Pedoman lain untuk menyesuaikan terapi asma terutama pada asma derajat berat atau, asma
yang sulit ditatalaksana:
Assessment/Penilaian
1. Asthma Control
Penilaian terhadap asthma control perlu dilakukan pada setiap kunjungan atau
bahkan saat pasien hanya datang untuk mengambil obat sekalipun. Aspek yang dinilai
dalam kendali asma (asthma control), yaitu:
Pengendalian gejala klinis (symptom control) yang dinilai dalam 4 minggu
terakhir
Risiko perburukan gejala, termasuk di dalamnya risiko eksaserbasi, risiko
keterbatasan aliran udara, dan efek samping obat. Efek samping obat sistemik
misalnya: mudah memar, osteoporosis, katarak, glaukoma dan supresi adrenal.
Efek samping lokal dianteranya: oral trush dan disfonia.
Tes fungsi paru saat diagnosis ditegakkan, saat memulai terapi, 3-6 bulan
setelah memulai terapi pertama kali, dan secara periodik setelahnya (untuk
dewasa umumnya 1-2 tahun sekali atau lebih sering pada pasien deng risiko
tinggi). Interpretasi tes fungsi paru:
o Pada pasien dengan nilai FEV1 rendah:
Pasien berisiko mengalami eksaserbasi, terutama jika FEV1
<60%
Faktor risiko penurunan fungsi paru
o Pada pasien dengan nilai FEV1 normal atau tinggi:
Pertimbangkan penyebab lain misalnya penyakit jantung, batuk
akibat post nasal drip atau GERD
o Pasien dengan bronkodilator reveribel persisten (kenaikan FEV1 >12%
dan > 200 mL dari baseline) pada pasien yang menggunakan terapi
controller atau telah menggunakan Short acting beta2 agonis dalam 4
jam atau LABA dalam 12 jam, menandakan pasien merupakan pasien
asma tidak terkontrol.
Terdapat beberapa tools untuk menilai asthma conrol, diantaranya:
Simple tools:
o GINA-symptom control tool
o Primary care asthma control screening tool (PACS)
o 30-second asthma test
Categorical symptom control tools:
o Royal College of Physicians (RCP) Three Questions tools: kesulitan
tidur, gejala di siang hari, keterbatasan aktivitas akibat asma selama
satu bulan terakhir
Numerical asthma control tools:
o Asthma Control Questionnaire (ACQ)
o Asthma Control Test (ACT)
Kuesioner ACT hanya dapat diberikan pada pasien berusia 12 tahun atau lebih. Kuesioner ini
berfungsi sebagai pemantauan keluhan asma pasien selana 1 bulan terakhir, bukan diagnosis.
Klasifikasi kendali asma adalah sebagai berikut:
Asma tidak terkontrol : 19
Asma terkontrol sebagian : 19-24
Asma terkontrol : 25
GINA Asthma Control
Stepping Up
Pertahankan stepping up selama minimal 2-3 bulan, bila tidak ada respons turunkan
ke tahap sebelumnya dan pilih terapi alternatif atau rujuk
Short term step up (selama 1-2 minggu) dilakukan dengan menaikkan dosis ICS
selama 1-2 minggu dan pada kondisi tertentu seperti pasien terinfeksi virus atau
terdapat paparan alergen musiman.
Day to day adjustment: untuk pasien yang diberikan kombinasi budensonide /
formoterol atau beclometason / formoterol sebagai terapi maintenance dan reliever,
maka dosis as needed ICS /formoterol harus disesuaikan dari hari ke hari sesuai gejala
selain tetap melanjutkan dosis maintenance.
Stepping down
Dilakukan setelah menemukan terapi minimal yang efektif, dimana telah tercapai
asthma control yang bertahan selama 3 bulan dan tes fungsi paru telah mencapai
plateu.
Terapi Faktor Risiko untuk Mengurangi Risiko Eksaserbasi
Intervensi Non-Farmakologi
1. Mengurangi rokok
2. Aktivitas fisik
3. Menghindari paparan alergen yang berkaitan dengan pekerjaan
4. Menghindari obat-obatan yang dapat memperburuk gejala asma (aspirin, NSAID, beta
bloker)
5. Diet tinggi buah dan sayur
6. Menghindari alergen dalam ruangan
7. Mengurangi berat badan
8. Imunoterapi alergen
9. Latiihan pernapasan
10. Menghindari polusi rumah tangga
11. Vaksinasi
12. Bronchial thermoplasty
13. Menghindari alergen luar ruangan
14. Mengatasi stre
15. Menghindari polusi lingkungan luar
16. Menghindari makanan yang dapat menyebabkan alergi atau penggunaan bahan kimia
pada masakan
Tatalaksana Serangan Akut
Eksaserbasi adalah episode dimana terjadi peningkatan progresif dari gejala napas pendek,
batuk, mengi atau dada terasa diikat, atau gabungan dari beberapa gejala tersebut.
Self Management