id
Artikel Penelitian
untuk
Mendeteksi
Perubahan
Tingkat
Kontrol
Asmanya
Yessy Susanty Sabri, Yusrizal Chan
Abstrak
Asma adalah penyakit dengan spekrum gejala yang luas dan gejala yang sering dilaporkan pasien kepada
dokter sangat beragam, tergantung dari persepsi masing-masing pasien. Pendekatan terbaru dalam penatalaksanaan
pasien asma yaitu pasien dapat hidup bebas tanpa terganggu oleh gejala penyakitnya. Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mengetahui efektifitas penggunaan ACT secara mandiri oleh pasien asma untuk mendeteksi perubahan
tingkat kontrol asmanya. Metode yang digunakan adalah Studi Analisis kohort Prospektif. Didapatkan 32 orang pasien
asma yang berobat ke poliklinik Paru RS M. Djamil Padang, yang bersedia ikut dalam penelitian ini. Efektifitas
penggunaan ACT secara mandiri oleh pasien sebagai alat untuk mendeteksi perubahan tingkat kontrol asma, cukup
efektif karena penilaian tingkat kontrol asma pasien sama dengan dokter yaitu 78,1%. Efektifitas ACT tidak
berhubungan dengan tingkat pendidikan pasien, derajat keparahan asma, tingkat pengetahuan awal pasien terhadap
penyakit asma serta lama menderita asma. Selama penelitian tidak ditemukan kejadian eksaserbasi pada pasien
penelitian.
Kata kunci: Asma, asma kontrol tes
Abstract
Asthma is a disease with wide spectrum symptoms and the patient's symptoms are often reported to doctors
also with wide range of diversity, depending on the perception of each patient. New approaches in the management of
asthma patients i.e. patients can live freely without being distracted by the symptoms of the disease. The purpose of
this study was to determine the effectiveness of the use of ACT independently by asthma patients to detect changes in
the level of asthma control. The method used was a prospective cohort study analysis. There were 32 asthma patients
who went to the Lung polyclinic of M. Djamil Hospital Padang and were willing to participate in the study.Effective use
of ACT independently by the patient as a tool to detect changes in the level of asthma control is quite effective in which
the assessment level of asthma control between patient and the doctor is equal with the value 78.1%. The
effectiveness of ACT is not related to the educational level of the patient, severity of asthma, the level of prior
knowledge of the patients and the period of suffering asthma. During the study found no incidence of exacerbations in
the patients.English, Arial 9 italic
Keywords: asthma, asthma control test
Affiliasi penulis : Bagian Pulmonolgi Fakultas Kedokteran Universitas
Andalas
faktor
resiko.
Penyakit
ini
mempunyai
PENDAHULUAN
Asma
merupakan
suatu
penyakit
obstruksi
mengancam
jiwa.
Keluhan
yang
sering
517
http://jurnal.fk.unand.ac.id
terbaru
dalam
penatalaksanaan
Perumusan masalah
dini
perubahan
tingkat
kontrol
asma
sehingga
asmanya.
sesuai,
maka
akan
dapat
Tujuan penelitian
menyebabkan
a.
Tujuan Umum
Mengetahui efektifitas penggunaan ACT
asmanya.
b.
Tujuan khusus
1.
Membandingkan
perbedaan
dalam
tanda
perburukan
penyakit
mereka,
sehingga
oleh dokter.
2.
3.
selama penelitian.
Manfaat Penelitian
1.
tingkat
mandiri.
kontrol
asma
penderita
secara
518
http://jurnal.fk.unand.ac.id
2.
2.
asmanya.
3.
3.
4.
TINJAUAN PUSTAKA
5.
6.
asma
7.
kelompok
elemennya.
