Anda di halaman 1dari 18

ASMA

KEGAWAT DARURATAN

Dosen Pembimbing : Rumentalia Sulistini


PENDAHULUAN

salah satu penyebab utama kasus


kegawatdaruratan

Pemahaman
EKSASERBASI/ patofisiologi,
terapi
SERANGAN ASMA meningkat

alasan utama pasien untuk


mencari pertolongan
DEFINISI
Expert Panel report NHLBI 2007
Penyakit inflamasi kronik saluran napas dengan
banyak sel yang berperan terutama sel mast, sel
epitel, eosinofil, limfosit T, makrofag, dan neutrofil.
Pada individu rentan proses tersebut menyebabkan
wheezing berulang, sesak napas, dada terasa penuh
(chest tightness), dan batuk terutama malam dan atau
menjelang pagi

Gina 2010

episode peningkatan sesak napas, batuk, mengi, rasa berat


di dada, atau kombinasi gejala-gejala tersebut

Kotaru, Mc Fadden. Acute exaserbation of asthma 2008

keadaan kegagalan atau tidak respons pada serangan asma


yang telah diterapi secara adekuat baik di unit rawat jalan
maupun di unit gawat darurat
PATOFISIOLOGI
HIPER
RESPONSIF
SAL.NAPAS HIPER
EDEMA
SAL. NAPAS SEKRESI
MUKUS
BRONKO
KONSTRIKSI AIRWAY
(Penyempit REMODEL-LING
an saluran (Penebalan dinding
saluran nafas)
nafas)
HAMBATAN ALIRAN UDARA

BAKTERI
VIRUS RESPIRASI/HRV
(M.pneumonie,C.pneumoniae

OBAT, Krisis emosi Alergen,polutan


KONTROL ASMA YANG JELEK Disfungsi psikologis ( psikosis,
kecemasan, depresi)

Riwayat rawat inap akibat asma Pemakaian bronkodilator dgn dosis


yg makin meningkat

Disfungsi psikologis ( psikosis, Riwayat pemakaian kortikosteroid


kecemasan, depresi) oral sebagai pengontrol

Penyakit Kardiovaskular dan penyakit


Sosio-ekonomi rendah
Paru kronis
DIAGNOSA :
AIRWAY
Pengkajian:
Penumpukan sputum pada jalan nafas. Hal ini menyebabkan penyumbatan jalan
napas sehingga status asmatikus ini memperlihatkan kondisi pasien yang sesak
karena kebutuhan akan oksigen semakin sedikit yang dapat diperoleh.
Diagnose keperawatan :
Ketidakefektifan bersihan jalan napas b/d penumpukan sputum

BREATHING
Pengkajian :
Adanya sumbatan pada jalan napas pasien menyebabkan bertambahnya usaha napas
pasien untuk memperoleh oksigen yang diperlukan oleh tubuh. Disamping itu adanya
bising mengi dan sesak napas berat sehingga pasien tidak mampu menyelesaikan
satu kalimat dengan sekali napas, atau kesulitan dalam bergerak. Pada pengkajian ini
dapat diperoleh frekuensi napas lebih dari 25 x / menit..
Diagnose keperawatan :
Ketidakefektifan pola napas b/d penurunan kemampuan bernapas
CIRCULATION

Pengkajian :
Pada kasus status asmatikus ini adanya usaha yang kuat untuk memperoleh
oksgien maka jantung berkontraksi kuat untuk memenuhi kebutuhan tersebut
hal ini ditandai dengan adanya peningkatan denyut nadi lebih dari 110
x/menit. Terjadi pula penurunan tekanan darah sistolik pada waktu inspirasi,
arus puncak ekspirasi ( APE ) kurang dari 50 % nilai dugaan atau nilai tertinggi
yang pernah dicapai atau kurang dari 120 lt/menit. Adanya kekurangan
oksigen ini dapat menyebabkan sianosis yang dikaji pada tahap circulation ini.
Diagnosa Keperawatan :
Perubahan perfusi jaringan perifer b/d kekurangan oksigen
MANIFESTASI KLINIS
Tabel 1. Gejala dan tanda umum asma akut/eksaserbasi
(dikutip dari: Hospital Physician,2006)

GEJALA DAN TANDA EKSASERBASI ASMA

Pandangan Umum :
•sesak nafas
•mengi(wheezing)
•Batuk
•nyeri di dada
•Bernafas cepat dan dalam
•Gelisah
•Duduk dengan menyangga ke depan
•Tampak otot-otot bantu pernafasan yang bekerja

Pada serangan asma yang lebih berat:


•Sianosis
•gangguan kesadaran
•hiperinflasi dada
•takikardi,
•pernafasan cepat-dangkal.
EVALUASI SAAT EKSASERBASI
anamn • Penyebab potensial, keparahan gejala, respon terhadap
pengobatan sebelum masuk IGD, riwayat penyakit dan hospitalisasi
esis asma, serta penyakit penyerta.

