu dilakukan menggunakan suatu
alergen atau senyawa kimia (histamin, metakolin) untuk melihat derajat
peningkatan kepekaan bronkus (hiperresponsiveress). Jika nilai FEV1turun
lebih dari 20% dengan metakolin sebesar 16 mg/ml atau kurang, test
dikatakan positif, artinya pasien positif menderita asma. Test provokasi
bronkus ini memiliki sensitivitas 95% terhadap diagnosa asma.
Lanjutan
Berdasarkan frekuensi dan
intensitas, asma
diklasifikasikan menjadi 2,
yaitu : intermiten dan
persisten.
Golongan persisten sendiri
masih dibagi lagi menjadi 3,
yaitu persisten ringan,
persisten sedang, persisten
berat.
penatalaksanaan
Tujuan terapi
Tujuan
Tujuan dari
dari terapi
terapi asma
asma yang
yang ditetapkan
ditetapkan oleh
oleh
NAEPP
NAEPP tahun
tahun 2007
2007 adalah
adalah ::
1.
1. Mencegah
Mencegah timbulnya
timbulnya gejala
gejala yang
yang kronis
kronis dan
dan
mengganggu
mengganggu seperti
seperti batuk
batuk dandan sesak
sesak nafas
nafas
2.
2. Mengurangi
Mengurangi penggunaan
penggunaan betabeta agonis
agonis aksi
aksi
pendek
pendek
3.
3. Fungsi
Fungsi paru
paru mendekati
mendekati normal
normal
4.
4. Menjaga
Menjaga ktivitas
ktivitas pada
pada tingkat
tingkat normal
normal
5.
5. Mencegah
Mencegah kekambuhan
kekambuhan dan dan meminimalisasi
meminimalisasi
kunjungan
kunjungan darurat
darurat ke
ke RS
RS
6.
6. Mencegah
Mencegah progresivitas
progresivitas berkurangnya
berkurangnya fungsi
fungsi
paru,
paru, dan
dan untuk
untuk anak-anak
anak-anak mencegah
mencegah
berkurangnya
berkurangnya pertumbuhan
pertumbuhan paru-paru
paru-paru
7.
7. Menyediakan
Menyediakan farmakoterapi
farmakoterapi yang
yang optimal
optimal
dengan
dengan sesedikit
sesedikit mungkin
mungkin efek
efek samping.
samping.
Terapi non farmakologi
Ada
Ada pula
pula pendekatan
pendekatan penatalaksanaan
penatalaksanaan asmaasma yang
yang disebut
disebut stepwise
stepwise
approach
approach yang
yang ditujukan
ditujukan untuk
untuk membantu
membantu menentukan
menentukan keputusan
keputusan
klinik,
klinik, disesuaikan
disesuaikan dengan
dengan kondisi
kondisi pasien
pasien dengan
dengan prinsip
prinsip yang
yang sama,
sama,
yaitu
yaitu jika
jika asmanya
asmanya terkontrol,
terkontrol, penatalaksanaannya
penatalaksanaannya bisa
bisa diteruskan
diteruskan
dengan
dengan tahap
tahap yang
yang lebih
lebih rendah
rendah (stepdown),
(stepdown), sebaliknya
sebaliknya jika
jika
kondisinya
kondisinya memburuk,
memburuk, penatalaksaan
penatalaksaan disesuaikan
disesuaikan dengan
dengan tahap
tahap yang
yang
lebih
lebih tinggi
tinggi (step
(step up).
up).
Obat obat yang digunakan
Inhalasi
kostikosteroid
Penstabil sel
mast
Modifier
leukotrien
Metil ksantin
Agonis beta 2
adrenergik &
antikolinergik
Kostikosteroid inhalasi hingga saat ini masih merupakan obat
yang paling efektif untuk penatalaksanaan asma,dan ia
diindikasikan untuk pencegahan jangka panjang dan
pengontrolan gejala asma. Steroid inhalasi sangat lipofilik dan
masuk secara cepat ke sel target disaluran nafas dan berikatan
dengan reseptor glukokortikoid disitosol aktivasi reseptor
glukokortikoid oleh senyawa steroid akan mengaktifkan faktor
transkripsi dan memicu berbagai respon biologis. Penggunaan
steroid secara kronis mengurangi responsivitas saluran nafas
terhadap histamin, agonis kolinergik, olahraga, alergen, dan
iritan.