Inflamasi
peningkatan
kronik
hiperresponsif
jalan
menyebabkan
nafas
pasien
berdasarkan
tingkat
kontrol
yang
6
Karakteristik
Gejala harian
Terkontrol
Tidak
sebagian
terkontrol
3 / lebih poin
Semua poin
(+)
(+)
Lebih 2 kali / mg
Tiga poin
Tidak ada
ada
atau lebih
Tidak ada
ada
positif
Lebih 2 kali / mg
Normal
Keterbatasan
aktifitas
jumlah
penduduk
yang
besar
maka
Gejala malam
Kebutuhan
pelega
penderita
asma.
Kenyataan
Fungsi paru
diatas
pasien asma.
harus
segera
dapat
dilaksanakan
bila
terlihat
baru.
kepada
dengan
Tuntunan
pengendalian
ini
terhadap
menitik-beratkan
gejala
asma
2.
Pentingnya
Penderita
pasien
mengetahui
asma
sebagai
perubahan
orang
yang
mereka
secara
baik,
sehingga
mereka
dapat
sebagai berikut:
1.
519
http://jurnal.fk.unand.ac.id
penyakitnya,
menghindari
25
maka
penderita
dapat
dapat
meningkatkan
kualitas
komunikasi
Validitas
Dengan
diharapkan
dibawah ini.
pelatihan
terkontrol
yang
total.
baik
Beberapa
maka
kuesioner
I.
2.
3.
dinilai
dapat
ditingkatkan
dengan
10
(ATAQ)
yang
ACT
yang
1.
Komponen-komponen
dari
pada
setiap
ACQ
Gejala harian
Gejala malam
Keterbatasan aktifitas
Penggunaan pelega
Keparahan gejala
ATAQ
Fungsi Paru
Persepsi pasien terhadap kontrol
V
V
mandiri.
Gambar.1. Kerangka konsep penelitian
1.
Hipotesis
520
http://jurnal.fk.unand.ac.id
METODE PENELITIAN
1.
Jenis Penelitian
Jenis
2.
penelitian
Studi
September 2011.
3. Subjek Penelitian
meliputi :
Sedang
: Tamat SMA
Rendah
keatas
Kriteria inklusi:
o
Tinggi
atas :
Bersedia
menandatangani
Intermiten,
Persisten ringan,
penelitian ini.
Persisten sedang
Persisten berat
Kriteria ekslusi:
o
Tingkat
Umur,
Pekerjaan,
jenis
Tinggi
Mengetahui
penyakit
terjadi.
-
: Pendidikan, lama
Sedang
Mengetahui
penyakit
tingkat
pengetahuan
terhadap
kelamin
Variabel dependen
pasien
Variabel penelitian.
Variabel independen
pengetahuan
Tinggi
penyakit asma.
pasien
Definisi Operasional
1. Penderita asma : Pasien yang mempunyai riwayat
3.
< 5 tahun
5 10 tahun
> 10 tahun
menggunakan
bronkodilator,
terjadi
: sangat efektif
5- 30%
: Cukup efektif
> 30%
: Tidak efektif
521
http://jurnal.fk.unand.ac.id
4.
Kejadian
eksaserbasi:
Serangan
akut asma
Angka
yang
kejadian
memerlukan
paru
untuk
mendapatkan
penangan
yang
dibutuhkannya.
Hasil
Karakteristik pasien.
- Kuesioner ACT
- Status pasien penelitian
- Spirometri
Prosedur Penelitian
1.
ditabel 1:
3.
Subyek n (%)
Karakteristik Umum
Perempuan
Nilai (n=32)
20
62,5
46,3
75
15
Spirometri
FEV1 % pred.
79%
78%
5.
ACT
untuk
mendeteksi
perubahan
Efektifitas
Djamil Padang.
yang
didapatkannya
secara
mandiri
dan
21.90%
hasil ACT sama
78.10%
hasil ACT
berbeda
yang
522
http://jurnal.fk.unand.ac.id
nilai,
kemampuan
pasien
dalam
TINGKAT
ACT
Total
dibawah ini :
KEPARAHAN
93.8%
Persentase
87.5%
100
50
12.5%
6.3%
Beda
Intermiten
4 (16%)
4 (12,5%)
Persisten ringan
9 (36%)
4 (57,1%)
13 (40,6%)
Persisten sedang
10 (40%)
3 (42,9%)
13 (40,6%)
Persisten berat
2 (8%)
Total
25 (100%)
2 (6,3%)
7 (100%)
32 (100%)
Sama
3.