• Menilai tingkat keparahan eksaserbasi dan status pasien secara


Pem. keseluruhan, termasuk kesadaran, status cairan, sianosis, distres
napas dan mengi
fisik • Identifikasi kemungkinan komplikasi yang timbul, seperti pneumonia,
pneumotoraks, dan pneumomediastinum
• Pengukuran fungsi paru yang dilakukan saat datang, dan diulangi 30 dan 60
Fx menit setelah terapi awal, sangat penting dalam penilaian tingkat keparahan
eksaserbasi.
• Pada asma eksaserbasi berat dan mengancam jiwa, tes fungsi paru di triase
paru tidak dianjurkan.

• Umumnya pasien dengan eksaserbasi asma tidak memerlukan pemeriksaan


laboratoium
Lab • Diindikasikan untuk mendeteksi gagal napas, toksisitas teofilin, atau konsisi
yang mempersulit pengobatan asma (penyakit kardiovaskuler, pneumonia, atau
diabetes)
9
PEMBAGIAN DERAJAT BERAT SERANGAN ASMA
PEAKFLOW
METER
Tujuan Penatalaksanaan
Eksaserbasi Asma

Catatan: makin cepat pengobatan dimulai, makin mudah mengatasi serangan


PENATALAKSANAAN

1. Terapi Serangan Akut

Bronkodilator yaitu obat-obat yang menyebabkan relaksasi otot polos


bronkus seperti golongan ß agonis seperti salbutamol, terbutalin dan ipratropium
bromide. Salbutamol dapat diberikan secara nebulizer (diuapkan) yaitu 2,5-5 mg
salbutamol dalam 2,5 ml normal salin.
Oksigenasi menggunakan selang masker agar saturasi O2 bisa mencapai lebih dari
90%.

Kemudian terapi kortikosteroid sebagai anti-inflamasi.


Dapat pula diberikan kromolin sebagai stabilisasi membran Mast-Cell,
sebuah sel yang berperan pada reaksi alergi.

Untuk keluhan batuk diberikan golongan mukolitik (pemecah lendir mukus)


Ini sangat bagus pada kasus obstruksi jalan nafas karena di antara sebab kematian
pasien asthma adalah adanya pembuntuan oleh mucous yang mengental pada saluran
bronkial.
2. Manajemen Penanganan Asthma yang Stabil
Edukasi Penderita
Pasien hendaknya diberitahukan bagaimana dirinya bisa menangani dan
meminimalisasi penyakitnya. Minimal diberitahu tentang:
•Cara penggunaan obat inhalasi yang benar
•Kepatuhan pada obat yang diresepkan
•Menghindari faktor pencetus dan alergen
•Kemampuannya menggunakan alat pengukur (peak flow meter) untuk
memonitor penyakitnya
PENILAIAN ULANG & PEMULANGAN

RESPONS • sebaiknya diobservasi selama 30-60 menit


BAIK
untuk memastikan stabilitas respons

PEMULANG • Bila PEFR (mengukur udara dalam paru)


AN minimal 70% Prediksi atau nilai terbaik

KORTIKO
STEROID • Diberikan sistemik(oral) antara 3-10 hari pasca
pemulangan.
EDUKASI

Edukasi umum: untuk membantu pasien


mengenali dan merespon gejala asma.

• Tinjauan terhadap teknik penggunaan inhaler

• Rujukan untuk tindak lanjut

• Rencana terapi saat pemulangan


KESIMPULAN
Eksaserbasi asma
memerlukan suatu Penanganan
penanganan yang bersifat Penderita dengan faktor eksaserbasi asma
segera dan pengawasan risiko asma fatal, perlu dimulai dengan
secara ketat untuk pengawasan lebih ketat penentuan derajat
mengurangi timbulnya beratnya serangan.
perburukan

Terapi utama pada Pemberian steroid


eksaserbasi meliputi sistemik setelah
pemberian oksigen, inhalasi eksaserbasi merupakan
β2 agonist kerja singkat, hal penting selain
kortikosteroid, & oksigenasi edukasi
Thank
You…

Anda mungkin juga menyukai