Obat-obat yang termasuk golongan penstabil sel mast adalah sodium kromoglikat dan
nedokromil. Mereka diduga bekerja dengan cara mencegah masuknya kalsium kedalam
sel mast.Diketahui bahwa peningkatan kalsium intrasel sangat diperlukan untuk proses
degranulasi atau pelepasan histamin dan mediator inflamasi lainnya dari sel
mast.dengan mencegah masuknya kalsium, maka obat tersebut dikatakan dapat
menstabilkan sel mast sehingga tidak melepaskan mediator-mediator yang terlibat
dalam patofisiologi asma. Obat ini utamanya berguna ntuk mencegah bronkospasma
yang dipicu oleh rangsangan olahraga dan udara kering.
Obat obat yang bereaksi pada jalur leukotrien ada dua
golongan yaitu antagonis reseptor leukotrien dan inhibitor
lipoksigenase. Contoh obat golongan pertama adalah
montelukast, pranlukast, dan zafirlukast. Sedangkan contoh
inhibitor lipoksigenase adalah zileuton. Secara klinis, obat-obat
ini terbukti mengurangi gejala asma, meningkatkan fungsi paru-
paru , dan mencegah serangan akut asma. Ia juga dapat
dikatakan bersifat antiinflamasi karena dapat mencegah
rekrutmen eosinofil.
Obat golongan metil ksantin yang utama adalah teofilin, teobromin, dan kafein, terapi
yang palng banyak digunakan dalam terapi asma adalah teofilin walaupun perannya
dimulai banyak berkurang dengan adanya obat-obat bronkidilator yang lebih paten.
bekerja
Teofilin banyak dijumapai dalam bentuk kompleks dengan etilendiamin, yang
dinamakan aminofilin. Obat golongan metilksantin bekerja dengan menghambat enzim
fosfodiesterase, sehingga mencegah penguraian siklik AMP, sehingga adar siklik AMP,
intrasel meningkat. Hal ini akan merelaksasi ototpolos bronkus, dan mencegah
pelepasan mediator alergi seperti histamin dan leukotrien dari sel mat. Selain itu,
metilksantin juga mengantagonis bronkokonstriksi yang disebabkan oleh prostaglandin
dan memblok reseptor adenosin.
Agonis Antikolinergik
beta 2
adrenergik
Seorang laki-laki usia 19 tahun datang ke UGD RS dengan keluhan sesak nafas sejak
30 menit SMRS, sesak berbunyi menciut tidak dipengaruhi aktivitas dan posisi,
sesak dipengaruhi cuaca, sesak biasanya muncul jika cuaca sangat dingin atau
pasien terpapar debu. Batuk (-), demam (-), riwayat keluhan yang sama (+).
Terakhir kambuh 1 bulan yang lalu, saat itu sesak hilang setelah dinebulizer 1 kali.
Riwayat alergi (+), alergi debu (+), alergi cuaca dingin (+) dan alergi udang (+),
alergi obat (-)
ak
Dari pemeriksaan fisik :
Pernafasan 28, nadi 110, saturasi oksigen 98
Dari pemeriksaan paru :
Ditemukan wheezing
Pasien didiagnosa : asma eksaserbasi akut/asma serangan akut
Terapi :
- Nebu ventolin 1x, setelah diNebu sesak berkurang, pernafasan 20, nadi 90,
saturasi oksigen 99, wheezing (-)
-pasien boleh rawat jalan, mendapat terapi : salbutamol 3x2 mg, Metil
prednisolon 3x4 mg (selama 3 hari)
Subjektif
Nama : Tuan x
Jenis kelamin : Laki-laki
Umur : 19 tahun
Keluhan : sesak nafas sejak 30 menit sebelum masuk
rumah sakit, jika cuaca dingin sesak
Riwayat penyakit : alergi (debu, cuaca dingin, udara)
Riwayat pengobatan : nebulizer ventolin, salbutamol,
metil prednisolon
Riwayat diagnosa : Asma eksaserbasi akut/asma
serangan akut
Objektif
Terapi farmakologi
Nebulizer ventolin tetap diberikan, karena merupakan obat asma
pilihan pertama, memiliki efek cepat, meningkatkan
bronkoselektifitas dan memberikan efek perlindungan yang
lebih besar terhadap rangsangan (misalnya alergan) yang
menimbulkan bronkospasme dibandingkan bila diberikan secara
sistemik.
Salbutamol tetap diberikan merupakan obat pilihan pertama
juga, dan digunakan untuk pemeliharaan
Metil prednisolon tetap diberikan karena metil prednisolon ini
dapat menurunkan jumlah dan aktivitas dari sel yang
terinflamasi dan meningkatkan efek obat beta adrenergik
(salbutamol) dengan memproduksi AMP siklik, inhibisi
mekanisme bronkokonstriktor, serta merelaksasi otot polos
secara langsung.
Planning