Kelompok 2 :
Annisya syafhira
Desy setia wati
Ginta ivoni
M. Saleh budi
Nur adilla
Sherly nurhayati
Widya feranika
DEFINISI ASMA
KLASIFIKASI ASMA
ANTIASMA ETIOLOGI
PENGOBATAN
PENCEGAHAN
Defenisi
Asma
Asmaadalah
adalahpenyakit
penyakitinflamasi
inflamasi(radang)
(radang)kronik
kronik
saluran
salurannapas
napasmenyebabkan
menyebabkanpeningkatan
peningkatan
hiperesponsif
hiperesponsifjalan
jalannafas
nafasyang
yangmenimbulkan
menimbulkan
gejala
gejalaepisodik
episodikberulang
berulangberupa,
berupa,sesak
sesaknafas,
nafas,dada
dada
terasa
terasaberat
beratdan
danbatuk-batuk.Gejala
batuk-batuk.Gejalatersebut
tersebutterjadi
terjadi
berhubungan
berhubungandengan
denganobstruksi
obstruksijalan
jalannafas
nafasyang
yang
luas,
luas,bervariasi
bervariasidan
danseringkali
seringkalibersifat
bersifatreversibel
reversibel
dengan
denganatau
atautanpa
tanpapengobatan.
pengobatan.
Asma atau bengek merupakan suatu
penyakit alergi yang bercirikan peradangan
steril kronis yang disertai serangan napas
akut secara berkala, batuk (dengan bunyi
khas). Ciri lain adalah hipersekresi dahak
yang biasanya lebih parah pada malam hari
dan meningkatnya ambang rangsang
(hipereaktivitas) bronchi terhadap
rangsangan alergis.
Klasifikasi Penyakit
Asma
• Ekstrinsik (alergik)
Berdasarkan
Berdasarkan
penyebabnya • Intrinsik (non alergik)
penyebabnya
• Asma Campuran
• Intermiten
• Asma Ringan
Berdasarkan
Berdasarkantingkat •
tingkat Asma Sedang
keparahan
keparahanpenyakit
penyakit
(derajat • Asma Agak serius
(derajatasma)
asma)
• Asma serius
1. Ekstrinsik (alergik)
Ditandai dengan reaksi alergi yang disebabkan oleh
faktor-faktor pencetus yang spesifik, seperti debu,
serbuk bunga, bulu binatang, obat-obatan (antibiotik
dan aspirin), dan spora jamur. Asma ekstrinsik sering
dihubungkan dengan adanya suatu predisposisi genetik
terhadap alergi
2. Intrinsik (nonalergik)
Ditandai dengan adanya reaksi non alergi yang
bereaksi terhadap penctus yang tidak spesifik atau tidak
diketahui, seperti udara dingin atau bisa juga
disebabkan oleh adanya infeksi saluran pernafasan dan
emosi
3. Asma gabungan
Bentuk asma yang paling umum. Asma ini
mempunyai karakteristik dari bentuk alergik dan
non-alergik.
Berdasarkan keparahan penyakit (derajat
asma):
a. Asma intermiten
Gejala muncul < 1 kali dalam 1 minggu, eksaserbasi ringan dalam
beberapa jam atau hari, gejala asma malam hari terjadi < 2 kali dalam
1 bulan, fungsi paru normal dan asimtomatik di antara waktu
serangan, Peak Expiratory Flow (PEF) dan Forced Expiratory Value in
1 second (FEV1) > 80%.
5. obat – obatan
beberapa pasien asma bronchial sensitive atau alergi pada
obat-obat tertentu seperti penisilin, salisilat, codein dan
sebagainya.
6. polusi udara
pasien asma sangat peka terhadap udara berdebu, seperti
pabrik/kendaraan, asap rokok dan asap yang mengandung hasil
pembakaran dan oksida fotofenikal, dan juga bau yang tajam.
7. lingkungan kerja
diperkirakan 2-15 % pasien asma bronchial pencetusnya
adalah lingkungan kerja.
PENGOBATAN
1. Anti-alergika
adalah zat-zat yang berkhasiat
menstabilisasi mastcells sehingga tidak
pecah dan menghalangi terlepasnya
histamine dan mediator peradangan
lainnya.
Mekanisme kerja : Stabilisator
mastcell sehingga menghalangi
pelepasan histamin, serotonin dan
leukotrien pada waktu terjadi reaksi
antigen antibodi.
Contoh : kromoglikat dan nedocromil
2. Bronchodilator
Mekanisme kerja obat ini adalah merangsang sistem
adrenergik sehingga memberikan efek bronkodilatasi.
Termasuk kedalamnya yaitu :
a. Antikolinergika
b. Agonis beta-2 adrenergik
c. Derivat xantin
a. Antikolinergika
mekanisme : obat ini memblok reseptor muskarin
dari sifar-sifat kolinergik di otot polos bronki, sehingga
aktifitas saraf adrenergic menjadi dominan dengan efek
bronkodilatasi.
Efek samping :
sifatnya yang mengentalkan dahak dan takikardia,
yang tidak jarang mengganggu terapi. Begitu pula efek
lainnya seperti mulut kering, abstipasi dan penglihatan
kabur akibat gangguan akomodasi.
Dewasa (di atas 12 tahun) dan lansia,
250–500 mikrogram sebanyak 3-4 kali
sehari, tidak melebihi 2 mg.
Pada kondisi bronkospasme akut dapat
diberikan 500 mikrogram
Pada anak usia 6 hingga 12 tahun,
diberikan dosis 250 mikrogram dengan
total dosis harian adalah 1 mg
Pada anak usia 0 hingga 5 tahun, obat
ini diberikan hanya pada kasus asma
akut. Dosis yang dapat diberikan
Ipratropium bromide adalah 125–250 mikrogram dengan
total dosis harian 1 mg.
b. Agonis beta-2 adrenergik
Mekanisme : Obat-obat ini bekerja secara selektif terhadap
reseptor beta-2 adrenergik (broncophasmolysisi) dan
praktis tidak terhadap reseptor beta-1 (stimulasi jantung).
Contoh obat : salbutamol, terbutalin
Dosis :
Menangani serangan asma yang parah
maksimal 10 kali hirup per hari
emfisema.
Mekanisme kerja: Menghambat aktifitas fosfodiesterase, yang
Kontraindikasi:
Hipersensitif terhadap
theophylline
3. Kortikosteroid
Dosis
Dosis: :100
100––800µg/
800µg/hari
hari(anak
(anak: :
100
100–200
–200µg/µg/hari)
hari)
4. Mukolitik dan ekspektoran
KETOTIFEN
Indikasi : profilaksis asma bronchial
karena alergi
Mekanisme : memblokir reseptor
histamin dan menstabilisasi mast cell
Efek samping : ngantuk, pusing, mulut
kering.
6. Zat-zat antileukotrien (LT)