Beda
0
ACT 1
Sama
ACT 2
Kesimpulan ACT
Faktor
yang
Pasien
dalam
berhubungan
dengan
mendeteksi
ketepatan
perubahan
tingkat
Pengetahuan
Tingkat pendidikan.
Berdasarkan
tingkat
pendidikan,
pasien
dengan
Didapatkan
tidak
kemampuan
ada
Total
Sama
mengisi
hubungan
antara
ACT.
Tinggi
3 (12%)
Sedang
20 (80%)
6 (85,7%)
26 (81,3%)
Rendah
2 (8%)
1 (14,3%)
3 (9,4%)
25 (100%)
7 (100%)
32 (100%)
Total
tingkat
4.
Beda
0
3 (9,4%)
Pendidikan
Sama
Total
Beda
Tinggi
11 (44%)
4 (57,1%)
15 (46,9%)
Sedang
12 (48%)
2 (28,6%)
14 (43,8%)
Rendah
2 (8%0
1 (14,3%)
3 (9,4%)
25 (100%)
7 (100%)
32 (100%)
Total
2.
Tingkat
keparahan
asma
ternyata
tidak
ACT
Sama
Total
Beda
> 10 tahun
22 (88%)
5 (71,4%)
27 (84,4%)
5 - 10 tahun
1 (4%)
2 (28,6%)
3 (9,4%)
< 5 tahun
2 (8%)
2 (6,3%)
kemampuan
mereka
dalam
Total
25 (100%)
7 (100%)
32 (100%)
523
http://jurnal.fk.unand.ac.id
selama penelitian.
akut
pada
pasien
asma
sehingga
12
ACT
untuk
mendeteksi
perubahan
13
Faktor
yang
Pasien
dalam
berhubungan
Tingkat
mendeteksi
dengan
ketepatan
perubahan
pendidikan
dan
tingkat
pengetahuan
agar
perburukan
dapat
mendeteksi
secara
dini
11
Pada
penelitian
ini
terdapat
perbedaan
bisa dihindari.
13,14
pasien
dengan
lebih
tinggi,
karena
rata-rata
524
http://jurnal.fk.unand.ac.id
mengingat
mereka.
hanya
terhadap
riwayat
kontrol
serangan
asmanya
tetap
asma
sama
dengan
menggunakan
ACT
untuk
memprediksi
16
Kesimpulan
1.
Penggunaan
ACT
cukup
efektif
dalam
13
2.
Perbedaan
kemampuan
dokter
dengan
kontrol
kecil,
12,5%
pada
bulan
asma
3.
asma
Hal
tingkat pengetahuan
ini
disebabkan
sebelumnya
pasien
sudah
punya
hubungan
dengan
tidak
4.
Selama
ACT
sebagai
follow-up
tidak
ditemukan
15
SARAN
1.
selama penelitian
penyesuaian
kejadian
eksaserbasi
akut
sehingga
untuk
menghindari
eksaserbasi akut.
terapi
2.
dipakai untuk
awal pasien
terhadap
serta
lama
menderitanya asma.
diagnosis
dan
penyakit
asma
DAFTAR PUSTAKA
1.
PDPI,
Asma,
Pedoman
525
http://jurnal.fk.unand.ac.id
2.
3.
(NH`LBI).
Global
Initiative
for
5.
6.
7.
Vol.16(4). pp 688-97.
12. Holt S, Perrin K. Using the asthma control
med.2004;170: 836-44.
Badan
Penelitian
dan
Pengembangan
2006.
understanding
8.
the
patients
perspective?
control,
regular
monitoring.
Cleveland
Asthma. 2009.
J.16:802-7.
4.
Immunol.112; 2008.
Yamagata
2002.;166:1044-9.
S,
et.al.
The
Strategy
for
526